6 minute read

Pameran Foto Asmaraloka: Menginspirasi

lewat Dunia Cinta Kasih

Dewan Kesenian Malang menjadi saksi dari pameran foto Asmaraloka yang digelar oleh Himpunan Mahasiswa Penggemar Fotografi (Himafo). Acara ini digelar selama tiga hari, sejak tanggal 24 hingga 26 Februari 2023. Pameran foto Asmaraloka dihadiri oleh ratusan pengunjung dari berbagai kalangan, baik mahasiswa maupun masyarakat umum.

Advertisement

Pameran foto Asmaraloka merupakan hasil eksekusi dari materimateri yang didapat oleh anggota Himafo angkatan 39 saat menjalani diklat. Pameran ini diikuti oleh 23 pengkarya dengan 46 karya foto. Pameran Foto Asmaraloka tak hanya menampilkan karya-karya indah dari para pengkarya, tetapi juga diramaikan oleh musikalisasi puisi oleh Teater Hampa, penampilan dance oleh Subversif, dan live music oleh OPUS. Rangkaian acara tersebut membuat pengunjung semakin menikmati dan terpesona dengan karya-karya yang dipamerkan.

Tema yang diangkat pada pameran foto Asmaraloka ini adalah dunia cinta kasih, dunia yang dicintai oleh pengkarya. “Tema ini kami (anggota Himafo) pilih bersama, dengan tujuan memberi kesempatan pada semua pengkarya dan penikmat karya untuk mengeksplorasi apa itu cinta kasih dari sudut pandang masingmasing. Misalnya, ada orang yang suka banget sama kucing, boleh tuh dia foto kucing dari perspektif dia,” tutur Rendy Tegar, Ketua Pelaksana Pameran Asmaraloka. Ia juga bercerita mengenai salah satu pengkarya yang memotret kucing sebagai wujud Asmaraloka.

“Asmaraloka ini menurutku bahasanya unik, sih, aku baru dengar kata tersebut dan ternyata artinya sangat menyentuh. Para pengunjung juga dikasih tau arti-arti tiap karya sama pemilik fotonya, jadi banyak banget pesan yang bisa kuambil,” ujar Vini, salah satu pengunjung pameran.

Pameran ini juga mengundang beberapa UKM fotografi seJawa Timur untuk ikut hanyut dalam dunia Asmaraloka. Para pengunjung diberikan kebebasan untuk bertanya hingga memberikan kritik dan saran pada pengkarya. Hal ini memberikan kesempatan bagi pengkarya untuk berkembang dan memperbaiki karya mereka ke depannya.

“Anggota-anggota ini beragam, ada yang sudah berpengalaman banget atau bahkan nggak tau apa-apa di dunia fotografi. Tapi, kami gabung Himafo ini sudah sepakat kalau kami bakal belajar bareng. Bahkan aku nggak punya kamera, tapi aku ya berusaha belajar sambil pinjam kamera UKM,” ungkap Rendy Tegar, selain Ketua Pelaksana, ia juga menjadi pengkarya yang berhasil memamerkan karyanya dengan judul Antara Harta dan Cinta.

Total pengunjung pameran foto Asmaraloka kurang lebih mencapai 600 orang selama tiga hari acara berlangsung. Pameran ini sukses memberikan pengalaman seni yang mendalam bagi para pengunjung dan membawa tema yang kaya akan makna untuk dieksplorasi. Pameran ini diharapkan dapat menjadi sebuah ajang untuk mengapresiasi seni fotografi dan menunjukkan bakat anggota Himafo dalam bidang fotografi. Trustha

PSTM Gemparkan UM di Hari Tari Nasional

Berpuncak di Amphitheater, Program Studi Pendidikan Seni Tari dan Musik (PSTM) kembali gemparkan Universitas Negeri Malang (UM) melalui rangkaian pertunjukan tari pada Selasa (2/5). Acara peringatan Hari Tari sedunia ini sengaja digelar pada tanggal tersebut sekaligus sebagai kegiatan lanjutan dari perayaan Hari Pendidikan nasional yang diadakan di Stadion Cakrawala. Mengusung tema “Yang Lama Ditemukan Kembali”, kegiatan ini menjadi gambaran tekad sivitas akademika PSTM untuk mentransformasikan nilai-nilai lokal dari masa lalu ke dalam lingkungan pendidikan.

“Dengan hadirnya seni tari di lingkungan pendidikan, diharapkan dapat mentransformasikan nilai-nilai lokal menjadi pembentuk karakter bangsa yang mampu beradaptasi di tengah gelombang kemajuan teknologi dan media sosial. Hadirnya acara ini juga dimaksudkan sebagai tonggak untuk membangun peradaban dunia pendidikan seni di Indonesia, ‘dari lokal menuju global’,” terang Ketua Laboratorium Departemen Seni dan Desain, Dr. Tri Wahyuningtyas, S.Pd., M.Si. dalam sesi wawancara bersama kru Majalah Komunikasi UM.

Acara tahunan kali ini dihadirkan dengan konsep arak-arakan bertajuk “Satu Hari Pesta” melewati enam titik pertunjukan, yaitu depan Gedung Graha Cakrawala, Fakultas Sastra, depan Museum Pendidikan UM, depan Rektorat Lama, Perpustakaan, dan berakhir di Amphitheater. Titik akhir arak-arakan sendiri merupakan acara puncak perayaan.

“Untuk tarian yang terangkai di setiap titik adalah bagian dari kreativitas mahasiswa yang terolah dalam karya-karya mereka. Ada 6 karya hasil mata kuliah koreografi dan beberapa repertoar dari daerah yang juga sudah dipelajari oleh mahasiswa di mata kuliah praktik menari,” jelas Dr. Tri Wahyuningtyas, S.Pd., M.Si.

Adapun di lokasi puncak acara, Amphitheater, tarian yang disajikan tidak hanya dari mahasiswa saja, tetapi juga beberapa tarian disajikan oleh alumni, sanggar, komunitas di Malang, hingga Dr. Tri Wahyuningtyas, S.Pd., M.Si. sendiri juga turut menampilkan sebuah tarian di sela-sela acara.

“Penampilannya sendiri dari angkatan 2020, 2021, 2022, dan beberapa persembahan dari alumni angkatan 2000, 2007, 2010, 2018. Untuk penampilan dari luarnya ada dari Sanggar Aji Gumelar Malang dan Komunitas Maruto Art Creation Malang,” tuturnya

Tidak hanya sebagai perayaan Hari Tari semata, acara ini juga sekaligus menjadi ajang pengenalan tari dari seluruh nusantara. Beberapa penampil yang berpartisipasi dalam puncak perayaan tersebut antara lain wisata dari Aji Gantar Gumelar, solah wetan, ngenam copil, prahara jagad semeru, denial (dinayel), kentong gilo, praja paramita, nyai dadak purwo, tari sonteng, dan masih banyak lagi.

“Kami mencoba mempersembahkan tari gabungan dari beberapa daerah di nusantara, seperti Banyuwangi, Jawa Barat, Sumatra, hingga Bali. Kekuatan budaya tiap daerah ini kemudian kami kemas menjadi persatuan nusantara dan nusantara yang begitu indah,” ungkap Dr. Tri Wahyuningtyas, S.Pd., M.Si.

Acara ini mendapat antusiasme yang tinggi terutama dari kalangan mahasiswa. Terdapat puluhan bahkan ratusan mahasiswa yang terlihat memadati Amphitheater sore hari itu. Tidak hanya dari kalangan mahasiswa saja, Rektor UM, Prof. Dr. Hariyono, M.Pd. beserta jajaran wakil rektor, para direktur, beberapa pimpinan fakultas dan departemen juga turut meramaikan puncak acara.

“Yang menjadi bagian spesial dalam perayaan hari tari tahun ini selain dihadiri oleh beberapa petinggi universitas tentunya adalah tempat yang kami gunakan, yaitu Amphitheater. Sebuah kehormatan bagi kami diberi kesempatan pertama untuk bisa memanfaatkan ruang terbuka tersebut. Harapan kami dukungan dari pimpinan akan memberikan penguatan bagi PSTM untuk maju lebih baik dengan segala prestasi dan inovasi di bidang seni pertunjukan. Kami juga berharap dengan adanya ruang baru ini dapat menjadi ruang kreatif bagi mahasiswa, dosen, dan sivitas akademika UM dalam pengembangan dan pelestarian seni budaya di Malang,” jelas Dr. Tri Wahyuningtyas, S.Pd., M.Si.

Beliau juga menjelaskan suksesnya acara ini menjadi tonggak PSTM untuk menjadi lebih unggul lagi ke depannya, mampu bersaing di kancah nasional maupun internasional dengan berbagai aktivitas, baik dari mahasiswa maupun dosen. Sesuai dengan tema tahun ini “Yang Lama Ditemukan Kembali”, tidak menutup kemungkinan mereka akan lebih unggul dari lokal menuju global.

Kru Majalah Komunikasi UM juga sempat menanyakan pendapat salah satu mahasiswa yang tengah menyaksikan gelaran tersebut. Baginya, acara ini tidak hanya menarik untuk ditonton, tetapi juga banyak sekali pelajaran budaya di dalamnya. “Keren, bagi saya mungkin ini pertama kalinya menonton acara pertunjukan seperti ini di kampus. Tidak hanya menarik saya juga jadi tau tarian-tarian dari berbagai daerah,” ungkap Rendi, salah satu mahasiswa yang menyaksikan gelaran sore itu. Ismail

Viska, Mahasiswa Terinspiratif Fakultas MIPA

UM: Growth Is Growth No Matter How Small

Pertumbuhan adalah proses perkembangan yang terjadi dalam kehidupan manusia dalam hal secara fisiologis akibat adanya kematangan dan pengalaman menuju ke arah yang lebih baik. Dan setiap individu melalui hal tersebut. Makna kalimat inilah yang membuat Viska Rinata remaja asal Trenggalek berhasil meraih penghargaan sebagai Mahasiswa Terinspiratif UM 2023.

Viska Rinata lahir di kota dengan julukan Kota Gaplek yaitu Trenggalek, 12 April

2002. Riwayat Pendidikan dari Viska Rinata ialah ia menempuh Pendidikan di SD Pule, SMPN 1 Pule, dan SMAN 1 Pule. Viska saat ini merupakan seorang mahasiswi Universitas Negeri Malang yang mengambil salah satu program studi di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Berbagai prestasi telah ia raih dengan mengikuti beberapa jenis lomba diantaranya menjadi Second Prize Greenwave Environmental Care Competition 2023, Medalis Perunggu PIMNAS dan masih banyak lagi. Dari beberapa penghargaan yang diraihnya ini sudah layaklah Viska dinobatkan sebagai Mahasiswa Terinspiratif UM 2023 karena dengan berbagai bekal kemampuan, keahlian dan pengalaman yang dimiliki tentunya ia bisa menjalankan amanat sesuai dengan penghargaan yang diraihnya.

Proses panjang telah dilewati oleh Viska dalam keikutsertaanya mengikuti serangkaian kegiatan Mawapres 2023 mulai dari pendaftaran, mengikuti seleksi tes tulis berupa tes tulis Bahasa Inggris dan tes lisan Bahasa Inggris, KTI, tes wawasan kebangsaan, tes kepribadian dan capaian unggulan yang sudah didapatkan, serta mengikuti grand final.

Menjadi seorang Mawapres bukanlah hal yang mudah, banyak sekali tantangan dan hambatan yang perlu dilalui untuk bisa meraih sebuah penghargaan. Begitupun dengan Viska, tantangan yang dihadapi adalah ia harus bertanggung jawab atas title yang diraihnya yakni sebagai

Mawapres Terinspiratif. Viska membagikan tips untuk menghadapi tantangan tersebut, menurutnya cara yang dapat dilakukan dengan cara tetap menjadi diri sendiri dan otentik. Karena dengan menjadi diri sendiri dapat memperlihatkan bagaimana kualitas dan keunggulan kita yang akan tetap menjadi keunggulan yang kita sendiri hingga nanti.

Ada sebuah motto hidup yang selalu Viska pegang hingga saat ini “ Growth Is Growth No Matter How Small.” Motto tersebut menjadi motivasi bagi Viska untuk tetap dan terus tumbuh baik dimanapun dan kapanpun itu, meskipun tumbuh dalam hal yang terbilang kecil. Namun, dari kecilnya suatu kejadian atau ilmu yang didapat terdapat pengalaman yang sangat berharga di dalamnya yang perlu dijadikan motivasi untuk tetap tumbuh di lingkungan manapun.

Sedikit pesan dari Viska Rinata sebagai Mawapres Terinspiratif untuk mahasiswa UM. “Tingkat tertinggi prestasi adalah menghargai diri sendiri dan bersyukur atas hal-hal yang tidak bisa dikendalikan

This article is from: