Lampung Post, Senin 23 Januari 2017

Page 1

facebook.com/ lampungpost

www.lampost.co

TERUJI TEPERCAYA

No. 14045 | TAHUN XLii | Terbit Sejak 1974 | Rp3.000 | senin, 23 januari 2017 | 24 Hlm.

Wabah DBD Meluas

TAJUK

Pecut Demam Berdarah

Semua pihak harus mewaspadai agar tidak terjadi kondisi luar biasa penyakit yang mewabah pada musim hujan. FIRMAN LUQMANULHAKIM

W

ABAH demam b e r d a r a h ­d engue (DBD) meluas di Bandar Lampung. Dari 20 kecamatan yang ada, setidaknya telah ada enam kecamatan diserang virus yang ditularkan nya­ muk Aedes aegypti itu. Dari enam kecamatan itu, ada sembilan korban yang terdeteksi dirawat di Rumah Sakit Umum Dae­rah (RSUD) A Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung. Data itu terungkap saat anggota DPRD setempat dari Fraksi NasDem Erika Novalia Sani berkunjung ke RSUD milik Pemkot Tapis Berseri itu, Minggu (22/1).

Sementara data di Ru­ mah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Moeloek juga terdapat enam pasien DBD. Keenamnya berasal dari Pringsewu, Lampung Selatan, Lampung Utara, dan Mesuji. Terkait kasus di Bandar Lampung, Kadis Kesehat­ an Kota Bandar Lampung Edwin Rusli mengatakan wabah DBD di kotanya itu belum termasuk kategori darurat atau Siaga I se­ perti status yang ditetapkan Dinkes Provinsi Lampung. “Belum darurat, yang pasti kami terus menerima lapo­ ran dari RS dan puskesmas atau warga itu sendiri untuk permintaan fogging,” kata dia, dihubungi kemarin.

DBD Serang Bandar Lampung

Enam Kecamatan Terjangkit 1 2 3 4 5 6

6

4

Telukbetung Utara Telukbetung Timur Telukbetung Barat Tanjungkarang Pusat Bumiwaras Kedamaian

1 3

5

2

Sembilan Pasien di RSUD A Dadi Tjokrodipo M Nagib (4) Jumiati (65) Siti Rohana (19) Yogi Saputra (19) Ade Irawan (16) Atika Khoirul Nisa (5) Cahya El Yasio (2) Dodi Darmawan (16) Suntima (50)

warga Jalan Way Handa, Sumurbatu, Telukbetung Utara warga Kotakarang, Telukbetung Barat warga Jalan Ikan Julung, Bumiwaras warga Garuntang, Bumiwaras warga Telukbetung Timur warga Kaliawi, Tanjungkarang Pusat warga Jalan Woltermongonsidi, Tanjungkarang Pusat warga Jalan Yasir, Kedamaian warga Bumiwaras Sumber: Data Pemberitaan

Untuk itu, Erika meminta Dinas Kesehatan Kota Ban­ dar Lampung merespons ce­ pat dan reaktif wabah DBD. Apalagi sudah ada korban yang meninggal dunia akibat penyakit itu. “Kami minta peninjauan ulang daerah yang menyebabkan kema­ tian,” kata dia, kemarin. Sebelumnya, Fraksi Nas­ Dem bersama Komite Ad­ vokasi Layanan Kesehatan Masyarakat (KALK) yang diketuai Dedi Damhundi telah melakukan advokasi dan meminta perbanyak fogging pada daerah yang terjangkit DBD. “Sudah ada tim advokasi kami coba bawa ini dan sudah fogging, memang sudah dilakukan lebih banyak Desember kemarin diban­ ding bulan ini,” ujarnya. Untuk diketahui, DBD juga telah mengakibatkan kematian tiga orang pada 2016, dari 655 kasus di Ban­ dar Lampung. Sembilan pasien itu telah dipastikan terkena DBD dan asal me­ reka dari enam kecamatan. (Selengkapnya lihat tabel)

Jackie Evancho Bangga Bawakan Lagu... Hlm. 22

Flu Burung Pada bagian lain, Dinas Kesehatan bersama Dinas Peternakan Lampung ber­ koordinasi dalam kewas­ padaan dini KLB (kejadian luar biasa) flu burung pada manusia. Hal itu terkait, informasi adanya pasien berinisial SN asal Bandar Lampung yang dinyatakan positif flu burung. Kabag Humas Dinas Ke­ sehatan Lampung Asih Hendrastuti mengatakan hari ini, Senin (23/1), akan mengonfirmasi pasien flu burung. “Artinya untuk saat ini ada dua kasus suspect flu burung. Pertama sudah masuk RSUDAM di mana satu orang yang berasal dari Bandar Lampung,” kata Asih, kemarin. Untuk diketahui, warga Ke­ camatan Sukarame, Bandar Lampung, SN (10), positif ter­ infeksi virus flu burung. Kini mendapatkan perawatan in­ tensif di RSUDAM. (ADI/R5) firman@lampungpost.co.id

@lampostonline @buraslampost

n LAMPUNG POST/M UMARUDDIN MOKOAGOW

MENUNJUKKAN BARANG BUKTI. Wadir Resnarkoba Polda Lampung AKBP Wika Hardianto (baju biri) menunjukkan barang bukti berupa beberapa butir pil erimin (happy five) hasil penggerebekan di kamar salah satu hotel di Bandar Lampung yang melibatkan pejabat di pemkab Tanggamus di Direktorat Narkoba Polda Lampung, Minggu (22/1).

Pejabat Narkoba Hasmuni dan Musafa, anggota DPRD Tanggamus ditangkap pada September 2014

Sekda Tanggamus MB bersama anggota DPRD setempat, NI, ditangkap pada 21 Januari 2017

Hipni, anggota DPRD Pesawaran ditangkap pada Agustus 2015

Barang Bukti

Nizar Romas, anggota DPRD Bandar Lampung ditangkap pada Juli 2016 Rama Diansyah dan Yudianto, anggota DPRD Pesawaran, ditangkap pada Januari 2017

Happy five/Erimin-5: Psikotropika golongan IV, yaitu psikotropika yang efek ketergantungannya ringan 2 butir di dompet tersangka 2 butir di kotak perhiasan teman wanita Sumber: Data Pemberitaan

Lagi, Pejabat Terlibat Narkoba Ditangkap KASUS narkoba kembali menjerat pejabat di Lampung pada awal 2017. Setelah dua anggota DPRD Pesawaran, Yudiyanto dan Ramdian­ syah, Sabtu (21/1) lalu, kini giliran Sekretaris Kabupaten Tanggamus MB, anggota Dewan Tanggamus NI, dan Oc, ASN di dinas Provinsi Lampung, ditangkap Direk­ torat Reserse Narkoba Polda Lampung di salah satu hotel di Bandar Lampung, Sabtu (21/1), pukul 23.30. Polisi juga mengamankan dua pria lainnya, DL dan EY. Barang bukti yang disita masing-masing dua butir pil Erimin-5 (happy five) yang disembunyikan di dompet MB dan dua butir dalam kotak perhiasan milik Oc. Di kamar lain yang ditempati anggota DPRD Tanggamus, NI, tidak ditemukan barang bukti narkoba. Hasil pemeriksaan tes urine kelima orang terse­ but negatif untuk metavitamin dan amfetamina, tapi untuk happy five positif. Sementara untuk DL dike­ nakan pasal berlapis kare­

n LAMPUNG POST/DOK.

Irjen Sudjarno Kapolda Lampung na pengakuan MB dan Oc, barang haram itu berasal darinya. “Untuk Doni, selain undang-undang di atas, juga dikenakan UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,” kata Direktur Narkoba Polda Lam­ pung Kombes M Abrar Tunta­ lanai, Minggu (22/1) sore. Hingga semalam, pukul 24.00, MB beserta tiga ter­ duga lainnya masih berada di ruang pemeriksaan. Se­ mentara NI diperbolehkan pulang. Kapolda Lampung Irjen Sudjarno membenarkan soal penangkapan tersebut. “Hasil tes urine kelima terduga memang tidak mengandung

narkoba jenis psikotropika, tapi ini sedang kami dalami karena bisa saja mengan­ dung Erimin-5 psikotropika golongan IV,” ujarnya di Ko­ taagung, kemarin. Sementara Plt Bupati Tang­ gamus Samsul Hadi menga­ ku terkejut saat mendapat kabar ini. Pasalnya, pada saat pelantikan kepala pekon (kakon) di lapangan Kecamat­an Pugung, Sekkab, dalam sambutannya, berpe­ san agar pejabat Tanggamus menjauhi narkoba. Pada bagian lain, Abrar mengakui Ditres­n arkoba Polda membidik para peja­ bat publik dan pengusaha di Lampung dan telah mengan­ tongi beberapa nama yang diduga kuat menggunakan narkoba. “Di Lampung begitu ­banyak pejabat publik yang terkena masalah narkoba, kami mengantongi bebera­ pa nama pejabat publik dan pengusaha yang disinyalir menggunakan atau menya­ lahgunakan narkoba,” kata dia. (DEN/RIS/ABU/K1)

kolom pakar

Fenomena Korupsi dan Dampak Ekonominya MENGAPA masalah korupsi mendapat perhatian besar dari masyarakat? Apakah karena koruptornya orang terkenal atau karena orang yang tidak pernah diduga sebelumnya, atau karena seringnya diberitakan di media. Namun, adakah yang bertanya berapa besar dampak dari korupsi itu? Mahkamah Agung (MA) mencatat total perkara korup­si tahun 2015—2016 sebanyak 18.514 perkara, terdiri dari perkara korup­si selama 2016 sebanyak 14.546 dan sisa beban perkara tahun 2015 se­banyak 3.950 (Kompas, 2 Januari 2017). Wajar masyarakat tidak menya­ dari dampak korupsi karena dampaknya tidak secara langsung me­nimpa perorang­ an, seperti kecopetan, kema­ lingan, dan pencurian.

n LAMPUNG POST/DOK.

Marselina Djayasinga Dosen FEB Universitas Lampung P a d a h a l , d a m p a k ko ­ rupsi demikian dahsyat­ n y a ­k a r e ­n a m e m b u a t ­m enderita jutaan rakyat. B a h k a n , ko r u p ­s i t e l a h ­m enjatuhkan banyak pe­ merintahan berkuasa, termasuk di Indonesia, jatuhnya pemerintahan Orde Lama, dan kandasnya pemerintahan Orde. Untuk mengantisipasi agar tidak terjadi lagi, di era reformasi ini diben­

tuk badan antikorupsi ini, yaitu Komite Pemberan­ tasan Korupsi (KPK), untuk membantu kerja polisi dan jaksa. Tetapi, berkurangkah tindakan korupsi? Ternyata tidak! Hampir setiap hari selalu ada pejabat/pengusaha yang tertangkap tangan KPK, disidik polisi, dan dipang­ gil jaksa karena kasus ini. Di kalangan aparatur dan masyarakat umum lainnya sempat tercetus ucapan, “Si Fulan itu sedang apes saja”, “Wah, kasihan si Fulan itu sedang bernasib sial karena semua orang juga melaku­ kan yang sama, bahkan Mr X lebih parah”. Sudah begitu permisifkah bangsa ini sehingga korupsi hanya dianggap biasa saja?

BERSAMBUNG KE HLM 12

KASUS demam berdarah dengue (DBD) menjadi momok menakut­ kan saban tahun. Penyakit yang disebarkan nyamuk Aedes aegypti ini terus memakan korban tidak sedikit. Kasus terbaru adalah Aidil, anak berusia 4 tahun asal Bandar Lampung yang meninggal terserang DBD. Kematian Aidil menguatkan Lampung endemis DBD. Dalam setahun, terjadi ribuan kasus di seluruh kabu­ paten/kota. Data Dinas Kesehatan Provinsi Lampung menunjukkan pada 2014 ada 1.317 kasus dengan korban 14 orang. DBD naik signifikan pada 2015 dengan 2.926 kasus dan memakan 31 korban jiwa. Demam berdarah makin melonjak pada 2016 dengan 4.523 kasus, meskipun jumlah korban meninggal ditekan menjadi 15 orang. Dari ribuan kasus tersebut, ada dua daerah dengan tingkat penyebaran paling tinggi, Bandar Lampung dan Pringsewu. Tingginya kasus tiga tahun terakhir belum memecut pemerintah lebih serius menangani penyebaran virus dengue. Munculnya ribuan kasus bukti kegagalan pe­ merintah lewat Dinas Kesehatan. Lampung pun tidak pernah mampu keluar dari endemis DBD. Dinas Kesehatan sudah memiliki catatan bahwa setiap awal tahun menjadi puncak kasus demam berdarah. Januari hingga Februari adalah puncak musim penghu­ jan dan biasanya dibarengi dengan tingginya kasus DBD. Sayang, lagi-lagi kita kecolongan. Dinkes dan Puskesmas semestinya bekerja ekstra mencegah penyebaran DBD pada puncak musim penghu­ jan ini. Puskesmas ujung tombak pencegahan penyakit harus melakukan berbagai upaya memutus berkembang­ nya nyamuk Aedes aegypti penyebab DBD. Mestinya sebelum puncak musim penghujan, petugas kesehatan telah turun ke lokasi yang pernah muncul kasus DBD. Namun, jarang kita lihat petugas kesehatan membagikan bubuk abate atau melakukan fogging se­ cara reguler sebelum datang petaka. Selain kewajiban pemerintah, pencegahan DBD bu­ tuh peran masyarakat. Kita melupakan kerja bersama memberantas demam berdarah lewat jumantik atau juru pemantau jentik, petugas khusus dari lingkungan sekitar yang sukarela bertanggung jawab memantau jentik nyamuk Aedes aegypti di wilayahnya. Kita perlu meniru langkah Singapura yang sukses memutus kasus DBD dengan pemberlakuan destruction of disease bearing insect act. Sejak 1966, negara kecil ini sudah memiliki aturan hukum melakukan inspeksi jen­ tik dari rumah ke rumah. Jika ditemukan rumah positif jentik akan dikenakan sanksi. Warga juga harus sadar akan gejala DBD. Aidil ­meninggal karena terlambat ditangani. Bocah malang ini baru dibawa ke rumah sakit setelah lima hari terserang demam dan kondisi fisiknya makin melamah. Apa daya nasi sudah menjadi bubur. Saatnya Indonesia dan Lampung mengakhiri rentetan kasus DBD. Dengan keseriusan bersama dan diiringi rencana aksi yang tepat, negara ini tidak lagi menjadi negara kedua kasus DBD terbesar. Sekali lagi, ini butuh kerja bersama bukan sepihak. n

OASIS

Cabai Merah Kurangi Risiko Kematian STUDI yang dilakukan oleh Mustafa Chopan dan Ben­ jamin Littenberg dari University of Vermont College of Medicine kepada 16 ribu orang di Amerika Serikat itu menemukan konsumsi cabai dapat mengurangi risiko kematian hingga 18 tahun ketimbang yang tidak. Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal PLOS One itu menerangkan cabai memiliki kandungan capsaicin yang bermanfaat bagi kesehatan seperti menghentikan kanker payudara dan mengurangi risiko kanker kolorektal. Capsaicin juga dapat menangkal penyakit jantung melalui modulasi TRP (dimediasi aliran darah koroner). Dalam studi pendukung juga ditemukan orang-orang yang mengonsumsi makanan pedas dari cabai akan berumur panjang karena terhindar dari serangan jan­ tung dan stroke. Semua penyebab kematian diklaim berkurang 13% bagi pencinta cabai dengan catatan tetap memerhatikan asupan makanan dan perkembangan kesehatan. (MI/R5)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.