Joglo Pos Edisi II/Tahun V/27 Agustus 2015

Page 1

Kunjungi kami di http://www.manunggal.undip.ac.id

FT Ubah Sistem Kaderisasi Foto: Nina/Manunggal

Mulai tahun ini, Fakultas Teknik (FT) Undip memberlakukan sistem kaderisasi yang baru. Seluruh jurusan di FT kini memiliki pedoman yang sama dalam durasi pelaksanaan kaderisasi, yaitu selama 12 minggu per 6 September 2015. Keseragaman ini bertujuan menciptakan sistem kaderisasi yang lebih terkoordinasi dan membuka wadah lebih luas bagi mahasiswa baru (maba) untuk bergaul dengan mahasiswa jurusan lain se-FT. Ketua pelaksana Orientasi Diponegoro Muda (ODM), Muhammad Arif Rachman, mengatakan tahun ini merupakan kali pertama FT menerapkan sistem kaderisasi yang terintegrasi antarjurusan. Pada tahun-tahun sebelumnya, setiap jurusan memiliki jadwal kegiatan dan konsep kaderisasi masing-masing. Sehingga maba kurang dapat mengenal mahasiswa lain yang berbeda jurusan walaupun satu fakultas. Melalui sistem kaderisasi yang baru ini, maba dari seluruh jurusan di FT diharapkan dapat lebih berbaur dan memiliki kekeluargaan yang lebih erat. Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan dari Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FT, Aulia Hashemi Farisi. Sistem kaderisasi tahun ini tidak mengelompokkan maba berdasarkan jurusan. Melainkan membagi seluruh maba ke dalam 74 kelompok yang terdiri dari maba berbagai jurusan di FT. Setiap kelompok akan dibimbing oleh satu kakak pembimbing untuk mengerjakan berbagai tugas selama proses kaderisasi. Sistem kaderisasi yang baru ini juga merupakan bentuk antisipasi dari hal-hal yang tidak diinginkan selama proses kaderisasi. Selama ini, tidak ada pihak yang bertanggung jawab terhadap masalah yang timbul saat proses kaderisasi. Sehingga BEM FT merasa perlu menginisiasi pembuatan pedoman bersama yang mengatur sistem kaderisasi di FT. Pedoman ini disusun selama dua bulan bersama Departemen Pengembangan Sumber Daya Manusia dari Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) se-FT, dengan persetujuan Pembantu Rektor (PR) III, ketua jurusan, ketua HMJ, dan ketua BEM. Sebagai Dasar Hukum yang Sama Aulia menjelaskan bahwa tahun-tahun sebe-

Mahasiswa baru Fakultas Teknik mengikuti serangkaian acara PKKMB di Gedung Soedarto Undip Tembalang, Rabu (26/08).

lumnya BEM FT tidak memiliki pedoman legal tentang kaderisasi yang disepakati bersama. “Tinggal salah-salahan aja kan. Seringnya mahasiswa yang disalahin. Sehingga tahun lalu itu ada insiden, itu kejadiannya belum clear ada, namun itu bisa dijadikan dasar hukum untuk menghukum beberapa jurusan, itu kan bahaya,” jelas Aulia. Menurut Aulia, selama ini banyak oknum yang mengatasnamakan kaderisasi untuk perpeloncoan yang keras dan tidak punya tujuan jelas. Sistem kaderisasi yang baru diharapkan dapat menjadi dasar hukum bagi sistem kaderisasi. Sehingga menjadi koreksi untuk pemberlakuannya ke depan. Pemberlakuan hukuman bagi pihak yang tidak menaati aturan dalam pedoman pun sudah diantisipasi. Antisipasi berupa pembentukan badan pengawas yang terdiri dari Senat FT dan Dewan Pembina Mahasiswa. Pihak yang melenceng dari pedoman akan diberikan peringatan dan sanksi. Latihan Disiplin dari Profesional Sebagai salah satu rangkaian acara dalam ODM, BEM FT akan menyelenggarakan Diponegoro Youth Leadership (DYL), Minggu (30/8). Melalui DYL, maba akan belajar bersosialisasi dengan terjun langsung ke lima titik

