ARSITEKTUR, ALAM, dan BUDAYA
1
Daftar Isi: 3–5 Secret Garden di Taman Tropis Museum Lukisan Sidik Jari
6–7 9 Tips Merancang Taman Tropis di Hunian Perkotaan
8–9 Solusi Mengharumkan Ruangan dengan Bau Alami
10 – 12 Menelusuri Perkembangan jenis dan Bentuk Ragam Hias Bali
13 – 15 Tradisi yang Mempengaruhi Ragam-Bentuk Arsitektur Tradisional di Bali
16 – 18 Menelusuri Ciri Khas Ragam Hias Nusantara
2
Secret Garden di Taman Tropis Museum Lukisan Sidik Jari Harmonisasi pada suatu taman yang tertata dengan asri bagaikan orkestra yang terpadu merdu diantara keindahan, kebahagiaan, dan ketenangan. Beberapa kupu-kupu dan burung-burung kecil yang singgah di balik rumpun bunga dan dedaunan menjadi bagian dari harmonisasi taman. Di balik-balik rimbunan pepohonan yang tertata asri tersimpan elemen kejutan yang menambah indah taman. Taman merupakan bagian indah sebagai bentuk dari hubungan kita dengan alam. Ia menyentuh kita melalui rona warna berbagai tumbuhan-tumbuhan yang hidup subur, bau tanah tersiram air kala pagi dan sore hari yang menenangkan sukma, kelebatan hewanhewan yang hidup dan singgah untuk bermain-main dan memberi keceriaan pada taman. Belum lagi beragam manfaat yang diberikan bagi kesehatan penghuninya dan keseimbangan alam. Untuk itulah kehadiran taman menjadi elemen penting dalam suatu bangunan. Bapak Ngurah Gede Pemecutan selaku pemilik dan arsitek untuk taman tropis di Museum Lukisan Sidik Jari yang juga adalah rumah tinggalnya ini memberikan perhatian detil pada setiap elemen taman yang dipilihnya. Tiap-tiap elemen di taman tersebut tidak saja tertata indah dan harmonis, namun juga mengandung makna tersendiri. Setiap unsur-unsur baik hardmaterial maupun softmaterial-nya memberikan kejutan pada setiap tamu yang mengunjungi Museum Lukisan Sidik Jari milik beliau ini.
Bayangkan saja, di daerah perkotaan seperti di Denpasar yang sangat padat ini terdapat sebuah taman cantik dan penuh filosofi.
1. Elemen Patung Dimulai dari patung Garuda (Jatayu) yang beliau tempatkan tepat di didepan pintu masuk taman dengan ukuran yang cukup besar dan bentuk sangat mencolok, memberikan sentuhan seni tradisional Bali. Apalagi desain patung Jatayu tersebut adalah hasil desain bapak Ngurah Gede Pemecutan yang dipesan khusus untuk dibuatkan patungnya. Bukan hanya patung Jatayu saja yang menghiasi taman ini, ada banyak patung yang ditata berdasarkan kisah Ramayana dan Mahabharata. Apabila kita melintas di taman bagian depan, terdapat beberapa patung Rama, Dewi Sinta, Arjuna, Rahwana, patung-patung para Rsi Guru, beberapa patung-patung monyet alengka yang semuanya menggambarkan epos Ramayana. Masuk ke taman bagian dalam, disuguhkan beberapa patung-patung lainnya yang diambil dari tokoh-tokoh pewayangan Mahabharata, seperti misalnya patung Arjuna, saudara-saudaranya, dan sebagainya. Penempatan patung-patung tersebut pun memiliki tujuan dan makna tersendiri yang salah satunya didasarkan atas fungsi areal yang hendak difungsikan untuk suatu kegiatan tertentu.
3
2. Pergola dan Tudung tanaman merambat Yang menarik lainnya ketika memasuki taman ini adalah adanya pergola dari tanaman menjalar yang menjadi lorong memasuki taman bagian dalam. Kesan kudus terasa ketika melewati pergola tersebut, seperti melintas di ruang transisi menuju suatu tempat rahasia yang menyimpan banyak kejutan. Pergola tanaman menjalar ini juga dibuat sebagai tudung/atap dari tiap-tiap meja-meja taman yang ada di beberapa titik taman sebagai areal bersantai para pengunjung. Dengan tambahan hiasan lampu gantung dari tembikar, tiap-tiap meja taman ini menggoda kita untuk merasakan kenyamanannya beristirahat sejenak dan bercengkrama di taman tersebut.
3. Akuarium ikan dan kolam Akuarium-akuarium dengan ikan kecil dan tanaman air di dalamnya memberi nuansa kehidupan yang menarik perhatian untuk mengintip dan sekedar menggoda penghuni di dalam akuarium tersebut. Setidaknya ada sekitar 7 akuarium ditempatkan secara terpisah di beberapa sudut taman ini. Salah satu tujuannya adalah agar dapat menarik perhatian anak-anak yang menjadi salah satu pengunjung di Museum Lukisan Sidik Jari ini. Akuarium ini tampak natural karena adanya tanama-tanaman air yang sengaja ditempatkan didalam akuarium untuk tumbuh sebagai bagian dari ekosistem kehidupan air.
