Husbandry edisi 2

Page 1

r

I.,: :-': 1 .'1:r ''' ,..

tl '! : i

j:it 1

"-.---\IIUI II .JlrIIr iff r I \IIIJ T. 1., r, rr---z-a -.:.If, IEJ--J-I -r.--1 MEDIA ASPIRASI FAKULTAS PETERNAKAN UNSOED } G

,

'='t'J'

.l

tr\ O'

cr' D \ "-tf

--

t;'t

.

A

,"jij

,,

'

.. .i 'r. ':r' J J i

-'#.t

ffi

i'

i'--;'

t,+ '' - {

_'*

-'all

;i t; ;rld

,t

al :

.

.,, .

t-,,

.:

r

sl xl

,

'.i

,JJ'i

i-l

.iI

..]

:'.,.'!i .1, 1, :i .,I

\+t - --:

ti ir

..

..-

r-1

-!. .. -',i d: Pi'

.. :.

I"

E'',"';.:i 7,'.,..,..',:].,..''.-;...-; ,a'

{\:

rJ!

i

LIK N

ttusr,'lN-lu

,

)o2/t:o74

'a

a

Ej_

..

:

: ,.: ''..:

_-_ :,, "i' " , ,{j ...r'F::'] J.

1..1,


i

SUSUNAN PENGURUS HUSBANDRY MEDIA ASPIRASI FAKULTAS PETERNAKAN UNSOED

Pelindung Fakultas Peternakan Pembantu Dekan lll Ketua Senat Mahasiswa Penasehat

lr. Dzoeharso BPW lr. Budi Rustomo

lr; Kusuma Drh. Dwi Prabowo Pemimpin'Umum Hotma Parulian Sihombing

Saya terus terang merasa lega dan berbangga hati, menyambut ter-

Terima kasih atas perhatiannya. Kami menyadari bahwa terbitan

bitnya kembali media komunikasi

HUSBANDRY perdana ini masih ba-

Fak. Peternakan UNSOED HUSBANDRY. Betapa tidak, setelah sekian lama, kita merasakan ada sesuatu

yang hilang diantara civitas

aka-

demika Fapet UNSOED, yaitu komu' nikasi yang akrab dan mesra. Salah satu alat bantu komunikasi tersebut adalah keberadaan sebuah majalah dengan feature ataupun opini yang khas mahasiswa, dosen, karyawan serta alumni. Ditengah sorotan tajam

terhadap dunia kampus saat ini. karena gersangnya cetusan ide-ide

Bendahara

'

Sri Ambarwati Erma Elyani Pemimpin Redaksi Fadlun Dewan Redaksi Budi Purnomo Nur Setyo Hadi Wawan Sukoco

Tjatur Lukito

.

Utari Widowati Reportase

Tatang Eko

P

Pardiyono I Triana

Artistik/Lay Out Soehendi'o Yoewono Uday R. Syas

'

Fotograli Yudi L. Ardayat

. '

-Usaha

A. Herman Suma.rna

.

Sirkulasi Harun Taruna Agus Budi Waluyo

Isi di luar tanggung jawab percetakan :

PT Bayu Indra Grafika

pe-

ngalaman yang sangat minim karn; berusaha untuk menerbitkan media komunikasi HUSBANDRY sebaik mungkin. Semoga pada penerbitan mendatang harapan itu dapat terwu-

jud. Dengan senang hati redaksi menerima kritik, saran, artikel maupun tulisan lainnya.

brilyant, maka majalah HUSBANDRY

Pro : Husbandriyo Selamat'ntuk penampilanmu perdana ini. Moga aja terus berlan-

dapat dipergunakan sebagai

jut tidak tragis seperti nasib Ml-

Pe-

nyampai informasi ilmiah dan idealisme. Dengan demikian akan meng-

alir suasana sejuk yang akan me' ningkatkan gairah belajar dan berkreasi.

Nuriana Budi Cahyani Rahmi Mardiningsih

nyak kekurangannya. Dengan

Dari eksemplar pertama yang tiba, beberapa komentar yang dapat saya catat adalah lay-out HUSBAN DRY terasa masih boros dalam memanfaatkan halaman demi halaman. Aktualisasi berita saya tekankan. mengingat adanya trend lebih cepatnya para 'pemakai jasa sarjana peternakan' dalam menangkap inf ormasi ilmiah terbaru dari lembaga ilmiah itu sendiri. Memang tidak semua insti-

tusi tinggi demikian parah

-

KAPET masa doeloe!

Ana '87 Doa kan aja.

Mudah-mudahan terbitan men' datang lebih siip!

H

usbandryku

lkutan nimbrung nich? Gimana bung red kalau ditampilkan peter-

nak yang berhasil, biar semua tahu resepe. AndrieiSS

kon-

disinya, namun tak ada salahnya bila ada semacam kompetisi adu cepat

Akan diusahakan.

nakan. Suasana kamPus akan terasa lebih dinamis dan tidak sePerti pameo yang banYak beredar. bahwa yang ada hanYalah Para Pencart indeks prestasi tinggi belaka. Sedangkan tata artistik yang saya maksud

Untuk menambah pengetahuan kita dari luar selain yang sudah

dalam mencari berita ilmiah peter-

Husbadry yang Caem

dikuliahkan bagaimana kalau "tinta laboratorium" ditambah biar bobot bertambah. Ria '86

adalah hendaknya segala ilustrasi dan foto penyerta dibuat untuk lebih meyakinkan misi yang diemban oleh HUSBAN DRY.

Demikianlah. atas Perhatian

redaksi saya samPaikan banYak terima kasih. Tak luPa, bila ada kata yang kurang berkenan mohon maaf

yang sebesar-besarnYa.

I

Aku setuju. Oh. Husbandry yang e.hem.

Usulan dikit dech! Bagaimana kalau artikel mahasiswa ditambah, terutama bidang peternakan biar lebih kompliit. Okey!

Anik'87

Tranggono (Alumni) PT. Wismaraya Ayamas Group

Jl. Raya Pembangunan STDoARJO 61272.

1A

Okey! Sudah tentu kutunggu partisipasim

u.


REDAKSI

PENA KITA ntuk mendul ung revolusi putih yang dicanangkan oleh pemerintah, telah disebarkan sapi-sapi unggul bantuan MEIi di kabupaten Banyumas. Kebijaksanaan ini dinilai sangat tepat. Hal ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan susu impor, mengembangkan lapangan pekerjaan di pedesaan dan meningkatkan pendapatan petani peternak. Memang tidak semuanya berjalan dengan mulus, banyak hai-hal yang perlu mendapat perhatian dari inslansi yang terkait. Dari masalah penanggulangan penyakit, fluktuasi produksi, harga jual, pasca panen dan penyediaan sarana produksi peternakan serta kelembagaan ekonominya maupun sosialnya. Adanya usah;, terobosan terhadap pasar luar negeri dewasa ini paling tidak membawa angin bagi usaha peternakan di lndonelia. Semakin langkanya penyediaan minyak dan gas untuk ekspor mengundang perhatian kita untuk mencari komoditi baru yang bisa menggantikan MIGAS yang telah lama dijadikan primadona. Alternatif yang tepat adalah menggalakkarr komoditi peternakan. Pembukaan pasar ekspor yang berhasil pasti akan memberikan semangat baru dan prospek yang cerah akan rnendorong perkembangan peternakan kita yang tangguh. Adanya eksporl babi ke Singapura dan permintaan Philipina akan ayam Parent Stock hal ini menunjukkan bahwa kita punya potensi untuk melakukan ekspor. Harapan kita tentunya agar semua komoditi peternakan bisa untuk ekspor. lni juga suatu kepercayaan sekaligus tantangan buat dunia peternakan kita, adakah kita mampu memanfaatkan mornentum yang baik ini? Dalam serial "lrit dah Berhasil Ganda" telah dibahas kombinasi terpadu Mina ltik, yaitu sistim usaha budidaya terpadu Mina ltik atau pemeliharaan ikan dengan itik pada pekerangan yang sempit. Pekarangan yang adadi sekitar kita tidaklah begitu luas. Karena itu untuk mendapatkan hasil yang optimal dibutuhkan pemeliharaan yang intensif . Walattpun perkembangan ternak kambing dan domba agak lambat jika dibandingkan dengan perunggasan atau perah misalnya, bukan berarti tidak pegang peran. Pada sub sektor peternakan ini, kambing dan domba yang punya peran yang penting. Ternak tersebut diusahakan menjadi sarana pemerataan kesempatan kerja, pemerataan pendapatan, disamping sebagai penyedia pangan dan sandang. Pokoknya lika diusahakan secara cermat, ternak kambing dan domba dapat dijadikan sebagai "Cagak Urip". Adakah diantara kita ingin terjun menekuni ternak kambing dan domba?. Tetapi sebelumnya perlu kita ketahui bagaimana cara memelihara ternak kambing dan domba yang baik. Sjelandia Baru, nama sebuah negeri di pasifik yang berpenduduk 3.307.000 atau rata-rata12orang per km2, kini telah dikenal sebagai negara pertanian sebesar di dunia. Produk-produk peternakan Selandia Baru antara lain Wool, daging dan susu. Hampir semua produk susu berasal dari susu sapi. Sedangan daging dari sapi, domba, karnbing dan yang sedang dikembangkan yaitu rusa. Penduduk negeri "f)omba" ini betul"betul telah menikrnali taraf hidup yang layak. Apa resep keberhasilan mereka?. Bisakah petani-petani kita maju seperti petani di Selandia Baru? Tentu saja. ltulah pentingnya menengok ke sebuah negeri. Dalam rubrik opini kali ini, kami meJnandang penting'serirrgnya terjadi tumbukan akademis di fakultas kita untuk disorot. Bukan maksud kami untuk mencari "kambing hitam", tetapi sekedar menjadi bahan pemikiran kita semua apakah kondisi demikian akan terus berlanjut di fakultas peternakan yang tercinta ini? Ticjar.t tentunya.

Menjadi Buruh Upahan ........... 13

is,atau Akademisi? ..,,..r,,,;r,,,,,,,",r14 lI

;rt',lr,i,rr.,,.1:,':.I'

:'

iwa +r:Ak$ii-Egrn .;;,,:. {sgbuah. rcatht

Bl.lKU

a o.

,'

.

rkeeil}

Poten5i Fl'aeif,Ternak

"

18

{9

Non

fuf

igas,:,,i..;,:.r,..;:.

SUARA.SUARA ,tlaeil DialoS .;.'..:..,..;

LINTASAN r.,.,..,'1,'. SOSTAL ', ' ,:::.,,,i Perencanaanr,

NO. 2 TH. l/1S]89

J


UTAMA

M EI\ EJEM

EI\ P ETERI\AKAI\

DI PEDESAAI\ Untuk memperoleh data tentang menejemen peternakan pede. saan, "Husbandry" melakukan survey ke berbagai desa di Kabupaten Banyumas. Kegiatan ini dilaksanakan di dua Keca. matan yaitu kec. Sumbang & Baturaden, Banyumas dan dikhu. suskan terhadap peternak sapi perah. Un-tuk pengumpulan data tersebut ditugaskan reporter.reporter, yakni Pardiyono, Hendro Yuwono, Catur Lukito, Tatang Eko, Agus Budi dan Herman. Sedangkan data yang diperoleh di. rangkum oleh Herman dan Pardiyono serta diedit oleh Budi Purnomo. pa sebenarnya yang dimaksud

dengan menejemen peternak"an pedesaan?. Sepertinya suatu hal yang baru saja terungkap, mengingat anggapan secara umum para peternak di pedesaan melaksanakan tatalaksana secara sekadarnya yang nyaris tanpa,perhitungan teknis. Maksud sebenarnya dengan

sebenarnya kebutuhan akan susu pada masyarakat masih belum sesuai proporsi. Beberapa tahun yang lalu, wilayah pedesaan di Kabupaten Banyumas yang terletak di lereng gunung Slamet mulai dilakukan pembagian

menejemen peternakan pedesaan

paket-paket kredit ternak. Daerah ini

adalah bagaimana peternak menge-

lola ternaknya di pedesaan

memang cukup baik dibandingkan dengan daerah yang lain untuk pe-

nakan di pedesaan kebanyakan masih bersifat tradisionil, akan tetapi dengan adanya suatu perkembangan

meliharaan sapi perah. Hal ini tentunya benar, karena sebelum dilaksanakan program ini sudah dilakukan studi kelayakan yang memungkinkan suatu usaha peternakan sapi perah.

pada dewasa Ini" Telah kita ketahui peter-

maka para peternak pedesaan diarahkan untuk melakukan usaha

yang lebih itensif dalam

hal pemilikan dan pengusalraan ternak. Dengan tujuan meningkatkan hasil .dan pendapatan para petani, pemerintah melakukan upaya pengintensifan usaha peternakan di pe-

desaan dengan memberikan paket pinjaman ternak berupa sapi perah yang dilaksanakan di beberapa desa yang situasi dan kondisinya diharap-

kan mampu mendukung pelaksanaan Brogram ini. Selain untuk men-

ingkatkan hasil dan pendpatan

pe-

tani, ada tujuan lain dari pelaksanaan program ini yakni untuk mening-

katkan produksi susu dalam upaya mencukupi kebutuhan gizi penduduk; walaupun pada tujuan terakhir ini terdapat dilema-dilema, seperti menum4

I

puknya susu di sebuah perusahaan pengolahan susu di Salatiga, dimana

Untuk mengetahui lebih jelas lagi

bagaimana keadaan sebenarnya usa-

ha peternakan yang dimungkinkan dan dilaksanakan tersebut, maka diangkatlah permasalahan ini sehingga akhirnya diharapkan ke-

jelasan tentang harapan yang telah ditanam di masyarakat peternak di

pedesaan dalam usaha produksi persusuan. Dengan mewawancarai sampel peternak di beberapa desa pada dua kecamatan yang wilayahnya ter-

dapat program peternakan sapi

pe-

rah permasalahan ini diangkat untuk memberi gambaran bagaimana sebe-

narnya usaha tersebut.

Keadaan yang paling mendukung adalah pengalaman memelihara ternak, walaupun tidak dapat dijadikan bekal untuk memelihara ternak perah karena sistim pemeliharaan jauh berbeda. Namun ada hal yang meng_

untungkan yakni rasa memiliki terhadap ternak setidak-tidaknya telah

dipunyai.

Kebanyakan mereka sebelum beternak sapi . perah adalah para petani atau pekerja lain yang tidak ada hubungannya dengan suatu usaha pemeliharaan ternak secara inten-

sif. Seorang responden mengatakan bahwa dia sama sekali tak mengerti

tentang pemeliharaan ternak

se-

belum menerima satu paket ternak. Bahkan ada yang mengatakan selain

ketidaktahuan tentang ternak pada waktu sebelumnya juga tak ada keinginan untuk rnemelihara ternak perah. Hanya karena tergiur oleh keterangan penyuluh bahwa seekor

sapi akan menghasilkan susu sebanyak duapuluh liter per hari dengan beaya produksi yang tidak terlampau besar. Kartam (bukan nama sebenarnya), mengatakan, bahwa dia yakin dengan memelihara sapi perah perekonomian keluarganya akan menjadi lebih baik walaupun saat itu tidak tahu sama sekali tentang sapi perhh bahkan melihatpun belum per-

nah. Dia beranggapan bahwa memelihara sapi perah bukanlah hal yang sulit. Apabila nanti ada masalah, menurutnya akan ada satgas yang membantu. Seperti temannya terdahulu, dengan produksi dua pu-

luh liter kali dua ekor per hari dia merasa akan terangkat kondisinya yang serba kurang. Tetapi para calon peternak tidak semuanya seperti Kartam, yang ber-

Satu perasaan latar belakang

harap agar dirinya segera menjadi

yang dimiliki oleh para pemilik ternak

kaya (baca: kecukupan) dengan memelihara ternak perah. Sarkim (nama

adalah tidak adanya pengalaman memeiihara ternak secara intensif.

samaran) misalnya, walaupun

de-

HUSBANDRY NO. 2 TH. I/1989


UTAMA ngan iming-iming produksi yang be-

gitu besar dia tidak begitu

saja

mempercayai karena Pernah mem-

baca suatu berita tentang Peternakan sapi perah di pedesaan yang tidak selalu berhasil. Namun bukan berarti bahwa dia tidak mau memelihara ternak perah, sebab dia ingin

pula berhasil dalam beternak seperti yang telah ia ketahui di media masa tentang seorang peternak yang berhasil^ Anggapannya, keberhasilan

ditentukan oleh pelernak itu sendiri. Kesukaan terhadap ternak merupakan motivasi yang kuat pengaruhnya 1 I dalam usaha peternakan sapi perah. Dan orang seperti Sarkam inilah yang

di belakang hari mempunyai produksi susu yang relatif lebih baik dibanding yang lainnya. Seorang calon peternak (pada masa itu) memutuskan untuk mengambil paket ternak hanya karena ikutikutan teman atau tetangga, karena kalau ada apa-apa yang menyangkut ternaknya dapat dihadapi bersama. Banyak sekali motivasi untuk pemilikan sapi perah di daerah tersebut, namun yang jelas bahwa tidak ada pengalaman sama sekali bagaimana mengusahakan ternak perah. Bahkan banyak yang tidak mempunyai peng-

alaman beternak. Satu hal lagi adalah keragaman latar belakang pendidikan para peternak, dari yang tidak pernah sekolah sampai yang per nah duduk di sekolah menengah. Keadaan ini jelas akan mempengaruhi dalam pengembangan usahanya. Keragaman latar belakang yang lain adalah jenis pekerjaan sebelum-

nya, dari pedagang, buruh sampai petani bahkan ada yang mempunyai pexerjaan tetap di suatu instansi.

Dengan berbagai keragaman

dat, tibalah suatu kenyataan yang jauh dari angan-angan semula tentang produksi susu yang dikatakan besarnya duapuluh liter per ekor per hari. .Dari seorang peternak yang berhasil ditemui diperoleh keterangan bahwa produksi susu limabelas liter per ekor per hari adalah hasil yang dikatakan baik. Sapi-sapi yang

sebelumnya. Produksi susu sapi yang tadinya hanya sepuluh sampai

dua belas liter per hari itu telah menampakkan kenaikan produksi walaupun tidak drastis.

Sosok yang berinisial Sarkim memang seorang yang menggantungkan hidupnya pada susu. Meme-

lihara ternak baginya merupakah

ada di wilayah kecamatan sebelah barat kota Purwokerto produksinya ada yang hanya dua sampai empat

pekerjaan utama, sehingga dia mau menerima ketika seorang peternak

liter per ekor per hari. Sebuah angkat

padanya. Permintaan rekan tersebut justru membuat dirinya senang karena akan memberinya nilai lebih. Ternyata kemauannya tidak sia-sia, sapi titipan yang produksi sebelumnya jauh di bawah produksi sapinya sendiri akhirnya mampu berproduksi setara dengan ternak miliknya. Salah satu upayanya untuk menaikkan produksi selain mencoba membuat ransum dengan metodanya sendiri juga

yang amat sangat jauh dari duapu lu h.

Apabila ditanyakan pada mereka mengapa bisa demikian, mereka pasti akan menjawab bahwa sudah melaksanakan tatalaksana dengan

baik sehingga tak bisa menjawab apa sebabnya. Kenyataan ini benar adanya oleh karena pengetahuan dasar yang tidak ada sehingga kebanyakan mereka tidak mempunyai inisiatif sendiri untuk mengatasi masalah tersebut. Setelah memasuki

masa produksi seperti tersebut di atas mulai nampak efek neglatif yang

tidak terduga sebelumnya. Akan tetapi asumsi seperti itu tidak berlaku bagi Sarkim yang berpendidikan sampai sekolah menengah. Dengan pandangannya yang mengarah ke depan dia selalu berupaya agar memperoleh nilai yang lebih tinggi selama memelihara ternak perah. Beberapa waktu sebelum bertemu dengannya, dia telah mencoba mengubah cara pemberian ransum ternaknya sebagai upaya untuk memperbaiki produksi susu. Metode baru yang diterapkannya ternyata

membuah hasil walaupun belum mencapai hasil yang dijanjikan

lain ikut menitipkan sapi

menggaji dua orang karyawan (tukang) untuk mencari rumput bagi ternaknya, dengan upah yang tergolong baik bagi seorang penyebit rumput di desa sebesar Rp 40 ribu per bulan. Sosok seperti Sarkim yang tinggal di wilayah kecamatan sebelah timur laut Purwokerto didapati pula di wilayah kecamatan di se belah barat Purwokerto. Peternak tersebut (se6ut saja Karjo) memelihara sapi sebanyak delapan ekor, dua diantaranya tidak berproduksi karena

selalu gagal dalam proses IB. Produksi susu sapi miliknya tertinggi mencapai empat belas liter per hari, yang merupakan angka f antastis bagi para peternak di sekitarnya. Dilihat tatacara perkandangannya tampak lebih baik dibandingkan dengan kandang-kandang lain. Hal ini

latar belakang yang

sebenarnya merupakan faktor yang tidak mendukung tersebut, tidaklah'menghalangi proses pemilikan ternah perah. Hal ini disebabkan oleh syarat pe-

milikan yang tidak terlalu sulit. Dengan mengatakan bahwa sese-

orang berkeinginan keras serta berjanji untuk memelihara ternak sebaikbaiknya akan diluluskan permintaannya setelah dinilai mampu untuk memelihara satu paket ternak yang terdiri dari dua ekor betina bunting. Produksi

Setelah masa bunting selesai yang diakhiri dengan kelahiran paHUSBANDRY NO. 2 TH. I/1989

perah

Mencari seleles susu (Husbandry).


OTAMA J

menunjukkan bahwa Pengelolaan yang lebih baik di banding peternak lain dan produksi Yang lebih baik, walaupun hanya sedikit di atas setengah standar produksi normal untuk jenis sapi perah yang dipelihara. Disamping contoh Yang relatif paling baik ada pula sosok peternak yang dapat dikatakan bangkrut total.

i i

Sebut saja Norton, setelah masa laktasi pertama selesai selama salu

tahun samPai saat ini tidak

ber-

produksi. Selama setahun itu berarti dia harus memberi makan satu paket ternak yang terdiri dua ekor sapi ditambah dua ekor anaknya tanpa ada penghasilan sama sekali. Dapat dibayangkdn berapa ratus ribu dia keluarkan untuk memelihara em' pat ekor tersebut. Keadaan tersebut merupakan contoh Yang teramat

fatal. lnformasi yang diperoleh menunjukkan bahwa peternak tersebut memang tidak mamPu mengurus ternaknya, tetapi bukan dalam arti finansiil melainkan dalam hal kemauan. Tatalaksana pemeliharaan tam-

pak tidak leratur, kandang kurang bersih dan keadaan ternak juga kurang sehat. Namun apabila ditanyakan langsung kePada Peternak tersebut pasti dia tidak rnau disalahkan, dan jika Norton mengatakan demikianpun tidak seratus persen salah. Keadaan semacam ini bukan hanYa

sebagai sambilan saja. Faktor yang

menguntungkan darinYa hanYalah pemanfaatan waktu setelah kerja pokok selesai yang diberikan Pada ternaknya. Sikap semacam ini paling

tidak akan menghindari

kejadian seperti ternak milik Norton. Peternak ini beranggapan bahwa memelihara sapi tidak memberikan keuntungan atau penghasilan Yang lebih baik dibandingkan dengan bekerja di bi' dang lain, hingga akhirnya memutus'

kan untuk menomorduakan usaha

an diberikan dana seratus limapuluh ribu rupiah untuk Pembuatan kan-

dang. Sedangkan untuk Pembuatan kandang dana yang dikeluarkan se' besar duaratus ribu samPai dengan duaratus limapuluh ribu rupiah. Ke' adaan semacam ini mengakibatkan

kandang yang tidak sama Penampilan fisiknya.

Perawatan kandang namPak juga tidak sama, tetapi secara umum perawatan kebersihan cukup terjaga. Keadaan semacam ini ditunjang oleh

peternakan sapi Perah. Berbagai contoh sosok Peternak

melimpahnya air sehingga untuk kebersihan ternak dan kandang tidak

walaupun banyak orang (Peternak) mengatakan demikian, tetaPi ada pihak lain yang turut menYebabkan

memberikan damPak Pada Produksi susu yang dihasilkan. Perbandingan akan tampak extrim aPabila Sarkim

misalnya satgas lB atau obat-obatan (Permasalahan tentang lB dan obat

dan Norton dijadikan acuan Yakni produksi nol dengan duabelas liter

dibicarakan di belakang).

pada sapi Sarkim. KebanYakan responden mengatakan bahwa Produksinya empat samPai enam liter Per ekor per hari.

yang tampak kotor walaupun air tersedia secara melimpah. Keterlibatan peternak yang sangat kurang dalam masalah perkandangan ini mungkin saja sebagai salah satu sebab rendahnya produksi susu. Sistim Perkandangan di Pede' saan sangat jauh dari keadaan ideal seperti yang ada di dalam teori Pemeliharaan ternak perah. Semua ke' giatan berlangsung di temPat Yang sama, mulai dari Perkawinan (lB),

disebabkan oleh Peternak saja

Orang semacam Norton ternYata memang bukan peternak sejati oleh karena latar belakang dan motivasi pemeliharaan yang tidak menunjang untuk perkembangan produksi usaha peternakannya. Dengan Produksi yang sama dengan nol ituPun dia tidak mungkin mengoperkan sapinya

karena selain peraluran tidak me-

mungkinkan juga sulit mencari orang yang mau menerima saPi dalam ke-

adaan seperti itu.

di atas menuniukkan keraqaman pengelolaan yang Pada akhirnYa

Perkandangan

Perkandangan Yang diPergunakan pada dasarnYa telah memenuhi syarat. Keadaan kandang bervariasi dalam hal kualitas. Sebagai perbandingan Karjo yang kondisi ekonomi' nya dapat dikatakan baik untuk daerah tersebut memiliki kandang yang

ada masalah terutama bagi ternak yang rajin, sebab ada terlihat saPi

melahirkan dan pemerahan susu. Keadaan yang sekarang ada Paling hanya sesuai untuk kegiatan selain

pemerahan dan melahirkan (partus), sebab kebersihan yang cukup terjaga seperti yang telah diuraikan di atas

Yang

belum layak untuk kegiatan

produksi susu saPinYa lima samPai tujuh liter per hari menyatakan ke-

hanya pas-pasan saja. Mengapa bisa terjadi demikian padahal pada setiap

an pernerahan masih harus

luhannya mengenai Produksi susu yang rendah itu. Namun setelah ber-

penerimaan paket ternak sekaligus diberikan dana pembuatan kandang.

bicara panjang lebar dikeiahui bah-

Jawabnya adalah besarnYa dana pembuatan kandang tidak mencu'

Salah seorang Peternak Yang

wa cara pengelolaannya tidak inten' sif oleh karena beternak hanYalah

lebih baik dibanding Norton

kupi. t.lntuk setiap paket pemelihara-

Peme-

rahan dan melahirkan. Untuk kegiatdiPer-

baiki keadaan kebersihannya untuk menghindari adanYa kontraminasi dengan mikroba yang menurunkan kualitas susu dan juga karena sifat susu yang mudah menyeraP bau. HUSBANDRY NO. 2 TH. I/1989

I


UTAMA Kembali kePada Sarkim, Yang punya wawasan lebih maju tentang perkandangan. Dalam m6ngusahakan sapi Perah ternYata diPadukan

dengan usaha lain Yang berhubung-

an dengan kandang terutama dengan kebersihannya. Dengan kandang tipe

"shed roof" sarkim membuat kolam dibelakang kandang' Untuk membersihkan kandang dan memandikan

sapi dia tinggal mengambil air di sebelahnYa sehingga menghemal tenaga. Selain itu juga memPunYai nilai tambah karena kolam itu sendiri

juga menghasilkan ikan. Ada satu hal Yang menarik di dalam kandng, Yakni Pada beberaPa peternak yang meletakkan peralatan perah di dalam kandang saPi atau di

cantelkan Pada bagian kandang. Ember dan takaran susu misalnYa, sering tampak terlihat dikandang.

Perlakuan semacam ini jelas berten-

tangan dengan tatacara Yang berlaku, yang bukan saja tidak baik dari

segi keetisan, tetaPi Yang lebih utama adalah Pencemaran mikroba

terhadap alat tersebut Yang Pada akhirnya berpengaruh Pada Produk susu yang dihasilkan. Kesehatan Ternak

Kesehatan ternak meruPakan salah satu masalah Yang di hadaPai peternak dalam hubungannYa dengan produksi. Pada umumnya Pe'

nyakit yang sering diderita ternak adalah mastitis, dan hamPir semuanya mengatakan demikian. Tentang pengobatan sebagian besar tidak melakukannya, hanya beberaPa saja yang melakukan dan iniPun masih secara tradisional. Dalam hal ini mereka selalu menyalahkan koperasi

yang menampung siusu. Hal ini sa' ngat masuk akal serbab mereka merasa telah membayar beaYa Peng-

obatan yaitu harga susu Per liter telah dipotong untuk beaYa Pengobatan. Selama periode pemeliharaan yang sudah lebih dari dua tahun baru sekali saja menerima obat.

