15 - Predator Cabul

Page 1

1

EDISI 15, Minggu III MEI 2013

http://majalah.batampos.co.id

Tips Sukses Memulai Usaha Kuliner tanjunguma, kampung tua di tengah kota Bukan Mau Jual Apa, Tapi Siapa Yang Mau Beli?

11

Pelajaran dari Richard Branson

Tips Memilih Asuransi Jiwa | Mengembalikan Cita Rasa Nusantara | Sarana Nostalgia Penggila Hardtop Antara Surga, Dunia dan Iblis Bermata Seribu | AlbertEinstein, Begawan Fisika Dunia | Ciptakan 20 Tari, Belajar dari Siapa Saja EDISI 15, Minggu III MEI 2013


2 edisi 15, minggu III - Mei 2013

fokus peristiwa 06

Kasus pencabulan anak di bawah umur terus meningkat di Kepulauan Riau. Tahun 2012 ada 35 kasus yang tercatat di KPPAD Kepri. Sementara di PPA Polresta Barelang ada 24 kasus. Bahkan, empat bulan pertama 2013 sudah tercatat 21 kasus. Pelakunya mayoritas orang terdekat korban.

indeks history

71

gadagadu

65

Setelah menulis empat artikel ilmiah yang diterbitkan pada tahun 1905, Albert Einstein menjadi terkenal di seluruh dunia karena teori relativitas umum.

Amber Heard luluh dipepet Johnny Depp, Lindsay Lohan minggat dari panti rehabilitasi, Aura Kasih kenang saat bersama Almarhum Uje, dan Marshanda menikmati peran ibu.

digistyle 52

mataair 23

Perkembangan terakhir proyek Google Glass yakni munculnya aplikasi yang memungkinkan pengguna kaca mata Google mengambil foto hanya dengan kedipan sebelah mata.

Kalai kita menginginkan sesuatu, mungkin dulu ketika kita masih kanak-kanak, saking inginnya kita, maka keinginan itu sampai terbawa mimpi.

sekilas 20

kutubkhanah 44

7 Tewas, 1 kritis, 12 ditangkap; Rp1,5 M di kantong kresek; dan Wanita-wanita cantik di sekitar Fathanah.

Nama Pulau Tambelan, di Kecamatan Tambelan, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau, kurang dikenal dalam khazanah manuskrip Melayu. Namun, bukan berarti tak ada khazanah manuskrip Melayu tentang Pulau Tambelan.

creatrep 33

Lazimnya berbisnis orientasinya adalah keuntungan. Tetapi bagi Budi, pemilik Kedai Kopi Bayantrie, bisnis tak sematamata soal laba. Misi sosial bisa dicemplungkan ke dalam bisnis tanpa merugi

trend 28

Bosan dengan penampilan feminin? Lupakan gaun, rok, dan berbagai pernak-pernik lainnya. Coba sesekali lirik gaya androgini, perpaduan antara gaya feminitas dan maskulin.

EDISI 15, Minggu III MEI 2013


3

indeks

edisi 15, minggu III - Mei 2013

media

24

Rusticus mendapat kabar seorang menteri utama di pemerintahan Caesar bakal pindah rumah. Caesar meminta para reporter tak memberitakan kepindahan tersebut. Alasannya keamanan. Tapi, Rusticus yang gelisah dengan berita-berita rutin parlemen, mengabaikan perintah Caesar.

pix 39

Kelurahan Tanjunguma masuk dalam peta kampung tua yang ditetapkan Pemerintah Kota Batam. Terletak tak jauh dari jantung perekonomian Batam, Jodoh-Nagoya, Tanjunguma seolah tak terusik perkembangan pesat kawasan-kawasan sekitarnya.

tips101 69

Salah satu cara mengelola risiko dalam hidup adalah dengan memiliki asuransi sesuai dengan kebutuhan. Seperti apa?

spash 04

Melati boleh jadi adalah bunga paling malang di dunia. Cantik dan wangi wujudnya, tetapi oleh media selalu dijadikan padanan untuk hal-hal yang muram. EDISI 15, Minggu III MEI 2013

tourism 53

Didirikan sebagai wujud dedikasi dan apresiasi kepada para jagoan masak jaman dahulu, ibuibu dan pembantu-pembantu rumah yang telah berjasa dalam memperkaya khasanah dan cita rasa masakan Sunda, sehingga menjadi kekayaan keanekaragaman citarasa nusantara.

matabola 47

Bambang Pamungkas menjadi “duta perlawanan� terhadap siapa saja yang mengurus PSSI. Saat banyak pemain dan klub yang berafiliasi ke KPSI dan tak mau ikut timnas Piala AFF yang dilatih Nil Maizar.

kiprah 49

Berlatar pendidikan akuntansi, Juliansyah justru sukses sebagai koreografer. Tari kreasinya tampil sebagai juara berbagai parade tari.

otomotif 57

Pengguna Hardtop lawas bisa bernostalgia dengan Hardtop baru ini. Produk Toyota dengan nama FJ Cruiser ini, lebih kokoh.


4

spash

Melati M

elati boleh jadi adalah bunga paling malang di dunia. Cantik dan wangi wujudnya, tetapi oleh media selalu dijadikan padanan untuk hal-hal yang muram. “Melati, sebut saja begitu, kemarin ia dicabuli oleh ......’’ Bukan sekali dua kali khalayak membaca kalimat seperti itu. Entah siapa yang memulai, tetapi ia sudah seperti rutinitas untuk kabar murung tentang anak-anak dan wanita. Etika pers memang mewajibkan pengelola media menyamarkan identitas korban asusila (perkosaan dan pencabulan), dan itu berlaku di mana saja. Di India, deretan panjang “Melati” dalam empat bulan terakhir, telah menyulut amarah warga. Yang paling tragis, satu Melati diperkosa dan dianiaya sekelompok pria di atas sebuah bus yang tengah melaju di jalanan Kota New Delhi yang padat. Ia kemudian dilempar ke luar bus. Melati sempat dirawat di RS Mount Elizabeth, Singapura, tetapi nyawanya tak bisa diselamatkan. Perkosaan dan pencabulan ada sejak zaman permulaan kehidupan manusia. Pada zaman Romawi, umpamanya, perkosaan diidentikkan sebagai simbol “pesta kemenangan” atas penaklukkan kota-kota jajahan. Tentara Romawi yang berhasil menduduki kota-kota seteru mereka merayakannya dengan memerkosa para wanita di sana. Meski zaman berganti, tradisi Romawi itu tetap hidup di abad ini. Medan perang Rwanda dan Bosnia, adalah contoh nyata. Navanethem Pillay, seorang hakim yang ditunjuk Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk menggelar sidang perkosaan korban perang Rwanda 1998, bertekad kuat menghentikan tradisi itu. Ia menggolongkan perkosaan sebagai kejahatan genosida atau pemusnahan hidup manusia. ‘’Sejak zaman dahulu, perkosaan dianggap sebagai rampasan perang. Sekarang ia akan menjadi kejahatan perang. Kami ingin mengirimkan pesan yang kuat bahwa perkosaan tidak lagi merupakan tropi perang.” Muhammad Iqbal Pimpinan Redaksi

EDISI 15, Minggu III MEI 2013


5

EDISI 15, Minggu III MEI 2013

kartop KARTUN OPINI


fokus

6

p e ri s ti w a

Ancaman dari Orang-orang Dekat

Kasus pencabulan anak di bawah umur terus meningkat di Kepulauan Riau. Tahun 2012 ada 35 kasus yang tercatat di KPPAD Kepri. Sementara di PPA Polresta Barelang ada 24 kasus. Bahkan, empat bulan pertama 2013 sudah tercatat 21 kasus. Pelakunya mayoritas orang terdekat korban. Berbagai motif dipakai pelaku untuk memuluskan aksinya.