4. Beragam Bunga Tropis Elemen yang menambah kelembutan taman ini adalah adanya berbagai spesies tanaman bunga-bunga tropis yang menghasilkan bunga beraneka rupa warna. Mulai dari beragam spesies anggre, tanaman gantung, kamboja Bali, bunga kertas dan masih banyak lagi yang lainnnya. Sebagai elemen penyeimbang yang memberikan kesan tegas di taman ini selain adanya beberapa patung-patung pewayangan tadi adalah adanya 'Puisi Beton' yang merupakan karya puisi Bapak Ngurah Gede Pemecutan yang diabadikan di dalam beton-beton dan menghiasi taman ini. Papan menunjuk juga berasal dari batu padas berwarna hitam lugas yang dipesan khusus untuk penghias taman ini.
5. Pembagian Lahan berdasarkan kaidah Tradisional Bali Dengan luas taman yang kurang lebih 1000 m2 ini terbagi menjadi 3 bagian utama seperti halnya pembagian ruang-ruang Bali pada umumnya. Pembagian tersebut meliputi; ruang luar/Jaba yang dijadikan sebagai areal parkir, garasi open stage dan areal umum yang menjadi sentral kegiatan para pengunjung (public space). Ruang kedua merupakan ruang yang lebih privasi karena terdapat hunian yang ditinggali, museum/galeri penyimpanan lukisan, meja-meja taman yang lebih privasi. Ruang yang lebih dalam merupakan ruang intim yang terdapat
4
Pura sebagai areal persembahyangan serta wantilan untuk penyelenggaraan acara-acara yang sifatnya khusus (misalnya; kursus, rapat, workshop, dsb.). Semua elemen di taman asri Museum Lukisan Sidik Jari ini memberikan sentuhan harmonisasi taman tradisional Bali yang memberikan kejutan-kejutan dan kesan yang tak terlupakan bagi siapapun yang mengunjungi taman ini.
5
9 Tips Merancang Taman Tropis di Hunian Perkotaan Adalah suatu dambaan bagi penghuni rumah apabila rumah tersebut mampu memberikan ketenangan, kedamaian, harmonisasi dan kebahagiaan yang terus bergulir menghiasi hari-hari mereka di rumah tersebut. Rumah ibarat embrio kehidupan yang menjadi nutrisi kehidupan bagi para penghuninya. Salah satu unsur penting yang mendukung terciptanya harmonisasi sebuah rumah adalah adanya elemen taman. Tak bisa dipungkiri bahwa keterbatasan lahan terutama dibilangan ruang kota menjadi kendala besar untuk meiliki sepetak taman asri di rumah. Namun jangan khawatir, selalu ada solusi untuk memiliki taman mungil yang menjadi jantung rumah. Berikut ini adalah 9 unsur yang dapat diterapkan untuk membuat taman tropis yang mempercantik rumah kita ditengah kawasan perkotaan.
1. Pilihan jenis tamanam yang akan menghiasi taman Apabila luas lahan untuk taman tidak memungkinkan untuk ditanami tanaman-tanaman besar (pepohonan rindang), jangan berkecil hati karena banyak pilihan tanaman yang berdaun lebat dan juga spesies bunga yang membantu untuk mempercantik taman mungil di pekarangan rumah kita. Pilihlah tanaman yang sesuai dengan iklim daerah tempat tinggal kita. Sebaiknya ketika membeli tanaman, tanyakan dengan rinci bagaimana perawatan tanaman tersebut, bagaimana tanaman tersebut akan tumbuh dan
sebagainya. Hal ini agar kita dapat melakukan perencanaan matang pada desain taman kita. Sesuaikanlah bentuk tanaman, warna daun & bunga, usia tumbuh tanaman, tekstur daun dan sebagainya agar tanaman yang kita tanam di taman kta memang adalah piihan yang tepat untuk mengisi tanam mungil kita.
2. Penataan Jalan Setapak Mekipun lahan taman terbatas, namun tetap harus membuatkan jalur untuk jalan setapak agar kita dapat melintasi keseluruhan taman tersebut tanpa menginjak-ginjak tanamannya. Jalan setapak dapat dibuat dari paving block, rerumputan yang sisi kiri & kanannya dibuat batasan penanda atau dari batubatu untuk pijakan. Hindari membuat jalan setapak yang lurus karena akan terkesan monoton dan tidak ada kejutan. Buat jalan setapak berliku atau melengkung agar kesan dinamis dan penuh kejutan dapat dirasakan oleh pengunjung taman.
