Husbandry Edisi 5

Page 1

&

€U F*&

s-&Fi 're

,,Yi

ffi ii€i re= .jr":ii

-TK N}

}IUSBANORY

l+ '=*

)19/:7-07+ 'W*.

fF

31

"*

="

,F

E..

s

q \


.t

SUSUNAN PENGURUS HUSBANDRY MEDIA ASPIRASI TAS PETERNAKAN

Pelindung Dekan Fakultas Peternakan Penasehat

Drh. Dwi Prabowo lr. Kusuma Widayaka, MS

lr. Budi Rustomo lr. Dzoeharso BPW PenangEung Jawab

Pembantu Dekan lll Ketua SEMA Fakultas Peternakan Pemimpin Umum/Pemimpin Usaha A. Herman Sumarna Sekretaris Geraldine Purwatininqsih Bendahara

Triana Setya W Pemimpin Redaksi Nurian"a Budi Cahyani

Dewan Redaksi Pardiyono, Tatang EP Soehendro J, Nlursetyo H Rahmi Mardiningsih Reporter Agus BW, Hari Sunanto Diah, Naini Salsati Prayitno

Artistik/Lay Out Uday R. Syas Dana

Mei Trilistyani Percetakan

Hendra K, Bagus Sirkulasi Dwi Hardono

P

lsi di luar tdn$gung .jawab percetakan PT. Bayu lndra Grafika

ISSN No.0853

-

1145

EDrSrNO.5T.H.ilt/1991

AYAM BURAS, Mutiara Lokal Yang Masih Perlu Diasah ehadiran ayam buras telah benar-benar menyatu dengan kehidupan bangsa lncjonesia. Terlebih lagi bagi para petani di pedesaan, ayam buras adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan. Untuk saat sekarang populasiayam buras telah mencapai 165 juta ekor, suatu jurnlah yang empat kali lebih banyak daripada ayam ras yang hanya berjumlah 39 iuta, Tapi kenyataan yang ada produksi telur ayam ras tiga kali lipat di atas produksi telur ayam buras. Sangat ironis memang. Dan hal ini tentu terkait erat dengan keterbatasan kemampuan produksi dan reproduksinya.

Namun demikian prospek pemasaran daging dan telur ayam buras yang makin meningkat, daya adaptasi dan ketahanan terhadap penyakit serta penanganan yang lebih mudah dibanding ayam ras merupakan satu peluang untuk dapat terus menggali potensi yang dirniliki. Peran dan kerjasama yang solid dari berbagai pihak yang terkait sudah pasti sangat diperlukan untuk upaya ini. Dari pihak pemerintah sendiri terus dilaksanakan Program Pengembangan Ayam Buras melafui INTAB. IMVAK Demplot Percontohan, ayam buras up grading dan penyuluhan. Usaha beternak! bukan merupakan usaha pokok melainkan usaha sambilan yang diusahakan secara turun-temurun. Ayam buras lebih banyak berperan sebagai modal dasar bagi para petani sebelum mereka mampu memiliki ternak yang lebih besar, di samping juga untuk memenuhi kebutuhan keluarga sendiri dan sekaligus sebagai tabungan yang sewaktu-waktu dapat dimanfaatkan. Sehingga bukan hal yang aneh jika penanganannya masih sangat sederhana. Kedudukan semacam ini membawa kepada pola pemiiikan tradisionil dengan skala minimal, namun merata karena ham. pir semua petani di pedesaan memilikinya. Kondisi yang demikian agaknya kurang mendukung program pengembangan ayam buras sebagaimana mestinya. Dan pembentukan Kelompok Peternakan adalah salah satu terobosan yang makin banyak diharapkan untuk tarnpit sebagai usaha mengantisipasi kondisi tersebut sekaligus mempercepat upaya meningkatkan peran ayam buras sesuai dengan potensinya Hedaksi

- Redaksi menerima naskah atau tulisan yang sesuai dengan isi majalah. Diketik dua spasi atau ditulis tangan asal rapi dan mudah dibaca. Redaksi berhak mengubah naskah tanpa mengubah isi dan maksud tulisan. Bagi

naskah yang dimuat akan diberi imbalan yang sepantasnya. Dilarang keras mengutip isi majalah dalam bentuk apapun tanpa seijin redaksi.

t


Seharusnya

KABAR DARI KAL]MANTAN

lr.

Bidang Bineksosbud, Kanwil Dep. Transmi-

perhatian pada balita ini. Namun bila kita hitung dari sekian warga kita yang sebanyak ini barang kali bisa

grasi Prop. Kalbar Jl. Uray Bawadi No.29 Pontianak.

akan lebih. Tak kenal maka tak cinia. Mr"rng-

darPo

Dengan hormat,

Kiriman majalah HUSBANDRY-

nya sudah sampai ditangan saya dengan baik (meskipun ada kekeliruan nama saya), untuk itu saya ucapkan terima kasih. Selain dari itu, setelah membaca

lembar demi lembar isi dari majalah tersebut-ternyata untuk kesekian kalinya saya menjumpai kekeliruan yang sama, terutama yang menyang-

kut nama saya - yaitu pada daftar alumni yang terdapat pada halaman 42, diantaranya

memang narnpak silih berganti diantara warga kita yang mencurahkan

:

Priyono Sastrosu-

kita hitung dan jari kitapun

kinkah pepatah itu berlaku untuk rnedia ini, tetap! r'asanya lucu juga bila warga kita tldak mengenalnya. Ataukah memang sudah kenal narnun belum rnencinta, ataukah barangkali cuek-cuek saja! Penulis-

Demikian hal-hal yang perlu saya sampaikan. untuk dijadikan bahan korensi. Atas perhatian adik" adik semua, saya ucapkan banyak terima kasih teriring doa: semoga sukses dan selamat belajar.

pun setuju dengan usulan yang disertai ajakan saudara kita Eri K (edisi no. 4) walaupun sudah mencoba namun

Salam

:

Priyono Sastrosudarpo

No. Urut 16 : lr. Markato Banuarli Dinas Agraria Kalimantan Barat Jl. Uray Bawadi No.29-

Pontianak Seharusnya ; lr" Markato Banuarli

Kepala Kantor

koreksinya serta kiriman weselnya, Pak.

mantan Barat. No. Urut 20'. lr. Priyo Setiawan Kanwi! Dep. Transmigrasi - Kalbar Jl. Uray Bawadi No.85 Pontianak.

duanya serentak

mengacung.

Mudah-mudahan ajakan ini menggugah naluri "rumongso handarbeki" warga kita ini. Dan selanjutnya akan menjadikan "witing tresno jalaran soko kulino" nya orang jawa mewu-

ITIIILIK KITA

Dep.

Transmigrasi Kab. Dati ll Sanggau JI. Raya Bunut Krn. 5 SANGGAU, Kali-

belum berhasil, tetapi paling tidak sudah ada perhatian. Namun penulispun memberikan acungan jempol dan tidak tanggung jempol ini dua-

Red. Terima kasih banyak atas

"Husbandry" bila kita mendengarnya (khususnya Civitas Academika Fapet ini) akan membelokkan ingatan barang sejenak akan sesuatu

judkan media ini tumbuh dan ber-

yang hampir setiap semester hadir

kembang. Semoga.

ditangan kita. lbarat bayi munculnya edisi ke-S ini merupakan pertanda akan segera ditinggalkannya masa "balita" yang butuh perhatian serta kasih sayang yang lebih. Kalau kita simak dari edisi ke edisi sebelumnya

D*A*F*T*A*R

I*SltI

P'De/'86

Red. Terima kasih atas tanggapan anda dan kamipun menunggu partisipasimu. Okey.

PETEPI{AKAN PEMBANGUNAN 2 Fenlingnya Atu BagiTemak ....-.-^-----PETENNAKAN ORGANISASI Doreguhsi

Psbm&n Yas

or

lhf

ry,

u

TJNIASAN

PANTAUAN I 4 6

Ayam l{ampr.rng Sukan lagi Kiunpungan

lftt

17

Melinas Nrisis

I,TAMA2 S€$nbs dunb PelEyafl sn

P€nghaittsn Sejarah F*rjuangn Vllt -..

PANTAUAN 2 Plff PersJsuan Poh Earu Tanangar dan Harapa,r Petemak .,...."................-. PIR Persusuan Eerhsnti atsu Jahn Tsrus

l{ta

C[RMIN

KERLING

fusband4 Klba*an Bondeiam!,...,,,.......,.

Apa & Siapa Mahasisi4!

TEKNOLqG| t

SUARA I

Hgsil B6l€ya$Geietilra Tak$ehmanya l(ETerima & Toragkan .."..............

Bonsiar ffi .........,....

IEKNOTOGI2

fi 28

......----- -*-*.

SUARA 2

?knd Deb@I€t' Oflhu'B Untrk lsmobryar pamh dgl F€ngaruh Parhlo:aqyaTahr&pPeturb{rhan A}sm Dagi,rg. --..,,.**.,..........*........

Ksnapa XiE lhflya gcbicara TanBng "Absansi' .............,.....,....

SUARA 3

LABORATORIUM I

Ekistensi Sumpah Famuda ....,.................

35

Psrn6flfaaEr Puth T6fu rSobagai BehanPengatrotTolurutuh.

Kdteria dan lagu ll .......,. .......,........,...

s6

TABORATORIUM 2

sostAt

0aya Tumbuh

HumptBaF -,.-.,.,.,........,..

SsbmatDaEng $MPT

TEKNS PRAKN$

I#APTA

Ayam Pobkrr Anda Ferlu Torce lilolthg' .........a,,;...,*.,..........

19

PEIERNAKAN PEMBANGUNAN I Ponyakit Pa&

Apm

Ras di lndonesia

&n

Cara P€nangsuhngennya

HUSBANDRY NO. 5 TH. III/1991

Aiumni l'{snmba Unut Msnggigit

sosrAl2 ............

20

17


IAGI

AYAI\f, KAMPUNG BUKAN KAMPUNGAI{

(Telaah Potensi dan Frospek Pengembangan Ayam Buras) etika pertama kali menginjakkan kaki di desa (boleh dibaca

"karnpung") mungkin yang terlintas dalam pikiran kita selalu sesuatu yang ketinggalan zaman. fu4asyarakat yang berfaham konservatif, penduduk yang setia dengan ianah garapan, suasana yang seoi senyap atau pendapat lain yang cenderung antipati. Bisa Cimaklunni memang tapi tak seharusnya kita musti "hantam kromo". Salah sati:' nya yang menonjol dari desa adaiah ayarn kampung-nya yang saat !ni jadi

trend dunia peternakan lndonesia, karena potensi dan prospeknye yang

boleh dikata lua;" biasa. Eerikilt pengamatan HU$SANDnY tentang

potensi cian prospek ayarn buias ...iengan study banding di kedua desa

yang telah terbentuk kelompok ternak, yakni Desa Notog di Kec. Pat!kraja dan Desa Karang Lewas Kidui, Kec. Karang Lewas keciuanya keduanya di Kabupaten Banyumas. Fenyebaran populasi ayam buras yang tersebar di seluruh lndo-

sungguh-sungguh, bukan tidak rnungkin dapat mernberikan kesernpatan kerja dan berusaha bagi

tenaga-tenaga trampil desa, yang secara tidak langsung ciapat menaikkan status sosial ekonorninya, dilain pihak mernbantu program pemerintah dalam usaha mencegah ekspansi penduduk desa ke kota (urban!" sasi). Sehingga terwujucilah perneratean pendapatan dan pernbangunan

sâ‚Źcara swadaya. Berdasarkan laiar

belakang tersebut

di atas,

maka

rliperlukan usaha-usaha peningkatan

ayarn buras f:aik secara kualitatit rnaupun kuantitatif. Tanggal ?6 Januari 1985, Menteri Pertanian/Ketua Badan Pengen"

daiian Bimas telah rnengeluarkan suatu surat keputusan No. 17lSK/ Mentani8imasllSSS teniaiig,ntensifikasi ,Ayam Buras atau iei;ih dikenal dengan lt'lTAB" l''lal ini merupakan titik tolak usaha pernerintah untuk mewr";judkan peningkatan poten. si perburasan kita. Kegiatan INTAB

tersebut rreliputi

:

Pelaksanaan vaksinasi ND untuk memperkecii mortaiitas.

(U. Pembinaan pemeliharaan

ayam

buras yang lebih intensif. Penanganan pasca panen yang lebih intensif. Tujuan 1. Meningkatkan gizi masyarakat khususnya yang beracja di pedesaan.

2. Meningkatkan populasi

ayam

buras dan rnenekan mortaiitas.

3. Menambah pendapaian

rumah

tangga petani. 4. Menyempurnakan perneliharaan ayam buras kearah yang intensif.

T*hnolagi yang digunakan Teknologi budidaya ayarn buras yang Cianjurkan kepada petani peternak peserta INTAB adalah Sapta Usaha ayam Buras, yang meliputi: a. Pemilihan bibit yang baik b. Pencegahan dan pernbrantasan hama/penyakit c. Penyediaan kandang d. Pernberian Pakan tambahan

nesia, kebanyakan masih dalam pola

pemeliharaan secara tradisional. Pemeliharaan hampir sebagian besar

diserahkan pada alam. Ayam di umbar tanpa diberi pakan, kalaupun diberi pakan hanyalah sisa-sisa dari dapur rurnah tansga, kandang ala kadarnya, bahkan tidak sedikit yang mengandangkan di bawah kolong "amben dapur". Apalagi penanganan kesehatan hampir tak pernah terlintas dalam pikiran, namun ayam burasnya tetap berproduksi.

Alokasi ayam buras yang meluas di seluruh pelosok nusantara rnernpunyai prospek untuk dikembangkan. Didukung usaha pemerirr-

tah dalarn usaha melestarikan ternak-lernak lokal, disamping rnemberikan tambahan penghasilan bagi masyarakat di pedesaan. Sebenar"

nya biia dibudidayakan secara 4

Pejantan fias r:nfulr

katkan prad (Husbandrs)

m en i ng

u

kt iv

ifas Earas

HIJSTANDRY NO. 5 TH. III/1991


Penyuluhan"penyuluhan sec&ra

rutin dilaksanakan dikedua desa

tersebut. Seperti halnya yang dilakirkan di Desa Notog secara rutin pada tanggal I setiap bulan dilakukan

perterniran antara pengurus, pentbina dan anggotanya, dengan acara

^ff:'6*

penyuluhan baik dari Dirias Peternakan maupun dari Balai Penyuluhan Pertanlan (tsFP). Satu demisatu pro-

gram INTAB dilaksanakan secara bersama anggotanya di bawah binrbingan dan pengawasan dari Dinas Feternakan.

Pemiiihan Bibit : Bibit rnemegang peranan pefiting dalam menunjang keberhasilan dalam usaha bidang peternakan, baik peningkatkan pupulasi maupun Buraspun perlu kandang dan tambahan pakan (Husbandry)

e.

f.

Pengelolaan reproduksi

Penanganan pasca panen dan pemasaran g. Menegement usaha. Setelah melihat potensi ayam buras mempunyai masa depan yang

cerah, tidak sedikit berbagai pihak mulai melirik. Dari rnereka yang men" dapatkan juiukan konElomerat sampai pada yang rnenyebut dirinya "wong melarat" berlomba menggali mutiara terpendam. Keduannya memulai dengan upaya coba dan mencoba. Suatu hal yang biasa siapa

mencoba dan belum terlihat hasil-

nya, tidak sedikit ejekan cernooh datang bertubi. Seperti halnya yang diaiami Bp. Siam yang sejah tahua '1979 tanpa bekai dasar pengetahuan

yang cukup masalah

perayaman

tetap gigih dan "tutup kuping" dan hasilnyapun sekarang seoerti yang

terlihat didaerahnya. Hai senada diungkapkan pLlla oleh Bp Sujarwo yang juga sebagai perintis perburasan didaerahnya dan yang kini menjadi orang nomor satLl di kelompok tersebut (Ketua kelcrnpok). Dengan rnodal tekad dan kemauan keras beliau mulai memberikan "tulodho" kepada masyarakat di sekitarnya. Tanpa contoh nyata mustahil masyarakat rnau melaksanakan. Satu demi satu tetangganya

Bahkan tidak sampai di sini saja dalam usaha kaderisasi kelompok di ciesa tersebut telah terbentuk kelompok ternak Taruna Tani dan kini anggotanya berjumiah 24 orang. Tidak berbeda dengan di Desa Kr. Lewas Kidul kecintaan terhadap ayam buraspun mulai tumbuh, yang bermula Bp Muslich merintisnya. Dengan modal seadanya beliau me*

ce yang baik, egg production serta

dengan pemeliharaan yang lebih intensif lagi. Bahkan tetanggapun mengikuti jejaknya. Dan terbentuklah

diperhatikan. Perbandingan yang digunakan di kedua desa tersebut 1

nggali potensi ayam burasnya

Kelompok ternak "Cindelaras" di tahun 1985, yang sampai sekarang beranggotakan 21 orang. Pembinaan instansi terkait: Ornong tanpa bukti nyata sama saja bohong. Kata itu sering k!ta dengar" Apaiah arti sehuah penyu-

luhan yang diberikan ter:ri yang muluk-muluk bagl masyarakat, tsrutama bagi mereka vanE berpen" didikan pas-pasan atau bahkan yang tak pernah mendapatkan kesempat" an mengenyam bangku pendidikan. Namun keadaan di kedua desa kelompok ternak yang tidak jauh berbeda keadaannya dengan di atas dengan bekal pengalarnan dari hasil yang telah dilakukan tetangganya, tidak mengherankan kalau rnereka berusaha rnenambah pengetahuan

mengikuti jejaknya sampai terbentuklah Kelompok Buras "Ngudi Ra-

guna peningkatan usahanya.

harjo" di tahun 1988 dengan anggota

ditunggu-tunggu masyarakat akan

kini telah mencapai 120 orang. HUSBANDHY NO. 5 TIi. IIIIIOgl

produksinya. Guna menunjang usaha ini oi Desa Notog yang telah meraih juara I tingkat Propinsi Jawa Tengah, mendapatkan bantuan berupa pejantan ras unggul untuk memungkinkan dilakukannya persilangan dengan

Di

sinilah peran Dinas Peternakan mulai kiprahnya.

ayam lokal. Bantuan yang diperoleh

baik dari Dinas Peternakan Tk I maupun ll antara lain, pejantan

Hypeco, DecaIb, Harco

dan

Loghman.

Untuk mendapatkan performandaya tetas yang tinggi, perbandingan antara pejantan dan betina harus

: 101satu ekor pejantan melayani 10 ekor babon). Hasilnya terbukti performance yang dihasilkan sesua! harapan, sehingga tak khayal lagi produksi telur maupun anak ayam dari itu laku keras di pasaran.

Femberian Fakan Semuia pada pola pemeliharaan

secara tradisional pakan hampir iak dipedulikan lagi. ASrsp hanya dium" bar mencari pakan sendiri. Berangsur-angsur peiani memberikan pakan tambahan, yang dirnulal hanya pada pagi hari saja" Kemudian meningkat ditamhah sore harinya, walaupun masalah kandungan gizi kebutuhan ayam beium diperhatikan. Melihat

hasii yang menggembirakan dari perlakuan tersebut, waktu derni rvaktu mulai dilakukan coba-coba meramu dari berbagai campuran guna rytemperoleh produksi yang tinggi, narnun harga yang semurah

mungkin.

K


WWffiW WW WW,WWWWWffi WWWffiWffi bahkan sebuah Jembatan ikut mene-

esetiaan terhadap sesuatu terkadang begitu nisbi. Memang boteh dikata kesetiaan itu antara ada dan tak ada. Tapi itu rupanya tak terjadi pada diri pak Sujarwo. Nama yang sederhana tapi menyim-

gagal, masyarakatpun beralih usaha. Kali ini batu kali dan pasir upaya cobacoba mereka. Untungtah disaat krisis

pan potensi yang termasuk luar

dengan burasnya.

biasa. Sepuluh tahun beliau bergelut

"Saya benar-benar berangkat dari ketidaktahuan, jangankan kon-

dengan dunia ayam buras, waktu yang lama dan cukup kesempatan untuk merubah kesetiaan. "Setiap usaha itu mesti ditekuni dan pasti ada hambatannya", begitu kilah beliau ketika Husbandry berkunjung ke rumahnya. Tersebutlah Desa llotog, entah mengapa diberi nama demikian. Desa yang minus tanah sawah ini

tahun 1970 sampai dengan awal tahun 1980 memang bole dikata benar-benar "Notog". Penduduk desa yang biasa bergelut dengan lumpur sawah untuk menunjang ekonominya musti menekuni bidang yang lain, terrnasuk rneniamah hutan negara. Saat'pergampingan " mulai naik daun, penduduknya secara sporadis.berburu kayu bakar yang laku keras sebagai pembakar gampingHidup mengandalkan alam ini, tanpa mereka sadari hampir menghancurkan d6sa rnereka. Ercsipun timbul Di Desa Notog dari berbagai per-

cobaan yang telah dilakukan diperoleh formulasi ransum yang terdiri

dari konsentrat, jagung dan dedak. Adapun perbandingan masing-

masing 1 :2:7, yang diperuntukkan untuk ayam muda dan 2 : 3 : 15 untuk ayam dewasa (babon yang iebih bertelur). Sedangkan untuk Desa Kr. Lewas kidul pada anak ayam sampai

umur satu bulan diberikan pakan jadi, setelah itu diberikan ransum campuran konsetrat, jagung dan dedak masing-masing 3 : 5 : 12. Untuk memberikan tambahan protein banyak peternak di Desa Notog yang memberikan rayap dan bekicot Yang

bus kelalaian itu Merasa

ini muncullah seorang

Sujarwo

sentrat, pagar kandang saja tak mengenalnya", cerita Sujarwo lebih lanjut. "sebenarnya yang pertama kali

memelihara ayam buras

ini bukan

saya, tapi pak Siarn pada tahun 1979', aku banyak tiga anak ini. Baru

tahun 1980 saya "bertujuh belasan"

mencoba merintis usaha ayam buras. Dan empat tahun kemudian usaha yang ditekuni tanpa terasa membuahkan hasil sehingga tetanggapun mulai meniru dan Dinas Peter-

nakanpun mulai melirik. Sampai akhirnya tahun 1988 terbentuk kelom-

pok tapi ternak Ngudi

Rahario. Jumlah anggota kelompok terus mernbengkak, tahun 1989 menjadi 34 orang. Entah karena kekeramatan angka 17-nya atau karena ada ayam berkaki lima yang ingin dijadika "ciri wanci" ayam desa Notog. tahun 1990 kelo,"npok ini terpilih sebagai wakil Karesidenan Banyumas ke lomba

...,.

menang. Dan paling akhir:tanggal 19 Nopember 1990 sebagai wakil Jateng

ke penitaian tingkat nasional. "Bagi saya apa toh artinya perlombaan," tapi hagi kelompok jelas sangat berarti". jelas pak Jarwo selanjutnya. "Yang jelas t<ami ada sekarang ini karena usaha keras kami, terus terang pihak lain melihat kami, .,.. ya setelah ada ini". ungkapnya

lebih lanjut. Sekarang pihak Bank

telah menanamkan

kepercayaan

pada kelompok, begitu pula Dinas Peternakan dengan tenaga penyuI

u

hannya.

Begitulah Sujarwo dengan kesetiaannya pada ayam buras, yang tanpa disadari kiat 17-nya telah mampu melindas krisis yang melanda desanya. Kini, seperti pepatah ada gula ada semut, pihak-pihak lainpun mulai

merubung, tanpa mereka tahu, itu adalah buah perjuangan tangantangan yang keras. Dan ketika langit mulai rembang petang kami berpamitan. meski gerimis belum juga berhenti. (Zh. Joewono)

katan produksi ini adalah usaha

dirajang-rajang. Kandang dan Penanganan Kesehatan

Cara pemeliharaan yang dilakukan secara intensif ini, diantaranya masalah penyediaan kandang dan upaya penanganan kesehatan ayamnya. Perkandangan di kedua kelompok ternak itu sudah disediakan secara tersendiri antara kandang untuk ayam periode starter

dan periode produksi, serta sudah dilakukan pemagaran keliling, walau

dari bahan bambu ataupun

tani ternak tingkat propinsi, dan

kayu-

kayu bekas.

Tidak luput dari upaya pening-

penanganan kesehatan. Dalam hal ini untuk pencegahan penyakit telah dilakukan program vaksinasi secara teratur. Pola yang dipakai di kedua kelompok itu 4 : 4 : 4, yang berarti vaksinasi anak ayarn 4 hari, kemudian dilakukan lagi umur 4 minggu selanjutnya umur 4 bulan dan secara

teratur diulang kembali setiap 4 bulan. Vaksinasi yang dilakukan selama ini adalah vaksin ND. pelaksanaan vaksinasi ini dilakukan oleh taruna tani. Sumber dana diperoleh dari swadaya peternak dengan iuran Rp. 45,Jdosis.

Bersambung ke hal. 9 HUSBANDRY NO. 5 TH. III/1991


WMffi

0lcl : Pul;.?,,l,,, ,ffi

embicarakan masalah ayam rupanya tidak akan dijumpai perasaan yang membosankan, apalagi ayam buras alias ayam kampung kini mencuat kembali kepermukaan dan mulai banyak yang

ffi

ffiffii

menggandrunginya. Belum lagi

t:i:",:ii;:

ffi

perkembangan ayam ras yang selalu

menjadi bahan omongan, fluktuasi harga yang terus bergoyang dan kian

bergejolak. Keppres 50/1981 belum lagi berusia satu dasawarsa sudah tak kuasa lagi dan muncullah Keppres 2211990. Diantara jenis ternak ayam memang paling sering timbul masalah, seolah dunia perayaman membuat tidak merasa ayem. Perkembangan Ayam Buras Ayam Buras. Barangkali semua orang telah mengenalnya. Bukanlah

ternak baru bagi kita, karena

Buras yang rnemberi harapan cerah masa depan (Husbandry)

sebenarnya tidak lain adalah ayam

kampung yang sudah berkeliaran disekel

lama

ing kita. Sebutan ayam buras muncul beberapa tahun terakhir ini. Diantara masyarakat kita memang belum begitu banyak yang mengenalnya, terutama bag i mereka yang bertempat tinggal di pedesaan. il

Bahkan sampai sekarangpun bila kita menanyakan kepada penjual di pasar daging/telur ayam buras masih banyak yang kebingungan, tetapi bila kita menyebutkan ayam kampung, maka mereka akan segera menangkap maksud itu. Rupanya nama ini

daerah dan versi masing-masing. Apalah arti sebuah nama. Namun yang lebih penting bagaimana kita meningkatkan produktifitasnya dan mengapa banyak yang berlomba terpada akhir-akhir ini. Kuman diseberang Nautan tampak, gajah dipelupuk rnata tiada nampak. Suatu peribahasa yang mengingatkan kita beberapa tahun silam, banyak petani yang bangga dengan tanaman-tanaman yang berbau luar

jun menekuni bidang buras

memang sudah melekat dihati masyarakat. Sebutan ayam kampung beralasan penyebaran ayam ini di kampung-kampung di seluruh wila-

negeri. Tak khayal lagi banyak tanaman mengalir dari negeri seberang. Tidak sedikit yang

setiap

luar negeri, yang konon semakin jauh

yah nusantara, hampir di

kepengin mencari-cari yang serba

rumah dapat dijumpai, walau hanya satu atau dua ekor saja. Sebenarnya sebutan ini belum 'pas' karena sekarang masyarakat di kotapun

dan aneh negeri itu, semakin tinggi harga dan naikiah gengsi si 'pengoleksi'. Mulai dari yang Jambu

Adalagi sebutan ayam sayur, karena

timun Jepang. Dan bidang peternakanpun kebagian juga dengan Ayam Bangkoknya yang begitu

banyak yang membudidayakan.

dagingnya yang enak disayur. Dan masih banyak lagi sebutan menurut

HUSBANDRY NO. 5 TH. III/1991

Bangkok sampai pada yang Men-

populer itu.

Semula bagi perkemba-ngan ayam kampung (buras) sernenjak diperkenalkannya ayam ras, banyak

yang mengkuatirkan keberadaan

ayam ini akan tersingkir. Pada kenya. taannya tidaklah demikian. Biarpun

laju perkembangannya boieh dibilang'alon-alon waton kelakon',

namun cukup menggembirakan. Hal ini terbukti akhir-akhir ini banyak bermunculan peternak-peternak ayam

buras sampai pada yang berbentuk kelon:pok"kelompok. Banyak dari rnasyarakat yang beranggapan ayam

ini sebagai 'dewa penolong' dikala butuh uang, karena penjualannya

yang rnudah serta harga tidak begitu mengecewakan"

Bagi mereka yang berusaha dibidang perayarnan ini dengan modai senin-kemis, sehingga dirasa

tidak

mar"npu bersaing dengan pengusaha yang bermodal besar, banyak diantaranya yang lari rnembudidayakan ayarn buras. Bahkan tidak sedikit yang tadinya sebagai 7


peternak ayarn ras beralih ke ayam buras, seperti yang terjadi di daeral Ciamis, Tangerang dan Klaten serta daerah lainnya yang mampu menunjukkan hasil yang dapat diandalkan (Ayam & Telur, 1990). Bila dilihat dari segi produktifitasnya ayam buras masih jauh bila 0ibandingkan dengan ayam ras yang sudah begitu populer itu. Produksi ielurnya + 60 butir per tahunnya, mortalitas pada pemeliharaan rnasa awal (startefl yang tinggi, serta larnbatnya ayam ini menjadi

:lt l irl I ii:i ir j

.l

jiii] jiii. ,'i.

ll :

l

dewasa untuk siap berproduksi merupakan kendala penghambat

perkembangannya. Disisi lain keunggulan yang dimiliki ayam ini ketahan-

nya terhadap penyakit yang sering menjadi momok peternak selama ini. modalyang dibutuhkan tidak begitu banyak serta cara pemeliharaan mudah didukung daya adaptasi terhadap lingkungan yang baik merupakan faktor pendorong pengembangan ayam buras ini. Lahirnya program INTAB (lnten. sifikasi Ayam Buras) pada tahun 1985, merupakan salah satu bukti usaha pemerintah guna peningkatan produktifitas ayam buras ini. Salah satu tujuan dari program INTAB ini adalah penyempurnaan pemeliharaan ayam buras dari cara pemeliharaan tradisional menjadi lebih intensif. Menurut Rombe (1990) ayam buras yang dipelihara secara extensif (diumbar) produksi telur per tahunnya hanya 24 - 60 butir, sedangkan

cara pemeliharaan secara intensif dapat mencapai 151 butirpor tahun. Tidaklah terlalu berlebihan bila ayam

ini

dibudidayakan secara intensif

sepert! yang dilakukan peternak ang-

gota kolompok"kelornpok ternak tidak lagi sebagai usaha sambilan, namun dapat nnenlngkat menjadi usaha pokok dan memberikan sum-

bar lapangan kerJa baru serta pendapatan keluarganya dapat rneningkat.

Perkembangan Ayam Ras

Mengingat produktifitas ayam buras yang rnasih rendah dan belum dapat memenuhi kebutuhan akan daging dan telur, sejak tahun lima puluhan pemerintah mulai melakukan impor ayam ras. Pada tahap inilah merupakan tahap perintisan (1950-1S61). Kurun waktu berikutnya

I

Perkembangan Ayam Ras yang begitu pesat (Husbandry)

(1961-1971) sebagai tahap landasan

tidak seimbangnya biaya produksi

mulai timbul berbagai kendala penghaiang, namL!n rupanya para perintis perunggasan secara gigih memberikan daya dan upayanya sebagai landasan perkembangan unggas ini. Perkembangan ayam ras mulai terlihat kepopulerannya setelah adanya BIMAS Ayam dan hasil itu dapat kita ketahui yang meluncur begitu pesat dewasa ini. Perbaikan sarana dan prasarana akibat pesatnya pembangunan, menyebabkan suplai kebutuhan peernakan mudah diperoleh sampai ke pelosok-pelosok desa sekalipun. Kios-kios penjual Sapronak (Sarana Produksi Peternakan) mulai

dengan harga jualnya.

menjamur dimana-mana. Berbagai kursus peternakan pada masyarakat terselenggara baik dari pemerintah (Dinas Peternakan) maupun andii pihak-pihak swasta. Tahap inilah yang sering disebut dengan tahap pertumbuhan.

Harapan dan kekecewaan dalam suatu usaha merupakan hal yang biasa terjadi. Bidang usaha peternakan demikian pula. Jatuh bangun usahanya tidak mengherankan lagi. Pada tahun 1986 merupakan sejarah

tragis bagi dunia perunggasan di ln-

donesia. Harga jatuh tak terken"

dalikan, peternak kecil megap-megap dan akhirnya gulung tikar (mati). Bukan hanya peternak kecil, pengu-

saha produsen DOC tidak sedikit yang membakar DOC nya, karena

Seperti yang penulis kemukakan

diawal tulisan ini dunia perunggasan

khususnya ayam merupakan jenis ternak yang paling sering menimbul-

kan masalah. Coba kita simak perayaman (ayam ras pedaging dan peterlur) dewasa ini. Banyak peternak yang merasa tercekik karena harga

bibit (DOC) yang kian menaik, ada yang berteriak lantaran harga pakan menanjak, belum lagi yang menjerit merasa keuntungan usahanya hanya sebesar jentik dan seabrek keluhankeluhan lainnya.

Apabila kita telusuri perkembangan ayam ras ini masalah pokoknya terpusat pada relayakan ekonominya" Keppres 50/1981 yang meru-

pakan salah satu kebijaksanaan pemerintah dalam mengatur pola pembinaan peternakan ayam ras,

dimana pelaksanaannya disempur" nakan melalui poia PIR Perunggasan (1984) tak kuasa lagi menahan gejolak perkembangan ayam ras yang

begitu pesat. Dan muncullah Keppres 2211990 yang tidak lain guna mclindungi peternak kecil dari persaingan peternak yang bermodal besar dengan skala yang besar pula.

Menurut laporan Dirjen Peternakan dalam Rakor Tehnis Peternakan baru-baru ini (Januari 1991) kenaikan populasi ternak pada tahun 1989i1990 rata-rata 13,95 persen dan

HUSBANDRY NO. 5 TH. III/1991


ayarn ras Bedaging merupakan ler" nak yang paling tinggi kenaikkannya

yakni sebesar 21,3 persen. Sudah barang teniu kenaikkan popuiasi ayarrr ras pedaging ini cukuo membanggakan, sehingga ciapat rnembe-

rikan andil mensuplai kebutuhan pr*"

mungkin TIADA H,SRI TAtqPA GlZl dapat tercapai.* *

dalam norni& gizi ditingk*tkar: rnen" '11 grlkapitalha:'i dapat terpenuhi

Penulis arlalah Mahasiswa Fapet SK$ tr98$

tein hewani yang menilrut Wieiya Karya Pangan dan GlZi LlPl 1S88 jadi

dan peda akhirnya bukan tidak

Sambungan dari hal. 6 Produksi dan Pennasaran

Produksi telur yang diPeroleh peternak anggota berkisar 10 - 12

butir per periode, bahkan untuk Desa Notog ayam hasil persilangan dapat mencapai 18 butir, ujar kedua kelom' poknya. lnverval waktu yang dibutuhkan setiap periode Peneluran t 1C hari untuk Desa Notog, karena babon tidak langsung mengeram dan Pene-

afikaran Hp. 2.5[]$.'lkg babr:t hidup dan kebanyakan r*enrr.iu ke r*rnahrurnah makar: di da*rah Banyumas sendiri, selain di Caerah KeI'urnen dan Pemalang. Dari has!l penjuaian ini r"rntuk mengisi kas kelompok diambii Rp. 10,-/butir telur, Rp. 25,r'anak ayam dan ayam afkiran Flp. 100,-lkg, seiain itu juga dari vaksinasi Rp 5,"ldos!s.

tasan dilal<ukan dengan mesin tetas.

Peran Serta Perbankan

Tetapi berbeda dengan peternak di Desa Kr. Lewas Kidul kebanyakan peternak enggan menetaskan dengan mesin tetas" Hal ini dikarena-

Modai merupakan salah satu faktor penting guna menunjang keberhasilan suatu usaha. Masalah

kan persentase tetasnya

rendah,

yang dikarenakan kurangnya waktu untuk pengawasan terutarna pemu-

taran telur setiap harinya. Dengan demikian interval periode peneluran

modal diantaranya menjadi kendala bagi pengembangan peternakan, terutan'la peternakan yang berskai6 kecil (peternak kecil). tsegitu puia yang diaiami peternak ayarn buras di

kedua kelompok tersebut untiik

rnemperiuas usahanya yang kini pe-

rnilikkannya berkisar lima puluha* ekor.

Setelah rneiihat kenyataan

Desa, telah tersedia mernberikan kredit kepada peternak anggota kelornpok di des tersebut. Dengan persyaratan yang niudah, sebab hanya dengan surat rekomendasi dari ketira keiompok dan kepala desa

seternpat. Harapan dari pihak perbankan agar perkembangan perbu" rasan dapat berkembang lebih lanjut,

sehingga clapat menjadikan sebagai sumber iapangan kerja dan sumber pendapatan masyarakat di desa

tersebut. (Pdn/Zhj-Red)

iebih panjang.

Daerah pemasaran Produksi

baik telur tetas, telur konsumsi rlaupun anak aYam umLlr satLl minggu, sebagian besar untuk daerah sekitarnya. Pernasaran ini untuk Desa Notog diiakukan secara kelom"

pok, atau secara inciividu dengan mendapatkan persetujuan dari kelompok atau dalam keadaan ter" paksa, namun harus laPor kePada kelornpok. Sistim penjualan ini dilakukan untuk merranggulangi uiah tengkulak dan stabilitas harga terjamin. Harga pemasaran telur disesuaikan dengan asal babon lang menfi: hasilkan. Telur tetas yang dihasiikan ayann hasil persilangan dengan ayam ras Rp. 175,- dan hasil persilangan dengan ayarn Kedu Rp. 200,-. Untuk telur konsumsi Rp. 1S5," Penjualan anak ayampun begitu juga, dimana pen,lualannya dilakukan pacla umur satu minggu, hal ini dimaksudkan un-

tuk mengurangi resikc

kematian. Harga anak ayam hasil persilangan

dengan pejantan ras Rp.

700,-.

Sedangkan hasil persilangan dengan ayarn Kedu Hp. 750,- dan anak ayam lokal Hp. 650,-. Pemasaran ayarn

HUSBANIDHY NO. S TF'. IiiI1991

.._.4.,,W

fejantan

ke-

berhasilan peternakan ayam buras di Oesa l'Xotog Patikraja, mulailah pihak perbankan, eialam hal ini BRI Unit

Bisras nenatap masa depan {}lusbandr}}


M

Abh : lr. Bambang Suharno Apa xabar Husbandry?

Creng yanE membioani kelahiranmu satu per satu meninggalkanmu Merela adaiah sarg perlnfis yang rnetilasang huruf demi huruf di walahmu hingga kau tampak dewasa Pengasuhmu kini tentu segigih pendahutunya yang mampu memasang huruf demi huruf dari diri sendiri sampai kau mampu berkibar Pembacamu selalu menanti kibaran hurufmu itu meski mereka mungkin lupa untuk mengirim barang sehuruf saia Tak apalah, memang begitulah nasibmu begitulah nasib pengasuh-pengasuhmu yang harus merenda huruf, semefltara pembaca sulit berterima kasih pada pengasuhmu fl usbandry, kibirkan terus benderamu

cari pengurus yang handal dan dalam hal kesulitan klasik yakni dana. Begitulah, dengan melalui proses yang rumit, Husbandry akhirnya lahir. Spbagai makhluk yang baru

lahir, Husbandry kelihatan begitu 'bersahaja". Covernya, menurut

be-

berapa pendapat kelihatan pucat, lay outnya agak morak-marik dan isinyapun belum begitu menarik. Satu-

satunya kelebihan Husbandry waktu itu adalah bahwa ia bisa terbit lebih

baik dibanding

pendahulunya,

Mikapet.

Terbitan ke-dua, ketiga dan

ke-

empat semakin baik dan mempesona pembaca, meskipun beberapa kritik-

an muncul dari mahasiswa yang

le-

bih banyak "meminta" pada jerih payah rekan-rekannya.

etika seorang pengurus Hus" bandry meminta saya untuk

dry

menulis artikel untuk Husbanbeberapa waktu lalu, kalimat-

kalimat seperti di atas itulah yang muncul pada benak saya. Kemudian

rentelan peristiwa lahirnya Husbandry seperti berulang pada ingatan saya.

Kurang lebih empat tahun lalu, sebuah pertemuan dan diskusi yang hangat terjadiantara BPM dan SEMA

di Fapet Unsoed. Seorang anggota BPM di tengah-tengah disknsi itu ber-

tanya dengan nada yang agak tinggi, "Mengapa Media Komunikasi Peternakan (MIKA,PET) yang pernah terbit sekali dengan wajah "buram", seka-

rang malah bangkrut, bukan terbit

saya mencoba "membaca" ada apa

dengan meningkatkan anggaran atau meningkatkan iuran SEMA plus cari dana lain yang sifatnya donatur atau sponsor. Sedangkan masalah miskin-

dibalik peningkatan mutu Husban-

nya tulisan, redaksilah yang mestinya bertanggung jawab dengan berkreatif sendiri menyadur, menterjemahkan sambil mengadakan upaya untuk menumbuhkan minat menulis di kalangan mahasiswa. Petunjuk pertama bisa dimengerti, tapi yang kedua agaknya masih perlu diperbin-

Dua Tahun Husbandry. Tulisan redaktur yang terdiri dari 22 baris itu

cangkan lebih lama lagi. Namun karena waktu mepet (seperti biasa) diskusipun bisa selesai dengan beberapa kesimpulan. Sang waktu kemudian bergulir cepat. Ketika SEMA dan BPM ber-

dengan wajah yang diperbaiki?". Sang,$EMA-pun tersenyurn. Se-

ganti wajah, hampir semua orang yang bernafas di lingkungan Fapet

buah reaiita yang sebenarnya terdengar terlalu klasik dicobanya di-

menginginkan hadirnya sebuah media yang mampu menunjukkan identitas Fapet. Bahkan lebih dari itu, majalah yang dikelola mahasiswa ini

sampaikan sebagai jawaban yang diharapkan bisa dipertanggung jawabkan.

Bahwa dana, begitu jawabnya, memang kurang rnernungkinkan untuk rnenerbitkan sehuah rnajalah

yang baik. Disamping itu naskah

yang masukpun hampir-hampir tidak ada. 'Jadi, mau apa lagi?'SHMA balik bertanya dengan nada .retoris, poiunjuk, dengan nada rnenyerang. xCI

Sampai terbitan keempat ini

Dana, menurut BPM bisa diatur

dry. Marilah kita mulai dengan membaca rubrik WARTA pada hal 45 Husbandry No. 4 Th lli1990 yang berjudul

antara lain menyatakan bahwa sam-

pai saat ini Husbandry memang

belum mampu memenuhi selera pembaca. "Memuaskan semua orang yang

mempunyai keinginan beragam memang sulit", begitu kata redaktur. "Namun yang sangat disayangkan adalah rendahnya minat menulis baik di kalangan mahasiswa maupun dosen," tambahnya. "lni belum bisa kami mengerti", katanya dengan nada seolah kesal.

Dulu, begitu lanjutnya, banyak mahasiswa yang menuntut mengapa Fapet tidak punya majalah? Malukan

sama fakultas lain? Tapi setelah Husbandry hadir, mereka enggan

diharapkan mampu mengembangkan daya nalar, daya kreatif, dan berbagai

mengisinya.

daya yang lain yang selalu dibutuhkan mahasiswa. Tak heran mernang, bila kemudi' an pengurus SEMA sangat hati-hati rnembentuk pengurus Pers Fakultas. Sepengetahuan saya unit kegiatan Pers inilah yang menduduki pering' kat toratas dalam hal kesulitan men-

kekesalan (kalau tidak boleh disebut

Pembaca, begitulah rentetan kekecewaan) Redaktur Husbandry yang mampu mengusik pikiran saya untuk berkomentar. Mengurus majalah fakultas memang tidak ringan, itu pendapat saya. Apalagi kalau mahasiswanya kurang punya minat menulis seperti, kalau menurut redaktur,

HUStsANDRY NO. 5 TH. III/1991


dibandingkan dengan FaPet dari Universitas lain, Husbandry rnem" punyai keunggulan dalam at'ralisis rnasalah, redaksiona! dar: tidak mustahil dalam hai penilariaaii. Untuk perbandingan yang disebut terakhir saya lakukan ketil<a *aya mengikuti Munas lkatan Senat lvt*' hasiswa Peternakar lndanesia di

o o o

Unhas Ujung Parrelang;. Pada saat itu

setiap utusan SEMA mengadakan

tukar menukar nrajalah terbitan

ilN

SEMA,

Dari perbandingar:"Perbanding' an di atas seolah-olah kehandalan menulis mahasiswa Fapet di lndo" nesia kurang baik, dibanding dengan Fakultas lain. Benar alau iir.jak, say&

sendiri masih belurn yakin. Silakan pembaca mennbahasnya.

Mengapa mahasiswa Fapet tidak suka menulis padahal rnenuiis laporan adalah tugas rutin'? Pertarna, mahasiswa Fapet Unsoed.

Itupun baru yang rnenulis dalam ben-

Seorang pengurus majalah ini beberapa waktu lalu pernah meng-

tuk sederhana seperti teknis mengobati penyakit anu, cara membuat kandang tipe anu, cara memelihara ternak anu dll. Karangan argumentatif yang membahas persoalan

ungkapkan kekesalannya pada saya.

"Bayangkan," katanya, saya membutuhkan sepuluh artikel tapi yang masuk hanya delapan". "Dan dari

delapan tulisan itu, yang Pantas dimuat hanya dua" ielasnya dengan nada tinggi. Pengurus itupun lalu bercerita panjang lebar tentang betapa sulitnya mencari tulisan yang baik dari mahasiswa. Sementara dosen juga kurang punya minat menulis, meski tulisan dosen bukanlah yang diuta-

peternakan yang sedang mencuat di

permukaan hampir'hampir tidak per-

nah saya temui. Kasus biskuit

tulisan malah menanyakan," APakah tulisan yang dimuat bisa menambah

beracun, Anthrak di Boyolali, PIR persusuan gaya baru, pembakaran DOC 200.000 ekor di Bogor, pemberitaan di sebuah harian ibu kota tentang hormon pada broliler yang kemudian diprotes PPUI dsb., dst ternyata tak mampu menggugah intelektual kita untuk berbicara lewat media rnassa. Apa sebenarnya penyebab kondisi ini? Kemampuan menulis yang rendah atau budaya sikap apatis? Tak tahulah! Mudah-musahan tidak

kredit point?"

keduanya.

makan. Seorang dosen (mudah'mu'

dahan memang hanya seorang konon ketika suatu kali dimintai

Saya terus terang merasa agak

prihatin dengan keadaan semacam ini. Pengamatan yang saya lakukan ditambah pendapat dari beberapa

pihak (wartawan, mahasiswa dll)

menunjukkan bahwa minat menulis dosen Unsoed tergolong kurang dibanding dosen dari PTN lain Yang

Tentang rendahnya minat menulis di kalangan mahasiswa, saya bisa menilai benar, bisa pula salah.

Kalau yang dirnaksud mahasiswa adalah selain pengurus Husbandry, saya bilang oke. Tapi kalau yang

ada di Jawa. Penelitian mengenai hal ini memang belum ada. Akan tetapi,

dimaksud mahasiswa adalah semua mahasiswa tanpa kecuali, maka saya cenderung mengatakan minat menulis sedang-sedang saja. Kemudian

anda tentu mengakui bahwa untuk lingkungan Fapet saja misalnya, dosen yang biasa menulis di media massa bisa dihitung dengan jari.

yang luar biasa. Akan tetapi bila

HUSBANDRY NO. 5 TH. III/1991

kalau kita bandingkan dengan fakultas lain, tampaknya Husbandry tidak menampakkan keistirnewaan

menurut saya adalah buelaya sikaP apatis di kalangan mahasiswa. Diakui atau tidak sikap apati$ $â‚Źmakin hari semakin meiekat dt haii mahasiswa sejalan dengan mening-

katkannya sikap materiaiis. K.aia* benar demikian, bisa saja terjadi, ketika seorang pengurus majalah meminta kesediaan seseorang untuk

menulis, diperoleh jawaban, "Menulis laporan praktikum saja sering tertunda, buat apa capai"capai menulis untuk majalah!". Nah, kalau sudah demikian mau kemanakah Husbandry di waktu yang akan datang? Mudah"mudahan bukan me"

nguburkan dlri setelah para perintisnya satu per satu meninggalkan kampus. Keci ntaan tei'hadap alrnarnater

sedikit banyak akan berpengaruh terhadap kecintaan menampilkan tulisannya pada media mllik Fakultas. Mahasiswa yang mâ‚Źrasa "sayang" sama fakultas, biasanya senang mengembangkan potensi di dalam kampus lewat berbagai ke'

giatan seperti kegiatan pers. Kemampuan menuiis juga menjadi faktor yang !idak bisa dilupakan.

Diakui atau tidak. menulis dengan gaya ilmiah tapi akrab dengan pem" baca; tidak bisa dilakukan oleh eem" barang orang. Menulis dengan gaya kaku, ilmiah dan datar bisa tiilakukan oleh sernua mahasiswa karena begitulah menrang sebagial"l besar tugas Bersambung ke hal. 21 '!1


F{ASIL ffiMK&YASA ffiffiMffiTEKA TIAAK SELAftXANYA

K$T& TffiffiEEffi DAN DITERAPKAN Oleh : Hartanto

ft#snusia yang perniklrannya rnaju akan dihadapkan kep*da pemikiran yeng lehih ceBat, efisien dan praktis dalam hidupnya. l-la! ini yang mendorong manusia menciptakan dan rirengembangkan teknologi untuk menun;ang dan mennbantu kehidupannya, sehingga seringkali lupa akan akibatnya terhadap kepentingan oraRg banyak dan alarn sekitarnya. enger,lhangan teknoiogi sejak larla terbukri tidak bisa iepas cart hukum ekonom; drrri peri

laku sosial politik rnasyarekat

Cari

n*gara. Penenruai'r-penemr:an baru i'n*njaeli tir-iair irerarii hiia tidak dapat diterirna secara eiianori:i ri*n so:lial cleh masyaraka.t. Fen*muafi penet-ririar! ba{ u ini jug;a Lisa menjarJi 5unteraft{J !:agi dirini,a sencjiii hila ia sudah hie ata soal p:,i-,Jaganga!: :;eiig

n:*libatkan Liang eialrrrn juinlai"l bes

a

r. Pad a h a I

tre

n

e r ri

r.!

a ll - !ir": il e !"n u a n

[:aru irri dimaksi,id!:ai". rniara

iaii'i

juga untuk rner,'ll-'ierb*sar keuntungdtt

t-remikian a-1Ula Cen,.;air hasii remei'tipak.an ka1,65U genetika

"'arrg Tirjak se" ";agian dari i:ioteknologi, lanranya kita iefirla dan diierapkar

Ketika lvlonsanto, salah satu produsen ilST dari ASj i3 lainnya Ame" i'ican Clranamid, Etanco dan Upiohnl, nrenawa:'kan ke;rjasarna dengan un i" verslty r:f Wisconsin {UW) Madison untuk rneneliti dampak pemakaian BGti s*bagai pen:acu produks! susir

pade eRain petsrnakan sapi

di

Wis*oirsin, rni.inculah 0endapat pro cian p"or;ira clt,h ',vai'ge nrasyarakat

seirrnpat.

Ya:rg pra BST i:ersanrlar pada

pE'rsetrilr",an FDA. Sedar,g yang Kcn.

tra adalah meret{a yang rneragukan kredibiitas FDA. Beberapa kaii FDA pernah neirarik kernaa!i persetujuan' *ya terhadap penggunaan pestisida aiau bahan ki;'nia baru, yang ternyata heherapa waktu kemtidian menim"

billkan efek negaiii.

F,enggunaanya untuk kepentingan

Salall seorang ariggota

kita. Salah satu eontoh iranq rnenarik

seternpat, meiihat dari sisi lain, ekonorni. Tahun 1988 i000 peternak sapi di Wisr:onsir' gulung tikar akibat

aaalah kasus mulai dig:as.arkan horrfisn peffiaiu produksi susu hasii rekalrasa 6;enetil.la yang iiita kenai rlengan irarna BGH {.Bovine Growth l'1r:rnione) atau naiira ilntiahnlia Borie Sornateitrcpi n iBS !'i. f-'iasil rekayasa {Jerr*tika ini. efek pernakaiarrnya inasih inen jadi r:ercjeDatan 0rang. Ei negara L:agian Wis-

rii

ecns!rr A$, rnisalnya, awal Septrem-

b*r i?89 komisi k*geslatifnya

me"

nyetujui penggL,naan hormon buatan untuk pertr-;mbr:han paela sapi dengan perbandingan suara I: 7. Hor-

rron ini di sana dike:ral clengalr nan:a BGtl atau narira i!nriahnya BST (Bovi;:e $onratotropinl. Sejatr. tahun iS84 FDA (Foarl arrC IJrrrgh Adrni nisii'ation) surjah filerig'

ieinkan pe*ggun?an HG!'{, tetapi ;rrasih tei'batas cjalarn per*ohaan. I '") d

musim kering. Sedang tahun

DPFI

1?89

malah agaX o,,'er produksi. Sehingga

kalau hasii rekayasa genetika ini dapat rnern perbanyak produksi susiJ, 15 - 21c/c, akibatnya malah ekan merugikan peternak sendiri. Beli hor" mon tersebr.it berarti ongkos produk-

si naik. Tetapi harga jual

susunya

maiah turun karena kelebihan produksi. Dalarn hal ini yanE untung Mcnsanto. Kalau percobaan itu ber"

lrasil, omset penjuaian Monsanto bakai mencapai fip 894 milyar setahr"in. $ehingga timbul pertanyaan,

bisakah iinruwan"itnnuwan yang dialak kerjasama penelitian itu tidak goyah imannya hila diir-r-iing-imingi keuntungan miiyaran rupiah. Di Eropa, keionlpc;k konsumen

dan beberapa industri pengolah susu

menolak BST. Di Belanda dan Jer' i-nan tsarat, BST tegas dilarang. Di Inggris sedang ramai diperdebatkan. Lcndon Food Commission sudah

mensurvei para konsumen dan pedagang susu seternpat. i-iasiinya 92% responden rnenolak dan nrengharuskan uji ulang untuk mengetahui tingkat ksamanannya pada manusia, sisanya setuju tapi hasil produksi susu yang menggunakan BST harus dlberi labei pada kemasannya. Bagaimana dengan negara kita sendiri, yang masih mengimpor susu untuk mernenuhi kebutuhan daiarn negeri, apakah BST atau BGH cocok diguna-

kan (diterapkan) atau tidak. Yang jelas kita masih memikirkan untung dan ruginya, seanda!nya digunakan atau diterapkan daiam peternakan sapi perah. lni bisa kita tinjau dari segi ekonomi, misal saja produksi susu yang disetor peternak ke KUD dihargai Rp. 400/liter. Padahai ongkos produksi per liter susu Fip. 600, berarti nombok Rp. 200/liter. Biia pakai BGH/BST berarti akan gulung tikar alias bangkrut. Jika diterapkan pada peternak dengan skala kecil pemeliharannya, sangat jelas akan membuat peternak mengalami kerugian. Masih banyak, hasil rekayasa genetika tidak dapat diterima secarh ekonomi dan sosiai oleh masyarakat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasii rekayasa genetika tidak selamanya kita terima dan diterapkan begitu saja cialam rneningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rrranusia. l'{artanto, Mahasisrva Fapet Angketan '87

HUSBANDHY NO. 5 Tt-I. IIi/1991


,HAND DEBEAKER' DWIGUNA UNTUK PEMOTONG PARUH DAN PENGARUH PERLAKUAN NYA TERHADAP PERTUM B AYAM PEDAGING Oleh : Galuh Widiastuti

?u

Sitat "kanibalisme" merupakan suatu matalah

pengelolaan usaha ternak ayam. Ayam kanibalisme akan menyâ‚Źrang ayam Iain atau telur yang ada dalam kandang, Bila silat kanibalisrna ini merajalela dalam satu perusahaan peternakan 6yam, tentu akan menimbulkan kerugian yailg besar. Karena .ayam yang meniadi

sasaran bisa terhambat pertumbuhannya, bahkan samp*i menyebabkan kematian.

anyak faktor yang menYebabkan munculnya sifat kanibalis' me pada ayam. Pencegahannyapun juga dapat dilakukan dengan banyak cara. TetaPi karena "senjata" ayam kanibalisme adalah ParuhnYa yang paniang dan lanciP, maka cara

yang paling baik untuk mencegah munculnya sifat kanibalisme adalah dengan jalan memotong ulung paruhnya.

Usaha untuk memberantas kani-

balisme umumnya bersifat Pencegahan, yaitu menghindarkan faktorfaktor yang mendorong munculnYa kanibalisme. Tetapi usaha ini tidak selalu berhasil, oleh karena itu perlu diiakukan pemotongan ujung Paruh secara berkala, sehingga keiajaman ujungnya berkurang dengan syarat ayam yang dipotong ParuhnYa masih tetap bisa makan dan minum secara wajar. Alat yang digunakan untuk memotong paruh ayam disebut "Debeaker". Hal yang menarik adalah "Electric Debeaker" Yang ada di ln' donesia sampai saat ini masih diim-

por dari negara lain dengan harga yang saat ini rnasih diimPor dari negara lain dengan harga Yang sangat tinggi, yaitu sekitar emPat ratus lima puluh ribu ruPiah (RP. 450.000,-). Tradisi impor sangat ber' tentangan dengan anjuran Pemerintah untuk senantiasa menggunakan

barang produksi dalam negeri dan anjuran untuk "mengencangkan ikat

HUSBANDRY NO. 5 TH. III/1991

pinggang" dalam Pembangunan di'

Alat yang dibuat diharapkan bisa menggunakan api sebagai

perusahaan peternakan aYam di lndonesia aKan meningkatkan Pula kebutuhan terhadap debeaker. Bila tradisi impor barang ini tidak segera diatasi berarti akan memboroskan devisa negara. Hal ini tentu akan

sumber pernanas mata pisau. Pema-

segala bidang. Meningkatnya jumlah

menghambat usahh Pemerintah untuk mencapai kondisi tinggal landas pada PELITA Vl nanti. Disamping itu, harga electric

debeaker impor tersebut tidak terjangkau oleh peternak berskala kecil dan menengah. Ak!batnYa golongan

peternak ini menggunakan Pisau panas, yaitu pisau Yang sudah dipanaskan di atas aPi. Pisau Panas yaitu pisau yang sudah diPanaskan di atas api. Pisau Panas ini kurang praktis penggunaanya, karena masih

diperlukan alat pembantu lain pada saat melakukan pemotongan paruh, serta pemanasannya harus berulangulang dan membutuhkan waktu Yang relatif lama.

bedangkan model alat "Hand

Debaker" dibuat sedemikian rupa

sehingga bentuknya

menYeruPai

gunting. Solder listrik dan batangan

besi dihubungkan (digandeng) dengan bantuan baut. Elemen pemanas yang bersum' berkan dari listrik diharapkan bisa memanasi mata pisau yang diPasang

di ujung solder. Solder listrik

nasan dengan api

ini tlilakukan

dengan cara membakar mata pisau

yang dipasang pada ujung aNat di atas api. Hand debeaker yang diharapkan

bisa menggunakan dua sumber pemanas, yaitu listrik dan api, diberi nama hand debeaker dwiguna. Sehingga hand debeaker yang dibuat diharapkan bisa digunakan oieh seluruh peternak ayam, baik di lokasi

peternakan yang ada iistriknya

maupun yang tidak ada. Pemanasan debeaker yang ada listriknya rnaupun yang tidak ada. Pemanasan debeaker

dimaksudkan untuk mencegah pendarahan dan untuk memudahkan pemotongan, serta untuk menghamtlat pertumbuhan paruh. Adanya perlakuan pernotongan paruh akan mengakibatkan bentuk

fisik paruh yang berbeda

dengan paruh yang tidak dipotong. Para ahli luar negeri telah banyak rnelakukan

penelitian tentang pengaruh perlakuan pemotongan paruh ayam" Mereka mengatakan bahwa dari segi

isiensi dan f aktor kemudahan, maka waktu yang paling baik untuk rnelakukan pemotongan paruh adalah pada umur satu hari. Pemotongan paruh pada umur satu hari dengan rnetode biasa

ef

dilengkapi dengan pengatur voltase,

(dipotong sepertiga bagian atas)

yaitu 110 volt dan 220 volt.

lebih populer pada ayam Broiler. Dan l:3


pemotongan

ini cukup

dilakukan

sekali saja, sedangkan pada ayam petelur perlu diulang pada urnur 10 atau 12 minggu. Pemotongan paruh dapat menurunl<an tingkat mortalitas, meng-

hemat waktu dan dapat meningkatkan penghematan terhadap makanan. Pemotongan paruh pada ayam

yang diberi ransum crumble akan menghasilkan performans bulu yang baik, walau pun pengaruh rnakanarr pellet atau crumble dan rhash tidak

nyata terhadap efisiensi makanan dan pertumbuhan. Pengaruh pemotongan paruh dapat menimbulkan stress pada ayam yang hanya berlangsung selama iJua hari saja. Setelah dua hari,

kecepatan pertumbuhan antara

ayam tidak dipotong paruhnya dan yang dipotong paruhnya akan paralel.

Pertumbuhan adalah suatu fe-

nomena universal yang sangat kompleks mulai dari fertilisasi, pembelahan dan perbanyakan sel serta diferensiasi sel-sel. Pertum-

buhan murni yaitu menyangkut perturnbuhan jaringan dalam otot dan tulang serta organ-organ tubuh. Per. tumbuhan berhubungan dengan pertambahan massa tubuh yang tergantung pada waktu dan karakter spesies. Pada umumnya pertumbuhan di-

nyatakan dengan pengukuran

ke-

naikan berat badan dengan melaku-

kan penimbangan berulang

bahan berat badan tiap hari, tiap minggu atau waktu lainnya. Pertumbuhan paling cepat terjadi pada umur satu hari hingga enam atau tujuh minggu. Sehingga kecepatan pertumbuhan merupakan

pertambahan,berat badan per minggu, yang meningkat sejak anak ayam menetas sampai umur delapan

minggu setelah itu persentase pertumbuhan akan menurun. Pertumbuhan dipengaruhi oleh genetik, makanan, jenis kelamin dan cara pemeliharaan. Untuk ayam pedaging dapat mencocokkan konsumsi ransumnya untuk mendapatkan

energi yang cukup untuk pertumbuhan maksimum.

ulang dan diketengahkan dengan pertam-

Gambar model alat adaiah sebagai berikut:

I

r' Koterangan : 1. Mata pisau 2" Batangan besi 3. Baut 4. Elemen panas 5. Tangkai Bemegang 6" Pengatur voltaEe 'l l0 V atau 220

8

7. Solder

8. Kabel aliran listrik Pemenang

ll

Lomba Penulisan Artikel

bidang peternakan yang diselenggarakan

Majalah Husbandrytgg0, mahasiswa

V

Fapet angkatan 1988.

Pematangan Paruh rnengurangi pakan terceaer (Husbandry) 14

I

HUSBANDRY NO. 5 TH. III/1991


PEMANFAATAN PUTIIT TELUR SEBAGAH BAFIAN PENGAWET TELUR UTUTil Oleh : lr. Kusuma, MS Tullsan ini saya mak*udkan untuk memberikan pe$ielesan bagairnana pernanlaatafi prltih telur dapat dliadikan sobagaE bahesr untuk msngawetkan tslur utuh, $ebelum secara detail saya memjelaskan peranan putlh telur tersebut, ada baiknya saya sedikit ingin menguraikan gagasan pemanlaatan putih telur itu. ada mulanya, ada rekan saya yang menyatakan bahwa putih telur itu banyak sekali manfaatnya selain sebagai bahan pangan.

eegah keluarnya uap air dan gas dari

Antimikrobia

dalam telur. Selain lapisan mucin dan kera-

telur merupakan bahan pangan

Bahkan dalam obrolan itu, disinggung-singgung masalah daya rekat putih te!ur setelah putih telur lepas dari cangkang dan mengering. Se-

bang telur, ternyata masih ada potensi alami dari telur yang marnpu mem-

sumber protein.0leh karena sumber

pertahankan telur pada waktu pe-

itu mudah terdegradasi oleh mikrobla sehingga menjadi busuk. Hal ini d!tandai clengan bau spesifik yang rnenyengat hidung. Di dalam putih telur t*rclapat beberapa zat antimikrobia yaitu lesos!n, conalbumln, dan avidei. l""isosin

nyimpanan. Letaknya lebih ke dalam.

lama dimanfaatkan sebagai perekai

Kita kenal bahan itu adalah putih telur (albumin)" Dari beberapa buku disebutkan bahwa putih telur me-

kaca.

ngandung beberapa zat antirnikrobia.

cara tradisional, putih telur telah Tidak berhenti sampai dlsitu obrolan kecil itu. Beberapa waktu saya memutar otak sambil sebentarsebentar mengerutkan kening sambil

telunjuk dipijat-pijatkan ke kening tanpa sadar. Kata orang saya sedang

berpikir. Beberapa buku saya ambil dan saya amat-amati, ada apa di dalam putih telur? Telur, susu, dan daging merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perisable). Namun demikian diban-

ding susu dan daging pada kondisi penyimpanan yang sama, telur akan

lebih awet. Dari sini timbul per" : Apa yang menyebabkan

tanyaan

telur lebih awet? Jawabnya tentu sa-

ja

mudah. Telur dilapisi kerabang

sedangkan susu dan daging tidak dilapisi bahan pengaman. Namun ternyata setelah dipelajari tidak sese-

itu pertahanan telur bisa menjadi awet. Ternyata bukan hanya

derhana

kerabang yang memainkan peran utama sebagai pertahanan. Pada lapisan terluar dari kerabang ter-

Berdasarkan telaah yang rnasih

belum dilakukan orang, kemudian terpikir oleh saya, bagaimana kalau putih telur yang secara alanni mempunyai sifat sebagai zat yang dapat memperlahankan keawetan telur selama penyimpanan ini dirnanfaatkan untuk mengawetkan telur itu sendiri dengan cara mernanipulasi. Gagasan itu lalu saya coba mencari jawabnya. Pertama, secara teori-

tis putih telur dapat

dimanfaatkan sebagai bahan pengawet karena bersifat sebagai zat antimikrobia. Kedua

setelah putih telur dipisahkan dari cangkangnya dan dibeberkan secara

merata dan tipis, maka putih telur akan mengering dan kental. Sifat ini dapat menguntungkan pada proses pengawetan, karena pada kondisi demikian bahan tersebut memiliki nilai air bebas (water activity yang disingkat Aw) rendah. Seperti kita ketahui bahwa nilai Aw merupakan

Dari kacan'iata zat gisi. putih

protein, biasanya bahan $emacam

dilaporkan dapat melarutkan atau melisiskan sel mikrobia. Sedangkan csnalbumin berperan sebagai bahan pengikai ion-ion logam seperti besi (Fe), tembaga {Cu), dan seng iZn). Dengan terikatnya zat-zal tersebut maka zat-zat itu tidak dapat dirnanfaatkan oleh mikrotiia" Padahal sejurnlah kecil Fe sangat dibutuhkan

untuk pertumbuhan misalnya pada species"species Pseudonnonas yang merupakan bakteri utama pada perusahaan telur. Avidei berfungsi sebagai inhibitor bakteri karena kernanr" puannya bereaksi dengan biotin,

sehingga biottn tidak dapat dimanfaatkan oleh bakteri untuk tumbuh. Hal yang sama juga dilakukan oieh beberapa protein putih telur dan vitamin 86 sehingga hasil reaksinya tidak dapat digunakan oleh bakteri. Aktivitas Air (Aw) Kerusakan bahan pangan dapat

dapat selaput tipis yang dikenal

salah satu faktor yang dipertim-

terjadi secara kimiawi, *nzirnatis

bangkan dalam proses pengawetan

dengan lapisan mucin. Lapisan ini

atau penyimpanan bahan pangan. Ringkasnya, dari gagasan itu ada

atau mikrobiologis. Pada proses itu diperlukan air. Saat ini telah dike-

ternyata juga rnerupakan pertahanan

pertama dari sebutir telur. la mernpunyai kemampuan untuk mencegah masuknya mikrobia dari luar serta karena sifatnya yang merupakan lapis tipis menutup permukaan kera-

bang, maka lapisan ini dapat men-

HUSBANDRY NO. 5 TH. III/1991

dua hal yang mendasari keberanian saya memanfaatkan putih telur sebagai bahan pengawet. Yaitu putih

teiur sebagai zat antimikrobia dan dengan cara melapiskan tipis dapat bersifat memiliki nilai Aw rendah.

tahui bahwa air yang

diBenlukar_T

adalah air yang bebas {water acfivity = Aw). Seperii diketahui bahwa air paria bahan pangan ada dua ffiaeam

yaitu air terikat ialah a.ir yang terikat oleh komponen pefiyusirn bahan itu dan air bebas ialah air yanE tidak 15


terikat oleh komponen penyusun bahan pangan. Ternyata yang rnengendalikan awet tidaknya suatu bahan pangan adalah air bebas ini. Dengan air bebas (Aw) yang rendah rnaka pertumbuhan dan perkembangan mikrobia terhambat. Karena tidak tersedia air yang cukup untuk mendukung pertumbuhannya. Dasar teori ini orang sebagai suatu cara mema-

nipulasi membuat kondisi Aw rendah. Kalau kita menggunakan suatu bahan untuk mernanipulasi maka kita dapat menggunakan bahan yang larut dalarn air. $eperti gararn dan gula atau disebut humektan. Selain itu, mernanipulasi agar kondisi dapat mencapai Aw rendah adalah dengan cara pengeringan. lnilah cara penggunaan putih telur sebagai bahan pengawet yaitu dengan cara melapis-

dengan rnelihat nilai Haugh Unit (HU)

minyak keiapa, minyak parafin, waterglass sebagai bahan pelapis. Melihat potensi dari putih telur

perhitungannya mengandung unsur

dapat digunakan sebagai

cobaan yang saya lakukan adalah

dan nilai pli. Nilai HU di dalam pengukutan berat dan unsur peng-

ukuran tinggi putih telur. Seperti diketahui bahwa kedua unsur itu akan berubah setiap saat selarna penyinnpanan. Selain itu, sejalan dengan perubahan pada putih telur akan diikuti dengan perubahan pH putih telur. Oleh karena itu pendekatan dengan nilai HU dan pH dapat digunakan sebagai petunjuk awet tidaknya telur telur yang disimpan. Nilai l-{U dapat dihitung dengan

menggunakan rumus : HU = '100 log (H +7,57

-

'1,7.100,s2;

H adalah tinggi putih telur kental dalam mm dan

bahan

pengawet telur utuh, saudari Ening

Ngastri melanjutkan penelitian ini" Ada beberapa perbedaan perlakuan.

Kali ini dicoba inengawetkan tidak hanya ielur ayam ras, akan tetapi telur ayam kampung, ayam ras, itik dan puyuh. Hasilnya setelah disimpan selama 2 bulan cukup menge, jutkan. Ternyata'telur masih dalam keadaan baik dan layak dikomsumsi.

Kalau dirujuk dengan standart nilai HU termasuk kualitas A (baik). Dalam percobaan ini yang diawali dengan sebuah angan-angan & gagasan yang ternyata rnembawa hasil ini, sampai saat sekarang masih banyak yang harus dilakukan.

kan putih telur ke permukaan kerabang. Dengan cara seperti itu, permukaari telur terlapisi yang te!ah menjadi kering.

W adalah berai telur utuh dalam

Saya belum mempertimbangkan eko"

gflam.

nomis atau tidak akan tetapi dasar pijakan saya adalah bila suatu saat terbukti berrnanf aat, maka saya

Berdasarkan pengertian-pen ger-

keempat perlakuan ternyata telur yang dilap dengan alkohol meri-riiiki keawetan yang terbaik. Namun demi"

tian yang telah saya setrutkan ter" dahu!u, saya mencoba mengadakan

penelitian penggunaan putih telur untuk pengawetan telur utuh. Te!ur yang saya gunakan adalah ielur' ayam ras umur sehari yang saya ambil dari peternakan rekan saya di daerah Purwokerto.

Penelitian yang saya lakukan ada empat macam perlakuan. Perlakuan pertama telur saya cuci Cengan alkohol, kedua telur dilap kering dan ketiga telur dilap dengan kain basah hangat-hangat kuku dan yang ter-

akhir telur tanpa dibersihBan (sebagai kontrol). $ebut!r telur yang sarna saya pecah untuk diarnbil putih telurnya sebagai bahan pengawetnya. Dari sebutir telur dapat digunakan untuk melapisi 10-15 butir telur" Cara melapisi dengan mencelupkan telur

pada putih telur hingga

merata,

kemudian dikering anginkan sekitar sepuluh rnenit dan ditempatkan pada rak telur. Telur disimpan pada ruangan selarna 1,5 - 2 bulandengan setiap nninggu diamati keawetan. nya. Keawetan di sini diukur melalui

tingginya albumin dan penurui'lan berat telur (HU) serta perubahan pH putih telur" Dua Bulan Lebih Ukuran awet tidaknya dari per16

Setelah eliamati seIarna

1,5

bulan diperoleh hasil bahwa diantara

kian telur yang dilap alkohol dan diiap kaln basah hangat.|ustru masih

baik. $emua rnasih nampak iayak dikomsumsi dibanding dengan telur kontrol yang hanya tahan sampai 3 rningEu"

Dari hasil yang diperoleh dapat dijelaskan di sini bahwa Fenggunaan alkohol untuk membersihkan cangkang pada awal sebeium pelapisan dengan putih telur jeias merupakan tindakan awal untuk mengurangi

jumlah mikrobia sehingga dengan pelapisan putih telur pelapisan cara

ini menghasilkan yairg terbaik. Selain itu, secara umum dengan perlakuan

pada percobaan ini dapat diterangkan bahwa pertama-tama putih telur berfungsi sebagai zat ant!mikrobia & sekaligus pelapis permukaan telur. $eperti diketahui turunnya kualitas telur selama penyirnpanan adalah karena keiuarnya gas dari dalam telur seperti CO2 Uap air, H2S. Dan

pikirkan pembuatan putih telur

arra!og (s!ntetis) dengan didasari per-

timbangan penyelidikan zat-zat apa yang ada di dalam telur. Masih banyak peluang untuk rneneliti lanjut, misalnya umur putih

telurnya yang berberia, perkern-

bangan mikrobia seiama penyimpanan, jenis mikrobia yang ada, apakah ada pertumbuhan jamur selama penyimpangan dsb. Nah siapa

yang tertarik silakan mencoba sehingga hasil-hasil percobaan itu

bila kita himpun akan menjadikan in-

formasi yang sangat berharga. Demikian sekelumit informasi pentingnya pemanfaatan putih telur sebagai bahan pengawet teiur uluh. Mudah-mudahan tulisan ini dapat menggugah penelitian-penellt!an baru. lr, Kusuma, MS stal pengajar laboratorium Teknologi Haeil Ternak

selama itu dengan rnelapisi telur pada cangkangnya mencegah masuknya mikrobia ke dalam telur rnelalui pori'pori cangkang telur" Jadi prinsip kerja dari dalarn telur dan

rnencegah masuknya mikrobia ke daiam telur. Ferdasarkan hal ini banyak dilakukan orang dalam mengawetkan teiur misalnya dengan

Telitr

HU$BANDRY NO. 5 TH. IIII1991


DNAIIj}A$U}{ Rtj}tl?tjTR$td$\ umput raja atau dikenal pula

stek di bawahnya disebut siek kedua

dengan nama King Grass merupakan introduksi yang baru dikenalkan di lndonesia. Kemampuan produksi hijauannya tinggi, jauh melebihi jenis rumput unggul lain

(S-2) dan seterusnya hingga stek ke empat (S-4). Setiap stek bibit mern-

petani peternak yaitu rumput gajah. Daya tumbuh merupakan awal dari suatu kehidupan. Bagaimana kemampuan daya tumbuh tanaman

stek yang menunjukkan daya tumbuh paling baik. Pada saat penanaman, pada tiap bibit buku paling bawah

yang sudah banyak dikenal oieh

rumput raja, adalah

aspek pengamatan dalam tulisan ini. Peniiaian daya tumbuh bagi rumput

sebagai hijauan pakan, ada 2 (dua) macam. Penilaian pertama adalah daya tumbuh dari bibit yang baru ditanam (stek) pada areal yang baru diolah. Pada keadaan ini diamati

kemampuan bibit untuk memunculkan tunas dari stek yang masih belum mempunyai kelengkapan alat untuk melaksanakan pertumbuhan yang lengkap (akar cian daun). Bibit stek hanya mempunyai bakal tunas dan batang serta ruas. Penilaian ke dua adalah daya tumbuh tanaman rumput setelah terjadinya defoliasi. Cara penilaian ke dua tersebut lebih dikenal dengan daya tumbuh rumput akibat daya tekan deloliasi yakni

membandingkan aspek produksi pada periode defoliasi tertentu dengan produksi defoliasi sebelumnya. Pada keadaan tersebut tanarnan telah mempunyai akar, batang dan

khloropil dan bahan makanan cadangan. Pada kesempatan ini, pengamatan

di

lakukan berdasarkan

penilaian yang pertama yaitu daya tumbuh stek. Pelaksanaan Pengamatan

Bibit yang diamati daya turnbuhnya berasal dari satu batang tanaman rumput raja yang sudah cukup tua dan disiapkan untuk bibit. Satu batang bakal bibit dapat dibagi menjadi 4 stek bibit. Stek atau bagian paling atas yang paling dekat dengan

daun, dinamakan stek pertama /o

"

3 buku dan 3 mata tunas. Pengamatan atau penilaian

punyai

dilakukan terhadap ke empat jenis bibit stek untuk mendapatkan jenis

tertanam di dalam tanah, buku di atasnya tepat di permukaan tanah sedangkan buku yang paling atas terletak di atas tanah. Posisi penanaman hampir sejajar dengan permukaan tanah. Pada waktu penanaman, mata tunas terletak di samping kanan dan kiri batang. Hal

waktu yang digunakan untuk tumbuh. larna, karena kerasnya bagian (sel) kulit yang akan ditembus oleh sel tumbuh tunas sementara akar yang diharapkan untuk rnencari dan mendapatkan makanan belum ada. Pada keadaan seperti ini bagian batang bibit yang jauh dari buku tempat tumbuh tunas menjadi busuk karena pengaruh kadar air tanah. Makin lama waktu yang dibutuhkan untuk tumbuh dan makin rneluas prornenarik mengundang datangnya rayap. Jika bibit sudah dimakan rayap maka tidak ada kesempatan iagi untuk ber"

ses pembusukan, makin

ini dimaksudkan agar tanaman yang tumbuh akan turnbuh tegak ke atas, tidak menyebar ke samping. Setiap

tumbuh dan satu-satunya langkal: yang dapat diarnbil adalah derrgenr mencabut bibit dan rnenggantinya dengan hibit yang lebih muda. Pada stek bibit yang sangat

minggu masing-masing bibit

muda yang berasal dari batan6 deket

tanaman, diannati daya tumbuhnya sampai minggu ke tiga (umur tanam 21 hari). Bibit yang mati (karena kering atau busuk) dicatat.

