WINGS MAGAINE OKT NOV

Page 1

WINGS The Inflight Magazine

No. V / Okt-Nov 2010

Tarian Layang-layang di atas awan Sanur Bali

Fair Crack of The Wind Spectacular Dances of the ManGgarai people of western Flores

OKTOBER - NOVEMBER 2010 WINGS MAGAZINE

1


2

WINGS MAGAZINE OKTOBER - NOVEMBER 2010


KEBANGKITAN DANAU TOBA Masyarakat Sumatera Utara patut bangga dengan keberadaan Danau Toba yang begitu populer bahkan sampai mancanegara. Dalam rangka melestarikan salah satu objek wisata kebanggaan Indonesia ini, dari tahun ke tahun diadakan Festival Danau Toba yang pada tahun ini akan digelar pada 20-24 Oktober. Diharapkan festival tahun ini akan menjadi kebangkitan bagi salah satu ikon pariwisata nasional tersebut. Untuk menarik banyak wisatawan datang, panitia festival secara khusus mengadakan promo menggandeng agen perjalanan, pengelola hotel, dan maskapai penerbangan. Dan perlu diketahui, mulai awal Oktober Wings Air membuka rute baru Medan menuju Silangit, Siborongborong-Tapanuli Utara. Dengan adanya penerbangan Wings Air ini dapat mempermudah para wisatawan untuk berkunjung ke Festival Danau Toba. Tema festival tahun ini bertujuan menggugah semua pihak untuk mengembalikan Danau Toba menjadi kawasan yang patut dibanggakan. Selain itu tema tahun ini juga bertujuan menggugah kesadaran masyarakat akan tingkat kerusakan ekologis kawasan danau yang semakin parah. Secara konsep pengelolaan lingkungan, Danau Toba boleh dibilang sebagai pionir pengelolaan kawasan danau di Indonesia. Danau ini satu-satunya danau yang memiliki manajemen pengelolaan yang disebut Lake Toba Ecosystem Management Plan. Rencananya sebelum acara ini digelar akan diadakan bersih danau secara massal yang diharapkan akan dibuka langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup.Berbagai kegiatan unik dan menarik akan digelar dalam festival ini. Selain parade budaya juga akan digelar festival Gondang (alat musik tradisional) masing-masing kelompok etnis yang berada di sekitar danau. Foto-foto : Campbell Bridge OKTOBER - NOVEMBER 2010 WINGS MAGAZINE

1


Content No. 5 Oktober-November 2010

10

18

24

4 4 Spectacular FAIR CRACK OF THE WIND Dances of the ManGgarai people of western Flores

10 AWILD INDONESIA VOYAGE TO THE ORANG UTANS OF CENTRAL KALIMANTAN

14 WISATA PENANG DAN PENYEMBUHAN DI TENGAH SEJARAH

2

WINGS MAGAZINE OKTOBER - NOVEMBER 2010

18 TINJU KUPANG 24 FESTIVAL LAYANG-LAYANG 9 NEWS 23 SUPER STUFF 28 LEISURE


COCKPIT’S NOTE

PRESIDENT DIRECTOR Achmad Hasan DIRECTOR OF PRODUCTION Capt. Ertata Lananggalih DIRECTOR OF OPERATION Capt. Redi Irawan DIRECTOR OF TECHNICS Dedi Yunadi

TETAP MEMBERI YANG TERBAIK Pada awal bulan Oktober ini kami kembali menerima satu unit pesawat ATR 72-500 yang dikirim langsung dari pabriknya di Toulouse, Prancis. Dengan dikirimnya satu unit ini berarti sudah delapan unit pesawat jenis ATR 72-500 memperkuat armada Wings Air dari total 30 unit pesawat yang telah dipesan. Pengiriman ini akan terus dilakukan secara bertahap dari bulan ke bulan sampai jumlah pesanan terpenuhi. Kami akan terus berupaya menambah dan meremajakan armada Wings Air sebagai bukti komitmen kami untuk memberikan pelayanan yang baik, aman dan nyaman kepada seluruh masyarakat Indonesia. ATR 72-500 berkapasitas 72 penumpang ini adalah jenis pesawat propeler yang moderen dengan baling-baling yang tersusun dari enam blade sehingga terasa lebih halus, nyaman dan tenang.

DIRECTOR OF COMMERCE Rudy Lumingkewas DIRECTOR OF FINANCE Edward Sirait

WINGS The Inflight Magazine

PUBLISHER & EDITOR IN CHIEF Makhfudz Sappe EDITOR Ed Zoelverdi, Priyanto Sismadi, Safari A. Husain, Ristiyono MARKETING MANAGER A Gener Wakulu

Selain menambah jumlah armada, kami juga terus mengembangkan dan membuka rute-rute baru. Rute baru yang kami buka awal bulan ini adalah rute Medan menuju Silangit, Siborongborong-Tapanuli Utara dan penambahan frekwensi Medan - G. Sitoli menjadi 3 kali perhari. Harapan kami dengan penambahan armada dan rute baru ini bisa mendorong semakin berkembangnya roda ekonomi pada daerah-daerah tersebut dan mempertegas peran serta Wings Air sebagai jembatan udara yang menghubungkan seluruh wilayah nusantara tercinta ini.

MARKETING Ririn Tri Astuti , Lily Suhairy , G. Hardianto, Rusman Madjulekka, Adriansyah, M. Lottong Makkaraka

Selamat menikmati penerbangan bersama Wings Air

FINANCE Ade Kristanti

Achmad Hasan Direktur Utama

DESIGNER Gerald Manuel Wangsasaputra MARKETING SUPPORT Farid K

CIRCULATION M. Solichin PUBLISHED BY PT BENTANG MEDIA NUSANTARA ADVERTISING Tel.: +62 (21) 98494404 Fax.: +62 (21) 3151668 Email: edlionmag@gmail.com editorial@lionmag.com HOTLINE : 0821 10 882200 OKTOBER - NOVEMBER 2010 WINGS MAGAZINE

3


DESTINASI NEWS

: Caci

FAIR CRACK OF THE WHIP 4

WINGS MAGAZINE OKTOBER - NOVEMBER 2010


The duel is intense

You need great reflexes to avoid the whip

Spectacular Dances of the ManGgarai people of western Flores TEXT & PHOTOS : Campbell bridge

OKTOBER - NOVEMBER 2010 WINGS MAGAZINE

5


DESTINASI

: Caci

Caci competitions take place at high school

A

s I watch, two bare chested Manggarai men circle each other warily in the arena. Both wear bright head dress and horned helmets with beautiful Flores ikat covering their lower bodies. One man is armed with a wicked leather whip over a couple of metres long. The other man attempts to defend himself with a large buffalo hide shield and a curved stick. As drums pulse and gongs sound in the background, the crowd in on edge. Bells attached to the combatants’ waists nervously jingle as they square off. Suddenly the arm of the man clutching the whip clutching the whip is flung back and flies forward as the leather whip cracks over his opponent. This is caci – the whip dancing duel of western Flores. With many other participants looking on, each “round” of the duel involves the whip wielding warrior lashing out at his opponent who desperately attempts to protect himself with his shield and stick. When the whip strikes bare flesh, the two exchange weapons and they continue with roles reversed. Soon two other combatants step into the ring and the “dance” continues with many participants over several hours. Music, pageantry and displays of bravado are a bit part of caci, with the whole performance carried out over several hours. The pulsating local music, the “ooh” and “aahs” of the crowd, and the frequent rousing speeches of the combatants attesting to their bravery and the cracking of the whip continue well into the afternoon. As an observer, it was extraordinary to me how the whole dangerous performance was conducted over many hours entirely with good cheer and humour by the crowd and participants alike. Multiple welts, bruises and a bit of blood did not put a dampener of the day of anyone, not even the wounded. The seeming contradictions of this extraordinary ritual are exemplified the times and occasions when it takes place. Despite its