3. Elemen kejutan di taman Letakkan akuarium kecil, lampu taman yang tersembunyi dibalik semak-semak, kolam ikan kecil dengan gemericik air, atau patung sebagai elemen kejutan di taman kita. Pengunjung taman akan senang menemukan hal-hal berbeda yang kita letakkan secara tersembunyi diantara tanama-tanaman.
6
4. Ruang privacy Selayaknya seperti ruumah, taman dapat memberikan ruang privasi bagi pemiliknya. Ada baiknya memilih tanaman yang sedikit menjulang tinggi seperti misalnya rumpun bambu untuk memberi ruang privasi pada areal hunian kita.
5. Harmonisasi dalam kesederhanaan Hindari meletakkan terlampau banyak corak warna di taman mungil kita karena hanya akan memberikan kesan rimbun dan tak teratur. Baik itu warna-warna dari tanaman maupun elemen pendukung taman, usahakan menggunakan setidaknya 3 warna yang senada sebagai pilihan warnanya. Misalnya, warna hijau, coklat, kuning gading, merah bata, abu-abu.
6. Fitur air yang menghidupkan suasana Unsur air yang mengalir akan memberikan nuansa ketenangan dan flow ritmisnya kehidupan. Letakkan kolam dengan air mancur, kolam ikan, akuarium kecil, atau sekedar mangkok berisi air mengalir di suatu sudut taman.
7. Rupa dan warna yang membuat hati berdendang Bayangkan ketika Anda memandangi taman mungil Anda dan kemudian ada berbagai elemen keindahan alami yang membuat suasana hati Anda ingin bernyanyi riang. Bayangkan apabila disuatu senja sepulang Anda bekerja mendengar sayup-sayup uara tongerek, jangkrik atau kodok yang berdendang riang di taman Anda. Bayangkan kupu-kupu, capung dan burung-burung pipit yang singgah di taman Anda sekedar untuk bercengkarama. Lalu tiba-tiba Anda bertemu dengan patung pagoda atau patung sepasang kekasih diantara rimbunan tanaman. Bayangkan semua keindahan itu terpadu indah di taman Anda.
8. Tempat untuk duduk Siapkan tempat duduk yang nyaman yang dapat terbuat dari batu, ataupun bangku kayu.
9. Bentuk-bentuk alami Usahakan elemen-elemen di taman memiliki bentukbentuk alambi yang tidak memberikan kesan bahwa itu adalah buatan manusia. Hindari membuat bentuk lancip, persegi dan semacamnya.
7
Solusi Mengharumkan Ruangan dengan Bau Alami Indra penciuman manusia dapat mempengaruhi perasaan (mood). berikut ini beberapa tips agar ruangan maupun perabot di Rumah Anda yang bebau tidak sedap dapat teratasi dan mengeluarkan kesegaran alami yang dapat meningkatkan mood (perasaan) Anda:
1) BAU ASAP ROKOK Bau asap rokok yang menempel di bahan kain (misalnya di sofa, bantal, selimut, dan lainnya) akan mudah melekat dan lebih mudah menghilangkannya dengan langsung mencucinya. Sedangkan untuk bau rokok yang mengisi ruangan, dapat diatasi dengan beberapa cara sederhana sebabagi berikut:
* Handuk basah Basahi handuk lalu peras setengah kering, kemudian dikibas-kibaskan disekitar ruangan beberapa kali hingga ruangan segar kembali. Asap rokok yang menyelimuti sekitar ruangan akan menempel di handuk basah tersebut dan membuat ruangan segar kembali.
* mangkok cuka di sudut-sudut ruangan cuka dapat menetralisir asap rokok yang membumbung di sekitar ruangan. Isi beberapa mangkok dengan cuka, lalu letakkan di sudut-sudut ruangan terutama di ruangan yang seringkali dikelilingi oleh asap rokok untuk menangkap asap rokok tersebut. Ganti mangkok cuka setiap 1 - 2 hari sekali terutama apabila intensitas rokok cukup tinggi agar mangkok tidak malah menjadi sarang penyakit
* arang kayu (karbon) untuk memperbaiki kualitas udara disekitar ruangan, dapat dengan meletakkan potongan activated carbon (arang dari kayu) di piring kecil. Arang kayu dapat dibeli dengan mudah dan murah di pasar maupun di market modern. Apabila ingin memberikan kesan cantik dan sekaligus tampak seperti bagian dari hiasan ruangan, arang tersebut ditata sedemikian rupa diatas piring mungil yang dihiasi pita atau beberapa bungan kering.
