KABAR PERBANAS JATIM

Page 1

KABAR

PERBANAS 02 Edisi

Jawa Timur

November 2013

Rp 11.000 Equilibrium Baru Nilai Tukar?

 Halaman 5

Dwi Perkuat 3 Program  Halaman 12

Harga Rumah Pun Menggunung  Halaman 17

Awas Cyber Crime Perbankan  Halaman 22

Haruskah Terpaku SOP  Halaman 34



Salam Redaksi

daftar isi

1 Cover 3 Salam Redaksi (daftar isi) 5 Laporan Utama Rp 11.000 Equilibrium Baru Nilai Tukar? 10 Laporan Utama Ekonomi RI Sudah Sesuai Arah 12 Peristiwa Dwi Perkuat Tiga Program 14 Wawancara Agus Martowardojo, Rupiah Sekarang Bagus Untuk Obati Penyakit 18 Kredit Mengamati Kredit Perumahan 24 Regulasi PRODUK PERTAMA OJK, POJK tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan 28 Peristiwa BI Surabaya Gebrak GIM 2013 30 Kesehatan Maag Pun Bisa Mengintai Nyawa Anda

PERBANAS

Indonesian Banks Association

Pemerintah, Pengusaha dan Rakyat

Bila kita cermati, penupembelian SBN, saham dan runan nilai tukar rupiah seObligasi Korporasi Indonesia cara drastis sejak 7 Juni 2013 untuk menjaga ketersediaan terjadi karena aliran keluar rupiah untuk antisipasi naimodal jangka pendek dari knya yield obligasi sehingga Indonesia. Nilai tukar rupiasing gak masuk lebih dalam. ah merosot karena pemodal Pengusaha, diharapkan asing mengurangi kepemilitidak hanya memikirkan kan atas surat-surat berharkepentingan sesaat. Dalam ga yang diperjualbelikan di posisi ini, terutama devisa pasar uang ataupun modal dari eksportir menjadi suatu Indonesia yang masih dangkeharusan untuk segera HERMAN HALIM kal dan sempit. masuk ke dalam negeri. JanPada awal Juni 2013, posisi rupiah bera- gan main “parkir” di luar negeri. da pada kisaran Rp 9.9000-an, pada 7 NoIndonesia harus bisa mencontoh Thaivember 2013 di posisi Rp 11.416 per dollar land. Negara Gajah itu memiliki ketenAS. Suatu lonjakan yang cukup signifikan tuan terkait dengan Devisa Hasil Ekspor dalm kurung waktu sekitar 4 bulan. (DHE) seperti apa yang dimiliki IndonePersoalan ekonomi, termasuk di da- sia. Akan tetapi, di Thailand ada kewalamnya persoalan kurs, tidak bisa hanya jiban dari para eksportir untuk menukardiselesaikan dengan satu lembaga, in- kan hasil ekspornya (dollar AS) ke dalam stansi dan lainnya. Akan tetapi, di sini mata uang Thailand (Bath). Mungkin ini memerlukan suatu kebersamaan demi In- merupakan salah satu solusi. donesia. Bertolak pada kenyataan inilah, Bagaimana dengan rakyat sendiri? persoalan ekonomi sudah seharusnya Pada kondisi seperti ini, rakyat sudah menjadi tugas kita semua. Baik pemerin- sepantasnya pula mengoptimalkan tah, pengusaha hingga kalangan rakyat. produk-produk dalam negeri, sehingga Bagi pemerintah, diperlukan regulasi angka ketergantungan pada impor dayang dapat mendinginkan mesin-mesin pat diperkecilDi bulan November ini, diekonomi. Misalnya, kebijakan-kebijakan mana pada 10 November 2013 lalu, kita untuk menekan impor. Bank Indonesia memperingati Hari Pahlawan, mari kita sendiri, diharapkan tidak akan pernah jadikan momentum untuk membangkit“tidur” dalam menjaga mata uang kita. kan gejolak nasionalisme kita. Mari kita BI diharapkan terus memperbanyak berpegangan erat, bahu membahu antara cadangan devisa dengan memperluas pemerintah, pengusaha dan rakyat untuk jangka waktu term deposit valas. Juga mengatasi penurunan ekonomi ini.

KABAR

SUSUNAN DEWAN PENASIHAT / PENGURUS PERBANAS DAERAH JAWA TIMUR

PERBANAS Jawa Timur

Terbit : 3 bulan sekali Tebal : 40 halaman full colour Ukuran Halaman : 21,5 cm x 28,5 cm Jumlah Kolom : 3 kolom Alamat : Sekretariat Perbanas Kampus STIE Perbanas Gedung D Lantai 2 Jl Nginden Semolo No. 34 – 36 Surabaya Telp : 031-5930243; Fax : 031-5947151

SUSUNAN REDAKSI Penanggungjawab : Perbanas Daerah Jawa Timur Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi : Herman Halim Koordinator Redaksi : M Pujiono Santoso Redaktur Ahli : Joko Sumiatno, Deviana Widjaja, Tan Surya Agung, Judi Agus Setiawan Redaktur Pelaksana : Erfandi Putra Redaktur : Gatot Gus Santo Sekretaris Redaksi : Tri Setyaningsih Reporter Surabaya : Mashita, Tamam Malaka Reporter Jakarta : Djauhari Effendi, Fariq Rofiq Fotografer : Zaky Al-Pakong Layout : T. O. Vianto Iklan / Langganan Tri Setyaningsih HP : 081.230389256 E-mail : tya@perbanas.ac.id atau tya_dias@yahoo.co.id

DEWAN PENASIHAT PENGURUS HARIAN Ketua Wk. Ketua Bid. Organisasi & Hub. Antar Daerah Wk. Ketua Bid. Penelitian/ Pengkajian Perbankan & Hukum Wk. Ketua Bid. Pendidikan & Pengembangan SDM Wk. Ketua Bid. Umum & Olahraga Sekretaris Bendahara Anggota : Bidang Organisasi & Hubungan Antar Daerah Bidang Penelitian/Pengkajian Perbankan & Hukum Bidang Pendidikan & Pengembangan SDM Bidang Umum & Olahraga

: Freddy Suliman Dasuki Amsir Hadi Sukrianto : Herman Halim : Eko Antono : M Pujiono Santoso : Th M Pramudito Nugroho : Tang Amir : Djaki Djajaatmadja : Suharjanto Djunaidi : Anita Prasetio, Aufrieda Artsiana Dewi, Chandra Tjong, Judiarto : Deviana Widjaja, Tan Surya Agung, Joko Sumiatno, Judi Agus Setiawan : Iis Herijati, Selvy Hutomo, Dicky Dwidiarto, Untung Pujadi : Soelistiyono Halim, Henry Tjowari, Benny Arjuna, Darmaisah

Perbanas Jatim | Edisi 2 | November 2013

3


PERBANAS

Kilas

Indonesian Banks Association

Satu Lot Tak Lagi 500 Tapi 100 Lembar Saham JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) akan mengeluarkan kebijakan jumlah lot saham yang menurut rencana efektif akan berlaku 2 Desember 2013 mendatang. Jika sebelumnya jumlah lot saham 500 lembar per lot, selanjutnya menjadi 100 lembar per lot. Ketentuan tersebut bertujuan untuk meningkatkan likuiditas, efisiensi dan pendalaman pasar. “Perubahan lot juga bertujuan untuk memperkecil rasio antara permintaan dan transaksi. Sekarang ini rasionya antara 1:3 sampai 1:4, ini masih besar jadi pelaksanaan perdagangan tidak efisien,” kata Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota BEI Samsul Hidayat Samsul di Jakarta, Kamis (17/10/2013).

Menurut dia, untuk bisa meningkatkan likuiditas di pasar saham, selain memperkecil lot saham, pihaknya juga akan memperkecil fraksi harga dan kelompok harga. Saat ini, kata dia, pihak bursa masih memberlakukan 5 kelompok harga. Nantinya, kelompok ini akan diperkecil menjadi 3 kelompok saja dengan fraksi harga yang lebih kecil. Kelompok-kelompok harga di aturan yang baru yaitu kelompok harga di bawah Rp 200 per saham, Rp 200-5.000 per saham, dan harga di atas Rp 5.000 per saham. Selain itu, otoritas bursa juga akan mengatur fraksi harga. Fraksi harga untuk setiap kelompok harga akan semakin kecil bila dibandingkan dengan sebelumnya.  jef

Seribuan Pegawai BI Bakal Hijrah ke OJK JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat sekitar 1.170 pegawainya akan pindah ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Namun sampai saat ini baru 80 orang yang secara resmi aktif sebagai pegawai OJK. “Jumlah pegawai yang akan ditugaskan ke OJK itu jumlahnya 1.170. Saat ini sudah ada 80 pegawai yang bertugas di bagian self function di OJK, sudah di awal tahun kemarin,” ungkap Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo di Jakarta, Jumat (18/10/2013). Dikatakan Agus, pegawai yang ‘hijrah’ ini nantinya berada di bawah koordinasi OJK dan tidak lagi di bawah BI. Ketua Dewan Komisioner OJK, Muliaman Hadad menambahkan pegawai BI yang hijrah

ini akan membantu OJK di luar fungsi-fungsi pengawasan. Karena pengawasan bank baru berlaku di 1 Januari 2014 nanti. “Untuk logistik, kita support dari BI 80 orang dari awal tahun ini, namanya bedol desa sehingga semua penugasan bisa dilakukan dan tidak boleh ada gangguan sedikitpun jadi smooth saking smoothnya tak kerasa sudah pindah,” tuturnya. Setelah pengawasan bank pindah ke OJK nantinya, akan ada 34 kantor di daerah. Pegawai yang mencapai seribuan itu akan ditempatkan juga di daerah. Dari sisi fasilitas, Muliaman memastikan pegawai OJK yang merupakan pindahan dari BI juga mendapatkan fasilitas yang sama. fiq

Pelindo III Antisipasi Peningkatan Pertumbuhan Pelabuhan Banjarmasin SURABAYA – Dalam rangka mendukung program Pemerintah RI terhadap proyek Masterplan Percepatan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) di Kalimantan Selatan, PT Pelindo III (Persero) telah menyelesaikan pembangunan terminal peti kemas dan dermaga Pelabuhan Trisakti Banjarmasin. Dalam program MP3EI tersebut, Pelabuhan memegang peranan penting dalam aspek konektivitas dengan menekankan pembangunan yang terintegrasi antara sistem transportasi, logistik, serta komunikasi dan informasi untuk membuka akses daerah. Dalam menunjang program tersebut, beberapa proyek pembangunan untuk peningkatan infrastruktur pelabuhan. General Manager PT Pelindo III (Persero), Toto Heli Yanto menjelaskan bahwa perkembangan pelayanan pelabuhan trisakti sebelumnya hanya dapat beroperasi selama 8 jam karena faktor kedalaman alur sungai Barito yang hanya mengandalkan pasang surut. Namun kini dengan adanya pemeliharaan alur Barito maka kapal dapat beroperasi keluar dan masuk pelabuhan selama 24 jam nonstop. Hal tak lepas adanya sinergi antara PT Pelindo III dengan Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan yang membentuk anak perusahaan untuk pengelola alur sungai Barito yang kedalamannya terbatas. Toto Heli Yanto lebih lanjut merinci, keseluruhan proyek yang dibangun Pelindo III merupakan proyek vital dari perusahaan dalam rangka mendukung visinya mamacu integrasi logistik nasional.  fan

4

Perbanas Jatim | Edisi 2 | November 2013

Harus Pintar Pilih Asuransi JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kini mengawasi penuh seluruh perusahaan asuransi di Indonesia. Selaku regulator, OJK meminta nasabah lebih pintar dalam memilih produk asuransi. Kepala Eksekutif OJK bidang Asuransi, Firdaus Djaelani mengatakan polis sebuah asuransi yang tertuang dalam prospektus harus dibaca hingga selesai sebelum membeli produk tersebut. Jika ada klausul yang tidak sesuai atau tidak membuat nasabah nyaman maka jangan dibeli produknya. “Ya gini, ya harusnya dibaca (prospektus) kenapa dia tak baca. Itu kan polis kan perjanjian jadi harus dibaca,” kata Firdaus di Jakarta, Jumat (18/10/2013). Untuk mempermudah nasabah, Firdaus mengatakan perusahaan asuransi nantinya akan diwajibkan membuat ringkasan eksekutif. “Sehingga ringkasan eksekutif cukup selembar atau dua lembar paling banyak sehingga mudah dibaca, kita mau coba sarankan,” ungkapnya. Lebih jauh Firdaus mengatakan, nasabah jangan hanya setuju saja atas apa yang telah disampaikan oleh sang agen asuransi. Namun perlu dicermati seluruh klausul satu demi satu sehingga ke depan tak ada lagi sengketa antara nasabah dan perusahaan asuransi. “Polis itu kan perjanjian harus dibaca supaya dia tau apakah kewajiban dia, dia kan harus bayar premi membayar setoran, sakit apa, kalau misalkan ada perubahan gedung perubahan seperti apa ya dia harus bisa jelaskan supaya perusahaan asuransi bisa menganalisis risiko,” tutur Firdaus.  jef, bbs

Kredit dan DPK BTN Tumbuh JAKARTA- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk optimis dapat mempertahankan kinerja perusahaan di tengah kondisi ekonomi makro yang tidak kondusif pada Triwulan III 2013. Perseroan berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2013 berhasil meningkatkan perolehan Laba Bersih sebesar Rp 1,057 Triliun. Perolehan laba ini didorong oleh pertumbuhan kredit dan pembiayaan yang disalurkan sebesar Rp 96,53 Triliun dan Dana Pihak Ketiga sebesar Rp.88,537 Triliun. “Pertumbuhan kredit perseroan berada diatas rata-rata pertumbuhan kredit nasional sebesar 22%. Kami bersyukur Bank BTN dapat mempertahankan sekaligus meningkatkan kinerja perseroan walaupun kondusi makro kurang kondusif,”. Demikian Maryono, Direktur Utama Bank BTN menjelaskan pada saat paparan kinerja Triwulan III tahun 2013 di Jakarta, Senin (28/10/2013). Berdasarkan laporan keuangan perseroan per 30 September 2013 tersebut Bank BTN membukukan Asset sebesar Rp 123,319 Triliun atau tumbuh 24,87% dari posisi yang sama tahun 2012 yang sebesar Rp 98,756 Triliun. Sementara dari sisi Kredit dan Pembiayaan tumbuh dari Rp 76,566 Triliun pada tahun 2012 menjadi Rp 96,539 Triliun. Pertumbuhan kredit ini mencapai 26% atau berada diatas pertumbuhan kredit nasional yang sebesar 22%. Bank BTN memproyeksikan pertumbuhan kredit akan berada pada kisaran 20% sd 25% sampai dengan akhir tahun 2013. Sementara untuk Dana Pihak Ketiga ( DPK) Perseroan pada posisi yang sama tumbuh dari Rp 69,331 Triliun pada tahun 2012 menjadi Rp 88,537 Triliun pada tahun 2013. Dana Phak Ketiga Bank BTN pada tahun 2013 pertumbuhannya mencapai 28%.  jef


Laporan Utama

PERBANAS

Indonesian Banks Association

D Rp 11.000 Equilibrium Baru Nilai Tukar? Setelah sebulan penuh “bergejolak�, bahkan nilai tukar rupiah sempat menembus 11.618 per dollar AS pada 1 Oktober 2013 lalu, kini berangsur-angsur menguat. Pada 23 Oktober rupiah menguat ke level Rp 10.766 pada. Itu terjadi menyusul perpanjangan sementara kenaikan plafon utang Amerika Serikat hingga awal 2014. Hanya saja, setelah itu kembali melemah lagi, sehingga 1 November 2013 tercatat sudah ke 11.324 per dollar AS, bahkan hingga 7 November 2013 tercatat Rp 11.416 per dollar AS.

ALAM berbagai pernyataannya, Bank Indonesia (BI) menilai bahwa pergerakan rupiah menunjukan faktor-faktor fundamental dalam perekonomian Indonesia saat ini. Secara tidak langsung, ini merupakan satu sinyal bahwa kita harus mulai membiasakan diri dengan USD/IDR di level 11.000 dan ke atas. Ini adalah pengertian dari kondisi normal baru yang harus kita terima. Pada saat bersamaan, BI akan terus mencermati pergerakan pasar. Adanya pergerakan USD/IDR yang berlebihan merupakan satu perihal yang akan mengganggu momentum pertumbuhan ekonomi. Diharapkan, BI dapat menaikan suku bunga FASBI rate sebanyak 25-50 bps ke depan, namun untuk BI rate diperkirakan akan bertahan di tingkat 7,25 persen. Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara menjelaskan, nilai tukar

Perbanas Jatim | Edisi 2 | November 2013

5


PERBANAS

Indonesian Banks Association

Laporan Utama

Mirza Adityaswara Deputi Gubernur Senior BI

Aviliani sekretaris KEN (Komite Ekonomi Nasional)

Muhamad Idrus Ketua Umum APVA Indonesia

rupiah terhadap USD di kisaran Rp 11.000, dinilai BI sesuai dengan kondisi fundamental perekonomian Indonesia. Utamanya untuk menekan impor dan meningkatkan nilai ekspor. BI melihat pelemah rupiah beberapa waktu lalu adalah dalam rangka menyesuaikan dengan fundamental perekonomian Indonesia, sehingga tercipta titik keseimbangan (equilibrium) baru dari sisi nilai tukar. “Begini, pada waktu rupiah itu di level Rp 9.500-Rp 9.600 per USD itu kan kita bicara tahun 2010, 2011 dan 2012 yang mana pada waktu itu current account (neraca transaksi berjalan) masih surplus. Kurs itu sebenarnya kan menggambarkan fundamental ekonomi, menggambarkan kondisi neraca pembayaran,” terangnya. Ia menambahkan, melihat kondisi saat ini di mana kondisi transaksi berjalan mengalami defisit, membutuhkan tingkat impor yang terkendali, dan di sisi lain memerlukan kenaikan ekspor sehingga dibutuhkan nilai tukar di level yang baru. Lewat pelemahan nilai tukar, diharapkan impor barangbarang sekunder yang tidak jadi prioritas bisa ditekan, sementara dari sisi ekspor nilainya akan bertambah. “Makannya disebut equilibrium baru. Diharapkan kurs yang bisa mengendalikan impor dan mendorong ekspor,” tukasnya. Bank sentral mencatat nilai tukar

rupiah terhadap USD dalam sepekan terakhir (25/10 -1/11) melemah 212 poin (1,9%) ke di posisi Rp 11.354, dari pekan sebelumnya 11.142 sebagaimana dalam kurs tengah BI. Adapun untuk neraca transaksi berjalan pada tahun ini tercatat masih mengalami defisit, sebesar USD 5,8 miliar pada triwulan satu, menjadi USD 9,8 miliar pada triwulan dua 2013. Defisit neraca transaksi berjalan mau tak mau memengaruhi Neraca Pembayaran Indonesia. “Kalau fundamental kita sudah baik lagi seperti 2010, baru kita bicara kurs yang levelnya berbeda, lebih kuat. Kalau fundamental neraca pembayaran belum berubah, kurs saat ini adalah kurs yang cukup baik untuk mengendalikan impor dan menyehatkan neraca pembayaran,” tutup Mirza.

tahan di area positif setelah dollar AS menunjukkan pelemahan. Adanya rilis kenaikan durable goods order yang juga diikuti dengan peningkatan wholesale inventories AS sempat membuat laju dollar AS sedikit menguat. “Akan tetapi, dollar AS kembali melemah dengan adanya rilis consumer confidence index yang tercatat lebih rendah dari periode sebelumnya,” ujarnya. Kondisi itu, kata dia, diasumsikan akan memperkuat alasan The Fed mempertahankan kebijakan stimulusnya. Terapresiasinya rupiah di awal pekan (November) juga terimbas dari penguatan sejumlah mata uang Asia. Sayangnya, laju nilai tukar rupiah mulai berbalik melemah seiring dengan penantian pelaku pasar terhadap pertemuan 2 hari The Fed. “Pelaku pasar pun cenderung long position pada dollar AS sebagai langkah antisipasi terhadap hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) tersebut,” papar Reza. Padahal, lanjut dia, dari rilis datadata ekonomi AS masih menunjukkan angka yang variatif. Data home sales nya membaik namun, produksi industrinya menurun. Rupiah masih melanjutkan pelemahannya seiring aksi pelaku pasar yang mencoba mendiskon sentimen The Fed. “Selain itu, ekspektasi mulai meningkatnya kebutuhan dollar AS jelang

6

Tersandera Kalangan analis pasar uang menilai, rupiah masih akan bergejolak seperti yoyo sampai dengan akhir 2013. perkembangan di AS menjadi faktor utama, ditambah kondisi perekonomian dalam negeri khususnya neraca pembayaran menjadi faktor tambahan. Reza Priyambada, Kepala Riset Trust Securities mengatakan, laju nilai tukar rupiah kembali berbalik arah melemah sepanjang sepekan dipenghujung Oktober hingga awal November 2013. Awalnya, rupiah masih ber-

Perbanas Jatim | Edisi 2 | November 2013


Laporan Utama akhir bulan dan variatif cenderung melemahnya rilis beberapa data ekonomi di Asia turut memperlambat laju rupiah,” ucapnya. Sementara itu Ariston Tjendra, Kepala Riset Monex Investindo Futures mengatakan, pelemahan rupiah akhir Oktober hingga awal November masih dipengaruhi oleh hasil rapat Federal Open Market Committe (FOMC). Sebab, The Fed membuka kembali kemungkinan tapering (pemangkasan stimulus moneter) terjadi pada rapat FOMC 17-18 Desember 2013. “Karena itu, sepanjang perdagangan, rupiah mencapai level terlemahnya 11.380 dengan level terkuat 11.290 dari posisi pembukaan di level terkuatnya itu terhadap dolar AS,” katanya. Peluang tapering Desember, lanjut dia, seiring The Fed yang tidak mengubah pernyataannya. “Hampir sama dengan pernyataan pada rapat bulan September,” ujarnya. Soal perumahan, lanjut Ariston, The Fed memang bertambah dovish (pro moneter longgar). Tapi, secara umum tidak ada yang berubah signifikan. Fed juga tidak menyinggung akibat yang ditimbulkan oleh government shutdown terhadap perekonomian AS. “Sebelumnya, pasar banyak yang berasumsi tapering bakal ditunda hingga Maret 2014,” papar dia. Itulah, yang menyebabkan dollar AS menguat dan jadi tekanan negatif bagi mata uang utama dan mata uang emerging market termasuk rupiah. Selain itu, sentimen negatif datang dari neraca perdagangan Indonesia yang kembali defisit. Tapi, yang jadi tekanan terbesar bagi rupiah adalah tapering The Fed itu. “Menjelang FOMC, rupiah sudah melemah dan setelahnya pun, rupiah terus tertekan. Jadi, defisit neraca perdagangan Indonesia hanya sentimen tambahan,” tuturnya. Alhasil, dolar AS menguat terhadap mayoritas mata uang utama termasuk terhadap euro (mata uang gabungan negara-negara Eropa).

PERBANAS

Indonesian Banks Association

Nasional) dan Komisaris BRI, mengatakan, tidak terlalu cemas dan galau dengan kondisi nilai tukar saat ini di sekiar Rp 11.300 - Rp 11.500 per dollar AS. Bahkan, Aviliani menilai kurs rupiah paling ideal dengan kondisi ekonomi yang paling tepat menggambarkan kondisi fundamental Indonesia saat ini berada di kisaran 12 ribu per dollar AS. “Inilah Indonesia yang sebenarnya, Rp 12.000 (per dollar AS),” ungkapnya. Indonesia sia saat ini bukan negara yang harus mati-matian mempertahankan nilai tukar rupiah terhadap dollar. Apalagi kurs rupiah terus tertekan seiring rencana AS yang akan mengurangi program stimulusnya. Tak hanya dari luar negeri, pergerakan nilai tukar rupiah juga dipengaruhi sentimen domestik. Upaya untuk meningkatkan kualitas barang-barang ekspor demi mengembalikan surplus neraca transaksi berjalan masih menjadi satu pemicu volatilitas mata uang rupiah. “Ini bukan sedang mencari keseimbangan baru. Ini kembali ke basic,” kata Aviliani. Terlepas dari itu semua, Aviliani mengapresiasi langkah pemerintah yang tidak harus bekerja keras mempertahankan nilai tukar namun cenderung menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi melalui kebijakan-kebijakan yang relevan. “Kalau sudah di atas Rp

12.000 itu bahaya, inflasi bisa double digit. Itu PR pemerintah,” tutup Aviliani. Berbeda lagi yang dikemukakan kalangan Asosiasi Pedagang Valuta Asing (APVA) Indonesia. Ketua Umum Asosiasi Pedagang Valuta Asing (APVA) Indonesia, Muhamad Idrus memperkirakan posisi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS untuk kembali ke sekitar Rp 9.000 membutuhkan waktu 1- 1,5 tahun, dari saat ini di sekitar Rp 11 ribu. Terkait itu, pemerintah, BI, dan elemen masyarakat perlu bersinergi memperbaiki kondisi ekonomi dan moneter agar rupiah bisa terapresiasi kembali Ia mengatakan, kondisi perekonomian saat ini lumayan baik dengan dirilisnya data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyatakan adanya deflasi pada September 2013. Kondisi perlambatan ekonomi Indonesia saat ini juga dipengaruhi oleh adanya penghentian operasi pemerintah (shutdown) dan penundaan tapering di Amerika Serikat (AS). “Jadi, upaya untuk mengembalikan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di kisaran Rp 9.000 bukan hal mudah, mungkin bisa sampai 1-1,5 tahun. Ini tidak seperti membalikkan tangan, karena ini adalah kerja keras bersama,” katanya. Dia optimistis nilai tukar rupiah dapat kembali ke kisaran Rp 9.000.

Rupiah Sebenarnya? Sementara ekonom Aviliani yang juga sekretaris KEN (Komite Ekonomi Perbanas Jatim | Edisi 2 | November 2013

7


PERBANAS

Laporan Utama

Indonesian Banks Association

Pasalnya, Indonesia memiliki fundamental ekonomi yang baik. Hal ini juga didukung oleh adanya sumber daya alam yang memadai, jumlah penduduk usia produktif cukup banyak, dari sisi kebijakan pemerintah dan BI juga cukup positif untuk memajukan kepentingan nasional meski belum optimal. Sesuai Fundamentalnya? Sementara Gubernur BI, Agus Martowardojo mengatakan, nilai tukar rupiah pada akhir kuartal III-2013 mengalami depresiasi sebesar 8,18% dari kuartal sebelumnya. Sementara itu secara point to point dari kuartal sebelumnya, rupiah menurun 14,29% ke Rp 11.580 per dollar AS. Agus Martowardojo menjelaskan, nilai tukar rupiah hingga kuartal III-2013 ini mengalani depresiasi sejalan dengan fundamentalnya. “Seperti halnya pelemahan mata uang negara-negara di kawasan Asia, depresiasi nilai tukar rupiah terutama dipengaruhi penyesuaian kepemilikan nonresiden di aset keuangan domestik dipicu sentimen terkait pengurangan (tapering off) stimulus moneter oleh the Fed,” kata Agus. Dari sisi fundamental, tekanan depresiasi rupiah lebih besar dengan relatif tingginya defisit transaksi berjalan di Indonesia. Pada akhir kuartal III-2013, tekanan rupiah berkurang sejalan dengan membaiknya kinerja inflasi dan neraca perdagangan serta sentimen positif penundaan tapering off oleh the Fed. Di sisi lain, keyakinan pasar valas semakin pulih dengan permintaan dan penawaran yang semakin aktif dan berimbang dalam membentuk nilai tukar rupiah di pasar. BI memandang perkembangan nilai tukar pada saat ini menggambarkan kondisi fundamental perekonomian Indonesia. BI akan terus berada di pasar untuk menstabilkan nilai tukar rupiah. Apalagi dengan kondisi perekonomian global yang belum pulih, maka pemerintah harus siap mengantisipasi kondisi yang terburuk. Agus Martowardojo mengatakan, bank sentral akan terus mewaspadai perkembangan eksternal dan senantia-

8

Perkembangan Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS Monthly avarege (rata-rata bulanan) 1. Mei 2012 Rp. 9.400 2. September 2012 Rp. 9.605 3. Januari 2013 Rp. 9.698 4 Mei 2013 Rp. 9.875 5. Juni 2013 Rp.10.071 6. Juli 2013 Rp.10.605 7. Agustus 2013 Rp.10.920 8. September 2013 Rp...... 9. Oktober 2013 Rp ..... 10. Awal Nobember 2013 Rp.....

sumber : Bank Indonesia

sa siap merespon dengan bauran kebijakan. Saat ini, BI sedang mempelajari instrumen lain untuk merespon kondisi pasar yang terjadi. Namun bank sentral belum mau menjelaskan kebijakan apa yang dimaksud untuk lebih menstabilkan nilai tukar rupiah tersebut. “Kita akan pelajari instrumen lain untuk merespon. Yang ingin kita tambahkan, langkah-langkah apa dalam menjaga makroprudential,” katanya. Tidak ada seorang pun yang dapat meramal tepat apakah krisis akan kembali terjadi, akan seperti apa rupiah nanti? Pasalnya, krisis membutuhkan semacam penyulut. Dan, jujur harus diakui, dalam perekonomian Indonesia banyak “api” yang akan menyulut krisis. Hanya butuh semacam trigger, maka krisis langsung membakar pasar modal, pasar keuangan—termasuk di dalamnya perbankan—lalu melumatkan perekonomian, seperti penurunan pertumbuhan ekonomi. Pada akhirnya krisis akan masuk fase krisis sosial dan krisis politik. Kondisi pasar global diakui memang tengah mengalami perlambatan akibat melemahnya harga komoditas—termasuk pengurangan likuiditas dari The Fed. Indonesia mengalami defisit current account (CA) yang terus

Perbanas Jatim | Edisi 2 | November 2013

melebar akibat pelemahan harga komoditas. Defisit neraca perdagangan merupakan cerita pilu baru yang juga menegangkan. Nilai tukar rupiah yang tak kuasa menahan keperkasaan dollar AS dan rontoknya bursa saham menjadi pemicu babak baru krisis Indonesia. Jika demikian, yang diperlukan adalah sejumlah kebijakan agar krisis rupiah ini tidak merembet ke sektor keuangan dan perbankan. Sebab, sejarah membuktikan bahwa sektor perbankan merupakan transmisi krisis yang paling mudah. Pada 1998 krisis besar didorong oleh beban pinjaman luar negeri yang tidak diimbangi dengan cadangan devisa. Waktu itu nilai dollar AS mencapai Rp 17.000. Saat itu negara mem-bail out bank-bank hingga mencapai Rp 650 triliun. Sedangkan, pada 2008 subprime mortgage di AS memaksa Indonesia masuk ke krisis kecil. Waktu itu investor kehilangan Rp 2.000 triliun akibat pasar saham tergelincir dan nilai tukar rupiah menembus angka Rp 12.000 per dollar AS. Hanya Bank Century yang di-bail out dengan uang Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sebesar Rp 6,7 triliun. Banyak negara menilai Indonesia baik, karena pada 2008 perekonomian Indonesia tidak terjerembat lebih dalam. Hal itu bisa jadi karena kebijakan yang diambil pemerintah sudah tepat, termasuk bail out Bank Century, sehingga tidak menimbulkan dampak terhadap bank-bank lain. Jika tidak ditangani secara hati-hati, krisis yang terjadi pada rupiah dan harga saham saat ini akan terus berlanjut dan semakin luas. Berbeda dengan 2008, saat ini Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tampil menenangkan pasar. Sehingga, pemerintah pun mengambil kebijakan agar krisis tidak merembet serta membakar bank-bank, perekonomian, dan tentu politik. Lebih penting dari itu adalah mengembalikan market confidence dengan membuat pernyataan yang melihat sisi positif dari perekonomian. Jangan sampai menteri perdagangan bicara mengenai cara menanam hortikultura dan menteri pertanian bicara tentang impor daging dan lainnya. 


PERBANAS

Laporan Utama

Indonesian Banks Association

Kebijakan BI Dalam Rangka Stabilitasi Nilai Tukar

1

29 agustus 2913 BI menyelenggarakan RDG bulanan tambahan untuk memperkuat bauran kebijakan moneer dan makroprudential, yaitu dengan menaikkan BI rate sebesar 50 bps menjadi 7,00, dan suku bunga lending facility (LF) sebesar 25 bps menjadi 7% dan suku bunga deposit facility (DF) sebesar 50 bps menjadi 5,25.

2

12 September 2013 BI menaikkan BI rate sebesar 25 bps menjadi 7,25%, LF sebesar 25 bps menjadi 7,25% dan DF sebesar 25 bps menjadi 5, 50% . BI meyakini bauran kebijakan tersebut akan memadai untuk mengarahkan inflasi tahun 2014 sesuai sasaran sebesar 4,5% plus minus 1%.

3

8 Oktober 2013 Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia per 8 Oktober 2013 lalu memutuskan mempertahankan ting-

kat suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 7,25 persen. Bank Indonesia melihat tren inflasi ke depan akan kembali ke pola sebelum terjadi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM-red) pada akhir Juni lalu. Dengan perkembangan tersebut, inflasi 2013 diperkirakan berada pada kisaran 9-9,8 persen pada 2013 Selain mempertahankan suku bunga acuan, Bank Indonesia juga tidak mengubah suku bunga fasilitas pinjaman (lending facility) sebesar 7,25 persen. Begitu juga dengan suku bunga fasilitas simpanan (deposit facility) sebesar 5,5 persen.

4

9 Oktober 2013 Bank Indonesia (BI) pada 9 Oktober 2013 menerbitkan peraturan tentang transaksi lindung nilai (hedging) kepada bank. Melalui PBI No.15/8/PBI/2013 ini, bank sentral ingin mengurangi ketergantungan pelaku ekonomi (nasabah bank) terhadap tran-

saksi spot di pasar keuangan dalam memenuhi kebutuhan valuta asing (valas). Sesuai data Bank Indonesia, nilai transaksi valas rerata harian dari Juli-September tahun 2013 di pasar valas domestik mencapai secara berurutan 2,8 miliar dollar AS , 2,2 miliar dollar AS , dan 2,4 miliar dollar AS. Dari total transaksi harian tersebut, transaksi spot memiliki pangsa pasar sebesar 73%. Kemudian transaksi swap mencapai 21%, dan transaksi forward dan option sebesar 6%. Banyaknya pelaku ekonomi termasuk sebagian besar BUMN yang mencari dollar dari transaksi spot di pasar valas domestik, ini memberi tekanan pada nilai tukar rupiah. Permintaan valas di pasar uang dalam negeri selalu lebih besar daripada suplai. Kondisi ini membuat nilai tukar rupiah rentan melemah. Pergerakan nilai tukar semakin bergejolak saat terjadi risiko ketidakseimbangan internal dan eksternal.

Herman: Tak Perlu Dikhawatirkan Gejolak melemahnya rupiah saat ini tidak perlu dikawatirkan. Pasalnya, pemerintah terus mengambil langkah-langkah positif, sedang di sisi lainnya Bank Indonesia (BI) mengeluarkan koridor-koridor sangat ketat untuk menyikapi keadaan. “Menguatnya dollar AS belakangan ini, juga tidak terlepas dari peran para spekulan. Dengan kondisi demikian, masyarakat diharapkan untuk tenang dan tidak panik serta ikut-ikutan untuk memborong dollar. Di pasar valas kondisi masih tetap aman dan tidak terjadi rush,” kata Herman Halim, Ketua Perbanas Jatim. Dia mengajak berbagai elemen bangsa, khususnya pengusaha untuk ikut mengamankan pasar. “Saran saya kepada pemerintah agar dalam mengambil langkah-langkah harus menyesuaikan dengan kondisi yang ada. Jangan dikaitkan dengan politik. Pemerintah juga harus dapat menciptakan ketenangan pasar. Peran

media pun di sini cukup besar per harinya itu, sebaiknya untuk memberi ketenangan ditahan lagi. “Kita kan bisa pada pembacanya,” katanya. memproduksi BBM dari bahan Terpenting inflasi harus bakar nabati (BBN). Dan masih tetap terjaga, karena inflasi banyak contoh-contoh lainnya momok bersama. Terkait inflayang bisa kita lakukan untuk si, Herman menyarankan agar mengurangi impor,” jelasnya. pemerintah menjaga suplai Lebih lanjut Herman mengasembako, sehingga tidak tertakan, kondisi demikian harus jadi gejolak. Dia bersyukur, bediperhatikan oleh pemerintah berapa bulan terakhir ini inflasi untuk mengambil peran berHerman Halim sudah dapat dikendalikan. sama BUMN guna menciptakan Disamping itu, neraca per- Ketua Perbanas Jatim produk-produk dalam negeri dagangan kita harus dijaga yang biasanya diimpor. Menejuga. Terutama impor harus bisa di rem kan impor, merupakan salah satu kebijakan untuk komoditas tertentu. “Yang ingin yang harus diambil saat ini. saya katakan, impor untuk produk-produk Herman meyakini, bila semua elemen tertentu memang seharusnya dikurangi masyarakat (pemerintah, pengusaha dan kalau bisa diganti oleh produk dalam neg- masyarakat) bersepakat untuk menjaga eri,” katanya. perekonomian, setidaknya bayangan Suatu misal, impor BBM yang setiap penurunan ekonomi ini tidak akan separah harinya mencapai kisaran Rp 1,5 triliun yang kita bayangkan.  Tri Setyaningsih

Perbanas Jatim | Edisi 2 | November 2013

9


PERBANAS

Indonesian Banks Association

Laporan Utama

Kegiatan ekspor harus digalakkan untuk meningkatkan devisa.

Ekonomi RI Sudah Sesuai Arah Perkembangan ekonomi dunia memang mempunyai dampak yang kurang menguntungkan bagi perkembangan di dalam negeri. Kurs yang belum menemukan titik kestabilannya (berfluktuatif), sehingga rupiah terseok-seok hingga pada persoalan neraca transaksi berjalan yang turut menghambat perekonomian menjadi perhatian serius Bank Indonesia (BI).

“K

AMI (BI) terus memantauperkembangan perekonomian dunia dan dampaknya kepada Indonesia. Bahkan, tiap bulannya BI juga terus membahas persoalan tersebut pada Rapat Dewan Gubernur (RDG), dengan harapan memberi respon yang berdampak positif,” kata Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo seusai acara serah terima Kepala Perwakilan BI Wilayah IV Jawa Timur, dari M Ishak kepada Dwi Pranoto di Kantor BI Surabaya, Jumat (25/10/2013). M Ishak selanjutnya memasuki masa pensiun. Sejauh ini BI terus memantau perkembangan dan kondisi perekonomian dunia. BI terus melakukan pembahasan dan membahas rumusan penyelesaian manakala terjadi seknario yang tidak diinginkan pada perekono-

10

mian dunia dan imbasnya kepada Indonesia. “Untuk makro terus dipantau. Kemarin RDG terakhir menghasilkan bahwa pertama perkembangan ekonomi makro sudah sesuai dengan arah yang diinginkan,” kata Perry. Perry juga mengklaim arah ekonomi Indonesia sudah sesuai, yakni tingkat inflasi sudah mulai menurun, defisit transaksi berjalan mulai mereda, nilai tukar Rupiah mulai stabil dan juga stabilnya pasar keuangan Indonesia. Artinya, BI akan terus memantau agar baiknya indikator ekonomi dimaksud dapat terus terjaga. Berbagai respon yang telah dikeluarkan BI, baik paket kebijakan ataupun menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate merupakan langkah-langkah agar perekonomian Indonesia dapat terus

Perbanas Jatim | Edisi 2 | November 2013

terjaga dengan baik, terutama membaiknya indikator perekonomian Tanah Air. Lebih lanjut Perry mengatakan, berkait dengan neraca transaksi berjalan, mau tidak mau kita harus menyeimbangkan neraca perdagangan. Untuk saat kita perlu mengurangi impor, sehingga ada “ketenangan” pada neraca berjalan. “Sudah saat kita memanfaatkan apa yang ada di dalam negeri untuk mengurangi impor,” katanya. Coba kita lihat, bagaimana impor BBM yang setiap harinya mencapai kisaran Rp 1,5 triliun. Nah seperti inilah yang harus dikurangi dengan memanfaatkan peluang yang ada di dalam negeri. Untuk mengurangi impor BBM, di dalam negeri di galakkan peroduki BBM dari bahan nabati. Kalau ini kita seriusi, hasilnya cukup lumayan menekan angka impor. Juga demikian dengan produkproduk lainnya. Kalau bisa kita produksi sendiri mengapa harus mengimpornya. Hal-hal seperti ini memerlukan gerakan untuk mengoptimalkan produksi dalam negeri. Bank


PERBANAS

Laporan Utama Indonesia (BI) memprediksi neraca transaksi berjalan akan membaik pada semester kedua 2013, setelah pada triwulan II mengalami defisit sebesar 9,8 miliar dollar AS (Rp 98 triliun) atau sekitar 4,4 persen dari PDB. “Prospek tersebut dipengaruhi prakiraan pemulihan kondisi ekonomi global dan dampak penyesuaian ekonomi domestik,” kata Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. Pada satu sisi, lanjut Perry, prospek pemulihan ekonomi global yang diikuti peningkatan harga komoditi global yang diprakirakan terjadi pada semester II-2013 diharapkan dapat mendukung peningkatan kinerja ekspor nasional. Pada sisi lain, tren perlambatan ekonomi domestik serta perkembangan nilai tukar rupiah yang melemah diprakirakan akan dapat mengendalikan impor menjadi lebih rendah. Selain itu, impor minyak diharapkan juga akan menurun antara lain dipengaruhi dampak positif kenaikan harga BBM bersubsidi pada Juni 2013 dan pengaruh perlambatan pertumbuhan ekonomi domestik. Secara keseluruhan berbagai kondisi tersebut akan mendorong defisit neraca transaksi berjalan pada semester II-2013 menjadi lebih rendah dan terkendali. Perry menegaskan ke depan prospek penurunan defisit neraca transaksi berjalan diharapkan dapat semakin mendukung prospek kesinambungan keseimbangan eksternal karena defisit transaksi berjalan dapat dibiayai secara memadai oleh penanaman modal asing, baik dalam bentuk investasi langsung (FDI) maupun investasi portofolio. Ekonomi 2014 Jakarta–Bank Indonesia (BI) berada pada posisi optimis untuk menatap pertumbuhan ekonomi 2014. Dengan terjaganya inflasi dilevel aman pertumbuhan ekonomi 2014 bisa mencapai angka 5,8% hingga 6,2%. Gubernur BI Agus D.W. Martowardojo mengatakan, sejauh ini BI memandang tekanan terhadap inflasi pada masa mendatang akan semakin mereda. Bahkan, tekanan atas inflasi bila dikaitkan dengan adanya Pemilihan Umum (Pemilu) 2014 diperkira-

Indonesian Banks Association

Perry Warjiyo Deputi Gubernur Bank Indonesia

kan tidak akan terlalu liar dan tidak signifikan memengaruhi pertumbuhan ekonomi. “Kami optimis tekanan atas kebutuhan pokok tidak akan terjadi lagi pada tahun depan. Jadi, inflasi memang tidak menjadi kendala”, ujar Agus, saat Seminar “Infobank Outlook 2014,” dengan tema Membangun Optimisme di Tengah Ketidakpastian, di Jakarta, Kamis (24/10/2013). Agus juga yakin, proses Pemilu 2014 tidak akan meningkatkan permintaan secara berlebihan dan pengaruhnya terhadap tingkat inflasi. Pemerintah telah melakukan sejumlah langkah agar tingkat inflasi dapat terjaga untuk mampu mendukung pertumbuhan ekonomi. “Saya rasa kekuatan konsumsi domestik masih menjadi pijakan untuk bertumbuh, namun BI sudah mengerem pertumbuhan kredit perbankan untuk berada dikisaran ideal”, jelas Agus. Sementara itu, mantan Menteri Keuangan itu juga siap membantu usaha pemerintah untuk menurunkan defisit transaksi berjalan, yakni di bawah angka 3%. Penekanan itu diharapkan memberikan keringanan bagi beban nilai tukar Rupiah, yang nantinya diharapkan mampu memberikan dukungan bagi perekonomian. “Pemerintah berkomitmen untuk menurunkan defisit neraca berjalan. Kita juga mendorong dari sisi dunia perbankan. Pengendalian ini dilaku-

kan secara rasional dan ketahanan tertentu dan kinerja oleh perbankan”, ungkap Agus. Tahun 2014 mendatang, kata Agus, tantangan yang dihadapi di sektor perekonomian Indonesia tidaklah ringan. Bank Indonesia (BI) menilai bahwa tantangan yang dihadapi ekonomi Indonesia saat ini tidak hanya dari menurunnya pertumbuhan ekonomi, namun juga tingkat inflasi yang liar yang perlu diwaspadai dan dikelola dengan berbagai bauran kebijakan. Diakuinya, sejauh ini persoalan yang memengaruhi perekonomian Indonesia perlu diselesaikan dengan baik dan tepat sasaran dengan respon kebijakan. Bahkan, perlu ada pertumbuhan indikator ekonomi diberbagai bidang untuk menumbuhkan pilar kuat bagi ekonomi Indonesia. “Ekonomi dengan berbagai aspek perlu mendapat perhatian. Dari sisi inflasi juga perlu dijaga dan dikendalikan dengan baik. Termasuk mengendalikan defisit transaksi berjalan,” ujar Agus. BI sendiri, diakui Agus, siap berfokus menjaga tingkat inflasi agar terkendali dengan baik. Bahkan, upaya pengendalian inflasi dilevel yang mampu mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia, telah dilakukan BI. Seperti menjaga bahan kebutuhan masyarakat agar terjadi keseimbangan antara supply dan demand. Kita bersyukur inflasi sudah ke pola normal. Soal BBM juga sudah hilang sejalan respon BI dan pemerintah walau puncak inflasi sempat terjadi di bulan Juli. Tapi, sekarang sudah menurun,” jelas Agus. Agus juga memandang bahwa tantangan perekonomian Indonesia 2014 juga tidak ringan. Banyak, persoalan yang akan dihadapi. Apalagi, perekonomian dunia akan terjadi perubahan, yang pada akhirnya memengaruhi landscape ekonomi dunia. Tidak ditampik akan ada perubahan terhadap perekonomian Indonesia. Efek policy akan dilakukan bila ekonomi AS mengalami penguatan. Bila itu terjadi, konsekuensinya adalah adanya arus modal ke negara AS. Jadi, meskipun diperkirakan membaik. Tapi, dunia akan terjadi perubahan landscape,” ujar Agus. Erfandi Putra-Djauhari Effendi

Perbanas Jatim | Edisi 2 | November 2013

11


PERBANAS

Indonesian Banks Association

Peristiwa

Foto bersama seusai acara serah terima Kepala Perwakilan BI Wilayah IV Jawa Timur, dari M Ishak (kanan) kepada Dwi Pranoto (empat dari kanan) di Kantor BI Surabaya, Jumat (25/10/2013). Paling kiri Hamid Ponco Wibowo, Pj Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV.

Dwi Perkuat Tiga Program P ER 25 Oktober 2013, Dwi Pranoto resmi menjabat sebagai Kepala Perwakilan BI Wilayah IV Jawa Timur, menggantikan M Ishak yang sudah memasuki masa pensiun. Lalu apa program Dwi selanjutnya untuk memperkuat perekonomian Jatim?. “Yang jelas saya akan meneruskan program-program yang telah dicanangkan oleh pak Ishak. Secara umum ada tiga pokok utama program untuk jangka pendek ini. Jadi Perwakilanperwakilan Bank Indonesia (BI) di

daerah akan konsentrasi 3 hal utama pasca pemindahan wewenang pengawas perbankan kepada OJK (Otoritas Jasa Keuangan) yang akan dimulai 1 Januari 2014,” katanya. Pertama, BI akan memberi dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi melalui kajian ekonomi regional. ‘’Ini bisa dijadikan referensi bagi masingmasing pemerintah daerah,” katanya. Kedua, BI juga akan perkuat fungsi pengendalian inflasi daerah melalui pembentukan Tim Pengendali Inflasi

Kiri ke kanan: Hamid Ponco Wibowo, Dwi Pranoto dan M Ishak.

12

Perbanas Jatim | Edisi 2 | November 2013

Daerah (TPID) di tiap-tiap kota dan kabupaten. Kami akan menambah 13 TPID di Jawa Timur. Ketiga, BI Surabaya akan mendukung upaya peningkatan ketahanan pangan dan UMKM. Ini akan dilakukan melalui pengembangan wirausaha sehingga bisa meningkatkan penciptaan lapangan kerja. Dwi Pranoto yang sebelumnya merupakan Kepala Perwakilan BI Wilayah III Bali Nusa Tenggara. Ia menggantikan M Ishak yang menjabat sebagai Kepala Perwakilan BI Wilayah IV sejak 2009. Dalam serah terima jabatan tersebut, hadir sejumlah pejabat penting seperti Deputi Gubernur BI, Perry Warjiyo, Wakil Gubernur Jatim, Syaifullah Yusuf, serta para pimpinan perbankan lainnya di Surabaya. Sementara itu, Syaifullah Yusuf berharap agar Dwi Pranoto dapat melanjutkan program-program yang telah dicanangkan oleh Pak Ishak. “Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Ishak, dimana beliau mempunyai peran penting dalam pencapaian pertumbuhan ekonomi di Jatim selama ini,” kata Wagub


Peristiwa Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada pada 2012 sebesar 7,27 persen, lebih baik dibanding 2011 sebesar 7,22 persen. Pencapaian ini jauh lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi secara nasional yang pada 2012 sebesar 6,23 persen. Secara umum, struktur ekonomi Jatim didukung oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran , sektor industri pengolahan, dan sektor pertanian. Bahkan sektor pertanian, tahun 2012 ada peningkatan pertumbuhan meski ada anomali cuaca. Hal ini bisa mendongkrak ekonomi Jatim, karena provinsi ini memiliki jaringan irigasi dan embung penampung air yang bagus. Sementara di sektor industri pengolahan, pertumbuhan 2012 sebesar 6,34 persen, lebih tinggi dibanding 2011 sebesar 6,06 persen. Penurunan ekspor industri dikompensasi permintaan domestik dan realisasi kredit.

PERBANAS

Indonesian Banks Association

Bahkan soal inflasi, pada 2012 inflasi pangan mengalami penurunan besar karena upaya stabilitas harga pangan daerah berupa inovasi Gubernur Jatim Soekarwo dalam melakukan operasi pasar, subsidi biaya angkut, dan pengembangan pusat informasi harga menjadi kunci sukses Jatim. Mengenai tingkat pengangguran terbuka (TPT), selama Februari 2011, Agustus 2011, sampai Pebruari 2012 Jawa Timur memiliki angka pengangguran terbuka terendah di Pulau Jawa sebesar 4,91 persen, 4,25 persen dan 4,18 persen. Begitu juga masalah kemiskinan, selama 2009-2011 terdapat penurunan angka kemiskinan di seluruh provinsi di Jawa kecuali DKI Jakarta. Jawa Timur tercatat sebagai provinsi yang paling cepat mengalami penurunan jumlah penduduk miskin sebesar 1,03 persen pada 2010-2011. Kenaikan upah minimum kabupaten/kota (UMK) 2013 sempat dikhawatirkan

akan membuat pelaku usaha hengkang ke daerah lain. Padahal berdasarkan sebuah survei, hampir 75 persen pemilik usaha di jatim tetap memilih engembangkan usaha di provinsi ini. Tidak bisa dipungkiri, Jawa Timur sebagai provinsi paling timur Pulau Jawa memiliki kekuatan ekonomi yang sangat mengagumkan, pertumbuhan ekonomi selalu di atas rata-rata nasional. Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim mencatat pertumbuhan ekonomi Jatim semester I tahun 2013 sebesar 6,81 persen, di atas nasional yang pertumbuhannya 6,1 persen. Tinggal bagaimana aksi para pelaku usaha, berbagai regulasi pemerintah daerah, terutama Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV Jawa Timur dalam mempertahankan bahkan meningkatkan prestasi ekonomi yang sudah berjalan baik di tahun 2014 terlebih gong berlakunya masyarakat ekonomi ASEAN pada 2015.ď ˛ Erfandi Putra

Perbanas Jatim | Edisi 2 | November 2013

13


PERBANAS

Indonesian Banks Association

Wawancara

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo

Rupiah Sekarang Bagus Untuk Obati Penyakit Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) per 8 Oktober 2013 lalu memutuskan mempertahankan tingkat suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 7,25 persen. BI menilai tekanan inflasi sudah mereda, dan terjadi deflasi 0,35 persen pada September. Bagaimana BI melihat perkembangan perekonomian terkini, dan tantangan serta prospek ekonomi Indonesia? Berikut wawancara wartawan Kabar Perbanas Jatim (KPJ) Djauhari Effendi dengan Gubernur BI Agus Martowardojo. Inflasi 2013 menurut BI akan seperti apa? BI melihat tren inflasi ke depan akan kembali ke pola sebelum terjadi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM-red) pada akhir Juni lalu. Dengan perkembangan tersebut, inflasi 2013 diperkirakan berada pada kisaran 9-9,8 persen pada 2013. Selain mempertahankan suku bunga acuan, BI juga tidak mengubah suku bunga fasilitas pinjaman (lending facility) sebesar 7,25 persen. Begitu juga dengan suku bunga fasilitas simpanan (deposit facility) sebesar 5,5 persen. Dari sisi eksternal, kinerja neraca pembayaran Indonesia pada kuartal III-2013 diperkirakan membaik. Defisit transaksi berjalan akan berkurang terutama dengan menurunnya permintaan impor akibat berkurangnya permintaan domestik dan dampak pelemahan nilai tukar. Di sisi lain, surplus transaksi modal dan finansial akan lebih besar seiring kembali masuknya investor asing pada instrumen sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan surat utang negara (SUN). Selain itu berkurangnya jual bersih asing atas saham domestik sebagai respon kebijakan BI dan pemerintah juga menyebabkan surplus transaksi modal, di samping juga adanya penundaan tapering off di Amerika Serikat. Dengan perkembangan tersebut, cadangan devisa pada akhir September 2013 naik

14

menjadi 95,7 miliar dollar AS, dari posisi akhir Agustus 2013 sebesar 93 miliar dollar AS. Cadangan devisa itu setara dengan 5,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Terkait perekonomian global? BI tengah mencermati perekonomian global cenderung melambat dan diliputi ketidakpastian yang tinggi. Kinerja perekonomian di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Eropa, dan Jepang belum kuat meski mulai menunjukkan perbaikan. Sementara itu, perekonomian negara berkembang dibayangi risiko penurunan pertumbuhan ekonomi serta menurunnya kinerja transaksi berjalan dan pelemahan nilai tukar. Pada saat yang sama, penurunan harga komoditas masih terus terjadi kecuali harga minyak. Di pasar keuangan, sejumlah risiko terkait dengan penundaan kebijakan pengurangan stimulus The Fed (tapering), perbebatan pagu utang (debt ceiling) dan penghentian sementara layanan pemerintah AS (govermnent shutdown). Secara keseluruhan, perkembangan perekonomian global tersebut memberikan tekanan pada kinerja ekspor negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Namun dalam jangka pendek mata uang Asia akan menguat seiring masuknya aliran dana ke bursa saham dan obligasi.

Perbanas Jatim | Edisi 2 | November 2013

Sejalan dengan pelemahan ekonomi global, bagaimana kinerja perekonomian domestik? .Kita tahu bahwa ekonomi dunia dan China cukup menantang. Kita lihat di Amerika sudah berhari hari berdebat soal masalah APBN-nya pemerintah Amerika antara Parlemen Amerika dan pemerintahnya, sehingga bagian yang menjadi fungsi pemerintahan di Amerika itu tutup ya. Tapi memang, namanya negeri pencetak dollar ya, Amerika sekarang belum belum terlihat pengaruhnya. Tapi kalau deadlock di Amerika ini berlangsung terlalu lama ya, pasti akan berpengaruh. Di Indonesia sendiri kita tahu bahwa tantangan jangka pendek yang harus kita selesaikan adalah pada masalah neraca pembayaran dan itu yang dilihat oleh kreditur luar negeri, dilihat oleh investor, bagaimana Indonesia mengatasi masalah jangka pendek tentang neraca pembayaran. Dan jangka pendek kita harus mengurangi impor dan ekspor dalam jangka pendek juga perlu ditingkatkan meski memang kita sudah melihat tanda-tanda bahwa China pertumbuhan ekonominya dimana, nampaknya sudah tidak turun lagi. Dan tanda-tanda ekonomi China penurunannya sudah sudah bagus istilahnya sudah Bottom. Ekonomi Amerika, ekonomi Amerika, Jepang, sebenanrnya pada situasi yang sedang recovery ya. Jadi kalau kita


PERBANAS

Wawancara bicara jangka menengah, sebenarnya ekspor kita ada harapan. Sebenarnya dalam jangka pendek ini bagaimana kita mengurangi impor terlebih dahulu. Jadi? Jadi memang kurs seperti yang diutarakan beberapa waktu yang lalu oleh BI sekarang ini berada di kisaran harga yang baru. Setelah kita berhasil membenahi fundamental dan neraca pembayaran tentunya, harapan kurs itu bisa menguat kembali itu tetap ada. Tapi pada intinya, bahwa tantangan neraca pembayaran ini harus kita atasi. Bagaimana kita melihat apa yang terjai di AS sekarang? Amerika sendiri sebetulnya negara yang mempunyai utang yang besar. Dari sisi hutang terhadap PDB, utang Amerika terlalu besar jika dibandingkan Indonesia. Indonesia sekarang rationya pemerintah terhadap PDB itu sebenarnya sudah sehat sekitar 30 persenan, sementara amerika itu diatas 60 persenan dari PDB-nya. Jadi memang pemerintah Amerika itu limit utangnya itu memang harus dinaikan terus, yang memang sebenarnya dalam jangka panjang tidak sehat juga bagi pemerintah Amerika. Jadi memang pemerintah Amerika pun kalau mereka harus mengajari negara berkembang harus belajar disiplin fiskal, ya Amerika sebagai negara maju harus disiplin juga. Dalam jangka panjang mereka harus mengurangi utangnya. Jangan menambah utang. Yang sekarang ada memang, bernegosiasi bagaimana menambah utang di Amerika sekarang ini. Tapi untuk jangka panjang Amerika harus bisa mengurangi utangnya. Soal rupiah bisa lebih spesifik? Untuk rupiah, begini ya, mata uang itu menggambarkan fundamental suatu ekonomi. Bukan berarti kalau suatu mata uang menguat terus itu akan bagus buat ekonominya. Jangan-jangan dua tahun lalu waktu itu di level 9.200 per dollar, malah itu rupiah yang terlalu kuat. Malah terlalu kuat terus membuat kredit digenjot terlalu kencang, orang kemudian pinjam dollar. Gak merasa bahwa rupiahnya terasa kuat, dollarnya terasa murah. Tapi kita lupa disaat bersamaan kemudian rupiah yang terlalu kuat itu malah mendorong impor yang terlalu kencang. Jadi jangan melihat, hanya dari sisi kurs. Kita lihat bahkan seperti Jepang seperti itu malah mungkin Yen-

Indonesian Banks Association

nya jangan terlalu kuat, supaya ekspor jepang bisa meningkat. Tapi , sama seperti Indonesia, dengan kurs yang ada saat ini sekitar Rp 11 ribuan itu malah bagus untuk meningkatkan daya saing. Yang kedua, akan bagus untuk imporimpor barang yang tidak terlalu penting. Apa tantangan jangka pendek perekonomian omestik? Kita harus atasi tantangan neraca pembayaran dari faktor eksternal. Kedua, yang namanya tugas BI bagaimana mengendalikan inflasi. Inflasi yang bisa dikendalikan dari sisi moneter itu juga ada batasnya. Karena kalau faktor inflasi yang berasal dari sisi suplay, produksi. Maka itu harus kerjasama dengan pemerintah baik pusat maupun daerah. Tapi, dari sisi BI , tantangan eksternal adalah bagaimana samasama pemerintah kita juga untuk sementara waktu kita mengurangi impor-impor yang tidak berguna. Kedua, utang luar negeri swasta yang memang tidak terlalu penting rasanya juga harus mulai dikendalikan untuk nanti pada saatnya akan berkembang lagi utang luar negeri swasta harus mulai hati-hati. Yang tidak penting itu seperti proyek-proyek yang memang tidak priotitas, bagi si perusahaan swasta itu sendiri, itu mungkin bisa di lihat apakah memang di priotitaskan tahun ini, karena memang sekarang kan juga tren suku bunga amerika-nya juga meningkat, jadi lebih baik debitur itu juga melihat kedepan. Karena tantangan 2014 itu bukan hal yang mudah.

Nah sekarang ini saatnya kita untuk menunjukan kepada dunia internasional bahwa kita bisa mengendalikan masalah impor barang dan jasa yang kemaren itu terlalu tinggi. Karena ekspornya sekarang sedang dibawah. Kalau nanti pada saatnya, kita bisa naikan lagi. Kita lihat contoh China, China secara sengaja menurunkan pertumbuhan ekonominya, dalam rangka apa? Dalam rangka supaya tidak terjadi buble ekonomi di China, karena kalao bable ekonomi di China maka harga properti di China akan naik ga karuan dan ini akan merugikan masyarakat china. Kita jangan melihat hanya dari pertumbuhan ekonomi, tumbuh yang sehat yang penting. Seperti kita makan terus, memang tumbuh, tapi perutnya buncit, ga sehat. Saya juga buncit hahahaâ€Śď Ź

Intinya? Intinya adalah, tumbuhlah dengan kemampuan sendiri yang sehat, karena kalau tumbuhnya itu karena terlalu banyak utang meskipun tumbuh namun rasio utangnya akan memburuk. Tumbuh tapi kemudian tumbuhnya ke barang-barang yang semuanya sektor dengan porsi permodalan sektor barang modal, tidak menyerap tenaga kerja juga. Jadi jangan cuma melihat dari tumbuhnya ekonomi lho, tumbuhnya ekonomi ini ketika kalau tumbuhnya karena kebanyakan utang ya nggak bagus.

Perbanas Jatim | Edisi 2 | November 2013

15


PERBANAS

Analisis

Indonesian Banks Association

Menguatkan Kembali Rupiah NILAI tukar dollar Amerika Serikat (AS) menguat terhadap mata uang di seluruh dunia, termasuk rupiah. Rupiah seperti tergelincir dan kehilangan kendali. Setidaknya ada dua faktor penyebabnya, yaitu faktor fundamental dan faktor non fundamenal. Faktor fundamental, terdiri dari tiga hal. Pertama, Kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) yang menurun, ditandai oleh defisit neraca transaksi berjalan (ekspor lebih rendah daripada impor), defisit neraca primer (penerimaan anggaran lebih kecil dari pengeluaran), dan defisit sektor jasa (pembayaran jasa TKA, reasuransi, pelayaran). Kedua, inflasi yang tinggi (diproyeksikan 9,2-9,8%) melampaui BI Rate (7,25%), menciptakan negative interest rate dan sentimen negatif di pasar. Ketiga, meningkatnya kebutuhan dolar AS oleh korporasi swasta dan BUMN untuk pembayaran impor (terutama BBM oleh Pertamina) dan utang luar negeri yang jatuh tempo bersamaan. Dari sisi non fundamental adanya sentimen negatif di kalangan investor asing dan kepanikan di kalangan investor lokal. Sejumlah faktor yang menyebabkan sentimen negatif itu diantaranya: Pertama, mata uang Euro melemah terhadap dolar AS, mendorong pelemahan mata uang kawasan Asia (termasuk rupiah). Kedua, rencana The Fed menghentikan stimulus fiskal (Quantitive Easing III) atau tapering off senilai 85 miliar dollar AS mulai Januari 2014. Ketiga, kekhawatiran pasar global bakal mengalami kekeringan likuiditas dollar AS karena dollar AS keluar (capital outflow) dari kawasan emerging economies Asia -termasuk Indonesia- kembali ke AS dan negara maju lainnya. Keempat, sentimen negatif investor global atas memburuknya ekonomi China, India dan Thailand yang kondisinya mirip dengan Indonesia. Kelima, asimetris informasi yang membuat investor lokal panik dan galau. Untuk menguatkan rupiah kembali, harus melihat dan memperbaiki empat aspek yaitu, aspek fundamental, non fundamental, aspek BUMN dan paspek

16

Oleh: Ryan Kiryanto Kepala Ekonom BNI

perbankan nasional. Dari aspek fundamental, ada empat hal: Pertama, memperbaiki kinerja NPI dengan cara, meningkatkan ekspor non migas dengan cara diversifikasi ekspor, menekan impor bahan baku dan bahan penolong dengan cara memproduksi di dalam negeri. Lalu, mengurangi impor BBM dengan cara hemat BBM, pengembangan energi alternatif (non fosil), penggunaan gas, dan renewable energy lainnya (ethanol) serta perbesar biodiesel. Selanjunya, menekan defisit transaksi sektor jasa dengan cara mengoptimalkan sumber daya lokal (sektor tenaga kerja, asuransi dan pelayaran). Kedua, menjadwal ulang (reschedule) atau menunda kewajiban utang luar negeri pemerintah, BUMN dan korporasi swasta. Ketiga, mendorong BUMN melakukan buy back saham untuk menaikkan kembali IHSG sesuai dengan regulasi yang berlaku. Keempat mendorong peningkatan investasi langsung (PMA/ FDI dan PMDN) dengan memberikan insentif fiskal. Sementara dari aspek non fundamental meliputi empat hal. Pertama, menciptakan sentimen positif ke pasar melalui strategi komunikasi yang efektif dan konstruktif. Kedua, meredam kepanikan dan kekhawatiran di pasar dengan pernyataan-pernyataan yang menyejukkan dan optimistis. Ketiga, mengeluarkan paket kebijakan bidang ekonomi yang komprehensif dan ramah investor. Keempat, menaikkan BI rate ke arah 7,5%.

Perbankan dan BUMN Dalam konteks dari aspek perbankan nasional, setidaknya ada 7 hal yang mesti dilakukan. Pertama, tetap menjaga li-

Perbanas Jatim | Edisi 2 | November 2013

kuiditas dollar AS dalam batas aman sesuai engan regulasi Bank Indonesia (Net Open Position/NOP dan Secondary Reserve (SR). Kedua, menghentikan sementara waktu pengajuan dan/atau pencairan kreit alam dolar AS. Tiga, tetap memberikan fasilitas kredit dalam dolar AS sejauh orientasi usaha debitur untuk pasar ekspor (bukan pasar domestik). Empat, mendorong debitur dolar AS untuk melakukan lindung nilai (hedging) untuk menghindari kerugian karena selisih kurs (forex risk) di kemudian hari. Lima,menerapkan strategi forward (3 atau 6 bulan ke depan) untuk pemenuhan kebutuhan dollar AS bagi nasabahnya di kemudian hari. Enam, tidak melakukan aksi spekulasi untuk keuntungan sesaat. Tujuh, untuk bank BUMN, melaporkan kepaa otoritas (pemerintah dan BI) sekiranya memiliki utang dalam dollar AS dan jatuh temponya. Sedangkan dari aspek BUMN, juga ada tujuh hal yang semestinya diterapkan. Pertama, tidak melakukan tindakan spekulasi untuk keuntungan jangka pendek. Kedua, menjadwal ulang atau menagguhkan pemenuhan kewajiban dalam dolar AS. Tiga, tidak menempatkan ekses dana dalam dollar AS dengan melakukan bidding atau sistem lelang kepada bank bank. Empat, jika dari sisi regulasi mendukung, maka jika memiliki ekses dana dapat dioptimalkan untuk membeli (buy back) sahamnya yang berear di bursa. Kelima, pembayaran kewajiban antar BUMN menggunakan denominasi rupiah (bukan dollar AS). Enam, kebutuhan dollar AS hendaknya melalui bank BUMN dan Bank Indonesia saja. Tujuh, melaporkan kepada otoritas (pemerintah dan BI) sekiranya memiliki utang dalam dolar AS dan jatuh temponya. Mudah-mudahan dengan berbagai langkah itu, rupiah bisa mencapai kestabilan sebagai tujuan tunggal BI. Dalam hal ini kestabilan nilai tukar rupiah mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang rupiah terhadap barang dan jasa yang terrcermin pada laju inflasi, dan kestabilan nilai mata uang rupiah terhadap mata uang negara lain yang tercermin pada perkembangan nilai tukar.ď ˛


Infrastruktur

PERBANAS

Indonesian Banks Association

H

ARGA rumah melambung tinggi di Surabaya, Gresik dan Sidoarjo belakangan ini. Hal ini disebabkan, bunga KPR yang naik cukup signifikan, sehingga berdampak pada penjualan rumah, khususnya kelas menengah ke bawah. Enny Rukmana, marketing sebuah perusahaan di Surabaya mengatakan, harga rumah di perbatasan Satelit Surabaya (perbatasan Surabaya dengan Sidoarjo-Gresik) dalams setahun ini naik cukup signifikan. Untuk tipe 36, pada dua tahun lalu harganya masih kisaran Rp 200 jutaan, kini sudah mencapai kisaran Rp 400 jutaan. Kenaikan sangat terasa pada tahun 2013 ini. Hal ini disebabkan naiknya harga bahan bakar minyak (BBM), dan yang paling terasa, yakni naiknya suku bunga bank. Pada awal tahun ini bunga bank (KPR) masih kisaran 7-8 persen, kini melonjak menjadi kisaran 10-11 persen.”Inilah yang membuat harga rumah ‘tak terkendali’,” katanya kepada wartawan Kabar Perbanas Jatim (KPJ) di sela-sela pameran perumahan di City Tomorrow, Rabu (6/11/2013) lalu. Suku bunga bank KPR sampai dengan tipe 21 tertimbang sampai Agustus 2013 sebesar 11,07 persen, naik sedikit dari Juni 2013 yang hanya 10,99 persen. Selanjutnya, KPR tipe 22-70 mendapati suku bunga pada periode yang sama sebesar 10,52 persen dan tipe diatas 70 tercatat sampai dengan Agustus sebesar 9,4 persen. Untuk Ruko dan Rukan suku bunga hanya 9,43 persen. Sedangkan, kredit pemilikan apartemen (KPA) tipe sampai dengan 21 suku bunganya 8,42%, kemudian tipe 22-70 suku bunganya kisaran 8,29 persen dan KPA diatas 70 dengan suku bunga 8,44 persen. Ada pengaruhnya pada penjualan? Tentang Enny mengatakan, sudah pasti keadaan ini berpengaruh penjualan unit rumah. Terutama, pada rumah-rumah kelas menengah bawah. Merek pasti berhitung dengan harga rumah yang menjulang itu. Belum lagi adanya kebijakan uang muka yang mencapai 30% itu, sehingga membuat kalangan menengah bawah berfikir lagi untuk memiliki rumah. Beberapa waktu lalu, Bank Indonesia (BI) mengeluarkan kebijakan di sektor properti. Dalam aturan ini, BI memberlakukan aturan pembatasan besaran kredit (loan to value/LTV) di perbankan konvensional dan financing to value (FTV) bagi perbankan syariah untuk kredit pemilikan properti (KPR) dan

Bunga KPR yang naik membuat harga rumah ikut membuntutinya.

Bunga Melambung, Harga Rumah Pun Menggunung kredit konsumsi beragun properti. Dalam aturan baru ini untuk pembiayaan di perbankan konvensional, kredit rumah pertama tipe 70 meter ke atas akan dikenakan LTV maksimal 70 persen atau uang muka (DP) sebesar 30 persen dari harga jual, rumah kedua 60 persen (DP 40 persen), rumah ketiga dan seterusnya 50 persen (DP 50 persen). Ketentuan serupa juga berlaku untuk Kredit Pemilikan Rumah Susun (KPRS) tipe 70 meter persegi ke atas. Kemudian untuk kredit rumah pertama tipe 22-70 meter persegi tidak dikenakan LTV, tetapi rumah kedua dikenakan LTV 70 persen, rumah ketiga dan selebihnya 60 persen. Sedangkan, untuk KPRS tipe 21 meter persegi dan rumah toko (ruko) atau rumah kantor (rukan), untuk kepemilikan pertama tidak dikenakan LTV. Namun, di kepemilikan kedua baru dikenakan LTV maksimal 70 persen, kepemilikan ketiga dan seterusnya dikenakan LTV sebesar 60 persen. Deputy Gubernur BI, Perry Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo seusai acara serah terima Kepala Perwakilan BI Wilayah IV Jawa Timur, dari M Ishak kepada Dwi Pranoto di Kantor BI Surabaya, Jumat (25/10/2013) mengatakan, BI memang mengeluarkan kebijakan di sektor properti. “Salah satu tujuannya mengapa pembeli rumah kedua dikenakan uang muka yang

cukup tinggi, hal ini disebabkan untuk menciptakan pemerataan. Ya...yang sudah punya rumah biar ngalah dulu kepada yang belum punya rumah,” katanya

Pengembang Terpukul

Sejumlah pengembang mengatakan, aturan BI tersebut secara keseluruhan sangat berpengaruh, khususnya dalam penjualan unit rumah. Terutama bagi mereka yang mengandalkan KPR untuk kelangsungan usahanya. Kalau pengembang besar, mereka sudah tidak lagi mengandalkan KPR karena mereka bisa memberikan pembiayaan sendiri bagi konsumennya. Real Estate Indonesia (REI) Jatim memprediksi pertumbuhan properti di Jatim bakal menurun hingga 20%-30%. Apalagi, hampir 70% konsumen yang belum terlayani tempat tinggalnya merupakan masyarakat yang tidak bankable. Sedangkan BI sendiri, belum bisa memberi aturan tersendiri atau perlindungan terhadap konsumen perumahan dari kalangan berpenghasilan rendah. Ini yang akhirnya menjadi masalah di kemudian hari. Kalau dulu, pembatasan dalam aturan itu hanya rumah dengan tipe besar saja, tapi sekarang tipe kecil juga ikut terbatasi ruangnya. Bagaimana, mereka akan bisa menikmati perumahan layak? Erfandi Putra

Perbanas Jatim | Edisi 2 | November 2013

17


PERBANAS

Kredit

Indonesian Banks Association

Mengamati Kredit Perumahan PEMBIAYAAN bank pada bisnis di bidang properti yang sangat marak akhir –akhir ini sempat mengundang dugaan akan mendorong timbulnya bubble di sektor properti. Dikhawatirkan harga properti di Indonesia khususnya di kota-kota besar akan terdongkrak naik tanpa terkendali dan bergerak diluar kewajaran, sehingga dapat menimbulkan dampak yang buruk pada kualitas kredit perbankan seperti krisis yang terjadi di Amerika serikat sekitar tahun 2004.

OLEH: PUJIONO

Tabel Index Kenaikan Harga properti di Indonesia 2010-2013 Sumber : Bank Indonesia

KOTA Bandung Denpasar Palembang Semarang Yogyakarta Medan Makasar Surabaya Jabodetabek Nasional

2010 (%) 3,7 1,0 1,8 1,4 1,4 2,9 5,1 3,3 3,0 2,9

PERKEMBANGAN KREDIT KPR/KPA BERDASARKAN OBYEK PEMBIAYAAN OBYEK KPR/KPA Rumah tinggal Apartemen Ruko / Rukan

DESEMBER 2012 (trilyun rupiah 211,5 10,3 20,0

JULI 2013 (trilyun rupiah) 255,1 11,1 23,8

PERTUMBUHAN (%) 21 8 19

Sumber : Bank Indonesia, Info Bank

Dari data diatas, terlihat bahwa portofolio kredit perbankan Indonesia pada sektor usaha properti yang totalnya pada bulan juli 2013 telah mencapai Rp 290 triliun, jumlahnya sudah sangat besar bahkan mengungguli portofolio pada sektor-sektor usaha lainnya kecuali sektor usaha perdagangan besar dan eceran serta industri pengolahan, seperti tersaji pada tabel berikut.

Harga properti yang meningkat diluar kewajaran juga dapat menyulitkan masyarakat khususnya masyarakat kelas ekonomi menengah kebawah yang masih membutuhkan ketersediaan rumah tinggal yang terjangkau. Dari data dibawah ini terlihat bahwa di tahun 2012-2013 terjadi lonjakan harga properti yang mencolok secara nasional dan bahkan index kenaikan dibeberapa kota yaitu Denpasar, Medan, Makasar, Surabaya, Jabodetabek bergerak diatas angka index kenaikan nasional dan angka inflasi nasional 2011 (%) 3,4 1,6 1,9 1,5 1,8 5,9 6,0 3,7 6,7 5,1

2012 (%) 6,9 10,0 9,2 2,9 3,3 8,8 11,9 8,2 6,8 7,0

2013 (%) 5,8 12,0 7,9 4,7 2,7 13,9 14,1 14,7 11,9 10,7

Hasil survey yang dilakukan oleh Bank Indonesia pada tahun 2013 mengindikasikan bahwa pembelian rumah baru 75,5% menggunakan kredit bank, sedangkan rumah second sebesar 58,6% menggunakan kredit bank. Adapun baki debet portofolio kredit KPR dan KPA pada perbankan Indonesia saat ini adalah sebagai berikut :

5 BESAR PORTOFOLIO KREDIT PERBANKAN INDONESIA 2013 BERDASARKAN LAPANGAN USAHA LAPANGAN USAHA

PORTOFOLIO KREDIT PER JULI 2013 (trilyun rupiah)

 Perdagangan besar dan Eceran

605

 industri pengolahan

501

 pemilikan rumah tangga (rumah tinggal, apartemen dan Ruko/Rukan )

290

 Real Estate, Persewaan, Jasa perusahaan

179

 Pertanian, perburuan, kehutanan

157 Sumber : Bank Indonesia, Info Bank

18

Perbanas Jatim | Edisi 2 | November 2013


PERBANAS

Kredit

Indonesian Banks Association

Memperhatikan tabel diatas, wajarlah jika pada akhirnya Bank Indonesia memandang perlu untuk menata ulang persyaratan kredit bagi KPR/ KPA pada perbankan Indonesia. Penata ulangan yang dilakukan oleh Bank Indonesia disampaikan dengan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/40/DKMP tanggal 24 September 2013 perihal Penerapan Manajemen Risiko pada Bank yang Melakukan Pemberian Kredit atau Pembiayaan Pemilikan Properti, Kredit atau Pembiayaan Konsumsi Beragunan Properti, dan Kredit Kendaraan Bermotor, dengan pembatasan Loan To Value (LTV) sebagai berikut :

Selain pembatasan diatas, ditetapkan aturan lainnya sebagai berikut:  Penentuan urutan fasilitas kredit/ pembiayaan dalam perhitungan LTV harus memperhitungkan seluruh fasilitas KPR yang telah diterima debitur disemua Bank.  Dalam hal perjanjian KPR antara Bank dan debitur mengikat lebih dari 1 (satu) unit Properti pada saat bersamaan dan/atau beberapa perjanjian KPR terhadap beberapa Properti yang dilakukan pada tanggal yang sama, Bank wajib menetapkan urutan fasilitas kredit/pembiayaan berdasarkan urutan nilai agunan dimulai dari nilai agunan yang paling rendah.  Pengaturan atas hal-hal yang harus dipenuhi Bank dalam rangka melaksanakan pengaturan LTV,

TABEL LTV KPR Rumah, Ruko/ Rukan Bank Konvensional & Syariah Type

Rumah 1 (%)

Rumah 2 (%)

Rumah 3 (%)

KPR > 70 m2 KPRS > 70 m2 KPR 22 – 70 m2 KPRS 22 – 70 M2 KPRS sd type 21 Ruko/ Rukan

70 70 8 -

60 60 70 70 70 70

50 50 60 60 60 60 Sumber : Bank Indonesia

antara lain persyaratan dokumen, perlakuan debitur suami istri, dan penerapan prinsip kehati-hatian berupa pengaturan top up kredit atau pembiayaan baru berdasarkan Properti yang masih menjadi agunan dari fasilitas KPR sebelumnya.  KPR untuk pembiayaan rumah inden ( masih dalam progres pembangunan) , hanya diperkenankan bagi rumah pertama.  Bank dilarang memberikan kredit untuk uang muka pembelian rumah.  Debitur wajib melaporkan seluruh fasilitas kredit konsumsi yang terkait dengan pemilikan properti dan/ atau beragunan properti  Debitur suami istri diperlakukan sebagai 1 obligor, kecuali terdapat perjanjian pisah harta di notaris.

 Pengaturan LTV diatas tidak berlaku bagi Program Perumahan Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundangundangan yang berlaku. Dengan adanya penataan pada KPR, diharapkan maka kondisi bubble pada sektor properti di Indonesia dapat dihindari sehingga masyarakat dikelas menengah kebawah dapat memperoleh rumah tinggal yang terjangkau dan sekaligus dapat menjadi program pemerataan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, diharapkan pula kondisi perbankan Indonesia tidak akan masuk kedalam jerat problem kredit macet yang tinggi yang disebabkan oleh kredit properti seperti yang terjadi di negeri Paman Sam.

Perbanas Jatim | Edisi 2 | November 2013

19


PERBANAS

Infrastruktur

Indonesian Banks Association

Tahun Depan Surabaya Tambah 15 Hotel SURABAYA - Persaingan makin sengit di tengah suburnya hotel berkonsep budget di Surabaya. Tahun depan sudah ada 15 hotel budget yang akan meramaikan dunia akomodasi di Surabaya. Wakil Ketua Persatuan Hotel dan Restauran Indonesia (PHRI) Jatim, Budhy Guntur Iriansyah mengungkapkan belasan hotel budget itu sudah pasti hadir di tahun 2014 mendatang. Mereka sudah menyatakan untuk ikut bersaing dalam dunia perhotelan di Surabaya yang selama ini sudah sangat ketat. Dia mengatakan saat ini ada 100 hotel yang terdaftar sebagai anggota PHRI Jatim, diluar bisnis restoran. Dari angka tersebut 20-an hotel berkonsep budget. “Akan ada 15 hotel budget lagi berdiri. Ini hanya untuk areal Surabaya,” katanya saat ditemui di Hotel Singgasana beberapa waktu lalu. Dia menjelaskan tahun ini sudah ada sepuluh hotel yang terdaftar dan beroperasional di Surabaya. Kebanyakan memang menyasar konsumen dengan segmnen yang sangat khusus seperti mereka yang hanya menjadikan Surabaya lokasi singgah, memiliki waktu kunjungan singkat atau pebisnis. Dari segi luas bangunan, hotel budget tidak memiliki luas yang memadai bahkan beberapa hotel di Surabaya memanfaatkan ruko di lokasi strategis atau memanfaatkan lahan yang tidak terlalu luas. “Hotel budget ini kan seperti tren juga dan suatu ketika akan mengalami kejenuhan. Kapan itu, saya tidak bisa memprediksinya,” katanya. Budhy mengatakan, kehadiran hotel buget jelas menambah persaingan yang selama ini sudah sangat ketat. Hanya saja, kehadiran mereka tidak terlalu mengganggu tingkat okupansi hotelhotel berbintang yang ada di Surabaya. Dia menjabarkan untuk hotel bintang empat, tingkat hunian masih mencapai 85 persen ke atas. Disusul hotel bintang lima sekitar 60% hingga 70%. Sedangkan hotel bintang empat ke bawah, okupansinya masih di bawah 70% saja. Tapi pria yang juga menjabat sebagai General Manager Hotel Singgasana ini

20

Pembangunan hotel di Surabaya terus menggeliat.

juga menyatakan kehadiran hotel budget juga tidak mengganggu tingkat hunian hotel yang dipimpinnya. Bahkan kunjungan tamu bule juga masih di atas 20 persen, tamu dari Asia sebesar 30 persen dan sisanya adalah tamu lokal. “Memang jadi kompetitor untuk halhal tertentu, tapi konsep sama sekali beda. Hotel budget kan hanya bisnis properti sedangkan kami mengutamakan servis kepada tamu,” katanya. Toh, Budhy menegaskan kehadiran hotel-hotel berkonsep budget ini sangat membantu Surabaya yang dikenal sebagai kota MICE (Meeting, Incentives, Conferences and Exhibition). Kota ini memang sering jadi tuan rumah even-even bertaraf nasional bahkan internasional seperti penyelenggaraan forum APEC pada awal April 2013 lalu. Marketing Communication Manager Hotel Garden Palace Setiawan Nanang berpendapat persaingan yang makin ketat malah menyuntikkan semangat untuk melayani konsumen agar lebih baik. Kehadiran hotel budget hanya mengurangi okupansi dalam waktu singkat karena konsumen akan coba-coba. “Kami senang ada persaingan karena kalau tidak maka akan terlena dengan kondisi sekarang. Kalau ada persaingan, kan kita akan terpacu untuk memberi servis yang lebih baik,” katanya pertengahan Oktober lalu. Pendapat ini diungkap berdasarkan

Perbanas Jatim | Edisi 2 | November 2013

pengalaman yang disampaikan oleh sejumlah konsumen. Menurut dia, wajar bila ada pembukaan hotel baru menarik untuk dicoba termasuk hotel budget. Alasannya tentu karena harga yang lebih rendah dibandingkan hotel berbintang. “Mereka (konsumen, red) pasti akan mencoba untuk tinggal di hotel tersebut karena promo yang lebih murah. Tapi itu untuk jangka pendek,” bebernya. Ada beberapa faktor yang membuat dia pede tidak akan kalah bersaing dengan hotel bujet yang sekarang bermunculan di Surabaya. Satu adalah segmen yang dibidik beda dengan bidikan Hotel Garden Palace. Kedua, dari sisi layout atau tata ruangan hotel yang kadang kurang disukai oleh konsumen itu sendiri. Dia mencontohkan, outlet untuk restoran dalam hotel tidak dimiliki oleh hotel budget yang disebabkan keterbatasan bangunan. “Padahal orang Indonesia sudah memiliki patokan bahwa menginap di hotel itu sekaligus mendapatkan breakfast (sarapan, red),” ujarnya. Di era persaingan pelayanan, hotel nonbudget memiliki alokasi personel yang lebih lengkap dan berpengalaman yang baik. Ini jelas memberi perbedaan signifikan bila dibandingkan dengan hotel budget.”Pengalaman kami, tamu-tamu sekarang lebih ke arah servis. Yang paling baik (serisnya, red) akan didatangi konsumen dengan sendirinya,” katanya. nanimashita


Peristiwa

PERBANAS

Indonesian Banks Association

Herman Halim (kanan) Pimpinan Umum Perbanas Jatim bersama Kepala BI Surabaya M Ishak saat lounching majalah Kabar Perbanas Jatim pada 17 Agustus 2013 di kantor BI Surabaya.

KPJ, Jembatan Informasi

Perbankan Jatim B

ertepatan dengan peringatan Hari Kemerdekaan RI yang ke-68, 17 Agustus 2013, majalah Kabar Perbanas Jatim akhirnya di-launching Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Wilayah IV, Muhammad Ishak di Kantor BI Surabaya. Harapannya, media ini jadi jembatan informasi baik untuk kalangan anggota Perbanas Jatim maupun masyarakat. Peluncuran majalah Kabar Perbanas Jatim ini berlangsung hangat dan di-

hadiri seluruh anggota Perbanas dan juga jajaran perbankan di Jawa Timur maupun stakeholder lainnya. “Kehadiran majalah ini bisa dimanfaatkan untuk organisasi Perbanas Jatim baik dengan para anggotanya maupun dunia luar yang membutuhkan informasi tentang perbankan,” katanya. Pemimpin Umum dan Pemimpin Rredaksi, Herman Halim mengataka, untuk tahap awal, majalah ini akan menyapa para pembacanya tiap tiga bulan

sekali. Selanjutnya kita akan pertimbangkan untuk terbit dua bulan sekali bahkan sebulan sekali,” kata Herman. Namun, dia mengharapkan agar seluruh anggota Perbanas Jatim maupun masyarakat memberikan kritik dan saran. Tujuannya tentu saja agar ada peningkatan majalah baik dari segi penyajian maupun pemberitaan yang akurat. nanimashita

Perbanas Jatim | Edisi 2 | November 2013

21


PERBANAS

Indonesian Banks Association

Peristiwa

Para narasumber saat memberikan materi seminar.

Awas

Cyber Crime

Perbankan Ancaman cyber crime menjadi salah satu isu yang harus diatasi terkait makin maraknya penerapan teknologi informasi di bidang perbankan. Edukasi terkait produk perbankan jadi salah satu cara untuk menghindari ancaman kejahatan dunia maya.

S

ELAMA ini, penerapan TI telah membawa sistem pelayanan perbankan ke era baru yang lebih cepat, efektif dan aku-

22

rat. Kecanggihan teknologi membawa perubahan signifikan dalam pelayanan perbankan yang mana dituntut untuk membuat strategi bisnis dengan

Perbanas Jatim | Edisi 2 | November 2013

teknologi sebagai unsur utamanya. Elektronic Banking (EB) yang berkembang pesat dalam 10 tahun terakhir telah memudahkan perbankan dalam memberi pelayanan terhadap nasabah. Sifatnya yang cepat, mudah, efisien dan jadi gaya hidup saat ini membuat perbankan ramai-ramai memberikan layanan ini. “Teknologi informasi di bidang perbankan itu ibarat wanita cantik, semua suka. Tapi ya memang ada resikonya,� kata Wakil Ketua Perbanas Jatim, Ir. M. Pujiono Santoso MM dalam Seminar Nasional, Ancaman Cyber Crime: Pahami, Hindari, Atasi di Kampus STIE Perbanas, Sabtu (11/10/2013). Indonesia masuk dalam daftar hitam sebagai negara yang memiliki pelaku kejahatan carding atau membeli barang secara online menggunakan kartu kredit orang lain. Serangan cyber crime dari Indonesia juga meningkat drastis sepanjang 2012 hingga 2013. Dia sendiri sudah pernah mengalami cyber crime ketika masih bertu-


Peristiwa gas di Bank CIMB Niaga Tbk. Kala itu, terjadi perampokan senilai Rp 1,6 miliar di Bank Niaga Malang. Dengan pelacakan menggunakan TI, perampokan tersebut akhirnya bisa dikuak dan diketahui pelakunya adalah kalangan internal bank itu sendiri. Beruntung, uang yang dirampok bisa diambil kembali. “TI banyak membantu tetapi memang ada resiko cyber crime pada electronic banking,” kata pria yang kini menjabat sebagai komisaris independen PT Bank Maspion Indonesia Tbk itu. Ahmad Zaid Zam Zami, staf IDSIRTII Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure mengatakan, pembuktian fisik terjadinya cyber crime sangat sulit dilakukan. Ini berbeda dengan peristiwa kriminal biasa yang terjadi di keseharian dimana bisa diketahui tempat kejadian perkara, saksi dan barang bukti. “Ini yang jadi polemik bagaimana hal ini bisa diatasi,” katanya. Dituturkannya, Amerika sudah menyiapkan jauh-jauh hari cyber army untuk menghadapi kejahatan maya. “Di Indonesia masih belum dan ini sudah sangat terlambat,” ujarnya. Beberapa kejahatan cyber crime yang bisa dilakukan di antaranya adalah pencurian data, gangguan layanan, modifikasi data, propaganda informasi dan penyebaran program jahat. Dia menuturkan ada salah kaprah bahwa program operasi tertentu aman dari gangguan kejahatan cyber. “Operating system yang baik adalah yang selalu diperbaharui. Bukan perkara Mac, Linux atau Windows semata-mata. Kalau memang banyak yang kena bobol hacker adalah Windows, itu karena kebanyakan orang memakai system ini,” bebernya. Adapun di perbankan, ada banyak kasus yang berhasil diungkap yang salah satunya dilakukan oleh Kristina Svechinskaya. Anggota cyber crime internasional ini melakukan pencurian sejumlah juta dollar AS dari rekening bank-bank di Amerika dan Inggris. Zaid mengingatkan salah satu pencegahan agar tidak diserang hacker adalah dengan selalu memperbaharui password dalam kegiatan perbankan. “Ada analogi password itu seperti

PERBANAS

Indonesian Banks Association

maaf, celana dalam. Jangan ditunjukkin ke orang, dipinjamkan, digeletakkan, dan diganti secara regular,” pungkasnya. Empat Pilar Kepala Deputi Divisi Pengawasan Bank Kanwil IV Bank Indonesia, Bambang Widjanarko tidak menampik ada beberapa resiko dengan diterapkannya teknologi informasi dalam sistem perbankan. Bank Indonesia sudah mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia No. 9/15/PBI/2007 Penerapan Manajemen Risiko Dalam Penggunaan Teknologi Informasi oleh Bank Umum. “Perbankan saat ini menggunakan vendor pihak luar untuk inovasi produknya sehingga harus menerapkan prinsip kehati-hatian,” tegasnya. Secara singkat, berdasarkan peraturan itu ada empat pilar dalam manajemen resiko terkait penggunaan TI dalam sistem perbankan. Yang pertama adalah penggunaan IT harus melibatkan pengurus, direksi, dan komisaris. “Mereka diharapkan melakukan pengawasan secara kontinyu dalam penggunaan TI,” katanya. Pilar kedua adalah bagaimana kebijakan TI memadai dalam prosedur op-

erasional standar, pilar ketiga adalah kecukupan tenaga dalam memonitor kegiatan operasional maupun produk tertentu seperti internet banking.”BI akan melihat juga apakah infrastrukturnya sudah siap sebelum produk itu diluncurkan oleh bank,” jelasnya. Beberapa acuan kesiapan infrastruktur adalah pengamanan TI yang efektif agar terjaga kerahasiaan integritas dana, dan ketersediaannya. Infrastruktur lain berupa pengamanan teknologi, sumber daya manusia dan prosessnya. Dari beberapa kasus cyber crime terjadi, kata Bambang, karena keteledoran nasabah yang sembarangan memberikan password kepada orang lain. Acuan lain adalah pengamanan fisik, akses dan operasional sehingga ada sistem yang dibangun serta penanganan insiden dan informasi terhadap resiko yang dimiliki. “Faktor keempat adalah pengendalian internal lewat manajemen dan audit internal sehingga dalam aturan ini perbankan juga wajib mengedukasi nasabah tentang produknya yang menggunakan TI.Dengan demikian, penggunaan TI tidak didominasi oleh bank tapi juga penggunanya harus tahu termasuk resikonya,” tutupnya.  Nanimashita

Perbanas Jatim | Edisi 2 | November 2013

23


PERBANAS

Indonesian Banks Association

Regulasi

PRODUK PERTAMA OJK

POJK tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan Kesenjangan informasi atas produk atau layanan keuangan menyebabkan konsumen jasa keuangan berada di posisi yang lemah. Karena itu perlunya aturan untuk menciptakan budaya perlindungan konsumen.

o

TORITAS Jasa Keuangan (OJK) menerbitkan aturan bagi Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK). Dengan kerangka pemenuhan hak dan kewajiban konsumen. Tanpa mengabaikan peluang tumbuh PUJK. Peraturan OJK (POJK) berlaku sejak satu tahun setelah diundang-undangkan, ditandatangani Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) pada 6 Agustus, artinya regulasi tersebut berlaku di Agustus 2014. Selama ini, lima masalah utama yang dihadapi konsumen pada pelaku usaha jasa keuangan, antara lain informasi

24

yang asimetris, perlakuan yang tidak adil, kualitas layanan yang belum memadai, penggunaan data pribadi, dan penangangan pengaduan yang kurang efektif. OJK akhirnya mengeluarkan peraturan tentang perlindungan konsumen sektor jasa keuangan. Pelaku usaha jasa keuangan tak bisa lagi sembarangan mengeluarkan dan menawarkan produknya. Masyarakat terlindungi, industri keuangan semakin maju berkembang. Setelah melalui pembahasan yang cukup panjang sejak mulai beroperasi 2 Januari lalu Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Perbanas Jatim | Edisi 2 | November 2013

meluncurkan Peraturan OJK (POJK) pertama bernomor 01/POJK.07/2013 yang ditandatangani 26 Juli 2013 tentang perlindungan konsumen Sektor Jasa Keuangan. Pembahasan POJK ini telah melalui serangkaian uji publik dengan melakukan pertemuan dengan asosiasi industri perbankan, industri keuangan non bank dan pasar modal. Tenaga ahli di bidang hukum perlindungan konsumen dan pemasaran juga dimintakan pendapatnya. “Tujuan peraturan ini adalah melindungi kepentingan konsumen industri jasa keuangan dan masyarakat di satu sisi dan tetap mendukung pertumbuhan lembaga dan industri sektor jasa keuangan,� ujar Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad saat penjelasan POJK tersebut di Jakarta.


Regulasi Lebih rinci, POJK perlindungan konsumen ini diterbitkan untuk meminimalkan informasi asimetris, mendorong transparansi dan pengungkapan informasi mengenai biaya, risiko dan manfaat produk dan/atau layanan keuangan, serta meminta pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK) memahami kebutuhan konsumen, dan tujuan penggunaan produk dan/atau layanan keuangan guna memastikan adanya kesesuaian antara produk dan/ atau layanan dengan kebutuhan yang diperlukan konsumen. Selain itu, aturan ini juga mendorong pengkinian informasi kepada konsumen jika terjadi perubahan atau persyaratan lain yang terkait dengan produk dan/atau layanan jasa keuangan serta mempertegas proses penanganan pengaduan dan penyelesaian sengketa konsumen keuangan oleh PUJK. Peraturan perlindungan konsumen keuangan ini diterbitkan atas kebutuhan mendasar untuk menyikapi inovasi dan kompleksitas produk dan/atau layanan keuangan serta perubahan teknologi yang cepat, terutama karena masih terdapat keterbatasan akses terhadap produk dan/atau layanan jasa keuangan dan tingkat literasi keuangan yang masih rendah. Sejalan dengan perkembangan pasar keuangan yang cepat dan inovatif, adanya produk investasi yang menawarkan penghasilan tinggi yang tidak diatur atau tidak cukup diatur, akan meningkatkan risiko yang dihadapi oleh konsumen terhadap kejahatan keuangan dan perlakuan yang merugikan. Kepercayaan dan keyakinan konsumen pada suatu pasar keuangan yang berfungsi secara baik merupakan prasyarat dalam menjaga stabilitas, pertumbuhan, efisiensi dan inovasi keuangan dalam jangka panjang. Sehingga menjadi penting untuk menjaga kepercayaan tersebut melalui pengaturan dan pengawasan perilaku di pasar keuangan serta penguatan literasi keuangan yang ditujukan untuk melindungi konsumen dalam rangka mendukung stabilitas sistem keuangan. POJK ini juga merupakan pen-

PERBANAS

Indonesian Banks Association

jabaran dari Pasal 4 UU OJK yang pada dasarnya menekankan prinsip keseimbangan, yaitu antara tumbuh kembangnya sektor jasa keuangan secara berkesinambungan dan secara bersamaan terlindunginya konsumen dan masyarakat pengguna jasa keuangan.

Perusahaan jasa keuangan berkepentingan menjaga reputasi dan perilaku bisnis dalam industri keuangan. Sehingga program menumbuhkembangkan budaya melindungi dan mengedukasi konsumen keuangan menjadi salah satu hal terpenting dalam menjaga reputasi industri keuangan. Terhadap industri keuangan, OJK juga bertugas untuk terus mendorong pertumbuhannya melalui berbagai kebijakan yang menekankan pada penegakan tata kelola, manajemen risiko yang baik, peningkatan kualitas sumber daya manusia serta penyediaan data dan informasi yang lebih lengkap dan komprehensif untuk kebutuhan industri. Program pengembangan edukasi masyarakat mengenai literasi keuangan juga akan terus digalakkan oleh OJK untuk memberikan pemahaman

yang lebih baik kepada masyarakat mengenai berbagai jasa layanan keuangan yang ada. Membaiknya tingkat “melek keuangan” masyarakat tentunya akan membuka akses yang semakin besar terhadap produk dan layanan jasa keuangan, sehingga akan membantu pertumbuhan industri keuangan nasional. Dalam POJK mengenai perlindungan konsumen ini, OJK memberikan tenggat waktu satu tahun kepada industri untuk memenuhi semua ketentuan yang tercantum. Selama kurun waktu itu pula, OJK akan melengkapi peraturan ini dengan menerbitkan beberapa peraturan teknis yang disesuaikan dengan masing-masing karakteristik industri sektor jasa keuangan. “Peraturan teknis tersebut nantinya akan sangat krusial karena akan mengatur hal-hal yang bersifat sektoral dan spesifik untuk diterapkan di setiap sektor jasa keuangan,” tambah Muliaman. Dijelaskannya peraturan ini juga berlaku untuk seluruh sektor jasa keuangan yaitu industri perbankan, keuangan non bank, dan pasar modal,” tutur Muliaman. Sehingga ketentuan terkait perlindungan konsumen yang sudah ada di masing-masing sektor tetap dinyatakan berlaku sepanjang tidak bertentangan dan harus disempurnakan berpedoman kepada POJK tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan ini.  Djauhari Effendi

Perbanas Jatim | Edisi 2 | November 2013

25


PERBANAS

Korporasi

Indonesian Banks Association

Seorang customer service bank BNI sedang melayani nasabahnya.

Laba Bersih BNI Tumbuh 29,8% T

REN perlambatan ekonomi Indonesia dan tekanan yang dialami nilai tukar rupiah tidak menyurutkan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI untuk tetap mencatatkan laba yang cukup tinggi pada kuartal III tahun 2013 sebesar Rp 6,54 triliun atau naik 29,8% dibanding periode yang sama tahun lalu. Laba bersih itu tercapai karena ekspansi kredit yang terus tumbuh, dan pengelolaan aset yang semakin prudent serta efisien, sehingga pendapatan operasional naik secara signifikan. Direktur Utama BNI Gatot M Suwondo mengungkapkan hal tersebut di Jakarta, Jumat (18/10/2013). Menurut Gatot, dengan pertumbuhan laba tersebut, BNI mampu meningkatkan rasio return on asset (ROA) dari 2,8% pada kuartal III 2012 menjadi 3,3% pada kuartal III 2013. Begitu pula dengan return on equity (ROE) yang juga menguat dari 19,7% pada kuartal III 2012 menjadi 21,8% pada kuartal III 2013. BNI juga mampu membukukan peningkatan Net Interest Margin (NIM) dari 5,8% pada kuartal III 2012 menjadi 6,1% pada kuartal III 2013. Di samping itu,

26

BNI juga berhasil menurunkan Cost to Income Ratio (CIR) dari 47,1% pada kuartal III 2012 menjadi 44,0% pada kuartal III 2013 dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) dari 72,0% pada kuartal III 2012 menjadi 66,8% pada kuartal III 2013. CIR dan BOPO yang semakin baik tersebut juga menjadi faktor penyumbang terbentuknya laba bersih BNI yang tumbuh 29,8% tersebut. Membaiknya rasio-rasio tersebut meru-

Rasio-Rasio Keuangan (dalam Persen)

Rasio Keuangan

n Loan to Deposit Ratio n Cost of Fund n Gross Non Performing Loan n Net Interest Margin n Cost to Income Ratio n Return of Equity *) n Return of Asset *) n Tier I Capital n Capital Adequacy Ratio

Kuartal III 2012 76,8 2,8 3,4 5,8 47,1 19,7 2,8 15,5 17,1

Kuartal III 2013 84,7 2,3 2,4 6,1 44,0 21,8 3,3 14,3 15,7

*) berdasarkan perhitungan rumus yang ditentukan oleh Bank Indonesia

Perbanas Jatim | Edisi 2 | November 2013

pakan perwujudan dari pelaksanaan kebijakan strategis BNI dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional melalui berbagai inisiatif strategis, antara lain upaya mengoptimalkan sumber daya manusia, logistik, dan infrastruktur; meningkatkan efektivitas biaya promosi dan pemasaran; memaksimalkan penggunaan channel-channel berbiaya rendah; serta membangun budaya menjual melalui peningkatan kapasitas pegawai. “Sinergi antara Business Banking dengan Consumer and Retail Banking secara konsisten terus kami perkuat. Kami melakukan ekspansi Business Banking pada industriindustri yang memiliki potensi pertumbuhan tinggi sembari mengoptimalkan rantai nilai bagi para nasabah korporasi dan nasabah perorangan,� tutur Gatot.

Pendapatan Bunga

Menurut Gatot, penyumbang peningkatan laba BNI dan semakin membaiknya rasio-rasio keuangan tersebut di atas, antara lain adalah pendapatan bunga bersih (net interest income) yang bertumbuh 23,4% dari Rp 11,20 triliun pada kuartal III 2012 menjadi Rp 13,82 triliun pada kuartal III 2013. Penyumbang lainnya adalah pendapatan non-bunga (non interest income) yang tumbuh 24,2% dari Rp 5,75 triliun pada kuartal III 2012 menjadi Rp 7,15 triliun pada kuartal III 2013. Dari kedua sumber pendapatan itu, secara keseluruhan pendapatan operasional BNI tumbuh


PERBANAS

Korporasi Indikator Keuangan Utama (dalam Rp. Triliun)

Indonesian Banks Association

Indikator n Pendapatan Bunga Bersih n Pendapatan Non-bunga n Pendapatan Operasional n Biaya Operasional n Laba Sebelum Pajak n Laba Bersih n Laba per Lembar Saham (Rp)

23,7% dari Rp 16,96 triliun pada kuartal III 2012 menjadi Rp 20,97 triliun pada kuartal III 2013. “Pertumbuhan pendapatan operasional merupakan hasil dari upaya BNI dalam meningkatkan ekspansi kredit dengan fokus pada 8 sektor unggulan yang saat ini mencakup sekitar 70% dari total portofolio Business Banking BNI. Ekspansi kredit itu kami lakukan secara hati-hati dan selektif dengan terus meningkatkan pemantauan kinerja kredit sebagai bagian dari early warning system� ujar Gatot. Loan to Deposit Ratio (LDR) meningkat dari 76,8% pada kuartal III 2012 menjadi 84,7% pada kuartal III 2013. Kredit yang dikucurkan BNI meningkat 27,3% yaitu dari Rp 184,48 triliun pada Kuartal III 2012 menjadi Rp 234,91 triliun pada Kuartal III 2013. Kualitas kredit pun membaik, ditandai dengan menurunnya net NPL maupun gross NPL. Net NPL turun dari 0,8% pada Kuartal III 2012 menjadi 0,6% pada Kuartal III 2012, sedangkan Gross NPL turun dari 3,4% pada Kuartal III 2012 menjadi 2,4% pada Kuartal III 2013. Sebagai tambahan, sesuai prinsip kehati-hatian BNI juga meningkatkan rasio pencadangan (coverage ratio) dari 120,4% di Kuartal III 2012 menjadi 125,2% di Kuartal III 2013. Pertumbuhan kredit tetap didominasi oleh kredit dalam mata uang rupiah, yaitu 86% dari portofolio kredit BNI, karena BNI tetap ingin mendukung pertumbuhan ekonomi di Tanah Air. Peningkatan kredit ini menunjukkan fungsi BNI sebagai lembaga intermediary yang semakin baik. Dukungan BNI pada perekonomian nasional tampak dengan mengalirnya kredit ke sektor-sektor yang menyerap tenaga kerja, seperti sektor manufaktur yang meliputi 18% dari portofolio kredit BNI; lalu sektor perdagangan, restoran, dan perhotelan mencapai 16%, serta sektor pertanian sebesar 8%. Pada business banking, sektor-sektor yang menjadi target pengucuran kredit adalah infrastruktur, yaitu: konstruksi dan transportasi, pembangkit listrik, telekomunikasi, serta minyak dan

Kuartal III 2012 11,20 5,75 16,96 (8,66) 6,28 5,04 270

Kuartal III 2013 13,82 7,15 20,97 (10,24) 8,11 6,54 351

+/- (%) 23,4 24,2 23,7 18,2 29,3 29,8 30,0

gas. Adapun di sektor konsumer dan ritel, kucuran kredit properti melalui BNI Griya menunjukkan pertumbuhan signifikan, yaitu 34,81% dengan NPL yang semakin membaik di level 2,05%; dan pangsa pasar yang meningkat menjadi 11,54%.

Dana masyarakat

Ekspansi kredit BNI tersebut didukung oleh Dana Pihak Ketiga (DPK) yang meningkat 15,4% dari Rp 238,94 triliun pada kuartal III 2012 menjadi Rp 275,63 triliun pada kuartal III 2013. Peningkatan DPK itu dilakukan dengan fokus utama pada upaya-upaya penghimpunan dana murah. Upaya itu telah menghasilkan pertumbuhan dana murah (CASA) sebesar Rp 34,9 triliun atau 22,8%.Dengan penambahan CASA tersebut, komposisi dana murah yang dikelola BNI meningkat dari 64,0% terhadap DPK pada kuartal III 2012 menjadi 68,0% terhadap DPK pada kuartal III 2013. BNI secara konsisten juga terus mendorong pertumbuhan CASA melalui berbagai upaya, antara lain, dengan memelihara siklus transaksi di BNI sehingga secara paralel dapat meningkatkan pendapatan berbasis biaya (fee based income); meningkatkan cash management yang berorientasi pada rantai nilai; dan mengoptimalkan pengembangan pen-

gelolaan transaksi pembayaran konsumer. Dengan berbagai upaya tersebut, biaya dana yang ditanggung BNI terus menurun. Meskipun kondisi suku bunga dalam kecenderungan meningkat, namun BNI mampu mencapai penurunan biaya bunga yang pada kuartal III 2012 masih mencapai 2,8%, menjadi 2,3% pada kuartal III 2013. Kesetiaan nasabah baik ritel maupun korporasi kepada BNI tidak terlepas dari peningkatan service level BNI yang berada di posisi kedua terbaik di industri perbankan nasional, melompat dari posisi tahun sebelumnya, yaitu pada peringkat keempat. Pencapaian itu melampaui target BNI sendiri pada tahun 2013 yang menargetkan service level di posisi ketiga terbaik. Prestasi ini diperoleh BNI melalui survei Best Service Excellence Monitor (BSEM) 2013 yang diadakan oleh Marketing Research Indonesia (MRI). Pencapaian tersebut tidak terlepas dari upaya BNI memperkuat pelayanannya melalui penambahan jumlah outlet dan ATM. Jumlah outlet hingga akhir Kuartal III 2013 mencapai 1.659 atau bertambah dibandingkan jumlah outlet pada periode yang sama tahun lalu, yang sebanyak 1.550 outlet. Begitu juga jumlah ATM yang meningkat dari 7.505 unit pada akhir Kuartal III 2012 menjadi 8.817 unit pada akhir pada Kuartal III 2013. Meskipun rasio kecukupan modal (CAR) BNI pada Kuartal III 2013 turun dari 17,1% menjadi 15,7% sebagai konsekuensi ekspansi kredit, namun CAR tersebut masih jauh melampaui syarat minimal yang diatur oleh regulator, sehingga BNI memiliki modal yang cukup untuk terus bertumbuh di masa mendatang.ď ˛ Djauhari Effendi

Perbanas Jatim | Edisi 2 | November 2013

27


PERBANAS

Indonesian Banks Association

Peristiwa

Hamid Ponco Wibowo (tengah) saat memberikan sambutan dalam acara sosialisasi GIM 2013 berlangsung Minggu (27/10/2013).

BI Surabaya Gebrak GIM 2013 SURABAYA - Bank Indonesia (BI) Surabaya bekerjasama dengan sejumlah bank nasional kembali menggelar sosialisasi gerakan Indonesia Menabung (GIM), Minggu (27/10/2013). Dengan adanya gerakan ini, diharapkan jumlah penabung, khususnya dari kalangan pelajar terus meningkat dari waktu ke waktu. Hamid Ponco Wibowo, Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV mengatakan, acara yang yang digelar bersama perbankan di Jawa Timur tersebut, telah melakukan beberapa program sosialisasi dan edukasi secara berkala kepada masyarakat, terutama kalangan pelajar, dalam rangka mendukung Gerakan Indonesia Menabung. “Dalam waktu dekat, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV akan melakukan sosialisasi diikuti dengan pembukaan rekening TabunganKu kepada masyarakat daerah (Bojonegoro) bekerja sama dengan BPR Jatim,” katanya. Pada acara acara puncak Kegiatan Edukasi Keuangan dan kampanye

28

GIM 2013 di bawah koordinasi Kantor Wilayah BI dilakukan oleh 4 anggota Bank Pokja yakni BPD Jatim, BCA, BNI, Bank Mandiri dan melibatkan sekitar 1.000 orang pelajar. Pencanangan edukasi keuangan dan Kampanye GIM sendiri dicanangkan pada 20 Februari 2010 oleh Presiden Republik Indonesia dan Gubernur BI. Pencanangan GIM dilakukan bersamaan dengan peluncuran produk TabunganKu oleh perbankan nasional sebagai tabungan tanpa biaya administratif dengan syarat setoran awal yang rendah. Menurut Dia, sebagai bagian dari pelaksanaan GIM, BI dan Perbankan telah melakukan kampanye bersama pada 27 Juni 2012. Pada kesempatan tersebut, Wakil Presiden RI, Boediono telah menetapkan Hari Rabu setiap awal bulan sebagai Hari Rajin Menabung. “Pada hari itu, Perbankan diharapkan dapat memberikan pelayanan khusus kepada nasabah yang akan menabung di kantor bank atau bank dapat memobilisasi untuk mendatangi sekolah untuk anak-anak dapat mena-

Perbanas Jatim | Edisi 2 | November 2013

bung di sekolah yang didatangi oleh bank,” katanya lagi. Dikatakan, pihaknya secara aktif ikut serta mendorong program nasional tersebut dengan melakukan kegiatan pencanangan Hari Rabu setiap awal bulan melalui perbankan sebagai Hari Rajin Menabung dan pembukaan rekening tabungan baru oleh pelajar dan masyarakat termasuk produk TabunganKu. Meningkat Sementara itu, Pungki Purnomo, Direktur Departemen Pengembangan Akses Keuangan & UMKM Bank Indonesia mengatakan, jumlah rekening TabunganKu hingga Agustus 2013 sudah mencapai 5.201.856 rekening. Jumlah ini meningkat 1.566.237 rekening di akhir 2012 atau naik 43 persen. “Saya optimis, jumlah ini masih akan meningkat sejalan dengan pencairan Bantuan Siswa Miskin (BSM) untuk 12,5 juta siswa oleh pemerintah melalui rekening TabunganKu pada Bank Pembangunan Daerah (BPD) di seluruh wilayah Indonesia untuk periode pencairan Sep-


Peristiwa tember-Desember 2013,” katanya. Upaya perluasan penyediaan dan pemanfaatan TabunganKu telah dilakukan Bank Indonesia, antara lain, melalui penggunaan TabunganKu untuk pencairan Bantuan Siswa Miskin (BSM) tahun 2013 bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan Nasional, Asosiasi Bank Daerah (Asbanda) dan seluruh Bank Pembangunan Daerah (BPD) di Indonesia. Sementara untuk Tabungan Pelajar dan/atau Basic Saving Account lainnya sebesar 1,6 juta rekening pada posisi September 2013). ‘’Kampanye ini untuk lebih meningkatkan akses keuangan kepada pelajar dan masyarakat melalui TabunganKu, serta mempengaruhi perilaku masyarakat agar gemar menyisihkan pendapatannya untuk hari depan yang lebih terencana,’’ujarnya. Selama Oktober sampai November 2013, Bank Indonesia bekerja sama dengan perbankan melaksanakan GIM yang difokuskan pada 9 wilayah Kantor Koordinator Bank Indonesia, yakni Makassar, Banjarmasin, Denpasar, Surabaya, Semarang, Bandung, Palembang, Pekanbaru, dan Medan. Gerakan Kampanye GIM dilaksanakan BI bersama perbankan di Jawa Timur di depan Kantor Perwakilan BI Jawa Timur. Tampak dalam foto dari kiri ke kanan : Kepala Cabang Utama BCA Hendrik Sia, Hamid Ponco Wibowo, Direktur Departemen Pengembangan Akses Keuangan & UMKM Bank Indonesia Pungki Purnomo, Direktur Operasional Bank Jatim Eko Antono, Soekowardojo Deputi Kepala Kantor BI Jatim dan CEO Kanwil BNI Surabaya Dasuki Amsir.

