Akyas
Magazine
Colour in Future
bel.a.jar [v] berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu
#01 Akyas Magz 2019
Beni Tabori - Photographer Tak ada kantuk diantara kita
Ivan - Redpel sekelas isinya cum aku dan kamu
Sumpul - Lay ga ada PR
Hollow - Redpel yang ngajarnya Rocky Gerung
E rre - Illustrator balik jam 10
Namkul - Pemred stop formalitas, bebaskan kreatifitas
Acid - Editor tiap hari MTK
1 | Indonesia Malas Belajar {?} | Akyas!
Salam Redaksi |
ma
“suram kini, sukses nanti.� opini sederhana penuh arti. Dampak, sang kutu buku menyulap kaca mata bagai novel trilogi. Parahnya, mereka yang dibelakang makin terbelakang walaupun sekolah tak bisa dijadikan satu-satunya tolak ukur, namun terkadang titisan kesuksesan terselip diantara doa-doa asatidz. Jangan merasa hidupmu menjadi payah tanpa matematika. Bukankah hidup lebih indah bila tidak dapat diperhitungkan, penuh kejutan bukan?
youter
Jombi - Reporter semua jadi guru, semua jadi murid.
- namkul
Zuzzu - Reporter "Adil dan Makmur" Ahju - Layouter naek kelas suit lulus gambreng
Halah - Editor santai tapi selesai
arana - Redpel gurunya ramah, fasilitasnya bagus dan teman - temannya baik Akyas! | Indonesia Malas Belajar {?} | 2
| Fokus Utama
Quo Vadis* Pendidikan Indonesia {?} “Pendidikan adalah senjata paling mematikan, karena dengannyalah kamu dapat mengubah dunia� -Nelson Mandelaampaknya perkataan sang revolusioner anti apartheid benar adanya. Berbagai negara maju dapat meraih kejayaan berkat pembenahan mereka di bidang pendidikan. Jepang misalnya, ketika mereka mengalami bonus demografi pada Restorasi Meiji. Hal pertama yang mereka benahi adalah pendidikan, 43% dana APBN mereka kucurkan untuk pendidikan. Sehingga dalam periode ini, kemajuan pendidikan dasar secara khusus melejit tinggi. Dan voila, mereka dapat bangkit dari keterpurukan hanya dalam waktu 30 tahun saja. Padahal, banyak pihak yang skeptis mempre*Quo Vadis : Mau dibawa kemana? **Skeptis : Ragu
4 | Indonesia Malas Belajar {?} | Akyas!
diksi Jepang akan menjadi negara terbelakang. Francis bacon, seorang filsuf ternama pernah berkata “Knowledge is Power� pengetahuan merupakan kekuatan. Barangsiapa yang menguasai pendidikan maka ia akan menguasai dunia. Tatkala suatu bangsa menghargai serta memperhatikan dengan betul pendidikan yang berlaku di negaranya, maka dapat dipastikan beberapa tahun kemudian negara tersebut akan memetik manisnya buah pendidikan. Pendidikan ibarat pondasi dalam sebuah negara. Pilar-pilar pembangunan seperti politik, ekonomi, dan hukum tidak dapat berdiri tegak apabila pembangunan pondasi tidak diperhatikan secara seksama. Kini Indonesia ibarat sebuah bangunan yang hampir runtuh tanpa pondasi. Lebih dari 73 tahun Indonesia merdeka, namun kemajuan pendidikan di Indonesia mengalami stagnasi bahkan degradasi yang menjadi-jadi.
