16 minute read
Mediasi UKDW dengan SMA Tarakanita Magelang
Beberapa waktu yang lalu, warga Kristen Duta Wacana (UKDW) dihebohkan dengan sebuah Universitas Yogyakarta unggahan video paduan suara guru-guru yang menyanyikan lagu Mars SMA Tarakanita Magelang di kanal YouTube resmi mereka. Pasalnya lirik dan notasi lagu oleh SMA Tarakanita Magelang yang Teologi) bersama dengan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Bioteknologi (BEMF sebagai Bahan Pembuatan Masker dengan Penelitian masker pertamanya dilakukan
1. Embrace the unfamiliar and navigate the uncertainty
Advertisement
diunggah sangat mirip dengan Mars Duta Wacana gubahan (alm) Usadi Wiryatnaya. Menanggapi hal tersebut, Dr. phil. Lucia Dwi Krisnawati selaku Kepala Biro Kerjasama dan Relasi Publik (Biro 4) UKDW Yogyakarta segera menghubungi pihak SMA Tarakanita Magelang supaya kedua belah pihak dapat berdiskusi lebih lanjut membahas kemiripan kedua lagu.
Menyadari kemiripan lagu tersebut, pihak SMA Tarakanita Magelang yang diwakili Antonius Edi Purwono, S.Pd selaku Kepala Sekolah, Drs. Stephanus Sutrisno selaku Waka Kurikulum, Maria Dewi Sulistyorini selaku Waka Kesiswaan, dan Philippus Aditya Nugroho selaku Guru BK berkunjung ke UKDW Yogyakarta untuk have now. berdiskusi terkait hal tersebut. Bertempat di ruang seminar Pdt. Dr. Harun Hadiwijono UKDW Yogyakarta, utusan dari SMA Tarakanita Magelang disambut oleh Pdt. Dr. Handi Hadiwitanto selaku Wakil Rektor Bidang Pengembangan Kapasitas
SDM dan Jejaring (WR 4), Chintya Elisabeth Waney, S.H., M.H., selaku Wakil Kepala PSDM, dan Dr. phil. Lucia Dwi Krisnawati selaku Kepala Biro 4 beserta staf pada hari Rabu, 22 Juli 2020.
Pertemuan berlangsung dalam suasana kekeluargaan dan penuh kerendahan hati. Menyadari tidak adanya data pendukung yang jelas, pihak SMA Tarakanita Magelang mengakui tidak berhak mengklaim lagu tersebut. Kepala Sekolah SMA Tarakanita Magelang menjelaskan bahwa video tersebut diunggah dalam rangka promosi sekolah. "Saat itu kami tidak mengetahui jika lagu tersebut sama persis dengan Mars UKDW. Setelah mendapat konfirmasi dari pihak UKDW, kami langsung menarik video dari YouTube dan menggali data terkait lagu tersebut. Dari hasil pelacakan, kami tidak menemukan sumber yang jelas mengenai penulis lagu tersebut. Kami berfokus untuk meningkatkan kemampuan bakteri pathogen dengan sifatnya yang
2. Be familiar with virtual classroom
Nowadays having virtual classrooms is meminta maaf atas kejadian ini dan sepakat bahwa kami tidak berhak untuk mengakui lagu tersebut karena tidak menemukan bukti secara tertulis terkait pencipta lagu itu," tutur Antonius Edi Purwono, S.Pd. Pihak SMA Tarakanita Magelang memutuskan untuk tidak akan menggunakan lagu tersebut kembali dan mengakui pihak yang memiliki hak lagu tersebut adalah UKDW.
Sementara itu pihak UKDW Yogyakarta berjanji akan memberikan informasi dan narasi yang positif pada semua pihak termasuk alumni terkait keputusan ini dan tidak menekankan halhal yang tendensius serta stigmatis pada salah satu pihak. "Saat ini UKDW sedang dalam proses pengurusan hak cipta. SMA Tarakanita Magelang bersedia memberikan surat pernyataan jika diperlukan, untuk mencegah konflik dalam prosesnya. Kami berharap segenap warga UKDW dan SMA Tarakanita Magelang tetap menjalin kerja sama yang baik demi kepentingan Hadiwitanto. (mpk)
Penelitian Masker Ramah Lingkungan Raih Juara III
Mahasiswa Bioteknologi Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta berhasil meraih Juara III dalam acara Lomba Esai Tingkat Nasional Memperingati Hari Bumi 2020 yang diselenggarakan oleh Badan Ekekutif Mahasiswa Fakultas Teologi (BEMF Bioteknologi) Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta beberapa waktu yang lalu.
Penelitian berjudul "Cassava Waste Pulp Mikrofilter Berbasis Biopolimer yang Terdegradasi Menjadi Helianthus L" yang di lakukan oleh Lawrence Billy V. Dj. (Bioteknologi/2017) dengan tema Mitigasi Perubahan Iklim pada Juni lalu berhasil membawanya meraih juara. Menurut panitia, antusiasme peserta untuk mengikuti lomba esai yang diadakan secara online ini sangat tinggi. Hal ini terbukti dari banyaknya jumlah peserta yang mengirimkan esai, yakni 237 peserta yang berasal dari 41 perguruan tinggi negeri dan swasta dari seluruh Indonesia.
Bagi Lawrence Billy sendiri, ini bukan kali pertama ia melakukan penelitian tentang masker, dan bukan kali pertama juga penelitian tentang maskernya meraih juara di kancah nasional. bersama dengan Gabrielle Irene Mintarja dari Program Studi (Prodi) Kedokteran Angkatan 2018 pada tahun 2019 dan meraih Juara II dalam ajang Ling Art Essay Competition 2019 (LAEC 2019) di Universitas Negeri Semarang. Menurut Lawrence Billy ada dua perbedaan mendasar antara masker yang diteliti di tahun 2019 dan 2020. "Kalau masker yang di tahun 2019 itu lebih
filtrasinya baik itu terhadap partikulat ataupun logam berat, tetapi untuk masker yang baru ini lebih berfokus untuk membunuh virus ataupun pendidikan," pungkas Pdt. Dr. Handi
antiseptik," ungkapnya.
Lebih lanjut, Lawrence Billy menjelaskan bahwa masker ini dibuat lebih ramah lingkungan dengan menjadikan limbah onggok singkong (cassava waste pulp) sebagai bahan dasar. Keunggulan lainnya ialah sifat antiseptik yang dimiliki dengan penambahan ekstrak Jeruk Purut (Citrus hystrix) sehingga virus ataupun bakteri pathogen yang menempel di masker dapat mati seketika. Keunggulan yang terakhir ialah kemampuannya untuk terdegradasi menjadi Bunga Matahari (Helianthus annus L.). Keunggulan-keunggulan tersebut dikembangakan dengan memperhitungkan situasi dan kondisi pada masa pandemi ini.
Pandemi COVID-19 memaksa semua orang untuk selalu menggunakan masker. Durasi peggunaan masker yang hanya berkisar antara 4-6 jam saja berpotensi menimbulkan masalah besar bagi lingkungan di kemudian hari, yakni terjadinya penumpukan limbah masker. Di samping itu, Virus SARS-CoV-2 yang menjadi penyebab Pandemi Covid-19 masih bisa bertahan hidup di Polyethylene Terephthalate (PEP) selama lebih dari 6 jam sehingga masker yang dibuang sembarangan bisa menjadi media penularan virus. Hal ini lah yang mendasarinya membuat masker dipaparkan sebelumnya. (billy)
Pusat Pelatihan Bahasa
The New Normal for College Students (Part 1)
hen your daily activities now consist of W attending online classes, doing assignments, scrolling through social media, playing online games, and having messy sleeping hours, rest assured that you are not the only one and you have got some kindred spirits riding in the same bandwagon. It's getting on your nerves while you cannot do much as it has been the new daily patterns.
This COVID-19 pandemic has disrupted our life including the in-person education and student life and here are some thoughts and ideas that may help new students in preparing themselves to succeed in the "new normal".
