Ragam UKM FKIP
PENA KAMPUS SURAT KABAR MAHASISWA
FKIP UNIVERSITAS MATARAM
Newsletter LPM Pena Kampus Edisi 102 (LANJUT XVIII)
Wadah Gali Nurani Mahasiswa
Fluktuatif : Minat Mahasiswa FKIP Unram Bergabung dengan UKMF Olahraga
source: LPM Pena Kampus/--
Mataram, Pena Kampus - (24/12) Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas (UKM) Olahraga adalah salah satu organisasi mahasiswa yang ada di FKIP Unram. Ketua umum UKM olahraga, Rusdi Bastian Ilham memiliki ketertarikan saat menyinggung masalah minat mahasiswa yang ada di FKIP Unram untuk mengikuti organisasi khususnya UKM Olahraga yang diketuainya. Dalam tiga tahun terakhir, anggota dari UKM ini tidak menentu, yakni tahun 2015-2017 masih berkisar antara 14-20 orang. Setiap tahun, semua UKM yang ada di FKIP Unram melakukan open recruitment untuk menarik mahasiswa agar aktif berorganisasi. Salah satu UKMF yang membuka peluang bagi mahasiswa baru untuk mengasah minat dan bakat adalah UKMF Olahraga. UKMF olahraga FKIP Unram memfasilitasi mahasiswa yang memilki minat dan bakat dalam dunia olahraga, seperti bola volly, sepak bola, catur, tenis meja,
basket, dan bulu tangkis. Berdasarkan keterangan yang diberikan oleh Rusdi sendiri, minat mahasiswa FKIP masih tergolong rendah, dilihat dari data anggota tiga (3) tahun terakhir. Pada tahun 2015 terdapat 14 orang, 2016 terdapat 20 orang, dan 2017 terdapat 16 orang anggota. Berdasarkan data 3 tahun terakhir di atas memang dari UKMF olahraga sendiri tetap menunjukkan eksistensi dengan cara sep-
Lestarikan Alam Bersama Festival Hijau Mataram-Pena Kampus, Festival Hijau (FH) merupakan program kerja (proker) dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Mataram (Unram) kembali diadakan setelah vakum selama satu tahun. FH kali ini mengusung tema, “Lestarikan Alam dengan Ilmu Pengetahuan�. Tujuannya ialah meningkatkan kesadaran siswa dan mahasiswa agar lebih mencintai alam dan lingkungan, serta dapat mengaplikasikannya pada kehidupan
erti menyebar pamflet , serta latihan rutin setiap hari di kampus FKIP sendiri sebagai strategi meningkatkan minat untuk bergabung pada organisasi ini, tetapi target yang diinginkan masih jauh karna masih sangat minim sekali minat mahasiswa FKIP sendiri. Dari keterangan yang diberikan oleh salah satu mahasiswa FKIP yang bernama Yoga Septiawan, Prodi PKN semester 3 FKIP Unram. Mengungkapkan
FH merupakan salah satu program kerja (Proker) UKMF Mapala yang diadakan dua tahun sekali. Proker ini mulai diadakan pertama kali pada tahun 2010, kemudian berlanjut pada tahun 2013. Pada awal 2017 lalu sempat gagal dilaksanakan karena beberapa kendala. Tahun ini, UKMF Mapala kembali menggelar proker FH yang ketiga. Menurut Ketua Umum Mapala, Latif Akbar yang akrab disapa Bang Atep, FH ini akan diadakan pada tanggal 26 Februari s.d. 3 Maret 2018 mendatang dengan mengadakan tujuh mata lomba bertemakan alam. Di
Bersambung ke hal 7
Bersambung ke hal 7
Pena Kampus/Edisi LANJUT XVIII/Minggu III/Februari/2018
1
Tajuk Organisasi : Apa Penting? “Kenapa gak ikut organisasi?� “Saya mau fokus kuliah.� Jawaban itu tentu tidak asing kita dengar manakala ada pertanyaan yang demikian. Jawaban itu seakan memberi suatu kesan bahwa ikut organisasi akan menghambat kuliah. Benarkah demikian? Lembaga pendidikan mulai dari tingkat SMP dan SMA sudah diperkenalkan beberapa organisasi seperti OSIS, Pramuka, PMR, dan beberapa organisasi lainnya, apalagi di tingkat universitas yang jangkauannya lebih luas, bergerak pada macam-macam bidang, mulai dari olahraga, kepenulisan, bela diri, sampai fotografi yang tentunya kita tidak bisa dapatkan dalam kelas perkuliahan. Tidak hanya untuk menyalurkan bakat saja, melainkan un-
tuk melatih mental, kepemimpinan, berani dan saling menghargai pendapat, berkomitmen, memperbanyak relasi, melatih diri memanajemen waktu, bertanggung jawab, dan banyak hal lainnya, yang bukan hanya bermanfaat selama masa kuliah, namun juga dalam dunia kerja maupun ketika terjun ke masyarakat. Selain itu, jika membuka kembali sejarah, organisasi bahkan ada sebelum Indonesia merdeka. Dengan perkumpulan-perkumpulan yang dibuat oleh para pejuang kemerdekaan, mereka berunding, bertukar pikiran satu sama lain, hingga dicapainya kata sepakat pada suatu keputusan. Organisasi yang munculpun begitu banyak. Setelah kemerdekaan juga demikian, organisasi muncul dengan background berbeda-beda namun den-
gan satu tujuan, memperjuangkan Indonesia secara bersama-sama menjadi lebih baik pasca penjajahan. Karena untuk membentuk bangsa ini tidak bisa hanya dengan satu orang saja, tidak bisa dengan tanpa berpikir dan musyawarah, tanpa pertimbangan dan diskusi-diskusi, apalagi hanya dengan tidur berbumbu mimpi tanpa realisasi. Namun, dari sekian fakta yang kita ketahui mengenai pentingnya ikut berorganisasi malah tidak memunculkan semangat untuk ikut bergabung. Mengapa? Takut nilai jeblok? Waktu untuk belajar tidak tertata? Pikiran makin terkuras? Waktu liburan terpangkas? Dan bla bla bla lainnya? Ketakutan-ketakutan itu semakin menjadi-jadi tatkala ada yang ikut berorganisasi telat lulus kuliah. Akan teta-
pi di satu sisi ada pula yang tidak ikut organisasi sama sekali malah sampai drop out karena faktor kemalasan atau memang karena tidak minat untuk kuliah. Lalu, apakah harus organisasi yang dikambinghitamkan? Ironi memang. Apalagi budaya instan yang masih begitu digandrungi saat ini, proses hanya dianggap sebagai pelambat dalam ingin mencapai sesuatu. Polemik demikian juga menyerang mahasiswa saat ini, yang penting lulus, yang penting ada ijazah. Organisasi memang bukan satu-satunya faktor utama yang menentukan kesuksesan, namun dari organisasi kita bisa dapatkan hal lebih, yang bisa kita terapkan dalam banyak lini kehidupan. Organisasi itu penting! Lalu?
