TECHNO MAJALAH MAHASISWA TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MEDIA INFORMASI DAN TEKNOLOGI
Inovasi Mahasiswa Harus Diwujudkan, Bukan Hanya Penghargaan
FOTO BERITA: Keliling Kota Indonesia di Indonesia City Expo
OPINI: Ospek Bukan Ajang Senioritas
Mungkinkah Pengangguran Intelektual Terus Berkembang?
AKTUALISASI PERGURUAN TINGGI EDISI 30 / TAHUN XIX / 2017
SUSUNAN KEPENGURUSAN LPM TECHNO 2017 Pelindung Dekan FTP UB Penasehat Wakil Dekan III FTP UB Diterbitkan LPM TECHNO FTP UB Penanggung Jawab Ketua Umum LPM TECHNO Ketua Umum Fyantina Eka Priliawati Sekretaris Umum Okfi Faiza Aziza Bendahara Puji Wahyuningsih Pemimpin Redaksi Nafisatul Layli Qodriyah Redaktur Pelaksana Af’idatul Lutfita Shofiatur Rizka Ketua Dept. Pengembangan Sumber Daya Manusia Fadhli Mahmuda Ketua Dept. Data, Dokumentasi, Teknologi, dan Inventarisasi Aby Dea Admir Ketua Dept. Penelitian dan Pengembangan Ahmad Singgih Ketua Dept. Iklan dan Kewirausahaan Nurdianis Khorisna
Sekretariat Bersama Gd. D Lt. 2 FTP UB lpmtechno.wordpress.com issuu.com/lpmtechno @lpmtechno @qsq9232o
Salam Redaksi Alhamdulillahirabbil 'alamin, kami ucapkan puji syukur ke hadirat Allah SWT atas karunia-Nya sehingga terbitlah Majalah TECHNO edisi 30 ini. Kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu kami baik dalam bentuk materiil maupun moril, para narasumber, seluruh civitas akademik Fakultas Teknologi Pertanian, tim redaksi LPM TECHNO, dan pihak-pihak yang selalu mendukung kami dalam upaya menyampaikan informasi yang benar dan aktual. Berkat bantuan dan dukungan dari pihak-pihak tersebut, kami dapat mengatasi seluruh hambatan dalam proses penyusunan majalah ini sehingga dapat terbit dengan tepat waktu. Pada Majalah TECHNO edisi 30 ini kami mengangkat tema Aktualisasi Perguruan Tinggi dengan harapan dapat memberikan informasi mengenai kehidupan kampus sehingga pembaca memperoleh wawasan yang lebih luas serta dapat memberikan kritik, saran, dan evaluasi. Adapun rubrik yang kami tulis diantaranya, Laporan Utama yang menyajikan tentang semakin tingginya jumlah pengangguran intelektual di Indonesia dan realisasi hasil inovasi mahasiswa setelah mendapatkan penghargaan. Selain itu, kami juga menyajikan informasi tentang perbedaan lulusan saintek dan soshum di dunia kerja pada rubrik Liputan Khusus, serta membahas bagaimana pihak kampus menyikapi dan mendukung wirausaha di kalangan mahasiswa sebagai bentuk perwujudan Entrepreneurial University. Selain itu, kami juga memberikan opini terhadap penyelenggaraan ospek dan pengaruhnya pada kehidupan perkuliahan mahasiswa baru, memberikan informasi yang inspiratif tentang penyelenggaraan pendidikan di Jerman, serta beberapa hiburan seperti karya sastra berupa puisi dan cerpen yang sarat degan amanat, comic strip, dan tes kepribadian, dengan harapan dapat memberikan manfaat kepada seluruh pembaca majalah TECHNO edisi 30 ini. Kami hanyalah sekelompok mahasiswa yang sedang berusaha membawa pergerakan dan meneruskan kebenaran demi suatu perubahan yang lebih baik. Terbitnya Majalah TECHNO edisi 30 ini tentunya menghadapi banyak kendala dan rintangan, namun tak menghalangi kami untuk tetap berkarya. Saran dan kritik akan selalu kami butuhkan untuk meningkatkan kualitas kerja dan karya yang kami hasilkan. Setiap orang pada akhirnya akan dilupakan, tapi sebuah tulisan akan tetap ada selamanya. Menulis adalah bekerja untuk keabadian. Selamat membaca. SALAM PERSMA! REDAKSI
03
TECHNO EDISI XXX 2017
Cover Story TECHNO
Table
of Contents
07
MEDIA INFORMASI DAN TEKNOLOGI
Mungkinkah pengangguran intelektual terus bertambah?
19
Ospek bukan ajang senioritas
22
39
Bersakit-sakit Dahulu, Untung Banyak Kemudian Budaya Titip Absen, Benih Mental Koruptor
56
FOTO BERITA: Keliling Kota Indonesia di Indonesia City Expo
OPINI: Ospek Bukan Ajang Senioritas
Mungkinkah Pengangguran Intelektual Terus Berkembang?
Keren saintek atau soshum? Sastra : Masa Depan Untuk Sarah
43
Inovasi Mahasiswa Harus Diwujudkan, Bukan Hanya Penghargaan
46
Check List tuntutan Dunia Kerja
07
19
39 43
22 46 56
04
AKTUALISASI PERGURUAN TINGGI
Perguruan Tinggi merupakan suatu miniatur kehidupan yang tujuan utamanya mendidik para siswanya yang bergelar “Mahasiswa” dengan berbagai ilmu, mulai dari ilmu pengetahuan hingga ilmu kehidupan. Seluk beluk perguruan tinggi perlu diketahui oleh masyarakat luas agar nantinya masya-rakat mampu mengkritisi dan meluruskan apa-bila terdapat kesalahan-kesalahan. Hal ini bertujuan agar “produk-produk” yang diha-silkan oleh perguruan tinggi sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan oleh masyarakat, yakni mampu memberikan sumbangsih kepada masyarakat dan mampu menjadi agen perubahan ke arah yang lebih baik untuk memajukan Indonesia. Cover majalah TECHNO edisi 30 ini diilustrasikan dengan gambar seseorang yang mengenakan toga. Toga tidak dapat terpisahkan dari dunia perguruan tinggi karena setiap mahasiswa yang dinyatakan selesai masa pendidikannya selalu mengenakan toga dalam upacara wisuda. Warna hitam menunjukkan bahwa tidak ada jaminan kesuksesan bagi lulusan mahasiswa, kecuali ia memiliki bekal untuk terjun di masyarakat. Tubuh yang terpisah pisah dan berwarna warni menunjukkan bahwa di suatu perguruan tinggi setiap komponennya memiliki perbedaan, salah satunya fakultas yang berbeda-beda sesuai kelompok ilmunya namun menjadi suatu sistem yang harmonis dan saling melengkapi. Perbedaan mengenai hard skill dan soft skill yang diberikan selama belajar di perguruan tinggi juga digambarkan melalui ilustrasi tersebut. Harapannya, perguruan tinggi mampu menghasilkan lulusan-lulusan yang kaya akan skill dan mampu berkontribusi aktif bagi masyarakat setelah lulus. TECHNO EDISI XXX 2017
Surat Pembaca
Almirzaqy Presiden BEM FTP UB
Sebagian besar dari mahasiswa kita mengidam – idamkan lulus dengan waktu yang singkat, minimal lulus tepat waktu. Begitu mereka meyakininya. Tapi pertanyaan besar untuk kita yang juga segera menyusul kelulusan dari perguruan tinggi. Sudah siapkah kita menghadapi kehidupan setelah lepas dari kampus perjuangan? Bergunakah ilmu kita untuk masyarakat nantinya? Apakah segudang pengalaman organisasi dan kepanitiaan mampu menjawab problematika bangsa yang sedang kita hadapi?. Sebagian kecil dari kita mahasiswa yang benar – benar mampu memaksimalkan ilmu dan pengalamannya telah berhasil menjawab dengan karya dan kerja nyata. Lalu bagaimana kah dengan sebagian besar lainya? Mari kita lihat bersama sekeliling kita. Sangat mudah menemukan mahasiswa seperti kita yang belum bisa menjawab pertanyaan besar tersebut. Dewasa ini kita mahasiswa masih terlalu terlena menikmati segala kesibukan berorganisasi, belajar tanpa arah dan masih banyak yang belum sadar akan tanggung jawab sebagai mahasiswa yang nantinya setelah lulus diharap – harapkan masyarakat. Belum siap pakai adalah istilah yang sering digunakan oleh banyak perusahaan pada lulusan kita. Jika kita tidak mempersiapkan kelulusan dengan baik dari segi ilmu, soft skill atau pengalaman mari kita merenung sejenak, lulus kuliah berkah atau musibah?
Memasuki babak pendidikan baru yaitu perguruan tinggi tentunya penuh akan hal baru. Ada 3 tugas utama sebagai bagian dari perguruan tinggi yaitu Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat yang nantinya biasa kita kenal sebagai Tridharma perguruan tinggi. Pertanyaannya adalah, apakah kita dapat memenuhi tugas mulia itu dengan hanya dengan belajar di dalam ruang kelas? Atau, apakah sebenarnya kita perlu menjadi mahasiswa untuk melaksanakan tugas tersebut? Secara sekilas, memang hanya dengan belajar atau melaksanakan praktikum nantinya secara tidak langsung kita sudah mengamalkan 2 tugas utama, yaitu pendidikan dan penelitian. Namun, sayangnya tugas tersebut tidak sesederhana itu, pendidikan tidak sekedar belajar dan ujian, tetapi juga bagaimana kita bisa mengembangkan potensi diri kita entah dari sisi spiritualitas, kepribadian, hingga keterampilan yang berguna baik untuk dirinya atau negara. Nah, misal, yakin kamu dapat rajin ibadah hanya dengan kuliah saja? Selain itu, penelitian menuntut kita untuk tidak sekedar 'menemukan sesuatu', tetapi bagaimana hasil temuan itu nantinya dapat bermanfaat untuk masyarakat hingga bisa bersinergi dengan tugas ketiga yaitu pengabdian kepada masyarakat. Bahkan lebih hebat lagi jika ketiga hal tersebut bisa bersinergi, sehingga Tridharma perguruan tinggi tidak sekedar formalitas semata. Maka dari itu, tanya kembali pada dirimu, aku ingin jadi seperti apa saat kuliah ini?
Rijal Asshidiqy Ketua DPM FTP UB 2016/2017
“Selamat berproses mahasiswa yang berada di persimpangan jalan!”
Susunan Redaksi Dewan Redaksi: Dekan FTP Universitas Brawijaya TECHNO
Penanggung Jawab: Ketua Umum LPM
Ketua Umum: Fyantina Eka P. Pemimpin Redaksi: Nafisatul Layli Q. Reporter: Nafisa,
Af’idatul, Tantri, Dela, Amalia, Sukma, Dwi, Icha, Fitri H, Shela, Afida, Moza, Fyan, Nursita, Karinka, Fitri S, Yasti, Erika, Ngesti, Annisa, Dhita, Ajeng, Amira, Ainayya, Nilam, Sania
Editor: Fyan, Nafisa, Af’idatul
Layouter: Aby, Singgih, Marina, Daning, Audy, Sania, Tantri, Lourna, Ngesti, Nilam, Natasya, Yunita, Rita, Edi,
Fotografer: Aby, Marina Ilustrator: Rita, Ngesti
05
TECHNO EDISI XXX 2017
Citra Diri Diri Citra
Aktualisasi Perguruan Tinggi Dalam perguruan tinggi, dikenal sebuah istilah “Tridharma Perguruan Tinggi” sebagai tugas utama, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Pada tugas yang pertama, yaitu pendidikan, perguruan tinggi haruslah menyediakan pendidikan yang layak dan memberikan ilmu pengetahuan serta wawasan yang luas kepada mahasiswa, sehingga perguruan tinggi tersebut dapat menghasilkan ilmuwan dan mahasiswa yang memiliki kecerdasan intelektual. Tugas yang kedua, yaitu penelitian yang artinya perguruan tinggi harus menjadi sarana bagi mahasiswa untuk dapat menyelesaikan masalah menggunakan riset dan proses telaah yang dalam, sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat dengan hasil penelitian yang benar dan akurat. Tugas ketiga adalah pengabdian masyarakat, dimana ilmu pengetahuan dan pengalaman yang telah didapatkan selama perguruan tinggi harus dimanfaatkan demi kepentingan masyarakat. Pada tugas ketiga inilah, perguruan tinggi harus direalisasikan. Setelah kurang lebih empat tahun menjalani hidup sebagai mahasiswa, seseorang akan lulus dan kembali pada lingkungan masyarakat. Lalu, apa yang bisa dibawa untuk masyarakat saat kembali? Hal itulah yang seharusnya didapatkan pada masa perkuliahan. Seberapa banyakkah, ilmu pengetahuan, wawasan, dan pengalaman yang didapatkan pada saat menjadi mahasiswa? Sebesar apapun, ilmu tersebut haruslah bermanfaat untuk masyarakat. Inovasi selama menjadi mahasiswa, sangat perlu untuk direalisasikan demi menyejahterakan masyarakat, tidak hanya sebatas menyandang gelar juara untuk ide-ide yang telah tercipta. Salah satu program di Indonesia yang diselenggarakan oleh pemerintah menyediakan bantuan dana yang terbilang tidak sedikit pada ratusan ribu inovasi mahasiswa setiap tahunnya. Harapan-yyy nya, dengan bantuan tersebut, ide-ide yang di- yyyyy canangkan dapat terealisasikan dan dirasa- yyy yy kan manfaatnya oleh yyyyyyyyyyyyyyyyyyy masyarakat. Namun yyyyyyyyyyyyyyyyyyyyy sayangnya, ide yang yyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyy berkelanjutan hingga yyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyy y saat ini masih saja yyyyyyyyyyyyyyyyy yyy yyy kalah jumlah diban- yyyyyyyyyyyyyyyyyyyy yyy dingkan jumlah bantuan yyyyyyyyyyyyyyyyyyy yy yang diberikan. Selain lulus untuk yyyyyyyyyyyyyyyy yy yy mengabdi, mahasiswa yyyy yyyyy yyy yyyyyyyyyyyyyy y
juga akan melanjutkan hidupnya ke dunia kerja, dan pengetahuannya akan digunakan kembali. Bisa dibilang, dunia kerja tersebut yang akan menjadi ajang pembuktian seberapa banyak ilmu yang berhasil diserap pada saat di bangku kuliah, yang tak cukup apabila hanya ditunjukkan dengan indeks prestasi. Namun pada kenyataanya, tidak jarang mahasiswa yang menjalani pekerjaan yang sama sekali tidak berhubungan dengan bidang studinya selama perkuliahan. Seolah-olah waktu yang dihabiskan selama empat tahun tidak membawa pengaruh apaapa, dan mempelajari pekerjaanya mulai dari awal. Pada kasus seperti ini, dimanakah letak aktualisasi perguruan tinggi yang telah ia dapatkan? Meskipun begitu, setidaknya mendapatkan pekerjaan sudah termasuk orang yang beruntung. Karena pada faktanya, tak sedikit orang yang telah menyandang gelar sarjana, bahkan dari universitas ternama sekalipun, malah menjadi pengangguran. Sering disebut dengan pengangguran intelektual, hardskill dan softskill yang mereka dapatkan di perguruan tinggi tidak berpengaruh sama sekali pada kehidupan setelah lulus. Bisa jadi, gelar sarjana yang mereka dapatkan justru menjadi beban moral bagi mereka karena malu. Dari hal tersebut, dapat dikatakan bahwa saat ini Indonesia telah banyak memiliki sarjana, namun, dunia kerja membutuhkan sarjana yang memiliki keahlian lebih dan dapat mengolah peluang yang dimilikinya. Pembahasan mendalam mengenai aktualisasi perguruan tinggi dari berbagai sudut pandang akan diuraikan dalam rubrik-rubrik yang kami sajikan dalam Majalah TECHNO edisi 30 ini. Realisasi ide penyandang gelar juara dari berbagai ajang kompetisi inovasi mahasiswa yang selalu menjadi incaran berbagai universitas di Indonesia akan menjadi yyyylaporan utama kami. Menyajikan informasi secara yyyyyyaktual dan mendalam untuk pembaca adalah yyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyybagian dari tujuan, fungsi, yyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyy sekaligus tanggungjawab yyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyy kami. Semoga informasi yyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyang kami suguhkan yyyyyyyyyyyyyyyyyyyy dapat menjadi bahan yyyyyyyyyyyyy yyy yyyyyyyyy p e m b e l a j a r a n d a n yyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyybermanfaat untuk kita yyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyysemua.
06
–REDAKSI-
TECHNO EDISI XXX 2017
Laporan Utama
INOVASI MAHASISWA HARUS DIWUJUDKAN, BUKAN HANYA PENGHARGAAN TECHNO EDISI XXX 2017
Laporan Utama
R
atusan ribu hingga jutaan ide-ide diciptakan oleh mahasiswa setiap tahunnya melalui berbagai ajang perlombaan. Dapat disimpulkan, bahwa seluruh ideide tersebut memiliki tujuan yang sama yaitu untuk menyejahterakan masyarakat. Namun, apakah ide yang diciptakan oleh mahasiswa itu benar-benar direalisasikan demi kepentingan masyarakat? Fakultas Teknologi Pertanian (FTP.red) sebagai fakultas yang terkenal paling banyak prestasi dalam bidang penalaran seperti halnya kepenulisan, dan ide ide inovatif di Universitas Brawijaya (UB.red). FTP tahun ini kembali berkontribusi besar dalam peraihan UB sebagai juara umum untuk ke enam kalinya, dengan torehan tiga kali menang berturut-turut pada ajang bergengsi setingkat nasional pada Pekan Ilmiah Nasional (PIMNAS.red) Ke XXX yang diselenggarakan di Universitas Muslim Indonesia (UMI.red) Makasar. Dengan raihan yang luar biasa tersebut diharapkan akan menjadi suatu semangat baru untuk terus berusaha menciptakan uji inovatif lainnya untuk kepentingan masyarakat luas. “Saya ingin menciptakan sosok Mahasiswa FTP yang memiliki citra berpengetahuan luas, punya banyak inovasi dan dapat memberikan kebermanfaatan untuk umat,” tegas Yusuf Hendrawan, STP. M.App.Life.Sc, Ph.D selaku Wakil Dekan III FTP UB. Tradisi juara ini memunculkan berbagai minat pada para mahasiswa untuk mengikuti berbagai macam ajang perlombaan yang diadakan oleh lembaga-lembaga baik lembaga pemerintahan, institusi, maupun dari perusahaan swasta. Karena ini semua bukan hanya untuk sekedar kepuasan batin karena telah berhasil mengutarakan ide mereka, bukan juga karena ingin mendapatkan gelar juara namun ini semua adalah untuk kebermanfaatannya di masyarakat. Namun setelah gelar juara didapatkan dari berbagai perlombaan tingkat nasional atau bahkan internasional tersebut, kemana semua ide-ide itu pergi untuk direalisasikan? Padahal tak sedikit dana yang digelontorkan oleh pemerintah untuk berusaha memancing minat mahasiwa untuk “selangkah lebih maju” mewujudkan ide-ide mereka. Di Indonesia ajang setaraf PIMNAS yang merupakan ajang bergengsi dari Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti.red) mendapat setidaknya 12.5 juta rupiah untuk setiap proposal yang telah masuk ke tahap pendanaan. Tujuannya tidak lain adalah untuk mewujudkan ide inovatif mereka. Namun kenyataannya, memang setiap produk yang telah berhasil dibuat dari para peserta pendanaan dan para pemenang lomba tidak bisa serta merta diperkenalkan ke depan publik. Harus setidaknya lulus pengujian lebih lanjut untuk memastikan kelayakan pada produk tersebut. Hal
memastikan kelayakan pada produk tersebut. Hal serupa juga disetujui oleh Maria Florencia selaku ketua tim PILATOR yang berhasil memenangkan medali di PIMNAS, bahwa baginya selepas kejuaraan masih sangat banyak yang harus dilakukan untuk memproduksi alat mereka secara massal. “Masih perlu penyempurnaan alat lebih lanjut, supaya performansinya lebih bagus, dipatenkan lagi yang bener-bener. Mencari ijinnya terlebih dahulu, dari lembaga yang berwenang, baru bisa dikomersialkan,” tambahnya. Maria juga menyayangkan tentang selepas penghargaan disandang tidak ada lagi bimbingan dan pendampingan secara intensif untuk mengawal perwujudan karya mahasiswa tersebut. Mahasiswa dituntut untuk aktif secara mandiri dalam pengembangan dan pengujian karyanya. Seperti yang diungkapkan oleh Suci, salah satu pemenang PIMNAS tahun 2015 lalu menyatakan bahwa tidak ada kegiatan monitoring dan evaluasi lebih lanjut. “Kelanjutan karya mahasiswa memang bukan sepenuhnya tanggung jawab kampus. Semua itu bergantung pada komitmen masing-masing mahasiswa. Sejak awal, apakah mengikuti lomba memang untuk membangun Indonesia, atau hanya ingin mendapatkan penghargaan. Sebaik apapun kampus memberikan fasilitas tapi tidak didasari oleh komitmen mahasiswa, hasilnya akan sia-sia,” tambah Suci. Dengan tidak adanya bimbingan lanjutan untuk karya yang telah diciptakan, sebagian mahasiswa memilih untuk tidak melanjutkan ide yang dibuatnya karena menganggap bahwa perwujudan karyanya harus melalui proses yang panjang, rumit, dan tanpa arahan. Sebagian lainnya memilih untuk tetap berjuang agar karya yang diciptakan bisa diproduksi secara massal. Salah satunya adalah Emerald Falah, pemenang PIMNAS tahun 2016. “Produksi massal adalah program jangka panjang, harus lewat jalan yang panjang. Salah satu jalan kesana yaitu mencari mentor yang relevan dengan teknologi yang kita pakai. Kalau sudah, baru bisa kita scale up lagi. Lalu, harus mencari investor juga. Setelah itu, harus menguji kesana kemari dan survey kebutuhan industri,” ungkapnya. Saat ini, ia sedang berusaha untuk mencari lomba dan expo tingkat internasional, agar ia dan timnya bisa mendapatkan mentor sekaligus investor untuk membimbing dan mendanai biaya yang dibutuhkan selama pengujian dan produksi. Setelah banyak bermunculan tanggapan, bapak Wakil Dekan III FTP, Yusuf Hendrawan, STP. M.App.Life.Sc, Ph.D, merespon secara positif dan memberikan pernyataan bahwa dari pihak fakultas akan memfasilitasi penyaluran ide-ide mereka kedalam sebuah wadah yaitu dengan diselenggarakannya expo dan Lokakarya komersialisasi. Kegiatan ini bertujuan sebagai ajang
08
TECHNO EDISI XXX 2017
Laporan Utama komersialisasi agar ide yang dibuat tidak berhenti pada sebatas perlombaan. Dari adanya acara tersebut, beberapa kelompok mahasiswa mendapatkan tawaran kerjasama dari perusahaan-perusahaan swasta yang tertarik dengan produk mereka, salah satunya PILATOR yang sudah mendapatkan tawaran dari perusahaan. “Mahasiswa juga dapat terus mengembangkan produknya, sehingga setelah lulus tidak perlu mencari pekerjaan, namun dapat menjadi wirausahawan yang sesuai dengan visi misi UB sebagai World Class Entrepreneur University,” tambahnya. “Harapan saya agar universitas membentuk sebuah lembaga untuk karya mahasiswa pasca memenangi lomba, sehingga pemenang tidak akan berjuang secara individual dan bisa saling berbagi pengalaman dan informasi. Pihak kampus juga diharapkan dapat menanamkan anggapan kepada mahasiswa bahwa ajang lomba kreativitas mahasiswa memiliki tujuan utama untuk membangun Indonesia dan bermanfaat untuk masyarakat umum, bukan hanya untuk membawa pulang kemenangan,” ujar Suci. Suci juga berpesan kepada mahasiswa yang sedang dan ingin menciptakan ide-ide baru bahwa mereka harus meluruskan niat mereka demi kepentingan bangsa Indonesia, tidak berhenti dengan menang atau kalahnya dalam perlombaan. Bagi Emerald yang saat ini masih berjuang untuk merealisasikan karyanya berharap bahwa inovasinya dapat benar-benar bermanfaat untuk para petani
sesuai dengan harapan awal pembuatan idenya. Di samping itu, Emerald juga berharap kepada mahasiswa khususnya FTP agar terus peka terhadap permasalahan di sekelilingnya sehingga bisa menciptakan solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan riset yang akurat, dengan selalu mendapat dampingan dan dukungan dari universitas. Realisasi ide mahasiswa memang masih harus menempuh perjalanan yang cukup panjang. Namun, bukan berarti tidak mungkin bahwa karya mahasiswa akan diproduksi secara komersial. Inovasi mahasiswa untuk kesejahteraan masyarakat harus tetap dilanjutkan. “Pembudayaan kreativitas dan inovasi ada di tangan mahasiswa tingkat yang lebih tinggi untuk untuk melanjutkan tradisi tersebut kepada adikadiknya, karena hal tersebut merupakan kerjasama yang solid antara institusi, lembaga kemahasiswaan, dan mahasiswa itu sendiri,” ungkap Pak Yusuf. Tidak memenangkan penghargaan atas karya yang diciptakan bukanlah akhir dari segalanya, karena kebermanfaatan untuk masyarakat akan terus dibutuhkan. Komitmen dari para inovator sendiri perlu di luruskan, ingin menang saja atau ingin diwujudkan menjadi manfaat. Karena fasilitas sebaik apapun yang akan diberikan nantinya, jika dari mahasiswanya tidak 'bergerak', hasilnya juga akan sama saja. (dl, nf, kr, aml)
dok. berita-sulsel
Wakil Rektor III Universitas Brawijaya mengangkat piala Adhikarta Kertawidya dengan bangga dan disambut oleh rombongan kontingen PIMNAS 2017 di Universitas Muslim Makassar
09
TECHNO EDISI XXX 2017
Laporan Utama
dok. google
Mungkinkah Pengangguran Intelektual Terus Berkembang?
S
eiring dengan perkembangan globalisasi, tingkat persaingan di berbagai aspek kehidupan sangat tinggi dan menuntut banyak perubahan serta penyesuaian. Hal ini berdampak nyata terhadap dunia pendidikan terutama pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satunya ialah banyaknya peluang dan kesempatan yang ditawarkan untuk menjajaki pendidikan setinggi-tingginya. Di sisi lain, dampak negatif dari kondisi global adalah semakin ketatnya persaingan dalam memasuki pendidikan dan dunia kerja. Upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalisir dampak tersebut adalah upgrade kemampuan serta kompetensi individu sehingga tidak menciptakan pengangguran baru. Pengangguran merupakan masalah utama yang dihadapi setiap negara, baik negara maju maupun negara-negara berkembang seperti ndonesia. Menurut Worldbank, Indonesia pada tahun 2013 menduduki peringkat kedua dengan tingkat pengangguran tertinggi di negara ASEAN. Besarnya angka pengangguran di suatu negara bisa menjadi masalah serius dan merefleksikan.
Pada kenyataannya, pengangguran tidak hanya didominasi oleh orang yang tidak berpendidikan atau kurang mampu, tetapi orang dengan title pun banyak yang menganggur. Hal ini menjadi isu strategis setelah diketahui bahwa angka pengangguran intelektual tidak lagi sedikit, bahkan cenderung meningkat. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
10
TECHNO EDISI XXX 2017
Laporan Utama
jari tidak dapat menyerap para lulusan. Pemerintah yang bekerja sama dengan perguruan tinggi dapat membantu mengurangi terjadinya masalah ini dengan memetakan sarjana yang dibutuhkan di wilayahnya. Beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah dalam mengatasi pengangguran intelektual yang pertama ialah memperbaiki kebijakan pendidikan yang tidak berorientasi pada kebutuhan pasar kerja. Pendidikan yang awalnya terlalu banyak teori bisa diselingi dengan praktik yang sesungguhnya di dunia kerja yang akan mereka tekuni. Kedua yaitu dengan memberi dukungan serta meyakinkan para sarjana bahwa tidak selamanya setelah lulus dari perkuliahan mereka harus mencari lapangan kerja, tetapi mereka dapat membuka lapangan kerja baru dengan pengetahuan dan kemampuan serta keterampilan yang telah mereka pelajari selama berada di perkuliahan. (Ersita)
Faktor internal yang menjadi penyebab adanya pengangguran adalah terbatasnya lapangan pekerjaan dalam menyerap tenaga kerja. Hal ini dikarenakan adanya ketidaksesuaian antara permintaan tenaga kerja dengan penawaran tenaga kerja, sehingga sarjana sulit untuk menyentuh bursa pekerjaan yang layak sesuai bidang yang mereka pelajari selama ini. Sedangkan faktor eksternal yang mengakibatkan adanya pengangguran yaitu masuknya teknologi mutakhir ke dalam negeri, kompetisi antar pelamar, dan kebijakan pemerintah. Faktor-faktor inilah yang menghambat penyerapan angkatan kerja di suatu negara. Perguruan tinggi juga turut mempengaruhi bertambahnya pengangguran intelektual saat ini. Meningkatnya jumlah sarjana yang bekerja lintas jalur mengindikasikan kurangnya manajemen perguruan tinggi. Sebagai contoh, sarjana pertanian bekerja di dunia perbankan atau sarjana kesehatan yang terpaksa menjadi petani bawang karena lapangan pekerjaan pada bidang yang mereka pela-
“jangan hanya mencari apalagi menunggu, tapi ciptakanlah� 11
TECHNO EDISI XXX 2017
YUK FOLLOW TECHNO’s Account
@lpmtechno
issuu.com/ lpmtechno
@qsq9232o
@lpmtechnoftp
lpmtechno.wordpress.com lpmtechnoftp@gmail.com
Budaya Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian doc : http://bbp2tp.litbang.pertanian.go.id
MENGGALI PENERAPAN TEKNOLOGI PERTANIAN DI INDONESIA
I
ndonesia merupakan negara agraris dengan pertanian sebagai salah satu sektor utama dalam pembangunan bangsa. Hampir seluruh kegiatan perekonomian Indonesia berpusat pada sektor pertanian. Bahkan, mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani. Sehingga, hal ini menjadikan sektor pertanian sebagai sektor penting dalam roda struktural perekonomian Indonesia. Namun, yang menjadi pertanyaan adalah, mengapa sampai saat ini Indonesia masih mengimpor bahan pangan terutama pada jenis makanan-makanan pokok? Padahal, Indonesia memiliki sumber daya manusia yang besar terutama di sektor pertanian, serta memiliki lahan yang begitu luas Berdasarkan Data Katalog BPS Juli 2012, Angka Tetap (ATAP) tahun 2011 pada produksi komoditi padi di Indonesia mengalami penurunan. Gabah Kering Giling (GKG) hanya mencapai 65,76 juta ton dan lebih rendah 1,07 persen dibandingkan tahun 2010. Jagung sekitar 17,64 juta ton pipilan kering atau 5,99 persen lebih rendah tahun 2010, dan kedelai sebesar 851,29 ribu ton biji kering atau 4,08 persen lebih rendah dibandingkan tahun 2010, Sedangkan kebutuhan pangan selalu meningkat seiring pertambahan jumlah penduduk Indonesia.
Terlihat adanya ketidakseimbangan antara potensi pertanian Indonesia dengan produkivitas hasil pertaniannya. Apa yang menyebabkan semua itu? Aplikasi Ilmu Teknologi Pertanian di Masyarakat Optimalisasi pengelolaan lahan pertanian dengan basis teknologi modern, menjadi kunci sukses dalam pemenuhan kebutuhan pangan. Untuk mencapai hasil yang optimal, penggunaan berbagai peralatan modern harus segera diterapkan. Modernisasi bukan berarti menghilangkan konsep tradisional pengelolaan pertanian, tetapi dengan menerapkan teknologi pertanian dapat memberikan hasil yang lebih baik dan lebih banyak. Selain itu, petani juga mendapat nilai tambah yang besar. Produktivitas menjadi tinggi, efisien, beban ongkos petani rendah, dan nilai tukar petani akan meningkat. Contohnya, untuk menemukan bibit unggul padi, harus ada penelitian dan penyilangan benih padi, jadi dapat dihasilkan bibit padi yang cepat panen dengan hasil yang lebih banyak dan tahan hama.
13
TECHNO EDISI XXX 2017
Budaya
Begitu juga dengan pengolahan lahan. Produksi pertanian tidak akan efektif jika hanya mengandalkan tenaga pengolah lahan. Apalagi dengan semakin terbatasnya tenaga pengolah lahan. Dengan modernisasi pertanian, waktu yang dibutuhkan juga semakin singkat. Misalnya, pengolahan lahan/sawah dengan menggunakan hand tractor, yang bukan saja mempercepat pengolahan tanah, tapi juga lebih irit tenaga. Apalagi, populasi kerbau semakin berkurang karena disembelih untuk dikonsumsi manusia. Untuk menanam padi, digunakan transplanter, dengan waktu tanam yang terhitung cepat. Satu hektare lahan dapat ditanami paling lama satu jam. Jauh lebih cepat dibandingkan penggunaan tenaga manusia yang membutuhkan waktu tiga sampai empat hari untuk menanami satu hektare lahan. Modernisasi peralatan juga telah dilakukan untuk memanen padi. Seperti, penggunaan combine harvester, yang dapat memotong padi jauh lebih cepat dibandingkan dengan cara dibabat manual. Dengan mesin tersebut, satu hektare lahan bisa dipanen dalam waktu dua jam. Sementara, dengan cara manual (dibabat) butuh waktu hingga tiga hari. Penggunaan mesin itu juga dapat mencegah kerusakan padi menjadi lebih baik, yaitu hanya 0,97 persen, dibanding menggunakan alat pemotongan manual, seperti ani-ani atau sabit.
Organisasi yang Bergerak di Bidang Teknologi Pertanian dan Tujuannya Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP) adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) dibidang pengkajian dan pengembangan teknologi pertanian yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan Litbang Pertanian.
14
TECHNO EDISI XXX 2017
Budaya
BP2TP semula bernama Balai Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BP2TP) yang berdiri berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian nomor 77/Kpts/OT.210/1/2002, tanggal 29 Januari 2002 dan sejak terbitnya Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) nomor 301/Kpts/OT.140/7/2005 tanggal 11 Juli 2005, BP2TP berubah menjadi Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Berdasarkan Permentan tersebut, tugas BBP2TP adalah melaksanakan pengkajian dan pengembangan teknologi pertanian. Dalam melaksanakan tugas tersebut BBP2TP menyelenggarakan fungsi: (a) perumusan program dan evaluasi pengkajian dan pengembangan teknologi pertanian; (b) pelaksanaan kerjasama dan pendayagunaan hasil pengkajian dan pengembangan teknologi pertanian; (c) pelaksanaan pengkajian dan pengembangan norma dan standar metodologi pengkajian dan pengembangan teknologi pertanian; (d) pelaksanaan pengkajian dan pengembangan paket teknologi unggulan; (e) pelaksanaan pengkajian dan pengembangan model teknologi pertanian regional dan nasional; dan (f) pengelolaan tata usaha dan rumah tangga Balai Besar. Disamping tugas pokok tersebut, BBP2TP juga mendapat tugas melakukan koordinasi dan pembinaan terhadap 31 BPTP dan 1 Satker sesuai SK Kepala Badan Litbang Pertanian No. 344/Kpts/OT.140/J/12/2005. Fungsi koordinasi dan pembinaan terhadap BPTP dilaksanakan BBP2TP dengan memanfaatkan jaringan penelitian dan pengembangan lingkup Badan Litbang Pertanian dan/atau lembaga litbang lainnya. Selain itu, BBP2TP juga akan berperan dalam pembinaan pengembangan sumberdaya manusia (termasuk pembinaan karier struktural dan fungsionalnya) serta melakukan koordinasi dan pembinaan dalam publikasi hasil-hasil penelitian/ pengkajian yang telah dihasilkan oleh BPTP. (Fitri, Shela)
dok. umy
15
TECHNO EDISI XXX 2017
Profil
Tak Pernah Minder, Obsesi Besarnya Mengharumkan Nama FTP DR. Ir. Elok Zubaidah, MP NIP. 195908211933032001 elzoeba@yahoo.com Interest : Food Microbiology
F
akultas Teknologi Pertanian (FTP.red) Universitas Brawijaya (UB.red) baru saja menorehkan prestasi gemilang di ajang bergengsi Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional ( P I M N A S ) 2 0 1 7 . Ta h u n i n i , F T P m a m p u mempertahankan gelar juara umum selama 3 tahun berturut-turut. Prestasi yang sangat membanggakan ini tentu tidak bisa diraih dengan usaha mainstream. Selain mahasiswa yang memang kece, peran para dosen tentu sangatlah besar. Salah satu dosen FTP yang giat dan sungguh-sungguh dalam mengantarkan FTP menjadi juara di PIMNAS adalah Dr. Ir. Elok Zubaidah, MP. Ketua Program Studi S2 FTP ini telah menyertai mahasiswa bimbingannya hampir setiap tahun untuk berangkat PIMNAS sejak tahun 2006 hingga saat ini. Bahkan, semenjak pertama menjadi dosen pembimbing, kelompok bimbingannya telah menyabet medali di PIMNAS. Kemudian mendapatkan beberapa medali di tahun-tahun berikutnya dan tahun ini merupakan hadiah terbesar baginya karena mampu mendapatkan 2 medali emas. Dosen yang terkenal humble ini sangat mengapresiasi usaha para mahasiswa, dosen pembimbing, dan jajaran kemahasiswaan yang ikut andil membawa pulang piala Adhikarta Kertawidya ke kampus tercinta.
