Newsletter LPM Pena Kampus Edisi 105 (Lanjut XIX)

Page 1

Gedung Putih Pasca Gempa

PENA KAMPUS SURAT KABAR MAHASISWA

FKIP UNIVERSITAS MATARAM

Newsletter Edisi 105 (Lanjut XIX)

Wadah Gali Nurani Mahasiswa

SEKRETARIAT RUSAK, KEGIATAN RUANG BACA YANG TAK TERBACA TERHAMBAT

Mataram, Pena Kampus - Kerusakan sekretariat di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Mataram (Unram) pasca gempa yang mengguncang pulau Lombok (05/08/2018) mengakibatkan sejumlah program kerja dari sejumlah UKM terhambat, hal ini belum menuai tanggapan pasti dari pihak birokrat kampus kapan perbaikan akan dilakukan. Kerusakan meliputi gedung Pasca gempa bumi dengan kekuatan 7,0 SR (skala richter) perkuliahan B, C, D dan sekretariat yang mengguncang Lombok pada, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), Minggu (05/08/2018) mengakibat- dampak dari kerusakan ini dirakan sejumlah kerusakan beberapa sakan oleh mahasiswa,terpaksa fakultas di Unram. Kondisi terse- harus menjalani kegiatan belajar but memperparah beberapa ge- mengajar di tenda darurat yang disediakan oleh pihak kampus. Sedung di FKIP. Bersambung ke Hal. 4

BEASISWA ATAS NAMA KEMANUSIAAN Mataram, Pena Kampus -Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Republik Indonesia memberikan bantuan bagimahasiswa korban gempa Lombok dengan syarat dipermudah tanpa memperhatikan nilai IPK mahasiswa. Mereka akan diberikan bantuan berupa uang dan gratis biaya uang kuliah tunggal. Kemenristekdikti memberikan bantuan kepada mahasiswa Universitas Mataram (Unram) yang diperuntukkan bagi mahasiswa korban gempa Lombok. Kemenristekdikti memutus-

kan untuk tidak mempersulit mahasiswa dalam pemberian beasiswa ini. Mereka hanya perlu mengisi formulir dan mengumpulkan persyaratan yang diminta, salah satunya menyertakan

Bersambung ke Hal. 5

Pena Kampus/Edisi 105/Minggu II/Desember/2018

Mataram, Pena Kampus - Ruang baca Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Mataram (Unram) untuk sementara ditutup, hingga waktu yang belum ditentukan. Hal ini dikarenakan gempa yang mengguncang Lombok beberapa waktu lalu berdampak besar di Unram. Ruang baca FKIP Unram menjadi salah satu titik kerusakan yang disebabkan oleh gempa yang mengguncang Lombok, Minggu 5/8/2018 lalu. Kerusakan yang terjadi membuat ruang baca FKIP Unram tidak bisa difungsikan seperti biasa. Melihat kerusakan yang terjadi tidak membuat pihak kampus hanya berdiam diri. Ditemui di ruangan sarana dan prasarana Hariyanto selaku Kepala Sarana dan Prasarana mengutarakan bahwa, “Ruang baca di gedung D akan direhab. Untuk kepastian pembangunan gedung D, kami pihak FKIP masih menunggu konfirmasi dari pihak rektorat. Kami telah mengajukan surat rehab/perbaikan tetapi belum mendapat konfirmasi dari pihak rektorat,� tegasnya pada Sabtu, (29/9/2018). Selain itu beliau juga menambahkan bahwa ruang baca tidak mendapat tempat pembangunan tenda darurat. “Kami tidak bisa membangun ruang baca darurat disebabkan kendala tempat yang sudah dipenuhi Bersambung ke Hal. 5 1


SALAM REDAKSI

STRUKTUR ORGANISASI LEMBAGA PERS MAHASISWA (LPM) PENA KAMPUS FKIP UNIVERSITAS MATARAM

Assalamualaikum warahma­tullahi­wabarakatuh Salam Pers Mahasiswa! Pertama-tama mari sama-sama menyempatkan diri mengangkat kedua tangan seraya berdoa, semoga kondisi negara kita tercint dapat kembali kondusif. Amin Tidak terasa waktu Ujian Akhir Semester (UAS) telah tiba, dengan tugas yang juga semakin menumpuk. Meski demikian, Pena Kampus tetap menyalurkan informasi kepada masyarakat FKIP. Pada terbitan edisi ke-103 ini, kami membahas beberapa isu seperti wisuda, beasiswa, dan POM, serta tulisan menarik lainnya berupa opini, resensi, dan kolom sastra berisi cerpen dan puisi. Sibuk dengan tugas-tugas, tidak

menjadikan kita untuk menutup diri dari informasi sekitar, sekaligus menutrisi otak biar gak pening, salah satunya dengan membaca-bukan baca status ya, agar tidak mudah terprovokasi apalagi sampai sumbunya tersulut dengan hal-hal yang masih tidak jelas kebenarannya. Dan tidak lupa, pada seluruh anggota baru yang telah dikukuhkan pada 29 April 2018, semangat untuk tetap berproses! Selamat menempuh Ujian Akhir Semester untuk seluruh masyarakat FKIP yang menjalankan. Semoga mampu menaklukan diri dengan seabrek tugas kuliah yang diberikan, bukan malah dikerjai tugas, ops‌ Salam Pers Mahasiswa!

Tetap Berkegiatan Walau

berapa sekrrtariat yang ikut ditempati.

Tanpa Sekretariat

terkena dampak gempa,

Tentu

yakni secretariat Badan Ek- waktu Trauma karena gempa sekutif Mahasiswa (BEM), untuk yang

membutuhkan

yang tidak sedikit merehab

melanda Dewan Perwakilan Maha- dengan

masih melekat sampai ke eaterPutih

gedung

kerusakan

yang

(TP).

Empat dampak pada sekretariat

alam bawah sadar, terpatri secretariat tersebut men- yang menyatu dengan gekuat dalam ingatan, yang galami kerusakan parah, dung, khususnya gedung D, terkadang membuat takut karena bangunan secretari- di mana empat sekretariatparanoid.Belum at menyatu dengan gedung ituberada.

lagi dengan korupsi dana D. Namun demikian, pro-

Dengan kondisi yang

bantuan yang dilakukan gram kerja organisasi tetap demikian, apakah tidak ada oleh oknum pejabat kita berjalan, walaupun dengan pembangunan

seretariat

sendiri di tengah-tengah fasilitas yang terbatas dan sementara untuk organisasi keadaan masyarakat yang seadanya. membutuhkan.

Salah

satunya yang terkena dampak un-

TP, yang membangun sec- tuk menjadi salah satu pe-

Pada newsletter edisi retariat sementara dengan nunjang kegiatan ? Terlebih khusus Lanjut ini, kami dana sendiri berupa tenda sekarang musim penghujan membahas

Pembina: Drs. Johan Mahyudi, S.Pd., M.Pd.; Pemimpin Umum: Abdul Goni Ilman Kusuma; Sekretaris Umum: Wazi Fatinnisa; Bendahara Umum: Siti Rohmani; Pimpinan Redaksi: Idawati; Sekretaris Redaksi: Rahmawati Hansi;

Koordinator Liputan: Atriadi;

beberapa bulan yang lalu siswa (DPM), Musik, danT- parah, itu pula akan ber-

bahkan

Penasihat: Alumni LPM Pena Kampus;

Redaktur Pelaksana: Baiq Rosdiana Susanti, Anita Sriyuni Lestari;

Tajuk

Lombok

Pelindung: Dekan FKIP Universitas Mataram;

Desain Komunikasi Visual: Muhammad Apriyandi (Mading), Ni Made Mega Dwita Diartha, Nindy Nursilva Parizka (Media Sosial), Zulhan Hadi (Layouter); Litbang: Ahmad Afandi (Kordinator), Karmila Zuriatin Azri, Bagus Prasetyo; Humas: Rina Rabiah(Kordinator), Ahmad Abdan Syukran, Riza Zohaeriah, Widya Khaerunnisya; Rumah Tangga: Nayla Uswatun (Kordinator), Ahmad Setyawan, Ahmad Viqi Wahyu R.;

mengenai untuk menunjang kegiatan telah tiba.

kondisi lanjutan FKIP pas- mereka karena secretariat cagempa, salah satunya be- mereka hancur, tidak bisa

2

Pena Kampus/Edisi 105/Minggu II/Desember/2018


SUARA PEMBACA

Segerakan Renovasi Walaupun fakultas menyediakan mahasiswanya kipas angin (di kelas tenda), itu tidak lah cukup membayar “fokus” kami dalam menuntut ilmu, sehingga mohon secepatnya untuk merenovasi geSediakan Alternatif Untuk Perkuliahan dung - gedung yang ada di FKIP. Memang semua butuh proses, tapi jika tidak didesak, manusia akan FKIP masih melakukan kegiatan belajar selalu berpikir untuk mengerjakan “ nanti, nanti, mengajar di tenda padahal ini sudah mulai dan nanti”. Maka lakukanlah sekarang, setidaknya musim hujan. Sedangkan kita tahu sendiri di cicil. Saya ingat deadline perenovasian FKIP di kondisi tenda seperti apa. Tenda darurat sanbulan Desember. Dhuha Alief Khanda Saefudin, Mahasiswa Pendidikan Biologi

Lebih Perhatikan Sampah Semoga mahasiswa FKIP kedepannya lebih memperhatikan sampah, karena kita ketahui sendiri bahwa FKIP lebih menekankan pada perbaikan moral. Jadi di mana moral mahasiswa jika sampah pun mereka porak-porandakan di lingkungan kampus. Karena ini kampus, bukan tempat sampah.

gatlah tidak layak jika dalam kondisi musim hujan begini. Apalagi hujan disertai dengan angin yang kencang. Kondisi ini sangatlah tidak kondusif, bahkan kita semua tahu bahwa FKIP jika musim hujan sering banjir. Mohon kiranya pihak fakultas menyediakan alternatif lain dalam upaya menunjang kegiatan belajar mengajar. Gon, mahasiswa PBSI

Dev, mahasiswa PBSI

Pojok Pena

+ Eh.. Musim Hujan Datang Lagi - FKIP Bakal Jadi Kolam Lagi Nggak ya ? + Proker ORMAWA Menggeliat - Emang Anggaran Cukup ?

+ Renovasi Gedung Lamban - Anggaran ditahan ?

S A L A M PERSMA ! ! ! Redaksi LPM Pena Kampus FKIP Unram menerima tulisan berupa opini, artikel, suara pembaca, cerpen, puisi , dan resensi. Tulisan tidak mengandung SARA dan belum diterbitkan di media mana pun.