Fokus Utama |
Ada beberapa permasalahan pada jalannya pendidikan di Indonesia: Indonesia belum memiliki blue print di bidang pendidikan. Kurikulum yang berlaku di Indonesia masih belum jelas, mulai dari kurikulum 2006 sampai 2013 selalu berubah-ubah. Akibatnya kita merasakan ketidakjelasan kurikulum di Indonesia. Ada sebuah anekdot, ketika seseorang ditanya apa itu kurtilas yang merupakan akronim dari kurikulum dua ribu tiga belas, dengan spontan ia menjawab “kurikulum tidak jelas�. Seharusnya sistem pendidikan di Indonesia dirumuskan terlebih dahulu oleh para stakeholder di bidang pendidikan. Sehingga pendidikan di Indonesia memiliki patokan khusus untuk tahun-tahun berikutnya. Indonesia belum bisa menghargai guru. Di Finlandia, ketika para murid ditanya tentang cita-cita mereka, mayoritas menjawab dengan lantang ingin menjadi guru. Mengapa? Karena disana guru setara dengan pekerjaan yang kita anggap mentereng di Indo-
nesia. Sedangkan di Indonesia belum lama kita saksikan di berbagai media, bagaimana guru honorer mengadakan demonstrasi kepada pemerintah menuntut untuk ditingkatkan kesejahteraan mereka.
Sistem pendidikan di Indonesia menjadikan murid sebagai objek. Di Indonesia murid diajarkan untuk menyerap seluruh pelajaran yang diberikan sekolah. Lebih dari belasan pelajaran yang harus dipelajari dengan seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Bandingkan dengan sistem pendidikan di negara-negara maju yang menjadikan murid sebagai subjek. Pelajaran di tingkat SMA hanya ada 6 mata pelajaran. Dan murid berhak memilih pelajaran yang diminati, mulai dari bahasa, kalkulus, seni, dan lain-lain.
Itu adalah segelintir dari banyaknya problematika yang menimpa negeri kita tercinta. Dan pada intinya, pendidikan merupakan conditio sine qua non, syarat mutlak bagi seluruh negara dan bangsa jika ingin berkembang dan meraih kejayaan. Hidup pendidikan Indonesia!!! (red: Ivan, ed: Halah) Akyas! | Indonesia Malas Belajar {?} | 5
| Komik
DI BALIK...
HINAAN bahkan makIaN...
... TAWA DAN APRESIASI PEMBACA
KOK I S EK JEL G YAN G? ARAN
APAANSI H, NI MAJALA JELEK!
SEK
AH, H! PAYA
!
EK!
JEL
PESAWAT KERTAS YANG TERBANG...
. RIPIK KENTANG.. ALAS MAKAN KE
TUMPUKAN KARYA YANG TERBUANG SIA-SIA...
ALAH... UH OLEH TIRAI MAJ KELAS YANG TED
ADA SEDERET PERJUANGAN DEMI MEWUJUDKANNYA...
6 | Indonesia Malas Belajar {?} | Akyas!
BLA..BLA..BLA
D DEA E N LI
!
Akyas
Magazine
Colour in Future
bel.a.jar [v] berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu
#01 Akyas Magz 2019
jADI KALO KALIAN MENEMUKAN MAJALAH INI BERSERAKAN, TERABAIKAN, TERBUANG, JANGAN BIARKAN ! kAMI SANGAT MEMOHON KALIAN UNTUK MENYIMPANNYA ! KALO EMANG GAK PENGEN NYIMPEN, TOLONG KASIHIN KE KANTOR AKYAS! INSYAALLAH MAJALAH-MAJALAH ITU AKAN SANGAT BERGUNA UNTUK ANAK-ANAK KURANG MAMPU DI LUAR SANA. SEMOGA ITU BISA MENJADI AMAL JARIYAH BAGI KALIAN DAN KITA SEMUA AaMIIN....
