BOOKLET RUMAH SEHAT & PENINGKATAN KUALITAS RUMAH TIDAK LAYAK HUNI

Page 1

KKN-PPM UGM TEGALREJO 2021

RUMAH SEHAT

& PENINGKATAN KUALITAS RUMAH TIDAK LAYAK HUNI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA


01

LATAR BELAKANG

02

02

PENGERTIAN RUMAH SEHAT

03

03

ELEMEN BANGUNAN RUMAH

05

04

PRINSIP RUMAH SEHAT

07

05

MODUL RUMAH SEHAT

1 1

06

PENGERTIAN RUMAH TIDAK

19

LAYAK HUNI 07

DAMPAK RUMAH TIDAK LAYAK

20

HUNI 08

PENINGKATAN KUALITAS

23

RUMAH TIDAK LAYAK HUNI 09

DAFTAR

ISI

SUMBER REFERENSI

34


LATAR

BELAKANG Rumah adalah tempat tinggal sekaligus kebutuhan pokok bagi manusia. standar

Rumah tidak layak huni dapat

kelayakan yang sudah ditetapkan.

berdampak bagi penghuninya

Standar kelayakan tersebut salah

di aspek sosial dan ekonomi.

Rumah

memiliki

satunya adalah aspek kesehatan dari rumah tersebut.

Dengan

adanya

e-book

mengenai rumah sehat dan Rumah sehat dapat membuat

peningkatan kualitas rumah

penghuni rumah tersebut untuk

tidak layak huni, masyarakat

mengembangkan dan membina

dapat mengetahui persyaratan

fisik, mental, dan sosial keluarga.

rumah layak huni dari aspek kesehatan, rasa nyaman dan

Menurut data statistik di desa

penataan ruang.

Wonokerto, Tegalrejo, Magelang terdapat 34 rumah yang masuk

Selain itu, masyarakat dapat

ke dalam kategori rumah tidak

meningkatkan

layak huni. Rumah tidak layak

rumah

huni adalah rumah yang tidak

dengan melakukan perbaikan

memenuhi syarat rumah layak

komponen rumah, perluasan

huni baik dari aspek konstruksi,

area rumah, dan perawatan

luas, dan keamanan.

rumah.

tidak

kualitas

dari

layak

huni

RUMAH SEHAT & PENINGKATAN KUALITAS RUMAH TIDAK LAYAK HUNI

02


PENGERTIAN

RUMAH SEHAT

Rumah sehat adalah rumah yang memungkinkan para penghuninya dapat mengembangkan dan membina fisik, mental, dan sosial keluarga. Menurut Undang-undang No. 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Permukiman: a) Rumah adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang layak huni, sarana pembinaan

keluarga,

cerminan

harkat

dan

martabat penghuninya, serta aset bagi pemiliknya. b) Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman, baik perkotaan maupun perdesaan, yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan utilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang layak huni. c) Prasarana lingkungan

adalah

kelengkapan

hunian

yang

dasar

memenuhi

fisik

standar

tertentu untuk kebutuhan bertempat tinggal yang layak, sehat, aman, dan nyaman. d) Sarana adalah fasilitas dalam lingkungan hunian yang

berfungsi

untuk

mendukung

penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi.

03

RUMAH SEHAT & PENINGKATAN KUALITAS RUMAH TIDAK LAYAK HUNI


Prasarana lingkungan meliputi: a. Jalan-jalan dan jembatan, b. Air bersih, listrik, c. Telepon, d. Jaringan air kotor, e. Drainase, f.

Persampahan, dll.

Sarana lingkungan meliputi: a. Pelayanan sosial, yang terdiri dari sekolah, puskesmas/ rumah sakit dan pemerintahan. b. Fasilitas sosial, yang terdiri dari tempat peribadatan, tempat pertemuan, lapangan olahraga/ ruang terbuka/ tempat bermain, dan perbelanjaan.

