Elya Sukmawati, MAN Model Banda Aceh, Pemilihan Duta Demokrasi, Sayembara Menulis Artikel Demokrasi,

Page 1

Artikel 23 “KESEJAHTERAAN PRIBUMI HAMPARAN TEKAD SUCI TANAH KHATULISTIWA� Elya Sukmawati MAN Model Banda Aceh

Kehidupan adalah suatu hamparan kelabu yang memiliki arti tersendiri dalam mengarunginya dengan perahu cabik kebahagian dan kesedihan, begitu pula dengan keinginan setiap insan dalam mempelajari kepastian hidup ini dan putaran roda dimensi di setiap jangkauannya Apabila kehidupan itu dijalankan dengan penuh keharmonisan maka pasti kebahagian yang akan menjadi panduan batin baginya, begitupun kehidupan yang dijalankan dengan penuh kesengsaraan maka pasti kesedihan yang akan menertawakannya. Dalam sejarah setiap negara memiliki suatu panduan buku suci bagi kelangsungan kepribadian dan kebatinan bagi negara itu sendiri, alangkah bahagianya negara mempunyai panduan yang sangat terpuji. Tetapi bagaimanapun kepribadian yang menjadi pondasi utama dalam pelaksanaan perintah buku sucinya karena itu merupakan suatu hal yang penting baginya.Selangkah demi selangkah kaki kecil ini menumpukan pada suatu papan yang menjadi dasar suatu tujuan, begitu juga yang terjadi pada bumi Khatulistiwa yang memiliki kekayaan keragaman yang menjadi ciri khasnya tersendiri dalam mempertahankan dasar pedomannya dalam negeri. Apa itu pedoman, apa itu satu tujuan? pertanyaan itu sering terlintaskan dalam kesepian dan khayalan, demi keinginan dan tekad yang kuat mereka dengan gagah perkasa mencari tahu akan kepastiannya. Dalam sejarah perjuangan masyarakat pribumi, keanekaragaman budaya Demokrasi telah lahir dari peti tujuan dan telah tumbuh mengalami berbagai dinamika keruangan seiring dengan perkembangan zaman. Perlu diketahui bahwa sebelum masyarakat pribumi mencapai tujuan yang telah ditunggu-tunggu kelahirannya dalam buku pedoman suci, mereka telah mempraktikkan budaya demokrasi. Hal ini dapat ditunjukkan dengan lahirnya berbagai perkumpulan dan perserikatan, seperti Budi Utomo, Perhimpunan Serikat Dagang, Perkumpulan Pelajar serta berbagai organisasi sosial keagamaan lainnya yang memiliki ikatan kuat dalam terciptanya demokrasi yang sesuai dengan keinginan dan tujuan bagi negara pribumi yang sejati. Budaya indah banyak diminati bagi masyarakat yang memiliki rasa nasionalisme dan patriotisme dan telah mendarah daging dalam setiap raganya, bahkan menjadi senjata ampuh dalam mencapai satu tujuan, begitupun dengan negara kita Indonesia yang terletak di garis Khatulistiwa. Budaya demokrasi dilaksanakan semenjak suatu masa menjadi bagian dari strategi perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaan. para tokoh berbagai gerakan itu sadar bahwa perjuangan masyarakat pribumi untuk mencapai cita-cita kemerdekaan lebih efektif melalui gerakan-gerakan budaya demokrasi daripada melalui senjata yang didasarkan atas jiwa yang keras dan emosi. Salah satu 72


produk monumental budaya demokrasi sebelum kemerdekaan adalah tercetusnya sumpah pemuda 1928, dan ketetapan MPR RI No. IV/MPR/2001 tentang pengangkatan Wakil Presiden RI. Untuk menyelenggarakan pemerintahan, pasangan ini membentuk Kabinet Gotong Royong, pelaksanaan demokrasi sangat penting pada masa ini adalah adanya amandemen terhadap UUD 1945, yang dimaksudkan untuk mengubah dan memperbaharui konstitusi negara agar sesuai dengan prinsip-prinsip negara demokrasi. Proses amandemen terhadap UUD 1945 dilakukan sebanyak 4 kali, diantaranya yang dilaksanakan pada tahun 1999 (amandemen 1), 2000 (amandemen II), 2001 (amandemen III) dan 2002 (amandemen IV). Indonesia merupakan negara yang mengharapkan kemakmuran untuk menjadi negara yang disegani dan dihormati dikalangan Internasional karena hal tersebut menjadi impian suci yang diharapkan oleh negara Indonesia dan termasuk negara-nagara lain di dunia. Kesejahteraan menjadi tongkat estafet yang harus dijaga dan diwujudkan dengan pelaksanaan demokrasi yang konsisten karena tongkat tersebut harus sampai di tangan setiap masyarakat dalam negaranya. Budaya demokrasi harus ditetapkan dalam setiap lingkungan yang mempengaruhi kelangsungan kehidupan masyarakatnya yaitu dari ruang lingkup terkecil hingga terbesar. Agar demokrasi yang dijalankan dalam suatu negara berjalan dengan baik, maka hak dan kewajiban warga negara harus dilindungi karena kebahagian rakyat menjadi cita-cita luhur setiap negara di dunia.’’ setiap pohon pasti akan tumbuh tinggi menjulang ke langit’’, hal ini yang ingin dicapai oleh setiap negara, maknanya adalah bahwa negara pasti ingin berkedudukan yang terhormat dan diakui oleh dunia karena menjadi suatu keharusan dalam negara di mata Internasional. Budaya demokrasi dapat diterapkan di lingkungan keluarga dengan pelaksanaan demokrasi yang tidak terpaku pada saat musyawarah untuk mengambil suatu keputusan saja, melainkan juga dapat dikembangkan dengan membiasakan diri berperilaku yang baik. Cara yang sangat efektif adalah melaksanakan pembagian tugas rumah secara adil sesuai tanggung jawabnya. Kepedulian masyarakat terhadap negara harus ditingkatkan dengan kepribadian yang kuat terutama para generasi muda yang menjadi pemimpin dimasa depan untuk kepentingan negara. Karena tekad suci yang menjadi sumber kebahagian bagi masyarakat pribumi harus ditingkatkan. Pendidikan di Indonesia sering kali mengalami perubahan seperti penetapan kurikulum 2013 yang banyak memiliki kelebihan dalam proses pembelajarannya yang menitikberatkan pada kemandirian dan berkarakter. Perlu diketahui bahwa kenyamanan dan kebahagian suatu negara tidak jatuh dari langit tetapi kedua unsur tersebut harus melalui proses yang bertahap demi tercapainya tujuan yang hakiki.Bagaimana juga jika negara tercinta kita harus dipimpin oleh orang-orang yang tidak memiliki karakter yang baik dan sangat menentukan untuk memakmurkan suatu negara. Jika suatu negara dipimpin oleh seorang penguasa yang semena-mena terhadap ketenteraman rakyatnya maka dipastikan negara dan rakyat itu tidak 73


akan pernah merasakan kenyamanan dalam kehidupan berbangsa. Alangkah lebih menyedihkan jika pemimpin lebih mementingkan kehidupan pribadinya daripada hak asasi rakyatnya.Padahal majunya suatu negara dipengaruhi oleh pemimpin juga rasa kebangsaan dari setiap rakyatnya. Dalam agama kita telah diterangkan mengenai ketenterteraman dalam kehidupan berbangsa, Rasulullah telah memberikan teladan bagi umatnya mengenai tata cara kehidupan dalam bernegara. Pada zaman dahulu Rasulullah telah memberi teladan untuk mengambil suatu keputusan dalam menyelesaikan suatu masalah yang dihadapi dalam kondisi tertentu. Dalam pemutusan masalah tersebut beliau lebih menitikberatkan terhadap sikap bermusyawarah karena dengan adanya musyawarah maka setiap orang dapat memberikan argumentasi mereka sesuai dengan pemikiran mereka masing-masing sehingga setiap orang dapat berpatisipas dalam menyelesaikan masalah tersebut. Dari hal ini jelas terlihat bahwa dengan adanya Demokrasi maka setiap rakyat dapat berpatisipasi dalam pelaksanaan ketentuan dalam negaranya. Rasa partisipasi tersebut dapat diwujudkan secara langsung ataupun tidak langsung hal ini sesuai dengan kebijakan pemerintahan pusat atau daerah. Semua hal tersebut diatas dapat diwujudkan oleh setiap masyarakat apabila mereka memiliki rasa nasionalisme dan patriotisme yang mendarah daging dalam setiap jiwa raga masyarakatnya. Tanpa kedua rasa tersebut maka demokrasipun tidak akan berjalan secara baik karena faktor utamapun tidak terpenuhi. Maka dari itu kita sebagai warga negara yang baik harus menanamkan rasa nasionalisme dan patriotisme sejak usia dini karena jika rasa tersebut telah tertanam sejak dini maka untuk masa kedepannya kita akan lebih mudah dalam menjalani kewajiban kita sebagai warga negara yang baik. Perlu kita ketahui sikap warga negara yang baik harus diajarkan dari tingkat terendah sampai ketingkat yang lebih tinggi, maknanya adalah memberi informasi-informasi mengenai kewajiban dan hak seorang warga negara agar mereka dapat mengetahui peran masing-masing dalam negaranya. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya, begitu juga dengan negara kita Indonesia yang banyak memiliki sejarah-sejarah nasional yang harus diketahui oleh setiap warganya. Pada zaman dahulu para pahlawan kita telah bersusah payah dalam memperjuangkan kemerdekaan negara sehingga hasilnya dapat kita rasakan sekarang ini dari hasil tumpah darah mereka. Sudah semestinya bagi kita untuk menghargai semua hasil jerih payah mereka dan mewujudkannya dengan menghargai dan mempelajari sejarah kebangsaan kita guna sebagai bekal pengetahuan kita akan bangsa. Disaat kita mengetahui semua itu maka keharusan bagi kita adalah menetapkan apresiasi dalam mewujudkan demokrasi yang kondusif dan efektif dalam negara. “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah, Bangsa yang aman adalah bangsa yang menghargai hak asasi rakyatnya dan pemimpin yang baik adalah pemimpin yang demokratis�. Kalimat tersebut harus kita jadikan sebagai kalimat penyemangat jiwa kita dalam mewujudkan demokrasi yang baik di bumi Indonesia yang kita cintai ini. 74


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.