2) BAU CAT BASAH (MASIH BARU) ada beberapa orang yang alergi dengan bau cat basah. Bahkan ada orang yang mengalami gejala pusing-pusing, mula, mata berkunang-kunang apabila berada di suatu ruangan dengan cat masih baru (cat basah). Hal ini dikarenakan ada kandungan kimiawi didalam cat yang bereaksi dengan tubuh. Terutama bagi yang terganggu dengan bau cat basa/baru yang sangat menyengat, berikut ini beberapa tips sederhana untuk menghilangkan atau mengurangi bau cat basah/baru tersebut diataranya yaitu:
* air dan garam di dalam cawan air buat air garam dan masukkan di dalam cawan (mangkok kecil) lalu letakkan di beberapa titik di ruangan dengan cat yang masih basah/baru tersebut. Air garam yaitu garam dapur yang dilarutkan di dalam air biasa. Ukuran kepekatannya dapat disesuaikan (dikira-kira secukupnya) dengan besarnya
8
cawan/mangkok. Beberapa jam kemudian, bau cat basah/baru tersbut pasti akan hilang.
* Rendaman bawang bombay Potong bawang bombay utuh menjadi dua bagian, lalu masukkan bawang bombay tersebut ke dalam air di sebuah mangkok/cawan/gelas besar. Lalu taruh wadah berisi rendaman bawang bombay tadi di ruangan yang berisi cat basah/baru.
3) LEMARI APEK Seringkali kita menjumpai lemari kita mengeluarkan bau yang sangat tidak sedap. Bisa saja kita membeli kapur barus dan meletakknya di dalam lemari. Namun, berikut ini ada beberapa tips menghilangkan bau lemari yang apek dengan menggunakan bahan alami yang lebih organis.
* tembakau apabila Anda baru membeli lemari, maka seringkali lemari tersebut akan mengeluarkan bau yang sangat menyengat. Jangan masukkan barang-barang Anda dahulu, apalagi untuk lemari pakaian, jangan masukkan pakaian Anda langsung ke dalam lemari yang baru dibeli. Karena bisa-bisa bau apek akan menempel di semua pakaian Anda. Lebih baik Anda letakkan tembakau didalam wadah lalu simpan di dalam lemari tersebut selama satu malam atau lebih baus lagi satu hari penuh sehingga bau apek tadi benar0benar hilang dahulu.
* bunga melati ambil beberapa kuntum bunga melati yang masih kuncup, masukkan di dalam botol terbuka atau di dalam gelas/cawan mungil dan simpan di dalam lemari Anda. Bau lemari akan lebih harum dan segar. Jangan lupa untuk mengganti kuntum melati tersebut apabila sudah layu.
* wangi parfum apabila Anda menyukai wewangian parfum tertentu, Anda dapat meneteskan beberapa tetes parfum kesukaan Anda pada segumpal kapas, simpan kapas di dalam suatu wadah agar tidak bercampur dengan isi lemari lainnya. Bau parfum di dalam kapas tadi akan tahan lebih lama selama beberapa hari dan terlebih lagi, lemari Anda akan menjadi lebih harum.
* potongan sabun potong sabun mandi yang beraroma sesuai dengan kehendak Anda (bulat, kotak, lonjong, pipih ataupun diserut). Masukkan potongan sabun tadi di dalam sebuah wadah terbuka lalu simpan didalam lemari. Wangi potongan sabun tadi akan menyebar didalam lemari yang apek tadi.
9
Menelusuri Perkembangan jenis dan Bentuk Ragam Hias Bali Arsitektur secara umum tidak bisa dimasukkan kedalam kelompok senirupa meskipun juga menampilkan keindahan bentuk. Hal ini dikarenakan didalamnya terdapat pakem-pakem teknis dan rasa ruang yang sama berat timbangannya dengan seni menata wajah. Fungsi arsitektur untuk berbagai kegiatan dan berbagai pemakai akan melahirkan bentuk dan wajah yang berbeda pula sehingga dapat dikatakan bahwa arsitektur adalah hasil olahan berbagai kepentingan (seni, teknis dan rasa). Seperti dikemukakan oleh Ir. Wiranto, MS. Arc. bahwa arsitektur harus mampu menjawab perkembangan yang terjadi antara interaksi manusia dan masyarakat dengan penataan ruang, norma/kaidah serta perkembangan ilmu dan teknologi. Perkembangan tersebut berdampak pula pada pergeseran nilai, daya hidup, kondisi sosial-ekonomi dan modernitas yang akhirnya membawa dampak pada perkembangan tuntutan masyarakat akan ekspresi arsitektur yang kreatif. (Ir. Wiranto, MS. Arc., 1997: 54) Tradisi dapat diartikan sebagai kebiasaan yang turun temurun dalam suatu masyarakat yang merupakan kesadaran kolektif dengan sifatnya yang luas, meliputi segala aspek dalam kehidupan. Arsitektur tradisional Bali dapat diartikan sebagai tata ruang dari wadah kehidupan masyarakat Bali yang telah berkembang secara turun-temurun dengan segala aturan-aturan yang diwarisi dari jaman dahulu, sampai pada perkembangan satu wujud dengan ciriciri fisik yang terungkap pada rontal Asta Kosala-
Kosali, Asta Patali dan lainnya, sampai pada penyesuaian-penyesuaian oleh para Undagi yang masih selaras dengan petunjuk-petunjuk dimaksud. Wujud fisik bangunan-bangunan di sebuah kota dengan identitas kota sangat berkaitan. Karena itulah, pemeliharaan terhadap bangunan-bangunan lama/kuno dalam sebuah kota terutama di negara-negara maju menjadi perhatian serius. Bahkan, ada petuah yang menyebutkan bahwa "kota tanpa bangunan kuno adalah kota tanpa ingatan. Sama dengan manusia yang tanpa ingatan bisa dikatakan “gila�, maka kota tanpa bangunan kuno adalah kota yang “gila�. Arsitektur Bali sudah teruji dan dikagumi pihak luar negeri. Kekaguman tersebut bisa dilihat dari perhatian yang besar arsitek di kota-kota seperti Singapura, Tokyo, Bangkok dan Hongkong terhadap arsitektur Bali yang dimuat dalam sebuah buku terbitan Gadjah Mada Press berjudul "Architectural Conservation in Bali". Beberapa bangunan di Badung dan Denpasar tidak memperlihatkan arsitektur tradisional Bali. Bangunan-bangunan seperti pusat perbelanjaan megah di kawasan Kuta, misalnya, lebih banyak menampilkan kesan internasionalisme, terutama pada penggunaan elemen dekorasinya yang tidak menampilkan bentuk ragam hias lokal yang mempu mencirikan genius loci. Menurut Ir. I Putu Rumawan Salain, M.Si., saat ini arsitektur bangunan di Bali memang sudah mengalami perkembangan yang sangat pesat ditinjau dari tiga
10
unsur yakni bentuk, fungsi dan makna. "Dari bentuk sulit mengatakan kalau bangunan di Bali masih menggunakan arsitektur tradisional Bali. Demikian juga halnya dari segi fungsi," tegas Ir. Rumawan dosen Fakultas Teknik Unud ini. Fenomena masyarakat yang mulai meninggalkan arsitektur Bali dapat dilihat pada rumah-rumah hunian yang lebih laku di pasaran adalah hunian yang menggunakan arsitektur modern. Begitu pula dengan penggunaaan ragam hias, elemen dekorasi ini sudah banyak dipengaruhi oleh moderenisasi dan fabrikasi yang mengutamakan kepraktisan dan fungsionalisme. Wujud seni dan budaya lokal dalam desain bangunan yang menjadi identitas Bali sudah semakin sulit ditemukan. Konsumen saat ini lebih memilih bentuk rumah yang bisa menunjukkan kemampuan mereka secara ekonomis. Rumah dengan arsitektur tradisional Bali dianggap tidak bisa mewakili kemampuan sang pemilik, sehingga tidak begitu diminati. Keinginan konsumen inilah yang kemudian banyak mendorong para arsitek lokal berkreasi yang terkadang meninggalkan nilainilai tradisional. Namun, tidak hanya dalam bangunan rumah pribadi yang meninggalkan arsitektur Bali. Bangunan milik publik secara perlahan sudah mulai mengikuti pola dan bentuk-bentuk arsitektur modern. Dalam perkembangannya, ragam hias Bali mulai lebih fleksibel dalam beradaptasi dengan pesatnya kemajuan teknologi dan industri saat ini. Beragam bentuk ornamen bangunan sudah mengalami akulturasi
dan penyesuaian dengan gaya arsitektural yang sedang menjadi “trend center� saat ini. Keaslian ragam hias Bali sudah jarang digunakan terutama pada bangunan-bangunan fasilitas umum. Seolah-olah, setiap bangunan ingin mengkomunikasikan aliran arsitekturalnya masing-masing namun tetap ingin menunjukkan identitas lokalnya. Hali inilah yang banyak melahirkan ragam hias sebagai tempelan pelengkap semata pada desain bangunan moderen. Fenomena tersebut sangat disayangkan karena terjadi pada Bali yang merupakan pusat pariwisata yang mempunyai beragam seni-budaya yang khas. Lambat laun, Bali akan kehilangan identitas lokalnya dan terasing di daerah sendiri karena sangat rentan dipengaruhi oleh budaya luar yang masuk ke Bali. Sedangkan, langgam arsitektural Bali terutama untuk ragam hiasnya menjadi inspirasi pada bangunanbangunan masyarakat di luar Bali terutama di luar negeri. Ragam hias Bali yang kaya akan bentuk memberikan suatu keindahan tersendiri yang tak ada habisnya untuk dieksplorasi. Penggunaan elemen dekorasi pada bangunan moderen menunjukkan cita rasa seni tersendiri. Masyarakat akan mengalami kebosanan dengan bentuk-bentuk yang polos dan monoton. Oleh karena itu, ragam hias Bali yang kaya bentuk-bentuk imajinatif dan komunikatif dapat memberikan kebebasab berasosiasi dan berasumsi yang mengusik perhatian. Masyarakat Bali patut bangga dengan kekayaan seni budaya ini. Jenis-jenis ragam hias arsitektur Bali
11
sangat beragam bentuknya. Diantaranya dapat dikelompokkan menjadi: 1. Ragam hias dengan pola alam, umumnya berupa bentuk-bentuk tumbuhan, hewan dan bentuk alam (gunung, hutan, bebatuan dan lain-lain). 2. Ragam hias dengan pola Dewa-Dewi ataupun kisah pewayangan yang diambil dari lontar-lontar suci. 3. Ragam hias dengan pola manusia yang disitir. 4. Ragam hias yang dipengaruhi oleh unsur-unsur kebudayaan luar, misalnya dari Cina, Islam dan lain-lain. 5. Ragam hias berupa ekspresi dan kreasi imajinasi yang melahirkan bentuk-bentuk yang sarat dengan pola pendekatan misalnya pendekatan religius, budaya ataupun seni. Dalam perkembangannya, ragam hias mengalami adaptasi, akulturasi ataupun fabrikasi sehingga terwujud bentuk-bentuk baru yang dapat berupa bentuk yang makin sederhana atupun makin rumit.