Editor: YERMIA RIEZKY

Editor: M. Nur

email : majalah@batampos.co.id

email : majalah@batampos.co.id

foto: wijaya satria

EDISI 15, Minggu III MEI 2013

Anak di bawah umur yang jadi korban pencabulan.


fokus

7

JO

p e ri s ti w a

bersiap menyantap makan siangnya pada Senin, 15 April 2013, ketika telepon selulernya berdering. Seseorang yang mengaku dari unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polresta Barelang, menanyakan identitasnya. Mendapat telepon dari kantor polisi, JO tak kaget. Ia malah menanggapi dengan santai, karena sudah sering mendapat telepon tak jelas menawarkan hadiah. Ia memilih mengakhiri pembicaraan itu dan melanjutkan makan siangnya. Baru beberapa suap makanan masuk ke mulutnya, ponselnya kembali berdering. Seperti telepon sebelumnya, kontak berasal dari unit PPA. Kali ini nadanya lebih serius. Penelepon mengaku sebagai Kepala Unit PPA, Aiptu Puji Hastuti. JO yang menerima telepon yang sama dua kali, tak lagi santai menanggapinya. Ia bertanya mengapa Puji menghubunginya. Puji meminta JO segera ke Polresta Barelang. “Ada masalah apa saya harus ke sana?” tanya JO.

JO, orantua korban tak menyangka pelaku pencabulan adalah kepala sekolah yang ia hormati.

Jawaban Puji mengejutkan JO. “Anak bapak menjadi korban kasus asusila yang dilakukan kepala sekolahnya.” Pembicaraan berakhir. Selera makan JO hilang. Ia bersiap ke Markas Polresta Barelang. Namun, karena ragu, ia kemudian mengecek kabar itu di SMPN 28 Batam di Kawasan Taman Raya, Batam Kota. Sesampainya di sekolah, JO mendapati tempat belajar anaknya itu sudah ramai oleh warga dan wali siswa. Salah seorang warga mengabari JO, anaknya, sebut saja Melati, dan belasan siswi lainnya dibawa ke kantor polisi. Mereka bertanya pada JO, apa yang terjadi dengan putrinya dan belasan siswi tersebut. JO mengaku tidak tahu. JO segera bergerak ke Polresta Barelang. Perasaannya kalut. Geram dan heran bercampur dalam hati dan pikirannya. “Saya tak habis pikir,” kata JO saat dijumpai di rumahnya di Batam Kota, Rabu dua minggu lalu. “Jumat (12/4) tiga hari sebelumnya saya dipanggil kepala sekolah, pemanggilan itu melalui putri saya,” katanya. Sebenarnya, saat Melati menyampaikan panggilan dari Kepala SMPN 28, Herizon, JO bertanya-tanya, mengapa pemanggilan itu tanpa disertai surat. Pertanyaan lain yang timbul, apa tujuan pemanggilan itu. Apakah untuk menjelaskan persiapan

foto: cecep

EDISI 15, Minggu III MEI 2013

Siswa SMP korban pelecehan seksual dikumpulkan dalam sebuah ruangan.


8 menghadapi Ujian Nasional SMP yang kian dekat? Meski tenggelam dalam pertanyaan yang muncul di benaknya, JO akhirnya menanggapi panggilan itu. Karena sibuk, ia kemudian meminta istrinya memenuhi panggilan kepsek. Kepada istri JO, Herizon menanyakan kegiatan Melati di rumah. Bagaimana sikapnya ketika di rumah dan dengan siapa saja bermain. Ketika JO mendengar pertanyaan-pertanyaan tersebut dari istrinya, ia sempat berpikir, apa yang ditanyakan Herizon tidak tepat. Pertanyaan-pertanyaan itu seharusnya dilontarkan oleh orangtua, bukan oleh kepala sekolah. Walaupun ada pertanyaan itu, JO menyimpan kagum pada Herizon. Saat itu, ia menganggap Herizon termasuk melindungi muridnya. “Saya mengapresiasi kepala sekolah karena memperhatikan anak didiknya dari sekolah sampai posisi pulang. Susah cari guru seperti itu,” terang dia. Selama dua hari, ia tidak merasa ada sesuatu yang aneh dengan kejadian itu. Baru setelah mendapat kabar tentang musibah yang menimpa Melati, ia tersentak. “Rupanya orang yang begitu kami percaya, dia pula yang memanfaatkan situasi ini,” tambah JO. Ia tak habis pikir karena sebelumnya sempat dipanggil ke sekolah. Dalam perjalanan, ia masih setengah tak percaya. “Kalau kemarin tidak dipanggil, saya mungkin langsung percaya. Ini, tiga hari sebelumnya masih sempat memanggil menanyakan hari-hari anak saya,” kata dia.

fokus p e ri s ti w a

JO makin percaya ketika bertemu dengan anaknya bersama dengan korban lainnya. Terlebih, ia mendapat keterangan kejadian yang menimpa anaknya. Di Polresta, 14 korban kasus asusila yang dilakukan Herizon berkumpul. Pakaian mereka seragam, lengan panjang putih dan rok biru tua panjang. Kepala mereka diselubungi kerudung putih. Penampilan itu membuat mereka sulit dibedakan. Para korban memberikan kesaksian. Dari keterangan sumber kepolisian dan orangtua korban, Herizon memanggil satu demi satu korbannya. Ia menanyai kehidupan pribadi korban, siapa pacarnya, apakah sering keluar malam, apa saja yang dilakukan selama pacaran. Pertanyaannya menjurus sampai pada urusan keperawanan. Herizon curiga kalau beberapa siswinya sudah pernah melakukan hubungan seksual. Interogasi Herizon awalnya dilakukan di ruang kepala sekolah. Satu demi satu korban dipanggil ke ruang kepala sekolah. Saat berbicara dengan siswinya, hanya Herizon bersama siswi bersangkutan di ruangan. Dari pembicaraan dengan Putri, JO tahu anaknya itu sering dipanggil. “Berkali-kali dia dipanggil kepala sekolah ditanyai hal-hal seperti itu,” terang JO. JO yakin, pemanggilan para korban yang berkali-kali itu termasuk menjajaki bagaimana sikap calon korbannya. Siswi yang bisa diintimidasi, akhirnya menjadi korban sang kepsek. Melati bercerita pada JO, dirinya tak menceritakan

foto: dalil harahap

EDISI 15, Minggu III MEI 2013

Korban dibawa ke Polresta Barelang untuk dimintai keterangan.


