Kunjungi kami di http://www.manunggal.undip.ac.id
Pemira Bermasalah Berujung Pencabutan Panlih Foto: Dyah/Manunggal
Drama Pemilihan Umum Raya (Pemira) tahun ini menimbulkan perbincangan di kalangan mahasiswa Undip. Kinerja Panitia Pemilihan (Panlih) yang diduga tidak maksimal karena tidak sesuai dengan Petunjuk Teknis (Juknis) yang telah dibuatnya sendiri, berujung pada pencabutan Surat Keputusan (SK) Panlih oleh Senat Mahasiswa (SM) Undip dan pembentukan Panlih baru. Permasalahan Pemira 2019 yang terjadi bermula dari SM Fakultas Hukum (FH), SM Sekolah Vokasi (SV), SM Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) yang mengeluarkan surat pernyataan mengenai proses pendaftaran dan verifikasi berkas calon senator, Selasa (22/10). Dalam surat pernyataan yang dibuat oleh SM FH, pada tuntutan poin kedua disebutkan bahwa juknis yang dibuat oleh Panlih tidak sesuai dengan hasil rapat koordinasi antara SM Undip dan SM Fakultas dimana Panlih memutuskan secara sepihak bahwa tidak melakukan perpanjangan pendaftaran senator sehingga SM Undip tidak mengkoordinasikan dengan SM FH bahwa pendaftaran tidak dapat diperpanjang. Menanggapi masalah tersebut, salah satu anggota Panlih inti terdahulu, Andhika Kusuma Wardana menyatakan bahwa menurutnya Panlih telah sesuai dengan wewenang dalam membuat juknis dan koordinasi dengan SM Undip juga telah berjalan. “Kita telah berkoordinasi dengan SM Undip (komisi 4 –red) dan berkoordinasi dengan Mas Nadhif untuk hadir sosialisasi namun Mas Nadhif tidak bisa datang akhirnya. Kita menyayangkan tuntutan nomor 2 karena lebih menjurus kepada fitnah tanpa dasar yang jelas,” ungkapnya. Panlih juga telah mengundang lembaga-lembaga yang ada untuk hadir ketika sosialisasi juknis. “Kami telah mengundang lembaga-lembaga yang ada untuk hadir agar dapat menanyakan apabila ada belum dipahami dalam juknis,” tambahnya.
Sosialisasi Petunjuk Teknis (Juknis) baru Pemira 2019 oleh panitia pemilih (Panlih) pada Jumat (1/11), bertempat di Ruang Sidang Lt. 1 StudentCentre Undip Tembalang.
Menurut ketua SM Undip, Muhammad Naufal Nadhif, Panlih hanya melakukan koordinasi dengan Komisi 4 SM Undip. “Tidak ada koordinasi dengan SM Undip, dan dari Panlih-pun sudah mengkonfirmasi, ini sudah dikoordinasikan dengan Komisi 4 selaku komisi yang mengampu dari Panlih pemira itu sendiri,” ujarnya. Nadhif juga mengatakan terdapat misscom dari Panlih yang akhirnya berujung surat pernyataan dari SM Fakultas. “Karena itu sempet Panlih ada misscom,” tambahnya. Ketua SM FH, Bilal Baihaqi menuturkan bahwa yang dipermasalahkan yaitu terkait pendaftaran senator yang tidak bisa diperpanjang sedangkan penjaringan untuk menentukan senator ke SM Undip mengalami kesulitan, selain itu Panlih yang melakukan verifikasi berkas sampai jam 9 malam dianggap melakukan pelanggaran terhadap juknis yang telah dibuatnya sendiri. “Hampir tidak semua fakultas mengirim delegasinya ke Undip, berarti dalam hal ini penjaringan untuk menentukan senator ke SM Undip kesulitan, sementara saya di SC sampai jam 9, Panlih masih melakukan verifikasi berkas senator,” ujarnya. Menurut Andhika, menanggapi tuduhan waktu pendaftaran yang dianggap terlalu
EDISI II/TAHUN XIX/ 25 Oktober - 25 November 2019