Kirim tulisan ke redaksi LPM Pena Kampus FKIP Unram di gedung UKMF, Jl. Majapahit 62 Mataram email : penakampus97@gmail.com facebook : LPM Pena Kampus FKIP Unram instagram : LPM Pena Kampus FKIP Unram Website: penakampus.com

Pena Kampus/Edisi 105/Minggu II/Desember/2018

3


BERITA SEKRETARIAT RUSAK, KEGIATAN TERHAMBAT (Sambungan dari Hal. 1) dangkan kerusakan sekretariat yang dialami oleh beberapa UKM diantaranya Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), UKM Musik, dan UKM Teater Putih (TP) yang tidak bisa lagi menempati sekretariat untuk berkegiatan. UKM Darurat Selain perkuliahan yang dilakukan di tenda darurat sama halnya yang dilakukan UKM Teater Putih,mereka terpaksa harus mendirikan tenda darurat yang seluruh biaya dipungut dari hasil iuran anggota dan sumbangan alumni seperti terpal agar kegiatan organisasinya tetap berjalan, hal serupa juga masih diupayakan oleh UKM Musik untuk mendirikan sekretariat sementara tapi masih dalam proses pengajuan perizinan. Berbeda dengan yang dilakukan oleh BEM dan DPM, mereka lebih memilih diam soal mendirikan sekretariat darurat. Akibat lain dari kerusakan sekretariat pasca

gempa juga berpengaruh pada program kerja (Proker), seperti yang disampaikan oleh Dayat selaku ketua umum UKM Teater Putih mengatakan bahwa, “ Kedepan ini kita akan mengadakan Festival Teater Modern Pelajar ke-20, jadi beberapa persiapan dikejar deadline,permasalahan lainnya itu dari teman– teman masih trauma sehingga beberapa pekerjaan tertunda,” ujarnya saat ditemui tim Pena Kampus, (29/09/2018). Keluhan lainya juga disampaikan Ida Rahayu selaku bendahara DPM mengatakan bahwa, “Dalam waktu kedepan kita mau mengadakan diskusi dengan DPM lain, sama kegiatan evaluasi tertunda akibat keadaan sekret yang hancur, jadi agendanya belum bisa dijalankan dan banyak barang penunjang yang hilang,” ujarnya pada, Sabtu (29/09/2018) sore. Beda halnya dengan Sigit selaku ketua BEM mengatakan bahwamemang sekretariat jadi

PENGALIHAN SIAKAD KE SIA

4

penghambat dari koordinasi pelaksanaan kegiatan itu sendiri kurang tepat, karena sejatinya organisasi itu tidak hanya melakukan kegiatan di dalam sekretariat. “Kalau soal terhambatnya kegiatan akibat rusaknya sekretariat itu tidak menjadi kendala karena kita memanfaatkan lahan sekitar untuk kegiatan,” ujar Irma selaku ketua umum UKM Musik. Utamakan Kuliah Anggapan program kerja tidak berjalan akibat sekretariat rusak mendapat reaksi keras dari Wakil Dekan (Wadek) II saat ditemui mengatakan, “Kalau masalah program kerja (proker) terhambat itu jangan dijadikan alasan karena bisa kerja dimana saja, sekretariat bukan untuk tidur bukan untuk masak dan makan,” tegasnya, Kamis (4/10/2018). Sejauh ini masih belum ada tanggapan yang pasti dari pihak birokrat soal kapan perbaikan sekretariat bisa

mulai dilakukan,selama gedung-gedung ini belum dibangun tidak akan dibangun sekretariat. “Kuliah dulu bukan organisasi yang kita utamakan,kami juga tidak bisa memastikan kapan mulai direnovasi. Kita nggak bisa memastikan kapan bencana ini datang dan berlalu,” ujar Syafrudin selaku Wadek II menghimbau kepada mahasiswa. “Tidak serta merta langsung diperbaiki, karena Unram yang memiliki wewenang, tidak mungkin membangun diakhir tahun anggaran, semua pasti direncanakan dan menunggu waktu yang tepat,” ujarnya Novi Suryanti selaku Wadek III FKIP Unram. Harapan dari beberapaUKM kepada birokrat agar cepat ditangani permasalahan ini, bukan hanya melihat dari sisi akademik saja, tapi juga perlu diperhatikan kegiatan ekstra (UKM) agar mereka bisa menjalankan kegiatan organisasi sesuai jadwal prokernya.

miliki fungsi yang sama yaitu sebagai suatu sistem informasi akademik yang ditujukan untuk memberikan kemudahan bagi mahasiswa dalam kegiatan administrasi akademik kampus. Dilaksanakan secara online seperti proses Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB), pembuatan Universitas Mataram (Unram) kurikulum, pembuatan jadwal mengalihkan SIAKAD ke SIA dimukuliah, pengisian Kartu Renlai sejak tahun 2016.SIAKAD dan Bersambung ke Hal. 7 SIA merupakan dua sistem yang meMataram, Pena Kampus-Pihak Rektorat mengaku kesulitan dalam mengakses data mahasiswa melalui dua sistem yakni Sistem Informasi Akaemik(SIAKAD) dan SIA. Dalam rangka pemerataan sistem akademik mahasiswa maka dialihkan ke SIA.

Pena Kampus/Edisi 105/Minggu II/Desember/2018


BERITA BEASISWA ATAS NAMA KEMANUSIAAN (Sambungan dari Hal. 1)

foto rumah yang terdampak gempa. Dipermudah Menurut hasil wawancara tim Pena Kampus dengan salah satu mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), mahasiswa dapat menerima bantuan beasiswa ini dengan syarat mereka bukan merupakan mahasiswa penerima beasiswa lain dalam jenis apapun, karena tidak diperkenankan mahasiswa memiliki double beasiswa. Berdasarkan informasi yang beredar di kalangan mahasiswa, beasiswa yang akan didapat oleh mahasiswa lama dan mahasiswa baru berbeda. Mahasiswa lama hanya mendapat bantuan danasebesarRp. 2.400.000 dan pembebasan uang semester selama 2 semester, sedangkan mahasiswa baru mereka akan memperoleh dana Rp. 2.400.000 dan gratis semester selama 8 semester. Hal ini kemudian menjadi pertanyaan besar di kalangan mahasiswa. “Mahasiswa baru mendapat dana gratis selama 8 semester karena mereka akan diberikan bantuan berupa beasiswa Bidikmisi, sedangkan untuk mahasiswa lama, mereka akan diberikan beasiswa Pengembangan Prestasi Akademik (red:PPA) dengan mengesampingkan persyaratan IPK,” jelas Novi selaku Wakil Dekan (Wadek) III FKIP Unram, Kamis (6/10/2018) kemarin. Mengenai informasi jumlah dana yang akan diberikan, Wadek III tidak mengetahui hal ini. Ia mengatakan bahwa mungkin mahasiswa berspekulasi sendiri mengenai jumlah dan yang akan mereka terima, karena pihak FKIP sendiri belum mengetahui hal ini karena mereka hanya mengajukan nama mahasiswa ke kementerian. Keputusan mengenai jumlah beasiswa dan nama mahasiswa yang berhak menerima adalah tugas dari kementerian. Berdasarkan informasi dari pihak kemahasiswaan, jumlah mahasiswa yang diusulkan untuk memperoleh beasiswa korban gempa dari FKIP berjumlah 223 orang, dengan rincian 31 orang untuk beasiswa Bidikmisi dan 192 orang untuk beasiswa PPA. Meskipun demikian, sekitar 71 mahasiswa masih belum melengkapi data yang diminta. (nur, iis, win)

RUANG BACA YANG TAK TERBACA (Sambungan dari Hal. 1)

kelas darurat,” kata Harianto Rabu, (3/10/2018) saat ditemui di ruangannnya oleh Pena Kampus. Haryanto juga mengatakan, “Dana umtuk pembangunan atau tahap rehaban gedung D sekitar 200 juta. Selain itu tambahan buku baru yang terdata di tahun 2017 sejumlah 419 buku belum bisa disimpan di ruang baca karena ruangan tersebut yang masih rusak.Hingga saat ini buku-buku tersebut masih tersimpan diruang sarana dan prasarana,” tuturnya. Lain halnya dengan Haryanto, Putu Mudite sebagai kepala ruang baca FKIP Unram mengungkap bahwa, “Hingga saat ini ruang baca masih ditutup mengingat kerusakan yang terjadi belum sempat direhab. Namun untuk sementara waktu pengurusan Bebas Pinjam Buku dialihakan ke akademik,” tegas Putu, Jum’at (5/10/2018). Mahasiswa Jadi Terkendala Sebagai mahasiswa tentunya untuk mengerjakan tugas butuh referensi, baik itu buku, skripsi dan lainnya. Ruang baca kerap digunakan untuk mengerjakan tugas. “Karena gedungnya rusak, otomatis membutuhkan waktu yang lama untuk perbaikan. Ini otomatis akan merepotkan untuk kita yang sering ke ruang baca, sebab buku-buku banyak di sana,” ungkap Luluk Fauziah, mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia semester tujuh. “Sebenarnya, kita sebagai mahasiswa juga menginginkan gedung (ruang baca) segera diperbaiki. Namun, kita tidak tau kebijakan kampus seperti apa. Jadinya, kita pasrah aja,” tambahnya. Kurangnya info dari kampus pascagempa membuat mahasiswa tidak mengtahui keberadaan ruang baca. “Saya tidak tahu di mana letak ruang baca pasca gempa,” kata Wini Oktavia Fitri mahasiswa semester tiga Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Wini juga menegaskan, “Kalaupun saya tahu, semestinya ruang baca itu dipindahkan atau dibuatkan ruang baca darurat saja,” katanya. Belum ada solusi yang pasti terkait kelanjutan dari pengelolaan ruang baca. Baik dari pihak fakultas maupun universitas. Hanya saja dari kepala ruang baca mengalternatifkan ruang akademik sebagai tempat bebas pinjam buku. (ayu/mil)

Pena Kampus/Edisi 105/Minggu II/Desember/2018

5


BERITA LAPAK WISUDA JADI LADANG PUNGLI

Mataram, Pena Kampus- (29/09) Diduga petugas keamanan auditorium M. Yusuf Abu Bakar mengambil pungutan liar (Pungli) terhadap pedagang asongan yang membuka lapak pada acara wisuda. Carut marut dugaan terjadinya pungutan liar (Pungli) pada lapak wisuda Universitas Mataram (Unram) sepertinya tak pernah berhenti. Rangkaian wisuda yang ke- 3 pada tahun 2018 mencuat informasi adanya pungutan liar yang dilakukan oleh oknum petugas keamanan di Auditorium M. Yusuf Abu Bakar yang dipungut dari para pedagang asongan yang menjajakan dagangannya. Menurut pengakuan dari salah satu pedagang asongan menjelaskan bahwa mereka sebelumnya telah diberikan izin dari satpam untuk berdagang di Auditorium dan dikenakanan uang kemudian disetorkan kepada salah satu pihak keamanan auditorium M. Yusuf Abu Bakar Unram. ‘’Kalau lagi rame bisa sampai Rp 5.000,- tapi kalau sepi yaaa... Rp 2.000,‘’ ujar Asmiati 42 tahun asal Parampuan, Lombok Barat. Berbeda dengan lapak fotografer yang dikenakan biaya Rp 450.000,- termasuk dengan terop dan uang kebersihan. ‘’Semua foto6

grafer yang ada di sini dikoordinir oleh satu orang, dipungut biaya Rp 450.000,- itu sudah termasuk terop dan sudah dibagi tempatnya oleh satpam. ’’ kata Andi umur 26 tahun itu. Pantauan Pena Kampus di lapangan, terdapat petugas kebersihan yang sedang membersihkan sampah yang berserakan setelah acara wisuda bersama petugas lain dengan truk sampah milik Unram. ‘’Kami diberi tugas langsung oleh pihak rektorat, tidak pernah ada yang kami terima dari satpam.’’ ungkap Deni, salah satu petugas kebersihan. Pengakuan yang berbeda dari salah satu satpam berinisial DH yang menjelaskan bahwa, mereka sama sekali tidak pernah memungut biaya dan tidak pernah ada izin yang diberikan kepada para pedagang untuk berjualan pada saat wisuda berlangsung. ‘’Para pedagang tidak pernah mendapatkan izin dari Unram, itu adalah inisiatif dari mereka sendiri untuk datang berdagang di sini, kalau ada

yang mengatakan bahwa ada uang retribusi seperti itu hoaks namanya, bohong itu. Kalaupun itu ada, itu di luar sepengetahuan kami, mungkin ada oknum-oknum dari luar yang tidak bertanggungjawab. Kami di sini hanya mengamankan dan merapikan saja supaya tidak mengganggu acara wisuda,’’ ujar DH Saat ditemui di lapangan, (4/10/18). Pengakuan yang sama dari pihak Kasubag Rumah Tangga Unram, terkait adanya pedagang asongan yang datang untuk berdagang ketika acara wisuda berlangsung. ‘’Tidak pernah ada izin dari Unram dan satpam mengalami kewalahan dalam menangani para pedagang tersebut, bahkan sering kali terjadi adu mulut antara pedagang dengan satpam, dan terkait dengan uang itu tidak pernah ada di pungut biaya sama sekali. Berbeda dengan fotografer yang memang sudah dikasih izin dan membayar Rp. 450.000,- per pemotretannnya,’’ ujar Wahid.

Pena Kampus/Edisi 105/Minggu II/Desember/2018


BERITA PENGALIHAN SIAKAD KE SIA Bersambung ke Hal. 4

cana Studi (KRS), pengisian nilai, serta pengelolaan data dosen dan mahasiswa. Pengalihan sistem ke SIA ini justru menimbulkan kebingungan di kalangan mahasiswa yang sebelumnya menggunakan SIAKAD. Salah satunya, Muhammad Rizal, mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia semester sembilan inimengaku bahwa pihak akademik belum memberikan penjelasanyang lebih real terkait masalah pengalihan SIAKAD ke SIA. Selain tentang pengalihan tersebut, Rizal mengaku mengalami kendala ketika mengakses data di SIA. “Kalau masih pakai SIAKAD itu nggak ribet. Di SIA, kita diwajibkan mengisi data yang lengkap sampai NIK dan KTP pun dimasukkan,” ujar Rizal saat di wawancarai tim Pena Kampus pada, Sabtu (29/9/2018) siang. Fitur dari SIAKAD juga berbeda dengan yang ada di SIA terlebih mengenai pemilihan KRS yang akan diajukan dinilai rumit. Tidak hanya itu, penginputan nilai yang telah ada di SIAKAD ke SIA menjadi keresahan tersendiri bagi mahasiswa yang beralihsistem informasi akademiknya. Pasalnya, banyak nilai dari mahasiswa yang tertera di dalam SIAKAD berbeda dengan nilai yang ada di SIA setelah dipindahkan. Sementara itu, Sigit Setiawan, seorang mahasiswa Prodi Pendidikan Fisika semester tujuh berpendapat bahwa pengalihan SIAKAD ke SIA ini semata-mata agar memudahkan pihak akademik untuk mengontrol semuanya. Mengenai proses pemindahan data dari SIAKAD ke SIA, Sigit mengaku bahwamemang terjadi kesalahan. Tetapi sudah mendapat penejelasan dari pihak akademik bahwa nilai yang dari SIAKAD belum semuanya diinput ke SIA. “Mungkin karena proses pemindahan data dari SIAKAD ke SIA memang bermasalah, jadi itu yang membuat mahasiswa bingung. Tapi sudah dijelaskan oleh pihak akademik kalau belum semua nilai diinput makanya terjadi ketidaksesuaian nilai. Alhamdulillah sekarang sudah sesuai kok setelah kemarin perubahan KRS,” ungkap Sigit (2/10/2018). I Wayan Sudiarta selaku sekertaris UPT PUSTIK saat ditemui di ruangannya, Senin(5/10) menjelaskan bahwa SIAKAD merupakan sistem yang lama, sedangkan SIA ialah sistem yang diperbaharui.Maka dari itu mahasiswa yang menggunakan SIA yakni dari angkatan 2016, sementara mahasiswa lama masih menggunakan SIAKAD. Karena terdapat dua sistem tersebut, pihak Rektorat mengalami kesulitan dalam memeriksa data terkait jumlah mahasiswa baru, jum-

