JAMBAN SEHAT SEBAGAI UPAYA PENERAPAN STBM
KKN PPM UGM PERIODE 2 TAHUN 2021 JT 019
JAMBAN SEHAT SEBAGAI UPAYA PENERAPAN STBM DOSEN PEMBIMBING Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc.
PENYUSUN Tesa Putri Novianti
DESAIN Tesa Putri Novianti
ANGGOTA Hanif Naufal R Yusuf Rizki D Zulfa Nur 'Aini
DAFTAR ISI
1 2 3 4 5 6
Tentang STBM Stop Buang Air Besar Sembarangan Manfaat Stop Buang Air Besar Sembarangan Pengaruh Tinja Bagi Kesehatan Manusia Jamban Sehat Standar dan Persyaratan Kesehatan Bangunan Jamban
8 Jenis-Jenis Jamban 10 Syarat Jamban Sehat 11 Septic Tank 13 Persyaratan Septic Tank/Tangki Septik Sesuai SNI 18 Peran Kader 19 Daftar Pustaka 20 Lampiran Desain Jamban Sehat
TENTANG STBM Sanitasi Total Berbasis Masyarakat yang selanjutnya disingkat STBM adalah pendekatan untuk mengubah perilaku higienis dan saniter melalui pemberdayaan masyarakat dengan cara pemicuan. Pemicuan yang dimaksud adalah cara untuk mendorong perubahan perilaku higiene dan sanitasi individu atau masyarakat atas kesadaran sendiri dengan menyentuh perasaan, pola pikir, perilaku, dan kebiasaan individu atau masyarakat. Pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat yang selanjutnya disebut Pilar STBM adalah perilaku higienis dan saniter yang digunakan sebagai acuan dalam penyelenggaraan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. Pilar STBM terdiri atas perilaku : 1. Stop Buang Air Besar Sembarangan. 2. Cuci Tangan Pakai Sabun. 3. Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga. 4. Pengamanan Sampah Rumah Tangga. 5. Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga.
1
reallygreatsite.com
STOP BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS) adalah suatu kondisi ketika setiap individu dalam komunitas tidak buang air besar sembarangan.
Indikator suatu Desa/Kelurahan dikatakan telah mencapai status Stop Buang Air Besar Sembarangan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 3 Tahun 2014, antara lain : Semua masyarakat telah BAB hanya di jamban yang sehat dan membuang tinja/kotoran bayi hanya ke jamban yang sehat (termasuk di sekolah). Tidak terlihat tinja manusia di lingkungan sekitar. Ada penerapan sanksi, peraturan atau upaya lain oleh masyarakat untuk mencegah kejadian BAB di sembarang tempat. Ada mekanisme pemantauan umum yang dibuat masyarakat untuk mencapai 100% KK mempunyai jamban sehat. Ada upaya/strategi yang jelas untuk dapat mencapai sanitasi total.
Perilaku Stop Buang Air Besar Sembarangan diikuti dengan pemanfaatan sarana sanitasi yang saniter berupa jamban sehat. Saniter merupakan kondisi fasilitas sanitasi yang memenuhi standar dan persyaratan kesehatan yaitu : Tidak mengakibatkan terjadinya penyebaran langsung bahanbahan yang berbahaya bagi manusia akibat pembuangan kotoran manusia. Dapat mencegah vektor pembawa untuk menyebar penyakit pada pemakai dan lingkungan sekitarnya.
2
MANFAAT STOP BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN
Menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat serta tidak menimbulkan bau tidak sedap.
Tidak mencemari sumber air yang dijadikan sebagai sumber air baku air minum atau air yang digunakan untuk kegiatan sehari-hari seperti mandi, mencuci dan lain-lain.
Tidak mengundang lalat atau serangga yang dapat menyebar luaskan bibit penyakit seperti diare, koleram thypus, cacingan, penyakit kulit dan keracunan.
Memutus siklus penyebaran penyakit yang terkait dengan sanitasi.
3
PENGARUH TINJA BAGI KESEHATAN MANUSIA Dengan bertambahnya penduduk yang tidak sebanding dengan area permukiman, masalah pembuangan kotoran manusia semakin meningkat. Dilihat dari segi kesehatan masyarakat, masalah pembuangan kotoran manusia merupakan masalah yang pokok untuk sedini mungkin diatasi, karena kotoran manusia adalah sumber penyebaran penyakit yang multikompleks. Penyebaran penyakit yang bersumber dari tinja dapat melalui berbagai macam jalan atau cara. Hal ini dapat diilustrasikan seperti pada gambar di bawah ini :
Pembuangan tinja manusia yang tidak memenuhi syarat kesehatan seringkali berhubungan dengan kurangnya penyediaan air bersih dan fasilitas kesehatan lainnya. Jamban dapat memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap status kesehatan penduduk. Pengaruh langsung misalnya dapat mengurangi insiden penyakit tertentu, sedangkan pengaruh yang tidak langsung yaitu berkaitan dengan komponen sanitasi lingkungan. Penyakit yang ditularkan melalui tinja antara lain Amobiasis, Cholera, Stigellosis, Poliomyelitis, dan Thyphus. Cara pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan mendirikan jamban sehat, meningkatkan kebersihan perorangan dengan mencuci tangan serta mencuci makanan dengan air bersih.
4
JAMBAN SEHAT Jamban adalah suatu pembuangan kotoran manusia yang dimaksud dengan pembuangan kotoran disini hanya tempat pembuangan tinja dan urin (Untari,2017). Jamban Keluarga adalah suatu bangunan yang digunakan untuk membuang dan mengumpulkan kotoran manusia yang lazim disebut kakus/WC sehingga kotoran tersebut disimpan dalam suatu tempat tertentu dan tidak menjadi penyebab atau penyebar penyakit dan mengotori lingkungan permukiman, setiap rumah hendaknya memiliki jamban sendiri yang merupakan salah satu hal penting dalam usaha pemeliharaan kesehatan lingkungan.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 3 Tahun 2014, Jamban sehat efektif untuk memutus mata rantai penularan penyakit. Jamban sehat harus dibangun, dimiliki, dan digunakan oleh keluarga dengan penempatan (di dalam rumah atau di luar rumah) yang mudah dijangkau oleh penghuni rumah.
5
STANDAR DAN PERSYARATAN KESEHATAN BANGUNAN JAMBAN A) Bangunan Atas Jamban (Dinding/Atap) Bangunan atas jamban harus berfungsi untuk melindungi pemakai dari gangguan cuaca dan gangguan lainnya.
B) Bangunan Tengah Jamban Terdapat 2 (dua) bagian bangunan tengah jamban, yaitu : Lubang tempat pembuangan kotoran (tinja dan urine) yang saniter dilengkapi oleh konstruksi leher angsa. Pada konstruksi sederhana (semi saniter), lubang dapat dibuat tanpa konstruksi leher angsa, tetapi harus diberi tutup. Lantai jamban terbuat dari bahan kedap air, tidak licin, dan mempunyai saluran untuk pembuangan air bekas ke Sistem Pembuangan Air Limbah (SPAL).
6
C) Bangunan Bawah Merupakan bangunan penampungan, pengolah, dan pengurai kotoran/tinja yang berfungsi mencegah terjadinya pencemaran atau kontaminasi dari tinja melalui vektor pembawa penyakit, baik secara langsung maupun tidak langsung. Terdapat 2 (dua) macam bentuk bangunan bawah jamban, yaitu : Tangki Septik adalah suatu bak kedap air yang berfungsi sebagai penampungan limbah kotoran manusia (tinja dan urine). Bagian padat dari kotoran manusia akan tertinggal dalam tangki septik, sedangkan bagian cairnya akan keluar dari tangki septik dan diresapkan melalui bidang/sumur resapan. Jika tidak memungkinkan dibuat resapan maka dibuat suatu filter untuk mengelola cairan tersebut. Cubluk merupakan lubang galian yang akan menampung limbah padat dan cair dari jamban yang masuk setiap harinya dan akan meresapkan cairan limbah tersebut ke dalam tanah dengan tidak mencemari air tanah, sedangkan bagian padat dari limbah tersebut akan diuraikan secara biologis. Bentuk cubluk dapat dibuat bundar atau segi empat, dindingnya harus aman dari longsoran, jika diperlukan dinding cubluk diperkuat dengan pasangan bata, batu kali, buis beton, anyaman bambu , penguat kayu, dan sebagainya.
7
JENIS - JENIS JAMBAN Menurut Chayatin (2009), jenis-jenis jamban dibedakan berdasarkan konstruksi dan cara menggunakannya yaitu : Jamban Cemplung Jamban cemplung adalah jamban yang paling sederhana. Jamban cemplung hanya terdiri atas sebuah galian yang diatasnya diberi lantai dan tempat jongkok. Lantai jamban ini dapat dibuat dari bambu atau kayu, tetapi juga dapat terbuat dari batu bata atau beton. Jamban semacam ini masih menimbulkan gangguan karena baunya. Jamban Plengsengan Jamban semacam ini memiliki lubang tempat jongkok yang dihubungkan oleh suatu saluran miring ke tempat pembuangan kotoran. Jadi tempat jongkok dari jamban ini tidak dibuat persis di atas penampungan, tetapi agak jauh. Jamban semacam ini sedikit lebih baik dan menguntungkan daripada jamban cemplung, karena baunya agak berkurang dan keamanan bagi pemakai lebih terjamin. Jamban Bor Dinamakan demikian karena tempat penampungan kotorannya dibuat dengan menggunakan bor. Bor yang digunakan adalah bor tangan yang disebut bor auger dengan diameter 30-40 cm. Jamban bor ini mempunyai keuntungan yaitu bau yang ditimbulkan sangat berkurang. Akan tetapi kerugian jamban bor ini adalah perembesan kotoran akan lebih jauh dan mengotori air tanah.
8
Angsatrine (Water Seal Latrine) Di bawah tempat jongkok jamban ini ditempatkan atau dipasang suatu alat yang berbentuk seperti leher angsa yang disebut bowl. Bowl ini berfungsi mencegah timbulnya bau. Kotoran yang berada di tempat penampungan tidak tercium baunya, karena terhalang oleh air yang selalu terdapat dalam bagian yang melengkung. Dengan demikian dapat mencegah hubungan lalat dengan kotoran. Jamban di Atas Balong (Empang) Membuat jamban di atas balong (yang kotorannya dialirkan ke balong) adalah cara pembuangan kotoran yang tidak dianjurkan, tetapi sulit untuk menghilangkannya, terutama di daerah yang terdapat banyak balong. Jamban Septic Tank Septic tank berasal dari kata septic, yang berarti pembusukan secara anaerobic. Nama septic tank digunakan karena dalam pembuangan kotoran terjadi proses pembusukan oleh kuman-kuman pembusuk yang sifatnya anaerob. Septic tank dapat terdiri dari dua bak atau lebih serta dapat pula terdiri atas satu bak saja dengan mengatur sedemikian rupa (misalnya dengan memasang beberapa sekat atau tembok penghalang), sehingga dapat memperlambat pengaliran air kotor di dalam bak tersebut. Dalam bak bagian pertama akan terdapat proses penghancuran, pembusukan, dan pengendapan. Dalam bak terdapat tiga macam lapisan yaitu : Lapisan yang terapung, yang terdiri atas kotoran-kotoran padat. Lapisan cair. Lapisan endap.
9
SYARAT JAMBAN SEHAT Syarat Jamban Sehat menurut Proverawati dan Rahmawati, 2012 yaitu : Tidak mencemari sumber air minum (jarak antara sumber air minum dengan lubang penampungan minimal 10 meter). Tidak berbau. Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus. Tidak mencemari tanah sekitarnya. Mudah dibersihkan dan aman digunakan. Dilengkapi dinding dan atap pelindung. Penerangan dan ventilasi yang cukup. Lantai kedap air dan luas ruangan memadai.
Tersedia air, sabun, dan alat pembersih.
10
SEPTIC TANK Desain Septic Tank Desain utama dari septic tank (Chandra,2012) antara lain : Kapasitas septic tank bergantung pada jumlah pemakai. Kapasitas untuk galon/orang dianjurkan untuk penggunaan rumah tangga tidak berlaku untuk septic tank yang ditujukan untuk kepentingan umum (kapasitas minimum 50 orang). Ukuran panjang biasanya 2 kali lebar. Kedalaman lubang antara 1,5 - 2 meter. Keadaan cairan dianjurkan hanya 1,2 meter. Ruang udara minimal 30 cm diantara titik tertinggi cairan di dalam tank dengan permukaan bawah penutup. Dasar dibuat miring ke arah lubang pengeluaran. Memiliki lubang air masuk dan keluar, terdapat pipa masuk dan keluar. Pelapis septic tank terbuat dari papan yang kuat dengan tebal yang sama. Pripde retensi septic tank dirancang selama 24 jam.
11
Syarat Septic Tank Untuk membuat septic tank yang baik sehingga tidak mencemari air dan tanah di sekitarnya, maka beberapa hal perlu di perhatikan (Sugiharto, 2014 : 148) antara lain : Dinding septic tank hendaknya dibuat dari bahan yang rapat air. Untuk membuang air limbah hasil pencernaan dari septic tank perlu dibuat daerah peresapan. Septic tank ini direncanakan untuk membuang kotoran rumah tangga dengan jumlah air limbah sekitar 100 liter/hari. Waktu tinggal air limbah di dalam tangki pencernaan diperkirakan minimal selama 24 jam. Besarnya ruang lumpur diperkirakan untuk menampung lumpur sebesar 30 per 1 orang/tahun, sedangkan waktu pengambilan lumpur diperhitungkan minimal selama 4 tahun. Lantai dasar septic tank harus dibuat miring ke arah ruang lumpur. Pipa air masuk ke dalam septic tank hendaknya selalu lebih tinggi atau sama dengan 2,5 cm dari pipa air keluarnya. Septic tank hendaknya dilengkapi dengan lubang penghawaan untuk membuang gas hasil pencernaan. Untuk menjamin terpakainya bidang peresapan, maka pemasangan shipon otomatis adalah sangat bermanfaat agar air limbah yang dibuang ke daerah peresapan terbuang secara berkala.
12
PERSYARATAN SEPTIC TANK/TANGKI SEPTIK SESUAI SNI Persyaratan Tangki Septik Bentuk dan ukuran tangki septik harus memenuhi ketentuan berikut : a. Tangki septik segi empat dengan perbandingan panjang dan lebar 2 : 1 sampai 3 : 1, lebar tangki septik minimal 0,75 m dan panjang tangki septik minimal 1,5 m, tinggi tangki minimal 1,5 m termasuk ambang batas 0,3 m. b. Bentuk tangki septik ditentukan dalam gambar dibawah, sedangkan ukuran tangki septik berdasarkan jumlah pemakai dapat dilihat pada tabel ukuran tangki septik dengan periode pengurasan 3 tahun berikut :
Keterangan : P = Panjang Tangki L = Lebar Tangki T = Tinggi Tangki
13
Gambar Tangki Septik Satu Kompartemen
14
Gambar Tangki Septik Dua Kompartemen
15
LANJUTAN Persyaratan Tangki Septik Pipa penyalur air limbah rumah tangga harus memenuhi ketentuan berikut : a. Diameter minimum 110 mm (4 inch) untuk pipa PVC. b. Sambungan pipa antara tangki septik sistem pengolahan lanjutan harus kedap air. c. Kemiringan minimum ditetapkan 2%. d. Di setiap belokan yang melebihi 45 derajat dan perubahan belokan 22,5 derajat harus dipasang lubang pembersih (clean out) untuk pengontrolan/pembersihan pipa. Belokan 90 derajat dilaksanakan dengan membuat dua kali belokan masing-masing 45 derajat atau menggunakan bak kontrol. Pipa aliran masuk dan aliran keluar harus memenuhi ketentuan berikut : a. Boleh berupa sambungan T atau sekat sesuai dengan gambar dibawah ini. b. Pipa aliran keluar diletakkan (63-110) mm lebih rendah dari pipa aliran masuk. c. Sambungan T atau sekat harus terbenam (200-315) mm di bawah permukaan air dan menonjol minimal 160 mm diatas permukaan air.
16
LANJUTAN Persyaratan Tangki Septik Pipa udara harus memenuhi ketentuan berikut : a. Tangki septik harus dilengkapi dengan pipa udara dengan diameter 63 mm tinggi minimal 250 mm dari permukaan tanah. b. Ujung pipa udara perlu dilengkapi dengan pipa U atau pipa T sedemikian rupa sehingga lubang pipa udara menghadap kebawah dan ditutup dengan kawat kasa. Untuk mengurangi bau dapat ditambahkan serbuk arang yang ditempatkan pada pipa U atau pipa T. Lubang pemeriksa harus memenuhi ketentuan berikut : a. Tangki septik harus dilengkapi dengan lubang pemeriksa. b. Permukaan lubang pemeriksa harus ditempatkan minimal 10 cm diatas permukaan tanah. c. Lubang pemeriksa yang berbentuk empat persegi dengan ukuran minimal (0,40 x 0,40) meter persegi, dan bentuk bulat dengan diameter minimal 0,40 meter. Bahan bangunan yang digunakan untuk tangki septik harus memenuhi SNI-03-6861.1-2002 dan alternatif pemakaian bahan bangunan ditetapkan sesuai dengan tabel di bawah ini
Konstruksi tangki septik harus memenuhi persyaratan struktur.
17
PERAN KADER Peran kader dalam pembinaan masyarakat untuk memiliki dan menggunakan jamban sehat yaitu : Melakukan pendataan rumah tangga yang sudah dan belum memiliki serta menggunakan jamban dirumahnya. Melaporkan kepada pemerintah desa/kelurahan tentang jumlah rumah tangga yang belum memiliki jamban sehat. Bersama pemerintah desa/kelurahan dan tokoh masyarakat setempat berupaya untuk menggerakkan masyarakat untuk memiliki jamban. Memanfaatkan setiap kesempatan di desa/kelurahan untuk memberikan penyuluhan tentang pentingnya memiliki dan menggunakan jamban sehat, misalnya melalui penyuluhan kelompok di Posyandu, pertemuan kelompok Dasa Wisma, pertemuan desa/kelurahan dan lain-lain. Meminta bantuan petugas puskesmas setempat untuk memberikan bimbingan teknis tentang cara-cara membuat jamban sehat yang sesuai dengan situasi dan kondisi daerah setempat (Proverawati dan Rahmawati, 2012).
18
DAFTAR PUSTAKA Atikah Proverawati, Eni Rahmawati. 2012. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Nuha Medika. Yogyakarta Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta Mila Sari, Annisa Inayah, Bebtri Helen. 2020. Edukasi Kepada Masyarakat Terhadap Pemanfaatan Penggunaan Jamban Sehat Di Kelurahan Bukik Cangang Kayu Ramang Bukittinggi. Empowering Society Journal Volume 1; No. 2 (Agustus, 2020) : 116-124 Nurmalawati. 2013. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Jamban Oleh Masyarakat Di Desa Marek Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat (Skripsi). Universitas Teuku Umar. Aceh Barat Ronaldi P. Determinan Perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS). Universitas Airlangga. Jawa Timur SNI 2398:2017. Tentang Tata Cara Perencanaan Tangki Septik Dengan Pengolahan Lanjutan (Sumur Resapan, Bidang Resapan, Up Flow Filter, Kolam Sanita). ICS 91.140.70. Badan Standardisasi Nasional
19
LAMPIRAN DESAIN JAMBAN SEHAT
20
0.70
PINTU JENDELA
PINTU
JENDELA
BOVEN LIGHT
PJ
P
J
Bv
LEGENDA
Bv1
WC
0.70
P3
0.70
2.00
P3
J2 0.70
0.70
J2
0.70
0.70
HALAMAN
0.70
0.70
J2
0.70
3.50
0.70
0.70
0.80
P2
0.80
J2
0.70
0.80
P2
P2
0.70
J1
0.80
0.80
0.80
3.00 x 3.50
KAMAR TIDUR 2
3.50 x 3.50
0.70
0.70
J1 0.70
0.70
0.70
0.70
0.70
0.70
0.70
J2
J2
J2
SKALA 1 : 100
DENAH RUMAH
7.00
2.50 x 7.00
TERAS
1.20
PJ1
3.50 x 7.00
0.70
3.00 x 3.50
KAMAR TIDUR 1
P2
P2
P2
3.50
KAMAR TIDUR 3
RUANG TAMU
3.50 x 6.00
RUANG KELUARGA
3.50 x 7.50
RUANG MAKAN & DAPUR
4.00
11.00
2.50
3.50
3.00
3.00
3.50
15.50
S
s.t.
SR
SR
LEGENDA
SALURAN LIMBAH PADAT
SUMUR RESAPAN
s.t.
SR
SEPTIC TANK
CLOSED
SUMUR RESAPAN
SR
S
SALURAN AIR KOTOR
BAK KONTROL
BK
BAK CUCI PIRING
FLOOR DRAIN
SALURAN AIR BERSIH
KRAN AIR
TANGKI AIR
SUMUR
s.k.
s.b.
s.t.
s.k.
s.b.
s.k.
BK
s.b.
2.00
s.k.
s.b.
s.b.
s.b.
3.50
11.00
7.00
SKALA 1 : 100
DENAH INSTALASI PLUMBING (AIR BERSIH DAN AIR KOTOR)
s.k. s.b.
4.00
3.50
2.50
3.50
3.00
3.00
3.50
15.50
20
20
40
20
140
10
15
15
15
25
25
25
15
15
15
MASUK
Ø 15 cm
30
15 15 15
15 15
SKALA 1 : 40
POTONGAN SEPTICTANK
BETON PENUTUP
SKALA 1 : 40
RENCANA SEPTICTANK
100
30
KE PERESAPAN
Ø 10cm
BESI PENGANGKAT
15
50
40
45
25
20
10
20
25
Ø 10 cm
SKALA 1 : 40
POTONGAN PERESAPAN
SKALA 1 : 40
RENCANA PERESAPAN
300
TANAH URUG
PASIR
KERIKIL HALUS
IJUK
KERIKIL KASAR
BETON TUTUP
KKN-PPM UGM TEGALREJO 2021