RUMAH SEHAT & PENINGKATAN KUALITAS RUMAH TIDAK LAYAK HUNI

04


ELEMEN

BANGUNAN RUMAH

Gambar 1. Elemen Bangunan Rumah

A. KEPALA

Gambar 2. Kepala (Atap)

05

RUMAH SEHAT & PENINGKATAN KUALITAS RUMAH TIDAK LAYAK HUNI


B. BADAN

Gambar 3. Badan

C. KAKI

Gambar 4. Kaki

RUMAH SEHAT & PENINGKATAN KUALITAS RUMAH TIDAK LAYAK HUNI

06


PRINSIP

RUMAH SEHAT

A. MEMENUHI SYARAT KESEHATAN 1. Lantai dan dinding harus kering (tidak lembab) dan mudah dibersihkan. Agar tetap kering, maka lantai harus: • Terbuat dari bahan bangunan yang tidak menghantarkan air tanah ke permukaan lantai (kedap air) • Berada lebih tinggi dari halaman luar dengan ketinggian lantai minimal sebagai berikut: o 10 cm dari pekarangan o 25 cm dari permukaan jalan

Gambar 5. Lantai Rumah

07

RUMAH SEHAT & PENINGKATAN KUALITAS RUMAH TIDAK LAYAK HUNI


Gambar 6. Lantai Rumah Panggung

2. Ventilasi atau jendela yang cukup agar udara dalam ruangan dapat selalu mengalir. Luas bukaan jendela minimal 1/9 luas ruang lantai.

Gambar 7. Alur Udara

RUMAH SEHAT & PENINGKATAN KUALITAS RUMAH TIDAK LAYAK HUNI

08


3. Lubang bukaan atau jendela dapat ditembus sinar matahari

Gambar 8. Alur Sinar Matahari

4. Orientasi rumah yang baik adalah menghadap utara atau selatan agar panas matahari dari arah timur-barat dapat terminimalisir.

Gambar 9. Orientasi Rumah

09

RUMAH SEHAT & PENINGKATAN KUALITAS RUMAH TIDAK LAYAK HUNI


B. MEMENUHI RASA NYAMAN 1. Penyediaan macam ruangan dalam rumah harus mencukupi dan sesuai dengan kebutuhan. Sebuah rumah tinggal harus mempunyai ruangan sebagai berikut: • Ruang Tidur • Ruang Makan • Ruang Tamu • Dapur • Kamar mandi dan kakus 2. Ruang-ruang diatur sesuai dengan fungsinya. Ruang dengan fungsi yang berhubungan erat diletakkan berdekatan agar pencapaiannya lebih mudah dan kegiatan dapat berjalan lancar.

3. Jika ruangan terbatas, suatu ruangan dapat dimanfaatkan untuk beberapa fungsi. Misalnya, ruang makan dapat juga dimanfaatkan sebagai ruang keluarga dan ruang belajar.

RUMAH SEHAT & PENINGKATAN KUALITAS RUMAH TIDAK LAYAK HUNI

10


MODUL

RUMAH SEHAT RUMAH TIPE 36

9 7

8

6 5

1.

GARASI

2. TERAS 3. RUANG TAMU 4. RUANG MAKAN

4

5. KAMAR TIDUR 6. KAMAR MANDI

5

3

7. DAPUR 8. AREA CUCI

2

9. HALAMAN BELAKANG

1

Gambar 10. Denah Rumah

11

RUMAH SEHAT & PENINGKATAN KUALITAS RUMAH TIDAK LAYAK HUNI


Gambar 11. Tampak Depan

Gambar 12. Tampak Belakang

Gambar 13. Tampak Samping Kiri

Gambar 14. Tampak Samping Kanan

RUMAH SEHAT & PENINGKATAN KUALITAS RUMAH TIDAK LAYAK HUNI

12


Ruang Makan Kamar Mandi

Kamar Tidur

Garasi

Dapur Ruang Tamu Teras Gambar 15. Potongan Perspektif Rumah

Terdapat bukaan pada kedua sisi bangunan yang memungkinkan untuk memasukkan pencahayaan dan penghawaan alami sehingga area dalam rumah tidak lembap.

Gambar 16. Denah Perspektif Rumah

13

RUMAH SEHAT & PENINGKATAN KUALITAS RUMAH TIDAK LAYAK HUNI


PENATAAN RUANG 1. RUANG TAMU & RUANG MAKAN Ruang tamu dapat digabung dalam satu Selain

ruang

dengan

digunakan

ruang untuk

makan. kegiatan

makan, ruang makan biasanya juga berfungsi sebagai tempat belajar dan ruang keluarga. Ruangan harus memiliki penerangan alami yang cukup dengan memberi bukaan jendela yang menghadap ke arah luar.

Gambar 17. Denah Ruang Tamu & Ruang Makan

Gambar 18. Potongan Memanjang Rumah

RUMAH SEHAT & PENINGKATAN KUALITAS RUMAH TIDAK LAYAK HUNI

14


2. KAMAR TIDUR Supaya sinar matahari pagi bisa masuk, maka luas jendela minimal 1/9 luas ruangan. Jangan terlalu banyak perabot dalam ruangan tidur, agar udara dapat mengalir dengan baik. Cukup sebuah lemari, tempat tidur, dan meja bila

diperlukan

atau

mengefisiensikan

dinding menjadi bagian elemen perabot rumah tangga (built in furniture), seperti lemari pakaian yang disatukan fungsinya dengan meja belajar dan lain-lain.

Gambar 19. Denah Kamar Tidur

3. KAMAR MANDI Kamar mandi mempunyai lubang angin (bukaan

ventilasi)

dan

penerangan

yang

cukup, agar sinar matahari dapat masuk dan peredaran udara dapat terjadi dengan baik. Dinding kamar mandi atau kakus harus kedap air agar percikan air tidak merusak komponen bangunan. 15

Gambar 20. Denah Kamar Mandi

RUMAH SEHAT & PENINGKATAN KUALITAS RUMAH TIDAK LAYAK HUNI


Letak sumur pengotor (cubluk, tangki septik, sumur resapan dan lain-lain) minimal berjarak horizontal 11 meter dari sumber air bersih.

Gambar 21. Letak Sumur Pengotor

Tangki septik adalah ruangan kedap air yang berfungsi untuk menampung dan mengolah air limbah dari kakus.

RUMAH SEHAT & PENINGKATAN KUALITAS RUMAH TIDAK LAYAK HUNI

16


Gambar 22. Tangki Septik

Saluran air kotor dari kakus tertutup, disalurkan menuju cubluk atau tangki septik yang kemudian cairannya dialirkan ke sumur peresapan atau penyaringan, dan selanjutnya dapat dibuang ke badan air yang ada (sungai dan lain-lain).

3. DAPUR & AREA CUCI Dapur berhubungan dengan api, maka memerlukan penghawaan yang baik. Dapur dapat diletakkan di luar atau jika di dalam ruangan harus mempunyai lubang bukaan atau jendela yang cukup.

Gambar 23. Denah Dapur dan Area Cuci 17

RUMAH SEHAT & PENINGKATAN KUALITAS RUMAH TIDAK LAYAK HUNI


Saluran air bekas cuci piring dialirkan menuju bak lemak baru kemudian cairan dari bak lemak dialirkan bersama dengan air bekas cucian baju menuju ke saluran lingkungan.

RUMAH SEHAT & PENINGKATAN KUALITAS RUMAH TIDAK LAYAK HUNI

18


PENGERTIAN

RUMAH TIDAK LAYAK HUNI 19

RTLH adalah kondisi kebalikan dari rumah layak huni yaitu rumah yang tidak memenuhi persyaratan rumah layak huni dimana konstruksi bangunan tidak handal, luas tidak sesuai standar per orang dan tidak menyehatkan bagi penghuninya dan atau membahayakan bagi penghuninya. Kriteria Rumah Tidak Layak Huni: • Konstruksi bangunan membahayakan • Standar luasan ruang < 9 m2 per orang • Pencahayaan alami kurang (remang-remang atau gelap pada siang hari) • Penghawaan tidak baik (ventilasi kurang atau tidak ada ventilasi) • Kelembaban ruang tinggi

(akibat ventilasi dan

pencahayaan) • Terletak di daerah membahayakan • Air bersih belum/ tidak memenuhi standar • Sanitasi buruk

RUMAH SEHAT & PENINGKATAN KUALITAS RUMAH TIDAK LAYAK HUNI


DAMPAK

RUMAH TIDAK LAYAK HUNI 1. LOKASI RUMAH TIDAK LAYAK HUNI A.

Hak Guna Bangunan (Sewa atau dipinjami) Hak guna ini dilakukan karena lahan tersebut tidak ingin dilepas oleh pemiliknya kecuali di sewa atau dipinjami dengan syarat. Masyarakat yang

membangun rumah di lahan dengan status ini tidak berani

membangun secara permanen atau dengan baik karena sifatnya hanya sementara sehingga kualitas bangunan asal memenuhi fungsi berteduh dan keamanan saja.

B. Magersari (Ijin tinggal dengan suatu kewajiban) Magersari adalah ijin penempatan lahan (biasanya milik keraton/ negara) kepada seseorang atau banyak orang dengan kewajiban tertentu (biasanya “sewa” dibayar dengan kewajiban melakukan pekerjaan yang tidak bisa dilakukan oleh pemilik lahan). Bangunan rumah kebanyakan dibangun tidak permanen atau dengan baik karena ijin tinggal sewaktuwaktu dapat dicabut.

C. Tanpa Ijin/ Penyerobotan/ Daerah Terlarang Penempatan lahan seperti ini biasanya dilakukan secara bertahap dan diam-diam. Mula-mula membangun tempat “kerja”

darurat, apabila

tidak ada teguran dari pemilik, maka dilanjutkan dengan membuat tempat istirahat, lalu tempat tinggal dan tempat memasak, diperbaiki perlahan terus akhirnya berani membuat semi permanen setelah tinggal lebih dari 10 tahun tanpa teguran. Lahan-lahan seperti ini biasanya dimiliki oleh pemerintah atau negara yang tidak terjaga (PJKA, Pengairan, Pelabuhan dan lain-lain). RUMAH SEHAT & PENINGKATAN KUALITAS RUMAH TIDAK LAYAK HUNI

20


2. RTLH BAGI PENGHUNI A.

Sosial Rumah

tidak

layak

dampak

langsung

huni

dan

mempunyai

tidak

langsung

secara fisik atau non fisik kepada penghuni. Dampak terhadap fisik yaitu RTLH kurang mampu memberikan perlindungan dari panas dan hujan serta bahaya konstruksi, sehingga

menyebabkan

masalah

kesehatan dan ancaman bencana kepada penghuni.

Dampak

terhadap

non

fisik

adalah kecemasan yang berkepanjangan. Luasan

ruang

menghambat

yang

kurang

pertumbuhan

(sempit) khususnya

bagi anak- anak dan keleluasaan bergerak bagi orang dewasa. Hal ini juga membuat penghuni tidak betah tinggal di dalam rumah sehingga banyak ditemukan anak remaja berkeliaran di jalanan. Kurangnya pencahayaan dan penghawaan memberi

dampak

pada

kesehatan

sehingga penghuni akan mudah sakit, mudah lelah dan tidak produktif. Sistem limbah yang tidak baik dan kurangnya ketersediaan air bersih juga berdampak pada kesehatan penghuni.

21

RUMAH SEHAT & PENINGKATAN KUALITAS RUMAH TIDAK LAYAK HUNI


B. Ekonomi Kurangnya produktivitas membuat pendapatan penghuni pada RTLH relatif kecil baik sebagai penyedia jasa atau sebagai wiraswasta sehingga dampaknya mereka akan terjebak dalam lingkaran kemiskinan yang menerus.

RUMAH SEHAT & PENINGKATAN KUALITAS RUMAH TIDAK LAYAK HUNI

22


PENINGKATAN

KUALITAS RUMAH TIDAK LAYAK HUNI 1

Perbaikan Komponen Rumah

Kerusakan pada bagian kepala/ atap rumah a. Kerusakan ringan pada bagian atap biasanya terjadi pada penutup atap seperti

genteng,

seng

asbes

gelombang dan lain-lain yang bocor atau pecah atau kerusakan pada talang. Perbaikannya relatif mudah dan murah bahkan dapat di lakukan sendiri oleh pemilik atau pengguna rumah.

Untuk jenis kerusakan ringan tidak perlu batuan dari pihak lain khususnya pemerintah. b. Kerusakan sedang pada bagian atap biasanya terjadi pada sebagian kecil rangka atap yang berakibat atau berpengaruh pada penutup atap seperti kaso atau gording yang lapuk. Perbaikannya perlu tenaga ahli atau tukang cukup

dan waktu yang

tergantung

kerusakan. 23

RUMAH SEHAT & PENINGKATAN KUALITAS RUMAH TIDAK LAYAK HUNI

pada

tingkat


Untuk jenis kerusakan ini perlu biaya yang cukup besar sehingga bantuan dapat diberikan kepada kelompok masyarakat yang betulbetul tidak mampu karena kondisi ini

mengganggu

dan

membahayakan penghuni.

c. Kerusakan berat pada bagian atap biasanya

terjadi

pada

sebagian

besar rangka atap yang berakibat atau berpengaruh pada penutup atap seperti reng, kaso, gording dan kuda-kuda yang lapuk.

Perbaikan

tingkat

kerusakan

ini

perlu tenaga ahli atau tukang dan waktu yang relative lama. Untuk kerusakan cukup

jenis

besar

ini

perlu

sehingga

biaya

bantuan

dapat di berikan kepada kelompok yang tidak mampu karena kondisi ini

sangat

mengganggu

dan

membahayakan penghuninya.

d. Kerusakan total pada bagian atap adalah kerusakan seluruh bagian atap yaitu rangka atap dan penutup atap,

hal

ini

biasanya

karena

bencana atau kerusakan berat yang tidak segera di perbaiki. RUMAH SEHAT & PENINGKATAN KUALITAS RUMAH TIDAK LAYAK HUNI

24


Untuk jenis kerusakan ringan tidak perlu batuan dari pihak lain khususnya pemerintah.

Kerusakan pada bagian badan rumah a. Kerusakan

ringan

pada

badan

rumah biasanya terjadi pada kusen pintu

dan

kusen

jendela

yang

keropos, dinding kayu yang keropos, dinding bata/ batako yang retakretak atau mengelupas.

Perbaikan sangat

kerusakan

mudah

dilakukan

jenis

dan

sendiri

ini

dapat dengan

memberi “obat” anti keropos dan menutup

keroposnya

dan

selanjutnya dicat kembali atau mengganti bata/ batako yang keropos. b. Kerusakan rumah

sedang

biasanya

pada

badan

terjadi

pada

dinding bata/ batako yang retak karena konstruksi (retak konstruksi), kusen pintu yang keropos berat sehingga tidak bisa di tutup atau rumah dari kayu dinding atau kolom yang lapuk.

25

RUMAH SEHAT & PENINGKATAN KUALITAS RUMAH TIDAK LAYAK HUNI


Perbaikan

kerusakan

memerlukan karena

tukang

harus

jenis

ini

dan

waktu

melakukan

sedikit

pembongkaran

dan

konstruksi

kembali. c. Kerusakan

berat

pada

badan

rumah terjadi pada bagian yang berfungsi utama

sebagai seperti

ringbalk,

penyangga

kolom

kuda-kuda

gording

kayu

beton,

atau

kaso/

yang

mengganggu

dan

dapat bahkan

membahayakan bila tidak segera diperbaiki.

Perbaikan

kerusakan

ini

memerlukan tukang ahli dan waktu yang cukup karena memerlukan pembongkaran kembali bantu

yang lainya.

dan

konstruksi

memerlukan Tingkat

alat

kerusakan

diatas harus di beri bantuan kepada MBR

karena

memerlukan

biaya

cukup besar untuk perbaikannya. d. Kerusakan total pada badan rumah adalah kerusakan dimana sistim struktur dan konstruksi sudah tidak berfungsi

atau

tidak

dapat

difungsikan, sehingga tidak dapat di tinggali. RUMAH SEHAT & PENINGKATAN KUALITAS RUMAH TIDAK LAYAK HUNI

26


Kondisi

kerusakan

seperti

ini

sudah tidak dapat di perbaiki lagi kecuali di bangun kembali dari awal.

Bagian

yang

mungkin

masih dapat digunakan adalah pondasi

bila

masih

akan

bangun

di

tempat

di

semula.

Tingkat kerusakan seperti di atas harus di beri bantuan kepada kelompok MBR atau non MBR (menengah),

untuk

biaya

pembangunan kembali.