dipengaruhi oleh sei tunas itu sendiri dan keadaan batang bibit. Sel turnbuh tunas akan lebih mudah rnenern"

Hasil dan Pembahasan Pengamatan sampai minggu ke

tiga, tercatat stek bibit yang mati berkisar antara 6-15 persen atau daya

tumbuh rumput raja 85-94 persen. Data tersebut menunjukkan bahwa daya tumbuh rumput raja adalah tinggi. Bibit yang sudah tumbuh (setelah 21 hari) ada yang telah memunculkan tunas sampai mempunyai panjang daun 20 cm, tetapi ada pula yang masih pada taraf penonjolan tunas bakal tanaman. Tercatat dari data lapangan, stek bibit yang paling muda (S-1), daya tumbuhnya 85 persen, yang lebih tua (S-2) daya tumbuhnya 94 persen, S-3 daya tumbuhnya 92 persen dan stek bibit yang paling tua (yang paling bawah, makin mendekati akar S-4) daya tumbuhnyh 87 persen. Bibit yang berasal dari tanaman tua atau stek bibit yang berasal dari

:

xqoian batang paling bawah

(S-4),

pucuk (S-1). daya tumbuhnya

bus sel kulit dibanding bibit yang berasal dari batang rumput yang lebih tua. Batang bibit yang dekat dengan pucuk, kandungan airnya lebih banyak dan karbohidrat cadangan dalam stek tidak cukup mendukung pertumbuhan. Kandungan air dalann bibit, besar kemungkinannya menguap" Jika kandungan air menguap sebelum sernpat bertumpuh dan ke luar akarnya, maka bibit menjadi layu, akhirnya butuk. Pada keadaan sef,erti ini bibit

harus dicabut dan diganti dengan bibit yang lebih tua" Stek bibit yang paiing tinggi

daya tumbuhnya adalah S-2 dan diikuti S-3, yaitu stek bibit yang berasal dari batang bakal bibit yang

tidak ierlalu tua dan tidak terlalu muda. Pada bibit ini, keiuarnya tunas dan baru, sangat didukung oleh kea-

daan stek itu sendiri yaitu sel kulil yang terlalu keras sehingga kenrampuan daya tembus sel tunnhuh tunas ,l'? t,


terhadap sol kulit, baik, karbohidrat

cadangan dalam stek batang sebagai energi, cukup dan mudahnya keluar akar baru yang akan mencari

dan mensuplai makanan

Humput ra,ja, di samping dapat menarnpilkan produksi hijauannya

yang tinggi, ternyata mempunyai daya tumbuh yang tinggi. Masih banyak hal-hal iain yang belum

kemampuan penampilan pertumbuh-

an dan produksinya pada berbagai tingkat intensitas sinar matahari. Hal ini penting untuk diketahui sebab

Pada tanaman rumput gajah, menurut Siswono Aminudin (1988),

banyak diketahui tentang rumput ra-

ja. Aspek-aspek untuk mengetahui kemampuan biologis, agronomis,

rumput raja yang mempunyai kemampuan produksi tinggi, jika ternyata dapat menampilkan pertum-

bahwa batang tanaman yang baik un-

kualitas nutrisi, penanganan pasca panen dan cara penyajiannya yang terbaik belum banyak diketahui sehingga hal ini merupakan aspek pe-

buhan dan produksi yang baik areal dengan intensitas sinar matahari rendah maka rumput raja dapat ditanam pada daerah perkebunan atau kehutanan untuk rnemanfaatkan tanah di sela-sela tanaman pokok. Apabila ini

bagi

tanaman yang akan tumbuh.

tuk digunakan sebagai bibit adalah batang tanaman rumput gajah yang

berumur 3-4 bulan. Berdasar

pengamatan daya tumbuh rumput ra-

ja (King Grass) di lapangan, maka

diduga ketentuan untuk pembuatan stek bibit bagi rumput gajah dapat digunakan pada tanaman rumput raja.

nelitian yang potensial bagi para penelitian (mahasibwa, staf pengajar

drt).

Penelitian yang sedang berjalan pada saat ini di Fakultas Peternakan

Unsoed tentang rumput raja adalah

terjadi, akan sangat menunjang laju peningkatan, perkembangan dunia peternakan di lndonesia. Dlsusun oleh : Kembang Terakhir Lab. Agrostologl

-

Unsoed.

FaPet

{(

Hâ‚ŹNpro'*a o

18

APfou

HUSBANDRY NO. 5 TH. III/1991


ii

AYAM PETELUR ANDA PHRLil' FORCE frlOLTING' Aleh : Zh. Joewano PetEmakan ayam petelur baik yang semi komersial ntuaupun yang tolah komersial eeringkali masih kurang begitu faham akan rnanfaat Force Molting. Hal imi terulama disobrbkan mstode Foree lt/iof,ting mernang masih belum begitu populer di lndanasia, solain itu karena maeih tingginya hnrga lual ayarn afkir (sebagai contoh harga jual ayam afklr dalarn bentuk p$tong di tingk*t psngecsr $ama dang*n harga jual ayam broiler).

orce Molting merupakan tindakan merontokkan bulu yang waktunya diatur manusia. Seperti diketahui setiap bangsa unggas

akan mengalami masa rontok bulu pada waktu-waktu tertentu. Dengan tindakan Force Molting bulu akan "dipaksa" rontok secara alami, se-

hingga selama perlakuan yang kurang lebih 2 bulan ayam akan berhenti berproduksi dan diharapkan pada tahun produksi ke-2 akan diha-

silkan kualitas dan kuantitas telur yang lebih baik. Hal itu akan tercapai bila selama perlakuan Force Molting ayam "benar-benar" berhenti berproduksi atau 0% hen-day. Lama atau tidaknya masa istirahat ini tergantung pada cekaman yang diberikan. Bila cemakan yang diberikan berat

ayam akan istirahat produksi cukup lama, begitu pula sebaliknya. Tetapi cekaman yang berat juga mengakibatkan kematian yang cukup banyak. Force Molting dapat menggunakan dua cara, baik yang konvensional

maupun yang non konvensional. Cara konvensional dengan meng. gunakan perlakuan sederhana dan dapat musah dilaksanakan peternak, yaitu dengan membatasi pemberian ransum dan air minum. Sedang cara

2. Membatasi pemberian air minum. Melihat kondisi iklim lndonesia yang panas metode ini sulit diterapkan.

3. Membatasi pemberian cahaya, Cara ini juga sulit diterapkan, mengingat kondisi kandang di daerah tropis kebanyakan menggunakan sistem kandang dengan dinding yang terbuka.

kan. Tulisan ini selanjutnya akan

ditekankan pada pelaksanaan Force Molting cara konvensional. Metode Force Molting yang sederhana menggunakan cara sebagai

berikut

:

1. Membatasi pemberian ransum. Cara ini mudah diterapkan, ayam dibiarkan puasa pada waktuwaktu tertentu, hanya makan se-

dikit untuk satu hari, lalu puasa lagi.

HIISBANDRY NO. 5 TH. III/1991

tak perlu pembatasan air

minum. Puasa makan perlu sesuai dengan

jadwal

di atas.

Umumnya

3

hari

setelah metode tersebut digunakan, produksi telur langsung terhenti. Produksi tahun ke-2 baru dimulai setelah

ayam mencapai produksi 5% Hen-

sebut. Untuk mengatasi persoalan pe-

Day dan berlangsung selama kurang lebih 6 bulan. Produksi yang dihasilkan memang tidak setinggi produksi tahun ke-1, tetapi kualitas telur lebih

laksanaan Force Molting di daerah tropis, Rasyaf dan Sugandi telah

sehingga bila dijual dalam satuan

menciptakan 3 metode Force Molting

kiloErarn tak akan rugi dan ayam tam-

4. Kombinasi dari ketiga cara

ter-

yang merupakan modifikasi dari North yang tak terlalu menyebabkan ayam tercekam, tetapi juga tak terlaiu ringan. Berikut ini cuplikan secara skematis metode Force Molting Rasyaf-Sugandi I yang dimodifi-

kasi dari metode "konvensional" North

baik, telur lebih besar dan berat,

pak lebih gemuk dan tetap sehat seperti semuia. Lalu bagaimana akan memulai pelaksanaan Force Molting?. Mulamula tirnbang 10% darijumlah ayam yang ada, ambilah "rataan berat hidupnya". Jadi hanya yang sehat

:

Hari ke 1

2 ,t

non konvensional dengan meng-

gunakan obat-obatan yang disuntik-

-

16.00 tetap diberikan minum). Bahkan untuk musim kemarau

08.00

Minuman

Makanan

Tidak diberikan ransum Tidak diberikan ransum

Diberikan miRum,

16 (pagi dan

Diberikan 4,5 kg ransum per 100 ekor

Diberikan

Tidak diberikan ransum

minum, 08- 16 (pagi dan malarn tldak) Diberikan minurn, 08- 16 (pagi dan malam tidak) Diberikan minum, 08- 16 (pagi dan malam tidak) Diberikan Diberikan

5 6

Sama dengan hari ke-3 Tidak diberikan ransum

7 8

Sama dengan hari ke-3 Tidak diberikan ransum

I

Sama dengan hari ke-3 Ransum diberikan seperti semula

10-55

08-

malam tidak)

Dari skema tersebut terlihat ada

dan normal saja yang boleh ikut se"

minum, tetapi puasa minum terbatas

cara dalam Force Molting. Sedang ayam yang terialu berat atau terlalu

pada pagi dan malarn hari saja fiam

tsersambung ke hal. 21

puasa ransum dan juga puasa

19


PENYAKIT PADA AYAM RAS DI INDONESIA DAN CARA PENANGGULANGANNYA Fenanganan kaeshatan pada tsmak, khurusnya

iyam

ras

semakin mendesak untuk dilakeanakan, Bctapa tldaft, relain populasi ayam ras baik peielur rnaupun pedaging yang meningkat pesat luga

besarnya kerugian yang dialami peterrak karena kurang

memperhatlkan pentingnya masalah kesehatan temaknya. Eerikut makalah Drh. Heri Setiawan d*ri FT. Esrlndo Combined yang dibawakan pada acara kursus seharl penarrganan kesehatan ternak yang dirangkum Hedaksi HUSBANDRY.

ari waktu ke waktu, nampaknya kejadian penyakit pada

pok peny ak it m en u I ar, y ailu penyakit yang dapat menular/ me' nyebar lari satu ayam ke ayam

1. Kel om

ayam ras di lndonesia masih saja merupakan masalah yang sulit cliatasi. Bahkan dalam beberapa tahun terakhir ini, perbendaharaan penyakit pada ayarn ras di lndonesia semakin bertambah dengan masuknya beberapa penyakit baru, seperti

misalnya IBD (penyakit Gumboro) EDS '76 dan Helicopter Disease. Berpijak pada kenyataan tersebut di atas, maka sudah seharusnya k!ta berpikir secara serius dan bertindak nyata dalam menyelesaikan masalah kejadian penyakit yang dapat berakibat langsung pada pencapaian populasi dan produksi ayam ras di

lain; kebanyakan dapat bersifat mewabah pada suatu populasi

ayam dan kerugian ekonomis yang ditimbulkan sangat besar. Mengingat dampak yang diakibat"

kan oleh kelompok penyakit menular ini cukup luas, maka kelompok ini yang dibahas secara mendalam. 2. Kelompok penyakit tidak menular, yaitu penyakit yang tidak menular/ menyebar; biasanya bersitat indi-

viduaf (kasusnya terbatas pada "satu-dua" ekor saja) dan kerugian ekonomis yang ditimbulkan re!atif kecil.

lncionesia.

Penyakit pada Ayam Ras

Kelompok Penyakit Menular

Secara garis besar penyakit pada ayam ras dikelompokkan men-

jadi

I

(duai, yaitu

:

pengamatan pada peternakan-peternakan ayam ras di berbagai

clilri(Etr' . 2A

I

Berdasarkan pengalaman dan

di lndonesia, ada beberapa penyakit yang memang sering terjadi dan menimbulkan masalah. Karena sifat, pola kejadian dan dampak yang diakibatkannya sangat besar, maka penyakit tersebut merupakan ancaman serius bagi keberhasilan usaha daerah

peternakan ayam ras di lndonesia. Dan, tentu saja merupakan kendala bagi tercapainya proyeksi populasi dan produksi seperti yang telah

ditetapkan. Penyakit menular yang masih sering didapatkan pada peternakan ayam ras di lndonesia adalah : a. Golongan penyakit viral : ND; IBD; IB dan EDS'76. b. Golongan penyakit bakteri :CRD; Snot dan Kolibasilosis

c.

Golongan penyakit parasit : Koksi-

diosis. 1. ND(Newcastle Disease

kit Tetelo)

=

Penya"

Penyakit ini telah tersebar luas di

l&^lpR"o

,Rr'go

HUSBANDRY NO. 5 TH. III/1991


seluruh lndonesia dan belum ada satu daerahpun yang bebas. Dari waktu ke waktu, sifat dan kejadian

ND semakin "ganas". Nilai kerugian ekonomis akibat wabah ND

di lndonesia tersebar

dibanding kerugian ekonomis akibat wabah

dari penyakit Pada ternak lain.

2. IBD (lnfectionous Bursal Disease

=

Penyakit Gumboro) Walaupun terhitung sebagai Penyakit yang relatif "baru", namun

kejadian penyakit Gumboro ini sudah semakin meluas. Di iapangan, kasus penyakit ini biasanYa

bersifat subktinis dan seringkali terjadi bersama-sama ND. Penyakit Gumboro diperkirakan sebagai "penyakit masa depan" yang sangat rumit penanggulangannya, karena sifat virusnya yang persisten. 3. EDS '76 (Egg Syndome 1976 = Penyakit telur lembek) Mengingat cara penularan virus Sambungan dari hal.

11

mahasiswa. Tetapi menulis dengan gaya majalah Tempo rnisalnYa, mungkin hanya bisa dilakukan oleh

Gunawan Mohammad dan kawankawannya. Begitu pula menulis dengan gaya Kompas, Suara Merdeka, Berita Nasional dan juga Husbandry. Setiap media tersebut mem'

punyai gaya khas yang ditentukan oieh redakturnya. Tempo mungkin akan berbicara sesuatu dengan tajam tapi enak dibaca. Kompas berbicara dengan serius disertai dengan

data akurat dan terbaru. Monitor (yang almarhum itu) lebih suka yang bombastis dan mengandung unsur seks, bahkan setiap kali menampilkan seorang tokoh wanila, ukuran

viial hampir selalu disebutkan. Dan begitulah, setiap media massa mem-

punyai tulisan yang layak bagi terbitannya, sehingga kemudian mun-

cul istilah tulisan layak KomPas,

layak Tempo dsb. yang sernuanya diatur dengan menyesuaikan siapa pembacanya. Tulisan yang Layak Husbandry mudah-mudahan sudah diatur oleh redakturnya sehingga bila pengurusnya ganti Husbandry tetap mampu berbicara "inilah saya!".

Akhir Kata Kalau diringkas, sebenarnya ada

HUSBANDRY NO. 5 TH. III/1991

EDS '76 adalah vertikal (transovarial) dan horisontal, maka kasus penyakitnya semakin sering didapatkan. Kerugian ekonomis Yang ditimbulkan cukuP besar, aPalagi bila menyerang ayam Pada saat puncak produksi.

4. lB (lnfectious Bronchitis

:

Pe-

nyakit sesak nafas) Penyakit ini kurang begitu men' dapat perhatian, waiaupun dampak yang diakibatkannYa cukuP besar. lB dapat menyerang sernua tingkatan umur ayam dengan gejala dan akibat yang berbeda. Tu-

juannya ialah mengurangi "chailenge" dari alam/lingkungan. 2. Gizi tinggi Gizi tinggi membuat kondisi tubuh

tetap prima, sehinga tubuh aYam

"siap siaga" terhadaP serangan penyakit. Pemberian vitamin (khu' susnya vitamin A, E dan C) secara teratur, membuat ciaya tahan tubuh ayam tetap tinggi. dua aspek penting yang berkubang dalam permasalahannya rendahnya kuantitas dan kualitas tulisan mahasiswa yaitu kemauan dan kemampuan. Kemauan menulis sangat dl-

3. Yaxsinasi secara tepat Vaksinasi masih merupakan tin" dakan utama dalam usaha Pencegahan penyakit. Untuk mendaPat' kan hasil vaksinasi yang cPtimal maka harus CiPenuhi {iyarat-sya" rat sebagai berikut:

a. kualitas vaksin harus terpercaya

b. tatalaksana dan program vaksinasi harus baik dan benar

c. reaksi tubuh ayam

vaksin harus

terhadap

prima.

4. Pengabatan secara efektif

&

ef isien.

Bila sudah terjadi serangan penyakit (bakteria! atau parasiter) obat yang dipergunakan harus ampuh, arnan dan ekonomis. Perlu diperhatikan bahwa dosis dan lama pemberiannya harus sesuai dengan yang dianjurkan agar kesembuhannya tuntas. **'

Sambungan

hal.

19

ringan tak diikut sertakan. Setelah

tentukan oleh sikap yang berkembang di lingkungan kampus. sedang kemampuan lebih ditentukan oleh faktor kesukaan, kebiasaan dan faktor genetik. Menurnbuhkan kemampuan bisa dilakukan dengan cera-

tahap seleksi selesai, lalu diberikan antibiotika rnelaiui air rninum. Mak" sudnya untuk menghilangkan sisa penyakit yang mungkin ada. Setelah itu ayam siap di Force Molting. Cukup rnudah bukan?. Nah, sekarang tinggal terserah anda. illerrcoba melaksanakan Force

menumbuhkan kemauan harus dili-

Molting atau tetap menjualnya se-

mah/pendidikan pers" Sedangkan

hat dulu penyebab utamanya.

Kemauan dan yang tarnpaknya akan

kemampuan inilah men

jadi

"pekerjaan rumah" bagi Pengurus Husbandry di masa sekarang agar di

rnasa menda.tang Husbandry tetap rnampL! rnengibarkan huruf di dunia

bagai ayam afkir padahal umur ayam tersebut belum tua atau masih dalam usia pnoduktif , sedang untuk rnernu-

lai dari awal terasa berat karena harga DOC yang saat ini terus"

menerus membaik (baca "tinggi"), belum lagi bebqrapa kendala yang

peternakan.

mungkin muncui. Selarnat mencoba.

Bambang Suharno, alumnus Fapot 1989 kini "petemak hurut" (warlawan) sobuah harlan dl Yogyakartl

Zh. Joewono, mahasiswa Fapst Angkatan

sKs'86


PHNTINGNYA AIR BAGI TERNAK Oleh : Mulyono

Ain rnenupaka*t kebutuhan bagi semila makhluk hidup terrnasuk juga ternak. Ternak akan lebih r-*enderite d*ngnn hilangnya air darl pada kekurangan makanan. Narnun kepentingan air bagi ternak kadanE,kaclang kurang dipahamibahkan tidak dipeihatikan oleh peternak- Mungkin mereka mlngangtiaB air adalah barang murah bahkan dapat diperoleh dengan cuma"cuma sehin-gga lebih tertuju-jad-a perenar? lislk darn peda paranan kimia air bagi tubuh ternak (yang rnereka pelifuara).

enyataan menunjukkan bahwa air menyusun kira-kira 75% jaringan lemak di dalam tubuh. Dari sernua zat-zat makanan

yang diperlukan oleh tubuh, air menemFlati proporsi yang terbanyak. Dari penelitian para ahii menunjuklcan bahwa komposisi tubuh hewan dewasa 50% tertjlri dari air, 16a/o ptolein. 209/0 lemak, 1% karbohidrat dan 4% minera!/abu. Komposisi ini tidaklah mutlak bahkan pada keadaan tertentu kadar air menjadi lebih tinggi, misalnya pada ternak sapi saat

konsepsi kadar air mencapai 95% dan pada saat baru lahir kadar air sekitar 74,2 persen. Fungsi Air Bagaimana air merupakan kebu-

tuhan muilak bagi ternak karena fungsi dan peranan vital dalam proses kehidupan. Daian"r proses kehi, dupan ternak air mempunyai fungsi antara lain : 1. Sebagai pengangkut zat-zat makanan dalam proses metabolisme.

2. Sebagai pengatur stabi!itas suhu tu

buh.

3. Sebagai komponen darah dan cairan limpha. 4. Sebage.! pelembr"rt bahan bakan sehingga rnudah dicerna dan di, serap oleh tubt-:h. 5. Merupakan L,agian utama zat-zatdalam tuLruh dalam kaitannya de-

ngan perssndian {pertautan persendian), merupakan cairan sino.

vial, rnernbantu mata untuk melihat dan membantu telinga untuk menrlengar. Surmber air

Untuk berbagai fungsi tubuh, secara urnurn air diperoleh rnelalui air mlnum, air yang terrjapat'di dalam

bahan makanan serta air metabolik yang di dapat sebagai hasil dari ok"

tz

I

sidasi makanan dan syntesa dari molekul yang komplek di dalam tubuh. Kebutuhan air Kebutuhan air bagi seekor ternak tidaklah selalu sama/tetap dan hal ini tergantung pada keadaan ternak sendiri serta faktor extern yang mempengaruhinya beberapa faktor yang mempengaruhi banyaknya air yang dibutuhkan oleh iernak yaitu: 1" Berat badan Ternak dengan tubuh yang iebih

2.

berat membutuhkan air yang lebih banyak dibanding ternak dengan berat badan lebih ringan. Keadaan dan banyaknya pakan

yang dikonsumsi Pakan yang lembab atau dilem-

babkan atau lebih banyak kandungan airnya akan mengurangi kebutuhan seekor ternak akan air"

Ternak yang mengkonsumsi pakan lebih banyak akan lebih banyak membutuhkan

air

dari

pada ternak yang mengkonsumsi

pakan dengan jumlah lebih sedikit. 3. Umur atau fase kehidupan Ternak yang berada pada fase per,

tumbuhan membutuhkan air lebih banyak. Misalnya ayam pada fase

pertumbuhan membutuhkan air sebanyak 2.5 kali dari pakan yang

dikonsumsi. Sedangkan pada ayam dewasa (f ase produksi) membutuhkan '1 ,5 kalinya dengan catatan suhu lingkungan optimal. Hal ini berkaitan dengan keadaan tubuh ternak di mana pada ternak muda kandungan air di dalam tubuhnya lebih banyak dari pada ternak yang sudah dewasa/tua. 4. Keadaan suhu keiiling Makin panas atau tinggi suhu di

dalam

di luar

kandang maka

makin besar kebutuhan airnya.

5. Jenis pakan yang dikonsumsi Ternak akan lebih banyak membutuhkan air jika jenis pakan yang diberikan mempunyai kandungan Bahan Kering yang lebih tinggi

dibandingkan apabila diberi

pakan dengan kandungan Bahan Kering yang rendah. 6. Tingkat produksi Makin tinggi produk yang dihasitkan ternak. makin besar jumlah air yang diperlukan cleh seekor ternak.

Penentuan air untuk jenis ternak

pada kondisi tertentu yang sesuai

nilainya terbatas bagi keperluan yang umum. Jurgens (1955) memperkirakan konsumsi air bagi beberapa

ternak adalah

: Babi, 1,5 - 3 gal/

- 3gal/ekorlhari; sapi, 10 - 14 gal/ekor/hari; kuda, 10 - 14 gal/ekor/hari.

ekor/hari; domba, 1

Delisiensi air dan akibatnya Tubuh ternak setiap saat akan kehilangan air, sebagai akibat dari metabolisme yang terjadi di dalam tubuh dan air yang hilang merupakan hasil sisa proses tersebut. Hilangnya

air dari tubuh ternak yang paling

banyak ierjadi melalui saluran pencernaan. air kencing. saluran pernafasan dan melalui kulit sebagai keri ngat.

Kekurangan air menyebabkan terganggunya fungsi air di dalarn tubuh ternak sehingga proses dalam tubuh yang berkaitan dengan fungsi

air juga terganggu. Jika air yang hilang melalui penuh sekitar 2-3

perssn dari berat tubuh maka akan menganggu dan mengurangi nafsu makan (anoreksia). Bila kehilangannya mencapai kira-kira 10 persen ia akan sakit kepala, hilangnya ingatan Bersanbung ke hal. 3g HUSBANDRY NO. 5 TH. IIIi1991

1

:


DEREGULASI PETERNAKAN ,,YES OR NOT" Oleh : Hendra

f'Dunia peternakan tidak mernbutuhkan deregulasi", inidiungkapkan Prof. Mubyarto seperti dikutip harian Kompas I November 1990. llal ini membuat saya bertanya datam hati. Apalagi ditambahkan oleh pakar ekonomi pertanian itu bahwa arah yang diinginkan dalam pembangunan bidang petemakan bukanlah masalah pertumbuhan, tetapi lebih dituiultan tiOa* membutuhkan deregulasi? Pemerataan

yang seperti apa yang ingin dicapai, pemerataan pendapatan atau hanya sekedar pemerataan imerasakan'? dalam artian peternak juga mengkonsumsi produk peternakannya sendiri. ika memang hanya pemerataan

'merasakan' yang diharapkan, ini akan mendukung program pemerintah yang mencanangkan peningkatan konsumsi p!'otein hewani asal ternak. Namun hal ini harus juga memperhatikan kesadaran akan gizi yang masih rendah dari para peternak sendiri, mereka lebih rela menu-

karkan sebutir telurnya untuk mendapatkan beberapa ikat kangkung daripada memasaknya sendiri. Sarnpai saat ini tahap swasembada dalam pemenuhan protein asai ter-

nak memang belum dicapai. Guna mencapai tahapan ini mutlak diperlukan kondisi di mana kegiatan sub sektor peternakan tumbuh berkembang secara baik, sejak bidang budi daya sampai industrinya. Jelas terlihat bahwa untuk terlaksananya pemerataan 'merasakan'pun masih diperlukan tahap pertumbuhan di berbagai bidang usaha peternakan. Dalam pemerataan pendapatan peternak ada satu hal yang diung-

kapkan Prof. Mubyarto yang mem-

buat saya kembali bertanya-tanya dalam hati {sbg. orang awam dalam ekonomi pertanian). Seperti dikutip

Kompas, "Karena 'sebagian besar

berpendapat bahwa pendapalan para petani harus ditingkatkan karena jika tidak maka tidak akan ada konsumen bagi produk peternakan. Saya sendiri cenderung berpendapat justru melalui kegiatan produksi peternakan yang diusahakan para petani di pedesaan, akan dapat meningkatkan pendapatan mereka dari hasil pemasaran produksi peternakan ke daerah perkoiaan. Keadaan ini memang

tidak bisa dipungkiri. Di satu sisi

ningkatan produksi tetapi juga pada

masalah pemasaran produk yang dihasilkan peternak kecil binaannya. Dengan cara ini bukan tidak mungkin komoditi hasil peternakan menjadi andalan sebagai komoditi ekspor non migas. Deregulasi dalam dunia peternakan masih diperlukan dalam batasbatas tertentu dan tidak seperti halnya dalam bidang perbankan. Bidang peternakan mempunyai resiko yang

petani adalah produsen dari produk

cukup tinggi, sehingga kurang

peternakan tetapi kadang mereka

menarik bagi para spekulan untuk mempertaruhkan modalnya. Deregulasi yang dilakukan tidak akan menimbulkan persaingan yang membabi-buta dan ruwet. Deregulasi diharapkan akan dapat menekan peristiwa-peristiwa yang menampar

sendiri tidak rela mengkonsumsi hasil keringatnya karena di sisi lain

rnereka juga membutuhkan uang unkelangsungan hidup diri dan keluarganya. lronis memang, tapi inilah kenyataan.. !

tuk

Masalah pelik yang dihadapi bidang peternakan dewasa ini adalah

pemasaran. Peningkatan produksi

tidak mungkin tercapai tanpa didukung adanya saluran pemasaran yang mantap. Peternak masih kebingungan menyalurkan hasil usahanya karena memang belum adanyal lengkapnya sarana untuk itu. Mungkin di sinilah peninjauan kembali

kebijaksanaan pemerintah (deregulasi) masih diperlukan. Tidak hanya pembatasan jumlah pemiiikan ter-

muka dunia peternakan seperti misalnya pembakaran ribuan DOC atau menjeritnya peternak sapi perah karena harga susu anjlok di bawah

harga standar. Deregulasi diharapkan akan dapat menciptakan iklim yang sehat untuk dunia peternakan

lndonesia sehingga pertumbuhan yang merata dapat dirasakan oleh semua pihak yang bergelut dibidang peternakan"

lni hanyalah pendapat seorang fak. Feternakan yang tidak bisa disebut 'pakar'. jangan terlalu percaya dengan tulisan ini.

konsumen hasil peternakan dan perianian berada di pedesaan". Padahal jika kita lihat dari kesadaran akan gizi dan tingkat pendapatan acialah sebaliknya, yaitu konsumen hasil peternakan dan pertanian umumnya ada-

nak, tetapi juga tenang adanya suatu perusahaan besar yang menampung

produk peternakan yang dihasilkan peternak kecil. Salah satu contoh

Tetapi peternakan adalah dunia saya,

lah masyarakat perkotaan dengan tingkat pendapatan menengah ke

negara tetangga kita yang membagi bebe-

atas. Terutama untuk produk peternakan dan pertanian yang bermutu tinggi dan terpilih. Pada bagian lain Prof. Mubyarto HUSBANDRY NO. 5 TH. III/1991

rapa wilayahnya untuk dibina oleh perusahaan swasta. Perusahaanperusahaan ini tidak hanya bertanggung jawab terhadap masalah pe,

wa fakultas Peternakan. L,lntuk itu mari kita gali semua potensi peternakan yang ada demi kemajuan dunia peternakan, Cunia kita ....!

bisa kita lihat di sebuah

mahaslswa

dunia kita sen:ua sebagai mahasis-

Hendra K. Mahasiswa Fapet SKS 87

23


UPM ADAKAN VAKSINASI

alam rangka berperan serta mensukseskan program pemerintah menggalakkan potensi ayam buras di pedesaan serta mengisi salah satu kegiatan Semester ganjil 1990/1991, tlnit Pengabdian Masyarakat (UPM) Sema Fapet mengadakan Vaksinasi masal Ayam Buras di Desa Karang Gintung, Kec. Sumbang-Banyumas. Kegiatan terse. but berlangsung selama empat hari mulai tanggal 12 Oktober 1990 dan

berhasil di vaksin sebanyak

+

1500

ekor. Kegiatan tersebut diakhiri dengan penyuluhan kepada para pe-

terna& yang berlangsung desa setempat.

di

balai

(161 1.Red).

PURNA KELAS ntah siapa yang memulai dan kapan serta kenapa tradisi itu ada? yang jeias istilah purna keias (bubar kelas) lagi-lagi muncui

kembali ditengah-tengah kita. Ba. rangkali oleh karena di antara kita

ada yang akan lulus ataukah kita tidak lagi dapat berkumpul daiam satu ruangan seperti halnya hari-hari

yang lalu, ataukah mungkin masih ada berbagai alasan sehingga kegiatan itu tercetus.

Vaksinasi sa/afi safu bentuk oengabdian

anggotaUFM (Huibandry)

Kegiatan tersebut bagi bocahbocah SKS 86A berlangsung pada tanggal 13-14 Okt 1990 dengan me" ngambil lokasi di Obyek Wisata G. Selok, Srandii-Cilacap. Acara.acara yang teracik dalam kegiatan itu an-

Makan bersama guna merakit keakraban (Husbandry) tara lain rekreasi bersama yang dise" lingi dengan diskusi dan ramah tamah serta kesan dan pesan dengan tema "Kawan kita inisatu, tidak baik berbeda jalan" sebuah tema seder-

hana sarat makna yang mencerminkan suatu rasa kebersamaan cian persaudaraan. Pada malam harinya

dilakukan acara renungan serta pernyataan bubar kelas. Sementara itu secara terpisah segenap rombongan SKS 868 mengaCakan acara yang sama dan berlangsung di Lokawisata Pantai Ayah-Kebumen. (161 1-Fled).

UP3LANTIK ANGGOTA BARU Almamater menunggu kiPrahmu

ebanyak 131 orang anggota baru Unit Penelitian dan Pe. ngembangan Peternakan

(UP3)

salah satu unit kegiatan di bawah Sema Fapet Unsoed pada tanggal 13

kai Purwokerts. Hadir pada kesempatan tersebut Pembantu Dekan lll. lr. Machfudin Budiono, MS, Dr. Soedito As, lr. Satrlyo Widi P dan se-

Oktober 1990 secara resmi dilantik. Kegiatan itu berlangsung di ruang

jurnlah anggota Sema dan BPM serta segenap tamu undangan lainnYa.

Seminar Kampus Fapet Karangwang-

Sebelum menjadi angota

24

UP3

setiap anggota diwajibkafi membuat suatu gagasan ilmiah serta rnakalah rnenEenahi pemeliharaan ternak. Menurut ketua UP3 r'naksud dari kedua tugas tersebut untuk rnerangsanq para anggota baru dalam ha, penu-

Eersambung.ke hal.

D6

!-{usEANDnY NS. 5 TH. nu1991


ffiffiffiffiffiffiw&w&ffi ffiffi#ffiffi&ffi ffiffiffi#ffiffiffiffiffiffi wffiffiH t0 iltrovesnber 1990 dan me' nyongsong Sepeiempat abad almamaier tercinta, Senat Mahasiswa Fakultas Petemakan Universitas Jenderal Soedirmam kembali meng' Eelar kegiatan akbarnya. Penghayaian Sejarah Feriuangan Vlll kegiatan Berskala Nasional yang mengacu pada Rout*'Feriuangqh Batalyon 402 Banteng Loreng di bawah Pimpinan Mayor Surono Cilacap diwujudkan dalam rangkaian Pengabdian Hasyarakat, Ceramah Perjuangan Bangsa dan Napak Tilas. Bernnaksud men'lperingati Hari PahEawan

erjuangan Bangsa memang tidak cukup hanya dikenang

saja, lebih jauh

Perlu

direnungkan, dipahami untuk kemudian diianamkan pada tiap jiwa yang

petani peternak ruPanYa cukuP

eian

yang masuk sehingga forum terkesan

mempertebal rasa cinta tanah a!r di kalangan generasi muda, Senat Mahasiswa Fapet Universitas Jenderal Soedirman untuk kedelaoan kaiinya sejak tahun 1977 mengadakan Peng-

kornunikatif . Hari berikutnya Desa Pemulihan Kecamatan Karang Pucung Cilacap

hayatan Sejarah Perjuangan. Dengan tema Peningkatan Semangat KePah-

Penyuluhan mengenai Teknoiogi Te' pat Guna, Kesehatan lvlasYarakat

ganti mendapat penyuluhan Yang juga diberikan cieh staf pengaiar.

dan Kesehatan Ternak

dilambah

Mengisi Pembangunan yang Berwawasan Lingkungan HiduP, Kegiatan yang didasarkan pada route gerilya

dengan Peragaan Alat-alal Teknolog i Tepat Guna diharapkan dapat men-

Baialyon 402 Banteng Loreng di' fokuskan pada dua iokasi, Kabu' paten Cilacap dan KabuPaten

Pedesaan,

Pengabdian DJlasyarakat Kepiatan yang melibatkan mahasiswa dan staf pengajar Fakultas Peternakan Unsoed serta masyarakat hari. tanggal 14, 21 dan 28 0ktober 199Ct.

ini dilaksanakan selama tiEa

Untuk hari pertama kegiatan diawali dari Desa Jenang dan Desa Sendangsari Kecamatan Majenang

Cilacap. Bantuan tong samPah, penanaman tanarnan perdamaian dan kebersihan serta tamanisasi di

Taman Makam Pahiawan dan Jalan

HUSBANDRY NG. 5 T}-I. III/1991

..'

di pulau Jawa massa, organisasi sebagai wakil organisasi pemuda, Kelompok Pecin-

mengundang respon. Hal ini daPat dilihat dari banyaknya pertanyaan

Banyumas.

i:

,,'t t .--''

bakti Sosial yang menandai dimulainya rangkaian Kegiatan PSP Vlll.

dalam upaya rnena.namkan dan melestarikan jiwa, semangat dan nilai-

lawanan Generasi Muda dalam

!:".

daerah-daerah laln

merasa sebagai Putra bangsa.

nilai 45 serta meningkatkan

l'v

.'"4-t",

Raya Majenang diPajang sebagai Pada sore harinya di desa Yang sama giliran -qtaf pengajar Fapet Kambing. Acara 'yang dihadiri Pejabat dan

Berbekal keinginan untuk turut serta

'| r ."r,

dukung usaha peternakan RakYat di Sedang hari terakhir dari Paket oengabdian Masyarakat ada!ah juga berupa penyuluhan yang dilaksana" kan di Desa Tumiyang Kecarnatan Pekuncen Banyurnas dengan Materi Reproduksi dan Pakan Ternak. Ceramah dan F,{apak Tilas

Babak kedua sebagai Puncak acara PSP Vlll adalah NaPak Tilas yang berlangsung dari tanggal '10 sampai 13 November 1990. Acara berlabel Nasional ini ciiiktiti oleh 210 regu yang simpatisan dimana setiap

regu teldiri dari 3 sampai 5 orang. Mereka datang dari Surnatra, Kalirnantaft, Nusa Tenggara, Eali dan

ta Aiam, Pelajar, mahasiswa,

Pra-

muka dan Masyarakat umum.

Kegiatan dimulai dengan Upacara Pembukaan di Alun-alun Majenang dipimpin oleh Drs. Soedirman (Assisten lV Menteri Pemuda dan Olah Ftaga Rl) sebagai wakil Menpora lr. Akbar Tandjung yang berhalangan haciir. Melalui sambutan tertulisnya Menpora menyatakan selamat dan berharap agar dengan Pelaksanaan

PSP

Vlll ini

Generasi Muda tidak

hanya rneningkat pemaharnannya terhadap alam lingkungan tetapi juga semakin tumbuh kesadaran dan

peilEhargaannya kepada para pen" dahulu yang tak kenal menyerah, dimana pengabdian dan pengorbanannya yang tak kenal istilah untung

rugi iaksana benang rnerah yang senantisa terbentang perjuangan hangsa. Sehingga periuangan jangka panjang bangsa indonesia perjuang"

an bangsa. Sehingga perjuangan

jangka panjang bangsa In<J*nesia tid*k akan k*hilangan kekuatan pencicrong da.n tidak pu!a kehilangan arah kelanjurannya. $empat hadir daiam upaeara itu adaiah DHD 45 Jawa Tengah, P*mbantu Guh,ernur wilayah eks Karesidenan Banyumas, Danrem 071 Wijayakusuma, Kapolwil eks Karesir1enan Banyumas, Muspida Dali ll Cilacap. Muepida Dati ll tsanyumas, Fimpinan Universitas Jeneieral $oedirrnan dan pimpinan 25


Fapet Unsoed di samping para peser-

ta serta undangan lainnya. Setelah diadakan Teknical Meeting pada pukul 17.15-18.15 WIB yang diikuti oleh perwakilan regu di kantor Kawedanan Majenang, pada pukul 20.00 - 22.00 WIB di Gedung Olah Raga Kecamatan Majenang di langsungkan ceramah. Ceramah pertama diberikan oleh Letkol (purn) Handoro selaku Ketua LVHI Cilacap mengenai Sejarah Perjuang Batalyon 402 Banteng Loreng pada masa perang kemerdekaan. Sedang ceramah beri-

kutnya adalah Penanaman jiwa, semangat dan nilai-nilai 45 yang disampaikan oleh Ketua DHD 45 Jawa Tengah, Drs. Karseno. Acara selanjutnya adalah istirahat dimana para peserta disediakan SMA dan SMP Muhammadiyah, SD lslam Majenang, SD Sendangsari 10 dan SD Jenang 2,4,8 dan 12 sebagai tempat menginap. Keesokan harinya kegiatan dimulai dengan upacara pemberangkatan yang dipimpin oleh Bapak Bupati Cilacap yang sekaligus melepas pemberangkatan regu-regu

peserta Napak Tilas dari alun-alun Majenang sebagai Base Camp I me-

nuju Base Camp

ll di Pamulihan.

Route yang ditempuh dalam estape pertama ini adalah Desa Jenang, Sin-

dangsari, Cilopadang, Boja, Cijati, Pesahangan, Negarajati, Kutabima dan berakhir di Pamulihan. Sejumlah 194 regu dapat menyelesaikan per-

jalanan sedang empat regu lainnya terpaksa dipandu oleh team penyapu. Untuk kegiatan hari ketiga para peserta berangkat dari Pamulihan

mulai pukul tujuh pagi dan dilepas oleh Camat Karangpucung menuju Base Camp lll yang berada di Tumiyang. Dengan melewati desa PemulihAn, Beng Bulang, Tlaga, Gumelar, Cilangkap, Cihonje, Kedungurang, Petahunan, Semedo, Cikawung, Banjar Anyar, Pasiraman

Kidul, Pasiraman Lor,

Pekuncen, Glempang Etape kedua mulai masuk wilayah Banyumas.

Hari terakhir para

peserta dilepas oleh Bupati Kepala Daerah 'Tingkat ll Banyumas, Bapak Joko Sudantoko menuju Kantor Pusat Un-

soed sebagai garis f inish. Etape ketiga ini melewati Tumiyang, Katangtengah, Sambirata, Gunung Lurah, Sokawera, Sunyalungu, Baseh, Kalisalak, Dawuhan Wetan, 26

Kedung Banteng, Beji, Purwosari, Sumampir dan Grendeng. Perjalanan selama tiga hari ter-

sebut diakhiri pada sore itu

.juga

dengan upacara penutupan yang dipimpin oleh Flektor Unsoed Prof. Drs. Roediro. Dengan hasil Lomba Napak

Tilas sebagai berikut: Juara Umum adalah Flegu Putra Kwartir Ranting 35.01 Tegal yang berhak atas Tropy

Bergilir Menpora Rl. Juara Favorit diraih oleh regu putra Wredatama Jakarta yang mendapatkan Tropy Bergilir Dewan Harian Nasional Angkatan 45. Sedang Juara l, ll, lll serta Harapan I dan ll masing-masing

diperoleh Kwartir Ranting

35.01 Tegal, Al Dien Semarang, Wana Cen-

dana Club Purwokreto, Mapala Sambungan dari hal, 24

iisan karangan ilmiah. Hal tersebut sejalan dengan harapan Pembantu Dekan lll dan Dr. Soedito As agar unit ini lebih lagi dalam kegiatan guna menunjang LKTI. Rentetan acara ini diakhiri dengan renungan. (161 1-Red). KUBSUS SEHARI PENANGANAN KESEHATAN TERNAK impunan Mahasiswa Program

Graminea Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Kota Baru Kalimantan Timur dan Wana Cala I Bandar Lampung. Untuk juara yang sama bagi regu putri masing-masing

diraih oleh Wapeala

Undip

Semarang, Malimpa Universitas Muhammadiyah. Surakarta, Mapa Guna Dharma STMIK Guna Dharma Pondok Cina Jakarta, HMPLH Kodya Solo dan Caprapala ll Fapet Unsoed. Rangkaian kegiatan yang cukup memakan waktu, dana dan tenaga purna sudah. Lantas apakah pelaksanaan PSP Vlll mampu memberikan

nilai tambah bagi kita selaku generasi muda? Apapun hasilnya, setidaknya usaha ke arah telah dilakukan. (Nuri)

terutama dalam penyerapan tenaga

kerja lulusan Fakultas Peternakan Unsoed baik program D3 moupun 31, seperti apa yang diutarakan Pemban-

Dekan I lr. Djoko Santoso, ketika membuka acara ini.

tu

SU

Zh. Joewono.Red)

UPM MENGGEMA KEMBALI DI RRI

Unit Pengabdian Masyarakat (UPM) sebagai wadah aktifitas mahasiswa Fapet, kembali mengadakan penyuluhan lewat RRI Pur-

Studi D3-PTUP pada hari Minggu 25 Nopember 1990 bertempat di lantai tiga Perpusta-

wokerto. Kegiatan tersebut berlang-

kaan pusat mengadakan kursus sehari penanganan kesehatan ternak.

sung.tanggal 1 Desember 1990. Dengan tema 'ldentifikasi Daiam

Tampil sebagai pembicara Drh. Heri Setiawan dari PT. Eurindo Combined. Kehadiran beliau juga didampingi oleh Drh. Catur Budi H dan Drh. Bintoro Wibisono pejabat PT. Eurindo

diharapkan adanya penyuluhan ini para pengusaha mempunyai gambaran tentang pengaruh lingkungan terhadap kelangsungan hidup

Combined cabang Semarang dan Purwokerto. Makalah yang dibawakan mengenai penyakit pada ayam ras di lndonesia dan cara penanggulangannya. Dengan suara yang lebih mirip penyanyi serta senses of humor yang lumayan beliau mampu memukau sekitar 400 peser.ta yang

hadir.. Dari kursus sehari ini

diharapkan pemahaman tetang pentingnya penanganan kesehatan ternak, khususnya terhadap beberapa penyakit yang menjadimomok peternakan ayam ras di lndonesia dapat lebih meningkat. Selain itu diharapkan pula terbinanya hubungan yang lebih mesra antara PT Eurindo dengan Fakultas Peternakan Unsoed

Penentuan Lingkungan Peternakan',

ternaknya. (AW. Yono) KOMPETISI CATUR PIALA DEKAN

Sekian lama menghilang nihil kegiatan; namun kali ini sebagai salah satu unit kegiatan Sema Fapot Unit Catur telah menggelar kompetisi

catur memperebutkan Piala Dekan Fapet. Kegiatan ini berlangsung mulai tanggal 12 s/d 25 Nopember 1990. Kompetisi ini diikuti civitas akademika Fapet dan berlangsung di kampus Fapet Karang Wangkal. Keluar sebagai Juara I masing-masing

Putra Agua Supriatman dan

W.

Damayanti dibagian putri. (Pdn.-Red).

HUSBANDRY NO. 5 TH. III/1991


PIR Persusuan Pola Baru

:

TANTANGAN DAN HARAPAN PETERNAK Oleh : Prayitno

asih segar dalam ingatan kita, penyakit anthrax beberapa waktu yang lalu sempat

menimbulkan bencana dalam sub sektor peternakan di Jawa Tengah.

Penyakit inilah di duga sebagai penyebab utama kerugian peternak

PIR Persusuan di Boyolali, disamping penyebab-penyebab lain yang banyak dikeluhkan peternak plasma

seperti kekurangan bahan pakan, menurunnya produksi susu sampai kekurangan bahan pakan, menurunnya produksi sgsu sampai tersendatnya uang lntensif Pemeliharaan Pe-

ternak (lPP). Akibat dari itu semua, kredit yang harus dibayar peternak semakin membengkak, sebab hasil produksi yang diidam-idamkan bisa

digunakan mengangsur hutang-hutang mereka kepada inti ternyata hasilnya tidak sesuai dengan rencana semula, jangka waktu pelunas-

an tentunya juga semakin menjadi lebih lama. Perkembangan persusuan memang selamnya tidak akan bisa berjalan dengan mulus. Apapun pola persusuan yang diterapkan sudah

tentu diwarnai tantangan dan riniangan yang datang silih berganti. Begitu pula nasib PIR Persusuan di kabupaten Boyolali dan Semarang, sejak diresmikan tanggal 13 Pebruari 1988 berbagai rintangan muncul di-

permukaan baik masalah tehnis maupun non-tehnis.

Maksud yang dikandung dari proyek persusuan ini selain memberikan iklim yang lebih baik dalam perkembangan persusuan juga untuk

mengajak peternak sapi perah agar lebih maju lagi dalam mengelola susu. Disamping itu penerapan proyek ini dalam kurun waktu tertentu diharapkan dapat dijadikan model

pembinaan secara menyeluruh, dalam arti secara nasional. PIR Persusuan Pola Lama : Jumlah sapi perah yang diguna-

HUSBANDRY NO. 5 TH. III/1S91

kan untuk PIR Persusuan pola lama sebanyak 3600 ekor, jumlah ini tersebar di desa Jlarem dan Kembang kecamatan Ampel, serta desa Jeruk kecamatan Selo kabupaten Boyolali. Masing-masing peternak plasma mendapat jatah 6 ekor sapi dan setiap harinya pihak inti memberikan imbalan Rp. 1000,lekor. Jadi tiap peternak mendapat imbalan Rp. 6000/hari. Sistern bonus juga diberikan

oleh pihak inti, jika produksi susu

setiap harinya lebih dari 18 liter/ekor

mendapat tambahan bonus. Perhitungan bonus yang diterima petani untuk kelebihan produksi susu, sampai saat diterapkan pola baru memang tidak jelas rinciannya. Tapi yang jelas dimaksud untuk lebih merangsang petani peternak dalam memelihara sapi dan sekaligus nilai tambah. Dalam tehnis pemeliharaannya,

pihak inti menyediakan semacam unit pelayanan yang menyediakan

sarana produksi pakan, obatobatan, peraiatan, tenaga kesehatan dan

lainnya. Kegagalan Pola Lama Ketika kemelut proyek PIR Persusuan di Boyolali mencapai klimasknya, banyak rnengundang perhatian dikalangan wakil rakyat dalam hal ini DPRD I Jawa Tengah dan juga dari pihak lernbaga perguruan tinggi

untuk mengadakan penelitian tentang penyebab-penyebab gagalnya

itu karena kesalahan Pihak inti,

selaku pengelola. Namun lebih tidak

adil tidak bijaksana lagi

bila

mengamkambinghitamkan peternak.

Sangat lucu dan janggal mamang, jika tumpuhan kesalahan divoniskan kepada peternak. Faktor lain penyebab kegagalan yang dikemukakan oleh tim peneliti UGM adalah kurangnya bahan Pakan.

Selain itu iuga tidak terpenuhinya

standart atua kualitas pakan. Hal ini

terbukti ransum yang diberikan diganti dengan daun jerami Padi dan pucuk tebu. Akibatnya produksi menurun, mudah terserang PenYakit, salah satu diantaranya penyakit anthrax yang tidak saja menimbulkan

kematian pada sapi, totapi juga sangat membahayakan keselamatan

jiwa manusia. PIR Persusuan Pola Baru

Masukan-masukan dari para wakil rakyat dan lernbaga penelitian itu kepada pihak pemerintah sangat mendukung kebijaksanaan yang akan diarnbilnya. Pihak pemerintah dalam hal ini diwakili oleh menterl pertanian lr. WarQoyo, melalui Surat Keputusan (SK) Nomor 571/Kpts/TN. 320/8/90, masih memberi kesempatan

kepada FT NAA untuk memperbaiki

pelaksanaan PIR Persusuan. Perbaikan FIR Persusuan itu kinidikenal dongan nama PIR Persusuan Pola Baru.

Pola Baru yang diterapkan se-

UGM, karena peternak plasma terlalu

benarnya tldak jauh berbeda dengan pola lama. Hanya saJa imbalan dan sapi yang diberikan kepada poternak

dimanjakan oleh pihak inti. Namun

relatif lebih kecil. Setlap bulannya

dari pihak DPRD I Jawa Tengah yang dalam hal ini tangani oleh komisi C (bidang perekonomian) berpendapat sebaliknya, alasannya proses alih teknologi-dari PT NAA (Nandi Amarta Agung) selaku inti-kepada peternak mengalami keterlambatan. Flasanya memang tidak adil bila rnemvonis kagagalan PIR Persusuan

dengan rincian Rp. 30.0@,- sebagai imbalan dan Rp. 21.000,- sebagai penggantl hiJauan pakan ternak. Jlka pola lama setiap peternak plasma mendapat enam ekor sapi, untuk pola baru tiap peternak hanya mendapat tiga ekor. Dan sapi perah yang diberikan ltu hampir sebagian besar

pola lama. Salah satu penyebab yang

dikemukakan oleh

tim

penelitian

peternak menerima uang Rp. 51.000,-

27


sapl'PlR pola lama yang kondlslnya matlh baikdan mampu memproduksi gusu 12 llter per hari. Tuluan yang hendak dlcapai dari pole bqru dlantaranya meningkatkan

pendapatan dan kesempatan berusaha bagl masyarakat/peternak di pedeaaan, menlngkatkan produksi 3usu dl dalam negerl untuk meme-

nuhl penlngkatan konsumsi serta perbalkan gizi masyarakat dan me-

menuhl bahan baku industri pengolahan susu. Selain itu mengurangl ketergantungan import susu dan menghemat penggunaan devisa lmport gusu dalam Jangka panJang,

MR

sehingga cnamanfaatkan peluang eksport.

Kobcrhacllan PIR Pereusuan Psla Seru

Untuk mengetahui sejauh mana PIR Persusuan pola baru dikatakan berhasii dengan baik, perlu ditempuh melalui masa transisi selama enam bulan terhitung mulai tanggal 21 Sepiember 1990 yang lalu dan akan berakhir 2'l April 1991. Selama rnasa transisi, satu ekor sapi ditargetkan berproduksi 12 liter/hari jika produksi

pihak inti akan mengganti dengan sapi yang lebih baik.

PB

Terlepas dari kegagalan pola lama, hadirnya PIH Persusuan Pola

Baru sâ‚Źtidak-tidaknya menjajikan pendapatan yang lebih baik di masa

mendatang. Harapan datangnya mernang tak semudah mernbalikkan

telapak tangan, perlu perjuangan, perlu keuletan, perlu ketelatenan dalam menggapainya. Selamat datang PIR Persusuan Pola Baru, selamat datang kesejahteraan. Semoga

Prayllno, mahasiswa angkatan 1987

BERffiEffiTM

AffiA@SMffiWEre f

anggal 13 Pebruari tgBB merupa-

II

kan tonggak seiarah bagi peter"

nakan sapi perah di .lawa Tengah, khususnya petani peserta PiH Persu!.*Uan, Pada saal itiriah tepatnya di

.it($camatan Tengaran Kabupaten $rnaran, Presiden $oeharto dalam :reh*kaian

kuniungan ke Propinsi ini ,miresmikan berdirinya Persusuan d i f*erafr tersebut- B*rtindak sebagai inti PT NAA (Nanoi Amerta Agungi 16*n$ sahamnya terdiri atas PT ilrlan-

;}r$,,GKSl, LOL dan CBf, sedangkan plaerna terdiri petani dari daerah sekitarnya.

i,:

:,'

:.Falarn temu ilicara dengan pe-

.tani peserta PIR ini,'Presiden

rne$egaskan, pengusaha swasta

-y*Eg merniliki modal dan ketrampilgn hendaknya jangan melakukan u8aha perneliharaan sapi perah. Jika

ingin memelihara terbatas

pada b,idang pembimbitan saja, sedangkan bibitnya dlserahkan kepada para ,pâ‚Źtafti yang memang membutuhkan. ,Diharapkan pula adanya keria sama yang saling rnenguntungkan dan sa"

ling membantu, jangan sampai memeras salah satu ciengan yang lain (SPl, Maret 1988).

'.:

Rupanya pelaksanaan PIH Persusuan ini tidak luput dari hambaian-

hambatan yang rnenghaoang. Ber'. jangkitnya penyakrt Antrax ikut menggerogoti. Ketersediaan konsentrat ,t'aB,hiJau,an turut pula andil menam" 28

bah "seret"nya pengernbangan pola PIR ini, yang pada akhircya berakibat pada kemarnpuan produksi susil per akor sapi menurun" Tak pelak lagi

Pola PiR Persrisuan yang oe!urn genap berlangsung 3 tahun ini menyusul PIR Persusuan i,-ang belum

genap berlangsung 3 tahun ini menyusui PIR Persusuan Pola Baru (PlR Persusuan yang disempurnakan; dengan dikeluarkannya SK Mantan

Nc. 571/1990 yang diteiapkan pada tanggal 5 Agustus 1990. Salah satu perbedaan PIR Persusuan Pola Baru ini paket kredit ter" nak sapi 2 ekor sapl laktasi dan produksi susu minimum yang ctitetapkan 12 liter/ekor/hari. Sedangkan pola lama kredit sapi berjumlah 6 ekor dan

produksi susu 18 lirer/ekorlhari.

Dengan adanya perubahan ini diha"

rapkan pendapatax petani akan meningkat.

Pelaksanaan ini dilaksanakan (Pola Baru) ditempuh melalui masa peralihan selama sekitar 6 bulan. Namun akhii'-akhir ini masa peraiihan

yang belurn juga berakhrr, muncui usuian darai D!rjen Peternakan r.lntuk menghentikaft pelaksanaan PIR Persusuar'i di Jawa Tengah ini, sampai PT NAA sebagai perusahaan inti rneiakr:kai: konsuiid*si. Menurutnya

j,ka keadaan Ftfr PgysrJsuan yang

yang telah lama dibina tidak percaya

lagi pada kebijakan pemerintah. Usulan ini Cibuat menyusui ter.

'iunggaknya lmbaian Pendapatan Peternak {lFP} sekitar Hp. 150 juta dan sustr kurang dari 12 liter/hari, maka banyaknya sapi perah yang mati akibat kurangnya suplai pakan dari PT

NAA frelum lama ini- Pelaksanaan Pola PIR Persusuan Baru ini belum berhasii akibat pemberian pakan hi-

jauan dan konsentrat yang belum bisa tepat dari segi waktu maupun ternpat. $elain kematian yang terus terjadi, meskipun rnasalah penlrakit sudah teratasi. fvlenyusul pendapat Sekretaris Komisl C DPHD Jateng (Bidang Per-

ekonomian) Drs. M. Sucipto yang mengharapran sebelum usulan tersebui diatae disetujui Menteri Pertanran nendaknya dilakukan konsulidasi Menteri Pertanian, hendaknya diiakukan konsulioasi internal secara rnatang. sehingga peternak plasma

jangan sampai dirugikan (Suara llerdeka. 22 dan 23 Januari 1991).

Dari usulan-usulan tersebut bagaimana hasilnya kita tunggu bersama. Apakah petaksanaan FlFl Persusuan di daerah tersebut diijinkan berjalan

terus ataukah malahan dihentikan. {Fardiyono.Red).

sernak;o rnemti;ruk tidak segera di. tangani dikuatirkan petani oeternak

HUSBANDHY NO. 5

TH

III/1OO{


""sJi

APA DAN SIAPA MAH

\ '1

?L\\F''1t

Oleh : lan

uara-suara palu godam kita terasa beradu dengan batu' batu besar berdentang keras, suara mesin Molen mengunYah cam" puran batu semen mengusik keras,

namun sang rnahasiswa tetap dengan tekun belajar dan belajar .... ta.k

peduli akan pembangunan Yang ter'

jadi di sekitarnya,

Pembangunan

gedung"gedung megah dan u\ertingkat sâ‚Źbagai sai'ana mernenuhi fasilitas pendidikan, semakln t<eras bunyai dan teriakan'teriakan sang pekerja, sernakin terPekur sang mahasiswa dalam keasYikan dan terlena daiam menggali masa depan.

haruiskah demikian? KeasYikan' keasyikan maha$iswa dengan bayang-bayafig masa dePan Yang meng akibatkan dem ikian kecenderungan keiidak ped*liannya terhaciap iingkungan sekitarnYa, media massa yang sangat Lreragan'l

tak lagi disantuhnYa, arus

infor-

nrasipun terhenti $r.ldah, yang terpikir

tiada lain apa yang akan terjadi

dengan sang Eoean nanti dan esok hari terl'iadap dirinya marahkah. senyumxah, atau seturfiPuk catatan yang harus,libeea dan dihafal tanpa ada kesemilatair rnengkajinYa?, dengan denrikian sp+kiliasinya yang terjadi, akankah mairasiswa menjadi

kaum spekuian na,:rtinYa, Yarig terkukung dalarn kcPicikan dan kekerdilan akibat rnisklnnya informasi dan kebutaannYa terhadaP

Angin segar bagi

kehiduPan

mahasiswa, sebenarnYa telah mulai terintis lndah sejak awal tahun 1989, yaitu Cengan munculnya kelornpok'

kelornpok mahasiswa

Yang menamakan dirinya MAHASISWA lN' DOI{ESlA, yang berani menYandang merah putih di dadanya, dengan segala resiko dan akibatnya mereka

herju*.ng dengan melawan arus,

rneneriakkan kembali gema tanggunglawab mahasiswa yang sedang dan xeterkungi<ungannya oleh perangkaiperangkat yang memPunYai kecerrderungan menyanjung untuk niencipia dan meredam dengan mengaias namakan kestabilan dan normalisasi.

teriena daiam keasYikan

Keiompok mahasiswa lndonesia tersebut, ingin mewujudkan suasana

yang dernokratis yang oenuh .iiwa persatuan dan kesatuan dengan dilandasi Sang Dwi Warna Merah Futih, Pancasila dan UUD i945, secara murni dan konsekwen, dan dengan menegakkan keadilan dan kebenaran di bumi lndonesia. Kelom' pok mahasiswa lndonesia dengan mela!ui pengkajian secara mendalarn

tanpa rneninggaikan PredikatnYa seba$ai kaur,r intelektual rnuda terhadap masalah-masalah yang ada dan rnenjadi sumber dari terciptanya

benarkah

situasi ketidak peduiian di kalangan mahasiswa, ya-ng salah satunYa adalah apa yang dinamakan I\tKI(BKK, yang dianggap sebagai

Reatita Yang dernikian akan lebih kuat untuk dianaiisa dengan

mahasiswa dan ketidak peduliannya para mahasiswa yang sedikit banyak

lingkungan Bekitar,

demikian?. mengaplikasikan dengan perangkat" perangkat yang tercipta, baik berupa perangkat lunak ataupur: perangkat keras, yang disadari atau tidak telah

memperkokoh situasi ketidak pedulian rnahasiswa, baik Yang berupa ketentuan yan* Pokok ataupun ketentuan yang muncui akibat kepentingan individirai.

HUSBANDRY NO, 5 TFi. iIi/lS*{

dengan sebelumnya),

namun

demikian SMPT Yang akan menggan'

tikan kedudukan NKK/BKK,

akan

terus dikaji ulang dan tbtaP akan diusulkan untuk dirubah aPabila tidak sesuai dengan tujuan dan kehendak dari Mahasiswa lndonesia

(yang telah sadar akan tanggung jawab dan masa depan bangsa), ter' nyata produk SDSB Yang dimaksud saat ini adalah beruPa SMPT (Senat Mahasiswa Perguruan Tinggi), Yang

menurut berbagai kalangan aktivis mahasiswa hal ini belumlah tePat,

sehingga oleh kalangan Aktivis Mahasiswa lndonesia hal ini masih dalarn tahap pengkaiian. Angin segar

yang dibawa oleh Para aktivis mahasiswa lndonesia, menurut

pengamatan Penulis Pada saat ini

kurang dapat diteruskan oleh

generasi mahasiswa sekarang, hal

ini belumlah dapat diPastikan di mana letak kesalahannYa, mungkin juga karena kaderisasi yang terlambat, sebagai misal Para aktivis

Mahasiswa lndonesia telah terburu luiuslselesai, atau tersibukkan oleh

tugas akhir studi, tetapi yang jelas masih banyaknya peninggalan masa {eodal NKI(BKK yang rnasih melekat erat.

Penggantian

NKK/BKK

sebetuinya adalah bukan merupakan

juan ulama dari Para aktivis Mahasiswa lndonesia, melainkan

tu

memberikan kekuasaan mutlak

masih banyak lagi hal-hal yang perlu diperjuangkan, sebagai misal adalah menciptakan eksistensi kehidupan' nya, yang hal ini sangatlah berat dan memerlukan jangka waktu yang cukup lama, serta dibutuhkan keria

kepada penguasa tunggat KamPus. Para aktivis Mahasiswa lndonesia sebelumnya telah rnenyadari bah'*ra pada situasi sekarang ini, knilsucnya dalam taraf mencapai

sama dengan berbagai pihak yang terkait, khususnya di dalam

memr.llihkan kepercayaan diri mahasiswa akibat penerapan NKruBKK yang telah cukuP lama

ilciifi: keterbukaan, NKFUBKK akan

mengendap.

herrra.sib sama dengan Porkas yang

Kalau kita mempersempit area pandang khusus terhadap kehidupan

biang keladi dari sikap bungkarn

f:e

rlliah menjadi SDSB (sama

N


I

Mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman, menurut penulls akankah klla

mendapatkan suasana yang cukup

memprihatinkan, hal

ini bisa

kita

lihat dengan beberapa aktivitas yang

belum menunjukkan rasa kebersa. maan dan rasa kekeluargaan, bahkan rasa fanatisme fakultair sangatlah diagung-agungkan tanpa mempertimbangkan kibaran Universitas

ditingkat regional atau nasional apalagi lnternasional, yang cukup memprihatinkan lagi adalah dengan rintisan saudara-saudara kita mahasiswa yang menamakan dirinya Forkom atau Forum Komunikasi Mahasiswa (sebagian merupakan Aktivitas

Mahasiswa lndonesia ditingkat Regional/Nasional) pada saat ini tidak disinggung sama sekali apalagi diteruskan, khususnya oleh kalangan eksklusif mahasiswa dengan namanya SEMA dan BPM, padahal apabila kita telusuri para aktivis dan perintis

waktu terbentuknya adalah sangat dipaksakan, sehingga perlu pula dipertimbangkan tentang seberapa besar pengaruh Pola Feodalisme NKK/BKK dikalangan eksekutif Universitas, dan diharapkan oleh para aktivitas mahasiswa tidak perlu

tergesa-gesa untuk melaksanakan, .tetapi juga harus menghapuskan kefakuman ketentuan dengan ideaiisme Mahasiswa yang terarah, dengan mengutamakan kebersamaan dan kesatuan serta Persatuan

Mahasiswa lndonesia yang murni dari pengaruh siapa pun. Satu hal yang perlu dipertanyakan oleh kita Mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman adalah kapankah Mahasiswa UNSOED lni mempunyai rasa kebersamaan dan rasa memiliki, dan dapat bekerja sama

dengan rasa saling menghargai dan rasa saling menghormati, khususnya yang berkenaan dengan rasa kepedulian sosial dan mengangkat citra Soedirman yang melekat pada nama

Universitas kita, Demikian sedikit tulisan yang mudah-mudahan dapat berguna untuk'bekal para aktivis kampus Pasca NKKIBKK, tanpa harus menunggu kita melangkah, dan tulisan ini tiada lain adalah hasil

omong-omong dengan Mantan Akti-

vis Mahasiswa lndonesia dan beberapa yang masih menjadi aktivis, dan ada sedikit pesan dari mereka adalah Sangkar Emas yang ada kini bukan"

lah untuk membungkam Mahasiswa UNSOED melainkan sarana belaka yang dipenuhi secara formalitas. Ian, mahasiswa Fapet Angkatan

1987

dengan para eksekutif universitas

Forkom adalah para Aktivis SEMA

dan BPM serta Mahasiswa

yang

telah sadar akan tanggr:ngjawabnya terhadap Bangsa dan Negara bukan dari Sponsor atau Penggede Universitas, dengan demikian SEMA dan BPM sekarang ini setidaktidaknya haruslah sadar dan lebih yakin akan

r

rintisan dari aktivis Forkom terdahulu, karena harus pula disadari bahwa hapusnya NKI(BKK ditingkat

Nasional maka notabene adalah diakuinya bukanlah suatu hal yang mustahil apabila para aktivis kampus sekarang ini lebih jeli dan lebih yakin apabila membawakan aspirasi mahasiswa dan pola-pola pemikiran yang mengangkat citra mahasiSwa diberbagai forum atau kalangan eksekutif, dan perlu pula dikaji oleh para eksekutif mahasiswa saat ini dengan apa yang dinamakan Policy dan Strategi untuk mencapai tujuan yang telah dilaksanakan oleh para aktivis

a-A

terdahulu, karena hal ini sangat diperlukan oleh para aktivis terdahulu, karena hal ini sangat diperlukan agar mahasiswa tidak lagi mengalami nasib seperti di masa Feodal NKKBKK yang notabene adalah mengutamakan Sendiko Dawuh Kawulo Nunut. Pola SMPT yang telah diputuskan untuk dilaksanakan di Perguruan Tinggi menurut berbagai kalangan aktivis mahasiswa haruslah perlu dikaji terlebih dahulu, karena baik proses maupun

30, l,

I

HUSBANDRY NO. 5 TH. III/1991


ir:i..rr,.:rir.i:ri:'.:.::;r'i.:.1:i:::.;iri:ii'r.-_

::111,ltli*,f1ffi

- --.'.-, ,

;.11:.;1t].]]:;11...:-.;.1i,.i.i,1.i.:..,::l::lrjl!:...:

:..--",:.-.-.,"-..:

r..A.U .

_..-l'

BO[TGKAM rnahasiswa

'1

r_

jiii:,j;i*!:i&ili..i:.':.] ,

.

- ----'-'t"'1.:!:r::iii.i:l

gg8

vs fakultas

0Ll :'7lat4.fuArle Sabtu, 15 Desember 1990 terjadi dialog anlara mahasiswa dan lakultas. Topik utama sebagai bahasannya adalah nasib nnahas,swa presensi kurang Tsolo,biaya akademis, dan pengajuan ujian. Fakultas diwakili oleh Ir. Djoko Santoso, SU; lr. Kusuma Widayaka, MS; Ir" Achmad Gozali;lr. Tri Rahardio Sutardi, SU; Ka Sub Akademis dan Kernahasiswaan (R. Soediyanto, BSc). Mahasiswa sebagai pembahas uti rna adalah Tjatur Lukito. Setyo Utotno, A. llerman Sumarna, Arrs Teguh W, Erlan Suyudi, dan Cahyono Agung S. Berikut ini hasil dialog yang dirangkum oleh Tjatur Lukito.

?I

ermula dari tanggung lawab mahasiswa sebagai calon pe-

mimpin dan

peranan

mahasiswa sebagai bagian dari generasi muda lndonesia mempunyai tanggungjawab yang besar terhadap pembangunan bangsa dan

qpgara untuk masa sekarang dan akan datang, terutama dalam lingkup

masyarakat kampus

maka mahasiswa juga oeroeran dan bertanggungjawab untuk rrewujudkan

tuluan pendidikan nasional sesuai dengan fungsi dan kedudukannya. Dalam masyarakat kampus tersebut. mahasiswa merupakan salah satu komponen civitas akademika tidak berdiri sendiri perannya Can bukan satu-satunya yang harus menjalankan/melaksanakan aturan-aturan forn'rai, haik yang ditetapkan Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan, Urr iversitas,

maupun Fakultas. Ada komponen lain sebagai daya dukung untuk terlaksananya aturan tersebut, dalam

rangka mewujudkan tujuan

pen-

didikan nasional. Sebut saja pengajar (dosen) dan tenaga administrasi sebagai komponen lain, maka diper-

tanyakan sejauh-mana peranan komponen-komponen lain tersebut dalam men jalankan aturan'aturan formal yang terkait dengannya. Ka!au

sudah seperti ini, timtruliah

seharusnya keterkaitan, keter"paduan, serta kemanunggalan antara

HUSBANDRY NO. 5 TH. III/iSgl

komponen penyusun civitas akademika, sehingga dengan demikian bukan mahasiswa saja sebagai

peiaksana dan menjadi bulanbulanan aturan-aturan baik formal

maupun tidak. Sebagai contoh adalah masalah presensi. Benarkah aturan tentang presensi tersebut hanya dikenakan kepada rnahasiswa saja? Jawabnya, "Ya, dikenakan dan ditujukan kepada

mahasiswa!". Tetapi yang perlu diingat. hagainranapun juga mahasiswa adalah sebagai suatu akibat dari seba[r yang ditimbulkan oieh komponen !ain. Demikian juga

tentang aturan-aturan formal

maupun iidak lainnya yang butuh penjelasan dan kejeiasan. seperti biaya pendada;an. seminar, pengiriman Kartu Hasil Belajar (KHS), dan biaya lainnya. Konon untuk biaya pendadaran harus membayar minimal 20.00 rupiah dan untuk seminar 1000 rupiah! Buat apa? Dengan demikian, maka perlu

diwujudkan angin keterbukaan dan kebersamaan dalam mengemban

tugas mewujudkan tujuan

pen-

didikan nasional, yaitu mewujudkan

manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan

berbudi pekerti luhur, memiliki pengelaiuan dan ketrampilan, ke:enai.:rr jasmani dan rohani, kepribaci,an yang mantap dan man-

ciri, sfirti,, bertanggung jawab

tri:

1.:-.:..j...: .:-:i.!; r,

,raf jr:

r:...:::rr,.

i.

,:,,

ir.rr,

kemasyarakatan dan kebangsaan.

Nasib Mahasiswa Presensi Kurang 7SYo.

Materi dialog ini diangkat sehubungan dengan isu banyaknya mahasiswa yang tidak bo,leh ikut ujian karenanya. Apabila tidak dapat ujian benar, alangkah tidak adilnya f aku Itas. Sebab hal yang

menyebabkannya bukan hanya mahasiswa. Bagaimanapun juga mahasiswa merupakan suatu akibat

dari suatu sebab yang ditimbulkan oleh komponen lain, sehingga dalam masalah presensi (kurang 75%) tidak bisa kesalahan itu hanya karena ulah mahasiswa. Yang lebih penting lagi,

untuk mengajak mahasiswa ke dalam suatu sistem/aturan-aturan for-

mal yang telah ditetapkan, harus tersedia dahulu seperangkat/komponen lain (pengajar/tenaga administrasi) yang telah siap sebagai media, sebelum mahasiswa harus melaksa-

nakan aturan-aturan tersebut. Barangkali inilah kelemahan

mekanisme kerja yang diderita oleh aparat akademis di Fakultas Peternakan. Tidak akan dapat dilaksanakan oleh mahasiswa aturan-aturan itu, sebelum tersedia media yang siap untuk mendukung tumbuhnya aturan yang dikenakan untuk mahasiswa. Bukti yang menunjukkan adanya

komponen komponen lain yang dapat menyebabkan presensi kurang

dari 75Yo dan belum adanya kesiapan komponen lain sebagai media aturan-aturan f ormal yang akan dibakukan adalah 1). Beberapa pengajar (dosen) tidak peduli dengan presensi, 2) terjadi akumulasi presen-

si. beberapa kali kuliah

baru diadakan presensi, bagi mahasiswa yang pada saat itu tidak masuk-maka kosonglah beberapa kali pertemuan kuliah,3) dosen terlambat sampai 30

menit, tetapi kuliah diteruskan dan Banyak

diadakan presensi.

mahasiswa yang telah meninggalkan ruang menganggap kosong, 4) Ada

kuliah kosong, sehingga presentase presensi menurun, 5) matakuliah

tambahan yang mengacaukan dengan jadwal akademis lain, 6) dipertanyakan surat ijin yang telah dikirim ke Bapendik dan Dosen, 7)

Masalah komplek yang dihadapi mahasiswa yang mengulang. Misal

31


penelitian, skripsi, kuliah, konsultasi dosen yang harus menunggu kepastian keberadaannya dll. Biaya Akademis Materi ini diangkat karena adanya ketidakjelasan dari biaya tersebut, apakah itu suatu aturan-aturan formal yang harus dilaksanakan mahasiswa atau aturan non-formal saja yang seakan-akan {ormal adanya. Sebagai contoh 1) biaya pengiriman Kartu Hasil Studi (KHS)kepada orang tua. Menurut mahasiswa biaya tersebut harusnya yang menanggung fakultas, bukan mahasiswa (mahal lagi! Rp. a00)! Dinilaihaltersebut

-

kepentingan dan prakarsa fakultas, 2\ biaya seminar yang harus dibayar bila akan seminar (Rp" 1000), 3) biaya pendadaran, minimal 20.000 rupiah, a) wajib beli diktat, 5) biaya pemin-

jaman alat-alat laboratorium untuk penelitian terlalu rnahal, 6) biaya

legalisir dan transkrip nilai yang dikenakan kepada mahasiswa, 7) pembayaran SPP bagi malrasiswa yang tinggal pendadaran saja,

untuk konsumsi dan

pustaka

sunrbangan

sukarela; hal diktat,

diserahkan ke masing-rrrasing dosen/ lab dan sebaiknya memang tidak bersifat mewajibkan; biaya legalisir dan transkrip nilai adalah sukarela (bayar boleh, tidakpun boleh); biaya peminjaman alat-alat iaboratorium dirnaksudkan untuk jaminan pemeliharaan, tentang mahalnya bia5,a peminjaman

akan disampaikan ke laboratorium; SPP untuk mahasiswa dibayar, apa-

bila mahasiswa masih mempunyai urusan akademis pada semester ter-

sebut (kuliah, praktikum, skripsi, KKN, pendadaran dll). 3) masalah pengajuan ujian belum dibahas, mengingat waktu kurang. Teiapi dalam masalah ini Pembantu Dekan I memberi keputusan sementara "te-

tap tidak diperbolehkan ". Kita, mahasiswa dan fakuitas mengidam-idamkan sekali suasana ideal menjadi lingkungan kita. Namun perlu diingat dalam menuju ke arah sana harus ada persiapan,

berupa pembenahan komponen-komponen yang ada dan terkait. Seperti

masalah presensi, benahi terlebih dahulu nnekanisme kerja dari aparat

di Fakultas Peternakan, baru setelah tercipta media yang

akademis

memungkinkan .terlaksananya aturan

yang akan diberlakukan, maka per-

lahan-lahan mahasiswa sebagai sasarannya akan ikut dalam sistem yang telah tercipta. Upaya itu membutuhkan tenaga, pikiran, dan waktu. Kota Roma tidak dapat dibangun satu hari saja. Lebih penting dari itu, saling pengeriian, saling memahami, saling menyadari, saling mempercayai dalam suasana

kernanunggalan dalam misi yang sama antara berbagai unsur di Fakultas Peternakan meniadi syarat

mutlak, antara pimpinan, dosen, karyawan, dan mahasiswa. Kapan??

Perangkum, Ketua Umum Badan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Feternakan Unsoed

apakah harr.rs bayar? Pengajuan Ujian

Materi ini diangkat karena sekarang ticlak dapat mengadakan pengajuan Uiian seperti tahun/semester

lalu. Hal lni dipandang rnahasiswa suatu langkah yang memperlambat kelulusan saja. Kalau dosen matakuliah bersedia dan nrahasiswa bisa,

mengapa tidak dilaksanakan? mengapa tidak diperbolehkan? Kami sudah bayar SPP, hak kami mendapat pelayanan pendidikan dari kuliah

sampai nilai keluar!!! Hasil Dialog Berdasarkan dialog yang telah

dilaksanakan oleh mahasiswa dan fakultas dicapai suatu hasil 1) nasib

,,D,

"(".

mahasiswa yang mempunyai presensi kurang dari 75o/o, diselesaikan seperti penyelesaian mahasiswa terlambat mengisi Kartu Rencana Studi (KRS). Mahasiswa terkena peringat-

an dan menandatangani surat pernyataan. 2) Biaya pengiriman Kartu Hasil Studi (KHS) kepada orang tua diserahkan kepada rnahasiswa. Amplop dan perangko disediakan sendiri oleh mahasiswa, untuk selan-

jutnya diserahkan ke Sub.Bag. Aka-

.'Mfr. t{ AN -'

demis; biaya seminar sebanyak 1000 rupiah ditiadakan (tanpa biaya); biaya pendadaran sebanyak 10.000 rupiah 32

HUSBANDRY NO. 5 TH. III/1991


KENAPA KITA HANYA BERBICARA TENTANG 'ABSENSI"?? Oteh : HOTMA P. SIHAMBING

Kenapa kita hanya berbicara tentang absensi, sementara hallain yang sangat urgen untuk dibicarakan rnaiifr hanyak Damikian kalimat terakhir yang diucapkan oleh salah seorang ternan akrab saya di SKS

84 rialam sebr"h obrolan singkat. asa pesimistis yang tinggi dari

mahasiswa setelah melalui masa pasca universitas adalah masalah lapangan pekerjaan. Di beberapa harian, permasalahan kualitas manusia juga mendapat pe;'hatian khusus dan dikupas secara mendalam untuk menyongsong tahao tinggai landas dan menjeiang abaC

tanggung jawab darl mahasiswa sa-

ja, tanggung jawab morai ysng

seharusnya besar dari seorang penCidik terasa kurang sekali.

Sebagai suatu ilustrasi yang

XXl. Dari seminar TNI AD lgg0

dapat saya berikan, seorang petani akan merasa "senang" jika panen yang dihasilkannya bagus, baik secai'a kuantitas rnaupun kualitas panen. Teiap! petani akan sedih jika

terungkap "Kehendak Membangun $umberdaya Manusia Sudah Saai-

juai di pa:iar. Demikian juga peter-

nya Menjadi Keputusan Politik (Kompas 16 Desernber 1990), dan hal ini tampaknya akan menjadikan masalah Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia akan mendapat tem-

pat yang sangat pentlng di dalam GBi-'rft 19S3.

Peningkatan K"ualitas Sun:berdaya ir,'lanusia. yang peda prinsipnya men jadi tanggun0iawah lembaga

atau

jaminan masa depan (pekeriaan)

pasar karena konsumen tidak menyukai teiur, membuat petani rnerasa

sedih dan kecewa. Eagaimana

kosong.

dengan Fapet Unsoed. Sampai saat ini, usaha agar buah untuk mencapai

tas

hasil panennya tersebul tidak laku dinak, hasii produksi telur yang banyak

dan baik tetapi tidak laku di jual di

pasar merupakan upaya dari buah (produk) itu sendiri. Dalam prose$ juai beli buah {produk) petani, keterlibatan dari petani acialah sangat besar, dlsamoing produk tersebut juga memiiiki usaha untuk mempercantik diri. Namun cialam

yasaan", sehingqa kuaiitas manusia

proses penjualan produk Universitas,

yang lebih baik dapat t*r;ipta. Jika kita melihat proses perekayasaan yang dilakukan pihak perguruan tinggi terhadap kiia sebagai mahasiswa di Universitas Jenderal

keterlibatarr dari pihak [.iniversitas kurang ada. Keberitasiian Mahasis wa dalam memperoleh Pekerjaan adalah usaha dari rnahasiswa sendiri, dan kontribusi dari pihak universitas hanya sampai sebaias "selembar ijasah" kesarjanaan.

REFLEKS| YANG K|TA BISA PEHOLEH DARI ILUSTRASI PETANI

Universitas?,Jawaban dari pertanyaan pertanyaan tersebut

TADI ADALAH

bukanlah hanya bagi pihak pendidik (Universitas) saja, namun juEa bagi kita sebagai rnahasiswa (terdidik). Kecenderungan yang terjadi aeiaiah. bahwa kehidupan mahasiswa pad;l

LAKU TERJUAL ATAU TIDAK'

pasca Universitas adalah rnenjadi HTJSBANDRY NO, 5 T},i. iII/1S$1

Di daiam {orum diskusi

dialog, sering kita menuntut suatu yang sedikit pasti, narnun jawaban yang ada adalah "jangan mencari pekerjaan tetapi ciptakan lapangan pekerjaan". Sebuah "slogan" yang baik dan meligitimasi kuaiitas manusia pasca Universitas, narnun parla kenyataannya canangan ke arah tersebut tidak ada persiapan. Slogan tersebut hanya slogan

pendiiiirian," tetapi yang terjadi adalah baryak pihak atau in*tansi baik pemerinial^r riiar:nun swasta yang ikut melakukan sri:r.tu "pereka-

Soedirman (Fapet), dan selanjutnya kita bertanya; Bagaimanakah kuali" tas kita pada pasca Universitas? Mampukah kita bersaing pada pasca

waktu yang panjang dan mentalitas ;.,ang sangat besar. Upaya yang lebih realistis untuk dikerjakan adalah upaya tidak langsung.

TI

"UNIVEFISITAS

DAK TAHU APAKAH PHODUKNYA

l-.!paya penjualan

yang saya

liataka.n r! isini dapat bersifat langlsuirg ataupun tidak langsung.

Untuk r.:p*va langsung, itu rnerupa" karr !,.*ija i.,:i6o Oun memerlukan

Kurikulum pendidikan di FakulPeternakan menitik beratkan pada aspek teoritis saja, sementara

aspek aplikasi belumlah memadai. Hal ini dapat terlihat dari poia SKS yang diterapkan, sulit untuk proporsional. Sebagai contoh: dari satu rnata kuliah yang memiiiki bobot 3 SKS vang terdiri dari 2 SKS untuk teori 't SKS untuk praktikum. Dua SKS untuk teori memiliki nilai 16 kali pertemuan. Namun pada kenyataannya, beberapa mata kuliah dengan Bcbot 3 SKS, rnelaksanakan praktikum kurang dari proporsinya dan jika ditambah f ingga sesuai proporsinya hal ini akan memberatkan pihak mahasiswa dan juga staf dosen di samping masalah perternuan yang kurang efektif. Upaya alternaiif yang dilakukan

adalah mencoba mengaktifkan

mahasiswa yang berminat pada kegiatan ekstra kurikuler. Lab Unggas, Lab. DKK ataupun Lab. Perah yang dimiliki oleh Fapet Unsoed "digarap" secara profesional dan menniliki nilai ekr:nomi yang baik. 33


SOARA-SUARA Eksperimental Farm ini dikelola

seperti Farm yang dikelola pihak swasta. Beberapa mahasiswa yang

berminat dapat dijadikan sebagai karyawan dari farm tersebut dan staf dosen adalah managernya. Diharapkan dari pengelolaan ini, mahasiswa

kultas dan Perusahaan. Setelah proses ini selesai, mahasiswa yang menjadi karyawan di Farm kampus akan memiliki sertifikat pengalaman kerja sebagai modal tambahan selain ijasah kesarjanaan. Secara tidak lang-

dari Farm untuk kelanjutan studi, demikian juga Dosen dan Fakultas, hanya permasalahannya, apakah bi-

rokrasi yang ada di Unsoed yang terlalu "kaku" dapat melegitimasi

dapat memperoleh ilmu aplikasidan dilatih untuk mengelola sebuah farm secara profesional. Prospek lebih jauh, diupayakan kerjasama dengan perusahaan peternakan yang besar melalui pihak fakultas. Kerjasama ini

sung, kampus telah memberikan 'jalan" bagi mahasiswa pada masa

strategi ini. Untuk menerapkan strategi ini perlu banyak persiapan baik yang

Banyak keuntungan yang bisa diperoleh jika strageti ini dapat diterapkan di Fakultas Peternakan Unsoed, baik bagi mahasiswa, Dosen

bersifat perangkat lunak maupun perangkat keras. Hal ini saya pikir telah penting untuk kita bicarakan daripada kita mengurasi masalah absensi yang "kaku" dalam pene-

maupun Fakultas sendiri. Mahasiswa

rapannya.

memberikan keuntungan bagi semua

selain memperoleh ilmu terapan,

dalam hal mengelola farm yang

pihak dan dievaluasi oleh pihak Fa-

pasca Universitas.

juga mendapatkan dukungan materi

Hotma PS, mahasiswa Fapel SKS'84

/--

)-

c). 6

lor

g.=S -

(

l,q

7$r)fikJ+'N

qr\

cq-.

.

Q-\

Qt'-=-

lioi',tn"to

34

HUSBANDRY NO. 5 TH. IIU1991


EKSISTENSI SOMPAH PEMUDA Oleh : H. Bey

ada tanggal 28 Oktober 1928,

tepat 73 tahun yang lalu tercetus maklumat bersejarah dari kaum muda lndonesia pada waktu itu yang dituangkan dalam bentuk suatu sumpah, yaitu Sumpah Pemuda. Tiga maklumat itu terwujud

setelah jika nasionalisme mereka

berhasil menguburkan dalam-dalam segala bentuk primordialisme yang ada. Kesadaran untuk bersatu muncul setelah sekian lama terbuai oleh

politik devide et impera kolonialis Belanda. Sejak itu tumbuhlah kebanggaan akan lndonesia hingga Proklamasi 17 Agustus 1945 sebagai puncaknya. Lahirnya Sumpah Pemuda terse-

but sebenarnya sangat menarik untuk dikaji lebih dalam. Banyak hat yang pantas dijadikan catatan dari lahirnya sumpah tersebut, terutama proses leburnya perbedaan-perbeda-

an pemikiran yang ada di

dalam

setiap perhimpunan (bond) pemuda dalam memandang arah perjuangannya pada waktu itu. Tentunya proses tersebut sebelumnya harus melewati pergumulan-pergumulan, yang akhir-

nya menggolkan Sumpah Pemuda tersebut. Proses ini tidak cukup untuk dihayati hanya secara ceremonial

saja, seperti yang sering dilakukan sekarang. Sebab peringatan yang seperti ini hanya memberikan pe-

ngertian dangkal generasi muda

S.

catatan dari sekian kasus yang menonjolkan heterogenisme masyarakat lndonesia daripada rasa kebersa-

maannya. Kecurigaan antar golongan yang ada di negara kita tercinta ini tidak semestinya dibiarkan tumbuh subur. Sebab jika terus dibiarkan, tidak mustahil lndonesia akan menjadi Libanon yang kedua. ldentitas diri sebagai pemuda ln-

donesia pun semakin tidak teraba. Kecenderungan mengikuti arus budaya luar barangkali juga sebagai

akibat globalisasi dunia tidak

seharusnya diterima mentah begitu sa-

ja. Pada jaman pergerakan pemuda dahulu, pemuda lndonesla pada waktu itu lebih bangga terlihat sebagai pemuda lndonesia daripada terlihat dala penampilan yang kebelanda-belandaan. lronisnya setelah lndonesia sekarang berada di alam kemerdekaan, pemuda kita rupanya banyak yang bangga tertihat sebagai orang asing di negeri sendiri. Feodalisme yang terdapat di dalam kebudayaan kita memang harus dihilangkan. Tapi kita harus bersikap setektif agar kepribadian bangsa kita jangan

sampai ikut terbuang. Sebab jika demikian, bisa-bisa kita tidak mempunyai kebanggaan apa-apa sebagai

suatu bangsa di mata bangsa lain. Kebanggaan terhadap bahasa

kita sendiri juga adatah hal yang tidak kalah penting. JepanE adatah satu contoh suatu negara yang bersifat otokratis terhadap bahasa na-

terhadap lahirnya Sumpah Pemuda. Paling tidak kawula muda sekarang cuma tahu bahwa pada tanggal, bulan dan tahun sekian adalah lahirnya Sumpah Pemuda, titik. Semangat Sumpah Pemuda pa-

akan pergi belajar ataupun melancong sebagai turis ke sana harus sedikit-sedikit tahu bahasa Jepang.

seolah-olah semakin melemah gaungnya. Ben-

demikian. Jangan sampai bahasa na-

da masa sekarang

tuk-bentuk primordiatisme yang dulu telah terkubur sekarang seperti tergali kembali. Dalam lapangan kerja misalnya, ada beberapa perusahaan yang lebih mementingkan suatu suku atau agama tertentu daripada kuali-

tas kerja manusianya. ltu baru satu HUSBANDRY NO. 5 TH. III/1991

sionalnya. Mau tldak mau orang yang

Sebenarnya kita juga sebaiknya

sional kita sendiri menjadi anak tiri di negeri sendiri. Majalah Tempo ter-

bitan 11 Agustus 1990 menulis tentang seorang ahli bahasa lndonesia dari RRG bernama Profesor Madya Ju Sanyuan. Dia begitu bangga dengan

bahasa kita yang katanya bunyinya

merdu bagaikan bunyi kecimpung air.

Tentunya kita tidak usah menunggu kebanggaan itu datang dari bangsa lain. Kebanggaan inipun bukan berarti kita menutup mata untuk mempelajari bahasa lain, apalagi bahasa lnggris yang dipergunakan sebagai

bahasa pergaulan internasional. Sebab memang belajar bahasa lnggris itu penting. Tapi alangkah lebih baiknya kalau kita mengutamakan bahasa kita di dalam negara kita

sendiri, meskipun di hadapan turis asing. Bukan berarti itu ngeyel,.tapi sebagai alternatil agar kita ddpat menghargai bahasa lndonesia dan

bangsa lainpun bisa menghargai bahasa nasional kita tersebut. Siapa

lagi yang akan memulai semua itu kalau bukan kita sendiri? Tak lepas dari semua itu tidak dapat disangkal bahwa pemuda selalu menjadi ujung tombak perjuangan dan kemajuan suatu bangsa.

Mahasiswa yang sering dikatakan sebagai pemuda yang memiliki intelektualitas tinggi dan berwawasan luas merupakan komponen yang tidak terpisahkan dari generasi muda

lainnya. Barangkali kita semua sebagai mahasiswa setuju untuk tidak berpolitik praktis. Tapt tidak berarti kita mengharamkan polltik dalam kehidupan kemahaslswaan kita. Kita tidak boleh tidak dewasa berpolitik. Sebab bita terjadi demi. kian, tidak mustahil akan menjadi mangsa empuk oknum-oknum primordialis. Akibatnya akan menggoyahkan yang memiliki banyak perbe.

daan, hingga sampai kepada

ke-

hidupan berbangsa dan bernogara. Konsep NKIVBKK yang sekarang konon akan ganti 'label'menjadi SMPT (Senat Mahaslswa perguruan

Tinggi) yang dikabarkan agak'bukabukaan' sedikit, pada dasarnya merupakan suatu tujuan yang berusaha menempatkan mahasiswa dan dosen

sebagai penalar dan penganallsa. Belum lagi ditambah dengan diber-

35


lakukannya SKS dalam kurlkulum perkuliahan. Kedua hal iersebut tidak

dapat dipungkiri merupakan sualu hambatan bagi seorang mahasiswa dalam meleburkan dirinya dan mengimplementasikan ilmunya ke dalam rneleburnya dirinya dan mengimplementaslkan ilmunya ke dalam kehidupan masyarakat. Pornisahan an-

tara realitas dan praktek dengan nalar dan analisis menyebabkan mahasiswa banyak yang memandang masyarakat dengan berbagai persoalannya itu secara konsepsional. Tidak mengherankan kalau ada mahasiswa kita yang bingung untuk mengetahui persoalan masyarakat ataupun tampil sebagai mandor pada saat melakukan KKN, Rupanya memang pola plkir mahasiswa semakin

mengarah kepada hal yang menonjolkan individualitas. lrning-iming kur-

si

ompuk teraih asal lP tinggi, mengarahkan seorang mahasiswa

kepada sifat ketidakperduliannya terhadap kondisi lingkungan yang melingkupinya. Ketidakperdulian ini

maklumel tsrsebut tidak dapat dikatakan bersifat monumental, tetapi sebagai suatu yang eksisten dalam jiwa Femuda lndonesia. Satu Nusa, satu Bangsa dan satu Bahasa

bukan merupakan maklumat yang konyoi.

merupakan salah satu batu sandungan yang dapat menggoyahkan

Panulls adalah

persatuan bangsa. Unversitas sering disebut sebagai lndonesia Mini, karena para mahasiswanya terdiri dari beragam suku dan budaya serta agamanya. Kaiena itu tidak seharusnya kita membaca kata lndonesia dengan huruf 'l atau A'-nya saja, tapi harus lengkap, yaitu INDONESIA. Sumpah Pemuda adalah kamus praktis sebagai pedoman

Haha*lswa Fapei SKS 1989

menjabarkan kata lndonesia. Dan

UE Sxeh : Ztt. Joewano eringkali sesuatu yang monca" tangkan kountungan baik eecara psikis maupun materiai jaeli ingin diulangi keberadaannya. Dunia perfilm-an misalnya, ada Rambo l, lalu ada Rambo ll, juga ada produksi kita $endiri, Saur Sepuh, bahkan sudah' sampai lll. Begitupun dengan tulisan ini, boleh dikata penuiispun lagi 'demam panggung" (toh

ijin manggung iebih terbuka meski tak boleh asal buka-bukaan)" Yang jalas seperti kata Shakes" peare, apalah artinya sebuah nama, sekarang

penulispun berslogan f'apalah artinya sebuah judul". Apa jawaban anda, jika anda di-

tanya kriteria sesuatu yang ideal?. Boleh jadi anda akan bingung dan menjawab sekenanya. Kalau mau di-

telaah memang sulii menentukan sesuatu yang ideal, Di dalam yang ideai selalu ada lagi sesuaiu yang

Iebii ideal. ldeal adalah

sesuatu yang relatif. Yang kita rnampu mencarinya mungkin hanya sesuatu yang "limit" ideal. t-aiu apakah di usia ke sepBrempat abad 11 Pehruari 1s91 f

akultas Peternakan kiia layak

disebut {akult*s Nimit ideal??. 36

Kalau dilihat urnurnya, jelas 25 tahun adalah usia yang rnatang. Gadis yang usia 25 tai"rurr dan beium

berjodoh sering sudah jadi

bahan

gunjingan "perawan tua", atau usia perkawinan yang sudah 25 tahun serlngkali dimeriahkan sebagai kawin perak atau pegawai negeri bila sudah

mengabdi 25 tahun sudah pantas mendapat penghargaan dan ataueteu y&ng lain. Tarnpaknya usla sepâ‚Źrennpst abad mernang merniliki se-

suatu yang istirnewa. Patul disyukuri bila secara tisik di usia yang matanu bangunan kampus kita iuga teiah cukup menterenE. Lalu secara no-r fisik apakah kita juga teiah cukup mentereng.? Dunia pendidikan trnggr sebagai pencetak "ehli"ahli specifik" semakin dituntut tenaga pendidik yang mumpuni yang "marnpLi" raen. transformasikan ilmu kepada peserta di(jik" Bolehiah kita seoikrt senyum mempunyai profesor baru iln'ru pemuliaan yang noiab.ene dapat dihitung Jengan jari ada di lndcnesia. Lalu

lepas dari suatu sistem. Yah .,.. peraturan. let,ih kcngkretnya peraturan intern fakultas Peternakan. Di usia yang matang tentu diharapkan oleh seluruh civitas akademika suatu peraturan yang elastis dan supel. BuKan hanya enak untuk didengar Can Cilihat, tapi jt,lga enak untuk din?kmati secara walar. Tch peratur an drbuai br.ikan untuk jadi momok yang rnenakutkan, tapi dibuat agar sesuatu menjadi teratur hingga mudah dilakeanakan. Dan terrtu peratLlran musti membuat sesuatu menjadi berubah. Tapi juga mesti kita sadari perubahan tak bisa terjadi secara f rontal, musti perlahan tetapi pasti, kecuaii peruh,ahan itu suaiu revolusi.

Lalu su,Jah seinakin dekatkah kita mencapai kcndisi limit id*al *tau justi'u sernakin menjauh ???. Selannat Ularg 'l"ahun

cukupkatr hanya dengan itir kita disebut limit ideal'r?. Boteh jadi. Tapi kiia musti rnempertimbang{an satu faktor yang rnau tak nlau tak bisa

HUSBANSRY N0. 5 TH. ilt/1991


$Mm

Se0amafi Dmamg khirnya angin segar itu datang

juga bersama SK Mendikbud Nomor 0457/90 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi, tanggal 28 '1990. Lebih jelasnya

rikan pendapat, usul dan

mari kita Juli simak saja tuangan pena Ketua Umum SEMA Fapet Unsoed, Aries Teguh Wibowo berikut ini. Dengan keluarnya Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Rl tersebut berarti NKI(BKK (Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan), yang selama ini dipermasalahkan karena dianggap membatasi gerak mahasiswa, tidak berlaku lagi. Keputusan Mendikbud Rl itu sekaligus menghapus SK Mendikbud

No. 0156/0/1978 tentang NKK (194-19781, No. 037/0/1980 tentang bentuk susunan Lembaga Organisasi Kemahasiswaan di Lingkungan PT Dekdikbud dan Keanggotaan Badan Koordi nasi Kemahasiswaan l"Jniversitas/lnstitut Negeri (24-9'1 980). Disamping organisasi kemaha" siswaan tingkat PT, SK Mendikbud 04571U/1990 itu juga mengatur Senat Mahasiswa Fakultas, terdiri dari Badan Perwakilan Mahasiswa Fakultas (BPMF), Senat Mahasiswa Fakultas (SMF)dan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ). Perbedaan mendasar antara surat keputusan terbaru dengan ketiga surat kepulusan sebelumnya menurut Mendikbud Fuah Hasan, terietak pada mekanisme penyeleng-

garaan organisasi kemahasiswaan, pendekatan yang dulu itu sifatnya top down (dari atas ke bawah)yaitu dari Rektor kepada Pembantu Rektor

dari mahasiswa, oleh mahasiswa dan

untuk mahasiswa.

sebagai penanggungjawab utarna PT. Sehingga segala bagian yang ada

dalam masyarakat ilmiah harus bertanggung jawab pada oimpinan yang

saran

kepada pimpinan PT terutama yang

bersangkutan. Tidak mungkin ada banyak kapten dalam kapal.

berkaitan dengan fungsi dan pencapaian tujuan pendidikan nasional.

Menurut Direktur Kemahasiswaan, bahwa dengan hadirnya SMPT, tidak ada lembaga baru yang diben-

Namun kedudukan SMPT di tingkat PT adalah sebagai kelengkapan non-struktural. Artinya, kalau yang disebut struktural itu adalah yang bertanggung jawab berdasarkan garis penampilan keputusan karena ada peraturan pemerintah

tuk. Adapun struktur kelembagaan yang ada setelah datangnya SMPT,

(lihat skema). Bagaimana Sikap Kita? Pada saat awal rencana pem-

yang mengatur, maka SMPT tidak ter-

di dalamnya dan disebut non"struktural. Dengan demikian menurut Dir-

masuk

jen Dikti, bahwa di sini tidak

!)r.l-Rektor

-rij il; i1-,1 ti \--+ f--

bentukan SMPT beberapa waktu yang lalu, kehadirannya merupakan "angin segar" bagi aktivitas kemahasiswaan di PT, demikian menurut

ada

I

I

t-Z-

\------------J

I

I

{i

I

i

LEN4*qcA -.1I LEMBAGA

- kEtrAU^o,o,n,^^a, KEMAHASISWAAN

r

I

i

i flNGKAT Pr !.---rr-_T____) i

!iri I I ! +----t

,1-i t I !rI ll:,fr-i I

irrr

uNtrKEGIArAN

I

I

r

I

SMF

untuk mengkoordinasikan mahasiswa. Maka sekarang ini sifatnya bottom up (dari bawah ke atas), yaitu

istilah Flektor punya jalurkornando terhadap SMPT, atau apakah SMPT sejajar dengan Rektor, sebab Rektor

wahana bagi kehidupan kemahasiswaan. SMPT yang dianggap sejajar dengan Senat Guru Besar memiliki tugas pokok antara lain mewakili mahasiswa pada tingkat PT membe-

i i

.L-i

f-*n ,r.,,rrrsiJ i

Salah satu realisasinya, adalah

dengan dibentuknya Senat Mahasiswa PT (SMPT) sebagai sarana dan

HUSBANDRY NO. 5 TH. III/1991

I

37


anggapan sebagian pengamat. Ten-

tuqya akan timbul pertanyaan dibenak kita "angin segar" yang bagaimana?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut di atas, tentunya ada boberapa

hal yang bisa kita paparkan, tergantung dari sisi mana kita melihat. Kalau misalnya, seorang petani yang sedang menikmati istirahatnya di bawah pohon yang rindang setelah bergelut dengan pekerjaannya dari pagi hingga siang ditambah lagi dengan sgngatan sinar matahari yang membakar sekujur tubuhnya, tentunya kita akan berpikir, alangkah nikmatnya istirahat si petani dengan kondisi badan yang loyo setelah habis-habisan tenaganya terkuras,

dan alangkah lebih nikmatnya lagi jika pada saat itu berhembus angin segar yang menyejukan suasana se-

kitarnya di mana si petani melepas lelahnya.

Jika si petani larut dalam kondisi yang ada disekitarnya, bisa jadi ia akan lupa dan tidak akan melihat

tangan terbuka kita sambut kedatoh yang menentukan baik tidaknya mahasiswa sendiri, karena yang banyak berperan di

apa yang ada didekatnya, rumput di bawah kakinya, pacul di sebelahnya, batang pohon tempat ia menyandar-

tangannya,

kan dirinya, dan semut-semut kecil yang mulai merayapi tubuhnya. Apalagi yang jauh seperti kerbau dan ba-

dalamnya mahasiswa.

jaknya, saluran irigasi, benih yang harus disebar semua dilupakannya. Karena si petani sudah terbuai oleh alam impian yang diwarnai ambisinya. Ketika ia terjaga barulah ia sadar

bahwa impiannya tak lebih hanya sebuah fatamorgana yang sering di-

jumpai para musyaf ir di tengah padang pasir. Tetapi semuanya

Tapi, kita juga harus ingat

bahwa akhir-akhir ini, antara,mahasiswa dan petani kecil cjalam kondisi tertentu nampak adanya keterkaitan dan hubungan yang harmonis. Untuk itu guna menghindari dampak negatif dari pelaksanaannya kebijaksanaan tersebut serta mengukir sejarah

ngan petani tadi dalam menganalisa setiap, yang ada di sekitar kita dan

yang lebih baik, kita perlu rnembuat acara pelaksanaan secara matang dan terorganisasi secara rapi mengingat kebijaksanaan tersebut luwes penerapannya. Dan kita mahasiswa masih bisa menyiasati dengan membuat saluran-saluran angin agar angin segar itu akan betul-betul kita

bagaimana menyikapinya.

rasakan kesegarannya. Selamat

Jadi dalam hal ini kita dituntut kedewasaan dalam menyambut datangnya angin segar SMPT di Kam-

merenung dan selamat berbenah diri mahasiswa UNSOED semoga harum bau nafasmu akan tersebar bersama

sudah terlambat karena malam telah

tiba. Sebagai mahasiswa tentu saja pola berfikirnya akan berbeda de.

pus kita, jangan terlebih

dahulu

berapriori yang tidak baik. Dengan

semilirnya angin segar itu

.....

Aries TW, Ketua SEMA Fapet E9.91

Sambungan dari hal. 22 dan suaranya menjadi kabur, dan bila kekurangannya mencapai 12 persen, matanya menjadi cekung, kulit menjadi keriput dan ternak tersebut tidak

dapat menelan. Secara umum perubahan-perubahan faali selama kenaikan hilangnya air tubuh ternak adalah sebagai berikut : 1. terjadi pertambahan denyut jantung dan naiknya temperatur rektal; 2. meningkatnya frekuensi pernafasan; 3. terjadi peningkatan yang cepat dari konsentrasi larutan darah; 4. volume darah

berkurang dan peredaran darahnya menjadi lebih sulit. Mengingat pentingnya air untuk proses dalam tubuh maka air merupakan kebutuhan yang mutlak bagi ternak. Ok! perhatian peternak untuk mencukupi kebutuhan air bagi ternak yang dipeliharannya perlu ditingkatkan. Upaya mencukupi kebutuhan tersebut merupakan unsur manage-

men yang sangat penting. Dengan tatalaksana yang lebih baik maka produksi ternak akan lebih meningkat dan hal ini tentu merupakan unsur bagi keberhasilan usaha peternakan.

Ternak tampil ceria (Husbandry)

Mulyono, mahasiswa Angkalan SKS'A6

38

I

HUSBANDRY NO. 5 TH, III/1991


I i.,rii

.."-.,i

ii.

i

i rtf,qi.r,:i i '-i1 ;i;l,li

ALUMNt,

M ENCOBA

angkah alternatif yang dapat diambil oleh alumni untuk

koordinasi awal untuk dapat melacak rekan-rekan alumni yang belum sem-

dapat lebih mengernbangkan diri dan memberikan bantuan bagi

pat diketahui.

almamaternya dan adik-adiknya adalah dengan membentuk sebuah Yayasan dengan penyantun dana dari

Peternakan Unsoed Purwokerto adalah Bapak Dekan, lr. Djoko Adi-

alamat Fapet Unsoed yang sudah

lkatan Alumni Fakultas Peternakan

mapan, demikian yang diungkapkan oleh Mas Priyo, salah seorang alumni Fapet Unseod dalam acara reuni Alumni Fapet l.,lnsoed diTaman Mini lndonesia lndah, Jakarta, pada tang-

Universitas Jenderal Soedirman yang

gal 3 sampai 4 November 1990. Ketua panitian reuni, AG Bam-

bang Antara menyatakan bahwa dengan diadakannya reuni Alumni Fapet Unsoed di Jakarta ini diharapkan alumni dengan mahasiswa yang pada dasarnya memiliki ikatan keke-

luargaan (satu keluarga) dapat melaksanakan satu kebutuhannya yaitu saling berkumpul dan bertukar informasi. Sisi lain yang mendapat sorot-

an khusus dari ketua panitia reuni adalah dari pertemuan/komunikasi tersebut dapat melahirkan sesuatu yanE memiliki manfaat besar bagi

Utusan/perwakilan dari Fakultas

suwirjo MS yang juga sebagai Ketua

berkedudukan

di

Purwokerto. Ber-

sama dengan bapak Dekan, ikut juga perwakilan dari Panitia PSP Vlll dan Husbandry.

Flombongan

dari

Purwokerto sampai di Taman Mini lndonesia lndah pada Fiari Minggu pukul 15.00 WIB dan sudah disarnbut oleh panitia Reuni di Gerbang Taman Mini. Perte-

muan sore itu bersifat informal sebagai pelepas rasa kangen dan dipenuhi dengan pembicaraan yang

bersifat nostalgik dan humorisme. Suasana keakrabAn sangat terasa pada saat tersebut, sambil melepas-

kan rasa penat setelah perjalanan jauh Purwokerto

-

Jakarta, obrolan

yang terjadi sangat menyegarkan, apalagi pada saat tersebut ada man-

pen gembangan almamaternya yaitu

tan Ketua Dewan Mahasisa

Fakultas Peternakan Universitas

terakhiryaitu Mas Priyo dan mantan Sekretaris Majel is Permusyawaratan Mahasiswa (MPM), mas lwan. Sifat

Jenderai Soedirman.

Fleuni Alumni Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman merupakan hasil pemikiran dari alumni Fapet Unsoed yang berada di Jakarta dan dimotori oleh alumni dari

angkatan 81 sampai angkatan 83. Acara Reuni dimulai pada tanggal 3 November 1990 malam sampai dengan pukul 13.00 Minggu, tanggal 4 Novernper. Dari 80 undangan yang di-

sebarkan panitia, hanya 58 alumni yang dapat menghadiri acara reuni alumni Fapet Unsoed dan selebihnya dengan alasan kesibukan ker.ia dan

pribadi, banyak rekan alumni yang

tidak dapat kesibukan kerja

dan pribadi, banyak rekan alumni yang tidak dapat menghadiri secara reuni.

Dikatakan juga, dengan dilangsungkannya reuni alumni yang pertama di Jakarta, di harapkan dapat rnenjadi

HUSBANDRY NO. 5 TF{. III/1991

I

UNTUK Mp,frlGGlGlT

yang

"heroik" mahasiswa pada masa sedi berlakukan terungkap pada saat itu. Dari pembicaraan yang terungkap terasa bahwa terdapat perbedaan yang "mencoiok" antara aktivitas mahasiswa dahulu dan sekarang, dan secara irnpiisit dapat terasa

belurn NKK/BKK

bahwa alumni Fapet Unsoed sangat menyayangkan akan aktivitas rnaha-

siswa Fapet Unsoed yang kurang memberikan makna "publikasi" bagi kampus untuk masyarakat luas. Setelah selesai acara santap malam bersama, acara Reuni, Alumni Fapet Unsoed di Jakarta dan sekitarnya dimulai pukul 20.00 WlB. Ketua Panitia Reuni, AG. Bambang Antara (SKS'81) mengungkapkan

latar belakang diadakannya

reuni

yang merupakan pengalaman pribadinya dalam memperoleh pekerjaan. Diungkapkan, setelah lulus dari Fapet Unsoed Mas Bambang Antara mendapatkan pekerjaan di salah satu farm unggas yang tidak begitu besar. Dan kebiasaan yang terjadi dalam mencari pekerjaan adalah "asal sabet" pekerjaan sebagai "batu loncatan" lalu mencari pekerjaan lain sesuai dengan keinginan

dan target masing-masing. Tahap kedua, mas Bambang Antara yang mantan aktivis Capra Pala memperoleh pekerjaan di Farm yang lebih besar. Sudah menjadi trend dalam memperoleh pekerjaan, jika kita ingin meninggalkan satu pos pekerjaan, kita berusaha untuk mencari pengganti kita di pos yang akan kita tinggalkan. Demikian juga halnya dengan Mas Bambang. Upaya yang dilakukan adalah mencari alumni Fapet Unsoed yang berminat atau belum memperoleh pekerjaan. Usaha rnas Bambang untuk mendapatkan tenaga pengganti gagal dikarenakan tidak/kurang adanya komunikasi dengan sesama alumni. Akhirnya, pos yang akan ditinggalkan tersebut

diisi oleh sarjana alumni dari

IPB

Bogor. Hilanglah sebuah kesempatan bagi alumni Fapet Unsoed. Untuk mengurangi kemungkinan kasus tadi, diharapkan sekali adanya suatu "ajang temu" yang bersifat saling memberi dengan tujuan meningkatkan kualitas alurnni Fapet Unsoed dalam "memburu" pekerjaan. Merujuk kembali apa yang telah d!lakukan oleh lkatan Alumni Fapet Unsoed dalam rangka Wisuda Sarjana dan

Program D3 PTUP bulan Agustus 1990 yaitu pertemuan/Bursa Tenaga Kerja di Fakultas Peternakan Un-

soed, dapat dikatakan kedua usaha ini memiliki tujuan yang sama. Sementara dari Senat Mahasiswa yang diwakili olah mantan Ketua Senat Mahasiswa Periode 1 988-1 990, lr. Djoni menyatakan, pertemuan alumni kali ini sebaiknya dapat 3g


memberikan motivasi bagi rekanrekan alumni di daerah luar Jawa maupun Jawa untuk dapat saling mengkoordinasikan. Reuni Alumni Fapet Unsoed Jakarta dapat merupakan rintisan bagi reuni-reuni lain di

mendapatkan pekerjaan di Majatah Mingguan TEMPO dan saat ini mas Tri Budiyanto yang pada saat reuni kembali dipanggil dengan nama semasa kuliah yaitu Mas BLANGKON

menangani majalah bisnis PROS-

seluruh lndonesia. Pihak Fakultas, dalam hai ini

PEK.

dikatakan oleh Bapak Dekan {Kepala Suku) Fakultas Peternakan Unsoed, bahwa niat atau keinginan pihak

dialog dengan seluruh peserta reuni untuk mencari betukan dari IKATAN ALUMNI FAPET UNSOED JAKARTA

Fakultas dan lkatan Alumni Fapet Unsoed untuk menggalang potensi

dari lkatan Alumni untuk mengembangkan Almamater sudah mulai dirintis. Keinginan untuk meng" aktifkan lkatan Alumni Fapet Unsoed (Ketua Bapak Djoko Adisuwirjo) yaitu dengan dicanangkannya acara reuni Alumni Fapet Unsoed dari angkatan pertama. Acara reuni ini direncanakan pada bulan Pebruari 1991 dalam menyambut 25 tahun Fakultas Peter-

nakan Universitas Jenderal Soedirman, namun karena saat ini Kampus Fapet Unsoed sedang dalam keadaan membangun, maka acara reuni di" undur sampai bulan Mei 1991 bersamaan dengan peletakan batu pertama/peresmian Gedung Fakultas

Acara berikutnya adalah acara

yang efisien sehingga tujuan dari

reuni alumni yang pertama ini dapat

terealisir. Dalam forum dialogisara. sehan ini, pembicara yang tampil adalah Mas Paulus Sukartono, Mas Priyo, Mas lwan dan Bapak Kepala Suku (Bapak Dekan) dengan modera-

tor Mas Wayan Trianggono. Yayasan sebagai alternatif Dari hasil sarasehan terungkap, bahwa sebenarnya lkatan Alumni Universitas Jenderal Soedirman sudah ada/terbentuk di masingmasing daerah. Sebagai contoh, lkatan Alumni Unsoed cabang Bogor diketuaioleh Bapak Darsono (alumni Fak. Biologi) dan sekretarisnya

obrolan dengan kakak alumni di luar

forum sarasehan, u$ulan Yayasan dengan Badan Usahanya merupakan usulan yang realistis untuk jangka panjang namun untuk memikirkan sisi ideaiisme dari pendidirian Yayasan yang bersifat SOSIAL. Diharapkan, melalui Yayasan yang dibentuk ini semua informasi tentang perkembangan dunia Peternakan dan trend Pembangunan Peternakan dapat tertampung dan tersalurkan ke semua anggota Alumni. Penyebaran informasi ini diharapkan dapat diperoleh dari pertemuan bulanan dari Alumni. Seperti contoh ,pada saat reuni ini, Mas lwan yang -' bekerjadi Direktorat Jenderal Peternakan memberikan informasi bahwa Dirjen Peternakan saat ini sedang

menggalakkan Peternakan Rusa, Kulit Kelinci, Kambing dan Kulit Babi untuk kebutuhan ekspor dan dalam negeri. Yang menjadi masalah saat ini adalah, bagaimana ikatan Alumni dengan segaia potensinya dapat

memanfaatkan "menyiasati" peluang yang berupa inf ormasi ini. Sementara mas Priyo menekankan,

baru.

adalah mas Priyo (Alumni Fapet). Kemandulan dari kegiatan lkatan Alumni Unsoed ini dikarenakan

bagaimana kita selalu optimis dalam memanfaatkan setiap peiuang yang ada. Apa yang harus kita persiapkan

Setelah acara yang bersifat seremonial tidak resmi, acara dilanjutkan dengan komunikasi antar

kurang terpeliharanya iklim reorgani-

sasi sementara pengurus lkatan Alumni yang suciah tua (merniliki

secara cepat dan tepat, sehingga

Peternakan di Karangwangkal yang

alumni yang berupa pengalaman alumni setelah lepas dari kampus Purwokerto. Salah satu Alumni, lr.

Megawati(SKS 83) setelah lulus dari Fapet Unsoed menjadi pengangguran selama 2 bulan, kemudian mam-

banyak kesibukan) kurang memiliki banyak waktu untuk mengurusi lkatan Alumni. Disebutkan lebih lanjut, ikatan Alumni Fapet sebaiknya/

seharusnya bernaung dibawah

pu menjual sebuah proposal

lkatan Alumni Unsoed dan sangat diharapkan pengelola organisasi

selama 2 bulan. Setelah itu bekerja

lkatan Alumni sebaiknya dari gene. rasi yang lebih muda dan memiliki

dan menangani proyek Jarnur Merang

dr Tambak dan makanan Udang,

namun hanya sebentar dan saat ini mbak Megawati menangani Biro Jasa dalam bidang Pendidikan dari SD sampai SLTA. Pengalaman lain dari mbak Alvi yang mantan aktivis karnpus dan UPL, juga mengalami masa "vacum" pekerjaan selarna 2 bulan pasca wisuda. Keinginan untuk berkecimpung dibidang Peternakan

sesuai dengan disiplin ilrnu yang dimiliki, namun pekerjaan yang diperoleh adalah bagian infornnasi bisnis di PT COMPSS Jakarta. Banyak cerita lucu dan suka duka dalam memperoleh pekerjaan. Mas Tri Budiyanto (SKS I't) setetah tutus 40

kreativitas dan loyalitas yang tinggi.

Untuk lebih merangsang pertumbuhan organisasi lkatan Alumni.

organisasi

ini

sebaiknya berbentuUrnembentuk Yayasan yang bergerak di bidang sosial. Untuk mengelola proyeUkegiatan secara komer-

sial, dibawah Yayasan dapat didirikan Badan Usaha. Diharapkan dari Badan Usaha inidapat memberikanl menyumbangkan wawasan baru bagi

alumni yang belum memperoleh pekerjaan. Alternatif pioner yang rnembuka jalan dalam membuka wawasan baru adalah senior-senior yang

memiliki proyek-proyek untuk digarap bersama lkatan Alumni. Dari

peluang yang ada dapat dimanfaatkan. Jika kita tidak "bergerak" dari sekarang, maka kita akan ter-

tinggaljauh dari ikatan alumni yang lain.

Masalah lain yang terungkap dalam sarasehan adalah adanya

perbedaan yang besar antara teori yang diperoleh di Kampus dengan praktek yang dilakukan dalam peker-

jaan dilapangan. Sebagai contoh

diungkapkan oleh alumni, mahasiswa tidak pernah diajarkan di kampus

tentang dosis vaksin yang efektif bagi unggas untuk kondisi tertentu, sementara peternak diharapkan mampu seefektif mungkin memanfaatkan vaksin dan waktu untuk melaksanakan vaksinasi. Sering ter-

jadi, seorang'petugas Farm melak-

sanakan vaksinasi untuk beribu ekor ternak. Untuk itu diperlukan ketrampilan dan pengetahuan yang optimal dari peternak. Jawaban yang diberikan oleh Bapak Kepala Suku sebagai

perwakilan Kampus adalah, upaya untuk meningkatkan kualitas dari

sarjana Fapet terus diusahakan. HUSBANDRY NO. 5 TH. III/1991


Walaupun ada kekurangan diharapkan itu bukan suatu penghambat yang besar bagi alumni untuk dan hal ini merupakan rnasukan yang baik Lab. Unggas.

Acara sarasehan dilanjutkan sampai hari Minggu dan keputusan

sementara yang dapat diambil adalah

:

1. Segera dibentuk Sekretariat Alumni Sementara sebagai tempat ber-

komunikasi dan informasi, baik bisnis atau tehnologi bagi semua

alumni. Sekretariat sementara adalah lr. Retno Suminar (84) Jl. Kp. Buaran No 3 Rt. 3 Rw.013 Klender iakarta Timur Telp. 8612032

2. Pembentukan Pengurus Sementara:

Koordinator; lr. AG. Bambang Antara (81) Cornp. Cempaka Putih lndah Kav.42 Jakarta Pusat 10520. Telp: 413285

Wakil Jakarta : lr. Muslich SW.

(mas Madun, 81) Jl. Petogogan 1/5 No. 32 RT. 09/011 Blok A Kebon tsaru, Jaksel. Wakil Bogor : lr. Setyo Nugroho (83)

Jl.

Menteng 19 Jakaria Utara

14270

Wakil Tangerang

: lr. Pambudi

Utomo (83)

Jl. Keroncong Jatiuwung

Tangerang * Jabar Wakil Bekasi: lr. Kusnadi Nuryadi

Setelah usai acara sarasehan, reunialumni Fapet Unsoed diJakarta ditutup dengan menampilkan hiburan-hiburan. Biduanita SKS 83, mbak lda Sabardina mencoba menghangatkan suasana dengan menampilkan satu lagu populer "SATU JAM SAJA' dengan sangat melnpesona. (Bapak Kepala Suku juga terpesona).

Tidak ketinggalan, Bapak Kepala Suku juga menampilkan kebolehannya dengan menampilkan lagu kon-

dang KEMESHAAN dengan diiringi gitaris cewek kondang dari83, mbak Alvi. Rombongan Purwokerto kem-

bali ke Purwokerto pukut

16.00

setelah mampir sebentar di pameran Peternakan.

(83)

Bekasi Bulak Rt 03/Xl Kal. Megahayu Bekasi

(HPS' HUSBANDRY)

Penutupan Reuni dengan bergoyang ria (Husbandry)

HUSBANDRY NO. 5 TH. IIII.XSSI

r

41


SERAH TERIMA KETUA POM OM. Bukan Pekan Olah Raga Mahasiswa, bukan pula Persatuan Orang Mumet. Tetapi Persatuan Orang"tua Mahasiswa yang beranggotakan para orang-tua dari seluruh maha' siswa Fakultas Peternakan Unsoed. Pada tanggal 13 Oktober 1990 rnelangsungkan serah terima ketua POM Fakultas Peternakan dari Soediro, BA kepada lswanto, SH di kampus Karangwangkal. Soediro,'BA yang sebelumnya menggantikan ketua FOM I Kisworo (1984-1988), menurut SK Rektor seharusnya menjabat sebagai ketua POM Fapet tahun 1989-1S1 selama dua tahun. Tetapi dikarenakan putranya ielah menyelesaikan pendidikan di Fakuttas Peternakan, maka sesuai dengan Anggaran Dasar POM pasal 6 (3) butir c sebagai ketua POM dapat diganti. , ,: Dalam acara serah terima tersebut, Soediro, BA menandaskan bahwa tuiuan POM dibentuk adalah sebagai rasa tanggungiawab orang tua untuk ikut mendorong perkembangan penOiditcanlperkuliahan di Fakultas Peternakan, sehingga lanjut mantan Walikota Purwokerto yang sek*rang Dirut PDAM Banyumas ini, uang POM akhirnya harus kembali pada mahasiswa dan fa(ultas. "T6ntu saja perjalanan POM tidak semulus seperti yang diharapkan. Banyak hambatan yafig diiU?tpai, diantaranya kekurangpengertian dari para orang tua mahasiswa terl^iadap ide d'isar pOtrtr itu sendiri. Di samping itu dikalangan mahasiswa, terutama PBM dan SEMA selalu inbi,inutkdfinyh akan dikemanakan nantinya uang POM tersebut", kenang $oediro, BA orang ,f.tonnbf 'satu di Fer"tina Cab. Banyumas sambil matanya menerawang mengingat masa lalu. Hal 'iRi dibenarkan *le?r Dekan Fakultas Peternakan lr. Djoko Adisuwirjo, MS dan diakuinya ributnya .di t<a'ldngan rnahasiswa berakibat seretnya dana. Sementara itu dalam kesempatan yang $ama, ketua POM baru yang akan menghabiskan masa jabatan ketua lama sampai 1991 lswanto, SH bertekat akan meneruskan apa yang telah dirintis dengan baik oteh pengurus lama. Beliau iuga mengajak kepada semua lapisan Civitas Akademica untul< bekerja bersama-sama dan mendukung POM, terutama orang tua mahasiswa dan rnahasiswanya sendiri. "Yang paling penting dukungan dari mahasiswa, sebab mahasiswa sekarang sangat kritis, ieli dan awas sekalisehingga tidak sedikit masalah-masalah atau perbedaan pendapat yang dapat mencuat ke luar. lnitah jiwa mahasiswa", aku lswanto, SH dosen tetap Fakultas l-{ukum Unsoed dan juga'Pembantu Rektor } Universitas Wiiaya Kusuma Purwokerto ini. , Lebih lanjut diielaskan tentang arahan program POM mendatang selarna kepengurusanhya adatah membenafri perpustakaan Fakultas Feternakan. Niat ini diambil dari pengalaman beliau selama meJanglang-buana di Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta di belahan benua Amerika dan Eropa beberapa bulan yang lalu. "Di perguruan tinggi Amerika dan Eropa, sebuah bangunan yang paling menonjol dilingkungan kampus adalah perpustakaan. Bangunan per pustakaan melebihi rektorat. Di sana eksistensl sebuah perguruan tinggi ditenlukan oleh keadaan perpustakaan dan'laboratoriumnya", tandas Iswanto, $H sambilmerujuk UU Pendidikan Nasional Nomor 2 Tahun 1989 dan PP Nomor 30 Tahun 1990. Tentu saja rencana tersehut langsung disambut hangat oleh Dekan Fakultas Peternakan yang mernang sudah melangkah untuk mengadakan pernbenahan perpustakaan fakultas. 'Ke,betulan sekafi, terjadi sinkronisasi antara program POM dan fakultas. Masatah perpustakaan sedang diperbaharuhi dan dilaksanakan oleh Pembantu Dekan 1", sahut Dekan Fakuita+Peternakan ceria. Sekarang ribut soal uang turan POM sudah berkurang (kecuali bila iuran dinaikkan), maka kesempatan untuk membuktikan niat luhur tersebut lebih terbentang luas. Dari tempat parkir, tulisan Fakultas Peternakan, kegiatan mahasiswa dan Fakultas, dsb,.... sampai komputer. Setelah itu Perpustakaan Fakultas akan tersenyum dan tambah manis. Latu apalagi? Barangkali MUSHOLLA sudah dipikirkan, tetapi belum diwuiudkan! Kita tunggu saia. Liputan Tj, Loeklto Koreapoden Husbandry

42

HUSBANDRY NO. 5 TH. III/1991


WISUDAWANAVATI FAPET PERIODE JANUARI I99I A;f,rog1 $1,'.t,: ', 1.,lr- Joni.'. ',,' ', .., 2. lr. Gunadi

'.,,,,...

,,.r...,.,

'''',1,';';'.,'..

.

:'-.....1.

.:25,. :lr-

A.nung Nurhiday.at

26. lr. Sakun : ,'3;. ir;.'Tots,Fiabo*o,. r r':: : 1 " 27. lr. Oktadi Dwi M 28. lr. E. Dwi Widiayanti 4. lr. Gifni 29. lr. Elang Buana 5. lr. Roni Fadilah :.,:.6r...li,.SabCi.P,ur.nOmO,,,.,' .,,:,, 30. lr. Sugeng Riyanto 31. lr. Cahyo Waspodo 7. lr. lrwan lrawadi ,:32. lr: Rita.Yuniastht'i ,H 8. lr. lmam Mangestu Jati , .,.r9.,,,lr;' B:ambang'Biyanto' Jpt,,.., 33. lr. Hariandono BP 34. lr. Bima Ekawardana 10. lr. Erna Flusmiyati ' 11. lr. Hartanto .,r,,,. ' 36. lr. Nani Rahyuni ,,., 1e,.k a,midaji.L,taflati ,,,-1&',li unrAgustiq M .::r.,'': :.r:. 37. lr. Nur Rohmah ., i1,4t ,.Jt..Safi,EkO, US,Wat[, .:,,1 ,.1. . 38. lr. Coco Ari Cahyo 15. lr. Galih Praasih 16. lr. Dwi Suramto :B. Program D3 {FTUP} : 1. Arif Pujoharsono . :1.7,.,.)r,,$v,i,,H61y661[', 2- Tini Setyo lndarti 18. lr. Mulyanto ' 19, 1r... Atrnani Agq-stini,ngrum..l 3. Tusilah r,,20.,:+r.,Jofto.Biratno S,. .. 4. Asep Heriyanto 5. Sugeng Hadiyati 21. lr. Sri Kusunaryati .22,,. lr"'tr{u'angi Phirgahairi:r::, :' 6. Ali Suroso 7. Chistina Sabarwati 23. lr. Karsun 24. lr. Retno Dewi P .

.

.

ffi

STGEIIAP PI}IGURU$ "HUSBA]IDRY' DA}I CIYITAS A$DTftlITA TAI(UITAS PEIER}IAKAII IIIT}IGU(APIO}I SETATTAT IfiPADA

pRo$,

DR $0mm0 ADru0mARffio

AIAS PTNGA}IUGERAHAH GURU

BESAR

ItTU PtftIULIAA]I TTRNAI(

PADA TAI(ULIAS PETERNAKAN UNIVERSIIAS JTNDERAT SOEDIRMAil, PURWOI(ERTO

--*-

ci


6frrut1

WYU NDRA GRASIKA, J\ .S\singamangaraia SB X

E

\S2-r4\ S1631 ,81623%

Xog\a\can\a, - 55\

53

':{'"

i

W;

ffi #f

ffi,t

#":

,.,:::.:aiL

MI WI?PUSTAKAA *

4*.,a

oriftttts/ re;

,r#'*"-'

Fq I


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.