Wanita kelahiran Probolinggo, 21 Agustus 1959 ini menuturkan bahwa dulu FTP belum menonjol di PIMNAS. Awalnya, FTP masih kalah dengan beberapa fakultas lain diantaranya FK, FMIPA dan FT. Saat menjabat sebagai wakil dekan III FTP, beliau dengan beberapa dosen lain mulai merencanakan strategi bagaimana agar mampu bersaing dengan 3 fakultas tersebut. Bersama dengan kelembagaan karya ilmiah mahasiswa FTP, mulai maba sudah diwajibkan mengikuti kompetisi ilmiah di jurusan, kemudian antar jurusan di tingkat Fakultas, dan kompetisi di tingkat universitas. Berbagai upaya lain juga dilakukan yaitu dengan lebih memfokuskan PKM kearah PKMT dan PKMKC, termasuk kebijakan memberi reward bebas skripsi bagi mahasiswa FTP yang lolos PIMNAS. Setelah melalui diskusi panjang, kebijakan tersebut baru disepakati dan dilaksanakan, sehingga semakin banyak mahasiswa yang semangat mengikuti PKM, terlebih lagi pihak dekanat sangat mendukung dengan menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Prestasi puncak yang diraih pada tahun ini, tidak terlepas dari wakil dekan III FTP, yaitu Pak Yusuf yang mampu bekerja lebih keras serta memiliki berbagai strategi yang lebih hebat. Sehingga, mahasiswa semakin meningkat prestasinya seperti saat ini. “Saya bahagia bisa ikut mengawal mahasiswa sesuai dengan potensi dan dapat mengembangkannya,� kata Bu Elok dengan bangga. “Bagi saya, tugas yang penting adalah bisa mengajarkan ilmu ke mahasiswa, membimbing mahasiswa yang sangat banyak ini seperti anak sendiri untuk berkembang sesuai potensinya,� ungkap Bu Elok yang pernah berhenti menjadi dosen dan vakum dari tahun 1986 hingga tahun 1992. Beliau mengaku awalnya kurang berminat menjadi dosen dan bahkan tidak kepikiran masuk pertanian. Setelah lulus SMA beliau ingin masuk kedokteran karena suka dengan biologi, kimia, serta biokimia. . Namun karena terkendala biaya, beliau mencari jurusan lainyang memiliki kemiripan dari segi mata kuliah, dan akhirnya masuk ke jurusan pertanian dengan minat pasca panen.
16
TECHNO EDISI XXX 2017
Profil dok. pri
dok. pri
Bahkan, saat awal-awal Bu Elok aktif menjadi dosen, mata kuliah yang beliau ampu juga biokimia. Tidak seperti sekarang yang concern ke mikrobiologi dan pangan fermentasi, Bu Elok pernah mengajar hampir semua mata kuliah non keteknikan akibat kurangnya tenaga dosen di FTP. Untuk memenuhi tuntutan tersebut, beliau belajar sendiri dengan banyak membaca sehingga cukup percaya diri untuk mengajar kimia pangan, food additive, dan lain-lain. Semasa kuliah, Bu Elok aktif mengikuti proyek dosen dan belajar dari beragam buku, termasuk buku biokimia kedokteran. Pola pikir yang berkualitas ini pun berlanjut hingga beliau bekerja. Dimana saja beliau bekerja, harus senang, harus selalu berproses, dan harus bisa. Tidak banyak yang seperti Bu Elok. Dosen yang menempuh pendidikan S1 hingga S3 di UB ini tidak merasa minder sedikit pun dan bertekad menunjukkan bahwa dirinya tidak kalah dengan dosen yang kuliah di luar negeri. Ketika kuliah, beliau mendapatkan beasiswa dari dikti. Namun karena saat itu ada larangan inbreeding, yaitu menempuh pendidikan S1 sampai S3 di kampus yang sama, beasiswa beliau dihentikan. “Tetapi alhamdulillah, dekan FTP saat itu, yaitu Pak Simon membantu membiayai kuliah saya sehingga tetap bisa S3 dengan minat ilmu pertanian,” tutur beliau. Selama di FTP, jabatan yang pernah diamanahkan kepada beliau adalah bendahara jurusan, ketua lab mikrobiologi, ketua jurusan, wakil dekan III, dan saat ini menjabat sebagai ketua program studi S2 THP.Beliau selalu berupaya untuk memajukan dan meningkatkan prestasi yang dimiliki FTP. Berkat kerja keras semua civitas akademika,PS S2 THP dapat mempertahankan akreditasi A. Selama menjabat KPS S2 THP terjadi kenaikan jumlah mahasiswa yg cukup signifikan, yakni sebesar 100%, dari jumlah awal mahasiswa 23 orang saat ini menjadi 46 orang. Jumlah mahasiswa lulus tepat waktu juga meningkat. Sebelumnya 20% menjadi 57%. Sebagai dosen, Bu Elok merasa diamanahi oleh orangtua mahasiswa untuk mendidik dan mengasuh hingga bisa lulus tepat waktu dan sebisa mungkin menghindari drop out. “FTP ini saya sebut sebagai rumah kedua, jadi saya berusaha membangun suasana nyaman dan senang. Agar mereka senang, kebutuhan dalam segala aspek harus dipenuhi. Sewaktu menjabat wadek 3 Saya mengajak BEM dan himpunan untuk terus mencari apabila masih ada anak yang kesulitan dalam bidang ekonomi, dia akan diberi beasiswa. Kalau ada masalah pribadi, bisa langsung sampaikan ke saya karena di sini saya juga sebagai Ibu,” terang beliau.Beliau berpesan, “Mahasiswa FTP jangan lupa mengasah soft skill. Hard skill dan soft skill harus seimbang karena sangat berguna untuk mengembangkan karakter. Seberat apapun tantangan harus dihadapi karena dengan adanya tantangan kemampuan berpikir akan meningkat dan akan membentuk pribadi yang tahan banting. Pandai-pandailah mengambil peluang karena jika gagal itu bagus untuk pengalaman, jika berhasil maka harus semakin meningkatkan kualitas lagi”. (Moza, Af'idatul, Nur Afida)
dok. pri dok. pri
17
TECHNO EDISI XXX 2017
Ilustrasi
Techno/ngesti
“Opportunities don’t often come along.
So, when they do, you have to grab them.”
- Audrey Hepburn 18
TECHNO EDISI XXX 2017
Opini
OSPEK Bukan Ajang Senioritas Oleh : Fyantina Eka Priliawati
Doc. TECHNO
Doc. TECHNO
Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus atau lebih dikenal dengan sebutan OSPEK, merupakan suatu bagian dari 'ritual' penyambutan calon mahasiswa baru (maba.red). Kegiatan Ospek tersebut umumnya dilakukan mulai dari tingkat universitas dilanjutkan di ospek tingkat fakultas sampai ke ospek tingkat jurusan atau program studi pilihan dari maba. Berdasarkan keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor 25 tahun 2014 tentang Panduan Umum Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru, tujuan dari ospek merupakan pembekalan kepada mahasiswa baru agar dapat lebih cepat beradaptasi dengan lingkungan kampus, khususnya kegiatan pembelajaran dan kemahasiswaan. Namun, bukan rahasia umum lagi bahwa ajang penyambutan tersebut kental dengan nuansa senioritas. Benarkan demikian? Ospek di beberapa kampus tercatat memiliki sejarah senioritas bahkan perpeloncoan terselubung
dengan dalih penegakan kedisiplinan. Senioritas tersebut biasanya berawal dari maba yang melanggar ketentuan, melakukan kesalahan, atau dianggap tidak patuh terhadap panitia yang merupakan senior mereka. Sehingga diberikan suatu hukuman atau peringatan dengan tujuan tidak ada pengulangan pelanggaran selanjutnya. Hampir setiap tahun masyarakat disuguhkan berita yang berkaitan dengan perpeloncoan yang bahkan sampai menelan korban jiwa. Orientasi yang seharusnya menjadi ajang pengenalan lingkungan belajar dengan segala aturannya, justru menjadi tragedi berdarah. Hal ini disebabkan adanya oknum senior yang terkadang membuat pelaksanaan orientasi ini menyimpang dari aturannya. Celakanya, hal tersebut justru seakan turun temurun dan mendarah daging. Bahkan, ia yang pernah menjadi 'korban' senioritas justru mendaftar menjadi panitia ospek dengan niat pembalasan dendam. Ironis bukan?
19
TECHNO EDISI XXX 2017
Opini Akan tetapi, tunggu dulu. Setiap kampus memiliki cara tersendiri untuk 'memahasiswakan' siswanya melalui ospek. Di beberapa kampus (Seperti di UB), kegiatan ospek dominan dengan pemberian tugas-tugas seperti pembuatan tribut, membuat video, menulis esai, menulis karya ilmiah, dsb. Selain itu, ospek diisi oleh kegiatan-kegiatan lain seperti pemberian materi dan acara-acara games ringan. Namun, tidak jarang kampus yang memberikan tekanan lebih terhadap para junior mereka dengan cara pelatihan mental atau fisik yang masih tergolong ringan. Tetapi ada pula kampus-kampus yang menerapkan aksi kekerasan dengan alasan kedisiplinan. Sudah banyak yang meninggalkan tradisi penindasan fisik ini, dan memilih metode verbal. Namun, bukan berarti tanpa masalah. Peringatan secara verbal melahirkan bentuk penindasan baru karena dianggap hanya sekedar mentransformasi bentuk kekerasan fisik menjadi verbal. Peringatan verbal yang digunakan justru kebablasan sampai menggunakan kata - kata kasar atau bahkan umpatan yang tak sepatutnya digunakan. Penanaman nilai-nilai sakral tersebut berubah menjadi bentuk penanaman ketakutan. Bahkan muncul ideologi “senior selalu benar, senior tidak pernah salah�. Jika melawan senior, mereka akan mendapatkan hukuman tertentu sehingga kadang sebagian besar dari peserta memilih untuk diam. Lalu apa yang terjadi? Lagi-lagi penekanan. Penindasan secara psikologis. Buah dari kekerasan psikologis ini adalah kekerdilan berpikir, pelecehan etika dan moral, mematikan kreatifitas, menumbuhkan dendam, meruntuhkan motivasi dan dampak lain. Lalu, mengapa ospek masih berjalan? Momen ospek inilah proses perubahanperubahan awal dari siswa menjadi mahasiswa dilakukan. Apa jadinya jika di suatu kampus tidak
ada kegiatan ospek sama sekali? Bagaimana mahasiswa akan mengenal kampusnya, mengetahui esensi dari gelar mahasiswa yang mereka sandang dan dielu-elukan, dan sederet hal dasar lainnya? Bahwa sejatinya mahasiswa tidak datang hanya untuk belajar, mendapat nilai, lulus, serta mendapat gelar, tapi lebih dari itu. Setuju atau tidak, ospek atau pengenalan kehidupan kampus tetap dibutuhkan oleh para mahasiswa baru untuk 'memahasiswakan' mereka dari fase siswa. Yang menjadi permasalahan adalah penggunaan metode apa yang digunakan. Apa pun metodenya, yang terpenting ialah metode tersebut tidak menyimpang dari peraturan yang telah ditetapkan. Nilai-nilai yang perlu ditanamkan kepada maba ialah memahami peran dari mahasiswa sebagai agent of change, iron stock dan moral of voice, serta cinta tanah air. Jika kita berkaca pada beberapa negara maju, kesan ospek yang diberikan sungguh sangat berbeda. ospek yang dilakukan benar – benar dilakukan sesuai dengan tujuannya, yaitu pengenalan sistem akademik dan kehidupan kampus. Seperti di Jerman, Belanda, dan USA, pengenalan kehidupan kampus justru dikemas dengan asik dan menyenangkan. Tradisi budaya boleh berbeda, namun tidak ada salahnya apabila kita bisa mengambil sisi positif dari hal yang berseberangan. Momen sakral. Titik awal peresmian kata “maha� akan melekat mengawali kata siswa. Selama ospek berlangsung, maba memberikan kesan pertama terhadap fakultas, alamater, dan senior. Kampus adalah tempat berkumpulnya para ilmuwan dan intelektual. Perlu adanya sinergisme panitia dengan civitas akademika untuk menghadirkan ospek yang menyenangkan dan mencerdaskan. Apapun tujuannya, bagaimanapun metodenya, 'memanusiakan manusia' adalah yang utama. (Fyan)
Fyantina Eka P Penulis merupakan mahasiswi S1 Ilmu dan Teknologi Pangan,Fakultas Teknologi Pertanian. Selain kesibukannya di dunia perkuliahan, penulis juga menjabat sebagai Pimpinan Umum LPM TECHNO 2017.
20
TECHNO EDISI XXX 2017
Techno Share
TECHNO PRESENT 2K17
T
echno Present (TP.red) merupakan The Biggest Event dari LPM Techno yang diselenggarakan tiap satu tahun sekali. Acara ini sangat dinanti-nantikan oleh mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian (FTP.red) karena tiap tahun selalu menghadirkan keseruan tersendiri. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, TP kali ini mengusung tema “The Fabulous Indonesian Youth Generation: Inovative, Inspirative and Dedicative Through Social Media”. Seperti yang kita ketahui, media sosial merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari terutama bagi kawula muda. Pada dasarnya, media sosial diperlukan untuk komunikasi serta sebagai sarana untuk mendapatkan dan berbagi informasi. Tidak hanya itu, media sosial dapat pula digunakan untuk tujuan yang lebih luas dan beragam. Media sosial dapat digunakan sebagai sarana berprestasi, menginspirasi, bahkan sebagai sarana untuk “mengubah” masa depan. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini TP berusaha memfasilitasi mahasiswa untuk berprestasi dan menginspirasi orang lain melalui media sosial. Tema TP tahun ini diharapkan dapat menarik minat generasi muda agar lebih memiliki jiwa inovatif, inspiratif, serta dedikatif pada era teknologi ini. Generasi muda sebagai penerus bangsa harus mampu menggali potensi yang ada, berpikir kritis dan kreatif, mampu menginspirasi orang-orang sekitar, dan berdedikasi pada negeri. LPM Techno melalui great event TP menghadirkan 3 rangkaian acara yaitu lomba, launching majalah, dan talkshow. Ketiga rangkaian acara tersebut akan diselenggarakan selama 3 bulan
21
berturut-turut. Acara yang pertama ialah lomba vlog (video-blog) yang menampilkan kegiatan positif di masyarakat, dikemas sekreatif mungkin dalam sebuah video yang berdurasi 5-7 menit. Lomba dibuka untuk umum dengan batas usia peserta 15-25 tahun. Pendaftaran dan pengiriman vlog telah dilakukan dari tanggal 22 Agustus hingga 23 September 2017. Acara yang kedua ialah launching majalah Techno yang akan diisi dengan kegiatan diskusi yang membahas majalah itu sendiri. Sedangkan acara yang ketiga sekaligus puncak acara TP ialah talkshow yang akan diselenggarakan pada awal bulan Oktober 2017. Talkshow dibuka untuk umum, dan akan berlangsung di Universitas Brawijaya. Pada puncak acara tersebut akan diumumkan pemenang lomba vlog dari karya terbaik yang telah dikirimkan. “Berlangsung pada 3 bulan berturut-turut bukanlah hal yang mudah. Setiap individu yang terlibat dalam acara ini harus mampu meng-handle setiap project. Hal ini dikarenakan TP bertepatan dengan acara lain di FTP juga. Techno present kali ini akan dipenuhi keseruan pada setiap rangkaian acaranya, jadi sayang jika terlewatkan,” ujar Rois selaku ketua pelaksana TP 2017 ini. (Icha)
TECHNO EDISI XXX 2017
source: pinterest
Sortasi
Keren Saintek atau Soshum? Dalam dunia pendidikan khususnya perguruan tinggi, dikenal istilah saintek dan sosial humaniora atau soshum. Saintek merupakan gabungan dari ilmu sains dan teknologi, dimana penekanannya lebih kepada ilmu tentang alam dan mempertimbangkan hasil analisis terhadap data pengukuran yang diperoleh dari observasi pada gejala alam. Ranah pekerjaan dari lulusan saintek diantaranya adalah ahli mekanik, dosen, arsitek, dokter, dan lainlain. Berbeda dengan saintek, soshum mempelajari tentang gejala dan masalah sosial. Studi sosial lebih bersifat pemecahan masalah secara langsung dan mendesak, sehingga pendekatan yang digunakan bersifat interdisipliner, multidisipliner dan terpadu. Prospek kerja jurusan soshum diantaranya adalah pengacara, psikolog, jurnalis, pebisnis, akuntan, notaris, dosen, dan sebagainya. Sebagian besar masyarakat Indonesia beranggapan bahwa jurusan saintek (IPA) lebih keren, lebih unggul, dan lebih mudah masuk universitas. Hal ini dapat dilihat pada pendidikan setingkat SMA, sebagian besar siswa memilih jurusan IPA. Pihak sekolah pun biasanya membuka kelas IPA dengan jumlah lebih banyak daripada jumlah kelas IPS dan
Bahasa. Selain itu, berdasarkan data dari Kemristekdikiti, diketahui bahwa mayoritas untuk pilihan pertama bidang kuliah yang dipilih siswa pada SNMPTN 2010 adalah bidang teknik dan kesehatan yang keduanya termasuk dalam kelompok saintek. Sehingga, dapat diketahui bahwa saintek masih mendominasi pilihan masyarakat. Namun, benarkah jurusan IPA lebih keren dan unggul juga di dunia kerja? Menurut Himma, alumni FTP yang saat ini telah bekerja, di dunia kerja tidak ada eksklusivitas mengenai kelompok saintek maupun soshum. Semuanya memiliki kadar kepentingan masing-masing, misalnya untuk membuat sebuah jalan yang baru tentu diperlukan seorang saintek untuk keperluan teknik pembuatannya. Namun, tanpa seorang soshum, jembatan tersebut juga tidak akan terlaksana dengan baik karena mereka yang akan mengurus berbagai hal mengenai hubungan antara dua wilayah yang akan dihubungkan dengan jembatan tersebut. Keunggulan dalam pekerjaan bukan dilihat dari kelompok mana seseorang berasal, tetapi, seberapa cakap ia menyelesaikan tugas dengan hasil yang
22
TECHNO EDISI XXX 2017
source: google
Sortasi
memuaskan bagi semua pihak. “Dari segi luasnya lapangan pekerjaan, peluang yang ditawarkan sebenarnya sama saja antara saintek maupun soshum. Hanya saja, soshum biasanya lebih terlihat banyak karena hakikat mereka yang memang selalau show up. Jadi, semua tergantung usaha masingmasing,” tambahnya. Dilihat dari segi gaji, antara saintek dan soshum tidak bisa disetarakan atau dikelompokkan dengan mudah. “Masalah gaji tidak selalu bisa dibandingkan karena tergantung perusahaan juga. Semakin besar perusahaan maka semakin besar gaji dan tunjangan yang diperoleh sehingga masalah gaji tidak bisa dijadikan patokan mana yang lebih unggul,” jelas salah seorang alumni THP yang tidak bersedia disebutkan namanya. Ironisnya, saat ini, lulusan perguruan tinggi banyak yang bekerja tidak sesuai dengan bidang keilmuan yang dipelajari di bangku perkuliahan. Hal ini dapat diketahui dari beberapa sumber, salah satunya dari laman CNN money, menyatakan bahwa sekitar 40% lulusan sarjana di Indonesia bekerja tidak sesuai dengan bidang ilmunya. Menurut Himma, ketika seseorang sudah berada di posisi job seeker yang harus bersaing dengan ribuan orang, maka pergeseran pemilihan lapangan kerja kemungkinan besar akan terjadi. Hal tersebut diakibatkan oleh faktor internal dalam diri seorang job seeker seperti gengsi maupun faktor eksternal seperti lapangan kerja yang
sangat terbatas. Padahal, mendapatkan pekerjaan yang linier dengan disiplin ilmu sangatlah penting karena ilmu yang selama ini didapatkan semasa kuliah berpengaruh besar pada pekerjaan meskipun pada praktiknya banyak yang berbeda jauh dengan teori. “Menciptakan pekerja yang tidak ahli sesuai bidang ilmu yang dimilikinya ibaratnya seperti orang yang membeli sesuatu tetapi tidak digunakan. Jadi, bekerja sesuai bidang ilmu itu sangat penting agar menjadi pekerja yang matang, baik dalam ilmu maupun pengalaman,” ungkap Trisna, salah seorang alumni UB yang berprofesi sebagai notaris. “Melencengnya pekerjaan yang diperoleh biasanya dialami oleh lulusan saintek, karena keilmuan soshum bisa dipelajari sambil jalan, kecuali soshum yang lebih paten seperti hukum. Sementara, untuk soshum lebih susah beralih ke saintek karena keilmuan dasar saintek sangat sulit didapatkan di luar pendidikan formal,” ungkap Himma. Dapat disimpulkan bahwa antara saintek dan soshum tidak selalu bisa dibandingkan, terutama masalah “keren yang mana”. Masing-masing memiliki ranahnya sendiri-sendiri. Mau masuk saintek ataupun soshum tidak masalah selama sesuai dengan potensi individu. Pekerja yang lebih unggul bukanlah mereka yang berasal dari golongan tertentu, melainkan pekerja yang cakap melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya. (Dela, Fitri Haryanti, Af'idatul)
23
TECHNO EDISI XXX 2017
Persimpangan Oleh : Af'idatul Luthfita
Mentari telah tinggi, ini bukan lagi pagi Usia tak lagi muda, meski belum senja Dia mematung, masih mematung, dan terus mematung Kawan‌ rupanya ia bingung Kabut-kabut menutup jalan Membayangi angan menggelapkan pikiran Sayang‌ Dia buta, hati dan harapan Bukan! Itu bukan kabut‌.ini bukan lagi pagi! Mentari telah tinggi, kabut itu hanya ilusi Dia‌ Kenapa tak mencoba? Bahkan tiap jalan ada rintangan Tiap jalan ada tantangan Tiap jalan ada pertolongan Dia pengecut! Dia salah menaruh takut Dia tak mati karena gelap Dia tak mati karena buntu Dia tak mati karena nyeri Dia kan mati karena ragu Nyawa direnggut waktu Pada persimpangan itu
Perjalanan
dok. Google
Belajar dari Serunya Sistem Pendidikan di Negara Jerman
Pendidikan merupakan suatu hal yang wajib didapatkan oleh setiap anak di dunia, sehingga setiap negara di belahan dunia memiliki suatu sistem pendidikan dan kurikulum yang berbeda diterapkan kepada siswanya. Begitu pula dengan Jerman, salah satu negara yang terkenal dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Beragam jenjang sekolah dan pelatihan kerja dapat diakses oleh seluruh masyarakat karena pada dasarnya Jerman membebaskan seluruh biaya sekolah atau gratis. Para orang tua hanya dibebankan oleh biaya buku dan alat tulis, sedangkan untuk buku pelajaran telah disediakan oleh sekolah. Oleh karena itu, di Jerman berlaku wajib sekolah untuk semua anak. Namun, kewenangan untuk pendidikan sekolah terletak pada negara bagian. Oleh sebab itu, terdapat sistem pendidikan, kurikulum, dan jenis sekolah yang berbeda-beda di berbagai negara bagian. Kesesuaian atau kesetaraan pendidikan sekolah dan tanda lulus-nya dijamin oleh Konferensi Tetap Para Menteri Kebudayaan Negara Bagian (KMK.red). Sistem pendidikan di Jerman hampir sama seperti di Indonesia yakni dimulai sejak usia dini serta wajib sekolah selama 9 atau 12 tahun tergantung dengan kewenangan di setiap negara bagian.