6

WINGS MAGAZINE OKTOBER - NOVEMBER 2010

inherent violence, and its underlying ancient philosophy of desiring the spirits of the ancestors to be appeased by the spilling of blood, such duels usually take place on happy occasions like Independence Day celebrations on August 17, and even weddings. Even the resulting welts and scars are a cause of joy. They are said to greatly improve their owner’s prospects with the Manggarai ladies. If you want to see caci, the best and most reliable time to see it is on or around Independence Day. A trip of several days from Bali or Jakarta to Labuanbajo (the nearest airport served by Lion Air/Wings) in east Flores is well worth the effort. Apart from seeing Ruteng and experiencing the Manggarai culture, the Komodo dragons on nearby Pulau Rinca and Pulau Komodo are easily reached. Labuanbajo (where the airport has cleverly renamed itself Komodo), has excellent diving, snorkelling, boating and cruising, or just lying on clean and pristine white sand beaches nearby. The seafood in Labuanbajo is exceptional. If you ever needed convincing that Flores is one of the most beautiful and culturally interesting islands in Indonesia, the four hour drive from Labuanbajo to Ruteng will be most instructive. Leaving the dry countryside around Labuanbajo, the winding Trans Flores Highway climbs in to the mountains, passing jungles, rivers, brilliant flowering trees and plants, neat gardens, rice terraces and coffee plantations as it does so. The Portuguese well named this island the “Cape of Flowers”. Like the journey from Makassar to Toraja, the culture changes from the Bugis and Bajo Islamic influences prevalent on the coast to the predominantly Catholic highlands. The appearance of the people changes with the scenery – up here there are many people with curly hair wearing ikat sarongs - the patterns on each sarong being distinctive to an area of Flores.


Even at school competitions, young ladies take an interest in the competitors

The head dress represents the horns of a buffalo

Caci participants are always smiling

7

The -eyes must remain focussed on the hand holding the whip OKTOBER NOVEMBER 2010 WINGS MAGAZINE


All competitors have a belt of bells covering their ikat

The Cathedral in Ruteng

With its cool climate, beautiful scenery, strong traditional culture and fascinating villages, Ruteng itself and the surrounding region around are each well worth exploring for a couple of days. It was in small village near here that the remains of the “hobbit man” were discovered just a few years ago. Indeed, in the world of natural history, Flores and the area around Ruteng is a kind of “lost world”. Here and on the surrounding islands creatures developed into giant or dwarf species. Look no further than the hobbit, the dwarf elephants of Flores or Komodo Dragons – now the world’s largest lizards.

photographic opportunities. They sell all the usual fruits, vegetables and all kind of animals, but also wonderful Manggarai style Ikat which is noted for its strong blacks and colourful embroidery.

If physical activity is your scene, you can take a hike in the morning cold around the villages or to one of the surrounding volcanoes. Gunung Ranaka, the highest peak in Flores, is about 15 kilometres from Ruteng. From the end of the road, it is a 5 kilometre steep hike to the smoking summit. The views before the afternoon clouds come in provide spectacular views across to the ocean on a clear day.

It is wonderful that the old spectacular traditions like caci live on in such interesting places. The beauty of this extraordinary island, its amazing traditions and the friendliness of its people makes any trip here a wonderful experience.

Lake Ranamese is a stunning turquoise-blue lake set in the forest on the road to Bajawa. It is worth a trip out there to see the brilliant colour of the water, take in the magnificent view bit of fishing. A number of very traditional villages are accessible from Ruteng. Many are famous for their ikat. Some villages still have the square with a round stone altar in their centre. A rumah adat, with its conical palm covered roof, and adorned with buffalo ornaments can still be seen in some villages today. Interesting villages include Todo - a traditional village and original seat of the raja. Waereno has Flores’s oldest rumah adat (traditional house). The drive to Reo is amazing with spectacular views over rice fields among the hills. There is plenty for those wishing to do some shopping or just looking for an oleh oleh. The markets are colourful events providing great

8

WINGS MAGAZINE OKTOBER - NOVEMBER 2010

While the most of the Manggarai people are Catholic, the old ways and traditions are strong here. Local ceremonies are often a mixture of Catholicism and Manggarai traditon. Rituals such as Pentl, a local tradition celebrated in August, are still celebrated here. In Pentl, which is commemoration of the spirits of the ancestors, pigs and buffaloes are slaughtered in sacrifice.

Getting there Wings Air flies several times each week from Bali to Labuanbajo. It is the starting point for a journey to Ruteng, the Manggarai and the whip dancing, and the Komodo dragons on Pulau Rinca and Komodo itself.

INDONESIA

e

Maumere Labuanbajo Tambulaka


NEWS

GREEN TOURISM - NUSA DUA FIESTA 2010

N

usa Dua Fiesta 2010 akan digelar pada bulan Oktober ini, tepatnya 1519 Oktober 2010. Perhelatan akbar tahunan ini mengambil tema “Green Tourism” yang diharapkan dapat menarik banyak wisatawan baik domestik maupun internasional. Menurut Direktur Utama PT Pengembangan Pariwisata Bali (Tourism Development Corporation/BTDC) Made Mandra, dalam event secara garis besar ada empat program yaitu art & culture, sport, fun dan exhibition. Selain itu, dijelaskan oleh ketua NDF 2010 I Gusti Ketut Purnaya dalam event ini selain berbagai tarian dari daerah dan mancanegara peserta pameran, juga akan digelar lomba kuliner yang dikoordinasi oleh Asosiasi Chef Indonesia. Setiap hari diadakan lomba kuliner, mulai dari masakan tradisional Bali, nasional maupun internasional. Bahkan para undanganpun dapat turut menyicipi makanan tersebut. Rencananya kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Menbudpar Jero Wacik yang juga dihadiri oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Malarangeng dan Menteri BUMN Mustofa Abubakar, diawali dengan parade budaya.

LOMBA FOTO WISATA DALAM RANGKA HUT KOTA MAKASSAR KE- 429 Pemerintah Kota Makassar dalam waktu dekat ini siap menggelar hajatan besar dan istimewa. Hajatan sebagai rasa syukur seluruh warga kota atas hari jadi kota Makassar. Diharapkan juga bahwa event akbar ini dapat menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung ke Makassar. Dalam rangka HUT Kota Makassar ke-429 yang akan digelar November mendatang pastinya akan diadakan banyak sekali kegiatan baik berupa parade seni budaya, berbagai macam lomba dan yang lainnya. Salah satu kegiatan yang akan dilaksanakan adalah Lomba Foto Wisata. Lomba ini berlaku untuk umum dengan mengangkat tema seputar wisata dengan total hadiah senilai 50 juta rupiah. Bagi Anda yang tertarik mengikuti lomba ini dapat mengirimkan karya fotonya sampai pertengahan bulan November 2010. Dan untuk informasi lebih lanjut Anda bisa menghubungi Pemkot Makassar.

TAMU PERTAMA POP!HARRIS HOTEL BALI Pop!Harris Hotel – a good night’s sleep for everyone and a place to stay for smart and eco-friendly travelers – menyambut kedatangan tamu pertama pada 8 September 2010 lalu. Pop!Harris adalah hotel yang terdiri dari 147 kamar dan sangat inovatif dengan adanya “shower pod” yang didesain secara eksklusif, pemanas air tenaga surya dan materi konstruksi yang ramah lingkungan. Terletak di Jl. Teuku Umar, Denpasar yang mudah diakses dari berbagai tempat wisata di Bali, pusat bisnis dan airport internasional Nurah Rai. Pop!Harris hotel dilengkapi juga dengan fasilitas wi-fi gratis, safe deposit box di dalam kamar, TV kabel, ruangan rapat, menu Nasi Jinggo gratis dan mesin penjual makanan serta minuman. Dan dalam waktu tidak lama akan dibuka 2 properti lagi di Bali, 2 di Jakarta, Manado, Yogyakarta dan Surabaya.

OKTOBER - NOVEMBER 2010 WINGS MAGAZINE

9


TRAVEL

: Pangkalan Bun

A VOYAGE TO THE ORANG UTANS OF CENTRAL KALIMANTAN TEXT & PHOTOS BY : CAMPBELL BRIDGE

Probosics monkeys are frequently seen in the trees along the river in morning and evening

itting on the upper deck of our river boat (“klotok”) in the Tanjung Puting National Park in the late afternoon, the sights and sounds of approaching dusk in the Borneo jungle are all around us. Proboscis monkeys sit perched high in the branches before suddenly leaping across large spaces of open air to grasp the next flimsy branch. Swallows and bats swoop along the surface of the river as the golden evening light on the palm trees slowly gives way to darkness and the sounds of the night. The island of Borneo still conjures up images in one’s imagination as one of the world’s last wild places. The tropical rainforest of Tanjung Puting National Park on the island’s southern coast is home not only to a large concentration of orangutans, but also many wild and exotic animals like the clouded leopard, leopard cat, crocodiles, many types of lizards and snakes, sun bears, birds of prey, water birds and hornbills. Tanjung Puting National Park became a game reserve in 1935 and was upgraded to a National Park in 1982. My wife Karin and I are on our own private klotok just a few kilometres from Camp Leakey in the middle of the park. Camp Leakey was established in 1971 by Dr Biruté Galdikas. It is home to both wild and rehabilitated orangutans. Camp Leakey is in a remote location and can only be reached by boat. Tanjung Puting,

10

WINGS MAGAZINE OKTOBER - NOVEMBER 2010


Clockwise : Wild orangutans are common in the treetops; Klotok parking at Camp Leakey; Who is watching who??

with about a population of about 5,000 orangutans, is renowned as probably the best place in the world to see them in the wild. Here at Camp Leakey, a rehabilitation centre for orangutans rescued from captivity, orangutans are taught the skills of the wild and how to survive in nature. Once the lengthy process is finished they return to the jungle. The river journey to Camp Leakey begins with a trip by klotok across the Kumai River, past the cargo terminals and oceangoing ships before entering to the smaller Sekonyer River. Approaching Camp Leakey the river water becomes jet black in colour as a result of tannin in the water. Slowly cruising the palm fringed banks of the river is a wonderful way to see families of proboscis monkeys, hornbills, wild orangutan, and sometimes even crocodiles. After several hours of klotok travel, at the head of an ever narrowing stream, Camp Leakey itself is reached. Walking a few hundred metres along an elevated timber elevated walkway leads to the few buildings around the camp itself. There are usually always orangutans hanging around the camp itself, as well as wild boar and other animals. While there is always something to see there, from close up views of orangutans and their babies to seeing an orangutan trying to unlock the door to the food shed, a highlight is to go on a jungle walk to the feeding stations where rangers place bananas and fruit on a feeding platform, calling out to the wild orangutans in the jungle as they do so. Soon, these wonderful gentle creatures start appearing through the undergrowth or simply crash

through the tree tops, many with babies clinging to them. Some of these amazingly gentle creatures even walk around within a few metres of the mesmerised tourists. Returning to our klotok in the late afternoon, we move away down river to find our jungle “camp� for the night. Fortified with a delicious afternoon tea and fried banana, our guide Ambo tells us the Tanjung Puting itself is well preserved and relatively safe. However, in Kalimantan as a whole, and despite the Indonesian government realising the importance of preserving the orangutans, they are under severe threat from poaching and particularly the destruction of habitat as a result of deforestation and to make way for palm oil plantations. Hopefully the fact that Tanjung Puting has such international prestige and recognition will assist in the preservation of orangutans. As darkness falls on the klotok, our cook Darma prepares a delicious Indonesian meal of ayam goreng, rice, vegetables, and small sweet bananas, all washed down with rich Indonesian coffee. Our guide OKTOBER - NOVEMBER 2010 WINGS MAGAZINE

11


Clockwise: Princess and her baby Purdy often hang around in Camp Leakey; The Rimba Lodge jetty; Karin at the entrance to Camp Leakey

Ambo tells us the plan for the next day of jungle trekking and orangutan viewing at one of the other two rehabilitation centre for orangutans in the area - Tanjung Harapan and Pondok Tanggui. As we watch, our open air dining room is transformed as it has bedding put down, mosquito nets erected and rain protection put in place for our wonderful night in the open air. While one can stay on land based accommodation here at Rimba Lodge, the whole experience of cruising the river in a boat with one’s own personal crew while seeing and hearing all the jungle has on display day and night is not to be missed. Next day sees us off to yet another feeding station at Pondok Tanggui. This time the jungle walk sees us steeping carefully over small logs covering a muddy track, then

12

avoiding living streams of well named fire ants sharing out path. Reaching the feeding station and the usual spread of bananas and fruits, the rangers carry out their now familiar shrieking and hooting to call the orangutans. After a few minutes there is the usual rustling in the tree tops as the large red furry shapes appear and orangutans literally descended on us from all directions. Then with little warning, the group around the feeding station suddenly thins out dramatically as a huge male appears and proceeds to help himself to everyone’s feast. Known as “The King”, this male weighed in excess of 100 kilograms. His massive cheeks and large throat pouches gave him an unmistakeable appearance. As Ambo explains to us it is curious how younger orangutans are obviously so gregarious

WINGS MAGAZINE OKTOBER - NOVEMBER 2010

and affectionate but these mature males are solitary animals. When he is around, all other orangutans keep well out of his way. On our last night back on the river, the lights of our klotok are turned off to reveal a dance of hundreds of fireflies among the trees on the river banks on both sides of us. Somehow this added even further magic to what was an amazing journey to an extraordinary place. After two three nights and two full days in this extraordinary place, it is easy to see why the wild orangutan is probably the best known image of Indonesia in the entire world. Another real pleasure of the journey to Tanjung Puting is meeting an amazing variety of tourists from all over the world. While a trip here is little time consuming, it is not difficult to arrange.