There is no definite time or clue when this situation will end and we could have our normal life back. We still have to keep in mind that we are still fighting this pandemic and we need to practice health protocol by minimizing outdoor activities and only go out when we have to, like when we go grocery shopping or take our medicine from the drugstore. In short, what we are going to have next month when the new semester is going to start, is more or less the same thing with what we
No need to be panic! Let's start by taking little things into account and be a better version of yourself, e.g. declutter your closet, donate things you don't need anymore, talk to your family more often and do things together, check your goal and see where you are right now then set your planning to reach that goal, fix your sleeping patterns, be kind to yourself and have a regular me-time to keep your well-being. If you experience mood-swing, remember how you once dealt with it and that you have survived it like Kelly Clarkson's song titled "Stronger". "What doesn't kill you make you stronger" is my favorite part. Have faith and believe in yourself as you have your own coping mechanism which will help you drain out the negativity caused by this uncertain situation.
dengan segala keunggulan yang sudah inevitable. Familiarize yourself with it as some elements are completely different from the real classroom. You used to see your lecturers and classmates and could easily talk to them or discussed ideas together but now you mostly see your lecturers on the screen and only pictures or names of your classmates as they turn the camera off and in a mute mode. It felt less personal and sometimes irritating when you have a bad signal or unstable connection. However, it is still better to have an imperfect virtual class rather than not having the class due to the unfortunate circumstances. Be grateful for whatever you have right now and count your blessings. Thus, learn what platform is being used and do not
hesitate to contact your lecturer when you have problems or concerns. Teachers and lecturers around the globe are working at their best to ensure that the learning does not stop because of this pandemic.
3. Make connections
If you are expecting to feel the excitement in meeting new people and forging new friendships, in the New Normal you need to wait to meet your friend in person. Yet, you could still connect with your classmates outside the classroom virtually through social media, have the chance to know them better before you eventually meet them in person and hang out together. However, there is also a bright side that this situation benefits you as you can still be at home surrounded by your loved ones and not experiencing some homesickness. Nevertheless, making connections through social distancing will be the key to ensure a robust academic and social experience. (Asus)
Bentangkan Tangan Dan Rengkuh Hal Baru
Firman TUHAN: "Janganlah ingat-ingat halhal yang dahulu, dan janganlah perhatikan hal-hal yang dari zaman purbakala!
(Yesaya 43: 18)
Lihat, Aku hendak membuat sesuatu yang baru, yang sekarang sudah tumbuh, belumkah kamu mengetahuinya? Ya, Aku hendak membuat jalan di padang gurun dan sungai-sungai di padang belantara. (Yesaya 43: 19)
Warga UKDW yang terkasih, SALAM SORBUM!
Sejarah yang manis tentu saja tidak ingin kita lupakan begitu saja, karena setiap kali mengingatnya kita selalu merasa bahagia, senang dan bangga. Contoh misalnya lulus jenjang studi S1 dengan predikat 'cum laude', hari 'H' pernikahan dengan kekasih tercinta, kelahiran putri/putra pertama, mendapat beasiswa untuk studi S2 di kampus pilihan, lulus jenjang S2 atau S3 dengan tepat waktu dan hasil yang memuaskan, dan lain lain. Semua kenangan tadi tidak hanya manis untuk dikenang kembali namun juga memberikan semangat, harapan dan kekuatan baru di saat kita paling membutuhkannya. Kalau sejarah yang kita alami di masa lalu menyakitkan, maka segala cara akan kita tempuh agar bisa melupakannya.
Melihat ke belakang dan meneropong sejarah yang telah lalu juga menjadi strategi bagi sebagian orang untuk mengkritisi situasi sejarah masa kini yang ternyata tidak lebih baik dari sejarah yang telah lalu. Contoh misalnya saat pandemi COVID19 terjadi saat ini, banyak orang kemudian membandingkannya dengan situasi jaman presiden RI kedua yang saat ini dianggapnya bersih dari pagebluk apapun. Terlepas dari itu benar atau tidak, kita lihat bagaimana pandemi COVID19 ini benar-benar menggoncangkan kehidupan banyak lapisan masyarakat Indonesia dan masyarakat internasional. Perekonomian rakyat juga ikut terimbas oleh kelesuan ekonomi global dan nasional. Seakan-akan sulit untuk menemukan visi dan semangat baru di tengah kelesuan global ini.
Siraman rohani kali ini bertujuan untuk mendorong masing-masing pribadi kita untuk menemukan visi baru dan semangat baru dalam menghadapi pandemi ini. Klise memang kedengarannya, namun menurut pandangan saya inilah salah satu penyebab kita sulit untuk moveon dari segala bentuk kenyamanan di masa-masa sebelum pandemi. Sebenarnya hal ini adalah keengganan kita untuk menemukan visi dan semangat baru di masa pandemi ini. Tapi belum terlambat kok, mari kita cari inspirasi dari cuplikan ayat Alkitab hari ini.
Warga UKDW yang terkasih,
Cuplikan ayat Alkitab hari ini diyakini merupakan tulisan Nabi Yesaya yang dialamatkan pada bangsa Israel yang kala itu juga sedang mengalami kesengsaraan yang mendalam. Mereka menjadi tahanan di negeri orang, mereka telah kehilangan segala harta benda mereka. Hanya pakaian yang melekat di tubuh mereka itulah harta terakhir mereka. Mereka rindu tanah kelahiran mereka, tangan Tuhan yang penuh berkat juga mereka impikan.
Di balik kerinduan akan tanah tumpah darah, ternyata mereka juga punya ingatan yang kuat akan 'masa-masa kejayaan' mereka di masa yang telah lalu. Masa-masa kejayaan ini misalnya peristiwa saat bangsa Israel keluar dari tanah Mesir (Kel. 12:31-33), penaklukkan Tanah Kanaan (Yosua 1-12), bertarung dan menang melawan bangsa-bangsa penjajah (Yosua 21:43- 45), bertahan saat mereka (bangsa Israel) terpecah menjadi dua (1 Raja-raja 12:24).
Saat ini mereka berada dalam tanah pengasingan dan ingatan akan masa-masa kejayaan mereka di masa lalu tidak banyak membantu memperkuat situasi mereka sekarang. Mereka membutuhkan keajaiban baru, karya baru, atau momen-momen kejayaan yang baru. Apa yang bisa kita pelajari dari dua ayat dari Kitab Yesaya ini? Bagaimanakah dua ayat ini membantuku untuk merangkul hal-hal baru yang Tuhan kehendaki untuk aku lakukan dalam hidupku?
Ada beberapa langkah yang bisa kita ikuti. Pertama-tama, ubahlah fokus perhatianmu, berhentilah menengok ke belakang dan mulailah untuk melihat jauh ke depan (ay. 18). Pandemi ini memaksa kita untuk meninggalkan kebiasaan lama dan mendorong kita untuk merangkul keadaan baru serta kebiasaan baru secara kreatif dan produktif. Pertanyaannya bukan apa yang telah Tuhan lakukan pada hidupku di masa lalu? Pertanyaannya adalah apa yang Tuhan lakukan dalam hidupku saat ini? Bagaimana kira-kira harapanku akan campur tangan Tuhan dalam hidupku saat ini?
Dulu kita biasa kumpul-kumpul tanpa masker, tanpa repot memikirkan harus cuci tangan dulu dengan sabun dan air mengalir, apalagi harus jaga jarak dan stay at home. Sekarang kemana-mana harus pakai masker penutup hidung dan mulut, atau face shield pelindung wajah, harus lebih sering cuci tangan, harus jaga jarak minimal 1,5 meter dari orang lain, pembelajaran jarak jauh (PJJ), work from home (WFH), study from home (SFH). Baik anak-anak, remaja, pemuda, dewasa, lansia, dan mereka yang punya sejarah memiliki penyakit kronis ikut merasakan tekanan yang diakibatkan masa pandemi ini. Dengan kata lain, tidak ada satupun lapisan generasi yang luput dari imbas pandemi COVID-19 ini. Tidak jarang kita mendengar diri kita sendiri mengeluhkan keadaan ini, merasa tertekan dan bertanya pada Tuhan, "Tuhan, sampai kapankah keadaan ini akan terus berlangsung?"
Di masa pandemi ini beberapa karyawan dan dosen UKDW berinisiatif dengan kreatif membuka usaha kecil-kecilan dengan produkproduk hasil olahan rumah tangga yang dijual di
dalam lingkungan UKDW sendiri. Lewat platform pasar virtual, usaha kecil ini diharapkan tidak mengurangi keseriusan, loyalitas, dan kedisiplinan kerja tiap partisipan saat jam-jam kerja sedang berlangsung. Selain itu platform ini juga menjadi bentuk kepedulian anggota sivitas UKDW untuk bahu-membahu mengangkat ekonomi domestik setiap penggiatnya. Menurut saya inilah salah satu usaha nyata untuk merangkul keadaan baru serta kebiasaan baru secara kreatif dan produktif. Sekaligus sebagai salah satu sarana untuk meningkatkan kemampuan berwirausaha secara mandiri. Menurut pandangan saya, kita bisa melihat contoh ini sebagai wujud semangat saling berbagi yang seharusnya memang menjadi salah satu karakter utama dari pribadi seseorang. Kita jangan lupakan bahwa semangat saling berbagi adalah karakter khas dari Gereja mula-mula di jaman para rasul (Kis. 2:41-47).
Selain itu dari segi finansial, kampus UKDW mau tidak mau juga harus menerima kenyataan bahwa dengan semakin sedikitnya jumlah pendaftar sebagai calon mahasiswa baru di tahun ajaran 2020/2021 maka keadaan keuangan kampus secara umum juga mengalami fluktuasi. Penghematan dan pengurangan anggaran di pospos pengeluaran dilakukan. Tidak dapat dihindari bahwa memang 'ikat pinggang' dan 'dompet' kita harus diperketat dan semua pengeluaran harus dihemat. Ini bentuk tindakan yang tepat dan sesuai dengan keadaan ekonomi nasional dan global yang sedang tidak menentu seperti saat ini. Jangan sampai 'besar pasak dari pada tiang'. Menurut hemat saya, sebagai bagian dari sivitas UKDW kita perlu untuk mendukung kebijakan internal ini.
Hal kedua yang bisa kita lakukan adalah tidak membiarkan diri diam dan meringkuk dalam kenangan kegagalan atau kenangan-kenangan pahit di masa lalu, "Janganlah ingat-ingat hal-hal yang dahulu ..." (Yes. 43:18a). Refleksi ini berangkat dari tindak-tanduk bangsa Israel yang digambarkan telah berhasil beberapa kali mendukakan hati Allah. Tiap kali Allah memberkati bangsa Israel dengan hal-hal yang baik, mereka justru membalasnya dengan hal-hal yang jahat. Ungkapan yang pas ialah 'air susu dibalas dengan air tuba'. Misalnya, Allah memberkati mereka dengan Bait Suci - mereka justru membalas-Nya dengan menyembah berhala (Kel. 32:1-6); Allah memberikan perintahperintah-Nya - mereka justru mengabaikannya (Yeh. 20:13); Allah memberi mereka kemakmuran - mereka menyalahgunakannya untuk menindas kaum miskin (Yes. 3:14-15); Allah memberikan diri-Nya - mereka justru menolak-Nya (1Sam. 15:23).
Seakan-akan bangsa Israel dan keturunannya tidak layak untuk menerima imbalan apapun dari Allah. Namun agaknya Allah masih mengasihi mereka dan Allah berkehendak untuk membantu mereka menuju perubahan. Tuhan berkata,"Lihat, Aku hendak membuat sesuatu yang baru, yang sekarang sudah tumbuh, belumkah kamu mengetahuinya?..." (Yes. 43:19a). Ayat ini menggambarkan Allah yang tidak menghakimi masa lalu bangsa Israel. Hal yang sudah lalu tinggalkanlah itu. Seakan Allah mengundang bangsa Israel untuk melihat tanda-tanda harapan baru. Seolah-olah Allah sedang berbaik hati memberikan kepada bangsa Israel kesempatan sekali lagi untuk membenahi diri dan berorientasi ke masa depan.
Situasi pandemi dan segala kesulitan yang mengikutinya bisa dipandang sebagai kesempatan emas untuk memulai kebiasaan baru dan meninggalkan kebiasaan lama. Kesempatan ini juga bisa kita
Warga UKDW yang terkasih,
Apa yang bisa kita simpulkan dari dua hal di atas. Dengan berhenti menengok ke belakang, secara sengaja kita dapat berusaha mengarahkan fokus perhatian ke masa depan. Tindakan ini memang tidak alamiah namun tindakan ini sengaja kita lakukan demi mendorong kita keluar dari romantisisme masa lalu, yaitu tepatnya kenangan pahit maupun manis yang dialami sebelum pandemi terjadi. Menurut hemat saya, kira-kira demikianlah semangat yang terkandung dalam bacaan Yesaya 43: 18-19. Lalu bagaimanakah kita dapat menghayati semangat dari bacaan ini dalam hidup kita sehari-hari di masa pandemi ini?
Saat-saat pandemi seperti ini kita menemukan kembali kesempatan untuk menikmati waktu lebih panjang bersama keluarga, melakukan hobi yang dulunya tidak sempat dilakukan, membaca buku yang belum pernah kita baca sebelumnya, memulai usaha kecil secara on-line, memanfaatkan lahan tidur untuk berkebun, budidaya ikan guna menambah gizi keluarga dan pemasukan keluarga. Semua hal ini bagus adanya dan jika memungkinkan bisa terus dilakukan di sela-sela waktu kerja utama. Karena selain meningkatkan kreatifitas dan produktifitas kita, kerja mandiri di atas juga bisa digunakan sebagai media untuk menyalurkan bibit-bibit stres atau rasa tertekan kita secara positif.
Di samping itu ada beberapa pertanyaan yang bisa kita renungkan baik secara mandiri atau saat sharing kecil bersama anggota keluarga kita (1) Hal-hal apa saja yang membantuku untuk bertahan hidup di masa pandemi ini? Mengapa demikian?; (2) Apa contoh aktifitas di periode sebelum pandemi yang ingin aku lanjutkan saat ini? Aktifitas apa yang aku hentikan untuk sementara waktu ini? Apa alasannya?; (3) Pesanpesan positif seperti apa yang ingin saya bagikan dengan sesama di masa pandemi ini?
Semoga pertanyaan-pertanyaan di atas bisa dimanfaatkan sebagai tema obrolan saat kita berbincang-bincang sore atau malam dengan keluarga kita masing-masing. Harapan saya semoga kita terdorong untuk menemukan visi baru dan semangat baru dalam menghadapi pandemi ini. Tuhan memberkati kita sekalian. [Adham-PKK]
Tahukah Kalian?
Ada Peristiwa Bersejarah pada bulan Juli: 1698 1903
Thomas Savery berhasil mematenkan karya ciptaannya Perusahaan motor Ford menjual mobil untuk pertama yaitu mesin uap yang pertama kalinya 1897 Teknisi berdarah campuran Inggris - Italia Guglielmo 1962 Untuk pertama kalinya, satelit komunikasi Telstar
Marconi menerima hak paten untuk radio hasil ciptaannya mentransmisikan program televisi Trans-Atlantik secara di kota London 1900 Kapal udara LZ-1 yang berbahan bakar lebih ringan live dengan Walter Cronkite sebagai pembawa beritanya 1973 Tanggal berdirinya Komite Nasional Pemuda Indonesia dari udara berhasil diterbangkan selama 18 menit 2013 Asosiasi Astronomi Internasional (IAU) menyepakati untuk memberi nama bulan ke-4 dan ke-5sebagai Kerberos dan Styx 660 02 09 (KNPI) 1995 Komet Hale-Bopp yaitu ditemukan oleh dua pengamat independen, Alan Hale & Thomas Bopp, dan baru bisa dilihat dengan mata telanjang setahun kemudian 2015 NASA mengumumkan penemuan Kepler-452b, planet yang diyakini memiliki karakteristik mirip bumi sehingga disebut juga sebagai “sepupunya bumi” 30 Tentara Korea di bawah perintah jendral Kim Yu Sin Silla berhasil memukul mundur tentara Baekje dalam dari 23 perang Battel of Hwangsanbol 1877 Diresmikannya turnamen Tenis Wimbledon yang pertama 762 Tanggal peresmian pendirian Kota Baghdad, ibukota irak 1916 Berdirinya konfederasi Sepak bola Amerika Selatan 1756 Arsitek Bartolomeo Rastrelli mempersembahkan Istana 1998 Katarina kepada Kaisar Wanita Elizabeth dari Rusia Didirikannya situs detikcom oleh Budiono Darsono, Yayan Sopyan, Abdul Rahman, dan Didi Nugrahadi 1996 Hari ulang tahun Fatin Shidqia, penyanyi Indonesia yang menjadi juara ajang pencarian bakat X-Factor Indonesia musim pertama