Edisi XII, Oktober 2019
mahasiswa
Tilik Prahara Dibalik OTADAMA
Alih Fungsi Ada Apa?
Lembaga Pers Mahasiswa MATA Jl. Kapten Suparman No. 39 Magelang 56116 Gedung Kesekretariatan Lantai 2 Website : lpmmata.com Email : lpmmatauntidar@gmail.com
TIM REDAKSI Salam Pers Mahasiswa!!! Hallo sahabat Skema, selamat bersua kembali. Kini Buletin Skema hadir kembali menjumpai kalian. Setiap universitas menjalankan kegiatan PKKMB saat masuk awal tahun pembelajaran. Setiap kampus pun memiliki karakteristik sendiri dalam kegiatan tersebut. Misalnya, dalam segi penamaan atau penyebutan program kegiatannya. Pastinya, semua kampus mengacu pada peraturan Kementerian Riset dan Teknologi yang telah mengeluarkan pedoman tentang kegiatan PKKMB. Di UNTIDAR, PKKMB dikenal dengan sebutan Orientasi Tidar Muda (Otadama). Kegiatan otadama memperkenalkan lingkungan kampus kepada mahasiswa baru. Meliputi, tujuan, visi dan misi universitas, struktur organisasi, serta kegiatan apa saja yang ada di setiap kampus. Selain itu, mahasiswa baru disajikan beberapa materi seputar motivasi, kepedulian terhadap lingkungan, anti radikalisme, dan pemahaman terkait organisasi yang ada di universitas baik internal atau eksternal. Buletin edisi kali ini akan membahas tentang Otadama tingkat universitas yang bertajuk Spirit Tidar. Penasaran dengan apa isi detail dari buletin ini? Simak info selengkapnya dalam Buletin Skema edisi XII yang bertajuk Kilas Otadama 2019: Tilik Prahara Dibalik Otadama. Selamat membaca, para perindu buletin Skema.
Sketsa Mahasiswa Pembina Joko Tri Nugraha, S.Sos., M.Si. Pemimpin Umum Makruf Dwi Prasetyo Wakil Pemimpin Umum M. Rauuf Oktavian Nur Pemimpin Redaksi Rizqi Mutiara Ningrum Wakil Pemimpin Redaksi Hastri Raras Respati Redaktur Pelaksana Titania Annisa Pradini Tata Letak & Desain Adi Setiawan Ilustrator Ema Septiani
REPORTER Siti Indayani
Fariha Husna
Muhamad Ma'ruf Amin
Chanifatus Sa'adah
Makruf Dwi Prasetyo
Rejeki Indah Lestari
Muhammad Ziaul Haq
Miftahur Rokhmah
Celine Al ona
Sakdiyah
Editor Muhammad Nugroho
Otadama 2019 Alami Kendala, Ada Apa?
Huru-hara Pra Acara: Pemangkasan Panitia dan Konsep Acara
9 11 SKEMA | Oktober 2019, EDISI XII
5
3
RAB dan Perubahan Konsep Secara Sepihak Jadi Masalah
8
Alih Fungsi Dana Konsumsi dan Kaus Maba Sepenggal Goresan Rangkaian Acara Tahap Pelaksanaan: Sidang Senat Terbuka
2
FOKUS UTAMA
Otadama 2019 Alami Kendala, Ada Apa?
| Foto oleh: Panitia OTADAMA 2019
Kepanitiaan Dua Pihak Siapkah UNTIDAR dihadapkan dengan masa reformasi? Apa saja imbas dari perubahan tersebut? M u l a i d a r i p e rg a n t i a n pemimpin, perubahan sistem akademik, tata kelola keuangan hingga keterlibatan dosen dalam otadama. Masa ini menyebabkan UNTIDAR menghadapi titik awal perubahan.