9

fokus p e ri s ti w a

kejadian yang dialaminya karena takut dengan Beberapa bahkan berupaya membakar rumah Herizon sebagai kepala sekolah. Jabatan ini Herizon di Perumahan Cendana Blok E4 kemudian dipakai Herizon mengintimiNomor 1. Upaya itu akhirnya dihentikan dasi para korban. Beberapa siswi mentetangga Herizon yang tak ingin kebaHerizon melakukan gaku bahwa mereka tidak perawan karan menyebar ke rumah lain. perbuatan terlarang lagi. Herizon ternyata tak kuat meitu sejak September Mendapat angin, Herizon menanggung beban dan malu karena langkah lebih jauh. Ia kemudian kesaksian dan bukti yang member2012. Aksinya berakhir membawa korbannya dengan mobil atkan dirinya. Stres berat, Herizon pertengahan ke tempat yang jauh dari sekolah. Di masuk ruang perawatan Rumah April 2013. dalam mobil, ia melancarkan aksinya Sakit Awal Bros Batam, 17 April 2013. dengan memegang organ intim korban. Diduga, ia berniat menenggak racun Sementara itu, korban yang mengaku serangga untuk bunuh diri, subuh hari itu. masih perawan dipaksa membuka roknya dan Kesehatan kepala sekolah itu pulih dua hari menunjukkan kalau mereka masih perawan. kemudian. Ia pun bersedia memenuhi panggilan petugas Anggota Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Polresta Barelang untuk menjalani pemeriksaan. KeesoDaerah (KPPAD) Kepulauan Riau, Eri Syahrial, menyebutkan harinya, Herizon ditetapkan sebagai tersangka atas kan dari keterangan korban, Herizon melakukan perbuatindakan pencabulan anak di bawah umur. tan terlarang itu sejak September 2012. Aksinya berakhir Kepada wartawan pada Minggu, 21 April 2013, Heripada pertengahan April 2013 lalu setelah kasak kusuk zon membantah segala tuduhan yang diarahkan kepayang beredar di siswa SMPN 28 sampai ke telinga wali danya. Ia mengaku memanggil para siswinya ke kantor murid. Herizon memang berhasil membungkam korbannya. Ia mampu memanfaatkan otoritasnya sebagai kepala sekolah dan mengancam korban agar tidak bercerita pada orang tuanya. “Dari semua korban ada rasa takut. Ini karena tersangka posisinya lebih di atas korban,� kata Kepala Unit PPA Polresta Barelang, Aiptu Puji Hastuti, Kamis pekan lalu. Sayang, Herizon tidak mampu membungkam korban yang bercerita dengan teman sebayanya. Sebagai remaja, korban yang memendam gundah akibat kejadian yang mereka alami lebih nyaman bercerita dengan kawannya. Tanpa disadari, salah satu kawan korban menceritakan kejadian itu pada orangtuanya yang kemudian menghubungi komite sekolah. Pertemuan komite sekolah dengan wali siswa yang berlangsung Minggu, 14 April 2013, pun mendapatkan bukti baru. Korban pelecehan seksual oleh Herizon mencapai 14 orang. Hasil itu disampaikan ke Dinas Pendidikan Kota Batam. Herizon kemudian diamankan ke kantor Dinas hari itu juga. Kepala Sekolah tidak hadir pada apel pagi keesokan harinya. Pada kegiatan itu juga, 14 siswi korban diminta tidak dulu masuk kelas. Mereka dibawa ke Polresta Barelang untuk memberikan kesaksian. Selain memberi keterangan, korban juga menjalani visum. Hasilnya, dua siswi terbukti mengalami pencabulan, salah satunya anak JO. Sedangkan lainnya memberikan keterangan karena mengalami pelecehan. Bukti dan keterangan saksi itu memberatkan Herizon. Di lain pihak, amarah keluarga korban mulai tersulut. EDISI 15, Minggu III MEI 2013

foto: dalil harahap

Herizon, kepala sekolah yang diduga melakukan pelecahan seksual terhadap siswanya diamankan di Polresta Barelang.


10

fokus p e ri s ti w a

sebagai upaya pembinaan. bagi institusi pendidikan,” kata, Setyasih Priherli“Itu murni bentuk kepedulian saya terna, ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) hadap masa depan mereka agar tidak Kota Batam. terjerumus pada pergaulan bebas,” kata “Orang bisa saja memandang sekoHerizon. lah dan tenaga pendidik sebagai Herizon kini dikenakan Namun, Eri mempersoalkan petempat yang tidak aman pada anak, pasal 81 dan 82 Unmanggilan oleh Herizon. Menupadahal kejadian seperti ini adalah dang-Undang Nomor rutnya, sekolah memiliki guru tingkah beberapa oknum saja. Tapi 23 Tahun 2002 tentang Bimbingan dan Konseling (BK) yang karena terjadinya di dalam lembaga bertugas memberikan bimbingan pendidikan, otomatis menjadi sesPerlindungan Anak. terkait masalah-masalah yang dihuatu yang luar biasa,” ujar Eri. adapi murid. Sementara Herizon kini dikenakan Pemanggilan, walaupun dilakukan pasal 81 dan 82 Undang-Undang Nomor kepala sekolah, tidak bisa dilakukan sendiri. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Harus ada pendamping guru lainnya. “Tidak seperti Dia terancam penjara maksimal 15 tahun. “Berkasini (Herizon) di ruang tertutup,” ujar Eri. nya dalam penyelesaian administrasi akhir sebelum Akibat pencabulan dan pelecehan seksual itu, korbandilimpahkan ke kejaksaan,” kata Aiptu Puji. nya hingga kini masih trauma. Bahkan salah satu kor*** ban pelecehan oleh Herizon menangis seharian setelah Pelecehan seksual dan pencabulan yang dialami 14 dipangil Herizon di sekolah. Beberapa lagi menangis dan siswi SMPN 28 Batam itu, hanya satu dari sekian banyak meronta saat diperiksa di ruang Unit PPA Polresta Barekasus di Kepulauan Riau. Bahkan dalam dua tahun teralang. khir cenderung meningkat. Di tempat lain di Jakarta Timur, siswi korban pencabuData KPPAD Kepri menyebutkan, di tahun 2012 jumlan wakil kepala sekolah di salah satu SMA, stres berat lah kasus pencabulan dan pelecehan seksual pada anak saat mengikuti Ujian Nasional begitu mengetahui guru mencapai 35 kasus. Rata-rata tiga kasus per bulan. Seyang mencabulinya masih berseliweran di sekolah. mentara di 2013, hingga akhir April, sudah 21 kasus atau JO mengaku Melati kini tidak nyaman di rumah. Hal rata-rata lima kasus per bulannya. itu muncul dari proteksi orangtua setelah terungkap“Dari kasus yang kami tangani tahun 2013, kasus nya kejadian itu. JO dan istrinya lebih sering membatasi SMPN 28 ini yang gaungnya paling besar,” kata Eri. waktu Melati di luar rumah. Data Unit PPA Polresta Barelang juga menunjukkan Saat Batam Pos mengunjungi rumah JO, Melati pamit hal serupa. Di tahun 2012 PPA menerima 24 laporan bermain ke rumah temannya. Sebelum anaknya pergi, pencabulan dan pelecehan seksual atau rata-rata dua JO meminta Melati mengangkat telepon genggamnya setiap bulannya. Sementara pada periode Januari hingga saat ayahnya menghubungi. Melati juga diminta pulang April 2013, ada 12 laporan yang masuk atau rata-rata tiga sebelum jam tujuh malam. kasus per bulan. “Dia tidak nyaman karena seperti terpasung. Kami Puji Hastuti mengungkapkan, kasus yang dilaporkan orangtua sebenarnya sadar tidak terjadi apa-apa, tapi itu diluar kasus yang ditangani oleh tiap-tiap Polsek. kekhawatiran kami kerap muncul,” ungkap JO. Rata-rata kasus tersebut berawal dari pacaran yang Saking seringnya kekhawatiran itu muncul, saat Melati dilakukan sesama anak di bawah umur. Meski demikian ke masjid pun JO khawatir. Sampai sekarang mereka tidak sedikit laporan kasus tersebut yang melibatkan tetap menjaga kasus itu tidak sampai ke telinga tetangga pelaku orang dewasa dan korban anak. se kompleks. “Kejadian ini menguras pikiran kami,” ujar “Untuk korban yag awalnya pacaran, rata-rata berusia JO, memegang keningnya. 12 hingga 16 tahun. Kalau usianya di bawah itu, dilakuBeruntung JO mendapat bantuan KPPAD Kepri sehingkan oleh orang terdekat. Yang paling menarik perhatian ga ia bisa sedikit lega. Ia juga mendapat banyak masukan masyarakat tahun ini kasus kepala SMPN 28,” kata Puji. bagaimana menempatkan diri sebagai kawan saat berMereka yang termasuk orang-orang dekat antara lain tanya pada anak. paman, tetangga, guru, atau orang-orang yang kerap Eri mengatakan, trauma yang membekas itu bisa jadi muncul di lingkungan itu. Misalnya, di bulan Novempemicu si anak melakukan hal yang sama saat mereka ber PPA menangani kasus pencabulan yang melibatkan dewasa. seorang pedagang mainan keliling. Selama tiga tahun ia Tak hanya bagi anak, bagi dunia pendidikan, kasus ini mencabuli seorang anak dari kelas dua hingga kelas lima mencoreng nama institusi sekolah. “Ini tamparan keras sekolah dasar. Sementara KPPAD Kepri pernah menan-