Padahal kebutuhan akan obat-obatan tidak hanya sekali saja. Tuntutan terhadap koPerasi sebenarnya merupakan tuntutan wajar,

tetapi tuntutan tersc'but bisa Citiadakan apabila upaya prencegahan mastitis dapat dilakukian. Seperti telah diuraikan pada masalah perkandangan bahwa KBadaan lkandang di peternakan milik rakyarr di desa belum HUSBANDRY NO.

I

I I

12

TH. II1989

memenuhi syarat untuk Pemerahan walaupun ada beberaPa Yang cukuP memenuhi syarat. Selain itu juga

cara pemerahan Yang tidak benar

dapat pul4 menyebabkan mastitis ini' Tidak semua Peternak memerah susu

dah dilakukan rutin tetaPi masih kurang. "Penyuluhan dilakukan pada

waktu pertemuan kelomPok Peternak", demikian seorang Peternak mengatakan kepada rePorter "husbandry".

dengan baik dan benar sesuai de' ngan aturan Yang berlaku. Untuk menghadapi mastitis para peternak biasinya tidak mengambil langkah

Selain mastitis ada Pula Penyakit lain yang sering menyerang yaitu cacingan. Untuk cacingan inipun peternak harus mencari obat

pengobatan, mereka hanYa memberi perlakuan yang lebih baik terhadap ternaknya.

sendiri tanpa meminta koperasi. Dengan terlihatnya gejala dua penyakit ini Saia jelas bahwa kandang Yang tampaknya sudah bersih dilihat dari

Seorang Peternak Yang mem-

punyai delapan ekor sapi di atas ternyata mempunYai reseP kusus berhubung dengan dana kesehatan dari koperasi yang tidak pernah turun untuk menghadapi penyakit ini. Setelah melakukan berbagai cara pengobat'

dilihat dari segi kualitas. Disamping itu lingkungan sekitar kandang yang tidak baik seperti drainase.'dan sanitasi menyebabkan timbulnY.a

mengobati

lingkungan penyebab penyakit ter-

mastitis akhirnYa menemukan cara yang paling efektif. Upaya tersebut dilakukan dengan menggoreng ba-

sebut berada dalam kekuasaan pihak lain sehingga peternak tidak punya kuasa untuk mengatur temPat tersebut. lni merupakan kendala bagi peternak yang mempunyai lingkungan yang kurang sehat.

an tradisionil untuk

wang merah dan kemudian ditumbuk

dan dicamPur dengan minYak goreng. Bahan tersebut "dibobokkan"

pada fiawa; dioleskan dan dilekatkan)

ambing merata. Selang waktu satu hari maka ambing telah Pulih dan

produksi kembali seperti sedia kala. Usaha tersebut akhirnya disebarkan pada tetangga Peternak hingga untuk menghadapi mastitis tidak lagi menunggu atau meminta hak Pada koperasi seperti yang diungkapkan kepada reporter "husbandrY". Apabila ditarik lagi sebab Peternak melakukan kesalahan dalam pengelolaan adalah karena kurangnya penyuluhan oleh pihak yang berwenang. BanYak Peternak mengeluh

kuantitas, ternyata masih . kurang

gejala-gejala penyakit. Padahal

lnseminasi Buatan lnseminasi buatan juga merupakan masalah bagi para peternak. Bukan ternak yang menjadi sebab,

tetapi lebih banyak pada batuan tugas inseminasi buatan. Semua peternak yang ditemui rePorter menyebutkan keluhan yang seruPa, "Wah mas, sulit sekali mendatangkan satgas lB tepat pada waktunya", demikian seorang peternak. Sedang yang lain mengatakan. "Saya harus

berusaha keras untuk daPat mendatangkan petugas inseminasi". Ka-

tentang masalah PenYuluhan ini, karena mereka merasa sangat kurang pengetahuan mengingat berangkat dari nol. Pada Pertama kali

laupun sudah bertemu dengan Petugas belum tentu dapat mengajak orang tersebut melakukan insemi-

an ini disebabkan Peternak

minasi dan walaupun pernah beberapa kali datang tetapi insetninasi tersebut tidak pernah berhasil. Hal itu dialami pula oleh peternak yang memiliki delapan sapi dimana dua

masa pemeliharaan penyuluhan sering dilakukan tetapi Pada saat sekarang hamPir tidak dilakukan atau jarang sekali dilakukan. KeadaYang

terlalu manja dengan PenYuluhan, peternak dianggap sudah mamPu oleh pihak penyuluh atau faktor yang lain, yang jelas beberaPa Peternak yang sempat diwawancarai mengatakan sangat membutuhkan Penyuluh.bisa an-penyuluhan agar mereka meningkatkan produksi. Akan tetapi pada wilayah kecamatan yang lain yang sempat diwawancarai peternak mengatakan bahwa penyuluhan su'

nasi oleh sebab yang bersifat kepentingan pribadi petugas. Peternak yang mengalami tnasa kering selama setahun di atas sering gagal mendatangkan petugas inse-

dinataranya tidak laktasi. Ternak tersebut sudah sepuluh kali dinseminasi tetapi sampai sekarang belum bunting. Kondisi ternak ini lain dengan ternak milik Norton yang keadaannya kurang baik. Ternak yang

duaini kondisi tubuh cukup baik 7


UTAMA sehingga secara f isiologis memung-

kinkan untuk bunting dan

an koperasi, terutama keterlambatan penyediaan pekan (konsentrat) dan obat,obatan serta harga susu yang diterima peternak teriaiu kecil yakni

yang

lebihlagi ternak tersebut belum pernah laktasi, juga tidak menderita gejala penyakit tertentu. Siapakah yang menyebabkan keja$ian ini tidak begitu saja bisa dijawab. Jika ditanyakan peternak pasti menyalahkan petugas dan akan dijawab sebaliknya jika ditanyakan pada petugas lB.

Rp 310,00 (setelah dikurangi

beban koperasi melainkan menimpa pihak peternak. Dengan dihentikan_ nya pemasokan pakan oleh pihak proyek maka produksi susu langsung jatuh tidak hanya sekedar turun. Hal

ber-

macam-macam potongan) bila dibandingkan harga diluar yang bisa men-

capai Rp 500 - Rp 600 per titernya.

ini disebabkan para peternak tidak

Namun dilain pihak mereka menyadari tanpa adanya koperasi produk susunya,_"tid.ak -bisa tertampung

KOPERASI

Sebagaimana tujuan didirikannya koperasi adalah dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan para anggotanya, terutama disini kebutuhan para petani peternak, terutama kebutuhan akan pakan, obat-obatan serta tetek bengek yang diperlukan dalam usahanya. Akan tetapi yang

segera mencari konsentrat pengganti

untuk kebutuhan ternaknya. Akibat selanjutnya adalah turunnya semangat dalam mengusahakan

diluar kesulit-

ternak karena bayangan produksi yang pernah diangankan jauh dengan kenyataan yang sebenarnya.

mengingat '

utama disini adalah guna menampung has;l produksi susu yang dihasilkan. Hasil dari wawancara dari para peternak yang berhasil terang-

Faktor psikologis yang timbul pada

(tfi-uT;in, r<cinsentiit- or. "oltobatan) sulit didapatkan disekitar_

saat itu tidak datang begitu saja,

sebab sebenarnya sudah dimulai se-

nya, sehingga mau tidak mau harus pergi kekota, hal ini tentunya akan menambah biaya produksi. Dengan

jak beberapa tahun'

keluhan-keluhan mengenai pelayan-

peternak sapi perah akan terasa banyak manfaatnya HUSBANDRy

diberikan training yang hanya :atu

sebelumnya.

Enam tahun sebelumnya ditawarkan proyek pemilikan sapi perah kepada para calon peternak. Kepada mereka

demikian keberadaan koperasi bigi

kum, meskipun disana sini bAnyak

Ir. Siswadi

trat dari pihak proyek, padahal pada saat itu laktasi pertama baru saja mulai berjalan. Permasalahan yang timbul tidak hanya bertambahnya

l

minggu dan diharuskan merrrpersiap-

kan diri menghadapi datang sapi perah. Untuk itu mereka harus mempersiapkan lahan dan menanami dengan hijauan rumput. Setelah

:

dalam jangka waktu tertentu paket ternak yang dijanjikan proyek tidak segera datang, maka mereka mulai

PROYEK TIDAK SIAP MENANGAN PETERNAK

I

frustasi. Lahan pertanian yang seharusnya dapat digunakan untuk produksi pertanian menjadi sia-sia

lr- siswadi adalah sosok yang tidak asing bagi para peternak sapi perah

bahkan merugikan karena harus mengeluarkan tenaga dan beaya untuk menanam rumput. Keadaan ini ter-

orang yang menyelenggarakan proyek sapi perah melainkan karena dia adalah manager koperasi supraba yang merupakan tempat bernaung para pemilik sapi perah.

ladi bukanlah suatu hal yang aneh karena masa .penantian beberapa tahun ternyata sia-sia. Akhirnya

'

di Kabupaten Banyumas. Bukan karena dia seorang pejabat teras ataupun

Menurutnya, koperasi dibentuk untuk menangani masalah yang dihadapi peternak menyusul diterimanya satu paket ternak. Pada saat itu di awal tahun 1986 telah disebarkan sejumlah paket ternak perah kurang lebih 800 ekor sapi perah. Keadaan sapi pada saat itu sudah ada yang bunting sehingga sekitar pertengahan tahun itu ternak mulai menghasilkan susu. Permasalahan muncul ketlka para peternak akan memasarkan produksi susu sedangkan pihak

proyek belum siap menerima atau menampung. Dengan adanya kesepakatan beberapa peternak maka dibentuklah badan usaha koperasi dengan tujuan utama saat itu untuk melayani pemasaran susu dari para

I

peternak.

"Koperasi dibentuk karena

ke-

tidaksiapan proyek dalam menangani

penampungan produksi susu",

katanya. Akibatnya badan yang dibentuk secara darurat itu jalannya tidak seindah yang diharapkan karena sebelum masalah intern ter-

mereka dalam ketidakpastian yang mengakibatkan semangat untuk beternak seakan lenyap, dan tidak lagi mempersiapkan diri menghadapi datangnya ternak.

Namun secara tiba-tiba pada tahun 1986 lalu diberitahukan bahwa paket ternak yang dijanjikan telah tiba. Tidak ada lagi semangat untuk menyambut karena sudah dipenuhi

selesaikan sudah harus menghadapi permasalahan yang pada dasarnya belum siap dilakukan yaitu pelayanan masalah administrasi yang tidak rapi tentang kegiatan perkoperasian yang telah berjalan. Pada proses selanjutnya, koperasi menangani kebutuhan anggota

alumni Unsoed

mengenai sapronak (sarana Produksi peternakan). Kegiatan ini berawal dari dihentikannya droping konsen-

Silakan, saya mau menanam rumput dahulu". Tetapi ternyata ancaman itu sekbdar dibagikan walaupun peter-

kejengkelan dan juga karena ketidaksiapan dalam masalah hijauan. Bahkan ketika pihak proyek mengatakan bahwa paket ternak tidak dibagikan sebelum calon pemilik memiliki lahan rumput, lr. Siswadiyang

ltu

mengatakan,,,

HUSBANDRY NO. 2 TH. I/1989


UTAMA susu yang dihasilkan. Dana tersebut dimasukkan langsung dalam sim-

panan anggota. Apabila peternak memanggil petugas medis maka dia

tidak perlu membayar kepada petugas tersebut. karena koperasi yang membayarnya dengan memotong dana simpanan itu". Harga susu sebenarnya yang di-

jual ke TAA setelah melewati GKSI adalah Rp. 400,00 tetapi untuk peterak hanya menerima Rp. 310 saja. tika ditanyakan tentang hal itu lijawab bahwa ada pembeayaan ang harus ditanggung peternak. beayaan itu antara lain untuk inginan susu, simpanan wajib

Kandang yang saniter Besar Pengaruhnya kesehatan (Husbandry)

tidak berarti berhentinya penyetoran susu ke proyek yang besarnya tiga

nak belum siap memelihara ternak vang dipaketkan selama peternak mempersiapkan lahan rumputnya dan akan lebih baik resikonya bagi proyek jika ternak mati di tangan peternak daripada berada di tangan proyek, katanya lebih lanjut.

liter per hari. Hal ini didasarkan pada

perjanjian walaupun tidak tertulis tentang kewajiban peternak setelah menerima paket ternak. Antara peternak dengan proyek sekarang ini ter-

jadi masalah tentang penyetoran susu itu sendiri. Sampai saat ini

Pedet mati di tangan proyek

Sistem pemilikan ternak yang disebut dengan Sumba Kontrak adalah mengembalikan dua ekor

penyetoran susu mengalami kemacetan walaupun jumlah setoran per hari sudah dikurangi menjadi setengahnya untuk sapi yang produksinya di bawah tujuh liter per hari.

pedet jantan atau betina dan menye-

torkan susu sejumlah 1375 liter per ekor pedet sebagai biaya pemeliha-

Pihak proyek menginginkan penarik-

raan dan menggantikan pedet jantan

an setoran susu itu ditangani oleh koperasi tetapi koperasi tidak bersedia metakukan karena tidak ada aturan yang jelas hubungan antara

dengan betina karena sebenarnya yang harus disetorkan adalah dua

ekor betina. Setiap ada kelahiran maka segera ditarik ke proyek untuk dipelihara di sana dan pada tahap pertama telah masuk sebanyak 340

koperasi dengan proyek pengadaan sapi perah tersebut. Mengenai pengobatan yang banyak dikeluhkan peternak, manager

ekor.

Ada suatu kejanggalan dalam pemeliharaan pedet yang dilakukan proyek bantuan luar negeri itu, yaitu susu yang diterima tapi peternak dijual kepada koperasi yang selanjutnya dipasarkan ke TAA. Susu murni

yang seharusnya diberikan pada pedet dimanlaatkan untuk kepentingan lain dan ternak yang membutuhkannya hanya diberi susu skim. Akibat lebih lanjut adalah kematian pedet-pedet tersebut. Dalam

suasana pemeliharaan yang didukung oleh tenaga dan prasarana yang

cukup memadai pemeliharaan dapat dikatakan gagal. Dengan junrlah awal 340 ekor setelah proses pemeliharaan jumlah akhir tidak lebih dari sepertiganya, yang berarti angka mortalitas lebih dari tujuh puluh persen. Kematian pedet-pedet tersebut HUSBANDRY NO. 2 TH. I/1989

si, beaya transport ke TAA dan

yang membawahi koperasi dengan jumlah ternak sebanyak 760 ekor ini mengatakan, " Sebenarnya masalah pengobatan adalah wewenang proyek dan koperasi hanya berusaha

membantu. Jadi tidak benar kalau r

masalah pengobatan dilimpahkan koperasi. Untuk tiap liter susu harga dipotong sebesar Rp 4 sehingga untuk tiap hari hanya terkumpul Rp. 12.000 karena setiap hari hanya

juga untuk pengadaan konsentrat

yang masih kurang walaupun telah disubsidi. Untuk kabupaten Banyumas subsidi hanya 30 ton per bulan sedangkan kebutuhan 60 ton per bulan. Besar subsidi ini didasarkan atas jumlah susu yang masuk melewati GKSI, demikian ungkap manager yang menyelesaikan pendidikan sarjana tahun 1984 itu.

Untuk meningkatkan subsidi pakan dari GKSI koperasi mempunyai arahan jangka panjang untuk meningkatkan produksi per ekornya. Pada saat Ini dari sejumlah 760 ekor kurang lebih 60 persen yang laktasi sehingga rata-rata produksi perekor hanya enam liter sebab produksi total tiga ribu liter. Pada masa mendatang diharapkan mencapai produksi sepuluh liter per hari per ekor,

sehingga nantinya akan diperoleh produksi per hari 6000 liter dengan mengintensifkan produksi atau penambah jumlah ternak. Dengan demi-

kian industri pengolahan susu Pro Milk yang selama ini tidak berf ungsi dapat dijalankan karena syarat minimum stok susu sebesar enam ribu liter per hari terpenuhi. Menurut tokoh yang juga staf pengajar Lab Ternak perah ini, industri pengolahan susu Pro Milk baru difungsikan se' bagai sarana pendinginan susu saja.

"Sikap petugas lnseminator

berproduksi 3.000 liter untuk seluruh wi layah kecamatan, yaitu kecamatan

yang dikeluhkan peternak merupakan

Sumbang, Kecamatan Karang

dibenarkan. Sering terjadi jika tanpa uang jalan mereka tidak mau mendatangi peternak yang membutuhkan

Le-

was, Kecamatan Baturaden dan Kecamatan Pekuncen. Selain itu peternak mernperoleh bonus fat dari GKSI sebagai dana untuk kesehatan dan

semua peternak memperoleh hak tersebut sesuai dengan produksi

sifat manusiawi yang tidak dapat

tenaganya, padahal petugas tersebut telah diberikan hak-haknya selaku petugas inseminator dan tidak diper-

Bersambung ke hal 42

I


Me,njadi Peternak Kecil Enggak Enak! (dari sebuah fakta dan pengakuan meniadi sebuah harapan) Oleh : Budi Purnomo ahagia dan tidak bahagia jelas merupakan dua tetapi sebentar - ada pula peternak yang menganggukangguk gara-gara mengantuk. Anehnya, justeru kebilakan komponen yang biasa terjadi dalam hidup dan yang dilahirkan oleh proyek bisa membangunkan peterkehidupan maupun dalam penghidupan. Barangkantuknya. nak dari jelas kita ataupun dalam imajinasi kali masih terbayang mungkin terngiang dalam telinga ketika orang tua kita mengatakan bahwa tidak selamanya manusia itu berbahagia, pun sebaliknya. Karena kehidupan toh ibarat bola yang menggelinding. Selalu berputar. lni artinya, kalau ada kebahagiaan tentu ada pula ketidakbahagiaan. Namun agaknya falsafah di atas tidak sepenuhnya dihayati oleh semua orang. Setidak-tidaknya ini terjadi pada diri Paijo, seorang peternak sapi perah. Jelas, Paijo, itu bukan nama yang sebenarnya. la segan menyebut namanya, apalagi bila tahu akan dicantumkan dalam media ini. la masih saja beranggapan bahwa ketidakbahagiaan itulah yang mengiringi hidupnya seusia menggeluti dunia ternak-beternak. Dunia peternakan! Tinggal di desa yang damai, Banjarsari. Kecamatannya Sumbang masih di wilayah kabupaten Banyumas. Angka Rt dan Rw-nya tidak perlu disebutkan, nanti merepotkan pak Rt dan pak Rw yang sedang menunggu rejeki. Sudahlah! Lalu, dengan deras mulut Paijo mengatakan bahwa pada mulanya ia beranggapan sebagai orang yang paling berbahagia. Betapa tidak, sebentar kemudian ia akan memperoleh sapi bunting bantuan MEE (Masyarakat Ekonomi Eropa). Hal ini didengar secara jelas betul oleh telinganya yang normal, tidak ada kelainan. Apalagi petugas dinas peternakan juga menggenapi informasi bahwa sapi yang bisa mengalirkan susu itu hanya dlganti dua ekor pedhet (anak sapi). Jenis kelaminnya terserah. Tidak diper' masalahkan, jantan atau betina sama saja (seperti iklan KB saja ya) asal pedhet itu berumur satu tahun. Masalah

Apa yang menjadi "planing" pun segera berlangsung, namun bisa ditebak kalau rencana itupun biasanya

tidak pernah pas dengan bertek yang telah mendapat legitimasi. Apalagi bila jalur yang dilalui bukan jalan tol. tentu akan dirasakan berkelak-kelok seperti penari jaipong kehilangan keseimbangan. Adalah sebuah proyek yang berjuluk Proyek Pengem-

bangan Sapi Perah, satu-satunya proyek tunggal sudah satu-satunya, tunggal lagi - yang mendapat kepercayaan dari dinas peternakan sebagai opertor teknis program. Dan policy-policy pun banyak lahir dari proyek ini. Misalnya : peternak tidak perlu repot-repot memelihara pedhet, biar proyek saja. Peternak pun tidak perlu repot-repot mengawasi program kesehatan secara ketat, biar proyek saja, toh para peternak belum banyak yang ahli; apalagi pengalaman. Alasan lainnya pun disusun secara sistematis dan argumentatif, sehingga sangat masuk di akal meskipun belum tentu nyaman di hati.

Sebagaimana biasanya peternak menganggukangguk barangkali menyetujui kebijaksanaan

10

ini -

eh,

Begini. Sebagai konsekuensi logis dari pemeliharaan yang menjadi beban proyek tentu harus ada pula ongkosnya. Lagi-lagi proyek memberi kemudahan kepada peter-

nak karena faham betul bahwa peternak itu ada.yang tidak punya uang. Sudahlah ongkos pemeliharaan itu tidak perlu pakai uang. Lho lalu pakai apa? ya palvai susu sapi saja. Berapa? Nah,,agaknya inilah yang menurunkan problematika yang tidak boleh dikatakan sepele atau dua pele'

Seperti biasa informasi mengalir dari sumbernya, namun inli sarinya adalah memohon agar para peternak sudi menyetorkan susunya sebanyak tiga liter selama tiga setengah tahun. Lalu yang gemar berhitung dan bermatematik, mengutak-atik angka ibarat mantan tukang porkas sehingga didapat angka baru yaitu 2800 liter. Konon, itulah total susu yang mestinya disetor kepada proyek, ini masih menurut penuturan Paijo. Apakah para

peternak lainnya keberatan? "Saya takut mengatakan begitu", ini diungkapkan oleh peternak lain yang namanya juga enggan disebutkan, jual mahal. Mungkin peternak ini menganut aliran Shakespeare yang mencuatkan. pendapat "what's the name". Apalah artinya sebuah nama. 'lCoba bayangkan!", ia melanjutkan. Produksi susu setiap harinya hanya mencapai 5 - 7 liler. Bila tiga Iiter disetorkan kepada proyek, lalu untuk pakan ternak dan makan peternak yang mana?, begitu ia bertanya. Menjawab pertanyaan seperti ini memang gampang-gampang sulit ibarat baca koran terbalik, meskipun prosentase sulitnya lebih banyak. Bila ada yang berhasil menjawab pertanyaan seperti inipun agaknya masih perlu ditindaklanjuti dengan perbuatan agar suara-suara peternak yang terdengar minor bisa diredam sesunyi mungkin, tentu saja bukan dengan cara membungkamnya. Perlu di-

perhitungkan pula cara-cara yang universal sehingga pihak yang berkompeten sama-sama mendapat keuntungan. Ya peternak, ya kelompok peternak (mungkin KUD) dan juga proyek Pedhet yang mati konon dibebasbebankan, ini tentu menggembirakan para peternak, namun tentu saja perlu ada informasi hal ini. Bila pedhet mati, tetapi peternak tidak tahu, maka dengan susah dan payah ia tetap menyetorkan susu. Lalu susu itu pun di minum oleh "pedhet" yang lainnya. Saya kurang begitu f aham siapa "pedhet" itu, meskipun begitu pembaca toh telah menginterpretasikannya sendiri. Bukan saya lho! Mengakhiri wawanrembugnya dengan penulis, peter-

nak tetap mengharapkan agar nantinya pedhet itu diberikan kepada calon peternak yang memang benarbenar berhak. Ah. sederhana sekali harapan-harapan itu. Namun bukankah memang begitu seharusnya? HUSBANDRY NO. 2 TH. I/1989


UTAMA

PUTIH REVOLUSI (antara tantangan, tuntutan, dan optimisme) Oleh : tr. Budi Rustomo

Revolusi adalah suatu gerakan yang terencana untuk merubah sesuatu secara cepat. Gerakan seperti ini biasanya muncul bukan saja sebagai reaksi atas sesuatu yang memang perlu dirubah (baca: diperbaiki) tetapi reaksi atas problema yang sudah demikian mendesak. Sehingga arti kata "cepat" dalam usaha perbaikan ini bukan sekadar "ngebut" tapi perlu ada terobosan.terobosan. Pertimbangan seperti itulah yang digunakan oleh Menteri Koperasi Bustanil Ariffin untuk meniawab masalah persusuan di lndonesia, oleh sebab itu beliau lebih suka menggunakan istilah "Revolusi Putih" untuk pemba' ngunan persusuan di negeri ini. Problema persusuan baru men-

tadi topik yang ramai dipergunjing' kan setelah adanya issue "banjir susu". Hal yang tidak logis adalah: banjir itu datang disaat musim kemarau yang sedang kerontang. lssue ini sempat menjadi polemik di masyarakat. Mereka banyak yang menggerutu. Ada susu yang melimpah ruah tapi sementara mereka masih banyak yang belum bisa me' nikmati susu. Hal yang sangat kontradiktif lagi, disatu sisi kekurangan

susu dalam negeri masih harus dipasok dari luar negeri tapi di sisi lain susu itu di buang secara cuma'cuma. Desas punya desus akhirnya issue ini terangkat menjadi masalah yang

bukan saja perlu diatasi tetapi

merupakan masalah yang sudah cukup mendesak. Oleh sebab itu kebijakan pemerintah dalam usaha membangun persusuan di nergeri ini tidak cukup dengan menata l<embali atau memperbaiki sistem 'yang sudah usang dan tidak "up to date" lagi, tetapi perlu ditambah dengan mengambil jalan pintas atar-r menerobos.

akhir Pelita lV baru sebesar 27,11 ribu ton dan konsumsi susu perkapita per tahun adalah sebesar 2,27 kg.Ting-

kat konsumsi tersebut baru men-

capai 56,75% dari kebutuhan minimal 4,0 kg/kapita/tahun yang diharapkan akan terpenuhi pada akhir Pelita

V atau pada saat kita ingin

lePas

landas.

Widya Karya Pangan dan Gizi Tahun 1983 merekomendasikan bah' wa kebutuhan minimal protein untuk setiap orang lndonesia ditetapkan 50 gram perkapita perhari. Dari jumlah 50 gram tersebut, 20% beruPa Protein hewani dan 80% beruPa Protein

nabati. Berdasarkan ketetapan ini maka standar kebutuhan Protein hewani per orang per hari adalah sebesar 10 gram. Dari jumlah tersebut kebutuhan asal ternak ditetapkan sebesar 4 gram. Untuk memenuhi standar minimum kebutuhan protein asal ternak tersebut dapat dipenuhi dari 6,0 kg daging (14o/o protein), 4,0 kg telur (12% protein) dan 4,0 kg Susu (protein 3.5%). Keterangan di atas menunjuk-

kan bahwa tingkat produksi susu

Mengapa Revolusi "sursu"?. Pada tahun 1978, sumbangan

susu produksi dalam nege.ri hanya meliputi 5 persen saja dari seluruh konsumsi yang diperlukan. Berdasarkan perhitungan kenaikan trend selama Pelita lV sasaran yang ingin dicapai adalah peningkatern produksi sebesar 13,370/o. Produksi susu pada HUSBANDRY NO. 2 TH. I,/1989

yang sekarang ini, masih jauh untuk bisa menjawab masalah kebutuhan minimal protein hewani asal ternak

tingkat daya beli dan selera masyarakat.

Kendala utama dalam peningkatan produksi susu adalah rendahnya produktivitas dan populasi sapi perah, masih seringnya terjadi wabah

penyakit yang kadang-kadang menimbulkan banyak kematian, kurangnya penyediaan hijauan pakan ternak dan kuranqnya perhatian para petani peternak terhadap teknologi yang

diperkenalkan. Kecuali kendala di atas masih ada lagi kendala dari segi non teknis, antara lain belum effisiennya mang-

gemen peternakan saPi PerahnYa dan pengaruh fluktuasi harga, baik yang menyangkut saPronak (terutama konsentrat) mauPun harga susu. Keadaan ini membawa akibat rendahnya pendapatan Peternak yang pada gilirannya akan mengu' rangi gairah mereka untuk meningkatkan produksi susu ternak perahnya.

Problematika persusuan tersebut di atas kiranya memang sudah

saatnya untuk di atasi. Saking mendesaknya permasalahan tersebut, sehingga pemerintah mengambil al-

ternatif untuk diadakan perubahan secara cepat melalui berbagai usaha, baik dengan cara menambah laju kecepatan perubahan tersebut mau-

pun dengan cara mencari terobosan-terobosan.

Menambah laju kecepatan perubahan, berarti pemerintah berupaya untuk bisa tancap gas dengan jalan

mempertinggi produktivitas sapi perah yang sudah ada. Atas dasar analisa yang "njlimet" ternyata peningkatan produktivitas sapi perah lokal (yang sudah ada) masih sulit untuk sanggup menjawab masalah kebutuhan susu dalam negeri, apalagi

(khususnya susu) bagi orang lndo-

dengan adanya tuntutan swasem-

nesia. Belum dapat dipenuhinya kebutuhan minimal tersebut di satu pihak masih terdapat kendala di dalam usaha peningkatan produksinya dan dilain pihak dipengaruhi oleh

bada susu di akhir Pelita V yang tinggal beberapa tahun lagi. Oleh sebab

itu

pemerintahpun mengambil keputusan untuk mencari jalan pintas atau terobosan baru. Alternatif yang 11


(

UTAMA

paling memungkinkan untuk itu adalah impor susu dan bibit sapi perah. Berbagai kemudahan diciptakan untuk mendukung program tersebut. Alhasil pada tahun 1987 sepertiga kebutuhan susu sapi sudah dapat dipasok dari dalam negeri. Program Peningkatan Produksi Susu Sapi Perah.

Disamping konsumsi susu se-

meningkatkan kelaliiran sehing-

ga mencapai 45oh per

masih memegang peranan yang sangat besar. Pada akhir Pelita lV konsumsi susu olahan sebesar 28,91 ribu 48,860/o dari total konsumsi. Kita ketahui pula bahwa dari susu

ton atau

olahan tersebut bahan bakunya

sebagian besar merupakan susu dari impor. Dengan kebijaksanaan pemerintah melalui keputusan bersama Menteri Perindustrian, Pertanian dan Koperasi maka ditentukan quota im-

por (wajib serap) dari pabrik-pabrik pengolahan susu yaitu penggunaan susu dalam negeri dengan susu impor perbandingannya 1 : 1 di akhir

tahun Pelita lV. Keputusan ini

Usaha sapi perah ternyata butuh

dengan komponen kegiatannya

ketrampilan teknis yang memadai oleh peternak. Demikian pula ada

antara lain pemberantasan kemajiran, pelaksanaan lB yang tepat waktu serta pemeriksaan kebuntingan yang tepat.

4. Perbaikan pakan dan tatalaksana pemeliharaan sebagai

ke-

giatan per-rnjang peningkatan produksi 2er satuan ternak.

5. Penyulul an untuk meningkat

keteramprlan peternak dan pen-

gar, ternyata konsumsi su*su olahan

ingkatan eff isiensi usahanya.

6. Perkereditan usaha sapi

perah

dan koperasi untuk menunjang usaha sapi perahnya.

7- Pemasaran dan penanganan' pasca panen untuk meningkatkan pendapatan peternak.

8.

produksi susu sapi perah yang selama ini sebesar 4,9 liter/ekor/hari untuk perusahaan susu sapi perah dan 2,8ok lilerlekor/hari untuk sapi perah rakyat dapat ditingkatkan masing-

masing menjadi 15 liter dan 10 liter/ ekor/hari.

Dengan identif ikasi masalah yang digambarkan tersebut di atas maka usaha peningkatan pro{uksi susu sapi perah perlu diarahkan dengan kegiatan-kegiatan sebagai beri

kut:

1. Peningkatan mutu genetik sapi perah melalui impor pejantan sapi perah unggu yang dilaksa-

nakan oleh Balai lnseminasi Buatan sebagai penghasil semen beku.

2. Seleksi untuk mencapai rasio jumlah betina laktasi dan populasinya mendekati rasio 1 : 1,4. 3. Peningkatan reproduksi untuk 12

USaha persusuan merupakan kegiatan yang cukup kompleks, yang tidak saja menyangkut soal puluhan ribu liter susu setiap hari tetapi juga

terlaksana dengan baik, maka perlu

perahnya untuk digemukkan dan

disusun "data base" dan evaluasi yang terpadu. Penyusunan sistem tersebut termasuk kelengkapan perangkat lunak dan perangkat keasnya berupa komputer yang diharapkan mampu meningkatkan effisiensi informasi, sehingga penyam-

menampung sapi perah betina yang sudah tua dan tidak pro-

duktif lagi. 9. Pengembangan wilayah baru usaha sapi perah berbentuk perusahaan swasta, PMDN dan bantuan program.

dapat dilaksanakan dan peningkatan

usaha ukuran tertentu akan menjadi model usaha sapi perah. Serta tenaga koperasi guna melak_ sanakan pelayanan teknis bagi peternak juga harus benar-benar orang yang skilldalam bidangnya. Derqan kata lain usaha sapi perah butuh profesionalitas baik para peternak maupun tenaga kerja di koperasi.

segera keluar dari usaha sapi

peningkatan produksi susu di negeri

Sasaran peningkatan populasi dan produksi sapi perah yang akan dicapai kemungkinan besar akan dilampaui apabila impor sapi perah

merupakan usaha sambilan. Unit

pemotongan dengan sasaran agar supaya pedet jantan dapat

sebagai alternatif. 10. Pembinaan dan pen{embangan

ini.

beberapa kecenderungan yang akan berlangsung perihal pakan pada sapi

termasuk soal ribuan ternak dan peternaknya. Agar penclptaan effisiensi dalam koperasi susu dapat

Penggemukan dan pengendalian

diharapkan dapat menjadi wahana

yang baik dalam pengembangan/

Prolesionalisme.

tahun,

Effisiensi Produksi Dalam bidang persusuan tuntutan masa depan adalah effisiensi produksi dan pemasaran. Untuk meningkatkan effisiensi produksi yang sangat perlu diperhatikan adalah effisiensi pengadaan dan pemberian pakan. Beberapa alternatif kebijaksanaan yang perlu diperhatikan adalah diantaranya desentralisasi pengem-

bangan hijauan, desentralisasi pa-

brik pakan, penerapan level "Cost Balance Ratio" (ransum sempurna termurah) dan pembinaan jaringan usaha.

Untuk meningkatkan effisiensi

persusuan juga perlu adanya pelayanan nformasi pakan berupa. infor-

masi tentang ketersediaan pakan, permintaan sumber pakan dan nilai lnf ormasi pakan ini sangat

glzi.

diperlukan untuk melayani "Cost Balance Ratio." Oleh karena itu dalam kegiatan ini perlu adanya komputerisasi, sebab dimasa mendatang

usaha effisiensi sangat diperlukan oleh peternak.

paiannya dapat dilakukan lebih cepat

dan akurat yang dapat digunakan sebagai bank data, mendeteksi perkembangan usaha maupun evaluasi/ pengendalian usaha serta menetap-

kan kebijakan koperasi yang

ber-

sangkutan.

Antara Tantangan, Tuntutan dan Optimisme

Dengan "revolusi putih" yang telah diadakan di lndonesia kiranya telah memberikan dampak yang positif, misalnya rasio impor susu dibandingkan kemampuan produksi

dalam negeri telah dapat ditekan menjadi 1,7 :1 pada akhir tahun 1988 dari rasio 20: 1 pada tahun 1978. Hal ini merupakan prestasi yang besar dalam kaitan penghematan devisa negara. Perubahan yang fantastis tersebut bukan pula tdrnpa kekurangan, namun tetap ada tantangan yang masih dijumpai, seperti tingkat produktivitas sapi perah yang masih rendah, penanganan pasca panen yang belum sempurna, sistem pemasaran susu yang belum mantap, serta per-

modalan peternak yang masih Bersambung ke'hai

sa-

42 -

HUSBANDRY NO. 2 TH. I/1989


WAWANCARA Husbandry (HS) : Apakah benar KEPRES 50/1981 akan dilakukan peniniauan kembali?

Drh. Soejasmiran (S) : Peninjauan filosofinya tidak, tetapi hanya dari segi skala usahanya, pendekatannya sama bahwa peternakan unggas ini di tangan para peternak kecil. Dari

segi skala usaha perlu analisa

seberapa banyak usaha peternakan unggas mempunyai manf aat dan

dapat dinikmati sebagai usaha keluarga. Dasarnya juga sama usaha

peternakan diarahkan dan dikembangkan dengan koperasi. Untuk

mengatasi, seperti export, harga yang bersaing, mutu yang tinggi maka perlu dicarikan pola modif ikasi dimana peternak membentuk kelom-

pok dan diatur produksinya oleh in-

ti, disamping itu inti

bisa memberikan masukan sehingga kualitas bisa dikendalikan dan jumlah sesuai dengan permintaan

Mencegah Peternak Menjadi Buruh Upahan Drh. Soejasmiran

Dalam menyongsong era lepas landas ini, sub sektor peter. nakan makin keras usahanya menanggapiramalan para pakar peternakan. Barang kali bukan ramalan tanpa data atau mim. pi belaka. Adanya kelesuan dunia perunggasan kita maupun persusuannya yang merupakan ujung tombaknya, barang kali ini yang meniadi sorotan para pakar peternakan. Dalam kunjungannya ke Purwokerto, DIRJEN Peternakan dalam hal ini diwakili oleh Direktur Bina Program Direktorat Jenderal Peternakan Drh. Soejasmiran yang sempat ditemui Husbandry di lapangan udara Cilacap membicarakan dunia Peternakan menghadapi era lepas landas pada akhir PELITA V ini. Berikut ini hasil wawancara dengan Drh. Soejasmiran.

dasarnya. Adanya kenaikan harga

S : Adanya kasus-kasus itu harus tak dirugikan, dipihak lain investor dipisahkan dengan prinsip diberikan keuntungan yang pendekatan f ilosof i kebijakan. merangsang. Dalam beberapa hal Kasus-kasus itu dapat terjadi, namun peternak perlu tahu mengenai sedapat mungkin untuk diminimkan haknya lalu membentuk organisasi dengan mengarahkan dan kelompok sehingga memudahkah mengusahakannya makin mandiri, perencanaan bersama, negosiasi kerkadang kasus tersebut tak mudah ja sama dengan inti sehingga bisa dihindari, tetapi perlu dijaga keseim- saling menguntungkan. ::l8:l?flilj;" r:lH:*""';',ilT y:-:,1s:,,-an' -keb1aksanaan im.

menurun sehingga keuntungan dari usaha peternakan tidak merangsang

bidang

pasar.

HS

:

Adanya peninjauan kembali

barang kali keadaan sekarang kurang

menuntungkan pak?

S : Dalam menyesuaikan kegiatan usaha terhadap setiap kondisi ini selalu berlangsungr tetapi tanpa harus meninggalkan kebijaksanaan

ransum, harga produksi yang

andaikata jumlahnya seperti tertuang

dalam KEPRES. Akan tetapi ini

l"ririx,iv, modar untuk *"nunrrfrffi; oj;]; dan merangrrng prru

peternakan.

HS : Dalam menentukan harga pro-

duk peternak kadang

sering

masih dalam penggodokan.

dirugikan, itu bagaimana menurut

l-lS : Bagaimana kebijaksanaan pemerintah dengan adanya

bapak?

pengkaplingan pak?

polanya diatur. Disatu pihak peternak

S : Kerja sama inti plasma

itu

sa?i perah yang ditakukan 171t pemerintah dewasa ini dan sasaran apa yang ingin dicapai? S : Kebijaksanaan yang ditempuh pemerintah sudah tepat, sebab hal ini untuk mengurangi ketergantungan susu import, mengem-

bangkan lapangan pekerjaan dipedesaan dan meninqkatkan pendapatan peternak. Memang masih banyak

masalah seperti penanggulangan penyakit, produksi, harga jual, pasca panen. Jadi memang ada beberapa masalah yang perlu diselesaikan. Keberuntungan kita sudah ada semacam badan kordinasi nasional yang terdiri dari departemen pertanian, perdagangan, perindustrian dan BKPN secara fungsional mem-

bantu pemecahannya. Masalah kredit dengan Bank, pengolahan dengan departemen perindustrian, koperasi dengan departemen koperasi. HS : Dalam mengembangkan peter-

Drh. Soejasmiran sejenak bersama Pemimpin Redaksi Husbandry, akrab nih! (Husbandry). HUSBANDRY NO. 2 TH. I'1989

nakan khususnya di pedesaan, hambatan-hambatan apa yang terjadi? 13


WAWANCARA S :1. kemampuan manusianya dalam

arti peternak yang mengetahui caracara beternak yang baik, bagaimana menyediakan bibit, pakan dan penangan penyakit dll. 2. pemerintah

belum sepenuhnya

membantu

menyediakan sarana produksinya seperti bibit, pakan, pos kesehatan hewan dll. 3. masih lemahnya

kegiatan kelembagaan, seperti koperasi, kelompok kegiatan pasca produksinya. Dengan sistim latihan dan kelompok peternak makin teram-

pil seperti di Boyolali, Batu dll.

HS : Bagaimana menghadaPi lePas landas untuk sub sektor peternakan

ini Pak? S :Kesiapan lepas landas kita ukur dari komponen pelaksanaannya, yaitu peternak, kelembagaan sosial, kelembagaan ekonomi, swasta dll.

Sub sektor peternakan merupakan

bagian dari sistem. Jadi secara pribadi saya kurang sependapat bahwa sub sektor A, B, C tak ada keterkaitan. Khusus untuk bidang peternakan cukup siap dipandang

dari segi peternaknya, prospeknya maupun aparatnya. Memang jika dibandingkan dengan sub sektor yang lain seperti sub sektor tanaman

pangan ada beberapa hal dari kita untuk lebih keras misal dalam permodalan, tetapi sub sektor tanaman pangan ketinggalan dalam tanaman

holtikultura. Jadi ada plus dan minusnya. HS :Terima kasih pak dan selamat jalan !

S :Selamat buat "Husbandy'(Fadlun).

HS : Bagaimana dengan proyek Men-

trust dan MEE? S :Kedua proyek tersebut merupakan

usaha untuk mengundang partisipasi swasta dalam rangka meningkatkan

produksi susu dengan memanfaatkan kemampuan modal dan teknologi dengan rnengajak petei'nak rrecil untuk ikut dalam budidaya produksinya. Jadi dari inti ada inputnya berupa sarana produksi modal dan teknologi. Dari peternak berupa ketrampilan, sehingga pada suatu saat peternak dapat mandiri dalam arti mampu mengatasi produksinya, menyarap teknologi, mengembangkan usahanya.

TUMBUKAN AKADEMIS ATAU AKADEMISI ???? Mahasiswa resah setelah melihat kenyataan bahwa maha. siswa sering diombang.ambingkan dan dibuat bingung. penyebabnya adalah seringnya terjaditumbukan akademis di fakultas kita ini. Praktikum dengan praktikum, praktikum dengan kuliah, maupun kuliah dengan kuliah. Keli ini HUSBANDRY menerjun. kan Tj. Loekito dan Zh. Yuwono untuk meniaring pendapat, tin. dakan dan harapan mahasiswa terhadap permasalahan ter. sebut.

HS : Dari kedua proyek tersebut tampaknya ada perbedaan dalam menciptakan peternak yang tangguh?

onon kabarnya tumbukan se-

S :Tujuannya sama yaitu

macam itu sudah terjadi

kan sistem "Keingsunan"

diatas

be-

segalanya, falsafalah maharaja di-

takan peternak yang tangguh yang

berapa tahun yang lalu. Tetapi

mampu mengembangkan usahanya

karena sikap kesabaran mahasiswa,

dan mampu meningkatkan

saja yang mau menerima keadaan ini dengan menyimpan sekantong dongkol, maka masalahnya sampai tahun ini tetap tumbuh dan berkembang subur di ladang fakultas Peternakan Apakah ini akan dijadikan semacam

mana keputusan raja mutlak adanya, tak memperdulikan kepentingan dan

mencippro-

duksinya. Namun caranya saja yang berbeda, dari MEE karena suatu proyek maka kegiatannya lebih cepat

dan lebih kongkrit. Sedangkan di NAA karena swasta dan kepentingan yang lain maka lebih lambat. Pada

budaya atau ada pemikiran untuk

prinsipnya adalah sama yaitu mengembangkan peternak yang

mengikis habis persoalan-persoalan yang dapat menjadi penghambat per-

mandiri sehingga mencegah peternak menjadi buruh upahan.

kembangan dan kemajuan fakultas

HS: Dalam kenyataan di proyek MEE

ini ternyata banyak

kesulitankesulitan yang dihadapi peternak, itu menurut bapak bagaimana?

S :di proyek MEE ini tenaga pendorongnya adalah koperasi. Proyek

hanya melakukan pembinaan dan memberikan sarana produksi sangat

terbatas. Dengan

koperasi

diharapkan perkembangannya akan lebih cepat. 14

kita, termasuk persoalan remeh (???),

tumbukan kegiatan akademis? Andai kita berkeinginan dan ada hasrat (meski minimal) untuk maju, paling tidak harus berani mengambil langkah-langkah yang cepat dan tepat untuk mendepak segala faktor kendala. Pelik memang, dibutuhkan

perubahan mendasar tidak hanya satu pihak, tetapi secara struktural

dan yang lebih penting akan menyangkut sikap mental yang berkompeten. Selama masih menerap-

tak mau memahami pendapat dan harga-harga orang lain serta tetap br-,rpegang teguh untuk berperang tanpa henti-hentinya untuk memfiroklamasikan diri diatas kebakuan

dan kekauan yang dipertahankan, musthail tujuan diatas terealisir. Sudah segawat manakah masalah-

nya berlangsung di fakultas kita, sehingga Husbandry memandang perlu menuangkan berita ini pada penerbitan kali ini? Sesungguhnya, kalau dikatakan

gawat boleh juga. Bila tidak, kenyataannya dari kalangan mahasiswa

mengeluh tentang praktikumnya yang tumbukan dengan praktikum lain. Satunya lagi datang mengeluh tentang kuliah diajukan dan terjadi tumbukan dengan kuliah dan praktikum lain. Ada lagi yang mengeluh praktikumnya baru saja selesai dengan memakan korban kuliah lain HUSBANDRY NO. 2 TH. 1/1989


SURVEY

disebabkan kurang peka terhadaP lingkungan atau mungkin sama se-

Selama ini Bapendik hanya memberikan jadwal kuliah dan praktikum, itupun tidak selalu dipatuhi. Apa pasalnya?. Dapat dipahami memang, sebab dalam menyelenggarakan praktikum khususnya, tak dapat

jah. Mau kut gajah sebelah kiri, ter-

kali tak tertarik dunia per-aktrisan ala

dilaksanakan sesuai jadwal yang

nyata gajah sebelah kenanPun sama gagahnya, bahkan lebih gagah atau malah digagah-gagahkan ??? Andai mau ikut gajah sebelah kanan, gajah

f

harus masuk seleksi dan "pasti" ada

dan sebagainya. Hal'hal seperti itulah membawa mahasisw kebingungan sendiri, harus bagaimana bertin-

nominasi yang masuk dan terpilih. Sedang 1,59 %o resPonden tak mengetahui apa-apa, hal ini mungkin

dak dan reaksi aPa Yang daPat mahasiswa lakukan. Ternyata tak bisa apaapa, bagai pelanduk diantara dua ga-

akultas Peternakan yang hampir

sudah "mendarah daging" ini. Mengingat dampak yang ditimbulkannya merugikan (96,61 %) beralasan sekali bila mahasiswa tidak

sebelah kiri tak henti-hentinya mengerutkan alis dan mengangkat kaki

setuju (92,59 %) dengan adanya prak- " berlangsung di Fakultas Peternakan. Sedang mahasiswa lainnya masa bodoh (7,4 o/o).

tek semacam itu

siap mendepak. Serba sulit memang

bila dlam posisi yang terjePit. Reaksi-reaksi mahasiswa dalam

menanggapi masalah tersebut ter-

Bagaimana cara mahasiswa

tangkap dalam pengumPulan Pendapat melalui angket yang Husbandry lakukan. Angket ini disebarkan

menghadapinya, bila keadaan seperti diatas menimpa dirinya?. Sebanyak 69,49 o/o akan meminta penjelasan ke masing-masing lab. Suatu langkah

dengan mengambil samPel 75 angket. Dari 75 angket yang disebarkan, ternyata masuk ke terwakili 78,67 Yo. lni sudah dapat dijadikan data penguat, bahwa lebih dari dua Pertiga angket yang kami sebar daPat

dewasa mahasiswa sudah ditunjukkan untuk mengatasinya. Hanya saja bersambungkah usaha mahasiswa tersebut?. Yah, mudah-mudahan sa-

ja. Ada juga mahasiswa yang

kembali sehingga jumlah 78,67o/o cukup untuk mewakilinya. Hasil

bi-

ngung sendiri (22,03 Yo), dan sisanya (8,47 Yo) masa bodoh menghadaPi masalah ini. Penyebab terjadinya bentrok. Husbandry sama sekali tidak berniat untuk mencari kambing hitam, atau

angket tersebut dapat kami rangkum

sebagai berikut:

lnformasi adanya tumbukan akademis. Sebanyak 98,41 o/o responden telah mengakui bahwa informasi

mencari-cari siapa yang salah, tidakl!. Tetapi paling tidak diketahui

adanya tumbukan kegiatan akademis tersebut sudah tidak asing lagi. Celakanya, informasi tersebut diperoleh dari dirinya sendiri (76.19 %), mengaku mendapat informasi sendiri apabila tak mengalami sen'

dimana letak kesalahannya sehingga dapat mengakibatkan tumbukan, diharap sebagai kesinambungannya dapat saling mawas diri dan kesa-

lahan itu dapat ditanggulangi.

diri menjadi aktor/aktris dalam drama

Barangkali mudah dipahami harapan sederhana ini. Pihak laboratorium menduduki proporsi yang paling tinggi (78,26 %), disusul pihak Bapendik (13,04 %),

berjudul "Tumbukan" Yang digelar oleh sanggar cerita fakultas Peternakan. Sementara (22,22 o/o) responden belum mengalami sendiri, hanYa

dan penyebab lain adalah

dari orang lain (mungkin ada aktor/ aktris yang coba-coba cari bibit baru buat menggantikannya). Dan tentunya calon-calon bibit itu nantinya

mahasiswa (8,70 7o). Menurut pengamatan Husbandry responden hanya menilai sebatas yang dijumpai di lapangan.

TAP' HEAAf,A/7A

HEBAT

'|!.>.<- )*i6o7 *ci<ltt'.

'r'#i^I,111", "tS]'t 'r l(Eltdc t, Pkk ^174

\

.

gantung sepenuhnya terhadap pihak yang punya materi. Oleh karena itu waktu dapat saja bergeser tidak

sesuai jadwal, dan akhirnya akan tumbukan dengan jadwal lain. Ada contoh lagi, ada beberapa acara praktikum yang tidak dapat dilaksanakan dalam waktu satu hari.

praktikum harus dilakukan terusmenerus selama berhari-hari. Misal, praktikum dimulai pada waktu yang dijadwalkan, tetapi karena praktikum berlanjut ke hari berikutnya padahal

hari berikutnya sudah ada kegiatan lain, maka terjadi tumbukan lagi. Ada contoh lain lagi, mahasiswa

mengambil mata kuliah menyebar,

artinya mata kuliah yang diambil tersebut tidak dalam satu semester saja. Padahal Bapendik menyusun jadwal per satu semester sesuai deng.an pedoman/silabus fakultas. lni tidak penutup kemungkinan dalam semester yang berlainan terdapat jadwal yang sama waktunya. Akhirnya mahasiswa lari ke kelas lain, dan akan menemui hal yang sama dengan jadwal lain pula. Adakah ini kelemahan kebijaksanaan yang diambil fakultas (Bapendik) un-

tuk menerapkan sistem kredit

ke

sistem paket ? atau sebaliknya. Kalau dilihat pada contoh diTetapi,

yang mengherankan mengapa angka 78,26 %o jatuh pada pihak laboraHErAH .ll 9E;AB XAL{'^/6A^E

.lvsgano'iv

mendapatkan materi agar dapat praktikum yaitu dengan meminjam materi atau pergi ke luar fakultas, sehingga waktu praktikumpun ter-

tuk menjadi penyebabnya.

i.rcrn

III

materi tak tersedia di Fakultas. Alternatif lain yang dapat dilakukan untuk

atas, semua mempunyai peluang un-

x0p '<l7A DllQatlH 6''j*lTti l//

{I

telah disusun Bapendik. lni menyangkut banyak hal. Praktikum membutuhkan materi, sedangkan

torium? Pertanyaan selanjutnya, "Ada Apanya?" Baiklah, contoh-contoh diatas r';lemang sering meniadi penyebab tumbukan, disamping masih banyak lagi penyebab lainnya. Tampaknya ccntoh-contoh tadi dapat diterima, Bersambung ke hal 42

HUSBANDRY NO. 2 TH. I/1989

15


CERMIN erakan anti kekerasan sebagai model dari kegiatan potitik mahasiswa punya akar sejarah yang panjang di pelbagai belahan dunia, termasuk di lndonesia sendiri. Mahatma Gandhi tokoh lndia yang mengajarkan gerakan "ahimsa" yang

pada pokoknya menentang segala bentuk,Ketidakadilan. Kegiatan serupa juga dilakukan para aktivitas Green Peace untuk menyelamatkan lingkungan dari bahaya pencemaran industri maupun kemiliteran. Di lndonesia jauh sebelumnya, pada jaman kerajaan jawa memiliki kebiasaan "pepe" atau berjemur diri di alun-alun

untuk menyampaikan keluh kesah mereka kepada sang raja atau penguasa yang menjadi wakilnya. Kegiatan aksi pepe ini dilakukan agar sang raja memperhatikan dan menyelesaikan permasalahan yang dihadapi rakyatnya. Kegiatan pepe ini akan membubarkan diri setelah apa

yang menjadi tuntutan didengarkan oleh sang raja. Barang kali kegiatan

aksi demo yang menghangat dua tahun belakangan ini mendapat ilham dari aksi pepe yang dilancarkan nenek moyang kita di masa lalu? saya serahkan pada pembaca.

Akan tetapi sejak berakhirnya gelombang protes kaum muda 1977/ 1978 ketika itu banyak para aktivis mahasiswa ditangkap dan beberapa koran yang bei'pengaruh mengalami pelarangan terbit. Praktis suasananya jadi lain. Kampus menjadi tenang dan Srita mengenai keresahan dan protes kaum muda di lndonesia tak terdengar lagi. Lantas apa yang terjadi dengan anak-anak muda yang dulunya dikenal kritis dan bisa jadi pemberang? Sangat boleh jadi ketenangan selama ini memang tidak ada

MAHASISWA

AKSI DEMO

Oleh : Fadlun Chambali Gerakan aksi demo mahasiswa yang terjadi dalam dua tahun terakhir

ini ternyata banyak mengundang perhatian, baik para tokoh pendidikan maupun kalangan pemerintah. Dalam sejarah perjalanan kaum muda, kaum

terpelajar atau mahasiswa selalu menjadi motor perubahan. Barang kali karena ia penuh dengan dinamika dan idealisme. ketidakberesan di sekitarnya. Tak hanya sensitip mendengar denyut

teriak turun ke jalan mendatangi

segan untuk mendobrak ketidakadilan dan kesewenang-wenangan yang terjadi disekitarnya, dengan retorikretorik yang radikal, romantik dan ap-

kantor-kantor pemerintah?. lni tentu ada faktor penyebabnya. Diakui atau tidak melemahnya fungsi Ormas, Orpol dan kekuatan lainnya sebagai penyalur antara atas dan bawah. Parpol maupun Ormas dengan segala perhitungan politisnya tak berani

Dengan adanya aksi demo mahasiswa yang terjadi belakangan ini,

angkat bicara. Jadi aksi demo yang terjadi tidak lain merupakan ref leksi titik beku batas kesabaran. Seperti

jantung kehidupan masyarakat yang

tertindas, mereka pun tak segan-

peal kerakyatan.

maka timbul pertanyaan. Kenapa hal itu dapat terjadi? banyak para tokoh pendidikan yang memberikan komentar, itu sebagai cetusan rasa percaya diri mahasiswa disamping rasa kede-

jau kembali? ltu baru satu

wasaan, sehingga dinamikanya dapat tersalur. Dan itu normal saja. Mumpung lagi mahasiswa, bebas

dimotori para mahasiswa, ternyata

melancarkan kritik-kritik sosial. Hal ini tentu tak bisa dilakukan setelah mereka lulus dari perguruan tinggi

dan masuk dalam lembaga yang telah mapan. Hanya mahasiswa dan individu seperti romo Mangun saja yang berani melakukan terobosan, sebab mereka tak punya perhitunoan politis. Kalau hanya soal cetusan rasa percaya diri dan rasa kede.wasaan, mengapa mereka mesti teriak-

kasus SDSB/TSSB, kapan ada perbaikan kalau selamanya hanya ditin-

kasus, belum kasus Kedung Ombo, Mojokerto, Badega dll. Tumbuhny lembaga swadaya masyarakat yang banyak membawa dampak yang positip bagi

tingkat penyadaran masyarakat terhadap lingkungannya. Ketika keper-

cayaan masyarakat terhadap lembaga penyalur aspirasi masyarakat semakin kecil, maka mahasiswalah yang akhirnya menjadi alternatif .

Mahasiswa dengan segala kekurangannya, keberanian dan idealisme ter. nyata berani angkat bicara. Gagasan

dan pemikiran kaum muda tentang seluruh aspek .kehidupan masyara-

yang mengharapkan qdanya aksi protes atau karena pengenalan terhadap

realitas yang ada sangatlah miskin sehingga gagasan dan ide segar tak kunjung tergugah. Dari tradisi gerakan mahasiswa yang menjadi pelopornya dari tahun

08, 28. 45, 66, 74, 78 baik yang berhasil atau kurang berhasil selalu

berorientasi pada perubahan dari "status-quo" ke situasi yang baru yang setidak-tidaknya mengandung harapan baru pula, yang lebih cerah dan dinamis tentunya. Sebagai "agent of change" mahasiswa selalu memancarkan semangat idealisme sehingga ia sangat peka terhadap 16

atanya yang

ontrasi ya? (Kedaulatan Rakyat) HUSBANDRY NO, 2 TH. I/1989


CERMIN kat, bangsa dan negara segar dan jer-

nih belum ternodai oleh berbagai kepentingan. Berpihaknya hanya pada kebenaran, keadilan dan kepenfingan bangsa dan negaranya.

