No.22/Tahun XXIX/Edisi September 2015
Komentari Editorial ini dengan mengirim opini anda ke email: redaksi.suaka@gmail.com
No.22/Tahun XXIX/Edisi September
No.22/Tahun XXIX/Edisi September
SUAKA/Ricky Priangga S
SUAKA/Muhammad Ilham H
No.22/Tahun XXIX/Edisi September
LAPORAN KHUSUS
9
SUAKA/Muhammad Ilham H
SUAKA/Ricky Priangga S
T
No.22/Tahun XXIX/Edisi September
Dok. Pribadi
Foto
Dok. Pribadi
No.22/Tahun XXIX/Edisi September
Editofresh
No.22/Tahun XXIX/Edisi September
Resensi Foto Buku
No.22/Tahun XXIX/Edisi September
No.22/Tahun XXIX/Edisi September
‘’
No.22/Tahun XXIX/Edisi September
No.22/Tahun XXIX/Edisi September
Ilustrasi: Reina
Penulis merupakan mahasiswa jurusan Komunikasi Penyiaran Islam
No.22/Tahun XXIX/Edisi September
Penulis merupakan bekas mahasiswa BSI, Sosisologi, UIN Sunan Gunung Dja Bandung, mahasiswa Aqidah Filsafat semester 3
No.22/Tahun XXIX/Edisi September
SUAKA/Ricky Priangga S
B
ising suara kendaraan, sahutan pedagang yang berseliweran hingga bermacam kesibukan lain selalu mewarnai Kecamatan Ujungberung di Timur Bandung. Masjid, sekolah, alun-alun tak pernah sepi pengunjung. Kesenian, perekonomian dan kegiatan keagamaan menjadi napas yang memberi ruh pada kecamatan yang menjadi bagian dari Kota Bandung sejak tahun 1990-an. Seiring dengan banyaknya kemajuan yang dialami, Ujungberung memiliki keunggulan tersendiri dan menaikan pamornya di Kota Kembang. Daya tarik yang dimiliki kecamatan ini juga semakin menaikkan pamornya di kota kembang. Kecamatan Ujungberung banyak menyimpan sejarah tentang perkembangan Kota Bandung. Awalnya, kecamatan yang baru melakukan renovasi alun-alun tersebut merupakan suatu wilayah luas yang mencakup sebagian besar daerah Kota Bandung. Menurut sejarawan Desmond Satria Andrian, Di zaman Belanda, Ujungberung bernama Ujungberung Oueusd. Nama itu banyak tercantum di peta yang dibuat oleh pemerintah kolonial Belanda saat itu. Desmond juga menyebutkan, peta yang dimaksud adalah peta tua yang tercantum dalam sebuah buku. Buku itu diterbitkan Tahun 2003 di Belanda dengan judul Bandoeng Beeld Van Destar karangan Robert G. P. A Voskuil. Buku tersebut juga menjadi satu-satunya buku yang pertama kali pernah menyebut nama Ujungberung dalam sebuah literatur. Kata tersebut merupakan tulisan dalam Bahasa Belanda. Ujungberung memiliki arti ujung nafsu. Tokoh warg a Ujungber ung Uu Rukmana memberikan penjelasannya saat ditemui Suaka di kantor majalah Mangle. “Ujungberung itu artinya tungtung nafsu. Ujung artinya tungtung, berung artinya nafsu anu ngaberung,” Jumat, (14/8). Dalam catatan sejarah, Ujungberung menjadi salah satu wilayah yang pernah dilalui oleh Herman Willem Daendels, Gubernur Jendral Hindia Belanda Tahun 1808-1811. Buktinya adalah proyek
No.22/Tahun XXIX/Edisi September
Jalan Anyer-Panarukan yang dibangun oleh Daendels. Ketika melintas di sekitar Kota Bandung, Daendels mencari daerah-daerah yang bertanah keras. Tanah di daerah Ujungberung kemudian diyakini sebagai bibir pantai Danau Bandung Purba. Daerah Ujungberung juga dekat dengan dasar Danau Bandung Purba. Sebab Ujungberung dekat dengan daerah Gedebage yang merupakan dasar terdalam Danau Bandung Purba. Sementara itu tepi dari Danau Bandung Purba melintas dari Cicaheum, Sindanglaya, Pasir Impun, Ujungberung, Cibiru. Daerah-daerah tersebut memiliki tanah yang keras dan menjadi perlintasan dari proyek Jalan AnyerPanarukan. Ujungberung yang dulunya adalah nama sebuah wilayah yang luas kini menyusut menjadi sebuah kecamatan di Kota Bandung. Tidak ada yang tahu pasti kapan dan bagaimana Ujungberung bisa menjadi daerah administratif kecamatan di Timur Bandung. Arsip sejarah yang kurang membuat tidak jelasnya keterangan mengenai hal tersebut. Informasi yang diperoleh hanya sampai Ujungberung masuk ke Kota Bandung. Uu Rukmana memberikan keterangan tersebut, “Ujungberung masuk ke Kota Bandung baru, dulunya di kabupaten,” tuturnya, Jumat (14/8). Sebelum perluasan wilayah Kota Bandung di bagian timur, Ujungberung merupakan daerah kabupaten. Baru sekitar Tahun 1990-an, pemerintah memasukkan Ujungberung sebagai bagian dari wilayah Kota Bandung dan menjadi sebuah kecamatan. Kantor administrasi Kecamatan Ujungberung terletak di belakang alun-alun. Sebag ai sebuah kecamatan, Ujungber ung menyimpan banyak keunikan. Kecamatan ini menjadi satu-satunya kecamatan di Kota Bandung yang memiliki alun-alun. Selain itu, terdapat masjid agung yang kini kita kenal sebag ai Masjid Agung Ujungberung. Dibandingkan dengan kecamatankecamatan lain di Bandung, hanya Ujungberung yang memiliki kedua tempat tersebut. Ujungberung memiliki struktur yang lengkap layaknya sebuah kota yang ada di Indonesia pada umumnya. Di mana selain ada pemukiman dan pasar,
Ujungberung juga memiliki kantor kecamatan yang dilengkapi pendopo. Kemudian terdapat masjid agung, alun-alun, serta sekolah dan penjara. Sebuah instrumen yang lengkap untuk sebuah kecamatan biasa. Alun-alun Ujungberung sudah ada sebelum Ujungberung masuk menjadi kecamatan, bahkan diyakini sebagai alun-alun yang usianya cukup tua. Lebih tepatnya alun-alun ini menduduki urutan ketiga sebagai alun-alun tua di Bandung. Untuk urutan pertama diduduki oleh alun-alun Bale Endah sedangkan urutan kedua diduduki oleh alun-alun Bandung. Kecamatan Ujungberung juga menyimpan berbagai potensi. Salah satunya adalah potensi budaya. Ujungberung memiliki kesenian Benjang lengkap dengan lembaganya yang hanya dimiliki oleh Kecamatan Ujungberung saja. Tidak ada kecamatan lain yang memiliki kesenian secara spesifik seperti itu. Usia kesenian ini sudah sangat tua, mencapai ratusan tahun. Kesenian Benjang merupakan warisan leluhur. Selain itu, kesenian lain juga hidup di Ujungberung seperti seni Cianjuran, seni musik serta seni kawih. Perkembangan Ujungberung kian pesat. Dari tahun ke tahun kecamatan di wilayah Timur Bandung ini mengalami berbagai perkembangan. Mulai dari jalan, permukiman, masjid, dan alunalun. Ditambah lagi penduduk di Ujungberung yang kian padat seakan membuat Ujungberung semakin sesak. Belum lagi nantinya ada rencana untuk membangun pasar yang lebih besar dan lengkap. Hal ini dibenarkan oleh Uu Rukmana, “Sekarang masih dirundingkan sama Pak Walikota,” tuturnya, Jumat (14/8). Kini, tinggal masyarakat setempat yang harus menjaga dan memelihara Ujungberung. Di balik sejarah dan potensi yang dimiliki, kini Ujungber ung kian menunjukkan dirinya. Ujungberung sangat mungkin menjadi sebuah kecamatan yang maju mengungguli kecamatan lain. []Kru liput: Nuru Fitry [Red: Adam Rahadian Ashari]
SUAKA/Ricky Priangga S
Kolom
IKLAN
No.22/Tahun XXIX/Edisi September
Foto Dan Teks Oleh: M Ilham H
No.22/Tahun XXIX/Edisi September
No.22/Tahun XXIX/Edisi September
Nyaman, Stylish, Harga Bersahabat
Disc
30% Khusus Untuk Mahasiswa
Brand Ambasador Dessy Qudsiyati Qolby (Uchi)
Buat kamu yang mau belajar bisnis, kami membuka peluang untuk menjadi reseller. Hubungi kami di :
Q
081224888603 087722006519
25F1DB46
WEB : www.zhaď€ a-fashoin.com