3
Beralih ke perihal O r i e n t a s i Ti d a r M u d a (Otadama) 2019 yang dihiasi inovasi baru dan berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Otadama menjadi sebutan kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) di U N T I D A R y a n g diselenggarakan setiap tahunnya. Tidak hanya berhenti sampai di sini, banyak hal yang hangat dibicarakan tentang Otadama. Pada tahun-tahun
sebelumnya, kepanitian diambil dari mahasiswa penuh. Tetapi tahun 2019 adalah kali pertama dosen ikut andil dalam perumusan Otadama. Hal tersebut mengacu pada Keputusan Direktur Jenderal, Pembelajaran, dan Kemahasiswaan Nomor 096/B1/SK/2016 Tentang Panduan Umum Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru. Dalam Lampiran keputusan tersebut, Bab VI Pelaksanaan poin (C) Organisasi Kepanitiaan
SKEMA | Oktober 2019, EDISI XII
FOKUS UTAMA memperjelas: Kegiatan ini melibatkan para dosen dengan mengikutsertakan mahasiswa, tenaga kependidikan, serta disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi perguruan tinggi. Panitia berada di bawah koordinasi Pimpinan Perguruan Tinggi bidang kemahasiswaan dan bertanggung jawab kepada pimpinan perguruan tinggi. Pada bagian latar belakang dijelaskan agar tidak terjadi aktivitas perpeloncoan oleh senior, kekerasan fisik dan atau psikis yang dapat berakhir dengan adanya korban jiwa yang dapat menimbulkan kecemasan, kekhawatiran atau bahkan ketakutan bagi mahasiswa baru dan bahkan orang tua. Serta Mahasiswa baru diharapkan mendapat informasi yang tepat mengenai sistem pendidikan di perguruan tinggi baik bidang akademik maupun non-akademik. Otadama tahun ini menerapkan amanat Direktur Jendral (Dirjen) dilaksanakan pada SeninRabu (19-21/8/19) di GOR Samapta Kota Magelang, yang tentunya memiliki
perbedaan siginifikan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Prof. Dr. Sugiyarto, M. Si., selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, membenarkan bahwa kepanitiaan terdiri dari 2 pihak. Pertama, panitia dosen, diketuai oleh Dr. Hari Wahyono M. Pd. Kedua, panitia mahasiswa, diketuai oleh Dony Slamet Rahayu Prasetiyo. “Berdasarkan panduan dari DIKTI BELMAWA, maka kepanitiaan penanggung jawabnya itu dari rektor, karena ini masuk bidang saya, jadi saya yang bertanggung jawab l a n g s u n g . Te r u s k a m i membentuk kepanitiaan dari dosen dan mahasiwa. Karena ada surat edaran dari dikti tersebut, jadi tahun ini kita kombinasikan antara dosen dan mahasiswa,” jelas Prof. Dr. Sugiyarto. Dony Slamet Rahayu Prasetiyo menyatakan, total keseluruhan panitia sejumlah 300 orang. Dengan rincian sebanyak 60 orang panitia dosen dan 240 mahasiswa hasil open re c r u i t m e n t . “ P a n i t i a struktural terdiri dari 140
SKEMA | Oktober 2019, EDISI XII
orang dan 100 pendamping kelompok (penakel),” ujarnya. 140 panitia mahasiswa tersebut terbagi dalam beberapa divisi. Di antaranya, divisi koordinator lapangan (korlap) 16 orang dengan Buyung Zulfanio sebagai ketua divisi (kadiv), divisi Humas 9 orang yang diketuai Andriyani Musrifah, divisi perkap sejumlah 17 orang dengan Anggi Kurniawati sebagai kadiv, divisi PDD 15 orang yang diketuai Marwan Tri Bastian, serta divisi acara 13 orang dengan Ali Khasyful Gita sebagai kadiv. Sedangkan di divisi konsumsi sejumlah 13 orang dengan Rokhmah Mutakhidah sebagai kadiv, 31 orang di divisi kesehatan yang diketuai Khoiriyasih, 102 orang di divisi penakel dengan Nuha Nur Ummara sebagai kadiv, serta 9 orang di divisi sponsorship. Hermowo Pribadi Dewabroto dan Ali Khasful Gita membetulkan bahwa kepanitiaan otadama tahun 2019 berasal dari dua pihak, yaitu pihak dosen dan mahasiswa. (MMA)
4
LAPORAN KHUSUS
Huru-hara Pra Acara:
Pemangkasan Panitia dan Konsep Acara
Dalam periode ini, pihak rektorat menginginkan adanya pemangkasan panitia mahasiswa hasil open recruitment (oprec). Tetapi, pihak BEM KM tidak menghendaki hal tersebut, hingga menimbulkan konflik di antara rektorat dan panitia yang diusung dari BEM KM. “Konflik-konflik menjelang yang banyak menguras emosi, seperti panitia dipangkas menjadi 100. Pada rapat terakhir sebenarnya mau ditarik semua,” ungkap Arjo, Ketua BEM KM. Ali pun mengatakan hal yang sama jika akan ada pemangkasan panitia mahasiswa dari 240 menjadi 150. Tetapi, dari pihak keluarga mahasiswa tidak menghendaki hal tersebut. Sehingga dari mereka melakukan lobbying kepada rektorat terkait hal tersebut.
5
SKEMA 2019,EDISI EDISIXII XII SKEMA| September | Oktober 2019,
LAPORAN KHUSUS “Kita sudah oprec 1 bulan yang lalu sekitar 230-an, itu mau di-press menjadi 150. Nah, mereka sudah rapat terus, meluangkan waktu, uang, dan wawancara, tibatiba mau dikurangi kan tidak mungkin. Kita tidak bisa. Kemudian kita konsultasi, hingga pada akhirnya bisa untuk masalah itu,” tambah Ali Khasyful Gita, Koordinator Divisi Acara Otadama Universitas. Pada akhirnya, divisi sponshorsip dihapuskan dan sumber daya manusianya dilebur ke beberapa divisi secara random dengan alasan menghindari kecurangan dan hal-hal yang bersifat sensitif di bagian keuangan dan pendanaan. “Dana otadama telah disediakan universitas, jadi sponsorship dihilangkan supaya tidak ada kecurangan dalam kegiatan ini dan terhindar dari hal-hal yang sensitif di bagian keuangan. Bahkan, kadiv sponsorship masuk ke divisi penakel,” ungkap Hermowo Pribadi Dewabroto, Ketua BEM KM yang akrab disapa Arjo. Ungkapan Arjo tersebut diperkuat oleh Ali. Ia mengatakan, “Sponsorship dihilangkan. Dana dari
kampus sudah cukup. Masalahnya bukan cukupnya, tapi turunnya kapan. Seharusnya kita ada back up di situ. Kalau misalnya ini belum turun dan kita butuh dana untuk mendukung acara ini, sebenarnya kan butuh sponsor dan bahkan divisi sponsorship dihilangkan. Lalu, dimasukkan ke divisi yang lainnya,” ujarnya. Meskipun tidak ada divisi sponsorship dari panitia mahasiswa, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Sugiyarto yang menyatakan bahwa universitas mendapat sponsor dari dua bank, yakni Bank Tabungan Negara (BTN) sebesar 1,5 juta rupiah dan Bank Jateng sebesar 1 juta rupiah. Arjo pun menjelaskan bahwa BEM KM yang diwakili oleh panitia mahasiswa hanya sebagai eksekutor dalam menjalankan otadama tahun ini. Ia pun mengatakan, yang mengolah keuangan langsung dari panitia dosen, bukan panitia mahasiswa. “Anggaran yang kami ajukan sebesar 100 juta, maka yang keluar berupa barang. Misalnya dalam
SKEMA | Oktober 2019, EDISI XII
bentuk panggung dan kursi,” katanya. Otadama tahun ini mengalami kendala dalam pembentukan kepanitiaan dari sisi dosen, “Nama-nama dari dosen di kepanitiaan terbentuk sekitar H-14. Secara konsep, kita sudah matang, paling tinggal penyempurnaan saja, rundown dan gambaran untuk materinya sudah ada. Tetapi, karena ada kepanitiaan dari dosen, dan itu pun pemberitahuanya terlalu mendadak, jadi hampir keseluruhan konsep dari kita, tidak disetujui dosen. Karena kita juga tidak tau, kita tidak dilibatkan pada saat rapat pengambilan keputusan,” tambah Dony Slamet Rahayu Prasetiyo, Ketua Panitia Mahasiswa Otadama. Penanggung jawab dari dosen yang terlalu banyak mengakibatkan miskomunikasi dalam masa koordinasi antara kepanitiaan dosen dan panitia. Perwakilan mahasiswa yang tergabung dalam lingkup Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) serta panitia mahasiswa merasa bingung saat melakukan koordinasi
6
LAPORAN KHUSUS dengan panitia dosen. “Terlalu banyak PJ, setiap acara itu berbeda penanggung jawab,” keluh Arjo. Ali Khasyful Gita selaku koordinator acara juga menuturkan bahwa ia tidak mengetahui perihal apakah panitia dosen berasal dari gugus kemahasiswaan atau tidak. Pihak mahasiswa pun bingung harus berkoordinasi dengan siapa perihal acaranya. “Karena kemarin kita, hari pertama itu untuk penanggung jawabnya siapa saja tidak tau, tiap acara itu beda-beda. Kita konsultasi pun tidak hanya ke satu orang, misal tanggal 19 konsul ke siapa, lalu tanggal 20 ke Pak Arnanda, tanggal 21 ada permasalahan yang ikut siapa aja, akhirnya mereka hanya meminta korlap dan penakel. Dan yang lain mengikuti. Tanggal 21 yang mengonsep saran dari kita, untuk UKM itu dari kita. Kan kita yang meminta, ternyata kita ikut di situ. Yaudah kita lepas tangan. Bahkan dari korlap pun lepas tangan, hanya penakel,” tuturnya. Ketua Divisi Acara Otadama 2019, Ali Khasyful
