Penghijauan Ala Unpas Berkebun
ELM P A
EDISI XLVII/Juni/2012
DARI KAMI UNTUK MAHASISWA DARI KAMI UNTUK MAHASISWA
cover by : Agung Gunawan Sutrisna/LPM Jumpa
‘Sepak Terjang’ BEM Universitas Pasundan
Lembaga Pers Mahasiswa Universitas Pasundan Bandung
salam redaksi
E D I TO R IAL
Adakah BEM di Kampus Kami?
B
adan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Pasundan (Unpas) sebagai lembaga kemahasiswaan tingkat universitas mempunyai peranan sebagai fasilitator bagi seluruh mahasiswa. Baik dalam menyalurkan aspirasi, maupun menyelesaikan masalah yang muncul. Selain itu, BEM Unpas mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pencerahan atau pengembangan dalam bidang penalaran, seperti seminar dan Latihan Kepemimpinan Mahasiswa (LKM). Namun koordinasi yang dilakukan oleh BEM Unpas dengan kelembagaan lainnya di universitas tidak berjalan dengan baik. Hal tersebut karena tidak adanya garis struktural yang jelas. Jika demikian adanya, bagaimana BEM Unpas bisa merangkul semua kalangan, terutama mahasiswa jika koordinasi antara lembaga pun tidak berjalan dengan baik? Kurangnya kegiatan yang diselenggarakan BEM Unpas dalam tatanan internal kampus menyebabkan ‘gaungnya’ tidak terdengar di lingkungan kampus. Walaupun tidak dapat dimungkiri di kancah eksternal BEM Unpas telah memperlihatkan eksistensinya. Pada edisi kali ini, Pelma melakukan polling kepada 743 mahasiswa Unpas terkait BEM Unpas. Dari presentase terbesar polling tersebut hasilnya menyebutkan, 86 persen tidak mengetahui keberadaan BEM Unpas, 78 persen tidak mengetahui akan kinerja BEM Unpas, dan 80 persen tidak merasakan akan manfaat dari kinerja tersebut. Di samping itu, diharapkan koordinasi dengan kelembagaan pada tiap fakultasnya dapat tetap terjaga, agar aspirasi dan masalah mahasiswa yang ditampung oleh kelembagaan tingkat fakultas yang berhubungan dengan universitas bisa diselesaikan dengan baik oleh BEM. Bukankah fungsi BEM sebagai penyambung lidah mahasiswa dengan pihak rektorat?
Redaksi Pelma menerima tulisan berupa : Surat Pembaca, Artikel, Opini, Renungan, Laporan Perjalanan, Ilustrasi, Foto, dll. Redaksi berhak mengedit tulisan tanpa merubah isi. Tulisan dikirim dalam hasil print atau dalam bentuk softcopy
2
PELMA edisi XLVII 2012
Salam Mahasiswa! Assalamu’alaikum Wr. Wb
T
etap bersemangat dalam lingkaran persaudaraan yang erat selalu kami tanamkan untuk senantiasa berkarya dan mengabarkan kebenaran. Alhamdulillah, buletin Pelma edisi ke-47 bisa kembali hadir di tengah para pembaca. Dalam edisi kali ini, redaksi mengangkat tema ‘Sepak Terjang’ BEM Universitas Pasundan dengan tujuan agar mahasiswa dapat mengetahui kinerja BEM Universitas yang kerap dipertanyakan. Semoga Pelma dapat menjadi fasilitator atas pertanyaan-pertanyaan tersebut. Kritikan dari pembaca sangat kami harapkan karena dengan kritikan yang Anda berikan akan kami jadikan pelajaran agar buletin Pelma menjadi lebih baik. Selamat membaca! Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Fasilitas
surat pembaca
Media elektronik di Fakultas Hukum harus lebih ditingkatkan. Sekalipun mahasiswa sedang berada di kampus, tapi tetap dapat menyaksikan pemberitaan. Ninit, Fakultas Hukum 2009 Kampus masih kekurangan sarana dan prasarana. Komputer yang disediakan kurang. Semoga ke depannya ada ruangan khusus untuk perokok dan WC cewek serta cowok bisa dipisah. Aan Anisa, Fakultas Hukum 2009 Perpustakan di Fakultas Ekonomi sudah cukup membantu, hanya saja buku-buku yang disediakan kurang lengkap dan tempatnya kurang luas. Lia Komalasari, FE Akuntansi 2010
Pelma Edisi XLVI/April/2012 Saya sangat tertarik dengan Pelma Edisi XLVI/April/2012. Tema yang diangkat mengenai beasiswa telah menyajikan transparansi dan permasalahan mengenai beasiswa di Universitas Pasundan. Farhat Hasta Mutian, FISIP Ilmu Komunikasi 2010
Akademik Daftar hadir saat perkuliahan harap diperketat kedisiplinannya agar tidak ada lagi mahasiswa yang menitipkan daftar hadir. Begitu juga kedisiplinan saat ujian berlangsung, pastikan mahasiswa tidak ada yang menggunakan alat komunikasi. Ai Solihah, FKIP PGSD 2011
Ralat Pelma Edisi 46 : (Pelita Utama) Halaman 4 tertulis Dadang Jatnika, Bagian Minat dan Bakat Mahasiswa, seharusnya Kepala Bagian Pembinaan Program Penalaran, Bakat dan Kesejahteraan Mahasiswa.
Pelindung Rektor Universitas Pasundan Bandung Penasihat Pembantu Rektor III Universitas Pasundan Bandung Pemimpin Umum Excaferina Sri Utami Pemimpin Redaksi Rachman Gumilar Sekretaris Redaksi Widi Hernawan Editor Fuji, Eriel, Gita Artistik Intan, Taufik Perusahaan & Iklan Mutia, Imas Staf Agung, Dwi, Ai, Asep, Fahmi Penerbit Lembaga Pers Mahasiswa ‘Jumpa’ Universitas Pasundan Bandung Alamat Redaksi Jl. Tamansari No. 6-8 Bandung 40116 Telepon (022) 4261259 Email jumpaunpas@yahoo.com Facebook Lpm Jumpa Unpas Twitter @lpmjumpa Website www.jumpaonline.com
pelita opini
Demokrasi yang Terzalimi Agung Rizkita*
D
emokrasi adalah sistem pemerintahan yang dianut oleh presi yang bermacam-macam ketika digemakan. Masyarakat negara kita. Dengan demokrasi, semua orang yang bosan, keluarga demonstran gelisah dan pemerintah yang dapat mengutarakan pendapat dan suara hati mereka ‘buta’ dan ‘tuli’. Masyarakat bosan karena suara mereka tidak dengan berbagai cara. Demokrasi melahirkan voting, musya- banyak yang didengar, apalagi diberi jawaban yang memuaswarah, dan demonstrasi. Semua itu dijalankan dengan alasan kan. Pemerintah hanya hanya bisa bicara ‘Demonstrasi ini adauntuk menyampaikan suara rakyat. lah tunggangan politik si fulan. Tungganganku sedang merapat Namun apa yang terjadi dengan demokrasi kita hari ini? kepadanya’. Keluarga dan kerabat para demonstran gelisah Budaya telah turun-temurun dicederai oleh bangsa sendiri, karena tidak sedikit demonstran yang terluka, bahkan ‘gugur’ bahkan oleh petinggi-petinggi di negeri ini. ketika ‘berjuang’. Voting dinilai baik ketika suara terbanyak Namun hebatnya, walaupun kerap kali pada suatu pilihan adalah benar. Namun saya demonstran dihadang oleh aparat keamanan masih menyimpan tanda tanya besar untuk yang terbilang kejam, semangat mereka tidak sistem yang satu ini. Apa yang terjadi ketika sedikitpun menciut. Bahkan lahir kembali suatu forum pemungutan suara didominasi generasi baru. Mereka berangkat kembali oleh sekelompok orang yang memiliki tujuan dengan ribuan mimpi dan bertengger di pungyang mungkin menyimpang dan mempriogung mereka sebaris kalimat ‘vox populi vox ritaskan kepentingan mereka sendiri? Apakah dei’ (suara rakyat adalah suara Tuhan, -red). kepentingan golongan ini bisa dianggap benar Semoga pendapat saya dapat menjadi karena suara mereka yang kuat? Efek samping http://www.kumpulanistilah.com bahan renungan bagi kita untuk menghindari yang mungkin timbul dari voting ini bergantung pada kebesaran semua kemungkinan yang dapat memaksakan diri kita untuk hati mereka yang minoritas. Apabila tidak, maka perpecahanlah mendisiplinkan diri pada kepincangan demokrasi tersebut yang terjadi. Sementara itu, hal ini yang justru dihindari oleh dalam gerak keseharian kita. demokrasi. Mungkin saya banyak membahas tentang kemungkinan Lalu apa kabarnya dengan musyawarah? Ketika suatu karena saya merasa tidak nyaman dengan semua kemungkinan organisasi dihadapkan pada sebuah masalah, mereka memilih ini. Namun saya akan mengutip sebuah kalimat dari kelompok untuk duduk sama rendah untuk bertukar pikiran dengan tujuan musik asal Kota Bandung. mencari solusi. Mungkin di sebagian organisasi di negeri ini “Kemungkinan terbesar sekarang adalah memperbesar terdapat ‘penyusup’ yang ‘menyamar’ dari organisasi lain kemungkinan pada ruang ketidakmungkinan, sehingga setiap dengan kemampuan argumentasi yang kuat. Dengan teknik orang yang kami temui tak menemukan satupun sudut komunikasi yang lebih menonjol, dia dapat mempertahankan kemungkinan untuk berkata tidak mungkin”. pendiriannya dan membuat yang lain merasa bahwa dia benar. Kabar buruk bagi demonstrasi. Kegiatan ini melahirkan eks- *Penulis, Mahasiswa FISIP Jurusan Administrasi Bisnis.
Kado dari Sebuah Perih
D
alam kehidupan, tidak selamanya manusia merasa bahagia. Manusia tentunya akan dihadapkan dengan berbagai permasalahan dan kesulitan. Namun seringkali kesulitan dipandang sebagai kesengsaraan, bahkan kutukan Tuhan. Terkisah tentang seorang pengusaha. Ia merupakan sosok pribadi yang benci akan kesulitan. Seringkali ia merasa tidak mampu melewati kesulitan-kesulitan tersebut, hingga akhirnya ia sering berputus asa dan kemudian berperilaku tidak baik. Hal tersebut mengakibatkan sang pengusaha memiliki masalah dalam kehidupan rumah tangganya. Tidak hanya itu, sang pengusaha pun kini mulai dijauhi oleh anak buah dan rekan kerjanya. Dengan alasan tidak sanggup menanggung beban, ia pun memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Pengusaha tersebut meminta kepada kedua rekan kerjanya untuk memberikannya racun, namun tidak satu pun dari kedua rekan kerjanya yang bersedia memberikan. Hingga pada suatu ketika, ia bertemu Intan/Pelma dengan seorang ustadz. Ia meminta hal yang sama pada sang ustadz. Pengusaha tersebut merasa sedikit aneh, karena bukannya melarang, sang ustadz justru memberikan racun tersebut. Namun hal tersebut tidak lantas menyita banyak perhatiannya. Ia tidak terlalu memikirkan hal tersebut. “Minumlah setengah bagian racun di botol ini saat kamu hendak tidur, dan sebagiannya lagi untuk keesokan harinya. Maka kamu akan menemui ajalmu,” ujar sang ustadz. Hari pertama setelah ia meminum racun itu, prilakunya men-
renungan Ayu Kenia Risnawati* jadi berubah. Pengusaha tersebut menjadi lebih penyayang terhadap keluarga dan ramah pada rekan kerjanya. Perlahan kehidupannya menjadi jauh lebih baik dan membuat ia nyaman. Malam hari setelah itu, ia kembali meminum setengah botol racun yang diberikan sang ustadz. Namun ucapan sang ustadz tidak terbukti. Ia tidak kunjung menemui ajalnya. Semenjak itu, ia mulai menyadari bahwa air yang diminumnya adalah air putih biasa. Kenyamanan akan sifat dan keadaannya saat ini membuat ia mengurungkan niatnya untuk bunuh diri. Perlu kita renungkan bahwa kesulitan bukanlah sebuah kutukan, melainkan sebuah proses perbaikan. Kita harus sabar layaknya ulat yang sabar mendekam dalam sleeping bag-nya. Tubuhnya yang lemah harus terus berjuang membuka kulit kepompong hingga akhirnya berubah menjadi kupu-kupu yang indah. Sadarilah, bahwa makna dari sebuah kesulitan adalah ketegaran, kekuatan dan kesabaran. Seperti emas yang akan menjadi berkilau dan berharga ketika telah melewati banyak proses pembentukan. Begitu pula dengan diri kita, setelah menghadapi penderitaan dengan penuh kesabaran, kekuatan dan menyerahkan segalanya kepada Allah SWT, maka semua akan menjadi indah. Jadikanlah kesulitan sebagai sebuah jalan menuju keindahan. Lakukanlah perubahan pada diri kita. Sebuah perubahan yang mampu membuat hidup kita lebih baik di masa depan. Berubahlah untuk Allah dan masa depan. Berubahlah, bagaikan bunga matahari kering yang menyiapkan bijinya untuk tunas baru. *Penulis, Mahasiswa FE Jurusan Studi Pembangunan 2011.
PELMA edisi XLVII 2012
3
3
p e l i ta u t a m a
Siapa Penyambung Lidah Kita? Rachman Gumilar adan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Pasundan (Unpas) sebagai lembaga tinggi di tingkat universitas mempunyai peranan yang sangat besar. Salah satunya untuk menjembatani apresiasi seluruh mahasiwa dan menangani permasalahan yang ada. Sesuai dengan namanya, BEM tingkat universitas memiliki fungsi sebagai media bagi mahasiswa untuk mengembangkan potensinya, baik itu di bidang keorganisasian, maupun penalaran. Seperti mengadakan seminar dan diskusi atau pengembangan wawasan mahasiswa. Hal ini jelas tertera pada Pedoman Dasar/Pedoman Rumah Tangga (PD/PRT) dan Peraturan Organisasi (PO) BEM Unpas 2011, BAB II, Asas, Misi, dan Tujuan pasal 4 ayat 5 yang berbunyi : “Membina dan mengembangkan kreativitas dan pemikiran dalam bidang penalaran mahasiswa yang bermanfaat bagi kepentingan umum melalui berbagai kepentingan kemahasiswaan”. Menanggapi hal tersebut, Pembantu Rektor III (PR III), Yaya M. Abdul Aziz membenarkannya. Menurutnya, melalui BEM, mahasiswa bisa menuangkan dan mengembangkan kreatifitasnya. “BEM merupakan wadah aspirasi bagi para mahasiswa,” ujarnya kepada Pelma, Jumat, 15 Juni 2012 Namun hal tersebut tidak sejalan dengan yang terjadi kini. Beberapa mahasiswa mengaku tidak merasakan kinerja BEM Unpas dalam tatanan internal kampus. Seperti yang dikatakan Biki Padlu Rohman, mahasiswa Fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi 2010. “Kinerja BEM Unpas tidak terlihat dan tidak terasa. Jadi kesannya seperti tidak ada,” ujar Biki, Jumat, 15 Juni 2012. Kinerja yang dilakukan BEM Unpas dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) sebagai konseptor program kerja dalam tatanan internal kampus kurang terlihat. Hal ini memunculkan pernyataan dari mahasiswa, bahwa sosialisasi yang dibangun oleh BEM Unpas tidak maksimal dan menyeluruh. “Saya tidak mengetahui tentang BEM Unpas dan kinerjanya berbuat apa saja. Kalau bisa tingkatkan sosialisasinya agar mahasiswa lebih tahu,” tutur Rima Nur’aeni, mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah 2008. Selain sosialisasi yang tidak menyeluruh, koordinasi yang dilakukan oleh BEM Unpas ke BEM fakultas pun tidak berjalan dengan baik. “Tidak ada garis komando dan koordinasi dari BEM Universitas ke BEM Fakultas,” terang Jovi Muharam, Ketua Lembaga Eksekutif Mahasiswa (LEM) Fakultas Ekonomi, Senin, 7 Mei 2012. Kekecewaan serupa dilontarkan oleh Anugrah Adi Prasetyo, Ketua Himpunan Mahasiswa Akuntansi. Menurutnya, permasalahan yang diadukan mahasiswa berujung menggantung di tingkat fakultas. “Masalah yang diajukan ke BEM Unpas tidak diselesaikan, diselesaikannya oleh kelembagaan di fakultas,” ungkapnya. Kinerja BEM Unpas lebih menonjol di kancah eks-
B
4
PELMA edisi XLVII 2012
ternal kampus, bila dibandingkan dengan kinerjanya di lingkungan internal. Terbukti bahwa mereka ikut serta dengan Aliansi BEM Jawa Barat untuk mengadakan kegiatan bakti sosial dengan BEM lain. “BEM Unpas mengadakan bakti sosial di Baleendah dengan BEM Telekomunikasi (Telkom),” ujar Yaya. Sepak terjang BEM Unpas dimulai pada tahun 1990. Saat itu BEM Unpas bernama Senat Mahasiswa Universitas Pasundan (SMUP). SMUP dihadapkan dengan beberapa permasalahan, hingga akhirnya SMUP non aktif. Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) menolak hasil kongres pada saat itu. Hal tersebut terjadi karena UKM tidak diperkenankan untuk mengikuti kongres SMUP. Akibat tidak diakuinya hasil kongres oleh UKM, maka SMUP saat itu tidak memiliki konsep kerja yang jelas. Kabar akan diaktifkannya kembali SMUP yang kini dikenal dengan nama BEM Unpas, akhirnya terealisasi pada tahun 2007. Dari sejarah singkat akan jatuh bangunnya BEM Unpas membuat kehadirannya dinilai ‘baru’. “BEM sebagai lembaga yang baru dilahirkan kembali, karena sempat berhenti karena dulu sering terjadi konflik,” tambah Yaya. Diaktifkannya kembali BEM Unpas sempat mengundang beberapa protes penolakan. “Penolakan muncul karena adanya kekhawatiran UKM bahwasanya ketika BEM Unpas diaktifkan kembali, maka kedudukan dalam kelembagaan di tingkat universitas akan berada di atas UKM. Seperti lembaga eksekutif yang mengkomandani seluruh bidang seperti kesenian, olah raga, dan lain lain,” tutur Yaya kepada Pelma. Sudah seharusnya BEM Unpas menjalankan tugasnya dengan baik, sesuai dengan yang tertera pada PD/PRT dan PO. Diharapkan BEM dapat menjadi fasilitator bagi setiap aspirasi mahasiswa yang tidak tersampaikan kepada pihak rektorat. Pembenahan koordinasi kepada kelembagaan di tiap fakultas pun tentunya menjadi harapan bersama agar BEM Unpas bisa menjadi lembaga yang bermanfaat bagi seluruh mahasiswanya. Dengan adanya kegiatan yang melibatkan mahasiswa, eksistensi BEM unpas akan terlihat. Berbagai harapan terhadap perubahan BEM Unpas diungkapkan oleh beberapa mahasiswa. Seperti yang dituturkan oleh Nurul Latipah, mahasiswa FKIP jurusan Biologi 2011. “Sering mengadakan kegiatan untuk mahasiswa agar kami mengenal adanya BEM Unpas dan pendekatan lebih dibenahi,” ungkap Nurul, Rabu, 20 Juni 2012. Harapan lain dilontarkan oleh Ratna Amalia, mahasiswa Fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi 2009. “Jika ada peristiwa yang berhubungan atau mengatas namakan universitas, tolong didiskusikan dahulu dengan mahasiswa agar kami tahu maksud dan tujuannya,” harap Ratna kepada Pelma. [Reporter : Mutia, Rachman, Widi ]
p e l i ta u t a m a
Dilematis BEM Unpas pada Kedudukannya Eriel Fauzi Nurlansyah
“Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Pasundan langsung diawasi oleh seluruh mahasiswa Universitas Pasundan yang diaspirasikan melalui para ketua BEM Fakultas di lingkungan Universitas Pasundan” tulah yang tercantum Dalam Pedoman Dasar dan Pedoman Rumah Tangga (PD/PRT) BAB III, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Pasundan (Unpas) mengenai struktur organisasi, tata hubungan dan mekanisme cara kerja organisasi. Pembantu Rektor III Unpas, Yaya M. Abdul Aziz, mengatakan bahwa yang mengawasi BEM Unpas itu semua masyarakat Unpas. “Apabila ditanya siapa yang mengawasi mereka, ya jawabannya kita semua. Mulai dari mahasiswa, dosen, bahkan para aktivis Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM),” ujarnya kepada Pelma, Jumat, 15 Juni 2012. “Unpas ini ibarat sebuah negara demokrasi, eksekutif tidak hanya diawasi oleh legislatif saja, tapi masyarakat pun ikut terlibat dalam pengawasannya,” tambah Yaya. Namun, Presiden Mahasiswa (Presma) BEM Unpas, Januariadi, menyatakan hal yang kontradiktif dengan Yaya. “Dalam pelaksanaan program kerja, kami (BEM Unpas, -red) diawasi oleh BEM fakultas,” terangnya kepada Pelma, Senin, 7 Mei 2012. Namun, saat disinggung masalah garis koordinasi dan komando antara BEM Unpas dan BEM Fakultas, Januariadi tidak mengerti akan hal itu. “Kebijakan yang akan diterapkan kepada BEM Fakultas ada yang bisa dikomandokan dan ada yang tidak karena yang mengawasi program kerja BEM Unpas adalah BEM Fakultas. Jadi kita harus tetap berkoordinasi. Saya sendiri pun tidak mengerti akan garis komando koordinasi itu, bahkan saya sempat tertawa mendengar hal itu”, ujar Januariadi, Senin, 21 Mei 2012 Tidak hanya garis koordinasi dan komando, Januariadi pun menambahkan bahwa sosialisasi, kaderisasi dan kinerja pun menjadi permasalahan. “Sosialisasi, kaderisasi dan kinerja pun belum optimal. Hal itu karena tidak adanya loyalitas antara pengurus BEM dan tak jarang agenda organisasi yang sudah disetujui oleh semua pihak bisa gagal begitu saja hanya karena agenda pribadi,” keluh Januariadi. Jika mengacu kepada PD/PRT BEM Unpas, BAB II Tentang Asas, Misi dan Tujuan, di pasal 4 ayat 4, tujuan dari BEM Unpas yaitu, “mengakomodir dan menyalurkan aspirasi mahasiswa Unpas serta mengkritisi kebijakan rektorat yang menyangkut kemaslahatan mahasiswa Unpas.” Pada pasal 1 sampai 6 menyebutkan bahwa BEM Unpas harus fokus ke internal, sedangkan untuk eksternal hanya tercantum pada pasal 7 saja. Namun banyak mahasiswa yang tidak merasakan eksistensi BEM Unpas di kampus. Di dalam pasal 4 ayat 7 juga menyebutkan bahwa tujuan BEM Unpas ‘mengkritisi kebijakan publik’. Itu dibuktikan dengan aktifnya BEM Unpas di Aliansi BEM Jawa Barat (Jabar). “Kita saat ini aktif di Aliansi BEM Jabar dan mengkritisi kebijakan publik,” kata Januariadi, Senin, 7 Mei 2012. Azka Romadhoni, mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi 2011 menuturkan bahwa ia tidak merasa akan kegiatan yang dilaksanakan BEM Unpas. “Sampai saat ini saya tidak meraskan adanya BEM Unpas karena tidak adanya transparansi kegiatan,” ujarnya, Kamis, 14 Juni 2012.
