Edisi 05/Tahun VI/APRIL 2010
Bukti Janji UMKM
Halaman
WAWANCARA
10 Perlu Komitmen Giatkan BLK
Dalam tatanan pengembangan industri Propinsi Jawa Barat, Kabupaten Tasikmalaya tidak termasuk kategori wilayah yang dikembangkan sebagai kawasan industri manufaktur.
Halaman
Foto : Taofiq Rauf / Yudi Syahrial
KIBAR DAERAH
4
Balai Latihan Kerja (BLK) selama ini dirancang untuk menjadi kawah “candradimuka� calon pekerja siap pakai. Namun sayangnya perhatian atas pengelolaan BLK ini cenderung tidak sama di setiap daerah.
Dirjen Pembinaan, Pelatihan dan Produktivitas Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Masri Hasyar
KELOLA KETENAGAKERJAAN SECARA TERPADU
Katakan
P
ersoalan ketenagakerjaan di tanah air cukup beragam. Mulai dari masih adanya penganggur, kesejahteraan buruh, peningkatan kualitas tenaga kerja, hingga perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri. Data Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat menunjukkan bahwa angka pengangguran di Indonesia masih relatif tinggi yaitu 9,26 juta jiwa atau sebesar 8,14 persen. Meskipun demikian jumlah pengangguran tersebut termasuk rendah dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Jelas, peran pemerintah sangat strategis dalam pengurangan jumlah penganggur serta mendorong penyelesaian beragam persoalan dalam dunia ketenagakerjaan pada umumnya, begitu pernah disampaikan oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar. Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi mengakui telah berupaya mengelola potensi ketenagakerjaan dan mengembangkan kualitas tenaga kerja Indonesia, baik di dalam maupun di luar negeri. "Semua diarahkan untuk peningkatan pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran baik untuk individu maupun masyarakat dengan berbagai program. Misalnya saja, transmigrasi yang dirancang sebagai salah satu jalur penyerapan tenaga kerja dan penataan pendudukan," jelas Muhaimin Iskandar. Sejak digagas, transmigrasi terbukti menjadi salah satu alternatif pembangunan yang mempertimbangkan kawasan serta potensi lokal. Terlebih sekarang kebijakan transmigrasi dirancang sebagai kebijakan yang lebih komprehensif. Sebut saja pengembangan Kawasan Terpadu Mandiri (KTM) yang memadukan pengembangan wilayah transmigrasi dengan desa
atau kota asli yang telah ada sebelum kawasan transmigrasi dibuka. Bahkan lebih dari itu, upaya mempersiapkan sumber daya manusia, dan pertumbuhan yang produktif juga dilakukan dengan penyediaan fasilitas pendidikan, kesehatan dan akses pasar bagi produksi pertanian. Tingkatkan Kualitas Seiring kebijakan penguatan industri dalam negeri, selain terus membuka peluang investasi yang diharapkan meningkatkan peluang lapangan kerja dalam negeri, pemerintah juga mengembangkan kebijakan kewirausahaan. "Peningkatan kualitas tenaga kerja juga menjadi perhatian pemerintah. Ada 11 Balai Latihan Kerja yang ditangani pusat langsung, ada yang ditangani daerah sekitar 208. Ini terus kita revitalisasi. Kita jadikan kesatuan dalam sistem pendidikan nasional menjadi sarana antara dari hubungan pendidikan dan pasar kerja," jelas Dirjen Pembinaan, Pelatihan dan Produktivitas Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Masri Hasyar. Melalui pengembangan wirausaha, Kementerian Nakertrans berupaya mendorong agar lulusan pendidikan tinggi bisa mendukung penciptaan kesempatan kerja. Hal itu dilakukan mengembangkan sertifikasi kompetensi tenaga kerja dan mengembangkan kurikulum pendidikan kewirausahaan. “Tanpa perubahan paradigma pendidikan, maka dipastikan jumlah pengangguran dari golongan pendidikan tinggi akan terus bertambah, bahkan hingga Februari 2009 jumlah pengangguran lulusan seluruh universitas mencapai lebih dari 600.000 orang. Ini
"TIDAK"
pada
Narkoba
yang kita coba kurangi,� tegas Menakertrans. Kerjasama Secara umum, kebijakan sektor ketenagakerjaan Kabinet Indonesia Bersatu II diarahkan untuk membuka lapangan kerja dan menyediakan pasar tenaga kerja yang fleksibel serta hubungan industri yang kondusif. Tentu, semua itu tidak bisa dilakukan oleh pemerintah sendiri. Perlu kerjasama lintas kementerian, program bahkan lintas sektor dan pelibatan seluruh stakeholders bidang ketenagakerjaan. Pengembangan program transmigrasi di berbagai daerah, misalnya, agar menjadi lebih komprehensif sebagai bangunan ekonomi baru menurut Muhaimin Iskandar membutuhkan kerja sama untuk menyambungkan pusat pertumbuhan-pertumbuhan yang selama ini terpisah, misalnya dengan pembangunan jalan, penyediaan infrastruktur pendidikan, kesehatan dan listrik sebagai salah satu alat utama produksi. Upaya penyelesaian masalah ketenagakerjaan yang bersifat nasional baik di tingkat pusat maupun daerah memang masih membutuhkan kerja keras dan kersama yang baik antar pihak. Baik melalui pendekatan top-down yaitu pembangunan tenagak kerja yang direncanakan dengan memperhatikan prioritas nasional dan diikuti partisipasi daerah. Ataupun, pendekatan bottom-up melalui penetapan kompetensi inti unggulan daerah agar tercipta peluang kerja lokal yang bisa diisi tenaga kerja yang kompeten. Semua akan bermuara pada upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pada akhirnya mengurangi tingkat kemiskinan dan pengangguran di Indonesia. (m)