PERAN TOKOH AGAMA DALAM PEMBANGUNAN Lusius Sinurat
LUSIUS Full Name: Lusius Sinurat, SS., M.Hum Place and Date of Birth: Bahtonang, 04 November 1976 Nationality: Indonesian Marital Status: Single Sex: Male Interest: Writing, blogging, reading, teaching, playing guitar, listening to jazz music Experience: Teaching, Lecturing, HR Management & Training, Ministry Service (Pastoral), Book Writer & Editor, HR Management Values Offered: I am a strong work ethic and persistent; fast learner, open-minded, goaloriented, creative and innovative; analitical and quantitative skills with high attention to details; proven leadership and organizational skills; responsible, hard worker, able to work under pressure; having new ideas, concepts, and preference to be involved; and strongly motivated to be organizationally active with others. Formal Education: ďƒ˜ 2003 - 2005, Master Degree - Theology - Parahyangan Catholic University (Unpar) Bandung ďƒ˜ 1998 - 2002, Bachelor Degree - Philosophy - Parahyangan Catholic University (Unpar) Bandung. ďƒ˜ 1994 -1997, Seminari Senior High School, Pematangsiantar. Twitter: @luciusinurat
2
outline
1. PENGANTAR
2. TOKOH AGAMA PONDASI PEMBANGUNAN
3. TOKOH AGAMA LANDASAN GOOD GOVERNANCE 4. TOKOH AGAMA MEDIA PEMERINTAH BERKOMUNIKASI DENGAN MASYARAKAT 5. PERAN STRATEGIS TOKOH AGAMA DALAM PEMBANGUNAN
6. SIMPULAN
1 PENGANTAR
Pengantar
Tokoh Agama dan Masyarakat mempunyai peranan penting dalam Pembangunan, terutama dalam menjaga kedamaian dan kerukunan dalam masyarakat.
Kedamaian dan kerukunan dalam masyarakat merupakan prasyarat umum untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan sejahtera. Sedangkan situasi dan kondisi aman, tertib dan tentram dalam kehidupan masyarakat merupakan satu prasyarat terselenggaranya proses pembangunan
2 TOKOH AGAMA PONDASI PEMBANGUNAN
2a. Agama dan Kehidupan Manusia
Agama hadir ke dunia menjadi bagian dari kehidupan manusia. Ada dan tidaknya agama tergantung dengan manusia, karena agama selalu melekat dalam sanubari manusia.
Secara umum, manusia percaya terhadap Tuhan yang mengendalikan hidup mereka, terutama ketika seseorang kehilangan akal rasional untukmemecahkan problem kehidupannya.
Akal budi manusia tak cukup untuk memecahkan segala problem kehidupannya. Manusia bukan hanya fisik, tetapi juga non fisik (jiwa); dan kebutuhan jiwa pada akhirnyha menggiirng manusia untuk beragama hingga agama yang melekat pada diri manusia. Lantas apa itu agama?
2b. Arti Agama Menurut Clifford Geertz agama adalah
“Sebuah sistem simbol-simbol yang berlaku untuk menetapkan suasana hati dan motivasimotivsi yang kuat, yang meresapi, dan yang tahan lama dalam diri manusia dengan merusmuskan konsep-konsep mengenai suatu tatanan umum eksistensi dan membungkus konsep-konsep ini dengan semacam pancaran faktualitas, sehingga suasana hati dan motivasimotivasi itu tampak khas realistis".
2c. Agama Pondasi Pembangunan Di titik inilah agama berfungsi sebagai pondasi perencanaan dan pembangunan untuk masyarakat beragama. Para pemimpin agama degan demikian berfungsi sebagai penghubung antara pemerintah dengan masyarakat, terutama dalam meningkatkan kualitas pendidikan moral.
“Dalam sistem ketatanegaraan, penyelenggara pelaksana pemerintahan adalah pemerintah pusat dan pemerintah daerah di mana letak peran tokoh agama dan tokoh masyarakat dianggap penting karena mengemban tugas-tugas dari sisi agama dan kehidupan bermasyarakat.“
3 TOKOH AGAMA LANDASAN GOOD GOVERNANCE
3a. Menciptakan“good Governance� Pelaksanaan kinerja dalam menciptakan“Good Governance� dengan infrastruktur adalah modal kapital untuk meningkatkan kehidupan kemasyarakatan demi menciptakan kesejahteraan yang dibingkai dalam sistem pembangunan. Pihak yang paling bisa menyentuh masyarakat kalangan menengah kebawah adalah para tokoh agama yang berada dikampung, bukan para guru besar. Merekalah yang sering bergaul dengan kalangan masyarakat tersebut
3b. Agama Sebagai Landasan Moral Agama berperan sangat penting dalam pembangunan, terutama sebagai landasan moral, spiritual dan etika guna mewujudkan keselarasan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pembangunan bidang agama yang terpadu dengan pembangunan bidang-bidang lain akan semakin memperkuat dan dapat mendukung terwujudnya masyarakat yang: 1. berakhlak mulia, 2. cinta tanah air, 3. memiliki kesadaran hukum dan lingkungan.
3c. Tokoh Agama Menjaga Spirit Kebersamaan Tokoh agama berperan dalam membangun semangat kebersamaan, berkoordinasi dan berkomunikasi dengan pemerintah dalam rangka menyukseskan pembangunan, seperti halnya memberikan informasi mengenai program-program yang telah dicanangkan pemerintah untuk masyarakat, misalnya kehidupan toleransi, dst. Pembangunan bidang agama ditujukan untuk menciptakan suasana kehidupan beragama yang penuh keimanan dan ketaqwaan serta mewujudkan kerukunan umat beragama yang dinamis sehingga diharapkan akan turut memajukan kesejahteraan masyarakat.
Pendidikan agama yang terimplementasikan dengan baik dan benar, akan menghasilkan generasi yang dapat memberikan perubahan serta kemajuan bangsa dan negara:
“Melalui para tokoh agama dan masyarakat, kami titipkan edukasi berbasis agama bagi generasi penerus bangsa di Indonesia.�
4
TOKOH AGAMA MEDIA PEMERINTAH BERKOMUNIKASI DENGAN MASYARAKAT
“
Tokoh agama memiliki peran strategis, terutama peran yang terkait dengan kewibawaan, keilmuan dan integritas pemerintah. Di titik inilh tokoh agama menjadi pintu masuk pemerintah untuk berkomunikasi dengan masyarakat.
Karena peranan ini tidak mudah maka wajar ketika posisi dan peran para tokoh agama dinilai strategis.
�
Tokoh agama sebagai penterjemah dan pencerah visi & misi pemerintah Untuk mempermudah mengimplementasikan visi dan misinya, pemerintah mengajak keterlibatan para tokoh agama menjadi penterjemah dan pencerah visi dan misinya untuk masyarakat.
Melalui peran ini masyarakat dapat menghayati dan merasa butuh tehadap visi dan misi tersebut.
Mengapa pemerintah butuh tokoh agama? Pemerintah memandang para tokoh Agama memiliki keunggulan: 1. Bisa berkomunikasi dengan cara mendekatkan apayang dibutuhkan oleh pemerintah dan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat 2. Sosok teladan dengan mengenali strategi untuk mencapai masyarakat yang sejahtera.
Semangat dan kekuatan bersama antara tokoh agama, tokoh masyarakat dan pemerintah akan menjadikan Indonesia maju dan sejahtera.
Tokoh agama yang diharapkan oleh pemerintah
1. Mampu memimpin dan penduli terhadap dinamika kehidupan keagamaan dan kehidupan sosial masyarakatnya (sebagai ujung tombak pembangunan masyarakat/umat). 2. Mau melaksanakan pembangunan keumatan (sebagai garda terdepan dalam membangun kebaikan dan cinta kasih): amar ma`rÝf nahi munkar ( menegakkan yang baik dan mau mencegah kemungkaran) lewat ajakan agar masyarakat sehati sepikir dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan�
“
Begitu sentralnya peran Tokoh Agama sehingga Pemerintah Daerah sekarang harus mendukung dan mengoptimalkan peran dan fungsi mereka dalam pembangunan masyarakat.
�
“Dalam upaya melaksanakan pembangunan, hendaknya mereka dilibatkan dan didukung secara optimal agar peran dan fungsi keagamaan dan sosiallnya dapat berjalan optimal bagi masyarakat.�
5 PERAN STRATEGIS TOKOH AGAMA DALAM PEMBANGUNAN
Di Indonesia... • Negara membantu rakyatnya dalam kehidupan
beragama, berdasarkan pandangan bahwa kehidupan beragama adalah suatu jalan bagi manusia untuk memperoleh kebahagiaan religius (=salah satu segi kesejahteraan yang menjadi tujuan negara).
• Pemeliharaan kerukunan umat beragama
oleh karenanya menjadi tanggung jawab bersama dari umat beragama, pemerintah daerah dan pemerintah pusat.
Pemeliharaan kerukunan umat beragama oleh karenanya menjadi tanggung jawab bersama dari: umat beragama pemerintah daerah pemerintah pusat
Dasar pembangunan nasional kita adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan masyarakat Indonesia seluruhnya.
Dengan rumusan seperti ni kita akan terhindar dari 2 kekeliruan ini: 1. Mengamalkan pancasila atau mem-pancasilakan agama? 2. Memasukan secara total agama sebagai anutan rohani bangsa kita dan pancasila sebagai falsafah negara?
Kedua hal itu akan sangat merugikan perkembangan baik agama maupun negara kita.
BERDASARKAN HAL2 DI ATAS ... TUJUAN PEMBANGUNAN NASIONAL ADALAH MEMBANGUN MASYARAKAT PANCASILA YANG BERAGAMA.
1 2
•Negara tidak memasukkan agama kedalam dirinya
•Negara menghormati agama dengan karakteristiknya sendiri
3
•Hukum negara tidak diangkat dari atau dibuat berdasarkan hukum agama.
4
•Tidak ada agama yang diangkat menjadi agama negara
5
•Negara membantu rakyatnya dalam kehidupan beragama
1. Hubungan Antara Negara Dan Agama Negara dan agama merupakan dua lembaga yang secara hakiki berbeda, agama terutama berkenaan dengan relasi antara manusia dengan Tuhannya. Baik negara maupun agama sama-sama berkenaan dengan tugas penataan kehidupan bermasyarakat: hubungan antara manusia dalam suatu kehidupan bersama.
2. Menemukan sinergitas antara antara aturan negara dengan aturan agama Walaupun wilayah berlakunya aturan agama bersifat universal (menembus batas-batas wilayah negara yang bersangkutan) dan aturan negara bersifat lokal dan terbatas, namun subyek dari kedua aturan tersebut sama yaitu warga negara dari suatu negara tertentu. Tak jarang juga teradi aturan negara didasarkan pada aturan agama tertentu (negara agama). Di Indonesia sendiri kedua aturan (agama dan negara) justru dipisahkan satu sama lain.
3. Membangun hubungan saling menguntungkan antara agama dan negara Pemisahan antara aturan negara dengan aturan agama menimbulkan persoalan mendasar, yakni tentang bagaimana hubungan antara negara dengan agama-agama itu sendiri. 1. Urusan agama maupun urusan negara tidak dipersatukan apalagi dicampuradukkan. 2. Negara melalui pemerintah mencoba mengembangkan hubungan yang saling menguntungkan dengan agama melalui berbagai lembaga keagamaan yang ada.
4. Membangun Kerukunan Umat Beragama Manusia dalam penokohannya atau ditokohkan adalah makhluk religius yang artinya makhluk yang sadar akan dirinya sebagai yang berada di dalam keterkaitan.
Bentuk kongkrit pengungkapan religius tentu sangat ditentukan oleh pengakuan dasar (iman) terhadap seseorang terhadap siapa sang pencipta itu sesuai dengan apa yang dihayati sebagai yang benar. Oleh karena itu menjamin dan menghormati hak dan kebebasan orang lain untuk memeluk kepercayaan merupakan landasan dalam membangun kerukunan umat beragama.
KERJASAMA ANTARA AGAMA
Indonesia mempunyai berbagai ragam suku bangsa dan beberapa agama (Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Budha, Kong Hu Cu).
Kerjasama antara agama di Indonesia dapat dengan mudah terjadi mengingat cara hidup masyarakat dan bangsa Indonesia di latarbelakangi oleh semangat kebersamaan dan gotong royong. Bangsa Indonesia oleh karenanya harus menghilangkan apriori primodial dalam relasi antar pemeluk agama: mengubah pola pandang “my religion is the best” menjadi “my religion is on of the best!”
kerukunan umat beragama dalam kehidupan bermasyarakat nyatanya telah dilegalisir oleh Pemerintah
karena Pemerintah mempunyai tugas:
memberikan bimbingan dan pelayanan agar setiap penduduk dalam melaksanakan ajaran agamanya dapat berlangsung dengan rukun, lancar dan tertib,
(untuk daerah dalam rangka menyelenggarakan otonomi) melaksanakan urusan wajib bidang perencanaan, pemanfaatan dan pengawasan tata ruang serta kewajiban melindungi masyarakat, menjaga persatuan, dan kerukunan nasional serta keutuhan negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam rangka membangun masyarakat pancasila yang beragama dan masyarakat beragama yang pancasila itu, kita harus menetapkan titik tolak yang jelas.
1. Negara kita bukanlah negara sekuler - Ini berarti bahwa gagasan yang berkeragaman mengesahkan antara agama dan negara harus kita tentang. Sebab gagasan semacam ini tidak mempunyai tempat dalam negara berdasarkan pancasila.
2. Negera kita bukan negara agama, ini berarti
bahwa kita tidak bisa menerima gagasan yang bertujuan menjadikan sesuatu agama sebagai dasar negara dan pemerintah.
Negara yang bersasarkan pancasila memberikan kemerdeaan dan kebebasan beragama dengan jaminan dan bantuan pemerintah, pemerintah membina dan membantu pembangunan bidang agama dengan satu kesadaran dalam rangka pembangunan bangsa dan negara yang kuat jasmani dan rohani.
Tujuan Pembinaan Kehidupan beragama
1. Memperkuat dan memperkokoh
persatuan, kesatuan dan ketahanan nasional. Dengan demikian usaha-usaha pembangunan dalam bidang keagamaan jangan sampai mengganggu tita pilar kerukunan yaitu: a. Kerukunan antar umat beragama b. Kerukunan interen umat beragama c. Kerukunan umat beragama dengan pemerintah
Bertitik tolak dari pemikiran di atas maka arah pembinaan kehidupan beragama, hendaknya ditunjukan pada:
2. Memantapkan pancasila sebagai
filasafah negara dan idiologi bangsa
3. Memperjelas dan mempertegas
peranan agama dalam pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan masyarakat Indonesia.
Semua tokoh agama harus berusaha menterjemahkan nilai-nilai dan norma-norma agama dalam pemikiran, perencanaan dan pelaksanaan pembangunan bangsa kita. Untuk membangun masyarakat pancasila yang beragama yang pancasila kita harus memahami sebanyak-banyaknya fungsi agama dalam kehidupan kita sebagai warganegara. Berikut ini adalah fungsi agama yang harus ditegakkan oleh para tokoh agama:
1. Fungsi Motivatif Agama adalah faktor yang bersifat  mendorong,  mendasari dan  melandasi cita-cita dan amal usaha manusia dalam seluruh aspek kehidupannya.
2. Fungsi Kreatif Agama sangat mendorong dan mengajak para pemeluknya untuk bekerja produktif, bukan saja untuk kepentingan dirinya melainkan juga kehidupan untuk kepentingan orang lain.
3. Fungsi Integratif Agama menginetrasikan segala kerja manusia yang karena berbagai kepentingan sering kali tidak serasi, berlawanan bahkan seakan-akan bertentangan, orang kadang-kadang mengalami split of personality atau keperbedaan pecah, hal ini sangat berbahaya.
6 SIMPULAN
Agar fungsi tersebut dapat berfungsi secara baik dalam mewujudkan kehidupan beragama, mau tidak mau diperlukan penanganan dan usaha yang terarah dan terus menerus, baik dari pemerintah dan seluruh warga – termasuk tokoh agama.
Pemerintah tidak mungkin bekerja sendiri tanpa keikut sertaan seluruh lapisan masyarakat (tokoh agama dan masyarakat).
Untuk itu ada beberapa hal yang perlu dikembangkan
1. 2. 3.
• Sosialisasi nilai-nilai dan norma-norma agama secara kreatif dan akomodatif dalam kerangka negara dan masyarakat pancasila.
• Fungsionalisasi lembaga-lembaga keagamaan
• Partisipasi para pemuka agama dan pembangunan bangsa secara aktif dan konstruktif.
Demikian beberapa hal yang kami anggap sangat perlu dipikirkan bersama oleh para tokoh agama dalam rangka membangun kehidupan beragama yang semarak, kreatif dan sehat dalam wadah dan kerangkat negara dan masyarakat pancasila. yang penting bagi kita semua adalah kerja keras dan saling pengertian, tanpa kerja keras kita tidak akan memperoleh kemajuan yang digapai lewat pembangunan.
Akhirnya, peranan Tokoh Agama harus dapat mendorong agar fungsi sosial agama diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari di manapun berada di Bumi Pancasila ini agar Nation and Character Building bisa terwujud dengan baik guna meminimalkan berbagai konflik sosial dalam rangka menjaga keutuhan NKRI
Artinya...
1. Agama sebagai perekat sosial (intern, antar umat beragama dan pemerintah), 2. Agama sebagai pemberi arti kehidupan, 3. Agama sebagai sumber nilai, 4. Agama sebagai faktor kontrol sosial, 5. Agama sebagai pendorong perubahan sosial.
Peranan dan fungsi Tokoh Masyarakat, Umat Beragama dan Lembaga Kerukunan yang meliputi:
Pemelihara kedamaian, rukun dalam masyarakat yang taat hukum dan perundang-undangan Pelayan umat - selaku partner negara - bersama seluruh masyarakat demi menjunjung tinggi hak asasi manusia.
Kedamaian, Keharmonisan, Kenyamanan hidup merupakan prasyarat umum karena dibutuhkan oleh masyarakat, bangsa dan negara demi ketentraman dan kesejahteraannya. Bangsa Indonesia menghendaki dengan kemerdekaannya itu menuju :
1. Membentuk Negara Indonesia yang melindungi bangsa dan tanah air
2. Menyelenggarakan masyarakat yang Adil dan Makmur (pendekatan kesejahteraan)
3. Ikut dalam ketertiban dan perdamaian dunia (pendekatan ketertiban dunia).
Sekian
Terimakasih