EDISI II/ TAHUN V/ 27 AGUSTUS 2015 1

pemukiman warga dan berbagi hadiah berupa kukis. “Warga sekitar kampus kadang terganggu dengan mahasiswa yang bertingkah tidak sopan,” kata Aulia. Harapanya, maba dapat mengakrabkan diri dengan masyarakat sekitar Undip. Usai seluruh rangkaian acara ODM dan menjalani perkuliahan selama seminggu, maba akan memulai proses kaderisasi di Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang. Akpol dipilih sebagai lokasi pelaksanaan karena di sana maba akan mendapatkan pembinaan mental dari tenaga profesional. Setiap jurusan dibebaskan untuk menentukan jadwal kegiatan, asalkan durasinya tidak lebih dari lima jam per minggu. “Jadi, dalam seminggu hanya lima jam. Nah, itu lima jamnya terserah. Mau dibikin setiap Senin sejam, Selasa sejam, Rabu sejam pertemuan, atau mau langsung full lima jam di akhir pekan, yang penting maksimal seminggu lima jam,” kata Aulia. Jurusan pun dibebaskan untuk menyusun materi yang sesuai dengan kebutuhan masingmasing. Aulia mencontohkan, seperti Jurusan Arsitektur yang perlu mengasah kemampuan menggambar dan Jurusan Geologi yang butuh mengeksplor kemampuan survival di lapangan. (Kalista, Ayu, Rizko)

EDISI I/ TAHUN XII/ 28 AGUSTUS 2012

1


Salam dari Joglo

Gebrakan Undip Warnai PKKMB

Awal tahun ajaran 2015/2016 ini, banyak terjadi gebrakan di Universitas Diponegoro. Kaderisasi Fakultas Teknik (FT) misalnya. Joglo Pos Xpress kali ini membahas perubahan sistem kaderisasi FT yang kini terintegrasi satu sama lain. Selama ini, sistem kaderisasi FT terkesan kurang rapih karena tidak adanya penanggungjawab baik dari fakultas maupun universitas. Dengan adanya aturan yang disepakati bersama tersebut, harapannya sistem kaderisasi FT yang menyasar mahasiswa baru lebih tertata.

Selain itu, semangat go green tetap ditunjukkan oleh beberapa fakultas di Undip. ODM tahun ini tidak mewajibkan mahasiswa membawa bibit pohon. Gerakan go green tersebut termasuk ke dalam agenda PKKMB fakultas. Namun, redaksi menemukan konsep go green yang diterapkan dalam berbagai bentuk yang berbeda oleh beberapa fakultas. Tidak hanya itu, tim Joglo Pos Xpress mengulik tentang mahasiswa-mahasiswa unik yang diterima undip tahun ini. Tidak hanya menerima siswa

berprestasi, tahun ini undip menerima dua orang mahasiswa penyandang disabilitas. Sejauh mana Undip memfasilitasi dan membantu mahasiswa tersebut? Semua orang berhak menempuh pendidikan dengan layak. Semoga ungkapan tersebut tidak hanya sekadar angan.

Ekspektasi Anti Perpeloncoan Oleh : Adi Nur Rokhim*

Mahasiswa yang baru saja memasuki jenjang perkuliahan perlu adaptasi. Adaptasi ini diperlukan karena ada perbedaan yang begitu signifikan antara atmosfer pendidikan kuliah dengan jenjang pendidikan sebelumnya. Oleh karena itu, perlu adanya sebuah kegiatan yang dapat mempercepat adaptasi mereka, orientasi mahasiswa umpamanya. Di Universitas Diponegoro, orientasi mahasiswa tersebut secara resmi disebut dengan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB). PKKMB ini termaktub dan diatur dalam Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 25/ dikti/kep/2014 tentang Panduan Umum Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa. Namun, PKKMB sudah terlanjur akrab di telinga mahasiswa dengan sebutan Ospek, PMB, MOS, dan lain sebagainya. Jika hanya dalam penyebutan nama yang berbeda dengan peraturan dan ketentuan res-