singkat, ia menjelaskan bahwa Panlih sudah mengeluarkan juknis sebelum pembukaan pendaftaran. “Para calon peserta pemira baru mendaftarkan diri pada hari terakhir semua, apalagi dalam kurun waktu 2-3 jam penutupan,” ujarnya. Andhika juga mengklarifikasi mengenai verifikasi berkas yang dilakukan Panlih, menurutnya hal itu tidak melanggar juknis yang ada. “Pada juknis nomor 7 pendaftar dinyatakan sah sebelum masa pengajuan berkas terakhir (20 Oktober 2019 pukul 17.00), otomatis calon senator yang mendaftar melebihi waktu tersebut dinyatakan tidak sah, sedangkan verifikasi adalah tahap pemeriksaan,”tambahnya. Pencabutan SK Penetapan Panlih Masalah yang terjadi berujung pada pencabutan SK Penetapan Panlih oleh SM Undip. “Yang kami cabut Panlih inti saja karena Panlih lalai,” ungkap Nadhif. Tambahnya, alasan SM Undip mencabut SK tentang pembentukan perangkat pemira karena telah lalai dalam mengerjakan tugasnya. “Kami menggunakan kewenangan kami yaitu legislative review, dimana mencabut ketetapan yang sudah kami tetapkan sendiri dengan ketetapan baru,” jelas Nadhif. (Daffa, Sinta/Manunggal)
1
Salam dari Joglo
Menilik Desas-Desus Hingga Terobosan Baru
Pesta demokrasi mahasiswa yakni Pemilihan Raya (Pemira) menjadi ajang bagi mahasiswa untuk memilih calon ketua danwakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) serta Majelis Wali Amanat (MWA). Pemira memang selalu menjadi pusat perhatian mahasiswa dari tahun ke tahun. Di Joglo Pos kali ini mengulik permasalahan pemira 2019 yaitu pencabutan Panlih yang dinilai kurang maksimal dalam keberjalanannya. Tiap pihak seperti SM Undip, perwakilan SM Fakultas, dan Panlih memiliki versi masing-masing dalam menanggapi masalah tersebut.
Namun, permasalahan ini sudah teratasi dengan dibentuknya Panlih baru meskipun masih terdapat sedikit kendala didalamnya. Di lain sisi, terobosan-terobosan baru mulai dilakukan Undip seiring perkembangan jalan, diantaranya yaitu penggunaan barcode untuk presensi mahasiswa. Sistem ini merupakan salah satu rangkaian dari Sistem Informasi Akademik Terpadu (SIAP). Sistem yang baru diterapkan ke Mahasiswa Baru (Maba) nantinya diharapkan dapat digunakan oleh semua mahasiswa dengan penyempurnaanpenyempurnaan pada sistemnya. Selain itu, Joglo Pos juga
menyajikan berita mengenai Undip Inn, salah satu infrastruktur yang dikembangkan Undip tahun ini. Undip Inn merupakan jawaban dari kerisauan mahasiswa dalam mencari penginapan dekat kampus. Fasilitas ini dapat dimanfaatkan terutama bagi keluarga mahasiswa yang akan menjalani wisuda. Hadirnya Undip Inn juga dianggap mampu mengurangi pengangguran khususnya bagi warga Tembalang. Semoga berita yang disajikan dapat memberikan pembaruan informasi terkini seputar Undip. (Redaksi)
Terapkan Sistem Baru, Undip Gunakan Barcode untuk Presensi Mahasiswa
Foto: Rona/Manunggal
Tahun akademik baru ini (2019/2020), Undip gunakan Sistem Informasi Akademik Terpadu (SIAP) sebagai pengganti Sistem Informasi Akademik (SIA). Salah satu penerapannya adalah penggunaan barcode untuk presensi mahasiswa. Pergantian sistem dari SIA ke SIAP bertujuan mengintegrasikan semua informasi sehingga lebih memudahkan mahasiswa. “Dulu masih terlepas menjadi bagian-bagian seperti her registrasi (untuk mahasiswa lama), registrasi (mahasiswa baru), billing (keuangan), sekarang sudah terintegrasi. Jadi begitu