#SaveOurTembawang Copyright (c) Tembawang.com 2014
#SaveOurTembawang Mempertahankan warisan sistem pengelolaan hutan yang terbukti adil, lestari, dan mensejahterakan masyarakat
About Our Campaign Tembawang adalah sistem pengelolaan hutan secara kompleks, namun saat ini keberadaan tembawang terancam oleh banyak hal. kampanye Save Our Tembawang adalah sebuah media untuk meningkatkan kembali kesadaran betapa pentingnya menjaga dan melestarikan tembawang, dalam kampanye ini akan kami sampaikan manfaat dan bagaimana cara kelola tembawang sehingga tidak hanya bermanfaat secara ekologi tetapi juga berkontribusi maksimal terhadap kesejahteraan masyarakat Untuk menjadi bagian dari perlindungan dan pelestarian tembawang ini, silahkan like Fanspage FB Kami http://www.facebook.com/ tembawang? dan tweet dengan hastag #SaveOurTembawang
Thanks For..... Ucapan terima kasih tak terhingga kepada seluruh pendukung kampanye ini yang telah menyukai Fanspage facebook kami http://www.facebook.com/tembawang dan telah mentweet dengan hastag twitter #SaveOurTembawang dengan dukungan luar biasa dari anda, berarti kita telah menyelamatkan kehidupan seluruh mahkluk dunia.
Tembawang merupakan warisan sistem kearifan masyarakat (khususnya suku dayak) dalam pengelolaan sumber daya hutan yang terbukti adil, lestari, dan memiliki nilai yang tinggi bagi kehidupan masyarakat dalam satu keluarga, komunitas, kampung, dan binua (masyarakat luas). Istilah tembawang (untuk mempermudah) penyebutan bagi sistem tersebut, karena sesungguhnya setiap sub suku dayak (bahkan komunitasnya) memiliki penyebutan dengan istilah lain. Seperti, masyarakat dayak kanayatn menyebut timawakng, uud danum menyebut rundang kemurlan atau karloka kermurlan, melahoi menyebut kelokok, orang iban menyebut temawai, beberapa suku bangsa dayak Kabupaten Sanggau menyebut tembawang Mawa dan Mbawa, Kabupaten Bengkayang mennyebutnya dengan istilah timau’. Orang krio menyebut Pengampong dan Tamawakng, dan di Kabupaten Melawi mengenal tembawang dengan istilah Klaka dan Gupung, orang Kayaan di Kapuas Hulu menyebut Lepuun. Di Kalimantan timur orang benuaq menyebut Lembo atau Simpukng, orang tunjung menyebut Munan, orang Loksado Kalsel menyebut Dalung Buah.
Tembawang merupakan kawasan yang banyak ditumbuhi oleh berbagai jenis pohon buah-buahan, berbagai jenis kayu kalimantan, rotan, bambu dan tumbuhan asli kalimantan maupun tanaman (pendatang) lainnya. Tanaman tersebut sengaja ditanam maupun secara alami tumbuh, sehingga komposisi tanaman bervariasi membentuk ekosistim unik, dan menjadi tempat hidup satwa liar.
Proses Terbentuknya Tembawang Pembentukan tembawang berawal dari pembukaan hutan bebas untuk perladangan beserta pondokan yang dikerjakan secara bersama. Proses tersebut kemudian membentuk sistem tenurial yang terbagi mejadi hak kelola individu/keluarga, keluarga besar, komintas, dan publik. Pola penguasaaan Tembawang secara penuh diatur dan tunduk pada hukum adat dalam satu wilayah komunitasnya.
Rimba Ladang
Pemukiman
Tembawang Aturan Adat
Keluarga
Keluarga besar
Kampokng
Binua
Sumber : Sampan Kalimantan
Ada apa di dalam tembawang?
Tanaman di areal tembawang paling tidak berisi Tengkawang, durian, langsat, mentawa, patingan, nangka, pinang, kelapa, duku, pekawai, kemantan/kalimantan, rambai, kapul, kalik, sibo, cempedak, trembrenang, bunyo, manggis, satar, keranji, bawang, jantak, kemayo,tempasi, mentawai, asam pauh, rambutan, jambu, asam atau koli, tengkalak, rambutan, nyolik, keladi, keribakng, sawi hutan, terong asam, ketimun, meranti, ulin, bambu, rotan, dan lain sebagainya. Selain itu terdapat kuburan, tempat ritual, dan lain sebagainya.
Hasil dari Tembawang digunakan sebagai sumber bahan makanan; sumber pendapatan keluarga; Sumber bibit; Tempat upacara adat dan bahan untuk ritual adat; Sumber bahan bangunan, tali temali, obat-obatan; bahan baku perkakas kerja dan rumah tangga; menjaga sikus hidrologi, dan; tempat hidup binatang, serta; kemampuan dalam menyerap karbon CO2.
Sayur-Mayur yang mudah didapat di areal tembawang
Buah-buahan
Bahan Baku Kerajinan Tangan
Situs budaya dan tempat keramat
Sumber Bacaan : Sampan Kalimantan