PERBANAS

Indonesian Banks Association

ban tersebut dimulai sejak pagi pukul: 06.00 WIB hingga selesai pukul 10.00 WIB, Minggu (27/10/2013) dengan pembukaan acara Fun Walk yang melibatkan 1000 pelajar SMP dan SMA se Kota Surabaya. Acara pelepasan Fun Walk yang dihelat ini kali tak kurang dari sekian pejabat Bank nasional turut memeriahkan diantaranya adalah Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia, Hamid Ponco Wibowo, Pungki Purnomo (Direktur Departemen Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM Bank Indonesia), CEO Kanwil BNI Surabaya, Dasuki Amsir, Eko Antono (Direktur Operasional Bank Jatim), Edwin (Senior Vice President PT. Bank Mandiri Kanwil VIII), tak ketinggalan Hendrik Sia selaku (Kepala Ca-

bang Utama BCA) pun nampak hadir. Dalam acara ini, ada 1000 peserta yang mendapatkan rekening baru Tabunganku, dengan saldo awal Rp 25 ribu, dari Bank Indonesia dan hadiah hadiah menarik yang dipersembahkan oleh Perbankan. Kemeriahana dalam acara tersebut juga tidak lepas dari kehadiran chearleader asal SMAN 1 Surabaya, Paduan Suara SMPN 6 Surabaya, Joget Poco Poco dari SMK KAL (Angkatan Laut), flashmob Joget Caesar. Selain penampilan para chearleader itu tampilan menarik dari parade Komunitas Cosplay Surabaya dan ditutup dengan bintang tamu Ska Band - Heavy Monster juga patut diacungi jempol dalam acara kampanye Gerakan Indonesia Menabung (GIM). Jacky AP

Penuh Keakrapan Acara sosialisasi GIM 2013 berlangsung dalam suasana penuh keakra-

Perbanas Jatim | Edisi 2 | November 2013

29


PERBANAS

Kesehatan

Indonesian Banks Association

Kesibukan kerja mengakibatkan eksekutif muda melalaikan jam makannya, sehingga mengakibatkan maag.

Maag Pun Bisa

Mengintai Nyawa Anda Kalau mau menghitung, sebenarnya banyak orang yang terkena sakit maag. Persoalannya mereka acapkali menyepelekan luka pada lambungnya itu, padahal dampaknya cukup besar dan dapat menyebabkan kematian.

O

RANG awam sering menyebut peradangan pada lambung dengan sebutan sakit maag. Tak jarang penderita segera mengonsumsi obat pereda rasa nyeri begitu merasakan nyeri pada lambungnya. Ada pula yang langsung berobat ke dokter, namun beberapa waktu kemudian kambuh lagi.

30

Menurut Prof Dr H Iswan A Nusi, SpPD, KGEH, Kepala Sub Departemen Divisi Gastroentero – Hepatologi RSU dr Soetomo, maag merupakan sindrom dispepsia atau peradangan luka pada lambung. Bila ini dibiarkan berlarutlarut bisa berkembang menjadi kanker lambung yang bukan tidak mungkin berujung pada kematian.

Perbanas Jatim | Edisi 2 | November 2013

Foto: GS

Selama ini masyarakat juga sering salah persepsi dengan keluhan sakit maag yang hanya berhubungan dengan lambung. Padahal bagian organ tubuh lain juga kerap sebagai akibat sakit maag. “Maag itu sindrom dispepsia, lambungnya itu luka. Orang sering keliru kalau keluhan maag hanya seputar lambung. Tapi organ lain juga bisa jadi pemicu kalau ada yang bermasalah, misalnya pankreas atau ginjalnya,� tuturnya. Diperkirakan hampir 30% kasus pada dokter praktik umum dan 60% pada dokter spesialis gastroenterologist yang datang merupakan kasus dispepsia. Di negara-negara barat 40% pasien dengan keluhan gastrointestinal mengunjungi klinik-klinik penyakit gastrointestinal. Pada penelitian di populasi umum didapatkan 15-30% orang dewasa pernah mengalami dispepsia dalam beberapa hari. Pada sebagian besar penderita dispepsia akan menimbulkan keluhan yang berulang seumur hidup, karena itu akan menurunkan kualitas hidup dan produktivitas seseorang. Sakit maag sering terjadi akibat pola hidup yang kurang baik. Berbagai kesibukan atau rutinitas kerja setiap hari terkadang membuat kita jadi terlambat untuk makan, sehingga kemungkinan sakit maag itu akan datang tanpa kita sadari. Pola hidup semacam ini sering


PERBANAS

Kesehatan dialami banyak orang tanpa memerhatikan kesehatannya. Terlebih mereka yang mementingkan pekerjaan daripada kesehatan tubuh, pekerjaan yang menumpuk akhirnya menimbulkan stres. Iswan menandaskan, sakit maag mempunyai multifaktor penyebab. “Penyebabnya itu multi faktor, jadi macammacam. Bisa karena pola makan, stres, dan ada kelainan pada lambungnya maupun organ lain yang akhirnya berakibat sakit maag,” terangnya saat ditemui di ruang kerjanya di RSU dr Soetomo. Budiarto, salah seorang penderita penyakit maag, menyebut, lambungnya bermasalah akibat kerap mengonsumsi obat penghilang rasa nyeri dan obat alergi. “Sudah setahun ini dia divonis mengalami gastritis kronis. Dari hasil foto endoskopi kelihatan ada semacam sariawan di dalam lambung,” ujar warga Taman Pondok Jati Sidoarjo ini. Akibat adanya gangguan itu, kini ayah dua anak itu tak boleh terlalu capek, telat makan, stres, selain harus menghindari makanan pedas, asam, dan asin Berbeda dengan Yanti. Setiap kali maagnya kambuh dia harus berurusan dengan rumah sakit. Bahkan sempat pula masuk ICU. Dia menduga maagnya terganggu akibat makanan yang pedas atau salah makan. Waktu itu dia sudah coba patuhi larangan itu, tapi terkadang rasa sakit itu masih muncul. Belakangan dia menduga sakit maagnya itu dipicu stres masalah rumah tangga. “Setelah pisah dengan suami, karena sesuatu hal, memang sudah nggak per-

Indonesian Banks Association

Penyebab dispepsia  Esofago-gastro-duodenal (esofagus, lambung, duodenum)  Obat-obatan  Hepatobilier  Pankreas  Penyakit sistemik lain  Gangguan fungsional

Tukak peptik, gastritis kronis, gastritis NSAID, keganasan 0bat anti-inflamasi non steroid, teofilin, digitalis, antibiotik Hepatitis, kolesistitis, kolelitiasis, keganasan, disfungsi sfingter odii Pankreatitis, keganasan Diabetes mellitus, penyakit tiroid, gagal ginjal, kehamilan, penyakit jantung koroner iskemik Dispepsia fungsional, irritable bowel syndrome

nah kambuh lagi. Mungkin karena stres itu ya,” ujarnya. Penyebab Sakit Maag Iswan mengatakan maag memiliki banyak penyebab dan tergantung dari jenisnya pula. Dalam kasus sakit maag dibedakan menjadi dua jenis penyebab, organik dan fungsional. Berdasarkan tipe ini kita dapat mengetahui apa yang menjadi pemicu. “Dari dua tipe itu penyebabnya berbeda-beda. Prosentase yang diakibatkan tipe organik 40% sedangkan yang fungsional 60%,” katanya.  Organik Pada tipe ini orang biasanya memiliki kelainan pada bagian organ tubuhnya atau mempunyai sakit tertentu. Penyakit yang dapat menyebabkan maag di antaranya diabetes mellitus DM) dan gagal ginjal. Sedangkan pada organ tertentu seperti kelainan pada pankreas yang meradang, batu

kandung empedu, dan terjadi luka maupun peradangan pada lambung. Lapisan mukosa lambung mengalami yang luka diakibatkan kelebihan asam lambung dan pepsin sehingga fungsi mukosa jadi menurun dan berakibat pada timbulnya luka, iritasi, peradangan pada lambung.  Fungsional Dalam jenis fungsional tidak ditemukan adanya kelainan pada organ tubuh maupun penyakit tertentu. Biasanya dalam kasus ini disebabkan oleh pola makan yang tidak teratur seperti menunda waktu makan dan makan makanan yang tidak sehat. Akibat pola makan yang tidak sehat misalnya mengonsumsi makanan yang pedas, asam, dan merokok. Selain itu juga akibat faktor stres yang berlebihan. Stres akut akan menurunkan kontraktilitas lambung yang mendahului keluhan mual setelah stimulus stres. GS

Gejala Sakit Maag ORANG awam menganggap bahwa penyakit maag selalu berhubungan dengan lambung. Padahal penyakit maag letak kelainannya tidak selalu di lambung, bisa juga di organ tubuh lainnya. Penderita penyakit maag atau sindroma dispepsia dapat datang dengan keluhan yang berbagai macam. Berikut ini merupakan gejala yang muncul sebagai indikasi bahwa seseorang menderita sakit maag.  Rasa mual pada perut seringkali timbul dan selalu ingin muntah.

 Ulu hati sering terasa nyeri dan pedih serta diselingi dengan nafas sesak dan perut kembung.  Kurangnya nafsu makan ketika rasa mual itu datang, wajah menjadi pucat dan sering sendawa karena perut menjadi kembung.  Kepala terasa pusing, sulit untuk tidur serta suhu badan naik dan keluar keringat dingin.  Perut menjadi membesar akibat kembung.  Air liur terasa asam atau pahit.  Selain itu beberapa penderita den-

gan radang lambung yang sudah terlalu parah juga mengalami pendarahan pada lambung sehingga ketika penderita muntah maka akan mengeluarkan darah berwarna kehitaman seperti kopi. Radang lambung yang sudah telanjur kronis dapat menyebabkan kematian. GS

Perbanas Jatim | Edisi 2 | November 2013

31


PERBANAS

Indonesian Banks Association

SDM

Pelaksanaan Perbanas Banking Job Fair yang digelar oleh HRD Perbanas Club Surabaya.

Job Fair, Program Serius Perbanas HRD Club Surabaya HRD Perbanas Club Surabaya akan terus memacu programprogramnya untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) di kalangan perbankan, khususnya di Jatim. Salah satu program yang akan ditingkatkan itu, yakni pelaksanaan Perbanas Banking Job Fair dengan frekuensi penyelenggaraan dua tahun sekali, dari sebelumnya yang hanya setahun sekali. Tidak itu saja, peserta pun akan lebih diperluas.

H

RD Perbanas Club Surabaya pertama kali menggelar Job Fair pada 29 Juli 2009 bekerjasama dengan Perbanas Career Centre (PCC) STIE Perbanas Surabaya. Pelaksanaan bursa kerja khusus perbankan ini merupakan yang pertama kali diselenggarakan di Indonesia. “Kami berharap dengan adanya kegiatan ini tidak ada lagi bajak membajak SDM di kalangan perbankan Jatim, seperti sebelum sebelumnya. Kami memberikan wadah bursa kerja, sehingga kalangan perbankan dengan fair akan mendapatkan SDM yang dibutuhkan. Tidak perlu lagi bajak-membajak,” kata Toni Towoliu, Ketua Perbanas HRD Club Surabaya. Toni mengatakan, pelaksanaan Job Fair itu setelah dievaluasi manfaatnya cukup besar. Terutama untuk memenuhi ke-

32

butuhan tenaga di kalangan perbankan. Bertolak pada kenyataan inilah, pelaksanaannya ditingkatkan menjadi dua kali setahun. “Tidak hanya itu. Mulai tahun depan, kami sedang merencanakan untuk Job Fair akan diperluas. Artinya, tidak hanya kalangan perbankan pesertanya, tetapi perusahaan-perusahaan yang terkait dengan perbankan. Misalnya lembaga pembiayaan dan sejumlah perusahaan pendukung perbankan lainnya,” kata Toni. Seperti perusahaan pembiyaan yang ada keterkaitan dengan bank. Juga demikian dengan asuransi yang ada kaitannya dengan bank. Misalnya BCA kan mempunyai Central Sejahtera Insurance (asuransi), juga Mandiri yang mempunyai perusahaan asuransi dan lainnya. Dengan demikian, ajang bursa kerja

Perbanas Jatim | Edisi 2 | November 2013

tersebut akan lebih berwarna dan terintegrated. “Soal ini, kami akan terus berembug dengan pengurus lainnya,” katanya. Ditanya sejauhmana manfaat Job Fair tersebut? Tentang ini, Toni mengatakan, hingga saat ini pelaksanaan kegiatan tersebut cukup bagus. “Kalau tidak mendapat respon positif mengapa kita harus menggelar Job Fair setahun dua kali,” katanya. Dia menjelaskan, berdasrkan data yang ada, Job Fair bisa memenuhi kebutuhan perbankan atas SDM-nya sekitar 20%. Ini, katanya, suatu angka yang cukup bagus dalam seleksi tenaga kerja. Lebih lanjut Toni mengatakan, di samping itu kegiatan tersebut, work shoop akan lebih sering lagi digelar. Biasanya tema yang dibahas berkaitan dengan (terutama) hubungan industrial perbankan di Indonesia. Banyak hal yang harus dicermati hubungan industrial dengan ketenagakerjaan. Terutama yang berkait dengan UMK. “Tahun depan kami akan mencoba menggelar lagi work shoop. Saya agendakan setelah Job Fair 2014. Ya...setelah Februari lah,” kata Toni. Toni mengatakan, banyak yang harus dibahas oleh kalangan perbankan yang berkait dengan ketenagakerjaan belakan-


SDM gan ini. Terutama tuntutan buruh yang berkait dengan UMK. Juga demikian dengan tenaga outsourcing yang masih menjadi perdebatan. Hingga saat ini masalah outsourcing di Indonesia masih merupakan suatu polemik, walaupun Mahkamah Konstitusi telah menguatkan serta mengeluarkan keputusan terkait isu Outsourcing tersebut melalui judicial review terhadap beberapa pasal yang berkaitan dengan kegiatan outsourcing di dalam UU Ketenagakerjaan No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Masalah outsourcing tersebut juga menjadi issue di bidang perbankan di Indonesia sehingga Bank Indonesia telah mengatur kegiatan outsourcing di bidang Perbankan melalui Peraturan Bank Indonesia No.13/25/PBI/2011 tentang Prinsip Kehati-Hatian bagi Bank Umum yang Melakukan Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada Pihak Lain. Dalam penerapan mengenai Issue masalah outsourcing tersebut, praktisi SDM di Perbankan masih belum sepenuhnya mendapatkan pemahaman yang baik mengenai masalah outsourcing tersebut diantaranya

PERBANAS

Indonesian Banks Association

mengenai kejelasan definisi yang terbaik bagi perkemPekerjaan Core dan Non bangan perbankan di Jatim, Core didalam perbankan terutama yang menyangkut di dalam sistem alih daya HRD,” kata Toni. pekerjaan yang membuat Seperti diketahui, Perpara pihak ketiga (vendor) banas HRD Club merupamerasa belum mendapkan suatu club di bawah atkan kepastian yang jelas Pembinaan dan Koordinasi berkaitan dengan PBI yang Perbanas Jawa Timur yang dikeluarkan oleh Bank Indimotori oleh para Manajer donesia tersebut. HRD dari bank-bank angLebih lanjut Toni mengagota Perbanas Jawa Timur. takan, Perbanas HRD Club Sesuai dengan Visi Toni Towoliu Surabaya juga melakukan Perbanas HRD Club yaitu Ketua Perbanas program Campus Hiring menjadi organisasi manajeHRD Club Surabaya dengan tujuan memberikan men sumber daya manusia bekal dan wawasan tentang di bidang perbankan, dendunia kerja kepada mahasiswa-mahsiswi gan misinya mendorong peningkatan STIE Perbanas. “Biasanya kami memberi- kompetensi profesional praktisi manakan atau mengadakan program itu pada jemen sumber daya manusia di bidang mahasiswa akhir yang siap diwisuda,” perbankan. kata Toni. Tujuan Perbanas HRD Club yaitu Juga menyelenggarakan Perbanas HRD menghimpun anggota perbankan Jatim Club Gathering di Kampus STIE Perbanas yang secara langsung atau tidak langSurabaya yang dihadiri oleh peserta dari sung bertugas dan/atau menaruh minat bank-bank anggota perbanas Jawa Timur. yang tinggi dalam pengelolaan sumber “Yang jelas, kami akan terus memberikan daya manusia. Erfandi Putra

Perbanas Jatim | Edisi 2 | November 2013

33


PERBANAS

Indonesian Banks Association

Haruskah Terpaku SOP Bisnis bidang jasa membutuhkan pelayanan yang pasti guna mencapai target yang telah direncanakan. Untuk itu, Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi salah satu kata kunci untuk meraih keberhasilan itu. Secara umum, setiap SDM di sektor ini harus sigap dan memiliki jiwa untuk melayani secara profesional.

S

DM pada bidang perusahaan dalam suatu bisnis, termasuk di dalamnya jasa harus memiliki jiwa me- para marketing, itu menjadi salah satu modal layani, siapa pun dan apa pun untuk meraih suatu keberhasilan. profesinya. Jiwa melayani bukan berarti Di samping itu, membangun komupelayan yang dianggap rendahan. Jiwa nikasi yang baik tak kalah pentingnya juga. melayani harus dimiliki oleh bawahan Khususnya dalam memasarkan produk. Di hingga atasan. Jiwa melayani ini harus sini, pemasar (SDM) sudah seharusnya mendimiliki secara profesional. guasahi terlebih dahulu product knowledge Indayati Oetomo, Direktur Internasional yang ditawarkan. Mengapa? “Tanpa mengeJohn Robert Powers mengatakan, khusus- tahui produk yang akan dipasarakan, bisa nya di sektor perbankan yang tugasnya kerepotan, meski dalam komunikasinya cumenjual produk yang terkait masalah uang, kup memungkinkan,” kata Indayati. pelayanan menjadi salah satu kunci sebuah keberhasilan. Karena itu, di sektor pelayan- SOP Lalu bagaimana Indayati mengamati an ini, faktor SDM menjadi penentu. Seperti diketahui, katanya, jika orang para tenaga kerja belakangan ini? Khususatau nasabah mau menitipkan uang di nya para pekerja yang berada di “ujung bank, salah satu faktor penting adanya tombak” sebuah bisnis seperti, customer trust (kepercayaan). Oleh karenanya, ke- service, marketing dan lainnya? “Bagaimapercayaan harus dibangun dengan jalan re- na ya....Menurut pengamatan saya masih lationship yang baik. Dengan terbangunnya ada atau masih cukup banyak karyawan relationship, selanjutnya terbangunlah ke- terpaku pada SOP (Standard Operating percayaan. Sudah barang tentu setiap SDM Prosedure),” jelasnya. SOP, katanya, kan dibuat oleh manajemen. membutuhkan proses dalam masalah ini. “Ini yang terkadang kurang disadari di kalangan perbankan. Padahal membangun hubungan adalah aset yang yang cukup mahal,” katanya. Soal relationship ini banyak orang yang tidak menyadarinya bahwa hal itu merupakan aset yang sangat berharga. Salah bila sebuah perusahaan yang hanya atau berorientasi ke produknya saja. “Sebagus apapun produknya, bila yang melayani kurang frendly ya percuma. Masih adakah yang seperti itu? Saya kira masih ada. Kalau ditanya nasabah, jawabnya seperti terpaksa, dan lainnya,” kata Indayati yang tetap awet muda itu. Bila terbangun relationship, seperti melayani dengan ramah, maka efek selanjutnya akan terus terpupuk kepercayaan, sehigga pada akhirnya terjadilah interaksi. Secara umum, relationship menjadi salah satu kunci. Tertutama sekali bagi para marketing. Pasalnya, bila seseorang mempunyai jaringan yang luas, Indayati Oetomo 2013 Perbanas Jatim | Edisi 2 | November

34

Marketing

Misalnya di perbankan. Seorang customer service, selalu mengatakan, “Selamat siang, pagi atau sore, sambil ‘mengumbar’ senyum. Bisa kami bantu, blaaa, blaa, blaa.”. Juga demikian, bila kita masuk ke salah satu minimarket. Pasti karyawannya, “Selamat datang di....... Selamat berbelanja, blaaa, blaaa, blaaa.” “Kalimat-kalimat (aturan) itu merupakan kebijakan manajemen kan. Saya katakan, SOP itu tidak seluruhnya jelek. Ada pekerjaan yang harus tegas dan menjadi peraturan perusahaan, tapi tidak semuanya harus sesuai SOP. Seperti halnya harus tersenyum sambil berdiri menghadapi nasabah. Celakanya senyumnya terpaksa, tidak tulus. Celaka itu,” katanya. Di sektor pelayanan bank, nasabah itu sebenarnya yang paling utama, pingin cepat dilayani dengan keihlasan dan ketulusan. “Mungkin ini yang lebih penting, dari pada tersenyum sambil berdiri karena ‘terpaksa’ untuk menjalankan SOP,” katanya. Sebaiknya menurut Ibu Indayati? “Khusus soal pelayanan di bank, saya kira tidak harus ‘lebay’ kata anak muda sekarang. Menghargai nasabah tidak harus dengan senyum sambil berdiri. Kasihan karyawannya setiap ada nasabah harus bergitu. Sekali lagi, bagi nasabah yang terpenting bagaimana customer service itu cepat melayani nasabah. Itu saja kan yang paling pokok. Berdiri sambil mengucapkan selamat datang dan apalah, itu kan waktu,” katanya. Karyawan, jangan sampai bekerja seperti robot dan menghafal apa yang sudah diterapkan di SOP. Untuk menentukan dan menciptakan SDM khususnya di bagian customer service sangat diperlu diperhatikan motivasi bekerja dengan orang yang suka membangun hubungan, budaya kerja, jadi dirinya sendiri, performanace, team work, sabar (tingkat emosi), telaten dan fleksibel. SDM yang terpaku SOP, terpaku pada jawaban yang standar dan tidak memberikan solusi apa yang dibutuhkan nasabah. Melayani diperlukan kepastian. Buktinya sebagai contoh pada bagian customer service meskipun diberikan wanita cantik, tetapi jiwanya tidak melayani, sehingga terpaksa senyumnya. Tidak bisa lepas dan terlihat terpaksa, dan akhirnya tidak menyenangkan jika dipandang. Harus diakui, kata Indayati, pelayanan perlu kepastian bukan etika, meski etika tetap dibutuhkan. Mengapa? Karena nasabah bank berpacu dengan waktu juga.  Tri Setyaningsih



PERBANAS

Indonesian Banks Association

Prof Dr Tatik Suryani (kanan) Ketua STIE Perbanas Surabaya dan Lindiawati usai menerima penghargaan.

STIE Perbanas Raih Indonesia Best University 2013 2014, Berkompetisi Internasional SURABAYA – Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Perbanas Surabaya pada 2013 hingga November berhasil mengantongi dua penghargaan. Sementara, guna mempertahankan dan meningkatkan kualitas pendidikan ditargetkan tahun 2014 lebih fokus berkompetisi skala internasional. “Dua penghargaan tersebut, yakni STIE Perbanas Surabaya berhasil meraih Anugrah Kampus Unggul (AKU) 2013 dan Indonesia Best University 2013 dalam kategori private university dari Mix Marketing Communications Magazine. Penghargaan Indonesia Best university ini berbasis survei yang disebarkan ke 5 (lima) kota besar meliputi Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Makasar dan Medan

36

pada bulan April-Juni 2013,” kata Prof Dr Tatik Suryani, Ketua STIE Perbanas Surabaya mengatakan hal itu kepada Kabar Perbanas Jatim (KPJ) baru-baru ini. Dia mengatakan, survei ke 5 (lima) kota besar itu, penyebarannya ke 2.100 responden yang meliputi orang tua siswa, calon mahasiswa (Siswa kelas III SMA) dan praktisi Human Resource (HR) dari berbagai perusahaan di Indonesia sebagai pengguna. Penghargaan yang diraih STIE Perbanas Surabaya, kali ini sangat membanggakan karena STIE Perbanas bisa mengungguli ribuan penguruan tinggi swasta di Indonesia yang tercatat di Bank Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT). Terpenting lagi, peng-

Perbanas Jatim | Edisi 2 | November 2013

Akademika hargaan ini yang diperoleh STIE Perbanas bukan berdasarkan pada penjurian beberapa orang, melainkan dari hasil survei lima kota abesar di Indonesia. Dalam survei ini, responden mendapatkan pertanyaan dengan delapan parameter penilaian yaitu reputasi, kualitas kelulusan, kesesuaian antara biaya dan manfaat pendidikan yang dirasakan, kesetaraan dengan perguruan tinggi berkualitas di luar negeri, fasilitas pendidikan, kontribusi sosial bagi lingkungan sekitar, capaian dan prestasi lain serta rekomendasi. Penghargaan Indonesia Best University dari Mix Marketing Communications Magazine adalah Tahun ke 4 dengan memberikan penghargaan kepada 10 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan 10 Perguruan Tinggi Swasta (PT Swasta). Piagam penghargaan Indonesia Best University diberikan pada tanggal 15 September 2013 di Hotel Shangrila La Jakarta. Piagam perhargaan Indonesia Best University diterima langsung oleh Ketua STIE Perbanas Surabaya, Prof Dr Tatik Suryani. Kampus Unggul Di tahun 2013, bagi STIE Perbanas Surabaya merupakan tahun anugerah yang luar biasa. “Semoga ke depan menjadikan lebih baik dengan kualitas yang lebih meningkat,” katanya. Di tahun 2013 ini, STIE Perbanas Surabaya mendapatkan dua penghargaan yang berskala regional dan nasio­ nal. Untuk skala nasional sudah diraihnya dengan mendapatkan penghargaan Indonesia Best University, sedangkan untuk penghargaan skala regional sudah terlebih dahulu diperolehnya yaitu penghargaan Anugrah Kampus Unggul (AKU) 2013 dari Kopertis Wilayah 7 beberapa waktu lalu. Lebih lanjut Tatik mengatakan, untuk meraih keberhasilan harus berjuang dan berkerja keras. Strategi bidang pendidikan juga perlu diperhatikan terkait fasilitas gedung, daya serap kelulusan yang mendapatkan pekerjaan dan mampu berkompetisi. Selama ini pihaknya selalu berusaha untuk menciptakan lulusan yang benar-benar berkualitas dan layak jual (siap bekerja). Untuk menciptakan lulusan yang layak jual, STIE Perbanas Surabaya dalam sistem pengajaran memberikan bekal kepada mahasiswanya selain bidang keilmuan


PERBANAS

Akademika

Indonesian Banks Association

Prof Dr Tatik Suryani menunjukkan piagam penghargaan dengan penuh kebanggaan.

juga dibekali ilmu mengenai pengembangan kepribadian dan etika profesi. Program pendidikan Akutansi dan Manajemen STIE Perbanas Surabaya memiliki keandalan dan ciri khas tersen­diri dan yang tidak dimiliki oleh Perguruan Tinggi lainnya yaitu Akutansi dan Manajemen yang tahu tentang Perbankan. Pembentukan karakter juga perlu diperhatikan, terpenting lagi STIE Perbanas Surabaya sudah nge-link dengan Perbanas HRD Club yang setiap tahun mengadakan Job Fair di Kampus STIE Perbanas Surabaya. Menurut dia, mahasiswa pun juga dididik untuk menjadi entrepreneur yang andal. Terbukti, mahasiswa Perbanas banyak yang lolos program kreati­ vitas mahasiswa (PKM) kewirausahaan serta penunjukan Kopertis wilayah 7 Surabaya sebagai koordinator program mahasiswa wirausaha. Kompetisi Internasional Sementara itu, guna mempertahankan predikat dan anugerah yang diperolehnya STIE Perbanas Surabaya terus beru­ pa­ya mengejar parameter-parameter kinerja yang telah ditetapkan oleh Dikti dengan program yang telah direncanakan secara bersama-sama. “Pada tahun 2014, target STIE Perbanas Surabaya akan berkompetisi dengan orientasi ke internasional,” kata Tatik Suryani Untuk itu, sarana dan prasarana pendidikan perlu dikembangkan dan saat ini ruang untuk kreatifitas sangat terbatas dengan harapan penggunaan Kampus II yang terletak di Jl. Wonorejo Utara No. 16 Rungkut Surabaya dapat

memberikan wadah ruang lebih luas bagi mahasiswa lebih berkreatif. Pada bagian lain, Pembantu Ketua Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama STIE Perbanas Surabaya, Lindiawati mengatakan, dengan penghargaan yang dapat diraih oleh STIE Perbanas Surabaya membuat semakin lebih giat dan bersemangat untuk menjadikan kampus terdepan di wilayah regional

berskala nasional dan internasional. Terkait program internasionalisasi ini, pihaknya telah menjalin kerjasama dengan luar negeri, khususnya dengan negara-negara anggota ASEAN. ”Setiap tahun kami selalu mengirimkan mahasiswa untuk belajar ke negara-negara ASEAN,”katanya. Selain mahasiswa, pihaknya juga terus meningkatkan kualitas dosen se­ hingga mereka bisa menciptakan karyakarya yang bermutu. Menurut Lindiawati, penghargaan ini membuat pihaknya bisa mengevaluasi kualitas pendidikannya. ”Pengharga­ an ini memberi keyakinan kita bahwa kami bisa bersaing di tingkat internasional,” katanya. Kerjasama tingkat internasional dilakukan dengan memagangkan mahasiswanya di Universitas Sains Malaysia (USM) bidang CSR – Malindo for Youth. Bukan saja di Malaysia STIE Perbanas Surabaya menjalin kerjasama dengan Sripatum University Thailand yang telah bersepakat dengan penandatanganan Memorandum of Agreement (MoA) pada tanggal 4 Juni 2013 bertempat di STIE Perbanas Surabaya.  Tri Setyaningsih

INDONESIA BEST UNIVERSITY 2013 Perguruan Tinggi Negeri

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Perguruan Tinggi Negeri Universitas Indonesia, Depok Institut Teknologi Bandung Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN), Jakarta Institut Teknologi Surabaya Institut Pertanian Bogor Universitas Padjadjaran Bandung Universitas Airlangga, Surabaya Universitas Brawijaya, Malang Universitas Hasanuddin, Makassar

Indeks Siswa & Orangtua 8,46 8,20 8,03 8,42 8,65 8,16 8,06 8,40 8,06 8,10

Indeks User Indeks Total 8,21 8,34 7,94 8,07 8,02 8,03 7,56 7,99 7,30 7,98 7,42 7,79 7,44 7,75 7,09 7,75 7,08 7,57 6,67 7,39

Perguruan Tinggi Swasta No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Perguruan Tinggi Swasta Universitas Bina Nusantara (UBINUS), Jakarta Universitas Katolik Parahyangan, Bandung Universitas Trisakti, Jakarta Universitas Atma Jaya, Jakarta STIE Perbanas Surabaya Universitas Jayabaya, Jakarta Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM), Bandung Universitas Surabaya (UBAYA) Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK STIKOM), Surabaya Univeristas Muslim Indonesia (UMI), Makassar

Indeks Siswa & Orangtua 7,72 7,82 7,61 7,57 7,66 7,59 7,53 7,57 7,51 7,50

Indeks User Indeks Total 7,59 7,65 7,42 7,62 7,18 7,40 7,16 7,37 7,68 7,17 6,27 6,93 6,30 6,92 6,25 6,91 6,20 6,85 5,99

Perbanas Jatim | Edisi 2 | November 2013

6,75

37


PERBANAS

Plesir

Indonesian Banks Association

Mencari Tenang di Goa Ngerong Tuban terkenal dengan julukannya sebagai kota seribu goa. Keunikan dari masing-masing goa itu memberikan daya tarik tersendiri.

H

AMPIR di segala penjuru kota yang terletak di pesisir pantai utara pulau Jawa ini pengunjung bisa menemukan goa. Keberadaan dari goa itu sudah memberikan daya tarik sendiri, karena pengunjung tak perlu harus ke pelosok atau tempat yang medannya sulit ditempuh. Beberapa goa sudah memiliki nama, karena sejarah yang mengikutinya. Salah satunya adalah Goa Akbar yang letaknya tepat di belakang Pasar Baru Tuban yang tak pernah sepi. Jarak tempuh goa ini hanya 10 menit dari alunalun Tuban. Goa Akbar dikenal sebagai pe­ ninggalan para wali songo. Goa yang memiliki stalagtit dan stalagmit yang eksotis ini ditemukan Sunan Bonang pada 500 tahun silam. Di dalam goa yang dipercaya pernah dipakai Sunan Bonang dan Sunan Kalijaga bertapa, ini juga terdapat sebuah mushala.

38

“Berbeda dengan Goa Ngerong yang masih alami. Dalam goa ini dialiri sungai yang airnya tidak pernah surut. Airnya jernih sekali sehingga bisa digunakan untuk mandi,” kata Siswi Hariati, pengelola Goa Ngerong. Di dalam goa itu hidup jutaan ikan dan kelelawar yang tak pernah punah. Menurut Siswi goa ini masih alami, tidak seperti Goa Akbar dan Goa Putiasih yang sudah mengalami renovasi di sana sini. Kedalaman Goa Ngerong yang mencapai 1,8 km, pernah dibuktikan para mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Jakarta dan kru salah satu stasiun televisi. “Mereka masuk ke dalam goa ini dengan menaiki perahu karet sampai dalam, hingga mencapai 1,8 km. Di dalam sana sudah tidak ada jalan lagi, tapi katanya ada sumber alir­ an sungai,” imbuh pria yang berusia 59 tahun ini. Untuk menikmati wisata alam yang

Perbanas Jatim | Edisi 2 | November 2013

berada di desa Rangel, kecamatan Rangel, kabupaten Tuban ini, Anda tak perlu mengeluarkan biaya besar. Hanya dengan Rp 3.000 untuk dewasa dan Rp 2.000 untuk anak-anak usia lima tahun ke atas, pengunjung bisa menikmati keindahan alami di goa dan mandi sekaligus terapi ikan di tempat ini. Terapi ikan yang ada di kawasan goa tersebut mengingatkan terapi ikan yang pernah ngetren di Surabaya. Sambil menikmati suasana mal, Anda memang bisa menjalani terapi ikan garra rufa. Dengan membayar Rp 15 ribu untuk treatmen selama 15 menit dan Rp 25 ribu untuk treatmen 30 menit, Anda bisa menikmati gigitan ikan-ikan kecil --konon dari Turki-- yang diklaim bisa mengangkat sel-sel kulit mati yang ada di kaki. Di Goa Ngerong, pengunjung bebas menikmati gigitan ikan kecil tanpa ada hitungan waktu “Sudah banyak yang mendatangi goa ini, seperti dari Surabaya, Solo,


Plesir termasuk dari Jakarta. Selain berwisata, mereka juga ingin terapi ikan dan mandi di air yang mengalir dari goa,” ungkap Siswi. Menurut pria berkepala gundul itu, ikan-ikan yang ada di lingkungan goa tidak membahayakan pengunjung yang ingin mandi. “Justru ikan-ikan di sini membantu proses terapi. Kalau tidak enak badan atau meriang, mandi saja pada pagi hari setelah subuh, langsung masuk kealam air yang mengalir dari dalam goa, secara otomatis ikanikan yang ada di dalam air itu de­ngan sendirinya akan menitili anggota tubuh,” tambah pria yang mengelola Goa Ngerong ini sejak 20 tahun silam. Selain tidak enak badan, mandi di aliran sungai itu dipercaya juga dapat menyembuhkan penyakit seperti sesak nafas, flu. Bahkan warga sekitar yang mengalami cacar air berangsur sembuh setelah mandi di sungai tersebut. “Bukan berarti setelah mandi langsung sembuh, tapi melalui proses mandi rutin setiap hari. Dengan cara itu akan lebih mudah sembuh diban­ ding orang yang sakit tapi belum pernah mandi di sini,” kata Jumain, pe­ ngunjung Goa Ngerong. Berbeda dengan terapi ikan di kota, di sungai ini tak ada garra rufa melainkan ikan bader, lele, tawes, serta penyu. Sedang di mulut goa terdapat ribuan kelelawar bergantungan. Ikan-ikan tersebut bisa diberi makan biji pohon randu, namun tersedia juga makanan khusus untuk ikan. Bila ingin melihat ikan-ikannya mengumpul di sekitar Anda, tebarkan makanan ikan itu dengan sendirinya ikan akan berdatangan memakannya. Kalau diamati, ikan di tempat wisata ini tidak pernah berkurang jumlahnya sebaliknya justru bertambah banyak. Warga tak ada yang berani mengambil karena ikan-ikan ini dianggap ikan yang dikeramatkan. “Nggak ada yang berani, soalnya bila mengambil akan mengalami musibah,” kata Siswi. Diceritakan, awalnya tempat ini digunakan sebagai punden (tempat se­ sembahan) oleh masyarakat sekitar dan baru dibuka sebagai tempat wisata sekitar 1980-an. Selain sebagai tempat terapi ikan, oleh sebagian orang lokasi ini sering

PERBANAS

Indonesian Banks Association

digunakan sebagai tempat untuk menenangkan pikiran. “Saya ke sini tiga sampai empat kali dalam sebulan untuk mencari ketenangan hati, karena di sini tempatnya enak, dingin, banyak ikannya, dan juga airnya jernih. Terkadang saya juga mandi di sini dengan teman-teman,” ungkap Samsul Ma’arif (20) pengunjung Goa Ngerong. Karena tempatnya dinilai aman dan nyaman, para orangtua tak ragu membiarkan anak-anaknya bermain dan berenang di aliran sungai tersebut. “Dulu

juga pernah ada seorang bapak dengan anaknya dari Surabaya datang kemari. Dia senang melihat anaknya bermainmain dengan pelampung karet dari ban, dan dia sendiri bisa merasakan ketenangan,” tambah Siswi. Manfaat Ekonomi Banyaknya pengunjung Goa Nge­ rong tentu saja memberikan keuntungan pada masyarakat sekitarnya, baik dari segi ekonomi maupun kesehatan. Pada hari-hari libur goa ini sangat ramai dikunjungi warga baik dari Tuban sendiri maupun dari luar kota. Saat tempat wisata ini ramai, penduduk bisa mengais rezeki dengan berjualan di sekitar area wisata. Ada pula yang memanfaatkan lahan rumahnya sebagai tempat parkiran. “Dalam sebulan goa ini dapat menghasilkan pendapatan kurang lebih Rp 8 juta, itu semua tergantung dari hari­ nya. Paling ramai ya hari Minggu dan hari besar atau liburan anak sekolah. Dalam setahun terkadang bisa mencapai Rp 125 juta. Tapi saya setor kepada desa mingguan,” kata Siswi. “Kalau yang mengelola Goa Nge­ rong itu ya pemerintah desa (Pemdes). Pendapatan dari tempat itu merupakan pendapatan asli desa,” tambah Muhammad Mokhtar, kepala desa Rangel. GS

Perbanas Jatim | Edisi 2 | November 2013

39


Kenali Rupiah Anda

Sayangi Hasil Kerja Keras Anda

A

HA

3D

T, D

A!

KEN

PIAH

ND

DI LI

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV Jl. Pahlawan No. 105 Surabaya Telp. (031) 3520011 Fax. (031) 3520025

RU LI

G

Disimpan

W AN

Disayang

A

Didapat

IR A

E B A, D I T

RA


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.