ffi --wwrery
EEwII llrElf vEdJa !E ffiw***,#*'w*@ry.@E W rr r Ewry-u7--) E Wffiryffiffiffiffi
*trr
;;,i";i.,
il: r:l
rrir:ii :
t:;.,i ::,,i.t
r:'l'!j
ii::i:i i':,:fi
ffimfiffi$il'.ffinm$NG TUASIB AVATUT BURAS
LN
s
TDT BAIUYUMAS ,i
I
l\o .,islilrl;,,1
OUIK .MEITIDAPATKAIU
K ,T(I/f8,4.ND[RY MNVRY
t3/207+ )7+
AIR BERSIH
co
s
o
iz 0
.a
,
nBfiiF(BItiltrrLSI
T'r'vdili, S'"r*+"t;*
l"l"*l*L la" ar.^t-, fu^^; l/,A; h/,"4; Da"^ fu*l, *@ /fu
l?a* I'tr"^'ti,r^.u*i^^l/t4-l^J/^r4',tt/;"bXt/rr',*1"/^4; -/d' Dr,r,er^,r,-<^A, ,lra,lron +oy4/,AA
Da /r,'la, ,;*"*fu"
,i,,,wa
l//,"r;
Wild' t."*rlUarn f'lr","tpAa hr^*
Ba,aaar,4-
l;",{^14
{rb&ilrr*
l"*, "/r4 lkkb"r*^*l^t^M,"d
Krrr.,r^/;t^* f/tJl-UrJ^/. .444 rr*rv'l Dr,r,"tg., ,r/,J/*t ,r*r"r4"$fh /h;4 [r"*,(f lal"lytt
Wd/d'
lr*ra-
lr*ar",q lkl,*w"lw*
A,ru rr*r,"<.'hr^* lrr"li,l,r,"^lu
Ka,,,,*ryXW&/ila/. P"i-,r-t th lt*[r*.a** Prr,.tl/^;t^r*l /"A4; ful.i^4^A
Pr*d' tklt Da
",lr/"* r/,l/,/a
/a"..(*^r^o
Hr,lt^* /^rt, ,,4,'/d/, /*i t..lrorl* l,e?; E*r"a ),a; l/.".ra""/'//^* rr^-"*lr,tr* lR *;ru&/q* Lar,t l-ll^rJil rr,"rJr"r,4 7.r*1. /r"lu
D; e;r;, h/,"4; /,/^*,/J, l;,rt l-4rr.h*, Eal,wa l,rl^*^ 4rl."d' llltshandry Tttrut BerdllEta 0!tn frifi$ ffiti${n'f,Iyfi Pffiltlffutlatt mf;l0rntfi$i "Pf;lt$0r,hfffifiltttt lldfil{ $8i,fifflt $1il-$iff"
Saxrhe,,,Ke{6dksA
I,/-7kmbaca. tl
janqan kaget
-/ ramnil
dalam berttuk
L {-
kali ini Husbandry Mit<a E'
/arn. i(risis moneterlah yang lernyata banyak mengambil peran. Kiasik memang. Tapi pengaruhnya benar-benar mencekik.
Banyak harian yang lan-
tas mengurangl jatah halarriannya. Bahkan majalah profesionai yang terbit bulanan ada
yang
beralih
meniadi dua bulanan.
Tahu berapa anggaran dari Sema Fapet Unsoed untuk penerbitan eciisi Xl!l ini? Hasil raker mematok angka dua
juta,
pembaca.
Anggaran ini lebih ranrping
dari anggaran penerbitan edisi Xli laiu. Saat itu ekonomi negara kita belum
ongkos cetak yang luar biasa besar.
begitu
lk!an, menawarkan salah satu
morat-marit. Dan anggaran yang lebih besar itu hanya cul<up untuk cngkos
pemecah permasalahan. Perburuan iklan mulai dilakukan. Bahkan, sampai Jakarta-pun tetap dilacak. Dan hasiinya? Ternyata, maialah tingkat kampus
cetak saja.
Sekarang dengan anggaran yang lebiir ramping, mau apa'? Sudah beglitu, ongkos-ongkos justru meloncat ting-
gi
(iermasuk Husbandry) menempati uru-
tan yang kesekian, dalam
Artinya, untuk ongkos cetak saja
masih jauh dari cukup
anggai'an promosi suatu perusahaan. Dan di saai krisis seperti ini, banyak perusahaan yang menghilangkan anggaran promosinya.
I
Padahal pembuatan sebuah majaiaf-r harus melalui proses reportase, penge-
trkan, editinE, seting dan lay
oLtt
sebelunr naik cetak. Llra, proses yang
Tapi niat untuk terus bernafas, ternyata mampu membuka jalan. Pacia bulan Oktober 1998, Htisbandry suk-
begitu panjang, harus diganjal dari mana? Belurn lagi untuk menutup
,.{ ffiffi Erf:;;ir"-Jr ,{T,f
i.1.-.-1{^
ti?1.JoY
'*l,;#fl Bt'fl* H*S .$;L-'il*t;i-:tul*fl sdud' wa s .EEgdEB&{ E &M'#d#g.@& E EW@A@r tiltillt t5?!nAcl
uil-68 U6 BH rUry M 16l
$1il [0iqlllslilA&i Fll{lJL14t !tIlI11l!ifi
,1N
iJlllfl
* U U $ i-l L! S FAl.j i.i ::i":' = g . il,:i.al Fti x,; ila: ilrj ia.j f i:,-:t i',ii r L<r.l r lll ,.:-..*' L.:SiOd. i/.tjrul .'..,, i ..'
S
{."!
S t l f'i A, ru F E ili
"$ei n d u r: i
[i]
tr. Kusunta-WiCa"va.ka. MS.. Drh"
L,rr-vi
1., :''r,:,
:r
-,
.
liai,:r.'t.rri:,
1..
ir'- Dzoerarso BPW; Pen:irnpin Lrr::url : ir:,icianc1 Ancji janii:: iiâ&#x201A;Ź1'.r*i;;i;,$ : , :r,'i Pemimpin Hedat<si : B,-;di Harscno; fiedak'tur Petak:ar:a : Errrilr Y',;rirr Wriairii:, ;:ir.:i .. Teguh Firento 3iotc \liijavantc. Pe;n!n::'. psr:,;'3,:1'": c. - ::--. r'' ' r ... :
....:,'
xili Th.
x111993.
Redaksi 'menerima naskah aiau artiksi yang sesuai cierrgan i:;i rr,a.;a;.:- , . L,-': -:41;- srlle:!a,. nimal 3 halaman. Recaksr berhak rlengubah naskah lanpa meliuca,r : ' : : -.-K;-tii L'ir'r; mengutip isi majalah dalam bentuk apapun tanpa izin redaksi. Alamat its',i:;:sl : i:iekrela;iai ii;:ri Husbandry Fakultas Petornakan UNSCED Purwokerto Telepon/Fax. (CZEii i1."579:?. '
HUSIIANDRY No. 13 TE{ XIV1998
,
D
fi
i.['ilii,r,l:Sr i
ii
iiir
.,
Laporan Utama Peternakan Domba rakyat belum bisa tampil eksklusif seperti ternak unggas.
LAPORAN UTAMA: Domba : Wujud Peternak Kecil
yangdisepelekan .....................
6
Alokasi modal yang kecil, rupanya yang
Menyibak Gulungan Kabut
Banjarnegara
menahan laju peternakan domba. Peternakan domba rakyat di Banjarnegara berkembang bagus. Dombadomba lokal disilangkan dengan
7
Sumber Bibit dari
Banjarnegara
11
domba-domba impor. Bahkan disana sudah mulai ada daerah sumber bibit. Dari pemerintah kemudian meluncur proyek Village Breeding Centre. Mampukah kemudian mengangkat nasib
Antara Banjarnegara dan
lndonesia
1
3
Domba Banjarnegara Pembuat
Mabok
Kepayang
17
Prospektif Untuk Menambah
Pendapatan
1
peternakan domba rakyal
g
?
Kami Tidak Akan
Tinggal Diam
..........
19
Peternak Flakyat
Butuh Pemodal ......................... 20 PETERNAKAN: Ternak Ayam IDT Banyumas, Apa Kabarmu ? .................. . .. 22 Profil Peternakan Rakyat............ 24 SUARA - SUARA : Pendidikan : Terjebak Pragma-
tisme
..........
26
Peternakan
Usaha peternakan didomonasi oleh peternakan rakyat. Secara geografis
usahanya berada
di pulau
Jawa.
Sebagai industri biologis, ia meliputi empat aspek yaitu : peternak, ternak,
lahan dan teknologi. Dan bagaiman pemberdayaan peternakan rakyat ? Harus ada peningkatan kualitas peternak, pengembangan skala usaha dan pergeseran pola usaha.
Dekonstruksi Sistem Budaya dan Pendidikan Berparadigma
Utopia Fendah ................,........ 29 TEKNOLOGI:
Teknologi
Pemanfaatan Telur pada Penyamakan Kulit Teknik Mendapatkan Air Bersih Dari Air Buangan
baru. Tapi bila diolah dengan menggu-
Air buangan jika tidak ditangani dengan baik akan membuat masalah. Keadaan ini kemudian mernancing permasalahan
30
nakan teknik yang tepat, air buangan akan bertambah nilai gunanya. Teknik mendapatkan air bersih dari air buangan harus melalui beberapa tahapan. Mulai dari tahapan pendahuluan sam-
31
PANTAUAN: Reformasi dan Reorientasi Pembangunan di Sub Sektor
Peternakan
Pendidikan Baru
pai ke tahap pelunakan air.
34
Mengapa Peternakan Terbawa Arus Krisis LINTASAN : QUE : Sebuah Paradigma
............
36
Pantauan 38
Saya Berduka ........................... 39 lnfo Unit 40
Orang bilang, tanah kita tanah sorga. Tongkat kayu ditancapkan jadi tanaman. Tetapi pada kenyataannya praktis semua komponen produksi peternakan
kita bergantung pada produk impor. Bisa. dilihat dari segi tiga produksi, pakan dan manajemen. Karenannya, jadilah peternak kita hanya jago kandang yang semuanya tumpah di dalam negeri. Dan kerapuhan pembangunan
peternakan
di
lndonesia inilah yang
menyeret peternakan terbawa arus kri^i^t>. 5
*|JHH.
:i
lt\
Eb. Design Cover : Chi-Black (0281) 95288 Foto : Husbandry
HUSBANDRY No.
13
TH XIV1998
SurvaiTelur Ayam Niaga di Purwokerto Menarik
ing ayam ras, buras, sapi, kambing, sapi dan sebagainya, begitu juga telur.
Sungguh, saya sangat terkesan dengan artikel berjudul "Mensurvai Telur Ayam Niaga di Purwokerto"
Apabila survai tetap dilakukan, maka hasilnya bisa digunakan sebagai pembanding, atau bisa pula sur-
yang dimuat rubrik warta, Husbandry edisi 12 tahun )U1 997. Sayang artikel tersebut justru tidak "dipromosikan" pada cover majalah. Yang membuat saya tertarik, pertama{ama adalah kegiatan survai itu sendiri. Saya bayangkan betapa
vai diselenggarakan untuk melengkapi data yang belum Ada. Jika
besarnya waktu yang harus diluangkan oleh para wartawan
Purwokerto. Sangat membanggakan bukan ? Bagi seluruh majalah seperti Husbandry, hasil survai seperti itu akan sangat layak masuk ke rubrik laporan utama. Apalagi jika dilengkapi dengan komentar pakar,
Husbandry
untuk
dilakukan setiap tahun,
Peternakan bagi masyarakat
menghasilkan
keras itu tidak mendapat perhatian yang setimpal dari para pembaca.
praktisi birokrat dan lain-lain mengenai hasil survai tersebut. Dan tampaknya, hasil survai sebagus itu
Berikutnya, saya tertarik pada
pa besar aset yang dimiliki Husbandry
apabila kegiatan survai
itu
dikem-
bangkan terus menerus setiap tahun. Mau tahu alasannya. Saya sudah cukup banyak lupa halihwal yang menyangkut syarat prasyarat dan tetek bengek yang
berkaitan dengan
urusan
penelitian. tapi setahu saya, menghitung besarnya konsumsi hasil ternak tidak perlu serumit yang dilakukan awak Husban-
dry. Kalangan
bisnis peternakan,
umumnya menghitung konsumsi cukup
dengan membagi jumlah produksi dengan populasi
penduduk.
Apabila ada ekspor, maka produksi tinggal diku-
rangi jumlah ekspor. Sebaliknya jika ada impor, tinggal ditambah impor.
Perhitungan ini ada biasnya, yakni produk yang tidak dikonsumsi, tapi untuk keperluan lain, misalnya telur
untuk kosmetik, ikut
diperhitungkan
sebagai konsumsi. bagi kalangan bis-
nis, bias ini kurang penting, karena yang lebih bermanfaat adalah kalau konsumsi meningkat, entah dikonsumsi menjadi makanan maupun untuk industri lain, peluang bisnisnya makin terbuka.
Tahun 1996, menurut data lnfovet, HUSBANDRY No. 13 TH XIV1998
pe-
yang akan melakukan investasi diwilayah sekitar ngusaha
tulisan dua halaman. Oleh karenanya, saya merasa perlu mengacungkan jempol buat Husbandry. Akan sangat sia-sia jika hasil kerja
metode, cara penulisan, manfaatnya. Dan akhirnya, setelah saya renungkan, saya menyimpulkan, beta-
maka
Husbandry akan menjadi Bank data
produksi telur ayam ras (istilah anda tentu ayam niaga) lndonesia 493,1 juta ton atau 493,1 miliar kg. Telur yang dikonsumsi 488,2 juta ton. Dengan
penduduk 200 juta, maka konsumsi telur perkapita per tahun adalah 488,2 miliar dibagi 200 juta yailu 2,44 kg. Menghitung konsumsi telur dengan melakukan survai sebagaimana dilakukan oleh husbandry barangkali memang bisa menghasilkan nilai lebih. Saya percaya, metode survai telah diuji dan dibimbing oleh pakar yang kompeten di fakultas. Akan tetapi menurut saya, malah jadi kurang efisien. Lagi pula, kalau survai itu dilakukan dengan wawancara, akan terjadi bias yang besar manakala pihak pewawancara kurang hati-hati. Menurut saya, akan lebih praktis jika Husbandry bekerjasama dengan Dinas Peternakan setempat untuk menghitung produksi hasil ternak, dan lalulintas ternak/hasil ternak dan selanjutnya menghitung konsumsi dengan metode yang lebih sederhana sebagaimana dikemukakan di atas. Lebih baik yang dihitung adalah konsumsi daging, telur dan susu, dan akan lebih bermanfaat lagi apabila konsumsi rdagin diklasifikasikan lagi menjadi dag-
sebaiknya tidak hanya dipublikasikan di Husbandry. Kalau setiap survai awak Husbandry mengundang wartawan setempat untuk mengadakan jumpa pers, maka h4sil survai benar-
benar bisa dibaca oleh masyarakat luas. Pada titik tertentu, bukan mustahil hasil survai semacam ini memiliki nilai jual yang besar bagi para pe-
ngusaha yang telah melirik wilayah Purwokerto yang semakin maju.
Patut anda ketahui, daerah tempat anda menuntut ilmu kini banyak dilirik pengusaha Jakarta untuk membangun basis industrinya. Kalau tidak percaya, silahkan melakukan survai lagi.
Ir.
Barnbang Suhauto Redaktur Pelaksana
Majalah lr{ovel
Jawaban Redaksi :
Terima kasih atas saran dan tanggapannya. Kami tidak menyangka bahwa majalah Husbandry mendapat perhatian yang begitu besar. Kami terkejut ternyata perhatian ilu datangnya malah bukan dari kalangan civitas akademika Fapet Unsoed sendiri.
Perhatian seperti inilah yang sebenarnya kami harapkan. Dan semoga apa yang disarankan dapat direalisasikan. (Red)
DOMBA
r
WUJUD PETERNAK KECIT. YANG DIgEPELEKAN
ngin bukti bahwa peternak disepelekan?
Bisa
kecil
dilihat dari
nasib ternak domba. Domba bisa diklaim sebagai ternak yang merakyat.
Sebagian besar populasinya yang menyebar dipelihara oleh peternak ke-
cil.
Perusahaan besar khusus domba masih bisa dihitung dengan jari.
. Lain halnya dengan ternak sapi atau unggas. Ternak{ernak ini telah pergi meninggalkan peternak kecil. la telah menjelma menjadi mesin pencetak rupiah bagi peternak-peternak yang ber-
dasi. Dan keuntungan yang besar, begitu lengket di
dasi
peternak-peter-
nak besar. Padahal peternak kecil, jumlahnya jauh lebih banyak. Dan daya tahannya terhadap berbagai bentuk krisis, sudah terbukti"nyata. Sungguh, keadilan telah disepelekan.
Dan ternak domba ? Jauh lebih disepelekan lagi. la begitu tersisih dari pembicaraan-pembicaraan di dunia peternakan. Dan sepi dari incaran investasi usaha. Belum lama ini, pernah domba menggemukan dan langsung menggegerkan pemberitaan dunia. Apa itu? Domba hasil kloning. Dan yang diperoleh justru hujatan-hujatan karena telah melanggar prinsip-prin-
sip kemanusiaan. Tragis memang. Padahal, domba begitu lengket dengan peternak rakyat di lndonesia. la menjadi penolong peternak kecil dengan berbagai peran yang dimainkannya. Menyepelekan domba, berarti menyepelekan peternak kecil. Membangun peternakan domba, berarti juga mengangkat nasib peternak kecil.
Saat sekarang, peternakan domba lebih banyak menunggu. Padahal, ia menyimpan prospek yang cerah untuk dikembangkan.
Peternakan domba rakyat di Banjarnegara contohnya. Ternak dombanya
ada. Agroklimatnya mendukung. peternaknya banyak. Bahkan,
di
sana
sudah ada sitem pembibitannya. Soal
pemasarannya, masih terbuka lebar. lndonesia masih belum bisa memenuhi
permintaan daging domba dalam negerinya sendiri. Belum lagi permintaan dari Timur Tengah. Yang dibutuhkan sekarang adalah turunnya pemodal. Karena peternak rakyat tidak memiliki modal yang men-
cukupi. Peteinak rakyat dapat
diistiIahkan seperti pasukan penggempur.
Dan pemodal yang masuk dapat dibayangkan sebagai pasukan teritorial.
Dengan. kelebihannya yang memiliki
modal lebih besar dan pengorganisasian yang cukup kuat, pemodal diharap-
kan dapat mendadani
peternakan domba yang sudah dengan susah payah dimulai oleh peternak rakyat, Kesadaran masing-masing pihak (peternak dan pemodal) dalam memainkan perannya sangat dibutuhkan. Karena jika model kemitraan maka nilai tawar dari peternak akan lebih kecil. Dan ini tentu akan lebih menyudutkan posisi peternak rakyat.
Dengan menggunakan model kemitraan peternak akan mengalami banyak
tekanan saat menentukan kesepakatan. Di sinilah peran pemodal besar dituntut kiprahnya. la harus sadar bahwa perannya lebih banyak sebagai penolong. Bukan penekan. la harus rela berbagi keuntungan. Dapat disim-
pulkan masuknya pemodal, adalah untuk memperkuat posisi peternak rakyat. Dengan begitu peternakan domba rakyat akan menjadi kuat di segala lini. Domba telah menunggu begitu lama. la seperti menyimpan bom yang siap
meledak jika potensinya benar-benar digarap dengan profesional. Soal daya
tahannya, ditangan peternak-peternak rakyat, ia menjadi kebal.
Dan yang paling penting ternak domba adalah sebuah pelajaran. Bagi siapa saja. Bagi wakil rakyat supaya merakyat. Juga bagi pejabat negara. Tapi yang pasti, pelajaran bagi konglomerat untuk merakyatkan modalmodalnya. (Budi)
HUSBANDRY No.
13
TH XIy1998
-\
Utama Lanoran T.
ffiffiM#Yffiffi&K @WfuWWffi&W W&ffiUf
ffi&w#&ffiruffiffi&ffiA hampar
r- iano itu di tahun \ rsge. di Desa BaQ/ ,rr, Kecamatan Ba-
Bisa
daerah
ambil contoh Desa Batur. Penduduknya yang
yang terletak sekitar 42 Km sebelah selatan lbu-
berstatus petani ada
kota Banjarnegara sudah menunjuk sekitar pertengahan hari. Di tengah jalan yang menghubungkan Desa Batur dan terminal bus Batur, tampak tiga orang penduduknya yang sedang
2.529 orang, jumlah pe-
tani penggarap sebesar 1.159 orang dan buruh tani sekitar 648 orang. Sedangkan untuk Kecamatan Batur, yang tersebar dalam delapan wila-
yah pedesaan, jumlah petani pemiliknya sebe-
kepayahan.
Mereka dengan sekuat
sar 967 orang dan buruh
tenaga tengah berusaha
taninya sebesar 3.848
Potenst yang tersembunvi datt Banianeaara
menaikkan ternak yang besarnya hampir menyamai pedei (anak sapi-red) ke atas sebuah truk
berukuran kecil. Karena ukuran
bobot badan 125 Kg Fenomena ini tentu mengejutkan jika dibandingkan dengan ukuran bobot iradan domba
besarnya yang hampir menyamai uku- Iokal (domba geml-'el-red) yang tidak ran seekor pedef, orang tidak akan mencapai berat 50 Kg.
saja percaya jika
tersebut
Tak heran lika
domba
di
sana
adalah seekor domba. Tetapi memang berkembang begitu bagus. Daerah Banjarnegara, terutama wilayah atas, itulah keunikan domba yang ada di Banjarnegara, khususnya wilayah atas oleh Pemerintah memang sudah (Desa Kalibening, Batur, Dieng, diproyeksikan untuk dijadikan sentra Wanayasa, Karangkobar, Pejawaran pengembangan domba. Terutama domba-domba unggul jenis dorbas, dan daerah sekitarnya). Domba
dimengerti me-
mang. Mata pencaharian penduduk Banjarnegara sebagian besar adalah bertani. Bisa di-
beranjak memanas. Pa-
begitu
yang
berbukit-bukit.
tur Kabupaten Banjarnegara cuaca tidak juga dahal waktu di
di tandh
di Banjarnegara, yang oleh
biasa dijuluki
masyarakat sekitarnya dengan sebutan Dormas, memang menyimpan banyak daya tarik teruta-
ma ukuran bobot badannya yang begitu luar biasa besar bila di bandingkan
dengan domba-domba lokal. Saat berumur 12 bulan bobot badannya bisa mencapai 75 -100 Kg. Bahkan ada juga domba yang mencapai HUSBANDRY No. 13 TH XIY1998
suffas, texcel dan crossing (hasil persilangan yang mutunya baik). Bicara tentang Banjarnegara, tentunya akan langsung berhadapan dengan suguhan tanah-tanah pertaniannya yang begitu subur. Apalagi iika mau naik ke wilayah atas. Mata akan kembali segar karena menyantap tanam-tanaman sayuran yang mendominasi warna kehijauan yang meng-
orang.
Wilayah atas daerah Banjarnegara, mempunyai kondisi geografis tanah yang bergelombang dengan cuaca cukup dingin. Di wilayah Batur dan sekitarnya curah hujan rata-rata 84
mm/tahun dengan frekuensi hujan lebih banyak dari pada bulan kering-
nya. Ketinggian wilayah
sekitar 1,663
meter dari permukaan laut. Temperatur
udara berkisar rata i B' C.
I
- 22' C dengan
rata-
Tidak salah jika sebagian besar petani daerah ini memilih tanaman ken-
tang.dan sayuran lainnya
berupa
kubis/kol, daun bawang, petai dan wortel sebagai sandaran utama kehidupannya. Dan tanaman kentang adalah yang paling favorit diusahakan. Lalu
di mana keberadaan domba Banjarne-,
? la ada di balik itu semua. Potensinya tersembunyi di balik gemer-
gara
I
lapnya kentang dan tanaman sayursayuran lainnya.
Memang tidak bisa dipungkiri lagi, peternakan rakyat lndonesia sebagian besar masih mengambil posisi sebagai usaha pendamping pertanian sebagai komoditi utamanya. Tidak terkecuali peternakan domba rakyat di Banjarnegara. Hal ini dipertegas oleh Prof. Dr Soedito AS,
guru besar
Fakul-
tas
Peternakan Unsoed, tentang permasalahan ini, "Tidak hanya di Batur. Di desa manapun masih sebagai pendamping!" Lebih lanjut lr. Budi Haryanto, MP. salah seorang staff pengajar laboratorium ternak potong
kecil Fapet Unsoed, menyatakan, "Ya, itu subsistem. Artinya masih inklusif ke dalam dunia pertanian."
Meski domba rakyat hanya diposisikan sebagai pendamping usaha pertanian, namun ada sifat yang unik pada petani-petani di Banjarnegara wilayah atas. Mereka tetap saja tidak
tahun '1978. Rata-rata pemeliharaan 10 ekor per orang. Dengan adanya proyek jamur (berdirinya perusahaan jamur skala besar-besaran) yang masuk ke petani. Kemudian ternak domba semakin berkurang!" Misheb, petugas Dinas Peternakan Kecamatan Batur, dengan
berapi-api menjelaskan. Rupanya dari pemerintah, khususnya dinas peternakan, tanggap adanya potensi ternak domba di wilayah ini. Lantas mengucurlah bantuan domba Banpres tahun 1982/1983 sebanyak 530 ekor. Domba Banpres tersebut diambil dari peternakan Tapos di Jawa Barat. Domba-domba unggul tersebut dikucurkan di tiga wilayah kecamatan.