12
Tradisi yang Mempengaruhi Ragam-Bentuk Arsitektur Tradisional di Bali Pesatnya perkembangan kepariwisataan di Bali membawa kebudayaan dan arsitektur untuk berkembang semakin pesat pula. Untuk membina mutu dalam perkembangan yang demikian pesat perlu adanya pedoman pengarahan terutama dalam hubungannya dengan kepariwisataan Bali yang memiliki daya tarik kebudayaan, keindahan alam dan sikap hidup manusia arsitektur tradisional Bali, didalamnya terkandung pengertian Agama Hindhu, budaya, keindahan alam dan sikap hidup masyarakatnya.
sebagai perlindungan untuk kepentingan fisik manusia semata – mata bukanlah merupakan daya tarik bagi wisata karena arsitektur serupa itu ada setiap bagian bumi yang dihuni manusia.
Sebagai manusia budaya yang cenderung tertarik akan nilai - nilai baru merekapun cenderung mengadakan modernisasi, demikian pula dengan arsitektur tradisionalnya. Arsitektur dalam bentuk tradisional yang dibangun oleh manusia berfungsi untuk perlindungan jiwanya, yang dilatarbelakangi norma – norma agama. Sedangkan untuk kepentingan rohaniah diperlukan tempat suci, sanggah dan parhayangan. Pengertian tradisional dalam hubungannya dangan arsitektur adalah pengulangan bentuk, konsepsi dan tata cara dari generasi ke generasi berikutnya tanpa atau disertai perubahan.
Dalam perkembangannya masyarakat mulai hidup menetap. Hal itu diprakarsai oleh kaum ibu. Memilih tempat yang memungkinkan untuk hidup menetap, tempat yang subur, bermata air, aman. Dapat terlihat pola dalam permukimannya, pola-pola yang tersusun berbentuk unit-unit hunian yang membentuk satu ruang bersama. Mempunyai ukuran yang cukup besar, seperti desa dengan penduduk 1000 s/d 2000 jiwa, desa adat di Bali rata-rata mempunyai jumlah penduduk 1000 KK atau 5000 jiwa. (Prof. Antonic). Sarana dan prasarana yang tersedia telah terpenuhi atau lengkap. Adanya spesialisasi kerja Contohnya : Cheyenne di USA, Batak karo, Rutemg Pue, Sumba, Todo, Wae Rebo, Tenganan, Bugbug, Kendran, Penglipuran.
Sehingga sangat wajar apabila usaha – usaha dibidang pariwisata memperhatikan tata cara masyarakat tradisional memperlakukan alamnya karena tata cara kehidupan seperti itulah sesungguhnya dicari oleh wisatawan. Arsitektur tradisional Bali sebagai daya tarik yang dicari segi – segi perlindungan kepentingan kejiwaannya yang umumnya menampilkan bentuk – bentuk arsitektur yang hanya
13 Menurut Prof. Ir. Johan Silas permukiman merupakan teritorial habitat dimana penduduknya dapat melaksanakan kegiatan biologis, sosial, ekonomi, politik dan dapat menjamin kelangsungan lingkungan yang seimbang, dan serasi.
Tradisi adalah usaha untuk mempertahankan pengulangan bentuk adat kebiasaan setempat dari generasi ke generasi berikutnya yang telah disepakati bersama.
Aturan yang telah mendasari dalam bentuk-bentuk arsitektur tradisional di Bali merupakan kebenaran jalan pikiran yang telah disepakati bersama dan merupakan dasar-dasar arsitektur tradisional Bali yang dipengaruhi pula oleh faktor-faktor wilayah, masa dan keadaan, antara lain:
1.