mahasiswa baru masuk, lalu pengumuman (UKT mungkin), setelah itu registrasi online bisa di print nyambung ke billing. Kemudian billing nyambung ke registrasi, verifikasi nyambung ke herreg nantinya sampai dengan wisuda,” ujar Embun Setyawan, kepala Biro Administrasi Akademik (BAA) Undip pada Senin (5/8). Penggunaan SIAP sebagai sistem akademik baru membuat sistem presensi mahasiswa Undip juga berubah. Sistem presensi yang awalnya menggunakan presensi manual maupun kartu Flazz kini berganti menjadi menggunakan barcode. Untuk sementara waktu, penggunaan absensi menggunakan barcode ini hanya digunakan oleh mahasiswa baru saja. Namun, apabila sistem presensi ini sudah berjalan akan dilakukan penyempurnaan pada sistemnya sehingga akan diakomodir untuk dapat digunakan oleh mahasiswa lama juga. “Kalau yang SIAP ini masih digunakan untuk mahaisswa baru, belum semuanya. Kalau ini sudah berjalan ada penyempurnaan di sistemnya itu nanti bisa diakomodir untuk mahasiswa lama juga,” jelas Sari, Kepala Bagian Akademik Fakultas Hukum pada Jumat (16/8). Seperti yang dijelaskan Sari, sistem
Mahasiswa baru Fakultas Sains dan Matematika (FSM) melakukan penyecanan barcode untuk presensi mata kuliah, Selasa (5/11).
presensi menggunakan barcode ini sudah mulai digunakan pada tahun akademik baru, tepatnya Senin (12/8) lalu. “Mulai perkuliahan depan, tanggal 12 itu,” jelas Sari kepada tim Joglo Pos. Penggunaan sistem akademik SIAP ini juga tidak hanya di Fakultas Hukum, tetapi sudah diterapkan di semua fakultas di Undip. “Itu semua, jadi anjuran dari universitas, kebijakan di universitas semua fakultas harus menggunakan SIAP,” ungkap Sari. Mekanisme penggunaan sistem presensi ini dengan men-download aplikasi SIAP dari playstore. Pada saat perkuliahan, dosen yang mengajar melakukan log in ke akun Single Sign On (SSO) yang saat ini juga sudah dimiliki semua civitas akademica Undip. Setelah dosen melakukan log in, akan muncul barcode yang akan muncul dengan timing 15 menit selama perkuliahan. Barcode inilah yang akan ditampilkan untuk kemudian di-scan oleh mahasiswa sehingga presensi akan tercatat. “Jadi, mahasiswa download aplikasi dari playstore yang SIAP. Dosen yang mengajar masuk ke akun SSO, nanti dosennya sudah punya jadwal yang tertera, nanti muncul
EDISI II/ITAHUN XIX/ 25 Oktober - 25 November 2019
barcode, mahasiswa tinggal scan, tapi ada timingnya yaitu 15 menit selama perkuliahan,” terang Sari. Pada awalnya, sistem presensi menggunakan barcode ini mengalami banyak kendala. Untuk mengatasi kendala yang mungkin terjadi, pihak akademik tetap menyediakan presensi manual untuk mencatat kehadiran mahasiswa. Kendala lain seperti mahasiswa datang terlambat saat barcode sudah ditutup juga tetap disediakan presensi manual. “Misal kalo mahasiswa itu telat, udah di-close absensinya, solusinya kita tetep ada manual,” ulas Sari. Sistem ini mendapat tanggapan positif dari beberapa mahasiswa, salah satunya Harani Putri Diszawanti, menurut Harani dengan adanya presensi secara online mempermudah mahasiswa sehingga lebih praktis dan terstruktur dalam mengisi presensi kehadiran. “Absen tinggal scan 1 detik selesai, di applikasinya juga ada historynya udah datang kelas apa aja. Kalau dari pihak admin SSOnya belum ngeabsenin kita juga akan kelihatan nantinya,”ujar Harani. (Dini/Manunggal)
