Edisi Januari 2009 Tahun ke-6
Tajuk Rencana
Malopeh Dogak
Banyak yang bertanya, “Kama Baran salamoko?” Apalah akan jawabnya. Kalau bolehlah dalam hidup ini menyesali sesuatu, maka tak ada rasanya penyesalan yang patut disesali oleh Tim Redaksi selain kelalaian menghadirkan “Koran Ketek” kesayangan anda ini selama tahun 2008. Tidak satu edisipun Baran terbit pada tahun lalu. Walaupun kehadiran yang langkau-langkau ini, memasuki tahun ke-6 sebagai obat kekecewaan saya, anda dan kita semua warga Kenagarian Payobasuang di awal tahun 2009 ini kami hadirkan wajah baru Baran yang dikemas sebentuk majalah. Hitung-hitung untuk penyegaran dan pembangkit semangat baru. Malopek Dogak...! Beberapa rubrik, seperti Nan Ka Godang, Nan Tacelak dan profil Keluarga Kita sementara kami tiadakan. Pulang maklum kepada pembaca yang budiman. Mudahmudahan edisi bulan depan, insyaAllah dapat kami hadirkan kembali. Satu kalimat sebagai penyemangat bagi Tim Baran sejak dulu adalah “Ombu-ombu juO pusuOng deh” tetap melekat hingga kini. Falsafah “Ombu-ombu juO pusuOng deh” berbeda sekali dengan “Angekangek Ciek Ayam”. Artinya, keinginan kami menghadirkan Koran Baran kepada anda tetap menyala, walau kadang tinggal sejumput bara arang. Namun dek kuek pintak saluOng maka bara itu kembali menyala dan bergelora. Di awal tahun ini, yang perlu kami laporkan kepada anda adalah telah terpilihnya Ketua Umum IKP-Jaya yang baru, yaitu Bobby Kurnia, kemenakan Dt. Rajo Pangulu nan Panjang anak dari Dt. Marajo Dirajo nan Mudo (Alm). Seorang yang enerjik, bersemangat, penuh mimpi, sangat visioner dan yang pasti juga sangat CINTA kepada Payobasuang. Seorang kader yang militan, bentukan tangan dingin Denny Hendrawan, yang kini berjuang untuk hal yang sama di kampuang halaman dengan jabatan baru Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM). Sebuah tugas yang penuh tantangan dan berharap dukungan. Sebagian kawan-kawan masih
menganggap “gila” keputusan Da Den untuk melanjutkan kiprahnya di kampuang halaman tersayang. Yap...! Rasa sayang itulah yang memberikan energi dan semangat kepadanya. Tak banyak orang yang mampu berkiprah di Payobasuang, walau anak Nagari sekalipun. Tulus, Jujur dan Sederhana itu moto Tigo Tungku Sajarangan yang dipakainya. SELAMAT BERTEMPUR DI MEDAN ASLI! Banyak cita sudah tercapai, namun lebih banyak yang belum tergapai. Keinginan kita menghadirkan Perpustakaan Anak Nagari adalah sebuah perjuangan yang mestinya jadi prioritas Bung Denny di kampung. Sebab dengan adanya perpustakaan tentu buku-buku di dalamnya akan menghantar warga kita untuk membuka dunia, melihat cakrawala lebih lebar lagi. Seperti bayangan kita, setelah warga menjadikan kegiatan membaca sebagai kebutuhan bukan tidak mungkin disela-sela waktu manobeh poRak, batanam padi, mananti ukotu sambayang, baliek salawat atau mangaji Ya Siin dan bahkan sodang baKoa sekalipun, kita membicarakan hasil renungan pemikir-pemikir kelas dunia seperti Tan Malaka, M. Natsir, Buya Hamka, Bung Karno, Bung Hatta, Pramudya Ananta Toer, Albert Einstein, William Shakespear, Thomas A. Edison, Imam Al Ghozali, Hasan Al Bana hingga Karl Mark dan Steven Hawkings. Maka orang-orang hebat seperti apakah yang akan hidup di kampung kita 10 tahun, 100 tahun yang akan datang. Satu hal yang penting setelah itu adalah mengembangkan kemampuan menulis, menceritakan dan bertutur tentang Nagari Payobasung kita, agar dunia tahu bahwa sebuah negeri yang indah di bawah Gunuang Sago tidak saja memiliki potensi alam dan budaya tetapi juga anak-anaknya yang mampu memberi warna kepada dunia. Usahakanlah hubungan internet di kampuang awak. Ken ndak prolu lo kami nan ka mintaan ka Pak Wali awak deh ndak? Selamat Bertugas. Selamat Tahun Baru! Lah lopeh dogak kami!