EDISI 15, Minggu III MEI 2013


11 gani kasus yang melibatkan pelaku sopir jemputan anak dan petugas keamanan sekolah. Puji menjelaskan, dua motif yang sering dilakukan pelaku dalam menjalankan aksinya adalah melalui pemaksaan dan iming-iming janji atau hadiah. Tapi dalam kasus SMPN 28, apa yang dilakukan kepala sekolah termasuk kategori pemaksaan. Hal ini muncul karena rasa takut yang terpancar dari masing-masing korban. Kedudukan pelaku yang lebih tinggi membuat anak dalam posisi tertekan. Perlakuan orangtua pada anak jadi salah satu pemicu utama kasus pencabulan. Bibit ini muncul saat orangtua tidak punya cukup waktu untuk menjaga maupun membina komunikasi dengan anaknya. Puji mengatakan, kesibukan orang tua membuat mereka harus menitipkan anaknya ke tetangga. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh orang dewasa yang ingin memuaskan nafsunya, hingga akhirnya mencabuli anak yang ditinggal bekerja oleh orangtuanya. “Pelaku orang-orang terdekat biasanya cari gampang. Misalnya tidak punya istri atau istrinya jauh, untuk memenuhi kebutuhan biologis tentunya mahal kalau harus bayar PSK (pekerja seks komersil),” kata Puji. *** Di Kepri, kasus guru yang memanfaatkan otoritasnya

fokus p e ri s ti w a

tak hanya terjadi di Batam. Eri menyebutkan, pada tahun ini juga ada kasus pencabulan yang dilakukan kepala Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) di Karimun dengan korban dua orang. Sementara itu di Tanjungpinang, tahun ini juga, seorang guru SMA mencabuli dua siswinya di hotel. Di kota yang sama, seorang pejabat Pemprov Kepri juga melakukan pencabulan pada dua anak angkatnya. Kelakukan pejabat ini menyulut emosi puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Jaringan Informasi Mahasiswa Kota Tanjungpinang. Mereka turun ke jalan menggelar unjuk rasa di Bundaran Pamedan, Kamis pagi, 18 April 2013. Tuntutannya satu, sang pejabat harus diadili. ‘’Kami meminta Menteri Pendidikan turun ke Kepri, copot oknum itu,’’ teriak seorang mahasiwa dengan pengeras suara. Informasi yang diperoleh Batam Pos, dua anak angkat oknum pejabat ini diambil dari kampungnya. Mereka dari keluarga kurang mampu, namun memiliki semangat belajar yang tinggi. Pejabat ini tergerak hatinya menyekolahkan anak-anak tersebut. Kini kedua anak angkat itu duduk di bangku SMP dan SMA. Keduanya tinggal di rumah oknum pejabat. Semua keperluan keduanya dipenuhi oleh orangtua angkatnya itu.

foto: wijaya satria

EDISI 15, Minggu III MEI 2013

Anggota Komisioner KPPAD Kepri Eri Syahrial bersama anakanak korban pelecehan seksual.


fokus

12

p e ri s ti w a

Waktu pun berjalan. Dua anak ini tumbuh menjadi anak yang manis dan cantik. Sang pejabat menyayangi keduanya. Begitupun istrinya. Pak Pejabat tak segan-segan memeluk dan mencium kedua anak angkatnya itu saat akan berangkat ke sekolah. Perlahan, Pak Pejabat mulai keluar belangnya. Kasih sayangnya berubah menjadi nafsu. Ia mencabuli kedua anak angkatnya itu. Tidak tahan dicabuli, kedua korban akhirnya melapor ke Polresta Tanjungpinang, Maret lalu. Kepada polisi keduanya mengaku kerap diminta memegang dan mempermainkan alat vital sang ayah angkat. Modusnya beragam, mulai dari pura-pura sakit kepala lalu minta dipijat, hingga pura-pura lupa membawa handuk saat mandi, dan beragam cara lainnya. Ujung-ujungnya ia meminta anak angkatnya itu melakukan masturbasi. Aksi itu dilakukan Pak Pejabat saat istrinya yang juga pegawai negeri sipil berangkat kerja atau keluar rumah. Bahkan terkadang ia pulang saat jam kerja untuk melampiaskan hasrat biologisnya kepada dua anak angkatnya itu. Meskipun hanya sebatas hand job. Kasus ini masih terus bergulir. Tetapi pelaku masih bebas dan masih tetap menjabat di Pemprov Kepri. Ia belum dicopot. Jika melihat ke belakang, pada tahun 2011, warga

