2 minute read

Kajian Rutin 1

Next Article
Kajian Nasional

Kajian Nasional

Oleh : Daffa Zuhdie S. & Tris Herdian Prasetya P.

Advertisement

Sudah satu tahun lebih lamanya Indonesia berjuang untuk melawan pandemi Covid-19 sejak kasus pertama kali dideteksi pada tanggal 2 Maret 2020. Saat ini total kasus Covid-19 di Indonesia telah mencapai angka 1,3 juta kasus

Apa Peran Dokter Hewan Mengenai Isu Covid-19?

Memberikan edukasi tentang covid-19

Pemberian edukasi kepada client sehingga client dapat memahami tentang Covid-19 pada hewan peliharaan, membuat client merasa tenang dan tidak khawatir berlebihan mengenai hewan peliharaan mereka.

Melakukan upaya pencegahan penularan Covid-19

Dokter hewan harus mewaspadai penularan Covid-19 di lingkungan kerjanya, antara lain dengan memakai APD untuk dokter maupun seluruh staf klinik yang bertugas, menyediakan tempat cuci tangan dan hand sanitizer, melakukan pemeriksaan suhu tubuh client, membuat pembatas di front desk dan kursi ruang tunggu, dan membatasi client yang masuk ke dalam ruang periksa.

Mengambil peran dalam upaya “One Health”

Pendekatan one health memerlukan dukungan dari berbagai pihak, pemerintah, peneliti, dan pekerja dari berbagai latar belakang. One health sendiri mengutamakan dalam keamanann makanan, kontrol penyakit zoonosis, dan resistensi antibiotika.

Kenapa One Health?

Karena selain membutuhkan kerja sama setiap orang dalam permasalahan Covid-19, pandemi juga termasuk ke dalam beberapa topik ruang lingkup One Health, yaitu Kemunculan Penyakit dan Zoonosis, Pengobatan Konsevasi/Pengawasan, Veteriner dan Kesehatan Lingkungan, dan Promosi dan Proteksi Satwa Liar.

Apa itu Zoonosis?

Zoonosis merupakan penyakit yang dapat menular antara hewan dan manusia, begitupun sebaliknya. Belum diketahui secara keseluruhan jumlah penyakit zoonosis tersebut, namun studi yang telah diperkirakan mencapai 62% penyakit yang terjadi pada manusia bersifat zoonosis dan memungkinkan untuk bertambah.

Apa itu One Health?

One Health adalah sebuah pendekatan yang mengusung kerja sama, multisektor, dan transdisipliner dengan tujuan akhir mencapai kesehatan optimal antara manusia, hewan, tanaman, dan lingkungan.

Apa faktor pemicu pemunculan zoonosis baru

Eksploitasi hutan tidak seimbang & selektif Pengembangan pertanian yang agresif Peningkatan perdagangan daging satwa liar (bush meat)

Diskusi

Akibat adanya pandemi yang tak kunjung usai mengakibatkan banyak masyarakat yang menormalisaskan Covid-19 dan sudah tidak terlalu memperhatikan protokol kesehatan yang menjadi kemungkinan penyebab jumlah kasus Covid-19 semakin meningkat. Ditemukannya vaksin Covid-19 menjadi harapan baru untuk kembali hidup normal seperti sedia kala. Namun ditemukannya vaksin Covid-19 menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat karena kurangnya edukasi tentang vaksinasi Covid-19. Vaksin Covid-19 sudah diteliti sejak tahun 2007, namun pengembangan lebih lanjut baru dilaksanakan ketika pandemi Covid19 terjadi. Dalam pemberian vaksin Covid-19 ada prosedur khusus bagi siapa saja yang boleh dan tidak boleh untuk melakukan vaksin Covid-19. Ada varian virus corona baru yaitu varian B.1.1.7, merupakan mutasi dari SARS-CoV2, yang sifatnya lebih mematikan. Dalam sebuah studi, peneliti membandingkan tingkat kematian di Inggris yang terinfeksi oleh varian baru SARS-CoV-2, B.1.1.7, terhadap pasien Covid-19 yang terinfeksi varian lain dari virud corona penyebab Covid-19 dan hasilnya tenyata varian virus corona Inggris, B.1.1.7 menunjukkan angka kematian yang secara signifikan lebih tinggi.

Referensi:

https://issuu.com/bppmfkhugm/docs/b. vet _ agustus _ 2020?ff. https://www.kompas.com/sains/read/20 21/03/11/090300923/varian-virus-coronab.1.1.7-inggris-lebih-mematikan-studi-inijelaskan?page=all. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articl es/PMC7138383/. https://www.who.int/indonesia/news/no vel-coronavirus/qa/qa-for-public. Okada, M., Okuno, Y., Hashimoto, S., Kita., Y., Kanamaru, N., dkk. (2007). Development of Vaccines and Passive Immunotherapy Against SARS Corona Virus Using SCID-PBL/hu Mouse Models. Sciencedirect Journal, 25(2007): 30383040.

This article is from: