Grindulu Suplemen
Mapan
Suplemen halaman ini merupakan bentuk dedikasi Pemerintah Kabupaten Pacitan dalam mensukseskan program Grindulu Mapan di kabupaten Pacitan. Berisi tentang kegiatan dan capaian program penanggulangan kemiskinan yang selama ini telah digulirkan.
PROGRAM GRINDULU MAPAN (GERAKAN TERPADU MENSEJAHTERAKAN MASYARAKAT PACITAN)
VOL. 001 Maret 2017
Grindulu Mapan 2017,
U
paya mengurangi angka kemiskinan terus dilakukan Pemerintah Kabupaten Pacitan melalui berbagai inovasi. Salah satunya Program Grindulu Mapan. Jika sebelumnya program tersebut fokus di tingkat kecamatan, maka tahun ini ruang lingkupnya diperluas hingga tingkat desa. ``Tahun ini dua desa menjadi pilot project program Grindulu Mapan,� kata Bupati Indartato saat sosialisasi program Grindulu Mapan 2017 di Desa Tahunan, Tegalombo, Kamis (6/4/2017). Meski penanggulangan kemiskinan merupakan tugas pokok pemerintah, tetapi hal itu tidak dapat dilakukan mandiri. Artinya butuh peran serta pihak-pihak lain. Tidak hanya instansi yang secara langsung menanganinya, namun juga pihak ketiga. Seperti perusahaan swasta atau perbankan. Kedatangan Bupati pada kegiatan itu sekaligus untuk mengetahui secara langsung kondisi dilapangan. Desa
Fokus Wilayah Kemiskinan Tertinggi Tahunan terpilih menjadi lokasi pilot project bersama Desa Ngumbul, Tulakan karena saat ini memiliki warga miskin paling banyak. ``Sehingga (Desa Tahunan) jadi wilayah percontohan. Untuk mewujudkannya diperlukan kerja semua pihak sebagai salah satu wujud pembangunan mengurangi warga miskin,� kata Pak In. Program Grindulu Mapan telah digulirkan sejak beberapa tahun silam. Tujuannya untuk sinkronisasi program serupa dari pemerintah lebih atas. Ini sekaligus ditujukan bagi warga kurang mampu yang belum terlayani pada program dari pusat maupun provinsi. Kepala Bappeda Heru Wiwoho SP menjelaskan, dengan integrasi program dari semua lapisan pemerintahan, maka Grindulu Mapan akan lebih efektif dan tepat sasaran. Prioritasnya
sendiri meliputi dua hal utama. Yakni mengurangi beban masyarakat miskin dan peningkatan pendapatan. ``Mengurangi beban dilakukan dengan bantuan di bidang pendidikan, kesehatan, dan pangan. Sedangkan menambah pendapatan warga melalui pelatihan peningkatan keterampilan kerja, bantuan peralatan usaha, maupun bantuan ternak,`` tambahnya. Sasaran Grindulu Mapan merupakan warga kurang mampu dari hasil Pemutakhiran Basis Data Terpadu (PBDT) tahun 2015 namun tidak diintervensi program penanggulangan kemiskinan nasional. Selain itu ada pula sasaran tambahan sesuai Perbup 36/2016 tentang Indikator dan Pedoman Verifikasi Rumah Tangga Miskin. (dav/ riz/ps)
Suplemen GRINDULU MAPAN| dipersembahkan oleh : Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Pena | 1
Grindulu Mapan
Suplemen halaman ini merupakan bentuk dedikasi Pemerintah Kabupaten Pacitan dalam mensukseskan program Grindulu Mapan di kabupaten Pacitan. Berisi tentang kegiatan dan capaian program penanggulangan kemiskinan yang selama ini telah digulirkan.
PROGRAM GRINDULU MAPAN (GERAKAN TERPADU MENSEJAHTERAKAN MASYARAKAT PACITAN)
VOL. 006 JANUARI 2018
M
embangun tata kelola pemerintahan bisa dinyatakan mencapai taraf keberhasilan, jika salah satu indikator permasalahan sosial berhasil teratasi. Namun di Pacitan, hal tersebut nampaknya sulit untuk di wujudkan. Menurut Heru Wiwoho, Kepala Bappeda Pacitan, berdasarkan data yang berhasil dihimpun, jumlah orang miskin di kota berjuluk seribu satu goa pada kurun waktu 2016 mencapai 85.530 jiwa. Jumlah tersebut mengalami penurunan dari data orang miskin, pada tahun 2015, yakni menurun sekitar 1,19 persen. Namun, pada tahun 2017, penanganan kemiskinan di Kabupaten Pacitan, tidak menunjukan progres yang berarti. Angka kemiskinan di Pacitan, hanya turun sebesar 0,07 persen dari angka sebelumnya sebanyak 15,49 persen, menjadi 15,42 persen. "Padahal pemerintah Kabupaten Pacitan, mengalokasikan anggaran sekitar Rp 8 miliyar pertahun, guna penanganan dan pengentasan kemiskinan," kata Heru Wiwoho. Di kurun waktu 2016-2017, angka kemiskinan di Pacitan hanya menurun sebanyak 270 jiwa orang miskin. Banyak faktor yang menghambat progres pengentasan kemiskinan di Pacitan, tidak hanya anggaran pemerintah yang dinilai minim, program penanganan yang kurang tepat sasaran dinilai juga mengambat laju penanganan kemiskinan di Pacitan. "Pemerintah Kabupaten Pacitan, kini terus mengandalkan program program pengentasan kemiskinan, berbasis dana stimulan," kata Heru Wiwoho. Salah satunya Grindulu Mapan. Namun, program tersebut dinilai masih perlu dievaluasi, karena belum sepenuhnya memaksimalkan upaya percepatan penanaganan kemiskinan di Pacitan. Program Grindulu Mapan, menargetkan penanganan kemiskinan bagi 7.750 jiwa, dari angka orang miskin di Pacitan. "Namun target tersebut di nilai sulit tercapai, jika tidak ada evaluasi
Anggaran Rp 8 Milyard Pertahun,
