Buletin SKEMA Edisi XIII

Page 1

RS MAHA PE S A W IS

L EM BA G

A

M@T@ Mahasiswa Pencari Berita

SKETSA MAHASISWA EDISI xiii, DESEMBER 2019

LEMBAGA PERS MAHASISWA “Mata”

01

Warning message

Insufficient Human Resource

Insufficient Human Resource

sufficient Insufficient

Available Delegation

Not Available Delegation

uman ResourceHuman Resource

Insufficient

Ilustrator: Adi Setiawan

Insufficien

Human Resource

Human Resourc

Insufficient FT-FKIP Mati Suri, 3 Fakultas Kosongi Insufficient Usung Satu Paslon Human Resource Kursi Legislatif Human Resource

Bulan ini menjadi tonggak organisasi kemahasiswaan untuk memilih pemimpin baru dalam kontestasi Pemilihan Umum Raya (Pemira). Pemilihan Ketua Umum (Ketum) Dewan Perwakilan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (DPM KM) serta calon ketua dan wakil ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) di UNTIDAR telah memasuki babak baru. Perhelatan besar ini dilaksanakan pada Senin, (9/12).

sebagai dewan perwakilan mahasiswa, harus ada perwakilan pimpinan dari setiap fakultas.

Faktanya, dalam Pemira tahun ini hanya mengusung 2 calon Ketum yang berasal dari Fakultas Teknik (FT) dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Fakultas lainnya seperti Fakultas Ekonomi (FE), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), dan Fakultas Pertanian (FP) tidak mendelegasikan calon Ketum DPM KM. 3 fakultas tersebut seakan mati suri dalam “Pemira itu ajang untuk menemukan hal pencalonan Ketum DPM KM. pemimpin baru. Dalam artian, pemimpin baru “Setiap fakultas diwajibkan untuk mengirim itu meneruskan idealisme dan kemajuan yang calon Ketua Umum DPM KM UNTIDAR” bunyi sudah dibangun dari periode sebelumnya,” ayat tersebut tercantum dalam Undangtutur Yusuf Yulianto, Ketua DPM FKIP saat ini. Undang Pemira Tahun 2019 pada Ayat 5 Pasal 5 Pemira bukan sekadar ajang main-main Bab V tentang Tata Cara Penentuan Calon dan dalam masalah memilih dan dipilih. Akan Pemilihan Calon. Secara gamblang, UU Ayat 5 tetapi, Pemira memiliki fungsi yang lebih, tersebut sudah jelas maknanya bahwa setiap menjadi wajah demokrasi, serta kematangan fakultas wajib mengirimkan perwakilan. suatu birokrasi kampus. Salah satu kegiatan Hal tersebut menjadi tanda tanya besar Pemira yaitu memilih Ketum DPM KM. terkait alasan ketidaksinkronan antara UU Pelaksanaan Pemira kali ini tidak terlepas Pemira yang telah disahkan pada 12 Oktober dari noda hitam dan tak bisa dipungkiri masih 2019 ini. Banyak penafsiran yang berbeda dari jadi sorotan. Kini, giliran DPM KM yang jadi UU Pemira Tahun 2019 Ayat 5 Pasal 5 Bab V. Di perbincangan publik. Hal itu didasari karena Bersambung ke hlm 2

Pesta demokrasi akan segera berlangsung. Pemira kali ini mengusung Ahmad Kusyairi dan Yusril Fahmi H. untuk memperebutkan kursi jabatan Ketum DPM KM. Sedangkan Pimpinan BEM KM diperebutkan Buyung Zulfanio-Januar Ramadhan sebagai paslon 01 dan Nurhidayat-Ukhtina Al Mumtahanah sebagai paslon 02. Menariknya, kedua paslon ketua-wakil ketua BEM KM ini berasal dari dua fakultas, yaitu FT dan FKIP. Buyung dan Ukhtina berasal dari FKIP. Sedangkan Dayat dan Januar berasal dari FT. Adanya dua calon dari fakultas yang sama, maka KM FT dan FKIP memiliki kebijakan untuk mengusung salah satu calon yang menjadi perwakilan KM fakultasnya untuk mengisi posisi kepemimpinan BEM KM. Lalu, KM FT dan FKIP sepakat dalam Musyawarah Besar (Mubes) bahwa pasangan calon (paslon) yang maju ke Pemira yaitu Buyung-Januar. Sedangkan paslon NurhidayatUkhtina maju secara independen. Muchammad Nur Chamid, Ketua DPM FT, mengaku, “ S e b e l u m K M F T m e nyat a k a n s i k a p nya u nt u k mendukung Januar, telah dilakukan screening terhadap kedua calon, Januar dan Hidayat dengan mempertemukan mereka agar tidak timbul perpecahan.” Bersambung ke hlm 3-4

Tradisi “Minta KTM” Jelang Pemira Ada banyak persyaratan yang perlu dipersiapkan oleh calon ketua dan wakil ketua DPM KM dan BEM KM. Salah satu hal yang dipersiapkan ialah Kartu Tanda Mahasiswa (KTM). Sesuai peraturan, setiap calon yang ingin mendaftar harus mengum-pulkan 100 KTM untuk DPM KM dan 200 TIM REDAKSI

KTM untuk BEM KM. Permasalahan pemira dari tahun ke tahun cenderung sama. Pemanfaatan "kepolosan" mahasiswa baru (maba) untuk melancarkan gerakan "minta KTM" menjadi momok yang sering terjadi. Ketidaktransparan alasan

yang disampaikan membuat mereka kebingungan. "Mereka menyerahkan dengan suka rela. Tapi kalo aku kan belum jadi KTM-nya, ya nggak tak kasih," ungkap Ardianti Suci Saputri, mahasiswi Ekonomi PemBersambung ke hlm 2-3

Ilustrator: Ema Septiani

Pembina: Joko Tri Nugraha, S.Sos., M.Si. | Pemimpin Umum: Makruf Dwi Prasetyo | Pemimpin Redaksi: Rizqi Mutiara N. | Redaktur Pelaksana Buletin: Titania Annisa Pradini | Editor: Roni Widodo | Layout & Ilustrasi: Ema Septiani, Adi Setiawan | Reporter: Siti Nurjanah, Naila Nihayah, Ana Rahayu, Siti Indayani, Eka Widyawati, Chanifatus Sa’adah, Rosyana Putri Tictona.


RS MAHA PE S A W IS

L EM BA G

A

M@T@ Mahasiswa Pencari Berita

SKETSA MAHASISWA EDISI xiii, DESEMBER 2019

LEMBAGA PERS MAHASISWA “Mata”

Sambungan Mati Suri...... satu sisi tertulis wajib mengirim perwakilan sebagai calon Ketum DPM KM dan di sisi lain wajib mendelegasikan pimpinan dalam setiap komisi di DPM KM. “Kalau mengacu dalam undangundang itu, memang tidak memenuhi syarat. Tapi, kenapa diadakannya seperti itu? Saat itu saya tanya waktu pendaftaran, udah ada berapa calon yang daftar? Baru FISIP. Di situ posisi saya sudah membawa berkas. Ketika saya daftar, itu berarti langsung diadakan pemira. Tapi, ketika saya tidak daftar, timeline bakal diundur sampai ada 2 calon yang mendaftar,” tutur Yusril Fahmi H, salah satu kandidat DPM KM. Titik permasalahannya terletak dalam Bab V yang hanya mengatur pasal tersebut tanpa adanya pasal penjelas mengenai Ayat 5. Sehingga, secara tersurat pasal tersebut terlihat saklek tanpa adanya penjelasan lebih lanjut. Jika mengacu pada pasal bermasalah itu secara tersurat, maka seharusnya Pemilihan Ketua Umum DPM KM tidak bisa dilaksanakan karena pencalonan tidak memenuhi syarat. “Hal yang digaris bawahi adalah setiap fakultas diwajibkan untuk mengirimkan perwakilannya maju ke DPM KM. Tapi, sebenarnya yang dikontekskan untuk di Pemira itu minimal ada 2. Maksudnya, tetap yang diwajibkan maju itu 5 fakultas, tapi nantinya diberi penjelas maupun tambahan untuk menguatkan argumen bahwa minimal ada 2 calon agar bisa diadakan pemilihan Ketua Umum DPM KM,” jelas Muchammad Nur Chamid, Ketua DPM FT. Hal tersebut sudah menjadi bukti bahwa perumusan UU Pemira belum sepenuhnya sempurna. Ketua KPRU sendiri juga menjelaskan bahwa di UU mengatakan minimal ada 2 kandidat untuk Ketua Umum DPM KM. Namun, sekali lagi tidak dijelaskan pada pasal berapa penjelasan mengenai jumlah minimal kandidat Ketum DPM KM. Sambungan Tradisi......

02

Anggun Kurnia Sari, Ketua Komisi Pemilihan Umum Raya Universitas (KPRU), mengatakan, “Delegasi untuk mencalonkan sebagai ketua itu tidak. Tapi pimpinannya itu harus dari 5 fakultas. Tetapi, ketika pencalonan tidak ada kelima itu tidak apa-apa, tidak wajib. Pencalonan yang wajib minimal 2. Kalau belum terpenuhi akan dilakukan perpanjangan 1 minggu, tidak boleh lebih." Anggun berharap agar nantinya UU tersebut dapat disempurnakan kembali terkait hal-hal yang mewajinkan perwakilan dari 5 fakultas. “Diberikan tekanan untuk wajib m e n gi r i m k a n . N a nt i a k a n a d a konsekuensi dari fakultas yang tidak mengirimkan,” tambahnya. Afif Nuur Hidayat, Ketua Umum DPM KM 2019 menyatakan bahwa k a d e r i s a s i d i U N T I DA R b e l u m berhasil. "Kader di UNTIDAR, terutama pada Organisasi Kepe m e r i n t a h a n M a h a s i s w a (O PM ) Kelegislatifan secara kuantitas belum berhasil. Tapi, secara kualitas ada kenaikan," ujarnya. Dari FP sendiri, Ketum DPM FP, Umi Hani Dwi Safitri, mengungkapkan jika Pemira tahun ini, terkhusus DPMnya masih terkendala oleh krisis kader untuk naik ke area bendera kuning. "Kendalanya memang ya mungkin dari beberapa fakultas juga mengalami hal itu, kalau di Faperta emang masalah kader itu yang cukup sulit jadinya belum bisa me mununculkan sosok calon pemimpin di KM," ungkapnya.

Development Goals (SDG's). Sedangk an debat kedua dilaksanakan Kamis (5/12) yang bertemakan Tri Darma Perguruan Tinggi.

"Pengumuman hasil Pemira akan dilakukan 2 jam setelah penutupan pengeklikan. Lebih tepatnya, pukul 18.00 WIB. Nah sejam kemudian, nantinya juga diikuti pengumuman h a s i l Pe m i r a t i n g k a t f a k u l t a s. Pengumuman hasil ak an dilaksanak an di lobi FKIP untuk pasangan calon KM UNTIDAR. Sedangkan di tingkat fakultas akan diumumkan di fakultas masingmasing. Karena pakai online, maka tidak sistem coblos lagi, tapi dengan mengeklik," ungkap Anggun.

Debat terbuka tersebut diselenggarakan dengan pemaparan visi dan misi para kandidat pemimpin KM UNTIDAR. Selain itu, debat ini diselenggarakan guna mengetahui strategi apa yang akan diterapkan para pemimpin baru area bendera kuning.

Tidak hanya berhenti sampai di situ. Debat terbuka Pemira KM U N T I DA R m e n g a l a m i k e n d a l a . Kendala utamanya menyangkut keterbatasan tempat. Pelaksanaan debat di Lobi FKIP pun dirasa kurang Terkuak fakta dalam pembentukan kondusif. panitia penyelenggara Pemira dirasa Hal itu dilansir dari pernyataan sangat singkat. Hal tersebut diungkapkan Anggun selaku Ketua Anggun saat ditemui Tim Skema, KPRU, “Kita dilantik sekitar akhir Jumat (6/12). “Pertama itu terkait Oktober. Berarti kurang lebih 3 bulan tempat, kampus kita sangat terbatas ini KPRU mempersiapkan Pemira. ruang untuk aktivitas mahasiswa di Menurutku itu terlalu singkat,” tutur luar jam perkuliahan,” ujarnya. Saat Anggun. Ia pun menyarankan agar itupun ia mengungkapkan jika KPRU dalam membuat lembaga KPR-nya mengalami kebingungan dalam tidak mendadak. Sebisa mungkin menentukan tempat.

dilakukan 1 tahun sebelumnya agar Anggun menjelask an alasan persiapan lebih matang. pemilihan waktu debat dilaksanakan Anggun juga berharap garis saat jam perkuliahan. Ihwal tersebut, koordinasi Komisi Pemira saat t e r j a d i k a r e n a j i k a K P R U periode mendatang cukup satu mengandalkan di luar jam kuliah, maka partisiapsi mahasiswa jauh komando, tidak ada KPRU ataupun lebih sedikit. Selain itu KPRU pernah KPRF. Sehingga , kalau menggunakan mempunyai plan di malam hari, tapi sistem online itu hanya satu ketika melihat siklus mahasiswa komando. Jadi yang punya hak UNTIDAR. Jika debat dilakukan di luar memecah komando nantinya adalah jam kuliah, mahasiswa akan tambah KPR. malas ke kampus hanya untuk Sistem Daring Pemira Sedangkan untuk saat ini, Anggun menyaksikan debat. merasa kesulitan dalam pembagian Sejalan dengan Anggun, Ivan Putu Kampus yang digadang-gadang tupoksi kerja KPR. “Kita mengalami sebagai 'laboratorium' ini, hingga kesulitan ketika pembagian skema Wi j a y a S i a g i a n , K e t u a Pa n i t i a Pe n g a w a s Pe m i r a ( Pa n w a s r a ) Pemira dikatakan sebagai pesta kerja,” keluhnya. menyatakan, “Debat di sore hari yang demokrasi dalam lingkungan telah berlangsung itu sudah menjadi mahasiswa. Sistem online k ini Debat Terbuka Pemira KM p i l i h a n K P R U. B a i k wa k t u d a n menjadi pilihan panitia penye - UNTIDAR Kembali Jadi Sorotan tempatnya yang sangat terbatas. lenggara Pemira. Hadirnya sistem Bagaimanapun itu, semuanya sudah Salah satu bagian kampanye daring dirasa efektif dan efisien. Hal itu juga dilakukan guna mengurangi bersama yaitu debat terbuka. Tahun diputuskan oleh KPRU. KPRU juga p e n g g u n a a n k e r t a s d a n m e - ini, debat terbuka area bendera untuk mencari waktu luang sedikit kuning dilaksanakan sebanyak 2 kali kesulitan. Jadi, kami juga mengerti minimalisir anggaran. dengan tema yang berbeda. Debat untuk mencari tempat dan waktu Pemira KM dan Fakultas dilakukan pertama dilaksanakan pada Rabu yang semua mahasiswa bisa itu serentak dengan sistem pencoblosan (27/11) dengan tema Sustainable mungkin kesulitan,” ujarnya. (IN/CS)

ketua dan wakil ketua. "Itu juga tidak dijelask an dengan rinci, terus bangunan semester 1. bilangnya nanti akan dikembalikan," M e n u r u t n y a , m e r e k a , p a r a tambahnya. "peminta KTM" mengatakan KTM Sama halnya dengan Muhammad tersebut digunakan sebagai syarat Iqbal, mahasiswa Ilmu Komunikasi untuk mendaftar sebagai kandidat semester 1. Ia mengatakan pernah TIM REDAKSI

secara daring, kecuali FP. Begitu juga dengan pengumuman hasilnya. Batas pemilihan mulai pukul 08.00 hingga 16.00 WIB.

diminta KTM-nya oleh kakak tingkat dengan dalih pendataan. Awalnya, Iqbal mengatakan belum memiliki KTM. Namun, akhirnya si "peminta KTM" meminta Kartu Rencana Studi (KRS). "Tapi dengar-dengar gosip buat maju ke atas. Katanya mau dipinjam sebentar. Nanti dikem-

balikan," pungkasnya. Saat dimintai klarifikasi, kedua paslon menampik hal tersebut. Mereka mengaku semua itu murni kurangnya komunikasi ser ta sosialisasi lebih lanjut dari tim sukses (timses) masing-masing paslon.

Pembina: Joko Tri Nugraha, S.Sos., M.Si. | Pemimpin Umum: Makruf Dwi Prasetyo | Pemimpin Redaksi: Rizqi Mutiara N. | Redaktur Pelaksana Buletin: Titania Annisa Pradini | Editor: Roni Widodo | Layout & Ilustrasi: Ema Septiani, Adi Setiawan | Reporter: Siti Nurjanah, Naila Nihayah, Ana Rahayu, Siti Indayani, Eka Widyawati, Chanifatus Sa’adah, Rosyana Putri Tictona.


RS MAHA PE S A W IS

L EM BA G

A

M@T@ Mahasiswa Pencari Berita

SKETSA MAHASISWA EDISI xiii, DESEMBER 2019

LEMBAGA PERS MAHASISWA “Mata”

03

Sambungan Tradisi......

kesalahpahaman.

"Saya mengumpulkan KTM dari sahabat dekat. Setiap fakultas saya mintai minimal 20 KTM. Ukhtina, sehari bisa dapat seratus," jelas Nur Hidayat, paslon 02. Wakilnya, Ukhtina Al Mumtahanah mengatakan jika ia mengistilahkan dengan "jemput bola". Ia mengambil KTM dari satu kos ke kos lain.

Yu s u f m e nye r u k a n k e t i d a k setujuannya terhadap gerak an tersebut, "Ketika tidak dikasih tahu alasan mereka dimintai KTM, kurang bijak. Karena kita menggunakan hak Menanggapi tentang penarikan suara maba sebagai salah satu KTM, Ade menyebutnya dengan persayaratan." gerakan "bawah tanah". Ia meAnggun Kurnia Sari, Ketua Komisi nuturkan ada salah satu paslon yang Pemilihan Umum Raya Universitas melakukan gerakan tersebut untuk (KPRU) mengimbau agar proses mencari KTM di fakultas lain. "Itu edukasi terkait pengenalan para rumornya izin ke gubernur FKIP, tapi paslon lebih dikencangkan lagi secara personal, tidak ada konkarena merupakan pengalaman olidasi. Tidak ada omongan antara pertama bagi para maba. organisasi mahasiswa (ormawa) tersebut dengan fakultas kami soal Kurangnya Budaya "Nuwun Sewu" permintaan KTM," tuturnya. Masa demokrasi ini, etika birokrasi Ia juga menambahkan tidak ada sangatlah diperlukan. Akan tetapi, peraturan yang mengikat bahwa banyak yang menyepelekan hal tersebut. Ade Safri Fitria, Ketua permintaan KTM harus melalui Himaprodi PBSI memaparkan hingga sidang, rapat, atau apapun itu. Akan saat ini belum ada pelanggaran yang tetapi, secara etika birokrasi sangat signifikan terkait dengan pemira. diperlukan.

"Di fakultas manapun, kita harus mempertimbangkan etika. Ini bukan kesepakatan sih, tapi bagaimana cara ber-unggah-ungguh sebagaimana mestinya sebuah sirkulasi keluarga," jelasnya.

Sama halnya dengan paslon 01 B E M K M . M e re k a l e b i h m e n g utamakan penjelasan terkait penggunaan KTM. Buyung Zulfanio, calon ketua paslon 01 BEM KM mengatakan mereka telah me-ngedukasi para mahasiswa tersebut. "Mungkin itu kesalahan timses yang kurang bisa menjelaskan. Perlu diperbaiki jika ada kawan-kawan yang seperti itu, harus ada penjelasan yang realistis dan diterima. Kita juga tidak memaksakan," imbuhnya. Januar Ramadhan, wakil paslon 01 BEM KM menambahkan, untuk ke depan Akan tetapi, lebih ke ranah etika Sama halnya dengan Ade. Yusuf harus disosialisasikan kepada birokrasi seorang organisator. Yulianto, Ketua DPM FKIP memahasiswa baru agar tidak terjadi Sambungan FT-FKIP......

untuk menjadi wakil dari teknik untuk naik ke atas. Dia juga memiliki Ketika ditanyakan mengenai kapabilitas untuk mewakili teknik, tahap screening, Chamid enggan bukan subjektif." memberikan keterangan karena hal tersebut merupak an konsumsi Hal ini sama dengan FKIP yang i n t e r n a l d a r i F T . N a m u n , i a menyatakan hanya mengusung satu mengatakan calon yang akan naik ke nama dari fakultasnya. Diketahui bendera kuning harus mempunyai bahwa terdapat 2 nama dari FKIP bendera cokelat yaitu teknik terlebih yang maju mencalonkan diri di dahulu. Pemira yakni Buyung Zulfanio dan Meski Nurhidayat tidak diusung oleh FT, namun ia tidak lantas menyerah dan lebih memilih jalur independen untuk maju di Pemira. Ia menyatakan sudah mempunyai niatan untuk maju menjadi calon ketua BEM KM sejak dirinya masih menjadi mahasiswa baru. Dengan modal pengalaman organisasi yang ia miliki, ia yakin 100% akan terpilih.

Ukhtina Al Mumtahanah. Sama halnya dengan Nurhidayat, Nana, nama panggilan Ukhtina, juga maju di Pemira melalui jalur independen.

“Saya ingin memperluas kontribusi saja yaitu di ranah BEM KM. Karena BEM FKIP sendiri sudah banyak kadernya. Jadi, saya rasa cukup dan saya perlu memperluas kontribusi agar lebih bermanfaat,” tukas Nana saat ditemui di lobi FKIP “Tanggapan saya pribadi, kalau (29/10). masalah mereka mendukung paslon satu, itu sah-sah saja. Itu hak mereka, Ia mengaku sempat tertekan. tapi di sini kita sama-sama belajar, Akan tetapi, ia berpegang teguh terserah mereka mau milih siapa. pada kutipan yang diambil dari Terkait siapa yang jadi, yang penting Prabowo yaitu “kalau sudah terjun di membawa nama baik fakultas dan politik, tidak ada ruang untuk menjaga integritas universitas,” ujar perasaan”. Jadi, ia mencoba untuk Nurhidayat. melupak an dan terkesan tidak

peduli. Mengenai sikap Nurhidayat, Chamid menyatakan, “Jikalau dia Hal ini sempat membuat kawani n d e p e n d e n , b a i k b u r u k n y a kawan dari KM FKIP terkejut. merupakan urusan dia, jadi kami P a s a l n y a , N a n a y a n g t i d a k menjaring orang-orang yang pantas TIM REDAKSI

menghadiri Mubes KM FKIP (20/11) tiba-tiba maju di Pemira. Pada akhirnya KM FKIP mengeluarkan pers release yang menyatakan hanya mengusung nama Buyung Zulfanio sebagai perwakilan dari FKIP di Pemira tingkat universitas.

ngimbau agar para paslon tetap izin kepada pimpinan fakultas yang bersangkutan. "Ketika tidak ada “nuwun sewu” dalam meminta KTM, ketua BEM atau DPM fakultas yang bersangkutan tidak tahu, khawatir nanti ada gesekan," pungkasnya. Sedangkan Nana mengaku, "Kalau dari yang non koalisi saya ambil dari teman terdekat, kalau masalah izin, belum. Karena KTM itu hak mahasiswa atau personal mau dikasih atau enggak. Tapi kalau minjamnya banyak misal 1000, itu izin.” Anggun, sebagai Ketua KPRU, mengatakan tidak keberatan apabila meminjam KTM di fakultas lain. Akan tetapi, ia sangat menyayangkan jika tidak ada izin terlebih dahulu. “Pesan saya, jangan membawa intervensi atau tendensi apapun yang sekiranya mencederai kita dan jangan menghalalkan segala cara untuk kemenangan, toh ini di ranah universitas,” ujar Ade. (NH/WW)

pernyataan atau yang nembung pada malam itu, intinya salah satu calon tidak menghadiri,” ungkap Mafroh Abdul Aziz, Wakil Ketua BEM FKIP. Menanggapi hal tersebut, Buyung memiliki pendapat lain. Sebenarnya ia sangat menginginkan ada calon lain dari KM FKIP yang maju di Pemira. Itu sebagai bukti bahwa mahasiswa telah memahami pentingnya berorganisasi dan sebagai bentuk kepeduliannya terhadap universitas.

Ade Safri Fitria, Ketua Ketua Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidik an Bahasa dan Sastra Indonesia (Himaprodi PBSI), mengatakan bahwa paslon yang mengusungkan diri secara independen itu mengaku saat malam “Hal seperti itu sudah dibahas mubes belum menemukan jawaban d a l a m m u b e s u n t u k akan lanjut ke mana. Akan tetapi, calon tersebut baru mendapat k e b e r l a n g s u n g a n m a h a s i s w a . Fakultas memang mengusung kami, jawaban usai subuh. tapi bukan bermaksud membuat “Secara personal, aku sebagai calon lain tidak boleh ikut maju,” jelas k awan dan sesama FKIP tetap Buyung. Ia menambahkan, jika para mendukung secara moriil, wong mahasiswa ingin mencoblos paslon sama-sama keluarga sendiri. Aku 01 maupun 02 itu kehendak mereka. cuma menyayangkan kenapa Karena menjadi satu-satunya kemarin tidak dibicarakan secara nama yang diusung oleh fakultas, forum keluarga,” pungkas Ade. Buyung dan Januar optimis 90% akan Katanya, secara kelembagaan memenangkan Pemira ini. Keduanya calon tersebut tidak meminta izin ke m e n g a k u t i d a k a k a n p e r n a h fakultas, akan tetapi secara personal melupakan fakultas yang menjadi menghubungi Ketua BEM FKIP dan rumahnya selama ini. dirinya. “Pesannya, dari teman-teman “Karena kami mengedepankan mahasiswa tetap saling mendukung kekeluargaan, bukan atas individu k e b e r l a n g s u n g a n a t a u p u n juga, maka yang keluar dari surat kesuksesan Pemira. Dalam artian,

Pembina: Joko Tri Nugraha, S.Sos., M.Si. | Pemimpin Umum: Makruf Dwi Prasetyo | Pemimpin Redaksi: Rizqi Mutiara N. | Redaktur Pelaksana Buletin: Titania Annisa Pradini | Editor: Roni Widodo | Layout & Ilustrasi: Ema Septiani, Adi Setiawan | Reporter: Siti Nurjanah, Naila Nihayah, Ana Rahayu, Siti Indayani, Eka Widyawati, Chanifatus Sa’adah, Rosyana Putri Tictona.


RS MAHA PE S A W IS

L EM BA G

A

M@T@ Mahasiswa Pencari Berita

LEMBAGA PERS MAHASISWA “Mata”

Sambungan FT-FKIP...... sekeras apapun panitia berusaha untuk memaksimalkan Pemira ini, ketika tidak ada kerja sama ataupun tidak ada bantuan dari temen-temen mahasiswa, tetap tidak bisa

TIM REDAKSI

SKETSA MAHASISWA EDISI xiii, DESEMBER 2019

04

maksimal,” tutur Yusuf Yulianto, Ketua mengutamakan kepentingan KM. tetapi menjalankan peraturan yang Senada dengan N izar, Chamid sudah dibuat bersama. DPM KM FKIP. berharap, ke depannya DPM KM dan Nizar Bagas Maulana, sebagai BEM KM saling koordinasi agar tidak (ANN/OSS/JNH) Wakil Ketua BEM FT mengatakan ada kres dan BEM tidak hanya sebatas bahwa setiap pemimpin dapat melakukan Otadama atau demo,

Pembina: Joko Tri Nugraha, S.Sos., M.Si. | Pemimpin Umum: Makruf Dwi Prasetyo | Pemimpin Redaksi: Rizqi Mutiara N. | Redaktur Pelaksana Buletin: Titania Annisa Pradini | Editor: Roni Widodo | Layout & Ilustrasi: Ema Septiani, Adi Setiawan | Reporter: Siti Nurjanah, Naila Nihayah, Ana Rahayu, Siti Indayani, Eka Widyawati, Chanifatus Sa’adah, Rosyana Putri Tictona.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.