minya tentu bukan menjadi masalah berarti, namun bagaimana jika pelaksanaannya pun ikut menyimpang dari yang sudah ditentukan? Dalam keputusan Dirjen Dikti tersebut, disebutkan bahwa azas pelaksanaan pengenalan mahasiswa baru adalah azas keterbukaan, demokratis dan humanis (Bab III). Dalam putusan tersebut sudah jelas bahwa PKKMB seharusnya tidak akan merugikan sasarannya. Dalih apapun seharusnya tidak dapat dibenarkan untuk dapat melakukan tindakan yang merugikan atau yang biasa disebut dengan perpeloncoan kepada mahasiswa baru. Namun, peraturan tentang perpeloncoan masih dirasa membingungkan dan menghambat kegiatan pendidikan karakter. Hal itu dikarenakan tidak adanya indikator untuk memastikan kegiatan tersebut termasuk perpeloncoan atau bukan. Untuk Undip sendiri, Prof. Yos yang menyebutkan bahwa kegiatan PKKMB tidak boleh dilaksanakan lebih dari dua bulan. Ini membuat

kata perpeloncoan menjadi semakin multi tafsir. Pasalnya tidak memberikan definisi yang jelas tentang contoh-contoh tindakan yang termasuk perpeloncoan. Sehingga panitia PKKMB di setiap jurusan dituntut untuk dapat memutar otak agar kegiatannya tidak termasuk dalam kegiatan perpeloncoan. Berhasil atau tidaknya mewujudkan slogan “Undip Bebas Perpeloncoan� tergantung pada panitia yang menyelenggarakan. Panitia dituntut tidak berkutat dalam budaya kaderisasi klasik turun-temurun yang sebenarnya tidak ada perbedaan yang berarti dalam setiap pelaksanaannya. Jadi, sejauh manakah panitia berkomitmen mewujudkan slogan tersebut. Atau slogan bakal jadi slogan belaka tanpa wujud nyata. *)Mahasiswa D-3 Desain Arsitektur Universitas Diponegoro

Apa Kata Mereka?

Foto: Nina dan Fira/Manunggal

Rektor tegaskan anti perpeloncoan selama masa orientasi dan kaderisasi. Apakah kamu setuju dengan adanya kaderisasi? Kaderisasi seperti apa yang kamu harapkan? Sari Oktavianti (S-1 Teknik Lingkungan) Penting banget karena namanya juga pengenalan universitas, fakultas, beserta UKMnya, dan pasti kakak senior itu lebih berpengalaman dari kita. Kalau aku pribadi nggak masalah dengan kaderisasi. Kaderisasi yang diharapkan pokoknya yang bebas dari perpeloncoan. Di Undip kan dilarang keras. Dengar-dengar dari senior anak Teknik itu ospeknya keras banget. Kita sebagai cewek takut gitu. Tapi dengan dilarangnya perpeloncoan, kita jadi lega. Widhi Arya Setiawan (S-1 Fisika) Perpeloncoan itu kan budaya kolonialisme barat, dari jaman penjajahan Belanda, jadi harus dihapuskan karena Indonesia sudah merdeka. Namanya perpeloncoan itu nggak baik. Tegas sih nggak papa, tapi yang namanya perpeloncoan itu kan menjurus ke arah kekerasan baik secara fisik atau mental jadi nggak diperbolehkan. Tentunya saya mengharapkan kaderisasi yang memperkenalkan universitas secara lengkap dan menyeluruh tanpa ada kekerasan. Yang lebih bagus sih, kaderisasi yang ada materinya, tapi ada outdoornya juga. Kalau materi aja ya bosen.

EDISI II/ TAHUN V/ 27 AGUSTUS 2015

Ian Niko Iswara Sihombing (S-1 Teknik Perkapalan) Setuju dengan kaderisasi karena dapat membangun mahasiswa. Karena kita kan sudah ditegasin dari SMA. Apalagi kalau waktu SMA kita udah ikut organisasi kan sudah dibiasakan. Jadi kalau di kuliah ada sedikit perpeloncoan nggak masalah sih. Tentunya diharapkan kaderisasi yang bisa membangun mental. Misal, kalau ada senior yang marahin junior bukan untuk menjatuhkan mental, melainkan biar juniornya makin kuat Farhana Aulia Rahma (S-1 Psikologi) Aku nggak setuju karena aku pernah diceritain ada yang meninggal gara-gara ospek. jadi kasihan tho. Itu kan mencoreng nama Undip juga kalau sampe kejadian kayak gitu. Tegas boleh tapi nggak berlebihan. Jangan menggunakan kekuasaan semena-mena. Kaderisasi yang diharapkan yang nggak perlu pakai marahmarah, lebih mengena kalau persaudaraan.