lah mahasiswa yang telah lulus, dan mahasiswa yang bermasalah. Perubahan Nilai pada SIA Pengolahan data di SIAKADpun cenderung rumit sehingga dialihkan ke SIA agar lebih mudah dalam mengakses data. Di samping itu, SIA sendiri dikembangkan oleh orang dalam (Baca: UNRAM) sedangkan SIAKAD dikembangkan oleh orang luar sehingga apabila terjadi kesalahan pada SIA maka akan lebih cepat untuk ditangani. “Kalau dulu SIAKAD itu susah. Sekarang dengan adanya SIA, menghubungkannya dengan Dikti lebih mudah. Untuk mahasiswa yang merasa kesulitan saat mengakses data di SIA, sebenarnya itu cuma proses adaptasi,karena belum terbiasa makanya ada yang bingung dengan pengalihan ini,” ungkap I Wayan Sudiarta.

“ Pengalihan SIAKAD ke SIA ini semata-mata agar memudahkan pihak Akademik untuk mengontrol semuanya”

Pendapat dari Sigit Setiawan, Mahasiswa Prodi Pendidikan Fisika, Semester VII. Berdasarkan penuturan Sekertaris UPT PUSTIK tersebut, penyebab terjadinya ketidaksesuaian pada saat penginputannilai dikarenakan data yang dipindahkan dari SIAKAD ke SIA adalah data semester ganjil tahun 2017. Sedangkan data semester genap belum diinput oleh admin sehingga nilai IPK kurang. Selain itu juga hal ini dikarenakan oleh faktor gempa. “Saya udah siap memindahkan nilai yang dari SIAKAD itu ke SIA, namun karena gempa, internet tidak jalan, listrik padam, dan sebagainya membuat penginputan nilainya terkendala. Jadi masalah nilai itu kami akan berusaha semoga dalam jangka waktu beberapa bulan ini semuanya bisa lancar,” sambungnya. Maka, Alumni UNRAM yang sebelumnya menggunakan SIAKAD untuk mengakses nilai tidak lagi melalui SIAKAD ataupun SIA melainkan melalui web resmi Direktoran Jendral Pendidikan Tinggi. (Buk/Mia)

Pena Kampus/Edisi 105/Minggu II/Desember/2018

7


BERITA KULIAH ONLINE : ANTARA KEMAJUAN DAN KEMAUAN

Mataram, Pena Kampus-Seiring perkembangan Teknologi, beberapadosenFakultasKeguruandanIlmuPendidikan (FKIP) UniversitasMataram (Unram) menerapkansistemperkuliahan online yang dilaksanakanpadatahunajaran 2018/2019. Perkuliahan online dilaksanakankarena FKIP terkena dampak gempa bumi Lombok paling parah di antara fakultas lainpada,Minggu 5 Agustus 2018 lalu. Gempa yang melanda pulau Lombok mempengaruhi sistem perkuliahanmahasiswa FKIP Unram.Pasalnya, FKIP salah satu fakultas di Unram yang terkena dampak yang paling parah. Gempa bermagnitudo 7,0 tersebut merobohkan beberapa bangunan seperti, gedung B, C dan D sehingga beberapa dosen di FKIP menerapkan sistem perkuliahan online dengan memanfaatkan kemajuan teknologi. Sistem kuliah online memberi peluang sekaligus juga tantangan bagimahasiswa dan dosen yang ada di FKIP Unram. Siti Rohana Hariana Intiana misalnya, salah satu dosen Program Studi Bahasa Indonesia yang menerapkan perkuliahan online, ketika ditemui di ruangnya menjelaskan bahawa penerapan kuliah online yang pertamakali adalah dosen dari Jurusan BahasadanSenikarenadihitungjumlahruangan yang layakdigunakantidakmemadai. Makadariitu,WakilDekan (Wadek) IImengkoordinasikanuntuksemuajurusanmelaksanakankuliahonline. Rohana juga menambahkan,“Sistempenilaiankuliahonlinesampaisaatinibelumdisepakatisertakendala–kendalamahasiswa yang tidakmemiliki laptopdanhandphone, namun akibat kurangnya

8

gedung yang rusak akibat gempa, kuliah online ini merupakan semi wajib bagi mahasiswa,” terangnya, Jum’at (5/10/2018). Pengurangan waktu Dalam perkuliahan, ekuivalensi Sistem Kredit Semester (SKS) seharusnya satu SKS terdapat 50 menit tatap muka, 60 menit terstruktur, dan 60 menit mandiri. Artinya, pada penerapan kuliah online yang akan dilakukan melalui aplikasi Google Classroom tidak akan mencapai hal tersebut, mengingat waktu online yang tak dapat dipantau secara langsung. “Kita akan melakukan pengurangan jumlah waktu, dari 100 menit tatap muka dalam dua SKS, akan kita kurangi menjadi 60 menit,” jelas Rohana. Pengurangan 20 menit dalam per satu SKS ini sengaja dilakukan mengingat kondisi mahasiswa yang masih terbatas jaringan dan tempat mengakses internet, kondisi gedung yang tidak memungkinkan menjadi faktor utama. Pengurangan waktu dalam SKS menjadi permasalahan pada penilaian yang akan diberikanke mahasiswa , mengingat jumlah SKS dan tatap muka pada perkuliahanonline berubah membuat sistem penilaian belum disepakati. “Kita