Disamping masalah-masalah sosial di atas, ternyata mengenai kehidupan kampus sekarang pun turut menjadi mereka, dari masalah otonomi perguruan tinggi, N KK/BKK, kebebasan akademik, kebebasan . mimbar juga kebebasan pers.

Aksi mahasiswa tahun

1966,

1974 dan '1978 merupakan sejarah

politik praktismahasiswa

untuk

menunjukkan diri sebagai kelompok intelektual pembaruan beserta f ungsi

kontrol sosialnya. Sejarah ini terutama keberhasilan angkatan 1966 untuk meruntuhkan tirani orde lama, telah menjadi mitos dan obsesi mahasiswa sampai saat ini untuk

berperan sebagai kekuatan moral.

ment) diberangus. Dewan mahasiswa

Meski saat ini untuk berperan mereka

(DM/Dema) dibubarkan, sehingga

tertumbuk pada kenyataan situasi

otonomi mahasiswa untuk mengurus

dan kondisi yang jauh berbeda. Aksi mahasiswa 1974 dan 1978 tidak mencapai hasil yang diharapkan, malah mendapat "hadiah" berupa pembekuan kegiatan dewan mahasiswa semua perguruan tinggi dengan SK

dirinya termasuk dalam hal dana, sedikit-demi sedikit dikikis. Akibat. nya, kampus mahasiswa kehiJangan " Laboratori um "-nya dalam mempela-

jari

po'rnssalahan di masyarakat. Konsep ini memang lebih menciptakan perguruan tinggi sebagai pen-

Kopkamtib No. Skep 02/Kopkam/

cipta teknostruktur,

1978, dilanjutkan dengan SK menteri dan K Rl No.0156/U/78 tentang Nor-

menciptakan mahasiswa sebagai "tukang" yang pada gilirannya membuat mahasiswa dan alumnus lebih bersifat pragmatis ketimbang idealis dalam melihat dan

P

malisasi Kehidupan Kampus (NKK). Konsep NKK/BKK dengan "gemilang" mampu menghancurkan in-

frastruktur organisasi intra yang

menghadapi permasalahan masya-

melahirkan aksi-aksi kegiatan maha-

rakat.

siswa yang dilihat sebagai perwujudan politik praktis. Konsep inijuga

NKK/BKK merupakan suatu bentuk depolitisasi kehidupan kampus yang memotong infrastruktur pol itik kam-

dipandang sebagai medium penguat

birokrasi dalam kampus. Pemerintahan mahasiswa (Student Gover-

BANGKIT (sebuah eatatan

ecryrlLt PEfiPU$ TAI

.

DA satu kata lain yang artinya mirip dengan bangkit. yaitu

dari segi arti hiiraiiah, kedua kaia iiu tidak begitp jauh dirasakan-rasakan kata bangkit terasa lebih puitis. Entah mengapa. Meskipun begitu, kata bangkit jarang sekali kita dapati dalam tulisan-tulisan. Bukan ingrn mempeisulit istilah kebahasaan tadi yang ingin kita utarakan. Bukan pula ingin melakukan aktifitas bangkit dan bangun yang tidak berkelalasan. Telapi yang kita tuju adalah kebangkitan unruk pembangunan. lnilah agaknya yang ingin kita ejawantahkan dalam berbagai kegiatan yang nyala. Realita. Tidak hanya asal bunyi hangga mulit berbusa gaia-gara banyak bicara. Juga bukan bekerla keras membanting tulang siang malam tetapi membabi buta. lstilah sedikit bicara banyak bekerja juga bukan menjadi tuiuan.'ltu malingl, pendapat sementaia orang.

mengenang B1 tahun yang lalu. kita teringat kepada seorang so. Bila.Kita pahlawan kebangkitan dr. Sutomo. perjuangannya telah sok orsa mengg-iring bangsa kita dari perkumpulan intelektualis pada masa itu hingga terus berputar dan menggelinding secara teratur. meskipun ancaman. tantangan. hambatan dan gang-

guan tuga tetap menghadap tidak mau menyingkir. Kerja i.eras dan lalur diplJmaii serta tahu menempatkan diri. membuat perjuangan menjadi tidak sia-sia. Justeru di kemudian hari perjuangan ini menelorkan gerakan berbangsa dan bernegara dengan penuh kesadarrn. Seningg, kita sampai ditalur Soempah "pemuda 1928 dan akhrrnya 1945 kita raih kemenangan dalarn sebuah pro(lamasi di republik ini. MEMANG bangsa ini telah merdeka beberapa puluh tahun yang lampau. Kini berjalanan bangsa ini sudah cukup.jauh bahkan perannya dalam percituran dunia internasional sudah mendapat pengakuan. Tetapi ini tidak berarti kesadaran untuk bangkit dari tahurr ke tahun menjadi luntur. Tentu tidak. Selak culu. sejak Boedi oetomo ninggi [in, hingga kapanpun kebangkitan itu aKan telap memiliki makna yang dalam dan inilah agaknya yang seharusnya kita jaga unluk selama-lamanya, agai g"i"r"n darah dan tutang Boedi oeiomo juga menggerakkan segala aspek kegiatan kita. Minimal kegiatan Oisi-ptin din. sebelum rienulu disiplin konstitusional,,disiplin perundang-un.darr'gan ataupun disiplin etika dan kepantasan umurn.

Bila hal demikran telah kita coba, maka pengembangan kehrdupan berbangsa yang ditandai dengan solidaritas minimal bisa kita niknrati dalam waktu yrng tiorr terlalu paniang. Selamai Hari Kebangkitan Nasionat

pus dan berbagai kemungkinan mun-

culnya politik kampus. Melalui NKK dibentuk pula lembaga skorsing yang l- -'se6ara efektif ingi n menghancurkan ffi ."ii"p kecendeiungan yang ingin

I

1fppbali ke politik praktis. Dengan

rr a lgrn[sg2 skorsing kecenderungan itu 'p., dikikis dengan menciptakan ketakut" an akan sanksi administratif. Begitu

pula wewenang PR lll dan PD lll semakin besar untuk mengontrol ,setiap organisaii kemahasiswaan, Dengan hancurnya infrastruktur

politik kampus mungkin bagus, tetapi

makin meluasnya depolitisasi,

semakin meluas pula apatisme so,

sial dan kultur akademik

yang didirikan oleh NKK pun tidak terjadi. Kondisi ini menciptakan kemiskinan kehidupan kampus, karena ia tidak membentuk kultur akademik

dan menghilangkan kultur politik. Salah satu penyebab berada dalam sistem NKK itu sendiri. Sistem NKK yang harus didukung oleh infrastruktur akademis ternyata tak terpenuhi.

Hal ini ditunjukkan dengan ren-

dahnya mutu dosen, perpustakaan dan kecilnya rasio dosen dan mahasiswa. Ketiga hal tersebut akhirnya menyebabkan energi mahasiswa tidak lagi tercurah pada politik dan juga tidak pada kultur akademik, malah masuk dan membentuk kelompok primordial, kesukuan dan keagamaan. Langkah yang diambil pemerintah dalam kaitan penataan kembali universitas kita ini tak mendorong tumbuhnya semangat baru dalam

I

Bersambung ke hal 43 HUSBANDRY NO. 2 TH. I/1989

17


TENGOK BUKU lima (Country Statement) yaitu P.W.

Daniel,

AWAS TETELO

!

L

Parede,

H. Hamid, P.

Ronohardjo, Bachtiar Moerad, Darmawan, Ahmad Mahjuddin, Deddy Rifuliadi dan Sobari. Kurang Menarik?

Memang benar pepatah yang Judul buku Penyusun Tebal Penerbit

Newcastle Disease in Poultry, A new food pellet vaccine. J.W. Copland. 119 halaman. Australian Centre lor lnternational Agriculture Research, Canbera.1987.

ewcastle disease atau penyakit Newcastle di negara kita dikenal sebagai penyakit Tetelo. Penyakit ini hingga kini masih

merupakan masalah besar dan momok yang cukup menghantui dunia peternakan, terutama unggas Karena kematian yang timbul akibat penyakit ini cukup besar. Baik pada ayam ras maupun pada ayam bukan ras. Sebagaimana kita ketahui, penyakit ini ternyata memiliki beberapa nama yang cukup keren, yaitu Pseudopestis avium, Avian pneumoencephalitis dan Pseudovogel pest. Barangkali untuk memberi gambaran mengenai hal itu maka dilahirkanlah sebuah buku berjudul Newscastle Disease in Poultry (NDP) dari beberapa pemikiran para ilmuwan

peternakan internasional yang disusun dan diedit oleh J.W. Copland, seorang profesor dari Australian Cen-

tre for lnternational

Nsnrcastle Disease in Fcultry Anewfood

di Bangkok, Thailand. lni saya ketahuj, karena saya berlangganan kedua majalah yang disebut tadi. Saya mengetahui adanya buku NDP pun dari majalah ASIAN LIVESTOCK edisiApril 1988. Pada edisi ini akan diperoleh informasi bahwa buku NDP ini diberikan secara cuma-cuma,

Food Pellet Vaccine (FPV) penyakit tetelo, vaksinasi dengan FPV dan jua daerah uji coba FPV dan hal hal lain

seputar masalah itu di daerah Malaysia.

Memang sesuai dengan penda-

pat J.R. McWilliam, direktur ACIAR yang dalam kata pengantarnya mengatakan bahwa penyakit ini me-

Meskipun begitu pada bab

2

buku NDP ini dirasakan yang paling

menarik diantara yang lainnya. lni disebabkan pada bab 2 secara khusus menyoroti masalah penyakit

Newscastle

di negara tetangga,

Malaysia. Mengapa demikian?

Karena situasi dan kondisi negara itu boleh dikatakan sama, kalaupun toh

rupakan penyakit virus yang terbesar

terutama bagi mereka yang lolos kwalif ikasi yang ditentukan oleh ACIAR. Baru kemudian pada edisi bulan Juni, resensinya muncul. Karena itu barangkali ada diantara pembaca yang berminat memiliki buku itu, silahkan segera menyurati Prof. John. W. Coopland, yang berkantor di Australian Centre for lnternational Agriculture Research,

di wilayah Asia Tenggara.

G.P.O. Box 1571, Canberra A.C.T.

llmuwan"ilmuwan

agar surat tersebut ditulis dalam

Karena buku ini merupakan studi bareng antar pakar di bidang peternakan unggas maka tercatat nama-nama penting yang tidak dapat diabaikan begitu saja. Misalnya dari Australia adalah J.W. Copland, P.B. Spradbrow, J.L. Samuel, P.D. Claxton

dan l. Leonard. Sedangkan dari Malaysia tercatat nama Aini lderis, A. Latif lbrahim, Ch'ng Hung Seng, A. Mustaffa Babjee, O. Fauziah, A. Azis

Hussein, May C. Lai dan Lo Honn Seang.

Meskipun begitu kita tidak perlu

tidak begitu jauh berbeda (lihat halaman 20-37). Dalam bab itu di-

berkecil hati melihat nama-nama mereka, karena ada pula beberapa nama bangsa kita yang tulisannya

bahas pula mengenai perkembangan

dimanfaatkan untuk melengkapi bab

18

Karena bermutu tinggi pula, maka beberapa redaksi majalh internasional telah meresensi buku ini. Misalnya malah VIEN (Virus lnformajalah ASIAN LIVESTOCK yang terbit

Research (ACIAR). Buku NDP ini terdiri dari tujuh bab, yaitu Newscastle Disease - An Overview (1), Food Pellet Vaccine for Newcastle Dis ease Malaysian Studies (2), Newcas-

Newcastle Disease Virus Vaccine for Eff icienty (4), Country Statement (5), References (6) dan Workshop Participant (7). Dapat ditebak kalau bab 6 dan 7 ini kurang mendapat perhatian dari pembacanya. Karena dianggap kurang begitu penting.

lihat isi, mutu buku ini tidak perlu disangsikan lagi.

tion Exchange Newsletter) yang terbit di Nedlands, Australia serla ma-

Agriculture

tle Studies in Australia (3), Testing

mengatakan bahwa tak ada gading yang tak retak. Dari segi artistik buku ini kurang menarik. Gambar-gambar penjelas yang dipajang dalam buku ini tidak begitu banyak dan tidak ada satupun yang berwarna, kecuali hitam dan putih. Memang kalau me-

2601 AUSTRALIA. Tetapijangan lupa

bahasa lnggris yang jelas dan mudah dimengerti. Tetapi kalau anda masih bingung bagaimana caranya, jangan segan-segan menanyakan caranya kepada redaksi majalah ini, yang juga

sudah menerima bukunya. Secara keseluruhan jelas buku ini sangat penting bagi para mahasiswa peternakan (barangkali juga dosen), karena buku ini termasuk informasi paling baru yang diterbitkan di wilayah Asia - Fasif ik, dalam hal

penyakit Newcastle. Kalaupun toh buku ini sulit dimengerti, untuk pe-

ini cantik, serta patut sebagai pemanis di ruang buku yang sudah terlalu berjejal dengan diktat kuliah. Budi Purnomo)

janganpun buku

HUSBANDRY NO. 2 TH. I'1989


LABORATORIUM

Tenaga Kerja pada Euatu Usahatani Terpadu Oleh: Dr.lr. Hartoko, MS Tenaga kerja, pada PELITA V menjadi suatu problema yang sangat esensi untuk dipikirkan, dimana pertumbuhan tenaga kerja akan mencapai 11,2 juta orang dimana kesempatan ker. jallapangan kerja yang dapat diciptakan hanya untuk 7 iuta orang. Sitatr satu sisi yang mempersulit masalah tenaga kerja di lndonesia adatah besarnya pekerja dengan tingkat kesib-utan yang rendah (kurang dari.25.iamlT!nggr) yang.beriumlih 33 juta dari tziita orang tenaga kerja yang bekerja penuh (lebih dari 40 jam/minggu). Hal ini sering terjadi paOa petanl yang-pada'wiktu. waktu tertentu akan menjadi penganggur. Salah satu aiternatif pemeclhan adalah mengusahakan usaha tani terpadu, hanya perlu dilakukan penelitian lebih lanjut sehingga usaha tani terpadu (usaha tani tanaman dan usaha tani ternak) dapat memberikan sumbaniin untuk para petani dalam meningkatkan status sosial, tidak terlalu memberatkan petani(waktulsehingga tidak mengganggu pekerjaan pokoknya dan daya serap tenaga kerja yang dihasilkan.

'

bongkar pupuk kandang (pererna^-

KEBUTUHAN TENAGA KERJA saha tani di lndonesia umum-

nya usaha tani keluarga, sebab hampir seluruh tenaga kerja merupakan anggota keluarga. Tenaga kerja luar hanya dibutuhkan pada saat-saat tertentu (panen) karena dipandang tidak etis bila pada masa itu tidak mengupah orang lain.

Dalam penelitiannya, diambil materi dari petani dengan usaha tani

terpadu yang mengkombinasikan tanaman tembakau, lagung, kobis

dan sela (luas pemilikan lahan 0,251 + 0,06 ha) dengan ternak babi usaha pembesaran dan pembibitan (jumlah pemilikan 3,74 ekor). Jumlah petani yang diambil sebagai responden sebanyak 466 orang dikecamatan Kre1ek. Wonosobo, Jawa Tengah-

Untuk mengetahui kebutuhan tenaga kerja. dihitung dengan menggunakan HKP (hari kerja pria) dengan pedoman : Pria dewasa, 6-8 jam kerra = I HKP: wanita, dihitung 0,8 HKP dana nak-anak = 9,5 H KP. Untuk mengelola 1,741 ekor babi, dipeker-

lakan sejumtah 604 orang, dapat drkatakan setiap orang mengelola

3

ekor (2,9) babi. Tenaga kerja terdiri dari 482 orang tenag a pria (79,82 o/o\ dan 122 orang tenaga kerja wanita t2C.2

an). Pada umumnya peternak membongkar komposnya setiap 4 bulan sekali (3 x /th). Meskipun hanya membutuhkan 3 HKP/ekor/th, namun berat, kotor dan bau maka pekerjaan

tersebut menduduki peringkat pertama, dan biasanya dilakukan oleh para pekerja pria. Sedang pekerjaan

rutin (mengirim pekan konsentrat membutuhkan jam kerja yang lebih besar (45,6 HKP/th)tetapi beban kerja cukup ringan dan dilakukan oleh

tenaga keria wanita Pemberian scoring dilakukan dengan asumsi bahwa menanam dan kegiat'

pos keiadang (tanaman) dan memHUSBANDRY NO. 2 TH. I/1989

merupakan pekerjaan vital yang

senantiasa dilakukan oleh petani. Panen, juga termasuk pekerjaan berat, namun karena dilakukan secara bertahap, maka menjadi lebih

terasa ringan dan disamping itu, pekerjaan panen membawa ef ek psikologis yang menggembirakan karena memetik hasil sehingga terasa ringan. Sebaliknya untuk urusan kompos, disamping memang berat, juga kotor dan adanya bau yang tidak

sedap, membuat kompos memiliki bobot yang tertinggi. Mengiris daun

2. Urutan Bobot Pekerjaan Usahatani ============================= Usahatani Tembakau Usahaternak Babi P:f:!:r"_ Score Pekerjaan

Tabel

Mengangkut kompos Mengolah tanah Pemupukan kompos Mengiris daun t'embakau Penjarangan daun Menanam (tandur) Membasmi hama Pangkas daun ketiak Pangkas Ujung

150 140 130 115 105 100 95

Panen

75 70 60 55 50 45

B5

80

Yo).

BOBOT PEKERJAAN USAHA TANI Dari jenis pekerjaan yang ditakukan dalam usahatani terpadu, rrraka kegiatan yang paling berat dilakukan adalah mengangkut kom-

an rutin diberi nilai 100 dengan pertimbangan kedua pekerjaan tersebut

Pemupukan urea Menyiang Menjual daun Menjemur daun Menebar irisan daun

Membongkar kompos Menjual babi potong Membangun kandang Menunggu kelahiran Membawa pejantan Merumput Mengebiri anak babi Pekerjaan rutin Mengawinkan babi betina Menyapih anak babi Perbaikan kandang Perawatan babi sakit Menjual babi sapihan

Score 145 140 135 1.25

120 115 105 100 80 75 70 60 55

19


LABORATORIilM tembakau biasa dilakukan malam hari karena daun tembakau yang dituai siang hari harus segera diiris

ternak dijalankan untuk daPat memungut hasil kotorannYa.

mengherankan bila mereka berperi.

untuk dapat dijemur, dan harus segera kering. Petani tembakau

Usaha ternak babi pembesaran menunjukkan angka produktivitas yang

harus berpacu dengan cuaca, karena

paling rendah. Hal ini diakibatkan oleh perhitungan nilai PK yang

lola usahatani terpadu diperlukan bimbingan dari semua pihak yang turut bertanggungjawab dalam hal ini. Perguruan tinggi yang memiliki potensi ilmuwan dan strategi peng-

bila daum tembakau

kehujanan,

maka petani akan mengalami rugi besar. Untuk kegiatan mengiris tem-

didasarkan pada seekor babi kereman. Tentu saja sangat tidak efisien

bakau dan mengebiri babi dibutuhkan keterampilan khusus, sehingga kegiatan tersebut memiliki bobot diatas nilai standard. Menunggu kelahiran babi juga merupakan pekerjaan berat, karena waktunya tidak mudah diramal dengan tepat, dan induk babi sering beranak pada malam hari dengan suasana yang tenang.

dalam pencurahan tenaga

PRODUKTIVITAS KERJA

Sering nilhi pengukur dinyatakan dalam Kuantitas hasil (Q) per luas lahan atau Rp/tahun saja'. Nilai

pengukuran produksi demikian belum menggambarkan hasil yang sesungguhnya, karena bukan hanya f

aktor lahan saja yang

mempe-

ngaruhi produktivitas, namun faktor tenaga kerja sangat mempengaruhi produktivitas. Perhitungan pro-

duktivitas kerja akan dapat memberikan gambaran yang lebih tepat tentang hasil usahatani. Nilai produktivitas kerja dihitung berdasar formula :

PK dimana: PK -

= = Produktivitas

Cabang

20

kegiatan merumput mencapai 4C "zb

kaitannya dengan tenaga

dari total tenaga kerja yang dibutuhkan. Kegiatan yang membutuh-

setengah menganggur dapat sedikit teratasi dengan adanya usaha tani

kan 39 HKPith/kan,:a^ng merupakan kegiatan rutin yang dilakukan bila tugas ladang tidak terlalu sibuk, dan bila sibuk, maka kegiatan ini ditinggalkan. Dengan alasan ini, untuk terdomba, kambing, sapi sulit dipadukan dengan usahatani tembakau. Usahatani yang dapat dipadukan

adalah usahatani yang memiliki

keluwesan dalam hal waktu kerja. Pengukuran Produktiviias kerja dalam satuan Rp/HKPith sangat dipengaruhi oleh keadaan harga komo-

komponen utama dalam mengelola

untuk menghasilkan Q.

yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam bidang tersebut. Dari responden, umumnya memiliki Un-

tuk SLTP hanya 2 orang (0,4%). Mem-

perhatikan tingkat pendidikan responden yang masih rendah, tidak

Produktivitas Keria berdasar lormula diatas

--===================== Usahatani Produktivitas kerja 7.042.25 4.320.99 1.632.65 1.302.73 1.212.58 1.008.65

Prctriematika cialam pemanker.ja

terpadu, akan tetapi perlu diperhatikan berbagai faktor yang memiliki andil sehingga usaha tani terpadu

-dapat terlaksana dengan baik dan sukses.

Pemilihan jenis usaha tani terpadu sangat mempengaruhi keberhasilan dari usaha tani tersEbut. Dalam perpaduan usahatani (usaha pertanian dan usaha peternakan) harus dapat dipilih jenis usaha yang bersifat

fleksibel dalam pencurahan waktu kerja, dapat dikatakan, satu usaha yang lain merupakan usaha sampingan. Faktor pendidikan yang

SUMBER DAYA MANUSIA Tenaga kerja, yang merupakan

tingkat pendidikan rendah (SD).

KESIMPULAN

sebagai usaha pokok dan satu usaha

diti tersebut pada saat itu.

sebuah usahatani, sangat diperlukan

1. Usahatani Tembakau . 2. Usahatani Kobis 3. Usahatani Kacang 4. Usahaternak Babi Pembibitan 5. Usahatani Jagung 6. Usahaternak Babi Pembesaran

sehingga status sosial masyarakat desa dapat lebih terangkat.

faatan sumberdaya manusia dalam

yang dicurahkan

daya untuk bertani tembakau. Usaha

abdian pada masyarakat, tentu mempunyai prioritas yang terdepan untuk dapat memajukan usahatani terpadu

tanaman, nilai PK diperhitungkan atas dasar luas lahan satu hektar. Dalam tatalaksana babi kering, tenaga kerja yang tersita untuk

Kerja

Produktivitas kerja dari tembakau adalah yang tertinggi, hal ini sesuai dengan pilihan rakyat yang memprioritaskan segenap sumber

3.

babi kereman tidak berbeda jauh dengan beberapa ekor babi dalarn satu petak kandang. Pada komoditi

QIL

O = Hasil yang dicapai L - Tenaga kerja

Tabel

kerja. Jumlah tenaga kerja untuk seekor

laku tradisional. Untuk dapat lebih modern (modernisasi) dalalm menge-

masih rendah, sangat mempengaruhi pertumbuhan usaha tani terpadu (usaha ternaknya) dan dapat dikatakan bahwa dalam periode lepas landas, sub sektor peternakan belum termasuk sebagai komponen lepas landas.

Disamping faktor tersebut diatas, faktor psikhologis tampaknya ikut berperan dalam menunjang keberhasilan usahatani terpadu. Hal ini terlihat dari berat atau ringannya suatu pekerjaan dalam mengelola sebuah usaha tani terpadu.

Tulisan ini merupakan salah satu aspek dari penelitian untuk program

doktoral. Penulis adalah staf pengaiar FAPET UNSOED.

HUSBANDRY NO. 2 TH. I/1989


LABORATORIUM

TERNAK BABI DALAtllI II|IENANGGULANGI DEFISIT PERDAGANGAN PETER

ffibil*Ibi*l

Oleh A.H. Sumarna

Beberapa waktu lalu pada sebuah media cetak diberitakan bahwa tela babi ke Singapura dari lndonesia. Kejadian itu merupakan suatu halyang pada tahun-tahun sebelumnya belum pernah teriadi kegiatan expor dalam bentuk ternak baik dalam bentuk hidup maupun berupa daging. Komoditi ternak yang dipasarkan ke luar negeri pada waktu yang lalu hanyalah hasil sampingan yatu kulit dan tanduk. Pengiriman ternak ke iuar negeri tersebut merupakan langkah awal yang cukup baik dari sub sektor peternakan mengingat pada masa sekarang ini sedang digalakkan peningkatan export non migas. paya peningkatan exPor komoditi ternak tersebut harus terus

ditingkatkan untuk mengimbangi neraca perdagangan peternakan yang sampai sekarang masih me-

ngalami def isit, walauPun angka defisit sudah mulai mengecil Pada tahun-tahun terakhir ini (tabel l). Dalam tabel tersebut tamPak Perkembangan neraca nilai expor-impor

komoditi peternakan sejak tahun I sampai tahun-tahun terakhir Pelita lV. Satu hal yang harus digaris' bawahi adalah tidak termasuknYa komoditi ternak babi dalam Perhitungan, karena smpai pada tahun ini baru dimulai pengexporan komoditi babi sehingga peran ternak babi dalam meny'umbangkan devisa baru

dimulai pada awal Pelita

V.

Dengan meningkatnya nilai expor komoditi ternak diharapkan turut membantu dalam hal pembayaran

pinjaman luar negeri tersebut sekarang ini sudah cukup tinggi dengan Debt Ratio Service (DSR) mencapai tigapuluh lima persen. Keadaan semacam ini sangat tidak menguntungkan, karena akan mempengaruhi keterbatasan penyediaan dana pembangunan dalam negeri

ditahun-tahun mendatang. Untuk mengurangi tingkat DSR sehingga mencapai di bawah duapuluh lima

berikutnya. Pada jenis komoditi inipun pemerintah telah memberikan dukungan sepenuhnYa terbukti dengan ditargetkannya pengiriman ter-

nak tersebut ke luar negeri. Untuk tahun pertama Pelita lima yang baru saja kita mulai ini pemerintah mennyak 80.000 ekor dan akan ditingkat-

diperoleh dari penjualan produk sampingan ternak sapi, kerbau, kambing

kan sampai tujuh belas Persen Per tahun sehingga pada tahun terakhir Pelita lima ini volume expor men-

dan domba. Pada akhir Pelita lima nanti dengan berbagai peningkatan

capai 150.000 ekor. Keadaan neraca exyor babi tersebut memang relatif lebih rendah dibandingkan dengan domba/kambing yang besarnya Pada awal Pelita ini 75.000 ekor dan pada akhir Pelita ke lima ini sebesar 350.000 ekor atau dengan peningkat-

an empat puluh tujuh Persen Tabel

1.

1.

4.

J.

5.

Per

Expor Nilai

Th Th Th Th Th

produksi ternak neraca perdagangan akan menjadi surplus sebesar US 196 juta dari keadaan defisit yang pada tahun 1987 besarnya US$ 13,4 juta. Perimbangan surplus tersebut diperoleh dengan perincian bahwa sasaran expor adalah US$ 267,7 juta dan

Perkembangan Neraca Nilai Expor dan lmpor Komoditi Peternakan (US $ 000)

No.

Sasaran Pelita V

HUSBANDRY NO. 2 TH. I/1989

menunjang meningkatnya neraca perdagangan yang selama ini baru

targelkan untuk mengexPor seba-

2.

upaya peningkatan nilai expor adalah pengexporan ternak babi seperti telah tersebut di atas. Walaupun masih

usaha pengembangan ternak kambing/domba relatif lebih mudah dilihat dari sosial budaya masyarakat lndonesia selain populasi awal kambing/domba yang juga lebih banyak. Ternak babi sebagai komoditi baru expor pternakan lndonesia diproyeksikan mencapai 561 .000 ekor selama lima tahun mendatang. Dengan adanya komoditi baru ini akan

c.rleh

peningkatan Pada tahun-tahun

persen maka harus dilakukan upaya untuk meningkatkan nilai expor atau penghematan devisa.

Salah satu terobosan dalam

tahun (tabel 2). Hal ini disebatrkan

dalam skala yang daPat dikatakan masih kecil namun dengan terobos' an ini diharapkan akan memancing

lmpor Yo

Nilai

1984

36.298

74.443,2

1985

35.800

70.253,6

1986

40.211

1987

41.620

55.028,6

19BB+)

21.654

22.892,3

-

8,8

60.507,5

Neraca

Yo

- 37.517,2 - 34.453,6 -

21,74

-20.296,5

-

13.409,6 1.238,3

Ket: +) sampai Juli 19BB Sumber : Direktorat Jenderal Peternakan

'21


LABORATORIUM Tabel

2.

Sasaran Expor Ternak (000 ekor)

pulau Bulan (Riau) dan Kalimantan Barat. Ketiga wilayah tersebut sa-

989

1990 1991 1992 1993

r(oto)

Babi

BO

93,6

109.5

128,2

150

17,0

Kb/db

75

110

1r6

236

350

47.0

No.

Jenis

1.

2.

1

lima tahun mendatang harus pula diperhatikan kebutuhan dalam negeri adalah tidak masuk akal jika expor dilakukan sementara kebutuhan dalam negeri masih terbengkalai. Oleh karena itu pada tahun ini populasi

tungan lain yang diperoleh adalah

dalam bidang tenaga kerja, yaitu terserapnya tenaga untuk proses pengolahan komoditi tersebut. Dengan adanya finished process

Permodalan merupakan kendala bagi terlaksananya Program pengembangan expor ini. Namun bukan berarti kendala tersebut tidak dapat

jelas mendukung tercapainya angka surplus dalam neraca perdagangan

teratasi. Dengan meningkatnya

arah yang menguntungkan dapat mengatasi kendala di atas selain juga diharapkan investasi dari luar

ternak babi harus mencapai 6.590.

di akhir Pelita ini yang merupakan tahap tinggal landas bagi pem-

900 ekor dan pada tahun 1993 nanti

bangunan nasional lndonesia.

sebesar 7.252.400 ekor dengan pen-

Pengembangan komoditi ini baik berupa ternak ataupun produk kulit bukanlah hal yang mustahil untuk dilaksanakan sebab potensi untuk mengembangkan usaha ini se-

ingkatan populasi 2,43 persen per tahun. Jumlah tersebut dibandingkan

dengan expor tahun ini terdapat kesenjangan yang cukup tinggi karena volume expor hanya.l ,2 persen dari total populasi. Namun demikian besarnya masih lebih baik dibanding kambing/domba yang hanya 0,4 persen dan pada akhir Pelita nanti prosentase expor babi terhadap total populasi masih lebih tinggi yaitu 2,06 persen dibanding 1,9 persen walaupun jumlah expor kambing/domba lebih tinggi.

Kulit Babi Ada satu hasil sampingan yang dapat dijadikan sebagai bahan expor dan banyak orang belum tahu tentang hal ini. Selama ini anggapan

yang umum dimengerti adalah bahwa kulit babi hanya dimanfaatkan sebagai karkas. Tetapi sebenarnya

ding daerah lain terhadap sasaran expor yaitu Singapura. Faktor lokasi ini sangat menen_ tukan dalam upaya pengiriman ternak ke luar negeri, sebab lndonesia harus bersaing dengan negara lain

Sumber : Direktorat Jenderal Peternakan sasaran impor sebesar US$ 71,7 juta. Untuk memenuhi sasaran pada

ngat potensial untuk pengembangan karena letaknya relatif dekat diban_

neraca perdagangan lndonesia

ke

negeri.

Keberhasilan program tersebut akan membawa keberhasilan dalam bidang yang lain yaitu masalah ketenagakerjaan, karena usaha terse-

cara extensif maupun intensif masih

but akan menyerap tenaga kerja yang

sangat memungkinkan. Untuk me-

pada Pelita in! terdapat tambahan sebanyak 11,5 juta orang. Dengan

ngembangkan usaha peternakan di lndonesia masih terdapat 94,5 persen

lahan peternakan yang belum digunakan. Pada saat sekarang ini tersedia lahan seluas tiga juta hektar

yang dapat digunakan untuk

pe-

ngembangan tersebut, namun yang telah dimanfaatkan baru sekitar 151 ribu hektar atau sekitar lima persen. Dalam usaha peningkatan produksi

ternak babi ini dilbkukan semacam pemusatan perusahaan peternakan babi ktisus expor. Lokasi peternakan

ini adalah daerah Sumatera Utara.

demikian jelaslah pengembangan babi untuk expor ini akan memberikan dampak positi,f bagi perekonomian nt gara lndonesia. Akan lebih baik lagi apabila nanti didapatkan teknologi baru yang mampu mengolah bagian tubuh lain sehingga akan memberikan nilai lebih seperti pada kulit babi yang umumnya hanya sebagai karkas saja. Semoga! Penulis adalah mahasiswa Fapet Un'

soed SKS'86

kulit babiakan mempunyai nilai lebih

apabila diperlakukan sebagai non karkas. Dengan suatu teknologi kulit

babi dapat diolah menjadi f inished process, yang mempunyai potensi untuk diexpor. Untuk konsumsi dalam negeri produk ini tidak layak untuk dipasarkan mengingat kondisi sosial budaya yang tidak memungkinkan. Oleh karena itu dalam mencari sasaran expor juga harus melihat potensi pasar sehingga dalam komoditi ini sasaran utama adalah Hongkong. Dengan dilakukannya pengolah-

an kulit babi ini jelas menguntungkan sebab setiap pemasaran produk ini akan menghasilkan devisa. Keun--

22-

s

lkut-ikutan jadi produk ekspor yang mutakhir (pig tnternationat) HUSBANDRY NO. 2 TH. I/1989

I


TAKTIS PRAKTIS

MEMANFAATKAN PEKARAI{GAI{ UI{TUK BUDIDAYA TERPADU MII{A ITIK Serial : lrit dan Berhasil Ganda (Bagian kedua) Oleh : Aril Mahdiana

I

Pada serial "lrit dan Berhasil Ganda", bagian kesatu (Husbandry No. 1 Thl/1988) telah dibahas mengenai sistim usaha budidaya terpadu Mina Ayam

sebagai salah satu allernatif, maka pada kesempatan ini penulis mencoba untuk membahas alternatif lain dalam sistim usaha budidaya terpadu, yaitu sistim usaha budidaya terpadu Mina ltik atau pemeliharaan ikan dengan itik pada pekarangan yang sempit.

tuk itik tersebut, karena itu

perlu

diberi makanan tambahan secara teratur. Makanhn tambahan yang biasa diberikan ialah campuran dari ubi kayu yang sudah dicacah, dedak kasar dan kulit remis dengan perban-

dingan 2:2:1. ekarangan yang ada di sekitar

rumah biasanya tidaklah begitu luas. Karena itu untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan memuaskan dari areal yang ter-

batas itu, maka pengusahaannYa hendaklah dilakukan secara intensif dan serba usaha. Pojok pekarangan yang berkerikil dan tidak dapat ditanami lagi dengan tanaman, masih dapat dimanfaatkan untuk memelihara ayam, itik, ikan dan lain sebagainya. Demi-

kian pula dengan tanah disekitar comberan di belakang atau di samping rumah yang biasanya dibiarkan kosong masih dapat dimanfaatkan untuk memelihara ikan lele atau belut.

Jadi jelas disini bahwa tanah pekarangan yang sempit, asal diker-

jakan dengan bersungguh-sungguh dan baik, tetap akan memberi hasil yang lumayan. Disamping itu mengusahakan pekarangan tidaklah begitu sulit dan meminta waktu. Malahan

dapat dilakukan sebagai pengganti

berolah raga atau pengisi waktu

senggang.

Cara Pemeliharaan Pada sistim budidaya terpadu Mina ltik, cara yang mula-mula dikerjakan adalah membangun kolam yang disesuaikan dengan bentuk dan

luas pekarangan. Bagi yang telah mempunyai kolam tentu saja tidak perlu membangun baru. Selanjutnya kolam tersebut dipagar setinggi -+ 60

cm agar itik yang dipelihara tidak keluar dan berkeliaran dilain tempat, Sebaiknya pagar tersebut dibuat dari

bambu dan dikerjakan seindah HUSBANDRY NO. 2 TH. I/1989

mungkin, mengingat letaknYa di Pekarangan. Salah satu sisi dari kolam,

pagarnya dipasang agak jauh dari

pinggir kolam sehingga tersedia

tanah (lapangan) untuk membangun kandang dan sedikit lapangan untuk

tempat itik bermain. Kandang

di-

bangun sederhana saja, terbuat dari bambu dan atap rumbia. UkurannYa juga tidak terlalu besar, cukup lebarnya 1 - 1,5 meter, panjang menurut keadaan tanah dan tinggi bagian depan 1,5 meter, bagian belakang 1 meter. Lebar lapangan di muka kandang cukup 1 meter yang berguna untuk tempat itik bermain dan beriemur. Kandang tersebut gunanya ialah un-

tuk tempat itik bertelur dan temp-at berteduh kalau hari huian lebat atau panas terik. Berbeda dengan dugaan kebanyakan orang, itik yang diPelihara

bersama ikan tersebut tidak akan m'emakan ikan. Mereka hanya men-

cari biji-bijian dan binatang lunak lainnya di dasar atau tepian kolam. Lebih-lebih jika itik peliharaan tersebut bukan itik liar dari rawa-rawa

dan ikan yang kita pelihara sudah sebesar 5 cm ke atas. Kalau benih ikan yang dipelihara sebesar 1-2 cm, memang sering mati, karena itik yang mengaduk-aduk tepian dan dasar kolam. Jadi kematian itu bukanlah disebabkan dimakan itik, tetapi karena keruhnya air secara mendadak oleh serbuan itik. Karena itu kolam yang diusahakan bersama itik harus ditebari bibit ikan yang sudah besar. Makanan alamiah yang terdapat dalam kolam itu saja tidak cukup un-

Makanan diberikan tiga kali se-

hari sebanyak '150 gram untuk setiap

ekor itik. Biasanya biaya untuk makanan tambahan ini masih bisa masih

dipikul petani, sekalipun

memerlukan sejumlah modal kerja permanen tertentu.

Kombinasi pemeliharaan itik dan ikan ini ternyata menghasilkan telur setiap hari sebanyak 80% dari jumlah itik yang bertelur. Tiap tahun

hanya ada istirahat selama lebih kurang 1,5 bulan saja, yaitu itik yang sudah bertelur yang berumur satu tahun.

Jenis lkan yang Dipelihara. Kalau yang dipelihara bersama

itik itu ikan Mas (Karper), maka pertumbuhannya kurang begitu pesat. Mungkin disebabkan ikan Mas juga mencari makanan di dasar dan tepian

kolam. sehingga kalah bersaing dengan itik. Tetapi kalau yang dipelihara jenis ikan Tawes, maka pertumbuhannya bisa pesat sekali. lkan yang sudah besar malah sering ke-

lihatan mengikuti itik yang sedang berenang, sebab begitu itik mengeluarkan kotoran langsung diserbu dan dimakan oleh ikan Tawes, karena

itu ikan yang dipelihara dianjurkan

dari jenis ikan Tawes ini.

Dikutip dari : Majalah Pertanian, No. 1 1979/1980, Tahun XXVll, DepTan

Jakarta.

-

Penulis adalah Staf Pengaiar Fapet UNSOED, Lab. Mekanisasi Peternakan.

23


TEKNOLOGI eberapa aspek vital yaitu mutu genetik, kualitas pakan dan kesehatan harus diperhatikan unyuk mendorong perkembangan in-

dustri ayam yang diharapkan. Perusahaan pembibitan umumnya memberikan perhatian khusus terhadap aspek genetik dan immunogenetics atau kekebatan terhadap beberapa jenis penyakit tertentu untuk menghasilkan ayam yang mem-

punyai kualitas superior.

Usaha

tersebut ditempuh dengan menerapkan seleksi individu dan health con-

trol. Pemilihan seleksi

individu

IIVIMUNOGENETICS DAN SELEKSI FAMILY

UNTUK IVIEMBENTUK AYAM KOMERSIAL SUPERIOR Dalam situasi ekonomi dunia yang tidak menentu seperli sekarang ini, indusiri perunggasan lndonesia menunjukkan keadaan yang sebaiknya. ln.

dustri perunggasan lndonesia mempunyai prospek masa depan yang positip dan menggembirakan. Pada awal PELITA lv populasi ayam petelur sebanyak 30.181.000 ekor dan ayam broiler sebanyak 110.403.000 ekor. pada akhir PELITA lv iumlah tersebut mengalami kenaikan yaitu ayam petelur 39.209.000 ekor dan ayam broiler 161.644.000 ekor.

karena untuk menghemat biaya dan

waktu yang digunakan.

Namun

dalam makalah ini akan menguraikan

seleksi family dan lmmunogenetics sebagai upaya untuk memproduksi ayam yang berkualitas super. Melhode Seleksi ' Sebelum kita sampai pada pembahasan terlebih dahulu kita menge-

nal beberapa macam methode

seleksi. Menurut Funk dan lrwin (1955);

Ensminger (1980), methode seleksi yang dapat digunakan yaitu :

1. Seleksi lndividu (lndividual or Mass Selection) 2. Seleksi Famili (Family Selection) 3. Pedigree Breeding (asal-usul) 4. Progeny Test (berdasarkan keturunannya)

5. Seleksi Kombinasi (Combination of Methods) 6. Blood Group System (teknik ini

lmmunogenetics

Sistem kekebalan pada ayam sedikit berbeda dengan hewan mamalia. Keunikannya terletak pada

kenyataan bahwa sifat kekebalan pada ayam diturunkan lewat telur. Sistem kekebalan ini ada pada anak ayam yang baru menetas dan besarnya daya kebal sebanding yang dipunyai oleh induknya. Namun daya kebal te'sebut akan turun sedikit demi sedikit dan hilang sama sekali 2-3 minggu setelah menetas.

Ayam mempunyai lirna tipe darah yaitu A,B,C,D dan E. Diantara kelima tipe, tipe B satu-satunya yang mempunyai allele yang berasosiasi dengan daya kebal terhadap penyakit tertentu seperti Neoplasma, Marek,

Lymphoid Leukosis, Coccidiosis,

an terhadap coccidiosis; 82 dan 85 membawa kekebalan terhadap Erythroblastosis dan Lymphoid Leucosis. Juga ditemukan bahwa allele B tertentu mempengaruhi Bobot badan,

reproduktif dan mort;litas (bacon, 1

987).

Ayam yang mempunyai allele tertentu dari B-compJex (MHC = Major Hist Compatibility Complex) mempunyai respon yang baik terhadap neoplasma disease (misal Marek dan Lymphoid Leucosis) dan infectious disease. Juga mempengaruhi produksi macrophage yang dapat membunuh bakteri dan kanker. Dengan

memanfaatkan B-complex secara maksimum membuat ayam lebih tahan penyakit dan mempunyai pro.

duksi yang tinggi (bacon,1987;

Khusus mengenai Blood Group System, metode ini telah dilakukan sejak awal tahun 1990-an dalam upa-

Tipe B mempunyai sub tipe yaitu 82, 83, 85, 86,812, 819,821 dan lain-

Dietert, '1987). Dengan melihat kegunaan diatas maka sangat bermanfaat untuk melakukan identif ikasi allele B pada ayam.

nya. Setiap sub tipe B mempunyai sifat imune yang berbeda. Contoh

Perkawinan Ayam Tipe.Darah

ya untuk meningkatkan

82.85 dan 815 mempunyai kekebal-

dapat diterapkan pada kelima me-

tode seleksi diatas).

kekebalan tubuh akan suatu penyakit. Mulamula ditemukan golongan darah manusia yaitu A, B, dan O kemudian

Rous Sarcoma Virus dan Gumboro (bacon, 1987).

B

Berdasarkan pada beberapa per-

ditemukan bahwa ayam mempunyai

12 macam golongan darah (Ensminger, 1980). Ternyata ayam yang mempunyai golongan darah tertentu

mempunyai kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu pula, maka dapat diadakan seleksi ayam yang mempunyai golongan darah yang diinginkan. Pada PT Anputraco yang memproduksi ayam Bromo diadakan seleksi untuk memperoleh golongan

darah B-complex yang tahan terhadap penyakit Marek (Mareks disease) (Dietert, 1987). 24

t

,$

$

s8

Teknologi canggih juga hadir

di sini (World Poultry) HUSBANDRY NO. 2 TH. II1989


TEKNOLOGI timbangan dan fakta Yang ada Pada

5.

Telur. Ayam yang mempunYai ke'

golongan darah B, Bacon dengan

rabang telur lebih tebal diPilih

penelitiannya memberikan rekomendasi sebagai berikut :

sebagai bibit. Daya Tetas. Ayam yang mempunyai daya tetas tinggi dipilih se' bagai bibit.

1. Deteksi ayam yang memPunYai allele tertentu dari suatu sub tipe dan ambilah sub tiPe Yang dike' hendaki. 2. Adakan persilangan spesial ayam sub tipe B yang telah diketahui un' tuk memperoleh allele yang dikehendaki. 3. Untuk memproduksi ayam komersial metode blood types ini dikombinasikan dengan Program vaksinasi yang baik untuk jenis penya-

Kualitas Kerabang dan Ukuran

7.

Duration of Fertility. Fertilitas ditandai setelah telur ditetaskan empat hari. Progency Test. Keturunan dari

perkawinan ayam-ayam Yang terbaik dipelihara dan dievaluasi terhadap sifat-sifat di atas. Tetua

yang mempunyai keturunan terbaik dipilih dan dikawinkan untuk

menghasilkan galur murni Yang lebih baik. Aplikasi lmmunogenetics. Aplikasi immunogenetics telah dilakukan pada PT. AnPutraco Ltd

yang memproduksi galur

murni Bromo. Dengan tes reagent B-tYPe, ayam di PT Anputraco Ltd terutama

mempunyai tipe darah 82, 85 dan 821 (Dietert, 1988). Berdasarkan tipe darah ayam yang dimiliki, PT AnPutraco mengadakan penelitian untuk menghasilkan ayam yang kebal terhadap jenis penyakit tertentu dengan

i

B"rsambung ke hal 42

kit tertentu. Seleksi Famili Penelitian dilakukan oleh Buss (1987) di Pensylvania State University, USA dengan menggunakan ayam. Hasil penelitian itu menunjukkan

bahwa untuk memperoleh performance yang tinggi dilakukan seleksi famili untuk beberapa karakteristik yaitu: berat badan, jumlah telur, sexual maturity, physical characteristic, perlemakan, kualitas semen, ukuran

telur dan kualrias kulit telur, daya tetas dan duration fertility. Untuk memperoleh hasil yang terbaik maka

dilanjutkan dengan progency test. 1. Berat Badan. Pada umur 42 hari berat badan ayam ditimbang. Diadakan seleksi ayam yang terberat dan teringan. Ayam-ayam yang

mempunyai bobot badan lebih ringan dipelihara karena lebih ef isien dalam menggunakan pakan. Sedang ayam yang lebih berat di culling. 2. Sexual Maturity dan Produksi Telur. Sexual maturity adalah umur pada saat ayam berproduksi yang mulai produksi lebih awal mempunyai kemampuan produksi lebih

telur pertama kali. Ayam

baik dan dipilih sebagai bibit. 3. Sifat Fisik dan Perlemakan. Sifat f isik antara lain abnormalitas, bentuk kaki, cacat fisik dan lainlainnya. Lemak ayam tipe pedaging dapat mencapai 8 persen dan seleksi untuk menurunkan kan-

dungan sampai

3

persen telah

berhasil dengan baik (Buss, 1987).

4. Kualitas Semen Ayam Jantan.

, Dipilih pejantan yang mempro-

duksi semen lebih banyak dan berkuali,tas tinggi (viscous dan putih kapur). HUSBANDRY NO. 2 TH. I/1989

25


MANCA NEGARA

MENENGOK NEGERI PETERNAKAN SELAN DIA BARU Oleh Bambang Suharno Pendahuluan

:

asanya tidak lengkap apabila kita bicara masalah pertanian, atau lebih khusus lagi masalah peternakan, tidak menyinggung sebuah negeri nun jauh di bagian selatan Samudera Pasifik antara kha-

tulistiwa dan kutub'Selatan. Negeri itu adalah New Zealand atau kita sebut saja Selandia Baru. Negeri yang ditemukan oleh seorang petualang yang bernama ABEL TASMAN

ini, yang pada tahun 1986 penduduknya berjumlah 3.307.000 atau rata-rata 12orang per km2, kini telah diakui dunia sebagai negara pertanian terbesar di dunia "gara-gara" mutu dan besarnya jumlah produk pertaniannya. Keberhasi lan tersebut, meRurut pustaka yang dapat, diper-

caya, dapat dicapai dengan usaha yang tiada mengenal lelah, karena sesungguhnya tanah di Selandia baru hanya sedikit yang bisa ditanami dan sebagian besar daratan merupakan pegunungan. Abel Tasman ketika baru tiba di negeri itu mencatat daiam bukunya ".... inilah negeri yang tinggi menjulang". Dengan pengembangan teknik pengelolaan tanah padang rumput oleh para ilmuwan dan petani, Selandia Baru dapat memanfaakan perpaduan antara curah hujan yang merata

dengan banyaknya Sinar matahari.

Sekitar lirna juga hektar tanah peng-

gembalaan masih merupakan gerombolan rumput tebal dan rumput sal-

tanah lapisan atas. Dalam bidang peternakan sapi perah, telah dikembangkan alat pe-

hektar telah diubah menjadi tumbuh' an berdaun tiga dan dataran rumput. Dari sinilah cerita tentang negeri

merah otomatis yang dapat memerah 350 ekor sapi dalam waktu satu jam.

peternakan dimulai.

Produk tJtama peternakan Selandia Baru adalah wool, daging dan susu. Hampir semua produk susu berasal dari susu sapi. Sedangkan daging berasal dari daging domba, sapi, kambing dan sekarang dikembangkan rusa.

ju, tetapi lebih dari sembilan juta

Pengembangan Mekanisasi Pertanian

Pertanian

di Selandia

Baru

sangat banyak menggunakan mesin. Ke';anyakan tanah pertanian mempunyai bengkel dan para petani memiliki banyak pengalaman kerja

dalam bidang teknik mesin dan lis-

trik. Listrik tersedia sampai di "distrik-distrik" yang terpencil.

Tanah-tanah pertanian digunakan dengan sangat efisien dan lebih dari 110.000 orang bekelja sepanjang hari

di sekitar

75.000 tanah pertanian.

Selain peternak-peternak patungan

(mirip dengan model Maro bati),

sebagian petania selandia baru merupakan petani yang memiliki tanah

dan mengerjakannya sendiri.

Di

beberapa tanah pertanian anggota keluarga pemilik juga dipekerjakan. Melihat pada kenyataan bahwa dua per tiga dari tanah Selandia Baru terlalu sulit untuk dipupuk atau ditaburi benih dengan traktor, sebagian besar Super fosfat dan benih ditabur dari udara. Sebagai perintis penerbangan untuk pertanian, Selandia baru mengembangkan pesawat terbangnya sendiri untuk pengolahan

Produk-produk Peternaka

n

Produk Woot

Sekitar 24.000 usaha pertanian mengusahakan peternakan domba. Usaha-usaha pertanian ini menempati lebih dari 11 hektar padang rumput, meskipun sebagian besar merupakan perbukitan yang hanya dapat menghidupi satu sampai tiga ekor domba per hektar. Peternakan domba yang memproduksi wool umumnya terdapat di

perbukitan di North lsland. Peternakan di daerah ini mengembangbiakan bibit domba sendiri dan menjualnya ke daerah 25 ekor domba

dapat hidup dalam satu hektar padang rumput.

Hampir di setiap distrik pertanian mempunyai peternakan domba. Daerah-daerah domba yang terkenal

antara lain Auckland, Bay of Plenty,

Hawke's Bay, dan canterbury. Dua per tiga dari jumlah peternak domba

di distrik ini

masing-masing

mengusahakan lebih dari 500 ekor tiap kelompok. Sebagian besar peternakan domba di Selandia Baru mempunyai tempat pencukuran sendiri, dimana

domba dicukur oleh serombongan pencukur yang datang ke peternakan

dan masing-masing pencukur ratarata mencukur lebih dari 200 ekor domba sehari. Hampir 400.000 ton wool dicukur setiap tahunnya sebagian besar wool ini dihasilkan domba Romney yang merupakan sebagi-

an besar jenis domba di Selandia Biri-biri yang cantik di Selandia Baru (The Neht Zealand Guide Book) 26

Baru. Domba Merine sudah dikembangkan sejak tahun 1830, tapi tidak begitu berkembang. HUSBANDRY NO. 2 TH. I/1989


MANCA NEGARA Produk Daging Dengan produksi daging sebanyak 1,1 juta ton setahun, Selandia Baru merupakan eksportir daging

domba terbesar

di dunia. Daging

domba memang merupakan produk daging utama untuk di ekspor, namun beberapa tahun terakhir ini daging sapi juga berkembang pesat. Jenis sapi Abeerden Angus, yang sering disilangkan dengan bangsa Hereford, mendominasi kawanan ternak

sehari. Produksi lemak susu kurang

lebih 300.000 ton setahun. Kira-kira

13 oh dari jumlah ini dikonsumsi

sebagai susu segar atau diberikan kepada ternak. Sisanya digunakan untuk menghasilkan produk-produk susu yang dapat diekspor. PENUTUP

Selandia Baru dengan sebutan Negeri Pertanian, yang didominasi dengan peternakan domba, bukanlah

sapi yang biasanya diusahakan

sebuah negara yang penduduknya

dengan ternak domba untuk memanfaatkan padang rumout sepenuhnya.

berpendidikan rendah, makanannya sederhana dan asal kenyang, pekerjaannya tiap pagi membawa cangkul ke sawah, rumahnya dibangun dari anyaman bambu dan berbagai ciri

Untuk menjaga dan meningkat-

kan produksi daging, pemerintah Selandia Baru telah melaksanakan pengawasan penyakit secara ketat dengan menggunakan komputer yang dikoordinasikan dengan peneli-

yang mirip dengan kehidupan pelosok negeri kita yang sama-sama dijuluki negara agraris.

tian laboratorium dan penelitian

Penduduk negeri "domba" ini

lapangan. Semua peraturan karan-

boleh dikata sudah.menikmati taraf

tina untuk semua jenis hewan di negeri ini begitu ketat. Kesuburan

sapi dan domba telah ditingkatkan, dan usaha peningkatan mutu genetik terus-menerus diusahakan sehingga

hidup yang baik. Setiap keluarga rata-

rata mempunyai sebuah televisi dan lebih dari satu buah pesawat radio. Setiap dua orang mempunyai sebuah

pesawat telepon dan setiap tiga orang penduduk meiniliki sebuah mobil. Setiap rumah tangga mempunyai sebuah kompor listrik atau kompor gas dan banyak peralatan listrik lainnya seperti lemari es, freezer, mesin cuci dan lain-lain. Perbandingbn jumlah penduduk dengan

di negeri tersebut adalah satu banding sepuluh. Selandia baru adalah selandia baru. lndonesia adalah lndonesia. Bisdkah petani-petani tradisional di

jumlah domba

negeri kita berpenghasilan sama dengan petani di Selandia Baru? Tentu saja. Bahkan bisa lebih dari itu, asal .......... (Sumber : Kementerian luar negeri Selandia Baru, Wellington, 1988). (Penulis adalah mahasiswa Fapet UNSOED, NIM: 1440/Pt.)

bE#-Ert

sapi potong dan perah di Selandia Baru sama baiknya dengan sapi-sapi

o

manapun di dunia.

60

C

'v

a,

"oo-

Disamping daging sapi dan domba, akhir-akhir ini kambing dan rusa, yang pernah dianggap sebagai

binatang yang merugikan, mempunyai peran penting dalam meningkat-

kan produksi peternakan. Saat ini kurang lebih 300.000 ekor rusa dan 200 ekor kambing diternakan di Se-

=:_.ft*_sp

landia Baru. Produk Susu

Susu sapi di Selandia Baru diperoleh dari bangsa sapi Frisien dan

Jersey, yang secara proporsionai jumlahnya seimbang. Peternak sapi

dan telah mengembangkan pola

idak perlu heran, karena ini adalah analisa para pakar dari Spelde rholt Cenlre, far Poultry Eesearei yang mengungkapkan bahwa berbagai percobaan yang diadakan di Spelderholt memberi kesan

management ternak yang berbeda

bahwa suatu tingkat pertumbuhan

di Selandia Baru merupakan peternak

ahli yang memusatkan perhatiannya pada pengembangan padang rumput

dengan negara lain. Jumlah sapi perah seluruhnya 3,3 juta ekor dan masing-masing kawanan sapi umumnya berjumlah 140 ekor sapi. Dengan jumlah sapi yang lebih banyak dari jumlah pernerahnya, Selarrdia Baru telah mengembangkan alat pemerah otomatis. Dari alat pemerah ini, susu dialirkan melalui alat-alat pendingin ke dalam bejana

baja anti karat dan 'dari bejana HUSBANDRY NO. 2 TH. I'1989

I

Broiler Perlu Exeicise

yang pesat dari deposisi protein pada broiler ternyata dapat dicapai dengan tingkat aktifitas fisik yang tinggi, selama sekurang-kurangnya beberapa periode dalam satu hari. Tingkat aktif itas f isik yang tinggi ini dapat disebabkan oleh penurunan temperatur dan perubahan cahaya dalam jumlah besar. Namun agaknya pakar Spelderhold, yang terdiri dari CW Schelle, W van d'Heldan P.J.W.

van Schagen juga memperoleh inJor-

masi bahwa tingkat aktifitas fisik yang tinggi dapat mengganggu kese-

imbangan efisienei': en6rgi. lni merupakan rtasalah utama. yang di-

hadapi pakar Belanda itu : Sejauh mana keuntungan yang diperoleh dari aktifitas fisik yang tinggi bila dibandingkan dengan kerugian yang disebabkannya. Bagaimana juga, disadari bahwa efisiensi pakan besar manfaatnya bagi pertumbuhan. Karena itu pemberian temperatur yang optimal dan

penggunaan cahaya yang ideal rneru.

pakan alternatife yang patut diperhitungkan. (ldfortd PutryfBudi eurr nomo)..

27


KERLING

MAHASISWA DAN BUDAYA "TITIP" PRETENSI Oleh Hermawati ahasiswa suatu istilah yang cukup sulit didefinisikan secara tepat. Kebanyakan orang jika mendengarnya,'biasanya

hui dalam perkuliahan sehari-hari. Sebagai contoh enggan mencari literatur, mudah menganggaP remeh ter-

akan mengkonotasikan dengan orang yang punya sifat dan sikap kritis, kreatif, analitis dalam meman-

oleh dosen sehingga mendorong diri-

dang lingkungannya. Sebagai insan akademis, mahasiswa pada hakekatnya harus mengembangkan suatu sikap yang berpijak pada etika ilmiah. Sikap ilmiah inilah yang semestinya

hadap perkuliahan yang diberikan

siswa baru secara tidak iangsung diperkenalkan dengan cara-cara yang

picik yang kata mereka akan menguntungkan apabila tidak tertangkap basah oleh dosen.

nya malas datang mengikuti kuliah.

Lantas sejauh mana mahasiswa

Tapi sebenarnya mahasiswa tersebut

menafsirkan kebijakan lembaga khususnya tentang pretensi atau tatap

tidak konsekuen dengan perbuatan yang dia lakukan, karena masih takut dike'tahui kekurangannya oleh dosen. Sebagai upaya, mahasiswa tersebut

berusaha agar pretensinya dapat

muka dalam perkuliahan. Padahal jika kita tilik pretensi tersebut sudah memberikan kelonggaran untuk mahasiswa karena dari 16 tatap muka,

dibawa dalam kegiatan ilmiah atau proses akademis. Tapi realita yang muncul saat ini, mahasiswa belum secara mutlak membawa sikap il-

dinilai baik, walaupun dilakukan dengan cara menitipkan tanda

miah tersEbut ke dalam kampus, meskipun secara normatif universitas aiau kampus merupakan lembaga ilmiah. Tentu saja tidak bi-

dititipi tidak menyadari bahwa perbuatannya itu akan merugikan diri-

garan tersebut bukan merupakan

nya sendiri. Secara sederhana dapat

dikatagorikan pertemuan wajib.

jaksana dan relevan apabila penulis menuding semua mahasiswa belum mutlak membawa sikap ilmiahnya.

memalsu tanda tangan orang lain walaupun untuk kepentingan orang

tangan kepada rekan yang dianggaP dipercaya. Anehnya mahasiswa yang

saya asumsikan bahwa dia berlatih

lain.

Tapi meskipun hanya segelintir mahasiswa saja, sangat mungkin sedikit unsur itu akan merusak citra

dan hagemoni kampus sebagai lembaga ilmiah. Antara sikap ilmiah atau tidaknya, tentu saja tergantung kepribadian yang dimilikioleh mahasiswa itu

sendiri. Mahasiswa yang memiliki

kadar ilmiah "over size"

(baca:

tinggi), pada umumnya memiliki

ke-

sadaran dan ambisi yang kuat untuk memperoleh sebanyak mungkin ilmu pengetahuan dari bangku perkuliahan, sehingga mahasiswa tersebut cenderung menganggap bahwa kampus merupakan ajang yang dominan

untuk menggali ilmu. Sebaliknya mahasiswa yang minus kesadaran akan misi kuliahnya, cenderung memiliki sikap bahwa ilmu yang mereka cari hanya sekedar untuk melengkapi diri. Hal inilah yang akan membawa individu mahasiswa tersebut menganggap bahwa kampus bukan ajang yang dominan untuk menggali ilmu, melainkan hanya sekedar menaikkan gengsi dan dianggapnya memiliki status insan intelektual di mata masyarakat.

Sikap mahasiswa kedua yang penulis gambarkan dapat kita keta28

Disiplin manusia intelektual yang rapuh.

Kita sadar bahwa mahasiswapun dikenakan dan dibatasi oleh peraturan. Peraturan tersebut sebenarnya oleh lembaga diberikan agar operasional perkuliahan dapat berjalan lancar.

Setelah penulis perhatikan, "titip" pretensi cenderung dilakukan oleh mahasiswa bahwa budaya

senior. Namanya saja budaya, maka tidak heranlah jika kami, paramaha-

minimal mahasiswa mengikuti

75

prosennya. Jadi sisanya merupakan kelonggaran yang diberikan kepada kita, meskipun sebenarnya kelongpertemuan ekstra, tetapi masih dapat Se-

andainya kita mahasiswa yang punya

dedikasi tinggi sebagai insan intelektual, kelonggaran tersebut mestinya digunakan jika memang kita terjepit dalam keadaan yang memaksa, sehingga titip pretensi bisa kita hindarkan sejauh-jauhnya. Belajar sadar

Beran jak dari masalah dan asumsi di atas, maka sebenarnya budaya "titip" pretensi dapat dibumi-

hanguskan dengan suatu kesadaran, bahwa sebagai masyarakat ilmiah di

dalam kampus, kita harus mencetak

diqi kita sebagai insan intelektual yang mandiri. Karena kesadaran seseorang sangat menentukan makna

yang diberikan orang lain, Sadar bahwa kita sebagai insan akademis

juga harus mampu menumbuhkan

kesiapan-kesiapan kita sendiri untuk berorientasi ke depan.

Akhirnya sebagai maha'siswa baru Fakultas Peternakan, penulis mengajak kepada "segelintir unsur" ini, untuk lebih intropeksi, karena kami mahasiswa baru secara tidak langsung berpijak kepada para senior

dalam rangka lebih memahami kehidupan kampus. Dan degan kebersamaan yang erat, lnsya Allah ucapan

Profesor Tumbelaka," Jadilah sarjana yang bukan cuma Profesionalis, tetapi juga Generalis dan Pancasilais "akan terlaksana. HUSBANDRY NO. 2 TH. I/1989


PANTAUAN

LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN PETERNAKAN Oleh : Theo lrwantyo

'Masalah lingkungan hidup mendapat perhatian yang besar dihampir semua negara. Hal ini teriadi terutama dalam dasawarsa 1g70.an, setelah diadakannya konperensi PBB tentang Lingkungan Hidup di siockholm. Hari pembukaan Konperensi itu, tanggal 5 Juni, telah disepakati sebagai Hari Lingkungan Hidup Sedunia.

Arti Lingkungan Hidup Manusia hidup di bumi tidak sendirian, melainkan bersama mahkluk lain, yaitu tumbuhan, hewan dan jasad renik. Mereka menempati suatu

ruang tertbntu. Kecuali mahkluk

hidup, dalam ruang itu terdapat juga benda tak hidup, seperti udara, air,

tanah dan batu. Ruang yang ditem-

pati suatu mahkluk hidup bersama dengan benda hidup dan tak hidup di

dalamnya disebut lingkungan hidup mahluk itu. Permasalahan Lingkungan Hidup Orang beranggapan, permasalahan lingkungan menjadi besar karena kemajuan teknologi. Anggap-

an ini hanya benar sebagian saja. Dibandingkan dengan gejala alam, misalnya letusangunung, gempa bumi, taufan dan gelombang pasang (tsunami), teknologi manusia hanyalah kecil. Walaupun demikian teknologi tidak boleh kita abaikan, karena memang merupakan faktor penting dalam permasalahan lingkungan, melainkan diperlukan juga untuk mengatasi masalah lingkungan. Faktor yang sangat penting

dalam permasalahan lingkungan ialah besarnya populasi manusia. Pertumbuhan populasi manusia yang

cepat, kebutuhan akan pangan, bahan bakar; tempat pemukiman dan lain kebutuhan serta limbah domestik juga bertambah dengan cepat. Pertumbuhan populasi ini te

mengakibatkan perubahan y besar alam lingkungan hidup, terutama di negara yang sedang berkembang yang tingkat ekonomi dan teknologinya masih rendah. Keru-

Masalah

itu hanya dapat

dan pembuatan saluran pembuangan limbah dari dapur dan kamar mandi

merupakan contoh kegiatan dalam pengelolaan lingkungan. Perencanaan pengelolaan lingkungan secara dini perlu dikembangkan, sehingga konflik antara lingkungan dengan pembangunan dapat dihindari atau dikurangi dengan men-

carikan pemecahan secara dini. Bahkan pembangunan itu dapat direncanakan untuk mengambil manfaat lingkungan dengan sebaik-

diatasi

baiknya. Jelaslah bahwa pengelolaan

dengan meningkatkan kemampuan

lingkungan bukanlah penghambat

dan ekonomi rakyat, sehingga akan dapat membuat penduduk menjadi mampu untuk menanggulangi masalah itu dengan kekuatannya sendiri.

pembangunan melainkan pendukung pembangunan.

Jadi masalah lingkungan di negara berkembang hanyalah dapat diatasi dengan pembangunan. Pembangunan dan pembinaan lingkungan ada-

lah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Yang menjadi masalah adalah bagaimanakah membangun yang tidak merusak lingkungan, yaitu pembangunan yang bijaksana yang akan menaikkan kualitas lingkungan. Jadi pembangunan yang berwawas-

an lingkungan. Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan lingkungan dapat diartikan sebagai usaha secara sadar untuk memelihara atau dan memperbaiki mutu lingkungan agar kebutuhan dasar kita dapat terpenuhi dengan

sebaik-baiknya. Pengelolaan lingkungan akan menghasilkan mutu lingkungan yang baik. Pengelolaan lingkungan mempunyai ruang lingkup yang luas dengan cara yang beraneka pula. Pembuangan sampah

Perencanaan pengelolaan lingkungan untuk rencana proyek pembangunan umumnya dilakukan berdasarkan perkiraan dampak apa yang

akan diakibatkan oleh proyek tersebut. Metode perencanaan pengelolaan lingkungan yang demikian

itu disebut Analisis Dampak Lingkungan (ADL). Analisis dampak lingkungan merupakan sarana untuk memeriksa kelayakan rencana pro-

yek dari segi lingkungan. Penggunaan ADL untuk rencana proyek dinyatakan dengan jelas dalam pasal '16 Undang-undang No. 4, 1982, sebagai berikut: "Setiap rencana yang

diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan wajib dilengkapi dengan analisis mengenai

dampak lingkungan yang pelaksanaannya diatur dengan peraturan pemerintah."

Arti dan Tujuan Pembangunan Pembangunan sering dikatakan sebagai ikhtiar yang terrencana dan sistematis guna melakukan perubah-

$

sakan hutan dan tata air yang disertai kepunahan tumbuhan dan hewan, dan erosi tanah, serta sanitasi yang buruk yang menyebabkan berkecamuknya penyakit dan infeksi.merupakan masalah lingkungan yang serius. HUSBANDRY NO. 2 TH. I'1989

-

--

_=

..--.___

- l* t-snkgo -./ ,

I

29


PANTAUAT'{ an-perubahan di berbagai bidang kehidupan. Pembangunan yang diikhtiarkan oleh para perencana dan pelaksananya jelas dimaksudkan untuk memperbaiki kehidupan manusia baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Pembangunan

dimaksudkan tidak hanya untuk generasi sekarang tetapi juga untuk generasi yang akan datang, maka pembangunan itu harus senantiasa memperhatikan aspek-aspek ling-" kungan hidup. Pembangunan yang tidak mengindahkan keseimbangan

ekologis jelas akan merupakan malapetaka bagi umat manus;a

sekarang maupun manusia-manusia

yang akan lahir dikemudian hari. Pembangunan yang bertujuan

untuk meningkatkan kesejahteraan hidup sangat dipengaruhi oleh

lingkungan sekitarnya. Faktor lingkungan yang membantu merupa-

kan manfaat lingkungan dan yang merintangai merupakan resiko lingkungan. Manfaat dan resiko lingkungan itu berupa faktor hayati, f isik dan kimia serta dapat bersifat alami-

ah atau buatan manusia. ' Antara manfaat dan resiko lingkungan terapat hubungan yang erat. Suatu fakior dapat merupakan manfaat dan resiko lingkungan sekaligus. Keterkaitan antara manf aat lingkungan selalu akan menimbulkan

resiko lingkungan. Adanya keterkaitan itulah maka resiko lingkungan

tidak dapat dihilangkan. Kita harus belajar hidup dengan resiko. ltulah sebabnya dalam prengelolaan lingkungan hldup kita harus memperhitungkan resiko lingkungan, agar resiko lingkungan yang ada dapat menjadi sekecil-kecilnya. Pembangunan Sub Sektor Peternak. an

Mengandalkan potensi sumber alam yang melimpah saja, belum menjamin berkembangnya pertumbuhan ekonomi nasional bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan Nasional menuntut peningkatan kualitas manusia pelaku pembangunan, sehingga potensi sumber daYa manusia Yang ada meningkat dari un-skill labour men-

jadi skill labour. Untuk itu program

merlukan pengernbangan dan pem-

nak dapat menyebabkan pemadatan

bangunan peternakan secara menyeluruh, mulai dari sub-sistem praproduksi (bibit ternak, makanan, obatobatan dan peralatan), usaha-usaha

tanah sehingga terjadi penurunan kapasiras persediaan air dan xenaikan pengalirannya di atas tanah.

produksi (budidaya ternak) dan usaha-usaha pasca produksi (pengolahan hasil dan pemasaran). Pembangunan sub sektor peter-

nakan diarahkan pada peningkatan produksi, peningkatan pendapatan peternak dan penyeraban tenaga kerpeternakan

ja. Keberhasilan usaha

vegetasi dan terbukanya tanah

terhadap pengaruh curah hujan. Mengingat hal-hal di atas maka pada sudtu peternakan yang besar penempatan tempat-tempat air hen-

daknya tersebar merata, sehingga

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pembangunan peternakan, an-

daya dukung tanah akan meningkat dan distribusi hewan menjadi lebih baik dan merata. e. Pengaruh hewan

tara lain : a, Faktor iklim

put akan selalu bergerak terus dan

ini dipengaruhi oleh banyak faktor.

Hewan-hewan liar pemakan rum-

Faktor iklim yang berperan ada-

tidak berkumpul di salah satu daerah

lah keadaan curah hujan di daerah

untuk waktu yanag lama. Mereka

perumputan. Pengelolaan daerah untuk peternakan ini harus didasarkan atas perkiraan akan kemungkinan

cenderung memakan rumput secara selektif , memilih species tumbuhan yang disukai. Hewan pengerat seper.

terjadinya kekeringan. Banyak

ke-

ti kelinci, bisa dianggap sebagai

gagalan terjadi akibat peternak memperbanyak ternaknya tanpa memperhitungkan daya dukung padang dan

hewan pengganggu, sebabakan mempercepat penggundulan daerah penggembalaan. Maka dalam usaha

keadaan iklim.

mengadakan perbaikan daerah untuk

b. Tanah daerah perumputan Jenis tanah daerah perumputan berperanan penting dalam peternakan sebab tanah daerah perum-

yang benar.

putan semi kering akan berbeda ke-

suburannya dengan tanah daerah sub lembab, sehingga dalam pembangunan peternakan daerah yang akan dipergunakan sebelumnya harus diadakan penelitian mengenai

keadaan tanah untuk kepentingan produktif itas daerah perumputan dan

sumber daya hewan.

c. Vegetasi Tumbuh-tumbuhan tertentu ada

yang tahan terhadap kekeringan. Tumbuh-tumbuhan jenis ini banyak tumbuh di daerah step iklim kering yang akan memperluas daerahnya selama musim kering. Di daerah lembab yang lebih basah padang rum-

putnya akan terdiri dari tumbuhtumbuhan yang kurang toleransi terhadap kekeringan sehingga selama daur kering daerahnya akan menyempit. Karena itu dalam penge-

lolaannya harus diusahakan ada tumbuh-tumbuuan makanan ternak

selalu ada sisi pada setiap akhir

pendidikan peni ngkatan kecerdasan bangsa harus selaras dengan uPaYa peningkatan mutu gizi masyarakat. Pgningkatan konsumsi Protein

musim tumbuh, sehingga nantinya akan dapat memperbanyak diri dan memperluas daerahnya. d. Faktor air

hewani secara nasional, akan me-

Penginjakan yang berat oleh ter-

30

Tekanan penggembalaan yang berat juga menaikkan erosi dan hilangnya

penggembalaan ternak, hewanhewan ternak pada tempat-tempat f. Penyakit hewan Suatu daerah yang mempunyai

potensi sebagai daerah peternakan tidak akan bisa dipergunakan untuk

beternak bila di daerah ini ada penyakit hewan yang belum dapat diobati atau belum ada cara memberantasnya. Banyak sekali daerah peternakan mempunyai produktif itas

yang tetap rendah sebqgai akibat penyakit yang mempengaruhi kesehatan dan reproduksi hewan, sehingga pemberantasan dan pengendalian penyakit adalah suatu alat untuk memperluas daerah pemeliharaan penyakit adalah suatu alat untuk memperluas daerah pemeliharaan ternak dan dapat meningkatkan produksi ternak. Penutup

Dengan memperhatikan segala

aspek yang mempengaruhi

pem-

bangunan khususnya pembangunan sub sektor peternakan, maka diharapkan tujuan pembangunan untuk menaikkan tingkat hidup dan kesejahteraan rakyat dapat tercapai tanpa harus mengorbankan lingkungan hidup sekitarnya. Penulis adalah mahasiswa Fapet tJN" SOED, SKS 7982. HUSBANDRY NO. 2 TH. I/1989


:

AVONTURE

SEKELUMIT PENGHAYATAN SEJARAH PERJUANGAN (PSP Senat Mahasiswa Fak. Perternakan)

aktu menunjukkan

13.30

WIB ketika kami samPai di lap kantor Pusat, dan ternyata sebagian besar peserta sudah hadir disana lengkap dengan ransel

dan segala atributnYa. TernYata peserta datang tidak hanYa dari sekitar Purwokerto tetapi ada yang

berasal dari YogYa, Solo, dan bahkan ada yang berasal dari SurabaYa'

Pembukaan dilakukan oleh PR lll

Kali ini lak Peternakan menggelar kegiatan yang cukup besar yaitu menelusuri rute gerilya mulaidari monumen Soedirman di Rembang sampai Punrvokerto. Uniuk itu "Husbandry" menurunkan tim reportase untuk mengikuti kegiatan tersebut dan melaporkannya. sudah agak lama memang, tapi apa salahnya kita lihat yang dilakukan sepaniang rute gerilya tersebut.

juga yang menyangka kami juga sesama rekan panitia.

Mereka menanyakan kenapa kami kok nggak ikut bersibuk ria, setelah kami tunjukkan kartu pengemereka baru mengerti

bapak MardiPraPto SH, ditandai dengan PenYematan sYal Peserta

hal kami

pesannya bapak PR lll berpesan agar

kami. Jam 19.00 kami menuju monu-

kepada dua orang perwakilan' Dalam

para peserta PSP Vll tidak hanYa sekedar mengikuti rute gerilya tetapi menghaYati makna Yalg terkandung dalam rute gerilYa untuk dijadikan sebagai semangat dalam berkiprah Pada setiaP langkah. SebanYak '12 truk mengangkut para peserta menu,iu monumen Soedirman di Rembang' TePat Pukul 16.00 para peserta di berangkatkan

menuju Rembang sebagai Base camp L Kami mengikuti rombongan

dengan memakai sePeda motor dengan perhitungan untuk memudahkan gerak kami disana. Ternyata

perjalanannYa cukuP sulit dimana jalan yang dilalui banyak tanjakantanjakan taiam Yang menghambat perlalanan, rombongan pun berjalan seperti ular sebentar bergerak sebentar berhenti. Setelah berkutet selama 2 jam dengan diselingi hujan Yang cukuP deras rombongan sampai di Monu-

men jenderal Soedirman. Ada hal

yang lucu ketika kami sampai disana, beberapa cewek peserta mendatangi kami dan menanyakan PenginaPan. Sempat juga kami bingung sebab

kami tidak tahu bagaimana Panitia mengaturnya dan ternYata mereka nyasar ketempat PenginaPan Putra, untung saja ada beberaPa Panitia yang menghampiri kami dan membawa mereka ke Posko. Kami segera menuju Posko untuk segera berbena karena Pakaian kami basah semua. Ramai juga di posko, panitia bersibuk ria dengan

tugas masing-masing bahkan ada HUSBANDRY NO. 2 TH. I'1989

bahkan memberikan jamuan pada

men Soedirman untuk mengikuti acara ceramah dan diskusi mengenai

sejarah rute serta maksud-maksud diadakan PSP Vll ini. Sampai disana

ternyata panitia yang ada hanya sedikit sedangkan acara akan dimulai, mau tidak mau akhirnya kami

juga ikut membantu kerja dari panitia ceritanya "ngerangkep" jadi panitia juga. Pada pukul 19.30 ceramahpun dimulai walaupun semua peserta PSP Vll belum kumpul. Suasana. ramai di aula monomen Soedirman semakin malam nampak semakin tak terkendali ada yang terkantuk-kantuk

ada yang mendengarkan

dengan

penilaian.

Base camP induk malam itu benar-benar kebanjiran makanan' Sambil mengikuti breifing kami menyantap makanan kecil Yang terhidang banyak sekali. Semalam itu praktis kami tidak dapat tidur karena para panitia sibuk dengan tugas

masing-masing sehingga rasanYa terganggu walauPun dicoba untuk memejamkan mata. Jam 07.00 kami berbenah untuk mengikuti acara yang dinanti-nanti-

kan yiatu long arch. Para Peserta juga sudah Pada berjalan menulu tempat pemberangkatan di dePan Monumen Jenderal Soedirman. Jam 08.00 peserta pertama dilepas kebe-

rangkatannya oleh baPak Dekan Peternakan lr Soemarno Marjono' Rute penelusuran kali ini variasi

medannya cukuP berat, melewati jalan setapak, desa, Persawahan dan

sungai yang cukuP lebar. Jalur ini dibagi dua pos agar Para Peserta

tekun ada yang membuat kelompok-

dapat beristirahat dan juga untuk

kelompok berbicara sendiri. Suara penceramah hamPir tenggelam ditelan suara Para Peserta.

mencek para Peserta. Hari itu Perjalanan cukuP menyenangkan dimana sePanjang rute penelusuran masyarakat tampak an-

Dilain temPat namPak Para Penduduk dengan tenang memPerhatikan hiburan yang disuguhkan panitia yaitu "layar tancaP", Yang menurut

salah seorang Pantia kegiatan ini diprakarsai oleh penyandang sponsor utama PSP Vll ini.

Pada jam 24.00 semua kegiatan berakhir kami berdua kembali ke

Base CamP induk. CukuP lelah iuga mengikuti kegiatan semalam, disamping mondar mandir monumen-base

tusias sekali dengan menYediakan makdnan dan minuman. TamPak seperti pasar kaget, hampir tidak terputus suply makanan sehingga Para peserta nggak khawatir akan keha-

bisan bekal. Memasuki rute Pos satu dan Pos

dua mulai kelihatan Para Peserta

kelelahan. Kelihatan peserta terde' pan sudah jauh meninggalkan Yang lain. Banyak juga peserta yang ter-

dengan sebagian peserta yang tidak

sapu oleh tim penyaPu, hal ini mungkin disebabkan cuaca yang tidak bersahabat sebab hamPir sePanjang perjalanan hari pertama hujan mengguyur disamPing rute Yang cukuP

ceramah, toh tidak dilakukan

Waktu itu jam 15.00 kami berdua

camp induk, kami juga mengamati

barak para peserta yang ditempatkan di lokasi SD Bandung Barang. Sem-

pat juga kami berbincang-bincang

ikut kegiatan, katanya sih malas ikut

sulit. 31


AVONTURE langsung menuju Base Camp

ll

na peserta pertama sudah memasuki

Base Camp berarti mereka benarbenar mempunyai stamina yang prima ; sebab perkiraan panitia,

peserta akan memasuki base camp sekitar pukul '16.00. Mereka langsung

ditempatkan dirumah penduduk setempat tidak seperti di base camp

I hal ini menurut panilia agar para

peserta dapat benar-benar menyatu

Siang pun mulai berganti ma-

lam, para peserta banyak yang mulai memasuki CandiWulan. Panitia pun kerja ekstra membagi. para peserta kerumah-rumah penduduk. Keef isien-

an kerja panitia benar-benar diuji karena para peserta mulai banyak berdatangan, mereka menunggu di

Base camp induk sambil tak lupa "menggerundel". Hal ini memang disadari panitia karena disamping

panitia belum mengetahui lokasi tiap-tiap rumah yang akan dihuni juga banyak diantara para peserta yang terpisah dari rombongannya. Malam itu kami berkeliling kerumah-rumah penduduk melihat para peserta yang telah tiba. Kasihan juga karena banyak diantara peserta

menderita kejang otot. Hal

ini

Base camp ind,;k nampak tidak

di

'Candi Wulan. Kami dikejutkan kare-

di-

mungkinkan karena hujan yang mengguyur sehingga otot terasa kaku. Tapi untunglah tuan rumah ber-

baik hati mengobati mereka yang sakit. Tepat kiranya panitia menempatkan peserta dirumah penduduk sehingga mereka dapat benar-benar diperhatikan. Jam 21.00 kami kembali ke base camp induk dan ternyata tim penyapu belum datang. Evakuasipun dilakukan dengan memakai mobil agar

dapat secepatnya peserta tiba disamping untuk membawa panitia yang juga ikut tersapu agar besok

dapat pulih kembali tenaganya.

terlalu ramai, hal ini

yang nyasar bersama panitia seka-

lian kami titipkan. Tanpa

mungkin

terasa

disebabkan karena pantia sudah dalam keadaan lelah. Kesibukan hanya terjadi pada bagian pengaturan penginapan peserta, dimana

kamipun kesasar, memang malam itu

peserta yang tercecer terpaksa harus

sampai juga kami ketempat istirahat. Semoga istirahat ini dapat membbri kekuatan untuk esok hari begitu doa kami saat merebahkan diri. Adzan

sangat pekat ditambah sedikitnya lentera yang menerangi jalan. Setelah tanya sana tanya sini akhirnya

didata kembali untuk

kemudian mengantar mereka ke tempat rekanrekan mereka. Untuk kegiatan macam begini panitia harus tampil "sakti" dimana mereka ttituntut untuk kerja ekstra berat karena hampir' tidak ada waktu untuk beristirahat. Malam itu juga kami sempat

subuh terdengar dan kamipun bangun, nyenyak juga walaupun tidur

3 jam. Setelah berkemaskemas kami langsung cabut menuju hanya

Base camp induk. Peserta

berbincang-bincang dengan salah seorang saksi hidup yang menjalani rute gerilya yaitu bapak Ali Kasam.

Ternyata bapak yang satu hal inl

camp induk sudah disulap

sudah beberapa kali mengikuti acara

pat pendaftaran dan start pembe-

ikuti. Tercatat juga penelusuran rute gerilya yang dilaksanakan UNWIKU

ini

rangkatan. Tampaknya panitia sepertidak tidur dan harus tidak tidur. Evaluasi, pengum-

ti hari sebelumnya

1uga.

Bapak yang sudah mempunyai cuc

pulan nilai, Briefing persiapan untuk rute Candi Wulan Purwokerto harus

u

mengatakan sangat antusia.

sekalidengan kegiatan semacam inr

karena akan memberi jiwa pada generasi muda akan hakekat perjuangan para pendahulunya. Bapak yarlg sudah tidak muda ini ternyata masih cukup kuat dalam mengikuti rute gerilya yang menurut beliau

selesai sebelum upacara di mulai. Bankan tim Edvanche telah berangkat pada pukul 05.00. .

Setelah upacara selesai peserta

akan diberangkatkan menuju Purwokerto. Diantara peserta ada yang rada aneh yaitu peserta dari Yogya yang memakai sarung dan ikat kepa-

sudah banyak berubah, dalam artian

kondisi jalan yang dilewati sudah agak ringan. Maklumlah jaman sudah berubah dimana saat ini kita dalam taraf membangun. Mau tidak

la batik. Lebih mirip penduduk setem-

pat dari pada peserta PSP Vll. Jam 08.00 peserta diberangkatkan sementara cuaca nampak agak

mau dan harus mau memang kondisi

semacam

bersahabat. Tapi baru berjalan sekitar '1 jam tanda-tanda hujan

itu sudah sewajarnya

berubah kearah yang lebih baik. Setelah kami mengurus segala

keperluan bapak Ali Tasam yang perlengkapannya sempat tersesat tak tentu rimbanya, kami mengantar beliau ketemp,at penginapan. Aktrirnya kami merasa butuh juga isti-

rahat, maklum seharian berikutit

oleh

panitia menjadi arena upacara, tem-

ini dan tidak hanya PSP yang dia

selama 1 minggu dia aktif

nam-

paknya sudah banyak vang bangun bahkan ada yang bersenam ria. Lapangan disamping Base

Y

deras nampak nyata. Benarjuga, hujan deras akhirnya tumpah, lumayan dingin. Waklu itu saya (rekan kami langsung menuju Purwokerto) bersama tim pendamping 2 orang yang

udah jauh dengan peserta yang

didampingi. Jalan santai saja, sebab rute kali ini jauh lebih ringan diban-

Taklama kemudian tim penyapu sampai ke Base Camp induk dengan membawa tim pendamping yang tersapu dan sekitar 20 orang peserta.

dengan long march dan ternyata di Base camp induk tidak ada tempat

ding hari kemarin.

yang tenang untuk beristirahat.

Akhir Long march ini selesai

Akhirnya kami putuskan untuk ber-

didepan kantor pusat Administrasi

Pada hari kedua kami catat

istirahat dirumah penduduk toh

UNSOED. Saya waktu itu sampai sekitar pukul 14.00, hujan sudah

sebagian besar para peserta berganti alas kaki dari sepatu menjadi sandal, mereka memang benar-benar meng-

hayati perjalanan sehingga dibuat susunan mirip tahun 1945, dimana waktu itu sulit mendapatkan sepatu. Nampaknya kios-kios yang menjual sandal panen besar dengan kegiatan

kegiatan malam itu tidak banyak.

Palarir perjalanan ketempat dimana kami akan merebahkan diri barang sejenak sempat juga bertemu dengan seorang peserta yang nyasar karena tidak tahu lokasi rekannya yang menginap. Untung saja kami bertemu dengan rombongan peserta

reda. Para peserta juga banyak yang sudah masuk f inish, istirahat sambil menunggu pengumuman juara.

Tatang Eko R. adalah mahasiswa Fapet UNSOED SKS'86

ini. 32

HUSBANDRY.NO. 2 TH. I/1989


BINGKISAN ILMIAH POTENSI HASIL TERNAK SEBAGAI KOMODITI EKSPOR NON MIGAS Laporan Temu llmiah Mahasiswa Peternakan Se Indonesia di Unibraw Malang

oleh:Abdul alam menyongsong era ting' gal landas, dimana Peningkat-

an pembangunan

Yang

semakin luas dan berat dengan Penuh harapan dimasa datang, perlu dilakukan terobosan-terobosan baru guna terus mendorong eksPor non migas.

Pembukaan pasar eksPor telur

dan karkas aYam Pedaging

Yang

berhasil tidak disangsikan akan banyak membantu kehiduPan dan mendorong perkembangan perunggasan.

Namun bila sebaliknya yang terjadi justru usaha ekspor akan menjadi bumerang bagi pasaran dalam negeri

khususnya dan peternakan Pada umumnya.

Kekhawatiran diatas cukuP beralasan namun juga perlu diPertimbangkan bahwa konsumen dalam negeri yang masih lebih cehderung untuk mengkonsumsi daging aYam ras untuk diyadikan komoditi ekspor.

sYukur

r"-.,. ,i,i''i 1;,lj',, ;.,'. :,..'i.:r,,

Tulisan ini merupakan rangkuman ceFerirah.tjR, k, Hari Furnomo M. App.Sc, dosen pada program stgdiTHT Fakultas Peternakan Unibraw, Malang dan hasil diskusi pada temu ilmiah mahasiswa peternakan se lndonesia padaT hingga 9 Nopember 1988 di kampus Fakultas Peternakan Unibraw, Malang. Besarnya potensi eksport telur dan karkas ayam pedaging ditunjukan pada tabel '1. Hasil ternak lain yang cukuP mempunyai potensi ekspor adalah daging kambing atau domba. Pro' duksi daging kambing ternyata me-

Saudi mempunyai masa depan yang

cerah karena pihak importir disana

meminta pihak lndonesia sebagai pemasok kebutuhan ternak tersebut. Disamping Arab Saudi masih ada kemungkinan ekspor ternak kambing dan domba ke Bruani Darusalam dan

nanjak lebih cepat dari pada daging domba. Hal ini menuniukan potensi' nya yang lebih besar untuk komoditi ekspor. Kini telah dirintis ekspor kambing dan domba ke Arab Saudi untuk memenuhi kebutuhan jemaah haji yang jumlahnya tidak kurang dari dua juta jemaah setiap tahunnya. Ekspor domba dan kambing ke Arab

Negara Asia lainnya. Persoalannya mampukah kita memanfaatkan kesempatan emas tersebut, mengingat

populasi ternak ini masih terbatas untuk kebutuhan dalam negeri. Apabila kita melihat produksi daging nasional yang terus meningkat (tabel 2) nampaknya peluang tersebut dapat kita manfaatkan. Salah satu produk olahan asal daging yang mempunyai potensi

Penyakit " Bangkok" di lndia enyakit baru ini kurang populer

di negara kita, tetapi dunia peternakan lndia justeru heboh gara-gara penyakit ini menyerang ayam di kota Kerala dalam masa dua dekade. Kalau tidak bulan Juni - Juli,

ya bulan Oktober - Nopember. Banyak pakar yang mengidentifikasi penyakit ini sebagai penyakit musiman, ltulah penyakit "Bangkok" yang

di sana terkenal sebagai Bangkok Haemorragic Drsease (BHD), karena menyebar pertama kali di kota Bang. kok, Thailand. Penyebabnya adalah parasit sporozoa Akiba caulleryr, sedangkan

vektornya adalah Culicoides. serangga sejenis nyamuk. Kematian tiba-tiba sering terjadi pada ayam berumur 3 - 4 bulan. Bahkan pernah terjadi 5 dari 10 ekor ayam mati da lam sebuah flok.

, i

Beberapa gejala penyakit yang

diperlihatkan oleh ayam penderita-

HUSBANDRY NO. 2 TH. I/1989

ekspor adalah dendeng. Sebagaimana halnya produk olahan asal daging tradisional dari negara lain yang telah disentuh oleh teknologi cang-

nya adalah warna pucat pada jengger dan cupingnya. Sedangkan mukosanya terlihat kekuningan. Pada bagi-

an-bagian tertentu seperti liver. ginjal, hati, intestinal dan dinding oviduct berwarna putih abu-abu atau merah kecoklatan. Ada penyakit lain yang mirip dengan penyakit ini, yaitu Fatty Liver Haemorragic Syndrome (FLHS), namun pada penyakit ini tidak terdapat parasit di dalam darahnya. K.V. Valsala dan A. Rajan, pakar unggas dari

of Veterinary and Animal Science, Mannuthy, Trichur, lndia menyarankan agar memanfaatkan College

obat Sulfamethazine (atau obat sulfa

lainnya) untuk mengen{alikan penyakit ini. Selain itu sebagai upaya pencegahan, program sanitasi dan vaksinasi juga tidak ada jeleknya bila dijalankan secara ketat. (Asian Live. stocklBudi purnomo).

gih kini menjadi komoditi

ekspor

negara tersebut. Akhir-akhir ini telah berkembang dengan pesat pabrikpabrik pengolahan bahan pangan asal daging di daratan Eropd dan Amerika Serikat yang dikenal dengan

prohuknya yaitu bahan pangan se-

'

tengah basah (intermediate moisture meat) yang sebenarnya adalah bahan

pangan tradisional yang disentuh teknologi canggih. Penambahan bahan penimbul rasa atau f lover serta campuran rempahrempah membuat produk ini lebih

menarik konsumen. Pada tabel

3

disampaikan daftar nama bahan pangan setengah basah tradisional asal daging yang sebagian telah disentuh oleh teknologi canggih. Modifikasi pengolahan produk seperti jerky telah berhasil menaikan nilai tambah dan menjadikan produk tersebut men.iadi komoditi ekspor. 33


BINGKISAN ILMIAH 1.

Tabel.

Proyeksi Populasi Unggas, Produksi Telur dan Konsumsi Telur dalam Bepelita lV (1984-1988). Perincian

1984

Populasi Unggas (juta ekor) Ayam buras Ayam ras ptl Irik Produksi telur (000 ton) Ayam buras Ayam ras ptl

1

154,743 162,748 171,210

30,181 27,014

Konsumsi telur (000 ton) Ayam buras Ayam ras ptl Irik

28,743

180,'l 13 189,479

68,4 71,9

65,0 195,6

75,7

209,5 224,3 240.3

91,4 97,2

85,9

30,9 182,6 56,5

1988

34,619 37 ,077 39,709 30,582 32,539 34,621

32,324

61,8 182,6 80,7

Itik

1986 1987

985

103.4

34,2 36,0

37.8

195,6

209,5 224,3 240.3

60,1

64,0 68,1

72.4

32,5

2.

Produksi daging

1

251,8 9,8 75,3 44,5 20,1 181 ,8 40,6 4,0 9,8 1,9

Kerbau Kambing Domba Ayam buras

Ayam ras pedaging Ayam ras petelur tua Itik tua Kuda

985

1

269,2 16,0 80,9 52,1 22,9 206,2 60,3 4,5 10,7 2,1

260,4 12,3

78,0 48,1

21,4 1

986

93,6 56,4 4,2 10,3 2,0

1987

3.

adalah daging bekicot. Kini telah mengekspor daging bekicot ke Jepang dan Prancis. Di Perancis bekicot disebut "Escargot" dan digunakan sebagai bahan makanan

menjadi komoditi ekspor perlu ditingkatkan mutunya dan apabila 1988

mungkin dilakukan juga panganeka-

ragamannya.

Kulit tidak saja

di-

24,4

26,1

219.6

233,9

ekspor dalam bentuk kulit setengah jadi atau kerajinan tetapi juga dibuat krupuk kulit atau rambak yaitu memanfaatkan kulit afkir. Berbicara tentang potensi hasil ternak sebagai komoditi ekspor, maka perlu diketahui bahwa untuk

4,0

dapat memasuki pasaran interna-

5,1

sional diperlukan standar mutu yang sesuai dengan standar mutu negara pengimpor. Khususnya dalam menggalakkan ekspor haruslah dimulai

278,9

287.9

19,0

aaa

83,8

ao,a

56,4

61,0

67,0 4,8

7

11,2

11,8

2,2

2,3

Sumber : Anonymous (1985) Tabel

Hasil ternak lain yang mempunyai potensi sebagai komoditi ekspor

Hasil ternak lainnya seperti ku-

'1984

Sapi potong Sapi perah

lainnya seperti kambing, domba dan ayam.

lit, tulang dan tanduk yang telah

Proyeksi produksi daging dari tahun 1984'1988 (000 ton)

ternak potong

mengalami kesulitan untuk diterima

oleh beberapa negara mengimpor, maka disarankan untuk memproduksi dendeng dari daging ternak

kelas elite di restoran mewah.

Sumber : Anonymous (1985) Tabel

Salah satu produk tradisional lndonesia yang cukup dikenal yaitu dendeng dapat diangkap sebagai produk seperti jerky dengan tidak mengabaikan kebutuhan akan daging di dalam negeri. Mengingat bahwa daging sapi dari lndonesia

Beberapa produk setengah basah tradisional asal daging

dengan usaha peningkatan mutu karena produk dengan mutu yang baik s.ia yang dapat bersaing di pasaran internasional. Sehubungan

Negara asal

Nama produk Dendeng

lndonesia

Bi-Fi (mini salami) Saletti (baby salami) Bruhdauerwurst

Jerman Barat sda sda

dengan pengawasan mutu hendaknya negara mengeskpor tidak pernah mengizinkan usaha penurunan stan-

dar mutu dari standar yang ditetapkan meskipun bila ada negara mengimpor yang bersedia menerima komoditi tersebut dibawah sthndar. Hal semacam ini akan merusak citra

Coppa

Swis

Gelderse rookwurst Mortadella

Belanda

Itali

dari negara pengekspor terutama bila produk tersebut mencapai konsumen

Charque

Brasil

terakhir.

Beef jerky

Amerika Serikat

arti sebagai kegiatan

Pemmican

Biltong Khundi

Quanta K'lich Tsusougan 34

Afrika Afrika Afrika Afrika Cina

sda Selatan Barat

Timur Utara

Pengawasan mutu biasanYa ber' Pemantauan secara teratur dari proses pengolahan hasil ternak dengan tujuan untuk mendapatkan produk akhir yang bermutu. Dengan demikian tuluan pengawasan mutu adalah mengurangi penolakan, meningkatkan kePuasan

konsumen, serta menekan biaYa' HUSBANDRY NO. 2 TH. II1989


SUARA.SUARA bat. (3) Atribut Jabatan tidak mutlak mengatur kehidupan mahasiswa di

HASIT DIATOG

dalam kampus tanpa memperhatikan aspirasi dari mahasiswa, sebagai

Berawal dari sebuah pertemuan BPM dan SEMA pada tanggal 23 April 1989, kemudian jatuhnya vonis dari PRlll yang menyatakan pertemuan tersebut sebagai rapat gelap, akhirnya terladi sebuah dialog anlara mahasiswa dengan rektor, namun APA HASILNYA?

edaran Nakes yang tanpa ditandatangani oleh Rektor ataupun dengan menggunakan tanda "ttd" dan juga mengenai pagar dimana pintu pagar di mana pintu pagar ditutup sehingga mahasiswa yang akan masuk selalu lompat pagar, walau hal itu sudah diusulkan terlebih dahulu namun tidak ada

etelah keluarnya Pernyataan Pembantu Rektor lll tentang rapat gelap dan dilanjutkan dengan pemberitahuan keberbagai pihak, baik intern mauPun ekstern kampus yang menyatakan raPat ge-

lap tersebut bertendensi aksi mahasiswa diluar kampus dengan mengangkat masalah sosial di luar kampus yang maha hal itu mengundang aparat keamanan untuk hadir ke dalam kampus, menyebabkan mahasiswa menjadi resah. Akhirnya, mahasiswa menuntuk rektor agar bersedia untuk mengadakan dialog

dengan mahasiswa yaitu tanggal 17 Mei 1988 di Perpus Lantai lll. Dalam dialog tersebut, peserta rapat yang

lll sebagai kelompok 31 menerangkan kepada rektor bahwa pertemuan tersebut

dinamakan oleh PR

bukanlah rapat gelap apalagi dengan

tendensi akan mengadakan aksi mahasiswa di luar kampus. Diterangkan juga bahwa pertemuan tersebut membahas masalah Nakes dengan hasil DITOLAK, dan menginfentarisir permasalahan-permasalahan di lingkungan kampus. Dari perrnasalahan yang ada,

dalam dialog tersebut mahasiswa mengajukan beberapa tuntutan kepada rektor yaitu (1) Memberikan pen-

jelasan kepada berbagai pihak bahwa rapat tanggal 23 April bukan rapat

gelap yang bertendesi aksi mahasiswa atau demontrasi apalagi yang

mengangkat permasalahan di luar kampus dan merehabilitas namanama peserta pertemuan (2) bahwa mahasiswa bukan merupakan obyek penyelenggara pendidikan tapi se-

bagai mitra penyelenggara pendidikan. Dilengkapi juga dengan con-

toh yaitu pernyataan yan$ pernah didengar dari PR lll bahwa SEMA dan BPM merupakan f ilter dari pimpinan Universitas padahal f ungsi dari BPM dan SEMA merupakan penyalur aspirasi mahasiswa dan penarikan biaya HUSBANDRY NO. 2 TH. I/1989

dari mahasiswa dimana jika tidak membayar maka KRS tidak akan keluar dan akibatnya studi terham-

contoh adalah keluarnya kebijaksanaan yang tidak terkontrol mis surat

I(RITERIA DAN LAGU Oleh : Atmo

S.

agu "Termiskin di dunia" tentu akan masuk nominasi Guiness Book of Records sebagai lagu yang paling miskin jika komposernya mendaftarkan lagu tersebut kepada panitia Guiness Books of Records. Seperti lagu milik kelompok musik The Beatles juga mendapatkan penghargaan tersebut melalui lagu "Yesterday" sebagai lagu yang direkam sebanyak 1186 kali. Jika ada pertanyaan berhadiah tentang lagu apakah-yang paling sering dinyanyikan? Tentu antara gampang dan sulit untuk menjawabnya. Seorang gadis dari proses remaja menjadi dewasa tentu melalui peristiwa "sweet sevententh". Pada saat ini selalu dipestakan secara meriah dan istimewa karena dianggap gadis tersebut sudah mulai menjalani masa dewasa baik ditinjau secara "phisik" maupun "phsikis". Usia tujuhbelas memang sering menjadi "patokan" kedewasaan seorang manusid. Hal itu dikuatkan juga dengan batasan usia di bioskop yang memutar film seks dan sadisme sehingga Badan Sensor Film mengeluarkan aturan "Untuk 17 th keatas". Apakah kriteria yang menyatakan "kematangan" seorang manusia? Usia duapuluh tiga dapat dikatakan sebagai usia yang "matang", namun dapat dikatakan sebagai 0sia remaja yang masih mencari proses pendewasaan diri. Seorang wanita berusia 23 tahun sering sudah memiliki dua orang putra/putri atau lebih dan juga ada kemungkinan belum berumahtangga atau mempunyai anak. Untuk Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman yang telah berusia 23th, berapa orgng putra/putri yang telah dilahirkan sebagai penerus generasi bangsa? Sudah layakkah kita mengatakan Fapet Unsoed sudah "dewasa"? Kriteria kembali yang sulit untuk menentukan jawabannya. Dari mana akan dimulai proses pendewasaan jika dewasa itu belum dicapai? Kriteria yang dipastikan atau tetap melahirkan putra/putri yang tidak siap untuk menerima "oksigen" masyarakat luas? Hati tentu masih bisa berbicara dan dua bahu kita masih kuat untuk memikul beban dari arti dari kedewasaan. . Dalam perjalanannya, banyak kenangan dan pengalaman yang memiliki hikmah dan makna yang khusus untuk pendewasaan diri. 11 Februari 1966 - 11 Februari 1989 rnerupakan "simpul-sirnpul" kenangan yang 'lbertaut" secara bertahap menjadi "temali sejarah" yang diharapkan dapat "menelorkan" telur, susu, kulit, daging, buku sehingga banyak makanan (gizi)

dan bahan pembuat Shuttle chock untuk latihan "bulutangkis" yang mengakibatkan team "bulu tangkis" lndonesif, dapat berjaya di arena "bulutangkis" dunia.

Semoga dan kapan? Kembali kepertanyaan semula, lagu apakah itu? Saya pribadi bersedia

memberikan soevenir untuk yang dapat menebaknya, tetapi Pengurus Husbandry mengatakan '. Wait and See

35


SUARA.SUARA tangEapan. (4) Perlu penyegaran kem-

bali tentang adrninistrasi

dan birokrasi dan sistem pembinaan mahasiswa. Sebagai contoh adalah

pagar keliling juga merupakan ekses dari masalah keamanan. Melihat dari masalah keamanan, dan Rektor juga

diperintah oleh keamanan untuk

perlu adanya komunikasi dua arah

menjaga keamanan, selanjutnya Rek-

antara mahasiswa dengan pimpinan universitas mis, dalam kasus rapat

tor meminta pengertian dari maha-

gelap, jika PR lll menepatijanjiyang pernah diucapkan sewaktu menutup rapat ada tanggal 23 April 1989 yaitu

untuk berdialog dan berbuka puasa bersama tentu tidak ada vonis bahwa

pertemuan bukan rapat gelap. (5) Aksi UNSOED keluar kampus, baik yang bersifat ilmiah maupun kepekaan sosial. Sebagai contoh adalah pelaksanaan seminar yang meningkatkan kepekaan sosial mahasiswa seperti sinar NKK/BKK yang dilakukan oleh Universitas lain. Untuk itu

perlu publikasi dari Unsoed. Dalam menanggapi permasalah-

an tersebut, Flektor

mengatakan

bahwa anak-anak kurang mengerti dan juga karena tugas yang dibebankan kepada PR lllterlalu b4nyak dan

berat dan adanya kurang saling

pengertian. Pernyataan ini menimbulkan sorakan huuu dari mahasiswa. Selanjutnya Rektor menjelaskan, persamaan antara Rektor dengan mahasiswa yaitu sama-sama sebagai mahasiswa. Sementara perbedaan-

nya adalah, kalau mahasiswa

berstatus sebagai mahasiswa, maka

Rektor berstatus sebagai pegawai

negeri yang diatur oleh UndangUndang, Per. Pemerintah dan pegawai negeri itu mencari makan. Hal ini juga mendapat tertawaan dari mahasiswa. Penjelasan Rektor selanjutnya adalah Bahwa Kampus bukan bebas segala-galanya, kalau terjadi apa-apa maka Rektor yang akan digantung, bukan PR, bukan Dekan. Menjawab masalah aparat keamanan yang masuk kampus, dikatakan bahwa itu

memang sudah menjadi tugas mereka, sementara Rektor hanya bertugas agar Unsoed memiliki produktivitas tinggi (jumlah lulusan banyak), dan mutu juga tinggi, baru dikatakan

siswa untuk ikut menjaga keamanan karena Rektor seorang pegawai

negeri, seperti dimisalkan mahasiswa untuk melihat saudaranya yang pegawai negeri, pasti diam. Menjawab dari pertanyaan mahasiswa tentang tidak diperbolehkannya mengundang mentri, Rektor mengatakan boleh-boleh saja, asal perencanaannya matang, misal enam bulan sebelumnya, namun untuk pembiayaannya tanggung sendiri oleh mahasiswa. Kurang disetujuinya

mendatangkan menteri disebabkan juga karena letak geograf is dari Purwokerto yang sulit dijangkau oleh transportasi udara. Salah seorang mahasiswa menyatakan bahwa tun-

tutan mahasiswa ini dimaksudkan sebagai sosoal kontrol dari anak terhadap bapaknya sebagai seorang

penguasa tunggal, agar bawahan

rektor itu dikontrol oleh sang penguasa tunggal. Hal ini sudah

merupakan konsekwensi dari ungkapan rektor yang memohom maaf atas kesalahan yang dilakukan bawahannya dan juga konsekwensi dari penguasa tunggal, agar bawaan rektor itu dikontrol oleh sang penguasa tunggal. Hal ini sudah merupakan konsekwensi dari ungkapan rektor yang memohon maaf atas kesalahan

yang dilakukan bawahannya, dan juga konsekwensi dari penguasa yang mempunyai bawahan. Dikata-

kan juga bahwa rektor memohon maaf kepada mahasiswa itu baik.

menuntut agar ada pernyataan tertulis dari mahasiswa kepada Rektor yang menyatakan tidak akan mengadakan pertemuan lagi dengan Rektor. Selanjutnya, ketika seorang mengangkat permasalahan Bapak dengan anak yang kaitannya dengan pagar

keliling, Rektor tetap menyatakan bahwa pintu pagar ditutnp demi ke-

amanan, tanpa memperhatikan f

ungsi Satpam, Mahasiswa yang ke-

sulitan masuk kampus karena harus memutar dan akhirnya lompat pagar dan akhirnya ada kesepakatan kalau

ada mahasiswa lompat pagar memang Rektor sebagai bapak mengakui kalau anaknya memang "hobby" lompat pagar. Semoga saja suatu saat ada orang berbaju KORPRI yang juga akan lompat pagar. Rektor dalam menjawab permasalahan me-

nyatakan sepertinya hanya Rektor yang punya salah, sementara Rektor

iuga mengetahui kalau mahasiswa juga memiliki banyak kesalahan dan datanya sudah ada ditangan Rektor. Namun ketika mahasiswa menuntut, agar Rektor mau menjelaskan kepada mahasiswa sebagai anak tentang kesalahannya, namun Rektor tidak

bersedia. Dan, setelah itu Rektor

meminta agar pertemuan ditutup dan mahasiswa menyetujui, dan selanjutnya bubar untuk pulang. Pertemuan ditutup dengan lagu bagimu negeri. Dan di luar Perpus, terdapat kesepakatan dari mahasiswa, baik dari ucapannya, dari senyum

sinisnya, dari sinar mata kecewanya

yang menunjukkan ketidak puasan atas pertemuan itu karena tidak ada hasil yang diperoleh kecuali PERKA-

TAAN REKTOR UNTUK MEMINTA

MAAF DAN BERJANJI

AKAN

ENYELESAI KAN PERMASALAHAN MAHASISWA TERSEBUT.

M

Sewaktu salah seorang peserta pertemuan menghendaki waktu terakhir dari Rektor dalam menjelaskan kepada pihak keamanan, Flektor juga

Berarti, mahasiswa masih harus

menunggu janji tersebut. Sampai kapan Bapak. anakmu menunggu.

tugas Rektor berhasil, sementara aparat keamanan bertugas untuk menciptakan keamanan. Di daerah teritorial mereka. Untuk masalah Rapat Gelap, Rektor mengatakan mengatakan itu sebagai varsi dari aparat keamanan, namun sewaktu PR lll menutup pertemuan tanggal 23 April mengatakan bahwa pertemuan itu adalah rapat gelap. Dan masalah

36

Lebih unik dari pada dialog Bapak dengan anak (Discovery) HUSBANDRY NO. 2 TH. I/1989


LINTASAN .

UP3 ADAKAN TRAINING KESEHATAN TERNAK

dari tanggal 21

-

26 Nopember 1988.

Seluruhnya melibatkan 60 orang sukarelawan warga UPM. Mereka diterjunkan di lima desa yaitu desa Karang Gudhe, Jipang, Margasari, Singasari dan Babakan. Selama lima hari berhasil divaksin sebanyak 3.750

ekor ayam. Ada permintaan warga remaja

LKTI tingkat wilayah ini sebanyak 13 PT yaitu I PTN dan 4 Kopertis de. rlgan ketentuan peserta LKTI bidang

IPA adalah kelompok penyusun

Karya Tulis llmiah yang mewakili perguruan tinggi yang bersangkutan dengan beranggotakan tiga orang. (R. Fadilah)

desa Margasari untuk diadakan proyek percontohan ayam buras di kam-

pungnya. Hal

t 150 mahasiswa Fakultas Peternakan UNSOED mengikuti training Kesehatan ternak yang diadakan UP3 yang berlangsung pada tanggal 23 April 1989. Kegiatan ini diadakan dalam rangka ebanyak

lebih memberikan wawasan

bagi

para mahasiswa Peternakan tentang keterkaitan yang erat akan daya pro-

duksi ternak dengan kesehatan.

Selain itu juga untuk lebih mengetahui jenis-jenis penyakit ternak dan cara penanggulangannya.

Pemberian makalah terdiri dari 3 Dosen dikalangan Fak Peternakan UNSOED yaitu Bapak Drh Dwi Pra-

bowo. Drh Moh Syamsi dan , Drh Sufirianto. Sedang dari Dinas Peternakan Kab Banyumas hadir memberi makalah adalah Bapak Drh Hermin.

(Tatang Eko)

UPM ADAKAN VAKSINASI MASAL DI KEC. KARANG LEWAS

ketua UPM Bambang Hudioko, bahwa pihak UPM belum siaP untuk melangkah sejauh itu mengingat terbentur oleh biaya dan waktu. Masalah ini mengundang kita, warga civitas dkademia Fapet untuk merenungkan, agar apa yang menjadi

harapan warga masyarakal akan dapat terwujud. Salah seorang warga

desa mengatakan bahwa kegiatan pengabdian semacam vaksinasi masal ini yang sebenarnya sangat ditunggu-tungu oleh masyarakat. (Setyo Utomo)

nya untuk mengikuti Lomba Karya Tulis llmiah (LKTI) tingkat wilayah bidang IPA di UNDAP Bandung. Utusan dari UNSOED inidiwakili oleh Fakultas Peternakan UN-

dengan pembimbing lbu Dr. S.N-O. Suwandyastuti, MS.

;i

; :,'i,T:J :1";,T;;:"#i1 hanya pernah dialami oleh Nabi Muhammad SAW. Kejadian ini memberi dimensi pemikiran manusia

I

terhadap upaya penalaran yang ber-

bagai macam. Ada yang memunculkan kesadaran akan keterbalasan kemampuan yang dimilikinya karena

tidak rasional", demikian Bapak Drs.

Abdul Rohman mengawali pembicaraannya dalam Seminar lslam di

lantai lll Kampus Fakultas

Peter-

Seminar lslam tersebut diselenggarakan dalam rangka memperingati lsro'mi'roj Nabi Muhammad SAW. Diselenggarakan pada tanggal 12 Maret 1989 oleh Unit Kerohanian lslam Sema Fak. Peternakan, dengan

tema, "Dengan Peringatan lsro' mi'roj N. Muhammad SAW kita Tingkatkan Kajian llmiah Tentang Konsep-konsep lslam ".

Dalam sambutannya, ketua panitia juga selaku ketua Unit Kerohanian lslam mengatakan bahwa disamping acara seminar iuga ter-

engan kerja sama yang baik, Unit Pengabdian Masyarakat (UPM) bersama Dinas Peternakan Kabupaten Banyumas ber-

selenggara berbagai kegiatan, dian-

taranya lomba kaligrafi dan lomba pidato. Dalam sambutannya lebih

asil mengadakan Vaksinasi masal di Kecamatan Karang Lewas. Menurut Dinas Peternakan, diambilnya lokasi

lanjut, "Diharapkan kegiatan ini dapat menggali potensi keagamaan mahasiswa, meningkatkan kesadar-

di kec. Karang Lewas

HUSBANDRY NO. 2 TH. I/1989

tp

SOED mengirimkan utusan-

Energi Dengan Teknologi Pedesaan"

Tetelo (NCD) yang terkenal'!anas itu. Kegiatan vaksinasi berlangsung

t

LKTI TINGKAT WILAYAH DI UNDAP BANDUNG ntuk pertama kalinya UN-

Dengan Karya tulis llmiahnya berjudul "Beberapa Cara Pemanfaatan 'Limbah Ternak Potong Sebagai

ling banyak. Sedangkan masyarakat kurang memperhatikan adanya vaksinasi, terutama terhadap._ penyakit

FAPET

nakan Unsoed.

SOED dengan personil Erma Elyani, Minto Raharjo dan Roni Fadilah.

karena populasinya buras disana'!ang pa-

SEMINAR ISLAM SEMA

ini ditanggaPi oleh

LKTI Tingkat Wilayah ini diselenggarakan pada tanggal, 3-5

an pengkajian lslam, ukhuwah lslamiyah dan integritas civitas

November 1988 di Bandung, tepatnya

akademika, dan uapay mewujudkan kampus sebagai masyarakat ilmiah yang religius, dimana iman, ilrnu, dan amal sholeh dapat berjalan selaras

di Wisma Taruna Jl lengkong Besar

64 dengan panitia dari

UN PAD.

Perguruan Tinggi yang mengikuti

37


LINTASAN hasil penelitian di kecamatan Kertek K.ab. Wonosobo memberikan kesim-

Tinggi di Jawa Tengah Yang ada Fak. Peternakan dan Kedokteran Hewan, Organisasi Profesi Peternakan dll. ini menamilkan makalah dari Direktur

dan seimbang ", ucap Agus Susanto

lantang. Bpk. Drs. Abdul Rohman, dosen

Program Studi Sosiologi dan Ad'

pulan bahwa usaha ternak terpadu ialah usaha ternak

Jenrleral Peternakan Yaitu BaPak Drh. Soehadjidan tiga makalah lain-

ministrasi Negara Unsoed dalam keterangan dan penjelasannYa di depan sekitar'1 00 mahasiswa/i,

Yang

cocok dipadukan dalam usaha tani Yang

"....maka dalam peristiwa lsro' mi'roj

nya dari staf pengajar Fakultas Peternakan UNSOED.

leksibel dalam hal pencurahan wak' tu kerja, dan usaha tani terpadu ber" manfaat untuk meningkatakan sta'

dipetik dan dijadikan titik tolak dalam

Makalah I dari Direktur Jenderal Peternakan dengan judul MEMBA-

pekerja penuh, disamping iuga faktor

pdngembangan intelektualitas dan

NGUN PETERNAKAN TANGGUH

ada empat dimensi yang daPal

mentalitas mahasiswa, yaitu ; eksistensi peristiwa lsro' mi'roj,

adalah dosen agama lslam. Seminar yang dihadiri Pembantu Dekan lll Bpk. lr. Djoko Adisuwirjo, MS dan Bpk. Drs. Uung Junarya,

modal dan tehnologi secara optimal. Kedua : Kondisi dimana'seluruh pro-

akhirnya berakhir pk. 13.30 dan

AdaPun PenceramahnYa adalah pdt. Widioyo H.P. dari Gereja Kristen

Jawa Purwokerto. Menurut rencana

Perayaan ini akan diikuti oleh segenap civitas akademika universitas Jenderal Soedirman dan undangan lainnya (BdP).

SEMINAR PEMBANGUNAN PETERNAKAN engan mengambil temPat di Perpustakaan Pusat UNSOED

Lantai lll Pada tanggal 14 Maret 1989, Fakultas Peternakan dalam rangka HUT XXlll telah mengadakan kegiatan ilmiah berupa seminar dengan mengambil thema : PEMBANGUNAN PETERNAKAN UNTUK MEMPERLUAS KESEMPATAN KER. JA.

Seminar Yang dihadiri tidak kurang dari 150 orang Yang terdiri dari wakil-wakil Pimpinan Perguruan

38

nya usaha tani terPadu tersebut. Dan pada makalah terakhir Yaitu

torat Jenderal Peternakan Bapak Sujasrniran. Menurut Drh. Soehadji ada 4 aspek kondisi yang merupakan ciri pertanian tangguh yang harus dicip' takan. Pertama: Kondisi dimana kita mampu memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam, tenaga,

dan rohani, dan dependen etis". Ucapnya fasih, mengingt beliau

Fakultas Peternakan mengadakan Perayaan Hari Pentakosta, 16 Mei 1989. Kegiatan Perayaan berupa ceramah dengan tema" Roh Kudus Memberi Kuasa Menjadi Saksi-saksi ini bertemPat dikamPus karang wangkal.

kejiwaan dan sumberdaYa manusia yang juga ikut menentukan berhasil'

AN KERJA yang kali ini dibawakan oleh Direktur Bina Program Direk-

yang didahului pembersihan jasmani

FAPET ADAKAN PENTAKOSTA

tus setengah Penganggur menuju

UNTUK MEMPEFTLUAS KESEII4PAT-

semangat Nabi dalam menyamPaikan peristiwanya, perjuangan Nabi

ditutup dengan pembacaan doa oleh Adila Haqi. (Ti. Loekito)

f

ses dibidang Peternakan

,

rnakalah lV yang disampaikan oleh lr. Made Sedana Yoga, MS dengan judul

Sumbangan Peternakan Babi terha' dap Pendapatan Petani Lahan Kering di Kabupaten BanYumas Yang disu'

sun bersama-sama dengan lr. Dzoeharso dan lr. Bambang HartoYo ini memberikan kesimPulan dengan dua

ekor induk dan 10 ekor babi Yang sedang tumbuh serta dengan harga

mamPU

menghadaPi gejolak dan hambatan yang terjadi baik teknis, ekonomis

maupun gejolak lainnya. Ketiga : Kila

harus mamPu menciPtakan kondisi dimana produk Peternakan mampu menyesuaikan dengan tuntutan permintaan yang berlaku. KeemPat

'.

menciptakan kondisi sehingga peternakan mamPu meningkatkan Peran-

annya dalam Pembangunan Nasional dan Regional, baik dalam menghasilkan produksi, peningkatan

pendapatan masYarakat, menciPtakan lapangan kerja dll. Dalam makalah ll Yang disam' paikan oleh Prof.Dr. Narsum staf pengajar Fakultas Peternakan ini menampilkan Pemanfaatan Limbah

jual Rp. 1.600,00/kg bobot hidup ter-

nak babi mamPu menYumbang 43,94% dari seluruh PendaPatan usahatani. (Nur SetYohadi)

SUM BANGAN SOSIAL MAHASISWA

ada dekade delapan puluhan,

lndonesia menggalakkan

pe-

ngumpulan dana melalui Sumbangan Masyarakat yang dermawan,

di mana dana tersebut digunakan sebagai dana pendukung untuk berbagai kegiatan, terutama olah raga. Sabtu,29 APril 1989 meruPakan tanggal cobaan bagi keluarga Bambang, seorang penjual bensin eceran dipertigaan Perpustakaan pusat Uni-

Ternak Untuk Pakan Ternak. Perkem-

versitas Jenderal Soedirman. Pada

bangan poPulasi Penduduk Yang sulit dikendalikan serta laiu pem-

ecerannya meledak dan terbakar tan-

bangunan yang PUSat memberi dampak negatif makin semPitnYa lahan usaha tani.

Sedangkan sebagai Pembawa

makalah lll yaitu Dr.lr. Hartoko, MS

dengan judul Tenaga Kerja Pada Suatu Usaha Tani TerPadu. Dikatakan bahwa petani-petani tradisional pada waktu-waktu tertentu akan

meniadi setengah penganggur, karena kesibukan lahan biasanYa tidak merafa sepanjang tahun. Usaha tani terpadu merupakan salah satu alternatif yang sering dipilih oleh petani untuk mOnaikkan tingkat kesibukan kerjanya. Makalah Yang meruPakan

tanggal tersebut, warung bensin pa menyisakan sesuatu sedikit barangpun. Bambang sebagai kePala keluarga terluka Parah di mana seluruh punggung, Paha, Perut.terbakar. 45 menit kemudian mobil Pe' madam kebakaran berdatangan un-

tuk menjinakkan aPi, sementara seluruh isi warung sudah terbakar habis. Bambang segera dibawa ke HS DK untuk mendaPatkan Perawat'

an. Siang itu juga beberaPa mahasiswa Biologi berinisiatip untuk men-

coba meringankan beban si korban dengan cara mengumPulkan dana

dari malfrsiswa secara sukarela. (HPS/red) HUSBANDRY NO. 2 TH. I/1989


SOSIAL dard" dan "grade" nya dilakukan setelah diproduksi.

PERENCANAAN PERLUASAN PASAR MELALOI HASIL PETERNAKAN

2.

menaWarkan jasanya dalam pengaliran. Maksud dari penelaahan serba lembaga ini adalah untuk menyelidiki kegunaan masing-masing komponen lembaga tersebut. Artinya mengukur

Oleh : Sutarno Meningkatkan produktivitas peternakan di lndonesia haruslah didukung usaha memperluas pemasarannya dan hal itu perlu perencanaan yang matang. Salah satu cara perluasan pemasaran adalah melalui promosi hasil peternakan yang sudah berorientasi pasar, sehingga perluasan produksinya juga dipengaruhi oleh perkembangan permintaan. Adanya pemasaran adalah merupakan fungsi hukum permintaan dan penawaran.

saha yang menunjang perkem-

bangan usaha peternakan dapat dikelompokkan dalam dua hal yaitu : pengadaan faktorfaktor produksi dan usaha yang

satuan.

bergerak dalam pengaliran "out put" peternakan, yang keduanya merupa-

pakan usaha dalam pengaliran

pengetahuan tentang sistem produksi dan pemasarannya. Sehubungan dengan itu perlu dike-

pengenalan barang yang hendak dianalisa sistem pemasarannya.

sebagai berikut

:

1. Pendekatan pertama adalah pengenalan sistem tataniaga ternak dan produksinya. Sistem

tersebut terdiri dari komponenkomponen produsen, lembaga-

aya mempunyai kenalan

di

sebuah desa, namanya Keluarga Mangun. Yang namanya Bu

Mangun, hampir

di setiaP obrolan-

obrolan dengan ibu-ibu arisan, ibu-

ibu PKK maupun dengan

ibu-ibu

seperkumpulan dalam rombongan

karawitan di desanya, ada saja omongannya tentang Si UriP yang sekolah SMA di kota, atau tentang Si lnah yang kuliah. Juga di kota. Ditambahkannya bahwa anaknya yang dua

orang lagi (masih di SD dan SMP), "mbesuk" juga akan disekolahkan di kota. Harapannya agar semua anak-

nya "akan dapat menjadi sarjana-

sarjana dari perguruan-perguruan tinggi di kota. Sukur-sukur yang 'bonaf id'. HUSBANDRY NO. 2 TH. I/1989

3.

ty).

Pendekatan

ini

katan f ungsi. Didalam penamjari fungsi-fungsi apa saja yang dilakukan. Setiap pelaksanaan f ungsi untuk menambah guna tersebut, merupakan beban dari

semua sistem yang menikmati dan setiap fungsi tersebut harus dianalisa. Ada tiga gugus futtgsi tataniaga, yakni (a) Gugus fungsi pertukaran terdiri dari pembelian dan penjualan; (b) Gugus funr;si f isik terdiri penyimpanan can pengangkutan; (c) Gugus fungsi

fasilitas yang merupakan tindakan untuk memperlancar pelak-

sanaan gugus fungsi pertukaran

menekankan

Misalnya Barang hasil

produksi

pertanian (peternakan) yang bbr-

sifat perishable,

voluminous, bulky dan seasional merupakan

ciri umum dari semua bendabenda organik. Sif atnya yang sangat dipengaruhi keadaan alam, maka penetapan "stan-

Pendekitan ketiga adalah pendebahan guna barang perlu dipela-

barang dari produsen ke konsumen adalah suatu usaha yang produktif, sebab usaha tersebut dapat menambah kegunaan (uti-

kepada

barang.

Kegiatan tataniaga yang meru-

kan satu kesatuan yang terpadu. Dengan demikian menganalisa perencanaan perluasan pemasaran komoditi hasil peternakan melalui promosi, tidak dapat dipisahkan dari

tahui empat macam pendekatan

guna yang diberikan

lembaga niaga dan konsumen. Kegiatan dari masing-masing komponan tersebut saling berkaitan dan merupakan satu ke-

Ii

Pendekatan kedua adalah pendekatan kelembagaan. Cukup banyak lembaga niaga yang

dan fisik, yang terdiri dari pembiyaan dan keterangan pasar. 4.

Pendekatan ke empat adalah pendekatan dari segi teori ekonomi. Penelaahan dari pendekat-

an ini lebih ditekankan pada pengetahuan teori ekonomi, misalnya hukum penawaran dan permintaan, nilai harga, pasar dan

lain-lain.

PASAR ILMU Oleh : Bambang Subekti Menurut pengertian umum, pasar adalah suatu tempat iual beli. Para ahli Ekonomi mengatakan bahwa Pasar adalah tempat bertemunya pihak peniual dan pembeli dimana teriadinya tran' saksi/tukar menukar barang iasa. Bagi Bu Mangun, dengan sekoanaknya di Perguruan Tinggi, yang lahnya Urip dan kuliahnya lnah di mungkin hanya dapat dilakukan oleh kota, bisa meningkatkan statusnya beberapa gelintir manusia saja di

dari pandangan masyarakat di desanya. Akibatnya menambah rasa percaya diri baginya dalam setiap kumpulan-kumpulan antar warga desa. Lebih jauh Iagi rasa sombong akan

kemampuannya menyekolahkan

desanya.

Pendidikan yang tinggi bagi anak-anaknya, memang merupakan cita-cita Pak dan Bu Mangun yang guru di sebuah SD lnpres. Jadi layaklah jika kesadaran akan ilmu 39


SOSIAL Di sini

cukup tinggi. Untuk mendapatkan ilmu memang dapat melalui pendidikan lnformasi di luar sekolah, tapi pendidikan

ormal di sekolah mempunyai arti

tersendiri bagi pandangan umum dan segi sosial. Seperti mendapatkannya ijazah atau sertifikat kesarjanaan. Untuk itulah Keluarga Mangun berupaya ekstra maksimal guna mendapatkan sekolah-sekolah bagi anakanaknya, bagaimana caranya. Seperti halnya Si Urip yang NEM-nya

kurang mencukupi untuk memasuki sebuah SMA Negeri di kota, diupaya-

kannya untuk menitipkan kepada seorang guru kenalannya agar Urip dapat diterima di SMA tersebut. Begitu pula Si lnah yang gagal sipenmaru di PTN, lalu masuk ke PTS yang

dianggapnya maju, pun dengan imbalan yang tidak sedikit lewat pintu belakang.

Bagi keluarga Mangun, uang memang bukan masalah besar.

'

saya

,ingin

mengkaji masalah 'pasar'yan$ terladi dalam dunia pendidikan. llmu pengetahuan tidak luput sebagai obyek transaksi, disadari atau tidak. Seperti halnya

kita membeli buku, majalah

atau koran, darl situ kita mendapatkan il-

mu pengetahuan. Transaksi ini da_ lam prosesnya sangal nyata dan jelas jika dilihat pandangan awam, yaitu sehubungan dalam penilaiannya terhadap barang tersebut. Kita dapat menentukan berapa rupiah harga buku, majalah maupun koran perbiji. Namun berapa kualitas dan kuantitas ilmu yang terkandung? Kita

terjadi dan melalui jalur resmi. Pasarpun tercipta, dimana anak didik sebagai pembel i, pemerintah/swasta sebagai penjual. Lalu pemerintah/ swasta akan memproses lagi hasil pembayaran anak didiknya sebagai investasi baru guna meningkatkan kelancaran pembeli dalam menuntut

ilmu, selain menggaji staf pengajar dan karyawan. Kalau pembaca setuju, saya mengindentikkan suatu lem-

baga pendidikan sebagai 'Science Market'. Saya tidak akan mempersoalkan

tak tahu. Kita tidak dapat nrenen-

'pasar ilmu' selama proses pendidikan berlangsung. Karena prosesprosesnya saya anggap memenuhi

tukan berapa rupiah harga perbuah, perbiji ataupun perekor ilmu. Jadi ilmu memang bisa dibeli, tetapi tidak bisa begitu saja didapat. Yakni ba-

aturan main. Namun yang jadi masalah adalah beli Pra-sekolah, sebagai 'tiket' masuk dalam suatu lembaga

gaimana

belakang. "

Si Pembeli

menerima, mengolah dan memanfaatkan ilmu hasil pembelian tersebut. Tidak semua orang dapat membeli ilmu di

pendidikan yang melalui "pintu Coba kita renungkan! Pantaskah jika kita katakan : "Pak Guru

padi sampai beberapa buah colt angkutan pedesaan.

dan dinyatakan lulus. Nah. di sinilah letak ketimpangan dan ketidakadilan

SMA Anu atau Pak dosen Universitas Anu jualan tiket sekolah?" Pantaskah jika kita mengatakan bahwa beliau-beliau adalah sama halnya dengan "tukang portir"? Sebegitu

dalam dunia pendidikan terjadi, dengan adanya 'sistim pasar'. Ter-

gitu melaratnyakah moral

Kembali ke persoalan awal. Dalam peristiwa Keluarga Mangun yang

utama bagi calon anak didik golongan'Not Have' meskipun memiliki kualitas yang bark

Selain sebagai guru SD, Pak Mangun memiliki lahan pertanian yang luas warisan orang tuanya. Ditambah lagi

dengan usahanya dari penggilingan

suatu lembaga pendidikan, hamun harus melalui ujian Pra-Pendidikan

serakahnyakah beliau? Atau sebe-

khianati diri yang berpredikat sebagai 'pendidik anak negeri'. Paling tidak kita dapat menilai dimana letak keadilan yang tercam-. pak, terutama bagi mereka yang tersisih meskipun telah memenuhi persyaratan secara resmi di atas mutu dari mereka yang bersen jatakan

seorang guru berjiwa dagang, apa sih, yang tidak dapat ditransaksikan?

Apa sih, yang tidak dapat 'dipasar-

kan'? Apa? Ada uang, kebutuhan dapat terpenuhi. Ada uang, keinginanpun makin mungkin terkabulkan. Akibatnya, karena adanya penjual, 'pasar' pun tercipta.

beliau?

Sehingga dengan rendahnya meng-

Pemerintah dan swasta menyelenggarakan lembaga-lembaga pen-

didikan dengan mewajibkan anak didiknya untuk membayar SPP, BP3 dan sumbangan-sumbangan lain un-

uang.

tuk kelangsungan belajar-mengajar.

Jika kita memiliki sedikit saja rasa patriotis, kita patut menyayangkan akan tindakan-tindakan serupa. Tidak saja memandang kepada nasib si tersisih, namun lebih luas lagi kepada kerugian bangsa dan negara

Secara tidak langsung, jual belipun

yang berupaya untuk menciptakan putra-putra bangsa menjadi cendekia-cendekia yang profesional dan bermutu tinggi. A

---6

-..-.::*; -* lJ

***

Akhirnya saya mengajak kepada

pembaca sekalian. Mari

kita

ber-

sama-sama berlomba menggaPai il' mu pengetahuan setinggi langit, di manapun kita berada, dengan tidak melupakan sifat patriotik. Dan mari bersama-sama kita buktikan bahwa ilmu pengetahuan mampu membentuk kekuatan hidup yang lebih kokoh.

'Knowledge*is Power' HUSBANDRY NO. 2 TH. II1989

I


DAFTAR : Lampiran Surat Keputusan Dekan Fakullas Pelernakan Unsoed

No.Kept.03/PT30.H4.FPt/l 1 989

Tanggal: 18 Januari 1989

tlo.

Nama

1. lr. Warsito Hartanto 2. lr. Hijri Mulianto 3. lr. Suci Hartati 4. lr. Yuyu Wahyu Duriat 5. lr. Sumarsono Aji 6. lr. Hari Tri Purnomo 7. lr. Muhammad Hani Hadiatno 8. lr. Budiyanto 9. lr. Achmad Cholid Supriyanto

'10. lr" Perwira Suganda 11. lr. Bambang Purwadi

12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19.

lr. Gatot Rusdiyanto lr. Agung Subroto

lr. Tien Gunarti lr. Sri Widiwahyujati lr. Endang Rahayuningsih lr. Lusia Tjendrawati lr. Prasetya Sayekti lr. AG. Bambang Antara 20. lr. Edi Prawaskito 2'l . lr. Joko Purnomo 22. 1*.lndri Agustini

23. 24. 25. 26. 27

lr. Surya Dewi Anggoro Murni lr. David Hermawan lr. Nandang Setiadi lr. Alfi Fatmayani

. lr . lda Sabard ina

28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35.

lr. Muhammad Muslih Effendi lr. Joned Dwi Fibriyanto lr. Aris Winaya lr. Joko Kartono lr. Lestari Hadiyanti lr. Suatmaji

lr. Deden SUkmaaji lr. Nugraha Padmaka Putra 36. lr. lda Widaningsih

HUSBANDRY NO. 2 TH. I/1989

No.

Nama

37. lr. Pujo Dwiyanto 38. lr.Masrur 39. lr. lna Yuliani 40. lr. Tatik Ekorini 41. lr. Mochammad yughni 42. lr. Samuel Kristianto Setiabudi

43. lr. Joko Susilo 44. lr. Agus Prawirajaya 45. lr. Setyo Nugroho 46. lr. Surjo Winardi 47. lr. Moh. Marzuki 48. lr. Tri Suharti Endah Dewi Pusparini

49. lr. Sri Lestari 50.

lr.Sumiyati

. lr. Kusnadi Nuryadi 52. lr. Barbalina Regina pelmelay 53. lr. Riza Cholif 54. lr. Fatkhul Amin 55. lr. Elok Wahyu Widatiningrum 5'l

56. lr. Wahyu Budi Saptono 57. lr. Tjut Viviani Kemala 58. lr. Heri Kuswanto 59. lr. Eka Ridianto 60. lr. Anik Sukartini 61. lr. Pratiwi Sulistyawati 62. lr. Parniti Listiowati 63. lr. Endang Heriyanti 64. lr. Teguh Prasetyono 65. lr. Enis May Ana 66. lr.Hartojo 67. lr. Tutut Turatno 68. lr. Katarina Ratih Nugrahaini 69. lr.Kintoko

4',|.


SAMBUNG MENYAMBUNG Sambungan dari hal 9

kenankan memungut uang kePada

peternak. Tentang sikaP Petugas tersebut koperasi tidak dapat bertindak apa-apa karena itu wewenang proyek, ladi kalau ada masalah harus langsung menghubqngi ProYek Sumba Kontrak. Dalam rangka ikut mengatasi kesulitan itu pihak koperasi

mendidik tenaga inseminator yang dibiayal koperasi dan ditempatkan di

tiap kelompok", tandas baPak Yang pada tanggal empatbelas agustus mendatang berusia tigaPuluh lima tah

u

n.

Diungkapkan pula Pada rePorter Husbandry bahwa tantangan utama

yang dihadapi koperasi adalah kenyataan bahwa koperasi lebih berfungsi sebagai badan sosial. Keadaan yang tidak mendukung berfungsinya koperasi sebagai badan usaha inilah yang menghambat gerak maju

koperasi dah hat semacam ini dialami oleh sebagian besar koperasi. Pada akhir percakapan mantan

ketua kelompok_peternak di desa Banteran Kecamatan Sumbang ini menyebutkan faktor yang menyebabkan tidak berhasilnya program Sum-

ba Kontrak sesuai Jencana adalah tidak siapnya proyek secara Penuh dan tenggang waktu antara persiapan pemeliharaan dengan saat menerima ternak yang terlalu lama yang pada akhirnya berpengaruh t'erhadap psikologis dan semangat

menganggap laboratoriumnYa Yang paling ditakuti padahal tindakan

demi kemajuan ilmu dan

Pamor fakultas bahkan universitas belum

ada sama sekali. Toh dengan ilmu, kemajuan fakultas serla almamater kita dapat tercapai dan sudah pasti

pamor dan wibawa kita Pun akan membumbung, bukankah demikian? Semogal ..... (Husbandry)

Sambungan dari hal

17

tubuh universitas: Adanya perhatian (kalau boleh dibaca: campur tangan) yang terlalu 'memadai' bahkan daPat membuat belenggu bagi insan-insan

kampus untuk bisa berbuat lebih banyak bagi pembangunan. Sayang bila penataan kembali ruang lingkup kampus kita menjadi steril dari keterlibatannya dalam kerangka yang lebih luas. Kampus kita adalah basis intelektual yang bisa menyumbangkn pikiran dan harapan terbaiknya bagi negeri kita. Mengapa mahasiswa mengadakan aksi demo? agaknya pertanyaan itu yang patut menjadi renungan kita hersama.

Penulis adalah mahasiswa FaPet UNSOED

dan Pemimpin Redaksi HUSBANDRY

Sambungan dari hat 25

tipe B sesuai dengan rekomendasi

Sambungan dari hal

Setelah dilakukan immunisasi maka akan terbentuk spesific antibodies

dipahami dan dimengerti, selanjut-

nya harap dipermaklumi memang demikian situasi dan kondisi fakultas kita ini.

Lalu apa masukan mahasiswa untuk mengatasi masalah ini. Dari sekian banyak alternatif Yang diajukan, kebanyakan mereka berharap

agar situasi dan kondis! yang tidak

menguntungkan tersebut dapat di'

aatkan sedemikian ruPa sehingga tumbukan akademis daPat dihindari. Perlu adanya koordinasi dan komunikasi intensif yang terbuka antar Bapendik, laboratorium manf

dan mahasiswa. Sudah bukah waktu-

nya tentu, masing-masing labora' torium saling bersaing, memPertahankan gengsi dan wibawa yang akhirnya mengarah ke "Egoistis" dan 42

12

ngat terbatas. Tegasnya tanPa

me-

ngurangi arti keberhasilan yang telah dicapai, seyogyanya kita mamPu menelaah permasalahan dan hambatan apa saja yang dihadapi untuk

menjawab tuntuan pembangunan persusuan di masa yang akan datang. Apakah pola pengembangan atau pola produksi dan konsumsi yang berlaku saat ini sudah seimbang? Bagaimana upaya kita agar mampu memanfaatkan sumber daYa yang ada (alam, tenaga, modal dan teknologi) secara optimal? Meski hambatan dan tantangan

tetap ada tetapi kita tak

Perlu

pesimis. Masih ingatkah anda pesan

KOES Plus belasan tahun yang silam. Mereka dengan riang mendendang-

kan lagu tentang negeri tercinta Nusantara ini, dengan lantang suara

dan penuh optimis. Mereka bukan tanpa alasan kalau dengan suka cita melantunkan lagu ini "Bukan lautan hanya kolam :

SUSU....

Kail dan jala cukup menghidupimu Tiada badai tiada toPan kutemui lkan dan udang menghamPiri dirimu batu ladi tanaman'

mengadakan persilangan khusus sub

peternak. (Hermin/pardiyono) 15

Sambungan dari hai

dari Bacon

(1987).

pada darah ayam resipien. Serum resipien yang di dapat dari ayam resipien dikumpulkan dan disimpan un, tuk digunakan untuk identif ikasi sub tipe tertentu generasi selanjutnya. Setelah diketahui genotipe masing-masing ayam, langkah selanjutnya yaitu melakukan crosing antara ayam yang mempunyai homosigote berbeda untuk menghasilkan generasi baru. Jika ingin dihasilkan ayam

yang kebal coccidiosis dan

Lym-

phoid leucosis maka diadakan persilangan tipe 82 dan 85. Terjemahan bebas dari: The Applica-

tion of Family Selection And lmmunogenetics to Produce the High Performance Commercial Chicken by Tobeng Koeinodihard jo, B. Tjandrawati and Robby lskandar. HUSBANDRY NO. 2 TH, II1989


I'

BINDRA

I}.IGUY

Y

GRAFIK

D

A

I

n UY cIx Y

Jl. Sisingamangaraja (Karangkajen) No. 93 Yogyakarta I

U

Telp. (0274) 87623, 86631

55153


,#

,ryF s"e:

'

'*s{'

:* ;ii

t=::: : :+j

;6 -#.== j

DI

:=_

-=

_+rg j ::-

+rl a -._.

.'=

'.':

: !

:=

SUPER

Tampil dalam kemasan dua belas dan enam belas batang. Mutu dan rasa tetap Super.

M.

fER?V|TAIG,, a6lruust4

I


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.