Buletin PEMIRA 2017

Page 1

Edisi Khusus PEMIRA 2017/2018

PENA KAMPUS FKIP UNIVERSITAS MATARAM

SURAT KABAR MAHASISWA

Buletin Pena Kampus

Wadah Gali Nurani Mahasiswa

Paslon Nomor Urut Satu Menang Telak

ya dilaksanakan pada pukul 20.15 Wita dan berakhir pada pukul 01.17 Wita dini hari di parkiran dosen gedung A FKIP Unram. Proses penghitungan suara ini dihadiri dan dibuka langsung oleh Wakil Dekan (WD) III FKIP Unram Ni Made Novi Suryanti. Saat membuka acara, Novi menyampaikan harapannya bahwa siapa pun yang akan terpilih menjadi ketua dan sekretaris BEM nantinya harus saling membantu untuk FKIP yang lebih baik. Berdasarkan pantauan tim LPM Pena kampus, sua-

Mataram, Pena Kampus — Usai debat pasangan calon (paslon) ketua dan sekertaris BEM FKIP Unram periode 2017/2018 yang diadakan Sabtu (11/3) lalu, Komisi Pemilu Raya Mahasiswa (KPRM) langsung mengadakan rapat terbuka bersama delegasi dari setiap organisasi mahasiswa (ormawa) yang ada dibawah naungan Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unram. Rapat tersebut bertujuan membahas aturan terkait jumlah minimal pemilih dalam pemilu raya yang diadakan Senin (13/3). Target pemilih yang awalnya berjumlah 50%+1 dinilai terlalu tinggi, mengingat tahun sebelumnya jumlah mahasiswa yang ikut berpartisipasi dalam pesta demokrasi tersebut jauh dari angka 50%. Tingginya tingkat apatisme mahasiswa dalam pesta demokrasi di kampus ini membuat KPRM mengajak paslon beserta ormawa untuk berunding. Watoni, selaku ketua KPRM menyatakan terdapat aturan yang menjelaskan bah-

Bersambung ke hal 4

Bersambung ke hal 5

LPM Pena Kampus/mad

Mataram, Pena Kampus – Pemilihan ketua dan sekretaris Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas mataram (Unram) yang dilaksakan Senin (13/3) berhasil dimenangkan pasangan calon (paslon) nomor urut 1. Paslon satu Jamiludin dan Rizki Ikrama berhasil menang telak dari kedua paslon lainnya. Acara penghitungan suara sempat tertunda karena saksi dari ketiga pasangan calon belum hadir. Proses penghitungan suara akhirn-

Ketua dan Sekertaris BEM Tetap Sah Meski Jumlah Pemilih Di Bawah 50%

Pena Kampus/Edisi PEMIRA/Minggu III/Maret/2017

1


KPRM Turun Jemput Bola

LPM Pena Kampus/bagus

Mataram, Pena Kampus – Komisi Pemilu Raya Mahasiswa (KPRM) membuka pemungutan suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS) mulai dari pukul 07.00-18.30 Wita. Waktu pemungutan suara yang awalnya berakhir pukul 18.00 Wita akhirnya diperpanjang 30 menit. Hal tersebut disebabkan masih banyak mahasiswa yang belum menggunakan hak pilihnya terutama mahasiswa semester II yang berkuliah di gedung kuliah bersama. KPRM sendiri menjemput pemilih sebagai upaya menggenjot jumlah yang menggunakan hak pilihnya. Sejak awal dibukanya TPS yaitu Hudori juga melakukan hal I yang berlokasi di antara gedung serupa. Berbeda dengan paslon A dan B, panitia langsung sigap lain yang datang ke TPS beramengajak mahasiswa menggu- mai-ramai, sekitar pukul 13.00 nakan hak pilihnya. Panitia juga Wita, Jamiludin hanya tampak terlihat menyebar ke setiap ge- melintas di TPS I tanpa membadung guna mengajak mahasiswa wa rekan-rekannya sebagaimana ikut andil dalam pemilu raya yang dilakukan paslon lain. (pemira) kali ini. Muh. KhairTerlepas dari itu, usaha ul Watoni menyatakan sempat KPRM dalam menjemput bola mendapat kendala saat mengajak terlihat cukup efektif. Itu terlimahasiswa untuk ikut memilih. hat dari jumlah mahasiswa yang “Banyak yang menunda-nunda,” datang ke TPS karena ajakan dari ungkapnya ketika ditemui di sela anggota KPRM. Bahkan, anggota kesibukannya mengoordinasi an- KPRM terlihat bolak balik menggotanya yang sebagian berada di gantarkan mahasiswa menuju lokampus II Seganteng. kasi TPS. Dari pantauan Pena Kampus, sekitar pukul 10.00 Wita, Situasi Kampus II/TPS II paslon nomor urut 2 yaitu HaruDi kampus II, antusias dari man terlihat datang ke TPS I usai mahasiswa terlihat kurang dalam jam kuliahnya. Haruman datang mengikuti pemilu raya (pemira). bersama rekan satu prodinya yang Anggota Komisi Pemilu Raya Maberamai-ramai untuk menggu- hasiswa (KPRM) yang sejak pukul nakan hak pilih. Di waktu yang 07.00 Wita sudah berada di kamberlainan, paslon nomor urut 3 pus II Seganteng baru mendapa-

2

tkan pencoblos pertama sekitar pukul 08.00 wita. Situasi tersebut disebabkan banyaknya mahasiswa reguler pagi yang masuk kuliah sejak pukul 07.00 Wita. Di samping itu, panitia juga menuturkan bahwa sejak pagi hingga siang hanya sedikit pemilih yang datang untuk menggunakan hak pilihnya. Novita Rukmala Dewi, mahasiswa program studi (prodi) PGSD juga merasakan kurangnya antusiasme mahasiswa di kampus II dalam mengikuti pemira. “Saya sendiri merasa demikian, tidak terlalu antusias dalam pemilihan,” jawabnya sambil tertawa malu. Novita juga menambahkan bahwa dirinya kurang antusias dalam pemira ini karena dirinya tidak terlalu mengenal paslon. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya kampanye yang dilakukan di kampus II. Informasi mengenai debat paslon yang dilaksanakan di kampus I pun didapatkannya dari seorang teman yang ada di kampus I. “Hanya acara debat saja yang saya dengar dari temen-temen FKIP di kampus I sana. Itu pun setahu saya tidak banyak mahasiswa FKIP yang datang menyaksikannya,” lanjut mahasiswa semester 4 itu. Kebanyakan mahasiswa PGSD-PAUD menggunakan hak pilihnya karena dihalau oleh panitia di lobi kampus ketika akan masuk kelas. Muhammad Fauzi, salah satu mahasiswa prodi PGSD semester atas ini mengatakan bahwa sempat ada satu paslon yang datang berkunjung namun hanya menemui ketua HMPS PGSD. “Yang ditemuinya hanya ketua HMPS PGSD setahu saya,” tutur Fauzi. Ia juga menilai bahwa fasilitas kertas suara terkesan kurang memadai karena hanya menggunakan kertas berukuran kecil yang memuat tiga gambar paslon. “Seharusnya lebih lebar, contohnya menggunakan kertas A4 yang jika dilipat, gambar calonnya tidak akan terlihat walau sudah dilipat rapi,” tegasnya. (Mad/Gon/Mil)

Pena Kampus/Edisi PEMIRA/Minggu III/Maret/2017


Menilik Kinerja KPRM FKIP

LPM Pena Kampus/mad

Mataram, Pena Kampus – Komisi Pemilu Raya Mahasiswa (KPRM) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)Universitas Mataram (Unram) sudah terbentuk sejak Desember 2016. Akan tetapi kinerja dari KPRM sendiri dianggap masih kurang dalam mempersiapkan acara pemilihan ketua dan sekretaris Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) pada tahun ini. Hal tersebut dilihat dari banyaknya mahasiswa yang belum tahu bahwa di FKIP akan dilaksanakan pemilihan ketua dan sekretaris BEM. Rizki Ramdoni, mahasiswa Pendidikan Matematika semester II, saat ditemui Pena Kampus hari Jumat (10/3), mengatakan bahwa ia dan teman-temannya tidak tahu sama sekali tentang adanya pemilu raya (pemira). “Saya tidak pernah mendapatkan

info sama sekali,” ungkapnya. Rizki juga menambahkan bahwa KPRM kurang sosialisasi ke mahasiswa terutama untuk mahasiswa baru. Senada dengan Rizki, Hendri Setiawan, mahasiswa PBSID juga menyatakan bahwa kinerja KPRM sangat kurang. “Tidak wow. Sosialisasi KPRM ini sangat kurang sekali, mestinya KPRM juga perlu terjun sosialisasi ke mahasiswa,” ungkap Hendri

Pena Kampus/Edisi PEMIRA/Minggu III/Maret/2017

ketika ditemui Pena Kampus. Sementara itu, pihak KPRM sendiri mengaku bahwa sejauh ini sosialisasi yang mereka lakukan dirasa sudah cukup dalam menyebarkan informasi kepada mahasiswa FKIP mengenai akan pelaksanaan pemira. Seperti yang disampaikan oleh Muh. Khairul Watoni selaku ketua KPRM FKIP. “Sejauh ini sosialisasi kita yang pertama Bersambung ke hal. 6

3


Paslon Nomor Urut Satu Menang Telak (Sambungan dari halaman 1)

sana penghitungan suara dari awal hingga akhir terbilang lancar. Akan tetapi, euforia penghitungan suara tersebut kurang meriah dikarenakan kurangnya antusias mahasiswa untuk menyaksikan proses penghitungan suara. Sebagian besar mahasiswa yang hadir adalah anggota dari ormawa. Penghitungan Suara Paslon nomor urut 1 unggul sejak menit awal penghitungan suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 1 kemudian disusul oleh pasangan calon nomor urut 2 dan 3. Tidak lama setelah itu, jumlah suara untuk paslon nomor urut satu jauh melesat meninggalkan paslon nomor urut 2 dan 3. Hingga akhir penghitungan suara, paslon nomor urut 1 tetap berada di depan dengan torehan suara sebanyak 761 disusul dengan paslon nomor urut 2 dengan total 320 suara, dan pasangan nomor urut 3 yang harus puas dengan torehan suara sebanyak 227 suara. Di TPS 1 tercatat jumlah surat suara yang tidak sah atau batal sebanyak 32 suara dengan total pemilih di TPS 1 sebanyak 1340. Di sisi lain, terdapat 4 surat suara yang sempat menjadi polemik dan 4

langsung diklarifikasi oleh ketua KPRM. Ada 1 suara yang sudah dicoblos dan memiliki stempel pengesahan KPRM, namun tidak dimasukkan ke dalam kotak suara juga 3 surat suara lainnya yang tidak memiliki stempel dan dinyatakan tidak bisa terhitung. Beralih ke kotak suara di TPS 2, paslon nomor urut dua berhasil unggul dengan total suara sebanyak 236, disusul pasangan nomor urut satu dengan total suara 143 sedangkan paslon nomor urut tiga harus bersabar karena hanya mampu meraih 18 suara. Di TPS 2, jumlah surat suara yang tidak sah atau batal sebanyak 10 suara dengan total pemilih sebanyak 407. Berhasil menang di TPS II tidak lantas membawa paslon nomor urut dua menggeser dominasi jumlah suara paslon nomor urut satu yang sudah menang sebelumnya di TPS I. Berdasarkan hasil rekapitulasi suara, total suara keselurahan yang didapatkan oleh paslon nomor urut satu sebanyak 904 suara kemudian disusul oleh paslon nomor urut dua dengan 556 suara, dan paslon nomor urut tiga sebanyak 245 suara. Total keseluruhan suara yang tidak sah atau batal sebanyak 42 suara.

Dengan hasil tersebut, sesuai dengan peraturan yang talah disepakati bersama dengan Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas (UKMF) dan juga Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) pada Sabtu (11/3), bahwa paslon yang mendapat suara terbanyak dinyatakan sebagai ketua dan sekertaris BEM periode 2017/2018 meski jumlah mahasiswa FKIP yang memilih di bawah 50%. Dengan demikian, paslon nomor urut satu, Jamiludin dan Rizky Ikrama dinyatakan terpilih sebagai ketua dan sekretaris BEM FKIP Unram Periode 2017/2018. Jamiludin selaku calon terpilih menyatakan bahwa dirinya senang karena terpilih sebagai ketua BEM tahun ini. Selanjutnya berdasarkan jadwal yang ditetapkan oleh KPRM, hasil penghitungan suara akan diumumkan kepada mahasiswa FKIP tiga hari setelah penghitungan suara dilaksakan. Terjadi Peningkatan Pemilih Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, terjadi pengingkatan jumlah pemilih pada pemira tahun ini. Pada tahun sebelumnya, jumlah mahasiswa yang memilih sebanyak 1.101 orang dan di

Pena Kampus/Edisi PEMIRA/Minggu III/Maret/2017


tahun ini meningkat menjadi1.748 orang. Peningkatan tersebut tidak terlepas dari kinerja KPRM FKIP yang telah bekerja keras menarik massa dalam proses pemilihan seperti yang disampaikan oleh Moh. Khairul Watoni selaku ketua KPRM FKIP Unram yang ditemui selesai acara penghitungan, “Alhamdulillah, meskipun kami awalnya pesimis akan tetapi terjadi peningkatan pemilih pada tahun ini dibandingkan dengan tahun kemarin. Hal itu tidak terlepas dari kinerja KPRM dan juga masukan dan kritikan dari ormawa UKMF dan HMPS,” ungkapnya. Meskipun terjadi peningkatan yang signifikan dari jumlah pemilih di tahun sebelumnya, akan tetapi jumlah mahasiswa yang memilih

baru menyentuh angka 30% dari jumlah keseluruhan mahasiswa FKIP yang berjumlah ± 6.000 mahasiswa. Terkait dengan hal tersebut, Ni Made Suryanti selaku WD III mengatakan bahwa kendala yang dihadapi KPRM tidak hanya dari segi waktu namun juga faktor yang sangat berpengaruh adalah tingkat keapatisan dari mahasiswa. Hal tersebut nantinya akan berusaha diminimalisir dengan cara memperbanyak sosialisasi. Ia juga menilai bahwa kendala lain yang dihadapai adalah banyaknya mahasiswa baru yang kuliah di gedung kuliah bersama. Novi menyampaikan untuk kedepannya, proses pemilihan dan pembentukan KPRM akan lebih cepat dilakukan. “Untuk pemira ta-

hun depan, kita akan mengusahakan lebih cepat. Kalau bisa Desember, dan pembentukan KPRM-nya sendiri nanti akan kita bentuk dari bulan Oktober supaya kendala-kendala seperti libur dan ujian bisa teratasi,” tuturnya. Ia juga meminta agar semua elemen yang ada di FKIP saling membantu dalam proses pemira tahun depan supaya lebih baik. “Kedepannya semoga dari BEM sendiri mampu mengakomodir semua mahasiswa dan semua elemen organisasi mahasiswa yang ada di FKIP, mampu bekerja sama sehingga bisa mencapai hasil pemira yang lebih baik lagi,” jelasnya. (Mad/Gon)

Ketua dan Sekretaris BEM Tetap Sah Meski Jumlah Pemilih Di Bawah 50% (Sambungan dari halaman 1)

wa paslon yang dinyatakan sah adalah yang mendapat jumlah suara terbanyak. Artinya, walaupun jumlah pemilih di bawah 50%, paslon yang unggul akan tetap dinyatakan sah. Berdasarkan aturan tersebut, kemudian diambillah inisiatif untuk tidak menggunakan jumlah 50%+1. Setelah lama berunding, akh-

irnya dicapai kesepakatan untuk menggunakan jumlah pemilih terbanyak dengan catatan, KPRM harus menjemput bola untuk mendapatkan pemilih sebanyak mungkin. Dalam rapat terbuka tersebut, Watoni juga sempat mengeluh sedikitnya anggota KPRM yang aktif. Keterbatasan anggota itulah yang

Pena Kampus/Edisi PEMIRA/Minggu III/Maret/2017

dinilai membuat KPRM kewalahan. Di akhir rapat, Watoni optimis akan berusaha semaksimal mungkin untuk menggaet mahasiswa ikut berpartisipasi walau dengan jumlah anggota yang terbatas. (Gon)

5


Menilik Kinerja KPRM FKIP (Sambungan dari halaman 3)

dari media sosial dan juga ada dari spanduk dan terakhir kemarin kita buat pamflet-pamflet untuk mengingatkan dan mensosialisasikan,” terangnya, Jumat (10/3) lalu. Watoni juga mengaku bahwa KPRM sudah mengirimkan surat imbauan ke masing-masing organisasi mahasiswa di FKIP untuk ikut berpartisipasi dalam pemira pada 13 Maret. Terkendala Waktu Sejak dibentuk pada Desember tahun lalu, KPRM mengaku sudah bekerja semaksimal mungkin untuk menyiapkan pemira tahun ini meskipun dengan jumlah anggota yang terbatas. Khairul Watoni menuturkan kendala terbesar yang dihadapi dalam pemira tahun ini adalah waktu yang singkat. Ia mengungkapakan bahwa persiapan pemira tahun ini memang digenjot pada Maret. Hal tersebut disebabkan karena pada Januari lalu mahasiswa sedang melaksanakan ujian akhir semester (UAS) yang kemudian dilanjutkan dengan libur semester pada Februari. Akibatnya, proses kampanye, debat, dan pencoblosan 6

dilaksanakan pada Maret. Singkatnya masa kampanye yang hanya empat hari dan ketidakjelasan sistem yang diberikan oleh KPRM kepada masing-masing pasangan calon (paslon) ketua dan sekretaris BEM FKIP Unram membuat dua dari tiga pasangan calon merasa waktu yang diberikan tidak cukup dan kurang efektif dalam melaksanakan kampanye. Mereka menilai KPRM terkesan terburu-buru untuk melaksanakan pemilu raya pada tahun ini. Seperti yang disampaikan Haruman, calon dengan nomor urut dua ini mengaku bahwa waktu yang diberikan KPRM untuk berkampanye kurang efektif. “Kalau kita menghitung waktu empat hari itu sangat tidak cukup untuk kampanye sangat singkat sekali dan juga kalau menurut pribadi saya sendiri sebagai pasangan calon kami juga butuh waktu yang lebihlah untuk melaksanakan kampanye agar bisa menyerap aspirasi dari mahasiswa FKIP,” ungkapnya. Selain masalah waktu kampanye, Haruman menambahkan bahwa sistem kampanye yang dibuat juga tidak jelas.

“Kita hanya dikasih kampanye lewat media sosial yang memang dimulai dari bulan Januari akan tetapi apakah iya seperti itu? Kita juga butuh orasi, kita butuh panggung, kalau hanya dari pamflet atau gambar saja tentu mereka juga bertanya nanti apa maksud dari gambar tersebut. Mestinya KPRM di sini mewadahi kami atau dalam kata lain menyediakan kita tempat untuk kampanye, disini malah tidak jelas sistem kampanye yang diberikan KPRM,” jelas Haruman. Ditemui di tempat yang terpisah, Ahmad Hudori, calon ketua BEM dengan nomor urut tiga juga mengaku bahwa singkatnya masa kampanye yang diberikan dari pihak KPRM membuat ia dan pasangannya tidak bisa menyampaikan kampanyenya dengan maksimal. “Kita diberikan batas waktu kampanye dari tanggal sekian sampai tanggal sekian dan saya rasa itu terlalu singkat, itu yang membuat kita agak kesulitan,” terangnya. Hudori juga menambahkan terkait dengan masalah sistem kampanye “Sebenarnya sistem kampanye

Pena Kampus/Edisi PEMIRA/Minggu III/Maret/2017


yang diberikan KPRM itu yang masih kurang jelas buat kami, bentuk kampanyenya seperti apa, kita hanya diberitahukan waktu kampanye saja dan kita juga tidak diberitahukan mana kampanye yang diperbolehkan dan mana yang tidak,� tambah Hudori. Menanggapi hal tersebut, Muhammad Khairul Watoni selaku ketua KPRM FKIP Unram mengatakan bahwa dari awal setelah pendaftaran dan penentuan nomor

urut pasangan calon, pihak KPRM sendiri sudah membolehkan masing-masing pasangan calon untuk kampanye. “Kalau dikatakan singkat masa kampanyenya sebenarnya tidak ya, karena dari awal kita sudah memberikan masing-masing dari calon untuk kampanye. Akan tetapi, hanya lewat sosial media, dan untuk yang dialogisnya sistem kampanye, kami berikan melalui pamflet dan sebagainya. Itu mulai dari

tanggal tujuh sampai tanggal sepuluh, disitu juga kita memberikan kebebasan kepada masing-masing calon untuk berkampanye selama tidak melanggar peraturan yang sudah kita buat,� jelasnya. (Mad)

Selamat Atas Terpilihnya Saudara Jamiluddin dan Rizky Ikrama Sebagai Ketua dan Sekretaris BEM FKIP Unram Masa Bakti 2017-2018

Pena Kampus/Edisi PEMIRA/Minggu III/Maret/2017

7


Debat Paslon BEM Mendapat Perhatian

LPM Pena kampus/mad

Mataram, Pena Kampus - Debat pasangan calon (paslon) ketua dan sekertaris Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Mataram (Unram) yang dilangsungkan Sabtu (11/3) bertempat di sebelah timur gedung B mendapat banyak perhatian dari mahasiswa FKIP. Lokasi yang strategis membuat banyak mahasiswa menyempatkan diri untuk menyaksikan para paslon menyampaikan visi dan misinya. Bahkan pendukung dari masing-masing pasangan calon tak ketinggalan turut meramaikan acara. Debat paslon sendiri merupakan agenda yang sudah disusun oleh Komisi Pemilu Raya Mahasiswa (KPRM) menjelang pemilihan yang dilaksanakan pada Senin, 13 Maret. Debat tersebut dihadiri oleh perwakilan masing-masing organisasi mahasiswa (ormawa) yang bernaung di FKIP dan dibuka oleh Wakil Dekan 8

III (WD III) Ni Made Novi Suryanti. Setelah dibuka secara resmi oleh WD III, paslon diberikan waktu untuk menyampaikan visi, misi, sekaligus program kerja yang nantinya akan dilaksanakan jika terpilih. Akan tetapi, sebagian paslon tidak dapat menyampaikan keseluruhan visi, misi dan program kerja karena terbatasnya waktu yang diberikan. Setelah penyampaian visi, misi, dan program kerja, audien diberikan kesempatan untuk bertanya kepada paslon. Terbatasnya jumlah audien yang diberikan kesempatan bertanya oleh panitia menuai protes. Mengingat pemilihan tersebut akan berdampak untuk satu tahun ke depan, akhirnya Pahmi Husain selaku moderator mengambil keputusan untuk menambah jumlah penanya. Delegasi dari HMPS PGSD, Doni Syafrudin pun tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut mengingat lokasi kuliah yang berbeda yai-

tu di kampus II Seganteng. Ia mengeluarkan keluh kesahnya terkait keadaan prodinya yang seolah-olah dianaktirikan padahal masih menjadi bagian dari FKIP (kampus I). Setelah paslon secara bergantian menjawab semua pertanyaan dengan waktu yang terbatas, mereka diberikan waktu untuk saling menanggapi visi, misi, dan program kerja paslon lainnya. Di akhir waktu debat, Ahmad Afandi, mahasiswa prodi PBSID sempat menanyakan komitmen masing-masing paslon jika nantinya terpilih dan tidak mampu dalam menjalankan tugas dan fungsinya di tengah kepengurusan. Dua paslon mengaku siap mundur sedangkan satu paslon secara tidak langsung menyatakan ketidaksediaannya untuk mundur dari jabatan karena terikat dengan peraturan. Saat ditemui seusai debat paslon BEM FKIP, Doni mengakui cukup puas dengan jawaban yang diberikan oleh para paslon. “Alhamdulillah sudah puas dengan jawabannya. BEM tahun lalu hanya omongan. Kadang kita sulit berkegiatan,� ungkapnya ketika ditemui usai debat paslon. Akan tetapi, di sisi lain ia juga mengeluhkan kurangnya sosialisasi ke kampus II. Doni berharap kepemimpinan BEM selanjutnya dapat berkaca dari pengalaman BEM sebelumnya. Doni juga menambahkan bahwa PGSD bukan prodi baru, PGSD sudah ada belasan tahun dan merupakan bagian dari FKIP juga. (Gon)

Pena Kampus/Edisi PEMIRA/Minggu III/Maret/2017


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.