Organisasi
Kalau kita menginginkan kemajuan maka satu hal yang tak dapat dielakkan adalah pembaruan generasi. Untuk kesinambungan program kerja dan kepemimpinan mutlak diperlukan kader. Organisasi yang hebat adalah organisasi yang menjalani proses kaderisasi. Walaupun tidak sehebat organisasi atau partai politik, paling tidak di IKP-Jaya proses kaderisasi itu ada. Satu dekade, sekitar 10 tahun adalah waktu yang cukup panjang bagi DH Dt. Marajo Dirajo nan Mudo mengomandoi IKP-Jaya. Saatnya dia mempercayakan tugas berat itu kepada yang lebih muda, lebih segar dan lebih enerjik. Untuk apa? Untuk melakukan hal-hal lebih hebat lagi dimasa yang akan datang. Bicara “pemimpin” dengan sedikit makna plesetan, maka dapat kita asumsikan berasal dari kata “mimpi” yang diberi awal “pe” dan akhiran “an” sehingga menjadi pemimpi-an. Karena mengalami proses eliminasi bunyi maka jadilah kata bentukan itu “pemimpin”. Artinya apa? Seorang Pemimpin adalah seorang Pemimpi. Dia harus memiliki “dream & vision”. Mimpi adalah angan-angan dan visi adalah gambaran nyata yang ingin diwujudkan atau dicapai di masa yang akan datang. Yap, di masa yang akan datang. Seorang pemimpin harus memiliki gambaran mental bagi dirinya dan organisasinya untuk masa datang, masa depan. Masa lalu adalah sejarah yang memang tidak boleh kita lupakan, namun kita akan petik pelajaran dari padanya. Sedangkan masa depan adalah harapan. Sebuah kondisi yang kita harapkan akan menjadi kenyataan di masa yang akan datang. Tan Malaka adalah anak bangsa, kelahiran Payakumbuh-50 Koto, yang memiliki mimpi dan visi kebangsaan yang sangat jelas. Sehingga walau jasadnya kini entah berada dimana,
namun apa yang dia idamkan masih tetap diperjuangkan hingga sekarang. Itulah kekuatan visi dan mimpi seorang pemimpin. Tahun 1926 dia telah menulis dengan jelas, Menuju Republik Indonesia. Dan tahun 1945 mimpi itu sudah diwujudkan. Butuh waktu 19 tahun. Dalam konteks ke-IKPJaya-an, seorang Ketua IKP-Jaya selayaknyalah memiliki gambaran tentang apa yang akan diraih dan dicapai, 1 tahun, 2 tahun, 10 tahun hingga ratusan tahun ke depan. Gambaran yang dipikirkan oleh Dt. Ajo dan kawan-kawan 10 tahun lalu hampir semuanya sudah dapat dicapai saat ini. Sebagai seorang visioner, dia melihat perlunya pencapaianpencapaian itu ditularkan kepada kawan-kawan di kampuang. Mencari kader-kader baru, bibitbibit pemimpin baru dan visioner baru guna meneruskan kerja mulia ini. Membangun nagari - membangun bangsa yang lebih maju. Pemimpin sejati melahirkan pemimpin-pemimpin baru, bukan pengekor yang mengikut saja, soman kobau konei taliaRuang. Karena kecintaannya pada Nagari Payobasung yang sangat hebat itu maka dia memutuskan untuk meninggalkan kehidupan rantau, dengan sebuah kesadaran bahwa sentuhan langsung lebih berhasil dari sentuhan jarak jauh. Tentu itu bukan tugas yang ringan, karena tidak semua orang mampu memutuskan hidup di kampuang untuk membangun kampuang. Lah, jadi gimana dengan IKP Jaya? Tentu anda bertanya. Memasuki tahun baru 2009 kamipun sudah memiliki Ketua baru, seorang kader yang cukup militan, enerjik, bersemangat dan satu hal yang sangat penting, itu tadi MIMPI dan VISI. Siapakah dia? Pasti anda kenal baik dengannya: BOBBY KURNIA. Selamat datang Ketua!!!
Barito Gambar
Cisarai - Sukabumi Jawa Barat 3-4 JANUARI
2 0 0 9
Barito Gambar Atas prakarsa Bobby, Riko dan Ilham serta dorongan dari Da Man Tanjuang yang difasilitasi oleh Da Bujang Condet pengukuhan Pengurus IKP-Jaya kali ini boleh dikatakan agak balain senek. Acara kami adakan di saung (baca: dangau) Da Bujang yang terletak di Cisaray - Sukabumi Jawa Barat. Udaranya sejuk, karena berada di bawah gunung Pangrango. Belum tercemar polusi udara. Yang membuat acara ini agak berbeda adalah
Bakar Sate Kambing, Bakar Jagung, Bakar Ikan dan Manggulei Itik saRoto jo Gulei JoRieng. Malam hari 3 Januari 2009 maka dikukuhkanlah Bobby Kurnia sebagai Ketua Umum IKP-Jaya, Rishag Andiko sebagai Sekretaris Umum dan Silvia sebagai Bendahara Umum. Dan sekaligus Pengurus baru meminta kesedian Da Man Tanjuang dan Da Bujang Condet selaku Dewan Penasehat. SELAMAT BERTUGAS!!!
Rang Mudo
S
ebuah perubahan besar sedang berlangsung di Paguyuban kita, gebrakan besar menuju pembaruan seperti yang kita inginkan bersama. Apakah perubahan itu? Pertemuan bulanan orang Payobasuang, arisan uRang kampuang, perubahan yang terjadi adalah semakin ramainya dunsanak kita menghadiri setiap diadakannya pertemuan bulanan, dimanapun acara itu diadakan. Pertemuan ini menjadi sesuatu yang sangat dinantikan kaum muda dan tua Payobasuang. Baik itu mereka yang lahir di kampung maupun yang lahir di Jakarta. Dan semakin banyak ide-ide yang timbul dari anak-anak muda untuk memajukan kampung kita tercinta, Payobasuang. Setiap acara menjadi ajang pertemuan kasih sayang dan ajang melepas rindu sesama dunsanak seperantauan di Jakarta. Hal menarik lainnya adalah pengakuan dunsanak kita yang menjadi tuan rumah. Mereka senang sekali makanan yang disiapkan ludes, tandeh oleh warga Payobasuang yang menghadiri acara pertemuan ini. Sampai-sampai ada yang berkata, “Olah ndak sodang-sodang dek rumah lai awak kalau ka maadokan acara, yo lah harus batenda awak untuk manyambuk dunsanak awak nan ka datang kalau ado pertemuan”. Luar biasa!!! Belum pernah terjadi dalam beberapa dekade sebelum ini. Terlepas dari keberhasilan yang mulai kita rasakan bersama. Pada tulisan ini saya ingin mengajak kita melihat ke belakang, melihat sebuah proses terbangunnya rasa kebersamaan, saya ingin menulis tentang seseorang yang telah sangat berjasa membawa kita kealam baru, ke situasi kebersamaan yang kita rasakan saat ini. Seseorang yang dengan penuh cinta kasih dan seseorang yang benar-benar tulus mencintai kampung nya, seseorang yang telah membawa sebuah perubahan besar untuk kampung kita Payobasuang. Di saat IKP Jaya di ambang kehancuran (dulu) hadir seorang sosok yang kalau bisa saya sebut sangat tepat untuk memimpin paguyuban kita di Jakarta. Dimana pada saat titik jenuh rasa mencintai kampung mulai menghinggapi sebagian besar orang kampung kita di Jakarta. Pada saat banyaknya pertentangan yang terjadi antara kaum muda dan kaum tua. Dan disaat perpecahan mulai merasuki pikiran orang-orang kampung kita, dia dengan modal cinta yang tulus terhadap kampungnya, cinta yang sangat tulus untuk memajukan Payobasuang dan rasa sayang yang besar untuk tetap menjaga keutuhan Payobasuang di Jakarta. Dia hadir dengan senyum yang selalu tersungging di bibirnya. Kadangkala juga merasakan sakit ketika melihat dunsanak-dunsanak yang pudar kepeduliannya terhadap kampung halaman. Namun rasa sayangnya terhadap kampung membuatnya tegar menghadapi semua persoalan yang ada. Dia tidak bergeming! Saya adalah seseorang yang pernah berkata kepadanya kalau rasa nasionalis saya terhadap kampung tidak ada, tapi dia
