TERUJI TEPERCAYA
www.lampost.co
l
No. 13944 TAHUN XLll
l Terbit Sejak 1974 l Rp3.000 l selasa, 11 OKTOber 2016 l 24 Hlm.
Pengembang
Abai Menerangi Jalan
BPN yang berwenang dalam bidang agraria tidak memperbolehkan dibangun perumahan di zona merah.
P
ENGEMBANG pe rumahan PT Patala Gelobal Perdana (PGP) mengabaikan ancam an Pemerintah Kota (Pem kot) Bandar Lampung yang akan menyegel lokasi kerja mereka. Setelah teguran dan surat peringatan di layangkan Pemkot, ancam an penutupan lokasi pun tidak menghentikan opera sional kerja alat berat milik perusahaan itu. Pemantauan wartawan di lokasi penggerusan, ke marin (10/10), masih terlihat aktivitas kerja. Alat berat yang digunakan menggerus bukit masih menderu-deru meratakan tanah bukit itu. Tidak ada yang berubah dari hari sebelumnya, keluarmasuk kendaraan dari dalam peroyek masih jelas terlihat. Sementara pembuatan talut
“
Yang tegas dong Distako. Bawa Pol PP dan lakukan penyegelan. Kan aturannya sudah ada. Kenapa masih ada pengerjaan? atau beronjong yang dinyata kan Direktur PT PGP Hendra Agung belum juga terlihat di lokasi. Hanya tumpukan batu ada di lokasi itu. Untuk itu, Komisi I DPRD Bandar Lampung mendesak Pemkot untuk bersikap te gas menutup aktivitas peng gerusan bukit di Kelurahan Sukadanaham, Kecamatan Tanjungkarang Barat, Ban dar Lampung, itu. “Sebe tulnya kalau bicara soal kemanusiaan, enggak enak. Namun, kan harus sesuai aturan. Aturan mengatakan tidak boleh, ya tidak boleh,” ujar Sekretaris Komisi I Hambali Sanusi, kemarin. Menurut dia, Pemkot harus tegas melakukan penutup an terhadap aktivitas yang hingga kini masih berjalan. Sebab, Badan Pertanahan
Nasional (BPN) pun tidak bakal mengeluarkan legali tas kepemilikan rumah itu nanitnya, karena penger jaannya melanggar aturan. “Yang tegas dong Distako. Bawa Pol PP dan lakukan penyegelan. Kan aturannya sudah ada. Kenapa masih ada pengerjaan? BPN tidak memperbolehkan lahan itu digerus karena mereka tahu aturannya,” kata dia.
Pastikan Segel Pada bagian lain, Kabid Pengawasan Dinas Tata Kota (Distako) Bandar Lam pung Dekrison mengatakan pihaknya telah berkali-kali meninjau lokasi. Pihaknya juga telah menyarankan pengem bang untuk tidak melanjutkan pembangunan perumahan di Perbukitan Sukadanaham. “Sudah enggak ke situ-situ, sudah capek kami menegurnya. Padahal, sebetulnya rugi di mereka sendiri kalau masih melanjutkan pembangunan itu,” ujar dia, kemarin. Bahkan, menurut Dekrison, Pemkot memastikan ada ren cana penyegelan atas lokasi itu. Namun, ada proses yang me netukan hal tersebut. “Masih diproses untuk penyegelan nya. Lagian butuh waktu yang panjang untuk melakukan penyegelan, karena kami perlu melayangkan surat teguran hingga tiga kali dulu.” Terkait waktu yang dibu tuhkan Pemkot untuk tegas, Dekrison menyebut sekitar empat bulan ke depan baru dapat dilakukan penutupan. “Kalau soal berapa lama, sekitar empat bulan lagi baru kami segel karena ada peroses di dalam penyege lan itu,” ujar dia. (R5) febi@lampungpost.co.id
Kezia Warouw Kenakan... Hlm. 16
n LAMPUNG POST/IKHSAN DWI NUR SATRIO
KAPOLDA MENDAPAT PENGHARGAAN. Kapolda Lampung Brigjen Ike Edwin menerima penghargaan dari Ketua DPRD Kota Bandar Lampung Wiyadi usai rapat paripurna di DPRD setempat, Senin (10/10). Penghargaan diberikan atas kinerja baik Polda Lampung.
DPRD Beri Penghargaan Dang Ike KAPOLDA Lampung Brigjen Ike Edwin mendapat peng hargaan dari DPRD Kota Bandar Lampung atas ki nerjanya dalam bidang keamanan dan ketertiban lewat program Excellent Police Service yang dilan dasi kearifan lokal. Penghargaan yang diberi kan langsung pada paripur na di Gedung DPRD Bandar Lampung, Senin (10/10), itu didapat Ike menjelang serah terima jabatan kepada Kapolda Lampung yang baru, Brigjen Sudjarno, yang rencananya dilaksanakan di Mabes Polri, Rabu (12/10). Usai menerima penghar gaan tersebut, kemarin, Ike mengatakan pekerjaan yang selama ini dilaku kannya tidak berorientasi untuk memperoleh peng hargaan. Namun, hanya ingin memberikan yang terbaik bagi masyarakat di daerah kelahirannya. “Saya hanya fokus bekerja
untuk kebaikan Lampung,” kata Ike. Salah satu program yang memperoleh sambutan positif masyarakat adalah Excellent Police Service atau berkantor di luar Mapolda. Selama sembilan bulan menjabat sebagai Kapolda, Dang Ike—sapaan akrab nya, sudah 18 kali berkantor di luar dan menerima 600 pengaduan dari warga. Selama ini, Ike menga takan selalu pulang bekerja hingga pukul 23.00 dan pu kul 06.00 sudah berangkat ke kantor. “Sebab, saya pu nya program polisi di manamana. Setiap pagi polisi harus sudah ada di jalan, semua polisi, tidak hanya yang brigadir,” ujar dia. Ike mengaku sebenarnya berharap dapat mengabdi kan diri di Lampung hingga masa pensiun. Namun, Ka polri memiliki keputusan lain. Terhitung 5 Oktober 2016, Ike ditarik untuk me
nempati jabatan baru se bagai Kasespimma Sespim Polri Lemdikpol dan digan tikan Brigjen Sudjarno. “Ini sudah perintah.” Anggota Komisi III DPRD Bandar Lampung, Yuhadi, mengatakan pemberian penghargaan kepada Ike merupakan hasil rapat dari semua komisi. “Ini merupakan penghargaan masyarakat kepada Pak Ka polda atas kinerja positif nya selama ini.” Sementara itu, Kadiv Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar mengatakan sertijab Kapolda Lampung dari Brigjen Ike Edwin kepada Brigjen Sudjarno akan di laksanakan di Mabes Polri, Rabu (12/10). Sertijab akan dipimpin Kapolri Jenderal Tito Karnavian. “Sertijab Kapolda Lampung akan dilaksanakan Rabu,” kata Boy, melalui telepon, ke marin. (DEN/RUL/K1)
IKE PAMIT... Hlm. 3
Pemilih Usia Produktif Dominasi Lampung Barat Parosil MabsusMad Hasnurin Vs Edy Irawan AriefUlul Azmi Soltiansa Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Kabupaten Lampung Barat 2015 Usia 15—19 20—24 25—29 30—34 35—39 40—44
Pria 12.630 14.055 14.165 13.550 12.857 12.008
Total
Wanita 11.496 12.537 12.425 11.977 11.153 10.083
Jumlah 24.126 26.592 25.590 25.527 24.010 22.091
147.936 jiwa
*Jumlah PNS Lambar pada 2015 Pria : 1.094 pegawai Perempuan : 499 pegawai Total : 1.593 pegawai Sumber: Website BPS Lampung Barat
@lampostonline @buraslampost
TAJUK
Abaikan Ancaman Pemkot FEBI HERUMANIKA
facebook.com/ lampungpost
PEMILIHAN Kepala Daerah (Pilka da) Lampung Barat (Lambar) 2017 akan menjadi ajang perebutan suara pemilih pemula dan pemilih usia produktif. Bagi pasangan calon yang mampu menciptakan dan me nawarkan program yang menarik, diprediksi akan unggul dan meme nangkan pilkada. Dari penelusuran Lampung Post, Senin (10/10), berdasarkan data statistik daerah Kabupaten Lambar 2016 yang dirilis dalam web resmi BPS, jumlah penduduk menurut ke lompok umur di Lambar pada 2015 yakni usia 15—19 tahun, 20—24 tahun, 25—29 tahun, 30—34 tahun, 35—39 tahun, dan 40—44 tahun. Jumlah total penduduk dari enam kelompok usia itu adalah 147.936 jiwa (perincian lihat grafis). Jumlah penduduk terbanyak per
tama yakni di kisaran usia 20—24 tahun, yakni jumlah pria 14.055 orang dan wanita 12.537 orang, dengan total sebanyak 26.592 jiwa. Untuk usia 40—44 tahun jumlah to tal antara pria dan wanita sebanyak 22.083 orang. Jika melihat data statistik itu, pengamat politik dari Ilmu Pe merintahan FISIP Unila, Himawan Indrajat, menilai kedua pasangan calon, yakni Parosil Mabsus-Mad Hasnurin dan Edy Irawan AriefUlul Azmi Soltiansa, yang mampu meraih simpati pemilih pemula dan pemuda usia produktif, akan memenangkan Pilkada 2017. “Kalau masing-masing calon bisa berhasil meraih simpati pemilih pemula dan pemuda, kemungkinan bisa memenangkan pilkada,” ujar dia, kemarin.
Untuk meraih suara pemilih pe mula, menurut Himawan, setiap calon harus membuat program dan strategi khusus, seperti menawarkan biaya pendidikan murah dan program beasiswa bagi pelajar. “Kemudian me nawarkan program untuk pemuda agar menjadi unggul, produktif, dan berkompeten,” ujarnya. Ketua Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Lambar Ahmad Soleh mengatakan pihaknya sedang meng awasi pemilih pemula. “Nanti pada Rabu dan Kamis akan menggelar rapat koordinasi terkait DPT, yakni laporan hasil pengawasan dari PPL dan PPDP.” Ketua KPU Lambar Imtizal men jelaskan pihaknya akan melakukan upaya peningkatan partisipasi pemilih dengan cara memaksimalkan sosiali sasi yang unik dan kreatif. (*9/U2)
PEMERINTAH memiliki peran sebagai penyedia layanan publik strategis semisal pe nyediaan infrastruktur jalan. Hal itu termasuk kewajiban mengelola penerangan jalan umum (PJU) oleh pemerintah daerah. PJU merupakan hal penting agar jalan yang dilintasi aman dan nyaman, utamanya pada kondisi gelap atau malam hari. Ketiadaan hal ini ditengarai menjadi salah satu faktor penyebab kecelakaan atau bahkan tindak kriminalitas di jalan. Tidak ada alasan pemerintah daerah abai terhadap kewajiban menerangi jalan. Atas penerimaan pajak daerah, di antaranya pajak penerangan jalan, seharus nya pemerintah daerah mampu menyediakan sarana penerangan jalan memadai bagi masyarakat. Dasar hukum pajak penerangan jalan adalah PP No. 65/2001 tentang Pajak Daerah kemudian diimplementa sikan melalui Peraturan Daerah (Perda) tentang Pajak Penerangan Jalan (PPJ) yang ditetapkan pemerintah daerah masing-masing. Mekanisme pemungutan pajak penerangan jalan ada lah melalui PLN dan hasilnya diserahkan kepada peme rintah daerah. Masyarakat sebenarnya dapat menikmati fasilitas penerangan jalan sebagai bentuk timbal balik tak langsung dari pembayaran PPJ. Sayang, hubungan timbal balik itu masih jauh pang gang dari api. Boro-boro menikmati jalan terang ben derang, pengendara di Lampung saban hari disuguhi jalan gelap gulita. Tak heran jika angka kecelakaan dan kejahatan jalanan di provinsi ini tinggi. Kondisi itu diperparah pengamanan PJU yang buruk. Teranyar, alat panel matahari atau solar cell 26 titik di Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum), tepatnya di Km 40—53, di Ke camatan Sidomulyo dan Kalianda, Lampung Selatan raib. Kasus hilangnya PJU sudah beberapa kali terjadi di Lampung. Mei 2015, tidak kurang dari 250 unit timer lampu jalan di Bandar Lampung dicuri. Pemkot pun merugi Rp100 juta, dari hilangnya timer lampu jalan senilai Rp400 ribu per unit. Pencurian PJU juga pernah terjadi di jalur Liwa—Krui di Pekon Labuhanmandi, Kecamatan Way Krui, Pesisir Barat, Juli 2015. Kesigapan petugas kepolisian berhasil menangkap pencuri lampu jalan yang mengakibatkan kerugian sekitar Rp36 juta. Kita menyesalkan bahkan sangat menyesalkan raib nya PJU di Jalinsum. Pengadaan fasilitas tersebut jelas bersumber dari uang rakyat melalui pungutan pajak. Alih-alih bertambah, sisi gelap jalan di Sai Bumi Ruwa Jurai justru terus bertambah. Aparat keamanan sepatutnya sigap menjaga aset publik itu raib di tangan pencuri. Masyarakat di sekitar instalasi PJU pun tak boleh lengah apalagi berpangku tangan atas keamanan fasilitas tersebut. Abai meng amankan lampu jalan itu sama saja menyia-nyiakan pajak yang telah kita setorkan. n
oasis
Tanaman Picu Alergi POT tanaman dapat menambah keindahan dalam ru mah, tapi terkadang tampilan dapat menipu. Namun, peneliti menemukan Ficus yang dianggap wahana penambah hijau di ruang tertutup ternyata menjadi pelabuhan seluruh metropolis bakteri, jamur, dan mik roorganisme lainnya. Seorang ahli dari Asosiasi Profesor Departemen Ilmu Tanah dan Tanaman, Universitas Georgia, Mussie Hab teselassie, menjelaskan akar tanaman dapat bertindak sebagai koloni mikroorganisme pemicu alergi. Dalam tanaman sehat yang mendapat sinar matahari dan kadar air yang cukup, jamur membantu sistem akar mengek strak nutrisi dari lingkungan sekitar. Namun, jika tanaman kelebihan air atau ada di lantai dasar yang lembap, jamur akan memproduksi spora dan dapat memicu reaksi alergi. Bagi penderita alergi, gejala setelah kena spora mirip dengan demam. Selain itu, spora juga dapat memperburuk asma. Tanaman yang stres akibat paparan suhu ekstrem juga dapat melepaskan bahan kimia dalam bentuk gas lewat bakteri atau serangga. (MI/R5)