Lampung Post Senin, 19 September 2016

Page 1

www.lampost.co

TERUJI TEPERCAYA

l

No. 13923 TAHUN XLll

l Terbit Sejak 1974 l Rp3.000 l senin, 19 september 2016 l 24 Hlm.

facebook.com/ lampungpost @lampostonline @buraslampost

TAJUK

Menjawab Galau Petani Singkong

n LAMPUNG POST/M UMARUDINSYAH MOKOAGOW

LAMPUNG RAIH PERAK. Pejudo Lampung, mewakili Livia Susanti (kiri), saat upacara pengalungan medali di GOR Saparua Bandung, dalam PON XIX 2016 Jawa Barat, Minggu (18/9). Livia yang saat itu sedang mendapat perawatan medis berhasil meraih perak pertama untuk Provinsi Lampung.

Livia Pingsan Usai Sabet Perak Pertama Lampung ATLET judo Lampung, Livia Susanti, kembali menambah perbendaharaan medali kontingen Sai Bumi Ruwa Jurai di Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX, Jawa Barat. Pada final kelas +78 kg putri di GOR Saparua, Bandung, Minggu (18/9), Livia meraih perak. Usai pertandingan kondisi fisik Livia drop dan pingsan. Livia sebelumnya juga menyum­ bangkan perunggu saat turun di kelas +81 kg. Pada final cabang judo kelas +78 kg, kemarin, Livia harus berjibaku melawan Muji Leksani Listyowati dari Jawa Tengah. Pejudo putri andalan Lampung ini pada awal pertandingan tampil impresif dengan terlebih dahulu mengambil inisiatif menyerang.

Tabel Perolehan Medali PON XIX (Sementara) 1. Jawa Barat 41 emas 22 perak 25 perunggu 2. DKI Jakarta 23 emas 20 perak 25 perunggu 3. Jawa Timur 15 emas 25 perak 20 perunggu 19. Lampung 0 emas 1 perak 1 perunggu

Namun, intensitas serangannya mu­ lai mengendur di tengah laga. Faktor stamina berpengaruh besar terhadap penampilan Livia yang melakoni empat pertandingan sekaligus. Sebelumnya, ibu dua anak ini melenggang ke final setelah tiga kali berturut-turut menumbangkan pejudo tuan rumah Jawa Barat, yakni Ardelia Yuli Pradipta di fase penyisihan, Szalsa Maulida di perempat final, dan Mia Maulidini di semifinal. Usai pertandingan final, saat akan mening­galkan arena, kondisi fisik atlet berusia 38 tahun itu tiba-tiba drop dan pingsan. Livia juga tidak bisa mengikuti upacara pengalungan medali karena masih mendapatkan perawatan medis. Posisinya diwakilkan pejudo lainnya asal Lampung. Gubernur Lampung M Ridho Ficar­ do, yang turut hadir di GOR Saparua, mengapresiasi pencapaian Livia dalam pertandingan tersebut. “Saya bangga. Anak-anak kita memberikan yang terbaik. Progres terus meningkat. Banyak peluang kita ke depan bisa diraih,” kata Gubernur. Dia mengaku puas dengan pencapaian cabang olah­ raga judo yang sudah meraih 1 perak dan 1 perunggu. (RIC/K1)

LIPUTAN PON HLM. 17

Farah Quinn Pamer Klepon Hlm. 16

Ridho, Daya Tarik

Rekomendasi Demokrat Tinggal 2 x 24 jam waktu parpol memberikan rekomendasi dukungan atas calon kepala daerah dan wakil kepala daerah. TRIYADI ISWORO

R

EKOMENDASI yang diberi­ kan partai politik (par­ pol) tidak semata sebagai syarat dukungan pencalonan di pemilihan kepala daerah (pilka­ da). Rekomendasi juga menjadi dukungan kekuatan mental calon. Seperti rekomendasi yang di­ tunggu calon dari Partai Demokrat sebagai kekuatan mental. Sebab, Ketua DPD Demokrat Lampung juga menjabat sebagai Gubernur Lampung. Pengamat politik FISIP Universi­ tas Lampun g , Ro b i C a hya d i Kurniawan, mengatakan berdasar posisi Demokrat sebagai partai menengah sesuai hasil Pemilu 2014, posisi tawar Demokrat di beberapa daerah pilkada tidak terlalu kuat. “Tetapi, pengaruh Ridho yang notabene adalah Gu­ bernur Lampung yang juga Ketua DPD Demokrat Lampung bisa me­ mengaruhi kandidat calon yang diusung,” kata akademisi itu saat dihubungi, Minggu (18/9). Menurutnya, hingga detik terakhir rekomendasi Demokrat

masih ditunggu semua hingga dua hari ke depan saat pendaftaran. “Semua menunggu dan melihat, untuk keputusan final beberapa hari ke depan,” kata Robi. Sekretaris DPD Demokrat Lam­ pung Fajrun Najah Ahmad menga­ takan dalam waktu dekat ini partainya mengeluarkan surat rekomendasi untuk para bakal calon kepala daerah. “Kalau untuk petahana, insya ­Allah. Tapi, kami kan masih nunggu keputusan resminya, karena