dengan traveling ataupun aktivitas menyenangkan lainnya. Walaupun demikian, Pena Kampus terus memberikan informasi kepada khalayak, khususnya menganai Kampus Putih seputar Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Mataram serta informasi seputar sastra, ditulis oleh para Peserta Latihan Jur-
nalistik Terpadu ke-XVIII yang diadakan pada minggu terakhir bulan Desember 2017. Libur bukanlah alasan untuk menunda belajar dan berproses, karena tidak semua hal kita dapatkan di dalam kelas. Belajar bisa di mana saja dan kapan saja,
belum lagi dengan inovasi teknologi sekarang, yang semakin mempermudah kita untuk mencari dan memperoleh banyak hal. Untuk anggota magang LPM Pena Kampus, semangat terus dalam berproses!
Salam Redaksi Assalamualaikum, Salam Pers Mahasiswa! Liburan. Sebuah momen yang selalu ditunggu-tunggu selain hari libur rutin yakni minggu untuk melepas diri dari penatnya kegiatan maupun tugastugas kampus yang tiada henti mengisi waktu dan libur semester ini merupakan waktu yang tepat untuk menyegarkan tubuh dan pikiran kembali. Entah itu
Pengurus LPM Pena Kampus bersama Peserta Latihan Jurnalistik (Lanjut) ke-XVIII Tahun Kepengurusan 2017-2018
2
Salam Pers Mahasiswa!
Struktur Organisasi LPM Pena Kampus Pelindung: Dekan FKIP Universitas Mataram; Penasihat: Alumni LPM Pena Kampus; Pembina: Drs. Mochammad Asyhar, M.Pd.; Pemimpin Umum: Abdul Goni Ilman K; Sekretaris Umum: Wazi Fatinnisa; Bendahara Umum: Siti Rohmani; Pimpinan Redaksi: Idawati; Sekretaris Redaksi: Rahmawati Hansi; Redaktur Pelaksana: Rina Rabiah, Dewi Ayu Tri Anjani, Mardianti; Koordinator Liputan: Wiwid S. Apriadi, Atriadi; Desain Komunikasi Visual: Mahatriani Iswari, Ni Made Mega Dwita Diartha, Muhammad Apriyandi; Litbang: Ahmad Afandi, Baiq Hikmatul Hasanah, Iwan Dani, Karmila Zuriatin Azri; Humas: Mazratul Ayni, Baiq Rosdiana Susanti, Chairunnnisah; Rumah Tangga: Winda Adinda, Ahmad Viqi Wahyu Rizki, Fitriana Handayani;
Pena Kampus/Edisi LANJUT XVIII/Minggu III/Februari/2018
Suara pembaca Pedagang Luar Bebas Masuk Gak nyaman sekali sama tata ruangannya walaupun pembangunan yang lagi dikerjakan juga semata-mata buat kepentingan dan kelengkapan fasilitas FKIP, tapi ya gitu kan rupanya, gak rapi sekali dan juga kenapa pedagang luar bisa masuk bebas gitu? Bukan mau menghalangi rezeki orang, tapi yang namanya kampus gak enak sekali dilihat pemandangan seperti itu. Kadang mengganggu kenyamanan kita sebagai mahasiswa. Kita itu di antara dua kondisi, satunya kasihan, satunya lagi juga gak tau harus bersikap seperti apa.
Tingkatkan Pengamanan FKIP FKIP sekarang sudah semakin bagus, renovasi beberapa gedung dan fasilitas di FKIP sudah bagus, Cuma sangat disayangkan terjadi insiden pencurian kotak amal mushalla FKIP beberapa waktu lalu. Semoga pengamanan di FKIP lebih ditingkatkan lagi dan juga kebersihan ruang kelas. Mohon kepada semua angkatan yang selesai memakai kelas tolong dirapikan bangku dan sampahnya. Fatahullah Mahasiswa Program Studi Pendidikan
IR Mahasiswa Program Studi PGSD
Bahasa dan Sastra Indonesia
Lagi-Lagi Sampah Kebersihan di FKIP yang kurang terjaga. Saya merasa kurang nyaman belajar para ruangan yang kurang bersih jadi saya mencoba memunguti sampah di mana saja saya menemukan sampah, tetapi sampah-sampah itu akan kembali menumpuk saat jadwal kuliah terhenti nanti. Risma Devi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Pojok Pena
+ Kaget Kerja Nyata (KKN) - Kebiasaan hedon mahasiswa dibawa-bawa ke desa. Ckckckc... Bangun, Agen Perubahan! + Pembayaran UKT - Moga aja, maba bukan anak tiri (baru)! + Skripsi - Baru bab Taharah, euy! + Mushala udah rampung - Kamar mandinya kapan?
Salam Persma! Redaksi LPM Pena Kampus FKIP Unram menerima tulisan berupa opini, artikel, suuara pembaca, cerpen, puisi , dan resensi. Tulisan tidak mengandung SARA dan belum diterbitkan di media mana pun. Kirim tulisan ke redaksi LPM Pena Kampus FKIP Unram di gedung UKMF, Jl. Majapahit 62 Mataram. email : penakampus97@gmail.com facebook : LPM Pena Kampus FKIP Unram instagram : @LPMPenaKampus blog : lpmpenakampus.blogspot.com
+ FKIP rawan banir
- Gak papa, euy. Asal bisa pelihara ikan.
Pena Kampus/Edisi LANJUT XVIII/Minggu III/Februari/2018
3
BERITA Teater; Aktor Emang Harus Totalitas belakang naskah Lautan Bernyanyi.“Karna cerita ini menarik, arisekturnya bermain di kapal,” kata Khalik sebagai sutradara. Latihan untuk pementasan ini dimulai pada tanggal 1 bulan Juni 2017, sedangkan naskah sudah di berikan pada bulan April karna terhambat oleh bulan Ramadhan. Totalitas Yulian Ardiani yang berperan sebagai Dayu Sanur source: LPM Pena Kampus
Mataram-Pena Kampus, Festival Hijau (FH) merupakan program kerja (proker) dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Mataram (Unram) kembali diadakan setelah vakum selama satu tahun. FH kali ini mengusung tema, “Lestarikan Alam dengan Ilmu Pengetahuan”. Tujuannya ialah meningkatkan kesadaran siswa dan mahasiswa agar lebih mencintai alam dan lingkungan, serta dapat mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari. Di tengah pesatnya sesuatu yang bergerak dari dari penampilan dari beperkembangan dan zaman selatan, tetapi Bongkok se- berapa aktor dalam pemenmodernisasi ini, pemen- lalu menganggap Kapten trasan itu. Suara riuh tepuk tasan ini mempunyai nilai hanya berhalusinasi. Kap- tangan menandakan kessosial dan budaya yang ma- ten Leo hanya berdua den- ungguhan mereka dalam sih melekat. Suara desir om- gan Bongkok yang diam di pementasan seni teater. bak memecahkan suasana kapal. Berbagai peran dalam hening penonton di dalam Seperti pementasan pementasan Lautan Berruangan pementasan. pada umumnya, pemen- nyanyi adalah: Kapten, Jumat malam, tasan Lautan Bernyanyi ini Kakek Tua yang bongkok, (29/12/2017), dari kursi memanjakan para penon- Leak yang menyeramkan, penonton terlihat bahwa ton dengan penampilan dan ada juga peran lain di atas kapal, Kapten Leo dari tokoh-tokohnya. Di yang tidak kalah hebatnya. berdiri memandang jauh mana mereka yang sangat Dan hal itu sangatlah tidak ke lautan. Membangunkan mahir ber akting dan sudah mudah. Bongkok yang masih terti- bisa menguasai panggung Ismail Khalik selaku dur ketika matahari sudah layaknya aktor sungguhan. sutradara menjelaskan ketenggelam. Ia selalu melihat Anggapan itu memang lahir pada Pena Kampus latar
mengatakan pada kebanyakan cerita pementasan adalah fiktif belaka. Kendala yang di alami tokoh untuk memerankan pentas ini, bagaimana sulitnya mencari informasi yang akurat tentang ilmu perleakan, sehinnga peran leak dapat dirasakan secara nyata. “Satu-satuya cara adalah dengan pergi observasi ke salah satu Pura dan langsung menanyakan ke pendetanya melalui observasi,” tutur Yulian. “Kendala lainnya juga, saya harus berubah total, tokoh Dayu Sanur itu angkuh, licik, gila karna tidak bisa menguasai ilmunya dan terlalu terobsesi ingin diakui sebagai orang yang amat di takuti, dan menyeramkan,” ungkap Yulian. Dia juga mengatakan. “Saya pribadi tentunya keBersambung ke hal 8
4
Pena Kampus/Edisi LANJUT XVIII/Minggu III/Februari/2018
BERITA
PBB TERNYATA ADA DI UKM MUSIK FKIP UNRAM kendala yang dihadapi sep-
source: https://kangmartho.files.wordpress
Mataram, Pena KampusUnit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Musik Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Mataram (Unram) merupakan salah satu UKM yang bergerak di bidang musik. UKM ini memiliki banyak program kerja baik yang bersifat tahunan maupun yang bersifat mingguan. Untuk tetap eksis, UKM Musik mengadakan
Panggung
Bebas Berekspresi (PBB). UKM yang berdiri sejak 21 Maret 1999 ini memiliki banyak program kerja (proker) tahunan, antara lain: Perayaaan Hari Ulang Tahun (Happy Awards),
UKM Musik Weekend Music Parade (WMP), Rapat Umum (Rapum) dan Penerimaan Anggota Baru (PAB), sedangkan program kerja yang bersifat mingguan yaitu PBB. Proker PBB ini dilatarbelakangi oleh adanya usulan dari anggota UKM Musik dan Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) FKIP Unram agar semua Organisasi Mahasiswa (Ormawa) yang berada di Unram ini bisa menjalin silaturrahmi. Dalam kegiatan ini nantinya semua pemain bisa berekspresi dengan bebas, artinya mau menampilkan apapun boleh tetapi tetap ada batasan-batasan, baik itu mau menampilkan musik, puisi, tari, dan se-
bagainya. Alasan ini yang melatarbelakangi adanya kegiatan PBB di FKIP. Kegiatan PBB ini sudah berjalan sejak tiga bulan yang lalu sejak masa kepemimpinannya Siti Fatimatuzzahrah, mahasiswa Program Studi PG-PAUD Unram semester 5 yang sekarang menjabat sebagai pimpinan umum UKM Musik Unram. Kegiatan ini dilakukan setiap hari Jumat dari pukul 16.00-22.00 wita. Tidak ada susunan acara yang mengikat kelangsungan acara ini. Banyak pertunjukan yang ditampilkan dalam kegiatan PBB ini antara lain puisi, stand up comedy, musik dan tari. Ketika kegiatan PBB ini dilakukan, “Ada beberapa
Pena Kampus/Edisi LANJUT XVIII/Minggu III/Februari/2018