2


Masukkan agenda Anda lewat twitter: @LPM_Manunggal

Break

Sejuta Manfaat Hijaukan Kampus Ilustrasi: Faqih/Manunggal

PAGI, itulah tema yang diusung oleh BEM Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Undip dalam program Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) tahun ini. PAGI merupakan akronim dari Persahabatan, Apresiasi, Gembira, dan Integritas. Tema tersebut bertujuan untuk mengakrabkan mahasiswa baru dengan lingkungan FISIP. Sehingga terjalin persahabatan antarsesama mahasiswa maupun mahasiswa dengan dosen. Rangkaian kegiatan PKKMB tersebut terdiri atas pengenalan fakultas, seperti sistem akademik dan Intra FISIP yang disampaikan oleh pihak fakultas pada tanggal 2627 Agustus. Dilanjutkan dengan pendidikan karakter yang akan dilaksanakan pada tanggal 28-29 Agustus. Kegiatan yang bertujuan untuk mengenalkan mahasiswa baru terhadap lingkungan FISIP tersebut diakhiri dengan gerakan FISIP Go Green dan inagurasi pada tanggal 30 Agustus. Gerakan FISIP Go Green ini terdiri dari kegiatan bersih-bersih lingkungan FISIP. Selain itu, seluruh mahasiswa baru, BEM,

Senat, Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ), maupun para dosen di FISIP dianjurkan untuk membawa tanaman hias. Tanaman hias alam pot itu nantinya akan diletakan di beberapa titik fakultas. Pihak BEM berharap dengan adanya gerakan FISIP Go Green mahasiswa baru dapat lebih mengenal lingkungan FISIP. “Hal ini merupakan satu langkah awal agar mahasiswa baru FISIP bisa mencintai Undip dengan cara mengenal fakultas tempat mereka belajar,” ujar Kartiko Bramantyo, ketua pelaksana PKKMB FISIP. Tidak hanya FISIP, gerakan go green juga diusung beberapa fakultas di Undip, seperti Fakultas Psiokologi (FPsi), Fakultas Peternakan dan Pertanian (FPP), dan Fakultas Sains Matematika (FSM). Fakultas Psikologi mewajibkan mahasiswa baru untuk membawa tanaman lidah mertua atau bunga sepatu. Hal tersebut bertujuan untuk konservasi kampus sekaligus mengenalkan jenis-jenis tanaman kepada mahasiswa baru. Mahasiswa baru akan dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari

20 orang. Namun, ketua panitia PKKMB FPsi, Elsa Fairuza Putri, ungkapkan bahwa tanggal penanaman belum bisa dipastikan. Hal itu dikarenakan belum diberi tahu dari Unit Pemeliharaan Aset (UPA) bagian sarana dan prasarana selaku penanggung jawab teknis kegiatan penanaman. Aksi go green juga dilakukan oleh Fakultas Peternakan dan Pertanian (FPP). Pihak fakultas mengimbau agar mahasiswa baru membeli tanaman seharga tidak lebih dari 20 ribu rupiah. Sebenarnya, mahasiswa baru tidak wajib untuk membawa tanaman, hanya anjuran. Hal tersebut sebagai wujud kecintaan terhadap lingkungan dan pengenalan tanaman-tanaman. Karena FPP tentunya setiap harinya akan mempelajari tanaman. Gerakan go green juga bisa dijadikan sebagai wujud gerakan Aku Cinta Undip. “Kami tidak memerintahkan tapi silakan berpikir, ketika ‘Aku Cinta Undip’ itu dalam bentuk apa sih? Jadi mereka mau membawa tanaman silakan, mau membawa burung silakan. Kami tidak memerintahkan apapun. Silakan ekspresikan kecintaan kamu terhadap Undip dan terhadap konservasi,“ tutur Sutopo, Pembantu Dekan III FPP. Pengelolaan tanaman yang dibawa oleh mahasiswa baru pun juga telah dipersiapkan. Laboran (teknisi) FPP, siap untuk mengelola tanaman-tanaman yang akan dibawa oleh mahasiswa baru. Selama dua bulan, setiap hari Sabtu dan Minggu, laboran akan menyiram tanaman yang dibawa oleh mahasiswa baru. Selain itu, mahasiswa pecinta alam dan HMJ juga dianjurkan untuk menyiram tanaman setiap harinya. Gerakan go green menjadi pembeda dari program PKKMB 2015/2016 FSM tahun-tahun sebelumnya. Namun, Yunus Saepudin selaku ketua panitia PKKMB FSM 2015/2016 ungkapkan bahwa gerakan go green tersebut belum bisa dilakukan dalam waktu dekat. “Untuk saat ini program go green belum bisa dilaksanakan karena terkendala oleh musim kemarau.” Kondisi yang tidak memungkinkan untuk melakukan penanaman pohon menyebabkan penundaan pelaksanaan kegiatan tersebut. “Aksi go green akan dilaksanakan oleh mahasiswa baru jika kondisi sudah memungkinkan,” tutup Yunus akhiri pembicaraan dengan Tim JoP Xpress. (Fira, Kiki, Lilis, Mei)