akan melakukan penilaian menggunakan penilaian biasa dalam kuliah tatap muka, namun pada kuliah online mahasiswa yang intens mengakses Google Classroom tentunya mendapat bonus nilai,” tambahRohana. Kurang Bersosialisasi Kuliah online memang praktis sehingga bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja. Koneksi internet yang sudah mencapai 4G, menghemat waktu, dan biaya print tugas sangat berperan untuk menunjang perkuliahan dalam bentuk online. RamliAkbar saat ditemui timPena Kampus di ruang kuliah darurat T7 (tenda tujuh) FKIP Unram mengungkapkan, “Kuliah online membuat kita kurang sosialisasi, beda dengan kuliah tatap muka, kita bisa ngobrol dengan teman dan diskusi,” kata mahasiswa semester 3 Program Studi Matematika itu. Pandangan yang berbeda diungkapkan Ramli, salahsatumahasiswaProgram Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarg anegaraanmengungkapkan,“Kuliahonli ne dapat menambahwawasan, mengingat menggunakan teknologi, serta dapat memanfaatkan jaringan internet,” imbuhnya. (yen/nur/win/yun).

Pena Kampus/Edisi 105/Minggu II/Desember/2018


OPINI SISTEM PENDIDIKAN BERKUALITAS CEGAH PEMBENGKAKAN PENGANGGURAN SARJANA Besarnya jumlah pengangguran saat ini sungguh sangat memperihatinkan. Apalagi lulusan dari Perguruan Tinggi (PT) juga ikut serta dalam menyumbang pengangguran dengan jumlah yang tidak sedikit. Berdasarkan data Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) tahun 2015 tercatat ada 4.844 jumlah sarjana yang menganggur, hanya 144 yang terserap oleh lapangan pekerjaan, jadi masih sangat banyak yang masih menganggur (Harian Suara NTB, 18/4/16). Pembengkakan pengangguran dari kalangan terdidik ini menggambarkan bahwa lulusan PT masih dalam keadaan belum sepenuhnya siap menempuh dunia kerja. Belum sepenuhnya selesai dalam proses pendidikannya, serta belum siap secara mental tentunya. Dalam bahasa sasak itu disebut “masaq odaq�. Tidak heran jika hanya beberapa persen yang akan terserap lapangan pekerjaan. Ini merupakan pekerjaan rumah untuk PT terutama yang ada di NTB jika tidak ingin lulusannya dikatakan tidak berkualitas. Banyaknya pengangguran dari kalangan sarjana juga karena kecenderungan ingin menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN). Menjadi ASN tidak hanya keinginan sendiri, tapi juga karena adanya intervensi dari orangtua yang termotivasi menyekolahkan anaknya untuk menjadi ASN semata. Hanya segelintir orangtua yang melihat pendidikan itu sebagaimana mestinya; melihat pendidikan sebagai upaya mencerdaskan kehidupan manusia untuk keluar dari kebodohan. Belum lagi nantinya terhitung dengan sarjana yang diwisuda tiga tahun terakhir ini yang tentu saja tidak sedikit jumlahnya. Jumlah

pengangguran akan meningkat jika terus berfikir tentang ASN tadi. Pengangguran akan semakin meningkat tajam, karena setiap tahunnya PT akan terus mewisuda mahasiswanya dan mencapai ribuan per-wisuda. Baik pemerintah dan pihak swasta juga tidak akan bisa menampung semua jumlah pelamar yang membeludak. Pangkalan Data Perguruan Tinggi (PDPT) mencatat ada sekitar 54 Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dan 5 (lima) Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di NTB. PTS setiap tahunnya meluluskan mahasiswanya 60 persen lebih banyak dibandingkan PTN. Hal ini tidak bisa dibendung, PT juga tidak mungkin akan melarang mahasiswanya wisuda untuk menunggu ada lowongan terlebih dahulu baru lulus. Motivasi kuliah seperti disebutkan tadi, dari awal kuliah sampai akhir bukan karena benar-benar ingin menuntut ilmu, tapi ingin cepat-cepat lulus untuk mengejar ASN. Akibatnya, ketika lulus dan tidak lolos menjadi ASN, banyak yang bingung mencari pekerjaan lain seperti apa, bahkan ada juga yang menunggu seleksi ASN berikutnya. Seolah-olah tidak ada jalan lain, hanya ini satu-satunya jalan yang harus ditempuh menuju sebuah kesuksesan, dan hanya itulah yang namanya kesuksesan. Ini terjadi karena orientasi yang terbangun selama ini tentang keberhasilan seorang sarjana hanya bisa dikatakan sukses atau berhasil ketika mereka sudah menjadi ASN. Cara berpikir pragmatis inilah yang mesti diubah dari para sarjana dan calon sarjana. Padahal jika jeli melihat peluang dan mengembangkan potensi yang dimiliki daerah sendiri, bisa mem-

Pena Kampus/Edisi 105/Minggu II/Desember/2018

buat usaha sendiri (berwirausaha) dan bisa mempekerjakan orang, bukan hanya bekerja pada orang. Sekaligus ikut berpartisipasi membantu usaha pemerintah mengurangi pengangguran dan kemiskinan. Seperti yang dikatakan bapak pendidikan kita, Ki Hajar Dewantara, bahwa tujuan utama pendidikan adalah memanusiakan manusia (baca:Humanis), mengangkat manusia ke taraf insani. Bukan dehumanis, hanya memikirkan bekerja dan bekerja untuk menghasilkan materi, bagaikan robot-robot intelektual. Dan tentunya PT harus terus membimbing mahasiswanya menjadi humanis; untuk meruntuhkan orientasi menempuh pendidikan tinggi hanya untuk menjadi ASN. Agar tujuan pendidikan tidak dilihat hanya untuk menaikkan taraf hidup dalam bentuk material saja. Pendidikan yang berkualitas Banyaknya pengangguran dari lulusan sarjana, menjadi kesimpulan bahwa sistem pendidikan kita masih belum bisa dikatakan berkualitas yang bisa menciptakan SDM yang andal. Jadi tanpa sistem pendidikan yang berkualitas maka akan sulit mencapai SDM yang berkualitas. Dengan begitu sudah jelas bahwa pembenahan pada sistem pendidikan di PT sangat perlu dilakukan. Jika tidak, jumlah pengangguran dan kemiskinan akan semakin menggunung dan akan mempengaruhi anggapan orang tentang kapasitas dari PT. Pemegang kebijakan tertinggi dalam PT harus mengerti permasalahan pendidikan dan tanggap dalam pemecahannya. Pembenahan pada pelayanan yang diberikan oleh birokrasi kampus 9


pada mahasiswa. Pembagian dosen yang mengajar juga harus sesuai dengan bidang ilmunya. Jangan asal membagi tanpa memperdulikan dampaknya ke depan. Jika dosen yang mengajar bukan pada bidangnya maka akan berpengaruh besar pada kualitas lulusan PT, tentu saja akan menurunkan reputasi PT itu sendiri. Dosen sendiri harus sering meng-update buku terbaru, jangan bertahan dengan buku-buku lama yang sudah usang. Selain itu, dosen juga harus meninggalkan cara mengajar yang mencampuradukkan kewenangan ilmu pengetahuan dengan kewenangan jabatannya yang menghalangi kebebasan mahasiswa. Dengan begitu mahasiswa tidak menjadi penonton dan peniru nantinya. Selain itu, PT jangan menumpulkan nalar, daya kritis, dan kebebasan berekpresi dan berpen-

dapat mahasiswa. Jangan melarang atau mempersempit ruang gerak mahasiswa yang ikut berorganisasi, apalagi sampai di Drop Out ataupun me-nonaktifkan organisasi seperti yang pernah terjadi pada UKM Media Unram beberapa waktu lalu. Hal itu malah akan mencoreng citra PT itu sediri. Dengan ikut dalam organisasi, mahasiswa bisa mendapatkan pengalaman dan pengetahuan tambahan. Mahasiswa juga tidak hanya mengandalkan kemampuan akademik saja nantinya, tapi juga memiliki skill yang lain dan diorganisasilah tempatnya. PT harus mendukung sepenuhnya mahasiswanya yang aktif berorganisasi, baik itu dukungan secara moral maupun material. Karena kenaikan akreditasi PT juga karena adanya organisasi tempat mahasiswa menyalurkan minat dan mengembangkan bakatnya.

Bukankah sangat disayangkan waktu empat tahun yang di tempuh di PT habis hanya mendapatkan izajah saja, dan hanya mengandalkan ijazah saja tidak akan cukup sekarang, apalagi dengan banyaknya pesaing dari PT yang lain. Menjadi ASN hanya akan menjadi mimpi belaka untuk mahasiswa kupu-kupu (kuliahpulang). Bukannya menaikkan taraf ekonomi, malah menambah jumlah daftar pengangguran. Jadi, mahasiswa harus memanfaatkan waktunya dengan baik, dan PT memberikan pelayanan terbaiknya bagi mahasiswa. Bukan menciptakan robot bernyawa yang kaku berpikir melihat dunia kerja setelah lulus kuliah. Penulis *Abdul Goni Ilman Kusuma *Pemimpin Umum Pena Kampus 2017-2018

Sastra

#Puisi

Alpha Canis Majoris Oleh: Risma Devi *Anggota LPM Pena Kampus

Aku merebahkan tubuh pada rerumputan kering di bibir tebing tepi pantai Mencoba membunuh malam berteman langit serta hamparan bintangnya Angin rasanya terus membelai mataku Suara ombak dan nyanyian burung pantai juga terus meninabobokanku Akan tetapi, mataku tak mau menyerah begitu saja Mataku terus berusaha meraba langit, hingga menangkap kemerlap biru bersinar dengan beraninya di antara awan-awan sedih yang tengah membendung air matanya agar tak jatuh dalam pelukan dingin. Alpha Canis Majoris Bintang pemilik sinar paling terang di langit malam Bintang yang berhasil menaklukan pekat awan yang ingin melumatnya habis

Ia terus bersinar melimpahkan segala energinya untuk tetap bertahan agar tak lenyap begitu saja. Tapi, ia lupa bahwa semakin ia kenakankan energinya, semakin cepat pula ia redup bahkan enyah dari peredaran langit. Tak ia hiraukan perihal ia akan mati lebih awal dari bintang lain Malam kian larut, cahaya bintang paling terang itu kian redup pula Hingga akhirnya ia padam tercabik ganasnya malam. Setidaknya, ia telah ciptakan kesan manis sebelum ia musnah dari tatapan berpasang-pasang mata yang mengaguminya. Pura Song Landak, Sekotong ‘18

infoanekamacam.blogspot.com 10

Pena Kampus/Edisi 105/Minggu II/Desember/2018


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.