Angka Kemiskinan Pacitan Hanya Turun 0,07 Persen program," jelas Heru Wiwoho Sementara itu Direktur Penanggulangan Kemiskinan Dan Kesejahteraan Sosial, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Vivi Wilaswati mengatakan, salah satu indikator penyebab tingginya angka kemiskinan adalah angka anak putus sekolah. Hal tersebut di nilai perlu mendaji fokus utama pemerintah, jika ingin program penanganan kemiskinan dapat tepat sasaran dan berkelanjutan. "Jaminan usia prduktif untuk mendapatkan lapangan pekerjaan
juga menjadi penentu, agar progres pengentasan kemisikinan di Pacitan dapat segera terealisasi. sehingga, perlu adanya trobsoan baru, pada program program pemerintah yang digulirkan," kata Vivi Wilaswati. Sudah semestinya, pemerintah tidak tutup mata, terhadap progres pengentasan kemiskinan yang belum menunjukan hasil berarti. Tidak hanya bertumpuknya anggaran, ketepatan sasaran dan program pengentasan kemiskinan berkelanjutan perlu di evaluasi oleh pemerintah.(**)
2 | Suplemen GRINDULU MAPAN| dipersembahkan oleh : Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Pena
Grindulu Mapan
Bappenas dan 19 OPD Pacitan Studi Lapang BDT Di Desa Ngumbul
B
Tanggulangi Kemiskinan, Dinas Sosial Salurkan TUAN RASIDI
P
emerintah Kabupaten Pacitan melalui Dinas Sosial menyerahkan bantuan beras bersubsidi (TUAN RASIDI) ke Pemerintah Desa Ngumbul. Bantuan beras diterima langsung oleh 272 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Balai Desa Ngumbul. Jumat (23/2/2018). Program Tuan Rasidi adalah salah satu Program Propinsi Jawa Timur dibidang pembangunan kesejahteraan masyarakat. Prosedur penerimaan bantuan Tuan Rasidi adalah masing-masing KPM membawa bukti berupa Kupon dan Fotocopy KTP ke Balai Desa atau Titik Distribusi untuk menerima bantuan. Dalam kesempatan ini, Camat Tulakan, Gunawan berharap agar program Percepatan dan Perluasan Penanggulangan Kemiskinan ini bisa tersalurkan tepat pada penerima manfaat. Menurutnya, Tuan Rasidi
merupakan wujud semangat pemerintah, mulai dari pusat hingga daerah untuk selalu memperhatikan masyarakat dan menyejahterakan rakyatnya.“Untuk itu, saya berharap, dalam penyaluran beras besubsidi ini, nantinya tidak ada masalah dan tepat sasaran. Sesuai data yang ada di Kementerian Sosial Provinsi Jawa Timur,� tegas Gunawan. Perlu diketahui bahwa Pemprov Jawa Timur menyalurkan Bantuan Beras Bersubisidi yang dikenal dengan sebutan TUAN RASIDI, sejak tahun 2017 silam. Sasaran penyaluran beras ini adalah, masyarakat berpendapatan rendah. Program tersebut sebagai upaya merespon krisis ekonomi yang terjadi saat itu, sehingga pemerintah bisa memberikan perlindungan sosial untuk mengurangi beban pengeluaran masarakat berpendapatan renda . (frend)
adan Perencanaan pembangunan Nasional (Bappenas) bekerjasama dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Pacitan melakukan studi lapang Monitoring dan Evaluasi (Monev) Program Penanggulangan Kemiskinan Grindulu Mapan di Desa Ngumbul. Kegiatan ini melibatkan 19 OPD, diantarannya Bappeda Pacitan, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Dinas PMD, Dinas Perkim, Dinas PUPF, Dinas Sosial, Dinas Indag, Koperasi zUM, Pertanian, kominfo, PPKB-P2A, Perikanan. Menurut Sutarman dari Bappeda Kabupaten Pacitan, kegiatan Monev ini sekaligus untuk pencocokan data pengolahan Basis Data Terpadu yang dikelola secara mandiri oleh pemerintah desa Ngumbul. "Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengklarifikasi dan pencocokan data basis data terpadu yang dimiliki oleh desa. Meliputi data kependudukan dan profil desa serta implementasi program penanggulangan kemiskinan Grindulu Mapan yang berjalan di Desa Ngumbul," ungkap Sutarman dari Bappeda Pacitan. Pengambilan data penerima manfaat program Grindulu Mapan meliputi 2 dusun yaitu Dusun Krajan 9 orang dan Dusun Jeruk sebanyak 19 orang. Seperti diketahui, desa Ngumbul merupakan salah desa yang menjadi pilot project pelaksanaan program Grindulu Mapan di Kabupaten Pacitan. Kegiatan yang berlangsung selama sehari ini merupakan bentuk inisiasi dari Tim KOMPAK. (frend)
Suplemen GRINDULU MAPAN| dipersembahkan oleh : Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Pena | 3
K
eberhasilan Penerapan Sistem Informasi Desa berbasis website yang di gagas di desa Ngumbul oleh Tim Kompak dipaparkan dalam Rapat Koordinasi Tim Teknis Provinsi Jawa Timur. Kegiatan ini juga menghadirkan 4 Desa di 4 kabupaten yang telah berhasil memberlakukan pengelolaan data berbasis tehnologi dibawah dampingan Tim Kompak. "Kegiatan ini kita harapkan bisa menjadi masukan sekaligus bahan sejauh mana bukti capaian transparansi pemerintah desa, bagaimana pula SID memiliki peran dalam meningkatkan perekonomian masyarakatnnya, bagaimana pula SID tersebut berperan dalam pelayanan publik dan sebagai bentuk pertanggungjawaban pemerintah desa terhadap masyarakatnnya,," tukas Muklis Lead EOP KOMPAK di hotel Santika Kamis, 11 /1/2018. Muklis mengakui, Sistem Informasi Desa (SID) merupakan sebuah bangunan yang menghubungkan antar fungsi pengelolaan data dan informasi secara utuh di lingkup desa. "Tentunya ini akan menjadi kepentingan bersama, utamanya pemerintah Kabupaten, menjadi sarana penguatan pengawasan pembangunan desa, penguatan pemetaan kondisi dan potensi desa dan penguatan kualitas pelayanan publik desa,"jelasnya. Hal senada diungkapkan Agus
Desa Berdaya Dengan Sistem Informasi Desa (SID) Sarwo Edhi, Provincial Manager East Java Province KOMPAK , dirinya sangat mengapresiasi semangat desa yang berada dalam pendampingan KOMPAK. Penerapan SID di desa Ngumbul misalnnya, sudah cukup menjadi parameter keberhasilan desa dalam mengolah data dan informasi secara utuh. "Saat ini dibutuhkan saling berbagi peran dalam penerapan SID untuk menjamin kemanfaatannya dan keberlanjutannya. Untuk itu kami akan terus mendorong Perda kewenangan desa dan asal usul desa agar segera disahkan," ungkapnya. Sementara itu, pemateri dari desa Ngumbul Miskun memaparkan dengan gamblang proses penerapan SID dalam pelayanan di desa. Diakuinnya, penyampaian paparan tersebut menjadi tolak ukur sejauh mana keberhasilan SID dalam mendorong akuntabilitas pemerintahan desa terhadap pertanggungjawaban informasi ke publik. "Sangat beda jauh, sebelum dan sesudah kita menerapkan SID. dengan
penerapan SID, proses kerja pelayanan desa lebih efisien, penyimpanan data dan atribut kependudukan lebih efektif, pemerintah desa dapat mengelola informasi kegiatan desa dalam bentuk yang mudah disajikan kepada warga dan lebih mudah diakses warga sebagai bentuk transparansi pemdes kepada masyarakat," papar Miskun. Lanjut Miskun, Ketersediaan data dan informasi desa yang mudah diakses akan meningkatkan potensi warga untuk berpartisipasi dalam pembangunan desa. Warga akan tahu kegiatan apa yang sedang berjalan dan apa yang direncanakan, sehingga dapat ikut mengawal kegiatan tersebut ataupun memberi usul, saran dan masukan lain terkait pembangunan desa. "Lebih dari itu, SID juga mempunyai potensi untuk menyediakan media elektronik untuk menggalang partisipasi warga, seperti forum diskusi atau formulir komentar/ usulan elektronik," jelasnnya. (frend/ Humas Pacitan)
4 | Suplemen GRINDULU MAPAN| dipersembahkan oleh : Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Pena
GRINDULU MAPAN
Kominfo wadahi Mitra Kompak
W Wakil Bupati Pacitan Yudi Sumbogo berfoto bersama dengan peserta KKN UNS di Pacitan (Foto: Humas Pacitan)
Penerimaan peserta KKN UNS Surakarta
S
elasa tanggal 9 januari Kabupaten Pacitan kembali menerima Mahasiswa KKN dari UNS. Kali ini tujuan dari kegiatan ini di Kecamatan Punung. Sebanyak 89 mahasiswa akan disebar di 10 desa di Kecamatan Punung. Desa tersebut adalah punung, mendolo lor, ploso, gondosari, mantren, wareng, mendolo kidul, kendal, piton, dan bomo. Mahasiswa ini berasal 10 fakultas dan dari berbagai jurusan. Direncanakan program ini akan mulai dilaksanakan mulai 9 januari-22 februari ( 45 hari). Penerimaan Mahasiswa KKN ini diwakili oleh Wakil Bupati Pacitan Yudi Sumbogo. Ia menjelaskan bahwa KKN kali ini sangat tepat momentumnya, mengingat beberapa waktu yang lalu tepatnya tanggal 28 – 29 nopember telah terjadi bencana. Dan sampai saat ini masih memerlukan penanganan dan lanjutan paska bencana melalui
trauma healing dan psikoterapi. Diharapkan melalui kegiatan ini warga masyarakat yang terdampak bencana dapat cepat pulih kembali dan mampu menjalani kehidupan keseharian seperti sedia kala. “Nantinya adik-adik peserta KKN dapat berpartisipasi, mengurai masyarakat yang terdampak bencana dan juga sebagai ajang mereka untuk kepedulian sosial” tandas Yudi Sumbogo. Sementara itu pranoto selaku koordinator KKN Kabupaten Pacitan, menyampaikan terima kasih kepada pemerintah daerah dan warga kabupaten pacitan. Ia berharap kegiatan berjalan lancar dan sesuai harapan dari semuanya. “Semoga sepulang dari KKN para mahasiswa bisa segera menyelesaikan skripsinya dan berhasil menjadi sarjana” kata pranoto selaku koordinator KKN Kabupaten Pacitan. (Kominfo)
ujud mendukung perbaikan layanan publik, saat ini Pacitan memiliki personil yang lengkap. Yakni aktifnya kelompok Jurnalis Warga JW yang dimotori oleh Kelompok Informasi Masyarakat KOMPAK. Pada kamis 18/1 JW difasilitasi Kominfo melakukan pertemuan. Agus Hariyanto koordinator KOMPAK mengatakan Jurnalis Warga ini adalah kelompok Jurnaslis yang dikembangkan oleh Kominfo. “Kegiatan kita linier atau satu tujuan jadi bisa dikoordinasikan. Berjalan bersama dan saling mebantu” Ujarnya. Hal itu juga disambut baik oleh Kepala Dinas Kominfo Pacitan Widi Sumardji, pihaknya merasa senang dan terbantu dengan adanya JW yang tepat tinggalnya tersebar dibeberapa desa dan kecamatan. Mereka dibekali kaidah-kaidah kepenulisan dan fotografi sehingga mereka bisa mengungkapkan dan menyampaikan peristiwa untuk ditulis menjadi berita. Selanjudnya Widy berharap nanti JW akhirnya bergabung Di Kelompok Informasi Masyarakat atau KIM. “Jadilah Jurnalis Warga yang mempunyai Prinsip, kabarkanlah berita dengan baik dan berimbang, dan terpenting jangan mengadu domba antar masyarakat”. Tandas Widy dalam sambutanya. Agus menambahi secara detail bahwa JW tersebut beranggotakan dari berbagai latar belakang, ada ibu rumah tangga, guru, PTT, petani, tukang dan lainya. Mereka dari Desa Bunggur, Desa Bubakan, Desa Ketro Kecamatan Tulakan dan Desa Taunan Kecamatan Tegalombo. “kami bertrimakasih kepada Kominfo, saya berharap nanti menjadi agenda berkelanjuan”. Tambah Agus. Keterbukaan informasi publik dan arus pemberitaan Pacitan akan merata. Karena ditulis dari berbagai lini dan sudut pandang serta dimulai dari yang paling pelosok hingga pusat pemerintahan. (Kominfo)
Kepala Dinas Kominfo Widi Sumardji, Narasumber Rachmad Soepriyono, koordinator KOMPAK Agus Hariyanto, Koordinator Perkumpulan Inisiatif Nandang Suherman dan Peserta dari Kelompok Jurnalis Warga (JW) dalam Pertemuan di Ruang PPID Kominfo Kabupaten Pacitan
Suplemen GRINDULU MAPAN| dipersembahkan oleh : Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Pena | 5
Grindulu Suplemen
Mapan
Suplemen halaman ini merupakan bentuk dedikasi Pemerintah Kabupaten Pacitan dalam mensukseskan program Grindulu Mapan di kabupaten Pacitan. Berisi tentang kegiatan dan capaian program penanggulangan kemiskinan yang selama ini telah digulirkan.
PROGRAM GRINDULU MAPAN (GERAKAN TERPADU MENSEJAHTERAKAN MASYARAKAT PACITAN)
Pemerintah Harus Hadir Ditengah-tengah Masyarakat
P
VOL. 007| MARET 2018
emerintah harus hadir dan berada ditengah-tengah masyarakat. Karena itu, sebagai implementasi, Bupati Pacitan bersama jajarannya dan unsur forum koordinasi pimpinan daerah (Forkopimda) kembali melaksanakan kegiatan tilik warga di wilayah Kecamatan Nawangan, Selasa (20/3/2018). "Pemerintah ada karena rakyat dan untuk melayani masyarakat. Tapi hal itu bukan pekerjaan yang mudah," ujar Bupati Indartato. Agenda Tilik Warga menjadi sarana efektif bagi pemerintah
6 | Suplemen GRINDULU MAPAN| dipersembahkan oleh : Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Pena
GRINDULU MAPAN “Tidak hanya kritik tapi tolong masyarakat juga turut mengawasi kinerja pemerintah biar pelayanan berjalan baik,” - Indartato-
daerah untuk mendengar keluh kesah masyarakat. Aspirasi tidak sekadar pelaporan namun juga terpantau langsung di lapangan. Melalui tilik warga ini pula, menurut Bupati Indartato, pemerintah berusaha dekat dengan rakyat. Meski diakuinya untuk anjangsana keseluruh warga Pacitan tidak mungkin cukup. Kabupaten Pacitan sendiri terdiri dari 12 kecammatan, 171 desa dan kelurahan dan terbagi menjadi 1.500 dusun 5000 rukun tetangga (RT). “Melalui tilik warga seperti ini pemerintah ingin tahu secara langsung kondisi warga,” ungkap bupati. Agenda serap aspirasi masyarakat kali ini dilakukan di empat desa. Yakni Desa Mujing, Nawangan, Tokawi, dan Penggung. Dilokasi pertama, melalui pihak desa, bupati diwaduli masyarakat. Terkait dampak bencana kekeringan pada musim kemarau. Khususnya di kawasan Gunung Belang, Dusun Blabak. Mereka berharap agar pemerintah daerah melalui instansi terkait menyediakan bak
penampungan air bersih. Tidak itu saja. Belum tersedianya jaringan listrik juga menjadi permasalahan tersendiri. Kendati tidak semua masukan langsung terjawab, namun masyarakat senang memanfaatkan jaring aspirasi tilik warga ini. Terbukti banyak masukan dan keluhan yang disampaikan. Kebanyakan, terkait infrastruktur utamanya jalan. Seperti saat berada di Dusun Blabak Desa Mujing Kecamatan Nawangan, Selasa (20/03/18). Di desa berpenduduk hampir 8000 jiwa itu ternyata masih ada kelompok warga yang belum teraliri jaringan listrik. Pun demikian dengan kebutuhan air bersih saat musim kemarau. Atas masukan tersebut Bupati Indartato berjanji akan mengupayakan. “Tidak hanya kritik tapi tolong masyarakat juga turut mengawasi kinerja pemerintah biar pelayanan berjalan baik,” imbuhnya. Di Desa Nawangan, bupati mendatangi rumah Katijem, salah satu warga kurang mampu. Tak hanya
menyerahkan bantuan, Indartato juga berinteraksi dengan perempuan paruh baya yang tinggal di rumah semi permanen bersama anaknya, Syaiful, seorang penderita disabilitas. Pada lokasi kegiatan, tepatnya di Pasar Jangkung, pihak Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil membuka layanan pengurusan dokumentasi kependudukan berupa akte kelahiran dan perekaman KTP elektronik. Pada tilik warga kali ini bupati juga menyerahkan bantuan APE untuk empat lembaga Taman Kanak-kanak (TK), puluhan paket sembako untuk warga kurang mampu, ratusan zak semen, bantuan stimulan perumahan swadaya (BSPS) di Desa Tokawi untuk 28 unit rumah senilai Rp 420 juta, serta bantuan program rumah tidak layak huni (RTLH) di Desa Penggung dengan jumlah total Rp 1,38 miliar bagi 138 unit rumah. (arif/nasrul/shopingi/tarmuji taher/ pranoto/danang/humaspacitan).
Suplemen GRINDULU MAPAN| dipersembahkan oleh : Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Pena | 7
Grindulu Suplemen
Mapan
Tahun Depan Desa Berprestasi Dapat BK
M
ulai tahun depan desa-desa berprestasi di Kabupaten Pacitan akan mendapatkan ganjaran. Yakni berupa bantuan keuangan (BK). “Mungkin setelah mereka (pihak desa) yang membangun desanya, kemudian dilombakan dan menang, saya kira perlu diberi reward. Dimana reward itu wujudnya adalah BK,” ujar Bupati Indartato usai melaksanakan tilik warga mandiri bersama jajarannya di Desa Kendal, Punung, Selasa
Suplemen halaman ini merupakan bentuk dedikasi Pemerintah Kabupaten Pacitan dalam mensukseskan program Grindulu Mapan di kabupaten Pacitan. Berisi tentang kegiatan dan capaian program penanggulangan kemiskinan yang selama ini telah digulirkan.
PROGRAM GRINDULU MAPAN (GERAKAN TERPADU MENSEJAHTERAKAN MASYARAKAT PACITAN)
(10/4/2018). Penghargaan itu diluar hadiah berupa uang tunai yang nilainya bervariasi, antara Rp 10-20 juta. Tujuannya pemberian ganjaran bantuan keuangan itu sendiri adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Misalnya, digunakan untuk melengkapi fasilitas posyandu, pelatihan tenaga kesehatan, maupun penambahan buku pada sentra literasi. “Ini (literasi) berkaitan dengan upaya meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM),” terang Indartato. Pada kegiatan tilik warga itu pula dilaksanakan evaluasi persiapan Lomba
VOL. 008| APRIL 2018
Gotong Royong tingkat Provinsi Jawa Timur. Dimana Desa Kendal maju dan menjadi wakil Kabupaten Pacitan. Berbagai kekurangan coba dikaji dan dilengkapi agar lebih siap ketika hari H penilaian dilakukan. Sebelumnya dilaksanakan pula tinjauan lapangan pada titik-titik penilaian yang mewakili indikator. Baik sosial budaya, lingkungan, dan ekonomi. Tidak itu saja. Bupati bersama rombongan kemudian mendatangi beberapa rumah warga kurang mampu untuk memberikan bantuan. (arif/ nasrul/danang/tarmuji taher/ pranoto/humaspacitan)
8 | Suplemen GRINDULU MAPAN| dipersembahkan oleh : Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Pena
GRINDULU MAPAN
P
emutakhiran daftar pemilih telah memasuki masa rekapitulasi Daftar Pemilih Hasil Perbaikan (DPSHP) tingkat Kabupaten. Rekapitulasi ini dilakukan sebelum ditetapkannya Daftar Pemilih Tetap (DPT) untuk Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur (Pilgub Jatim) Tahun 2018. Dengan rekapitulasi DPSHP ini, tanggapan masyarakat atas Daftar Pemilih Sementara (DPS) yang diumumkan bisa diperbaiki. Sehingga masyarakat yang belum tercatat di DPS, masih bisa memiliki hak pilih sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan. Rapat Pleno bersama PPK, Panwaslu, Dinas Instansi Terkait, dan Tim Kampanye Paslon Pilgub Jatim 2018 Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Pacitan pada Rabu (18/4) menggelar Rapat Pleno Rekapitulasi DPSHP dan Penetapan DPT dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur Tahun 2018. Rapat Pleno mengundang Ketua dan Divisi Data Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) se Kabupaten Pacitan; Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kabupaten dan Kecamatan; Dinas Instansi terkait; dan 2 (Dua) Tim Kampanye Pasangan Calon (Paslon) Pilgub Jatim 2018. “Dalam rekapitulasi DPSHP dan penetapan DPT ini, kami (KPU) telah menerima rekap data dari PPK tiap Kecamatan sebelum diadakan Rapat Pleno,” tegas Damhudi, Ketua KPU Pacitan. “Dalam rekapitulasi ini, Panwas dan tim kampanye berhak memberikan masukan kepada KPU,” tambah Damhudi saat di Hotel Remaja, Pacitan. Usulan berkaitan dengan ada perbaikan atau tidak dengan hasil rekapitulasi DPSHP dan penetapan DPS ini. “Ruang pemutakhiran data pemilih ini oleh mekanisme perundangundangan dibuka selebar-lebarnya, sampai dengan hari H pemungutan suara,” ucap Sittah AAQ, Komisioner KPU Pacitan Divisi Program dan Data. Jadi ketika ada yang belum terdaftar, masih bisa dilakukan pendaftaran sampai pada hari H pemungutan suara.
Rapat Pleno Rekapitulasi DPSHP DAN PENETAPAN DPT KABUPATEN PACITAN Pada kesempatan yang sama, Sittah juga menjelaskan terkait dengan ketentuan yang disepakati oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Pemerintah. Kesepakatan tersebut adalah tentang pemberlakuan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP-el) dalam pemilihan umum atau pemilihan nanti. “Tugas kita juga turut bertanggung jawab atas masyarakat yang telah memenuhi syarat sebagai pemilih dan belum memiliki KTP-el/perekaman KTPel,” himbau Sittah. Hal yang dilakukan dengan mendorong mereka untuk bisa memiliki KTP-el atau Surat Keterangan (Suket) dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) pada saat pemilihan nanti. Berty Stefanus, Ketua Panwaslu Kabupaten Pacitan juga berkesempatan memberikan arahannya pada siang itu. “Kami mengharapkan jangan sampai ada orang yang kehilangan hak pilihnya yang disebabkan tidak memiliki KTPel atau Suket,” tegas Berty. Berty juga berharap ada sosialisasi yang massif
untuk membawa KTP-el atau Suket di Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada pemilihan nanti. Hasil Rekapitulasi Rapat Pleno dilanjutkan dengan rekapitulasi DPSHP pada masingmasing Kecamatan yang terdiri dari 12 Kecamatan di DPT Pacitan. Dari hasil rekapitulasi, terdapat pemilih laki-laki sejumlah 227.722 pemilih. Pemilih perempuan sejumlah 232.380 pemilih, sehingga total DPT Kabupaten Pacitan adalah 460.102 pemilih. Acara dilanjutkan dengan penyampaian berita acara hasil rekapitulasi DPSHP dan penetapan DPT kepada Tim Kampanye Paslon nomor urut 1, Tim Kampanye Paslon nomor urut 2, Panwaslu Kabupaten Pacitan, dan Disdukcapil Kabupaten Pacitan. (Frend)
Suplemen GRINDULU MAPAN| dipersembahkan oleh : Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Pena | 9
Grindulu Suplemen
Mapan
Suplemen halaman ini merupakan bentuk dedikasi Pemerintah Kabupaten Pacitan dalam mensukseskan program Grindulu Mapan di kabupaten Pacitan. Berisi tentang kegiatan dan capaian program penanggulangan kemiskinan yang selama ini telah digulirkan.
PROGRAM GRINDULU MAPAN (GERAKAN TERPADU MENSEJAHTERAKAN MASYARAKAT PACITAN)
D
esa Gedompol, Donorojo menginginkan pengembangan wayang beber lebih jauh. Tidak hanya sebatas pada pergelaran, tetapi juga sebagai ikon wisata untuk memajukan perekonomian warga. "Pemkab diharapkan ikut membantu pengembangannya," kata kepala desa setempat Kusno saat acara tilik warga, Senin (14/5/2018). Salah satu upaya pengembangan itu adalah dengan pembangunan sanggar. Dengan demikian maskot budaya tradisonal masyarakat itu tetap terjaga. Terlebih wayang beber telah mendunia sehingga menjadi kebanggan tersendiri bagi desa di bagian selatan Kecamatan Donorojo ini. Dalam upaya mewujudkan keinginan itu, sebagai rintisan, pihak desa telah mendesain batik khas. Perpaduan desain orisinal Kabupaten Pacitan dan wayang beber. "Kita mulai dari perangkatperangkat desa. Kami juga menghendaki wayang beber tetap di Karang Talun, Gedompol," ucap Kusno. Menanggapi hal itu Bupati Indartato akan melakukannya. Terlebih orientasinya pada pengembangan pariwisata. Namun sebelumnya akan dilakukan kajian terlebih dahulu. Sehingga rencana kedepan akan lebih baik. "Kita akan bicarakan lebih dahulu terkait pendirian sanggar," jelasnya.
Ingin Kembangkan Wisata Wayang Beber 10 | Suplemen GRINDULU MAPAN| dipersembahkan oleh : Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Pena
VOL. 009| MEI 2018
GRINDULU MAPAN
Selain mendatangi rumah warga kurang mampu, di Desa Gedompol bupati juga menyerahkan bantuan semen sebanyak 100 zak, paket sembako, bibit lele (40 ribu ekor), dan alat permainan edukatif (APE) untuk lembaga pendidikan dasar. Tak hanya di satu lokasi, bantuan serupa juga diberikan untuk warga di tiga desa lain yang menjadi lokasi tilik warga. Yakni Klepu, Sawahan, dan Widoro. Di desa
B
erdasarkan pencermatan potensi dan keunggulan desa-desa di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur pada tahun 2016 dan dikukuhkan dalam nota surat kerjasama antara Universitas Islam Indonesia dan Pemerintah Kabupaten Pacitan tahun 2017, Sekolah LurahÂŽ menginisiasi Pengembangan Desa Tematik berdasar DNA Kawasan. Mulai bulan September 2018, Sekolah LurahÂŽ bersama Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda), Pemerintah Kabupaten Pacitan akan menyelenggarakan serangkaian rekayasa pengembangan desa-desa tematik. Program ini akan diselenggarakan dalam 3 tahap selama 3 tahun, mulai 2018 sampai 2020. Tahap pertama, tahun 2018 akan dilakukan formulasi aspirasi dan curah gagasan dari desa oleh masingmasing kecamatan. Dari kegiatan ini akan disusun prioritas pengembangan desa di masing-masing kecamatan berdasar karakteristik dan unggulan desa, kesiapan sumber daya manusia dan potensi sumber daya alamnya. Senyampang dnegan kegiatan ini,
paling akhir bupati mendatangi rumah warga penderita gangguan jiwa. Sedangkan di Desa Klepu dibuka pelayanan pengurusan dokumen administrasi kependudukan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. (arif/nasrul/ tarmuji taher/danang/humaspacitan).
Mendengar Desa Merangkai Rencana Desa Tematik Pacitan juga dilakukan visioning dan belanja gagasan desa tematik, sehingga masing-masing desa mempunyai gerak dan pemahaman yang sama dasar, arah tujuan dan hasil yang diharapkan. Hasilnya adalah pemetaan desa-desa berdasarkan prirotas pengembangan sesuai tema masing-masing kawasan. Tahap kedua, tahun 2019 direncanakan mengejawantahkan prioritas pengembangan desa dari 12 kecamatan. Pengembangan desa yang akan dilakukan menyesuaikan dengan kesiapan (masyarakat, perangkat dan sumber daya alam) desa, anggaran dan jaringan orkestrasi birokrasi. Dari kegiatan ini adalah berupa Pemetaan Desa berupa infografis
apa, siapa, melakukan, dimana, kapan seberapa besar, berapa rupiah dan bagaimana dampaknya bagi kesejahteraan masyarakat. Pemetaan Desa ini merangkum keunggulankeunggulan desa berserta potensinya untuk dikembangkan secara integratif, komprehensif dan partisipatif. Pada tahun 2020, tahap ketiga, hasil dari Pemetaan Desa akan direkonfirmasi kepada seluruh stakeholder dan jejaring birokrasi. Melalui Leaderless Group Discussion (LGD) di tingkat desa akan diformulasikan prioritasprioritas pengembangan desa. Dari hasil kegiatan LGD, akan disusunkembangkan Masterplan
Suplemen GRINDULU MAPAN| dipersembahkan oleh : Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Pena | 11
GRINDULU MAPAN
Masterplan Desa akan disimulasikan dan diterapkan dengan mengajak seluruh jejearing yang direncanakan, semua sumberdaya yang dipunyai dan segala upaya yang ditahapkan untuk mewujudkan desa tematik berdasar DNA kawasan masing-masing.
Take Action Sekolah Lurah & Pemkab Pacitan
Desa yang memberikan gambaran pengembangan desa simultan, huluhilir, focus dan kolektif. Masterplan Desa yang diharapan adalah berupa program atau event yang akan
memberdayakan dan memperkaya unggulan-unggulan desa dalam prioritas pengembangan dalam konteks waktu, sumberdaya, dan jejaring. Terakhir, di tahun 2020 pula,
Nota kerjasama yang sudah diteken antara pemerintah kabupaten Pacitan dengan Universitas Islam Indonesia beberapa bulan yang lalu kini mulai di implementasikan dalam kesepakatan – kesepakatan lanjutan. Sekolah lurah UII menjadi pemantik realisasi kerjasama yang segera akan dilaksanakan proses dan tahapannya. Realiasi kerjasama ini secara spesifik menyasar pengembangan & pendampingan desa – desa di pacitan. Sebagai lembaga yang berada di naungan Universitas Islam Indonesia, sekolah lurah telah menunjukkan berbagai kontribusi dalam hal pengembangan potensi perdesaan. Bulan april 2018 menjadi awal dari
12 | Suplemen GRINDULU MAPAN| dipersembahkan oleh : Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Pena
realisasi kerjasama antara sekolah lurah dengan pemkab Pacitan. Pertemuan lanjutan (23/04/2018) antara pemkab pacitan dengan sekolah lurah digelar di cengkir heritage resto & café. Pertemuan tersebut sebagai langkah konkrit untuk membahas lebih detail mengenai aspek kerjasama yang akan disepakati & dilaksanakan. Kepala Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Pacitan, Drs. Cipto Yuwono, M.Pd diawal diskusi memaparkan rencana pengembangan beberapa desa di Pacitan, salah satunya berangkat dari studi kasus yang dilakukan pihaknya. “Pacitan selama ini memiliki tingkat konsumsi ikan lele yang tinggi, tapi tingkat produksi ikan lele di pacitan belum bisa memenuhi kebutuhan lokal sehingga banyak disuplai dari daerah – daerah lain di sekitar Pacitan, Ada satu desa di pacitan yang berpotensi menjadi sentra budidaya lele dan memang sudah kita plot untuk pengembangannya, namun kendala di lapangan masih membuat program kami jalan di tempat, oleh sebab itu kami butuh kajian dari beberapa ahli untuk pengembangan selanjutnya, “Ujar Drs. Cipto Yuwono, M.Pd. “kita ingin melakukan pendekatan kepada para kepala desa dan perangkatnya, sehingga nanti bisa menggandeng & mempengaruhi warganya berbuat sesuatu untuk kemajuan desanya, “imbuhnya. Selain itu disampaikan juga
mengenai rencana pemerintah kabupaten Pacitan untuk memunculkan desa – desa unggulan dari 12 kecamatan yang ada di Pacitan. Hal ini tentu membutuhkan tenaga ahi dibidangnya. Pemerintah kabupaten pacitan meminta kepada sekolah lurah untuk melakukan penjaringan desa – desa yang akan diprioritaskan pengembangannya di tahap pertama. “kami harus mendahulukan desa – desa yang lebih siap terlebih dahulu, baik dari segi potensi desanya maupun masayarakatnya, sehingga jika ini berhasil, desa – desa lain di pacitan tentu akan tergerak mengikuti kemajuan desa yang dijadikan pilot project, “ujar Drs. Cipto Yuwono, M.Pd. Direktur sekolah lurah, Dr. Yulianto P. Prihatmaji di sela – sela diskusi juga menyampaikan berbagai kegiatan & proyek kerjasama yang sudah dikerjakan Sekolah Lurah. “kami punya lokakarya sekolah lurah yang rutin diadakan setiap tahun, melibatkan 5 perwakilan untuk setiap partisipan desa, terdiri dari lurah / kades, sekretaris desa / kesra pembangunan, kelompok masyarakat, karang taruna, dan wanita desa, “ujar Dr. Yulianto P. Prihatmaji. “Selama kegiatan lokakarya yang berlangsung selama 3 hari tersebut lurah / kepala desa diharapkan secara aktif memaparkan isu wilayah, rumusan masalah, dan usulan program, baik yang tercantum dalam RPJM Des maupun RKP Des, hal tersebut penting
sebagai bahan kajian & rujukan sekolah lurah dalam menyusun output pengambangan berupa dokumen Peta Desa & Master Plan Desa, “imbuhnya. Dr. Yulianto P. Prihatmaji juga mendorong kabupaten pacitan memiliki jejaring terkait pengembangan yang dilakukan, sehingga akselerasi pengembangan desa nya menjadi lebih cepat. Seperti kabupaten Sleman yang masuk dalam jejaring kota / kabupaten kreatif yang ditetapkan oleh BEKRAF (Badan Ekonomi Kreatif Indonesia) dengan mengangkat 3 subsektor, yakni subsektor film, animasi, dan video, subsektor kriya bambu, serta subsektor seni pertunjukan. “Kebetulan salah satunya kami yang menggarap itu, Bamboland di purwobinangun, pakem, Sleman, “imbuhnya. (EY)
Suplemen GRINDULU MAPAN| dipersembahkan oleh : Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Pena | 13
GRINDULU MAPAN Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Pacitan, Eni Setyowati saat memaparkan perkembangan UKM di Pacitan di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Rabu (11/7/2018).
U
saha Mikro Kecil di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, bisa jadi menginspirasi UMKM di daerah lain yang tengah merintis bisnis
serupa. Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Pacitan, Eni Setyowati mengakui tak mudah mengembangkan usaha di wilayahnya. Pacitan termasuk daerah miskin dengan tingkat perekonomian rendah di Jawa Timur. Sebelumnya banyak program pelatihan usaha untuk masyarakat Pacitan, namun tidak dilanjutkan dengan implementasi yang optimal. "Penggunaan IT juga masih rendah, otomatis kualitas produk juga rendah," ujar Eni dalam acara Indonesia Development Forum di Jakarta, Rabu (11/7/2018). Belum lagi pola pikir masyarakat Pacitan yang ogah-ogahan untuk membangun bisnis. "Ada mindset, kalau kerja seminggu cukup, kenapa harus kerja sebulan?" lanjut Eni. Hal ini menjadi tantangan bagi Dinas Koperasi dan UKM Pacitan untuk membangun perekonomian dan mengejar ketertinggalan dari daerah sekitarnya. Di Desa Ketro, ibu-ibu di sana memiliki produk tepung bernama Tepung Mocaf. Tepung mocaf adalah tepung berbahan baku singkong atau ubi kayu yang dimodifikasi dengan teknik fermentasi menggunakan mikrobia. Penjualan rata-rata perbulan sekitar 28,8 kilogram atau senilai Rp 346.500. Pasarnya pun tidak pasti. Dinas Koperasi dan UKM Pacitan kemudian membuat
Berkat Tepung Mocaf, Perekonomian Masyarakat Desa di Pacitan Berhasil Terangkat program keperantaraan pasar bagi pengembangan usaha mikro kecil. Mereka memperluas pasar Tepung Mocaf dengan mula-mula memperbaiki kemasan, memupuk kepercayaan diri ibu-ibu di sana untuk membuat event mandiri, hingga memasatkannya ke luar kota. Produknya ternyata laris dijual hingga Pasuruan, Solo, Yogyakarta, dan Surabaya. Kini mereka juga memanfaatkan media sosial untuk pemasarannya. "Tepung mocaf sudah ada di Tokopedia, Instagram, influencer medsos, dan kita bawa sampai Ambarukmo Plaza," kata Eni. Hasilnya cukup mencengangkan. Produksi Tepung Mocaf meningkat hingga 167 persen. Penjualan ratarata per bulan 77 kilogram atau senilai Rp 926.250. Bahkan, saat ini mereka kehabisan bahan baku karena banyaknya permintaan. Akhirnya, desa tersebut mendapatkan bahan baku dari daerah lain. Eni mengatakan, setidaknya ada tiga trik agar UKM menjadi besar hingga
skala nasional. Pertama, melakukan riset untuk mengidentifikasi potensi dan masalah. Dengan riset juga akan ditentukan produk apa yang akan dipasarkan beserta target pasar. Setelah riset, ada perancangan bersama kelompok miskin mana yang akan diangkat. Dari situ akan dilihat potensi masyarakatnya bagaimana dan apakah potensial jika diberdayakan. Kemudian, baru dimplementasikan ideide tersebut dan menjual produk. Sambil berjalan, pengawasan dilakukan apakah masalah perekonomian daerah tersebut terpecahkan dan mencari solusinya jika gagal. "Setelah punya keterperantaraan pasar, kita yakinkan Pemda. Akhirnya diberi dana Rp 9,5 miliar," kata Eni. "Mungkin hal ini bisa diterapkan bagi Pemda maupun pemerintah pusat," kata dia. (Kompas)
14 | Suplemen GRINDULU MAPAN| dipersembahkan oleh : Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Pena