INDONESIA

Central Kalimantan Pangkalan Bun Tanjung Puting

Travel Information The nearest airport to Tanjung Puting National Park is Pangkalan Bun in Central Kalimantan. While there are some direct flights from both Jakarta and Surabaya, the best connections are through Semarang and Banjarmasin, both of which are well served by Lion Air. Tours, hotels and klotok hire can be arranged through Pak Nanang, an excellent local travel agent. His contact details are: PT. Putri Rimba Marumba tour and travel Perum Akasia Permai 58 Jl. Pramuka Pasir Panjang Pangkalan Bun – Central Kalimantan 74111 Indonesia Phone : 62-532-2030722 Fax : 62-532-22935 Mobile/ Hp : 0813 492 88887 Email : info@visitorangutan.com. Rimba Lodge is an alternative for those who do not wish to stay on a klotok. The lodge can arrange your transfer from Pankalan Bun airport to the Lodge and also organise guides and transport within the Park. All rooms have Western showers and toilets, with air conditioning and hot water available in some rooms. The website is www.rimbalodge. com. It can also be booked through Pak Nanang. OKTOBER - NOVEMBER 2010 WINGS MAGAZINE

13


TRAVEL

: Penang

Gemerlap Pulau Pinang dilihat dari atas Bukit Bendera (Penang Hill). Foto oleh Beh Chin Siang

PENANG Wisata dan Penyembuhan di Tengah Sejarah

TEKS : RISTIYONO

14

WINGS MAGAZINE OKTOBER - NOVEMBER 2010


Foto : Makhfudz Foto : Makhfudz

TRAVELING Mendengar kata Penang, pikiran kita lazim tertuju pada orang-orang yang datang untuk berobat. Info itu menyusup begitu saja di pikiran kami ketika akan mendarat di Bandara Internasional Bayan, Penang. Pesawat yang kami gunakan adalah ATR-72 milik Wings Air yang lepas landas dari Medan 40 menit lalu. Memang tidak dapat dipungkiri, salah satu negeri di Malaysia ini menjadi destinasi khusus bagi mereka yang berikhtiar untuk sembuh dari segala macam penyakit. Termasuk masyarakat Indonesia. Khususnya Medan. Bila ditanya, mereka lebih memilih berobat ke Penang daripada ke Jakarta. Karena lebih dekat dan murah. Jadi, tidak heran saat kita berkunjung ke Penang akan bertemu banyak orang Indonesia yang sedang berobat maupun wisata.

Becak Penang sarana transportasi turis berkeliling Georgetown

Capital Hall,

MEDICAL TOURISM Di Penang ada yang disebut Penang Health Association. Asosiasi kesehatan ini beranggotakan hampir seluruh rumah sakit modern yang ada di Penang, seperti Island Hospital, Adventist, Gleneagles, Lam Wah Ee, Loh Guan Lye, Mt. Miriam dan Pantai Hospital. Dengan peralatan medis yang super modern dan tenaga medis yang handal mereka menerima setiap pasien dari manapun juga tanpa membedakan kewarganegaraannya. Yang penting pasien sembuh. Salah satu nilai lebih dari rumah sakit yang ada disini adalah residence doctor, yaitu semua dokter hanya boleh praktek di satu rumah sakit saja, tidak boleh lebih. Selain itu, bila pasien sudah sembuh dan masih punya waktu akan ditawarkan untuk berkeliling menikmati beberapa spot wisata yang menarik di pulau ini, ya semacam medical tourism-lah.

OKTOBER - NOVEMBER 2010 WINGS MAGAZINE

15


TRAVEL

: Penang

Pembangunan saat itu dilakukan dengan sistem blok perumahan dengan jalan-jalan kecil sebagai penghubung yang masih terpelihara hingga kini. Berbagai etnis pun berdatangan ke Pulau Pinang ini, seperti China, India, Eropa dan tentu saja Melayu. Hal inilah yang menjadikan pulau ini kaya akan peninggalan bangunan kuno bersejarah yang terpelihara dengan rapi hingga saat ini. Bahkan oleh UNESCO ditetapkan sebagai warisan budaya yang harus dilindungi. Bangunanbangunan tua itu tersebar di wilayah George Town.

Foto : Makhfudz

WISATA KOTA TUA Ya, karena di luar soal penyembuhan penyakit, Penang juga punya sebaran banyak spot wisata yang menarik. Tapi sebelum berwisata ria, ada baiknya kita mengintip sedikit sejarah pulau ini. Negeri Pulau Pinang ini dulunya dijajah oleh Inggris di bawah pimpinan Captain Francis Light pada tahun 1786. Pada masa itu, kawasan yang pertama dibangun adalah kawasan tanjung di George Town yang saat itu dikenal dengan nama Tanjung Penaigre.

16

Foto : Makhfudz

Di ujung jalan, tepatnya di Fraquhar Street, kita akan menemukan Gereja St. George, yaitu gereja Anglikan tertua di Malaysia yang didirikan pada tahun 1818. Gereja ini masih berdiri gagah dan digunakan hingga kini. Disini terdapat patung Francis Light, tokoh yang berperan dalam pembukaan Pulau Pinang tahun 1786. Lanjut ke Kapitan Keling Road, dapat dijumpai sebuah kuil kuno yang didirikan sejak tahun 1728. The Goddes of Mercy Temple, dalam dialek Hokkien disebut kuil Kuan Yin Teng, dibangun oleh warga keturunan China dengan arsitektur bergaya Hokkien dan Canton. Tidak jauh dari sini, tepatnya di tengah-tengah kawasan Little India kita dapat menyaksikan indahnya bangunan kuil Sri Maha Mariamman. Kuil ini bermula dari bangunan kecil saja sejak tahun 1801. Kemudian dibangun

Foto : Ristiyono

Menyusuri jalan-jalan di pusat kota George Town seolah kita dibawa oleh mesin waktu ke ratusan tahun silam. Banyak bangunan tua masih berdiri gagah dan sangat terawat. Kebanyakan bangunan itu masih dipakai sebagai rumah tinggal ataupun tempat usaha. Hanya, oleh pemerintah setempat, bangunan luar tidak boleh diubah. Sementara bagian dalam boleh diperbaiki. Beberapa bangunan kuno yang sarat dengan sejarah tersebut dapat kita tempuh dengan berjalan kaki, bersepeda atau bisa juga dengan menyewa becak.

WINGS MAGAZINE OKTOBER - NOVEMBER 2010


menjadi besar pada tahun 1833. Daerah ini menjadi pusat pemukiman dan usaha warga India. Dari dagang rempah, makanan, kain, tailor hingga tukang cukur tradisional India dapat kita temui di antara bangunan kuno yang tetap terjaga keasliannya.

Foto : Makhfudz

Foto : Ristiyono

Di sepanjang jalan yang akrab dijuluki “Street of Harmony� ini juga berdiri megah tempat ibadah umat Muslim, Masjid Kapitan Keling yang dibangun pada tahu 1801. Masjid ini sampai sekarang masih dipakai untuk beribadah. Selain Masjid Kapitan Keling, masih ada masjid bersejarah yang juga membanggakan kita khususnya orang Aceh. Karena masjid yang dikenal sebagai Masjid Melayu ini dibangun pada tahun 1808 oleh Tengku Syed Hussain Al-Aidid, seorang kerabat kerajaan Aceh yang datang dari Indonesia dan membuka kawasan perkampungan Islam di Penang. Dari situ kita bisa bergerak ke Armenian Street, di mana kita dapat menikmati setiap detil ornamen yang luar biasa indah dari kuil Khoo Kongsi. Kuil yang menjadi lambang kejayaan dan kemakmuran Klan Khoo ini dibangun pada tahun 1851. Sempat terbakar pada tahun 1894, dibangun kembali pada tahun 1902 dan selesai tahun 1906.

Foto : Makhfudz

The Goddes of Mercy Temple (atas kiri), Beberapa turis di Kuil Khoo Kongsi (ats kanan), Salah satu sudut bangunan tua di Penang (kiri), Salah satu bangunan tua yang sudah difungsikan sebagai hotel dan cafe (tengah), Santai di waktu pagi di sepanjang jalan Gurney (kaanan), Gereja St. George (bawah)

PEARL OF THE ORIENT Tidak salah memang bila Penang dijuluki Pearl of the Orient, karena selain bangunan-bangunan bersejarah, pulau ini menyimpan keindahan alam yang luar biasa. Alam yang hijau segar dapat kita jumpai saat berwisata ke Penang Hill atau juga dikenal dengan nama Bukit Bendera. Inilah stasiun kereta api gunung tertua di Malaysia ini terletak di ketinggian sekitar 833 meter di atas permukaan laut. Udara yang dingin segar setia menemani saat kita menikmati keindahan lansekap Pulau Pinang dari ketinggian. Salah satu yang menarik di sini adalah kita bisa menikmati perjalanan ke puncak Penang Hill dengan menggunakan Penang Hill Railway. Yaitu sebuah kereta pengangkutan dengan kapasitas 80 orang, di mana jalur keretanya dibangun tahun 1906 hingga 1923. Masih banyak tempat yang menarik untuk dikunjungi seperti Pinang Peranakan Mansion, Cheong Fatt Tze Mansion, Spice Garden atau hanya sekedar menelusuri lorong-lorong sepanjang kota George Town. Semuanya menjadi pengalaman yang tak mudah dilupakan. Penang memang bukan hanya sekedar tujuan berobat saja namun juga layak diperhitungkan sebagai destinasi wisata.

OKTOBER - NOVEMBER 2010 WINGS MAGAZINE

17


EVENT

:

Gelar Tinju WBO Di Kupang

Apresiasi untuk Petinju NTT

W

akapolri Komisaris Jenderal Yusuf Manggabarani membuka gelar tinju profesional WBO Asia Pacific di Kupang, Nusa Tenggara Timur, 18 September lalu. Didampingi Kapolda NTT Brigjen Pol Drs. Yorry Yance Worang dan Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya, Wakapolri menekan tobol sirene tanda dimulainya pertandingan yang digelar oleh Promotor tinju internasional Damianus Wera bersama supervisor tinju WBO Mr Antonio Oenay dan Co-Supervisor WBO M Situmorang di Gelangang Olahraga Oepoi (GOR) Kupang. Bersamaan dengan itu, di luar stadion oleh atraksi peluncuran kembang api.

Seran berhasil mengalahkan Jason Ratoni dari Filipina dengan angka mutlak. Tiga hakim pertarungan ini memenangkan Tommy dengan angka sama, 116-112.


Salah satu petinju asal Indonesia NTT yang diunggulkan pada event ini adalah Tommy Seran. Bertarung di kelas terbang junior (48,9 kg) dalam pertarungan WBO Asia Pacific Interim, Tommy

Sementara itu, di kelas terbang mini (47,6 kg) untuk perebutan WBO Aspac (Vacant), petinju sasana Trisakti Jakarta, Hery Amol berhasil mengalahkan petinju Filipina, Moting Kilakil. Partai ini

18

WINGS MAGAZINE OKTOBER - NOVEMBER 2010

Pada pertarungan yang digelar di GOR Flobamora, Kupang, 18 September lalu, Tommy mendapatkan dukungan lebih dari 3.000 penonton. Meski demikian, petinju dari Sasana Rokatenda Palue BC Sidoardjo ini mendapat perlawanan sengit dari Ratoni. Pukulan Tommy disambut Ratoni sama kerasnya, hingga 12 ronde pertarungan yang diawasi langsung badan tinju dunia WBO tersebut. Partai ini memang menarik, walau Ratoni,--petinju Filipina -- tidak mendapat dukungan penonton, ia tak susut melawan Tommy.


Searah jarum jam : Penekanan tombol sirene oleh Wakapolri Komisaris Jenderal Yusuf Manggabarani didampingi oleh Kapolda NTT Brigjen Pol Drs. Yorry Yance Worang dan Gubernur NTT Frans Lebu Raya tanda dimulainya kejuaraan ; Usai pemasangan sabuk juara oleh Ahmad Hasan-Dirut Wings Air ; Lion Air salah satu spnsor terlaksananya kejuaraan ini ; Arena pertandingan yang dipadati sekitar 3000 pecinta tinju.

berjalan lamban dan membosankan. Meski terus mendesak Moting, pukulan Hery Amol lebih banyak salah sasaran. Meski demikian, Moting yang terlihat gentar dengan nama besar Hery selalu berusaha menghindar, berlari mengitari ring. Tiga hakim memberikan kemenangan angka bagi Hery, 117-111, 116-112 dan 117-112. Dengan demikian, Hery ditetapkan sebagai juara baru kelas terbang mini WBO Aspac yang sebelumnya kosong. “Ini merupakan kejuaraan yang spektakuler yang hasilnya sungguh luar biasa. Ini baru pertama di Indonesia, tiga partai dunia digelar sekaligus. Yang lebih menarik lagi, kejuaraan ini digelar di Kupang,” ujar promoter Damianus Wera. Ya, selain dua partai tadi di kelas terbang junior dan terbang mini, ada pula kelas bantam junior yang mempertandingkan petinju Isack Yulior melawan Mating Kilaki. Selain Wakapolri dan Gubernur NTT yang menyaksikan

pertarungan ini, turut hadir pula, Wagub NTT Ir. Esthon L Foenay, M.Si, dan Achmad Hasan, Direktur Niaga Lion Air sekaligus Direktur Utama Wings Air. Sebenarnya, salah satu tokoh penting di balik gelaran ini adalah Brigjen Pol Drs. Yorry Yance Worang. Di lingkungan kepolisian, Worang dikenal cemerlang dan suka kegiatan olah raga. Pada tahun 2005 ia dipercaya sebagai Manajer Tim Judo SEA Games XXII, Ketua Pengda PJSI Sulut 2006 dan juga sebagai Ketua Harian Persatuan Judo Bayangkara. “Saya memang selalu aktif di dunia olahraga. Ini komitmen Polda ikut mendukung olahraga di NTT, apalagi petinju itu berasal dari NTT,” ujar Worang ketika diminta komentarnya tentang event ini. Acara yang dipadati 3.000 penonton sejak sore hari itu baru usai pada pukul 02.30 pagi. Teks & foto: Makhfudz OKTOBER - NOVEMBER 2010 WINGS MAGAZINE

19


EVENT

20

: Pameran Foto Festival Erau

WINGS MAGAZINE OKTOBER - NOVEMBER 2010


(Kiri Atas) Wisatawan asing antusias melihat pameran foto (Kiri bawah) Foto bersama para pemenang seusai penyerahan hadiah (Tengah atas) Seusai tari Gantar penari berinteraksi dengan pengunjung sebagai wujud persaudaraan (Tengah bawah) Suasana pembukaan pameran yang dipadati pengunjung (Kanan) Pameran dibuka oleh Sekretaris Daerah Kukar HAPM Haryanto Bachroel