7
Gita mengungkapkan pendapat, “Kalau dari BEM KM, sudah sejak sebelum Agustus, sekitar bulan Juni sudah persiapan. Konsolidasi atau pertemuan dengan pihak rektorat, khususnya WR 3, sudah sekitar 1 bulan lebih. Setiap minggu ada pertemuan. Dari WR 3 memfasilitasi kita setiap hari Senin. Dari awal, konsep itu kita sudah membuat sesuai dengan yang diinginkan Pak WR 3 dan disetujui untuk konsep, rundown, dan lainlain.” Bahkan dari mahasiswa telah mengajukan konsep acara, rundown, dan rancangan anggaran biaya ke rektorat, tetapi tidak berbuah manis. Justru terjadi penolakan dari pihak rektorat. “Kalau ditolak itu terlalu kasar, tetapi diubah,” ujarnya. “Namun, ada pengubahan, Yang kita buat itu berbeda dengan panitia pihak dosen. Apalagi perihal anggaran. WR 3 sebelumnya sudah mewanti-wanti kita untuk konsultasi kepada panitia dari pihak dosen, tapi karena dari kepanitiaan dosen belum jelas, dan terbentuknya itu H14 acara. Ketika konsultasi, ternyata mereka sudah punya
konsep sendiri dan kita seperti tidak dapat mengubah. Jadi, konsep yang sudah kita buat ini tidak bisa dilaksanakan,” sambung Ali. Alih-alih persoalan pembatalan pemateri yang telah disepakati dan dipastikan untuk mengisi materi di kegiatan tersebut terpaksa dibatalkan oleh panitia mahasiswa, mencuat ke publik. “Kemudian untuk pemateri, awalnya itu dari panitia mahasiswa yang mencari, dan kita sudah ada yang menghubunginya. Namun, H-14 ternyata dari pihak panitia dosen sudah memutuskan untuk pematerinya dan akhirnya bagaimanapun juga kita harus membatalkan pemateri yang sudah kita hubungi,” tambah Ali. Setelah berhasil ditemui Tim Skema di ruangannya, Prof. Sugiyarto menyatakan bahwa dari pihak rektorat pun sudah mempunyai konsep acara, materi apa saja yang akan disampaikan serta siapa saja yang akan menjadi pemateri dalam otadama tahun ini. “Kita pun punya konsep sendiri dan tidak menghilangkan konsep dari mahasiswa sendiri. supaya
SKEMA | Oktober 2019, EDISI XII
LAPORAN KHUSUS ukuran dari setiap kegiatan itu jelas. Kegiataan harus menghasilkan tujuan dan output yang jelas. Seperti Spirit Tidar itu dari mahasiswa,” tuturnya. Beliau mengimbuhkan bahwa konsep otadama tahun 2019 lebih dominan dari rektorat. Beliau mengatakan, untuk tahun ini
mengolaborasikan antara dosen dan mahasiswa sebagai panitia otadama. Selain pemateri, pihak BEM KM pun telah memesan makanan melalui cattering pada H-2 hingga 3 m i n g g u . Te t a p i , i h w a l pemateri dan cattering, berhasil di-batalkan karena pihak mahasiswa belum
memberikan uang muka. “Pihak BEM KM sudah pesan makanan hingga 20 juta-an. Sebelumnya, kita belum memberikan down payment (DP),” tutup Ali. (IN) lpmmata.com LPM MATA
lpmmata_untidar
RAB DAN PERUBAHAN KONSEP Secara Sepihak Jadi Masalah
| Foto oleh: Panitia OTADAMA 2019
P
ermasalahan berakar dari kurang adanya koordinasi antara kedua belah pihak, baik pihak dosen ataupun mahasiswa. Mereka tidak hanya mengalami miskomunikasi, melainkan mispersepsi. Rancangan Anggaran Biaya (RAB) dan konsep acara yang telah dibuat oleh panitia mahasiswa ditolak pihak rektorat saat kedua elemen tesebut diajukan. Mereka mengkonsultasikan RAB dan konsep acara, tetapi dengan hasil tangan kosong, karena dua elemen tersebut ditangani oleh dosen.
Dony menyayangkan perihal RAB yang tak kunjung cair, padahal dana itu untuk pengadaan perlengkapan Otadama, “Sekitar H-4 baru cair dananya. Dari divisi perlengkapan yang akan menyiapkan perlengkapan Otadama kesusahan karena terkait dengan pendanaan, akhirnya kita tetap nunggu dari pihak kampus,” ungkap Dony. Ali selaku koordinator divisi acara sangat menyayangkan terkait Surat Keterangan (SK) yang belum turun hingga H-7 pelaksanaan acara. “H-1
SKEMA | Oktober 2019, EDISI XII
minggu, SK belum turun,” jelasnya Selain RAB, ada masalah juga terkait konsep acara yang diubah secara sepihak, “Permasalahannya yaitu apa yang kita rencanakan tibatiba diubah. Terkait jadwal, pada H-1 pihak panitia dosen bisa mengubah jadwal secara tiba-tiba. Jadi, meskipun mereka yang mengonsep, mereka jadi seenaknya sendiri. Padahal yang melaksanakan mahasiswa,” tambah Ali. Di sisi lain, Ali juga mengungkapkan pendapatnya perihal ngepressnya anggaran serta
8
LAPORAN KHUSUS fasilitas untuk panitia dan mahasiswa baru yang agak berbeda dengan tahun sebelumnya, “Cairnya RAB
itu H-7, dan untuk konsumsi ada, kaus panitia, mahasiswa sudah di-press, tidak ada baru tidak ada,” ungkapnya. makan siang. Kemudian (MMA) untuk makan peserta tidak
Alih Fungsi Dana Konsumsi dan Kaus Maba | Foto oleh: Panitia OTADAMA 2019
G
ejolak di awal persiapan dan perencanaan otadama universitas kembali jadi sorotan. Selain dari konsep acara dan struktur kepanitiaan, hal yang dapat terlihat secara gamblang, yakni tidak adanya konsumsi dan kaus untuk mahasiswa baru (maba). Ihwal tersebut disebabkan adanya alih fungsi dana konsumsi dan kaus maba serta ditakutkan terjadi pembengkakan dana. Dana
9
tersebut akan dialokasikan guna keperluan bela negara, bakti sosial tingkat universitas dan pelatihan kreativitas mahasiswa seperti PKM dan PHBD. “ Ta h u n i n i t i d a k a d a konsumsi dan kaus otadama bagi maba. Karena dikhawatirkan dana akan membengkak. Selain itu, dana konsumsi dan kaus maba akan disalurkan ke kegiatan lain seperti bela negara, baksos serta pelatihan PKM dan PHBD,”
keluh Arjo, Ketua BEM KM saat ditemui tim Skema, Kamis (22/8), pukul 19:27 WIB di sekretariatan LPM MATA. Prof. Dr. Sugiyarto, M. Si., selaku wakil rektor bidang kemahasiswaan dan alumni membenarkan hal tersebut. Bahwasannya konsumsi dan kaus otadama itu ditiadakan karena dana akan dikucurkan ke kegiatan lain yang lebih membutuhkan banyak bujet. “Seperti bakti sosial,
SKEMA | Oktober 2019, EDISI XII
LAPORAN KHUSUS penalaran (pelatihan program kreativitas mahasiswa), dan bela negara. Itu merupakan bentuk pengalihan dana konsumsi dan kaus,” ungkap Sugiyarto. Ali Khasyful Gita, koordinator divisi acara otadama universitas berharap bahwa untuk otadama tahun berikutnya agar pihak dosen lebih terbuka. Misalnya terkait dana, ia merasa kecewa karena tahun ini tidak ada konsumsi dan kaus bagi maba. “Kita minta keterbukaanya, misalnya dana. kita meminta dana itu berdasarkan tahun kemarin. Kita merasa gimana gitu ya, b i s a- b i s a n y a t i d ak ad a makan dan kaus,” keluhnya. Salah satu mahasiswa baru yang berinisial NA, Program Studi S1 Hukum, mengeluhkan terkait tidak adanya konsumsi. Ia menuturkan jika ada perbedaan status sosial antara panitia dan maba yang dapat dilihat melalui kategori konsumsi.
“Terkait snack. Menurut saya, lebih baik ada kesepakatan tentang makan, dari pada kita harus membawa sendiri, nah disitu menjadi terlihat perbedaan status sosial. Lebih baik sebelum otadama buat kesepakatan tentang snack dan makanan, bisa budgetnya diturunin jika ada yang keberatan. Ribet juga kita itu udah berangkat pagi harus cari makan,” keluh maba NA. “Dananya terbatas. Nggak masalah, tapi kan kalau tahu apa alasannya. Apalagi ada isu UKT naik. Tapi kok dengan fasilitas yang seperti ini, ya mungkin lebih terbuka dan lebih jelaslah jangan sampai H-2 minggu baru ada kepastian dari dosen dan kita merubah konsep kita (BEM KM) kalau tidak, ya jauh-jauh hari diberikan konsepnya atau ketentuannya dari panitia, jadi kita tidak sampai merubah. Koordinasinya lebih diperbaiki lagi,” tambah Ali. Sampai Jumat (31/8), Tim
Skema belum bisa menemui pihak Dewan Perwakilan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (DPM KM) guna dimintai keterangan terkait otadama tahun ini. Tim Skema sudah berusaha berkali-kali menghubungi pihak terkait, yakni Defira Fauziah R., selaku pimpinan komisi pengawasan dan Geronimo S., selaku ketua komisi pengawasan DPM KM, tetapi belum ada respons seperti yang diharapkan oleh pihak Tim Skema. Tetapi, melalui pesan Whatsapp, Defira menyatakan belum bersedia untuk wawancara. “Kalau untuk wawancara, saya belum bisa jawab sekarang karena ada satu dan hal lain yang ingin diselesaikan DPM KM terlebih dahulu. Mungkin nanti bisa saya kabari lagi jika ingin wawancara. Terima kasih,” tulis Defira di pesan WA, pada Minggu, (25/8), pukul 08:35 WIB. Namun, hingga kini, ia belum mengabarkan lagi. (IN)
| Foto oleh: Panitia OTADAMA 2019
SKEMA | Oktober 2019, EDISI XII
10
LAPORAN KHUSUS
Sepenggal Goresan Rangkaian Acara | Foto oleh: Panitia OTADAMA 2019
Tahap Pelaksanaan: Sidang Senat Terbuka
P
| Foto oleh: Panitia OTADAMA 2019
| Foto oleh: Panitia OTADAMA 2019
| Foto oleh: Panitia OTADAMA 2019
11
ro dan kontra tak pernah tertinggal dalam masamasa baru. Mulai dari dua panitia dalam otadama yang mengalami miskomunikasi, mispersepsi hingga tidak ada koordinasi dalam persiapan beberapa rangk ain acara. Lalu, mampuk ah UNTIDAR menghadapi situasi baru? Berawal dari pembentukan panitia dua pihak kini beralih menuju eksekusi kegiatan. Hari pertama, Senin (19/8), pelantikan maba melalui Sidang Senat Te r b u k a S e r a h Te r i m a Mahasiswa Baru 2019 yang dipimpin langsung oleh Rektor UNTIDAR, Prof. Mukh AriďŹ n, sekaligus pembukaan kegiatan Otadama 2019. Kemudian dilanjutkan dengan teatrikal yang ditampilkan oleh semua Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan digawangi oleh rekan-rekan Bengkel Seni (BS).
Selanjutnya, dilanjutkan dengan technical meeting (TM) guna persiapan ospek universitas dan fakultas. Teatrikal tersebut merupakan kali pertama rangkaian acara yang digagas oleh panitia otadama 2019. Tetapi, ketika detik-detik menjelang pementasan, terjadi tragedi yang tak terduga, berupa tidak diketahuinya siapa panitia dosen yang bertugas saat itu, tidak ada koordinasi antara BS dan panitia dosen. Sehingga BS pun tidak mengetahui jadwal kapan mereka tampil.
SKEMA | Oktober 2019, EDISI XII
LAPORAN KHUSUS “Kami hanya diberi waktu dan tanggung jawab untuk pengkondisian. Karena panitianya dari dosen, ya sudah. Kami hanya diberi waktu mulai jam 05:30-07:30 WIB untuk mengkondisikan maba untuk ke dalam ruangan. Ketika technical meeting, baru kita yang meng-handle acara sepenuhnya,” ujar Ali Khasyful Gita, koordinator divisi acara otadama universitas. Ali pun menambahkan, “Kemudian terjadi juga ketika bengkel seni ingin tampil, nah itu mereka bingung terkait kapan tampilnya. Mereka tidak ada koordinasi dengan dosen. Te t a p s a j a k a m i y a n g mengkoordinir.” Selain hal tersebut, dari BS dan panitia mahasiswa ketika berkumpul di tempat transit bertanya-tanya terkait siapa yang menjadi panitia dan siapa yang tamu undangan. “Siapa sih panitia yang bertanggung jawab? Mereka berkumpul di area sidang senat, tetapi saya tidak bisa membedakan mana yang panitia dan mana yang tamu undangan. Jadi, dari BS tetap kita yang handle,” tambah Ali. Pihak BS pun tidak
diberi tahu sebelumnya jika ada perubahan rundown. “BS hanya dikasih tahu jadwal tampilnya jam sekian. Padahal ketika itu jadwalnya maju dan mereka tidak dikasih tahu. Lalu, bagaimana dengan persiapannnya gitu,” keluh Ali. Hari kedua, mahasiswa dalam menjalankan tugasnya berkoordinasi d e n g a n A r n a n d a Yu s liwidaka, S. H., M. H. Pada hari kedua, Selasa (20/8) ini pun terungkap bahwa ketua otadama tidak diberikan waktu guna sambutan. Hanya ketua PKKMB dari dosen yang memberi sambutan. “Dari BEM, ketua panitia, tidak diberi waktu untuk sambutan. Kita akhirnya hanya perkenalan. Mereka ternyata meminta waktu juga, dari ketua yang dari dosen itu, dari WR 3 juga meminta waktu. Lalu kita mau tidak mau ya tetap mengalah,” ungkap Ali. “Dari pihak ketua panitia PKKMB dan WR 3 meminta waktu secara tiba-tiba,” imbuhnya. Penghujung Hari, Arjo: Hari Terberat? Ti d a k j a u h b e r b e d a antara hari pertama dan
SKEMA | Oktober 2019, EDISI XII
ketiga otadama. Kalangan panitia mahasiswa dan UKM mengeluhkan hal tersebut. Terutama terkait pelaksanaan UKM Expo yang tidak ada gambaran sama sekali terkait bagaimana teknis pelaksanaannya. Rekan-rekan UKM hanya diinformasikan terkait adanya UKM Expo. Tetapi untuk mekanisme pelaksanaan tidak ada gambaran detailnya. Sehingga menimbulkan minimnya persiapan. Hal tersebut disebabkan lantaran pembimbing UKM yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan Expo UKM tidak menjalin koordinasi dengan panitia mahasiswa. Sehingga, acara mengalami banyak kekurangan. “Masalah kendala harusnya tidak ada, soalnya dari UKM Expo itu dibahas masih ada waktu satu minggu. Namun di waktu pelaksanaan banyak kendalanya. Yang pertama, kurang adanya koordinasi dari pendamping, dari panitia mahasiswa tidak ada kendala, karena mereka juga tidak tahu untuk pengenalan seperti apa, penampilan seperti apa. Yang saya sayangkan, panitia otadama
12
LAPORAN KHUSUS benar-benar tidak dikasih tahu dan tidak diajak koordinasi. Padahal kalau temen-temen mahasiswa diajak berdiskusi paling tidak, tidak akan terjadi kendala yang lain. Kalau dari fasilitas masih wajar, seperti tahun-tahun yang lalu. Yang perlu diperbaiki konsep pelaksanaan sama waktu,” ujar Rohman Muhammad Pradana, ketua umum UKM Mapala Sulfur yang menunjukkan rasa kecewa saat ditemui Tim Skema. “Sebenarnya untuk persiapan jauh-jauh hari dari teman-teman mapala sudah ada persiapan tapi kan juga bingung yang akan disiapkan secara keseluruhan itu apa. Soalnya dari awal ada pertemuan dengan teman-teman BEM dan pertemuan dengan pejabatpejabat kampus waktu di ruang multimedia, memang untuk konsep expo sendiri benar-benar belum ada kepastian, belum fix konsepnya akan seperti apa dan dari temen-temen pun masih bingung untuk perseiapanya akan seperti apa dan dari konsep yang disampaikan pun nggak pernah ada konsep yang
13
menggambarkan secara keseluruhan. Jadi, untuk persiapan memang ada tapi benar-benar minim,” tutur Dana. Ia pun menambahkan, “Expo sempat dibahas waktu rapat BEM KM, tapi untuk waktunya kapan belum tau. Te m a n - t e m a n m a p a l a sempet saya kasih tau untuk masalah planning dari BEM KM, namun karna kepanitian otadama kali ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, 2016 ataupun 2017 sampai 2018. Dari teman-teman mahasiswa dan BEM KM persentasenya lebih besar untuk menangani otadama. Di tahun ini menurut pandangan saya lebih dilaksanakan oleh dosen, jadi untuk UKM Expo ini cuma ada gambaran pengenalan saja. Tetapi, untuk mekanisme perkenalannya seperti apa teman-teman memang tidak ada pandangan.” Dana pun memberikan penegasan kepada Tim Skema saat dimintai keterangan. “Dari panitia dosen tidak ada koordinasi dengan pihak mahasiswa di UKM sehingga tidak tahu bagaimana gambaran UKM Expo itu akan dibuat seperti
apa, persiapannya mau bagaimana. Bahkan waktu pelaksanaan presentasi di dalam (gor) masih rancu mengenai waktu dan molor. Saya rasa malah masih jauh lebih baik dengan kegiatankegiatan tahun sebelumnya dimana kegiatan pegenalan UKM benar-benar dikonsep oleh pihak mahasiswa (UKM) sendiri secara bersama dan kendala pun lebih sedikit daripada saat ini,” pungkasnya. Selain hal tersebut, mencuat juga bahwa adanya Expo UKM dengan konsep berkeliling itu merupakan ide mendadak dan perencanaan hanya selama jeda istirahat zuhur. Arjo pun memberikan keterangan yang sama terkait pelaksanaan Expo UKM. Bahkan ia mengakui jika hari ketiga pelaksanaan rangkaian Otadama merupakan hari terberat. Hal itu, disebabkan pula oleh kerancuan rundown. Ada beberapa agenda yang tidak tertera di rundown. ”Hari ketiga merupakan hari terberat karena terjadi kerancuan anatara rundown acara dan pelaksanaannya dimana pengenalan pembina serta WR 3 maju seharusnya
