Koran Baran

Page 1

http://www.payobasuang.info

DESEMBER 2007

Selamat Hari Raya Idul Adha 1428 H Wil-Pekanbaru

Reni & Yenie

Epi dkk

Budi-Fiki

Fauzan & Tara

Lidya Junior - Medan

Oleh-oleh

LeBaran Maspenriady

Balai Kaco - Sakubang

Abdul Haris - Koto Panjang


Gorah Redaksi Malah dek Basamo Malah dek basamo, tak ado bukik nan tenggi, Tak ado luRah nan dalam de! Itulah kira-kira pengalaman yang dapat kita petik dalam kegiatan Pulang Basamo kali ini. Sejak dari perencanaan hingga terlaksana dengan baik, meriah dan sukses. Terbukti dengan meriahnya acara-acara yang dirancang Panitia bersama anak nagari Payobasuang baik itu yang tinggal di kampung maupun yang merantau. Partisipasi dan sumbangsih anak nagari sangat maksimal. Baik itu yang tidak punya uang apalagi yang punya uang. Berpartisipasi, bahu membahu menyumbangkan apa yang ada menurut kemampuan. Apakah itu tenaga, waktu, pikiran dan itu tadi “pitih”. Kepedulian dan partisipasi para Dr. Baran perantau yang berhasil dan beruang telah memompa dan memacu anak nagari lainnya untuk menyumbang dalam bentuk yang lain. Satu kata kunci adalah KEBERSAMAAN. Setiap acara berlangsung SUKSES tanpa kecuali. Luarrr Biasa! Nan ketek, nan gaek, nan mudo, nan tuo. Nan gadih sampai kak amakamak jo uwo-uwo. Pokoknya semua terlibat dan melibatkan diri. Dan semua menikmati kegembiraan ini. [Baca: Yo SabonoH Rayo] Satu hal yang sangat menggembirakan adalah tingginya perhatian, minat dan harapan masyarakat terhadap BARAN sebagai media yang menjembatani Anak Nagari Payobasuang di Seluruh Dunia. Bukan hal yang muluk-muluk tetapi terbukti dengan terjalinnya hubungan dengan perantau yang ada di Singapura, Malaysia hingga Negeri Cina. Hebat bukan? Sudah selayaknyalah manusia-manusia Payobasuang menjadi Orang Hebat. Koran Baran juga telah dikenal masyarakat Sumatera

Barat sebagai korannya Anak Nagari Payobasuang. Decak kagum dan gelengan kepala bukan sekali dua kali disampaikan pada Tim Redaksi. Banggakah kita? Tentu! Kebanggaan bukan hanya milik Tim Redaksi namun milik kita semua Anak Nagari Payobasuang, yang bahu membahu mewujukan terbitnya Koran Baran, kita tersayang. Namun, maaf beribu maaf, kadang-kadang Tim Redaksi kerap terlambat menghantarkan Koran Baran kehadapan Pembaca. Bukan disengaja, tapi memang beginilah baru adanya. Proses produksi sering terganggu oleh kesibukkan para anggota. Namun semangat kami tetap menyala dan keinginan untuk menyampaikan informasi kepada pembaca selalu berkobar, agar Koran Baran tetap berkibar. Di sela-sela kesibukan panitia Pulang Basamo, kami berkesempatan menemui orang tua kita di Suraunya. Mak Baran tidak lagi duduk di Lopau namun berdiam di Surau. “Ondeh sonang bona ati ambo mandongo kegiatan kalian” katanya sambil menghirup rokoknya agak dalam. Sejenak matanya menerawang, lalu berlinang. “Ambo lah siko ajo lei, ka lopau ampieang ndak ado. Ha... Tapi kok tibo Koran geh ha... Parolu diantoHan uRang juo ka iko”, lanjutnya bercerita kembali tersungging senyum di bibirnya. Pada kesempatan itu juga kami melakukan pembetulan Naskah Randai NILAKUSUMA yang dikarang oleh Datuk Djakam dan naskah tersebut diketik ulang oleh Bapak Hamdani (a.k.a Buyuang Ambek). “Ambo soto geh mang jadi anak Rondei iko ge...” Tambahnya bersemangat. Kabar baik terbaru, adalah dihidupkannya kembali Tari Randai ini, oleh Dt. Marajo Dirajo nan Mudo. Bahkan pernah ditonton oleh aktor dan aktris pendukung Film Ekskul yang para pemainnya dididik dan dilatih oleh Eka D. Sitorus, pelatih pentas dan teater berskala nasional. Apapun pencapaian kita, belum saatnya berpuas diri. Keinginan kami ada pemancar Radio bahkan Televisi di Payobasuang. Bagaimana? Apakah anda sudah siap?[Diko]