Pendidikan di Indonesia biasa dimulai dari 6 tahun SD, 3 tahun SMP, dan 3 tahun SMA. Akan tetapi, di Jerman terbagi menjadi 5 golongan yaitu, kinderkrippe atau penitiapan anak kurang dari usia 2 tahun, Kindergarten atau taman kanak-kanak, Grundschule atau sekolah dasar, sekolah lanjutan yang terdapat 3 jenis yaitu Hauptschule, Realschule, dan Gymnasium. Setelah itu, dapat melanjutkan ke jenjang universitas. Di Indonesia, Kinderkrippe mungkin juga dikenal dengan penitipan anak usia dini dimana anak dibawah usia 3 tahun akan diajak bermain oleh para pengasuh di satu tempat. Akan tetapi, di Jerman anakanak tersebut akan diajak dan bermain di taman dengan ditemani oleh beberapa pengasuh. Oleh karena itu, jasa ini sering digunakan oleh para orang tua selama bekerja. Pemerintah tidak memberikan subsidi pada tahap Kinderkrippe sehingga para orang tua harus membayar biaya pengasuhan itu sendiri. Apabila anak-anak tersebut telah mulai menginjak usia 3 hingga 6 tahun akan dilanjutkan pada tahap kindergarten atau taman kanak-kanak dimana pada tahap ini anak-anak tidak diajarkan pelajaran membaca dan menulis selayaknya taman kanak-
25
TECHNO EDISI XXX 2017
Perjalanan
Kelas 5 Otto Hahn Gymnasium
dok. Google
Bunnen tag SD Brudergrim, hari anak-anak untuk tampil di panggung
banyak dimana mereka pun diharuskan untuk menulis secara tegak bersambung. Oleh karena itu, tipe tulisan orang Jerman tidak mudah untuk dibedakan satu dengan yang yang lain. Bukan hanya cara menulis huruf, tetapi juga menuliskan angka pun diajarkan cara menulis dan bentuknya. Beberapa tulisan angka Jerman sedikit berbeda dengan Indonesia terutama untuk angka 1 dan 8, dimana angka 1 terlihat seperti huruf A tapi tanpa penghubung. Sedangkan angka 8 seperti dua nol ditumpuk atas dan bawah. Selain kegiatan di dalam kelas, para siswa juga melakukan kegiatan di luar kelas. Olahraga pun merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh para siswa, terutama olahraga renang. Berenang merupakan pelajaran wajib yang harus diambil oleh setiap siswa SD di Jerman. Segala macam bentuk transportasi dan biaya masuk kolam renang telah ditanggung oleh sekolah sehingga anak-anak tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk mata pelajaran tersebut. Untuk dapat menjangkau ke kolam renang disediakan bus khusus (Fahrdienst) semacam bus kota yang difungsikan untuk mengantar anak-anak berenang. Pada tahap Grundschule tingkat kelulusan sorang siswa untuk dapat melanjutkan ke sekolah lanjutan tidak terdapat ujian khusus semacam UN. Anak-anak tersebut hanya perlu mengikuti ujian semester. Hasil ujian semester itulah yang digunakan untuk mendaftar ke sekolah lanjutan seperti Hauptschule, Realschule, dan Gymnasium. Setelah menempuh ujian semester di Grundschule anak-anak akan mendaftar ke sekolah lanjutan, dimana terdapat 3 kategori sekolah lanjutan yaitu Hauptschule yang khususnya untuk anak-anak bermasalah, anak berkebutuhan khusus atau anak yang memiliki nilai buruk di sekolah. Kemudian, setelah lulus dari Realschule biasanya anak-anak akan langsung melanjutan ke berufbildung. Berufbildung yaitu, sebuah sekolah pekerjaan yang mengajarkan keahlian k h u s u s k e p a d a s e t i a p s i s w a dok. Google
dok. Google
kanak di Indonesia. Mereka diajarkan untuk melakukan kegiatan seperti bermain di spielplatz (ayunan, naik sepeda, main pasir, seluncuran, dll), mewarnai, menggambar, membuat prakarya atau basteln, berenang, olah-raga, belanja, membuat kue bersama, dan sebagainya. TK di Jerman sendiri sangat berbeda dengan di Indonesia dimana biasanya anak TK hanya belajar dari pukul 7 hingga 9 pagi sedangkan di Jerman terdapat 2 jenis TK yakni fullday dan setengah hari. TK fullday mulai dari pukul 8 pagi hingga 4 sore. TK setengah hari, kelas pagi dari pukul 8 pagi hingga pukul 1 siang atau kelas sore dari pukul 1 hingga 5 sore. Beberapa TK di negara bagian juga mendapatkan subsidi sehingga anak-anak dapat menikmati fasilitas secara gratis. Grundschule atau SD di Jerman hanya berlangsung selama 4 tahun atau dapat dikatakan hanya sampai kelas 4. Grundschule hanya diperkenankan untuk anak-anak yang sudah berumur di atas 6 tahun. Apabila pada saat ajaran baru, umur anak yang baru menginjak 5 tahun 10 bulan, tidak diperkenankan untuk melanjutkan ke SD. Anak tersebut akan tetap di Schulkindergarten atau kelas khusus sebelum masuk ke SD. Pemerintah Jerman menerapkan sekolah Grundschule yang terdekat dengan wilayah tempat tinggal siswa sehingga para orang tua tidak bisa memilih tempat SD dan diharapkan anak-anak dapat bersekolah dengan berjalan kaki atau naik sepeda. Buku dan alat tulis juga telah ditentukan jenis dan mereknya. Seperti pensil warna yang digunakan di sekolah adalah merek Staedler, sedangkan bolpoin, pensil, dan penghapus yang digunakan adalah merek Pelikan, serta semua alat tulis dan pensil warna yang diwajibkan oleh sekolah berbentuk segitiga. Menurut orang Jerman alat tulis berbentuk segitiga akan memudahkan anak untuk memegang alat tulis. Cara memegang alat tulis dan pensil warna pun sudah ditentukan oleh pihak sekolah dimana para siswa mengatakan bahwa cara tersebut tidak membuat tangan lelah meskipun harus menulis
26
TECHNO EDISI XXX 2017
Perjalanan
kelas yang menyarankan anak mengambil mata pelajaran bahasa Jerman tambahan agar lebih lancar dan menguasai. Sekolah Gymnasium dimulai dari jam 7.45 hingga jam 1 siang. Namun, biasanya para siswa tidak langsung pulang seusai sekolah untuk mengikuti kegiatan ekstrakulikuler. Kegiatan ekstrakulikuler dilakukan hingga jam 3 sore dengan pilihan antara lain: berenang, panjat tebing, teater, atau Bahasa Jerman. Yang menarik dari pelajaran yang mereka emban adalah pelajaran agama. Pelajaran agama di kelas 4 dan 5, tidak hanya mempelajari agama Kristen, tetapi juga agama Islam dan Yahudi. Dasar-dasar ajaran ketiga agama tersebut diajarkan di kelas. Anakanak juga diajak mengunjungi tempat ibadah, katedral atau gereja Katolik, gereja Evangelis atau gereja protestan, masjid dan sinagong atau tempat beribadah orang Yahudi. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan setelah anak berusia 18 tahun sudah bisa memilih agama yang sesuai dengan hatinya. Yang lebih menarik lagi dari sistem bebas biaya pendidikan di Jerman diperoleh dari pajak. Pajak penghasilan di Jerman dapat dibilang sangat tinggi yang mana dari 100% gaji pokok yang diperoleh 50% digunakan untuk membayar pajak. Sehingga berdasarkan hasil pengumpulan pajak tersebut dialih fungsikan oleh pemerintah sebagai uang sekolah bagi seluruh masyarakatnya. (Sukma, Daning)
“Pendidikan merupakan suatu halyang wajib didapatkan oleh setiap anak di dunia.�
dok. Google
terutama dibidang teknik sehingga mereka dapat bekerja dengan kemampuan yang baik. Akan tetapi, anak-anak di Realschule tidak dipersiapkan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi melainkan lebih ke bidang kerja. Selanjutnya, Gymnasium yaitu, sekolah bagi anak-anak yang nantinya akan melanjutkan ke perguruan tinggi sehingga mereka akan bersekolah hingga kelas 12 kemudian melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Siswa kelas 5 dan 6 di Gymnasium akan disediakan modul setiap materi pelajaran secara cuma-cuma alias gratis. Dalam modul tersebut terdapat beberapa tugas yang harus dikerjakan kemudian di bendel per mata pelajaran. Jadi sistem pembelajaran Gymnasium di sana sudah seperti sistem kuliah di Indonesai. Pada mata pelajaran IPA para siswa akan melakukan suatu percobaan di laboratorium dan kemudian membuat laporan di kertas khusus. Mata pelajaran untuk siswa kelas 6 Gymnasium sendiri antara lain: IPA, matematika, geografi, sejarah, agama, kesenian, bahasa Jerman, bahasa Perancis, dan bahasa Inggris. Khusus untuk pelajaran bahasa Jerman terdapat 3 macam pembelajran yakni 2 pelajaran di kelas dan 1 mata pelajaran semacam ekskul setelah sekolah usai. Wali
Fasilitas panjat tebing indoor Uni Goettingen yang juga tempat latihan ekskul anak Ottohan Gymnasium
27
TECHNO EDISI XXX 2017
Seperjuangan by: Amira Hasnanuha
Kamu, yang perlahan membenci duniamu Kamu, yang tak bisa melihat anugerahmu Kamu, yang terjebak dalam kesendirian Kamu, yang berpikir untuk menghilang Jangan tertawa bersamaku Bila kamu masih sembunyikan lukamu Sayang, menangislah bersamaku Karena itulah arti aku ada di dekatmu Jangan kamu tenggelamkan dirimu lagi Masih ada aku yang melihat hidupmu penuh arti Dan bila kamu telah buta untuk memahami Jadikan aku matamu dan telingamu untuk mengerti Tidak, jangan angkut beban ini sendiri bila kamu tak mampu Carilah aku, kita saling bahu membahu Bila Tuhan tidak memberi beban melebihi kemampuanmu Dia tidak akan menciptakan aku yang akan membantu Jangan, jangan berpikir untuk pergi Tuhan belum memanggil Jangan, jangan berpikir untuk menghilang Jalanmu masih terhampar panjang Dan bila suatu hari aku juga mulai melupakan Kamu yang akan berada disini untuk mengingatkan Jalan kita berbeda tapi kita tidak akan melepaskan genggaman Saling menguatkan hingga sampai ke ujung jalan kita penuhi panggilan Tuhan
ETALASE BUTTERFLY Fotografer : : Camera F stop : Exposure Time : : ISO
Yonatan Cahya C. Canon EOS 60D F/3.5 1/100 sec 100
SEMANGAT MUDA Fotografer : : Camera F stop : Exposure Time : : ISO
Yonatan Cahya C. Canon EOS 60D F/3.5 1/125 sec 160
OLD BUT STURDY Fotografer : : Camera F stop : Exposure Time : : ISO
29
Ananda Karina Canon 1200D F/4.5 1/500 sec 400
TECHNO EDISI XXX 2017
Foto Berita dok. pri
Peresmian Indonesia City Expo 2017 oleh Wali Kota Malang, Mohammad Anton.
KELILING KOTA INDONESIA DI INDONESIA CITY EXPO Pameran perayaan kota-kota di Indonesia yaitu “Indonesia City Expo” kembali diadakan pada tahun 2017. Acara tersebut bersamaan dengan Rapat Nasional Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Rakernas APEKSI) tahun 2017 yang dilaksanakan pada tanggal 19-23 Juli 2017 di Stadion Luar Gajayana, Kota Malang.
A
cara ini dihadiri oleh kurang lebih 70 kota dari seluruh Indonesia. Tujuan diadakannya acara tersebut, yaitu sebagai tempat untuk mempublikasikan pembangunan dalam bidang tata kota yang berkelanjutan, membuka peluang kerjasama antara pemerintah dan swasta dalam tata kelola perkotaan, membuka peluang kerjasama bisnis dan investasi antara pemerintah dan pelaku usaha dalam berbagai sektor industri, dan dapat membentuk sinergi antar pemerintah kota dalam pengembangan pembangunan perkotaan. TECHNO EDISI XXX 2017
Dengan mengangkat tema “Membangun Kelembagaan Pemerintah Daerah yang Profesional melalui Implementasi Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 2016 Tentang Organisasi Perangkat Daerah.” di dalamnya terdapat berbagai macam rangkaian acara, seperti pameran, panggung seni budaya, pesta kuliner, children playground, cinema 7D, pawai budaya, dan sebagainya.
30
TECHNO EDISI XXX 2017
Foto Berita
dok. Tribunnews
INDONESIA CITY EXPO - Walikota Malang, M. Anton memberi sambutan pembuka pada ICE 2017 dok. pri
Dengan mengangkat tema “Membangun Kelembagaan Pemerintah Daerah yang Profesional melalui Implementasi Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 2016 Tentang Organisasi Perangkat Daerah.� di dalamnya terdapat berbagai macam rangkaian acara, seperti pameran, panggung seni budaya, pesta kuliner, children playground, cinema 7D, pawai budaya, dan sebagainya.
Stand milik Kota Malang
dok. pri
MERAUP PERPUTARAN UANG YANG BESAR Perwakilan Dewan APEKSI, Yudo Pranoto mengatakan bahwa pameran tahunan bertujuan untuk mempromosikan prosuk rakyat dari berbagai kota melalui UKM yang terdapat pada kota tersebut. Produk-produk yang dijual dalam pameran seperti kuliner, pernak-pernik, dan busana mampu menarik pengunjung untuk membelinya. Setelah lima hari acara berjalan, jumlah pendapatan dari penjualan produk mencapai lebih dari Rp 1,3 Miliar. Perputaran uang tersebut lebih besar dibandingkan dengan pameran-pameran ICE sebelumnya karena skala yang jauh lebih besar serta pameran yang lebih beragam dan menarik. (Karin, April)
31
Persembahan Tarian pada Indonesia City Expo 2017
TECHNO EDISI XXX 2017
ETALASE TAK MAU KALAH Fotografer : : Camera F stop : Exposure Time : : ISO
Nur Syamsi Andi Nikon D3100 F/10 1/30 sec 100
THE DEEPEST FROM MY EYES Fotografer : : Camera Exposure Time : : ISO
Ressa Yowandita Sony A5100 1/160 sec 200
THE ROSE Fotografer : : Camera F stop : Exposure Time : : ISO
Desca Larasati Sony A5100 F/5.6 1/40 sec 4000
32
TECHNO EDISI XXX 2017
Warta TP dok. prasetya online
Kenal Lebih Dekat Fakultas Teknologi Pertanian Mendengar tentang Fakultas Teknologi Pertanian (FTP.red), masih banyak masyarakat umum yang berasumsi bahwa nantinya mahasiswa lulusan fakultas tersebut hanya akan bekerja dengan “turun” ke sawah sebagai petani. Padahal, dengan sisipan kata “teknologi” sebelum kata pertanian menandakan bahwa lingkup dunia kerja FTP cukup berbeda dengan pertanian pada umumnya. Teknologi pertanian tidak secara langsung mempengaruhi proses hidup suatu tanaman budidaya namun mendukung keberhasilan tanam, panen, dan pasca panen dengan memanfaatkan teknologi. Teknologi pertanian memiliki cakupan yang luas termasuk di dalamnya peternakan dan perikanan. Mahasiswa lulusan Teknologi Pertanian biasanya mendapatkan gelar Sarjana Teknologi Pertanian (STP.red) dengan kapabilitas sesuai dengan bidang yang ditekuninya, entah pada bidang industri, mekanik, atau pengolahan hasil pertanian. Di Indonesia, FTP terdapat di beberapa universitas antara lain Universitas Gadjah Mada (UGM.red), Universitas Brawijaya (UB.red), Universitas Jember (Unej.red), Institut Pertanian Bogor (IPB.red), dan lain-lain. Hal ini menunjukkan bahwa lulusan FTP sangat dibutuhkan di masyarakat. Prospek kerja mahasiswa lulusan ini cukup luas, bergantung pada bidang ilmunya. Mahasiswa di FTP pada umumnya terbagi menjadi beberapa kelompok ilmu yaitu keteknikan, pengolahan hasil pertanian, dan industri pertanian meskipun istilah dan klasifikasi yang digunakan bisa berbeda-beda di setiap universitas. Di UB, FTP dibagi menjadi beberapa jurusan meliputi
Teknologi Hasil Pertanian (THP.red), Keteknikan Pertanian (TEP.red) dan Teknologi Industri Pertanian (TIP.red). Jurusan THP terbagi menjadi dua program studi (prodi.red), yaitu Ilmu dan Teknologi Pangan dan prodi baru yakni Bioteknologi yang baru saja resmi dibuka pada tahun 2015. Prospek lulusan THP di dunia kerja sangat menjanjikan, terutama di industri pangan. “Mahasiswa THP sangat dipertimbangkan di dunia kerja. Masa tunggu untuk mendapatkan pekerjaan rata-rata 3 bulan, apalagi yang wirausaha tidak ada masa tunggu. Prinsipnya, selama ada manusia hidup akan selalu ada industri pangan. Kabar baiknya, di Indonesia industri pangan dan konsumennya sangat melimpah,” ungkap Erni Sofia Murtini, STP., MP., Ph.D yang menjabat sebagai ketua program studi Ilmu dan Teknologi pangan. Beliau menambahkan, mahasiswa dibekali dengan ilmu wirausaha yang diwujudkan dalam mata kuliah kewirausahaan sesuai dengan slogan UB yakni Entrepreneurial University. Industri pangan membutuhkan tenaga kerja yang memiliki keahlian khusus pada bahan pangan, baik untuk mengontrol kualitas produk, maupun untuk mengembangkan inovasi baru pada produk yang dihasilkan. Berdasarkan data yang diperoleh dari tracer study tahun 2015, sebanyak 57% lulusan THP bekerja di industri pangan dengan posisi yang beragam. Menurut Prof. Dr. Teti Estiasih, STP, MP selaku ketua jurusan (kajur.red) THP, sebagian besar posisi lulusan THP bekerja di bagian Quality Control (QC.red), Quality Assurance (QA.red), Research and Development (RnD.red), produksi, bahkan marketing.
33
TECHNO EDISI XXX 2017
Warta TP “Oleh karena itu, kurikulum disesuaikan untuk meningkatkan pengembangan di bidang ini, melalui pelatihan di luar kuliah termasuk kuliah tamu mengenai QC di Industri, HACCP, ISO dan sebagainya. Pihak akademis juga berencana memberikan pelatihan auditori internal dan Six Sigma Methodology,� tutur beliau. Selain bekerja di industri pangan, sebanyak 13% lulusan THP memilih untuk berwirausaha dan sebanyak 12% lainnya mendapatkan pekerjaan di sektor perbankan dengan posisi yang baik. Meskipun ilmu ke-THP-an tidak digunakan, mereka dapat bekerja dengan baik karena telah dibekali dengan soft skill. Sementara itu, terdapat 10% lulusan THP yang bekerja di industri non-pangan, terutama bagi lulusan yang berasal dari prodi Bioteknologi. Ranah kerja mereka lebih luas, mencakup perusahaan yang melibatkan proses fermentasi serta pemanfaatan enzim untuk menghasilkan biogas, bioetanol, dan lainlain. Sebanyak 7% lulusan THP memiliki pekerjaan utama sebagai tenaga kependidikan di perguruan tinggi, tentunya dengan bidang ilmu seputar pangan atau bioteknologi dan terdapat 1% lulusan yang bekerja di balai penelitian. Sedangkan pada jurusan Keteknikan Pertanian (TEP.red), terdapat tiga program studi yaitu Keteknikan Pertanian (TE.red), Teknik Lingkungan (TL.red), dan Teknologi Bioproses (TB.red). Bidang kerja yang ditekuni oleh lulusan TEP lebih beragam. Institusi tempat kerja bagi lulusan TEP secara umum dapat dikategorikan dalam lima bidang, yaitu industri pangan, industri non-pangan, sektor publik dan pemerintahan, balai penelitian, dan wirausaha. Persentase bidang kerja terbesar ada pada sektor publik dan pemerintahan, yaitu sebesar 29%. Lulusan TEP yang mendapatkan pekerjaan pada industri pangan tercatat sebanyak 22% dan 13% lulusan TEP bekerja di industri non-pangan. Persentase lulusan TEP yang bekerja di balai penelitian dan yang memilih untuk berwirausaha sama besar yaitu sebanyak 8%. Sedangkan 26% lulusan TEP lainnya bekerja di bidang yang beragam, baik sejalan dengan bidang ilmu selama perkuliahan, maupun pada lapangan kerja yang sangat menyimpang jauh dari seputar teknologi pertanian. Untuk program studi TE atau yang sering disebut sebagai mekanisasi pertanian, mahasiswa dibekali
dengan ilmu tentang daya dan mesin pertanian, teknik dan pengolahan hasil pertanian, teknik tanah dan tata air, energi dan listrik di bidang pertanian, lingkungan, dan rancang bangun pertanian. Dengan demikian, lulusan TE diharapkan mampu bekerja di bidang industri pertanian terutama yang berkaitan dengan mesin-mesin pertanian karena mereka telah memiliki dasar yang kuat di bidang fisika, kimia, dan matematika. Lulusan keteknikan pertanian juga dapat bekerja di Departemen Pekerjaan Umum, Departemen Kehutanan, Departemen transmigrasi, balai pertanian, perkebunan, BULOG, dan lain-lain. Berbeda dengan dua jurusan lain, jurusan TIP di UB hanya terdiri dari satu program studi saja yaitu Teknologi Industri Pertanian. Lulusan TIP memiliki prospek kerja yang cukup luas. Mereka bisa bekerja tidak hanya di industri pangan, melainkan juga di industri non-pangan yang tersebar pada beberapa divisi termasuk bagian pemasaran, sistem informasi, dan manajemen. Selain itu, lulusan TIP juga dapat bekerja di instansi milik pemerintah diantaranya Departemen Perdagangan, Departemen Pertanian, Departemen Perindustrian, perusahaan perkebunan, agrobisnis dan agroindustri, serta industri mesin pertanian. Selama di perkuliahan, lulusan TIP dibekali berbagai macam ilmu seperti industri mikrobiologi, sistem industri peralatan dan mesin pertanian, sistem industri hasil tanaman pangan, sistem indutri hasil tanaman perkebunan, dan sistem industri hasil hewan. Untuk meningkatkan kualitas lulusan TIP, sering diadakan pelatihan mengenai manajemen mutu, quality control, HACCP, dan ISO sehingga diharapkan nantinya mereka akan menjadi tenaga kerja yang ahli di bidangnya. Teknologi pertanian merupakan suatu bidang ilmu yang cakupannya sangat luas. Mahasiswa fakultas teknologi pertanian dibekali dengan berbagai ilmu yang lebih spesifik selama di perkuliahan sesuai dengan jurusannya. Selain mendalami bidang ilmu masing-masing, mereka juga dibekali dengan soft skill, salah satunya mengenai kewirausahaan. Diharapkan ke depannya, mahasiswa teknologi pertanian mampu menerapkan ilmu dan teknologi pertanian yang didapat untuk masyarakat, berjiwa entrepreneur, dan berdaya saing global. (Af'idatul, Naf, Nur Afida)
SATU KOMANDO, TP SOLID ! 34
TECHNO EDISI XXX 2017
Liputan Khusus dok. pri
dok. pri
Putus Rantai Kemiskinan dengan Wirausaha
F
akta mengenai tingginya minat usaha di kalangan mahasiswa tidak dapat dipungkiri. Hal ini terbukti dari banyaknya mahasiswa yang berjualan melalui media sosial ataupun secara langsung di lingkungan kampus. Animo berjualan seperti ini juga terjadi di kalangan mahasiswa Universitas Brawijaya (UB.red) yang berslogan Enterpreneur University. Seperti yang sering kita lihat, setiap ada wisuda, menjelang kegiatan ospek, serta selama bulan ramadhan mahasiswa gencar mempromosikan dagangannya. Bahkan, saat SBMPTN maupun seleksi mandiri UB juga tak luput dari mahasiswa yang berjualan mulai dari makanan hingga alat tulis Motif dan tujuan mahasiswa tersebut sangat bermacam-macam. Di antara mereka ada yang dituntut kepanitiaan namun ada pula mahasiswa yang berjualan karena keinginan dari lubuk hati. Mahasiswa yang berjualan atau lebih populer dengan istilah danusan untuk kepanitiaan ditarget harus menghasilkan uang dengan jumlah tertentu dalam waktu yang telah ditentukan pula. “Saya tidak merasa terbebani saat danusan karena dilakukan bersamasama. Meskipun kadang jika dagangan tidak habis harus dibeli sendiri. Kalau seperti ini ya merasa
35
agak keberatan, teman-teman juga sedikit mengeluh,� ungkap Rifka salah satu mahasiswa yang danusan untuk kepanitiaan ospek jurusan. Meski demikian, rupanya target dan tekanan dalam kepanitiaan dapat memunculkan kreatifitas berwirausaha yang dapat dilihat dari aneka produk dan sistem berjualan yang diterapkan. Biasanya mahasiswa menjual makanan baik itu dibuat sendiri maupun sistem reseller, kosmetik, kelengkapan ospek, baju bekas yang didapat dari sumbangan panitia sendiri, hingga barang-barang bekas seperti botol, kaleng dan kertas. Hasil yang diperoleh dari kegiatan danusan pun bervariasi, bahkan bisa mencapai belasan juta rupiah. TECHNO EDISI XXX 2017
Liputan Khusus
“Ada dua hal yang dapat
merubah kehidupan dan rantai kemiskinan, yaitu pendidikan dan kewirausahaan...... (Zami)
”
Saat ini, mahasiswa yang menjabat sebagai ketua umum Lembaga Kedaulatan Mahasiwa (LKM.red) bisnis di fakultasnya tersebut, telah memiliki usaha kerupuk ikan dan sambal instan berkat pendanaan. Ia memperoleh dana dari kegiatan PMW yang diselenggarakan oleh Kemristekdikti serta dari lomba-lomba bisnis yang lain. Berbekal niat memanfaatkan potensi dari daerahnya, saat ini pemasaran produknya telah masuk di beberapa daerah seperti Gresik, Lamongan, dan Surabaya . “Selain PMW, dikti juga mengadakan program KBMI yaitu Kompetisi Bisnis Mahasiswa Indonesia untuk mereka yang usahanya sudah berjalan. Alhamdulillah tim saya dapat pendanaan 25 juta rupiah,” Zami menjelaskan. Perbedaan KBMI dan PMW terletak pada target pesertanya. PMW memfasilitasi mahasiswa yang masih ingin memulai wirausaha sedangkan KBMI untuk pengembangan guna mendongkrak usahanya. Pendanaan yang diperoleh dari KBMI lebih banyak, namun persayaratannya usaha sudah harus berjalan. Selain dari pemerintah, mahasiswa yang ingin berwirausaha juga bisa mendapatkan dana dari pihak kampus karena mulai tahun ini UB mengadakan program PMW secara mandiri. Tahun ini juga pertama kalinya diadakan ekspo kewirausahaan untuk memfasilitasi PMW. “Menurut saya, dalam hal wirausaha UB lebih baik daripada kampus lain. 36
Teman-teman saya di universitas lain itu masih sulit mencari dana. Mungkin disana hanya PMW dan dananya masih sedikit, kurang terbuka,” terang Zami. Namun, ia menyayangkan pihak kampus kurang aktif mem-follow up mahasiswa yang sudah mendapatkan pendanaan karena sejauh ini masih banyak mahasiswa yang tidak merealisasikan jiwa wirausahanya dan hanya memburu dana saja. Selain itu, ia juga merasa adanya kesulitan dalam hal mentoring PMW sehingga ia berharap pihak kampus dapat bekerjasama dengan LKM yang berkaitan dengan wirausaha serta lebih aktif mem-follow up mahasiswa. Sementara untuk sesama mahasiswa ia berharap banyak yang tertarik berwirausaha serta tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ada terlebih lagi pihak kampus sudah sangat mendukung, bahkan di FTP memperbolehkan tugas akhir mahasiswa berupa kewirausahaan dengan syarat sudah berjalan selama 1 tahun. Menurut Zami, mahasiswa harus aktif mencari informasi tentang pendanaan karena masalah besar untuk memulai usaha biasanya karena terkendala masalah biaya. Baginya, ada 2 hal yang dapat merubah kehidupan dan rantai kemiskinan yaitu pendidikan dan kewirausahaan sehingga sudah selayaknya mahasiswa tidak hanya belajar dengan baik melainkan juga berwirausaha. (Af'idatul) TECHNO EDISI XXX 2017
Teknologi
Teknologi Pertanian Canggih untuk Petani Modern
T
eknologi pertanian yang diterapkan saat ini telah berkembang pesat daripada tahun-tahun sebelumnya. Banyak peralatan canggih yang digunakan untuk mempermudah pekerjaan manusia. Apa saja teknologi canggih dan kekinian tersebut?
1. Robot Pemerah Susu
sumber :. http://electronic.howstuffworks.com
Sebelumnya, manusia memerah susu hewan seperti sapi dengan menggunakan tangan. Metode tradisional tersebut membutuhkan banyak waktu dan tenaga yang dihabiskan. Saat ini, terdapat robot pemerah susu otomatis yang dapat menghemat energi dan waktu peternak. Mesin ini hanya membutuhkan satu orang untuk mengendalikan proses pemerahan susu dengan gadget pada beberapa sapi sekaligus. Tidak hanya memerah, robot ini juga dapat menghitung jumlah susu produksi setiap sapi, dan hasilnya menyatakan bahwa susu yang dihasilkan oleh robot ini mencapai dua kali lipat susu yang diperah oleh tangan manusia.
Seorang peternak menunjukkan gadget yang ia gunakan untuk memerah sapi secara otomatis
2. Sensor Nitrogen Nitrogen adalah salah satu komponen penting dalam pupuk untuk tanaman. Penggunaan nitrogen dapat meningkatkan produktivitas tanaman, namun, pemakaian nitrogen yang berlebihan dapat melukai tanaman itu sendiri, dan juga berdampak pada ekosistem air di sekitar lahan pertanian apabila nitrogen meresap ke dalam tanah. Nitrogen sensor membantu petani untuk mengetahui kondisi kesehatan tanaman, sehingga dapat memperkirakan jumlah pupuk yang dibutuhkan oleh tanaman. sumber: http://electronics.howstuffworks.com
Petani mengetahui kesehatan tanaman secara otomatis
3. Penanda Elektronik Penanda elektronik ini dilengkapi dengan Pengidentifikasi Frekuensi Radio yang terhubung pada antena yang dimiliki oleh peternak, sehingga peternak dapat mengetahui kapan dan seberapa banyak ternak-ternaknya makan. Selain pada telinga, penanda ini juga dapat dipasangkan pada kaki hewan, sehingga peternak dapat mengetahui seberapa lama hewan berdiri untuk memperkirakan kesehatan hewan. sumber : http://electronics.howstuffworks.com
Sapi yang diberi penanda elektronik pada telinganya
37
TECHNO EDISI XXX 2017
Teknologi 4. Penanam Hibrida Jenis benih tanaman yang berbeda pasti juga membutuhkan jenis tanah yang berbeda. Dengan penanam hibrida ini, petani dapat mengganti jenis bibit yang akan ditanam tepat ditengah-tengah proses penanaman, sehingga petani bisa menanam benih sesuai dengan tipe tanahnya dengan lebih cepat dan efisien. sumber : http://electronics.howstuffworks.com
Penanam multi-hibrida ini memungkinan petani untuk mengganti tipe benih saat proses penanaman berlangsung
5. Aplikasi Irigasi Petani harus memastikan bahwa tanamannya telah mendapatkan air yang cukup. Aplikasi bernama SmartIrrigation ini membantu para petani untuk mengetahui kapan tepatnya tanaman-tanaman perlu diberi air, dengan memperhatikan asupan H2O harian tanaman tersebut dan dilengkapi dengan GPS untuk mengetahui kemungkinan adanya hujan lokal di daerah setempat, sehingga penggunaan air menjadi jauh lebih efektif. sumber : http://electronics.howstuffworks.com
Aplikasi irigasi pintar ini membantu petani untuk mengatur irigasi, dengan mempertimbangkan kemungkinan hujan lokal
sumber : http://electronics.howstuffworks.com
6. Traktor Tanpa Awak Kesan yang ditimbulkan saat mendengar “traktor tanpa awak� mungkin sedikit menakutkan, karena tidak ada pengemudi yang mengontrol traktor tersebut. Traktor tanpa awak ini bekerja dengan meniru cara kerja mereka saat pertama kali digunakan dengan menggunakan pengemudi. Dengan teknologi ini, petani akan dapat menghemat waktu dan tenaga yang dibutuhkan untuk menggemburkan tanah mereka. (naf)
Traktor inovasi terbaru yang tidak membutuhkan pengemudi untuk beroperasi
38
TECHNO EDISI XXX 2017
Masa Depan untuk Sarah By : Ajeng Khorirodatul Djannah
Semilir angin pagi menyapaku, menerobos jendela menyentuh lembut kulit wajahku. Aku sudah berpakaian rapi untuk pergi ke sekolah. Buku-buku dalam tas sudah siap menemaniku belajar hari ini. Aku beranjak dari tempat tidur menuju ruang makan. Beberapa lembar roti sudah tersedia di meja, siap aku santap untuk sarapan. Kulihat ayah duduk disana sedang menyeruput kopi buatan ibu, sedangkan ibu masih sibuk membuatkan aku segelas susu. “Entahlah Yah, aku masih belum berpikir soal kuliah,” jawabku dingin. “Gimana? Sudah menemukan jurusan yang cocok?” tanya ayah tibatiba. Aku selalu merasa malas jika ayah menanyakan itu lagi. “Kamu itu udah kelas tiga SMA. Masa belum ada pandangan sama sekali mau masuk universitas mana,” jawab ayah setengah protes. Aku hanya bisa diam jika ayah mulai membahas tentang kuliah. “Sudahlah Ayah, pagi-pagi kok ngajak berdebat,” ibu datang membawakan segelas susu hangat untukku. “Ibu ini... bukankah harus dari sekarang dia mikir kuliah? Ini kan demi masa depannya juga,” ayah sedikit jengkel. Nafsu makanku hilang. Roti yang telah tersaji di meja segera aku masukkan ke kotak bekal. “Sudahlah… Sarah mau berangkat sekolah dulu,” aku bergegas meraih tangan ayah dan ibu untuk berpamitan setelah menghabiskan segelas susu. Sepanjang perjalanan aku hanya memikirkan jawaban apa yang akan kusampaikan ke ayah jika ia menanyakan masalah kuliah lagi. Huhh entahlah yang jelas aku tak ingin kuliah. Menurutku, kuliah hanya menghabiskan waktu, biaya, dan tenaga. Lagipula untuk apa aku kuliah, toh sekarang banyak sarjana yang menjadi pengangguran. Sebaliknya, tak jarang mereka yang lulusan SMA sudah memiliki pekerjaan yang gajinya cukup besar, seperti mbak Dewi tetanggaku. Ia hanya lulusan SMK dan sekarang bekerja di sebuah BUMN dengan gaji mencapai dua juta per bulannya. *** Aku melihat sebuah mobil terparkir di depan rumahku saat aku pulang dari sekolah.
“Mobil siapa itu? Pasti pemiliknya sangat kaya, bagus gitu mobilnya,” gumamku dalam hati. Di depan rumah aku clingukan ingin tahu siapa yang datang. Kulihat seorang laki-laki paruh baya duduk di sofa ruang tamu. “Wah Sarah, kamu sudah besar ya,”orang itu menyapaku lebih dulu. Aku segera menyalaminya sambil berusaha mengingat-ingat siapa lelaki yang berpakaian casual tapi modis ini. Ayah danibuku hanya tersenyum, kemudian laki-laki itu menyambung pembicaraannya lagi. “Sarah pasti lupa dengan saya,”wajahnya menunjukkan antusiasme yang tinggi. “Itu Om Andre adik iparnya ayah kamu,” ibuku menjelaskan. “Dia sekarang bekerja di Amerika lo Sar,” tambah ayahku tak ingin ketinggalan. Lalu om Andre mulai berbicara panjang lebar. “Om dengar kamu sudah kelas tiga SMA ya? Nah tujuan Om ke sini ingin menawari kamu beasiswa di Amerika. Setelah lulus nanti kamu bisa langsung bekerja di tempat Om,” jelasnya tanpa basa-basi. “Amrik Om?” tanyaku keheranan. “Iya, kenapa?” ia menyahut dengan santai. Aku hanya diam dan mulai menatap ayah dan ibuku. Apakah mungkin aku bertahan di sana, beradaptasi dengan lingkungan asing, bahasa asing, orang asing, dan kebudayaan yang asing pula? “Itu tempatnya bagus loh, sangat menjanjikan untuk masa depanmu nanti,” ayah tak kalah antusias. “Tentu kak. Asrama gratis, dapat uang saku, universitas favorit, dan semua lulusannya terjamin. Kakak tidak usah khawatir kalau Sarah kuliah di sana. Buktinya saya yang dulunya wong ndeso sekarang cukup sukses,” om Andre begitu bersemangat. “Kamu benar, Andre. Tapi Sarah harus punya semangat tinggi biar bisa seperti kamu begini,” ayah melirik ke arahku seolah memberi sinyal halus agar aku bersedia ikut om Andre. Aku tak bisa tidur. Pembicaraan siang tadi terus terngiang di kepala. Apa yang bisa dilakukan anak desa sepertiku? Apalagi aku perempuan. Mau sekolah setinggi apapun pasti ujung-ujungnya berlabuh di dapur. Tapi ayah sangat berharap agar aku menjadi sarjana. Setiap kali aku bertanya “Kenapa harus aku?” beliau selalu menjawab “Ya karena kamu anak ayah satu-satunya”. Susah sekali kalau sudah seperti ini.
***
Hari Minggu pagi aku merasa bosan di rumah. Aku memutuskan untuk jogging ke taman. Tiba-tiba kulihat seorang anak laki-laki berpakaian lusuh yang memegang sebuah buku. Ia dijahili beberapa anak yang bermain di situ. Aku mencoba menghampirinya dan mengusir anak-anak yang jahil. “Kamu tidak apa-apa, Dik?” aku mengkhawatirkannya. “Iya kak, baik-baik aja. Terima kasih, Kak,” jawabnya malu-malu. “Iya sama-sama, apa yang kamu bawa itu?” tanyaku penasaran. “Oh… ini buku cerita, Kak. Aku ingin sekali sekolah biar bisa membaca, menulis, dan berhitung. Ini aku minta dari tukang loak,” ia begitu polos namun semangat belajarnya tinggi. Ada yang tersentil di dalam lubuk hatiku. Aku tidak mampu berbicara apa pun sementara anak itu mulai menatapku lalu melanjutkan bicaranya. “Kakak ini pasti orang yang pintar dan terpelajar. Aku ingin deh seperti kakak, tapi ayahku hanya seorang pemulung, Kak,” ia sedikit murung kali ini. “Kenapa kamu ingin sekolah?” aku semakin penasaran. “Sekolah itu penting, Kak. Selain mendapat ilmu dari buku, ayah bilang kita juga mendapat pendidikan moral. Tapi aku heran Kak kenapa yaa orang-orang kaya tidak sekolah dengan sungguh-sungguh. Aku sering melihat anak-anak berseragam bolos sekolah, kadang nongkrong di warung kopi saat jam sekolah. Seharusnya mereka kan bersyukur bisa sekolah tanpa harus memikirkan biaya, sedangkan aku ingin sekali sekolah tapi gak ada biaya,” jelasnya. Aku sangat tertegun mendengar perkataan bocah kecil nan polos itu, keinginannya untuk sekolah sangat besar namun ayahnya tak punya biaya sedangkan aku yang serba kecukupan dan ayahku mampu menyekolahkanku malah aku tak ingin kuliah. “Hmm… kamu kalau mau belajar datanglah ke rumahku. Ada banyak buku di sana,” tak ada yang bisa aku ucapkan selain itu, dan si bocah kecil pun tampak begitu gembira mendengar ucapanku. Suatu sore, aku sedang menonton televisi, bersantai di ruang tamu. Ujian nasional telah usai seminggu yang lalu. Aku tidak belajar sama sekali seminggu ini, termasuk persiapan masuk perguruan tinggi. Ayah selalu menegurku namun aku selalu beralasan ingin mendinginkan kepala dulu setelah sekian lama melewati ujian yang panjang. Kami seringkali berdebat tiap sarapan hingga pernah suatu kali Ayah sangat marah dan mendiamkan aku beberapa hari. Ibuku sangat sedih melihat kami, beliau tipe orang yang perasa dan pemikir.
“Assalamu'alaikum, mbak Ning!” terdengar suara orang dari arah teras. Aku segera berlari membuka pintu. “Wa'alaikumsalam…eh Paman. Silakan masuk, Ayah sama Ibu ada di dalam,” aku menyalami ipar ibuku itu. Paman sering datang kemari, beliau sangat baik dan sering membantu keluarga kami. “Kamu lagi ngapain, Sar? Maaf ya paman mengganggu. Ada masalah penting yang harus dibicarakan sama Ayah dan Ibumu. Paman langsung masuk aja, ya,” jawab paman buru-buru. Aku penasaran mengapa paman begitu panik, dan aku pun menguping pembicaraan mereka dari lorong dekat ruang makan. Meski samar-samar, aku masih bisa menangkap pembicaraan paman dengan orangtuaku. “MasyaAllah, Dik…sejak kapan? Sekarang gimana keadaan istrimu?” ibuku sangat khawatir. “Gimana awalnya, Rud? Sekarang di rumah sakit sama siapa? Kok bisa kecelakaan gimana ceritanya?” ayahku ikut panik. “Istriku dari rumah mau ke toko. Karena kesiangan dia buru-buru, takut sudah banyak pelanggan yang datang. Terutama ini kan lagi musim karnaval, banyak yang mau beli kostum. Ya gitu Mbak, dia pas nyebrang jalan nggk lihat-lihat, tertabrak dari arah kanan. Kakinya yang kena, sama kepala. Istriku butuh dioperasi segera mbak, rekeningku lagi kosong baru kulakan dagangan. Jadi perihalku datang kemari untuk mengambil uang yang Mbak sama Mas pinjam. Maaf banget mbak, kalau uangnya kupakai dulu bagaimana? Tapi mungkin aku cuma bisa bantu separo buat kuliah Sarah, 15 juta. Musibah ini sangat di luar dugaan,” paman bercerita panjang lebar, dan percakapan terus berlanjut. Aku tersentak. Ayah meminjam uang sebanyak itu untuk membiayai kuliahku? Aku tidak pernah tau Ayah begitu menginginkan aku untuk kuliah, padahal beliau tidak punya banyak uang. Ayah memang bekerja, kami makan sehari-hari dengan cukup, pakaian dan papan sudah sangat terpenuhi. Namun aku juga tahu, Ayahku bukan orang kaya. Untuk membiayai kuliahku sampai lulus pasti bukan masalah ringan baginya. Beliau meminjam uang untuk berjaga-jaga jika aku tidak mendapatkan beasiswa. Aku jadi teringat anak kecil di taman. Kami bernasib hampir sama, ayah kami dengan keterbatasan biaya, menginginkan kami untuk mendapatkan pendidikan sebaik mungkin. Tetapi kami juga berbeda. Anak kecil itu sangat bersemangat untuk belajar, meski kecil sekali harapan untuk bisa masuk sekolah. Sementara aku masih memiliki saudara yang sangat baik, yang siap membantuku, namun aku bermalas-malasan seperti ini . Seolah ada bisikan yang membuat hatiku tergugah, aku pun menyetujui keinginan ayah. Aku akan mendaftar di tempat om Andre dulu kuliah dan bekerja saat ini. Setelah paman pulang, aku langsung menemui ayah dan ibu untuk mengatakan bahwa aku setuju untuk kuliah di Amerika sehingga Ayah tidak terlalu memikirkan biaya. Ayah dan ibu menyambut bahagia keputusanku. Aku berharap ini memang keputusan yang terbaik untukku.
SELESAI
Liputan Khusus dok. guardian.ng
MERINTIS USAHA
Bersakit-sakit Dahulu, Untung Banyak Kemudian Pengangguran sudah familiar di kalangan masyarakat Indonesia saat ini. Gelar sarjana bukan jaminan bagi seseorang untuk memperoleh pekerjaan. Bekal teori yang diperoleh selama kuliah takkan cukup apabila seorang sarjana tidak memiliki keahlian khusus (soft skill). Dengan soft skill diharapkan seseorang dapat menciptakan suatu kemandirian agar mampu terlepas dari semakin sempitnya lapangan pekerjaan saat ini. Universitas Brawijaya (UB.red) sebagai salah satu instansi pendidikan tinggi yang mengusung World Class Enterpreneurial University menjadi harapan masyarakat untuk mencetak seorang enterpreneur yang dapat membantu mengatasi masalah pengangguran di Indonesia pada masa yang akan datang. Sesuai dengan misi Fakultas Teknologi Pertanian (FTP.red) Universitas Brawijaya yakni menyelenggarakan proses pendidikan untuk menghasilkan lulusan yang unggul pada bidang ilmu dan teknologi pertanian, berkarakter, berjiwa enterpreneur dan berdaya saing global mahasiswa terus dipacu untuk mengembangkan jiwa wirausaha. Pihak fakultas telah melakukan berbagai upaya untuk mewujudkan tujuan tersebut diantaranya melalui LKM wirausaha, sosialisasi, kesempatan berjualan serta magang, dan lain-lain. Nampaknya, effort yang dilakukan tidak sia-sia, terbukti dari banyaknya
mahasiswa FTP yang saat ini telah memiliki usaha. Menjadi seorang enterpreneur tidak harus lulus kuliah terlebih dahulu, seperti yang dilakukan Satrio Pandunusawan. Di usianya yang masih muda, mahasiswa dari jurusan Teknologi Industri Pertanian (TIP.red) ini telah memiliki beberapa usaha yaitu keripik, ternak burung puyuh, dan saat ini sedang merintis usaha bimbingan penulisan karya ilmiah yang ia sebut NaSA (National Scientific Academy) Foundation. Bermodalkan nekat dan sikap ulet, telo dan talas berhasil ia sulap dari yang awalnya makanan ndeso menjadi produk yang bernilai jual tinggi dengan merk dagang Stasiun Telolas. Saat ini, Pandu mampu menghasilkan omset hingga 1 juta rupiah per bulan dan terus melakukan inovasi menggunakan bahan lain. Sebelum menekuni Stasiun Telolas, Pandu mengawali usahanya dengan ternak burung puyuh. Produk dari burung puyuh yaitu telur, daging, dan kotorannya ia olah secara modern. Telur tidak sekedar dijual dalam bentuk mentah seperti peternak pada umumnya, melainkan ia olah menjadi telur asin. Untuk dagingnya, Pandu bekerjasama dengan mitra yang sudah berpengalaman mengolah daging puyuh untuk dijadikan menu kuliner yang menggiurkan. Sementara untuk kotorannya, Pandu mengolahnya menjadi biogas, bahkan ia telah berhasil menghilangkan bau
43
TECHNO EDISI XXX 2017
Liputan Khusus
(1)
(2)
(3)
Pionir mahasiswa wirausaha: (1) Retty Anggun (TEP/14), (2) Agrin Fatih (THP/15), dan (3) Satrio Pandunusawan (TIP/14)
tak sedap pada kotoran itu. Berkat terobosanterobosan tersebut, bisnis yang ia beri brand Quail Pro ini mampu memperoleh omset hingga 2-4 juta rupiah per bulannya. Lika-liku dalam usaha pernah ia lewati mulai dari tidak punya modal, kena tipu akibat kurang teliti, hingga kekurangan tenaga produksi yang mengakibatkan hilangnya kepercayaan konsumen. Namun, hal ini tak mematahkan semangatnya, justru ia jadikan sebagai bahan evaluasi dan membuatnya terpacu untuk berusaha lebih baik. Melalui wirausaha, ia berharap dapat memberi manfaat dan motivasi bagi banyak orang untuk menciptakan lapangan kerja baru. Tidak sekedar berwirausaha untuk dirinya sendiri, ia berharap turut membantu teman-teman lain yang berminat untuk menjadi seorang wirausaha. Dengan membentuk start up NaSA Foundation, Pandu dan rekannya memberikan bimbingan penulisan karya ilmiah dan wirausaha. “Empat modal yang harus disiapkan dalam berwirausaha adalah harus siap untung, siap impas, siap rugi, dan siap dikhianati,� tuturnya mengemukakan prinsip yang ia pegang dalam menjalankan usahanya selama ini. Selain itu, Pandu juga memberikan beberapa tips diantaranya, wirausaha harus memiliki mitra agar dapat membangun kerjasama yang saling menguntungkan satu sama lain seperti mitra dalam proses produksi, desain kemasan, dan mitra dalam memasarkan produk. Pandu menjelaskan bahwa mitra sangat penting dan mitra dapat ia peroleh berkat keaktifannya dalam berorganisasi. Ia juga menuturkan bahwa materi yang ia dapatkan di kelas selama kuliah sangat mendukung usahanya terlebih dalam hal management sehingga ia berpendapat
bahwa hard skill dan soft skill sangat berpengaruh dalam menjalankan usahanya. Selain Pandu, pioneer mahasiswa wirausaha dari FTP yang lain adalah Agrin Fatih Alkanzu. Nama Agrin cukup terkenal bagi mahasiswa FTP yang berdomisili di Malang berkat produk onde-ondenya. Meski usaha yang ia jalankan merupakan usaha keluarga, namun Agrin memiliki kiprah yang besar di sana. Mahasiswa Teknologi Hasil Pertanian (THP.red) ini dipercaya memegang salah satu dari beberapa usaha yang digeluti keluarganya yaitu Warung Agrin. Warung yang menjajakan kudapan khas Indonesia, yakni onde-onde dan mochi tersebut bertempat di Ruko Gadang Square. Meskipun didirikan oleh ayahnya, namun Agrin sangat berperan dalam melakukan inovasi-inovasi produknya terlebih ia memiliki ilmu dari perkuliahan yang tidak dimiliki anggota keluarga lainnya. Onde-onde yang awalnya hanya diberi isian kacang hijau dan ketan hitam kini dibuat variasi rasa coklat, susu, keju, greentea, dan lain-lain. Begitu pula dengan jajanan mochi, isian yang biasanya kacang ia ganti dengan fla. Varian yang tersedia meliputi fla coklat, susu, tiramisu, greentea, strawberry, mangga, hingga rasa-rasa unik seperti kurma. Selain untuk menarik minat konsumen, hal tersebut juga dilakukan untuk menghindari penggunaan pengawet yang umum digunakan pada kacang yang mudah tengik. Agrin berkomitmen menyediakan produk berkualitas dengan menghindari pemberian bahan tambahan seperti pengawet sehingga produk yang dijual hanya produk yang masih fresh. Saat ini Warung Agrin memiliki menu baru yaitu pepes ikan. Bedanya, pepes ikan milik Agrin diberi
44
TECHNO EDISI XXX 2017
Liputan Khusus perlakuan khusus berupa pengasapan sehingga ikan yang biasanya lembek teksturnya menjadi lebih baik. Selain itu, aroma yang dihasilkan juga lebih khas dan lebih sedap. Inovasi merupakan prinsip yang dipegang teguh untuk menarik konsumen. Dengan menerapkan prinsip tersebut, Warung Agrin berhasil mencapai omset 45 juta rupiah bahkan pernah mencapai puncaknya dengan perolehan 63 juta per bulan. Selain itu, Agrin mengemukakan beberapa prinsip yang ia yakini dapat mengantarkan usahanya dapat tumbuh besar. Pertama niat, dengan niat yang kokoh akan terbentuk keberanian dalam menghadapi hambatan yang melintang. “Pernah mengalami masamasa sulit ketika awal, orang kepercayaan kami mengundurkan diri. Pernah juga melewati masa krisis bahkan sampai kehabisan stok karena kurangnya monitoring, namun hal itu dapat teratasi karena ada niat,” ungkap Agrin. Kedua, mengubah pola pikir dari yang semula ingin jadi pegawai diubah harus mampu menjadi pemimpin di perusahaan sendiri. Ketiga, haram hukumnya untuk takut mengambil resiko. Keempat, jangan memikirkan keuntungan, karena untung adalah bonus ketika usaha telah berhasil. Dan yang terakhir namun sangat krusial adalah doa. Tak mau kalah dengan yang lain, jurusan Keteknikan Pertanian (TEP.red) juga memiliki pioneer mahasiswa wirausaha. Ia adalah Retty Anggun. Mahasiswa prodi Teknik Bioproses angkatan 2014 ini telah merintis usaha ditengah-tengah kesibukannya menjadi seorang mahasiswa. Minat wirausahanya muncul berkat tugas ospek. Retty berbisnis hijab beserta aksesorisnya dengan latar belakang hobinya terhadap fashion. Mahasiswa yang tengah menempuh skripsi ini mulai berwirausaha sendiri sejak akhir semester 5 setelah sebelumnya melakukan usaha bersama dengan beberapa temannya. Ketika pertama kali merintis usaha, Retty merasa sangat sulit untuk membuat brand image di kalangan mahasiswa. Namun, ia pantang menyerah dan selalu rajin dalam mempromosikan produknya. Mahasiswa yang masih enggan menyebutkan keuntungannya ini mengaku dirinya mampu memenuhi beberapa kebutuhannya sendiri dan pendapatannya dapat menambah uang saku dari orang tua. Ia amat bersyukur bisa menabung untuk kepentingan yang benar-benar mendadak dan tidak terlalu bergantung pada orang tua berkat usaha jilbabnya ini. Baginya, wirausaha juga membuatnya lebih banyak wawasan dan relasi baik dari kalangan konsumen maupun supplier. Namun, usahanya tidak selalu mulus. Seringkali ia merasa sulit untuk mengetahui selera konsumen yang bermacammacam dan terkadang tidak sesuai dengan seleranya sendiri. Meski demikian, ia tetap maju dan istiqomah dalam melakoni usahanya. “Buat teman-teman sesama mahasiswa yang ingin berwirausaha, aku
sarankan untuk mengenali minat yang ada pada diri sendiri terlebih dahulu, jangan ragu, istiqomah dan enjoy aja!” jelas Retty. Sebagai seorang mahasiswa, tidak hanya berkewajiban belajar, melainkan harus mampu berbuat lebih untuk masyarakat. Belajar berwirausaha sejak dini melatih mahasiswa menjadi manusia yang tangguh. Tidak hanya mendapatkan pekerjaan yang baik, namun harapannya mampu menyediakan lapangan pekerjaan yang baik pula. Wirausaha tidak harus bermodal besar. Keberanian bertindak dan mengambil resiko serta kemampuan berinovasi lah yang dibutuhkan. Dengan berwirausaha, para mahasiswa mampu menekan masalah pengangguran dan memutus rantai kemiskinan.
45
“
Empat modal yang harus disiapkan dalam berwirausaha adalah harus siap untung, siap impas, siap rugi, dan siap dikhianati
- S. PANDUNUSAWAN-
5 Jersey Store
“provide all your sports equipment”
5jersey_store
yulfahadiw
085604522240
TECHNO EDISI XXX 2017
”
Opini
BUDAYA TITIP ABSEN, Bu Jhauh : “Perbuatan TA ini merupakan benih mental koruptor”
I
istilah titip absen (TA.red) sudah sangat familiar di dunia perkuliahan. Perbuatan memalsukan tanda tangan ini telah terjadi secara turun temurun di kalangan mahasiswa dan menjadi hal yang umum. Opsi TA sering dilakukan mahasiswa jika tidak dapat hadir di perkuliahan. Biasanya, tujuan utama TA adalah untuk memenuhi absensi dan aman dari nilai jelek. Alasan yang menyebabkan mahasiswa TA meliputi bangun kesiangan, mengerjakan tugas, ikut kegiatan tertentu, dan lain-lain. Untuk sesaat, TA memang terlihat sangat menguntungkan dan membantu namun sejatinya TA merugikan. Bagi mereka yang jarang melakukan TA, sesekali nitip absen mengakibatkan gangguan psikis seperti rasa bersalah dan khawatir. Sementara bagi mereka yang sudah ahli TA, dampak negatif yang diakibatkan adalah potensi melakukan kecurangan yang lebih besar dalam segala hal. Salah satu dosen di Fakultas Teknologi Pertanian (FTP.red) yang intoleran dengan budaya TA ini adalah Jhauharotul Muchlisyiyah, STP., MP. Dosen jurusan Teknologi Hasil Pertanian (THP.red) yang akrab dipanggil Bu Jhauh ini berpendapat bahwa budaya TA sangat sering dilakukan oleh mahasiswa FTP. Hampir semua mahasiswa baik itu mahasiswa lama maupun mahasiswa baru pernah melakukan TA. “Saya pernah mengajar di empat kelas, dan dari keempat kelas tersebut ada 3 kelas yang melakukan TA. Sedangkan jumlah mahasiswanya bervariasi mulai dari satu anak hingga sepuluh anak. Saya melihat dari tanda tangannya berbeda,” ungkap beliau. Setiap dosen memiliki kebijakan sendiri-sendiri dalam menghadapi permasalahan TA. Ibu Jhauh mengatakan,apabila beliau menemukan mahasiswanya melakukan TA saat jam kuliahnya, maka beliau akan memanggil mahasiswa bersangkutan dan akan memberikan perjanjian. Apabila mahasiswa tersebut berani melakukan TA lagi di hari lain, maka hukuman akan berlaku. Beliau akan memberi nilai mata kuliah mahasiswa tersebut sama dengan nilai yang paling rendah di kelasnya, baik untuk pelaku TA maupun tersangka TA. Bu Jhauh menyarankan kepada seluruh mahasiswa FTP untuk tidak melakukan TA. Apabila seorang mahasiswa tidak dapat mengikuti mata kuliah karena keadaan kepepet, maka mahasiswa tersebut sebaiknya izin dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan kepada dosen yang bersangkutan. Selain itu, beliau mengatakan bahwa tidak seharusnya TA dilakukan. Alasannya, universitas sudah memberikan kebijakan berupa kesempatan
kepada mahasiswa untuk tidak mengikuti perkuliahan maksimal tiga kali alpa (A) Beliau menambahkan, “Menurut aturan, tidak masuk sebanyak 3 kali tidak akan mempengaruhi nilai dari mata kuliah tersebut namun akan berpengaruh ke materi yang didapat. Apabila dia berniat untuk mengejar ketertinggalan materi dapat masuk ke kelas lain yang materinya sama dengan seizin dosen,”. Sementara itu, untuk masalah TA karena alasan sakit dan belum sempat ke dokter, Bu Jhauh menyarankan agar mahasiswa yang bersangkutan memberitahukan ke dosen mata kuliah tersebut dan berterus terang tentang kondisi yang dialaminya sehingga dapat dipikirkan jalan lain tanpa harus melakukan TA. Masalah TA sangat rawan dilakukan oleh mahasiswa lamayang mengulang mata kuliah tertentu. “Mereka kerap melakukan TA. Saya menemui kasus ini ketika saya mengajar. Misalnya, terdapat 7 orang mahasiswa lama yang mengulang dan yang masuk hanya satu atau dua anak. Sisanya pasti akan TA dan pelaku TA kebanyakan dari adik tingkatnya,” pungkas Bu Jhauh. Hingga saat ini, Bu Jauh telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi masalah TA, diantaranya adalah mengingatkan mahasiswa di awal pertemuan dengan tujuan agar mahasiswa tidak pernah melakukan kecurangan ini. Beliau khawatir budaya TA terbawa hingga dewasa, takut anak didiknya menghalalkan segala cara dalam dunia kerja. Menurut beliau, perbuatan TA ini merupakan benih mental “koruptor” yang akan terbawa sampai mereka bekerja nanti. Selaku mahasiswa yang dipandang sebagai kaum intelektual, sudah sepatutnya mahasiswa dapat membedakan mana yang baik dan yang buruk. Budaya TA merupakan perbuatan buruk yang sederhana namun dampaknya sangat fatal sehingga harus ditinggalkan. Mahasiswa perlu disadarkan dan diajarkan pola pikir yang benar dimana kuliah bukan hanya masalah absen namun kuliah untuk menimba ilmu dengan menerapkan sifat jujur dan disiplin (Ngesti, Ainayya).
46
TECHNO EDISI XXX 2017
Comic Strip
SALAH
JURUSAN
47
TECHNO EDISI XXX 2017
Resensi Buku
Selalu Ada Hati yang Baru Judul
: Satu Hari di 2018: Sebab Akhirnya Aku yang Harus Membuatmu Patah Hati Pengarang : Boy Candra Penerbit : MediaKita, 2015 ISBN : 9789797945060 Tahun terbit: 2015 Ukuran : 130 x 190 mm Tebal buku : 172 halaman Harga : Rp. 59.000,-
“
Bisa jadi yang kau tangisi hari ini adalah hal yang akan kau kenang dengan lega nanti�
Walaupun tidak dapat dikategorikan sebagai buku baru, namun kisah-kisah di dalamnya masih sangat relevan dengan keadaan saat ini mengingat isinya yang menyangkut masalah cinta. Kekurangan
S
epenggal kutipan di atas sedikit memberi
dari buku ini terletak pada perspektif para karakter
gambaran tentang isi buku yang sudah
yang cenderung begitu menghambakan diri kepada
diterbitkan tahun 2015 ini. Seperti buku-
cinta, menganggap bahwa cinta adalah segalanya
bukunya yang lain, pada bukunya yang ke-6 kali ini Boy
sehingga tidak menuntun pembaca agar bersikap lebih
Candra juga menuliskan seluk-beluk kisah percintaan.
rasional mengenai cinta. Meski demikian, buku ini
Di dalam buku tersebut begitu banyak dijumpai
cukup bermanfaat dan menghibur sehingga patut
kalimat-kalimat yang maknanya dalam dan sangat
dibaca terutama bagi mereka yang sedang patah hati
mengena di hati. Buku yang ditulis dengan judul Satu
maupun yang sedang menjahit dan memperbaiki
Hari di 2018 ini sebenarnya merupakan suatu
hatinya. Buku ini juga memberikan gambaran bagi
kumpulan cerita yang berisi kisah-kisah patah hati,
orang yang tidak mengetahui bagaimana rasanya
yang sebagian besar berakhir dengan rasa perih yang
patah hati yang sesungguhnya. (Ann)
membekas. Dalam menuliskan kisah-kisah dengan berbagai karakter tersebut, Boy Candra layaknya sedang menuliskan buku harian. Isinya begitu mengalir dan secara detail mendeskripsikan apa yang dirasakan oleh tiap karakter sehingga pembaca dapat ikut merasakan kesedihan dan patah hati yang mereka
“Beberapa orang tak percaya bahwa kenyataan kadang terlalu sakit baginya, hal ini menjadi alasanku menulis cerita-cerita dibuku ini.� –Boy Chandra
alami. Tak hanya memiliki cerita yang galau dan sedih namun plot twist yang manis dan penuh misteri membuatnya menjadi lebih istimewa. Selain itu, banyak quotes menarik yang disisipkan dalam tiap cerita yang menambah feel dari buku ini.
48
TECHNO EDISI XXX 2017
Resensi Film
KELUARGA TAK KASAT MATA Judul : Keluarga Tak Kasat Mata Genre : Horor Indonesia Tanggal rilis perdana : 19 Oktober 2017 Sutradara : Monty Tiwa Rumah Produksi : Max Pictures Pemain: Deva Mahenra, Nino Fernandez, Ganindra Bimo, Kemal Palevi, dan Richard Kyle
G
enta adalah seorang mahasiswa yang bekerja part time sebagai desainer grafis di sebuah perusahaan berbasis jasa periklanan. Kantornya menempati rumah tua di Jalan Magelang, Yogyakarta. Selama bekerja pada tahun 2013 hingga 2014, ia mengalami berbagai kisah horor. Konon kabarnya, makhlukmakhluk yang menampakkan diri ini dulunya adalah keluarga yang bermukim di rumah tersebut. Sang ayah, alias kepala keluarga melakukan kegiatan pesugihan akibat masalah ekonomi, namun akhirnya ia melanggar perjanjian. Alhasil, anggota keluarga itu pun kemudian mati satu per satu secara tidak wajar. Makhluk-makhluk tersebut mendiami salah satu ruangan yang pintunya senantiasa dikunci. Ruangan ini letaknya paling dekat dengan meja kerja Genta. Ruangan itu disebut sebagai markas makhluk halus yang paling jahat. Diakui sendiri oleh Genta, gangguan ini tetap sering dialaminya sekalipun dia telah resign dan tidak lagi mendekati kantor lamanya.
“Sampai detik ini saat saya sedang membalas email, hantu-hantu itu masih mengganggu saya. Dengan adanya gangguan ini, saya memutuskan untuk berhenti sementara waktu mengutarakan pengalaman dalam bentuk cerita sampai kondisi jasmani dan rohani kuat lagi,� ungkap Genta. Sepenggal cerita diatas merupakan ringkasan dari film Keluarga Tak Kasat Mata yang diadaptasi berdasarkan kisah nyata dari sang penulis, Bonaventura Genta, setelah ia memposting kisahnya di forum kaskus pada 20 Maret 2016. Bahkan, kisah tersebut menjadi viral dan sudah dibagikan sebanyak lebih dari 37.937 kali. Genta menuliskan pengalaman mistisnya itu dalam beberapa part postingan yang sukses membuat pembaca merinding. Postingannya memperoleh respon sangat positif, yaitu sedikitnya 6 juta pengguna internet telah membacanya, sehingga membangkitkan minat penerbit Gagasmedia untuk mempublikasikannya ke format novel. Tidak berhenti sampai disitu, popularitas Keluarga Tak Kasat Mata ternyata tercium oleh rumah produksi Maxima Pictures. Penggarap film Sabtu Bersama Bapak tersebut mengangkatnya ke film layar lebar dan akan rilis pada 19 Oktober 2017. Film ini dibintangi oleh lima aktor tampan yaitu Deva Mahenra, Nino Fernandez, Ganindra Bimo, Kemal Palevi, dan Richard Kyle serta disutradarai oleh Monty Tiwa yang juga sukses menggarap film drama Sabtu Bersama Bapak. (Nilam)
49
TECHNO EDISI XXX 2017
English Corner
How To Get A Scholarship During Your Bachelor?
Some students, including me, paying tuition fee is becoming problem. That's why I commit to pay my tuition fee for free. Then, the problem is that “Is it possible to pay it for free?”. The answer is absolutely “YES”, really possible which is by searching scholarship donor because there are a lot of scholarship donors given by companies or even foundations. Besides financial aid, scholarship will also give us some leadership seminar and project to enhance our ability better as a preparation to face the challenging world after campus life. Without further do, here are some things that we need to do if we want to get scholarship during our bachelor study. 1.Find the information Remember that I use the word “Find” rather than “Get” or “Know”, this is something interesting that the scholarship information will never come to you directly and easily. You do need a huge struggle to find the scholarship information, although the student affairs of the university or even faculty offers you some scholarship information actually. A weakness of the information which was gotten from the student affairs is a late post, because of a very awful “birocrazy”, but this is also recommended to ask the student affairs routine. Internet is one of the best sources to find scholarship information, then joining some scholarship hunter groups is also something that must to do because you will be among people who hunt scholarship and you will get the scholarship information up to date. 2.Be prepared from the beginning of your study While you want to apply a scholarship, some requirements are required to be fulfilled such as academic record, active student, organization experience, and so on. Here, the things that is really important is that you need to have a good preparation even from the beginning of your study in university. It is about your quality, because scholarship donor will always search for the best student, won't it?. That's why if you all guys want to get scholarship you should commit that your GPA must be in a good range, join some organizations that you like to improve your organizational skills. So, be prepared. 3.Read the scholarship information carefully Every scholarship has its own scheme, means that the requirements and steps for applying a scholarship is different in one another. That's why, you should read all the scholarship information carefully. It is because usually the beginning selection is administration screening which according to the Institute of International Education (IIE), almost 70% student failed in administration screening because of the application is not appropriate with the regulation of the scholarship scheme. 4.Practice, practice, and more practice Scholarship selection is a very competitive selection especially for the prestigious scholarship. The thing that you all need to do while applying is that practice for everything such as writing motivation letter, essay, and speaking for interview. Practicing makes you being confidence and looks professional, because just remember that scholarship donor will always search for the best student on them. Good Luck! (Joko Tri Rubiyanto)
50
TECHNO EDISI XXX 2017
Hiburan
Pribadi Seperti Apakah Kamu? Tes Enneagram adalah salah satu metode yang bisa digunakan untuk mengetahui kepribadian seseorang. Enneagram diartikan sebagai “sebuah gambar bertitik sembilan�. Metode ini dikabarkan telah ada sejak ratusan tahun yang lalu dan diajarkan secara lisan dalam suatu kelompok sufi di Timur Tengah, hingga akhirnya mulai berkembang di Amerika Serikat sekitar tahun 1960-an. Kepribadian manusia dalam sistem enneagram, terbagi menjadi 9 tipe. Lakukan tes ini, lalu cek kepribadianmu berdasarkan 9 tipe kepribadian berikut. Soal A: Cara memecahkan masalah 1. Apakah yang paling kamu inginkan dari orang lain? a. Hormat dan kepatuhan b. Kasih sayang dan penerimaan c. Jarak dan privasi 2. Mana yang terbaik bagi kamu a. Memimpin orang lain b. Ditolong dan dilindungi c. Bertindak menurut cara saya sendiri 3. Mana yang kamu anggap paling penting? a. Orang lain bertindak sesuai keinginan saya b. Berbuat sesuai harapan orang lain c. Menuruti kehendak saya sendiri 4. Apa yang kamu harapkan bila bertemu orang baru? a. Berguna bagi saya b. Semoga menyukai saya c. Tidak akan mengganggu atau mencampuri urusan saya 5. Sifat mana yang tidak kamu sukai? a. Cengeng b. Intelektual c. Agresif dan lugas 6. Apabila ada orang mengganggu, apa yang kamu lakukan? a. Pamer kekuatan sehingga dia takut b. Berusaha menjadikan teman agar tak mengganggu c. Menghindar 7. Apa yang paling menjadi perhatian dalam hidup kamu? a. Cita-cita dan karir b. Membina hubungan dengan orang lain c. Menjaga kehidupan pribadi Soal B: Cara memandang kehidupan 1. Pilih yang cocok dengan sikap kamu dalam menjalani kehidupan d. Saya berani menghadapi hidup e. Saya bisa meyesuaikan diri f. Hidup ini terkadang menakutkan
2. Bagaimana cara kamu dalam membuat suatu keputusan? d. Saya lakukan sendiri e. Terlebuh dahulu merundingkan dengan orang lain f. Seringkali orang lain yang memutuskan 3. Bagai mana cara mengontrol perasaan kamu? d. Menghadapi hidup dengan tegar e. Menyesuaikan diri terhadap tuntutan hidup f. Ikut arus kehidupan 4. Mana yang terpenting bagi kamu? d. Mengatasi persoalan sesuai cara saya e. Menyesuaikan kebutuhan pribadi dengan kebutuhan orang lain f. Menjaga segala sesuatu agar tetap terkendali 5. Kehidupan kamu akan lebih mudah bila‌ d. Tantangan mudah diatasi e. Segala sesuatu bisa kompromikan f. Komplikasi yang muncul hanya sedikit 6. Bila muncul masalah baru d. Biasanya sanggup menghadapinya e. Melakukan kompromi dan menyesuaikan f. Seringkali kewalahan 7. Ketika merenungkan kembali tindakan yang sudah dilakukan, gagasan apa yang sering muncul? d. Sebenarnya saya mampu melakukannya dengan mudah, tapi usaha saya berlebihan e. Sering terpaksa kompromi meski sebenarnya tidak perlu f. Ternyata masalahnya tidak sesulit yang saya duga Cara Membuat Penilaian Lihat jawabanmu pada butir soal A dan catat huruf apa yang mendapat pilihan terbanyak. Lakukan hal yang sama pada soal B. lalu lihat tabel di bawah:
D
A 8
B 3
C 7
E F
2 5
6 9
1 4
Misal jawaban butir soal A yang paling banyak adalah C, sedangkan jawaban butir soal B yang paling banyak adalah F, maka kamu tergolong tipe 4 (kolom titik temu). Kemudian cocokkan kembali dengan klasifikasi 9 kepribadian Enneagram.