Diterbitkan oleh Lembaga Pers Mahasiswa Manunggal Universitas Diponegoro Pelindung: Prof. Dr. Yos Johan Utama, S.H., M.Hum., Penasihat: Prof. Dr. Ir. M. Zainuri, DEA., Dr. Darsono, S.E., MBA., Akt., Dr. Budi Setiyono, S.Sos., M. Pol. Admin., Prof. Dr. Ir. Ambariyanto, M.Sc., Dr. Adi Nugroho Pemimpin Umum: M. Irzal Adiakurnia Sekretaris Umum: Zulfa Ayu A. Pemimpin Redaksi: Klaudia Molasiarani S. Pemimpin Litbang: Anisah Novitarani. Pemimpin Perusahaan: Mizan Ikhlasul R. Sekretaris Redaksi: Faiz B. Marwan Redaktur Pelaksana: Nigitha Joszy Staf Redaksi: M. Fajrin Ardhi P., Putri Rachmawati, Annisa Dyah P, Astrid Nurhasanah Redaktur Fotografi: Agung Prasetyo Staf Fotografi: Haqqi llmnuar, Hayyina Hilal H. Redaktur Artistik: Rosyida Noor A Staf Artistik: Destri Dela, Faqih Sulthan, Sholihatun Nissa. Manajer Rumah Tangga: Indraswari Nur I. Manajer Produksi Distribusi dan Iklan: Rachmat Saleh Staf Produksi Distribusi dan Iklan: Annisa Tiara L, M. Shaleh A. Alamat Redaksi, Iklan dan Sirkulasi: Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Joglo Universitas Diponegoro Jln. Imam Bardjo, SH No.2 Semarang 50241 Telp: (024) 8446003 Email: persmanunggal@yahoo.com Website: www.manunggal.undip.ac.id

EDISI II/ TAHUN V/ 27 AGUSTUS 2015

3


Sorotan

Kekurangan Tak Jadi Halangan Ilustrasi: Faqih/Manunggal

Rabu (26/8), Gedung Soedarto SH Undip terlihat lebih ramai dari biasanya, bukan karena adanya prosesi wisuda, melainkan karena ramainya para mahasiswa berpakaian putih-hitam yang tampak memenuhi ruangan. Sesekali, jargon ”teknik jaya!” menggema di ruangan yang kala itu dipenuhi sekitar 2.500 mahasiswa baru. Keadaan tersebut semakin menghangatkan suasana dan semangat pada acara Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) Fakultas Teknik (FT) 2015.Begitupun yang dirasakan oleh Sayoga Pradana, mahasiswa penyandang disabilitas yang baru saja diterima di Undip periode 2015/2016.

Tidak semua orang bisa menjadi mahasiswa, tetapi mahasiswa bisa berasal dari siapa saja.