Bintan juga dikejutkan dengan kasus pelecehan seksual yang dilakukan seorang guru SMA terhadap 11 siswinya. Sang guru pun dihukum penjara dan dicopot dari PNS. Sebelas orang anak itu dikerjai dalam satu kegiatan perkemahan. Pencabulan dilakukan di tenda sang guru yang dikemas dengan kegiatan uji nyali. Baik Eri maupun Puji melihat Herizon tidak memiliki kecenderungan sebagai pedofilia. Keduanya melihat kepala sekolah itu hanya memanfaatkan kesempatan dan otoritas yang ada di tangannya. “Katakanlah sebelumnya dia tidak berkasus, tapi karena ada kesempatan, dia berbuat seperti itu,� kata Eri. *** Masih banyak kasus pelecehan seksual dan pencabulan yang terjadi di Kepri. Tapi tidak diungkap ke publik. Salah satu alasannya, demi menyelamatkan si korban. Banyak juga kasus yang tidak dilaporkan. Bahkan tak sedikit kasus yang dilaporkan, kemudian ditarik kembali dengan berbagai alasan. Kondisi ini membuat penjahat kelamin pada anak di bawah umur kian menggila. Tidak ada efek jera. Anggota Komisi X DPR RI (membidangi pendidikan,

Di Disdik Kepri, seorang pejabat mencabuli dua anak angkatnya, namun tetap tidak dicopot.

foto: cecep

EDISI 15, Minggu III MEI 2013

Siswi korban pencabulan dibawa untuk visum.


fokus

13

p e ri s ti w a

pemuda, olahraga, pariwisata, kesenian, dan kebudayaan), Herlini Amran, menilai kasus tersebut tidak boleh dianggap sepele. Apalagi pelakunya guru atau orang dekat korban lainnya, yang seharusnya menjadi orang pertama melindungi. “Jika terbukti, harus dihukum berat, supaya ada efek jera,” tegasnya, pekan lalu. Selain harus dihukum berat, pelaku juga harus dicopot dari jabatannya. Bahkan harus diberhentikan secara tidak hormat jika pelakunya pegawai negeri sipil. Herlini melihat ada beberapa faktor yang mendorong orang dekat cenderung jadi pelaku. Antara lain, lemahnya aplikasi norma agama dalam kehidupan pribadi dan berkeluarga. Gagalnya penerapan pendidikan karakter di sekolah. Belum adanya sistem pembinaan moral anak yang sinergis antara keluarga, sekolah, lingkungan, masyarakat, dan pemerintah. Faktor lainnya, orang dekat terpengaruh konten porno dari gadget atau video compact disc (vcd) yang sering mereka tonton. Orientasi seksual menyimpang (pedofilia). Disfungsi seksual suami istri hingga mencari pelampiasan ke anak-anak. Faktor kemiskinan, pendidikan rendah, dan lainnya. Herlini melihat, pendidikan di Indonesia memang mengalami masalah yang kompleks. Sehingga harus dievaluasi secara menyeluruh. Kebijakan pendidikan yang sudah berjalan selama ini masih jauh dari harapan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Yaitu, pendidikan yang bertujuan menumbuh kembangkan potensi anak didik, agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga Negara yang demokratis, dan bertanggungjawab. “Sistem pendidikan nasional kita lebih memprioritaskan kemampuan otak saja. Pendidikan karakter belum sepenuhnya masuk dalam kurikulum,” kata Herlini. Celakanya, kurikulum selalu mengalami perombakan setiap berganti rezim, sehingga tidak ada standar yang benar-benar jadi patokan. Legislator Partai Keadilan Sejahtera ini mengungkapkan, dalam mengangkat atau memilih pejabat, termasuk kepala sekolah, selama ini yang dilihat lebih pada kualitas dan kompetensi guru secara akademik. Sementara, jejak rekam moralitasnya cenderung dilupakan. Dalam konteks kasus yang menimpa anak-anak di SMPN 28 Batam dan kasus serupa lainnya di Kepri, ang-

gota legislatif dari daerah pemilihan Kepulauan Riau itu menilai, lebih pada persoalan moralitas oknum pendidiknya. “Jika moralitas dan pemahaman nilai-nilai agamanya mendalam dan komitmen menjalankan, maka si pendidik tadi tidak akan melakukan pelecehan dengan dalih apapun,” tegasnya. Setyasih Priherlina mengatakan, Dinas Pendidikan perlu mempertimbangkan terlaksananya sekolah ramah anak. Sekolah ramah anak terdiri dari elemen guru dan pendukung seperti petugas keamanan, kantin sampai metode pengajaran dan pembinaan yang ramah pada anak. Dinas Pendidikan juga perlu melakukan seleksi lebih ketat pada tenaga pendidiknya, seleksi itu termasuk psikologi dan kecenderungan seksual tenaga pengajar. “Seleksi untuk pendidik maupun pengangkatan kepala sekolah tidak bisa hanya melihat kompetensi akademiknya saja. Jangan hanya melihat dari syarat eselon. Karena kenyataan yang ada saat ini, banyak juga guru yang tidak punya hati sebagai pendidik dan mau jadi guru sekadar ingin menjadi PNS,” terang Lina. Soal jumlah kasus pelecehan seksual anak di bawah umur di Kepri, Herlini menilai hanya sebagian kecil dari sekian banyak kasus yang mencuat. Di masyarakat saat ini masih melekat budaya menjaga “aib”. Apalagi pelakunya orangtua, kakak, atau saudara yang disertai ancaman pelaku. Status ekonomi korban juga bisa menjadi penyebab tidak membuat laporan. Apalagi anak-anak masih buta hukum, begitupun keluarganya. Khususnya yang dari kalangan ekonomi lemah. Puji Hastuti menambahkan, orangtua jangan selalu memposisikan diri lebih tinggi dari anaknya. Karena hal itu bisa membuat anak takut berbicara. “Anak berpikir, ‘kalau saya cerita dimarahi, lebih baik saya diam saja’,” kata Puji. Selain itu, banyak ibu korban pencabulan yang ternyata tidak bekerja. Keadaan ini membuat dia bertanya bagaimana peran ibu yang memiliki banyak waktu bertemu dengan anak di rumah. “Orangtua saat ini harus bertindak sebagai kawan bagi anaknya, khususnya mereka yang beranjak remaja. Dalam usia puber, jiwa mereka memberontak dan lebih nyaman berbicara dengan temannya,” tambah Lina. Orangtua yang sudah mampu menjadi kawan bagi anaknya, jangan ragu untuk menanyakan hal-hal pribadi anaknya. ***

Pelaku pencabulan terhadap anak di bawah umur harus dihukum berat, supaya ada efek jera.

EDISI 15, Minggu III MEI 2013


fokus

14

p e ri s ti w a

Jalan Selamat Penjahat Kelamin Aturan hukum terhadap pelaku kejahatan seksual terhadap anak di bawah umur cukup tegas. Sedikitnya ada dua pasal di UU Perlindungan Anak yang ancaman penjaranya 15 tahun. Namun pelaku bisa bebas karena penerapan restorative justice atau penyelesaian perkara secara kekeluargaan.