erti kurangnya fasilitas atau alat-alat yang dibutuhkan dalam mempertunjukkan kesenian, tempatnya yang selalu berubah-rubah juga menjadi kendala,” kata Yuda salah satu alumni UKM Musik Unram ketika dikonfirmasi, minggu sore, (24/12/2017). Para pemain sangat menikmati seni yang mereka tampilkan dan mendapat respon baik dari mahasiswa Unram. Namun, di satu sisi para pemain juga pernah mendapat teguran dari salah satu dosen di FKIP karena ketika adzan magrib berkumandang para pemain tetap membunyikan musik sehingga terdengar ribut dan dapat mengganggu orang yang sedang sholat. “Acara tetap berjalan lancar, bisa menjadi tempat berkumpulnya temanteman mahasiswa lain agar lebih ramai sehingga dapat membangun tali silaturrahmi antar mahasiswa, kemudian acaranya bisa terkonsep, dan jangan sampai mendadak dalam hal perlengkapan seperti sound system yang kurang memadai dan lain-lain agar bisa berjalan lancar,” harapan Yuda. (kal,nin)
5
BERITA Kritis Bersama LPM Pena Kampus
source: LPM Pena Kampus
Mataram, Pena Kampus – Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Pena Kampus Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Mataram (Unram), mengadakan kegiatan Latihan Jurnalistik Terpadu (Lanjut) ke-XVIII untuk merekrut anggota baru. Peserta yang terdaftar ada 14 orang yang berasal dari berbagai program studi (prodi). Kegiatan Lanjut ini berlangsung selama tiga hari berturutturut. Dimulai dari tanggal 23 sampai 25 Desember 2017. Sebagian besar peserta menyambut antusias kegiatan Lanjut XVIII ini. Dilihat dari kehadiran peserta mulai dari awal kegiatan sampai penutupan acara. LPM Pena Kampus yang bergerak di bidang jurnalistik tidak hanya memberikan pemahaman bagaima-
6
na cara menulis berita yang baik, tetapi mengajarkan pula kepada anggotanya untuk bisa menjadi mahasiswa yang kritis terhadap isu yang beredar, dan tidak menerima informasi serta mudah percaya begitu saja. Abdul Goni Ilman Kusuma selaku Pemimpin Umum (Pimum) LPM Pena Kampus menuturkan bahwa, persiapan keseluruhan acara Lanjut ini sudah dimulai sekitar satu bulan lalu. Persiapan mulai dari pembentukan panitia, pembukaan pendaftaran, dan persiapan acara. Acara Lanjut, bertujuan untuk merekrut anggota baru sebagai generasi penerus LPM Pena Kampus, dan menjadikan anggota Persma lebih kritis terhadap informasi yang ada. Dilihat dari antusias pe-
serta yang mengikuti acara Lanjut, memang bisa dikatakan sebagian besar ada yang antusias, tapi adapula dari mereka yang tidak menanggapinya dengan serius. Ada beberapa alasan yang membuat sebagian peserta tidak bisa mengikuti acara tersebut sampai akhir, seperti ada acara keluarga, ada kegiatan organisasi lain, tidak diperbolehkannya untuk menginap di hari kedua acara, dan berbagai alasan lainnya. “Diharapkan untuk keempat belas peserta yang telah mendaftar dan mengikuti acara ini tetap berkomitmen dan bisa bertahan sampai akhir, karena bagaimanapun juga disini kita berproses dan belajar bersama-sama. ”Jelas Abdul Goni saat ditemui di sekretariat Pena Kampus, Minggu, (24/12/2017).
Panitia pelaksana Lanjut, Ni Made Mega Dwita Diartha mengemukakan bahwa, untuk melihat keseriusan dari peserta tidak hanya dilihat dari kegiatan yang berlangsung selama tiga hari tersebut, tetapi akan dilihat selama tiga bulan ke depan apakah peserta benar-benar ingin belajar dan berproses di LPM Pena Kampus. “Jika mereka serius dalam mengikuti acara selama tiga hari dan tiga bulan ke depan, maka mereka akan dikukuhkan menjadi anggota LPM Pena Kampus dan mendapatkan Nomor Induk Jurnalis (NIJ),” kata Mega. Kaljannah, salah seorang peserta yang mengikuti kegiatan Lanjut menyatakan bahwa, sangat tertarik dengan kegiatan acara Lanjut ini karena dari acara ini, dia banyak memperoleh ilmu mengenai cara menulis berita yang baik dan benar, lebih peka terhadap isu dan permasalahan yang ada, menjadikannya selalu ingin tahu setiap informasi yang beredar di dalam kampus maupun di luar kampus. Hal tersebut menjadikan nalar kritis terhadap isu dan informasi yang tersebar luas, dan masih banyak lagi manfaat yang ia dapat dari acara Lanjut Pena. Dalam acara Lanjut Bersambung ke hal 8
Pena Kampus/Edisi LANJUT XVIII/Minggu III/Februari/2018
Berita Fluktuatif: Minat Mahasiswa FKIP Unram Bergabung dengan UKMF Olahraga (Sambungan dari hal. 1)
alasannya mengapa tidak mengikuti organisasi yang ada di FKIP Unram khususnya untuk bergabung di UKMF Olahraga, “ Saya mau fokus kuliah,” ujarnya via telepon, Minggu (24/12). Menurutnya, dia lebih senang mengeksperikan hobinya secara bebas tanpa terikat oleh lembaga atau organisasi manapun. Beberapa anggota dari UKMF Olahrga yakni Fikri dan Rendra yang masih bertahan dan aktif di organisa-
si ini memiliki alasan yang kuat untuk tetap berada dan bernaung pada bidang ini karena minat pada olahraga tinggi untuk selalu mengasah bakat dan kemampuan mereka pada cabang yang digeluti. Di sisi lain juga, karna ikatan kekeluargaan yang terbentuk dari waktu berlalu serta kebersamaan yang sangat terasa menjadi alasan mendasar kenapa mereka tetap aktif (08/01). Dari anggota yang terbilang sedikit pada 3 tahun
terakhir ini, tidak memiliki tujuan yang kuat untuk terus menggeluti olahraga apabila selepas wisuda karna mereka semata-mata melakukan itu karena hobi, tetapi tidak bisa di pungkiri, “ ini merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi saya karena ini bukan sekedar tentang olahraga, tetapi mengasah kemampuan saya dalam berorganisasi yang tentunya sangat berguna selapas saya dari perkuli-
ahan ini, “ tutur Fikri.
