4 minute read

Kajian Rutin 3

Next Article
Kajian Nasional

Kajian Nasional

KAJIAN RUTIN #3 EfekEfek DominoDomino GlorifikasiGlorifikasi PublicPublic FigureFigure PecintaPecinta SatwaSatwa LiarLiar

Oleh : Ken Wening En. R.

Advertisement

Apa Itu Konservasi ? Urgensi Konservasi

Konservasi merupakan pengelolaan biosfer secara aktif yang bertujuan untuk menjaga kelangsungan keanekaragaman spesies dan pemeliharaan keragaman genetik di dalam suatu spesies, termasuk pemeliharaan fungsi ekosistem dan siklus nutrisi.

Tujuan Konservasi

Melindungi dan mewujudkan kelestarian sumber daya alam hayati serta keseimbangan ekosistem. Menekankan pemanfaatan kembali tempat-tempat yang sudah tidak digunakan untuk mencegah pembukaan lahan. Melindungi situs, benda bersejarah, dan cagar budaya supaya tidak mengalami kerusakan. Memelihara terjaganya kualitas lingkungan yang baik. Turunnya keanekaragaman hayati merupakan masalah utama dalam biodiversitas. Secara umum, rusaknya suatu ekosistem dikarenakan oleh perusakan habitat, pembudidayaan spesies tertentu, polusi zat kimia, perburuan liar, dan inefisien usaha pencagaran. Selain masalah habitat yang semakin menyusut secara kuantitas dan kualitas, perdagangan satwa liar juga menjadi ancaman serius bagi kelestarian satwa liar di Indonesia. 95% satwa yang dijual di pasar adalah hasil tangkapan dari alam, bukan hasil penangkaran. 40% satwa liar yang diperdagangkan mati akibat proses penangkapan yang menyakitkan, pengangkutan yang tidak memadai, kandang sempit, dan kekurangan makanan. 60% mamalia yang diperdagangkan di pasar burung merupakan jenis langka dan dilindungi undang-undang 70% primata yang dipelihara masyarakat menderita penyakit dan penyimpangan perilaku

Metode konservasi

In situ, upaya pelestarian keanekaragaman hayati pada habitat aslinya. Contoh : cagar alam, suaka margasatwa, dan taman nasional Ex situ, upaya pelestarian keanekaragaman hayati di luar habitat aslinya. Contoh : penangkaran dan kebun binatang

Syarat memelihara satwa langka

Hewan langka yang dimanfaatkan untuk peliharaan atau diperjualbelikan harus didapatkan dari penangkaran, bukan dari alam. Hewan langka yang boleh dimanfaatkan dari penangkaran merupakan kategori F2. Kategori ini merupakan hewan generasi ketiga yang dihasilkan dari penangkaran. Catatan : hewan langka yang legal untuk dimanfaatkan setelah ditangkarkan hanya hewan dengan kategori Appendix 2 (hewan langka yang dilindungi, tidak boleh diambil apabila keturunan hewan langka langsung dari alam, tetapi boleh diambil apabila hasil penangkaran). Sedangkan hewan langka kategori Appendix 1 (hewan langka yang jumlahnya <800 ekor di alam), walau sudah ditangkarkan, tetap tidak boleh dimanfaatkan untuk apapun karena harus dikonservasi.

Bagaimana Landasan Hukumnya?

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya Peraturan Mentri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.22/MENLHK/SETJEN/KUM.1/5/2019

Self-Conservation di Kalangan Masyarakat

Kebanyakan orang ingin memelihara satwa liar karena lucu dan menggemaskan. Tidak sedikit orang yang hanya melihat indahnya saja di media sosial hingga tergiur memelihara satwa jinak nan pintar. Padahal satwa yang jinak dan pintar tidak didapatkan secara instan. Dalam perawatannya mereka memperoleh pelatihan, fasilitas yang memadai, makanan bergizi, dan kesehatan yang terjamin dengan pengecekan secara berkala serta vaksinasi. Selain itu, ada juga orang yang memelihara satwa liar karena mengikuti trend dan gengsi. Dengan memelihara satwa liar, seakan-akan kedudukannya menjadi lebih tinggi dikalangan masyarakat dan mendapat title pecinta satwa pejuang konservasi sehingga mereka berlomba-lomba untuk memelihara satwa liar. Padahal dalam prosesnya dibutuhkan alur yang panjang untuk mencapai kata konservasi itu sendiri. Tidak semerta-merta membeli satwa bisa langsung dikatakan konservasi terlebih lagi kalau satwanya dibeli secara ilegal, tentunya hal ini semakin jauh dari kata konservasi.

Diskusi

Public figure sebagai sosok yang sangat diamati memiliki power untuk menginfluence masyarakat. Ketika mereka mulai memelihara satwa liar maka hal tersebut dapat menjadi trend di masyarakat. Sangat disayangkan bahwasanya kebanyakan masyarakat yang mengikuti trend memelihara satwa liar belum siap akan akomodasi dan konsekuensinya. Oleh karena itu, sebaiknya public figure secara aktif mengedukasi masyarakat melalui campaign serta mendukung lembaga konservasi resmi dari pemerintah maupun lembaga swasta daripada memelihara satwa secara pribadi. Trend memelihara satwa liar sedang naik daun sehingga permintaan pasar membludak. Sebagian bertujuan untuk konservasi, tetapi sebagian yang lain hanya menggunakan konservasi sebagai dalih. Konservasi bukan hanya bertanggung jawab untuk membesarkan satwa dengan membebaskan mereka dari rasa lapar dan haus.

Namun, konservasi juga mencakup animal walfare serta pemulihan ekosistem. Pada praktiknya, satwa yang dipelihara ditempatkan di dalam kandang, sehingga satwa tidak bebas dalam mengekspresikan natural behaviournya. Oleh karena itu, apabila melihat pedagang satwa liar segera laporkan ke BKSDA setempat dan jangan dibeli, karena hal tersebut dapat meningkatkan perburuan satwa liar. Mengubah arah konservasi individu ke lembaga konservasi pemerintah dan swasta. Konservasi tidak sebatas membesarkan dan memelihara satwa, tetapi bagaimana kita melestarikan satwa sehingga tidak punah. Public figure sebagai center of attention dapat mengajak masyarakat untuk mendukung lembaga konservasi resmi dan bersamasama mengawasi praktik jual beli satwa ilegal serta pengurangan lahan konservasi. Untuk mengurangi pemeliharaan satwa liar secara ilegal, kita harus mendukung lembaga konservasi resmi. Disamping itu, peraturan pemerintah juga harus diperketat. Sebagai mahasiswa, kita dapat turut serta memberikan edukasi kepada masyarakat yang memelihara satwa liar mengenai risiko zoonosis, yaitu penyakit yang dapat ditularkan hewan ke manusia maupun sebalikya. Di era pandemi, banyak orang yang menghabiskan waktunya di media sosial. Dimana media sosial ini memiliki pengaruh untuk mengencourage dan mem-pursue orangorang untuk memelihara satwa liar. Sebagai contoh yaitu postingan orang memelihara bayi macaca yang diperlakukan seperti bayi manusia. Oleh karena itu, sebagai mahasiswa kita harus memberi pengertian dan juga pembenaran kepada masyarakat, serta memberi tahu bahwasanya dampak dari memelihara satwa liar ini, satwa dapat kehilangan natural behaviournya sehingga ketika dilepasliarkan satwa tidak dapat survive

Referensi

Allaby M (ed). 2010. A Dictionary of Ecology. Oxford University Press, Oxford, UK Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.22/MENLHK/SETJEN/KUM.1/5/2019 UU No. 5 Tahun 1990 https://foresteract.com/konservasi/ https://www.profauna.net/id/fakta-satwaliar-di-indonesia#.YJUf9LUzbDc https://indonesia.go.id/layanan/kependudu kan/sosial/izin-memelihara-hewan-langka

This article is from: