Lampung Post Weekend Minggu, 8 Oktober 2017

Page 1

MINGGU II OKTOBER 2017 NO.14288 / TAHUN XLIII Terbit Sejak 1974

E-Mail: redaksi@lampungpost.co.id Layanan: 0721-783693 (hunting) 0721-773888 (redaksi) Faks: 0721-783598 (usaha) 0721-783578 (redaksi)

20

Rp3000/eks (di luar kota + ongkos kirim)

TERUJI TEPERCAYA

@lampostonline @buraslampost

BANGGA MEMAKAI BATIK

Harian Umum LampungPost

HALAMAN

“Untuk pertama kalinya Lampung dipercaya sebagai tuan rumah peringatan Hari Kopi Internasional.”

CANTIK BERBALUT SULAM USUS TEMPEL

Hari Batik sebagai salah satu upaya generasi muda bertanggung jawab untuk tetap melestarikan budaya bangsa Indonesia di kancah dunia.

Rp75.000/bulan (di luar kota + ongkos kirim)

ig@lampost

Di tangan dingin desainer, sulam usus tampil lebih kekinian dalam model gaun malam atau gaun pesta.

Tony OL Tobing Kepala Dinas Perindustrian Lampung

MUDA | Hlm. 9

FASHION | Hlm. 20

LENTERA | Hlm. 7

IKUTI BERITA TERKINI KLIK

WWW.LAMPOST.CO

BATIK TIDAK LEKANG OLEH WAKTU Sebagai warisan budaya dunia yang diakui UNESCO, batik tidak lagi kuno. Bahkan generasi muda tidak malu mengenakan batik. NUR JANNAH

n LAMPUNG POST/M UMARUDINSYAH MOKOAGOW

PEWARNAAN BATIK. Sejumlah pengrajin mewarnai kain batik di sentra batik Lampung.

B

ATIK merupakan warisan budaya bangsa Indonesia yang harus dilestarikan. Bahkan Badan PBB yang membidangi pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan (UNESCO) secara resmi menobatkan batik Indonesia sebagai warisan budaya dunia pada 2 Oktober 2009. Oleh karena itu, setiap 2 Oktober diperingati sebagai Hari Batik Nasional. Melalui Hari Batik ini sebagai bangsa Indonesia kita patut bangga dan terus mencintai warisan budaya ini. Meski warisan budaya sejak zaman dahulu kala, batik terus eksis mengikuti perkembangan zaman. Tidak hanya motif, corak, juga kreasi busana batik pun makin beragam dan modern. Momen Hari Batik harus menjadi pemantik agar batik tidak lekang oleh waktu. Mulanya batik dikenal sebagai kain tradisional Jawa. Seiring berkembangnya zaman dan teknologi, masyarakat daerah lain pun mengembangkan motif batik sesuai kekhasan daerahnya, tidak terkecuali Lampung. Bahkan di masing-masing kabupaten di Lampung memiliki motif dan corak berbeda sesuai ikon daerah. Menurut pemilik Siger Batik, Laila Al Husna atau yang akrab disapa Una, meski batik mulanya identik dengan pakaian orang dulu dan dianggap kuno, kini batik mulai dikenal di kalangan generasi muda. Bahkan batik kini tidak lagi sebagai corak kain semata. Berbagai pernik pelengkap penampilan, seperti tas, sepatu, dasi, dompet, dan baju kaus pun menggunakan motif batik. Bahkan seragam sekolah dan perkantoran menggunakan batik.

Kreasi Motif dan Corak Una menuturkan perkembangan usaha batik di Lampung saat ini juga makin baik. Hal ini terlihat dari makin banyaknya galeri batik yang bermunculan. Perkembangan teknologi juga sangat memengaruhi, sehingga pemasaran batik lebih luas, salah satunya melalui media sosial dan media daring. “Media online sangat membantu memasarkan batik sehingga batik

