RS MAHA PE S A W IS
L EM BA G
A
M@T@ Mahasiswa Pencari Berita
SKETSA MAHASISWA EDISI xIV, MARET 2020
LEMBAGA PERS MAHASISWA “Mata”
Polemik di Balik Kelahiran Pelita Cahaya Harapan Iklim Riset Mahasiswa
T
ahun ini 2 Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) baru telah terbentuk. Mereka adalah UKM Iqsan yang sebelumnya merupakan komunitas bernama Ar-Ribathul Musthafa dan satu lainnya bernama Pelita. Jika UKM Iqsan sudah tidak asing lagi di civitas akademik UNTIDAR, kali ini Skema akan membedah tuntas mengenai wajah baru UKM UNTIDAR yaitu UKM Pelita.
Apa itu Pelita?
Ribathul Musthafa. Walaupun digagas sejak 2 tahun yang lalu oleh pihak rektorat, namun pembentukan UKM Pelita ini juga tidak lepas dari kontribusi mahasiswa. Diky, Ketua Pelita, menyampaikan bahwa UKM ini terbentuk atas dasar keresahan dari beberapa mahasiswa yang merasa tidak adanya wadah untuk menampung kegiatan penelitian dan kreativitas di UNTIDAR.
Penalaran Ilmiah dan Kreativitas Mahasiswa (Pelita) merupakan UKM yang menaungi bidang penalaran dan kreativitas. UKM yang diresmikan melalui Surat Keputusan Rektor nomor 436/KM/2019 ini berfokus pada penyaluran dan pengembangan kegiatan minat bakat dalam bidang penelitian dan kreativitas bagi mahasiswa UNTIDAR. Meskipun berfokus pada karya ilmiah, Pelita juga bisa menjadi wadah bagi mahasiswa yang tertarik untuk mendalami kegiatan public speaking berupa debat. Ada dua bidang bahasa public speaking di UKM Pelita yakni bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Maka, tidak heran jika beberapa mahasiswa yang sebelumnya tergabung dalam klub EDS (English Debate Society) kini bergabung dalam UKM ini. Dua komunitas diketahui telah dirangkul oleh Pelita seperti EDS serta Elang Cendekia. Pelita sendiri kini diketuai oleh Diky Ilham Ivadiyanto, mahasiswa Ilustrator : Ema Septiani S1 Teknik Mesin semester 8. “Pelita sendiri merupakan Sementara Xander Salahudin, S.T., M. Eng. sebagai pendamping UKM kegiatan minat dan bakat dalam hal penelitian (penalaran) serta Pelita. kreativitas itu sudah banyak dan ada Latar belakang beberapa yang belum terfasilitasi. Pembentukan Pelita sebagai P a d a h a l , k a l a u k i t a m e l i h a t U K M s e b e n a r n y a t e l a h UNTIDAR sejak saya masuk pada direncanakan sejak 2 tahun yang t a h u n 2 0 1 6 , m u l a i a d a lalu, namun baru bisa direalisasikan perkembangan di bidang penalaran, pada bulan September-November mulai banyak yang ikut lomba, tahun 2019. “Idenya sudah digagas menjuarai perlombaan. Akan tetapi, dari Pak Bambang 2 tahun lalu, tapi dibalik mereka yang bisa ikut karena ada kendala jadi baru perlombaan dan menang, banyak dibentuk tahun 2019,” tutur Prof. y a n g b e l u m t e r s a r i n g d a n Dr. Sugiyarto, M.Si., Wakil Rektor terwadahi,” jelas Diky. III bidang Kemahasiswaan dan Menurutnya, kendala A l u m n i k e p a d a t i m S k e m a . administratif juga menjadi latar Uniknya, UKM ini tergolong cepat belakang alasan didirikannya berdiri dibandingkan dengan UKM Pelita. Mahasiswa yang seharusnya yang juga diresmikan berbarengan bisa mengikuti tahapan selanjutnya dengan Pelita yaitu UKM Iqsan dalam kompetisi sering kali yang sebelumnya masih menjadi terhambat hanya karena masalah komunitas dengan nama Ar- administrasi. TIM REDAKSI
Diky menjelaskan, “Kita bisa melihat bahwa nggak semua delegasi bisa diberangkatkan. Ada beberapa kriteria yang secara semu tidak bisa diungkapkan. Maksudnya penilaian dari WR secara langsung, oh ini (delegasi) bisa atau tidak. Karena secara administratif terlalu sulit.” Ia berharap, selain Pelita sebagai wadah, namun juga bisa sebagai penyalur bakat-bakat
merupakan divisi yang mendampingi dalam bidang keorganisasian. Hal ini karena Pelita masih tergolong UKM baru yang masih membutuhkan pendampingan dalam keorganisasian. Divisi ilmiah adalah divisi yang mengurusi beberapa bidang seperti Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) maupun Essay. Tergantung jenis-jenis perlombaan di bidang keilmiahan. Sementara Divisi Program Hibah dan Kreativitas menangani subbidang Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), lomba Parade Cinta Tanah Air (PCTA), Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (Pilmapres), maupun Olimpiade Nasional Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (ONMIPA). Divisi terakhir adalah Divisi Public Speaking yang di dalamnya memuat 2 bahasa yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
Sistem Perekrutan Anggota
mahasiswa UNTIDAR. “Intinya kita ingin membantu dan mewadahi teman-teman yang memang minat di bidang penalaran ilmiah dan kreativitas, jadi nggak cuma penelitian saja, tapi lebih ke arah penalaran dan kreativitas agar bisa berkembang dan ada wadahnya,” lanjut Diky.
Keorganisasian Meski tergolong baru, namun UKM yang menaungi bidang Penalaran dan Kreativitas ini telah memiliki beberapa divisi untuk mendukung berjalannya UKM tersebut. Kepada tim Skema, Diky menjelaskan jika Pelita mempunyai 4 divisi utama yaitu divisi keorganisasian, divisi ilmiah, divisi program hibah dan kreativitas, serta divisi public speaking. Divisi keorganisasian
Hal selanjutnya yang menjadi sorotan adalah sistem perekrutan anggota Pelita. Seperti yang diketahui, Pelita merupakan UKM yang selain dibentuk atas dasar inisiatif dari pihak bikrokrat kampus, tetapi juga diusung oleh beberapa mahasiswa UNTIDAR. Dalam keorganisasian dasar atau anggota tetap yang pertama merupakan mahasiswa UNTIDAR yang memang memiliki niatan untuk mengembangkan UKM Pelita sebagai wadah kreativitas mahasiswa UNTIDAR. “Jadi untuk pengurus awal yang memang membentuk secara administratif itu kita cari kader-kadernya menurut track record mereka karena di awal teman-teman pengen masuk ke sini kan mau belajar. Jadi, orientasinya yang pertama adalah teman-teman yang memang sudah punya pengalaman,” tutur Ketua UKM Pelita saat ini. Dalam hal ini, keanggotaan di awal periode ini adalah mereka yang sudah pernah mengikuti dan menjuarai suatu perlombaan, serta mereka yang sudah punya landasan organisasi ketika masuk ke Pelita. Dengan kata lain, anggotanya adalah mereka yang berniat serta terpilih secara khusus sebagai pondasi awal UKM Pelita.
Hal. 01
Pendamping: Theresia Pinaka Ratna N.H., S.S., M.Pd. | Pemimpin Umum: Muhammad Rauuf Oktavian Nur | Pemimpin Redaksi: Naila Nihayah | Redaktur Pelaksana Buletin: Chanifatus Sa'adah | Editor: M. Nugroho | Layouter: M. Ma’ruf Amin | Ilustrator: Ema Septiani | Reporter: Rosyana Putri Tictona, Nanda Mega N., Eka Widyawati, Celine Alfiona, M. Ziaul Haq, Mujibul Marom, Aliffudin Baharsyah Tambunan
RS MAHA PE S A W IS
L EM BA G
A
M@T@ Mahasiswa Pencari Berita
SKETSA SKETSAMAHASISW MAHASISW AA EDISI EDISI xIV, x, MARET April 2019 2020
LEMBAGA PERS MAHASISWA “Mata”
Hanya saja, karena belum dirasa cukup, UKM Pelita pun membuka pendaftaran umum bagi mahasiswa UNTIDAR yang berminat dalam bidang ini. Penambahan ini dilakukan untuk membantu secara administratif bagi UKM Pelita.
Output Sebagai UKM bidang penalaran dan Kreativitas, Pelita bertujuan untuk Mengembangkan dan mengoptimalkan sumber daya mahasiswa di UNTIDAR agar memiliki karakter yang inovatif,
kreatif, dan prestatif sesuai dengan cita-cita UNTIDAR. Selain itu, pelita diharapkan dapat meningkatkan kualitas mahasiswa yang mengikuti kompetisi atau delegasi dari kampus. “Jadi untuk kegiatan-kegiatan yang berbasis penalaran seperti kegiatan ilmiah, kreativitas, maupun public speaking sudah betul-betul optimal dalam prosesnya. Jadi kita tidak hanya memfokuskan pengiriman wakil, tapi wakil yang kita kirim itu betulbetul wakil yang paling baik,” tutur
Pendamping UKM Pelita, Xander, saat ditemui oleh tim Skema. Secara mudah, Pelita menjadi wadah serta penyalur mahasiswa dalam berbagai kompetisi. Dengan bergabung di Pelita, maka kesempatan untuk berkompetisi dan berpartisipasi akan lebih mudah. Meski begitu, Pelita bukan organisasi yang mengkhususkan atau memberi perlakuan spesial kepada anggotanya. "Pelita ini kan wadah, jadi nggak ekslusif untuk teman-teman
yang ada di dalamnya saja. Basis kita adalah siapapun yang ingin belajar, kami buka lebar. Jadi yang sudah masuk anggota Pelita tentu punya keistimewaan dibanding yang ada di luar. Misal ada mahasiswa yang bukan anggota Pelita membutuhkan bantuan untuk mengurus administrasi perihal perlombaan kepada Pelita, kami bisa membantu untuk naik ke rektorat. Sebelumnya kami akan buat kriteria-kriteria agar bisa terbantu,” terang Diky. (CS / EWW /ALF)
Bom Waktu Berkedok Prestasi
L
ahirnya UKM Penalaran Ilmiah dan Kreatifitas Mahasiswa (Pelita) di UNTIDAR merupakan keputusan yang diberikan oleh pihak birokrat kampus. Bagaimana tanggapan mahasiswa tentang UKM Pelita? UKM Pelita baru dibentuk pada tahun 2019. Meskipun sudah digagas sejak 2 tahun belakangan, namun peresmiannya terkesan mendadak dan sangat cepat. Terlepas dari tujuan terbentuknya UKM Pelita menuai pro dan kontra dari kalangan mahasiswa. Siti Nur Faizah, mahasiswa program studi (prodi) Ekonomi Pembangunan semester 6 mengungkapkan bahwa ia setuju dengan adanya pembentukan Pelita karena dirasa dapat membantu mahasiswa mengembangkan minat dan bakat khususnya bidang penelitian. “(UKM) tersebut dapat sebagai wadah bagi para mahasiswa yang suka di bidang penelitian,” ujarnya. Sebelum UKM Pelita terbentuk, belum ada suatu organisasi yang menghimpun kegiatan penelitian. Mahasiswa yang melakukan penelitian atau sejenisnya dikoordinir fakultas dan dibimbing langsung oleh dosen. Namun, dugaan lain muncul tentang pengurus yang telah terbentuk saat UKM ini diresmikan membuat beberapa mahasiswa khawatir ada kecemburuan dari UKM lain. “Misalnya, dia itu UKM yang disayang dosen lah ibaratnya karena orang-orangnya juga langsung dipilih sama dosen,” duga Alma Dhio Pasadena, mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia semester 6. Pembentukan pengurus UKM Pelita memang menimbulkan tanda Tanya. Apakah mereka memang memiliki kompetensi sehingga TIM REDAKSI
diberi kepercayaan? Atau murni pilihan dosen? Hal senada juga dirasakan oleh Ketua BEM KM UNTIDAR, Buyung Zulfanio. “Mahasiswa sendiri kan kalau mau buat UKM harus ada AD/ART, terus bikin komunitas terlebih dahulu, dan lainlain. Tapi ini tuh beda, jadi ini UKM spesial yang dibentuk rektorat. Nah, ya menurut kita nggak adil aja sih
naungan fakultas. Baginya, area kampus yang tidak begitu luas memungkinkan untuk berkoordinasi sehingga cukup fakultas yang mengambil peran dalam hal ini. Selain peresmian yang terkesan mendadak, birokrat juga dirasa kurang berkomunikasi dengan mahasiswa dan UKM lain. “Dari WR sendiri tidak ada ngomong apa-
Ilustrator : Ema Septiani
kalau kita dari mahasiswa dibikin susah-susah dan macem-macem, bahkan harus bikin AD/ART dan segala macem sampai pusing. Karena rektorat yang bikin kekuasaan sampai membuat bahkan rekrutmennya pun secara langsung ditunjuk oleh rektorat. Ya mau gimana lagi, kita selalu kalah dalam hal kekuasaan,” keluh Buyung. Lebih lanjut, Buyung menegaskan ketidaksetujuannya atas pembentukan UKM ini. Hal ini berdasarkan pengalaman bahwa sebelum dibentuk UKM Pelita, mahasiswa sudah bisa melakukan penelitian secara mandiri di bawah
apa sih ke saya. Karena ya mungkin, kembali lagi ini sesuatu yang spesial dari rektorat untuk membuat dan menghancurkan kita semua,” ungkap Buyung. Bukan tanpa dasar, munculnya UKM Pelita bersamaan dengan wacana yang dikeluarkan birokrat, yaitu mengenai sistem keuangan organisasi mahasiswa tingkat universitas. Kebijakan ini dipastikan akan diberlakukan pada tahun 2021 oleh WR 3, bahwa setiap UKM akan diberikan dana sebesar 15 juta rupiah. Namun, sekitar 10 persen akan dipotong dan menjadi rebutan bagi UKM yang
memiliki prestasi untuk menjadi dana tambahan di tahun selanjutnya. Kebijakan yang masih prematur ini dianggap tidak adil. Bagaimana dengan nasib yang fokus pada gerakan sosial? Misalnya Unit Kegiatan Agama Islam (UKAI) dan Unit Kegiatan Mahasiswa Kristiani (UKMK) yang bergerak pada bidang keagamaan. Munculnya UKM Pelita yang berorientasi prestasi dapat menjadi ancaman, bahkan bom waktu bagi UKM lain bila kebijakan ini diberlakukan. Wa l a u b e g i t u , b a n y a k mahasiswa yang menaruh harapan lebih pada UKM Pelita ini. UKM yang digadang-gadang akan memberikan sumbangan prestasi yang besar sehingga menjadi salah satu jalan untuk meningkatkan akreditasi kampus. Seperti yang diharapkan oleh Buyung, “Saya harap UKM Pelita ini dapat menggenjot akreditasi karena target dari rektorat karena selalu mebicarakan akreditasi, akreditasi, akreditasi. Semoga bisa mendukung, sudah berjalan, sudah ada, tinggal nunggu anggaran dipertengahan Maret. Semoga bisa belajar bersama-sama untuk lebarkan sayapnya lagi, bisa bergabung dengan temen-temen UKM lainnya agar bisa bersatu. Dibalik sisi negatifnya, kita juga harus mengambil sisi positifnya UKM ini. Salah satunya, UKM ini yang akan menggenjot akreditasi UNTIDAR.” (RTC/NM/MM/ZH) lpmmata.com LPM MATA
lpmmata_untidar
Hal. 02
Pendamping: Theresia Pinaka Ratna N.H., S.S., M.Pd. | Pemimpin Umum: Muhammad Rauuf Oktavian Nur | Pemimpin Redaksi: Naila Nihayah | Redaktur Pelaksana Buletin: Chanifatus Sa'adah | Editor: M. Nugroho | Layouter: M. Ma’ruf Amin | Ilustrator: Ema Septiani | Reporter: Rosyana Putri Tictona, Nanda Mega N., Eka Widyawati, Celine Alfiona, M. Ziaul Haq, Mujibul Marom, Aliffudin Baharsyah Tambunan