oleh: Riko Penulis dari Payobasuang tinggal di Pd. Labu Jakarta
cuma membalas dengan senyum. Dia tetap bergerak untuk menularkan rasa sayang terhadap dunsanak-dunsanak kita di Jakarta, walaupun proses itu sering dijalani sendiri. Persoalan-persoalan yang ada cuma dianggap cobaan untuk membangun sebuah kebersamaan antara dunsanak-dunsanak kita, dan membangun rasa bangga untuk mengaku jadi orang Payobasuang. Perlahan-lahan namun pasti besarnya rintangan yang dihadapi dianggap angin lalu. Mulai dari ketiadaan dana dan juga rasa bosan yang sering menghinggapinya pada saat itu. Tapi dengan rasa sayangnya yang luar biasa dia tetap menjalani proses untuk membangun rasa kebersamaan, walaupun itu dijalaninya sendiri tanpa ada teman atau dunsanak yang perduli. Awalnya banyak yang meragukan dia akan berhasil memimpin paguyuban IKP-Jaya. “Kamalah ka dibaok eh nagoRi awak geh, kalau inyo nan mamimpin? Olah obuek gondrong badan ponueh dek tatto, engkoH sajadi eh pulo - Ollau Robbi”, itulah sedikit komentar miring mengawali dia dalam menjalani awal-awal kepemimpinan dia sebagai ketua IKPJaya. Tapi dengan rasa sayangnya yang sangat besar untuk Payobasuang, dia tetap menjalani masa kepemimpinannya di IKP-Jaya Jakarta. Akhirnya rasa sayang dia terhadap kampung halaman membuktikan kalau dia adalah sosok pemimpin yang dibutuhkan oleh IKP-Jaya. Sosok seseorang yang pas untuk membawa Payobasuang menuju kamajuan dimasa datang. Dengan tulisan ini saya tidak ingin berterima kasih kepada dia, tapi saya sangat berterima kasih kepada Tuhan yang telah memilih Payobasuang untuk menjadi tempat kelahirannya. Seseorang yang tidak mau mambanggakan diri bahwa dia telah berhasil membangun rasa kebersamaan antara dunsanak. Seseorang yang tidak mau berbangga bahwa proses yang di lewatinya mulai menunjukan hasil yang luar biasa. Tapi dia adalah seseorang yang akan menjadi kebanggaan kita sebagai orang Payobasuang. Namanya akan menjadi cerita indah untuk generasi-generasi selanjutnya. Bahwa ada seseorang yang dengan rasa sayang yang tulus bisa merekatkan kembali hubungan antar dunsanak yang mulai pudar kepeduliannya satu sama lain. Dan juga telah menumbuhkan rasa cinta dan perduli yang luar biasa besar terhadap Payobasuang. Pernah saya bertanya, “Apa yang saya bisa perbuat untuk membantunya?”. Dia hanya menjawab, “tolong cintai Payobasuang”. Jawaban singkat yang mengandung makna cukup dalam untuk kita renungi. Akhir kata satu hal yang cuman bisa saya sampaikan, walaupun kelihatannya saya tidak perduli dengan kampung tapi saya sudah mulai memiliki rasa sayang terhadap Payobasuang!!! Terimakasih Tuhan, telah mengirimkan seorang Denny Hendrawan untuk kami warga Payobasuang.
