facebook.com/ lampungpost
www.lampost.co
350
TERUJI TEPERCAYA
No. 14039 | TAHUN XLii | Terbit Sejak 1974 | Rp3.000 | selasa, 17 januari 2017 | 24 Hlm.
TAJUK
345,05 hektare
BBM Ilegal Bertaji
250 125,5 hektare
150 6,6 hektare
50 0
@lampostonline @buraslampost
Tambak udang yang masih beroperasi
Tambak udang ilegal
Tambak udang tidak beroperasi lagi
Informasi tambak ilegal dua desa, yaitu Desa Bawang dan Tambak Belahgunung di Dusun Harapanjaya, Desa Pagarjaya, Kecamatan Punduhpidada, Kabupaten Pesawaran.
Ratusan Ha Tambak Diduga Ilegal PULUHAN pengusaha yang mengelola ratusan hektare tam bak udang di Pesawaran belum mengant ongi izin operasi alias ilegal. Pasalnya, ada manipulasi data di lapangan dan izin oleh be berapa pengusaha tambak udang yang bandel. Petugas Pelaksana Harian (Plh) Bidang Budi Daya Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Pesawaran, Tuti Indah Widiyani, menyebutkan dari 345,05 hektare tambak udang yang masih beroperasi, sebanyak 6,6 hektare tambak udang ilegal dan 125,5 hektare tambak udang tidak beroperasi lagi. Menurut dia, keberadaan tambak udang di pesisir Pesawaran merusak lingkungan/ekosistem, terutama melanggar green belt dan merusak hutan mangrove. Dia membenarkan adanya manipulasi data di lapangan oleh beberapa pengusaha tambak udang yang nakal. “Ya, memang benar ada ma nipulasi data di lapangan oleh pengusaha itu,” kata Tuti di ruang kerjanya beberapa waktu lalu. Berdasarkan pantauan Lampung Post, Minggu (15/1), di Desa Bawang, Kecamatan Punduhpi dada, Kabupaten Pesawaran, ada salah satu usaha tambak udang rehab ulang dengan mengguna kan alat berat untuk membangun tambak dan menimbun pantai. Terlihat pula pipa berukuran besar untuk mengambil air laut. Warga Desa Bawang, Zikri (30), mengatakan keberadaan tambak udang di Desa Bawang tersebut melanggar green belt dan bah kan sudah melakukan reklamasi pantai. Dia menjelaskan operasi tambak udang itu juga merusak terumbu karang dan ekosistem di laut. (AMR/D2)
Anggun Merasa Terhormat...Hlm. 22
n LAMPUNG POST/AHMAD AMRI
TAMBAK DIDUGA ILEGAL. Alat berat berada di areal lahan yang digunakan untuk tambak udang di Desa Bawang, Kecamatan Punduhpidada, Kabupaten Pesawaran, Senin (16/1). Diduga masih banyak para pemilik usaha atau pengusaha tambak udang di wilayah pesisir Kabupaten Pesawaran belum mengantongi izin operasi.
Pilkada Serentak Tidak Bergaung Pilkada serentak 15 Februari 2017 banyak tidak diketahui masyarakat setempat secara jelas. Triyadi Isworo
T
INGGAL 29 hari menjelang pencoblosan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak, tapi gaungnya tidak terdengar di masyarakat. Sosialisasi yang dilaku kan Komisi Pemilihan Umum (KPU) tidak sampai ke publik, dikhawatirkan golongan putih atau pemilik suara tidak ikut mencoblos bakal meledak. Direktur Rakata Institute Eko Kuswanto menilai Pilkada serentak gelombang kedua 15 Februari 2017 mendatang sepi dan kurang meriah. Ada sejumlah faktor yang membuat nya seperti itu, seperti adanya batasan jumlah alat peraga kampanye dan pembatasan dana kampanye. “Menurut saya, karena Pilkada saat ini kampanye secara teknis dan tersistem diatur ketat oleh KPU, maka terasa dan dianggap tidak meriah oleh masyarakat. Memang tak terli hat meriah seperti Pilkada sebelum diserentakkan, baliho, spanduk, dan atribut banyak terpasang. Namun, sekarang kan dibuat adil,” kata Eko yang juga akademisi IAIN Raden In tan Lampung itu, Senin (16/1). Eko juga menjelaskan pihaknya tidak melakukan survei dan kajian terkait sepinya pergelaran Pilkada
2017. Namun, tetap melakukan quick count (penghitungan cepat) pada 15 Februari 2017 saat pencoblosan di lima kabupaten di Lampung dan tiga daerah di luar Lampung. “Nanti kami akan gelar hitung cepat di Pilkada lima daerah di Lampung. Untuk yang di luar Lampung, Pilkada DKI Jakarta, Banten, dan Bekasi,” kata dia.
“
Nanti kami akan gelar hitung cepat di Pilkada lima daerah di Lampung. Kemudian, pengamat politik Universitas Lampung, Himawan Indrajat, juga menilai kampanye pasangan calon masih terasa sepi dan kurang gereget. “Ketika Pilkada serentak pada 2015 kondisinya juga seperti ini, sepi dan kurang meriah. Mungkin ini karena adanya pelaporan jumlah dana kampanye dan batasan alat peraga kampanye sehingga calon kepala daerah tidak bisa jorjoran dalam berkampanye,” kata akademisi Ilmu Pemerintahan FISIP Unila itu, kemarin. Ia juga menilai sepinya kampanye
pasangan calon karena ada batasan bagi mereka untuk merangkul media sebagai mitra untuk pencitraan positif. Sementara KPU pun juga tidak ber gerak untuk melakukan sosialisasi. “Se hingga kesan kampanye Pilkada tidak semarak sangat terasa,” kata dia.
Belum Jelas Sementara masyarakat di Lam pung, terutama kabupaten tempat Pilkada serentak, juga mengaku be lum jelas pelaksanaan pencoblosan. Salah satunya warga Pringsewu, Yogis Kharisma (25), yang menga takan dirinya belum mengetahui kapan waktu pencoblosan. “Enggak tau saya kapan nyoblosnya. Aduh ko men apa ya, semoga lancar ajalah,” kata staf kesehatan di salah satu ru mah sakit di Pringsewu, kemarin. Sementara warga Kecamatan Way Serdang, Mesuji, yang berak tivitas di Bandar Lampung, Ena Susana (22), mengatakan dirinya tidak mengikuti informasi Pilkada Mesuji. Justru dia mengaku lebih jelas mengetahui Pilkada Gubernur DKI karena sering muncul di tele visi. “Saya enggak tau Mas, biasanya kalau ada pemilihan orang rumah ngehubungin saya suruh pulang dan milih,” ujarnya. (R5)
Tindak Pelaku Black... Hlm. 2 woro@lampungpost.co.id
Polisi Usut Penyebab Kebakaran Gudang BBM POLRESTA Bandar Lampung terus menyelidiki kejadian kebakaran gudang penyimpanan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar di Jalan Umbul Kunci, Kelurahan Keteguhan, Telukbetung Timur, Minggu (15/1), sekitar pukul 14.00 lalu. Selain gudang, enam rumah warga di sekitarnya turut terbakar. Kapolresta Bandar Lampung Kombes Murbani Budi Pitono men jelaskan pihaknya masih menye lidiki kebakaran itu dan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Petugas juga masih mencari tahu penyebab timbulnya api dengan memeriksa saksi yang mengetahui kejadian itu. “Untuk sementara ini, kami keta hui tidak ada yang sengaja memba kar dan itu sepertinya tidak mung kin. Ini murni musibah karena kerugiannya pun cukup banyak sekitar Rp500 juta. Sejauh ini kami
n LAMPUNG POST/M UMARUDINSYAH MOKOAGOW
PASCAKEBAKARAN GUDANG. Pengendara melintas di lokasi puing-puing sisa kebakaran gudang BBM oplosan jenis solar yang menghanguskan tujuh rumah pada Minggu lalu yang dipasang garis polisi di Jalan Umbul Kunci, Telukbetung Timur, Bandar Lampung, Senin (16/1). telah memeriksa tiga saksi dari warga sekitar dan petugas gudang BBM itu,” kata dia melalui telepon, Senin (16/1). Dia menambahkan telah ber koordinasi dengan instansi terkait
pemilik gudang tersebut. “Tidak ada oknum aparat yang memiliki gudang BBM itu dan kami sudah berkoordinasi,” ujarnya. Sementara itu, Junior Sales Ek sekutif Ritel V Pertamina Imam
Bukhori mengatakan pihaknya telah berupaya meningkatkan pengawasan berkala setiap hari sebelum dilaku kan pendistribusian untuk mencegah penyelewengan pada saat peneri maan BBM. “Kami sudah melakukan berbagai upaya pengawasan seperti pengecekan ketat jumlah BBM di depot sebelum didistribusikan ke SPBU tiga kali, yakni pagi, siang, dan malam,” kata dia kepada Lampung Post, semalam (16/1). Pihaknya segera meng-cross check kejadian tersebut dengan mencari tahu siapa pihak yang harus bertang gung jawab. “Hal itu agar info yang diterima berimbang, tidak bisa ambil kesimpulan langsung, proses cross check merupakan prosedur yang sudah ada,” kata dia. Terkait titik rawan penyimpangan BBM, pihaknya mengaku tidak menge tahui secara detail sebab hal tersebut ranah pihak ketiga. (RAN/AJI/K1)
PERNIAGAAN bahan bakar minyak (BBM) di negara kita diatur oleh undang-undang. Karena itu, setiap pelanggaran harus dijatuhi hukum an karena sudah dikategorikan masuk tindakan kejahatan. Pengaturan itu penting sebab BBM merupakan sumber daya alam tak terbarukan, ko moditas vital untuk kebutuhan rakyat juga bahan baku industri, pemenuhan kebutuhan energi dalam negeri, hingga penghasil devisa negara. Menjadi komoditas vital, bahan bakar minyak berpe luang besar penyimpangan, terutama pendistribusian nya. Dalam aturannya, pemasaran BBM retail menjadi salah satu fungsi Direktorat Pemasaran dan Niaga yang menata pemasarannya. Untuk pemasaran BBM retail ini, Pertamina menyalur kan melalui lembaga penyalur retail BBM yang tersebar di seluruh Indonesia, bahkan hingga pelosok, seperti stasiun pengisian BBM umum (SPBU), agen minyak tanah (AMT), agen premium dan minyak solar (APMS), dan premium solar packed dealer (PSPD). Dalam rantai niaga itulah kerap terjadi penyimpangan. Teranyar tragedi di gudang BBM solar di Jalan Umbul Kunci, Kelurahan Keteguhan, Kecamatan Telukbetung Timur, Bandar Lampung. Gudang yang diduga beropera si ilegal untuk penampungan BBM jenis solar itu telah menjalankan bisnis gelapnya sejak lima tahun lalu. Nahasnya gudang itu terbakar pada Minggu (15/1) dan mengakibatkan enam rumah di sekitarnya ikut terbakar. Kebakaran akibat percik api itu terjadi saat mobil Cold Diesel memindahkan solar dari gudang ke tangki meng gunakan mesin pompa. Kejahatan terstruktur itu tidak tercium aparat penegak hukum. Kebakaran yang diawali dengan ledakan itu juga meng hanguskan mobil-mobil tangki di gudang yang diduga milik oknum aparat keamanan. Keterlibatan oknum aparat ini mencoreng nama instansi negara. Harusnya menjadi tela dan, melindungi rakyat dan menjaga keamanan negara. Acap oknum aparat membekingi praktik bisnis ile gal BBM. Seperti gudang BBM oplosan di Way Lunik, Panjang, Bandar Lampung, yang digerebek Satuan Tugas Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Lampung awal pekan lalu. Tersingkapnya dua kasus penyelewengan BBM di Ban dar Lampung menjadi pembuka jalan bagi Polda Lam pung melakukan operasi besar-besaran membongkar jaringan bisnis haram itu. Bukan tidak mungkin masih banyak lagi gudang-gudang lain tempat penimbunan BBM hasil oplosan, atau penampungan BBM hasil pen curian dari praktik tangki “kencing”. Dua kejadian itu menjadi titik terang benderang mene lusuri praktik bisnis ilegal BBM. Yang jelas di depan mata, Polda harus menemukan pihak yang lalai sehingga men imbulkan kebakaran di Umbul Kunci. Tanpa penegakan hukum yang tegas, praktik seperti ini terus berulang. Pertamina juga harus melakukan evaluasi terhadap maraknya praktik pencurian dan pengoplosan BBM. Apalagi BBM oplosan itu dijual ke SPBU. Pemilik dan rakyat sebagai konsumen menjadi korban. Kejahatan menggerogoti wibawa negara ini harus dihentikan dari Bumi Lampung. n
OASIS
Migrain dan Stroke SEBUAH penelitian baru dari Harvard Medical School menemukan risiko stroke lebih besar mengenai sese orang yang memiliki riwayat sakit kepala sebelah atau migrain. Lebih dari 50 juta orang menjalani operasi di Amerika Serikat dan stroke adalah salah satu komplikasi yang sangat potensial. Stroke juga mengakibatkan seki tar 6,2 juta kematian setiap tahunnya dan merupakan penyebab utama kecacatan jangka panjang. Penelitian yang telah dipublikasian di jurnal BMJ ini melakukan studi dari 124.558 pasien dengan kelompok usia 52 tahun antara Januari 2007 dan Agustus 2014. Hasilnya stroke berisiko 2,4 kali menyerang setiap 1.000 pasien bedah, tetapi risiko tersebut meningkat 4,3 kali untuk pasien dengan riwayat migrain. “Migrain kerap dipandang sebagai kondisi jinak dan belum menjadi fokus penilaian risiko ketika operasi, tetapi hasilnya seharusnya dimasukkan penilaian risiko individu stroke sebelum menjalani operasi,” ujar peneliti. (MI/R5)