untuk siswa dan mahasiswa dipisah dengan ketentuannya masing-masing.
aktif dan beberapa alumni Mapala. “Untuk persiapan panitia sejauh ini sekitar 40% karena masih banyak kendala terutama persiapan yang mepet dan dana yang belum terkumpul,” ujar Mahasiswa semester tiga tersebut. Dengan melaksanakan kegiatan ini UKMF Mapala berharap kesadaran dari masyarakat terutama siswa dan mahasiswa lebih meningkat menjaga dan mencintai alam. “Harapannya, acara ini diadakan agar meningkatkan kesadaran masyarakat terutama siswa dan mahasiswa dan dapat diimplementasikan dalam masyarakat, khususnya di NTB yang masih kurang peka terhadap kelestarian lingkungan,” ungkap M. Akbar Maulana selaku Ketua Panitia ketika diwawancara di sekretariat Mapala. (nnp,rza,sls).
Konsistensi dalam UKMF Olahraga Fikri mengatakan bahwa pihak UKM tidak memberi jaminan apapaun kepada setiap anggota, melainkan konsistensi dari anggota yang bersangkutan. Jadi, faktor internal berupa kesadaran diri dari pribadi setiap anggota adalah hal utama yang diperlukan untuk tetap bergabung dalam UKM. (wid,zul,nay)
Lestarikan Alam Bersama Festival Hijau (Sambungan dari hal. 1)
antaranya cerdas cermat, debat lingkungan, Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI), pidato, karikatur, fotografi, dan short movie. Festival Hijau ini rencananya akan diselenggarakan di Arena Budaya dan gedung C FKIP Unram. Pendaftaran untuk setiap mata lomba akan dibuka pada tanggal 22 Januari s.d. 18 Februari. Perbedaan Festival Hijau 2018 dengan Sebelumnya FH kali ini sedikit berbeda dengan yang sebelumnya. salah satu perbedaannya yaitu lomba mading dan seminar kali aini tidak diikutkan. Menurut koordinator acara FH, seminar menghabiskan waktu yang cukup lama sehingga periode ini diputuskan untuk tidak diikutkan. Untuk kategori mading dinilai tidak sesuai dengan tema Festival Hijau yang mengedepank-
an kebersihan lingkungan. Menurut pria yang akrab disapa Zulfan ini, untuk lomba mading, akibat yang tidak diinginkan yaitu selalu adanya sampah yang berserakan dan membuat hal tersebut tidak sesuai dengan tema yang diusung untuk selalu menjaga lingkungan. Selain mata lomba yang berubah, peserta yang ikut serta pun diperluas untuk periode kali ini. Dari yang semula pesertanya meliputi siswa se-NTB, kali ini panitia memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk ikut berpartisipasi. Kategori
Kendala yang Dihadapi Kepanitiaan memperkirakan dana yang dibutuhkan sekitar 53 juta rupiah. Namun, hingga saat ini dana yang telah diperoleh baru 15%, itupun diambil dari uang kas Mapala. Dana yang belum terkumpul rencananya akan diperoleh dari sponsor, sumbangan senior, dan wirausaha. Salah satu wirausaha yang dilakukan Mapala untuk membantu mencukupi dana yang kurang yaitu berjualan gelang yang dibuat oleh mereka sendiri, serta berjualan nasi dan kopi di sekretriat Mapala. Menurut Zulfan yang kami temui pada Jumat (29/12) lalu, panitia yang terlibat dalam kegiatan ini meliputi semua anggota
Pena Kampus/Edisi LANJUT XVIII/Minggu III/Februari/2018
7
Berita Teataer; Aktor Emang Harus Totalitas (Sambungan dari hal. 4)
sulitan dengan sifat-sifat yang dimiliki Dayu Sanur, saya dituntut untuk berani gila, menguasai semua yang ada di atas panggung, karena panggung merupakan dunia acting. Namun seiring berjalannya proses latihan, saya bisa memasuki peran tersebut walupun belum maksimal,” tegasnya. Dunia akting atau teater memang memaksa kita untuk totalitas serta ikhlas menjalankannya sesuai minat kita, sehingga apapun
perannya akan dapat dikuasai. “Kuncinya latihan, totalitas, serta ikhlas,” beber Yulian. Akhir Kisah… Di luar dugaan, si Bongkok mati di tangan Kapten karna ketika Kapten pergi ke daratan untuk menelusuri apa yang didengarnya. Lalu suara yang didengarnya itu ternyata sekarang berada di kapalnya. “Aku merasa diriku lah yang paling benar, aku meyakinkan
diriku, aku menembak seperti orang gila,” ucap Kapten usai menembak Bongkok hingga tewas pada akhir pementasan. Pada akhirnya Kapten sangat menyesal, mengira dirinya Kapten paling hebat karna sudah berlayar selama 20 tahun, tetapi nyatanya kapal kandas saja tidak bisa ia atasi. Akibat keegoisan yang dimiliki oleh Kapten, ia harus rela kehilangan teman yang selalu menemaninya di kapal
di saat yang lainnya meninggalkannya begitu saja. Bongkok sangat berhutang budi kepada Kapten karna telah menolongnya dari amukan para nelayan ketika hendak memperkosa gadis di pinggir pantai. Begitulah akhirnya… (ija,syk,sur)
Idawati selaku anggota panitia Lanjut mengatakan bahwa, “Mahasiswa kritis adalah mahasiswa yang berani berpendapat selama itu punya landasan dan tidak asal berbicara, tidak takut berbeda dari yang lain baik itu ideologi, pandapat, dan yang lainnya, tidak mudah percaya begitu saja dengan informasi yang diterima tetapi harus segera dikonfirmasi kebenarannya,” katanya. “Selain itu, mahasiswa yang kritis adalah mahasiswa yang tetap teguh pada pendirian sehingga tidak mudah terpengaruh oleh arus globalisasi yang semakin berkembang di era digital ini.” lanjutnya, yang
juga merupakan Pemimpin Redaksi LPM Pena Kampus. LPM Pena Kampus yang merupakan organisasi pers mahasiswa yang yang bergerak di bidang jurnalistik tidak hanya memberikan pemahaman bagaimana cara menulis berita yang baik dan sebagainya, tetapi mengajarkan pula kepada anggotanya untuk bisa menjadi mahasiswa yang kritis terhadap informasi yang beredar luas, tidak mudah percaya, dan tidak langsung menerima begitu saja. (nit,ros)
Kritis Bersama LPM Pena Kampus (Sambungan dari hal. 6)
LPM Pena Kampus ini, ada beberapa kendala yang dihadapi oleh panitia, ujar Mega. Salah satu kesulitannya yaitu dalam mengontrol peserta yang beberapa kali izin ketika kegiatan berlangsung karena beralasan adanya kegiatan di tempat lain. Kendala lain yang harus dihadapi adalah cuaca. Karena cuaca yang tidak mendukung, terpaksa waktu pelaksanaan kegiatan diundur beberapa jam dari waktu yang sudah ditetapkan. Lokasi liputanpun harus diubah mengingat kondisi yang tidak memungkinkan untuk melakukan liputan di tempat yang sudah ditetapkan sebelumnya.
8
Dengan adanya kegiatan acara Lanjut XVIII ini, panitia penyelenggara khususnya Pimum LPM Pena Kampus dan ketua panitia penyelenggara berharap kepada seluruh peserta agar tetap bertahan sampai akhir, dan peserta yang mengikuti kegiatan acara Lanjut ini ke depannya bisa menjadi mahasiswa yang kritis terhadap informasi yang ada, tidak langsung menerima setiap isu yang beredar sebelum di teliti lebih jauh, dan langsung percaya begitu saja dengan informasi yang tidak jelas sumbernya. Peserta diharapkan vvbisa berkomitmen mengikuti acara Lanjut ini sampai kegiatan berakhir.
Pena Kampus/Edisi LANJUT XVIII/Minggu III/Februari/2018
Opini
Tipologi Akademisi Kampus
source:
Di tengah gerak perubahan yang cepat, hingarbingar oleh berbagai isu konflik yang berseliweran. Konflik tersebut diakibatkan kompleksitas aktivitas manusia. Perubahan cepat itu lantas menjadi katalis dalam semua bidang, ekonomi, politik, sosial, dan pendidikan. Oemar Said Tjokroaminoto mendapat gelar De Ongekroonde van Java atau “Raja Jawa Tanpa Mahkota�. Penghargaan itu diberikan oleh kaum kolonialisme berkat kegigihannya membangun pendidikan pada zamannya. Tjokroaminoto juga banyak melahirkan pemuda intelektual, seperti Soekarno,
Semaoen, Alimin, Muso, dan Tan Malaka. Dia sangat gusar juga menolak patuh terhadap Belanda saat itu. Kekuatan dan keyakinannya terhadap pendidikan dapat membangun bangsa membuat Tjokroaminoto percaya bahwa pendidikan adalah paling berharga yang harus dimiliki manusia. Bahkan dia melahirkan sang orator hebat dan aktivis berintelek seperti Tan Malaka saat itu. Salah satu tujuan pendidikan adalah sebagaimana tertera pada BAB II Pasal 6 UUGD (Undangundang Guru dan Dosen) No. 14 Tahun 2005, yang di mana dosen sebagai pelaksana pendidikan nasional
agar dapat mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Guru dan dosen memilki peran masing-masing dalam mengembangkan pola pendidikan yang berpacu pada UU Sisdiknas tahun 2003. Dimana dosen memiliki tugas sesuai dengan tridarma perguruan tinggi sebagai pendidik profesional dan tugas utama dosen ialah mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, dan teknologi melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Warisan intelektual yang dimilki dosen nantinya dapat mengembangkan tridarma perguruan tinggi
melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian agar dapat membentuk watak mahasiswa untuk mengembangkan nalar (man of analysis) dan manusia panggung (man of public meeting) di tengah kehidupan bermasyarakat. Lalu bagaimana mencapai itu? Tak sebatas pada pendidikan formal, tetapi juga pendidikan dalam arti luas. Saat nalar dan naluri manusia menjadi daya hidup di tengah gemuruh sosial yang memungkinkan manusia mau tidak mau harus mengembangkan dirinya. Manusia sebagai animal rationalis seperti perkataan filsuf Perancis, Rene Descartes, cogito ergo Bersambung ke hal 10
Pena Kampus/Edisi LANJUT XVIII/Minggu III/Februari/2018
9
Opini Tipologi Akademisi Kampus (Sambungan dari hal. 9)
sum (aku berpikir maka aku ada). Pada kajian neurosains menjelaskan bahwa manusia pasca-modernitas ini telah menunjukkan kemapuan nalar (reasoning) dan menggunakan akal atau kognisi (bagian otak). (ImmordinoYang & Damasio, 2007). Tridarma perguruan tinggi ialah hasil dari kesepakatan intelektualitas para pegiat pendidikan. Pertama, pada pendidikan, peran sivitas akademika adalah bagaimana mengolah pikir, hati, dan emosi untuk mencapai pendidikan sebagaimana yang citacitakan. Kedua, penelitian (research), di tengah situasi digital ini membuat manusia yang bergerak di bidang pendidikan semestinya memiliki tipologis man of analysis dan menghindari plagiarisme demi mengeloh nalar/pikir menjadi semakin terbuka. Ketiga, pengabdian, semua akan kembali pada masyarakat dalam arti luas, baik yang bergerak di bidang ekonomi, sosial, dan pendidikan. Maka sudah tentu, semua elemen sivitas akademika mengabdikan dirinya kepada masyarakat luas. Langkah kampus dalam mencetak serta menginvestasikan manusianya agar lebih maju dan berdaya saing serta mengedepankan
10
“
pendidikan menjadi ujung tombak negeri, harus sigap dan tanggap dalam memberikan penanganan terhadap masalah sosial.
nilai etis, moralitas, dan budaya intelektual menjadi suatu kebanggaan semua elemen kampus, nilai prestise pendidikan dapat dirasa secara nyata dan tidak artifisial atas nama kampus itu sendiri dengan mencakup nilai etis pendidik dan segenap sivitas akademika yang berada di lingkungan kampus. Sehingga kehidupan kampus, suasana kampus seperti gemuruh intelektual dengan segala kebutuhan kampus dapat terpenuhi dengan probabilitas kesibukan manusianya. Watak-watak tersebut nantinya mendapat nilai estetis dari orang yang melihat tipologi akademika dengan kesibukan intelektual. Sehingga anggapan nihilis acuan serta anggapan melenceng dari harapan tridarma yang
“
diemban oleh sivitas akademika dapat terhindarkan. Penulis pernah menyimak suatu pesan singkat pada khotbah jumat di salah satu masjid, waktu itu Si Khotib sangat membara mengatakan dan mengalihkan perhatian semua jemaah jumat, “Kampus adalah wadah intelektualitas, seharusnya bebas dari produksi manusia anti sosial.” Pesan tersebut sangat mendalam, bagaimana kampus saat ini yang semestinya memberikan arti bagaimana pendidikan menjadi ujung tombak negeri harus sigap dan tanggap dalam memberikan penanganan terhadap masalah sosial. Dengan begitu kampus menjadi wadah kajian masalah-masalah seperti; sosial, sejarah, ekonomi, kesehatan, pertanian, pen-
didikan, dan bidang ilmu lainnya. Secara administratif memang dunia kampus adalah wadah dalam mencetak manusia yang peka terhadap masalah sosial sehingga tidak terjadi stagnansi dalam hal menegembangkan tridarma perguruan tinggi. Watakwatak tersebut nantinya dapat mengembangkan tridarma perguruan tinggi yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian sebagai hasil etis sivitas akademika, baik itu mahasiswa, dosen, dan pihak lainnya. Sudah tentu warisan intelektual kampus nantinya menjadi peretas masalah sosial masyarakat sehingga dapat membangun bangsa ke arah lebih positif dan berdaya. Di samping itu juga, kampus menjadi pencetak Soekarno-Soekarno baru, Tan Malaka-Tan Malaka baru ataupun tokoh-tokoh yang lain. Tipologis man of analysis and man of public meeting menjadi karakter baru bangsa ini dan nantinya dapat menjunjung tinggi nilai-nilai etis dari dunia pendidikan sehingga kata ‘Maju’ dan ‘Berkembang’ tidak lagi menjadi khayalan semata.
Penulis: Ahmad Viqi Wahyu Rizki Anggota Div. Rumah Tangga LPM Pena Kampus
Pena Kampus/Edisi LANJUT XVIII/Minggu III/Februari/2018
Sastra
#Resensi
Tenggelam Bersama Senja
N
ovel “Sunset Bersama Rosie� ini merupakan salah satu karya kesekian dari Tere Liye menceritakan kehidupan keluarga hebat yang mengajarkan makna kehilangan, pengorbanan dan kesempatan. Novel ini menceritakan tentang kisah kehidupan di pantai nan elok salah satu yang paling disoroti yaitu Gili Trawangan. Dua karakter utama di novel ini yaitu Tegar Karang dan Rosie tinggal di Gili Trawangan mereka bersahabat sejak kecil dan sahabat Tegar yang satunya lagi yaitu Nathan tinggal di Gili Meno. Namun Rosie dan Nathan tidak saling mengenal meski tinggal berdekatan dan keduanya merupakan sahabat Tegar. Pada suatu ketika Rosie dan Nathan diperkenalkan oleh Tegar yang sama-sama berkuliah di Bandung dan suatu saat Tegar mengajak Rosie dan Nathan untuk mendaki Gunung Rinjani ketika libur Kuliah, namun kejadian yang tidak disangka oleh Tegar terjadi, di puncak Gunung Rinjani Nathan mengatakan cintanya kepada Rosie yang baru saling mengenal selama dua bulan dan prasaan itu diterima baik oleh Rosie sedangkan Tegar yang selama ini memendam rasa terhadap Rosie selama dua puluh tahun dan hari itu berniat pula mengatakan perasaannya kepada Rosie namun didahului oleh Nathan. Pada saat itu Tegar yang menyaksikan kejadian tersebut memutuskan untuk turun dari gunung tanpa sepengetahuan mereka berdua, dan memutuskan untuk pergi dari kehidupan mereka karena merasa terpuruk, dua puluh tahun miliknya setara dengan dua bulan milik Nathan.
source: goodreads.com
Setelah Tegar menghilang bak ditelan bumi sejak kejadian di puncak Gunung Rinjani Nathan dan Rosie memutuskan untuk menikah setelah wisuda. Setelah lima tahun menikah Rosie dan Nathan dikaruniai dua orang putri Anggrek dan Sakura, lalu setelah Tegar menghubungi resor milik keluarga Rosie di Gili Trawangan Rosie dan Nathan pergi menemui Tegar di Jakarta dan mulai berhubungan baik hingga usia pernikahan mereka sampai pada tahun ke-13. Disisi lain Tegar yang telah berdamai dengan masa masalalunya berencana untuk bertunangan dengan Sekar, wanita yang menjadi tempat bercerita tentang masa lalunya, Sekar sangat mencintai Tegar. Tepat sehari sebelum pertunangan Tegar Rosie dan Nathan beserta ke empat putrinya Anggrek, Sakura, Jasmine dan Lili merayakan anniversary pernikahan yang ke-13 di Pantai Jimbaran, Bali. Namun hari itu bom meledak dan merenggut nyawa Nathan, Tegar yang mengetahui kejadian tersebut langsung terbang ke Bali untuk memastikan keadaan keluarga Rosie. Karena kejadian itu
Rosie depresi dan harus dirawat di Shelter hingga dua tahun, selama itu Tegarlah yang mengambil alih tanggungjawab Rosie menjaga anakanaknya dan mengurus resort keluarga Rosie yang ada di Gili Trawangan serta selama itu pula Tegar tidak pernah menghubungi Sekar. Hingga suatu saat Rosie sembuh dan berangkat ke Jakarta untuk menyaksikan permainan biola Sakura, Tegar mendapat informasi dari Linda sepupu Sekar sekaligus mantan sekretarisnya ketika bekerja di Jakarta, Linda mengatakan bahwa Sekar akan bertunangan dengan laki-laki yang tidak ia cintai. Tegar yang mendengar kabar tersebut langsung menemui Sekar di rumahnya karena kebetulan ia sedang berada di Jakarta, lalu Tegar meminta Sekar untuk memberikannya kesempatan sekali lagi. Sehingga Sekar membatalkan pertunangannya untuk yang kedua kalinya karena lebih memilih Tegar. Lalu Tegar memutuskan untuk menikahi sekar dan meninggalkan Gili Trawangan sekaligus empat kuntum bunga Rosie yaitu Anggrek, Sakura, Jasmine dan Lili. Di sisi lain Oma menceritakan kepada Tegar hal yang tidak diketahuinya yaitu pernikahan Rosie dan Nathan yang sempat tertunda selama enam bulan karena menunggu Tegar, mengetahui kenyataan bahwa Rosie juga mencintainya Tegar tetap memilih untuk menikahi Sekar meski ia teramat mencintai Rosie dan keempat anaknya dengan pengertian cinta yang berbeda. Ketika pernikahan Tegar dan Sekar tiba, Rosie dan anak-anaknya memutuskan menghadiri pernikahan tersebut meski hatinya sakit. Saat Tegar dan Sekar memasuki ruang pernikahan tiba-tiba Lili yang selama
Pena Kampus/Edisi LANJUT XVIII/Minggu III/Februari/2018
Bersambung ke hal 12
11
Sastra
Tenggelam Bersama Senja (Sambungan dari hal. 11)
dua tahun ini enggan berbicara kepada siapapun berlari dan memeluk kaki Tegar dan mengatakan bahwa ia tidak ingin memanggil Tegar dengan sebutan Om, Uncle atau Paman seperti kakak kakaknya, Lili ingin memanggil Tegar “Papa�. Karena kata kata Lili tersebut Sekar meminta Tegar untuk menikahi Rosie.Akankah mereka bakhirnya benar benar bersatu? Mawar akan tumbuh di Tegarnya Karang jika kau mengkehendakinya. Takdir membentuk suatu kisah yang panjang setelah melalui banyak kesedihan dan waktu. Kisah cinta yang rumit, kisah yang memberikan banyak pelajaran dan pemahaman yang barumembuat kita mengerti tentang keputusan dan kesempatan. Novel ini mampu mengguncang emosi pembaca, ada sedih, haru dan tawa saat membacanya. Permasalahan yang cukup rumit dan membuat
#Puisi
pembaca penasaran akan kelanjutan ceritanya. Akhir ceritanyapun sulit ditebak. Pengarang menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan kata kata yang sedikit puitis yang membuat menarik. Karakter tokohtokoh dalam cerita ini sangat menarik serta latar dalam novel ini digambarkan seolah olah sesuai dengan kenyataan, pembaca dapat melihat gambarang seperti suasana yang terjadi terutama gambaran tentang Gili Trawangan dan Gili Meno yang membuat pembaca ingin berkunjung kesana serta keindahan sunset yang bisa dinikmati dari tempat yang indah. Namun ada beberapa kekurangan yang terdapat pada novel ini, di antaranya jumlah halaman yang lumayan banyak membuat pembaca sedikit bosan. Pengarang beberapa kali mengawali bab yang berbeda dengan kalimat yang sama, sehing-
Mimpi
Jiwa ku meronta, berlari tampa arah yang pasti ditengah kepekatan malam Ku berharap seseorang membangunkanku dari mimpi ini Aku terjebak dalam dunia mimpi aroma harap mulai singgap dalam benakku Ku pejamkan mata, perlahan mulai lupa mana yang nyata dan mana yang semu Mimpiku datang bagai sebuah angin dan tenggelam diterpa sang waktu Ku ingin terlepas dari mimpi yang menyakitkan ini dan kembali ke alam nyata tanpa harus berimajinasi belaka. Memberi senyuman akan kehadiran Warna yang merah dari bunga yang sayu Membuat langit hitam menjadi biru Durimu yang tajam Meyakinkan hati Bahwa engkau akan ku petik suatu saat nanti
ga pembaca sedikit bosan karena kalimat tersebut. Akhir dari cerita tersebut sedikit ambigu karena pengarang tidak menjelaskan apakah Rosie dan Tegar akhirnya menikah.
Identitas Buku Judul Novel : Sunset Bersama Rosie Penulis : Darwis Tere Liye Penerbit : Mahaka Publishing Tahun terbit : 2014 Cetakan : ke-9 Tebal/jumlah halaman : 426
Penulis: Nindy Nursilva Parizka Peserta Lanjut ke-XVIII LPM Pena Kampus
Tangan Kiri Apakah berarti sisi tergelap? Apakah pikiran kotor melekat? Apakah ini symbol kebencian? Apakah ini symbol penindasan? Inikah suara yang lantang pada kebisuan?
---
Apa Mana yag harus berdiri pada lawan Tak tahu apa yang kutulis Tak tahu apa yang dibicarakan Tak tahu apa yang kujalani Tak tahu apa arti semua di depan mata Tak tahu apa yang harus diindahkan Ini labirin angan yang mengikat Rumah megah tanpa pintu
---
--Penulis: Anita Sriyuni Lestari Peserta Lanjut ke-XVIII LPM Pena Kampus
12
Penulis: Zulhan Hadi Peserta Lanjut ke-XVIII LPM Pena Kampus
Pena Kampus/Edisi LANJUT XVIII/Minggu III/Februari/2018