Saya juga tidak tahu persis apa keputusan akhirnya. Sepertinya, kami mendukung Sujadi di Pringsewu. saya juga belum megang surat keputusan resminya dari pusat,” katanya melalui pesan BlackBerry Messenger kepada Lampung Post, kemarin. Sebelumnya, Ketua DPD Demokrat Lampung M Rido Ficardo mengatakan pihaknya menyerah­ kan keputusannya kepada DPP un­ tuk rekomendasi. “Sudah diurus di DPP. Kami menunggu dari pusat,” katanya, Jumat (16/9).

Golkar Goyah Pada bagian lain, Partai Golkar mu­ lai goyah dalam penetapan dukung­an calon. Ketua Harian DPD I Partai Golkar Lampung I Made Bagiasa mengatakan DPP bersama tim pilkada telah rapat pleno terkait rekomendasi calon untuk Pringsewu. “Saya juga tidak tahu persis apa keputusan akhirnya. Sepertinya, kami mendukung Sujadi di Pring­ sewu, karena sampai saat ini Ririn belum mendapatkan pasangan dan mitra kolaisi,” katanya, kemarin. Untuk diketahui, Golkar telah me­ nyerahkan rekomendasi ke Sekre­ taris DPD I Golkar Lampung Ririn Kuswantari menjadi calon bupati Pringsewu. Namun, dia diminta un­ tuk mencari mitra koalisi, termasuk calon wakil bupatinya. Padahal, sebelumnya Pelak­ sana Tugas (Plt) Ketua DPD Partai Golkar Lampung Letjen (Purn) Lodewijk Fredrik Paulus menga­ takan sebelum pendaftaran di KPU rekomendasi sudah keluar. Dia juga menegaskan tidak ada perubahan untuk rekomendasi yang keluar hari ini (19/9). “Partai kami akan mengeluar­ kan rekomendasi dalam waktu dekat ini, sehingga para calon bisa mendaftar di KPU,” ujarnya di Kantor DPD I Partai Golkar, Jumat (16/9). (EKA/R5) triyadi@lampungpost.co.id

kolom pakar

Visi Politik Pengusungan Calon Kepala Daerah P R O S E S pemberian rekomendasi partai politik untuk bakal calon kepala daerah di Kabupaten n LAMPUNG POST/DOK. Pringsewu, Syarief Makhya Dosen Pascasarjana MIP Lampung Ba­ FISIP Unila rat, Tulang­ bawang, dan Kabupaten Mesuji baru diberikan menjelang dibukanya pendaftaran calon oleh KPUD. Fenomena ini menunjukkan adanya proses yang alot dan memakan waktu yang

cukup lama, padahal beberapa calon kepala daerah sudah menyo­ sialisasikan kepada masyarakat lebih dari satu tahun. Alasan-alasan apakah yang me­ nyebabkan lambannya pengusung­ an bakal calon kepala daerah oleh partai politik? Jawaban­nya sangat beragam, mulai dari per­ soalan elektabilitas calon, tran­ saksi politik, akses calon ke elite partai, intervensi parpol dalam menentukan calon kepala daerah, kedekatan hubungan keluarga calon dengan pengurus parpol, atau karena persoalan dukungan anggaran.

Sebagian dari alasan tersebut sering mengabaikan dimensi moral politik atau meminggirkan dimensi objektif dari calon-calon yang dinilai ideal oleh publik. Da­ lam banyak kasus, ada calon yang sudah lama menyosialisasikan diri kepada publik, tetapi tidak ada jaminan akan direkomen­ dasi oleh partai politik. Juga, ada calon yang memiliki karakter dan popularitas yang signifikan, tetapi belum tentu direkomendasi oleh parpol, karena mungkin saja calon tersebut tidak memiliki dukungan anggaran yang kuat. BERSAMBUNG KE HLM. 12

SINGKONG menjadi andalan produksi pertanian di Lampung. Bumi Ruwa Ju­ rai menjadi daerah penghasil ubi kayu atau singkong terbesar di Indonesia. Pada 2013, produksi singkong petani Lampung mencapai 9 juta ton dengan luas lahan mencapai 366.830 hektare (ha). Jumlah itu nyaris menyamai lahan padi yang seluas 447.374 ha. Pada 2015, walau data produksi singkong menurun, yakni 8,45 juta ton, Lampung masih menempati peringkat pertama kontribusi produksi nasional sebesar 35,33% dari total produksi 21,88 juta ton per tahun. Jadi, selain mengelola lahan padi, se­ bagian besar petani di Lampung mengelola lahan singkong. Kehadiran pabrik tapioka di Lampung kemudian memicu peningkatan produksi singkong petani. Saat ini ada 58 pabrik tapioka besar dan puluhan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang tentu saja perlu bahan baku yang sangat besar. Walau ada sebagian perusahan pemilik pabrik tapioka memiliki kebun sendiri, mereka tetap mengandalkan singkong petani. Sayang, bahkan amat kita sayangkan, geliat dan pe­ luh petani singkong di Lampung tidak terakomodasi kebijakan perdagangan komoditas pertanian nasional. Tingkat pertumbuhan impor singkong di Indonesia celakanya justru terus meningkat. Perkembangan volume impor singkong periode 2000— 2014 sebesar 77,17% per tahun. Impor ubi kayu Indonesia itu terutama berasal dari Thailand, Vietnam, dan Myanmar. Hal itulah yang lantas membuat harga singkong anjlok nasional, tidak terkecuali di Lampung. Harga singkong yang semula Rp1.200/kg turun drastis 50% menjadi Rp640/kg. Harga itu pun merupakan harga pabrik ­dengan potongan 10%—17%, sehingga harga yang diterima petani paling besar Rp400/kg. Wajar jika petani singkong di Lampung demikian galau dan merana. Atas persoalan itu kita mendesak pemerintah me­ nemukan solusi agar petani kembali bisa menikmati nikmatnya harga singkong. Salah satunya yang dilakukan Gubernur Lampung M Ridho Ficardo, dengan mengirim surat usulan pembatasan atau pengurangan impor tapioka. Dengan demikian, produk tapioka dalam negeri dapat digenjot dan tentunya kembali merangsang petani singkong kembali membudidayakan singkong. Tegas kita katakan, melayangkan surat bukan satusatunya solusi untuk hal itu. Pemerintah seharusnya mem­ beri stimulan kepada petani singkong di Lampung terkait diversifikasi pangan. Yakni, dengan adanya pelatihan industri pengolahan pangan berbahan baku singkong, agar produk petani singkong tidak terbuang percuma. Daerah ini jangan melulu menjadi produsen bahan mentah, tetapi harus berinovasi dengan produk olahan. Sebab, dalam hal kebijakan, tentu pemerintah atau pemerintah daerahlah yang mempunyai kuasa. Pemerin­ tahlah yang bisa mengikis derita petani singkong yang terus menanam berapa pun harga panen singkong. Jujur kita akui, memang hanya itu keahlian petani singkong saat ini. Jika dibiarkan, petani kian terpelan­ ting dari kerasnya persaingan pasar terbuka masyarakat ASEAN. Selain mengerem impor singkong, meng-upgrade kemampuan petani adalah keharusan. n

oasis

Asam Lemak dan Diabetes ASAM lemak omega-3 secara normal menguntungkan bagi kesehatan tubuh. Namun, sebuah penelitian mene­ mukan mengonsumsi terlalu banyak makanan mengan­ dung omega-3 dan asam lemak lainnya bisa memicu diabetes, terutama bagi perempuan. Studi yang telah dipublikasikan di jurnal Diabetologia ini memaparkan asam lemak omega-3, terutama docosapentaenoic acid (DPA) dan arachidonic yang biasanya ditemukan di daging merah dan ikan berlemak, ternyata berisiko mengakibatkan wanita terkena diabetes. Peneliti membandingkan data 71.334 wanita yang mengonsumsi asam lemak omega-3 kurang dari 1,3 gram setiap hari dan yang mengonsumsi 1,6 gram setiap harinya. Hasilnya, 26% wanita dengan konsumsi tinggi asam lemak omega-3 berisiko terkena diabetes. “Asam lemak yang berbeda memiliki dampak yang berbeda terhadap perkembangan risiko diabetes,” ujar Guy Fagherazzi dari Centre for Research in Epidemiology and Population Health (CESP). (MI/R5)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Lampung Post Senin, 19 September 2016 by Lampung Post - Issuu