PKBI JAWA TENGAH
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia
Oleh: Lusius Sinurat
Capacity building
Agenda
Semarang, Senin 27 Mei 2013
1
2 3
Relasi Sosial
Dulu dan Kini | Kebutuhan untuk Berkelompok
Tantangan dan Harapan Penertian Kelompok | Rasa Memiliki kelompok | Mengembangkan Tim Secara Efektif | Manajemen Konflik
Pendekatan terhadap Kelompok
Pendekatan Psiko-Spiritual | Diskusi - Simpulan - Ajakan
Lusius Sinurat
1
2
3
SIMPULAN
PKBI JAWA TENGAH
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia
Relasi Sosial
Kondisi Sosila Masyarakat | Kebutuhan untuk Berkelompok
Capacity building
1.1 Kondisi Sosial Masyarakat Masyarakat sekarang adalah masyarakat “Simulacra” yang Menyamakan yang maya dan yang nyata “Kini kita hidup di zaman simulasi, di mana realitas tidak hanya diceritakan, direpresentasikan dan disebarluaskan, tetapi kini dapat direkayasa, dibuat dan disimulasi (SIMULACRA) “ Jean Baudrillard, “Simulacres et simulation” (1981)
Lusius Sinurat
1
2
3
SIMPULAN
PKBI JAWA TENGAH
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia
Capacity building
Masyarakat : Dulu dan Kini 1. Penghayatan tentang Komunikasi
DULU
KINI
Personal (diri yang real) Lokal (terjangkau secara fisik) Orisinal (apa adanya)
Lusius Sinurat
1
2
3
Komunal (diri parsial) Global (tak terbatas pada ruang dan waktu) Banal (abstrak, dimediasi monitor‐monitor tak bernyawa)
SIMPULAN
PKBI JAWA TENGAH
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia
Capacity building
Masyarakat : Dulu dan Kini
2. Penghayatan tentang Pusat Pertemuan
DULU
KINI
Alun‐alun Tempat ibadah Pasar tradisional
Lusius Sinurat
1
2
3
Resto & cafe Gedung pertunjukan Mall / plaza
SIMPULAN
PKBI JAWA TENGAH
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia
Capacity building
Masyarakat : Dulu dan Kini 3. Penghayatan tentang Interaksi
DULU
KINI
Mendalam
(komunikasi=interaksi yang membatin) Pertemuan fisik sangat penting (sebuah kebutuhan)
Lusius Sinurat
1
2
3
Artifisial (interaksi=transaksi) Pertemuan fisik tidak penting (pragmatis; bukan kebutuhan tapi keinginan)
SIMPULAN
PKBI JAWA TENGAH
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia
Capacity building
Masyarakat : Dulu dan Kini
4. Penghayatan tentang Makna Hidup
DULU
KINI
Menyatu dengan pencipta, Keharmonisan dengan semesta Kebersamaan dengan sesama
Lusius Sinurat
1
2
3
Manusia dan pencipta adalah dua elemen terpisah Semesta hanyalah sarana untuk memenuhi kebutuhan Relasi dengan sesama berlangsung pragmatis, sinis dan egois
SIMPULAN
PKBI JAWA TENGAH
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia
Capacity building
Masyarakat : Dulu dan Kini 5. Penghayatan tentang Makna Cinta
DULU
KINI
Cinta dipahami sebagai tindakan (nyata, bukan sekedar kata) Sarana altruis (untuk membahagiakan sesama; mempromosikan orang lain) Anugerah gratis dari allah (maka harus dibagikan gratis kepada sesama)
Lusius Sinurat
1
2
3
Cinta dipahami bagai kabut (abstrak, tak berwujud) Sarana egosentris (untuk menerima dari yang lain) Media untuk menuntut (kalau enggak dapat ya cari yang lain)
SIMPULAN
PKBI JAWA TENGAH
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia
Capacity building
Masyarakat : Dulu dan Kini
6. Penghayatan tentang Semangat Juang
DULU
KINI
Tinggi tapi toleran bagi yang lain Ada intensi mendalam
Sadar akan keterbatasan
1
2
Semangat juang berujung pada ungkapan syukur
Lusius Sinurat
3
Rentan dan mudah menyerah Tak punya kedalaman iman dan pengalaman Tak sadar keterbatasannya karena ada iptek sebagai tenaga kerja utama
Tak ada ungkapan syukur karena manusia tak lebih dari budak teknologi (otomaton) yang menuntaskan kemalasannya.
SIMPULAN
PKBI JAWA TENGAH
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia
Capacity building
Masyarakat : Dulu dan Kini 7. Penghayatan tentang Bidang Spiritualitas DULU
KINI
Tinggi tapi toleran bagi yang lain
Ada intensi mendalam dan sadar akan keterbatasan
Semangat juang berujung pada ungkapan syukur
Lusius Sinurat
1
2
3
Lebih menitikberaktan pada disiplin (kenikmatan, ketakutan adalah implikasi kesungguhan) Benteng diri lahir dari intensitas relasi dan keharuan seni (tubuh dipandang sebagai media komunikatif dan eksploratif, mengontrol hidup lewat keterlibatan) Orientasi hidup terarah pada here and now (maka, ukuran kesucian ada pada apa yang kita lakukan).
SIMPULAN
PKBI JAWA TENGAH
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia
Capacity building
1.2 Kebutuhan untuk Berkelompok
1. Fenoumena:
Segala hal bisa dicari. Setiap wajah bisa di-searching. Apa saja yang kita inginkan bisa dibeli tanpa mengenal sosok penjuanya.
Ada 2 gejala “aneh” dalam kurun waktu 1 dekade terakhir dalam hal berkelompok :
Lusius Sinurat
1
2
3
2. Noumena:
Lahir kecenderungan berkumpul dan membangun kelompok. Internet dipandang tak lagi mampu memuaskan kerinduan orang untuk bertemu; misalnya PKBI Jateng
SIMPULAN
PKBI JAWA TENGAH
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia
Capacity building
Faktanya... kita sedang berada di dunia tecno-community, di mana masyarakat menjadi measyarakat TANPA KEHADIRAN.
Gesitnya pertumbuhan sarana komunikasi telah menggeser dan meringkas setiap relasi tak lebih dari sekedar transaksi.
Tetapi, pada hakekatnya kita selalu ingin hidup berkomunitas dengan yang lain.
Lusius Sinurat
1
2
3
SIMPULAN
PKBI JAWA TENGAH
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia
Hidup Berkomunitas : antara Tantangan dan Harapan
Pengertian Kelompok | Rasa Memiliki kelompok | Mengembangkan Tim Secara Efektif | Manajemen Konflik
Capacity building
2.1 Pengertian Kelompok
ASPIRASI YANG SAMA.
KEPENTINGAN KOLEKTIF
BAHASA YANG SAMA SEBAGAI ALAT BERKOMUNIKASI
1
2
KEDEKATAN GEOGRAFIS
Sebuah kelompok didasari oleh unsur-unsur berikut :
KISAH MASA LALU YANG SAMA
Lusius Sinurat
SUMBER DAYA YANG SAMA
3
SEJARAH DAN TRADISI BERSAMA
SIMPULAN
NILAI-NILAI YANG SERUPA
ADAT ISTIADAT DAN KEBIASAAN YANG SAMA
KEYAKINAN BERSAMA
PKBI JAWA TENGAH
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia
Capacity building 1. Ruang sosial atau konteks komprehensif dari : • Semua kegiatan sosial • Populasi penduduk suatu daerah • Jangkauan lembaga dan semua interaksi sosial.
Di era kini, sebuah kelompok mengacu pada :
2. Orang-orang yang untuk sementara membentuk kelompok yang : • Terkait satu sama lain melalui hubungan spasial : "unit tindakan, arena untuk berproses”.
Ini berarti sebuah kelompok lebih "kolektif untuk" daripada "lokal untuk" mengakui sebuah batasan geografis sebagai kekhasan mereka daripada mengakuinya sebagai kekhasan substantif.
Lusius Sinurat
1
2
3
SIMPULAN
PKBI JAWA TENGAH
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia
Capacity building
Akar Terbentuknya kelompok
4 dimensi gaya hidup yang mendorong seseorang bergabung dengan kelompok (Jungian Model)
Introversion / Extraversion Apa yang menyemangati Anda ?
Sensing / Intuiting
Apakah fokus perhatian Anda ?
Thinking / Feeling
Bagaimana Anda membuat keputusan ?
Lusius Sinurat
1
2
3
SIMPULAN
Judging / Perceiving
Bagaimana Anda berperilaku ?
PKBI JAWA TENGAH
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia
Capacity building • Ekstraversi (extraversion) : 1.
mudah bergaul, banyak bicara, tegas, percaya diri.
