th.XIX/ 18 September 2021
136
Unika Soegijapranata
snap QR code
Pada tanggal 6 Oktober 1940, Soegija ditahbiskan di Gereja Rosario Suci, Katedral Randusari Semarang oleh Mgr. Petrus Wilekens, Vikaris Apostolik Batavia, Mgr. A.E.J. Albers, O.Carm, Vikaris Malang, dan Mgr. H.M. Mekkelholt, SCJ, Vikaris Lampung1.
Transformasi Soegijapranata: Masa Krisis Ignatius Eko BS Anggota TSI-The Soegijapranata Institute
“Penyamaran bermacam-macam, perlindungan di berbagai tempat, kegelapan tiap-tiap malam, topeng uap racun, mesin terbang keliling di udara, semuanya menyatakan bahwa kita juga sudah tersangkut perang. Kedukaan dan sengsara dapat mengenai kita juga. Maut, kesunyian, perkabungan, dan kesukaran dapat saja terjadi pada kita.” (Surat Kegembalaan Mgr. Soegijapranata 1 Februari 1942)2
Transformasi Soegijapranata
M
gr. Albertus Soegijapranata pada masa mudanya bernama Soegija. Kata soegija menurut kosa kata Jawa bermakna semogalah menjadi orang kaya (sugih), nama yang mengandung doa dan pengharapan dari orang tuanya, Karijosoedarmo. Saat dipermandikan 24 Desember 19103, dipilih nama baptis Albertus, lengkapnya Albertus Magnus, tokoh pemikir abad XII. Tahun 1931, Frater Soegija menerima Sakramen Imamat yang ditahbiskan oleh Uskup 1 Foto: Kilasan Kisah Mgr. A. Soegijapranata, SJ. G. Budi Subanar, Jakarta, KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) 2012 2 Cuplikan Surat Kegembalaan Mgr. Soegijapranata, 1 Februari 1942. G. Budi Subanar, SJ. Soegija, si anak Betlehem van Java, Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 2003 hal. 132 3 G. Budi Subanar, SJ. Soegija, si anak Betlehem van Java, Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 2003. Hal 40
Kronik Edisi 136/Th.XIX
18 September 2021
1