SKEMA | Oktober 2019, EDISI XII
LAPORAN KHUSUS tidak ada di rundown. Koordinasi seluruh ketua UKM walau sepakat, tapi belum matang sehingga pada hari pelaksanaannya bersifat mendadak,” keluhnya. “Pihak panitia BEM hanya melaksanakan surat tugas. Saat acara Expo UKM tercantum di surat tugas hanya untuk 2 orang, namun pada kenyataannya korlap tidak menyanggupi jadi hanya ada beberapa penakel dan satu orang BEM. Kerena tidak ada koordinasi dengan pihak univ, sehingga acara kemarin bersifat kondisional. Pada hari ketiga, korlap tidak menyanggupi karena pada hari 1 dan 2 sudah banyak menyerap tenaga,” imbuhnya. Pada hari ketiga, divisi acara tidak dilibatkan, mengakibatkan acara dihandle oleh satu orang (ketua BEM KM) karena keseluruhan acara dipegang oleh panitia dosen dan panitia mahasiswa tidak mengetahui rundown acara. Evaluasi penegasannya hanya untuk penakel. Bahkan Arjo selaku ketua BEM KM, justru menjalankan banyak job desk ketika hari ketiga. “Saya
malah melakukan banyak pekerjaan di hari ketiga. Berperan sebagai korlap iya, acara iya, hingga operator juga iya. Saya harus berlari ke sana, ke sini. Dan itu menguras banyak tenaga dan pikiran.” Berbeda dengan rekanrekan mahasiswa, justru dari Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Dan Alumni, Sugiyarto saat dijumpai Tim Skema, Senin (26/8), mengakui bahwa saat expo merupakan acara yang paling bagus. Ide yang datang secara langsung dan seketika dieksekusi. “Yang paling bagus ketika expo. walaupun idenya dadakan ketika hari itu saja, tapi walaupun belum optimal dalam pelaksanaanya. Itu ide langsung saat itu. Bagusnya dalam kekompakan personilnya. Partisipasi dari pembinanya,” tuturnya. “Pembina perkenalan itu ide dari saya dan tidak ada di rundown, itu ide dadakan. Jadi, karena expo itu dodolan UKM, maka saya berpikir bahwa maba lebih baik mengenal pembina ukm-ukm juga. Dengan tujuan, pembina dapat menambahkan informasi
SKEMA | Oktober 2019, EDISI XII
terkait UKM yang dibinanya. Hal tersebut memang di luar rundown. Saya ingin mengapresiasi dari pembina,” tambah Sugiyarto. Selain itu, Expo UKM dirasa hanya memanfaatkan sisa waktu penyewaan GOR. “ S ay a b e r p i k i r d e n g an teman-teman mahasiswa, ini kita gunakan untuk apa waktunya supaya bisa sehari full? Terus muncullah ide expo tersebut. Karena emaneman gedungnya yang sudah disewa,” pungkas Sugiyarto. Pada akhir keterangannya selaku mewakili teman-teman UKM, Dana memberi saran untuk menjadikan evaluasi sebagai bahan pembelajaran. “Saya rasa alangkah baiknya jika untuk tahun-tahun berikutnya, kegiatan-kegiatan yang sudah berlangsung seperti kemarin dijadikan evaluasi dan sebagai pelajaran. Jangan evaluasi hanya dijadikan sebagai angin lalu. Untuk selanjutnya, koordinasi antara panitia, baik itu pendamping atau siapapun dengan pihak UKM harus lebih diperhatikan. Karena yang nantinya mengalami atau terjun langsung di
14
LAPORAN KHUSUS kegiatan itu dari anak-anak UKM,� tuturnya. “Dari pihak mahasiswa dan dosen diajak duduk
bareng lah, jangan dipikir sendiri. UKM memang butuh regenerasi, tapi bukan berarti kami hanya ingin
Mau dibanjiri
Pelanggan??!! Mari bekerjasama dengan LPM MATA dalam bentuk iklan media partner advertorial
Mau tampil kece??? Tidak perlu mahal !!! Kaos cuma 35 ribu ! 100 ribu dapat 3 ! Reseller welcome, beli banyak lebih murah !!! Homestore: Potrobangsan 4 No. 32 RT. 7 RW. 5 Magelang Bisa dicari di gmaps search "sisterly.id" Cod / kirim paket / gosend sisterly.id
087745489054
mencari anggota. Kami juga ingin dikenali olah seluruh mahasiswa UNTIDAR,� pungkasnya. (IN)
Hubungi Kami :
lpmmata.com
085643098556 (Nisrina)
LPM MATA
085785749717 (Makruf )
lpmmata_untidar
Bingung cari slime murah di daerah Kota Magelang? Tidak perlu !!! kini hadir Vita Slime di area Magelang Utara. Harga dijamin lebih murah. Mau order? Hubungi no. WA 085868254203 Atau bisa langsung datang ke home store kita di Kampung Dumpoh RT. 4 RW. 7 Potrobangsan, Magelang Utara. kepoin aja slime kita di instagram @vitaslime19 ya vitalisme19
085868254203