Ketika melakukan pembudidayaan tanaman, kita harus menyesuaikan kondisi lingkungan ataupun syarat tumbuh tanaman agar pertumbuhan tanaman tersebut optimal. Syaart tumbuh tersebut misalnya adalah cahaya, kondisi tanah, dan ketinggian. Setiap jenis tanaman memiliki syarat tumbuhnya masing-masing yang harus disesuaikan agar pertumbuhannya optimal. Berikut adalah beberapa syarat tumbuh tanaman alpukat: a. Cahaya Matahari Cahaya matahari yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman alpukat adalah kisaran 40-80%. b. Suhu Suhu optimal untuk pertumbuhan tanaman alpukat adalah sekitar 12,8 ℃ -28,3 ℃ tetapi masih dapat mentolerir suhu udara sampai 30℃. c.
Tanah Tanaman alpukat dapat tumbuh optimal pada tanah gembur yang mengandung banyak bahan organik. Jenis tanah yang sesuai antara lain adalah lempung berpasir, lempung liat, dan lempung endapan.
d. Keasaman (pH) Tanah Keasaman tanah yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman alpukat yaitu pada kisaran pH 5,6-6,4 (asam sampai mendekati netral).
2021-JT019 KKN-PPM UNIVERSITAS GADJAH MADA
e. Ketinggian Tempat Pada umumnya, tanaman alpukat dapat tumbuh pada ketinggian rendah sampai tinggi (5-1.500 mdpl), namun tanaman alpukat akan tumbuh optimal pada ketinggian 200-1.000 mdpl.
REFERENSI: Arsenault, J. E., & K. H. Brown. 2017. Effects of protein or amino-acid supplementation on the physical growth of young children in low-income countries. Nutrition Reviews. 0(0): 1-19. Ferna´ndez, E. H., A. F. Gutie´ rrez & A. C. Pancorbo. 2018. Avocado fruit—Persea americana. Exotic Fruits Reference Guide. 37-48. Fikawati, S., A. Syafiq, R. K. Ririyanti, & S. C. Gemily. 2021. Energy and protein intakes are associated with stunting among preschool children in Central Jakarta, Indonesia: a case-control study. Malaysian Journal of Nutrition. 27(1): 081-091. Plants of The World Online. 1768. http://www.plantsoftheworldonline.org/taxon/urn:lsid:ipni.org :names:325643-2 Diakses pada 13 Juli 2021 Pramawati, R., & H. D. R. Dumilah. 2016. Khasiat Ajaib Daun Avokad. Jakarta: Penebar Swadaya. Hal: 12-13. Purba, D. W., M. Thohiron, D. R. Surjaningsih, D. Sagala., R. N. Ramdhini, D. Gandasari, C. Wati, T. Purba, J. Herawati, I. A. Sa’ida, A. Amruddin, B. Purba, N. S. Wisnujati, & A. O. Manullang. 2020. Pengantar Ilmu Pertanian. Medan: Yayasan Kita Menulis. Hal: 66.
Tanaman Alpukat Tinggi Protein untuk Mencegah Stunting dan Syarat Tumbuhnya
Stunting merupakan suatu kondisi gangguan pada tumbuh kembang anak yang dapat dilihat dari tinggi badan dan berat badan anak. Kondisi ini secara langsung disebabkan oleh infeksi dan asupan gizi yang dikonsumsi, baik dari makronutrien ataupun mikronutrien. Kurangnya asupan protein dapat menyebabkan anak-anak mengalami stunting. Protein merupakan salah satu makronutrien yang secara signifikan berperan dalam pertumbuhan sehingga berkaitan dengan tinggi badan dan berat badan anakanak.
Kondisi defisiensi asupan protein kronis pada anak-anak dibawah usia 5 tahun yang terjadi secara terus-menerus akan menghambat pertumbuhan sehingga menyebabkan pertumbuhan anak-anak tersebut lebih rendah daripada standar pertumbuhan anak-anak seusianya.
Kebutuhan protein harus dipenuhi dengan mengkonsumsi asupan protein yang cukup dan seimbang. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), Food and Agriculture Organization (FAO), perkiraan kebutuhan protein harian untuk pemeliharaan pada bayi dan anak-anak adalah sebesar 0,66 gram per kilogram berat badan.
Pemenuhan asupan protein dapat dilakukan dengan memilih sumber pangan dengan kandungan protein yang cukup tinggi, misalnya dengan mengkonsumsi buah alpukat. Tanaman alpukat (Persea americana) merupakan tanaman asli dari Meksiko dan Amerika Tengah. Tanaman alpukat sekarang sudah banyak dibudidayakan di Indonesia, Brazil, Afrika Selatan, Israel, Amerika Serikat (California dan Florida) dan Australia.
Alpukat banyak dibudidayakan untuk diambil buahnya karena mengandung beberapa mikronutrien dan makronutrien. Alpukat selain terkenal mengandung lemak baik yang tinggi juga memiliki kandungan protein yang cukup tinggi daripada protein di buah lain. Kandungan protein pada alpukat diketahui sekitar 2%, sedangkan pada buahbuahan lain hanya 1%. Pada 100 g buah alpukat diketahui mengandung protein sebanyak 2 g. Oleh karena itu, alpukat dapat dijadikan sebagai sumber untuk memenuhi asupan protein. Namun, harga buah alpukat yang ada di pasaran kadang kala dirasa cukup mahal. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan membuat perkebunan alpukat sendiri. Hasil panen dari perkebunan alpukat tersebut nantinya bisa untuk dikonsumsi sendiri ataupun bisa dijual untuk meningkatkan perekonomian.