Kecamatan Kalibening mendapatkan jatah sebanyak 154 ekor pejantan dan 95 ekor betina. Kecamatan Wanayasa menerima sebanyak 149 ekor pejantan dan I02 ekor betina. Kecamatan Batur hanya mendaptkan pejantan sebanyak 30 ekor. Untuk Kecamatan Batur,
ini
bisa lepas dari domba-dombanya. Hal ini tercermin dalam sikap Didin, wakil
domba unggul Banpres
ketua kelompok tani ternak Mantap desa Batur, saat ditanya lebih memilih usaha kentang atau ternak domba, "Pilih dua-duanya. Karena sama-sama menguntungkan dan saling men-
Karang Tengah sebanyak
disebarkan lagi di tiga wilayah pedesaan yaitu Desa
6
ekor,
meninggalkan ternak domba karena sudah merupakan kesenangan sejak
Desa Sumberejo sebanyak B ekor dan Desa Batur sebanyak 16 ekor. Dari sinilah peternakan domba rakyat berkembang. Persilangandomba lokal dengan domba unggul (Dorbas, Suffas dan Texcel) dapat memperbaiki mutu domba lokal yang sudah
dulu!"
ada.
dukung. Terus terang tidak
"Domba modalnya
bisa
kecil.
Kentang modalnya besar. Kadang-kadang dia tidak punya tanah sendiri, kadang sebagai pekerja. Lha kalau domba, dia nggiring dombanya sendiri. Kan lebih gagah. Domba bisa diuangkan sewaktu-waktu. Lha kalau kentang, belum ada kentangnya apa yang mau
di
Dengan dukungan agroklimat yang dan pakan yang cukup berIimpah (sisa-sisa pertanian kentang, memadai
kubis dan wortel) mutu domba di daerah sana melonjak tinggi. Tak heran jika domba yang sebelumnya tidak mencapai bobot 50 Kg melompat sampai 75-
ba berupa Pembinaan Sentra Bibit Pedesaan (Village Breeding Centre). Pembinaan ini terutama diarahkan pada tiga wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Kalibening, Batur dan
Wanayasa. Ketiga wilayah lersebut diproyeksikan sebagai pusat penyedia-
an bibit domba untuk
Kabupaten
Banjarnegara.
Domba unggul bantuan presiden tahun 1982/1983 terus saja beranak pinak. Dalam perkembangannya. peternakan domba rakyat di Keca,natan Batur lebih semarak dibandingkan dengan di kecamatan lainnya. Menurut Misheb, peternak di Batur merasa kurang puas karena hanya mendapatkan pejantan saja. dan mereka masih menuntut betina. unggul yang murni dari peternakan Tapos. Lantas mereka membeli domba-domba unggul murni
eks Tapos yang ada di kalibening "Di Kalibening sekarang srrdah habis dan di
Batur yang pa!ing mendekati
murni."
tegas Misheb.
Kebijakan tidak bisa dipaksakan memang. Faktor pertimbangan-pertimbangan ekonomi ikut bermain di sana. Dan fenomena ini ternyata muncul luga di Kecamatan Ka[bening. Seakan-akan terjadi migr-asi domba unggul dari Kalibening ke Kecamatan Batur. Hal inl seperti di ungkapkan Bupati KDH TK Il Banjarnegara Drs. H. Nurachmad, "Peternak - peternak di Desa Batur, Sumberejo, itu cukup
mampu dibandingkan Kalibening dan Gunung Langit. Orang Gunung Langit belum pernah naik haji, orang Batur sudah dua tiga kali naik haji."
Menurut Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Banjarnegara, drh Sayidi
Ardjono, peternak Batur yang tiSak
100 Kg per ekornya.
itu
"Kelompok Tani Giri Mulyo (Desa
puas yang hanya mendapatkan pejan-
penolong rakyat miskin." Prof. Soedito
Sumberejo Kecamatan Batur-red)
tan, dengan caranya sendiri membeli
AS. menjelaskan mengapa petani sepe(i tidak mau lepas dari dom-
tahun 1993 memiliki domba yang tidak
banya.
domba di Taposl" Misheb menuturkan keterangannya. Bahkan Kamto, Petu-
domba-domba unggul bantuan presiden eks Tapos. Dan domba Banpres yang dijual haruslah yang sudah lunas dan murni menjadi milik peternak. "Mereka tidak puas dan ambil betina dari sdna (Kalibening-red). Barang kali dengan iming - iming uang orang Kalibening itu ada yang kepincut. Tapi toh,
diuangkan. Jelas khan! Domba
Masyarakat Banjarnegara sudah secara turun-temurun mengenal ternak domba. "Dari orang tua sudah memeli-
kalah
jika dibandingkan
dengan
gas Penyuluh Perkebunan Kecamatan
hara domba. Tujuannya hanya diam-
Batur, lebih menekankan "keunggulan domba di wilayahnya, masih di atas
bil kotorannya untuk keperluan pupuk
tapos."
kandang yang menunjang usaha per-
tanian. Tahun 1971 untuk pemupukan tembakau. Kentang mulai masuk
Pada tahun 1985, pemerintah lewat I sektoral, memberikan stimulan pengembangan ternak dom-
dana APBD
tidak semuanya. Masih ada domba yang sama seperti di Batur dan Wanayasa." tuturnya menjelaskan.
HUSBANDRY No. 13 TH XIV1998
Laporan Utama lr. Budi Haryanto, MP. lebih memandang persoalan ini dari sudut faktor
kejenuhan peternak terhadap salah satu komoditi. Keadaan ini bisa timbul salah satunya karena tidak adanya jaminan pasar. Sehingga mereka ingin beralih kepada jenis ternak yang lain.
Menurut Misheb, pejantan unggul yang dari Tapos pada umur tiga tahun sudah tidak bisa kawin. Peternak domba lantas kelimpungan untuk mencari ganti pejantan-pejantan unggul. Peternak mular mengusulkan kepada Dinas Peternakan untuk mendapatkan drop-dropan domba jenis unggul kembali. Pada tahun 1990-1992 turun bantuan dari APBD I Jawa Tengah berupa 15 paket ternak domba (15 ekor pejantan dan 15 ekor betina) dari Pengarasan Tegal. Tahun '1 992 turun lagi bantuan sebanyak 10 ekor pejantan. "Ternyata domba bantuan ini tidak berhasil. Kualitasnya tidak sesuai de-
ngan harapan peternak. Dombanya lebih kurus dan lebih kecil, baru datang sudah banyak yang mati." papar Misheb menjelaskan persoalannya. Didin juga menuturkan hal serupa, "Ternyata dombanya sudah tidak bagus lagi. Sudah gembel dombanya. Mungkin tinggal
namanya saja yaitu suffok. karena itu tidak mau menerima bantuan tersebut." Masih menurut Didin, nasib ternak
domba bantuan dari Pengarasan tersebut, sebagian besar sudah di potong. Sedangkan misheb memperkirakan pada tahun 1995 masih ada dombanya. dan tahun 1 996 ternak domba tersebut sudah habis. Saat permasalahan ini dikonfirmasikan kepada Kadisnak Banjarnegara, ia mencoba meluruskan duduk persoalannya. Disnak menerimanya
: r:4 I i"t
Peternakan Domba Rakvat SiaD menantang krisis
itu. Di Kecamatan Mandiraja misalnya. Jadi bukan ludes!"
mengungkapkan hal seperti ini,
Bahkan, ada juga peternak yang
Bapennas. lahan tidak rusak. Rakus kentang
dari Untuk antisipasi supaya
mengatakan domba bantuan Pengarasan tersebut, seperti domba yang tidak terurus. Namun yang perlu dike-
Salah satu pengendaliannya dengan rumput. Mesti perlu domba, khan?"
tahui, belum tentu domba dengan penampilan fisik yang lebih jelek mutu
Dalam laporan pelaksanaan kegiatan pembangunan subsektor peternakan
genetiknya juga rendah. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Prof. Soedito, AS, "Kalau tidak terurus itu bukan berartijelek. Kan belum di ujil"
oleh Dinas Peternakan Banjarnegara tahun anggaran 1997/1998 tercantum dana sebesar Rp 189.939.00,- untuk
"Kalau gambaran saya, domba Pengarasan itu memang prestasinya semakin menurun. Kalau tidak salah lahan hijauan pakan
di Pengarasan
ternyata diminta kernbali oleh
itu
PTP.
sudah dalam bentuk barang. sistem
Sehingga mereka sudah . kekurangan lahan hijauan. Dan saya dengar nantinya akan dipindahkan. Nasib pembibitannya kayaknya terancam ! Otomatis prestasi ternaknya juga semakin menurun." ujar lr. Budi Haryanto, MP menjelaskan keadaan pembibitan ter-
paket namanya. Karena daerah
nak domba pengarasan Tegal.
Banjarnegara wilayah atas memang dikonsentraikan untuk pengembangan
Setain minat peternak dan pembinaan pemerintah, pengembanganter-
domba, maka domba bantuan dari pro-
nak domba, di Banjarnegara wilayah atas. juga diuntungkan oleh adanya
pinsi disalurkan kesana. Di lain pihak domba Banpres dari eks Tapos sudah berkembang bagus, sehingga masyarakat tidak menyenangi domba bantuan dari Pengarasan. "Bukan ludes, ya.
"Di
Dieng Kulon programnya
beberapa kebijakan Kebijakan
pemerintah.
tentang konservasi
itu.
proyek pengembangan peternakan rakyat terpadu kegiatan usaha tani dalam rangka rehabilitasi lahan kritis di dataran tinggi Dieng. Dana sebesar itu
diperoleh dari APBN.
Dari dana ini,
sebagian ada yang dialokasikan dalam
bentuk pengadaan bibit domba
se-
banyak 675 ekor. Kadisnak menjelaskan, memang ada proyek konservasi lahan kritis Dieng dari pusat. Bentuknya berupa perbaikan produktifitas tanah dan pengadaan lahan rumput. "Kompensasinya adalah pengadaan domba !" tegasnya. Peluang ini, tentunya harus mampu ditangkap oleh peternak rakyat. Apalagi semakin lama lahan tersebut mestinya semakin banyak yang rusak. "Sekarang untuk menanam satu butir kentang itu perlu pupuk yang tinggi. Karena tanah sudah terlanjur kurus
Kemudian domba kami tarik semua. Kami berikan pada daerah lain yang
lahan Tanah-tanah pertanian Dieng dari tahun ke tahun mayoritas ditanami kentang. Sebagai akibatnya produktifitastanah menjadi
yang rusak, dan salah satu
memang mau menerima domba seperti
menurun. Bupati Banjarnegara juga
nganannya dengan pengadaan lahan-
HUSIIANDRY No. 13 TH XII/1998
kritis Dieng misalnya.
kering!' ujar Bupati Banjarnegara menerangkan. Bila semakin banyak lahan pena-
lahan rumput, logikanya, tentu semakin banyak pengadaan domba yang mesti diiakukan. dan ini adalah keuntungan buat peternak domba.
Kelompok Ternak
Untuk usaha pertanian dan peternakan, adanya sebuah kelompok adalah mutlak diperlukan. Di sini petani maupun peternak bebas untuk saling berkomunikasi. Dan pembinaan serta bimbingan teknis dari dinas atau instan-
si terkait akan lebih mudah untuk mengucur dan sampai pada peternak.
Hal ini dipertegas
oleh pernyataan Prof.Soedito, AS, "Kalau kita mau mengembangkan pembibitan
di
pede-
saan, kita harus membangun dulu kelompok. Tanpa kelompok, ya nggak
taninya berdasarkan luas wilayah dan jumlah penduduknya. Untuk satu kelompok tani anggotanya berkisar antara 15 - 30 orang. Sayangnya, untuk kepentingan bidang peternakan, sebagian besar masih bergabung dengan kelompok tani. Jarang dijumpai ada kelompok yang khusus untuk bidang peternakan. Makanya dapat dimengerti jika perhatian kelompok, lebih banyak ditujukan pada pengembangan usahapertanian. Di wilayah sana, baru ada satu
gumkan. Kelompok ini, bertengger sebagai juara I lomba kelompok tani ternakdombaTingkat I Propinsi Jawa Te-
kelompok tani ternak yaitu kelompok tani ternak domba Mantap. Kelompok ini, berlokasi di Desa Batur Kecamatan Batur. Pada tahun 1994 kelom-
sekali, mengirimkan anggota untuk kursus/pelatihan-pelatihan teknis peternakan, mengadakan studi banding dan mengikuti lomba asah trampil, klompencapir serta lomba bidang peter-
Di kecamatan Batur, sudah ada kelompoktani sebanyak 48 buah. Me. nurut Ngatimin, yang sudah menjabat
ini mendapat pengukuhan teknis sebagai kelompok kelas pemula. Tahun '1 995 mendapat pengukuhan menjadi kelompok kelas lanjut. Dan di tahun 1996 mendapat pengukuhan sebagai kelompok kelas madya. Kelompok yang anggotanya memiliki
sebagai PPL Pertanian Batur sejak tahun 1979, pembentukan kelompok
ternak domba berkisar antara 10 - 50 ekor ini, prestasinya cukup menga-
bisa. Bagaimana bisa, sekarang ada ternaknya, bulan depan sudah dijual!"
10
pok
ngah tahun
1996/1 997.
"Berkat bim-
bingan (disnak-red) dan semangai dari peternak, bisa juara I tingkat propinsi. Sayang tidak bisa dimasukkan ke pusat karena di pusat pas tidak ada lomba
dombal" ujar Bupati Banjarnegara menyayangkan.
Berbagai kegiatan, dilakukan dalam kelompok tani ternak ini. di antaranya adalah pertemuan rutin setiap 36 hari
nakan.
Memang potensi peternakan domba
rakyat yang tersimpan begitu besarnya. Peternak dan ternak ada. Mikroklimat juga mendukung. Sekarang kita tinggal menunggu tandukan domba-domba yang akan menyibak kabut yang turun di Banjarnegara. (Btuli)
HUSBANDRY No. 13 TH XIV1998
EUffiBER BIBIT dq/?d
W&Wd&Rro E 6ARA
/'lasar hewan Desa Batur yang terL f''l"t"r. oi pusat pemerintahan <J Kecamatan Batur, di tahun 1998 itu tampak ramai. Truk-truk berukuran kecil berjajar mengelilingi tempat ter-
sebut. Dan didalamnya domba-domba yang berjajar begitu mendominasi isi pasar hewan Batur. Dan hari-hari selanjutnya, domba-domba tetap menyerbu pasar hewan tersebut. Fenomena ini menandakan bahwa di
daerah Batur dan sekitarnya, ternak domba merupakan primadona. Dinas Peternakan Banjarnegara pun tang-
gap. Tahun 1985, lewat dana APBD
I
sektoral, di daerah Kecamatan Batur, Wanayasa dan Kalibening mulai dia-
dakan pembinaan Sentra Bibit Pedesaan (Village Breeding Centre).
Proyek pembibitan pedesaan ini, muncul karena pesatnya perkembangan peternakan domba rakyat di sana. Awalnya, turun domba Banpres 1982/1983 sebanyak 530 ekor yang berasal dari peternakan Tapos. Domba-domba unggul ini disebarkan di tiga kecamatan (Batur, Wanayasa dan
Kalibening). Dalam perkembangannya, ternyata menarik Dinas Peternakan untuk menelorkan Proyek Pembinaan Sentra Bibit Pedesaan di sana.
"Ya. Karena melihat perkembangan hasil persilangan kok bagus. Di situ
perlu dilestarikan. Ada proyek dari APBD I yang namanya Village Breeding Centre. Dan di sana sudah dibentuk suatu pembibitan pedesaan. Pusat Pembibitan Pedesaan untuk domba di Kecamatan Wanayasa, Kalibening dan Batur. Setiap tahun
Mutlgkinkah masih dapat perhalian
?
Dengan begitu, setiap tahun selalu tersedia dana untuk pengembangan proyek tersebut. Bisa diambil contoh tahun 1996 dan 1997. Menurut laporan pelaksanaan kegiatan pembangunan sub sektor peternakan tahun anggaran 1996/'l 997 oleh Dinas Peternakan, dana dari APBD I untuk pembangunan sub sektor peternakan sebesar Bp 28.792.250,-. Laporan tahun anggaran 1997/1998 dana dari APBD I
menunjukkan angka sebesar Rp. 17.128.300,-. Dari dana-dana tersebutlah, sebagian ada yang diproyeksikan untuk pembinaan proyek sentra
ada dananya !" Kadisnak Banjarnegara
bibit pedesaan. Kegiatan pembinaan dari Dinas Pelernakan dapat berupa sarasehan
menuturkan.
petani domba, penimbangan ternak,
HUSBANDRY No. 13 TH XII/1998
pencukuran bulu, monitoring evaluasi
dan laporan juga bantuan alat-alat seperti timbangan, tongkat ukur dan pita ukur. Disamping itu juga dilakukan seleksi ternak domba-domba hasil ketu-
runan yang bermutu baik, dipilih dan dikembangkan. Untuk domba - domba yang dari hasil pencatatan dan penimbangan kurang memenuhi sarat (tidak
layak bibit) boleh dikeluarkan untuk
di-
jual.
Kegiatan pembibitan terus berkem-' bar.'g. Sebagai contoh di Desa Batur, yang menjadi sentra pengembangan domba-domba unggul jenis dorbas, suffas, texcel dan crossing (hasil persilangan yang mutunya baik), hampir sudah tidak ada domba lokalnya lagi. Menurut data Dinas Peternakan, per-
11
Batur, Wanayasa, Karangkobar. Tidak
qungkin dibeli dari daerah bawah
lll:l:iiiiiiiii r
l
#w,aliii.Fffin
i:j ii i:::: l
Akh.itIBililHin
,No..
iiiiiilaIfiH $i Ai
3i
.Pot<ok
muini
Pokok:lokas,
::Kdiuirnan " -
t4 I
Muini Silans
iiixiiiiil::E
$$$
,,
,
B:eti$$::
.., + ii.
i; iiiii;!
H.$titnail.
i..itll.S.
e{g
:iilt:60iii::i
,.i.r.tta,o i7.77
:
,- Lokal
164
Z.ZOI
,.80 i
380
,,,.,24t5
$r.'ge$
:iil':i:ors...i;
Respon Peternak
sudah mencapai 1.332 ekor.
proyek village breeding centre berbeda-
umur tiga bulan berat domba mencapai 17 Kg. Domba umur 6 bulan berbobot rata-rata 25 Kg. Dan saat berumur 12
bulan bobot badan berkisar antara 75-
100 Kg. Coba, bandingkan dengan pertumbuhan domba lokal yang tidak sampai mencapai bobot badan 50 Kg. Daerah sumber bibit tersebut (Batur, Wanayasa dan Kalibening) diproyek-
sikan mampu menjadi tulang punggung pembibitan domba untuk Kabupaten Banjarnegara. Hal inl seperti
Kendala Menurut Ir. Budi Haryanto. MS. peternak domba rakyat dalam hal pembibitan
masih tergolong lemah. "Kendalanya, sekarang justru petani dalam hal pembibitan masih lemah. Sernua orang
kembangan domba hasil village breeding centre pada akhir Maret 1998
Sampai dengan bulan Maret 1998 hasil-hasil yang kemudian mengemuka adalah berat lahir rata - rata sudah mencapai 3 Kg. Setelah disapih pada
BPKP, jadi tidak mau main-main!" ucap Bupati Banjarnegara, menambahkan.
245
]i:i:.:..iii
:1,,t:,24f,
jumlah penduduknya (yang diberi domba - red) ? Padahal yang dikasih dua puluh orang. Kan, dapat setengah-setengah. Saya kira relevansinya begitu. Tapi semuanya dijalankan sesuai de-
ngan petunjuk. Karena kita diperiksa
1i'...
,
'
Uata,fi
sini."
"Kalau misalnya beli domba di Batur. Dapat domba sepuluh ekor. Tapi .kalau dihubungkan dengan jumlah uangnya,
Respon peternak tentang adanya
beda memang. Padahal peternaklah yang sebenarnya menjadi obyek untuk digarap. Walau sebuah proyek mempunyai format sebagus apapun, peternak tetap berperan sebagai ujung tombak keberhasilannya. Didin, salah seorang peternak Desa Batur. saat ditanya mengenai respon masyarakat mengungkapkan, " Respon masyarakat biasa - biasa saja. Semangatnya juga biasa-biasa sajaJ' "Kalau memang akan dijadikan sentra pembibitan, sangat membantu
sekali. Terutama untuk memasarkan hasil ternaknya. Kita bisa lebih memperbesar jumlah ternaknya." ujar salah
maunya apa? Penggemukan, kan? Di Banjarnegara itu begitu. Kalau diamati jarang yang punya bibit baik. Mereka
di pasar, digemukan lalu dijuall" ungkapnya. Untuk mengatasi permasalahan ini la menegaskan, " Kita harus adakan pendekatan secara intensif. Kita sadarkan maunya beli bakalan
peranan mereka(peternak-red).
Me-
reka adalah ujung tombak.
Kaitanya dengan kepentingan yang lebih tinggi. Penyediaan stok domba. Kalau itu tidak kita tanamkan, Saya kira..., memang
kita tidak
munafiq, semua orang itu butuh uang dengan cepat. Kalau pembibitan kan, agak lama;' Prof. Soedito menyatakan bahwa pe-
ngetahuan peternak rakyat tentang pembibitan masih lemah. Tetapi k6mudian dia menegaskan, "ltu tidak masalah. Kita kan bisa menolong mereka.
diungkapkan oleh Kadisnak Banjarnegara, "Pembibitan ini untuk kebutuhan kabupalen, enggak mikir Jawa
seorang peternak di Batur. Pernyataan ini rnenandakan bahwa harapan besar
disandarkan pada proyek pembibitan
Tengah. Kalau dari propinsi hendak dijadikan sentra di sini, ya silahkan!" Menurut Prof. Soedito, Village Breeding Centre merupakan pembibitan ditingkat desa. Tetapi, jangan cuma menyediakan bibit saja. "Bukan cuma menyediakan bibit. Ya mengembangkan supaya domba yang ada di sana
Kita bisa ngasih contoh
pedesaan ini. Namun seorang peternak dari Desa
Rakyat kita kan, rakyat paling rajin di dunia. Apa susahnya!"
menjadi bibit." ujarnya.
Mengenai village breeding
ada yang
merasa tidak
puas. Karena kalau pemerintah mempunyai proyek pengembangan domba,
bibit tidak diambil dari sumber bibit melainkan dari pasar hewan lain. Menanggapi permasalahan ini Kadis-
nak Banjarnegara menyatakan, "Dalam centre
yang ideal, Prof. Soedito menyatakan, Yang ideal adalah yang mampu menyediakan bibit yang berkelanjutan. Dan bibit itu memang terujil"
12
Sumberejo
waktu singkat, pengadaan
dombanya
tidak mungkin dibeli dari daerah Batur sehingga lari ke pasar lain. Tapi pasar
lainpun sedapat mungkin dari penyebaran keturunan tadi. Belinya ya di
mereka.
Yang justru menjadi permasalahan sekarang adalah belum adanya kalangan akademisi yang turun ke sana. Termasuk dari kalangan Universitas Jenderal Soedirman yang nota bene mempunyai jarak yang tidak berjauhan. Yang pasti, di Banjarnegara sudah
ada daerah sumber bibit. Mengenai perkembangannya? Biarkan waktu yang akan menuntunnya (Budi)
HUSBANDRY No. 13 TH XIV1998
*
BANJARNEGARA dar" INDONESIA -
:*
idin,
salah seorang peternak
Desa Batur, Kecamaian Batur,
merasa yakin bahwa harinya
dari , dorhbadombanya. Padahal banyak usaha sudah ia geluti. Mulai dari usaha pertanian kubis. kentang. juga sayur-
tidak pernah lepas
sayuran lainnya. Belakangan, ia juga banyak menekuni usaha penjualan pupuk dan obat-obatan pertanian. Namun domba-dombanya . tetap saja bertengger di kandang sebelah rumahnya.
Dalam benak kita pasti akan terpancing beberapa pertanyaan. Menguntungkankah usaha terndk domba ?
pulasi tiulal mencapai puluhan, ratusan atau bahkan ribuan, bisa dibayangkan pet6rnak miskin tidak akan disebut-
domba daripada yang lainnya. Jadi
sebut lagi:
Domba di Banjarnegara Dukungan dari peternak, ternak, agroklimat dan pembinanan pemerin-
Gonjang-ganjing krisis moneter dan kepercayaan
yang menerpa lndonesia
peterjuga yang nakan. Begitu diungkapkan oleh prof. Dr. Soedito AS. saat dita-
tah membuat perkembangan peter-' nakan rakyat di Banjarnegara melaju
nyakan masalah kehancuran ternak
lr Budi Haryanto, MP. saat ditanya mengenai dukungan Agroklimat di
ternyata merembet kesektor
hadap
punyai kandungan impor, ya tidak
ba-domba eks-impor yang memang
masalah."
mikroklimatnya mendukung. " Menurut Prof. Soedito AS, domba dan kambing bisa dikembangkan mulai dari daerah pantai sampai di daerah yang berketinggian mencapai 1.700 meter. Populasi ternak domba yang ada di Kabupaten Banjarnegara tahun 1 996 sebesar 133.941 ekor. Meningkat menjadi 137.874 ekor di tahun 1997. Jika populasi ternak domba secara nasional
dombanya. Dari hasil analisa usahatani
tirkan dalam setahun, barang kall bisa habis. Sehingga, komoditi strategis
membuat orang sampai 'menelan ludah'.
Analisa yang dilakukan dalam skala pemeliharaan satu ekor pejantan dan
Menurut
ganggu. Sementara orang atau pengusaha lari ke sapi lokal. Dikhawa-
pemasukan yang diperoleh sebesar Bp 5.550.000,-. Dengan membandingkan antara pe-
ngeluaran dan pemasukan didapat-
kan keuntungan Rp 1.988.440,-. Dapat dikatakan prosentase keuntungan yang diperoleh sebesar 55,8 persen dari modal yang ditanamkan. Atau prosentase menjadi 2,33 persen jika dihitung per bulannya. ltu berlaku jika populasi di awal usaha hanya satu ekor jantan dan empat betina. Jika po-
HUSBANDRY No. 13 TH XII/1998
untuk tahun 1997 sebesar 8.237.000
ekor, berarti Banjarnegara memiliki 1,674 persen dari seluruh populasi
sebenarnya domba dan kambing cukup potensial. kemarin kan, saya baru dari Semarang, di Maju Jaya Utama yang manajernya dari alumni kita. Sekarang la, mengirim ke Jakarta lebih banyak
Tabel
.,:
::F,opU
[aS
perkembangan domba me-
ngungkapkan, "Cocokl Terutama dom-
lr. Budi Haryanto, MP.
empat ekor betina selama periode pemeliharaan dua tahunan. Biaya yang dikeluarkan selama masa pemeliharaan sebesar Rp 3.561.560,-. Dan
daerah Banjarnegara wilayah atas ter-
kan yang dipelihara rakyat. Selama tidak menggunakan pakan yang mem-
bahwa prospek domba sekarang cukup tinggi. lni disebabkan karena berhentinya impor sapi potong. "Kita tahu sekarang, impor sapi potong stop ya...l Distribusi daging nasional akhirnya ter-
tungan yang dikantongi peternak cukup
dengan enaknya.
potong di lndonesia, "Yang importasi (ternak potong yang hancur- red). Bu-
Prospekkah untuk terus digeluti ? Berbagai argumen syah-syah saja bermunculan. Namun, waktu juga yang berhak membeberkan berbagai kisah yang nantinya akan berlangsung. Bisa dimengerti mengapa petanipetani di daerah Banjarnegara sebagian besar mempertahankan dombaternak domba yang didapatkan, keun-
prospek Jakarta sekarang baik sekali."
domba yang ada di lndonesia.
Populasi ternak domba di Banjarnegara menduduki peringkat
*-jinhk
]
ir.
Bahihlnegara
Populasi,( ekor No. ,',,1,,
,Sapi potonE
,,,,.i.,,
uapr peran
:rI3,
.',4r ,.,.5'
6. ..l&;,
Kâ&#x201A;Źnaikan,.,
Th.1996
Th. 1997
,, ,,'(dr(i: ,,,.,,,
,",,.,29-,886
,:,,..,30,61'8
;; ,.';,
,K$dA.,,,
..,,,,,,,
K-mbinu:., Domb'a,
.l:,r:,, :
,1:1,,;;..,,
Bab,i .i:, ' i ' i,.. bUias, ,A1tarn,,
|tik
i,,,
,
t.;
,",t,;:;u24,
,11.?
Ke-rbau,,,,,,,
.,9, ,ayam Has,
to,
)
Jenis Ternak
,::
z+a
l':55,:365 33,94:1,
,,,...:l
',,,.;,:l......
.
.,,,':l
5
,;;.,l.. ..,:.,.g,lB47
,,,.,
l,l.,.':.240
1',,.,il59,21,3 ,.,,;f
![;91.4
''.,,..2:45, '37rsCI ,l,r;
2.,tt: ;:,
'lif2ii.::::,::
,i'210* ,t.,arb+
.,.,,,525
.59,.6,1.,
1,080;484'
1,,o95.840
l'..1.142
:
:.
,1,i3"165
=40;58
ri.
,1,1,0'253
.,,l,'13i98
,l..::.,,
,1'1',300
1goi46o
,106.031
,,,,.,1.l
,Sgmber : Dinas Petelnakan Kab. Baijarnegara Th. 1998 13
sU
Ternak domba di Banjarnegara seba-
$$ffi$.$-t,ii
gian besar diambil dagingnya untuk dimanfaatkan. "Untuk bulu saya kira punya prospek yang kecil. Pengrajin bulu di lndonesia masih bisa dihitung. Kalau untuk keperluan adat, saya kira disana tidak ada adat seperti yang
fi1P;$i$iix.u"ual$1.11,
i:l:;i:iir;i
Iiitl..:iir
iu:
iiir i !
ir
liii
ri!i:
l't: I rr::
tl
:i:
:
:ii,
:
n
: i
:i ::: i:
: : :
i
:
l:i:ir:
UU#lAhriPiofruksi..i it[lb.
li
,i.I#nis, Teinak.:.l
,K*n'lr[*I.
,flriii:+996
iii.Th,j.l,ll.gS7i
..
:.:,ii,,lroliil,irirl,.
l::,ll
i..il
4.+3,
3t0,a11,,363r*,r,,,
.,]:alg27:i054122 l87.1..;.s47,37
.,,..,.i,I
.,8{8',Pe.5..
,.,i!,,r8,1.,,,
48.,,O0
7.l1,,152,,
,,ir,.,,,,.,:,i,ii i
.i.',....,.,,,'i....,.,t27ti985
0.:,
ada di Garut. Yang masih potensi hanya dagingnya." tutur lr. Budi Haryanto, MP. menerangkan.
Produksi ternak berupa daging di Kabupaten Banjarnegara untuk tahun ::: :::,:::::
ri:
ii
::
i
tliaii I t!
!::iiit,::iii
ii
j:
Jumtah Kolsumsi;
ii:i:r
1$i1,1ni$atsu*S1
'.'li L ai ,4:,:
pasins
'
: }USU
:: , :
:lelur
996
Tfir..'1 ,,,,l,:i,,;, ,, ':,
,,
'
'
:
,
I:, '
'''
. ]
f-"idlein ,trtewa!,l
Tlii::1t,997,:,
::,lt...
,{.o/a}
u,54:,:
Kg{K$pff|1
)
K$/K6pfllr
0,03
,Kg/KapIrh
2,i]653
D7.
,, ,.:.
,1.,,9,1iP+
'.3,86.,,, ;rl,itLlt,;,
persen.
:1;91
Masyarakat Banjarnegara tahun 1996 mengkonsumsi daging sebesar
oo,.oo
..otos..... ',,2:;7;97:
,,
kg. Tahun
1997 naik menjadi 3.041.303,2.1 kg. Dari tahun 1 996 sampai 1 997 produksi daging mengalami laju kenaikan 3,90
'
KCIIKap, h
,
1996 sebesar 2.927.054,22
Kf:ryikah
.'..5.,43'
3,54 kg/kapitaitahun. Konsumsi daging
jirieitiii,tfehiah,.titgia Sumfibr.i;,lniniel;pe:iCraakaikid,a;ti l ketiga setelah ayam ras yang berjumlah
naik menjadi 3,86 kg/kapita/tahun di tahun berikutnya. Artinya, konsumsi daging naik sebesar 9,04 persen. Jika
domba.
sebesar 1.095.840 ekor dan kambing yang berjumlah 159.213 ekor. Untuk ternak ruminansia, populasi domba di Banjarnegara bertengger diperingkat kedua setelah ternak kambing. Untuk ternak ruminansia domba masih merupakan ternak yang favorit dipelihara
dikeluarkan oleh Dinas Peternakan Banjarnegara pada triwulan pertama
diban-dingkan dengan produksi daging yang haik 3,98 persen, produksi daging domba masih mungkin untuk
tahun 1 998, ternyata populasi ternak
dikembangkan.
domba ditiga kecamatan (Batur, Wanayasa dan Kalibening) yang dijadikan
negara masih memasarkan hasil ter-
Dari daftar populasi ternak kecil yang
Sebagian besar peternak Banjar-
naknya di Kabupaten Banjarnegara dan daerah sekitarnya. Sebenarnya
sentra pengembangan domba ada
masyarakat Banjarnegara.
58.092 ekor. Berarti 42,059 persen dari seluruh populasi domba Banjarnegara, ada di sana. Dan selebihnya (57,941 persen) tersebar di 15 kecamatan lainnya. Kecamatan Wanayasa memiliki
Walaupun populasi ternak domba menempati posisi ketiga, namun laju peningkatan populasinya yang sebesar 2,94 persen adalah nomor dua sete-
masih terbuka iebar pemasaran di daerah lain. Sebab di daerah lain seper-
ti
populasi yang terbesar yaitu 26.143 ekor domba atau 18,928 persen dari
lah laju peningkatan populasi itik ( sebe-
sar
3,98 persen). Jadi tidak tertutup kemungkinan lama kelamaan populasi ternak kambing (nomor satu untuk ternak ruminansia) akan disusul oleh
Jawa Barat daging domba
lebih
banyak disukai. Hal ini seperti diungkapkan lr. Budi Haryanto, MP., "Yang namanya minat konsumen masing masing daerah berbeda. Jawa Tengah
seluruh populasi domba Banjarnegara. Kecamatan Batur memiliki 15,04 persennya dan Kalibening 8,1 persen.
secara umum yang disukai
adalah
kambing. Tapi, Jawa Barat, Jakarta,
.....t .tt:tttt-
iiB.i,Ht
EUIralo.
tI#:iii
. i
SnedP':il
iii:,tTmAr$''
iilsWil1s:iii
:h*utdivni,.
::ifiiii i:!:::i::
rii;;riiirVdef
I,*r-*.,i EIul$,i
rljii
.fl!ffilti ]lxf.tii
qHIi.
li:::: r llll iri:,iiii
'l:":-,
ifixn'*ffi
:::,tii%:$ri:i
..{l
}
:
iiiiiil
,,,rii]!rt$l,
itiiii:l::,1! rXl$P,Ll,i
.ill.*,ie;
tt tlaoa
ii:;iiiiii:iitqs4.ii;iiii
Ii$os.
iia*iri
:r :
liiiiii::iiil,$q$j'liliii riiiiiriiili9,ss;l]15;i
iiii:34siii
lili.:
:iiiiffi$ii
i i. liiili,i:.iiiiii iii:i
:1:
'A
.iiiii{i$ii
:
! i: , :
ir},1.;31,0,'
{A i4o
iiiiiSi0r9;
r r!g3u: ii:iii+6s iriiliiqsoii iEi29 .
.t,
Rc):
:8,211:
:::i;:;i\
t:, ..:
r(i.oj.ii
,iii{,lil},
: \{2,
iiGi:i!:oEri::
iilliffil:
f,i?
fii
iiiiii:dicqix:
l,.!fi;o"st !ii:i$ioa'.; irla$.+iii| ,,1.e10$?r iiXsi$slii riti.!,i5oz- .(4i9,4l:l. ii$i$toiii' ,,, , ,l :f,4,: i!r*ifl?o" ,...}.lltgt.i iimiirt.liii; .,'fi.1.$f'
ir4;.9Hi.
is,;tt.sE,.
i
,*ffi$,;
liiirsi$Hiii, , A od.:i
;J.JI;,,-:I
::::
..ii.!i.!iii
'lrFlFr;ij
14
ii i i i i i:
' :t$.sll iiilQtsrL. ,ir:,311,,, liri..i;l"a?;,. i.liil;fio$.' :i:ii$;,e$,
, iiii 9fi:ii
.:,::l::ido".....
r
r,u;oo/
iriii$io$,;ii
,i'f
(,,l
i{5}i.
,,.18,;S+,9
{$.}.
;,
,4+fi.
tl.eI
:,,:
{il.*},
i'i:ir:ili.iiiii:;:lii
,iii:iili$,e1..
;i;1,11*E#
::i:::0i'g$il
:iiStl,ii:a ii.:,.sizs,.i irL,ti$o9i ,ii.cjt.+0.
i(eI
0-so
11,il.p;iqP:i
l':r:i4r2A:il
:7i;'tsP'..i
ng$ii
p.!rs ';q'!1,i
I
..;!:*iSfC: :iiii?i92ii. iifri,.â&#x201A;Ź,,Sif.j. :ii..ii!;,qi riii. ,if:iE0,i i:li$.inqt.
:i8
::::rrltli;;i
iiiiiisi'$*iii
"
t:rol
iiiPr$i. iilt?l$gli
tj
r::.E-8',,,Qii
.itsfisri iiiiii:iilr:fiiii .t;p?P;i 'i i.66tt,'
ifi$!f.i
:, OYE,,
It,k'l
illisli
li;i9rn1' iiiiri i.?si .IE IZ I '046 i,i:,..2i6,lf:
i,r ffi
-
:i;;fiEi!ii
,$;i$S$.i
llil*lir+
iili[:liii |iiiif*qt
HTISBANDRY No. 13 TH XIy1998
domba lebih disukai. Kenapa tidak dilempar ke Jakarta atau Bandung?" jadi pengembangan pasar yang perlul" Domba di lndonesia Populasi domba di lndonesia untuk
ternak ruminansia menduduki urutan yang ketiga. Urutan pertama ditem-
pati oleh ternak kambing sebesar 15.354.000 ekor, kemudian disusul sapi
potong sebesar 12.352.000 ekor dan baru domba sebesar 8.237.000 ekor. Laju peningkatan populasi domba
dari tahun 1991-1997 tidak pernah mengalami penurunan. Rata-rata peningkatan populasi domba selama 7
tahun terakhir, yang sebesar 4,66 persen adalah terbesar nomor 2 sete-
HUSBANDRY No. 13 TH XII/1998
lah laju peningkatan populasi kerbau (7,44 persen). Kambing (4,58 persen) dan sapi potong (2,75 persen) masih berada dibawah domba. Jika domba dipelihara secara profesional, tidak ter-
tutup
kemungkinan populasi sapi po-
tong dapat dilampaui untuk tahuntahun mendatang.
Jumlah
produksi daging domba tahun 1997 sebesar 47.200 ton. Untuk
ternak ruminansia domba menempati posisi ketiga setelah sapi (342.300 ton) dan kambing (65.600 ton). Namun bila dicermati, laju peningkatan produksi daging domba dari tahun 199 1-1997 menempati proporsi paling besar yaitu 7,122 persen Dapat disimpulkan peningkatan produksi daging domba
adalah paling cepat dibandingkan sapi (4,845 persen), kambing(1,568 persen) dan kerbau (1,157 persen). Jadi peluang domba untuk, menyalip produksi daging kambing cukup terbuka lebar.
Sekali lagi. Data konsumsi daging di lndonesia tahun 1997 menempatkan konsumsi daging domba berada pada
posisi ketiga untuk kategori ternak ruminansia. Nomor satu adalah konsumsi daging sapi potong (388.700 ton), disusul daging kambing (66.800 ton) dan baru konsumsi daging domba sebesar 49.800 ton. Namun uniknya,
laju peningkatan konsumsi
daging
domba dari tahun 1991-1997, kembali
menempati urutan terdepan untuk ternak ruminansia. Peningkatan kon-
15
'jji..'l::::::::l
gs,,Sli$i{ltle
ia:fanq$.
t: : i i i i
,:
000
:::: i :: : r:
:
t9!-\
iiii(r:} iiiill.gHi!:;i:ii
iii,ilB9,elii ili'L,g$,6,iii iiiiili$g.$:'ii
i,i1,$95ii! :
{OoA
.:
:iiii['$.F.l.iii
':I+'
.:15' ':ie6fr;Yriii
hrte,!i,i
l
:iii:i,l94
:iit:4;I6 :ll::$'t,5$
ilifirt.g,il.i!:
itlii,6,g),
rrf:953.ig::i
,r:i:llli37:
:ii:gSst0liii
iffiifi:ii
iiitrl
i.6J
ii\ : ;d A
|
' "\'to)
.($l.
I
:68t8;r:::
,:i,i5'86
I*$l,.i
r;rl{$:1rll:,:
.6:irra,lr.
!a,J
iir.,ii14i
;,,r4417rt,:,
.:,,{4iIB)i:
rii;:B;2S
:iiiil7*5,iii
iit:r:i:6j26':
sumsi
..0ffi;
t:loili
f,trr
.,irill%).iiit,:
ilt n:
Llo.P
37..4
liil7l,98.i, (:l9,iag):t
;5:,:1,Hi;ll,
.1,i.0.711
40,0
rir:32r:48::i
'il4.9i9i ,iI,$9,;S:
:6:i5S ,',,!i4irg8t:
:;:ii: :,1jda:::i
:;i,99,,'S.
iiiiiil*l#$.
4g:B
((o
5:5
I
:
:' I 'A ,.i !: i.â&#x201A;Źii
,?1'1
rir'iil,;$;;iiii
:.{:1 1!i1,1
!::t2-:iX:;t:tt
.it\dlitV.6
ltc
E A'
:rE4:i5:
i'
ffi0i0.i
,i,,,,':7,46,::
l.
ii.$)
(t!4}.
(.1!, i.,ti
.(.ii2),
r
'.i.1:
.$6$.
iiirefl.i7,,O,l iii::ri+,lS*,:, r(?Oi03,1,,
:i ir
!::!!!!:::llil!::!,'!":'r:-!:j:!Jri:.lttjt:::.\.r:
HoI$e.
ii,{fli23ir:
42.6
r'::!
r.iiii$*i$uii
..[r'r]
:::rii:r7il8u:
oo:t ^:;
i
Fnfli;3.;
,(9}
.:1.3.78
: AAt;
+o:r
1ffinst.
ton
.5.71.0iii::
(5.26)
:
SneeP':"
rqr0,A,!8
iE$ftal;,CI-".iii
.::UUU
:.1 ::::!
A70
,,;;r,il;;6,ri:ir
tii,: ii:7r:jl
!22,81,2,r,
.761
i,i:ii20,r0.8
t
'
ts4.76} 6.6? 6:35
iii:i:
daging domba, untuk tujuh tahun terakhir rata-rata 7,122 persen disusul konsumsi daging sapi (4,845 persen) dan daging kambing (1,568 persen), dapat menunjukkan bahwa pola konsumsi masyarakat terhadap
sudah begitu, lndonesia masih harus
dengan kondisi sosial dan lingkungan-
memenuhi permintaan daging domba dari Timur Tengah. Bisa dikerucutkan, pemasaran daging domba amatlah
nya untuk mendukung lajunya peternakan domba rakyat. Untuk lndonesia masih belum bisa memenuhi per-
mudah.
mintaan daging domba dalam negeri.
daging domba mulai meningkat.
telah dibicarakan. Domba,
Tahun 1997 produksi daging domba sebesar 47.20Q ton. Konsumsinya sebesar 49.800 ton. Berarti kita kekurangan daging domba sebesar 2.600 ton ditahun 'l 997. Dapat disimpulkan peternakan domba kita belum bisa memenuhi permintaan daging domba
dalamnegerinya sendiri. Bayangkan!
Sebenarnya ada tiga aspek yang
Pembicaraan data sudah semakin membosankan. Dan kesimpulan, sudah terpampang jelas. Bahwa pengembangan domba, baik di Banjar-
Banjar-
negara dan lndonesia. Ternak domba,
dari data-data yang telah dipaparkan
negara maupun di belahan lndonesia bagian manapun masih berprospek
masih merupakan komoditi yang menja-
jikan untuk dikembangkan. Apalagi di
saat krisis seperti ini,
peternakan domba rakyat terbukti mampu menjadi penolong rakyat kecil. Dan Banjarnegara, ternyata memiliki kemampuan
cerah. (Budi)
Tabel : Penyebaran Ternak Domba di Banjarnegara D
KECAMATAN
o
Bawang
Banjarnegara Sigaluh Madukara Banjarmangu Wanadadi
Rakit
26
91
255 499
244
294
693
359 427
628 zJo 1110
276 132
BT
JT
69 298 329
247
189
219
349 1 259 1 697 2378 1 999 499 1 898
661 1 081
644
191
Jr+
267 276
269 369 257
189
I
tA1
ct1
Punggelan Karangkobar Pagontan Pejawaran
2638 1762 2547
1021
Wanayasa Kalibening
4994 2225 2857
4692 4788 1704
oo7tr
Tribulan ini
24726
2297
Batur
A
Dewasa
197
ct/
2834
B
Muda & Anak
Jumlah Pemilik JT
Susukan Klampok Mandiraja Purwonegoro
M
1
157
2090 3798
BT
J54 361
792 459
286 299
293 zz4
471
358
867 2899 1497
aoo 1197 2639 4997 2787
2719
2364
2002
2885 2897
9772 0999 8495 4572
28719
23699
63424
647 1
743 6388 2557 B79B 1
Sumber : Dinas Peternakan Kab. BanjarnegaraTahun lggg 16
HUSBANDRY No. 13 TH XIy1998
DOMBA B&NJARNE6ARA" PEffiBUAT MABOK KEPAYANE ikan
wana? Sudah lazim dan mudah
(domba lokal) lahirlah Dormas. Dan Dormas yang mempunyai penampilan
ditemui. Tetapi bila orang begitu tergila-gila pada domba, kita pasti berpikir sepuluh kali untuk bisa meneri-
fisik yang menarik (meliputi bobot, bulu dan kesempurnaan bentuk fisik lainnya) inilah yang kemudian tampil menjadi
manya.
primadona. Tampilnya domba menjadi primadona di Banjanegara ini memang cukup beralasan. Tradisi memelihara domba
rang tergila-gila pada
ar-
Domba, oleh sebagian besar orang lndonesia lebih dlkenal sebagai komoditi ternak salah satu pemasok kebutuhan daging di negara kita. Tetapi di daerah Banjarnegara dan sekitarnya kita dapat melongok sisi yang unik atau pemanfaatan ternak domba. Di daerah Banjarnegara kawasan
atas (terutama daerah Batur,
Dieng,
Wanayasa, Kalibening dan sekitarnya) akan didapati ternak domba yang bersaing dengan arwana. Bisa dikatakan domba mampu menyedot penggemar
yang
relatif sama seperti halnya ar-
wana. la mampu memberikan nilai
ke-
sudah berlangsung turun-temurun. Dengan begitu, masyarakat di sana sudah terbiasa mengenal domba mulai dari kanak-kanak. "Peternakan domba sudah ada sejak
fisik yang bagus.
Domba Dormas memang rata-rata memiliki penampilan fisik yang bagus. Berbeda dengan domba yang asli pro-
lokal. Didin, wakil ketua Kelompok Tani Ternak 'Mantap' dari Kecaduk
1978, saat kentang mulai
Presiden Rl-red). Dan dia tidak percaya kok ada domba yang bagus
lapisan masyarakat memelihara domba
seperti diTapos." Mengagumkan memang. Dormas
tahun
Domba yang selama ini kita kenal, tidak lebih dari sekedar ternak yang
maupun yang kaya" begitu Misheb, Petugas Dinas Peternakan
terlan.iur identik dengan suasana kotor dan bau tak sedapnya. Cukup mengherankan memang, jika kemudian dom-
Kecamatan Batur. Bahkan Bupati Banjarnegara, Drs. H. Nurachmad, lebih menegaskan rasa sukanya pada domba dan kambing, "Kalau buat saya kebanggaan saja nyenengke kambing (domba-red) itu. Saya
biasa dijuluki dengan sebutan Dormas. Asal-muasal Dormas bisa beragam. Yang pasti ia merupakan hasil persilan-
memiliki domba dengan penampilan
masuk, rata-rata pemeliharaan domba mencapai 10 ekor per orang. Semua
kecil. Dari orang tua sudah memelihara domba. Dalam satu desa ada 40-70 ekor domba. Pada saya masih
baik yang miskin, setengah
kesayangan. Domba kesayangan ini memang termasuk domba - domba jenis unggLll. Di daerah Banjarnegara
memelihara domba. Kemudian berlan-
jut pada perasaan berbangga diri jika
matan Batur menuturkan, "Kelompok Tani Giri Mulya dari Desa Sidareja pernah diundang ke Bina Graha, Jakarta. Dan foto domba dari gini (Batur-red) dibawa. Foto tersebut' sempat dilihat oleh Pak Soeharto (waktu itu masih
puasan bagi penikmat-penikmatnya.
ba tampil sebagai hewan kesayangan. Namun tidak sembarang domba bisa mengambil peran sebagai hewan
dihasilkan sangat mendukung usaha pertanian kentang dan sayur. Dari kebiasaan ini, timbul hobi untuk
kaya, penuturan
dulu waktu kecil sudah ngangon dan punya 36 ekor. Sampai saya khitan ora
mari-mai mergo angon kuwi wae, sebulan itu baru sembuh. Saya ingat betul sekolah pakai sarung ..." Kebiasaan memelihara domba oleh
rata-rata memiliki ukuran tubuh yang jauh lebih besar dibandingkan dombadomba lokal. Bahkan, ada seekor domba dormas yang mampu mencapai bobot tubuh seberat 125 Kg. Tak heran jika kemudian domba yang bagus menjadi incaran banyak kalangan.
Harga yang Tinggi
Berburu domba dormas unggulan terbilang gampang.gampang susah. Gampang bila sudah tahu dan hafal jalur-jalur pemasarannya. Dan susah setengah mati jika buta pada model-
gan antara domba impor dengan domba lokal. Salah satu contohnya
masyarakat Banjarnegara, memang tidak bisa dilepaskan dari mata penc-
tuk.
sebagai berikut : Domba ienis Dorset disilangkan dengan Merino menghasilkan Dormer. Tahapselanjutnya
aharian pokok mereka sebagai petani
melepas domba kesayangannya jika
kentang dan petani sayur-sayuran. Mulanya ternak domba dipelihara,
Dormer disilangkan dengan
untuk diambil kotorannya. Pupuk yang
memang tidak benar-benar butuh. Salah besar jika memburu dormasdormas unggulan di pasar - pasar
Gibas
HUSBANDRY No. 13 TH XII/1998
model pemasaran yang sudah terbenKebanyakan peternak tidak mau
17
f
Iilp.Ufa,n,,,U:tafi{ hewan Banjarnegara. Domba dormas yang berjejer di pasar-pasar hewan rata-rata memlliki penampilan fisik di
bawah domba - domba ungguian. Dapat disimpulkan dormas-dormas yang dijual di pasar adalah dornba
dengan penampilan fisik yang jelek. Kebanyakan peternak lebih memilih mengikat domba dormas unggulannya supaya tidak terlempar ke pasar-pasar
hewan. Domba-domba ini
untuk
dipelihara
memenuhi kebutuhan akan
Pasar Potensial
Bila dicermati lebih lanjut, tersedia dua pasar yang cukup menjanjikan. Pertama, pasar hewan yang nota bene mengatur parade domba ciormas yang kualitasnya dibawah domba unggulan. Pasar ini menurut lr.
Budi
Haryanto
MP, salah seorang staf pengajar Laboratoriurn Ternak Potong Kecii Fakultas Peternakan Unsoed, masih terbuka peluang yang cukup lebar. Karena Ialu lintas ternak domba di
sebuah nilai kepuasan dan digunakan
pasar
sebagai pembibit. Dengan domba
cukup tinggi. Terbukti dengan begitu mendominasinya ternak domba di
unggulan
ini
diharapkan dapai mernunculkan bibit - bibit unggulan pula. Untuk menutupi biaya pemeliharaan domba dormas unggulan diambil peternak dari keuntungan memperjualbelikan domba-domba yang penampilan fisiknya lebih jeiek. Peternak mem-
beli domba di pasar hewan, digemukkan. dilual dan keuntungannya dialokasikan ke pemeliharaan dombadomba unggulan. Didin kembali mengungkapkan, "Untuk menutupi biaya pemeliharaan
domba yang saya bibitkan, saya ambilkan dari keuntungan penggemukan domba dari pasar lrewan. Dan untuk pemasaran domba ungguian, pembeli daiang sendiri ke sini. "Hal senada dijelaskan pula oleh Kepala
Dinas Peternakan Kabupaten Daerah TinEkat ll Banjarnegara, Drh. Sayidi Arjono, "Pemiliknya (domba unggulanred) itu khusus. Mereka menjualnya bukan ke pasar hewan tetapi langsung dari pemilik ke pemilik." Hanya mereka yang punya kesenangan pada domba saja yang mengerti seluk-beluknya.
Jangan terkejut jika tahu harga yang Cipatok untuk domba dormas unggulan ini setinggi langit. Untuk domba anakan yang masih berumur dibawah tiga bulan
rata-rata harga yang dipatok berkisar antara Rp 200.000 sampai Hp 300.000.
Dan untuk domba r-rnggulan dewasa bisa mencapai Rp 600.000 per ekor.
Mengenai harga yang tinggi
ini,
Bupati Banjarnegara lebih lanjut menjelaskan, "Hanya domba itu jenisnya unggul, istimewa dan mahal. Kalau diper.jualbelikan
di
pasar hewan, saya
belum lihat nampak secara populer. Orang kalau menjual itu kepekso."
18
hewan
karryasan Banjarnegara
pasar-pasar hewan. Di pasar yang pertama ini, peluang bisnis menganga lebar. Namun sayang,
sebagian besar ternak domba yang beredar di pasar hewan kebanyakan hasil keturunan domba impor yang penampilan fisiknya masih di bawah domba unggulan. Konsekuensinya, harga masih
lebih tinggi
Cibanding
domba lokal.
Celakanya, tidak semua peternak
ra. Tapi kalau untul< komoditi bisnis saya kira, domba garut perlu untuk dicoba! begitu, lr. Budi Haryanto MP. menanggapi permasalahan ini. Dengan adanya perubahan domba di
pasarpasar dengan modal kecil mendapat angin untuk ikut masuk. Dan bukan tidak mungkin jika pasarpasar hewan di Banjarnegara wilayah atas menjelma menjadi lahan bisnis yang potensial.
Pasar potensial yang kedua adalah penggemar-penggemar berat r ,mba. Drh. Sayidi Arseno menyebi_rtnya dengan julukan 'pemilik khusus'. 'Pemiiik khusus' ini bila sudah jatuh cinta pada
salah seekor domba dormas
maka
berapapun harganya tetap akan disunting. Ia tidak begitu memperhitungkan
berapapun
tinggi mas kawin'yang
harus dibayarkan. Peternak akan menahan ternak-ternak domba unggulannya. Terus dipelihara dan dibibitkan. Dari sinilah ternakternak domba yang berpenampilan fisik
mencukupi. Walaupun orang Banjarnegara kawasan atas terkenal kaya-kaya, contohnya di Kecamatan Batur tidak sa-
menarik akan muncul. Untuk pemasaran dcmbanya cukup mudah. Di Banjarnegara, pembeli akan datang dengan sendirinya mendatangi peternak yang menjadi incarannya. Mereka
tupun desa yang berpredikat
akan akan tetap membeli domba incar-
menyimpan modal
yang
lDT,
tetapi sebagian besar modalnya dicurahkan pada usaha pertaniannya.
Untuk usaha peternakan tetap saja menempati proporsi yang lebih kecil. Dengan modal yang terbatas tidak semua peternak mampu meramaikan hingar - bingar perbisnisan domba di pasar - pasar hewan. Persoalannya menjadi lain, jika domba-domba hasil keturunan persilangan dengan domba impor yang beredar di pasar-pasar hewan diganti dengan keturunan domba-domba Iokal yang unggul. Keturunan domba lokal yang memiliki harga di bawah domba impor, tentu akan memancing lebih banyak peter-
nak-peternak untuk berkecimpung di pasar - pasar hewan. "Kalau menurut saya, domba Garut di sana juga ada peluang banyak. Hanya dulu pemerin-
tah
mengusahakan domba-domba
impor. Barangkali peternak merespon domba-domba impor. Tapi kenyataannya, di pasaran dia susah. Orang akan beli untuk kesenangan. Hanya dipia-
annya bila mereka merasa senang mempertimbangkan berapa harga yang ditawarkan. Hal ini dila-
tanpa
kukan tentunya untuk tujuan kesenanqan dan kebanggaan dalam memiliki domba yang unggul.
lni adalah
peluang usaha yang
cukup menjanjikan. Sama seperti halnya usaha ayam ataupun usaha ternak-ternak hias yang lebih dulu po-
puler. Pada pasar
yang kedua
ini
peternak domba akan memiliki 'bargaining position' yang tinggi. la baru melepaskan ternak jika harga yang diterimanya sudah sesuai.
Hanya kelemahannya, dbmba sebakesenangan belumlah
gai ternak
sepopuler ayam cemani, ayam kate atau ternak hias populer lainnya. Satu
yang jelas, domba akan menyedot
pasar tersendiri karena domba Banjarnegara memang si Kecil pembuat Mabok Kepayang. (Budi)
HUSBANDRY No. 13 TH XIV1998
Bupati Banjarnegara, Drs. Nurachmad
:
Dan lahan sudah semakin rusak.
PROSPEKTIF UNTUK
INE NAIUI
BAH PE N DAPATAN
Pembangunan
Misalnya kambing kacang. Kan tahu, kambing kacang yang kecil-kecil itu. Tentunya tidak efisien. Sekarang atas dasar penelitian, menghasilkan suatu
sub sektor peternakan di Banjar-
negara? Pembangunan di
segala sektor
itu
memang sudah direncanakan. Kita yang meren-
gunan
di daerah
ng
an
te r n
ak nya ?
Ternak itu, penduduk punya. Tapi ka-
dang-kadang tidak memiliki daerah.
Nah, daerah atas itu (Banjarnegara wilayah atas-red) daerah dingin. Apa-
Kira-kira yang paling cocok itu bukan hanya penggemukan, tetapl pengem-
Hanya domba itu jenisnya unggul.
nengke
I
Banjarnegara atas. Menurut Bapak? lsimewa dan mahal. Kalau diperjualbedi pasar hewan belum nampak populer. Orang menjual itu kalau kepeksal
likan
Himbauan Bapak ? Saya melihat ternak ini prospektif untuk
menambah pendapatan petani.
Kita
memang belum bisa ke perah, tapi yang pedaging kita kembangkan.
dung dan ketemu di Banjarnegara.
kah ia harus kembangkan kambing? ,
Banyak domba yang bagus di
Karena bisa menambah pendapatan. Tapi, di Banjarnegara wilayah atas m a I ah banya k kenta n g nya? Orang Batur dan Dieng menanam kentang, akibat di Bandung kentang sudah tidak bisa dikembangkan. Larilah ke daerah yang sama dengan Ban-
namanya ya pertanian.
datangnya setelah kentang,
Ada juga yang cocok kambing.
Dari sudut peternaknya? Jiwa dan semangat peternak bagus.
tanian dalam arti luas. Salah satunya lagi adalah sub sektor peternakan. Peternakan masih tetap ya, artinya
fikasi. Lalu dikasih ternak. Dan domba
Arti domba buat Bapak? Kalau saya, kebanggaan saja. Nye-
bangan!
kita. Salah satunya adalah sektor per-
Rencananya akan dibuat peraturan daerah untuk mengatur pola tanam di sana. Maksudnya baik. Kentang di tanam silakan, tapi dikendalikan supaya tidak banjir. Makanya perlu diversi-
rumusan kalau wilayah Banjarnegara nampaknya cocok uniuk pengembangan populasi ternak khususnya dom-
ba.
canakan pemban-
Pen gem ba
Pemecahannya? )
(Budi dan DeDe)
Lahan kentang di sana itu cukup luas.
Kadisnak Banjarnegara, Drh. Sayidi Arjono
:
KAll,ll
domba.
IIDAK AKAN
Kami tidak akan tinggal diam. Akan terus
Tindakan selanjutnya?
TINGOAT
mengem-
bangkan. Kan, ada proyekVillage Breeding Centre. Apalagi masyarakat menyenangi domba tersebut. Sehingga sesuai rencana bupati, daerah atas sebagai pusat pengembangan
DTATN
domba.
Bagaimana pengembangan ternak di Banjarnegara? : Mengenai pengembangan peternakan 'di Banjarnegara sudah dibuat suatu
daerah pengembangan. Misalnya atas untuk domba, daerah
daerah
bawah untuk sapi. Dom ba di kem ban g kan,
'
aI
asa n nya?
Kondisi lingkungan cocok, sisa hasil pertanian dimanfaatkan untuk domba. Juga ada daerah seperti hutan lindung. lni !uga mendukung.
Domba disini berkembang bagus. Apakah ada proyek khusus? Ada. Proyek dari APBD I yang namanya Village Breeding Centre. Dan di sana sudah dibentuk suatu pembibitan pedesaan. Pusat pembibitan pedesaan. Untuk domba di kecamatan Wanayasa, Kalibening dan Batur. Terakhir, ada pro-
yek juga dari pusat berupa proyek konservasi lahan kritis Dieng. Bentuknya berupa perbaikan lahan dan pengadaan lahan-lahan rumput yang kompensasinya adalah pengadaan
19
Di sana ada penyuluhan, tapi 36 hari hanya
sekali.
Apakah efektif?
lni bertahap.
Kadang-kadang kami menyuluh untuk memindahkan yang di dapur ke kandang luar saja sulit. Tetapi kita juga keliling sambil mengontrol daerah. Jadi tidak terpancang sebulan sekali. Tentang pembibitan dombanya belum diatur. Bibit domba dijual seenaknya. Memang sasaran kami di sana. Dan ini dalam tahap ke sana. Kalau seperti Kaligesing, sudah ada Perda-nya yang mengatur. Kelas ini ciri-cirinya begini. lni tidak boleh keluar dari desa ini. Kelas B misalnya, boleh ke luar tapi dalam satu kecamatan. Kelas C, ini mungkin yang bisa ke luar dari kabupaten. Di sini belum ada Perda-nya. Jadi kami ya... tidak bisa mengharap. Toh, domba milik dia sendiri, masak dilarang. Kecuali sudah ada Perda nya. Siapa yang melanggar, ada sanksinya. Kami belum berani membikin seperti ini. Karena ya.. belum siap. Klasifikasi harus kami susun dulu. (Budi dan DeDe)
HUSBANDRY No. 13 TH XII/1998
PETERNAK MAKYAE BUTUffi p&ffi@ts&[' i :::::::::::i:':
:
fi,' p
:,
"j
: :'
.,..
:
punya apa?
:t:
on'api,,' ternak' potbng, l;nda, 11,,rr;ir, ielu,tamai yang,,;',,meng" {J,,,,,Vgyih a; 1r, n,': p ro d u k - p r o dut k, i ry ",
'
'
'por,;;',si ude'6 i' Ka
lg,na di te
t,,iemaii
ia n grbad ai'
;,
Xe|lm|pungai;' k ri s
is
m o n ete r
dan',:,iepi.erciiaanirliyeiisi,ii9rkipan :
gi a h',, :D an'd o A i; ,,; |.:
i l
jan:
i
a i a ia p k a n i m a p u ;r, bewerai,," sebabAj:' saldh $atu brnak ,,*:.j
,,..
. p e n' o o !
49', b a E i' tt'p'et e' in
a,
ka
n',,;;,
ra ky a t.
,,Bqgaimaia peluai'g rcnax;domba di masa yaing :Be
4kan,,,dataiQ?,,,.,",,',:
,q,, ,
',
rikit'''h'asi L, wawancara t" denga.n
..t--:r'.i:,.i :-' ,,,,,.,t=,
',,
. '':
'"
ratus
punya dana untuk beramal.
nansia kecil. Tapi nyatanya, .ggak ada yang berminat seperti itu.
Beramal?
tidak ada dana untuk membeli tamba-
Apa peternak domba dan
han domba!
kesulitan menjual? Tidak ada!
Kalau
lndonesia? Apakah sudah hancur?
ngomong
kandungan impor,
ya
tidak
Sehingga kita tidak bisa memasok. Para jemaah itu membayar real di sana. llu kan perlu uang besarl Pemasarannya? Dl Jawa Tengah bisa lihat sendiri. Yang
sudah habis satenya. Bisa dilihat dari situ. Apa pasar domba pernah babofl
ngomong lndonesia... ya
lslam. Karena orang lndonesia sebagian besar orang lslam.
Orang lslam itu (jika
warung sate tutup pukul berapa? Jam sembilan (21.00-red) namanya
Di Batur, domba sebagai
Keunggulan domba?
punyai
Sebenarnya kita bisa
menyediakan dua ratus ribu ekor rumi-
Artinya membantu peternakan domba dan kambing rakyat itu. Misalnya ia menggaduhkan domba dan kambing pada rakyat. la memintakan perguruan tinggi untuk mengadakan penyuluhan. Tapi sampai sekarang pernah dengar ada para penyandang dana yang mau begitu? Nggak kan! Jangan rakyat saja yang disuruh-suruh tapi
Bagaimana kondisi ternak potong Yang importasi. Bukan yang dipelihara rakyat. Yang dipelihara rakyat, selama tidak menggunakan pakan yang mem-
ribu.
Punya modal? Kan nggak punya! lni peluang orang yang
mampu-red)
wajib naik haji. Itu berapa srh, kuota haji pertahun? Tahun sekarang saja dua
kambing
pendam-
ping pertanian? Tidak hanya di Batur. Di desa manapun masih sebagai pendamping. Sebabnya? Rakyat khan tidak punya modal.. Tahu berapa harga seekor domba dan kambing sekarang ? Bisa
masalah.
Kalau domba ? Dari dulu sampai sekarang domba tidak pernah ada masalah! Walau krisis? Tidak ada, karena tidak menggunakan teknologi tinggi.
Maksudnya ?
Pada dasarnya kambing dan domba rakyat hanya diberi pakan hijauan. Pakan hijauan kan, tidak kena reformasi. Lahan-lahan yang belum dimanfaatkan masih ada. Di sekitar hutan masih ada. Seperti yang kamu. lihat sendiri di Batur kan masih ijo royo-royo. Justru masih kurang ternak. Seharusnya kalau para penyandang
dana itu tahu diri, mestinya mereka menggaduhkan domba dan kambing kepada rakyat pada saat seperti ini, Itu yang saya harapkan. Jadi ini peluang buat domba? Domba itu selalu ada peluang. Tapi
dalam perkembangannya, rakyat
itu Butuh bantuan madal
20
HUSBANDRY No. 13 TH XIy1998
-\
seperempat
juta. Dari
mana uang
mereka.
Ada yang menyatakan daerah kita ia' ngan seperti kebun binatang. Segala macam ternak ada.
Boro-boro membuat kebun binatang, menambah jumlah domba yang dimiliki peternak saja tidak bisa. Alhamdulillah kalau bisa membuat kebun binatang di Jawal
Di
Banjarnegara ada pengaturan daerah untuk pengembangan ter-
nak. Misalnya Banjarnegara atas untuk pengembangan
wilayah domba. ternak dan
Banyak jenis
N
ti.:
,1, r'hr
dikhususkan baik mana?
Kita lihat dulu. Kalau sapi perah kita pelihara di pantai apa bisa hidup dengan baik? Ternak iIu kan juga membutuhkan faktor-faktor pendukung. Kalau faktor pendukung itu memang
Domba rakYat Butuh sentuhan pemodal
pemuliaan, yang dinamakan bibit itu yang diarahkan mampu menghasilkan
maunya apa, ya... buat itu.
Kalau untuk pembibitan?
juga.
Karena bibit itu
wilayah itu, ya nggak masalah.
anak kembar Yang kalau disapih umur
Pembibitan
Jadi kita harus tahu persis faktor-faktor yang dibutuhkan oleh setiap ternak. Kalau domba dan kambing, bisa mulai dari pantai sampai di ketinggian 1.700
seratus hari bobotnya di atas 10 Kg. ltu
diberikan
namanya bibit unggul menurut saya. Sehingga produksi cempenya diharap-
Besar sekali yang namanya dombadomba Banpres itu. Besar sekali andil-
kan bisa tinggi.
nya Tapos itu!
meter.
Kondisi pembibitan domba kita? Modal dan jumlah populasinya. Yang namanya pembibitan itu harus mempunyai populasi awal yang cukup. Lha, kalau mengadakan ayam seribu mudah sekali. Coba mengadakan domba
ada
di
Di Banjarnegara dibuat sentra-sentra
pembibitan domba? Maunya Pemda! Pengertian bibit? Bibit itu ada bermacam-macam. Kalau rakyat itu ternak betina dan lantan yang bisa dikawinkan ya... itu disebut bibit. Jadi, Dinas itu (Dinas Peternakan-red), harus bisa membedakan antara bibit dan pawitan. Lha, kalau bibit di dalam istilah peternakan adalah yang mampu
memberikan anak yang memang berkualitas, katakanlah bobotnya, daya hidupnya, memang bisa dipertanggunglawabkan. Tapi kalau yang
namanya rakyat
jelata,
rakyat pedesaan. yang ia miliki yang namanya bibit. Yang pawitan ya... bibit!
Kalau dinas peternakan?
Dinas kadang-kadang juga demikian sehingga kalau dia ngedrop pejantan maupun betina apapun berupa domba
oleh
Presiden
dari
Tapos.
Bisakah pembibitan domba di Banjarnegara?
Kalau unsur-unsur yang dibutuhkan untuk pertumbuhan domba dicukupi dari sana, ya bisa, Asal keserasian antara birokrat, pakar, pelaksana dan dana. Tanpa iIu, ya nggak bisa jalan. Ada dananya, dikorupsi. Ada pelak-
seribu?
Populasi awal penting?
Ada
pakarnya, sana.
Yang dibutuhkan
peternak
Kalau mau mengadakan pembibitan itu harus ada populasi awal. Kalau mau
sananya, bodo-bodo.
mengembangkan pembibitan di pedesaan, kita harus kembangkan dulu kelompok. Kelompok yang harus
Birokratnya, bingung!
mau bekerja sama dengan kelomPok yang lain. Sehingga domba yang
Orang bermodal yang punya iman dan takwa. Berkelebihan akhlak, akal
sedikit itu, akhirnya bisa
dan amal. Punya duit saja, kalau tidak punya itu, ya... tidak akan mikir orang
dikelom-
pokkan menjadi suatu populasi yang Iebih besar. Tanpa kelompok itu ya nggak bisa kita mengadakan pembibitan. Bagaimana bisa, sekarang ada ternaknya, bulan depan sudah dijual! Peternak di Banjarnegara sangat mengharapkan bantuan dari peter-
nggak mau sampai ke sekarang?
lain.
Pemecahannya?
Kita tidak tinggal diam. Kita terus saja berupaya. Segera kita juga akan melanjutkan penelitian. Kita mencoba menyiapkan kelompok-kelompok di desa, untuk bisa membuat kelompok
dan kambingnya ya.-. disebut bibit.
nakan Tapos. Keadaan
Lha, itu yang harus diluruskan.
pembibitan domba. Hanya itu tadi, kok
Adakah standarisasi bibit?
sekarang? Tapos sudah habis, sekarang. Nggak
Ya. Ada,ada.
usah ngomongTapos!
Untuk bibit domba?
Peran Tapos?
Dirjen (Dirjen Peternakan-red) sudah mengeluarkan. Tapi kalau orang
Peranan Tapos dibawah Presiden (dulu Presiden Soeharto-Red). Presiden
segudang yang mau membantu. Kaslh tahu tuh... Pak Dito butuh dana. Hakyat menunggu! (Budi dan Dar)
HUSBANDRY No. 13 TH XIU1998
Tapos
nggak ada orang yang punya dana
21
r-
Sje{brrgakara
{
i"'.!s'ih p*{eihak ayaii
,birai
Untuk wiiayah KaLrupatcn Dati ii Banyumas. masih bairy-ak r.ies;-rji:sr
aari
#â&#x201A;Ź$e Jnprâ&#x201A;ŹS De;sa, iTBrti niggal :,, '.,*upatefi Dati lt Banyumas ternyata ti,;dak menge'n.akkah,,,' ' ')engen produksi yang rendah
yang masuk dalam kategori r-rlsl,lir-:. i,.r.,
:.
serta mortalitas yang tinggt i
t; a h k a
n
ad
a
y a n g,,; n
e
n' c ap| a!',,9 5,.,.;,-,,
,:*rsen), benar-benar memprihatlnkan: ,,
,
r'-.) khir Pembangunan
- fi
Fanjang
i,
'
ma bantuan iDT yang tei.sel:ar cr ll kecamatan (83 perse I Cnri ilr.nil;i.
,.,,i,:,
kecamatan di wilayah
:,.:,
ini)
Mengapa Ayam Euras ?
Dalanr pemanfaaian dana bantuair
;.,iiii-,i].1ekattlva kesejahteraan pen... l'errurnbuhan ekonorni meriing-
produktif yang bisa digunakan untuk penanaman modal usaha. Salah s;_riu usaha produktif yang dipilih uniuk wilayah Kabupaten Dati !j Banyui"iia.s
kail, mulai dari pen-
sebagar usaha pengembanqan daira IDT adaiah peternakan ayam buia"S
i.:::iiL akhir PJPT L Laju pertumbuhan :,oaLrkst nasional dengan harga kon-
karena ayam bLiras rnemiljxi beber.anir kelebihan (tabel) dibandirrqkan terna.k iain. Kelebihan ini dicjukLrrrg tienq:ir
iebih dari
13
r:::r;:rian ,?p 30 803,- di tahun 1971 ,':,.,i:riiirkal men.jadi Rp 1.S96.820,-
:il.,l seiama 25 tahun terakhir rata-rata ii.ir'r:5ui1 6,8 persen tiap tahun (Bp7 ir.rsa:i, i 994).
i\;rftun demikian, momok kemiski'tctap saja belum bisa dising-
',.r;"!
Dipilihnya peternakan ayaix buras,
adanya kebiasaan masyarakat cje;;t yang memelihara iernak terse bui. l-.:ar: ternak ini mempunyai pcpuiasi ce:sar
yang rnerata di seiuruh pelosok iaiiiiir air.
r.::riiari. Walaupun PJPT I berhasil mei,i,'iil.i: jumiah penduduk yang hidup cii :,l::.wan qaris kemiskinan dari 60 persen ir-ri.;njadi
15 persen. Tahun
1gg4
ciiiti:ikirakan r-nasih ada 25,g juta peniluduk atau sekitar 13,7 persen masih t,rri'.lp cli bawah garis kemiskinan. Dan lr;;.hun 1998 (pasca Soeharto) ke:;:r:..1<inan malah makin meningkat yang ri,;eilabkan tidak kuatnya landasan liri.icrri yang di bangun orde baru.
llaia.r-n rangka mempercepat pesejak pelita Vl t;:':i,reriltah memiliki program yang di ,\ei.ri-ti dengan lnpres Desa Tertinggal r i-r i'). Froqram ini diberikan selama ;igr.; iahun yang dimanfaatkan untuk .r!,'!,ntasan kemiskinan
rr,lririli usaha yang produktif dan dikem.rairlkan secara bergulir kepada kelu.L:;::l l'r-riSi(in.
:;,;.
l:c:.:,i)_
iDT, banyak sekali pilihan-pilihan i;saha
Jangka
.
r.i,,;ir :r, Dari jumlah desa 'vanq ada. terclap;,it ,,ii desa (27 persen) i,,;lr:q Lrerhak ntei..eri- ;,rr;11:,.,..
'
pembangunan di i".-.,{lndcnes!a telah mengarah pada
r:r;
:....,
KELH*IrI Popuiasinya Lres:i'. Menyaba;' rne ii.i,l !r: .
r.
,
fetailt ne:raclaptasi ci*rii;.,., leiilfi iafian ier'i-iedr,r ,1.,.:;: ,,, Produi(sinya (oag: nrasyarakat. Harga prcdu{ :j".i'r : Cocok sebaUai dsi::l
pendapatan kella;.rJa
"
I,
I
r:.'.ii:'
dibandingkan dengan nilai maksimal {aktr:r penentu yang sebesar 300. Dara pengamatan faktor penentu menun. lukan bahwa latar belakang peternak
: :.,'r:::r'-,;r;-ti all!fi;t'ltjvai li'Oc!-!k:jt l,.tir..:a ,''...,". , ,.,]l:air i'lt'3nt ;,.,;''t:;a:--r -l.17 Sei:pe-,i 12,56 bitiil.i,::i i-ri::r,t_t,,- :,:':'r. r-,r1tr'tCifl,;,,i 9: l,..i.gcn. l'-r;:r:i ;--::',-,r-:i:i:::"r rr':i :;:alii.rkllnC rene!!.: j:'i)ijr] Cerr{llrj!-afl. Dianah ii2-l':, :ilr1q5:q-,1,. 1 ig79j seria Mansvor:r cia:..r :iat: r1.,irr;.;ii',it i i37?1, i/tlnsvcer (1ves), l.r'11 lr-ar/ar It9,;'7) menvaiii:.i1. \: i., :,.,,,i., ij,i:i.,I.:raii'l),,ran.j fiei.r,-;ra.r ,,.irl,-j i-iiiarlihara] Seaar'a ijil-;'i;',,\?.i ,;i.,;i,;-if :r a.:,t,Ai6i :;taii.:]lt:iai ::i',rAm bllras
r.; ,rlri:i. l a l,rJtii ,ia:r l(l sa11pai
'i
:,--iti
i,i
sia:ij-ntiitir,ia-i i;t.i.icalilet:
;!ri .-'i::i',11a loneluia]l
r.ri:.r :.tiir"- 1.t::
ilertiahnya produksi teir-rr ayail ;,r'i'i.'rs dr dcsa ieriinogai Kili.:irp:::r
i;a.t' i: Barytrrras
,,;itiiii:i
yanc
',rel'|1ak
un]l-tr'rtn"va
cjtbriri'i.lilr ii sctitr,.;' tempai pei-nitijatq:jir
tiar-{rsionai.
-,r11
ieraili-.lti
:",r':.-li scrokan.
::..
,:',:ai,!<sr ielL;r
.
i,, .
rrt,lti,:r,_,ti
rj:' i
3
i
s
11
p e i-n e
Ii
ir a
Evaluasi Nilai Ekonomi Ayanr Buras
cian
Berdasarkan rendahnya produksi
telur dan tingginya
mortalitas dapat diperkirakan bahwa pendapatan yang oiterima juga masih rendah. Bata-rata
iaiar
:r .i .rr:'triai,1a peietrti-.k yat; s:-:t.,r,l : :i:'t.1 i ,-.\/.'.r' ricaJi r 1:r';. '1.,:;. r.t ariarLi se!-ni iniensif
54
pendapatan usaha peternakan ayant
, .:...ii:t :,r;ar:-li. il;ii.ial| i;aiian: i-
i:
ir ,â&#x201A;Źrsen,
i;rialiiif.:;:il i'',. )i..;:::)':.::):-, Sail!;Ai befhUbU.:-il,: ii,i i:li)i.l"'t:-:.1 r'9l1r,1gi:1il; i2(i61 ia ";li; l i-ri,iiie i:tLi rvart !j m 3irijcl cla.rr-lhi :ji,rr'i,;,::. it,,at:n a,L:i..i:; F;rkit, 1, 1.' ar,iu '5eiakang peter-
rji:r(;:ii-l riai.anan sendiri
li
e
:,a.i.-i.:r:.
lenrilrryi-r
disebao!i3.rr l-larell
,:isiairi l}em?iiraraan
-l
buras IDT di Kabupaten Dati
sampai Rp 364.7330,- per tahun (tabei
4).
tsahkan beberapa peternak (S orang) mengalami kerugian rata-rata
.
raa n
t i'a ci i s
i
r,l r:r'
:,,
:: r I
Rp 81.500,- dengan kisaran antara Rp 16.000,- sampai Rp 151 .000,- per tahun. Kerugian ini juga diperparah denqan peternakdiharuskan mengem-
.-,,r.r;:,,.;i"r. i',1asii; darlall pt;,e,ilr,,:r. : l, l.i i.,lt rdi, i,lij.. r-r-ren,rzebtii<a il i-.,,i \.,ra :rlgr',1111i15 ;,L';,;1'1 ili,i-1.,$ ii3iltuLlll ii-r] :.i l:,::'k:s:; ri-t :r,'j ., r -,,.:..: I
i-;
i
-:,::, ,t .. ,1i1,'r,.y. ,,"r1,-,:,:lu -,.:,.,
.,:.:;."r::;: i-)l-iLti.il,_!t*i
balikan harga ternak, pakan ./ang Ciherikan, tenaga serta biaya perrrbuatan kandang dan pencegahar-r penyakit (terutama New Castle Disease).
I
Mengingat bahwa pelaksanaan
l
pemanfaatan bantuan dana IDT l;,
,
,. I I r,',il '
:
r,
ill .lti
:
i.
t'i.l j:. j-:i
:_,
i{.: 1''..'
;
1.: 1
a:
r,,
;.-l;
a ;.l,
f:,-:ar
meliputi peningkatan pengetahuan dan ketrampilan beternak, peningkatan
kual!tas bibit, kualitas dan kuantitas;
:
:.ii I iirj;lS::i.f, .- ,-:i -_ ;: ii i.,i.. f -'alf, tt ,-. l..r
1.:iirl.:
::__it":
.
:,i-r,ii, i-:
airl
tl,,!
_'", I.li:::'.:,'l ' .. i:, a: il l-i 1!.)i t i l
I't,i:,:
.: ai .:
r; ':ii.l, n'', ;,-..-l;..,^. :.
,
(Hasil penelitian Ir. Sukardi, lIS. .
-
l; iii rilai iir
11r1i}ii}:' :oi+. i 3 't
fI
Dengan upaya perbaikan pada faktor' ljenentu ini, masih memungkinkan di"
Banyumas.
1,
i: ll;l
I :i
pakan, perbaikan kandang $eria pencegahan penyakit (NCD-red). tingkatkannya pendapatan petei'nak penerima IDT di Kabupaten Dati ll
:_:
,:,'l:rt;
11-
60.
dilakukan
acialah perbaikan faktor penentu yang
r,laiiiii
ir:,,::.-rtt
yaitu
Upa5r3 yang sebaiknya
:':.
i.'rf ,ri':;i; :r';:i i
tir ii l't
di
Kabupaten Dati ll Banyumas mengalami kegagalan, maka diperlukan upaya untuk meningkatkan prestasi hingga
mencapai nilai maksimal
? l: i-i-.:; a:i rt rr ":,.: -rr' -, , i: L! i,r ... ..
.,,_.1,:r.,1,.
..:
ll
Banyumas yaitu Rp 157.182,50 dengan kisaran mlnus Rp 1 10.000,-
irrl:j:: ii-ril iefladap \pabrla faktor
rr.:i;aiuar-,,iir Dacia tingginya iinqkai ;:..r;',,riiJ.irt li'noi'ialitas) aya_rn \,,ai)ii
"l
penerima iDT, bibit ayam, pakan. perkandangan dan pencegahan penyakit masing-masing 36,49 r 5,07 ', 29 ,78 r 3,49 ; 21,13 x.5,75; 24,85 + 5,3'i dan 22,35 + 6,18 dari nilai maksimal sebesar 60.
)';Lii
11.)rii
yang disarikan Boetli dan
Dellt)
PROFII
PE ffiRNAKAN RAKYAT
z-7\ambanqunan sub sektor peter-
L /nukun "seoagai bagian integral <J dari pembangunan sektor perta-
nian, mempunyai peranan yang strateMengingat bahwa pertambahan penduduk yang terus meningkat sejalan dengan meningkatnya pendapatan akan menyebabkan pula
gis.
meningkatnya konsumsi hasil peternakan. Peranan pembangunan peternakan tersebut pada dasarnya dapat diukur dari kemampuannya dalam mengoptimalkan pemanfaatan lahan dan limbah pertanian, penyediaan bahan pangan yang bermutu tinggi, pemasukan terhadap devlsa negara dan tenaga kerja.
Usaha peternakan didominasi oleh peternakan rakyat. Dengan karakteristik klasik merupakan usaha sampingan yang tidak dikelola dengan manajemen yang baik, jumlah pemilikan dibawah tingkat kelayakan usah.a dengan keterbatasan modal yang sangat rendah. Fenomena tersebut menimbulkan suatu permasalahan khusus di bidang peternakan berupa rendahnya produksi dan produktivitas ternak yang berakibat pada pengembangan peternakan
itu
sendiri. Tentunya, ini menjadi tanggung
jawab bersama antara pemerintah, peternak dan swasta. Jadi tidak tepat apablla usahg peternakan rakyat itu menjadi tumpuan utama keberhasilan peternakan secara menyeluruh. Diperlukan perhatian khusus terhadap peternakan rakyat itu. Sifat pengembangan peternakan rakyat
harus lebih ditekankan pada
pen-
dekatan teknis, terpadu dan agribisnis. Hal ini mengingat bahwa peternakan merupakan industri biologis yang di-
Fundamen Ekonami
disebabkan oleh faktor-faktor geogra-
teknologi.
Pendekatan teknis yang sematamata hanya untuk meningkatkan popu-
lasi jelas tidak mungkin mampu memenuhi tuntutan pembangunan
ekonomi, sosial
dan
budaya. Fak-
tor-faktor tersebut menjadi kendala utama (baca : pembatas) peternak da-
lam mengembangkan usaha
peter-
peternakan. Oleh karena itu paradigma
nakannya.
pembangunan peternakan lebih
Secara geografis konsentrasi usaha. peternakan rakyat dominan berada di
dia-
rahkan pada pendekatan terpadu, yaitu melalui pembinaan yang terintegrasi pada tiga aspek teknologi. Aspek teknologi produksi lebih dikenal dengan Panca Usaha, sedangkan teknologi ekonomi lebih ditekankan pada perbaikan pasca panen dan pemasaran. Kedua aspek tersebut harus didukung oleh penerapan teknologi sosial melalui pengorganisiran peternak. Sampai se-
jauh ini permasalahan
peternakan rakyat menjadi problem centre yang harus ditangani secara serius agar tercipta peternakan rakyat yang tangguh.
Pulau
Jawa. lni
menimbulkan per-
dalam peningkatan produktivitas ternak. Dapat dipahami masalahan
mengingat semakin sempitnya lahan sebagai penghasil pakan ternak juga terjadinya pergeseran struktur ekono-
mi masyarakat serta adanya tingkat persaingan konsumsi hasil pertanian oleh manusia.
Kemampuan permodalan di tingkat peternak yang sangat rendah menyebabkan pengembangan peternakan di tinjau dari skala usaha cenderung sta-
tis dari tahun ke tahun. Hal ini jelas
kendalikan oleh manusia yang meliputi empat aspek. Keempat aspek tersebut
Sumber Daya Peternak Peternak sebagai subyek (pelaku) dalam usaha peternakan rakyat meng-
adalah peternak, ternak, lahan dan
hadapi berbagai macam kendala yang
24
fis,
memerlukan subsidi dana dari berbagai
pihak (khususnya pemerintah) guna meningkatkan pemilikan ternak (skala usaha). Karena faktor kepemilikan ter-
HUSBANDRY No.
13
TH XIU1998
nak secara positif merupakan {aktor terpenting yang menentukan tingkat perkembangan ternak. Dengan tingkat pemilikan yang semakin besar dihara-
batasan peternak sehubungan dengan banyaknya peker.iaan yang harus dia lakukan dan beban tanggungan kelu-
pkan mampu memberikan sumbangan yang lebih besar terhadap pendapatan
dalam memelihara ternaknya. Hal ini jelas sangat mempengaruhi produktivi-
peternak. Namun dalam kenyataan-
tas ternak yang dihasilkan.
nya struktur ekonomi yang lebih banyak didominasi oleh kalangan masyarakat
bawah (termasuk peternak), mendapatkan porsi budgeting yang justru
sangat kecil dari pemerintah.
ini merupakan salah ketimpangan kebijaksa-
Permasalahan
satu bentuk
naan pemerintah yang masih kurang memihak pada masyarakaat lapisan bawah yang harus ditingkatkan kesejahteraannya. Beberapa kenyataannya
membuktikan, peternak tidak siap menghadapi resiko kegagalan usaha juga kemampuan dalam mengembalikan kredit yang dikucurkan. Sebe-
arga mengurangi intensitas perhatian
Penyediaan bibit melaluisentra-sen-
tra pembibitan kiranya perlu diperluas dan hasilnya ,disebarkan menurut potensi wilayah yang sesuai dengan jenis ternak yang dikembangkan. Selanjutnya proses pengawasan dan evaluasi diperlukan guna mengontrol
Faktor budaya merupakan adat kebi-
tingkat perkembangan produktivitas
asaan yang dilakukan Peternak dan
populasi. Kebanyakan teryadi penyebaran ternak dalam waktu ter-
cenderung statis dalam pengembangan
ternak. Pola
pemeliharaan ternak secara tradisional berakibat pada lambannya perkembangan ternak. Penyajian sarana produksi ternak seperti pakan, perkandangan dan faktor tek-
nis
lain yang sangat
asal
-
asalan adalah {enomena motivasi masih belum berubah, yaitu sebagai usaha sampingan. Terkadang ternak tidak mendapatkan perhatian dalam proses-proses reproduksi, sehingga iustru menurunkan potensi ternak itu sendiri.
narnya kegagalan pendanaan terhadap
dan
tentu dan tidak diperhatikan aspek penyebaran berikutnya untuk wilayah yang sama. Sehingga program tersebut hanya merupakan program yang siiatnya pembuangan ternak semata. Proses penyebaran harus diikuti de-
ngan
upaya-upaya pembinaan yang sifatnya teknis dan sosial, sehingga terjadi keterpaduan program yang menyeluruh dan berkelanjutan. Pemberdayaan Peternakan Rakyat Salah satu trend yang menjadi titik sentral pemberdayaan peiernakan
usaha peternakan bukan terletak pada permasalahan kelayakan usaha semata. Akan tetapi, sebagian besar
Ternak
Ternak merupakan prasyarat'utama berlangsungnya usaha peternakan.
rakyat adalah upaya-upaya peningkatan
kegagalan tersebut disebabkan faktor
Kondisi yang terjadi dengan ternak
teknis penyaluran kredit yang tidak
pada usaha peternakan rakyat adalah
tepat guna dan tingkat
kualitas bibit yang
skala usaha dan pergeseran pola usaha. Ketiga unsur tersebut haruslah dapat prioritas. Mengapa ? Karena syarat kemajuan pengembangan
"inefisiensi"
ekonomi yang tinggi.
Faktor sosial yang menjadi kendala
utama peternak dalam mengembangkan usaha peternakannya adalah lemahnya pengorganisiran peternak. Secara riil, memang kemampuan peternak baik yang menyangkut teknis
beternak maupun aspek-aspek pengorganisasian rendah. Banyak yang
telah dilakukan oleh instansi yang terkait di dalam meningkatkan kemampuan dan keterampilan peternak. Akan tetapi tingkat pemahaman, daya serap peternak dan keterbatasan lainnya merupakan kendala utama yang mem-
pengaruhi keberhasilan pembinaan yang dilakukan. Di samping itu pembinaan-pembinaan
yang
dilakukan
lebih banyak porsinya pada dataran for-
mal. Sehingga pembinaan tersebut tidak akan berumur panjang bagi kelangsungan produktivitas peternak dan ternaknya.
Harapan yang diinginkan peternak biasanya adalah program - program yang sifatnya riil, iidak sebatas petunjuk -
petunjuk
teknis saja.
Keter-
HUSBANDRY No. 13 TH XII/1998
sangat
rendah.
Sebut saja ternak kambing, domba, ayam buras, sapi dan kerbau yang biasa diternakkan oleh masyarakat. Tidak ada upaya-upaya pemuliaan terhadap peningkatan kualitas bibit. Bahkan pola perkawinan alamiah yang biasanya d!lakukan diduga justru menurunkan potensi genetik ternaknya. Hal ini karena keterbatasan adanya bibit yang lebih unggul yang dijadikan seba-
gai penghasil bibit yang lebih baik, sehingga keturunan yang dihasilkan lebih banyak menimbulkan efek negatif
terhadap keturunan-keturunan berikutnya.
kualitas
peternak, pengembangan
peternakan dalam rangka memperkuat basis eksistensi peternak. Lebih jauh dalam rangka menghadapi era persaingan bebas adalah dengan tersedianya sumber daya peternak yang baik. Hal ini berkaitan dengan kemandirian peternak dalam usaha peternakan yang tidak bergantung pada sumber-sumber lain. Dengan adanya kemandirian peternak akan ter cipta basis ekonomi rakyat yang kuat
dan tidak terpengaruh oleh gejolak ekonomi yang dapat menurunkan pendapatan dan kesejahteraan peternak
Salah satu upaya yang telah ditempuh dalam pengembangan ternak di pedesaan seperti inseminasi buatan belum begitu berjalan secara luas.
peternak.
Selain itu juga faktor kemampuan peternak dalam mendeteksi birahi ternak sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan inseminasi buatan, masih kurang. Faktor keterbatasan inseminator menjadi kendala teknis berlangsungnya kegiatan inseminasi buatan di pedesaan.
yang
Tentunya komitmen dari pemerintah dan masydrakat secara luas, khususnya peternak adalah modal dasar awal
perlu dibgngun. Pola pengorganisasian peternak dalam bentuk
kelompok peternak maupun koperasi merupakan sarana yang selama ini tangguh. Baik aspek manajemen maupun qspek sosialnya. (TricK)
25
PENDIDIKAN TERJ.E BAK PRAGNilATISNilE B
Oleh: Triyanto Heri Saputro
f1-pndidikan yang di datamnya meproses mendidik (edu-
Lfrupakan
<J
care). Educare, artinya menggiring ke luar, sehingga secara maknawi pendidikan tersebut mengandung arti suatu usaha memuliakan manusia. Dapat berarti pula sebagai proses memanusiakan manusla. Pada hakekatnya bahwa dalam pendidikan terjadi penanaman nilai-nilai kedalam budi manusia, yaitu nitai-nilai kebenaran, moral, integritas, kemandirian, sosial kemasyarakatan dan intelektual yang secara umum ditujukan pada usaha meraih tujuan hidup sebagai makhluk berkebudayaan dan bermasyarakat melalui perkembangan serasl manusia.
Plato
mengibaratkan pendidikan sebagai goa, di mana setelah menerima pendidikan, manusia memperoleh penerangan dan kebenaran. Dapat membedakan yang baik dan yang tidak baik, yang etis dan yang tidak etis. Mampu melihat realitas kehidupan dengan sejelas-jelasnya serta dapat melihat, memahami dan mengerti keadaan,
peristiwa yang terjadi, siapa dan bagaimana yang berada dalam goa tersebut.
Bentuk pendidikan secara praksis dapat dilakukan secara informal, nonformal dan secara forma'|. Dalam hal ini
Tinggi adalah salah satu bentuk pendidikan formal yang menuPendidikan
rut PP No 30 Tahun 1990 merupakan pendidikan pada jenjang yang tebih tinggi dari pada pendidikan menengah di jalur pendidikan. Dan salah satunya dilaksanakan oleh Perguruan Tinggi.
Sebagai salah satu bahan rujukan bahwa tujuan dari pendidikan tinggi
tersebut adalah untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang yang memiliki kemampuan akademik dan atau profesional yang dapat menerapkan, mengem26
bangkan dan menciptakan ilmu penge-
tahuan, teknologi dan kesenian untuk selanjutnya mengembangkan dan me-
nyebarluaskannya
serta
mengupa-
yakan penggunaannya untuk peningkatan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional. Relevankah pelaksanaan tujuan pen-
didikan tersebut di perguruan tinggi dan khususnya perguruan tinggi kita ? Dan pada suatu obrolan ringan mahasiswa yang sifatnya vis to vis tentang perlakuan dan kejadian yang ada pada
pendidikan, dari yang sifatnya mengeluh sampai pada bentuk penghujatan. Atau pada acara kumpul-kumpul secara informal maupun formal, bah-
kan ada pula yang sampai pada dataran dialog antar intelektual pun permasalahan pendidikan menjadi menu yang hangat.
Atmosfer Pendidikan
Secara hakikl bahwa
manusia ditakdirkan sebagai makhluk yang indi-
vidu, sosial dan religi. Sehingga pa-
radigma pendidikan selayaknya ditujukan pada pemahaman identitas diri yang terintegrasikan secara aktual dalam komunitas kehidupannya. Kodrat-
nya manusia yang tidak bisa hidup tanpa manusia laln,. menyebabkannya harus berhubungan dengan manusia lain. Merupakan bentuk pengingkaran kodrat apabila dalam pendidikan di per-
guruan tinggi terjadi
dan
diciptakan
/dikondisikan untuk individualis, pembonsaian bahkan pengkebirian ter-
hadap adaptasi dalam memperoleh pendidikan, menyempitkan ruang gerak kreatifitas dalam bentuk apapun
terhadap individu dalam mengembangkan diri untuk berafiliasi (berkelompok) dalam beraktualisasi. Sangat disayangkan apabila dalam pendidikan diciptakan/terjadi iklim kesen-
jangan antara si-pendidik (dosen) dengan mahasiswa, ataupun antar dosen karena manajemen kepemimpinan yang cenderung top down dan kurang egaliter maupun persaingan yang sifat-
nya teknis antar individu atau kelom-
pok. Bahkan tidak jarang terjadi perdebatan antar pembimbing yang berdiri dibelakang disiplin ilmu masingmasing secara tidak proporsional dan melupakan esensi keilmuan itu sendiri.
Sehingga karena akses ini mahasiswalah yang lebih banyak kena dampaknya.
Terlepas dari kepentingan
dan
sasarannya, pendidikan telah diciptakan sedemikian rupa. Sehingga tidak salah seandainya mahasiswa bagai sapi perah yang diberi pakan berupa informasi-in{ormasi teori yang jarang /tidak berhubungan atau dihubungkan dengan perkembangan ilmu dan
keadaan masyarakat. Ditambah konsentrat konvensinal (yang perlu untuk ditelaah apakah konsentrat itu nantinya meningkatkan produktivitas, atau malah menyebabkan bloaVkembung) berupa praktikum. Supaya punya nilai repro-
duksi, dikawinkan dalam bentuk salah satunya diskusi. Ditambah pula beberapa exercise (tetapi tetap dalam kan-
dang) berupa
tugas terstruktur
dan
lain-lain yang sifatnya syarat, syarat dan syarat, Masih dlembel-embeli pengekangan sapi dengan menggunakan tali berupa absensi. Sampai saatnya sapi menghasilkan susu. Dalam satu masa laktasi dihitung jumlah susu dari sekian kali
pemerahan yang secara kumulatif adalah hasil dari komponen pakan, konsentrat, perkawinan dan exercise. Itukah yang dinamakan kualitas mahasiswa ? Tentunya mahasiswa tidak ingin
diperlakukan seperti perumpamaan tersebut.
HUSBANDRY No.
13
TH XIVI998
\
l:. ::
su,a,fal$delxi. .
Memang banyaknya susu yang dihasilkan adalah parameter tersendiri. Namun yang terpenting adalah kan-
dungan nutrien yang terkandung dalam susu tersebut. Satu dimensi masih yang dilupakan adalah hasil perkawinan sapi tersebut. Minimal inilah syarat jika ingin mendapatkan dan mengetahui produktif itas sapi yang sesugguhnya. Dengan parameter tersebut kita dapat melihat kualitas keturunan yang dihasilkan. Kualitas keturunan jelas sangat tergantung proses pemuliaannya (pendidikan). Kirannya sangat muskhil akan terjadi masa laktasi bahkan menghasilkan keturunan
yang baik untuk diharapkan dapat mengembangkan ternak tanpa adanya proses perkawinan tersebut.
..iiiiii,iiu ::::' !: ii' :::
I
kesejahteraannya. Sedangkan kelompok yunior (mahasiswa) sebagai obyek yang harus dikelola sekehendak pembuat kebijakan maupun pendidik atas kepentingan apa pun di dalamnya. Hal ini hanyalah menciptakan lahan yang subur bagi kaum penindas dan yang gandrung kekuasaan. Fenomena seperini bukan lagi zamannya. Karena hasilnya nanti hanyalah proses penindasan ilmu, pemicikan wacana, pendangkalan pola pikir dan penyempitan wawasan bagi mahasiswa ataupun juga
ti
jakan, jarang/tidak pernah mahasiswa dilibatkan sebelumnya. Sehingga banyak kebijakan yang terjadi adalah
menguntungkan, saling menghormati
kekuasaan (dalam hal apapun baik
dan penuh nuansa romantika.
menyangkut kebijakan, pembimbingan, pengajaran maupun kegiatan teknis lain) adalah cenderung "korup". Apabila ini terus terjadi, perguruan tinggi yang notabene terjadi proses pendidikan, akan jauh dari moralitas dan cenderung akan mengalami dekandensi.
namun dalam kenyataannya
terjadi
academic tension. Prasarat tersebut adalah adanya iklim demokrasi kampus yang mencakup unsur Fraternity,
iji:ili:trjl
::,:.,::ilil;1:,l
i'
i'li,,l,l,,i'
'
didik dan bukan belajar-mengajar yang versus mahasiswa dapat dianekdotkan : dosen belajar mengajar. Kenyataan yang lebih banyak terjadi, dosen mengajar dengan transparansi bagaikan orang memakai kaca mata minus lima. Jika kaca mata tersebut dilepas, sudah tidak jelas (kabur) pandangannya. Demikian halnya bila
transparansi tersebut dilepas (tidak
yang rata-rata ber-lQ sedang menjadi
Dalam proses pengambilan kebi-
antara kedua pelaku utama pendidikan (mahasiswa-dosen) dan pelaku pendukung lain terjadi interaksi yang saling
Paling tidak, ada beberapa prasyarat agar atmosfer tersebut tidak sebatas kata-kata yang indah untuk didengar,
,
sendiri.
siswanya. Jelas ini bukan sesuatu yang memuaskan, bahkan tidak dikehendaki. Andai pun dalam hal kebijakan mahasiswa terlibat, itupun proses yang sifatnya ex-post (sudah berlalu). Di sinilah proses-proses interaksi itu harus dimulai bila memang diinginkan atmosfer akademik yang "sehat dan tidak korup". Mengingat satu antitesis bahwa
beraspek jangka pendek. Minimal
t .: rj.j:rr,r :!!,,1-r1
' jt..
sebaliknya bagi pendidik (dosen) itu
sedinamis mungkin dengan tetap
sasaran dan hasil pendidikan tidak akan
,
l.
dipakai), kenyataannya tidak akan beda jauh. Sangat ironis atas kapasitas dan kreatifitas dosen yang seperti itu, untuk menciptakan mahasiswa
kebijakan yang sifatnya sepihak.
berpegang pada tujuan jangka panjang
:i.i
l
i:
Syarat utama keberhasilan proses pendidikan adalah atmosfer pendidikan yang harus diciptakan sekondusif dan terhadap lingkungan strategi (lingstra) lokal, nasional dan global. Sehingga
.1.:::
..: ::j'l'rrl
Bahkan tidak jarang jauh dari keingi-
nan, harapan dan kebutuhan maha-
human resources berkualitas. Tidak dapat dihindari (sudah terjadi) bahwa dengan pendekatan yang diterapkan, tujuan riil pendidikan telah men-
: menyimpang) dari tujuan pendidikan awal yang lebih mulia. Secara transparan dan telah diakui keabsahannya bahwa galami pergeseran (baca
tujuan pendidikan hanyalah
untuk kepentingan memenuhi tuntutan pasar
(tidak dapat dispekulasikan). Hal ini dapat kita lihat dan rasakah, dengan adanya kurikulumisasi kuantitatif yang sebenarnya menunjukkan kegamangan antara orientasi membentuk homo eco-
nomicus dan membekali para mahasiswa dengan pengetahuan yang sifatnya informatif melalui pemindahan pengetahuan dari dosen kepada mahasiswa.