51
TECHNO EDISI XXX 2017
Hiburan Mandiri, inovatif, dan punya kemampuan. Terkadang terlalu asyik dengan konsepkonsep gagasannya sendiri dan terlalu memisahkan diri dari banyak orang.
Tes enneagram adalah salah satu tes kepribadian yang paling banyak digunakan di dunia. Cek kepribadianmu berdasarkan jawabanmu di 9 tipe kepribadian berikut. 1.
2.
3.
4.
5.
Reformer / Perfeksionis Seorang yang rasional dan sangat idealis. Punya jiwa kuat dalam membedakan benar dan salah. Umumnya seorang guru, atau agen perubahan (agen reformasi). Ingin selalu memperbaiki yang salah. Tapi terkadang terlalu kritis dan terlalu perfeksionis. Giver / Helper Seorang yang berjiwa merawat, peduli kepada sesamanya, berhati lembut, tulus dan empati kepada orang lain. Ia bersedia berkorban dan suka membantu orang lain. Namun, terkadang terlalu perasa dan bermasalah dalam hal menyampaikan kebutuhannya sendiri kepada orang lain. Achiever/ Motivator/ Performer Seorang yang berorientasi pada prestasi, energik, bersemangat, percaya diri, dan punya ambisi untuk maju. Namun, kadang terlalu berpikir tentang pandangan orang lain terhadap dirinya. Terlalu gila kerja dan terlalu suka bersaing untuk menang. Romantic / Artist/ Individualist Seorang yang sensitif dan introspektif (melihat kedalam diri sendiri). Kreatif, dapat mengekspresikan diri. Namun terkadang emosinya berubah-ubah. Terlalu menarik diri dari pergaulan. Kurang nyaman bertemu banyak orang. Observer / Thinker / Investigator Seorang yang memiliki otak cerebral kuat. Punya rasa penasaran tinggi, ingin mengetahui sesuatu secara mendalam, mampu berkonsentrasi terha-
6.
52
Loyalist / Pessimist Seorang yang terlalu menekankan rasa aman. Punya komitmen. Bertanggungjawab, dapat bekerja keras. Sering meragukan diri sendiri. Kurang yakin dan kurang percaya diri. Kurang bisa mengambil keputusan. 7. Generalist / Optimist / Adventure Seorang yang selalu sibuk, punya sikap terbuka terhadap orang lain, berjiwa spontan, bersemangat, selalu optimis, dan yakin pada diri sendiri. Terkadang kurang disiplin mengerjakan satu hal. Kelemahannya, kurang fokus, selalu mencari pengalaman-pengalaman baru, dan kurang bisa bersabar. 8. Challenger/ Leader / Boss/ Protector/ Intimidator Seorang yang dominan, percaya diri, berjiwa melindungi, memiliki gaya bicara to the point. Terkadang cenderung egois dan mendominasi. Merasa dia harus mengendalikan lingkungan, dan orang-orang di sekitarnya. 9. Peacemaker / Mediator/ Accomodator Seorang yang easy going, bisa mempercayai dan menerima orang lain. Emosinya stabil, cukup kreatif , dan optimis. Selalu menghindari konflik, tidak suka berselisih, namun terkadang bersikap keras kepala.
TECHNO EDISI XXX 2017
Kuliner
Olahan Green Tea yang Semakin Nge-Hits Belakangan ini teh hijau atau Green Tea menjadi sangat populer dikalangan masyarakat, khususnya remaja dan orang dewasa. Tidak hanya dalam bentuk teh saja, namun terdapat banyak inovasi-inovasi produk makanan dan minuman yang menyediakan varian rasa green gea. Apa saja produk tersebut? Yuk kita simak! Ice Green Tea Latte Minuman green tea yang ditambahkan susu ini cukup populer karena rasanya yang manis dan dapat disajikan dingin maupun panas. Dengan cotton candy di atasnya, Green Tea Latte adalah salah satu pilihan rasa yang paling sempurna! Kamu bisa temukan Green Tea Latte di kedai-kedai kopi favorit kamu, tak jarang mereka juga menyajikan Latte Art yang lucu-lucu lho! Es Krim Green Tea Ini nih, varian bentuk rasa green tea yang paling banyak dicari anak-anak muda! Rasanya yang manis dan agak pahit ini memang cocok dinikmati saat udara panas! Es krim green tea ini juga cocok dipadukan dengan berbagai jenis topping. Contoh yang paling kekinian yaitu Taiyaki dessert, yang bentuknya ikan lucu dan isinya es krim. Rasa yang paling populer tentu saja green tea!
Green Tea Lava Cake
Kue green tea dengan lelehan didalamnya belakangan ini populer. Lembutnya lelehan green tea di dalamnya juga bisa membuatmu meleleh saat memakannya!
Martabak Green Tea Bukan rahasia umum lagi kalau kini martabak yang jajajan pinggir jalan pun bisa naik kelas dengan pilihan topping yang kekinian. Termasuk warna yang hijau dan keju yang meleleh di dalam adonan martabak manis, bikin ketagihan! Mie Green Tea Tidak hanya diolah menjadi makanan ringan atau cepat saji, green tea juga bisa dikreasikan pada makanan berat, contohnya mie. Dengan warna khas hijau, mie green tea ini menjadi mie yang berbeda dari mie pada umumnya, dan menjadi makanan kekinian lho! Nasi Goreng Green Tea Olahan green tea pada makanan berat lainnya yaitu pada makanan pokok orang Indonesia, nasi. Tidak seperti nasi goring lainnya, nasi goring green tea memiliki warna hijau yang pasti membuat penasaran dan ingin mencoba. Wah, olahan dengan bahan green tea semakin bervariasi. Sudahkah kalian mencoba segarnya green tea yang dipadukan dengan makanan Indonesia? (Sania, Nafisa) Sumber : https://www.pergidulu.com/kuliner-green-tea-bandung/
53
TECHNO EDISI XXX 2017
Kata Mereka dok. hipwee
Minat Mahasiswa FTP-UB Setelah Lulus Kuliah
S
iapa yang tidak bangga jika lulus kuliah dan menyandang gelar sarjana? Semua jerih payahmu selama beberapa tahun kuliah akhirnya terbayar sudah. Kemudian muncul pertanyaan, “Mau lanjut kemana setelah lulus?� Pertanyaan yang sangat sederhana memang, bagi mereka yang telah merencanakan karirnya setelah lulus kuliah. Lalu bagaimana dengan mereka yang belum merencanakannya? Kira-kira mending lulus kuliah kerja dulu atau langsung S2? Bukankah ini merupakan pertanyaan yang rumit dan membingungkan? Bahkan pertanyaan ini lebih rumit dibandingkan struktur protein dan polimernya. Menurut Recruitment Beast, sebuah perusahan rekrutmen dari Filipina, setidaknya ada 3 dilema yang dihadapi oleh mahasiswa yang baru saja lulus kuliah: 1. P e k e r j a a n i m p i a n m u m e n s y a r a t k a n pengalaman kerja minimal 2 tahun. Dapat pengalaman dari mana coba, kamu kan baru lulus kuliah! 2. Persaingan untuk lulusan baru sangat ketat. Jumlah pekerjaan tidak sebanding dengan angkatan kerja yang lulus setiap tahunnya. 3. Gaji yang ditawarkan jauh dibawah ekspektasi.
Nah, pada edisi kali ini kita akan membahas tentang minat Mahasiswa FTP-UB setelah lulus kuliah. Survey mengenai minat mahasiswa FTP-UB ketika lulus kuliah dilakukan menunjukkan bahwa hampir seluruh mahasiswa FTP berencana untuk bekerja, tentunya dengan berbagai alasan. Alasan yang pertama ialah karena mereka ingin mengumpulkan biaya untuk melanjutkan jenjang S2, selain itu juga mencari modal untuk membuat usaha sendiri. 58,2% mahasiswa FTP-UB berminat untuk bekerja di industri yang berkaitan dengan teknologi pertanian dengan alasan ingin mengaplikasikan apa yang telah mereka pelajari selama 4 tahun di bangku kuliah, 25,5% berminat untuk menjadi seorang wirausaha dengan alasan lebih fleksibel dan ingin menciptakan lapangan kerja baru, 7,3% ingin menjadi seorang peneliti dengan alasan mereka lebih suka bekerja di lab dibandingkan harus berinteraksi dengan dunia luar dan mereka memang menyukai bidang penelitian. Selain ketiga pilihan tersebut, ada juga yang berkeinginan untuk menjadi seorang PNS, konsultan, kementerian lingkungan hidup, pengajar, industri tentang energi dan marketing serta ada juga yang ingin menjadi google developer.
58,2% 9%
7,3%
25,5%
WIRAUSAHA PENELITI LAIN-LAIN
INDUSTRI TEKNOLOGI PERTANIAN
54
TECHNO EDISI XXX 2017
Kata Mereka Tidak hanya berhenti pada karir ini, tak sedikit mahasiswa FTP-UB yang berkeinginan untuk melanjutkan S2. Hal ini dibuktikan dengan hasil survey kami yang menunjukkan bahwa 51,8% dari mereka sudah berencana untuk melanjutkan S2 dengan alasan ingin menambah ilmu, pengalaman, dan keahlian mereka di bidang yang mereka inginkan. 40% dari mereka masih ragu karena faktor ekonomi, tetapi jika memang ada kesempatan dan biaya untuk melanjutkan S2 mereka akan melakukannya dengan senang hati. Kemudian 8,2% dari mahasiswa FTP-UB memilih untuk tidak melanjutkan S2 dengan alasan ingin fokus terhadap pekerjaan yang nantinya ia tekuni dan ingin segera membahagiakan orang tua tanpa membebani.
51,8%
*) Hasil poling ini tidak dimaksudkan untuk mewakili pendapat seluruh mahasiswa FTP-UB
40%
8,2%
YA
RAGU-RAGU
TIDAK
Minat Mahasiswa FTP-UB untuk Melanjutkan Studi S2
Wah, ternyata sebagian besar dari teman-teman sudah memiliki gambaran untuk lanjut kemana setelah lulus kuliah. Bagi teman-teman yang belum tahu mau lanjut kemana setelah lulus mungkin bisa mendapat gambaran baru setelah membaca tulisan ini. (Nursita, Erika, Maritsatul)
55
TECHNO EDISI XXX 2017
Informasi dok. moneyweb.co.za
M
Check List Tuntutan Dunia Kerja
endapatkan pekerjaan sesuai
Banyak yang menyepelekan pentingnya soft
dengan bidang ilmu merupakan
skill, namun soft skill wajib dimiliki oleh semua pelamar
cita-cita hampir semua mahasiswa.
kerja. Soft skill akan membedakan manakah orang
Idealnya, seorang sarjana segera mendapatkan
yang benar-benar tepat dan mampu menempati suatu
panggilan kerja tak lama setelah wisuda. Namun,
posisi. Softskill dan hardskill keduanya harus
kenyataan yang ada saat ini tidaklah demikian. Begitu
seimbang. Dengan memiliki kedua hal tersebut
banyak sarjana yang menganggur. Berkali-kali
seseorang mampu bertahan, berkarya, berkontribusi
melamar pekerjaan dan berkali-kali pula mendapatkan
di tempat kerja, serta mampu berubah ke arah yang
penolakan. Hal ini sangat wajar mengingat mahasiswa
lebih baik. Oleh sebab itu, bagi lulusan mahasiswa
pintar yang nilainya sama-sama baik sangatlah
perlu dibekali skill yang bagus. Berikut ini beberapa
banyak. Tingkat pendidikan masyarakat yang semakin
skill yang dibutuhkan bagi seseorang dalam
tinggi menyebabkan target pekerjaan yang semakin
persaingan dunia kerja:
tinggi pula. Bisa dikatakan semua orang menginginkan pekerjaan yang prestise dengan gaji tinggi sehingga persaingan sangat ketat. Dalam dunia kerja, bermodal ijazah saja tidak
1. Komunikasi dan Kemampuan Bahasa Komunikasi merupakan hal yang penting
cukup. Penyedia lapangan kerja tidak hanya melirik nilai yang tinggi. Mereka juga mempertimbangkan skill yang dimiliki pelamar kerja yaitu hard skill dan soft skill. Sayangnya, banyak mahasiswa hanya fokus mengejar hard skill yang disimbolkan dengan IPK tetapi mengesampingkan soft skill. Nilai yang bagus menjadi goal kuliah dan berangggapan akan cepat lulus serta mudah mendapat pekerjaan. IPK bagus memang sangat penting karena IPK merupakan gerbang pertama terbukanya kesempatan kerja. Perusahaan atau instansi yang bergengsi selalu mensyaratkan IPK tertentu dalam perekrutan pegawai. Namun harus diingat, persaingan tidak hanya berhenti di situ. Tahap-
dalam kehidupan. Melalui komunikasi kita dapat memahami apa yang ingin disampaikan orang lain begitu juga sebaliknya. Jika kita tidak mampu berkomunikasi dengan baik akan menghambat pekerjaan karena orang lain tidak memahami apa maksud kita. Penguasaan bahasa juga sangat penting karena bahasa adalah sarana dalam berkomunikasi. Di dunia kerja, sangat memungkinkan interaksi dengan orang dari berbagai latar belakang. Jika bekerja di perusahaan multinasional, bertemu dengan orang asing merupakan hal yang lumrah. Penguasaan bahasa asing seperti bahasa Inggris, bahasa Mandarin, bahasa Jepang, bahasa Jerman, dan lain-lain sangat diperlukan untuk melancarkan transaksi
tahap selanjutnya akan lebih membutuhkan soft skill.
56
perusahaan. TECHNO EDISI XXX 2017
Informasi Beberapa hal sederhana bisa menjadi istimewa jika
2. Paham Teknologi dan Berwawasan Luas Di era digital seperti saat ini, menguasai
disentuh dengan kreatifitas sehingga sangat
teknologi sangatlah penting. Dengan adanya
bermanfaat untuk menunjang pekerjaan.
teknologi akan memudahkan pekerjaan serta memberikan hasil yang lebih baik. Pelamar kerja minimal mampu mengoperasikan komputer dan
5. Etika Kerja Etika tidak dapat diabaikan pada semua jenis pekerjaan. Etika dalam suatu pekerjaan sangat
aplikasi office. Selain itu diperlukan wawasan yang
beragam, mulai dari displin waktu, cara berbicara
luas untuk menunjang komunikasi dan membangun
dan bersikap, dan lain-lain. Para pelamar kerja
citra serta kualitas diri.
harus memiliki etika yang baik karena etika dapat mempengaruhi kenyamanan dan keamanan orang
3. Leadership, Problem Solving, dan Teamwork
lain serta lingkungan sekitar.
(mampu bekerja sama) Sifat leadership atau kepemimpinan tidak dimiliki oleh setiap orang. Leadership mencakup kemampuan merencanakan, mengarahkan,
6. Hard Skill Hard skill merupakan kemampuan yang bersifat teknis dalam pekerjaan. Hard skill juga
mengontrol, membimbing, dan memotivasi orang
dapat diartikan sebagai kemampuan dimana para
lain sehingga tugas bersama dapat terlaksana
pekerja benar-benar menguasai di bidangnya.
dengan baik. Leadership dilatih dengan modal
Hard skill dapat dianggap sebagai nilai jual utama
percaya diri dan bertanggungjawab yang terasah
dari seseorang sehingga harus benar-benar selalu
melalui organisasi. Selain itu, kemampuan problem
diasah. Adapun cara untuk meningkatkan hard skill
solving juga harus dimiliki karena saat bekerja
yaitu dengan terus belajar dan mengasah
seringkali dihadapkan pada berbagai masalah.
kemampuan di bidang yang telah digelutinya.
Beberapa masalah atau tugas terkadang tidak bisa
(Ainayya)
diselesaikan sendiri sehingga harus dikerjakan bersama tim. Orang-orang dalam satu tim bisa saja memiliki karakter yang berbeda dan bahkan tidak sejalan. Namun, setiap anggota tim harus saling toleransi, tolong-menolong, dan saling melengkapi untuk memecahkan masalah bersama.
“
Dalam dunia kerja, bermodal ijazah saja tidak cukup. Penyedia lapangan kerja tidak hanya melirik nilai yang tinggi. Mereka juga mempertimbangkan skill yang dimiliki pelamar kerja yaitu hard skill dan soft skill.�
4. Kreatif Kreatif bukan bagian yang mutlak apabila bekerja di bidang non kreatif. Namun, apabila memiliki sifat kreatif akan menambah poin plus kita.
57
TECHNO EDISI XXX 2017
Kenal Lebih Dekat PENGURUS HARIAN LPM TECHNO 2017
PIMPINAN UMUM
Fyantina Eka P
Okfi Faiza A
SEKRETARIS
BENDAHARA
PEMIMPIN REDAKSI
REDAKTUR PELAKSANA
Af’idatul Lutfita S.R
LITBANG
Ahmad Singgih
IKW
Fadhli M
Nafisatul Layli Q
DADOTEKSI
Aby Dea A
Nurdianis K
Puji W
PSDM