Kerusakan pada bagian kaki rumah a. Kerusakan ringan bagian bawah rumah biasanya terjadi pada lantai yang

disebabkan

bahan

atau

Lantai

keramik

oleh

kualitas

kualitas

pengerjaan.

biasanya

terjadi

retakan atau terlepas sedang lantai kayu atau bambu biasanya karena keropos atau dimakan bubuk.

Perbaikannya

cukup

dengan

pelepas keramik yang rusak dan mengganti baru, bila lantai dari kayu juga cukup dilepas papan yang rusak dang anti dengan yang baru.

27

RUMAH SEHAT & PENINGKATAN KUALITAS RUMAH TIDAK LAYAK HUNI


b. Kerusakan sedang bagian bawah rumah

biasanya

terjadi

pada

pondasi batu kali karena penurunan atau pergeseran tanah yang cukup (> 10 cm) sehingga menyebabkan juga kerusakan pada sloof, dinding dan atap, pada konstruksi kayu kerusakan terjadi pada umpak yang menurun atau pecah.

Kerusakan sedang pada pondasi sudah yang

membawa harus

di

akibat

ikutan

perbaiki

yaitu

perbaikan dinding dan perbaikan atap

sehingga

biaya

yang

diperlukan relatif besar. Kerusakan pada bagian bawah yang sudah membawa dinding

dampak

dan

atap

perbaikan

dapat

diberi

c. Kerusakan

berat pada

bagian

bawah

adalah

bantuan.

rumah

kerusakan

yang sudah meliputi sekitar 50% s/d 60% pondasi.

Kerusakan memerlukan

berat biaya

pada

pondasi

yang

besar

sehingga MBR harus dibantu.

RUMAH SEHAT & PENINGKATAN KUALITAS RUMAH TIDAK LAYAK HUNI

28


d. Kerusakan bawah

total

rumah

pada

adalah

bagian

kerusakan

yang sudah meliputi lebih dari 60% sehingga bagi MBR harus dibantu karena harus membangun rumah baru.

2

RTLH karena faktor luas lantai per

Perluasan

orang (9 m2/org) yang tidak sesuai standar

maka

dapat

dilakukan

peruasan bangunan. Perluasan dilakukan biasanya karena penyempurnaan rumah/

atau

pemugaran

bangunan

dengan

penambahan

aksesoris

atau

memerlukan penambahan ruang yang disebabkan oleh : • Penambahan anggota keluarga • Usaha

rumahan

atau

pengembangan usaha rumahan • Ingin berganti model atau bentuk rumah (mode)

1.

Perluasan Horizontal Perluasan horizontal dapat dilakukan kesamping atau ke belakang, bila lebar lahan lebih dari 8 m maka dapat di lakukan ke samping dan bila panjang lahan lebih dari 12 m sebaiknya di lakukan perluasan ke belakang. Perluasan lebih mudah di lakukan bila

Gambar 24. Perluasan Menyatu dengan Bangunan Utama

29

lahan > 100 m2, biasanya di lakukan di daerah perdesaan.

RUMAH SEHAT & PENINGKATAN KUALITAS RUMAH TIDAK LAYAK HUNI


Dalam

melakukan

perluasan

harus

mempertimbangkan Koefisien Dasar Bangunan (KDB) yaitu maksimal 70%. Bila kebutuhan ruang menjadikan KDB > 70% maka harus dilakukan perluasan vertikal.

2.

Perluasan Vertikal Perluasan vertikal dilakukan terutama

Gambar 25. Perluasan Terpisah dari Bangunan Utama

bertujuan untuk menjaga KDB agar tidak berkurang sehingga udara bersih dan

cahaya

matahari

masih

memungkinkan untuk didapat. Teknis perluasan ini dapat dilakukan dengan menambah ruangan diatas ruang yang

Gambar 26. Contoh Perluasan Horizontal

ada dengan perkuatan konstruksi. Perluasan vertikal biasanya dilakukan di daerah perkotaan dengan lahan rata-rata <100 m2 bahkan ada luas lahan yang relatif kecil ± 50 m2 seperti yang terjadi di perbaikan kampong deret. Gambar 27. Contoh Perluasan Vertikal

Gambar 28. Perluasan Vertikal

RUMAH SEHAT & PENINGKATAN KUALITAS RUMAH TIDAK LAYAK HUNI

30


3

Perawatan

Perawatan terhadap bangunan yang telah diperbaiki bertujuan agar umur pakai gedung (life time) dapat lebih lama

bahkan

dapat

melebihi

nilai

kelayakan yang diperhitungkan. Perawatan tahapan

bangunan yaitu

perawatan

mempunyai

perawatan

berkala,

rutin,

dan

perawatan

adalah

perawatan

insidentil.

1.

Perawatan Rutin Perawatan

rutin

yang dilakukan minimal setiap hari terutama terhadap komponen rumah yang digunakan setiap hari dan sudah diperbaiki seperti lantai rumah, KM/ WC, dapur. Komponen tersebut harus dijaga

kebersihannya

agar

tidak

kembali menjadi faktor penilaian tidak layak huni.

2.

Perawatan Berkala Perawatan berkala adalah perawatan yang dilakukan terhadap komponen rumah yang telah diperbaiki dalam jangka

waktu

tertentu

misalnya

1

minggu sekali atau 2 minggu sekali atau 1 bulan sekali atau 3 bulan sekali atau 6 bulan sekali atau 1 tahun sekali.

31

RUMAH SEHAT & PENINGKATAN KUALITAS RUMAH TIDAK LAYAK HUNI


Perawatan 1 minggu atau 2 minggu sekali dilakukan terhadap komponen jendela kaca, pembersihan bak mandi, perawatan kosen dan daun pintu KM/ WC,

pembersihan

saluran

buangan

dapur atau dari kamar mandi. Perawatan antara waktu 1 bulan atau 3 bulan sekali dilakukan terhadap engsel jendela dan engsel pintu, pembersihan lubang ventilasi, pengecekan terhadap penutup atap (genteng, seng, asbes dan lain-lain) terutama pada bagian kerpus atau bagian yang di semen. Perawatan

yang

dilakukan

antara

waktu 6 bulan atau 1 tahun sekali adalah keretakan pada dinding batu/ batako,

dinding

papan/

kayu

atau

dinding bambu. Perawatan dinding bata atau batako dilakukan dengan pengecatan begitu juga dengan dinding dari papan atau dinding

bambu

dapat

dilakukan

dengan pengecatan atau vernis. Kerusakan-kerusakan

kecil

harus

segera di perbaiki karena bila menunda akan

terjadi

penurunan

kualitas

bangunan.

RUMAH SEHAT & PENINGKATAN KUALITAS RUMAH TIDAK LAYAK HUNI

32


3.

Perawatan Insidentil Perawatan insidentil adalah perawatan yang dilakukan terhadap komponen bangunan

yang

terjadi

kerusakan

karena sesuatu hal, misalnya keretakan pada

bagian

pertemuan

atau

sambungan komponen lama dengan komponen

baru

atau

sambungan

konstruksi dari bahan bangunan yang berbeda.

Atau

kerusakan

bagian

pondasi karena ada penurunan tanah atau sedikit longsor. Kerusakan ini harus di perbaiki segera karena akan menimbulkan kerusakan yang lebih parah bila ditunda.

33

RUMAH SEHAT & PENINGKATAN KUALITAS RUMAH TIDAK LAYAK HUNI


SUMBER

REFERENSI

n.d. KEMENTERIAN

PEKERJAAN

UMUM

DAN

PERUMAHAN RAKYAT. 2016. Diklat Penyelenggaraan Rumah Swadaya, Modul 9: Peningkatan Kualitas Rumah Tidak Layak Huni. Bandung: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. —. 2016. Panduan Pembangunan Perumahan dan Permukiman Perdesaan: Dasar-Dasar Rumah Sehat. Jakarta:

Kementerian

Pekerjaan

Umum

dan

Perumahan Rakyat.

Konten buku dan ilustrasi bersumber dari referensi di atas dan arsip penulis

Tim KKN-PPM UGM Tegalrejo 2021 Periode II – JT019


KKN-PPM UGM TEGALREJO 2021


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.