Ketakutan terbesar yang akan meng-
hancurkan dunia pendidikan adalah terciptanya plagiator ilmu. Karena pro-
ses transplantasi pengetahuan dan pengalarnan ref leksi yang dengan
Liberality dan Egality (kekeluargaan,
Paradigma cara mengajar yang berpangkal pada Behaviourism dan
kemerdekaan dan kesamaan/keseja-
Metalism adalah cara pendekatan dan
warkan (baca
jaran).
teori yang ketinggalan zaman. Mengapa? Karena konsep ini mencip-
dosen guna memudahkan proses belajar lewat jumpaan.
takan sistem pendidikan yang menempatkan mahasiswa sebagai obyek dan bukan subyek yang harus diberi ( baca : ditanamkan ) nilai-nilai luhur, sikap
Platform kurikulum yang sering berubah, disatu sisi menunjukkan hara-
ilmiah, wacana pengkayaan ide
perubahan terjadi tidak beraturan. Hal ini menunjukkan lemah/rapuhnya sistem pendidikan yang ada. Kelemahan
lklim akademis tersebut akan tercipta tidak mengedepankan logika kekuasaan, tidak berprinsip dan berdogma pada perilaku konservatif. Sebab perilaku tersebut hanya akan menghasilkan aspek emosional yang sifatnya negatif
apabila dalam pendidikan
dan tidak mendidik. Bahkan menjadi tidak adil apabila satu kelompok senior (para pendidik) sebagai subyek yang harus dlhormati, tidak boleh disentuh oleh kritik maupun perbedaan argumentasi, ditingkatkan kreatifitas dan
HUSBANDRY No. 13 TH XIV1998
dan
sosial kemasyarakatan. Di samping itu, ilmu yang dipelajari (baca : diperoleh)
oleh mahasiswa hanya menjadi fosil yang tidak ada manfaatnya, bila tetap mempertahankan dan memberlakukan asumsi menara gading. Layaknya pendidikan terdapat komparasi didik-men-
berbagai macam aksi akademik mena-
:
terdapat)
se.jumlah
pan adanya perubahan menuiu perbaikan. Namun disisi lain, fenomena
tersebut, atas asumsi apapun, yang jelas secara reflektif merupakan bentuk kelambanan
dalam
mengantisipasi
percepatan perkembangan ilmu pengetahuan, tingkat persaingan dan
27
flriilfifififififlfiilfi$ilfr standarisasi kualitas ke masa depan. Di samping itu, merupakan kecerobohan pelaksanaan, kerapuhan, misma' nagemen organisasi dan tidak terkontrolnya sistem evaluasi pendidikan. Bah-kan, mau diakui atau tidak, meru-
pakan sinyal-sinyal ketakutan dalam
penyiapan kualitas sumber daya mahasiswa terhadap tingkat persaingan yang semakin tinggi. Bahasa kasarnya : proses pendidikan, aturan main dan dosennya saja seperti itu, apa tidak lebih morat-marit maha' siswanya.
Kenyataan ini, menjadikan catatan bahwa bagaimanapun juga pendidikan dengan segala atributnya masih belum cukup profesional. Terjadi suatu pemaksaan atas apa yang diberikan. Bukan bagaimana memberikan yang
sesuai prakarsa pribadi, kemampuan (potensi) dan minat pelaku pendidikan (subyek pendidikan) yaitu mahasiswa.
pemahaman bahkan tanpa landasan
dan kerangka berfikir yang jelas. Disadari maupun tidak aksi semacam ini hanyalah men.iadikan bumerang
bagi intellectual honesty mahasiswa-
itu
sendiri. Dalam pembimbingan kerja praktek/praktek lapangan maupun skripsi, jarang terjadi proses dialektika, pemahaman atas ide mahadosen
siswa dan pemecahan
persoalan
secara bersama atas karya
ilmiah
yang dibuat. Sehingga yang terjadi hanya menyalahkan tanpa disertai solusi konkrit. Jika ada solusi pun sifatnya doktriner yang kesannya sakral
Pendeknya tidak mau repot, itulah kata-kata yang lebih mudah untuk dipahami dari Cross Road System. Atau
dapat disamakan dengan metode Machiavelli : The ends justify the means, - mendasari semua perilaku potong kompas. Permasalahan ini tidak
bisa hanya dipandang dari
sudut
kepentingan mahasiswa saja, akan
tetapi yang lebih penting adalah mengapa sistem ini subur pada sebuah institusi pendidikan. Sebut saja dosen /mahasiswa "memplagiati" tesis/skripsi, peng-copy-an berbagai tugas terstruktur, atau pun "peng-lnstan-dn" melalui percepatan proses belajar dan masih banyak lagi.
Banyak sekali kasus akademis yang terjadi karena Cross Road System (sistem jalan pintas). Memang sistem ini disatu sisi mungkin sah bila melalui proses, kejadian dan penyebab/disebabkan oleh perlakuan yang tidak wajar dan tidak logis. Sesuatu yang naif bila hal ini dikondisikan dan keluar dari kaidah dan etika keilmuan. Sebut saja
kerja praktek kolektif dan
proyek penelitian dosen bagi para mahasiswa.
Memang berbagai kemudahan diperoleh secara ekomomis dengan sedikit melupakan proses kerja, proses
28
Ambil contoh misalnya : studi banding, fiel trip, magang, forum-forum informasi
dan dialog/seminar, kunjungan lapangan dan lain sebagainya akan sangat berdampak positif bagi peningkatan kreatifitas dan proses transfer keilmuan. Proses transformasi ilmu dan penge-
tahuan dalam pendidikanseharusnya menggunakan main stream logis dan
kronologis serta berpegang pada norma keefektifan dan norma tanggung jawab sosial . Logis, bahwa proses-proses yang dilakukan dape.; diterima dengan secara rasional dan dapat menimbulkan ide/gagasan yang baru.
tidak bisa dibantah apalagi (digugat).
Sehingga wacana yang ada pada mahasiswa selalu subur dan tidak
Kesenjangan Akademis Pada satu sisi, pendidikan dengan
memfosil begitu saja, atau lebih tragisnya tidak akan bay pass. Kronologis
menara gadingnya diharapkan mencip-
menyangkut urutan kejadian, peristidan relevansi ilmu dan pengetahuan itu sendiri, yang sesuai dengan
takan teknokrat yang memiliki kemam-
puan akademik tinggi (penguasaan ilmu). Mahasiswa-dosen terkonsentrasi
untuk menggembleng ilmu, Cross Road System
i'
memperkaya teori-teori yang tersedia dan steril dari pengaruh luar. Jika demikian,
wa
perkembangan zaman. Dalam hal ini bagaimana kreatifitas
transformasi ilmu pengetahuan itu harus dimengerti oleh mahasiswa menyangkut pula propaganda dan sen-
seharusnya dunia kampus penuh dengan filsuf-filsuf yang mampu menyejukkan kehidupan bangsanya, tercipta
sor yang diciptakan. Serta bagaimana
intelektual-intelektual handal yang
diri dalam memantapkan dan mengem-
dapat mengatasi probletika komplek
bangkan potensi dirinya. Selain
yang terjadi. Namun kenyataan sejarah telah membukakan mata dan itu benarbenar halusinasi belaka. Tentunya sering terdengar pepatah "kacang tidak lupa kulitnya". Jadi norma tanggung jawab mesti melekat, masyarakat kampus tidak bisa lari untuk
alienasi (keterasingan) dengan masyarakatnya dan buta terhadap pesatnya percepatan informasi, kecanggihan
untuk paham dan mengerti memerlukan proses, energi, kondisi dan suasana psikologis mahasiswa. Konsep dialektika dalam proses pendidikan paling tidak menjadi suatu agenda akademik yang perlu guna mendukung terciptanya atmosfer akademik seperti yang diharapkan bersama. Hal ini penting artinya bag'i pengasahan ketajaman berfikir, menganalisis permasalahanpermasalahan serta pemecahannya. lnilah yang sering dilupakan oleh dosen yang terhormat maupun para
teknologi serta perkembangan ilmu
pengambil kebijaksanaan (decicion
pengetahuan. Dalam prakslsnya apabila hal terjadi pada dunia peternakan, kalangan institusi akademis - dunia lapangan akan terjadi kesen jangan yang justru merugikan, khususnya
maker).
tetap menutup diri terhadap dunia luarnya. Karena dengan perilaku seper-
ti ini, semakin memperbesar jurang
kalangan akademis termasuk mahasiswanya. Sejak dini / sesering kali perlu pengkayaan terhadap wacana dan pengalaman-pengalaman di lapa-
ngan dalam rangka menjembatani antara dunia teori dan dunia praktek.
mahasiswa
itu sendiri memfungsikan itu,
adalah ilrulrusiswa F'akultas Peterrrukart Unsoed Angkatan 1993)
( Penulis
: Jetamat nf
Arns Brnnlsrr-NYA Tnn QUE tnPr,r UNSoED :
iSaaalai lreterua&za 4e
44a/ KuaTuz.
HUSBANDRY No.
13
TH XIV1998
DEKON.STRUKSI SISTEIIJI BUDAYA DAN PTNDIDIKAN
BERPARADIGMA UTOPIA RENDAH Oleh : Muh. Suyadi Al Mexit
Q( feterpesonaan manusia terl( hadap kemajuan teknologimamenginheren. Demi kema-
dekatan itu mengandaikan adanya elite politik yang sendirian dan tidak perlu direkayasa karena mereka yang
juan teknologi, segala pertimbangan
merekayasa dan merasa berhak mere-
etika dan agama diabaikan. Dalam fil-
itu sangat dila-
kayasa masyarakat. Hal ini dapat mengarah pada bentuk negara tota-
laikan. Orang suka berbicara mengenai materi dan kehidupan. Lalu, ba-
liter. Karena rekayasa akan menjadikan orang penurut seperti robot.
C-l L/sih
safat barat, hidup gaimana dengan
alam yang
tidak
memiliki otak.
Sampai sekarang sistem
pendidikan di lndonesia didominasi oleh konsep pendidikan barat. Hal ini berarti yang dikembangkan hanya rasio dan indera. Mexit (1998) membuat suatu
analisis perbandingan (komparasi) antara science barat dengan lslam. Bah-
wasanya barat sangat berpegang teguh dan mengagung-agungkan indera dengan metode ilmiahnya dan rasio dengan analisis dan sintesisnya. Sementara lslam, selain kedua hal tersebut, masih mempunyai dua pega-
ngan yaitu wahyu (Al-Qur'an, Hadist dan ljma), menghasilkan metode keyakinan dan qalb (perasaan) yang mengha-silkan metodeintuisi.
Dari sudut pandang epistemologi, lslam mampu menawarkan konsep berpikir yang lebih luas. Sehingga IPTEK akan berkembang lebih sempurna. Jika dari sudut pandang aksiologi akan semakin banyak tingkat pengalaman dan keyakinannya terhadap pencarian diri Tuhan, karena serhakin banyak cabang ilmu yang Prospek Rekayasa Sosial dan Reformasi Pendidikan Sebenarnya istilah rekayasa sosial, mengimplikasikan antara yang mere-
Jadi seolah-
olah menunjukkan adanya suatu hubungan yang mengobyekkan pihak
yang direkayasa. Secara politis pen-
HUSIIANDRY No. 13 TH XII/1998
hanif) adalah kedua orang tuanya yang
telah membuatnya menjadi Yahudi, Majusi atau Nasrani. Jadi pada dasarnya pendidikan harus mendekonstruksi kecenderungan atau bahkan pendiktean lingkungan yang bersiifat melawan nilai fitiah yang hanif. Agama seharusnya tidaklah mem-
beri khutbah atau mengindoktrinasi manusia tentang nilai-nilai atau kerja keras, karena fitrah (nuraninya) secara utuh sebenarnya sudah tersedia. Proses pendidikan yang dibutuhkan
adalah pembongkaran terhadap pe-
proses pengajaran, yaitu hanya men-
ngaruh lingkungan yang
jadikan siswa sebagai "tong sampah" buangan dari dosen dan guru. Siswa
predator bakat manusiawi seperti
diajari teori-teori yang membelenggu kecerdasan siswa, sehingga tidak mampumengapresiasikan kein-
nang, dan sebagainya. Sedangkan
hanya
telektualannya. Padahal
tiap
individu manusia itu diberikan pengalaman subyek yang akan menghasilkan intuisi yang beragam. Dalam konteks apapun, sasaran akhir dari suatu proses pendidikan
munafik, angkuh
dan
menjadi
sewenang-we-
yang terjadi selama ini, pendidikan ha-
nyadiarahkan pada positivistik-meterialistik. Jadi segala sesuatunya hanya diukur secara kuantitas dan skoring. Akibat kesalahan pendidikan semacam ini sangat fatal. Sebagal contoh pada rezim orde baru dengan sistem
menurut lslam adalah terbentuknya kepribadian luhur (akhlakul karimah)
pendidikan top down dan segala sesuatunyadibawah kungkungan kekuasaan hanya menghasilkan intelektual-
baik sebagai makhluk individu maupun
intelektual "karbitan". Manipulasi seja-
sosial. "Aku sendiri di utus Allah tiada lain adalah untuk menyempur-
rah yang disodorkan akan memutuskan nilai-nilai yang dibangun oleh
nakan akhlak manusia menjadi mulia" demikian sabda Rasulullah.
pejuang-pejuang pendahulu kita. Akhir-
nya
masyarakat buta akan sejarah
Sebagai makhluk individu, akhlak yang dimaksud adalah karakter atau
yang
sebenarnya terjadi, bahkan tafsir
sikap mental dan perilaku pribadinya,
dihasilkan.
kayasa dan direkayasa.
Sementara pendidikan itu merupakan suatu proses pencerdasan manusia dengan segala kebebasan, penggalian seluruh ide dari kemampuan mendasar berpikir dan berprosesnya otak individu manusia. Sedangkan yang kita rasakan adalah
dong pada keluhuran dan kebenaran
sedang akhlak sosial merupakan pola budaya dan tatanan sosialnya. Pendi-
dikan keagamaan kita bahkan telah bergeserpada penciptaan kesalihan simbolis dan dekoratif sehingga tampak semu. Sebuah hadist mengatakan
bahwa setiap
Qur'an pun di buat atas tekanan pe-
nguasa. Banyak ulama yang men-
jual
ayat-ayatnya
demi
kepentingan
pe-nguasa.
Waallahua'alam bisawab. ( Penulis adalah mahasiswa F.akultas
Peternakarr Unsoed Angkatan 19931
anak manusia
pada dasarnya lahir dalam fitrahnya yang sucl (fitrah islamiyah yang selalu con-
29
PEMANFAATAN TEIUR
PADA aging, susu dan telur
meru-
pakan hasil utama dari usaha ternak sebagai sumber protein hewani yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Sebagai bahan pangan yang
banyak dibutuhkan manusia sudah barang tentu kelersediannya perlu terjamin kualitas, kuantitas maupun kontinuitasnya. Selama krisis ekonomi ini,
P E NYATUIAKAN. Proses penyamakan kulit melalui beberapa tahap dan berbeda untuk masing-masing jenis penyamakan kulit. Sebagai contoh penyamakan kulit keras tahap penyamakan sebagai berikut:
pencucian, penghilangan epidermis, buang sisik, buang sisa daging, pembuangan lemak (degreasing), pem-
ketersediaan komoditi hasil ternak
buangan protein non kolagen (bating). Pengasaman (picling), penyamakan
tersebut mengalami penurunan cukup tajam. Namun krisis ekonomi ini membawa hikmah pula untuk mengadakan terobosan khususnya dalam bidang industri penyamakan kulit. Dengan
(tanning), penetralan, penyamakan ulang (retanning), peminyakan (fatliquoring), pengikatan minyak, pemeraman, pementangan, pelemasan dan penghalusan. Melihat panjangnya
adanya krisis ekonomi harga-harga bahan samak yang masih diimpor
proses penyhmakan kulit dan menggu-
menjadi sangat mahal.
Beberapa
komoditi hasil ternak baik hasil utama maupun hasil ikutannya dapat diman-
faatkan untuk bahan pembantu pada penyamakan kulit.
Penyamakan kulit adalah suatu proses mengubah kulit yang bersifat labil
menjadi kulit stabil, sehingga tidak
rusak karena dekomposisi mikroorganisme, panas atau air.
nakan bahan kimia sehingga penyamakan kulit relatif mahal. Apalagi dalant krisis ekonomi yang berkepan-
jangan ini penyamakan kulit menjadi sangat mahal. Hal ini disebabkan bahan-bahan kimia yang digunakan untuk penyamakan masih banyak berasal dari impor.
Sehubungan dengan itu, beberapa penelitian banyak dilakukan untuk
mengganti bahan kimia
impor.
Dapat juga dikatakan penyamakan adalah proses mengubah kulit mentah
Sebagai contoh pada proses bating, oropon dapat diganti dengan enzim
menjadi kulit masak. Prinsip penyamakan kulit yaitu memasukkan zat
proteolitik yang murah dan mudah dijumpai. Proses bating adalah suatu proses untuk menghilangkan semua zal-zat yang bukan kolagen secara enzimatis yang belum hilang pada proses pengapuran dengan maksud antara lain agar kulit tidak mudah mengadakan kontraksi terhadap apa saja, menghilangkan sisa lemak yang tidak tersabun, menghilangkan sisa rambut
samak yang akan berikatan dengan zat kulit (kolagen). Penyamakan kulit dapat menggunakan kulit konvensional seper-
ti
kulit sapi, kerbau, kambing dan
domba maupun kulit reptil. Akhir-akhir ini banyak dijumpai kulit samak berasal dari kulit non konvensional seperti kulit cakar ayam, kulit itik, kulit bagian scro-
kaki kambing bahkan pada skala penelitian telah dicoba penyamakan rumen. Penyamakan dapat dilakukan de-
dan pigmen-pigmen. Enzim yang berpengaruh pada proses bating adalah enzim trypsin dan pepsin yang dapat
ngan bahan penyamak
suhu dan
tum sapi, kulit
nabati
(dari tumbuhan), sintetis, mineral, minyak atau samak kombinasi. Jenis kulit samak ada bermacam-macam misalnya kulit kras, kulit boks, kulit untuk jaket atau kulit atasan sepatu.
30
mencerna protein kullt apabila kondisi
pH cocok. Dari beberapa penelitian telah dicoba pengganti Oropon misalnya menggunakan pankreas sapi, kambing, ayam, babi baik pankreas segar dan awetan maupun penggunaan jamur tempe
(Rhyzopus
KU tIT
sp.). Dari
penelitian dila-
porkan hasilnya cukup baik sebagai bahan bating. Selain lahap bating, pada proses penyamakan ada tahap fatliquoring.
Fatliquoring atau peminyakan dila-
kukan mengingat pada proses degreasing ( penghilangan lemak ) akan menyebabkan kulit samak menjadi kaku atau keras sehingga ada tendensi mudah patah. Apabila seratserat kulit yang telah disamak dilumas dengan minyak maka kulit menjadi lebih lemas. Peminyakan sendiri merupakan tindakan terhadap kulit dengan emulsi minyak agar diperoleh kulit yang lemas, lebih tahan terhadap gaya tarik atau gaya mekanik lainnya, menjaga serat kulit tidak lengket satu dengan lainnya serta memperkecil daya serap terhadap air. Peminyakan biasanya menggunakan minyak dalam bentuk cair, seperti emulsi minyak yang menjadi komponen larut dalam air dan tidak larut dalam air. Minyak yang digunakan dapat berasal dari minyak hewani, nabati atau sintetis. Minyak hewani misalnya minyak ikan, lemak babi, minyak kaki sapi, minyak kuning telur dan lemak domba. Disebutkan di atas bahwa minyak hewani khususnya kuning telur dapat
digunakan untuk peminyakan. Kuning
telur merupakan bagian terbesar yang mengandung lemak dan merupakan senyawa utama yang berkombinasi dengan membentuk lipoprotein. Lemak
yang ada pada telur dalam bentuk lemak tidak jenuh dan lemak jenuh. Jenis minyak yang dlgunakan dalam proses peminyakan adalah trigliserlda. Lipida kuning telur diketahui mengandung trigliserida 65,5 persen. Oleh
karena itu kuning telur dapat digu-
nakan sebagai penganti lahap
fat I i q u o ri ngl-.
pada
.
Untuk memanfaatkan kuning
telur dicoba berbagai jenis asal telur, umur simpan
untuk peminyakan dapat
HUSBANDRY No.
13
TH XIU1998
telur, dosis penggunaan untuk tujuan penyamakan yang bermacam-macam
proses f inishing. Pada tahap akhir penyamakan kulit jadi adalah penge-
dan jenis kulit yang berbeda. Jadi ada
catan. Pada proses pengecatan
banyak sekali penelitian yang dapat dilakukan. Penelitian dapat juga diarahkan untuk mengetahui nilai eko-
salah satu bahan yang berfungsi seba-
nomis penggunaan kuning telur sebagai agensia{atliquoring dibandingkan dengan penggunaan minyak sintetis yang selama ini digunakan.
Selain
pemanfaatan kuning telur,
ternyata putih telur mempunyai potensi untuk dimanfaatkan terutama pada
(Ir. Kusuma s.,'*tuff Pengajar Lab, Teknologi Hasil Ternak Fapet Unsoed)
ada
gai bahan pengikat. Putih telur perlu
*"
bahan pengikatan (binding). Penelitian dapat
LMSA (1998), konsentrasi penggunaan kuning
meliputi jenis telur, umur simpan telur dan dosis.
dapat membuat kekuatan tarik dan daya regang
diteliti manfaatnya untuk
Selain lezat rasanya untuk mencukupi gizi manusia, telur mempunyai potensi untuk dimanfaatkan sebagai bahan pembantu pada penyamakan kulit.
7E KIUIK
fiflE NDAPATKAN
Dari hasil penetitian yang dilakukan
telur berkisar B-12 persen dari berat
Wibowo,
bloten.
lni
kulit kelinci
lokal berbulu semakin meningkat. Dari lnformasi penelitian itu juga, ternyata telur
umur simpan dua mingguan masih cukup baik digunakan sebagai agensia fatliquaring.
AIR BERSIHi
DA RI ATR BUANCAN
Oleh : lr. R. Singgih Sugeng Santoso, MS. ( Staf Pengajar Fapet Unsoed) Tahap pendahuluan
Tahap ini adalah tahap penampungan air buangan dalam kolam penampengendapan. Langkah awal dari proses penampungan adalah pemasukkan air buangan
pungan untuk proses
melalui pintu yang telah dilengkapi saringan atau filter. Filter dipasang dengan posisi tegak atau miring untuk menahan benda atau kotoran yang terbawa. Saringan dibuat bertahap dengan
ukuran besar di bagian awal dan ukuran kecil (mesh) di bagian belakang. Air yang disaring selanjutnya mema-
suki tahap sedimentasi biasa. Yaitu mengendapkan kotoran air dengan jalan menyimpan dalam jangka waktu tertentu tanpa penambahan bahan kimia. Dalam proses ini suspensi atau partikel dengan berat jenis lebih besar dari air akan cepat mengendap karena pengaruh gaya berat (spontan) dibanding partikel dengan berat jenis lebih kecil dari air. Faktor lain yang mempengaruhi kecepatan pengendapan meliputi kecepatan aliran, fiskositas atau suhu cairan. Serta bentuk ukuran atau volume, berat partikel serta rnasa detensi. Untuk mempercepat pe-
ngendapan, dilakukan dengan mem-
HUSbANDRY No. 13 TH xIU1998
perkecil arus atau aliran, memperbesar area aliran air atau dengan menyimpan air.
Partikel tersuspensi dibedakan men-
jadi dua yaitu partikel dengan bentuk bulat yang stabil (tidak berubah bentuk, ukuran, identitas maupun berat) dan partikel dengan bentuk yang labil (selama pengendapan). Namun, kebanyakan bahan organik yang tersus-
pensi, terdiri dari partikel yang cenderung membentuk gumpalan antara satu dengan lainnya. Makin tinggi konsentrasi partikel, makin besar kontak antar partikel dalam membentuk gum-
palan sehingga memepercepat pengendapan. Pada proses pengendapan spontan
ini, dapat dihiiangkan kurang lebih 60 persen bahan tersuspensi dan 75 persen bakteri. Selain
itu,
kesadahan
dan warna air akan menurun karena pengaruh sinar matahari sehingga mengurangi beban pada proses selanjutnya. Kematian bakteri pada dasarnya disebabkan oleh suhu air yang tidak cocok, tidak ada makanan dan daya sterilisasi sinar matahari. Penyinaran selama lima minggu pada 32oF, 4 minggu pada
Gambar : Bak Pencampur Sistem Aduk Mekanis ---)
Motor penggerak
.-------->
--). Sumbu pengaduk
\-,
J
Pengaduk
31
. .1.. _,
,::l:t;rl,li,::,.j'
:,i:,',;,:.i::::
..:.,,. ,,..:,..1,.i
,,:.,,,,.:.i...,..:
.. i ::
r.:.1::::i::rr:rj::: l':
bahan organik dan anorganik, bakteri
Gambar : Bak pencampur dengan arah aliran naik turun t1
,.
patogen, plankton, penyebab rasa dan bau dan sebagainya.
Kandungan kimia larutan koagulan
tl
biasanya adalah aluin .atau alumunium sulfat (AI2(SO4)3 18H2O) atau disebut filter (tawas), garam Fe seperti ferriclorida (FeCl3) dan lerro sulfat (FeSO4
7H2()). Bahan tersebut efektif
.iika
dalam keadaan basa. Bila air buangan kurang basa maka dapat ditambahkan Na2CO3 atau air kapur (CaO), sedangkan aluin sendiri akan mengurangi pH air.
Dosis koagulan bervariasi dari 0,03 41oF,
3 minggu pada 50oF dan 2 ming-
gu pada 64,4oF dapat membersihkan air dari semua bakteri yang ada.
Desain Bak Pengendapan
Desain bak dapat berbentuk
b0jur sangkar atau empat persegi panjang.
Arah aliran dapat horisontal, bentuk sirkel (arah aliran spiral atau radial) dan bentuk hopper dengan arah aliran ver-
tikal. Bentuk yang paling disukai adalah bentuk panjang dan sempit dehgan ukuran panjang tidak melebihi empat kali lebarnya.
sampai dengan 0,15 g/liter
Pengurasan Bak Suspensi yang mengendap, sewaktu-waktu perlu dibuang dengan menguras bak. Cara menguras adalah
banyak pemakaian koagulan. Makin tinggi suhu air maka makin sedikit pemakaian koagulan. Pada pH di bawah pH optimum, gumpalan alumunium hidroksida akan larut
dengan menyisakan air dengan kedalaman 3 cm kemudian diaduk. Selanjutnya pintu pintu keluar khusus yang letaknya di dasar bak dibuka dan bak dikuras sampai bersih. lnterval pengurasan bak bervariasi antara 1-4 bulan tergantung kekeruhan air. Untuk menjaga kelangsungan suplai air maka perlu dibuat beberapa bak yang berbeda waktu pengurasannya.
tetapi bila pH di atas optimum maka gumpalan ini akan berionisasi. nilai pH Aluin ialah 6-8 sedangkan Fe pada pH B-1 0.
Bak Pencampur
Dalam proses koagulasi, diperlukan larutan koagulan. Yaitu larutan dengan
Fungsi bak pencampur adalah untuk mencampur air hasil pengolahan pada tahap pendahuluan dengan larutan koagulan. Bak pencampur ada dua sistem yaitu sibtem sekat dan sistem aduk mekanik.
kepekatan tertentu yang berfungsi untuk menghilangkan kekeruhan,
Pada sistem sekat, bak dibuat dengan bentuk persegi panjang dan
Kapasitas bak, disesuaikan dengan lama waktu penahanan air dalam bak
Tahap Koagulasi dan pengendapan
(masa detensi) yang dikehendaki. Masa detensi adalah perbandingan
larutan
antara volume dengan kecepatan aliran air melalui bak dengan rumus (lihat persamaan 1). Ukuran kedalaman bak
(Aluin
atau Fe). Makin keruh air maka makin
sebaiknya 3,5 - 6,0 dengan lebar tidak boleh lebih dari 12 meter. Bak yang
dangkal lebih ef isien karena partikel mengendap dalam waktu singkat, di sini berlaku rumus (lihat persamaan 2 dan 3). Untuk pengendapan spontan, kapasitas bak sebaiknya 1000-1250 liter /hari/m'?. Sedangkan kedalamannya antara 2,03,5 meter. J.arak aliran di dalam bak diperpanjang dengan memasang tembok penyekat yang. Tembok ini membuat aliran air naik turun (up and down) dan berputar mengelilingi ujung tembok penyekat (gambar 1) dengan kecepatan aliran sebaiknya 15-30 cm/m. Pintu masuk air pada bak memanjang dengan lebar bak. Sedang pintu keluar air dipasang 45 cm dibawah permukaan
.
Persamaan 1
:
t=?r(bu . Persamaan 2
:
t=2
?(-
7/ . Persamaan 3
U_
u=
:
masa detensi (jam) Panjang bak (m) Lebar bak (m) Kecepatan aliran air (cm/menit) Kecepatan pengendapan
Kedalamanbak(m)
Pze
-)- 2Al(OH).+3 MgSO.+19H,O+6COz _> 2Al(OH)a+3CaSO+ + 18 H?O
Alz(so.)3 18H,O+3Mg(HCO.), Al.(SOo). '18H,O+3Ca(OH)z CaSOo + Na,CO.
-+
MgSO. + Na,CO,
->MgCO. + Na,
CaCO. + Na. SOo SOo
bak.
32
HUSIIANDRY No. 13 TH XIVI998
akan mengendap di dasar bak. Jika air
Saluran air masuk
/'
,/
Tembok penyekat
tidak bersifat basa, perlu ditambah kapur sehingga terbentuk Alumunium
Saluran air keluar
hidroksida, Kalsium sulfat dan air. Air yang telah melalui tahap koagulasi selanjutnya masuk ke dalam bak
pengendapan untuk mengendapkan hasil proses koagulasi. Tahap berikut-
nya, air masuk dalam tahap
pen-
yaringan.
Gambar: Bak pengendapan dengan aliran naik turun
Tahap Penyaringan Proses penyaringan pada dasarnya adalah melewatkan air melalui bahan yang poreus (pasir dan arang). Dengan demikian benda yang lebih besar dari pori penyaring akan tertahan.
Lumpur Endapan
/:\ ll,-:\ ll,-:\ ll,':\
Penyaringan dapat cepat atau lambat dari diameter pasir yang digunakan. Pasir dengan ukuran 0,250,35 mm menghasilkan penyaringan yang bersih tetapi kecepatannya lambat (150 liter/m2ljam). Sedangkan pasir dengan ukuran 0,5 mm dapat
tergantung
\:/ll\:r'll\:r'll\:/ ^llr-\ll
,:'.ll/}
menghasilkan 4OOO-50OO literlm2ljam. Pasir yang digunakan sebaiknya dis-
T6mbok Penyekal
terilkan terlebih dahulu.
Gambar: Bak pencampur dengan arah aliran zigzag
didalam bak dibuat dinding penyekat.
daiam air buangan untuk membentuk
Dinding penyekat pada u.lungnya dapat
terbuka di bagian sisi, sehingga arah
gumpalan yang selanjutnya dapat diendapkan. Proses koagulasi perlu dila-
aliran dapat zig-zag. Atau dibagian ujung atas atau bawah sehingga, arah
kukan jika kekeruhan air lebih dari 3050 persen.
aliran dapat naik turun
Hal yang perlu diperhatikan dalam
ulasi,
Air dari proses pendahuluan yang garam bikarbonat de-
ngan penambahan Aluin akan terjadi
detensi (20-50 menit), lebar kanal (+ 45 cm) untuk mempermudah pengu-
air dan karbon dioksida. Aluin hidroksida merupakan endapan yang tidak larut dan akan menarik partikel serta membentuk gumpalan yang lebih besar dan
dengan penambahan Aluin
menyebabkan air menjadi sadah permanen karena terbentuknya \aram MgSOa atau CaSOz. Air sadah dapat J++ dilunakkan dengan penambahan soda abu atau Na2CO3 (lihat tabel reaksi). Kecepatan pelunakan air dipengaruhi oleh suhu. Makin tinggi suhu, makin
mengandung
pencampuran adalah kecepatan aliran dalam kanal bak (15-45 cm/dt), masa
rasan. Serta kedalaman bak tidak boleh kurang dari 1 meter. Pada sistem aduk mekanis, air bua-
Tahap Pelunakan Air Tahap ini merupakan tahap terakhir dari teknik mendapatkan air bersih. Berdasarkan reaksi pada tahap koag-
reaksi (lihat tabel reaksi) yang menghasilkan AI(OH)3, MgSOa,
cepat prosesnya. Dengan demikian, proses pelunakan air sebaikknya disertai dengan pemanasan.
tahap pendahuluan, masuk bersama-sama aliran koagulan ngan setelah
ke bak
pencampur. Pencampuran keduanya dipercepat dengan adanya motor penggerak. Koagulasi Partikel kecil atau koloid yang tidak dapat mengendap dengan cara spontan, bila ditambah koagulan akan membentuk gumpalan yang dapat diendapkan. Jadi koagulan adalah proses penambahan bahan kimia tertentu ke
HUSBANDRY No. 13 TH XII/1998
E[laril[ $otia l[llra Irolssi0lt0 TRTE
POIffi PROGRAM . M! Word . I'lS txel l
( o lllindows '98 Rp.
33.000,/ 3 0rong
Pendoftoron lerokhir retiop
hnggl 10
Jl. Prof. Dr. H.R. Bunjamin Ruko No. 2 Depan.Unsoed
f.{:lllilf,IiFnif*f
33
REFORMASI DAN REORIENTASI PEfNBANGUNAN DI SUB SEKTOR PETERNAKAN Ajat Sudrajat ( Ketua SEMA Fapet Unsoed 1998 - 1999 depresiasi nilai yen terhadap dolar di Wall Street Stock Excange New York berpengaruh
1]prjadinya
lJ
I
sangat besar
terhadap depresiasi mata uang di sebagian negara Asia termasuk kurs rupiah dan bath sehingga mengakibatkan terjadinya krisis moneter. Krisis yang berkepanjangan
tersebut diawali pada bulan Juni 1997 hingga sekarang mengakibatkan krisis
total di berbagai sendi kehidupan masyarakat lndonesia hingga terjadi kri-
sis ekonomi, sosial/moral, politik serta
ngusaha peternakan dan
ketiga kila
belum bisa sepenuhnya mengandalkan sumber daya lokal untuk pengembangan, contohnya kita masih mengimpor bibit, bahan pakan (konsentrat) serta pendukung lainnya. Padahal untuk membeli semua itu
harus dengan transaksi dolar melalui
Bank Exim dengan fasilitas LiC-nya (Letter of Credit) yang pada saat ini tidak berlaku karena investor asing sudah tidak percaya lagi untuk menanamkan modal di negara kita.
krisis kepercayaan.
Krisis ekonomi yang menyebabkan
high inflation
Bagaimana Langkah Awal Reformasi
index, menyebabkan
dan Reorientasi Pembangunan di
berbagai harga melambung, ekonomi
ngangguran (booming unemployment).
Sub Sektor Peternakan Pada akhir Mei 1998, telah diadakan Forum Dialog Nasional Peternakan di Kampus IPB Bogor. Hal tersebut meru-
Angka kemiskinan pada tahun 996
pakan langkah awal pemerintah yang
sebanyak 22,5 jula jiwa atau lebih 1 1,3 persen dari jumlah penduduk dengan
dipelopori mahasiswa untuk melakukan seruan terhadap semua pihak terkait guna melaksanakan koreksi total di sub sektor peternakan. Dalam dialog tersebut telah dirumuskan tiga misi, yaitu koreksi terhadap semua kebijakan (deregulasi dan debirokratisasi) peme-
biaya tinggi di sektor infrastruktur sehingga terjadi meledaknya pe'1
pendapatan per kapita pertahun berkisar antara US $ 1000 - 1200. Pada
tahun 1998, angka
kemiskinan meningkat menjadi 40 persen dari jumlah penduduk sebesar 79,4 juta jiwa dengan pendapatan perkapita pertahun
sebesar US $ 280 300. Pada dasarnya, akibat semua ini karena rapuhnya (vurnarable) dan bobroknya fundamental ekonomi bangsa. Krisis yang berkepanjangan ini telah melumpuhkan berbagaikegiatan per-
ekonomian termasuk pembangunan
di sub sektor peternakan. Kegiatan ini pada masa orde baru cukup memprihatinkan, apa sebabnya ? Pertama perhatian pemerintah terhadap pembangunan di sub sektor peternakan ini sangat kecil karena kontribusi untuk pembangunan secara umum sangat kecil jika dibandingkan sektor industri, kedua dalam kegiatan ini telah banyak penyimpangan kebi-
jakan, sefingga unsur KKN tumbuh subur antara pemerintah dengan pe-
34
rintah termasuk realisasinya, peningkatan profesionalisme SDM peternakan dan perlu dikembangkannya agribisnis yang berorientasi pada pe-ternakan rakyat serta menghiIangkan unsur KKN di sub sektor peternakan. Langkah awal yang ditem-
puh adalah dengan adanya crash pro-
gramme (program jangka pendek), yaitu revisi dan orientasi terhadap segala konstitusi yang ada, misalnya: 1. UU No.6 th. 1967 tentang Pola Umum Kebijakan Peternakan yang sudah tidak sesuai lagi dengan misi
sektor pertanian sebagai leading sector.
2.
Keppres No. 22 th. 1994 dan SK Mentan No. 472 th.l996 tentang Peternakan Ayam Ras, kebijakan ini telah menumbuhkan serta menjamurnya kolusi antara pengusa-
)
ha dengan pejabat yang menciptakan kondisi pasar oiigopoiistik pada subsistem sapronak dan monopsoni pada sub sistem pemasaran yang mengakibatkan kesenjangan yang tinggi antara peternak besar dan peternak kecil. Sebagai langkah reformasi, maka Mentan Prof. Dr. lr. Soleh Solahudin bersama Dirjennak lr. Erwin Sutirto akan membentuk pokja perung-
gasan yang bertugas
memberi
masukan kepada pemerintah guna menciptakan keseimbangan pasar dengan jalan mengatur penawaran
dan permintaan sehingga peternak rakyat bisa lebih dominan. meningkatkan daya beli masyarakatterhadap prodtrk peternakan, memberikan kesempatan seluasluasnya kepada PMA dan PMDN untuk melakukan ekspor dari hasil produksinya, merevisi Keppres No. 22 lh. 1994 dan melakukan
pemerrksaan terhadap lapisan Dirjennak yang terlibat KKN.
Menggantl lnpres No. 5 th. 1995 dengan lnpres No.4 1998 tentang
deregulasi kebijakan rasio pada industri Pengolahan Susu (lPS) sehingga impor bahan baku susu
dan penyerapan susu produksi dalam negeri tidak terkait lagi. Pada tahun 1996, konsumsi susu sebesar 1.125.400 ton dengan perbandingan 386.000 ton susu lokal dan 739.400 ton susu impor dengan rasio 1 : 8. Padatahun 1998 ini, impor susu dikurangi sehingga rasio tidak terlalu tajam. Dengan
hal tersebut, maka dapat memberikan kesempatan kepada peternak untuk memasarkan produknya karena mahalnya bahan baku susu impor.
Menangguhkan
pemberlakuan Keppres No.37 tahun 1998 hing-
ga tahun 2003 tentang
Pajak
Pertarnbahan Nilai (PPN) 10 persen untuk pakan ternak, terutama pakan unggas. Menurut M. Alie
Abubakar HA. (Ketua PPUI), meskipun PPN ini diberlakukan
pada divisi feed mill dan breeding
HUSBANDRY No. 13 TH XIV1998
farm, maka
dampaknYa akan
meningkatkan harga jual pakan di
pasaran sehingga akan membe-
ratkan peternak. Apabila terjadi over feed cost, maka peternak tidak mampu menutupi biaya Produksi dan 80.000 peternak unggas yang tersisa sekarang ini akan mengalami kebangkrutan.
Peranan Mahasiswa Peternakan dalam Reformasi Sub Sektor Peternakan Guna Menghadapi Krisis
akan merasa yakin dan
Percaya bahwa masa krisis ini akan terlewati. Beberapa langkah yang coba kita tem-
puh yaitu : 1. Menumbuhkan keyakinan rasa percaya diri bahwa pembangunan sub
sektor peternakan akan
dan mendapat prioritas dari Pemerintah sehingga akan terangkat dan
mempunyai prospek bisnis Yang cerah.
2. Mempelopori berbagai
gerakan
reformasi peternakan yang berakar
pada peternakan rakyat dan berorientasi pada agroindustri dan
Ekonomi
Selain peternak, pengusaha peter-
nakan dan pemerintah, mahasiswa peternakan mempunyai peranan penting dalam ikut mencari solusi dalam
bangkit
3.
gerakan reformasi ini, sehingga kita
agrib'snis global.
Meningkatkan kualitas diri (SDM) dengan meningkatkan wawasan, keterampilan serta sikap sebagai
kaum intelektual yang
bertakwa
dan bermoral sehingga kelak akan mampu bersaing di bursa tenaga nasional maupun internasional.
Agenda Reformasi Pembangunan Sub Sektor Peternakan Agenda ini adalah oleh-oleh Saudara Mahyudi(Kabid I Sema Fapet Unsoed) dan saudara Heri Haryanto (Sta{ Bidang I Sema Fapet Unsoed) dari Munaslub lsmapeti pada tanggal 7 - 12 September 1998 di Universitas
Andalas Padang. Agenda ini merupakan upaya sosialisasi dan itikad baik pemerintah dalam hal ini Dirjen Peternakan dalam mengatasi kisis ekonomi. Agenda tersebut adalah sebagai berikut
:
AGENDA REFORMASI PEMBANGUNAN SUB SEKTOR PETERNAKAN Bidang Pengembangan Komoditi No.
Ternak potong
Perunggasan
Persusuan
Bidang Kelembagaan
Bidang Sumberdaya manusta
(1)
(2\
(3)
(4)
(5)
(6)
Percepatan Beplacement program
Merubah UU No.6 Th. 1967 Kaji ulang Keppres 22Th 1994
Pen gembangan Pendidikan dan latihan bagi slaf.
Pengembangan kelompok
Penyediaan usaha sapi perah
peternak mandiri
di Jawa & luar Jawa
Meninjau ulang eksistensi U PT (Fevitalisasi/Optimalisasi)
Kali ulang Pola Karier dan penjenjangan
Penyediaan pengganti polar sesudah subsidi dihapuskan
Revitalisasi Poskeswan/ Satuan Pelayanan Terpadu
Pengembangan pola magang plasma inti
Penangguhan PPN untuk pakan
Diversifikasi pasar dan produk
Pengembangan Llv3
Spesialisasi profesi
lntensifikasi Sapi potong unluk : ('1) Perbaikan mutu genetik (2) Perbaikan pakan (3) Pemeliharaan kesehatan hewan (4) Penin gkatan produktivitas
Stabilisasi harga pakan (subsidi, pengawasan mutu, pengendalian harga)
Revitalisasi pelayanan dokler hewan mandiri/pelayanan lB
Pemanfaatan kader unluk pelayanan kesehatan dan lB dalam kelompok
Pendidikan/pelatihan kader desa untuk pelayanan kesehatan/pelernakan
Mengatasi terhentinya impor ternak sapi nakalan (subsidi penggemukan sapi)
Nleningkatkan ketahanan pangan pedesaan, penciptaan lapangan kerja di pedesaan melalui pengembangan ayam buras dan ititk
[,4engatasi masalah reproduksi
Alokasi anggaran yang Iebih' besar kepada petani ternak (subsidi)
lntensif ikasi ternak kambing/
Pengembangan pelayanan sarana produksi unggas pedesaan
Sistem mulu dan standarisasi
Desentralisasi kegiatan dan anggaran
Restrukturisasi industri perungga san menjadi industri resource base, menggalakkan ekspor hasil unggas
(1)
Tindak lanjut penghapusan kuota ternak anlar pulau
\2)
Menggalakkan ekspor ternak hidup
(3)
Penghapusan retribusi ternak antar pulau/daerah
Pen
(4)
Pengatura kembali/perguliran ternak (tidak never ending proces) untuk pemberdayaan peternakan rakyat
(s)
(6)
(71
domba
gembangan kemitraan
dsb.
(8)
Ekstensi{ikasi sapi potong melalui investasi baru.
Menciptakan iklim usaha untuk membangkitkan kembali industri perunggasan
lnvestasi baru
Kajian peraturan-peraturan/SK yang menghambal reformasi
(s)
Pengendalian pemotongan ternak betina produktif
lvlendorong lumbuhnya pabrik pakan & pabrik tepung ikan skala kecil.
Pengembangan rearing unit
Pola pembahasan DIP/PO
Tindak lanjut Gerbang Serba Bisa
Memperkuat kelembagaan kelompok tani menjadi kelompok usaha bersama untuk meningkatkan posisi tawar dan efisiensi dalam pengadaan sarana produks dan penjualan
(1
0)
(1 1)
Pengendalian Brucellosis
112l
Transmigrasi pola pelernakan
(1
3)
Pola penyediaan daging unluk stabilisasi
Pemberantasan ND pada radius 5-10 km senlra produksi unggas
Stabilisasi harga sarana produksi dan hasil produksinya
*
Pola perijinan
Pengendalian penyakit mastisis
Privatisasi pelayanan peternakan
Transmigrasi pola peternakan
Penalaan Sistem lniormasi manajemen (SlMNak, SlN4 Barbangnak, Siskeswanas, SIMKEU, DSB)
Pasca panen dan pengolahan
Sumber: Munaslub lsmapeti 1998 HUSBANDRY No. 13 TH XIUI998
35
MENOAPA PETERNAKAN TERBAWA &RUS KMISIS? Oleh: Tatang Eko Priambodo
fr lernakan di lndonesia saat ini L }lr"ngurami terpaan badai yang L/ cukup kuat. Krisis moneter yang berlangsung sejak Agustus 1997 telah
berubah menjadi krisis ekomoni dan memuncak dengan berhentinya Presiden Soeharto pada tanggal 21 Mei
1998, juga telah merenggut pertumbuhan sektor peternakan.
Satu hal yang mungkin tidak kita sadari bahwa peternakan yang sebetulnya telah akrab dengan masyarakat lndonesia dibangun dengan pondasi yang tidak kuat. Kerapuhan pembangunan peternakan di lndonesia ini adalah ketergantungan bahan-bahan produksi dari luar negeri.Hal ini bukanlah semata-mata kesalahan dari
I
,..iiiar.ariii:t:
Krisis Kandanq
")song
kita dan ternyata mereka
telah
buahkan hasil. Sentra-sentra jagung di
pelaku peternakan di lndonesia namun lebih didasari atas ketidak berpihakan
meninggalkan
kita. Kalau ada yang mengatakan bahwa jangan mem-
pembangunan ekonomi kita kepada sektor pertanian. Padahal kalua kita mau jujur bahwa sebagian masyarakat lndonesia telah menguasai teknologi pe(anian ketim-
Jawa dan di Sumatera terutama Lampung belum mampu memenu-
bandingkan negara kita dengan lainnya
hinya. Beberapa kendala adalah kontinyuitas dan kualitas. Seperti diketahui
bang industri lainnya. Seperti
apa
yang kita ketahui, kehidupan masyarakat kita sejak dulu hanya mengenal pertanian. Logikanya bahwa
masyarakat lebih cepat menyerap industri pertanian dari pada lainnya. Hanya saja memang diakui teknologi yang dikuasai masyarakat masih relatif
terbelakang. Maka perlu adanya penyempurnaan dan terobosan teknologi
agar lebih optimal. Proyek-proyek penelitian
dan
pe-
ngembangan pertanian tidaklahmen-
jadi perhatian utama pemerintah. Padahal untuk menghasilkan produk yang unggul, optimal dan tepat guna membutuhkan dana yang tidak sedi-
kit. Bukankah negara tetangga
kita
seperti Malaysia dan Thailand membangun negaranya bersamaan dengan
36
itu tak hanya upaya menghibur
diri
ditengah kekalahan.
bersama bahwa produk pertanian amat
Lihatlah apa yang tengah dialami peternakan kita. Selain tenaga kerja,
bergantung dengan musim. Maka teknologi pasca panen dan penyim-
praktis semua komponen produksi kita sangat bergantung dengan luar yang berarti dolar. Coba kita rinci dari segitiga produksi bibit, pakan dan manaje-
panan menjadi sangatlah penting. Pabrik pakan mensyaratkan kualitas jagung yang antara lain kadar air mak-
men. Bibit ayam yang ada di lndonesia 100 persen produk impor, petelur maupun pedaging. Pembibitan lndonesia mendatangkan baik GGPS (Great Grand Parent Stock), GPS (Grand Parent Stock) dari berbagai negara luar. Begitu pula pakan hampir semua komponennya juga pabrikan harus dibeli dengan impor. Jagung sebagai komponen yang mencapai 50 persen dari total bahan pakan belum mampu dihasilkan sendiri.
Swasembada jagung sebenarnya telah lama diprogramkan Departemen
Pertanian namun tak juga
mem-
simal 17 persen dan tidak tercemar aflatoksin. Teknologi pasca panen yang jelek dan masih simpang siurnya penanggung jawab terhadap penyim-
panan menyebabkan harga jagung selalu jatuh pada saat musim panen raya tiba.
Sampai saat ini penyimpanan masih sangat bergantung pada pabrik pakan
yang tentunya mempunyai keterbatasan. Demikian pula teknologi pasca panen yang rendah seperti masih bergantungnya pada matahari , dalam pengeringan menyebabkan kualitas jagung kita kalah bersaing dengan produk luar. Alhasil karena kualitas yang masih rendah pabrik HUSBANDRY No. 13 TH XIV1998
.: .rr:
' pakan lebih senang mengimpor karena harga murah (sewaktu harga normal).
Bungkil kedelai bahkan hampir 00 '1
sejak dua tahun yang lalu. Sebelum kita mempunyai pionir
persen impor
pabrik minyak kedelai yang bungkilnya kita man{aatkan. Namun, PT. Sarpindo yang telah diberi proteksi oleh pemerintah dengan mewa.jibkan pabrik pakan mengambil 30 persen dari kebutuhan
bungkil kedelai
tak juga mampu
membenahi kualitasnya. Mau tak mau akhirnya pemerintah menyerah dengan membuka kran impornya.
Sebenarnya kedelai telah lama diusahakan untuk dapat diproduksi dari dalam negeri. Potensi kedelai sebenarnya sangat tinggi karena kebutuhan industri tempe, tahu dan kecap selain bungkil kedelai yang memanfaatkan limbah minyak kedelai untuk peternakan. Begitu pula tepung ikan yang harusnya dapat diproduksi di dalam negeri namun tak juga berhasil. Beberapa
pabrik tepung ikan yang berdiri di Pekalongan, Banyuwangi dan Ujung Pandang belum dapat tumbuh dengan baik kerena bahan bakunya harus bersaing dengan konsumsi manusia, selain kualitasnya rendah. Ketiga komponqn tersebut telah
'.
::i:u:trrr:i.
i:.. : :.:1.::rr: ::::: ....i
Pantauirr : ' :,,:, .:.....
diusahakan
':
:,,:..::;..
,.,.
,
. ..
i 111,,.,,:,:
,,
,
_.:',' '::'
untuk
dapat diberdayakan, namun sayangnya sampai sekarang belum berhasil. Salah satu kendala adalah kurangnya perhatian pemerintah terhadap hal ini. Tulang
punggung keberhasilan sektor perta-
nian ini terletak pada penelitian dan pengembangan yang berkesinambungan. lni belum berbicara industri obat hewan yang masih menjadi tukang jahit. Membaiknya kehidupan ekonomi masyarakat lndonesia menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan pro-
duk-produk pertanian termasuk peternakan. Maka digunakanlah jalan pintas yakni roda industri peternakan digerakkan oleh barang-barang impor. Bahkan hampir semua teknologi dan manajemen yang digunakan juga berasal dari luar. Jadilah peternak kita hanya jago kan-
dang yang semuanya tumpah di dalam negeri. Biaya produksinya jelas tidak kompetitif sehingga urusan kualitas
menjadi nomor sekian. Akibatnya industri pertanian hanya bertarung di dalam negeri karena selain harganya yang terlalu mahal juga kualitasnya
tanian lainya seperti udang, minyak goreng, karet yang masih menyisakan
nafas karena produksi yang
digu-
nakan beberapa masih menggunakan rupiah sehingga harganya kompetitif dan kualitasnya lumayan. Seluruh pengamat ekonomi pun meyakini bahwa pertanian adalah satu-satunya yang dapat diandalkan agar lndonesia dapat mengais devisa negara dan keluar dari krisis.
Bukan bangsa lndonesia bila tidak mengambil hikmah dari krisis ekonomi ini. Sudah sewajarnya bila semua pelaku peternakan baik kalangan akademisi dan industri untuk mencoba memberdayakan produk peternakan dengan kemampuan dalam negeri, minimal sebagian. Mahasiswa yang katanya generasi penerus yang penuh semangat untuk menjadikan ini sebagai patokan bahwa tanah lndonesia masih cukup potensial untuk digali sehingga nyanyian Koes Plus yang telah berusia hampir 20 tahun "Orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat
kayu
dan
batu jadi tanaman" dapat terealisir. (Penulis adalah koordinator
rendah.
Ketika dolar semakin kuat terhadap rupiah maka kita hanya termangu meli-
p
e
lip ut an M aj akh I rtfov e t).
hat satu demi satu industri peternakan
rontok. Berbeda dengan produk
per-
;tffi,,,:::Eif,to i,.,,CU;,,,l,r,tlAffi,,fl6+8rr. ,gtiffi,1,, ,:t,.*pg .,,::, f;'1 ,:U1,aru i
el!-u rA-;,. i*l;.,' ,E&l{
i?<U
l
MlNDit'.,. :I.%,:l
HUSBANDRY No. 13 TH XII/1998
r,'
I:,1
37
.i,l-,,r #ifi$fiI
iftrifilffi
:'r,,,,.,'-'--,illilii jn*fliJfitHst
AUE : SEBUAH PARADIGMA PENDIDIKAN BARU f-7aoei Unsoed mulai berbenah. Sebuah kompetisi tengah (-/f spe-
able yang tinggi dengan masa tunggu kerja rata-rata tiga bulan pada akhir
cial engine, batasan antara perguruan tinggi elit dan non elit pun tidak ada lagi. Semua bebas berkompetisi dan yang terbaiklah pemenangnya. Adalah QUE (Quality lmprovement for Undergraduate Education) yang merupakan program kerja sama pemerin-
bahwa QUE tidak akan menciptakan lulusan yang tidak sesuai permintaan
LI
bergulir. Bagai dalam balap
tah (Dirjen Dikti) dengan World
Bank.
Tujuannya adalah untuk menghasilkan
graduated (lulusan) yang berkualitas, profesional dan sesuai dengan kebu-
tuhan pasar kerja nasional maupun internasional.
Program ini terbuka untuk semua program studi dari semua universitas (negeri maupun swasta) di seluruh lndonesia. Bagi program studi yang layak, akan mendapatkan dana sebe-
sar
US$ 'l .800.000,00 atau setara 18 miliar rupiah (dengan kurs sepuluh ribu rupiah per dolar). Sebuah jumlah yang fantastis untuk saat sekarang.
proyek. Sudah dapat
dibayangkan
Zoologi dan Botani telah dilebur menjadi satu menjadi mata kuliah Biologi. Di sisi lain penyelesalan tugas-tugas akhir dipermudah, Untuk kerja ',raktek
(perusahaan dan daerah), telah
di-
ganti dengan praktek kerja lapangan
pasar kerja.
Bagaimana menurut Tim QUE Fapet ? Dalam peningkatan kualitas
Unsoed
Tim Que mengambil langkah awal dengan menambah fasilitas yang menunjang kegiatan akademik. Kurikulum pun disesuaikan. Dan dalam meningkatkan kualitas pendidikan, salah satunya dilakukan dengan meningkatkan kualitas dosen. Di mana posisi mahasiswa sebagai anak didik ? Mahasiswa akan dipolulusannya,
sisikan tidak hanya menjadi obyek semata. Tetapi mahasiswa lebih
(PKL). Syaratnya pun diubah dari 110 SKS untuk kerja praktek menladi 100 SKS untuk PKL. Dalam menyelesaikan skripsi, jumlah SKS yang harus ditempuh menurut kurikulum baru sebanyak 120 SKS. Jumlah ini jauh lebih ringan dibandingkan ketentuan kurikulum Iama yaitu 130 SKS.
Dengan penyusutan jumlah SKS yang harus ditempuh, memungkinkan mahasiswa untuk dapat mempercepat
ditekankan sebagai faktor penentu
mama studi menjadi sekitar tujuh semester atau tiga setengah tahun. Kondisi ini sangat mendukung penca-
keberhasilan kerja Tim QUE.
paian target empat tahun sebagaimana
1996. Kurikulum 1994 mulai berlaku untuk mahasiswa
ditetapkan team QUE pada akhir
September
angkatan 1996. Dengan demikian
di
proyek.
Membaca kondisi yang ada, tampak
Fapet telah berlaku dua buah kurikulum. Yaitu, kurikulum 1984 untuk maha-
jelas bahwa dunia pendidikan
siswa angkatan 1995 dan sebelumnya atau lazim disebut kurikulum lama dan
sesuai dengan parameter
kurikulum 1994 untuk mahasiswa angkatan 1996 dan sesudahnya atau disebut kurikulum baru. Perbedaan mencolok di antara keduanya adalah
ini perlu dipertanyakan. Pertama, proses pendidikan tinggi sekarang baru tahuan)
Pada dasarnya, QUE diciptakan untuk mengantisipasi pasar global
banyaknya beban kredit yang harus diambil untuk meraih gelar sarjana.
dakan). lndikasinya jelas, yaitu kurang
dimasa mendatang. Klarif ikasinya, bahwa graduated harus profesional dengan kemampuan yang memadal
Dari 160 SKS pada kurikulum lama diubah menjadi hanya 144 dikuriku-
sikan ilmu-ilmu yang telah
dalam
mengelola agrobisnis berkelanjutan. Sehingga, tuntutan IPK lulusan harus lebih dari 2.75 dan TOEFL di atas 450. Tidak itu sa.ia, lulusan harus mampu mengoperasikan komputer serta memiliki keahlian-keahlian spesifik yang lain. Mengingat hal di atas, diharapkan
gan jumlah SKS sebanyak 16 SKS. Perubahan ini disertai pula dengan perubahan mata kuliah berikut beban kreditnya. Mata kuliah yang tidak relevan lagi dihapuskan atau dilebur dengan mata kuliah lain. Sebagai contoh, mata kuliah Pengantar llmu Pertanian sudah dihilangkan sejak tahun ajaran 1998-1999, Demikian juga mata kuliah
graduated mempunyai tingkat employ-
Embriologi dan
Akhir November 1998 penerima bantuan proyek QUE diumumkan. "Selamat atas keberhasilan Tim QUE
Fapet Unsoed dalam memperoleh proyek QUE". Kini tinggal bagaimana membawa Fapet Unsoed kearah kema-
juan
?
pengembangan pengetahuan
dan keahlian untuk merencanakan dan
38
lum baru. Tepatnya, terjadi penguran-
Histologi. Untuk
di-
arahkan untuk menciptakan graduated
di atas. ? Hal
Hanya, apakah tindakan ini tepat
menyentuh aspek kognitif (pengebelum pada aspek afektif (emosional) apalagi phsikomotorik (lin-
mampunya mahasiswa mengaplikadida-
patkannya. Terlebih, ilmu yang telah didapat pada semester sebelumnya. Kedua, kurikulum yang ada, men-
jadikan mahasiswa dipacu
untuk menyelesaikan studi secepat mungkin. Hal ini menyebabkan mahasiswa kurang dipersiapkan untuk berso-
sialisasi dengan dunia
mahasiswa
ataupun penerapan dharma ketiga Tri Dharma Perguruan tinggi (Pengabdian Masyarakat).
HUSBANDRY No. 13 TH XIV1998
:::::r: i:::,: l:::,1l:::,,:,::,..::t:t'.,::,:__:::::r11::.i.::. :. :. r., '.. ' ..::::.,.' ' '.: '::'.::i.l'. _ r:::':':.ri'ri.:: ji:ji::: 'i::.ri::i,i.:..":::'.' . ril:r:''."..:..j'r" 1:::: : ...'. :lll.ir .. ,, i:. ,.....:..: 'l:f::,,.].. .:";:'.:::..:.:':.lr'r1..'.ji'::::. .'.'.. ::1.: : : .jlri'i-:- i , !:,!! :i!',:!!::.!hri:..,:ii.!l"i: :riur..:.!..::::.r.... ': .:': '. .. .'.:."...',. .....'.:i:::.::i:.. .:i: ;::.j:::,::.:
Bila kedua hal di atas masih diperta-
Kini Fapet Unsoed sudah jelas akan
graduated, tentunya tidak terlepas dari
hankan untuk menghasilkan sarjana,
menerima dana
dari
proyek QUE.
sarjana prematur mungkin sebutan yang tepat untuk output dari sistem
Sebagai khayalan, dimungkinkan Fapet Unsoed akan lebih maju dari tahuntahun sebelumnya. Apalagi Fapet benar-benar akan mengejawantahkan
mahasiswa, dosen, tim QUE serta pihak-pihak ierkait. Apabila terdapat kepincangan pada unsur-unsur terse-
yang ada sekarang. Mau dipersiapkan kemana mereka nantinya ? Alih-alih
bukan bersaing di pasar internasional malah menjadi penonton di negeri sendiri. Atau, mungkin saja masalah di atas yang lebih mendapat penekanan.
but, kemungkinan malah bukan pendidikan lagi yang muncul tetapi malah
makna pendidikan untuk perguruan
semacam pembodohan pada anak
tinggi. Al-hasil mungkin akan lebih terang lagi. Namun biar bagaimana-
didiknya sendiri.
pun, keberhasilan dalam rneningkatkan
(Daryoto datt DeDe)
SAYA BEMBUKA Oleh : Budi "Hegoel" Harsono |,:':K4i,?.iiiii!*tiiii,|$i/.]lin|*:ktt:,;;:;$:,,i;::,,;pru4 r.u,ffi ,iis8rfi .iii.irr(fertatUaiir,',,,Saxal i#*siiiiiffiifid{.'lr/r'1flf, i.? i:i$1.i,t;;1ttlti;
,
,t16t!.:
::, r:::,,:.::;
.'i" :- ' ' " "
'
epenggal kalimat tersebut tiba-
tiba saja menyeruak di pikiran saya. Gejolak yang sedang merebak dan mengepung sebagian civitas
akademika (mahasiswa, dosen dan karyawan) fapet kitalah yang memaksa itu muncul. Penggalan kalimat di atas (yang berada dalam tanda petik) meru-
pakan bagian yang berjudul "Politik
Kakakku Yudo". Cerpen tersebut berangka tahun 1 969-an.
Ada baiknya saya bercerita dulu tentang cerpen Kuntowijoyo tersebut. Sang kakak bernama Yudo dan sang
adik bernama Kun. Yudo mempunyai
hal adalah persoaian politik. Contohnya saat tim sepak pikiran, segala
bolanya, yang mempunyai pemain ratarata remaja, ditantang tim sepak bola
yang beranggotakan kuli pasar Delangu, Yudo meladeninya. Alasannya adalah tim sekuat apapun, bisa dikalahkan dengan politik. Contoh lain ceri-
ta lama
tentang perlombaan lari
lua desanya yang dianggap gila karena setiap hari selalu duduk merenung di sawahnya. Yudo mulai menggunakan politiknya. Seekor ular dipasang pada tempat kami tua yang sudah lanjut itu biasa duduk merenung. Karena kage| kami tua itu jatuh sakit. Yudo dikejar rasa bersalah dan ikut jatuh sakit pula. Yudo baru bisa bangkit setelah mendengar berita bahwa kami tua sudah bisa kembali berjalan de-ngan sehatnya. Yudo menemui sang kami tua, lantas memeluknya dan menangis. Sejak itu sang karni tua, Yudo dan Kun sering terlihat merenung bersama di persawahan.
Pemabok Politik
laskan kepada tetangga-tetangga saya. Satu yang masih dapat saya jelas-
mabok karena harta, wanita maupun minuman keras dengan kan, antara
mabok karena politik adalah keduanya memiliki kesamaan. Sama-sama mengandung unsur lupa. Orang mabok menjadi lupa diri, lupa waktu dan lupa tempat.
Silakan buka mata, telinga dan catat dalam hati. Di kampus peternakan ter-
cinta ini, adakah pemabok-pemabok politik ? Cukup dalam hati, saya mengatakan ada. Bahkan sudah menjamur. Dari kalangan mahasiswa timbul pemabok-pemabok pemula. Dari kalangan dosen juga muncul pemabok-pemabok
tama, bahwa politik bisa membuat
kanibuhan.
orang menjadi mabok
!
Karenanya ter-
cetaklah pemabok-pemabok politik. Kedua, adalah mengenai akibatnya. Sama seperti ulah si Yudo yang membawa akibat buruk.
Saya berlatar belakang kehidupan kampung.
Dan yang biasa membuat
orang-orang kampung kami mabok
kan politiknya. Pemikiran Yudo lni diten-
yang bernama bus. Kareha jarang
tang habis-habisan oleh adiknya, Kun. Mulailah Yudo terkenal karena poli-
bepergian jauh, perut dan mulut orang kampung kami sangat peka terhadap masalah yang satu ini. Maka, maboklah mereka. Selain bus ada juga harta,
HUSBANDRY No. 13 TH XIUI998
mabok, saya akan kesulitan menje-
Dari cerita yang saya paparkan, akan terlihat dengan jelas suatu pelajaran moral yang ingin saya tonjolkan. Per-
antara kancil dan siput. Menurut Yudo yang menang bukan siputnya. Melain-
tiknya. Suatu saat ia dimintai bantuan untuk mengembalikan seorang kami
minuman keras bahkan sosok wanita
juga sering membuat mabok. Tetapi jika politik juga membuat seorang
salah satunya adalah alat angkutan
Mohon dicermati, saya hanya membahas tentang pemabok-pemabok. Untuk yang pejuang sejati, saya salut dengan membungkukkan badan dan mendukungnya dengan sepenuh hati. Pemabok. Maaf, saya lebih memilih menggunakan kata yang berkonotasi kasar ini. Saya tidak ingin dengan menggantikannya menggunakan kata yang lebih halus justru akan mengaburkan makna yang sebenarnya. Seperti istilah krisis moneter yang dipopulerkan dengan singkatan kris-
mon. Krisis moneter merupakan mo-
39
mok yang menakutkan. Setelah popu-
ler dengan sebutan krismon, orang dengan enteng akan mudah mengucapkannya. Karena yang terekam di te-
linga sudah bukan momok melainkan istilah yang
lagi terkesan lebih
'keren'.
Seperti yang telah saya ungkapkan tadi, pemabok mengandung unsur lupa. Begitu juga dengan civitas akademika kita yang tengah mabok. Ma-
hasiswa pemabok
menjadi
lupa segala-galanya. Mereka tidak ambil pusing. Di warung mereka menebar
di perempatan juga 'wedi ruang kuliah 'wejangan',
'wejangan',
unik. Waktu itu di sebuah warung, saya asyik menyantap combro ! Teman saya
yang mahasiswa bilang, "Presidennya saja sudah ganti, kokmakanannya belum ganti". Saya geleng-geleng kepala. Tujuan makan combro adalah tidak lebih dari sekedar urusan perut. Sedang pergantian presiden masalahnya akan lebih pelik lagi. Kalau orang sudah mengkait-kaitkan pergantian presiden
pun masih
tan. Orang yang alim akan menyimpan
Dosen pun tidak mau kalah. Ber-
potensi kejahatan sebesar tingkat kealimannya. Jadi alam telah mengisya-
untung saya berkesempatan menjumpai bahwa seorang dosen, di kantor mereka yang seharusnya sudah dikontrak untuk memajukan akademik, malah bingung mencari-cari bacaan politiknya yang lepas dari tangannya. Sungguh, saya hanya bisa mengelus dada. Saya punya pengalaman pribadi yang
pemabok-pemabok dan'pandhito' politik murahan. Yang gampang menebar wejangan, gampang terseret ar;s tapi lupa pada diri, waktu dan tempatnya sendiri. Tidak usahlah kita terlalu mengumbar semangat dan menggebu-
?
bahkan di jalan saat akan berangkat menu-naikan shalat Jumat sempat 'wejangan'.
ngan-jangan politik mulai memberhala di dalam kehidupan kita. Sudahlah, kita akhiri saja kelahiran
dengan makanan combro, apakah ini suatu pertanda orang itu mulai mabok Wallahua'lam.
Prinsip Keseimbangan Ada siang, ada malam. Ada pria ada wanita. Ada kekerasan ada kelembu-
jangan',
memolitiki kita. Saya mengingatkan, hindarilah akibat buruknya. Ahmad Tohari, dalam "Berhala Kontemporernya", pernah mengungkapkan bahwa berhala jaman sekarang bukan lagi hanya berujud patung Latta dan Uzza saja. Nah, yang saya khawatirkan ja-
gebu. Nanti kita malah kehilangan kejernihan berpikir. lkutlah hukum alam yang selalu seimbang dan tenang. Karena, walau bagaimana pun
ratkan bahwa segala sesuatu berjalan
kita tidak akan mampu menolak kehen-
sesuai prinsip-prinsip keseimbangan,
dak arus jaman
bukan prinsip-prinsip politik. Saya bukannya tidak menyadari arti pentingnya bidang politik. Kalau kita tidak tahu apa-apa, saya malah takut jika nanti ternak{ernak yang kita pbli-
Dengan menulis ini, saya tidak tahu apakah saya juga termasuk dalam kategori pemabok politik. Tetapi jika civitas akademika kita adalah civitas pemabok, saya akan sangat berduka.
hara gantian berpolitik
dan
ini.
berbalik
INTO UNI7. }NFO UNIT. INF'O UNIT. INFO UNIT. }NF.O UNIT. INr'O U
N
GATUR
T
Sejak berdirinya pada tanggal 24 Desember 1990, Unit Catur telah mengukir berbagai prestasi. Dalam Porsenaf 1994 berhasil merebut medali perak dan pada Porsenaf 1997 sukses menyabet predikat Juara Umum dengan tiga emas dan satu perak.
Prestasi lain adalah menjadi juara I kejuaraan catur se-Banyumas 1995 nomor perseorangan sehingga berhak maju KEJURDA Tingkat Jawa Tengah serta menyabet trophy bergilir Unsoed Cup.
Prestasi-prestasi
ini masih di
tambah
dengan
berhasilnya
menggelar kejuaraan seperti kejuaraan perseorangan Sema Cup, pD lll Cup, kejuaraan Kaska Fapet, serta mengadakan pertandingan
Unii Usoho Dogong Mohqsiswo "UDAMARRU"
simultan dengan mendatangkan Grand Master. Dengan tendensi untuk membentuk manusia yang memiliki jiwa dan semangat persatuan serta kecintaan pada almameter, Unit Catur mengupayakan profesionalisme di olah raga catur dan kemampuan berorganisasi.
Mengambil tema "Dengan Dies Natalis Fapet ke-32
Tahun 1998 Kita Wujudkan
Kepedulian Terhadap Pendidikan Nasional", Unit Udamaru untuk ketiga kalinya
menggelar kegiatan Test Uji Coba UMpTN .1998. Kegiatan yang diikuti + 800 peserta smu dari berbagai
daerah se-karesidenan Banyumas dan sekitarnya, mempunyai tujuan untuk lebih memperkenalkan Fapet Unsoed bagi calon-calon mahasiswa. 40
HUSBANDRY No. 13 TH XIyl998
S e/ar44a{ 4tao 7en/$,ir/e
Molamat otm Cerbitnyo "Majalah HUSBANDRY" Hapian Umum
Satria Pos l(oran Banyumfl$fln
Kantor
Pusat
Kantor Perwakilan
: :
I Telp. (0281) 34298,622434 Fax.622435 Purwokerto
Jl. Pemuda
Jl. Adi Sumarmo No. 138 Kartosuro, Sukoharjo, Solo
-letp
. l0z7
11 7 80 47
W
@ ?"y"\rg,f !,,,.. Undongon o Stiker . Plokot e Kortu Nomo. Pomplet. Piogom " Stopmop. Memo . Kop Surot e Koos o
Jokef. Sponduk . Weo rpo k "
dll. .
Jl. Bima No, 80 Telp. (0281) 35127 Jatiwinangun Purwokerto 531 1 4
z
Elladans ,=3t'-.\.'
'
ITAN
Menu: Nasi Soto ( khas Solo ) . Gado - Gado . Nasi Rames . Nasi Pecel .
=
6 e
41
HUSBANDRY No. 13 TH XVi998
p@rcotokcrn &. soblon
If MARANAtffiq 0w Terirna
:
' Unclangan ' Stil<er ' I(artu Nama
' Pamplet i,,
. piagam 'Majalah
'rco1;:*
#
,J
{4
d
p
fif;
rq Z-
d 6.r
1f,
$l
44
s
#t >+
.J
tO E .,
L
+
a
rlj5 rJd
65
5e *fi
IL
L
s
z
rd
d
M
0
fiE tgf;
ll]
%r&
*\
c rJ:
B
ffi
F Q; H ?ot 44 ,& ><{ e a s trlr *X P rd Z ]) g = r 4H $\v
{
N
k
A \g I .l
--\
5
(r V\, ld i<r-f-<\ Itsn<l o iZd; '1 ) "? 1>ri lri < Q', ivd
\eg * \\J=/ \)-,
'.u
>.
V
+ BJ 0 = A \4
6
4 fr 4 1d d4
8S
I
s
i,ffi%
t-
-:r'
7 q ?. 7
i
# s
-r
a
))
ry
a
-l&
afrffih@ st
,s
5 ')
il6 ,o'
t-
1
g
F
VO
! q
s : :{ > 35 \,
d
9\ ,n.
6
;[.t
.v' i
Y
i
rI
F.
d {T
il
{rJ
o
-i
ri
I $x &
t
5
o d
l{ \p
\ffifi",
('. .
t2 n8E r d
I
'Atss*a.E
$s s
I
&ffi,
2 3et
v d
d d h*l :
,rl
I
'i1[
2
-^. *#
7
tl ? E x
iH Lq
{v .1 {.1
!"
ca cJ
z4=
&
o
:
t-
z <L
fr:E 2tL
E
189
q 4 f
3E
B
z_2
s o s,, I 3 q. ,/
iF B-\ @
g
& \)
s $
5 .{ +s
$b
i*
C i.fr
F3
tsts
d J
{ \: z > * il
6 t,A.
fi rO
0/
t
i
il f, t.B
I
$ fr 2
I oo
'
1-----=-
ffiflffif,ffiY
ffiMruIffi Wffi%ffiryrffiTffiru \" L*" 6flfu-'t
$
ffi'ffiWru Gaxeti ongkos cetak R p" i .000,-/eksemplar
Berlangganan 6 edisi Rp. 12 edisi R Kirimkan pesanan Majalah lri redaksi :
l,ffL qERPWTAKAAI
Jl. Harsono RM 28
a6fi{w/0