Selain Baran yang dicetak, di dunia maya, dunia internet begitu banyak tempat anda mendapatkan informasi seperti http://koranbaran.wordpress.com dan http://ikpjaya.wordpress.com serta www.payobasuang.blogspot.com Alhamdulillah, perlahan tapi pasti kita sudah dapat menghimpun dunsanak kito yang di luar negeri mulai dari Malaysia yang dekat hingga ke China yang jauh. Sebuah hasil dan pencapaian yang sungguh LUAR BIASA untuk skala paguyuban setingkat nagari. Tentunya kita harus bangga karena yang melakukan semua itu adalah anak-anak muda berbakat dari PAYOBASUANG. Adakah lagi alasan untuk tidak mengatakan bahwa kita juga BISA[dik]
Gorah Redaksi
K
alau masyarakat modern di belahan barat dunia ini kembali giat membicarakan Emansipasi ~ persamaan hak antara lelaki dan perempuan ~ maka bagi kita masyarakat Minangkabau itu adalah hal yang klasik dan sangat kuno. Kenapa? Jauh sebelum gerakan itu dikibarkan, Minangkabau telah menempatkan Perempuan disinggasana yang sangat istimewa. Betul, perempuan mendapat tempat yang sangat istimewa di hati dan kehidupan masyarakat Minangkabau sejak dulu. Dan boleh dikatakan tiada duanya di dunia ini. Kita sebagai anak Nagari patut berbangga. Namun, kebanggaan itu tentu akan kehilangan makna bila hanya tinggal kebanggaan. Perempuan adalah penjaga harta benda dan pusaka. Perempuan guru pertama di rumah tangga. Perempuan adalah Tiang Negara (kata Rasulullah saw) ~ Limpapeh Rumah nan Godang. “Somuk tapijak indak mati - Alu tataRuang patah tigo.” Itulah andai-andai uRang tuo kito tentang karakter dasar perempuan di Minangkabau. Bukan hanya Ibu Kartini, namun kita juga punya Rangkayo Rasuna Said, Rahma El Yunusiyah adalah contoh perempuan dengan “nama besar” dari Minangkabau untuk ukuran Indonesia bahkan dunia. Kehalusan dan kehatian-hatian perempuan di Minangkabau tergambar dari petuah Somuk Tapijak Indak Mati itu tadi. Dan kesigapan, kegesitan, ketabahan, keteguhan hati dan ketegasan sangat Koran BARAN diterbitkan oleh: Ikatan Keluarga Payobasuang Jakarta Raya (IKP-JAYA) Pemimpin Umum: DH.Dt. Marajo Dirajo nan Mudo Pem. Redaksi: Rishag Andiko Redaktur: Ilhamsyah - Novriko Keuangan: Donny JE, Hurisal Dj, Siti Gemala - Silvia Distribusi: Bobby Kurnia, IW.Dt. Mangkuto Bosa nan Hitam Koresponden: Selvi Monodi, Afiyati Reno (Jakarta), Eriyuf Brandel (Riau) Irwandi, Adenal, Ahmad Warius (Payobasung) Dr.Yosza Dasril (Malaysia) - Donna Boer (China) Alamat: Jl. Margasatwa Raya 72 Pondok Labu Jak. Selatan Telp. 021 - 3296 - 2976 (R. Andiko) email:kangtutur@gmail.com Baran On Line: www.payobasuang.blogspot.com http://koranbaran.wordpress.com http://ikpjaya.wordpress.com
jelas diterangkan oleh petuah Alu tataRuang Patah tigo. Sekali lagi, apakah kita harus berpuas dan berbangga saja atas ketinggian budaya Minangkabau kita? Tentu tidak! Peran perempuan yang sangat penting, sangat menentukan dan sangat strategis itu harus kembali direnungkan secara sadar. Langkah-langkah apa? - tanggung jawab seperti apa? - yang diemban dan dipikul oleh perempuan Minangkabau? Sebagai penyejuk mata, sebagai pendamping hidup, kawan seiya, teman bercanda dan tempat berbagi bagi para suami. Perempuan adalah permaisuri dan ratu di rumah tangga. Sebagai guru pertama bagi anak-anaknya, tentu juga sebagai penghangat tempat berlindung menghilang gundah dan gulana. Curahan kasih sayang dan doa restunya sangat penting bagi kesuksesan dan kebahagian sang anak di dunia ini hingga akhirat kelak. Bahkan, Allah swt, meletakkan surga bagi anak-anaknya di telapak kakinya sendiri. Hmm..., tidak ada salahnya kita mengambil semangat Tahun Baru ini untuk mengingat kembali betapa pentingnya peran dan fungsi PADUSI dalam membangun negeri, membangun negara dan anak bangsa Indonesia menuju persaman hak atas kesejahteraan dan keadilan yang sesungguhnya. Sekali lagi, somuk tapijak indak mati, alu tataRuang patah tigo ~ inok manuangkan tek dek kito. SELAMAT TAHUN BARU [dik]
Pojok Pajak Redaksi Mengucapkan Selamat Tahun Baru 1 Muharam 1430 H dan 1 Januari 2009 M -----------------------------------------------------Batambah juo Semangat awak andak e dalam mambangun Nagori Payobasuang. Pak Dotor
di Tiap Rumah
K
einginan u n t u k berbagi pengetahuan dan informasi dengan masyarakat di kampung dan sesama perantau baik di Jakarta maupun di Riau, Medan, Kalimantan, Sulawesi dan Negeri Jiran Malaysia selalu d i d e n g u n g dengungkan dalam setiap edisi BARAN. Dan akhirnya, citacita mulya itu akan segera terwujud. Kalau hingga kini BARAN hanya dapat dibaca dan dinikmati segelintir orang saja maka ke depan BARAN akan hadir ke setiap rumah di Nagori Payobasuang. Beberapa perantau sudah menyatakan kesediaan untuk menjadi donatur tetap penerbitan BARAN setiap bulannya. Kalau selama ini baru DH. Dt Marajo Dirajo nan Mudo, Donny J. Edison, IW. Dt. Mangkuto Basa nan Hitam, Capt. Friski maka Tim Baran akan mendapat kekuatan baru dari yang lain sebut saja Hurisal Djamhur, Ilhamsyah, Risben, Reflit, AS Dt. Damuanso nan Panjang, Cecep Budiman, Erwin, Da Man Tanjung, Da Bujang Condet, Erni Oktariani anak Tek Juma, Silvia, Selvi Monodi, Siti Gemala dan tentunya akan disusul oleh nama-nama lainnya. Semua itu mereka kontribusikan untuk ikut berperan, ikut andil, berpartisipasi dalam membangun kampung halaman. da 600 rumah di Payobasuang, 540 rumah di Koto Panjang dan 460 rumah di Koto Baru ditambah 200 lopau. Jadi total 1.700 tempat paling tidak yang akan dijambangi oleh BARAN setiap edisinya. Jadi paling tidak untuk kebutuhan kampung saja BARAN perlu oplah diatas 2.000 eksemplar. Dan jumlah sebanyak itu lebih ekonomis kalau dicetak. Misi mulya kami tetap ingin menjembatani potensi yang ada di Payobasuang. Dan itu semua tak bermakna apa-apa tanpa anda. Tanpa kita. Sobob boban boRek singguluang batu. Iko geh tontu manjadi Ringan dek basamo.
A
S
ekecil apapun kontribusi anda, partisipasi anda, sumbangan anda akan sangat besar bagi kami, bagi negeri kita, bagi Payobasuang kita.
Pesan ini Didukung oleh:
Rumah Makan MINANG MAIMBAU Pondok Kelapa - Jakarta Timur [Isman Tanjung]
Kontraktor PT. Jampa Indotama Kebayoran - Jakarta Selatan [Aj. Dt. Tunaro nan Kunieang]
Kontraktor PT. Ajiguna Jaya Mandiri Kali Malang - Jakarta Timur [Asmara Joni]
Pet Shop LARAS SATWA BSD City - Tangerang [AS. Dt. Damuanso nan Panjang]
Iko nampak dek kami Redaksi Baran lah “mutah� mungkin kehabisan bahan atau bisa juo kekurangan kotu untuk menerbitkan Koran Baran sakali sabulan. Olah parolu ditambah dek penulis lain dari rantau lain gak ah geh? Ntah kindak? ~Urang Awak Juo~ 0852 1433 8676