KEMILAU FESTIVAL ERAU 2010 CATATAN Ed Zoelverdi

F

estival Erau 2010 sebagai hajatan akbar wisata budaya Kutai Kartanegara, memang bukan sekadar tontonan. Para pengunjung bisa saja ‘diundang’ bergabung, misalnya, dalam sebuah acara tarian. Dan mereka yang semula datang hanya ingin memotret, hasil fotonya pun dapat membuahkan hadiah. Inilah pertama kali dalam sejarah Festival Erau, ada agenda Lomba Foto -- yang terbuka untuk umum. Dewan juri terdiri dari Ed Zoelverdi, Paul I Zacharia dan Arbain Rambey. Peserta lomba dibagi dalam dua kategori, yakni

dari kalangan umum alias hobbyist, dan dari kalangan wartawan atau media pers. Biasanya, informasi adanya lomba foto untuk suatu hajatan ada tenggang waktu minimal sebulan. Nah, dalam Festival Erau 2010 waktunya terbilang singkat. Ternyata peminat lumayan banyak: foto yang masuk sekitar 700, karya dari 70 peserta. Sesuai pakem penjurian lomba foto, dewan juri bertugas memilih foto unggulan dari stock yang tersedia. Setelah melewati tiga tahap penyaringan -- sering diserai diskusi, maka didapat tiga foto dari masing-masing kategori. Menarik dicatat, pemenang dari

kategori umum tampaknya bukan orang yang awam bergaul dengan fotografi. Sedangkan peserta dari jurnalis -- semua dari media lokal, tampaknya belum lebih unggul ketimbang peserta umum. Rata-rata, baik peserta umum ataupun jurnalis, boleh dibilang tidak mengalami kendala teknis. Fasilitas kamera dewasa ini memang super-pintar. Foto dijamin jadi. Tapi jadinya foto dapat dibedakan dari sekadar “kepintaran kamera” atau hebatnya sang Mat Kodak. Ini masuk kajian segi tematis, namanya, mana foto yang unggul menangkap kemilaunya Festival Erau.

OKTOBER - NOVEMBER 2010 WINGS MAGAZINE

21


Juara Kategori Jurnalis

1

2

3

Karmila Wati

M Agri Winata

Firman Hidayat

Juara Kategori Umum

3

1

Syaiful Anwar

Ady Nugroho

2

Faisal Sasmita

Juara Harapan Kategori Umum

1

2

Wawan Yusuf

3

Faisal Sasmita

Foto yang oke secara teknis, dan terbilang oke pula secara tematis, disaring lagi dari segi estetis. Pada giliran ini yang ditilik adalah faktor upaya sang fotografer. Ada kejelian memilih sudut pandang unik, serta momen yang jitu. Ini tak ada urusan dengan istilah “kebetulan” atau “keberuntungan”, tapi patut dihargai sebagai keunggulan khas seorang pemotret. Foto-foto para pemenang -- plus karya Paul I. Zacharia dan Makhfudz Sappe -- dipamerkan di Discovery Mall, Kawasan Kuta, Bali dari tanggal 6 - 8 Agustus 2010. Pameran foto ini dibuka oleh Dr. H.K.A.P.M. Haryanto Bachroel, Sekretaris Kabupaten Kartanegara. Pameran foto Festival Erau 2010 ini banyak dikunjungi wisatawan mancanegara. Mereka berdecak kagum sekaligus bertanya-tanya

22

WINGS MAGAZINE OKTOBER - NOVEMBER 2010

M Ali Ichwani

di mana gerangan lokasi Kutai Kartanegara. Menilik seriusnya mereka mengamati foto-foto itu, tampaknya mereka bakal cerita pada teman atau kerabat di negerinya, dan siap mengagendakan kunjungan wisata ke Kutai Kartanegara. Selamat untuk para pemenang lomba, dan acungan jempol untuk panitia penyelenggara. Bersamaan dengan itu, pantas pula kita ucapkan “bravo!” untuk Sri Wahyuni, Kepala Biro Humas dan Protokol Kabupaten Kartanegara sekaligus kordinator lomba foto Erau -- yakinlah, kerja keras Ibu dan staf niscaya membuahkan hasil yang kian berkilau pada hajatan wisata budaya di tahun mendatang. Sukses!


SUPER STUFF

IMAC 27 INCH Para pekerja desain grafis dan penikmat multimedia dimanjakan dengan hadirnya iMac dengan layar lebar. Apple memproduksi iMac terbaru dengan pilihan layar 21,5 inci dan 27 inci. Tidak sebatas layarnya saja yang lebar, iMac baru ini juga dilengkapi berbagai piranti yang membuatnya lebih mantap. iMac dengan layar 27 inci tersedia empat pilihan prosesor yang berbeda yakni 3,2 GHz atau 3,6 GHz dengan chip Intel Core i5 quad core 2,8 Ghz yang memiliki cache level 3,8 MB, serta Intel Core i7 quad core dengan prosesor 2,93 Ghz dengan cache level 3,8 MB. Model 27 inci quad-core ini dilengkapi dengan ATI Radeon 5750 dengan memori GDDR5 1GB. Dilengkapi dengan SDRAM DDR3 1333 MHz sebesar 4GB, yang dapat mendukung upgrade RAM hingga 16 GB. Pilihan hardisk 500 GB atau 1 TB dan menyediakan pilihan upgrade hardisk hingga 2 TB.

NOKIA X2

FUJI Finepix S2800HD

MEMANJAKAN PENIKMAT MUSIK

CUKUP MURAH DENGAN FITUR MENAWAN

Yang baru dari Nokia bagi pecinta musik yang juga aktif di jejaring sosial,NOKIA X2. Dengan desain alumunium, slim dan dilapisi glasses membuat peranti ini enak dipegang. Karena mengedepankan musik, X2 dilengkapi music player dengan dedicated music key. Salah satu kelebihan gadget ini adalah speakernya yang kencang, ada dua loudspeaker di kiri kanan, atas bawah. Juga pengguna X2 ini dapat mendengarkan FM Radio langsung tanpa menggunakan headset. Jangan kuatir bagi pengguna yang aktif di jejaring sosial, X2 telah dilengkapi fitur yang memungkinkan akses Facebook maupun Flicker di layar utama. Selain itu, tersedia Nokia messaging yang memungkinkan pengguna mengatur email dan chat langsung dari perangkat. Aplikasi Ovi store, memungkinkan pengguna mengunduh langsung berbagai permainan, audio dan video. X2 juga dilengkapi kamera auto fokus 5 megapiksel.

FujiFilm rencananya pada awal September ini akan merilis kamera digital seri S long zoom terbaru yaitu Finepix S2800HD dengan kisaran harga 2 jutaan rupiah. Sudah tentu kehadirannya akan meramaikan persaingan para produsen kamera digital dalam merebut pasar yang ada. Kamera ini menggunakan lensa Fujinon Wide-Angle (28mm-504mm), 14 MP CCD dan 18x zoom optik. Fitur lainnya, kamera ini dilengkapi dengan viewfinder elektronik dan layar LCD 3 inci. Juga mampu merekam video HD 720p serta tersedia mini HDMI port. Selain itu fitur Tracking Auto Focus memungkinkan Anda melacak subjek yang bergerak secara otomatis. Anda juga dapat memperoleh fitur Smile Detection, Blink Detection, Scene Recognition otomatis, Dual Image Stabilization, serta fungsi Deteksi wajah.

TABLET HUAWEI S7 Tidak seperti tablet iPad buatan Apple, Huawei S7 yang merupakan inovasi produsen ponsel dari China ini juga berfungsi sebagai smartphone. Karena itu produk ini cocok bagi orang-orang yang suka gadget dan teknologi baru tetapi juga mobile. Perangkat yang telah menggunakan prosesor Snapdragon dari Qualcomm ini berbasis OS Android versi 2.1. Memiliki layar dengan lebar 7 inci WVGA 800x480, kamera 1.3MP yang merupakan kamera depan, Memory Internal 8GB hingga mendukung 32GB, Sensor gravitasi, Bluetooth 2.1, Micro USB 2.0, Wi-fi, Speaker Hi-fi, Jack Audio 3.5 mm dan slim slot card. Juga dilengkapi dengan aplikasi multimedia seperti media player dan foto browser. Selain bisa digunakan untuk eBook, juga bisa konek dengan TV melalui HDMI. OKTOBER - NOVEMBER 2010 WINGS MAGAZINE

23


EVENT

: Festival Layang - layang

TARIAN LAYANGLAYANG

DI ATAS

AWAN SANUR

BALI

TEKS : RISTIYONO, FOTO : MAKHFUDZ

B

irunya langit di atas Pantai Mertasari Sanur mendadak riuh dengan warna-warni layanglayang kreasi yang mengikuti kontes yang menjadi salah satu bagian acara Sanur Village Festival (SVF) 2010, awal Agustus lalu. Ratusan layang-layang yang berlomba ini merupakan hasil kreasi perorangan maupun kelompok yang datang dari berbagai daerah di tanah air diantaranya Surabaya, Malang, Jakarta dan Bandung. Selain peserta lokal maupun nasional festival ini juga diikuti peserta dari mancanegara seperti Amerika Serikat, Prancis, Jepang, Jerman, Australia, Thailand, Belanda, Selandia Baru, Malaysia, Swedia, Singapura, India, Korea Selatan dan China.

24

WINGS MAGAZINE OKTOBER - NOVEMBER 2010


OKTOBER - NOVEMBER 2010 WINGS MAGAZINE

25


news wings

(Atas) Ritual dengan berbagai macam sesaji sebelum menerbangkan layang-layang (Tengah) Ekor panjang sebuah layanglayang menari dengan indah di langit pantai Sanur (Bawah) Salah satu grup peserta kategori layang-layang kreasi baru

Bunyi tetabuhan balaganjur yang begitu dinamis mengiringi peserta menaikkan layang-layang mereka di tengah teriknya matahari. Berbagai bentuk dan kreasi layang-layang menari indah diantara awan menjadi sebuah tontonan yang menarik. Salah satunya adalah layang-layang Janggan berkepala naga dengan ekor sepanjang 160 meter. Biasanya tradisi menerbangkan layang-layang dilakukan setelah panen dimana anak-anak merayakan kegembiraan orang tua dengan membuat layang-layang dan diterbangkan di sawah. Sedangkan dipantai dikemas untuk memeriahkan pariwisata. Cuaca yang cerah ditunjang angin yang cukup kencang membuat para peserta kian semangat. Kekompakan dan sportivitas kelompok layang-layang ini bisa diterapkan dalam berbagai segi kehidupan. Beberapa orang memegangi tali dan sebagian lainnya berusaha menaikkan layanglayang. Mereka sama-sama bersemangat untuk menerbangkannya.

26

WINGS MAGAZINE OKTOBER - NOVEMBER 2010


NEWS

: Lion Air

Prosesi adat Mappassili, menyucikan badan pesawat dengan memercikan air oleh Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo dalam rangka sosialisasi program “Visit South Sulawesi Year 2012”, bersama Presiden Direktur Rsdi Kirana. Gubernur Sulsel menyempatkan diri masuk ke Boeing 737-900ER

LION AIR DUKUNG

VISIT SOUTH SULAWESI 2012

L

ion Air ikut membantu menyosialisasikan program Pemprov Sulsel yakni “ Visit South Sulawesi Year 2012” dengan memasang logo pogram tersebut di pesawat Lion Air. Peresmian branding untuk promosi pariwisata Sulsel dan informasi terkait tahun kunjungan wisata ke Sulsel tahun 2012 mendatang tersebut dilakukan Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo dan Presiden Direktur Lion Air Rusdi Kirana di apron Bandara Sultan Hasanuddin, Makasar, 20 Agustus lalu. Pemasangan logo tersebut ditandai prosesi adat Mappassili, yaitu menyucikan badan pesawat dengan cara memercikan air. Menurut Presiden Direktur Lion Air, Rusdi Kirana, branding tersebut juga sebagai apresiasi atas tingginya load factor dengan tujuan Makasar dan sebaliknya. “Sifatnya apresiasi, tidak ada bentuk kerjasama keuangan atau sponsor.” kata Rusdi Kirana diselasela acara tersebut. Rusdi juga menambahkan bahwa frekuensi keluar-masuk Lion air di Makasar mencapai 60 kali setiap harinya. Iapun menyatakan akan meningkatkan frekuensi ke Makasar

di masa mendatang. Sementara Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo dalam sambutannya mengatakan sangat berterima kasih kepada manajemen Lion Air, khususnya kepada Rusdi Kirana atas kesediannya membantu sosialisasi program pemprov ini. “Dari tahun ke tahun jumlah penerbangan yang keluar dan masuk di bandara Internasional Sultan Hasanuddin semakin bertambah. Itu indikasi kegiatan ekonomi di daerah ini bertumbuh pesat,” tukas Syahrul dalam sambutannya. Dalam acara tersebut hadir pula Ibu drg. Ayunsri Harahap, istri Gubernur Syahrul -yang sekaligus Direktur RS Khusus Dadi, Ketua DPR Sulawesi Selatan, Kajati Sulsel, para pejabat Makoopsau II, dan pejabat Angkasa Pura I. Lion Air sendiri dalam sehari menerbangkan 415 flight untuk semua tujuan. Pada awal bulan September ini, pesawat Boeing 737-900ER ke-39 dan 40 akan bergabung memperkuat armada Lion Air, dengan kode registrasi LLH dan LLI. Ditambah satu lagi pesawat ATR 72, yang akan tiba di pabriknya di Toulouse, Prancis untuk Wings Air. OKTOBER - NOVEMBER 2010 WINGS MAGAZINE

27


LEISURE

MIE JENDRAL Menu Khas AA Rumah Makan

S

ejak bulan Juli lalu ada yang baru di jalan Wolter Monginsidi Jakarta Selatan. Ya, sebuah tempat hangout baru telah dibuka untuk menikmati sajian kuliner yang khas dengan mengusung brand AA Rumah Makan. Begitu kita masuk, akan kita temui sebuah tempat yang didisain gaya minimalis modern dengan dilengkapi open kitchen. Ruang yang bersih dengan meja dan kursi yang berwarna hijau berpadu orange dan putih menambah kesan simply fresh. Berbagai macam menu dapat kita temui di tempat ini seperti Nasi Goreng Makassar, Mie Aceh Kepiting, Mie Kering, aneka macam jus, Kopi Pancung, Es Pisang Ijo, Es Barley yang bagus untuk mencegah panas dalam dan masih banyak lagi. Kedepannya, semua mie yang ada di nusantara ini dapat kita nikmati di rumah makan ini. Dari semua menu yang tersedia

28

WINGS MAGAZINE OKTOBER - NOVEMBER 2010

ada yang menarik untuk dicoba yaitu “Mie Jendral�. Hmm... resep racikan seorang jendral ini menghasilkan semangkuk mie keriting berkuah terasa segar, gurih, nikmat dengan beberapa ekor udang terasa makin mantap. Dengan kapasitas 100 orang termasuk ruang VIP, rumah makan ini siap melayani pelanggan yang datang dari jam 10.00 – 22.00 wib setiap harinya. Hmmm....Anda tertarik? AA Rumah Makan Gedung Kamadjaja Jl. Wolter Monginsidi No. 87 Jakarta Selatan


GOR Pajajaran Olah Raga dan Wisata Kuliner Bagi warga Bandung, tempat satu ini pasti sudah tidak asing lagi apalagi bagi mereka yang gemar olah raga. Ya, GOR Pajajaran Bandung setiap pagi dipenuhi oleh warga Bandung yang hendak berolah raga. Menariknya, selepas olah raga biasanya mereka langsung menyerbu berbagai tempat makan yang ada di seputar GOR ini untuk sarapan di tempat maupun dibawa pulang. Boleh dibilang sejak pagi tempat ini telah penuh dengan para penjaja makanan seperti bakso, mie, jus buah, bubur, sate, bakwan yang berderet di sebelah kiri atau mengisi beberapa deretan kios yang ada. Sedangkan disebelah kanan sangat mirip pasar kaget. Ada yang jual buah-buahan, sayuran segar, ikan, ayam dan masih banyak yang lainnya. Jadi badan sehat perut kenyang... GOR Pajajaran Jl. Pajajaran Bandung

Ayam Tolak Pinggang Bontonompo Lagi jalan-jalan ke Makassar? Sudah pernah coba coto Makassar? Bakso Ati Raja? Palubassa di Jl Srigala? Makan ikan bakar di pelabuhan Paotere? Segalam macam mie keringnya? Ooh sudah. Kalo begitu, bisa coba geser sedikit ke salah satu sudut di pinggir kota Makassar, tepatnya ke perbatasan kota Makassar dengan Kabupaten Gowa di sebelah timurnya. Setelah mendapat perempatan gerbang perbatasan (kanan jalan terminal Malengkeri, kiri jalan makam Syech Yusuf), susuri jalan menuju Gowa itu, mungkin sekitar 500 meter. Setelah itu, di sebelah kanan kita dapati sebuah rumah makan ayam bakar Bontonompo. Sepintas, ini rumah makan biasa. Tapi sebenarnya orang-orang lebih mengenalnya sebagai ‘ayam tolak pinggang’. Saya juga kaget pada awalnya, apa maksudnya? Rupanya, yang dijual itu adalah ayam bakar, yang disajikan utuh per ekor, bukan per potong. Saat dibakar, ayam itu memang dalam posisi ditekuk ke belakang sayap-sayapnya, sambil dibumbui. Mungkin itu sebabnya disebut ‘ayam tolak pinggang’. Bumbu yang digunakan terbilang tidak rumit, bawang puth dan bawang merah termasuk di antaranya, lalu diolesi minyak kelapa yang dibuat sendiri. Namun memang ada ciri khas dari ayam bakar yang disajikan, yakni dari ayam kampung muda. Itu sebabnya jadi terasa berbeda dan lebih gurih. Satu porsi ayam itu dibanderol Rp 30.000,-. Rumah makan yang bisa menjual hingga 50 ekor per harinya ini ternyata punya penggemar setia. Di dindingnya terpampang foto customer yang pernah makan di situ seperti Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo, komedian Tukul Arwana hingga Manohara.

“What a feeling!” Pembangunan HOTEL SENSA telah menarik perhatian masyarakat Bandung dan ribuan wisatawan lain melalui desain bangunannya yang sangat futuristik dan spektakuler, selain dari posisinya yang sangat strategis yaitu di Jl. Cihampelas, Bandung. HOTEL SENSA akan memposisikan diri di marketplace perhotelan Bandung yang sangat kompetitif melalui produk-produknya yang berkelas dan dengan pelayanan hotel bintang lima. Dengan arsitekturnya yang sangat kontemporer pionir di kota Bandung, kuliner yang kreatif dan pelayanan yang personal, HOTEL SENSA merupakan satu hotel yang menafaskan pengalaman yang berbeda, tidak hanya di Bandung tapi di seluruh Jawa. HOTEL SENSA mempersembahkan 128 kamar Superior dan Suite dengan fasilitas yang berbeda, enam ruang pertemuan yang modern – dari New York ke Paris, satu restoran, satu lounge, satu pusat kebugaran dan spa. Fasilitas food and beverage yang terdapat di HOTEL SENSA antara lain adalah ‘LIFE GREEN’. Merupakan restoran yang menyediakan hidangan lokal dan internasional termasuk ‘7 Pulau’, yaitu menu a-la-carte khas Indonesia yang berubah setiap harinya. SENSA HOTEL Jl. Cihampelas 160 Bandung 40131, Indonesia t : +62 22 206 1111 f : +62 22 206 1030 e : info@sensahotel.com www.sensahotel.com

OKTOBER - NOVEMBER 2010 WINGS MAGAZINE

29


30

WINGS MAGAZINE OKTOBER - NOVEMBER 2010


OKTOBER - NOVEMBER 2010 WINGS MAGAZINE

31


Selamat Datang... Apa yang harus anda ketahui Tentang keamanan, kenyamanan dan keselamatan Anda didalam pesawat PONSEL

Semua ponsel dan peralatan elektronik yang menggunakan pemancaran radio tidak diperbolehkan selama berada didalam pesawat, hal ini sangat mengganggu sistem navigasi dan komunikasi dengan menara pengawas setempat.

PERALATAN ELEKTRONIK

Untuk penggunaan Laptop dan PDA boleh dipergunakan setelah fasten seatbelt “OFF” dengan menggunakan flat mode. Setelah fasten seatbelt “ON” untuk persiapan mendarat maka penumpang harus mematikan pengguna laptop dan PDA tersebut.

BARANG -BARANG BERHARGA LAINNYA

Barang- barang yang mudah terbakar (seperti korek api), meledak (petasan), material yang mengandung magnet, baterai, tabung gas, tidak diperbolehkan untuk dibawa.

MEROKOK

Peraturan Pemerintah melarang kegiatan merokok selama dalam penerbangan, Terdapat detektor asap disemua toilet dan akan dikenai sanksi bagi yang melanggar peraturan.

PERJALANAN DENGAN ANAK-ANAK

Wings Air tidak menyediakan makanan bayi untuk rute domestik dan popok tidak disediakan dipesawat. Wings Air hanya menyediakan air panas untuk susu bayi.

BAGASI

Barang atau benda tajam harus di pak dalam bagasi dan tidak diperkenankan untuk dibawa kedalam bagasi kabin. Bawalah benda berharga dalam tas yang anda bawa sendiri. Perhatikan berat bagasi anda. • Bagasi untuk Rute Domestik Kelas Ekonomi : 25 kg Kelas Bisnis : 40 kg • Bagasi untuk Rute Internasional Kelas Ekonomi : 20 kg Kelas Bisnis : 30 kg

UTAMAKAN KESELAMATAN

Sabuk pengaman harus selalu terpasang sewaktu take-off dan landing. Dianjurkan untuk selalu memasang seat belt selama penerbangan. Barang bawaan harus diletakan di atas kepala atau dibawah kursi di depan anda. Silakan membaca kartu instruksi keselamatan yang terdapat di dalam kantung kursi. Di kartu tersebut anda bisa mengetahui pintu darurat dan letak jaket pelampung. Perhatikan baik-baik demo keselamatan dan instruksi yang diberikan oleh cabin crew.

32

WINGS MAGAZINE OKTOBER - NOVEMBER 2010


THE INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR

1,8 MILLIONS PASSENGER-READERS IN A MONTH!

NO DOUBT we are the biggest Indonesian magazine with the largest number of readers!

For advertisement and inquiry, please call :

Jl. Teungku Cik Ditiro 77, Menteng, Jakarta Pusat - Indonesia. Tel. +62 21 98494404, Fax. +62 21 3151668 email: edlionmag@gmail.com | www.lionmag.com

HOTLINE 0821 10 88 22 00 LionMag is part of a group publishing with

OKTOBER - NOVEMBER 2010 WINGS MAGAZINE

33


34

WINGS MAGAZINE OKTOBER - NOVEMBER 2010


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.