Artikel 14 “DEMOKRASI ADALAH MENGHARGAI SATU SAMA LAIN” Alifya Nazra SMAN 1 Banda Aceh
“Demokrasi adalah sistem pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat.” - Abraham Lincoln
AbrahamLincoln memunculkan satu paradigma tentang demokrasi yang dikenal oleh masyarakat dari berbagai kalangan karena singkat, jelas, namun memiliki makna yang luas. Salah satu bagian dari makna luas tersebut yang dapat diambil adalah rakyat menentukan jalannya kehidupan dalam bernegara lewat wakil rakyat (demokrasi perwakilan), maupun rakyat sendiri (demokrasi langsung). Demokrasi dicatat oleh sejarah. Kata demokrasi berasal dari bahasa Yunani, ‘demokratia’ yang berarti kekuasaan rakyat dan muncul dari pemikirian filsuf Yunani kuno di kota Athena. Yunani merupakan negara demokrasi pertama yang di pimpin oleh Cleisthenes pada tahun 508-507 SM. Sementara demokrasi modern pertama kali dikenal di Korsika pada tahun 1755 dan tidak jauh dari Revolusi Perancis. Konstitusi Korsika menerapkan prinsip-prinsip pencerahan dan mulai mengizinkan hak suara wanita. Negara lain baru memberikan hak ini pada abad ke-20. Tahun 2010, PBB menetapkan 15 September sebagai Hari Demokrasi Internasional. Pada dasarnya demokrasi merupakan aturan orang. Di dalam sistem politik demokratis rakyat memiliki hak dalam mengatur pemerintahan, tetapi keputusan yang diambil tetap pada suara terbanyak. Demokrasi berarti pengaturan kekuasaan secara beradab dan memiliki etika. Dalam berdemokrasi kita harus ikut berperan karena kita bebas berpendapat, berbicara tentang apa yang kita butuhkan atau setidaknya mendengarkan, sebagai bentuk menghargai pendapat orang lain. Namun,banyak generasi jaman sekarang yang salah mengartikan demokrasi yang sebenarnya, termasuk di Indonesia. Seringkali rakyat (khususnya anak muda) memandang demokrasi sebagai sesuatu yang ribut dan berantakan seperti demo, pemblokiran jalan, dan bentuk lain dari arak-arakan yang mengungkapkan rasa protes terhadap wakil rakyat atau atasan mereka. Tentu saja tidak banyak yang tahu kebenaran dibalik bentuk-bentuk protes tersebut. Kita tidak tahu pemerintah yang tidak mau mendengarkan atau rakyat yang terlalu bersikeras memaksakan kehendak mereka. Melalui demokrasi perwakilan, rakyat berhak mengeluh dan membicarakan permasalahan yang mereka alami pada wakil rakyat. Bukan berarti setelah memberikan catatan keluh-kesah mereka, rakyat akan lepas tangan. Pemerintah memang harus mendengarkan semua aspirasi masyarakatnya, tetapi tidak dapat melakukan perubahan itu sendiri.Mereka juga membutuhkan rakyat untuk melaksanakan aspirasi yang disampaikan agar sesuai dengan kebutuhan rakyat. Mendengarkan dan didengarkan sangat dibutuhkan dalam demokrasi. 46
Bicara soal mendengarkan, mari lihat lebih luas di lingkungan sekitar kita. Memang masih banyak di lingkungan kita yang pendapatnya sering tidak didengarkan, khususnya di lingkungan sekolah. Hal itu yang membuat mereka lebih memilih untuk diam, bahkan berhenti untuk berpikir sehingga membuat kreatifitas mereka terbatas karena mereka merasa selalu berada di zona aman. Mungkin ini disebabkan oleh orang-orang yang terus berbicara tanpa memberikan kesempatan pada yang lain untuk memberikan pendapat. Jadi, prinsip yang paling jelas dan harus diterapkan adalah menghargai satu sama lain. Kita sebagai rakyat Indonesia harusnya mengerti tentang makna demokrasi yang sebenarnya lebih dalam. Hal kecil yang dapat kita lakukan adalah mengerti bahwa hak kita sebagai warga negara sama, kita bebas beraspirasi di depan publik dengan memperhatikan kalau yang kita sampaikan tersebut mewakili orang-orang di sekitar kita, tidak bersifat menyinggungdan juga tidak bersifat memaksa.
Rencana Tindak Lanjut Memperkenalkan dan Menjalankan Demokrasi di Lingkungan Sekolah Saya pernah mendengar amanat kepala sekolah saat upacara bendera hari senin, “bahwa semua siswa, semua guru, semua warga sekolah ini berhak untuk menyampaikan aspirasi mereka kapan saja, bahkan hari setiap hari senin. Mereka berhak berdiri di depan seperti saya sekarang ini dan menyampaikan segala keluhan dan harapan-harapan.� Saya kira itu patut ditiru, untuk siapa saja yang mewakili rakyat-rkyat kecilnya. Mungkin itu cara terbaik untuk memperkenalkan dan menjalankan demokrasi di lingkungan kita yang paling sederhana. Hal sederhana lain yang dapat dilakukan dengan membiasakan budaya berdemokrasi. Ini sejalan dengan konsep belajar yang diterapkan pemerintah, yaitu dengan mengubah paradigma pikir dari didengarkan menjadi mendengarkan. Dengan demikian, setiap orang (khususnya siswa) harus membuka diri untuk selalu menerima aspirasi teman sejawatnya dalam melakukan revolusi apapun guna tercipta demokrasi yang baik, seperti yang telah diungkapkan oleh Abraham Lincoln "Demokrasi adalah sistem pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat.�
47