diterbitkan oleh: Ikatan Keluarga Payobasuang Jakarta Raya (IKP-JAYA) Pemimpin Umum: DH.Dt. Marajo Dirajo nan Mudo - Pem. Redaksi: Rishag Andiko Redaksi: Ilhamsyah - Keuangan: Capt. Frizki, Donny JE, Hurisal Djamhur, Siti Gemala - Distribusi: Bobby Kurnia, IW.Dt. Mangkuto Bosa nan Hitam - Koresponden: Novriko, Selvi Monodi, Afiyati Reno (Jakarta), Eriyuf Brandel (Riau) - Irwandi, Adenal, Ahmad Warius (Pyb) - Dr.Yosza Dasril (Malaysia) - Donna Boer (China) Alamat:Jl. Margasatwa Raya 72 Pondok Labu Jak. Selatan - Telp. 021 751 2386 E-mail:koran_baran@yahoo.com - Website: www.payobasuang.info Baran On Line: http://koranbaran.wordpress.com http://ikpjaya.wordpress.com

“Jang bosan-bosan tuek Ajo ndak” atau “Jang bosan Denny ndak”… “Ndeh, ntuek Payobasuang ka bosan pulo bo... Yo Tuek?!”


oleh: Riko Penulis dari Payobasuang tinggal di Pd. Labu Jakarta

Rang Mudo

Kebersamaan itu? ”Oiiii… uRang kampuang…” Teng…teng..teng…! “Jang lupo bisuek awak gotong royong mambarosian bondoH... Teng... teng…teng…! “Baok pangkuo jo sabik…! Teng..teng… teng…! “Induek-induek ma limpiang Teng… teng… teng…! “Jang lupo….!” Itu sepenggal kisah uRang ManyoRu, untuk gotong royong. Tuek Umien jo Mak Nawan dua orang luar biasa, dengan teriakan dan seruannya dapat merajut kebersamaan. Kita bangga kepada keduanya. Seruan yang menandakan semangat kebersamaaan. Kini kebersamaan yang hampir redup itu mulai tumbuh kembali. Seruan kepedulian terhadap saudara sekampuang. Hanya medianya yang berbeda. Ah… Entah kenapa akhir-akhir ini pikiranku tidak bisa lepas dari bayangan keindahan dan kedamaian kampung halaman? Mungkin karena kemarin baru berlebaran di Payobasuang? Setelah sekian lama tidak pulang, kusadari bahwa kampung kita sangat damai dan indah, jauh dari kerusuhan dan kebisingan, jauh dari kemacetan dan polusi. Kampung yang sangat asri di sebelah timur kota Payakumbuh. Kedamaian yang menjanjikan hidup tenang. Negeri yang tidak akan pernah bertemu dengan ke macetan lalulintas. Negeri yang menjauhkan kita dari keruwetan persoalan hidup yang semakin keras di kota besar, seperti Jakarta, Medan dan Pekanbaru. Sekarang kampungku mulai bangkit menuju peradaban yang lebih maju. Bergerak cepat, menggeliat dan mengalir seiring perubahan zaman. Mulai menggali potensi diri dan mulai melangkah kearah pembangunan. Demi menggerakkan percepatan ekonomi dengan potensi-potensi di sektor ril yang dimilikinya. Wajah kampungku mulai berubah.

Perubahan membutuhkan persiapan, tanpa persiapan yang matang semua perubahan itu akan menjadi timpang dan tidak terarah, kampung kita akan kehilangan rohnya sebagai sebuah kampung.Roh sebuah kampung yang nyaman, damai dalam kebersamaan. Kebersamaan itu saling bantu, “berat sama di pikul - ringan sama di jinjing”. Hal yang sangat membanggakan di hati saya, adalah tumbuhnya kebersamaan dan kekompakkan itu kembali di kampung kita. Setelah sekian lama hampir lenyap digerus waktu dan zaman. Sayang sekali kita tidak mendengar lagi kebersamaan dalam bergotong royong seperti dulu, membersihkan “bondoH” adalah sebuah contoh gotong royong yg selalu kita lakukan. Untuk sawahsawah kita, dimana dari hasil panen itu kita makan dan membangun serta menambah ilmu. Mempersiapkan diri adalah sebuah keharusan guna menyosong gegap gempitanya laju pembangunan. Harus mendirikan benteng untuk menjaga roh kampung kita supaya tidak hilang di telan peradaban. Masyarakat Betawi adalah contoh bergesernya sebuah peradaban. Mari kita bangun lagi rasa kebersamaan, ciptakan lagi rasa persaudaraan. PAYOBASUANG kita adalah kampung yang kuat dan semangat kebersamaannya erat. Acara lebaran kemaren menjadi bukti. Dimana terlihat di acara takbiran, rombongan Payobasung adalah yang TERBESAR. Rasa persaudaraan pun terlihat dari permainan bola, bergamad, bersandiwara dan berburu babi. Semua menikmati kegembiran dan kebersamaan itu. Itu adalah jati diri Payobasung yang sebenarnya. Payobasung adalah kampung yang kreatif. PAYOBASUNG menerima setiap perubahan untuk kemajuan. Payobasung adalah kampung yang berkarakter kuat. Roh dan semangat kemajuannya semakin hebat. MAJULAH PAYOBASUNG!!!

Selain Baran yang dicetak, di dunia maya, dunia internet begitu banyak tempat anda mendapatkan informasi seperti http://ikpjaya.wordpress.com serta http://www.payobasuang.info Alhamdulillah, perlahan tapi pasti kita sudah dapat menghimpun dunsanak kito yang di luar negeri mulai dari Malaysia yang dekat hingga ke China yang jauh. Sebuah hasil dan pencapaian yang sungguh LUAR BIASA untuk skala paguyuban setingkat nagari. Tentunya kita harus bangga karena yang melakukan semua itu adalah anakanak muda berbakat dari PAYOBASUANG. Adakah lagi alasan untuk tidak mengatakan bahwa kita juga BISA[dik]


Malopeh Tadogak Yo.. Sabono Rayo! Malam baru menjelang waktu. Mengingat waktu Takbiran - Tuo-tuo surau ketika kumandang takbir yang sangat terbatas. menggema keseantero Sore harinya langsung negeri.Disawah Kubang, diadakan pertandingan m o b i l - m o b i l sepak bola antara berpengeras suara yang Payobasuang melawan s a r a t p e n u m p a n g , Koto Panjang yang sudah siap untuk ikut dilangsungkan di berpartisipasi takbiran lapangan Koto Baru. basamo keliling kota Pertandingan Payakumbuh. Dengan penuh semangat, berlangsung seru dengan diikuti oleh tidak kurang belasan mobil dan puluhan rang rantau dan rang kampuang. Terus motor ditambah satu bus besar pulang terang saja, pemain rantau banyak yang basamo menunggu aba-aba untuk olah maombuh ongok eh, hahaha, kalau diberangkatkan. Sungguh ramai sekali. masalah fisik dan stamina, rang Mobil-mobil pick up membawa “tabueh jo kampuang memang lebih terlatih dan dorom”untuk digugueh, Rang rantau, rang sehat. kampuang, rang Payobasuang, rang Koto Malam, Hari Raya Pertama. Panjang, Rang Koto Baru dan rang surau Lanjut dengan acara “Bagamaik Ria”. tumpah ruah kejalan. Ondeh acaranyo Artis Nusa Indah - Payobasung Orang tua, anak muda sabana sero. Tak peduli sampai anak-anak kecil gerimis yang tidak mau ketinggalan. membasahi bumi. Tidak Malam itu anak nagari menyurutkan semangat Payobasuang, dengan Mak Leman, Mak kompak bersama-sama Budat, Wan Oji Nalo melaksanakan takbiran untuk bagoyang basamo. Saking melayu. Pilin Mak...! Sholat Idul Fitri - Baitur Rahman kompaknya, rombongan Sholat Idul Fitri - Baitur Rahman Tuo mudo, bujang jo Payobasuang adalah gadih semua turun rombongan paling bergoyang. Horeee!!! panjang, paling ramai semua dan paling heboh bergembira…semua d i b a n d i n g k a n tertawa…inilah rombongan lainnya. kesenian kita!!! Inilah Yang membanggakan goyangan asli lagi adalah, walaupun kita…Inilah jati diri kita!!! Sepuh IKP-Jaya - Pak Camat - Pak Lurah Tarian anak nagari paling ramai dan heboh, Inilah musik masyarakat Nonto Sandiwara tapi kita juga bisa Minangkabau!!! membuktikan bahwa kita Sungguh…malam yang indah dan luar paling tertib dan santun dijalan. Bravo biasa. Pasti kan terkenang sampai Payobasuang!!! kapanpun. Pagi, Hari Raya Pertama. Sore, Hari Raya Kedua. Mesjid Baiturrahman yang cantik, Pertandingan sepak bola antara Koto Lapangan Pangumbuek dan juga Koto Baru melawan Koto Panjang yang Baru disesaki dan hampir tidak dapat dilangsungkan di lapangan menampung warga Payobasuang yang Payobasuang. Nan mudo jo nan gaek Kesebelasan - Payobasung akan pun melakuk turun ka an sholat Idul Fitri. lapangan. Permainan Sekali lagi kita sangat serius meskipun berkumpul dan bertemu diselingi dengan canda satu sama lain dalam dan tawa. Penonton momen ini. pun sangat ramai dan Sore, Hari Raya tidak mau ketinggalan Pertama. untuk bersorak dan Kesebelasan - Koto Panjang Kesebelasan - Koto Baru Tanpa membuang Takbiran


Malopeh Tadogak Bundaran Lelang Kue - IKP Pekanbaru

melemparkan ujah jo gurauan menambah semarak suasana sore yang terasa “lebih istimewa”dibanding soresore lainnya. Malam, Hari Raya Kedua Siapa yang tidak kenal dengan sandiwara Payobasuang?. Sebuah tradisi turun temurun dari Uo, Datuek, Amak jo Apak awak. Ajang dimana gadih jo bujang unjuk kebolehan dalam menampilkan karya-karya tari, nyanyian dan sandiwara bahkan ada acara fashion show segala loh. Wah pokoknya lengkaplah bakat pemuda dan pemudi Payobasuang. Malam itu Gedung Serba Guna dipenuhi oleh penonton yang hadir. Selain untuk menonton, tentunya untuk saling bertemu satu sama lainnya. Karena pada acara2 seperti inilah kita saling jumpa bukan? TOP lah!! Sore, Hari Raya Ketiga Hari terakhir pertandingan segi tiga sepak bola Payobasuang, antara Koto Baru melawan Payobasuang di lapangan Pangumbuek Koto Panjang yang indah sekali pemandangannya. Pertandingan sangat bersemangat dengan ditingkahi komentator yang sangat ekspresif sekali dan penuh semangat sore itu. Pertandingan usai menjelang maghrib dihiasi lembayung di ufuk timur menjelang malam tiba. Malam, Hari Raya Ketiga. Simpang Kabu-kabu bergoyang!!! Malam ini giliran Koto Panjang bersemangat dan heboh. Bertempat di Panjomuan Ka Bangkei Masin keluarga Bobby Kurnia, warga Koto Panjang didukung oleh IKP Pokanbaru dan IKP Medan mengadakan Organ Tunggal. Semuanya tumpah ruah bergoyang disini. Acara lelang kue pun berlangsung dengan ceria tanpa ada saling menghujat dan menyakiti. Walaupun goyang semakin panas menjelang tengah malam, tapi suasana akrab dan mesra sangat terasa sekali. Goyang Simpang Kabu-kabu Sungguh sangat berkesan..Hidup Koto Panjang!!..Hidup Pokan baru!!! Hidup Medan!!! Hidup Pasoh Kodim!!! Hidup Panglong!!! Sore, Hari Raya Keempat. Bukik Sambek dan Kaluwek yang pemandangannya sangat menawan hati, ramai didatangi orang dari berbagai tempat. Sore ini juga merupakan “sore yang spesial”selama pulang basamo.

Sekelompok pemuda dibawah bendera ”Sambek Taruna Mandiri”, mengadakan acara berburu wisata, yaitu acara berburu babi yang diperlombakan untuk para pecinta olah raga berburu…Petang yang indah. Malam, Hari Raya Keempat. Acara puncak Halal Bill Halal pulang basamo, diadakan di Koto Baru. Acara ini dimotori dan didukung oleh Kelurahan, Karang Taruna dan Pemuda Koto Baru. Acara ini melengkapi dan membuktikan kebersamaan antara Koto Baru, Koto Panjang dan Payobasuang. Malam ini kita ngobrol dan membahas langkah – langkah selanjutnya yang bisa kita lakukan untuk lebih mengeratkan dan menyatukan semua. Acara ini merupakan penutup dari serangkain acara yang sudah dilakukan selama pulang basamo. Akhirnya semua usai...! Selain rasa puas karena acara yang lancar dan sukses, tapi nampak jelas kerisauan di wajahwajah teman-teman panitia yang harus kembali ke Jakarta esok Andi vs Rifa paginya. Sedih rasanya terlalu sebentar berada di kampung halaman tercinta. Belum puas rasanya hati melepas rindu. Tapi kami berjanji…..Kami akan kembali…. Insya Allah. Selain acara-acara diatas tersebut, juga ada Ndak ta nantien lei... acara gotong royong membersihkan balai dan manogakkan tonggo oleh Parewa Minang dan rang rantau. Setiap siang, sebelum acara dimulai. Mobil Jeep Land Rover kepunyaan Andi Tuek Cobie dari Pokanbaru, berkeliling keluar masuk kampung. Basorak dengan pengeras suara, mengumumkan acara-acara yang akan diadakan sambil menyebarkan brosur.

Pagi, Hari Raya Kelima Rombongan IKP Jaya kembali ke Jakarta. Selamat Tinggal Payobasuang! Hati dan Jiwa kami tertinggal bersamamu.

Kembali ke Rantau


Program Kerja Baran di Tiap Rumah

K

einginan untuk berbagi pengetahuan dan informasi dengan masyarakat di kampung dan sesama perantau baik di Jakarta maupun di Riau, Medan dan Negeri Jiran Malaysia selalu didengungdengungkan dalam setiap edisi BARAN. Dan akhirnya, citacita mulya itu akan segera terwujud. Kalau hingga kini BARAN hanya dapat dibaca dan dinikmati segelintir orang saja maka ke depan BARAN akan hadir ke setiap rumah di Nagori Payobasuang. Beberapa perantau sudah menyatakan kesediaan untuk menjadi donatur tetap penerbitan BARAN setiap bulannya. Kalau selama ini baru DH. Dt Marajo Dirajo nan Mudo, Donny J. Edison, IW. Dt. Mangkuto Basa nan Hitam, Capt. Friski maka Tim Baran akan mendapat kekuatan baru dari yang lain sebut saja Hurisal Djamhur, Ilhamsyah, Risben, Reflit, AS Dt. Damuanso nan Panjang, Cecep Budiman, Erwin, Da Man Tanjung, Da Bujang Condet, Erni Oktariani anak Tek Juma, Silvia, Selvi, Siti Gemala dan tentunya akan disusul oleh nama-nama lainnya. Semua itu mereka kontribusikan untuk ikut berperan, ikut andil, berpartisipasi dalam membangun kampung halaman. da 600 rumah di Payobasuang, 540 rumah di Koto Panjang dan 460 rumah di Koto Baru ditambah 200 lopau. Jadi total 1.700 tempat paling tidak yang akan dijambangi oleh BARAN setiap edisinya. Jadi paling tidak untuk kebutuhan kampung saja BARAN perlu oplah diatas 2.000 eksemplar. Dan jumlah sebanyak itu lebih ekonomis kalau dicetak. Misi mulya kami tetap ingin menjembatani potensi yang ada di Payobasuang. Dan itu semua tak bermakna apa-apa tanpa anda. Tanpa kita. Sobob boban boRek singguluang batu. Iko geh tontu manjadi Ringan dek basamo. ekecil apapun kontribusi anda, partisipasi anda, sumbangan anda akan sangat besar bagi kami, bagi negeri kita, bagi Payobasuang kita.

A

S

IKP Jaya - IKP Medan - IKP Pekanbaru - IKP Malaysia mengucapkan Selamat atas terbentuknya IKP-Batam yang diketuai oleh Y. Dt Mak Said nan Panjang - Semoga Sukses & Semoga Terjalin Komunikasi, Informasi serta Silaturahmi yang erat diantara kita.

Tidak Akan Pernah Bosan “Jan bosan-bosan tuek Ajo ndak” atau “Jan bosan Denny ndak”… itulah kalimat yang sering dilontarkan oleh rang tuo-tuo kita di kampung setelah acara pulang basamo lebaran kemaren. Melihat kalimat tersebut diatas, kami coba mengartikannya sebagai berikut : 1. Acara pulang basamo sangat berkesan bagi masyarakat Payobasuang. 2. Masyarakat kita merasakan manfaat dari acara pulang basamo. 3. Masyarakat kita merindukan suasana kebersamaan dan kekompakkan. 4. Masyarakat kita merasa diperhatikan oleh rang rantau dengan kegiatan tersebut. 5. Masyarakat kita membutuhkan rang rantau untuk bersama membangun kampung. 6. Masyarakat sangat berharap supaya kerja-kerja seperti itu berkelanjutan. 7. Masyarakat sangat menghargai sekali atas kebersamaan dan kekompakkan yang sudah terbangun baik antara rang rantau dan rang kampuang. 8. Masyarakat sangat senang sekali melihat kepedulian rang rantau terhadap kampung halaman. Sesungguhnya, kampung halaman sangatlah membutuhkan para perantau untuk memperhatikan dan peduli terhadap perkembangan dan kemajuan nagari.Tanggung jawab itu kini berada di pundak kita bersama. Secara fisik pemerintah telah melakukan pembangunan. Jalan-jalan, jembatan, sekolah, Puskesmas dan lainnya sudah di bangun. Sekarang bagaimana dengan mental, cara berpikir (mindset) dan sikap karakter kita? Apakah yang akan terjadi kalau pembangunan fisik tidak diiringi dengan pembangunan mental dan cara berpikir (pangonoH)? Bagaimana cara membangun mental dan cara berpikir? [Dt. Ajo]

Bos Ikan Pasar Kodim Pekanbaru

Kisah Anak Nagari Payobasuang

Sukses karena berpendidikan tinggi sudah banyak contoh. Namun sukses karena kerja keras dan tekun, Arisman yang terkenal dipanggil “Bocoh” adalah contoh hidup bagi Arisman “Bocoh” warga Payobasuang. Berbekal pendidikan kelas 2 SD, siapa yang berani meramalkan kalau dia bisa meraih kesuksesan seperti saat ini. Anak mak Ongku - cucu Iyak Jilan ini memang sudah akrab dengan ikan sejak kecil. Jejak ikan inilah yang menghantarnya merantau ke Pekanbaru, tepatnya di Pasar Kodim. Rumah yang berdiri megah di Koto Panjang cukup menjadi bukti dan menjadi bagi sukses yang dicapainya. Suami Wildayanti ini, selain pekerja keras juga seorang yang berani mewujudkan impiannya. “Namun, anak-anak mesti mendapat pendidikan tinggi, jangan seperti bapaknya”, katanya bersemangat kepada wartawan Koran Baran [diko]


Gembira Ria


GERAI FOTO


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.