Rencana Pengembangan Metropolitan Baru Palembang Raya TIM PENYUSUN DR. Eko Budi Kurniawan, ST, M. Sc Citra Fadhilah Utami, ST, MT, M. Eng Raden Dady Indratmo, ST, MT Meriza, ST Anggar Lugastama, ST, M. Sc Nurul Wahidah, ST M. Rosyid Sibghotullah, ST Amin Nur Rasyid, ST Bamby Yudia D'Armani, ST Yunia Dafitri, ST ISBN 978-602-6561-08-4 TIM PENGARAH Ir. Rido Matari Ichwan, MCP DR. Dadang Rukmana Ir. Bobby Prabowo, CES Ir. Harris Hasundungan Batubara, M. Eng. Sc Ir. Hadi Sucahyono, MPD, PhD Ir. Agusta Ersada Sinulingga, ST, MT PENERBIT Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Gedung G. BPIW- Penyediaan Perumahan Jl. Pattimura No. 20 Kebayoran Baru - Jakarta Selatan 12110 Telp. (021) 27515804 Email : metro.bpiw@gmail.com bpiw.pu.go.id Cetakan Pertama, Desember 2016
Hak cipta dilindungi Undang-undang Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apapun tanpa ijin tertulis dari penerbit
kata sambutan Sebagai sebuah Badan yang baru dibentuk pada tahun 2015, Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) memiliki tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis dan strategi keterpaduan antara pengembangan kawasan dengan Infrastruktur Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat (PUPR). Menterpadukan rencana pengembangan sektor-sektor PUPR, seperti Sumber Daya Air, Bina Marga, Cipta Karya, dan Perumahan Rakyat, bisa dibilang bukan perkara yang mudah, mengingat masing-masing sektor tersebut memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lainnya. Namun, jika rencana pengembangan sektor-sektor PUPR dapat dilaksanakan secara terpadu, bukan tidak mungkin Indonesia semakin meningkat performa infrastrukturnya, yang berdasarkan World Economic Forum 2016, berada di peringkat 60 dunia dari 138 Negara, naik dua peringkat dari tahun sebelumnya (62). Untuk menterpadukan pengembangan infrastruktur PUPR, BPIW mengonsepkan 35 Wilayah Pertumbuhan Strategis (WPS) yang tersebar di seluruh Kepulauan Republik Indonesia sebagai poros-poros pertumbuhan prioritas, dan melalui Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan, disusunlah Rencana Pengembangan (Development Plan) Kawasan Perkotaan sebagai salah satu pusat pertumbuhan di dalam WPS dan sebagai basis analisis dalam perumusan program-program pembangunan infratsruktur PUPR di Kawasan Perkotaan. Rencana Pengembangan tersebut dilaksanakan oleh Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan yang terbagi menjadi 1 (satu) Bagian dan 3 (tiga) Bidang, meliputi: (1) Bagian Anggaran dan Umum; (2) Bidang Pengembangan Infrastruktur Kawasan Metropolitan; (3) Bidang Pengembangan Infrastruktur Kota Besar dan Kota Baru; dan (4) Bidang Pengembangan Infrastruktur Kota Kecil dan Perdesaan.
Ir. Rido Matari Ichwan, MCP Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah
Maka dari itu, disusunlah Rencana Pengembangan serta Studi Kelayakan dan Pra DED Kawasan Prioritas di dalam Metropolitan yang termuat di dalam buku ini sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan pembangunan infrastruktur PUPR yang terpadu. Besar harapan kami agar kegiatan ini bukan hanya mampu mewujudkan infrastruktur PUPR terpadu, melainkan juga mampu mendorong dan mempercapat pertumbuhan Indonesia menuju bangsa yang besar. Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang tidak mungkin kami sebutkan satu per satu sehingga buku ini dapat diterbitkan.
kata pengantar Dalam dokumen New Urban Agenda yang dikeluarkan UN Habitat, pada Tahun 2010 hampir 50% populasi penduduk dunia tinggal di perkotaan khususnya metropolitan, dengan proyeksi 70% pada 2035. Statistik tersebut memberikan dampak positif dan negatif, sekaligus sebagai peluang jika dikelola dengan baik. Sebagai salah satu pilar utama penyokong kehidupan penduduk metropolitan, infrastruktur PUPR diharapkan mampu melayani kebutuhan penduduk di metropolitan. Namun, jika infrastruktur PUPR di metropolitan tidak ditangani secara komprehensif dan terpadu, bukan tidak mungkin kehidupan penduduk di metropolitan Indonesia berjalan ke arah yang kurang baik. Menjawab tantangan tersebut, Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan memiliki tugas untuk menyusun rencana yang terpadu, efisien, dan efektif. Salah satu upaya untuk menyusun rencana terpadu tersebut dilakukan melalui kegiatan Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan. Selain m enyusun rencana pengem bangan, pada kegiatan ini Kami juga melakukan review terhadap Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan serta menyusun Key Performance Index (KPI) di Kawasan Metropolitan. Dokumen ini disusun untuk merekam catatan-catatan penting yang telah dilalui dalam proses penyusunan Rencana Pengembangan (Development Plan) Kawasan Metropolitan Baru Palembang Raya.