Balance Cosmologi
Dari segi fisiknya, manusia dibedakan menjadi 3 bagian yaitu kepala, badan, dan kaki yang nilainya juga selaras dengan alam dengan mem bedakan antara nilai pegunungan, dataran permukiman, dan pantai. Arsitektur tradisional juga dibagi menjadi tiga bagian dengan perumpamaan atap sebagai kepala, tembok sebagai badan, dan pondasi sebagai kaki. Keseimbangan tata nilai antara manusia dan alamnya diseimbangkan oleh unsur-unsur pembentuknya yang disebut lima unsur pembentuk manusia dengan alam. Arsitektue tradisional Bali pada prinsipnya menjaga keseimbangan kelima unsur tersebut, antar kebutuhan fisik manusia dengan keadaan unsure tersebut di alam.
2. Norma-norma agama dan kepercayaan Masyarakat tradisional pada umumnya percaya bahwa ada kekuatan-kekuatan tertentu selain dirinya sendiri yang dapat mempengaruhi dirinya. Mereka percaya segala sesuatu yang ada di bumi ada pemiliknya. Demikian pula halnya dalam pemakaian
material untuk suatu bangunan arsitektur tradisional. Pengambilan material dari alam, pengerjaan material menjadi bentuk baru sebagai elemen arsitektur, pemasangan konstruksi dan pemakainya. Keseluruhan proses tersebut di jalani dengan tahapa-tahapan yang se suai dengan ajaran agamanya. Dalam norma-norma agama ada akibat tertentu bagi para pelanggarnya. Karenanya bagi mereka yang menganut suatu agama, tentunya akan memperhatikan norma-norma agama dan adat setempat, dalam konsepsi cipta dan karyanya. Norma-norma agama bukanlah aturan tertulis sepenuhnya, untuk menyadarinya diperlukan kepekaan perasaan. Perlu di sadari bersama, bahwa keunggulan seni budaya akan terbina bila norma-norma agama dilindungi, ditaaati, dan dibina bersama. Kekaburan tata nilai akan terjadi bila pelanggaran norma-norma kepercayaan mendapatkan kebebasan.
3.
Sikap hidup tradisional
Tradisi sesungguhnya adalah usaha untuk mempertahankan pengulangan bentuk-bentuk adat kebiasaan setempat dari generasi ke generasi berikutnya yang telah disepakati bersama. Dengan demikian, arsitektur tradisional Bali merupakan pola pengulangan bentuk-bentuk arsitektur yang telah membudaya, dan memcerminkan penampilan konsepsi arsitektur untuk menampung aktifitas manusia. Jelas bahwa sikap tradisional merupakan pola dasar perwujudan arsitektur tradisional.
14
4.
Alam lingkungan
Pelestarian alam lingkungan dengan sikap-sikap manusia yang ramah lingkungan, sudah merupakan tradisi yang harmonis dan menyegarkan. Hal tersebut merupakan faktor penarik wisatawan, demikian juga dengan Bali yang mengundang wisatawan melalui kebudayaan, kebiasaan, dan alam lingkungannya. Begitu pula arsitektur tradisional yang selalu di dukung oleh alam lingkungannya juga diperkuat oleh material alamiah yang secara filosofis membentuk ruang-ruang tradisional.
5.
Filosofi konsepsi
Konsepsi tradisional pada umumnya merupakan pengendapan filosof ke dalam suatu bentuk kenyataan, demikian pula dengan arsitektur tradisional. Konsepsi tradisional umumnya merupakan konsepsi alamiah manusiawi dalam hubungannya dengan alam dengan filosofi ritual sebagai landasan pola berfikir tradisional.
15
Menelusuri Ciri Khas Ragam Hias Nusantara "kebutuhan akan ornamen bersifat psikologis. Pada manusia terdapat perasaan yang dinamakan 'horror vacui', yaitu perasaan yang tidak dapat membiarkan tempat atau bidang kosong. Perasaan ini sangat kuat pada suku primitif tertentu." (Herbert Read, 1956:40) Ornamen atau ragam hias atau benda-benda lainnya yang dimaksudkan sebagai hiasan sering dipergunakan sebagai penanda visual yang memiliki makna simbolis. Pada suatu daerah, ornamen dapat dijadikan simbol dari keagamaan. Di masa silam (prasejarah), kreatifitas berkesenian masyarakat Indonesia seringkali bertujuan untuk memenuhi ritual magis, memberi bentuk nyata pada mitos dan menambah spirit dalam setiap peristiwa upacara penting, baik di dalam istana maupun masyarakat pedesaan. Di dalam seni ragam hias Indonesia, ditemukan aneka gaya-gaya orisinil daerah setempat, ada juga yang mendapat pengaruh (adaptasi) dengan gaya luar, ada pula yang memadukan unsur lokal daerah dan pengaruh budaya luar. Motif-motif yang umum ditemukan di Indonesia banyak yang bercorak spiral dan bergaris lengkung yang ditatahkan/diukirkan/digoreskan pada bentuk dasar benda-benda tradisional. Dekorasi seperti ini tampak diseluruh permukaan benda dengan bentuk-bentuk geometris, diulang-ulang, ditempatkan berhadapan satu sama lain, dalam variasi yang teratur.
Beberapa corak dasar ragam hias yang tersebar di wilayah nusantara, diantaranya sebagai berikut:
- Corak Pilin atau Pilin Berganda mempunyai bentuk seperti huruf 'S' bersambungan, mirip bentuk spiral yang diulang-ulang. Ukiran pilin/spiral ini banyak ditemukan sebagai ukiran hias pada rumah Toraja.
- Corak Segitiga atau Tumpal corak seperti ini banyak ditemui pada bangunan Hindu di Asia Tenggara. ukiran kayu pada rumah Minangkabau mempunyai pola dasar tumpal yang diisi dengan hiasan tumbuh-tumbuhan.
- Corak Kunci atau Kait corak kunci atau kait ini dalam perkembangannya banyak dipadu dengan bentuk jajaran genjang. Ragam hias corak kunci atau kait ini banyak ditemui sebagai hiasan dinding di rumah daerah Batak, Toraja, dan Dayak.
- Corak Meander merupakan bentuk huruf 'T' yang tegak lurus serta huruf 'T' terbalik selang seling (bergantian) dan terus menerus diulang. Konon corak seperti ini masuk ke Indonesia karena pengaruh motif dari Cina. Corak ini juga banyak ditemukan dalam seni Yunani
16
Kuno. Ukiran kayu motif meader berganda banyak dijadikan motif hiasan pada haluan perahu di Irian.
- Corak Swastika pada zaman Hindu di Indonesia, motif swastika sering dipakai sebagai salah satu hiasan pada bidang candi, karena merupakan simbol peredaran bintang-bintang dan matahari.
- Corak Kembang Manggis bentuk ini termasuk kelompok ragam hias 'organis' yang mengadaptasi motif tanaman dan dikembangkan dengan ragam rupa.
- Corak Jalinan merupakan garis-garis tebal yang saling bersambungan dan bersilangan secara terus-menerus sehingga membentuk jalinan satu sama lainnya.
- Corak Sekon atau Sekong merupakan corak geometris dengan pola garis patahpatah yang menyerupai gigi belalang, dijalin dalam bentuk kait dan belah ketupat. Konon bentuk ini merupakan abstraksi dari penggambaran nenek moyang (todolo) orang Toraja. Dan motif ini banyak ditemui pada ukiran rumah Toraja.
- Corak Kawung (Aren) kawung dalam bahasa Jawa berarti daun enau yang dikeringkan untuk pembungkus rokok. Ragam hias ini termasuk ragam hias geometris, karena sebagian besar terdiri dari bentuk dasar lonjong atau bulat lonjong yang terletak pada garis bujur sangkar dan terletak bersinggungan. Pertemuan garis-garis ini dapat menggambarkan arah mata angin (serupa dengan Nawasanga, arah mata angin khas Bali yang melambangkan bentuk dewa-dewa).
- Corak Jamprang terdiri dari lingkaran-lingkaran yang tersusun, tidak saling memotong tetapi saling bersinggungan.
- Corak sosok Manusia ikon sosok manusia yang digambarkan tampak depan atau samping. Corak ini dianggap berfungsi penolak kejahatan, atau melambangkan nenek moyang dan mengandung kesaktian.
- Corak bentuk Kerbau kerbau dobayangkan mewakili 'suatu kekuatan' sehingga dianggap sebagai hewan keramat. Bentuk penggambarannya dapat berupa bagian tertentu saja maupun keseluruhan.
17
- Corak Kuda
- Corak Ular
corak kuda relatif mudah dikenali meskipun bentuk kudanya sendiri telah distilasi. Bagi masyarakat tradisional Sumatera, corak kuda dianggap sebagai simbol kendaraan untuk orang mati.
motif ular sering diartikan untuk simbol dari 'dunia bawah'.
- Corak Gajah ragam hias gajah dipergunakan sebagai bagian dari peralatan jenazah.
- Corak Singa di Bali terdapat corak singa bersayap pada ukiran kayu yang digunakan untuk menutup lubang jendela dari Buleleng, dan ukiran kayu pada 'bubungan' atap rumah.
- Corak Burung motif burung selalu diidentifikasikan sebagai simbol 'dunia atas'. Beberapa corak burung yang dianggap mewakili suatu simbol tertentu diataranya yaitu: * Corak Burung Enggang * Corak Garuda * Corak Ayam Jantan * Corak Burung Merak * Corak Burung Nuri
18
- Corak Buaya corak buaya biasanya dikaitkan dengan kesaktian.
- Corak Kadal atau Biawak bagi orang Batak, corak ini melmbangkan semangat atau jiwa nenek moyang penjelmaan leluhur.
- Corak Makara merupakan binatang khayalan yang bentuknya menyerupai ikan yang dihiasi dengan bentuk seperti belalai gajah pada bagian kepala
- Corak Kura-Kura dipakai sebagai perlambangan untuk bumi.