2
Masukan agenda Anda lewat twitter: @LPM_Manunggal
BREAK
Gerakan Kampanye Anti-Plastik: Siapkah Undip? Ditulis oleh :Pramudya Lazuardi, Fakultas Ilmu Budaya
Sampah plastik merupakan polemik internasional dimana hampir seluruh negara mencari solusi untuk memecahkan masalah ini. Pasalnya, sampah plastik merupakan sampah yang membutuhkan waktu yang sangat lama untuk terurai dan diimbangi dengan masifnya produksi dan penggunaan barang dengan bahan dasar plastik. Hal inilah yang dianggap sebagai ancaman besar bagi kelangsungan lingkungan. Berkenaan dengan hal ini, bahkan banyak instansi, organisasi, maupun komunitas yang juga ikut ambil peran dalam hal ini, tidak terkecuali di Universitas Diponegoro. Bidang Sosial Masyarakat (Sosmas) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Diponegoro (Undip) bersama dengan BEM Fakultas yang ada di Undip pun turut serta dalam satu gerakan kampanye pengurangan sampah plastik dengan nama “Friday no Plastic (Frystic)”. Kampanye yang disuarakan dalam gerakan ini dimulai dari penggunaan botol minum (tumbler) sebagai pengganti botol plastik sekali pakai hingga gerakan seperti Galon Unik Peduli Lingkungan (Gupi) yang dicetus oleh Bidang Pengabdian Masyarakat (Dimas) BEM FIB Undip, kemudian dikemas dalam bentuk sebuah dispenser gratis yang dirupai sebagai maskot anti sampah plastik. Dengan berbagai gerakan yang sangat baik ini saya rasa mahasiswa yang tergabung dalam organisasiorganisasi di Undip sudah peduli terhadap permasalahan lingkungan, namun apakah mahasiswa umum sudah siap menerima perubahan ini? Sudah menjadi hal yang umum bahwa plastik sekali pakai merupakan bahan kemasan makanan yang paling murah dalam segi biaya dan paling cepat untuk diproduksi. Penggunaannya pun sederhana sehingga membuat penggunaan barang berbahan plastik sekali pakai masih diminati masyarakat. Namun, bagaiman jika sasaran kampanye tidak kunjung tumbuh rasa kepedulian terhadap hal
yang sama? Agaknya saya sendiri cukup menyayangkan akan minimnya kepedulian masyarakat Undip terhadap isu lingkungan itu sendiri. Jika pihak kampus tidak mendukung atau bahkan tidak peduli terhadap gerakan seperti ini, maka polemik sampah plastik pun juga tidak akan pernah teratasi. Perlu diketahui, bahwa di Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Undip yang terletak di jalan Banyuputih, sampah plastik yang sudah diangkut hanya dikubur di dalam tanah dan tidak ada regulasi untuk ‘menghilangkannya’. Tentu saja sampah plastik memang tidak bisa dimusnahkan begitu saja. Tetapi lama kelamaan, sampah plastik di TPS Undip bahkan sampai menciptakan ‘dataran’ baru yang bila diinjak akan terasa menggronjal, jika dibiarkan begitu saja, tentu dapat menimbulkan dampak buruk baik dalam jangka pendek ataupun panjang. Oleh karena itu, perlu adanya kerjasama dan dukungan yang baik dari pihak kampus dengan memberikan fasilitas pendukung yang dapat membantu keberhasilan gerakan kampanye anti plastik ini. Hal itu dapat berupa memberikan fasilitas berupa tempat sampah yang dapat memilah mana yang sampah organik dan nonorganik,serta memberikan edukasi terkait dengan hal tersebut. Selain dari pihak kampus, mahasiswa, atau bahkan masyarakat Undip juga perlu berperan aktif dalam gerakan anti sampah plastik.