Ir. Agusta Ersada Sinulingga Kepala Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan,
Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah Demikian pengantar dari Kami, semoga apa yang kita harapkan bersama dapat tercapai sehingga Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan dapat diimplementasikan dengan baik. Perkenankan pula kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak-Ibu di Lingkup Pemerintah Daerah dan Balai-Balai Pusat atas kerjasamanya selama ini yang telah berjalan dengan sangat baik dalam proses koordinasi yang kita lakukan, semoga kerjasama yang baik ini dapat selalu kita pertahankan dan kita tingkatkan kedepannya. Karena tanpa koordinasi yang terjalin dengan baik, sehebat dan sebaik apapun rencana yang kita susun, tidak akan dapat terimplementasi dengan baik
Jakarta, Desember 2016 Penulis
METROPOLITAN BARU PALEMBANG RAYA
DAFTAR ISI A. Pendahuluan
01
B. Profil Kawasan Palembang Raya
07
C. Konsep Pengembangan
21
D. Masterplan 2025
29
E. Pengembangan Kawasan Prioritas
43
A PENDAHULUAN 01
02
METROPOLITAN BARU PALEMBANG RAYA
LATAR BELAKANG Metropolitan Baru Palembang Raya ditetapkan sebagai salah satu sasaran utama pembangunan perkotaan tahun 2015-2019. Metropolitan Baru Palembang Raya termasuk dalam 5 kawasan metropolitan baru di luar Pulau Jawa-Bali sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN). Metropolitan Palembang Raya mencakup Kota Palembang, sebagian Kabupaten Banyu Asin, sebagian Kabupaten Ogan Ilir dan sebagian Kabupaten Ogan Komering Ilir dengan jumlah penduduk kawasan ini tahun 2014 sekitar 3.335.461 jiwa dengan luasan kawasan ±15.498,63 Ha.
Kawasan Palembang Raya berada dalam WPS I MerakBakauheni-Bandar Lampung-Palembang-Tanjung Api-Api, serta WPS VI Kemaritiman Jambi-Palembang-Bangka Belitung (Pangkal Pinang) Kawasan Metropolitan Palembang Raya adalah kawasan yang memiliki kontribusi signifikan terhadap perekonomian Provinsi Sumatera Selatan melalui pengembangan kawasan pariwisata, seni dan budaya, komersial, dan kegiatan ekonomi perkotaan lainnya. Kawasan ini memiliki potensi sumberdaya alam yang melimpah seperti perkebunan (kelapa sawit, teh, karet) dan pertambangan (minyak, gas, batubara).
PERAN STRATEGIS
47,41% Kontribusi Metropolitan Palembang Raya terhadap perekonomian provinsi Sumatera Selatan
1,38%.Kontribusi Metropolitan Palembang Raya terhadap perekonomian nasional, yang selalu meningkat disetiap tahunnya.
27,42% ekspor karet nasional berasal dari Metropolitan Palembang Raya
90,58% hasil industri pengolahan Sumatera Selatan berasal dari Kota Palembang dan 52,34% kegiatan sektor tersier Sumatera Selatan berkembang di Kota Palembang
Perkembangan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan di Sumatera Selatan didorong oleh Kab. Banyuasin (11,51%) dan Kab. OKI (22,55%)
03
METROPOLITAN BARU PALEMBANG RAYA
SASARAN 1
Teridentifikasinya basis pertumbuhan ekonomi regional(kota inti dan kota-kota sekitarnya – kota satelit);
8
Teridentifikasinya kebutuhan pengembangan infrastruktur PUPR dalam di Kawasan Palembang Raya;
2
Teridentifikasinya kajian regional WPS I dan WPS VI
9
Teridentifikasinya isu dan permasalahan, termasuk pengukuran Key Performance Index (KPI)
3
Teridentifikasinya kondisi eksisting, sebaran, dan gap infrastruktur di Metropolitan Baru Kawasan Palembang Raya.