| Reportase
Bersama Kak Saur Marlina (butet) Manurung
Tanya : Kak, nggak tau kenapa kurikulum sekolah sekarang terasa nggak berguna di masa depan, gimana ya solusinya?? Jawab : Ya kalau gitu, kita ikut aja kurikulum sekolah, tapi kita juga bikin kurikulum sendiri diluar sekolah, kurikulum yang sesuai dengan problematika yang terjadi di sekitar. Jangan bergantung dan menyalahkan kurikulum sekolah, karena sekolah bukan satu-satunya tempat belajar. Tanya : Kak, kan banyak kejadian kayak murid malas-malasan di sekolah, suka membolos dsb. Itu kenapa ya? ? Jawab : Terkadang murid itu cerminan gurunya. Kalau ada murid yang malas (suka ngantuk, kabur, dsb.), nah bisa jadi ada yang salah dari kita sebagai guru. Entah itu kita ngomongnya terlalu lama atau kita memang membosankan. Tanya : Kakak pernah bilang kalau sekolah itu ‘tidak penting’, yang penting itu belajarnya, itu maksudnya gimana ya?? jawab : Sebelumnya, aku nggak bilang kalau sekolah itu nggak penting lho ya. Maksudku, sekolah itu hanya salah satu elemen yang bahkan nomor satu pun tidak. Yang paling penting itu belajar, terus harus banyak ‘piknik’. Piknik di sini bukan berarti keliling dunia atau jalan-jalan kemana, melainkan piknik di sini bermaksud kita harus menelusuri setiap segmen dari kehidupan. Nah, itu dia beberapa pertanyaan singkat yang kru Akyas tanyain ke Kak Butet. FYI nih, Kalian tau gak sih Kak Butet tuh siapa? Kak Butet adalah seorang pegiat sosial yang bergerak di bidang pendidikan. Wanita yang bernama lengkap Saur Marlina Manurung ini, merupakan founder dari SOKOLA, organisasi sosial yang memberikan pendidikan literasi dan advokasi bagi komunitas adat terpencil seperti Orang Rimba yang tinggal di pedalaman Jambi. Karena perannya tersebut, Kak Butet berhasil menerima penghargaan dan pengakuan internasional antara lain: “Man and Biosphere Award” dari UNESCO (2001) “Young Global Leader” dari World Economic Forum (2009), ‘Nobel Asia’ “Ramon Magsaysay Award” (2014), dan masih banyak lagi. Gimana, kerenkan? (Red: Zuzzu, Jombi. Ed: Acid) 8 | Indonesia Malas Belajar {?} | Akyas!
Reportase |
Pro dan Kontra masalah pendidikan
Terkait jam sekolah formal yang terlihat mendominasi waktu keseharian, serta fakta sistem siswa harus mempelajari seluruh mapel di sekolah’, gimana menurut kakak/ustadz . . ? ?
Untuk waktu sekolah formal, sebenarnya masih kurang. Karena pelajaran di Pondok Pesantren Husnul Khotimah itu sendiri sangat banyak. (Ust. Muhammad Ghozali, Lc.)
Secara bahasa, ‘sekolah’ atau ‘School’ diambil dari kata ‘Skole’ yang artinya waktu luang. Jadi sekolah itu seharusnya mengisi waktu luang kita bukan malah menyita waktu utama kita. (Kak Butet
Sebenarnya ilmu yang dipelajari di sekolah itu hanya ilmu dasar. Siswa harus mempelajari semuanya justru agar bisa menentukan passion dirinya. Apakah itu di kimia, matematika, atau yang lainnya
Marunung)
( Salah satu Ustadz di Pondok Pesantren Husnul Khotimah)
Kalau menurut ane sih itu masih kurang, soalnya kan minat baca orang Indonesia itu sedikit, jadi waktu selain di sekolah lebih banyak dihabiskan untuk bermain dan lainnya daripada belajar. Jadi mending ditambahin waktunya supaya yang gak bisa dimengerti di rumah/asrama bisa dijelasin di sekolah. (M. Farhan Rasyid, XI IPA 4) Semua ilmu-ilmu yang ada di sekolah sebenarnya hanya pengetahuan dasar untuk membuka wawasan, sehingga kita bisa berwawasan meliputi seluruh ilmu seperti geografi, mtk, sains, dll. Walaupun memang kedepannya kita hanya akan fokus pada satu obyek. Tapi kita punya ilmu/wawasan yang luas dan berguna buat kehidupan.