• Sifat menyenangkan (agreeableness) : 2.
baik budi, kooperatif, dapat dipercaya, perhatian.
• Sifat mendengarkan kata hati (conscientiousness) :
5 tipe Anggota yang diimpikan oleh sebuah kelompok :
3.
bertanggung jawab, pekerja keras, ulet dan memiliki n-ach (needs of achievement) yang tinggi.
• Stabilitas emosi (emotional stability) : 4.
5.
Lusius Sinurat
1
2
3
tenang, aman, tidak khawatir
• Terbuka pada pengalaman (openness to experience) : imajinatif, responsif, kreatif, intelek, fleksibel.
SIMPULAN
PKBI JAWA TENGAH
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia
Capacity building
2.2 Rasa Memiliki kelompok kelompok selalu terbuka pada berlanjut atau berakhirnya komitmen personal dan komitmen komunal
1. 2.
Ketika dua atau lebih orang bekerja sama selalu ada tantangan dan masalah yang harus diatasi bersama untuk mempertahankan hubungan yang sehat di antara mereka.
3. 4. 5. 6. 7
Lusius Sinurat
1
2
3
• Perbedaan ekspektasi • Motif yang tidak jelas • Konflik kepentingan
• Keputusan untuk melanjutkan atau menghentikan kerjasama • Kehilangan identitas • Penggantian kepengurusan
• Jarak
SIMPULAN
PKBI JAWA TENGAH
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia
Capacity building
Perlunya Kenosis dalam kelompok Kenosis (Yunani) berarti “mengosongkan diri�. Seseorang perlu untuk mengosongkan diri yang diikuti oleh kesediaannya untuk mengadopsi nilai-nilai positif yang ada dalam kelompoknya. Pada titik inilah sebuah kelompok harus mempertimbangkan 2 hal, yakni KUALITAS dan PENERIMAAN
Kualitas rendah/ Penerimaan rendah
Kualitas tinggi/ Penerimaan Rendah
SISTEM UNDIAN TANYA PADA AHLINYA
KEPUTUSAN GRUP KONSENSUS TEAM Kualitas rendah/ Penerimaan Tinggi
Lusius Sinurat
1
2
3
SIMPULAN
Kualitas Tinggi/ Penerimaan Tinggi
PKBI JAWA TENGAH
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia
Capacity building
2.2 Mengembangkan Tim secara Efektif
Antar-anggota kelompok semestinya terjalin kontak yang rutin dan berkelanjutan, sehingga mereka selalu bekerjasama demi tujuan atau keberhasilan proyek kelompok, bahkan atas nama pribadi.
kelompok yang efektif melalui 4 tahap pengembangan tim FORMING STORMING NORMING PERFORMING
Lusius Sinurat
1
2
3
SIMPULAN
PKBI JAWA TENGAH
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia
Capacity building
Forming
Storming
Lusius Sinurat
1
Anggota kelompok saling memperkenalkan diri dan saling mengenal satu sama lain. Terbentuknya tujuan dan penugasan bersama. Pada umumnya masing-masing orang akan saling menjaga perasaan antar anggota. Nilai-nilai tidak dapat dimengerti.
Anggota tim mulai nyaman dan berani menyuarakan diri mereka. Anggota mulai kritis terhadap team. Mereka mulai berani berargumen. Mereka mulai berpihak dan berkonflik.
2
3
SIMPULAN
PKBI JAWA TENGAH
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia
Capacity building
Norming
Performing
Lusius Sinurat
1
Mulai muncul kesepakatan dan membentuk nilai bersama. Mulai ada kenyamanan dan kepentingan bersama untuk dikembangkan. Acuan dan tujuan lebih jelaas untuk dipahami.
Anggota team memberikan konstribusi dan termotifasi oleh hasil. Kepemimpinan terbagi, tergantung pada kemampuan tiap anggota. Ada pemahaman terhadap norma dan budaya perusahaan. Tugas-tugas dilaksanakan secara efektif dan efisien.
2
3
SIMPULAN
PKBI JAWA TENGAH
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia
Capacity building
2.4 Manajemen Konflik Agar sebuah kelompok berjalan sesuai dengan visi, misi, tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan bersama, maka dibutuhkan kerjasama dalam mengupayakan : 1. Community Roles sebagai dasar bagi tugas & tanggungjawab bersama 2. Community Roles dalam menjalin hubungan satu dengan yang lainnya. 3. Efektifitas sikap dalam kelompok
Lusius Sinurat
1
2
3
SIMPULAN
PKBI JAWA TENGAH
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia
Capacity building
Inisiatif
Meringkas
Pengambilan kesepakatan
Mencari dan memberikan informasi
Klarifikasi
Terukur
Lusius Sinurat
1
2
3
SIMPULAN
PKBI JAWA TENGAH
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia
Capacity building
Komunikasi
Kepekaan terhadap perasaan
Pengatura n standart
Support
Penyelesaian konflik
Keterbukaan
Lusius Sinurat
1
2
3
SIMPULAN
PKBI JAWA TENGAH
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia
Capacity building
Menghargai nilai yang disepakati oleh team
Terbuka terhadap umpan balik
Terlibat dalam aktivitas team dan turut mengembangk an kinerja team
Mengharg ai semua anggota team
Saling mempercayai
Membagikan visi
Lusius Sinurat
1
2
3
SIMPULAN
PKBI JAWA TENGAH
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia
Capacity building
Ketika anggota kelompok menyerah kalah. Penyebab anggota kelompok menyerah adalah :
Keahlian : Saya tidak dibutuhkan.
Argumen : Saya tidak punya cukup informasi untuk berargumen.
Kepercayaan diri : Saya tidak disiapkan / Saya terjepit diantara orang-orang hebat.
Tidak punya tujuan : Mengapa saya harus membuang waktu saya?
Tidak berani kritis : Keputusan team adalah yang terbaik
Tidak berfungsinya iklim untuk mengambil keputusan : Kamu ingin aku melakukan apa?
Lusius Sinurat
1
2
3
SIMPULAN
PKBI JAWA TENGAH
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia
Capacity building
Seluruh anggota kelompok harus mampu mengenali perilaku yang tidak sesuai, seperti :
1. Membelakangi (Cuek) 2. Agresi
3. Mendominasi 4. Menarik Diri 5. Perilaku Maladaptif
Lusius Sinurat
1
2
3
SIMPULAN
PKBI JAWA TENGAH
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia
Pendekatan Terhadap Kelompok Pendekatan Psiko-spiritual | Diskusi - Simpulan - Ajakan
Capacity building
3.1 Pendekatan Psiko-Spiritual Terhadap Kelompok
Sebagai sesama karyawan yang hidup di tengah heterogenitas pegawai lain di PKBI Jateng Anda harus menghidupkan terus roh inklusivitas dengan mau “bertetangga� dengan yang lain.
Untuk itu, jadilah pekerja yang inovatif, orisinal, kreatif, inspiratif, kharismatis, eksploratif dan progressif.
Lusius Sinurat
1
2
3
SIMPULAN
PKBI JAWA TENGAH
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia
Capacity building 1. Inovatif
• Tak hanya menghadirkan diri sebagai “hanya seorang pekerja”, melainkan terus menerus membarui diri Anda lewat pergaulan dengan yang lain. 2. Orisinal • Tampil menjadi diri sendiri dan tak terpengaruh dan tergoda oleh (si)apapun yang membelokkan Anda menjadi diri orang lain. • Setia membabat habis segala hal yang merusak hidup manusia, yakni penyakit dan penderitaan tanpa memandang latarbelakang SARA . • Hidup dengan menyampaikan hati, keramahan dan kebaikan Tuhan.
Lusius Sinurat
1
2
3
SIMPULAN
PKBI JAWA TENGAH
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia
Capacity building
3. Kreatif • Tampil lewat kecerdasan yang berwibawa, dan pergaulan yang melegakan. • Hidup yang melimpah dan senantiasa bersyukur karena Anda bisa tampil menjadi diri sendiri 4. Inspiratif
Lusius Sinurat
1
•
Kehadiran Anda ditengah PKBI Jateng pun di kelompok lain bisa mengilhami orang lain.