Oleh: Putri Rachmawati, Ma’ruf Hidayat, Intan Dwi A, dan Gina Mardani C. Sama seperti mahasiswa lain, tak ada yang terlihat berbeda pada diri Sayoga Pradana, mahasiswa Jurusan Teknik Arsitektur Undip. Lakilaki asal Ungaran, Kabupaten Semarang itu duduk membaur bersama mahasiswa baru FT lain. Yoga merupakan salah seorang mahasiswa penyandang disabilitas yang memiliki gangguan pendengaran dan bicara. Namun, hal itu tidak lantas membuatnya minder. Semangat tinggi dari seorang Sayoga ingin dia tularkan kepada orang lain yang juga menyandang disabilitas seperti dirinya. Dia ingin agar orang lain percaya bahwa pendidikan umum dapat ditempuh oleh siapa saja, tanpa memandang kekurangan dalam diri orang tersebut. “Jangan gampang minder,” ungkapnya ketika ditemui Tim Joglo Pos Xpress saat jeda rangkaian kegiatan PMB FT, Rabu (26/8) di Gedung Soedarto. Dia juga mengungkapkan, semangatnya itu tak lepas dari dukungan teman-temannya ketika duduk di bangku sekolah. Dibalik semangatnya yang tinggi, Yoga juga mengungkapkan bahwa dirinya masih merasa kesulitan selama mengikuti permulaan PMB. “Saya merasa ketinggalan info-info terbaru saat pertama meet up acara ini (PMB fakultas),” ungkap mahasiswa yang diterima Undip melalui jalur mandiri tersebut. Lain Yoga, lain pula Verawati. Mahasiswi asal Purbalingga yang diterima Undip melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) ini sedang menanti pengumuman penerima beasiswa Bidik Misi yang telah dia ajukan. “Ayah saya bekerja sebagai pengumpul air nira sejak saya SD sampai SMP. Setelah saya masuk SMA, ayah beralih pekerjaan sebagai buruh bangunan di Kalimantan,” ungkap mahasiswi jurusan S1 Ilmu Keperawatan. Ketika SMA, Vera yang berasal dari Desa Sindang, Kecamatan Mrebet, Purbalingga ini

harus tinggal bersama saudaranya di kota. Hal itu dikarenakan letak sekolahnya yang cukup jauh dari tempat tinggalnya. Mahasiswi kelahiran 19 September 1998 ini berharap, pengajuan beasiswa Bidik Misinya dapat dikabulkan serta studinya di universitas berjalan lancar. “Semoga Bidik Misinya diterima, kuliahnya bisa selesai cepat dan dengan hasil memuaskan,” ungkap lulusan MAN Purbalingga tersebut. Tidak hanya Vera, Undip ternyata masih punya mahasiswa berprestasi lain. Florence Kharisma adalah mahasiswi baru yang diterima melalui jalur prestasi SBMPTN. Mahasiswi baru Jurusan Teknik Kimia ini menuturkan, sebelum diterima melalui jalur prestasi SBMPTN, dia sempat mendaftarkan diri melalui jalur SNMPTN. “Saya coba mendaftar lewat jalur SNMPTN, tetapi tidak diterima, saya pun nyoba jalur SBMPTN sama ngajuin ke rektorat buat prestasi yang saya dapat dari basket. Akhirnya, saya diterima melalui jalur SBMPTN dan melalui jalur prestasi juga,” ujar gadis kelahiran Semarang, 10 Oktober 1997 itu. Sambil menyelam minum air, mungkin itu adalah peribahasa yang tepat untuk menggambarkan sosok Florence Kharisma. Kegemarannya bermain basket membuatnya mendapat beasiswa penuh saat SMP hingga SMA. Begitu pula saat di perkuliahan, dia juga mendapatkan beasiswa prestasi dari keahliannya bermain basket. Florence juga telah memperoleh banyak penghargaan, di antaranya memenangkan Kejuaraan Nasional (Kejurnas) berkali-kali, mengikuti Timnas 7 tahun ASBC Chdiang Mai, Thailand, Timnas 6 tahun ASG Marikina City, Filipina, dan sekarang dia tengah mempersiapkan diri untuk berlaga di Pekan Olahraga Nasional (PON) Jawa Barat tahun depan. Florence juga bercita-cita membawa nama Undip ke kancah

I/ TAHUN XII/ 28 AGUSTUS 2012 EDISIEDISI II/ TAHUN V/ 27 AGUSTUS 2015

internasional melalui basket. Mahasiswa yang mengidolakan Kyrie Irving dan Stephen Curry ini percaya bahwa banyak cara untuk menggapai cita-cita. “Banyak jalan buat menggapai cita-cita, jangan berhenti kalau ada hambatan, dan terus panjat dinding yang menghalangi,” ujar Florence menutup perbincangan dengan Tim Joglo Pos Xpress.

Bang Jo FT Ubah Sistem Kaderisasi

Semoga berubah lebih baik, bukan sebaliknya.

Sejuta Manfaat Hijaukan Kampus Wah, bakal nggak panas lagi. Kekurangan Tak Jadi Halangan Sepakat! Harus! Semangat!

44


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.