RS MAHA PE S A W IS
L EM BA G
A
M@T@ Mahasiswa Pencari Berita
SKETSA MAHASISWA EDISI xiii, DESEMBER 2019
LEMBAGA PERS MAHASISWA “Mata”
01
Warning message
Insufficient Human Resource
Insufficient Human Resource
sufficient Insufficient
Available Delegation
Not Available Delegation
uman ResourceHuman Resource
Insufficient
Ilustrator: Adi Setiawan
Insufficien
Human Resource
Human Resourc
Insufficient FT-FKIP Mati Suri, 3 Fakultas Kosongi Insufficient Usung Satu Paslon Human Resource Kursi Legislatif Human Resource
Bulan ini menjadi tonggak organisasi kemahasiswaan untuk memilih pemimpin baru dalam kontestasi Pemilihan Umum Raya (Pemira). Pemilihan Ketua Umum (Ketum) Dewan Perwakilan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (DPM KM) serta calon ketua dan wakil ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) di UNTIDAR telah memasuki babak baru. Perhelatan besar ini dilaksanakan pada Senin, (9/12).
sebagai dewan perwakilan mahasiswa, harus ada perwakilan pimpinan dari setiap fakultas.
Faktanya, dalam Pemira tahun ini hanya mengusung 2 calon Ketum yang berasal dari Fakultas Teknik (FT) dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Fakultas lainnya seperti Fakultas Ekonomi (FE), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), dan Fakultas Pertanian (FP) tidak mendelegasikan calon Ketum DPM KM. 3 fakultas tersebut seakan mati suri dalam “Pemira itu ajang untuk menemukan hal pencalonan Ketum DPM KM. pemimpin baru. Dalam artian, pemimpin baru “Setiap fakultas diwajibkan untuk mengirim itu meneruskan idealisme dan kemajuan yang calon Ketua Umum DPM KM UNTIDAR” bunyi sudah dibangun dari periode sebelumnya,” ayat tersebut tercantum dalam Undangtutur Yusuf Yulianto, Ketua DPM FKIP saat ini. Undang Pemira Tahun 2019 pada Ayat 5 Pasal 5 Pemira bukan sekadar ajang main-main Bab V tentang Tata Cara Penentuan Calon dan dalam masalah memilih dan dipilih. Akan Pemilihan Calon. Secara gamblang, UU Ayat 5 tetapi, Pemira memiliki fungsi yang lebih, tersebut sudah jelas maknanya bahwa setiap menjadi wajah demokrasi, serta kematangan fakultas wajib mengirimkan perwakilan. suatu birokrasi kampus. Salah satu kegiatan Hal tersebut menjadi tanda tanya besar Pemira yaitu memilih Ketum DPM KM. terkait alasan ketidaksinkronan antara UU Pelaksanaan Pemira kali ini tidak terlepas Pemira yang telah disahkan pada 12 Oktober dari noda hitam dan tak bisa dipungkiri masih 2019 ini. Banyak penafsiran yang berbeda dari jadi sorotan. Kini, giliran DPM KM yang jadi UU Pemira Tahun 2019 Ayat 5 Pasal 5 Bab V. Di perbincangan publik. Hal itu didasari karena Bersambung ke hlm 2
Pesta demokrasi akan segera berlangsung. Pemira kali ini mengusung Ahmad Kusyairi dan Yusril Fahmi H. untuk memperebutkan kursi jabatan Ketum DPM KM. Sedangkan Pimpinan BEM KM diperebutkan Buyung Zulfanio-Januar Ramadhan sebagai paslon 01 dan Nurhidayat-Ukhtina Al Mumtahanah sebagai paslon 02. Menariknya, kedua paslon ketua-wakil ketua BEM KM ini berasal dari dua fakultas, yaitu FT dan FKIP. Buyung dan Ukhtina berasal dari FKIP. Sedangkan Dayat dan Januar berasal dari FT. Adanya dua calon dari fakultas yang sama, maka KM FT dan FKIP memiliki kebijakan untuk mengusung salah satu calon yang menjadi perwakilan KM fakultasnya untuk mengisi posisi kepemimpinan BEM KM. Lalu, KM FT dan FKIP sepakat dalam Musyawarah Besar (Mubes) bahwa pasangan calon (paslon) yang maju ke Pemira yaitu Buyung-Januar. Sedangkan paslon NurhidayatUkhtina maju secara independen. Muchammad Nur Chamid, Ketua DPM FT, mengaku, “ S e b e l u m K M F T m e nyat a k a n s i k a p nya u nt u k mendukung Januar, telah dilakukan screening terhadap kedua calon, Januar dan Hidayat dengan mempertemukan mereka agar tidak timbul perpecahan.” Bersambung ke hlm 3-4
Tradisi “Minta KTM” Jelang Pemira Ada banyak persyaratan yang perlu dipersiapkan oleh calon ketua dan wakil ketua DPM KM dan BEM KM. Salah satu hal yang dipersiapkan ialah Kartu Tanda Mahasiswa (KTM). Sesuai peraturan, setiap calon yang ingin mendaftar harus mengum-pulkan 100 KTM untuk DPM KM dan 200 TIM REDAKSI
KTM untuk BEM KM. Permasalahan pemira dari tahun ke tahun cenderung sama. Pemanfaatan "kepolosan" mahasiswa baru (maba) untuk melancarkan gerakan "minta KTM" menjadi momok yang sering terjadi. Ketidaktransparan alasan
yang disampaikan membuat mereka kebingungan. "Mereka menyerahkan dengan suka rela. Tapi kalo aku kan belum jadi KTM-nya, ya nggak tak kasih," ungkap Ardianti Suci Saputri, mahasiswi Ekonomi PemBersambung ke hlm 2-3
Ilustrator: Ema Septiani
Pembina: Joko Tri Nugraha, S.Sos., M.Si. | Pemimpin Umum: Makruf Dwi Prasetyo | Pemimpin Redaksi: Rizqi Mutiara N. | Redaktur Pelaksana Buletin: Titania Annisa Pradini | Editor: Roni Widodo | Layout & Ilustrasi: Ema Septiani, Adi Setiawan | Reporter: Siti Nurjanah, Naila Nihayah, Ana Rahayu, Siti Indayani, Eka Widyawati, Chanifatus Sa’adah, Rosyana Putri Tictona.