Dulu di daerah timur tengah (pertama kali sekolah itu ada) sekolah itu nggak seperti sekarang. Lebih ke ‘ada anak yang mahir di ilmu pedang disekolahkan ke sekolah berpedang, anak yang pandai masak dimasukkan ke sekolah memasak’, dan lain-lain. Waktunya kelamaan. Kalau belajar di sekolah internasional di jepang, waktunya cuma 2-4 jam jadi mereka bisa lebih fokus. Disini, dengan waktu belajar yang kayak gini, paling kita bisa fokus cuma sampai jam ke-4, habis itu langsung buyar. (M. Zidan Daliaz Wajdi, X IPA 5)
Menurut ane itu kebanyakan. Aturan harusnya fokus, kalau banyak begini jadi disaat kita belum paham suatu materi kita sudah harus pindah ke materi yang lain. (Ridhwan Althaf Izzuddin, X PK 2)
(Nabil M. Hafiz)
Akyas! | Indonesia Malas Belajar {?} | 9
| Photography
HEBOH! 5 TIPS INI BISA BIKIN FOTO KAMU MAKIN ASOY SEMLEHOY, NOMER 6 KAGA ADA! otografi di kalangan santri belakangan ini mulai menarik banyak peminat. Belajar fotografi membutuhkan kreativitas penuh dan banyak latihan. Namun sayangnya, mereka yang mau mendalami fotografi terlalu terburu-buru, sehingga banyak kesalahan yang berulang kali dilakukan. Nah, untuk mengimbangi keinginan yang besar tersebut, perlu skill yang lebih dari rata-rata. Di sini, Beni mau bagi-bagi tips nih buat sobat Akyas yang mau mulai belajar fotografi. Mulai dari mana bosq?
#1 Segitiga Exposure Hal yang paling penting adalah sobat Akyas harus ngerti konsep “segitiga exposure”. Ini wajib banget sobat Akyas pahami sebelum belajar lebih lanjut karena hal ini adalah hal paling mendasar dalam ilmu fotografi.
#2 (Ber) Tanya! Tips kedua, banyak bertanya kepada orang yang udah berpengalaman. Jangan bertanya tentang alat, bertanyalah tentang bagaimana cara berfikir mereka, cara mereka melihat dunia dengan sudut pandang berbeda, dan pengalaman mereka yang bermanfaat.
#3 Jangan Minder!
#4 Banyakin Jam Terbang
Jangan minder dengan apa yang sobat Akyas punya. Mau sobat Akyas punya kamera pocket atau kamera HP, ga ada masalahnya sama sekali. Coba deh, kebayang ga sih kalo kalian bisa bikin sesuatu yang keren dengan keterbatasan yang sobat Akyas punya? Pasti itu keren banget! Inget, balik lagi dengan “The man behind the gun” nya.
Semakin sering sobat Akyas memotret, maka kalian akan semakin mudah menganalisa kekurangan di foto tersebut. Karena analisa tersebut, foto kalian otomatis akan semakin baik. Selain itu, dengan banyak memotret mata sobat Akyas bakal jeli melihat berbagai fenomena menarik yang terjadi di sekitar kalian.
© Beni Tabori
© Beni Tabori
#5 Banyakin Referensi Perbanyak referensi foto. Tips terakhir ini juga penting buat sobat Akyas yang baru mulai belajar fotografi. Selain memberi ide buat foto kalian, referensi foto dari para fotografer profesional juga akan membuat sobat Akyas rendah hati, bahwa sebenarnya kita ga ada apa-apanya dibanding mereka.
Sampe situ dulu tips dari Beni Tabori yang lagi males dan mau beli truk. Untuk edisi selanjutnya, Ka Beni Tabori bakal ngasih tips buat sobat Akyas mengenai apa aja yang harus dilakukan dalam mengabadikan momen dalam sebuah acara serta gimana caranya menyampaikan cerita dari sebuah foto. (Red: Beni, Ed: Acid)
10 | Indonesia Malas Belajar {?} | Akyas!
colour in
n future
Random Fact About Education Fact |
Hai Sobat Akyas! Udah berapa tahun kalian sekolah? Selama bertahun-tahun kalian sekolah , kalian gak akan nyadar beberapa fakta pendidikan di negara kita tercinta ini. Nah, kali ini Akyas bakalan bahas beberapa diantaranya. Langsung aja nih, buat kalian yang pengen tau, ini dia random fact about education in Indonesia... Filosofi warna celana seragam anak SD, SMP, dan SMA. Warna merah pada celana SD konon mencerminkan perilaku anak SD yang ceria, penuh energi, dan memiliki semangat tinggi. Warna biru dipilih menjadi warna seragam anak SMP untuk melambangkan rasa percaya diri dan keahlian bersosial. Warna abu-abu pada celana SMA melambangkan sikap dewasa yang diharapkan dimiliki oleh anak SMA.
2
Asal usul warna coklat pada seragam pramuka. Warna coklat adalah warna dominan yang dipakai para pejuang untuk memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan. Selain itu, warna coklat dipilih dengan tujuan tak lain adalah agar tidak mudah kotor ketika beraktivitas.
Beberapa sistem pendidikan di Indonesia yang merupakan adaptasi dari Jepang Ternyata, sistem tingkatan SD selama 6 tahun, SMP selama 3 tahun, dan SMA selama 3 tahun merupakan penerapan pendidikan pada masa penjajahan Jepang. Sistem ini berlanjut dan diadaptasi menjadi sistem yang dipakai sekarang. Ada satu hal lagi yang merupakan peninggalan Jepang, yaitu upacara bendera. Upacara bendera adalah kebijakan Jepang yang diterapkan di sekolah kala itu. Ada pelajaran yang paling disukai sekaligus tidak disukai Nah, sobat Akyas pasti pernah mikir kenapa kita harus belajar matematika? Menghitung luas bangun, kecepatan mobil, hingga mencari nilai x dan y. Seketika kepala mendadak pusing dan mual-mual. Namun, salah satu survey pada pelajar Indonesia menyatakan bahwa matematika merupakan pelajaran yang paling tak disukai sekaligus pelajaran paling favorit. Sobat Akyas pilih yang mana nih? Lama waktu sekolah di Indonesia dibandingkan negara lain Lama waktu sekolah di negara kita adalah sekitar 8 jam. Lama waktu tersebut cukup lama jika dibandingkan dengan Finlandia yang hanya 4,5 jam. Namun, kita harus bersyukur karena di Korea Selatan, pelajar seumuran SMA harus bersekolah dari pagi hingga malam hari.
Kurikulum Indonesia merupakan salah satu yang terberat. Dikutip ketua BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan), Prof. Bambang Suhendro bahwa kurikulum Indonesia merupakan kurikulum terberat di dunia. Pelajar Indonesia sedari kecil sudah dibebankan dengan beban besar di pundaknya. Dengan fakta seperti itu, apakah pendidikan Indonesia semakin maju? (Red, Ed: Acid ) Akyas! | Indonesia Malas Belajar {?} | 11
| Quiz
Surat Kecil Untuk Kemdikbud
Horas Sobat Akyas! di Halaman Kosong edisi pertama ini kalian boleh nulis apapuuun buat Kemdikbud, mau ngasih saran dan harapan buat sistem pendidikan negeri +62 ini boleh, atau uneg-uneg kalian tentang masalah yang kalian hadapi berkaitan dengan pendidikan indonesia, terseraahhh, asal ga mengandung unsur Sara dan Pornografi ya sobat! Surat yang terpilih bakalan dikirim langsung ke Kantor Pusat Kemdikbud Republik Indonesia loohhh. Maju terus Pendidikan Indonesia!
Gunting di bagian kertasnya, trus kumpulin deh ke kantor akyas..