lebih dikenal,” ujar Una di kediamannya, belum lama ini. Warna dan corak batik juga terus berkembang sesuai kreativitas perajinnya. “Mulai dari gradasi warna, warna alam dengan sintetik semua terus berkembang. Selain itu, saat ini kesadaran masyarakat tentang warnawarna alam juga meningkat. Jika dulu warna alam lebih banyak disukai orang asing, saat ini masyarakat juga sudah mulai sadar alam,” kata dia. Motif-motif batik Lampung juga makin bervariasi. Pemakaiannya pun tidak terbatas pada seragam perkantoran. Saat ini di setiap acara semiformal dan formal, batik banyak dikenakan. “Sekarang trennya mulai berubah, orang sudah tidak malu lagi pakai batik motif Lampung untuk ke pesta. Dari coraknya, kehalusan membatiknya semua disesuaikan dengan permintaan konsumen,” ujar Una. Pemilik galeri batik Gabovira, Gatot Kartiko, juga mengatakan masyarakat kini antusias dengan batik motif Lampung. Oleh karena itu, dia berharap pemerintah daerah bisa kian gencar menyosialisasikan batik motif Lampung. Salah satunya dengan mengenakan seragam batik di perkantoran dan sekolah-sekolah. “Kami berharap pemerintah lebih gencar lagi mempromosikan batik motif Lampung. Kami berharap agar masyarakat terutama generasi muda bangga dengan batik khas Lampung,” ujarnya. Sebagai salah satu spesialis pembuat batik motif Lampung, Gatot berharap makin banyak kreativitas dan ide-ide corak batik. Sebab, Lampung memiliki banyak potensi sumber daya yang bisa diaktualisasikan menjadi corak batik. “Saya berharap tidak ada lagi yang menjiplak karya orang. Kalau banyak yang menjiplak, nanti makin tertinggal dengan provinsi lain. Ke depan lebih banyak lagi desain-desain yang muncul tanpa harus menjiplak. Se­ bagai pelaku usaha harus punya karya masing-masing. Saling berlomba dalam berkreasi.” (R4) nur@lampungpost.co.id

n LAMPUNG POST/M UMARUDINSYAH MOKOAGOW

MEMBATIK. Pengrajin membuat batik Lampung.

Batik Lampung Tonjolkan Ikon Daerah

n LAMPUNG POST/M UMARUDINSYAH MOKOAGOW

PROSES PENGERINGAN. Usai pewarnaan, batik dikeringkan. BERBEDA dengan batik Jawa yang memiliki makna dan filosofi tertentu, batik Lampung lebih menunjukkan identitas daerah. Oleh karena itu, motif batik di Lampung biasanya mengambil ikon-ikon masingmasing wilayah dengan tujuan memopulerkan budaya lewat batik. Pemilik Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (LKP) Siger Mau Lemah Batik, Laila Al Husna, mengatakan batik motif Lampung sudah ada sejak puluhan tahun lalu. Dari sejarahnya motif

Lampung diambil dari salah satu kain tenun inuh yang merupakan tenun khas Kabupaten Lampung Selatan. Tenun yang bermotif ornamen Lampung tersebut kemudian diadopsi dan diaplikasikan pada kain batik hingga sekarang. “Inuh itu kan tenun asal Kabupaten Lampung Selatan, jadi motifnya sebagian diadopsi untuk batik,” kata Una, sapaan akrabnya. Menurut dia, adopsi tenun inuh bukan hanya pada motif, melainkan juga warna-warna

di dalamnya. Hingga akhir­ nya batik motif Lampung terus berkembang hingga saat ini. Bahkan masing-masing kabupaten saat ini memiliki batik dengan coraknya masing-masing, mulai dari bunga atau buah kopi, lada, cengkih, lumbalumba, dan masih banyak lagi. “Tenun inuh itu kan motifnya banyak. Ada siger, binatang, gajah, kapal, burung, dan sebagainya bergantung kreativitasnya. Motif Lampung mengambil dari apa-apa yang ada di Lampung dan tidak semua mengambil di tenun inuh,” kata dia. Motif batik Lampung yang

berkembang sekarang ini merupakan motif Lampung modifikasi untuk menambah keanekaragaman sehingga konsumen memiliki banyak pilihan. Untuk lebih mengenalkan batik motif Lampung ini perlu kerja sama dengan lembagalembaga terkait, seperti desainer, pengelola event busana, serta peran pemerintah daerah melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Semoga ke depan batik Lampung seperti halnya tapis bisa dikenal tidak hanya di daerah sendiri, tetapi juga di dunia sebagai bagian dari kekaya­ an batik Nusantara. (NUR/R4)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.