•
Selalu tampil aktual dan kontekstual, mengaitkan diri dengan hidup seharihari dalam tegangan antara yang ideal dan realistis. 2
3
SIMPULAN
PKBI JAWA TENGAH
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia
Capacity building 5. Kharismatis • Dalam hidup berkelompok di PKBI Jateng Anda tidak boleh sekedar ikut arus. • Berani hidup di luar hak, di luar kebiasaan yang ada dan di luar pendapat dan pandangan umum. 6. Eksploratif
• Memiliki kekhasan yang unik dengan perspektif yang luas hingga tak pernah takut menghadapi tantangan dan hambatan dalam hidup • Pengetahuan yang kita miliki harus menggiring kita menjadi orang yang memiliki sasaran yang jelas, komitmen yang kuat, kemampuan berkomunikasi yang mumpuni dan kemauan untuk terus-menerus belajar (learning ability)
Lusius Sinurat
1
2
3
SIMPULAN
PKBI JAWA TENGAH
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia
Capacity building
7. Progressif • Memiliki sudut pandang yang berbeda dari kebanyakan orang. • Bergabung dan aktif dalam PKBI Jateng tentu bukan soal kepentingan sesaat Anda, melainkan juga bagaimana Anda belajar dari hal kecil di lingkungan yang kecil demi masa depan Anda.
Lusius Sinurat
1
2
3
SIMPULAN
PKBI JAWA TENGAH
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia
Capacity building
Keberhasilan dan keberlanjutan sebuah kelompok akan terwujud apabila solusi bagi persoalan kelompok diidentifikasi dan diperbaiki sendiri oleh anggota kelompok yang yang yang lebih memahami seluk-beluk isu lokal di tempat mereka tinggal.
Lusius Sinurat
1
2
3
SIMPULAN
PKBI JAWA TENGAH
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia
Capacity building
3.2 Penutup & Simpulan Untuk menumbuhkan rasa kekeluargaan yang lebih kuat dan untuk maju bersama dalam keberagaman PKBI Jateng membutuhkan :
1. Kesadaran (awareness) : gerbang untuk memahami yang lain secara lebih baik. 2. Keinginan (desire) : hadir sebagai orang yang inklusif di tengah komunitas PKBI Jateng. 3. Pengetahuan (knowledge) : menggali nilai positifi dari PKBI Jateng dan mengaktualisasikannya secara aktual dan kontekstual. 4. Kecakapan (abality) : memainkan kelebihan Anda sebagai orang PKBI Jateng. 5. Penguatan kembali (reinforcement) dimensi communal yang melekat dalam diri Anda sebagai “orang� PKBI Jateng : terus-menerus memperkayanya lewat pergaulan dengan sesama karyawan yang lain.
Lusius Sinurat
1
2
3
SIMPULAN
PKBI JAWA TENGAH
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia
Capacity building
Pustaka Thiagarajan, S. and Parker, G. (1999). Teamwork and Teamplay. San Francisco: Jossey-Bass/Pfeiffer. Dean, P., LaVallee, R., & McLaughlin, C. (1999). Teams at the core of continuous learning in McLaughlin, & Kaluzny, A. (eds.) Continuous Quality Improvement in Health Care: Theory, Implementation, and Applications, 147 – 168. Lusius Sinurat, Lead Like Jesus. Makalah Leadership Training. Jakarta, 2010 _______________, Individualisme dalam masyarakat Modern menurut Erich Fromm, Skripis: Unpar Bandung, 2002
Lusius Sinurat
1
2
3
SIMPULAN
PKBI JAWA TENGAH
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia
Capacity building
PENDIDIKAN : Sarjana Filsafat, Unpar (1998-2002) | Magister Humaniora, Unpar (2003--2005) | Seminari Menengah Christus Sacerdos Pematangsiantar (1993-1997) PENGALAMAN KERJA: Guru SD-SMP-SMA (20032005) | Spiritual Trainer (2002-2007) | HR Consultant (2008 – sekarang) | Cerdas Bersinergi Consulting (2012-Sekarang) KEGIATAN LAIN : Yayasan Sosial (2011-sekarang) | YEE Program - Indonesian Business Links (IBL) – trainer (2012-2013) | PLAN International Jawa Timur & Kadin Jatim / Mojokerto (2012-2013) | Penyusun Modul pelatihan Bank Tabungan Negara (BTN) Jakarta (2012-2013) | Job Analisator untuk PT Bumi Siak Pusako – Pertamina Hulu Jakarta (2013)
Lusius Sinurat
Hobby: Menulis | Fotografi | Desain Grafis | Musik
Lusius Sinurat
1
2
3
SIMPULAN
PKBI JAWA TENGAH
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia
Capacity building
Lusius Sinurat, S.S. M. Hum Cerdas Bersinergi Consulting - Semarang
Lusius Sinurat
1
2
3
SIMPULAN
PKBI JAWA TENGAH
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia