Lampung Post Kamis, 18 Agustus 2016

Page 1

INDONESIA KERJA NYATA

TH

www. lampost.co

TERUJI TEPERCAYA

l

No. 13892 TAHUN XLl

l Terbit Sejak 1974 l Rp3.000 l kamis, 18 AGUSTUS 2016 l 24 Hlm.

facebook.com/ lampungpost @lampostonline @buraslampost

TAJUK

Ironi Sertifikasi Dosen

PASANGAN EMAS. Ganda campuran, Liliyana Natsir (kiri) dan Tontowi Ahmad (kanan), mengekspresikan keberhasilan dengan berteriak setelah mengalahkan ganda Malaysia, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying, 21-14 dan 21-12 pada final bulu tangkis ganda campuran Olimpiade 2016 di Riocentro Pavilion, Rio de Janeiro, Rabu (17/8) malam WIB. Emas tersebut merupakan yang pertama bagi kontingen Indonesia. n AP/MARK HUMPREY

Kado Istimewa Owi/Butet untuk Indonesia GANDA campuran Tontowi Ahmad/ Liliyana Natsir mempersembahkan kado istimewa di HUT ke-71 Kemerdekaan Indonesia dengan menyabet emas nomor ganda campuran bulu tangkis Olimpiade 2016 Rio de Janeiro. Keberhasilan itu sekaligus menuntaskan penantian kontingen Indonesia akan kepingan emas. Pada final yang berlangsung di Riocentro Pavilion, Rio de Janeiro, Rabu (17/8) malam WIB, pasangan yang akrab disapa Tontowi/Butet mengalahkan wakil Malaysia, Peng Soon Chan/Liu Ying Goh, dengan dua set langsung 21-14 dan 21-12. Mereka juga mempersembahkan emas satu-satunya di ajang Olimpiade 2016 pada cabang bulu tangkis. Tontowi/Liliyana langsung bermain menekan sejak awal set. Permainan tersebut mampu membuat pasangan Malaysia keteteran sehingga Owi/Butet unggul jauh 11-4 di interval set pertama. Permainan menekan dari pasangan Indonesia ini terus berlanjut. Strategi itu membuat ganda campuran Malaysia kesulitan keluar dari tekanan. Owi/ Butet pun memenangkan game pertama dengan 21-14. Permainan cepat yang diperagakan Owi/Butet menyulitkan Peng Soon/Liu Ying. Pasangan peringkat ke-11 dunia itu ber­usaha menyusul poin Owi/Butet yang mampu mengakhiri interval pertama 11-9. Performa apik Owi/Butet terus membuat pasangan Malaysia tertekan. Poin demi poin diraih ganda campuran berperingkat ketiga dunia ini. Alhasil, mereka menuntaskan laga final setelah smes Owi tak bisa dikembalikan dengan baik oleh pasangan Malaysia. Indonesia pun memenangi game kedua dengan skor 21-12. Emas itu menjadi medali ketiga kon­ tingen Merah Putih setelah sebelumnya menyabet dua perak dari angkat besi. Kedua perak dipersembahkan Sri Wahyuni Agustiani di kelas 48 kg putri dan lifter kelahiran Lampung, Eko Yuli Irawan, di kelas 62 kg putra. (MTVN/O1)

Lampung Respons Tiga

Teroboson Presiden Pemprov fokus melakukan pembangunan infrastruktur yang mengarah pada pengembangan ekonomi dan pelayanan sosial. FIRMAN LUQMANULHAKIM

P

EMERINTAH Provinsi Lampung merespons tiga terobosan yang digagas Presiden Joko Widodo untuk memutus rantai kemiskinan, pengangguran, ketimpangan dan kesenjangan sosial. Tiga langkah tersebut, yakni percepatan pembangunan infrastruktur, penyiapan kapasitas produktif dan sumber daya manusia, serta deregulasi dan debirokratisasi. Gubernur Lampung M Ridho Ficardo mengatakan Pemprov akan fokus melakukan pembangun­ an infrastruktur yang mengarah pada pengembangan ekonomi dan pelayanan sosial. Sejauh ini, hal tersebut telah dibuktikan dengan melakukan percepatan jalan tol trans-Sumatera (JTTS) yang nantinya diimbangi dengan pembangunan jalan penghubung di sekitar jalur tanpa hambatan tersebut. “Jalan tol ini dikonektivitaskan dengan pembangunan jalan di kabupaten/kota sehingga pertumbuhan ekonomi bisa merata,” kata Gubernur didampingi Plt Sekprov Lampung Sutono, Rabu (17/8) malam. Gubernur menambahkan pihaknya juga melakukan percepatan pembangunan infrastruktur pertanian, seperti jaringan irigasi

dan waduk, guna meningkatkan kapasitas produksi pertanian. “Infrastruktur juga dibangun dalam arah pembangunan ekonomi.” Mengenai deregulasi dan debirokratisasi, Gubernur memastikan secara konsisten meningkatkan pelayanan publik dengan menyiapkan sumber daya manusia yang berkompeten. Ia juga mengaku telah menginstruksikan jajarannya agar birokrasi dalam pelayanan informasi dan publik tidak berbelit-belit. Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Lampung Ary Meizari Alfian mengatakan untuk ikut memutus mata rantai kemiskinan

Infrastruktur juga dibangun dalam arah pembangunan ekonomi. dan pengangguran, pihaknya kini telah melakukan pembinaan secara intensif kepada para pelaku UMKM. Pembinaan dilakukan mulai dari proses pembuatan produk hingga akses pemasaran. “Ini sedang kami lakukan dan kembangkan supaya peningkatan ekonomi masyarakat merata di seluruh daerah,” kata Ary. Ia mengaku untuk saat ini Kadin fokus mengembangkan tiga produk, yakni kopi, keripik, dan tapis. Khusus untuk tapis, sebagai langkah awal, Kadin telah bekerja sama dengan Pemkab Pesawaran membangun kampung tapis di Negerikaton.

Pembangunan Merata

Presiden Joko Widodo saat pidato tahunan di Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta, Selasa (16/8), mengatakan memasuki tahun kedua, pemerintah bertekad melakukan percepatan pembangunan. “Kami telah tetapkan pembangunan infrastruktur di seluruh pelosok Tanah Air, khususnya di desa-desa dan wilayah perbatasan, guna memperkuat konektivitas nasional,” kata Presiden. Selain itu, agar dapat bersaing dalam kompetisi global, Presiden juga akan mempercepat pembangunan infrastruktur sosial dengan mem­ bangun kapasitas produktif SDM serta memperluas akses masyarakat pada kegiatan ekonomi dengan mendorong produktivitas UMKM. Guna mendukung pembangunan infrastruktur fisik dan sosial, kata Jokowi, pemerintah berkomitmen melakukan deregulasi dan debirokratisasi. Saat ini banyak regulasi yang justru menyulitkan diri dan tidak relevan dengan perkembangan zaman. “Oleh sebab itu, regulasi yang membingungkan harus disederhanakan, prosedur yang rumit harus dipangkas,” kata Presiden. (K1) firman@lampungpost.co.id

PDIP Baru Tetapkan Umar... Hlm. 3

MURUAH sebuah profesi bukan semata-mata karena keberadaannya diatur dalam undang-undang. Harkat dan martabat sebuah profesi diakui publik juga karena hasil kerja mereka tidak pernah diragukan atau berintegritas. Undang-Undang No. 14 Tahun 2015 tentang Guru dan Dosen menempatkan tenaga pendidik di lingkungan kampus, yakni dosen, tidak hanya dipandang sebatas komunitas akademik, tetapi juga profesi yang diakui kedudukannya oleh negara. Bahkan, undang-undang mengamanatkan negara wajib menghargai profesi mulia tersebut dengan ganjaran tunjang­ an profesi bagi para dosen. Tunjangan tersebut wajib negara berikan kepada mereka yang lulus sertifikasi dosen. Tahun ini, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) menyediakan anggaran mencapai Rp3,6 miliar lebih untuk menyelenggarakan sertifikasi 4.512 dosen tahap pertama dari target 10 ribu dosen. Namun, ironisnya, sebanyak 1.580 dosen dari sejumlah perguruan tinggi di Tanah Air tidak lulus program sertifikasi dosen tahap tersebut. Lebih ironis lagi, hal itu terjadi lantaran mereka terdeteksi mencontek. Dirjen Sumber Daya Iptek dan Dikti (SDID) Kemenristek Dikti menyatakan 1.580 dosen tersebut tidak lulus lantaran tidak membuat analisis kemampuan diri sesuai kenyataan alias meng-copy paste karya rekan sejawat. Sayang, bahkan amat disayangkan, proses sertifikasi yang seharusnya menjadi sarana peningkatan mutu dosen tersebut justru ternoda akibat praktik lancung yang dilakukan para tenaga pendidik level kampus. Perkara contek-mencontek atau plagiarisme bukanlah hal sepele. Persoalan tersebut merupakan hal amat serius dalam komunitas akademik yang menjunjung tinggi kejujuran dan menghargai hasil karya orang lain. Bahkan, dalam lingkungan kampus, mencontek atau plagiarisme masuk kategori aib atau dosa besar. Mahasiswa tertangkap basah mencontek dalam ujian terancam hukum­ an berat, mulai dari skorsing hingga pembekuan nilai. Persoalan makin berat karena dalam kasus contekmencontek ini, pelaku bukanlah pelajar atau mahasiswa, mereka yang dalam proses belajar, melainkan para pendidik yang sepatutnya memberi teladan yang baik. Terlebih, praktik lancung itu tak dilakukan segelintir dosen, tapi mencapai ribuan pelaku. Artinya, telah terjadi praktik ketidakjujuran yang berlangsung demikian massal dalam proses sertifikasi dosen di Indonesia. Negara harus menyikapi persoalan ini dengan serius. Kementerian terkait harus memberi sanksi tegas untuk mereka yang terbukti mencontek. Perguruan tinggi tempat oknum dosen bernaung juga harus memberi sanksi keras. Berdasarkan indeks inovasi dan pendidikan tinggi di dunia, Indonesia masuk jajaran kelas seperdua ke bawah. Dengan budaya mencontek massal seperti ini, tentu sulit mengangkat kualitas kampus kita pada level yang lebih tinggi. n

oasis

Musim Dingin dan Penyakit Celiac SEBUAH studi di Swedia baru–baru ini menunjukkan bahwa bayi yang lahir pada musim dingin atau di tempattempat dengan hari lebih pendek dan kurang sinar matahari diperkirakan memiliki risiko lebih rendah menderita penyakit celiac dibandingkan bayi-bayi lain yang lahir di daerah dengan temperatur udara hangat atau panas. Penyakit celiac adalah gangguan yang dimiliki beberapa orang terhadap makanan yang mengandung gluten. Gluten adalah sejenis protein yang terdapat dalam makanan, seperti roti, biskuit, dan pasta. Pada penderita celiac, sistem kekebalan tubuh menyerang gluten dan merusak usus kecil ketika Anda menyantap jenis-jenis makanan yang mengandung gluten. Kondisi ini membuat tubuh Anda sulit menyerap nutrisi-nutrisi yang diperlukan agar tetap sehat. Jika tidak diobati, kondisi ini bisa menyebabkan komplikasi, seperti kekurangan gizi, kepadatan tulang yang rendah, intoleransi laktosa, dan infertilitas. “Musim dan daerah kelahiran bisa menjadi proxy untuk faktor-faktor lain, seperti vitamin D dan infeksi virus,” kata Fredinah Namatovu, tim peneliti di Umea university, Swedia. (MI/K1)

Panji Sekala Bkhak Berkibar dalam Kirab Kemerdekaan di Istana BENDERA Kerajaan Adat Sekala Bkhak berkibar di tengah-tengah kirab kemerdekaan di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (17/8). Panji itu bersama pataka kerajaan Nusantara lainnya mendapat kehormatan mengawal pengibaran duplikat bendera pusaka Merah Putih. Bendera Kerajaan Adat Paksi Pak Sekala Bkhak diarak dari lapangan Tugu Monas menuju Istana Merdeka. Paduka Yang Mulia Saibatin Peniakan Dalom Beliau (SPDB) Pangeran Edward Syah Pernong, Sultan Sekala Brak Yang Dipertuan Ke-23, membenarkan arak-arakan tersebut. “Dalam sejarah, ini pertama kali kerajaan adat yang ada di Nusantara diikutsertakan dalam prosesi pengibaran bendera Merah Putih

n ISTIMEWA

PARADE KIRAB MERAH PUTIH. (Kanan) Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) mengendarai Kereta Kencana Ki Jaga Raksa yang membawa duplikat bendera pusaka Merah Putih dan teks proklamasi ketika Parade Kirab Bendera Merah Putih dari Monas menuju Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (17/8). (Kiri) Panji Kerajaan Sekala Bkhak Lampung Barat menjadi salah satu yang mengikuti parade kirab. di Istana Merdeka,” kata Sultan Edward Syah Pernong, kemarin.

Sebagai raja, ia mengapresiasi kepedulian Presiden Joko Widodo

memperkenalkan kepada rakyat Indonesia tentang keberadaan kera-

jaan adat Nusantara. Dalam arakan itu juga, bendera pusaka Merah Putih dibawa oleh Ki Jaga Raksa, kereta kencana yang didatangkan dari Purwakarta, Jawa Barat. Prosesi yang diwarnai nuansa budaya tersebut ternyata ide dari Presiden Jokowi. Menurut Edward Syah Pernong, peringatan HUT ke-71 Kemerdekaan RI sebuah penghormatan bagi kerajaan Nusantara. “Dulu kerajaan dengan segala kekuatan mengusir penjajah. Sekarang, kerajaan ini me­ rekatkan NKRI,” ujar Edward yang juga mantan Kapolda Lampung itu. Perdana Menteri Kerajaan Adat Sekala Bkhak Ike Edwin mengatakan tongkat pusaka berumur ratusan tahun dan bendera kerajaan keluar dari Lamban Kuning dibawa hulubalang ke Jakarta,

kediaman/istana adat Sultan Edward Syah Pernong. “Dari kediaman Sultan, bendera kerajaan diserahkan ke pihak Istana Merdeka untuk dikirabkan,” kata Ike yang juga kapolda Lampung. Dengan begitu, lanjut Ike, pemerintah mengakui secara sah keberadaan kerajaan Nusantara, termasuk Sekala Bkhak yang berada di Lampung. Hal itu juga untuk melestarikan kearifan lokal dan menjaga muruah dalam bingkai NKRI. Muhamad Bukhari dari Kesul­ tanan Ternate juga ikut kirab. “Kami diundang untuk membawa bendera kesultanan masingma­sing, dari Nusantara, untuk meraya­kan hari ulang tahun Indonesia sampai penurunan bendera,” kata Bukhari. (K1) n Fathul Mu’in


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.