Agenda Pemerintah Kota Semarang membuka pendaftaran Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Formasi tahun 2019 sebanyak 280 tenaga teknis. Informasi lebih lanjut : @bkppkotasemarang (instagram)
Pembac a menyam yang ingin p tar, kelu aikan komenh saran se an, kritik, atau pu Undip d tar persoalan d apat me i ngirimk pesan l an ewat sm 088139 s ke nomor 304790 1
Semester depan tolong jangan ada wisuda malem-malem lagi, kasihan teman saya dari jauh hasil fotonya jadi gelap, keluarga saya juga udah pada ngantuk kecapekan. (081232138xxx)
Diterbitkan oleh Lembaga Pers Mahasiswa Manunggal Universitas Diponegoro Pelindung: Prof. Dr. Yos Johan Utama, S.H., M.Hum., Penasihat: Prof. Dr. Ir. M. Zainuri, DEA., Dr. Darsono, S.E., MBA., Akt., Dr. Budi Setiyono, S.Sos., M. Pol. Admin., Prof. Dr. Ir. Ambariyanto, M.Sc., Dr. Adi Nugroho Pemimpin Umum: Alfio Santos. Sekretaris Umum: Verensia Audre S. Pemimpin Redaksi: Rivan Triardhana P. Pemimpin Litbang: Deni Sanjaya. Pemimpin Perusahaan: Mutia Larasati. Wakil Pemimpin Redaksi: Alfiansyah. Redaktur Pelaksana: Sinta Maulia. Staf Redaksi: Annurya Hamida, Muhammad Daffa A., Dini Izzati S. Redaktur Fotografi: Rena Adinda S. Staf Fotografi: Rona Arianti H., Tita Adi T. Redaktur Desain: Sintia Mulia R. Staf Artistik: Sofatun Misrofah Staf Grafis: Luthfia Rizqia N. Staf Layout: Diah Ramadhanti S. Manajer Rumah Tangga: Nanik Nurhana. Manajer Produksi Distribusi dan Iklan: Sherline Vicky A. Staf Produksi Distribusi dan Iklan: Nur Chamidah, Hizkia Rizki A.C. Alamat Redaksi, Iklan dan Sirkulasi: Sekretariat LPM Manunggal Student Centre Universitas Diponegoro Jalan Prof Soedarto SH, Tembalang Semarang 50275 Email: persmanunggal@yahoo.com Website: www.manunggal.undip.ac.id
EDISI II/TAHUN XIX/ 25 Oktober - 25 November 2019
3
Sorotan Undip Inn: Eksistensi Fasilitas Penginapan di Undip Ilustrasi: Sinta/Manunggal
(Dini Izzati Sabila, Annurya Hamida, M. Daffa Apriza) Undip Inn mulai dibangun sejak tahun 2016 dan baru tahun ini diresmikan. Hadirnya Undip Inn menjadi salah satu daftar infrastruktur yang sedang gencar-gencarnya dibangun oleh Rektorat. Menurut Wakil Rektor III, Darsono, Undip Inn berfungsi sebagai pelengkap fasilitas yang ada di Undip. Mereka yang dapat menikmati fasilitas dari Undip Inn adalah mahasiswa, orang tua dari mahasiswa, dan masyarakat umum yang berkaitan dengan Undip. “Sejak awal Undip Inn itu melengkapi fasilitas yang ada di Undip untuk kebutuhan mahasiswa, orang tua mahasiswa atau masyarakat umum yang ada kaitannya dengan Undip,” papar Darsono saat ditemui oleh Tim JogloPos. Darsono juga menambahkan bahwa Undip Inn dapat digunakan untuk berbagai kegiatan mulai dari pelatihan hingga tempat menginap bagi orang tua mahasiswa. “Misal ada training di Undip, orang tua mau tengok putranya wisuda, bisa nginep di situ begitu juga mahasiswa,” terang Darsono. Sistem Undip Inn sama seperti hotel. Selain itu, pengunjung bisa memilih untuk menyewa kamar dengan sistem harian atau bulanan. Tarif yang ditawarkan oleh Undip Inn juga bervariasi. “Bisa harian bisa bulanan. Tarifnya ada yang Rp 250.000 ada yang Rp 350.000 per hari,” jelas Darsono. Undip Inn memiliki 45 kamar dan berbagai ruang yang memiliki fungsinya masing-masing. “Kamar yang dioperasikan ada 45 kamar, ada ruang rapat, ruang pelatihan, ruang sidang, ada tempat masaknya juga dan dibanding hotel yang