I
Sedangkan Chandra Dziky, mahasiswa Teknik Lingkungan angkatan 2011 berpendapat akan keberadaan BEM Unpas. Ia mengusulkan BEM Unpas untuk ditiadakan jika tidak ada kinerjanya. “Seharusnya jika tidak ada kinerja dari BEM Unpas, lebih baik ditiadakan karena hanya menghabiskan uang kampus,” ujarnya beberapa waktu lalu. Ketika melaksanakan tugasnya, BEM Unpas kerap menemui kendala. Contohnya, ketika BEM Unpas mensosialisasikan bantuan hukum (Advokasi) kepada mahasiswa. Sosialisasi tersebut terbentur dengan koordinasi Himpunan Mahasiswa (Hima). “Kami merasa dilangkahi dengan advokasi yang dilakukan oleh BEM Unpas, dan saya sempat merobek beberapa selembaran yang ditempel,” ujar Nantan Yogi Permadi, Ketua Himpunan Teknik Industri menanggapi sosialisasi yang dilakukan BEM Unpas, beberapa waktu lalu. Nantan menambahkan, jika mahasiswa mendapatkan kendala maka pihak himpunan dan Federasi Mahasiswa (Fema) yang akan membantu menyelesaikannya. “Biasanya kalau mahasiswa ada masalah dan masalahnya tidak bisa kita selesaikan maka kita adukan ke Fema dan masalahnya selesai,” ujar Nantan. Selain itu, BEM Unpas dan BEM Fakultas sering mengadakan Rapat Pimpinan (Rapim). Namun hasil dari Rapim tersebut himpunan tidak pernah mendapat informasi. “Hasil Rapim yang diselenggarakan tidak pernah sampai ke Hima,” ujarnya. Menanggapi hasil Rapim, Januariadi berkata bahwa itu tanggung jawab BEM Fakultas. “Kita tidak bisa terjun langsung ke Hima karena itu bukan ranah kita, seharusnya itu menjadi tanggung jawab BEM Fakultas,” ujar Januariadi. [Reporter : Eriel, Gita, Ai Chintia]
Untuk mengetahui sejauh mana mahasiswa mengenal dan merasakan akan keberadaan BEM Unpas, berikut hasil polling yang dilakukan redaksi Pelma kepada 743 mahasiswa. 1.Apakah Anda mengetahui adanya BEM Unpas? a. Ya, sebutkan nama Presmanya! (9%) b. Tidak (86%) c. Tidak mau tahu (5%) 2. Apakah Anda mengetahui kinerja BEM Unpas? a. Mengetahui (18%) b. Tidak mengetahui (78%) c. Tidak peduli (4%) 3. Apakah Anda merasakan manfaat dan kinerja BEM Unpas? a. Merasakan (17%) b. Tidak merasakan (80%) c. Tidak peduli (3%)
1
2
3
PELMA edisi XLVII 2012
5
35
pelita utama
p e l i ta u t a m a
BEM Unpas dan Prospek Mahasiswa Gita Widiana ungguh ironis jika satu lembaga tingkat universi- kegiatan-kegiatan dan program kerja yang mereka tas keberadaannya tidak banyak diketahui laksanakan. “Saya akan meminta Mading ke setiap mahasiswa. Di Universitas Pasundan (Unpas), fakultas untuk mensosialisasikan program kerja. Selama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) hanya diketahui ini semua informasi dan kegiatan yang dilaksanakan segelintir mahasiswa. Dari hasil polling Pelma kepada 743 masih ikut Mading BEM Fakultas,” tambah Januariadi. mahasiswa, terbukti hanya 9 persen yang mengetahui Mading dianggap penting untuk BEM Unpas. Dengan keberadaan BEM Unpas. Sisanya, 86 persen tidak tahu, adanya Mading, diharapkan mahasiswa tidak hanya dan 5 persen tidak mau tahu. mengetahui adanya BEM Unpas, namun mahasiswa juga Dalam Pedoman Dasar/Perencanaan Rumah Tangga bisa merasakan program kerja yang dilaksanakan selama (PD/PRT) dan Peraturan Organisasi (PO) BEM Unpas, Bab kepengurusan berlangsung. IV pasal 8 tentang Kekuasaan dan Hubungan KelemUntuk meningkatkan kinerja mereka di ranah interbagaan disebutkan bahwa tata hubungan kelembagaan nal, Januariadi berani merombak posisi Menteri Dalam yang dimaksud adalah pola mekanisme atau struktur. Negeri (Mendagri). “Kalau kinerjanya kurang bagus, ya Atas dasar profesionalisme, pemahaman, penguasaan diganti. Apalagi yang milih dia adalah saya,” tutur PD/PRT dan PO garis Januariadi. koordinasi dan komanHarapan pun berdo diatur. munculan dari kalangan Menurut Presiden mahasiswa. Mereka Mahasiswa (Presma) berharap adanya peruBEM Unpas, Januabahan yang lebih baik riadi, belum ada kejedalam tubuh BEM Unlasan mengenai garis pas. Seperti yang dikomando dan koordiungkapkan Angga P. nasi antar lembaga. Syarief, mahasiswa Fa“Pengertian garis koorkultas Ilmu Seni dan dinasi dan komando Sastra jurusan Seni mungkin diartikan kaMusik 2005. rena segala hal tidak “BEM Unpas rapiin bisa diambil dikoordirumah sendiri terlebih nasikan atau dikodahulu. Kalau demo, ya mandokan. Mungkin demo di dalam kampus saat kongres nanti dulu,” ungkapnya kepasaya akan bahas tenda Pelma beberapa tang garis koordinasi waktu lalu. dan komando sehingga Hal serupa diutarasecara jelas garisnya kan oleh Ardhyan Wihttp://kemahasiswaan.unpas.ac.id seperti apa,” tuturnya DEMONSTRASI. Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Pasundan saat tantoe, mahasiswa Fakepada Pelma Kamis, melakukan aksi demonstrasi di depan Gedung Sate, Bandung. kultas Teknik jurusan 12 Mei 2012. Teknik Informatika. Ia berharap BEM Unpas Ketika Sosialisasi dan Program Kerja Dipertanyakan lebih baik dari sebelumnya dan tidak sekadar program Salah satu langkah awal untuk mendekatkan BEM kerja saja, akan tetapi implementasinya dapat dirasakan Unpas dengan mahasiswa yaitu mengadakan kuliah oleh mahasiswa dan kampus. “Kini bukan saatnya hanya umum. Kegiatan tersebut diselenggarakan di Aula sekadar program-program saja tapi realisasikanlah agar Kampus Unpas Setiabudi, Sabtu, 24 Desember 2011. mahasiswa dapat merasakan kehadiran dan kinerja dari Kuliah umum tersebut menghadirkan Priyo Budi Santoso, BEM Unpas,” harapnya kepada Pelma saat ditemui di Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indo- kampus Unpas Setiabudhi. nesia dan Syamsul Ma’arief, Staf Ahli Alog DPRD Jawa Sementara itu, Pembantu Rektor III Unpas (PR III), Barat. Kuliah umum tersebut menjadi batu loncatan Yaya M. Abdul Aziz menilai seharusnya BEM Unpas lebih eksistensi BEM Unpas di dalam kampus. fokus dalam bidang penalaran dan keorganisasian serta Menurut Januariadi, kuliah umum tersebut disambut sebagai wadah penyalur aspirasi mahasiswa. “BEM Unpas baik oleh mahasiswa. “Banyak peserta kuliah umum yang harus dapat mengolah dan memfasilitasi aspirasi datang, sehingga kami selaku panitia menjadi kewalahan. mahasiswa dan lebih fokus pada tugas pokoknya di bidang Tempatnya saja sampai tidak masuk,” tuturnya kepada penalaran,” terangnya, Sabtu, 12 Mei 2012. Pelma di sela-sela kuliah umum. Seiring dengan perjalanan BEM Unpas saat ini, Yaya Tidak hanya itu, usaha dilakukan oleh BEM Unpas juga menaruh harapan besar bagi keberlanjutan BEM untuk merangkul kelembagaan-kelembagaan yang ada di Unpas. Diharapkan BEM Unpas dapat menghapuskan tingkat universitas agar terjalin koordinasi yang baik. Saat jejak sejarah yang kurang baik dan menggantinya dengan ini mereka sedang melakukan kunjungan ke semua ke- meninggalkan sejarah yang baik, serta dapat mengemlembagaan yang ada di tingkat universitas. “Cara sosia- bangkan hal-hal yang sifatnya progresif, di dalam maupun lisasi kami untuk saat ini dengan cara mengunjungi di luar kampus. kelembagaan mahasiswa yang ada di tiga kampus, yaitu “Saat ini kinerjanya cukup bagus dan aktif dalam berTamansari, Lengkong dan Setiabudi,” terang Januariadi, bagai konsolidasi, semoga dapat terus dikembangkan dan Senin, 7 Mei 2012. meninggalkan sejarah baik,” harap Yaya kepada Pelma. Mereka pun meminta tempat di Mading (Majalah Dinding, -red) ke setiap fakultas untuk mensosialisasikan [Reporter : Eriel, Gita, Intan]
S
6
PELMA edisi XLVII 2012
p e l i ta u t a m a
“Di BEM, anggotanya sendiri bisa sama-sama saling mengawasi terhadap kinerjanya di lingkup internal” Untuk mengetahui siapa dan bagaimanana BEM Unpas itu, Pelma berkesempatan mewawancarai Pembantu Rektor III Unpas, Yaya M. Abdul Aziz. Ditemui di ruang kerjanya, Yaya memaparkan beberapa hal tentang BEM Unpas yang sempat dinonaktifkan dan muncul kembali pada tahun 2007. Berikut petikannya : berhubungan juga dengan anggaran. Bila DPM diadakan, dari manakah dananya? Apakah akan ada pemotongan dana untuk kelembagaan atau UKM? Ya BEM-nya saja karena dana UKM porsiannya sudah jelas. Mungkin karena dananya dari porsian BEM-nya, kecuali ada putusan dari pihak rektor itu akan berbeda. Selama ini, BEM berada dalam pengawasan siapa? Pengawasan bisa bersifat formal maupun nonformal, baik di internal maupun eksternal. Di pemerintah, internal ada inspektorat dan eksternal ada BPK, BPKP, KPK. Di BEM, anggotanya sendiri bisa sama-sama saling mengawasi terhadap kinerjanya di lingkup internal. Untuk fungsi dari legislatifnya, seperti yang baik itu melekat dengan baik di lembaga itu, saling mengawasi orang perorang. Seperti universitas lain tidak ada badan yang mengawasi. Di BEM ini melihat dari sistem pemerintahan yang ada badan yang mengawasi sehingga ingin ada badan legislatifnya namun BEM harus melihat visinya itu sendiri apa. Kalau di pemerintahan itu sudah jelas. Apabila SDMnya sudah ada, visi, misinya jelas dan sudah siap. Ya tidak apa-apa ada pembentukan legislatif. Apa penyebab BEM Unpas pernah dinonaktifkan? BEM Unpas sempat berhenti karena dulu sering terjadi konflik. Adakah kendala saat pengaktifan kembali BEM Unpas? Diaktifkannya kembali BEM Unpas sempat mengundang beberapa protes penolakan. Penolakan itu muncul karena adanya kekhawatiran UKM bahwasanya ketika BEM Unpas diaktifkan kembali, maka kedudukan dalam kelembagaan di tingkat universitas akan berada di atas UKM. Seperti lembaga eksekutif yang mengkomandani seluruh bidang seperti kesenian, olah raga, dan lain lain.
Fuji/Jumpa
Apa peranan BEM Unpas bagi mahasiswa? BEM merupakan wadah bagi mahasiswa yang mempunyai minat, terutama dalam bidang penalaran dan keorganisasian sehingga mereka bisa mengembangkan potensi dirinya. Di bidang penalaran, seperti seminar-seminar, pengembangan wawasan di internal maupun eksternal, terutama belajar berorganisasi. Selain itu, BEM Berperan mendorong minat kepedulian terhadap masyarakat. Bukan hanya BEM saja, tapi seluruh civitas. Apa kinerja Internal dari BEM Unpas? Kinerja internal itu seperti pertemuan dengan BEM tingkat fakultas. Apa saja kinerja BEM yang sudah terlaksana? Beberapa sudah terlaksana seperti seminar di Setiabudhi, latihan kepemimpinan di Cicalengka. Pesertanya dibatasi untuk mahasiswa di BEM-BEM Fakultas. Ada kegiatan dengan BEM lain, seperti Baksos Baleendah dengan BEM Telkom itu di eksternal seperti demo kemarin masalah BBM. Amanat-amanat kongres yang Anda ketahui? Kongres bulan Desember kemarin mengalami keterlambatan. Kongresnya seperti pertanggungjawaban, mengkritik PD/PRT-nya dan beberapa rekomendasi dari BEMBEM Fakultas dan terakhir pemilihan Presiden Mahasiswa yang baru. Sedangkan untuk amanat Kongres kemarin apa saja? Mungkin kurang lebih amanat kongresnya menginginkan adanya Pemilu Raya (Pemira). BEM Unpas itu tidak memiliki Legislatif, dan BEM mengajukan adanya DPM. Apakah benar? Iya. Tapi tergantung kesiapan mereka karena pembentukan kelembagaan itu kaitannya bukan hanya dengan universitas, kesiapan dari BEM-nya, peraturan hukumnya karena hal itu menyangkut kelembagaan baru dan menyangkut anggaran, sekretariat. Ini bukan hanya menyangkut pada bidang 3 (PR III) tetapi juga PR II karena
[Reporter : Mutia, Gita, Rachman]
“Sebenarnya di internal, BEM sendiri eksistensinya kurang. Tidak seluruh mahasiswa tahu mengenai BEM Unpas”
Apa Program Kerja BEM Universitas Pasundan? Kalau internal, mengadakan Latihan Kepemimpinan Mahasiswa, program akbarnya nanti pas penerimaan mahasiswa baru, seminar, lomba debat dan kegiatan lain yang menggunakan daya nalar. Kita juga mau memasukkan budaya Sunda. Untuk eksternalnya, ya mengkritisi kebijakan publik. Apa saja Program Kerja yang sudah terlaksana? Eksternal, kita sudah demontrasi di gedung DPR terkait isu kenaikan harga BBM. Selain itu, kita mengeksiskan BEM Unpas dengan cara bergabung dalam aliansi BEM Jabar dan aktif mengadakan forum komunikasi dengan BEM lain, termasuk BEM di Luar daerah. Antara internal dan eksternal mana yang lebih penting? Dua-duanya juga penting, harus sama-sama digarap dan diperhatikan.
BEM Unpas sebagai lembaga tingkat universitas di Unpas, eksistensinya menuai banyak pertanyaan dari mahasiswa. Maka dari itu Pelma mencoba mencari tahu masalah itu. Januariadi, Presiden Mahasiswa BEM Unpas berhasil Pelma wawancarai. Berikut petikannya : Bagaimana menurut Anda eksistensi BEM Unpas di kalangan internal? Sebenarnya di internal BEM sendiri eksistensinya kurang. Tidak seluruh mahasiswa tahu mengenai BEM Unpas. Maunya program kerja BEM Unpas bisa disosialisasikan dengan baik, misalnya dengan membuat Mading BEM Unpas supaya seluruh warga internal mengetahui. Apa harapan Anda ke depannya? Ingin punya Badan Legislatif biar bisa mengadakan Pemilu Raya. Tapi pas mengajukan mengenai pembentukan Badan Legislatif ini tidak ada tanggapan dari kemahasiswaan, mereka bilang kendalanya ada di dana. Kemudian kita berharap supaya dapat memiliki koordinasi dan hubungan yang baik dengan lembaga di Unpas. [Reporter : Eriel, Mutia]
PELMA edisi XLVII 2012
7
3
pelita khusus
pelita khusus
Penghijauan ala Unpas Berkebun Imas Masitoh
" Kami FKIP Unpas siap menjadi Unpas Berkebun"
gram ini terlebih dahulu disosialisasikan kepada mahasiswa biologi, walaupun memang dalam deklarasi mengatasnamakan Unpas,” jelasnya. Meski demikian, target Unpas Berkebun direncanakan akan melibatkan seluruh civitas akademika Unpas dalam jangka waktu satu tahun. Dimulai dari jurusan biologi, seluruh jurusan di FKIP, setelah itu barulah menyeluruh ke semua fakultas agar turut berpartisipasi sehingga tercipta Unpas Berkebun. “Ditargetkan dalam satu tahun Unpas Berkebun terealisasi untuk seluruh civitas Unpas. Namun untuk sekarang kita sosialisasi untuk biologi dahulu,” tuturnya.
tulah deklarasi ‘Unpas Berkebun’ saat Seminar Nasional tentang lingkungan yang diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Biologi (Himabio) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Pasundan (Unpas) pada Senin, 23 April 2012. Dideklarasikan oleh Yusuf Ibrahim, Ketua Program Studi Biologi di depan peserta seminar dan Ridwan Kamil, pemateri Target Realisasi Unpas Berkebun dalam seminar tersebut. Unpas Berkebun merupakan geraTarget Unpas Berkebun direncanakan akan terealisasi kan Himabio dan mahasiswa biologi tentang penghijauan dalam jangka waktu satu tahun. Program studi biologi lingkungan. Yusuf berkata bahwa di Kota Bandung banyak lahan kosong yang tidak dimanfaatkan. Bekerja sama dengan Himabio, ia berinisiatif menggagas gerakan Unpas Berkebun. “Di Kota Bandung masih banyak lahan kosong yang tidak dimanfaatkan, kami mempunyai inisiatif untuk menghijaukan lahan tersebut sehingga terbentuklah program Unpas Berkebun ini,” tutur Yusuf kepada Pelma, Kamis, 14 Juni 2012. Selain memanfaatkan lahan kosong, Unpas Berkebun juga akan menghijaukan kampus Unpas. “Di Unpas pun kami berencana untuk melakukan penghijauan di kampus Unpas sendiri,” tambahnya. Tidak hanya itu, Ridwan Kamil selaku penggagas Bandung Berkebun beserta Himabio dan beberapa mahasiswa biologi pun melakukan hal serupa. Unpas Berkebun diajak untuk berpartisipasi dan belajar dalam kegiatan Bandung Berkebun. “Untuk belajar berkebun, kami dan Bandung Berfacebook kebun menggarap lahan di daerah SukaBERCOCOK TANAM. Beberapa peserta Unpas Berkebun sedang menanam dan mulya, Bandung,” katanya singkat. menyiram tanaman saat kegiatan Unpas Berkebun di daerah Sukamulya, Sosialisasi Tidak Optimal, Unpas Bandung.
I
Berkebun Tidak Jelas Sosialisasi Unpas Berkebun dilakukan oleh Himabio. Namun sosialisasinya belum optimal karena beberapa dari mahasiswa biologi sendiri tidak mengetahui secara jelas program Unpas Berkebun tersebut. Ferry Saepul Anwar, mahasiswa Pendidikan Biologi angkatan 2011 mengungkapkan kekecewaannya terhadap sosialisasi Unpas Berkebun tersebut. “Sosialisasinya belum optimal, ajakannya hanya melalui SMS, dan informasi seperti tempat kegiatan kurang jelas,” ungkap Ferry, Kamis, 14 Juni 2012. Senada dengan Ferry, Siska Wijayanti, mahasiswa Pendidikan Biologi angkatan 2011 pun mengaku demikian. “Sosialisasinya melalui facebook dan twitter saja, informasi mengenai kegiatannya tidak ada,” ucap Siska. Yusuf mengaku bahwa sosialisasi menghadapi berbagai kendala. “Sosialisasi memang belum optimal karena terkendala jadwal ujian dan hal lainnya. Selanjutnya akan ada sosialisasi ke setiap kelas, jurusan dan fakultas lain,” katanya. Yusuf menjelaskan bahwa program Unpas Berkebun belum menyeluruh dalam penggarapannya. “Unpas Berkebun diperuntukan seluruh civitas Unpas, namun pro-
8
PELMA edisi XLVII 2012
bersama Himabio berencana untuk melakukan penghijauan di lahan sekitar kampus. Selain itu penghijauan juga dilakukan di ruang kelas dengan cara menyimpan pot tanaman di setiap kelas agar kelas terasa sejuk. Mereka juga akan memanfaatkan lahan seadanya. “Kami berencana membuat tanaman vertikal yang tidak perlu lahan banyak, namun tetap membuat lingkungan menjadi hijau,” jelas Yusuf. Selain melakukan penghijauan di sekitar kampus, Unpas Berkebun juga berencana untuk merawat lingkungan di luar kampus. “Unpas Berkebun berencana untuk merawat salah satu taman di Kota Bandung untuk ditanami tanaman hias,” tambah Yusuf. Unpas Berkebun diharapkan akan segera terealisasi untuk seluruh civitas Unpas, tidak hanya untuk mahasiswa Biologi. Seperti diungkapkan Asri Shalihati, mahasiswa Akutansi angkatan 2010. “Bila Unpas Berkebun ini bermanfaat pasti akan didukung dan sosialisasinya diharapkan optimal agar informasi Unpas Berkebun ini lebih jelas dan banyak mahasiswa yang ingin berpartisipasi,” ungkapnya. [Reporter : Imas, Rachman]
p e l i t a a r t i ke l
Siswa yang ‘Maha’ dan ‘Pemerintah’ yang Hanya Memerintah Ferri Ahrial* erlintas seketika dalam pikiran saya saat membaca dekaan dan hak asasi manusia ditegakan, ternyata hal satu surat kabar nasional. Kata pemerintah dan itu telah diabaikan begitu saja. Oleh karena kata pememahasiswa tidak asing lagi di telinga rakyat Indo- rintah tersebut yang secara sengaja mau pun tidak telah nesia. Namun setelah ditilik-tilik, kata pemerintah dan memberikan pengaruh terhadap ketidakseimbangan antamahasiswa tersebut menuntut saya bersikap cenderung ra keinginan rakyat dengan ‘pemerintah’. Seperti kalimat bingung dan resah. berikut “Pemerintah diminta cepat menuntaskan kasus cenKata maha yang terselip dalam kata mahasiswa tam- tury”. Jika seperti itu adanya, seperti tidak mungkin pak agak sedikit ‘egois’. Setahu saya, dalam Bahasa Ing- ‘pemerintah’ diperintah. Maka tugas pemerintah ialah gris, penggunaan kata siswa dan mahasiswa itu disama- memerintah, dan tugas rakyat ialah diperintah. ratakan, yaitu student. Kata student lahir dari kata dasar Oleh karena itu, sejak dulu hingga saat ini, Indonestudy yang berarti pelajar. Yang membedakannya hanya- sia masih di ambang kesulitan untuk memperoleh titik lah jenjang pendidikan yang sedang digelutinya. temu demi keharmonisasian antara rakyat dengan ‘pemeDengan ditambahkannya kata maha, hal tersebut rintah’. Kata bersifat labil, namun katalah menentukan membuat peran pelajar menjadi berbeda. Mereka tidak peran seseorang. Makna kata secara harfiah memang hanya seorang pelajar yang sejatinya memiliki tugas seharusnya menciptakan sinergi yang amat kuat. Akan utama untuk belajar. Melainkan mereka juga ikut tetapi, problema krisis bahasa dan kata tidak seharusnya berperan dalam menciptakan perubahan terhadap sistem juga terjadi di era kemajuan teknologi dan informasi. permerintahan. Percaya atau tidak, kata maha yang kini Terlebih seperti kata pemerintah dan mahasiswa. digunakan pun terkanRevolusi bahasa dung dalam nilai-nilai dan kata diharapkan ketuhanan. Maka tidak segera dilakukan. Bung jarang kita mendengar Hatta semasa hidupkalimat singkat seperti nya pernah mengajuTuhan Yang Maha Esa, kan kata ‘administrator’ Tuhan Yang Maha Adil, sebagai pengganti kata atau Tuhan Yang Maha pemerintah. SayangKuasa. Oleh karena nya, ajuannya itu tidak kata maha yang terdiindahkan. Artinya kandung di dalam nilaiBung Hatta pun sadar nilai ketuhanan terseakan kesalahan yang but merupakan penciseharusnya bisa diantitraan dan derajat nilai sipasi, sebelum kata yang paling tinggi. pemerintah semakin Dengan begitu, kata larut dengan kesalamaha dalam kata mahan dalam pengertianhasiswa secara tidak nya. Ditakutkan egoislangsung telah mencipme dari kata tersebut takan ketidakseimbangan. Hingga acap kali membuat semakin mendarah daging, dan kemudian merusak mahasiswa bersikap lebih egois dan merasa dirinyalah sistem kenegaraan yang seharusnya harmonis. yang paling benar di hadapan pemerintah. Maka, semakin nyatalah ketidakseimbangan yang Kasus serupa terjadi pada kata pemerintah. Secara terjadi dalam tubuh negara Indonesia. Jangan heran harfiah, pemerintah merupakan seseorang atau seke- apabila kita sering melihat aksi demonstrasi aktivis lompok orang yang sedang memerintah. Kata ‘memerin- mahasiswa yang anarkis. Jangan pula bosan apabila tah’ memiliki padanan kata ‘menyuruh’. Sederhananya, perjuangan mahasiswa tidak digubris oleh pemerintah. kata pemerintah Kontradiksi seperti ini sesungguhnya banyak terjadi. dalam artian pelayanan masyarakat (public service) Rakyat Indonesia jangan terlalu lama bermain-main saat ini sedang digunakan. Tanpa disadari hal tersebut dengan kata yang rancu, apalagi mutlak salah. Percaya telah jauh dari harapan. Dengan begitu, kata ‘pemerintah’ atau tidak, sebuah kata mampu menciptakan individu lah yang menuntut rakyat untuk menjadi pelayan demi walaupun individu yang menciptakan kata tersebut. memperlancar administrasi dan visi misi negara. Hal ini telah membuat semuanya semu. Ketika rakyat Indonesia menginginkan perdamaian, kebebasan, kemer- *Penulis, Ketua Himpunan Sastra Inggris Universitas Pasundan
T
Ilustrasi, Agung/Jumpa
PELMA edisi XLVII 2012
93
resensi
Antara Kartini, Feodalisme dan Kemanusiaan Taufik Satriawan* “Kartini tidak punya massa, apalagi uang. Yang dipunyai Kartini adalah kepekaan dan keprihatinan dan ia tulislah segala-gala perasaannya yang tertekan itu. Dan hasilnya luar biasa, selain melambungkan nama Kartini, suaranya bisa terdengar sampai jauh, bahkan sampai ke negeri asal dan akar segala kehancuran manusia Pribumi” (Pramoedya Ananta Toer) alam buku ini, Pramoedya Ananta Toer mengisahkan perjalanan hidup Raden Adjeng Kartini ketika feodalisme masih menjajah. Pada zaman itu pribumi dituntut untuk kerja dan tanam paksa di tanah Jawa demi kebutuhan para kompeni. Saat itu rakyat terlilit hutang yang sangat besar dan mengundang keprihatinan Kartini. Ia bertekad untuk melakukan perubahan pada keadaan tersebut. Kedudukan sosial Kartini yang tinggi tidak mengizinkannya bergaul dengan kalangan pribumi karena dalam pembagian kasta saat itu pribumi termasuk kasta terbawah. Pengetahuan yang bersifat demokratis dari dunia barat menjadi dua teman seperjuangannya. menyadarkannya bahwa tata kehidupan Sebagai seorang terpelajar, tentu saja pribumi di Jawa masih sangat primitif. Raden Mas Adipati mengetahui bagaiTata kehidupan masyarakat pribumi mana penderitaan puteri tercintanya. hanya mengenal atasan dan bawahan. Namun kedudukannya sebagai bangsaDalam tata kehidupan feodal, kehor- wan tinggi tidak membenarkannya untuk matan seseorang mengikuti keingidilihat dari nilai kenan Kartini. bangsawanannya. Di tengah Judul Buku : Panggil Aku Kartini Kartini menyebutpenderitaan yang Saja nya sebagai ‘feodadialami Kartini, Penulis : Pramoedya Ananta Toer lisme yang penyaakhirnya ia meJenis Buku : Biografi kitan’, dan hal itu nemukan cara Penerbit : Lentera Dipantara tidak ia benarkan. lain untuk mePemikirannya ternumpahkan segaTebal : 301 Halaman sebut bertentangan la isi hatinya, dengan peranan melalui menulis. sang ayah. Ayahnya merupakan ketu- Secara aktif Kartini berbalas surat runan ningrat yang juga memiliki selir dengan sahabat penanya. Salah satunya dari kalangan pribumi. Hal tersebut adalah gadis sosialis asal Belanda, menimbulkan pertentangan batin dalam Estelle Zeehandelaar. Di situlah Kartini diri Kartini. mengungkapkan buah pikirannya yang Ayah Kartini, Raden Mas Adipati Ario mencengangkan dunia. Ia menulis Sosroningrat melarangnya untuk melan- tentang feodalisme, kemanusiaan dan jutkan sekolah ke jenjang yang lebih keinginannya untuk menanamkan tinggi seperti kakak lelakinya. Sebagai egaliter. keturunan bangsawan, Raden Mas Dalam buku ini, penulis mencanAdipati tidak kuasa untuk melawan tumkan surat-surat yang ditulis Kartini tradisi umum, bahwa anak perempuan untuk menambah keaslian isi cerita. harus dipingit sampai ada calon suami Kehidupan Kartini yang berada di bawah yang akan membawanya. Hingga akhir- tekanan tidak menghentikan langkahnya nya Kartini dipingit oleh sang ayah. Pen- untuk membawa perubahan. Kisah deritaan Kartini saat itulah yang coba wanita berjiwa patriot yang sungguh diceritakan Pramoedya Ananta Toer. menginspirasi. Masa-masa itu begitu sulit bagi Kartini, mengingat semua keluarganya tidak memberikan kehangatan yang diharapkan kecuali dua adik tirinya, R.A. *Penulis, Mahasiswa FISIP Ilmu Komunikasi Kardinah dan R.A. Rukmini yang kelak 2011, aktif sebagai Anggota Muda LPM Jumpa.
D
10
PELMA edisi XLVII 2012
celoteh
Mahasiswa Suka Titip Daftar Hadir Kuliah? Kurang bertanggung jawab dengan kuliahnya. Siti Radhyamaulani, Administrasi Bisnis 2011 Ngga usah lah mahasiswa titip-titip absen. Merlinda S.Pinto de Aquino, Hubungan Internasional 2010 Mahasiswa itu sendiri yang rugi. Ifan, Administrasi Negara 2011 Itu mah hak setiap individu jadi udah tau risikonya. Yasir Jalur Alam, Ilmu Komunikasi 2010 Akan melahirkan mental koruptor. Tian Septiawan, Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah 2008 Sangat rugi. Lebih baik mendapatkan nilai pas-pasan daripada nilai bagus tapi tidak bisa di pertanggungjawabkan. Naseh Sahroni, FKIP Biologi 2008 Sah-sah aja karena dosennya juga sering tidak masuk. Jangan terlalu nyindir mahasiswa, coba sistemnya lebih diperbaiki lagi dari pihak fakultas. Resha Arliana, FKIP Biologi 2010 Cerdas, hanya kecerdasannya jalur kiri. Dia sendiri yang rugi, biaya mahal dan tidak dapat ilmu. Kasihan orang tua. Catur Rinaldi, PGSD 2009 Harusnya ada perangkat absensi yang modern biar ngga ada penyalahgunaan. Tri Yanto, FKIP Matematika 2009 Harus timbul kesadaran dari mahasiswa dan dosen. Rowi Hidayat, FKIP Matematika 2009 Harus jujur, biar ngga rugi. Lilir, FE Akuntansi 2009 Harusnya absensi memakai ID Card supaya meminimalisir mahasiswa yang suka titip absen Hariri, FKIP Matematika 2008
l e n s a mahasiswa
Muker, Seberkas Harapan dalam Pergantian Kepengurusan Mutia Nurfitriana ibuk, itulah kata yang tepat untuk menggambarkan Hal tersebut tentunya bukan hanya harapan pihak kekeadaan tiap-tiap Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) mahasiswaan semata. Ketua UKM yang hampir habis madi Universitas Pasundan (Unpas) saat ini. Bagai- sa jabatannya pun berharap demikian. Seperti yang ditumana tidak, mereka harus mempersiapkan acara tahunan turkan Patimah Alapiah, Komandan KSR periode 2011yang sangat penting bagi organisasi, yaitu Musyawarah 2012. Kerja (Muker). Sebagian besar UKM akan mengadakannya “Semoga komandan yang baru bisa membuat KSR pada awal hingga akhir bulan Juni 2012. lebih eksis lagi di bidang kemanusiaan dan bisa meMuker adalah sebuah kegiatan di mana setiap UKM ngangkat nama Unpas melalui KSR agar dikenal masyamengganti ketua beserta pengurusnya. Hal ini bertujuan untuk memunculkan ide-ide baru dengan harapan dapat memberikan kemajuan bagi organisasi ke depannya. Tentunya ini menjadi pekerjaan rumah bagi para pengurus organisasi untuk mempersiapkan kader yang nantinya dapat mengatur roda organisasi. Tidak menutup kemungkinan tiap tahun diperlukan tenaga baru untuk membuat UKM menjadi lebih baik. “Organisasi membutuhkan orang-orang yang mau bekerja untuk memajukan organisasinya, tak sekadar ikut organisasi belaka,” ujar Darojat, Kepala Biro Kemahasiswaan kepada Pelma, Jumat, 15 Juni 2012. Untuk mengefisiensikan waktu, Sabtu, 2 Juni 2012, Muker dibuka secara serentak oleh Pembantu Rektor III Unpas, Yaya M. Abdul Azis. “PemAgung/Jumpa bukaan serempak Muker dituMUSYAWARAH KERJA. Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Universitas Pasundan (Unpas) jukan untuk menyeragamkan yang tergabung dalam Forum Koordinasi Unit Kegiatan Mahasiswa (FK-UKM) melaksanakan pembukaan, sehingga dapat dipembukaan Musyawarah Kerja bersama, Sabtu, 2 Juni 2012. hadiri oleh pihak kemahasiswaan,” ujar Yaya di sela-sela sambutannya. rakat luar,” tuturnya kepada Pelma. Tujuh dari delapan UKM yang ada di Unpas memiliki Senada dengan Patimah, Ketua Umum Kopma periode nama lain untuk Muker. Lembaga Pers Mahasiswa 2012-2013, Tantan Riyana pun berharap demikian. Seba‘Jumpa’ menamakan Muker sebagai Musyawarah Besar gai Ketua Umum baru, ia menginginkan organisasi yang (Mubes), begitu juga dengan Resimen Mahasiswa (Menwa) dikelolanya bisa maju ke arah yang lebih baik. dan Koordinator Olahraga Mahasiswa (KOM). Korps “Ingin mendongkrak nama Universitas lewat omset Sukarela (KSR) Palang Merah Indonesia (PMI) unit Unpas usaha yang dikelola ang-gota dengan pendapatan tinggi,” menyebutnya sebagai Musyawarah Anggota (Musyang), ungkap Tantan, Jumat, 15 Juni 2012. Racana Pramuka Unpas menyebutnya Musyawarah RaUntuk mengelola suatu organisasi, tentu tidak cukup cana (Murac), dan Koperasi Mahasiswa (Kopma) menye- hanya berbekal ambisi untuk mengader para anggotanya butnya dengan Rapat Anggota Tahunan (RAT). agar memiliki loyalitas tinggi. Namun hal tersebut harus Dalam agenda kegiatan Muker, tiap-tiap UKM memiliki dibarengi dengan rasa kekeluargaan agar tercipta rasa sistem yang hampir sama dalam pemilihan ketuanya. Se- persaudaraan dan tumbuh rasa memiliki terha-dap bagian besar dari mereka menggunakan sistem musya- organisasi tersebut. warah mufakat, dan akan melakukan voting (pengambilan Seperti dikatakan Muhamad Elfa Fajar, Ketua Umum keputusan dengan menghitung suara terbanyak) apabila Bidang I Lisma, “Kami mengedepankan kekeluar-gaan mufakat tidak tercapai. Berbeda dengan KSR, mereka dalam sebuah organisasi,” ujarnya, Sabtu, 16 Juni 2012. menggunakan sistem adhoc (pemilihan dengan melibatkan Berbagai macam resolusi mewarnai Muker setiap tim perumus) dalam pemilihan ketuanya. tahunnya. Semoga resolusi tersebut dapat terlaksana Seperti yang dikatakan Darojat, menurutnya dalam sesuai harapan masing-masing UKM. Akan tetapi, ketika penyeleksian calon ketua, visi misi yang dimiliki harus kesibukan melanda dan setumpuk program kerja orgajelas. Dengan demikian kelangsungan organisasi dan nisasi tengah menanti, jangan sampai para ketua dan eksistensi almamater itu sendiri bisa terjaga. Mereka pengurus lantas mengabaikan bangku kuliah. adalah calon kuat yang memiliki visi dan misi yang jelas “Kuliah dan organisasi sama pentingnya, keduanya untuk memajukan organisasi khususnya, dan mengang- harus seimbang. Tak ada yang lebih penting,” tutup kat nama baik Unpas umumnya. Ketua terpilih haruslah Darojat singkat. orang yang memenuhi kualifikasi. [Reporter : Mutia, Rachman, Agung, Intan]
S
PELMA edisi XLVII 2012
11
3
gado - gado Wahai mahasiswa! Belilah buku ini, ayo cepat pesan. Limited edition loh..
Lo mau beli ngga bro? gw kayanya ngga
Ya sebenarnya saya ngga maksa sih, tapi kemungkinan soal ujian nanti dari sini semua loh
Boke euy, cari bahan di perpus aja yuk!
2 minggu setelah ujian Pak! nilai mahasiswa yang beli & ngga beli buku beda yah?
Sama. Gw jadi curiga ini berhubungan sama beli buku
What the #@*%?
No comment lah ya... Beuh...
Apa karena kita ngga beli buku jadi nilai kita C?
Menikmati Hidangan Khas Jogja di Kota Kembang Widi Hernawan nda mencari kuliner khas Yogyakarta di Kota Bandung? Ya, mungkin Angkringan Pak Karno bisa menjadi pilihan. Angkringan adalah sebuah gerobak dorong yang menjual berbagai macam makanan dan minuman yang biasa terdapat di setiap pinggir ruas jalan. Angkringan Pak Karno terletak di antara Lapangan Gasibu dan Monumen Perjuangan. Menurut Sukarno (53), akrab disapa Karno, ia berjualan sejak dua tahun terakhir dan biasa menjajakan dagangannya dari petang hingga malam hari. “Saya sudah dua tahun berjualan di sini. Saya rata-rata mulai berdagang dari jam 16.30 WIB sampai jam 02.00 WIB dan mulai ramai dari jam 19.00 WIB sampai jam 22.00 malam,” ungkap Karno sambil duduk lesehan kepada Pelma beberapa waktu lalu. Meski pengunjung kerap berlamalama menghabiskan waktu di tempat
A
12
PELMA edisi XLVII 2012
kar. Dengan hanya merogoh kocek 3 ribu rupiah , Anda sudah dapat menikmati menu termahal. “Di sini yang paling banyak dicari itu telur puyuh dan kopi joss,” tambahnya. Arif Ramanda, salah seorang pengunjung menuturkan bahwa makanan yang disajikan di Angkringan Pak Karno terbilang memuaskan. “Rasanya enak dan harganya sangat terjangkau,” ungkap Arif sambil meneguk Rachman/Jumpa kopinya. Biasanya pengunjung jualan Karno, namun itu tidak meminta agar makanan yang disemenjadi masalah baginya. “Rata-rata diakan dibakar kembali menggunapengunjung nongkrong lama, tapi ya kan arang. Meski menurutnya, di gak apa-apa. Rumusnya bagi saya duit, Jogja sendiri makanan tersebut bisa toh tempatnya memadai,” ungkapnya. langsung dikonsumsi dan tidak dibaKarno menjajakan beragam jenis kar dahulu. hidangan, seperti nasi kucing, ati, “Di Jogja itu semuanya langsung telur puyuh, kulit ayam, usus, kerang konsumsi, gak ada yang dibakar dulu. dan gorengan. Telur puyuh dan kopi Tapi ya menyesuaikan dengan selera joss adalah hidangan yang paling orang sunda lah,” tutup Karno. Anda tertarik menyantap hidangan dicari pengunjung. Kopi joss adalah kopi yang ditambahkan arang terba- angkringan Pak Karno?
Intan Pariztyan Erliana/LPM Jumpa
Aduuh! ko gw dapet nilai C sih? kuliah rajin, ujian yakin...