4
10
Teridentifikasinya sebaran dan kondisi kawasan kumuh di Kawasan Metropolitan Baru Palembang Raya;
Tersusunnya Rencana Pengembangan Kawasan Palembang Raya untuk jangka panjang (Rencana Ultimate), jangka menengah, dan jangka pendek, termasuk dalam bentuk peta dan tabel kegiatan prioritas;
5
Teridentifikasinya tingkat urban sprawl dan konurbasi di Kawasan Metropolitan Baru Palembang Raya;
11
Tersusunnya Dokumen Pra Detailed Engineering Design (DED) dan Visualisasi 3 Dimensi Kawasan/Sub Kawasan Strategis/Prioritas; dan Tersusunnya Pengelolaan Basis Data Spasial dari Kawasan Metropolitan Baru Palembang Raya.
6
Tersusunnya strategi peningkatan KPI Baru Palembang Raya
7
Teridentifikasinya kebutuhan pengembangan infrastruktur PUPR dalam pengembangan kawasan/sub kawasan strategis/prioritas di Kawasan Palembang Raya;
di Kawasan Metropolitan
OUTPUT PEKERJAAN PROFIL KAWASAN KONSEP PENGEMBANGAN DEVELOPMENT PLAN PENGEMBANGAN KAWASAN
04
05
06
B PROFIL KAWASAN 07
METROPOLITAN BARU PALEMBANG RAYA
KONSTELASI WILAYAH
Sebelah Utara Sebelah Selatan Sebelah Timur Sebelah Barat
08
: : : :
Kabupaten Musi Banyuasin Kabupaten OKU Selat Bangka Kabupaten Muara Enim
19 kecamatan Luas wilayah: 11.833 km2
16 kecamatan Luas wilayah: 2.666,07 km2
16 kecamatan Luas wilayah: 400,61 km2
18 kecamatan Luas wilayah: 18.359,04 km2
METROPOLITAN BARU PALEMBANG RAYA
ISU STRATEGIS
Keterkaitan KEK Tanjung Api-Api dengan perkembangan kegiatan ekonomi di Kota Palembang dan hinterlandnya Penyediaan infrastruktur pendukung KEK Tanjung Api-Api Tumbuhnya permukiman kumuh di pusat kota dan sempadan sungai Kemacetan di perbatasan Kota Palembang Kab. Banyuasin & Kab. OI (urban sprawl) Kurang berfungsinya simpul-simpul transportasi seperti terminal sebagai penghubung antar kabupaten Rendahnya daya saing wilayah hinterland dalam pengembangan komoditas unggulan
09
METROPOLITAN BARU PALEMBANG RAYA
KEPENDUDUKAN Jumlah penduduk di Metropolitan Palembang Raya tahun 2015 adalah 3,598,839 jiwa.
Proyeksi jumlah penduduk di Metropolitan Palembang Raya mencapai 4,198,964 jiwa Proyeksi kepadatan penduduk di Metropolitan Palembang Raya mencapai 44 jiwa/ha
Laju pertumbuhan penduduk di Metropolitan Palembang Raya tahun 2015 mencapai 1,66%/tahun
GRAFIK PERTUMBUHAN PENDUDUK TIAP KABUPATEN/ KOTA KAWASAN METROPOLITAN PALEMBANG RAYA
GRAFIK STRUKTUR PENDUDUK DI METROPOLITAN PALEMBANG RAYA BERDASARKAN LAPANGAN KERJA UTAMA TAHUN 2014
KAWASAN METROPOLITAN PALEMBANG RAYA 84% bekerja di sektor tersier SEKTOR TERSIER seperti kegiatan perdagangan, jasa dan lainnya (masih berkaitan dengan jasa).
10
Didominasi bekerja di sektor primer
Adanya kondisi tersebut mengindikasikan bahwa, Kota Palembang telah berkembang sebagai kota inti pelayanan yang didalamnya menyediakan kegiatan perdagangan dan jasa. Sedangkan, tiga kabupaten lainnya masih menjadi kota hinterland yang bergerak di sektor-sektor primer.
METROPOLITAN BARU PALEMBANG RAYA
KEPENDUDUKAN KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KOTA BERDASARKAN KARAKTERISTIK KEPENDUDUKAN KAWASAN METROPOLITAN PALEMBANG RAYA Jumlah penduduk semakin meningkat setiap tahunnya sebesar 1,73%
Berdasarkan jenis kelaminnya, penduduk di Metropolitan Palembang Raya relatif sama antara laki-laki dan perempuan
Didominasi oleh
penduduk usia produktif
s
Banyaknya penduduk yang bermigrasi keluar
Banyaknya penduduk yang berpendidikan dibawah SMA
Kepadatan penduduk han-
Penetapan KEK Tanjung Api-Api di Kabupaten Banyuasin
Kemudahan akses ke ibukota negara (Jakarta) / Pulau Jawa
Penetapan peran Metropolitan Palembang Raya dalam WPS MBBPT
ya terlihat di pusat-pusat kegiatan ekonomi (Kota Palembang dan kecamatan kabupaten lain yang berbatasan langsung dengan Palembang, bantaran sungai)
o
w
T
1
Metropolitan Palembang Raya harus dikembangkan kegiatan ekonomi yang produktif sehingga mampu mengurangi angka migrasi keluar dan dapat menampung penduduk usia produktif yang semakin bertambah
3
Mengembangkan perumahan yang layak huni guna menampung jumlah penduduk yang semakin meningkat dan untuk mengurangi permukiman kumuh di bantaran sungai
2
Peningkatan konektivitas pada ekonomi, seperti kawasan industri
4
Peningkatan konektivitas antar daerah di Kawasan Metropolitan Palembang Raya
pusat
kegiatan
11
METROPOLITAN BARU PALEMBANG RAYA
KARAKTERISTIK PERGERAKAN Pergerakan orang menuju Kota Palembang bermaksud untuk urusan Pribadi (54,8%), bekerja (15%) dan sisanya untuk sekolah.
Untuk pergerakan barang yang berasal dari Banyuasin, Ogan Ilir maupun OKI masih bergerak di internal kabupaten.
Pergerakan barang di kawasan metropolitan Palembang Raya sangat tergantung dengan Kota Palembang. Hal tersebut dikarenakan Kota Palembang memiliki pelabuhan bongkar muat barang skala regional.
Pergerakan di dalam Kota Palembang didominasi kendaraan pribadi. Sedangkan untuk kendaraan umum digunakan Trans Musi dan Angkutan kota
12
Pelabuhan Boom Baru sebagai pintu ekspor impor bagi Sumatera Selatan sehingga pergerakan barang sangat tinggi dari maupun menuju Pelabuhan Boom Baru di Kota Palembang
METROPOLITAN BARU PALEMBANG RAYA
SPATIAL DEVELOPMENT Penggunan lahan di kawasan metropolitan Palembang Raya pada tahun 2014 masih didominasi oleh Ruang Terbuka Hijau (83%), baik berupa lahan produktif maupun non produktif. Namun, proporsi luasan tersebut meningkat 40% dari tahun 2003.
Peta tutupan lahan tahun 2014
Dalam perkembangannya terdapat beberapa penyimpangan dari pola ruang yang telah ditetapkan pada RTRW Kabupaten/Kota
Sebanyak 21% dari total luas lahan terbangun menyimpang dari pola ruang yang telah ditetapkan seharusnya.
Prosentase peningkatan lahan terbangun dan permukiman di Metropolitan Palembang Raya
Guna lahan yang terokupasi oleh lahan permukiman adalah hutan lindung, hutan produksi konversi, hutan produksi tetap, hutan suaka alam, kawasan Tanjung ApiApi, perairan, perikanan, perkebunan dan pertanian.
Perubahan lahan menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya bencana banjir akibat berkurangnya daerah resapan air. Sebaran peningkatan luas lahan permukiman tersebar di daerah yang berbatasan dengan Kota Palembang.
13
METROPOLITAN BARU PALEMBANG RAYA
URBAN SPRAWL Perkembangan permukiman masih terpusat di Kota Palembang dan menyebar di pusat-pusat kegiatan ibukota Kabupaten Banyuasin, Kabupaten Ogan Ilir dan Kabupaten OKI.
Pada tahun 2014, luas permukiman di metropolitan sebesar 93.352,53 ha. Luasan tersebut telah meningkat dari tahun 2003. Pada tahun 2003 luas lahan permukiman sebesar 38.485,95 ha.
Kondisi fisik kawasan Pengaruh kegiatan wilayah sekitar (di luar wilayah kota/ kabupaten) yang lebih maju atau berkembang Adanya rencana pengembangan kawasan
Dari luas total lahan permukiman hanya terdapat 1,9% kawasan permukiman kumuh.
Peta sebaran kumuh di Kota Palembang tahun 2014
14
Sebagian besar permukiman kumuh tersebar di sepanjang sungai, sisanya adalah permukiman perkotaan, dan kampung kota
METROPOLITAN BARU PALEMBANG RAYA
URBAN SPRAWL
KTM Telang, Kabupaten Banyuasin
Jalur utama Kota Palembang-Kota Pangkalan Balai
Di sekitar kota inti ( Kenten di Kabupaten Banyuasin, Talang Kelapa dan Jakabaring di Kota Palembang
15
METROPOLITAN BARU PALEMBANG RAYA
KONDISI PEREKONOMIAN WILAYAH Metropolitan Palembang Raya yang didalamnya terdapat Kota Palembang merupakan pusat pelayanan utamanya bagi Provinsi Sumatera Selatan. Oleh karena itu, kontribusi metropolitan sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan.
KETERANGAN: A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan B Pertambangan & Penggalian C Industri Pengolahan D Pengadaan Listrik dan Gas E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang F Konstruksi G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor H Transportasi dan Pergudangan I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
2010-2014 didominasi oleh kegiatan sektor primer namun sektor sekunder dan tersier juga terus meningkat setiap tahunnya
16
J K L M,N O P Q R,S,T,U
Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan dan Asuransi Real estate Jasa Perusahaan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jasa Lainnya
METROPOLITAN BARU PALEMBANG RAYA
KONDISI PEREKONOMIAN WILAYAH
Andalan: Sektor Primer (Pertanian, Kehutanan dan Perikanan; Industri pengolahan; konstruksi; perdagangan)
Unggulan : Sektor Sekunder (konstruksi) dan Tersier (Perdagangan; penyediaan akomodasi dan makan minum; jasa) Andalan: Sektor Primer (Pertanian, Kehutanan dan Perikanan)
Unggulan: Sektor Tersier (transportasi dan pergudangan; informasi dan komunikasi; jasa-jasa) Andalan: Sektor Sekunder (industri pengolahan; listrik, air, konstruksi) dan Tersier (Perdagangan)
Unggulan: Sektor Tersier (adm inistrasi pemerintahan) Andalan: Sektor Primer (Pertanian, Kehutanan dan Perikanan)
Dengan berkembangnya investasi industri pengolahan dan didukung adanya pembangunan infrastuktur, maka diharapkan konektivitas dengan kota inti akan meningkat.
Dengan demikian, akan terjadi peningkatan proporsi sektor sekunder dan sektor tersier
17
METROPOLITAN BARU PALEMBANG RAYA
KONDISI PEREKONOMIAN WILAYAH
Cluster industri sawit dan karet Pusat pengolahan dan ekspor batubara perikanan
Pertanian Karet dan sawit perikanan
Pariwisata Industri Perdagangan dan jasa
Pertanian Perikanan Karet dan sawit
sedang mengalami perkembangan yang sangat cepat, termasuk implikasinya terhadap pergeseran tata ruang (lahan kosong menjadi perdagangan dan permukiman), hanya saja modal ekonominya masih rapuh.
Kategori kawasan yang sedang tumbuh, namun banyak hal yang menghambat, sehingga pertumbuhannya relatif melambat. Diperkirakan masih banyak faktor-faktor percepatan ekonomi yang belum kondusif.
18
Kategori mature seperti Kab. Banyuasin masih mengalami hambatan karena layanan prasarana m dan kondisi infrastruktur yang masih belum kuat
METROPOLITAN BARU PALEMBANG RAYA
KONDISI PEREKONOMIAN WILAYAH
1
KEK Tj. Api-Api: Industri Pengolahan hasil tambang, pertanian, perkebunan dan perikanan
2
KTM Telang: Perikanan, perkebunan
3
Pulau Rimau: Industri pengolahan hasil perkebunan
4
Tanjung Lago: Perkebunan, peternakan dan pertanian
5
Pangkalan Balai: Pusat pemerintahan, permukiman
6
Kota Palembang: Perdagangan, jasa, pusat pemerintahan, industri, permukiman, transportasi (pelabuhan), pariwisata.
7
Kertapati, Kota Palembang: Permukiman, transportasi (terminal, stasiun)
8
Indralaya: Pusat pemerintahan, permukiman
9
Indralaya Utara: Pertanian
jasa pendidikan,
10
Lempuing: Perikananan, pertanian, dan perkebunan
11
Kayuagung: Pusat pemerintahan dan permukiman
19
20
C KONSEP PENGEMBANGAN 21
METROPOLITAN BARU PALEMBANG RAYA
KONSEP PENGEMBANGAN
Mewujudkan kawasan metropolitan Palembang Raya sebagai pusat pertumbuhan nasional di Sumatera Selatan
22
Mewujudkan kawasan metropolitan Palembang Raya yang livable
Mewujudkan kawasan metropolitan Palembang Raya yang menjaga keterhubungan antar wilayah melalui pengembangan intermoda
METROPOLITAN BARU PALEMBANG RAYA
KONSEP PENGEMBANGAN
Pada visi 2025
untuk masterplan 2025
untuk mencapai sasaran
23
METROPOLITAN BARU PALEMBANG RAYA
KONSEP PENGEMBANGAN
Mengembangkan dua kota inti dengan fungsi yang berbeda (Tanjung Api-Api untuk pengembangan industri dan Kota Palembang sebagai pengembangan perdagangan dan jasa)
terdapat kawasan-kawasan yang mempunyai tarikan-tarikan guna lahan pada masing-masing
Mengembangkan kota kota satelit yang mandiri dengan fungsi yang berbeda (Perkotaan Indralaya, Perkotaan Kayuagung, Perkotaan Pangkalan Balai, Kawasan Jakabaring, Talang Kelapa, KTM Telang dan Kawasan Kertapati)
24
METROPOLITAN BARU PALEMBANG RAYA
KONSEP PENGEMBANGAN
Kawasan Pendukung Metropolitan dalam penyediaan perumahan
sebagai Kota (Pusat Pengolahan)
Sebagai kota inti (Pusat perdagangan dan jasa skala nasional)
Kawasan Pendukung Metropolitan dalam penyediaan perumahan
Kawasan inter/intra Palembang.
Penghubung Metropolitan
sebagai Kota Satelit II (Pusat Perdagangan dan Jasa Skala Kabupaten)
Satelit I Industri
Kawasan Pendukung Metropolitan dalam penyediaan perumahan
sebagai Kota Satelit II (Pusat Perdagangan dan Jasa Skala Kabupaten)
25
METROPOLITAN BARU PALEMBANG RAYA
KONSEP PENGEMBANGAN
Mendorong percepatan pengembangan KEK Pelabuhan
Percepatan pergerakan barang dari dan ke KEK Pelabuhan Tanjung Api-Api
Mengintegrasikan antar pusat dalam konstelasi regional
Pengembangan pergerakan penumpang lintas kabupaten Kota di Sumatera Selatan
Mengembangkan akses dari hinterland ke KEK dan
Pengembangan pergerakan penumpang regional Metropolitan Palembang
Mengatasi persoalan aksesibilitas internal dalam masing
Pergerakan internal didalam Kota Palembang
Tanjung Api-Api
Metropolitan Palembang
pelabuhan Tanjung Api Api menumbuhkan pusat pusat baru di sekitar Metropolitan Palembang masing kawasan perkotaan
26
Pelayanan komuter Palembang-Indralaya
METROPOLITAN BARU PALEMBANG RAYA
KONSEP PENGEMBANGAN
Pergerakan internal didalam kota Palembang Pengembangan angkutan sungai bersifat melengkapi (terintegrasi) Sungai Musi dan anak sungainya (Sungai Ogan, Keramasan, dll),
Penyatuan angkutan sungai dan pariwisata
Pengembangan pergerakan penumpang regional Metropolitan Palembang Raya
Meningkatkan kapasitas pelayanan angkutan umum, Mengendalikan tingkat penggunaan kendaraan pribadi, Mempertahankan tingkat pelayanan jaringan jalan, Pengembangan konsep sistem transportasi multi moda.
Pengembangan transportasi multi moda berbasis sungai di wilayah Metropolitan Palembang Raya
Pengintegrasian aksesibilitas internal di kabupaten/kota kawasan Metropolitan Palembang Raya
27
28
D MASTERPLAN 2025 29
METROPOLITAN BARU PALEMBANG RAYA
30
METROPOLITAN BARU PALEMBANG RAYA
31
METROPOLITAN BARU PALEMBANG RAYA
32
METROPOLITAN BARU PALEMBANG RAYA
33
METROPOLITAN BARU PALEMBANG RAYA
34
METROPOLITAN BARU PALEMBANG RAYA
35
METROPOLITAN BARU PALEMBANG RAYA
36
METROPOLITAN BARU PALEMBANG RAYA
37
METROPOLITAN BARU PALEMBANG RAYA PROGRAM PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR SUMBER DAYA AIR METROPOLITAN PALEMBANG RAYA TAHUN 2018
38
METROPOLITAN BARU PALEMBANG RAYA PROGRAM PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR JARINGAN JALAN METROPOLITAN PALEMBANG RAYA TAHUN 2018
39
METROPOLITAN BARU PALEMBANG RAYA
PROGRAM PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR NON-PUPR METROPOLITAN PALEMBANG RAYA TAHUN 2018
40
METROPOLITAN BARU PALEMBANG RAYA
PROGRAM PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR NON-PUPR METROPOLITAN PALEMBANG RAYA TAHUN 2018
41
42
E PENGEMBANGAN KAWASAN PRIORITAS 43
METROPOLITAN BARU PALEMBANG RAYA
KAWASAN PRIORITAS
Kawasan yang mendapat prioritas paling utama di dalam pengembangan dan penanganannya dengan memperhatikan kawasan strategis dalam wilayah propinsi dan kabupaten untuk mewujudkan sasaran pembangunan sesuai dengan potensi dan kondisi geografis.
Kesesuaian dengan rencana tata ruang di Metropolitan Palembang Raya Mendorong pengembangan lintas kawasan dalam Metropolitan Palembang Raya Dukungan pemerintah daerah (propinsi dan kabupaten), masyarakat, dan swasta. Kawasan yang berkembang pesat dan berpotensi sebagai pusat kegiatan ekonomi
Mencakup pengembangan kawasan intermoda dan terminal barang karyajaya, kawasan industri Karyajaya, dan Kawasan Agropolitan Pulokerto
Mencakup kawasan industri Sukarame, kawasan pengembangan di Kabupaten Banyuasin
44
Mencakup pengembangan perumahan baru di perbatasan Kota Palembang-Kota Pangkalan Balai, pengembangan Airport City
Mencakup Jakabaring Sport City, wilayah pengembangan ekonomi terpadu Jakabaring, Kota Palembang.
METROPOLITAN BARU PALEMBANG RAYA
KAWASAN PRIORITAS
Desa Keramasan, Kecamatan Kertapati, Kota Palembang Terletak di perbatasan antara kota Palembang dengan kabupaten Ogan Ilir. Ditetapkan sebagai Kawasan Pengembangan Terpadu dalam RTRW Kota Palembang dengan fungsi :
Rencana pengembangan jaringan jalan didalam Kawasan Metropolitan Palembang Raya, kawasan ini akan masuk didalam pelayanan jalur lingkar barat Kota Palembang yang akan terhubung dengan seluruh wilayah kota Palembang dan juga kabupaten Ogan ilir.
kawasan perbatasan yang diindikasikan akan mengalami perkembangan yang pesat
menjadi pendorong bagi pengembangan kawasan di pinggir Kota Palembang
39 45
METROPOLITAN BARU PALEMBANG RAYA
KAWASAN PRIORITAS
kawasan perbatasan yang diindikasikan akan mengalami perkembangan yang pesat
Dilalui jaringan jalan dengan fungsi arteri primer jalur lintas regional yang menghubungkan Palembang dengan Indralaya (Kab. OI) dan keseluruh wilayah di Sumatera. Yang didukung oleh keberadaan terminal tipe A.
di lintasi oleh jalur kereta api Palembang – Lubuk Linggau, Palembang Lampung. maka lokasi ini dapat menjadi alternatif untuk pengembangan stasiun pendukung Kertapati yang dipadukan dengan moda transportasi sungai (melalui dermaga di Sungai Keramasan) dan moda transportasi jalan raya (melalui pengembangan Terminal Karyajaya) Jaringan lalu lintas sungai yang melayani transportasi internal di dalam wilayah Kota Palembang dan juga berfungsi sebagai jalur lintasan wisata sungai dengan memanfaatkan sungai kramasan. Sungai ini terhubung dengan sungai Musi.
46
menjadi pendorong bagi pengembangan kawasan di pinggir Kota Palembang
Kawasan pengembangan terpadu Karyajaya merupakan kawasan rawa pasang surut yang mana dalam pengembangannya perlu di perhatikan sistem tata air, sehingga pengembangan kawasan ini tidak menimbulkan gangguan lingkungan di sekitarnya khususnya dalam hal sistem tata air
METROPOLITAN BARU PALEMBANG RAYA
KAWASAN PRIORITAS
Fungsi ruang yang akan dikembangkan di Kawasan ini antara lain fungsi perumahan, perdagangan dan jasa, industri dan transportasi serta ruang terbuka hijau.
Perdagangan dan jasa perumahan industri transportasi Ruang terbuka hijau Ruang terbuka biru
PERDAGANGAN DAN JASA dikembangkan dengan skala pelayanan internasional. untuk menarik perkembangan kota Palembang kearah selatan sehingga tumbuh sebagai simpul pusat pelayanan baru. Selain untuk kawasan ini juga menyediakan fasilitas perdagangan dan jasa dengan skala pelayanan lokal dan lingkungan.
PERUMAHAN dikembangkan adalah perumahan vertikal. Untuk memenuhi kebutuhan rumah yang terus meningkat. INDUSTRI dikembangkan industri padat teknologi dan juga akan di kembangkan industri padat karya, untuk menyediakan lapangan pekerjaan bagi penduduk di Metropolitan Palembang Raya.
TRANSPORTASI dikembangkan di kawasan ini adalah transportasi yang mengintegrasikan antar moda angkutan yang meliputi moda angkutan sungai, moda angkutan kereta dan moda angkutan jalanraya.
RUANG TERBUKA HIJAU. sebagai ruang sosial budaya dan fungsi ekologi juga dimaksudkan untuk meningkatkan estetika dan
amenitas kawasan pengembangan terpadu Karyajaya. RTH yang akan di kembangkan berupa RTH hutan kota dengan luas kurang lebih 6 ha dan ruang terbuka sempadan sungai.
RUANG TERBUKA BIRU. Pengembangan ruang terbuka biru berupa polder pengendali banjir dengan luas kurang lebih 9 ha. hal ini menjadi penting mengingat kawasan ini adalah rawa yang rawan terhadap banjir pasang surut.
47
METROPOLITAN BARU PALEMBANG RAYA
KAWASAN PRIORITAS
Pengembangan kawasan dengan intensitas ruang sedang dengan KLB 3
Pengembangan kawasan dengan intensitas ruang tinggi dengan KLB 7
Rencana jaringan jalan di Kawasan Pengembangan Terpadu Karyajaya ini akan di kembangkan dengan tujuan untuk membagi blok blok pemanfaatan lahan, sehingga dapat dicapai daya guna yang optimal dengan menciptakan aksesibilitas yang sama pada setiap bloknya
ROW jalan kolektor sekunder 30 m ROW jalan Kolektor sekunder 2 : 20 m ROW jalan Lokal sekunder 15 m
Perdagangan dan jasa perumahan industri transportasi Ruang terbuka hijau Ruang terbuka biru Jalan arteri primer Jalan kolektor sekunder
48
METROPOLITAN BARU PALEMBANG RAYA
KAWASAN PRIORITAS
INDUSTRI Pengembangan industri padat teknologi dan industri padat karya.
TRANSPORTASI Fasilitas terminal multimoda yang mengakomodasi angkutan sungai, angkutan kereta dan angkutan jalan raya.
RUANG TERBUKA BIRU. Pengembangan ruang terbuka biru berupa polder pengendali banjir dengan luas sekitar 9 ha
RUANG TERBUKA HIJAU.
RTH yang akan di kembangkan berupa RTH hutan kota dengan luas kurang lebih 6 ha dan ruang terbuka sempadan sungai.
PERUMAHAN dikembangkan adalah perumahan vertikal. Dengan intensitas sedang dan tinggi
PERDAGANGAN DAN JASA
Perdagangan dan jasa
perumahan
dikembangkan dengan skala pelayanan internasional. untuk menarik perkembangan kota Palembang kearah selatan
industri transportasi Ruang terbuka hijau Ruang terbuka biru
49
METROPOLITAN BARU PALEMBANG RAYA
KAWASAN PRIORITAS
Pengembangan kawasan perumahan vertikal intensitas rendah; rumah susun untuk menampung relokasi permukiman kumuh di bantaran sungai
BIRD EYE VIEW
Pengembangan kawasan perumahan vertikal intensitas tinggi untuk memenuhi kebutuhan perumahan yang selalu meningkat.
Kawasan Pengembangan Terpadu Karyajaya 50
polder pengendali banjir dengan luas kurang lebih 9 ha. hal ini menjadi penting mengingat kawasan ini adalah rawa yang rawan terhadap banjir pasang surut
METROPOLITAN BARU PALEMBANG RAYA
KAWASAN PRIORITAS
Ruang terbuka hijau berupa hutan kota seluas 6 ha yang berada di tengah-tengah kawasan perdagangan dan jasa.
BIRD EYE VIEW
Ruang terbuka hijau di sempadan Sungai Keramasan. Berfungsi meningkatkan estetika dan amenitas kawasan pengembangan terpadu Karyajaya.
Kawasan Pengembangan Terpadu Karyajaya
Kawasan perdagangan dan jasa yang akan tumbuh sebagai simpul perkembangan baru (pusat pelayanan baru) di selatan Kota Palembang. melayani perdagangan dan jasa dengan skala pelayanan internasional maupun skala lokal/ lingkungan.
Stasiun multimoda yang akan dikembangkan di kawasan ini adalah transportasi yang mengintegrasikan antar moda angkutan yang meliputi moda angkutan sungai, moda angkutan kereta dan moda angkutan jalan raya.
51