M

EDISI 15, Minggu III MEI 2013

elly Puspita Sari, psikolog yang sering mendampingi korban pelecehan seksual di Batam, tersulut emosi. Ia tak terima ketika kasus pencabulan anak perempuan umur delapan tahun yang dilakukan pelajar SMA umur 19 tahun, enggan dibuat berita acara pemeriksaan (BAP) oleh penyidik Polsek Batuaji. Alasan penyidik, kasus tersebut akan diselesaikan secara damai menggunakan pendekatan restorative justice atau sering juga disebut keadilan restoratif. Melly bahkan sempat mengancam akan melaporkan oknum angota polisi yang enggan membuat BAP kasus pemaksaan oral seks terhadap anak di bawah umur itu. Melly memiliki dasar yang kuat, yakni pasal 78 UU 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. "Pidana penjaranya lima tahun atau denda Rp100 juta karena melakukan pembiaran," tegas Melly, Senin pekan lalu. "Kejadiannya sudah lama, tapi masih membekas di hati dan ingatan saya." Karena ngotot, akhirnya polisi bersedia membuat BAP kasus tersebut. Namun setelah Melly menelusuri, ternyata pelaku pencabulan itu anak orang kaya dan pesohor di Batuaji. Keluarga pelaku sudah melakukan pendekatan dengan keluarga korban untuk menyelesaikan kasus ini secara damai. Keluarga si korban yang berasal dari kalangan ekonomi lemah akhirnya pasrah. Ia tak kuasa

menolak permintaan damai keluarga pelaku. Kasus ini tak sampai ke meja hijau. Restorative justice menjadi senjata andalan, sehingga si pelaku bebas. Padahal, si pelaku sudah masuk kategori dewasa, karena sudah berumur 19 tahun. Meskipun saat itu masih duduk di bangku SMA. Restorative Justice merupakan model pendekatan penyelesaian perkara pidana dengan sistem yang berbeda dengan peradilan pidana konvensional. Pendekatan ini menitikberatkan pada partisipasi langsung dari pelaku, korban, dan tokoh masyarakat dalam proses penyelesaian perkara pidana. Pertimbangannya, dalam kebanyakan kasus, perempuan yang menjadi korban pencabulan dalam menjalani proses hukum, sering mengalami penderitaan ganda

foto: yusuf

Melly Puspita Sari, Psikolog pendamping anak korban asusila.


15

fokus p e ri s ti w a

yang membuat dia semakin tertekan. Terudan pencabulan anak di bawah umur yang tama dalam proses persidangan yang dilaporkan tiba-tiba dicabut oleh keluarga kadang-kadang si korban mendapat korban. Penegak hukum harus perlakuan tidak adil dan diskrimiTahun 2012 misalnya, dari 24 kasus memikirkan dampak natif. Agar penderitaan korban kekerasan terhadap anak di bawah tak bertambah, maka digunakan umur di Kota Batam (94 persen kasus psikologis korban yang pendekatan restorative justice pencabulan) yang dilaporkan ke unit trauma seumur hidup. tersebut. Perlindungan Perempuan dan Anak Jangan sedikit-sedikit Metode ini telah ada sejak tahun (PPA) Polresta Barelang, ada delapan menggunakan restorative 1960-an. Namun baru dipekenalkan kasus yang laporannya dicabut karena justice. oleh John Braithwaite, kriminolog penanganannya menggunakan restorkelahiran Inggris, pada tahun 1980-an. ative justice. Hanya 10 yang sudah lengSaat itu, ia terinspirasi oleh masyarakat kap (P21), satu masih lidik, dan lima masih Maori dalam menangani berbagai kasus di dalam proses. lingkungan mereka. Umumnya diselesaikan secara kekeBegitupun tahun 2013. Hingga April, ada 12 kasus luargaan dengan melibatkan petinggi masyarakat setempencabulan. Satu kasus laporannya dicabut, selebihnya pat. Si korban mendapatkan ganti rugi dari pelaku dan masih lidik. "Yang dicabut itu penanganannya menggubeberapa kewajiban lainnya yang disepakati bersama. nakan pendekatan restorative justice," kata Kepala Unit Meski masih menuai perdebatan, namun metode PPA Polresta Barelang, Aiptu Puji Hastuti. pendekatan ini banyak mempengaruhi proses penegak Padahal, pelaku pencabulan yang kasusnya dicabut hukum di berbagai negara. Termasuk di Indonesia. Bahawalnya dikenakan pasal 81 dan 82 UU 23 Tahun 2002 kan kasus pidana pencabulan pun hingga saat ini masih tentang Perlindungan Anak. Ancaman pidana penjaranya ada yang menggunakan pendekatan tersebut. maksimal 15 tahun atau denda Rp300 juta. Maka jangan heran jika ada beberapa kasus kekerasan Melly termasuk yang tidak setuju penggunaan pendekatan restorative justice dalam penanganan kasus pencabulan. Apalagi pelakunya orang dewasa. "Tidak memberikan efek jera pada pelaku," katanya. Dengan hanya membayar beberapa juta ke keluarga korban sesuai yang disepakati, pelaku akhirnya bebas berkeliaran mencari mangsa baru. Sementara korban pencabulan menderita seumur hidup. Traumanya akan dibawa sampai mati. "Penegak hukum harusnya memikirkan dampak psikologisnya yang berkepanjangan pada si korban. Jangan sedikit-sedikit menggunakan restorative justice," ujar Melly. "Bayangkan kalau si korban itu anak-anak Anda, para penegak hukum." Trauma yang berkepanjangan itu bisa membuat si korban menjadi berubah orientasi seksualnya. Ia menjadi benci dengan pria dan bisa jadi menyukai sesama jenis. Bahaya lainnya, kata Melly, jika si anak tidak kuat menanggung trauma, maka bisa mencari jalan pintas dengan bunuh diri. Bisa juga terjun ke dunia prostitusi setelah remaja atau dewasa karena merasa sudah tidak

EDISI 15, Minggu III MEI 2013


16 suci lagi. Apalagi jika tidak ada pendampingan pada si korban. Lain halnya jika pelakunya anak di bawah umur, penggunaan pendekataan ini masih bisa dimaklumi. Karena anak-anak di bawah umur pelaku tindak pidana termasuk salah satu yang harus mendapat perlakuan khusus dalam penanganan perkaranya. Melly juga mengungkapkan, orang terdekat, baik itu ayah kandung, ayah tiri, kakak, adik, ipar, paman, guru, kepala sekolah, dan orang-orang dekat lainnya, memang paling berpeluang melakukan pencabulan pada anak. Mereka merasa bisa mengendalikan, bisa menekan, bisa mengawasi, dan bisa mengancam si anak agar tak memberitahukan pada orang lain. Master Neuro-Linguistic Programming (NLP), suatu model komunikasi interpersonal dan pendekatan alternatif terhadap psikoterapi ini, mencontohkan kasus anak yang diperkosa ayah kandungnya di Jakarta. Anak ini memilih diam hingga mengembuskan napas terakhirnya akibat terinfeksi penyakit menular setelah diperkosa sang ayah kandung. Belakangan diketahui si anak takut terjadi pertengkaran dan perceraian ayah dan ibunya, jika kasus yang menimpanya ia ceritakan pada sang ibu. "Itu dia tulis di surat yang ditemukan setelah meninggal," kata Melly. Dalam beberapa kasus, aksi diam si korban yang diperkosa atau dicabuli oleh orang dekatnya, juga karena tidak ingin "aib" itu terungkap. Si korban tidak mau membuat malu keluarganya. Juga takut disalahkan oleh ibunya. Apalagi jika dalam keluarga terbiasa menyalahkan anak. Bagi anak yang kuat, memendam penderitaan adalah pilihan pahit dan menyakitkan. Tapi yang tidak kuat ada yang memilih kabur dari rumah. Ada juga memilih jalan pintas dengan bunuh diri. Kondisi ini juga melahirkan keprihatinan Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), Abdul Haris Semendawai. Menurutnya, kondisi tersebut diperparah terbatasnya akses layanan medis dan psikologis terhadap korban. Akibatnya banyak korban tidak terselamatkan. Mereka memilih diam saat mengalami tindakan kekerasan berulang-ulang. LPSK sendiri saat ini memberi perhatian khusus pada daerah-daerah yang berpotensi tinggi terjadi kekerasan seksual terhadap anak. Ia juga mengaku prihatin dengan proses penegakan hukum atas tindak pidana kekerasan seksual terhadap anak. Menurutnya, vonis hukum terhadap pelaku kekerasan selama ini masih ringan. Bahkan banyak pengaduan yang tidak diproses hukum karena minimnya alat bukti. Plus lemahnya aturan perundangundangan karena membolehkan penggunaan pendeka-