ada sangat murah dan fasilitasnya bagus” ujar Darsono. Jika ada pihak yang ingin meminjam ruangan, mereka cukup menemui pengelola lobby di Undip Inn dan mengurus prosedur peminjaman di sana. “Langsung saja, karena udah ada pengelola-nya. Langsung ke sana seperti biasa daftar di lobby depan,” papar Darsono Kurangnya Promosi & Aliran Dana Undip Inn Perlu ada usaha yang lebih baik untuk memperkenalkan Undip Inn ke mahasiswa. “Yang kemarin terjadi adalah ada mahasiswa asing yang berada di sini 2 minggu, daripada di hotel lebih baik di lingkungan kampus dan merupakan bagian dari fasilitas Undip,” ungkap Darsono. Saat ditanya mengenai aliran dana, Darsono menyatakan bahwa uang yang didapat dari pengelolaan Undip Inn akan dibagi dengan PT. Undip Maju. “Karena bekerjasama dengan PT. Undip Maju maka keuntungannya dibagi. Karena PT Undip maju milik Undip juga maka kami masih bisa mengatur, beda kalo kerjasama dengan pihak luar,” cakap Darsono. Selain itu, hadirnya Undip Inn juga mendapatkan eksposur dari masyarakat karena gedung tersebut digunakan oleh Bank BTN. “Bank BTN sudah lebih dulu ada sebelum Undip Inn. Ternyata antara Undip Inn dengan bank itu sinergi. Undip Inn laku karena banyak orang yang ke bank, jadi tau di situ ada penginapan” terang Darsono. Pendapat Civitas Akademika Menurut Ibnu Hafidz Alfandi, Mahasiswa Departemen Antropologi Sosial, berpendapat bahwa Undip Inn dapat menjadi alternatif pilihan prospek akomodasi bagi mahasiswa dan orang tua wali. “Saya berharap Undip Inn dapat
EDISI II/TAHUN XIX/ 25 Oktober - 25 November 2019
menjadi fasilitas bagi keluarga mahasiswa Undip yang ingin melakukan penjengukan (terhadap –red) salah satu anggota keluarga yang ada di Undip,” ujar Ibnu. Ibnu juga menambahkan bahwa Undip Inn unggul dalam hal tarif dan juga lokasi. “Dengan fasilitas yang banyak, (harga –red) 250 ribu itu sudah cukup terjangkau dan juga sudah dapat tempat yang dekat dengan kampus,” ungkap Ibnu. Selain itu Ibnu juga menyoroti kehadiran Undip Inn dapat berfungsi sebagai lapangan kerja dan salah satu solusi untuk mengurangi jumlah pengangguran, khususnya di Tembalang. “Bisa menjadi salah satu solusi untuk mengatasi pengangguran bagi warganya,” terang Ibnu.
Bang Jo Pemira Bermasalah Berujung Pencabutan Panlih Semua memang perlu diklarifikasi dengan jelas biar tidak terjadi misscom Terapkan Sistem Baru, Undip Gunakan Barcode untuk Presensi Mahasiswa
Semoga kendala-kendala yang ada bisa jadi evaluasi kedepannya Undip Inn: Eksistensi Fasilitas Penginapan di Undip Syukurlah kan nggak susah-susah lagi cari penginapan deket kampus
4