EDISI 15, Minggu III MEI 2013

fokus p e ri s ti w a

tan restorative justice. Haris menyarankan pentingnya penanganan hukum yang cepat. Langkah lain, LPSK siap menyediakan sejumlah layanan perlindungan seperti yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban. Bentuknya, antara lain perlindungan fisik (pengamanan, pengawalan dan penempatan di rumah aman), pemulihan medis psikologis, dan pendampingan terhadap korban dalam proses hukum. "Pelayanan gratis, semua ditanggung APBN, sehingga diharapkan korban dan aparat penegak hukum di daerah dapat memanfaatkannya semaksimal mungkin," ujarnya, beberapa waktu lalu. Hal senada juga diungkapkan Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kota Batam, Setyasih Priherlina. Ia berharap proses hukum setiap kasus asusila terhadap anak bisa dilakukan secepat mungkin. "Itu menunjukkan hukum berpihak pada anak-anak yang menjadi korban," tegas dia, Jumat dua pekan lalu. Selain itu, proses yang berlarut-larut bisa membuat stres baik pelaku maupun korban. Korban yang sering dipanggil memberikan keterangan dapat terserang kelelahan dan terpikir untuk menyelesaikan kasus ini di luar jalur hukum. "Hukum kerap melemah saat menghadapi orang stres," katanya. Agar hal-hal itu tak terjadi, Melly menyarankan para orangtua, terutama ibu yang memiliki anak perempuan untuk menanamkan sejak dini sikap saling terbuka dengan anak. "Katakan pada anak bahwa apapun yang terjadi ceritakan karena ibu orang pertama yang akan melindungi," katanya. Melly juga menyarankan, dalam hal apapun dan laporan apapun yang disampaikan si anak, jangan sekali-kali membentak apalagi menyalahkannya. Contoh sederhana saat si anak dihukum gurunya karena tidak membuat pekerjaan rumah. "Si ibu jangan langsung memarahi si anak dengan mengatakan, 'itu salahmu sendiri'. Perkataan seperti itu bisa membuat anak kemudian menjadi takut berterus terang," ungkap Melly. "Alangkah baiknya beri dia pelukan, lalu nasihati dengan lembut." Soal makin maraknya kasus pencabulan yang dilakukan oknum pendidik, Melly menilai perlu ada pembenahan dalam rekrutmen guru atau kepala sekolah. Jangan mengedepankan kemampuan mengajar saja, tapi juga harus mengedepankan rekam jejak moralitasnya. Selain itu, perlu pembenahan tata cara hubungan murid dengan guru, menjalin komunikasi dengan orangtua murid, mengaktifkan kembali kotak-kotak pengaduan, dan mengembalikan fungsi pengawasan di PGRI. (muhammad nur/yermia riezky/jpnn)


fokus

17

p e ri s ti w a

Apong Herlina

anggota Komnas Perlindungan Anak

Kasus pencabulan terhadap anak di bawah umur terus meningkat. Celakanya, di Kepri, banyak kasus yang diselesaikan dengan pendekataan kekeluargaan atau dikenal restorative justice. Bolehkah? Berikut perbincangan wartawan majalah Batampos Muhammad Nur dengan anggota Komnas Perlindungan Anak Indonesia, Apong Herlina: Secara nasional, kasus pencabulan terhadap anak terus meningkat. Benarkah? Iya, memang angka nasional kekerasan terhadap anak termasuk kekerasan seksual semakin meningkat jumlahnya. Tahun 2012 saja, ada 2.637 kasus kekerasan terhadap anak. Sekitar 62 persen kekerasan seksual. Menurut Anda, jumlah kasus itu sudah mewakili kenyataan yang sesungguhnya? Tidak. Kasus kekerasan seksual terhadap anak ini kan seperti fenomena gunung es. Kelihatan di permukaan kecil, tapi di bawah permukaan menggurita. Saya yakin yang dilaporkan itu hanya sebagian kecil dari sekian banyak kasus. Anda melihat kesadaran masyarakat melaporkan ka-

sus kekerasan seksual terhadap anak masih rendah? Sebagian besar masyarakat di perkotaan sudah sadar hukum dan mengerti bahwa kasus kekerasan seksual dapat di laporkan ke aparat penegak hukum. Tapi kalau kekerasan fisik atau psikis, kadang mereka merasa tidak perlu lapor polisi, karena dianggap merepotkan saja. Tapi sebagian masyarakat memang tidak tahu dan tidak mengerti kalau ada kasus harus dibawa kemana.

Kasus kekerasan seksual terhadap anak di Kepri hampir semua pelakunya orang dekat. Faktor apa yang mendorong orang dekat jadi pelaku? Iya. Secara nasional juga begitu. Pelaku lebih banyak orang dekat korban. Banyak faktor yang menyebabkan. Pertama, adanya kesempatan yang lebih besar. Apalagi

foto: istimewa

EDISI 15, Minggu III MEI 2013

Apong Herlina, anggota Komisi Perlindungan Anak Indonesia.


18 setiap hari pelaku dan korban berinteraksi, sehingga tahu sisi kelemahan si korban. Kedua, faktor moralitas pelaku sudah pasti tidak bisa dikesampingkan. Ketiga, faktor lingkungan yang memberikan peluang tindakan tersebut terjadi. Keempat, faktor orangtua yang kurang memberikan pengawasan dan pemahaman tentang kesehatan reproduksi kepada anak-anaknya. Kelima, penghormatan pada hak anak dan perlindungan anak masih kurang optimal. Keenan, pemberian sanksi bagi para pelaku belum maksimal dan tidak membuat pelaku jadi jera. Ketujuh, masyarakat kurang peduli, bahkan cenderung menyalahkan koban.

Data KPPAD Kepri menyebutkan, 80 persen anak korban kekerasan seksual dari kalangan ekonomi menengah ke bawah. Kenapa kalangan ini lebih rentan dari yang mapan? Sebenarnya anak dari kelompok manapun sangat rentan kekerasan. Masalahnya pada kesempatan atau pengawasan. Kalau anak kelas menengah ke bawah tidak punya pengasuh. Bahkan orang tuanya hampir setiap hari tidak sempat mengasuh dan menjaga anaknya karena harus mencari nafkah. Sementara orang kaya ada pengasuh, tapi justeru tetap juga tak luput dari sasaran. Di banyak kasus, kelompok ini pelakunya sopir, guru les, guru renang, dan orang dekatnya yang lain. Beberapa korban kekerasan atau pelecehan seksual pada akhirnya terjun ke dunia prostitusi remaja, khususnya di Batam. Apa ini cermin kurang maksimalnya pendampingan terhadap korban? Korban kekerasan seksual ini dampaknya sangat kompleks. Korban merasa tidak berharga lagi. Masa depannya hancur, sehingga banyak yang frustasi. Kalau pendampingan kurang optimal dan rehabilitasinya juga tidak maksimal, maka potensi masuk ke dunia prostitusi sangat besar. Dan, memang itu banyak terjadi. Bagaimana Anda melihat peran Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD). Sudah maksimal? Peran KPPAD dalam pengawasan dan perlindungan anak memang masih jauh dari yang diharapkan. Bahkan belum semua provinsi dan kabupaten kota ada komisi perlindungan anaknya. Tapi supaya efektif, perlu melibatkan peran aktif masyarakat dan keluarga untuk ikut aktif mengawasi dan melindungi anak. Kesadaran ini perlu ditanamkan di masyarakat. Itu tugas Komnas PAI, KPPAD, media, dan kita semua. Banyak kasus pelecehan seksual di Kepri yang diselesaikan dengan pendekatan restorative justice. Pandan-

EDISI 15, Minggu III MEI 2013

fokus p e ri s ti w a

gan Anda? Kasus pelecehan seksual tidak boleh pakai restorative justice. Khususnya untuk pelaku yang sudah dewasa. Ini harus dipahami penegak hukum. Trauma korban itu tidak akan hilang sampai dia mati, dan berapapun besar kompensasi yang diberikan ke korban atau keluarga korban, tidak akan bisa menghilangkan trauma korban. Jadi pelaku dewasa harus tetap diproses dan dihukum berat. Supaya ada efek jera. Apa yang harus dilakukan untuk meminimalisasi kasus pelecehan seksual terhadap anak? Terutama dari orang dekat itu? Menurut saya, yang paling utama pelakunya harus dihukum seberat-beratnya. Penegak hukum harus konsisten supaya ada efek jera. Selain itu, untuk orang tua, pola asuh dan pengawasan terhadap anak harus benar-benar diperhatikan. Bukalah komunikasi yang intens dengan anak, agar bisa mendeteksi secara dini kalau terjadi perubahan prilaku pada si anak. Tak kalah pentingnya, masyarakat harus terlibat aktif melakukan pengawasan dan perlindungan terhadap anak. Jangan takut melaporkan apabila ada hal-hal yang mengancam si anak. ***


19

karikata

‘’Politik adalah perang tanpa pertumpahan darah, sedangkan perang adalah politik dengan pertumpahan darah.’’ -Mao Tse-Tung-

‘’Politisi itu semuanya sama. Mereka berjanji membangun jembatan meskipun sebenarnya tidak ada sungai di sana.’’ -Nikita Khrushchev-

‘’Indonesia ini memang negeri yang unik, penuh dengan hal-hal yang seram serius, tetapi penuh dagelan dan badutan juga.’’ -Y.B. MangunwijayaEDISI 15, Minggu III MEI 2013

‘’Lebih baik diasingkan daripada menyerah pada kemunafikan.’’ -Soe Hok Gie-


20

sekilas p e ri s ti w a

Wanita-Wanita Cantik di Sekitar Fathanah

Banyak perempuan cantik di sekitar Ahmad Fathanah, tersangka kasus suap impor daging. Siapa saja?

1. Maharany Suciyono. - Dia Mahasiswi Universitas Mustopo. - Ia bersama Fathanah di Hotel Meridien saat Fathanah ditangkap KPK. - Hasil pemeriksaan KPK, Maharany tidak terlibat. - Ia hanya mengaku menemani Fathanah dengan bayaran Rp10 juta.

4. Vitalia Sesha.

3. Sefti Sanustika & Andi Novitasari - Istri pertama & kedua Fathanah. - Sefti hidup sederhana - Novi punya satu anak EDISI 15, Minggu III MEI 2013

- Dia foto model majalah dewasa. - Vita mengaku teman Fathanah. - Vita mengakui diberi Honda Jazz bernomor polisi B 15 VTA seharga sekitar 230 juta dan jam tangan Chopard senilai Rp 70 juta. - KPK sudah menyita mobil Honda Vitalia.

2. Ayu Azhari. - Dia artis senior yang sering menhiasi layar kaca. - Ayu mengaku hubungan dengan Fathanah sebatas pekerjaan yang dijanjikan. - Dari rencana kerja sama itu, Ayu menerima uang Rp20 juta dan 1.800 dollar AS. - Uang tersebut telah dikembalikan ke KPK.

5. Tri Kurnia Rahayu - Dia penyanyi dangdut dengan nama beken Nia Karina. - KPK juga menyita Honda Freed. - Juga menyita gelang Hermes senilai Rp50 juta-Rp 70juta, dan jam tangan mewah merek Rolex. (muhammad nur)


21

sekilas p e ri s ti w a

7 Tewas, 1 Kritis 12 Ditangkap

A

ksi penyergapan terduga teroris dilakukan secara simultan oleh Mabes Polri tiga hari terakhir. Penyergapan dilakukan di empat kota sekaligus dan mengorbankan tujuh nyawa terduga teroris akibat baku tembak dengan angora Densus 88 antiteror Mabes Polri. Sementara, seorang kritis dan 12 orang lainnya ditangkap. Mabes Polri menyatakan jika para terduga teroris itu merupakan sisa kelompok Abu Umar. Abu Umar dikenal sebagai angora jamaah Darul Islam yang pernah mengikuti pelatihan militer di Moro, Filipina. Pengungkapan kali ini merupakan pengembangan dari hasil ungkap kasus perampokan took emas di Tambora. Mereka saat ini merupakan bagian dari jaringan Abu Roban yang berafiliasi ke Santoso, pimpinan kelompok teroris Poso yang kini diburu Mabes Polri.

Berikut Operasi yang dilakukan Densus: 7 Mei 2013: - Densus menangkap terduga teroris bernama William Maksum di Cipacing, Soreang, Bandung. - Barang bukti pistol rakitan, amunisi, dan perlengkapan komputer, kamera dan sajam.

8-9 Mei 2013: - Densus 88 mengawali penyerbuan ke rumah kontrakan di Cigondewah Hilir, Kampung Mahmud Rahayu, Kabupaten Bandung sekitar pukul 10.00. Terduga teroris Haris Fauzi alias Jablut, 25, menyerah. Tiga rekannya, EDISI 15, Minggu III MEI 2013

yakni Budi, Junet, dan Sarame melawan dan tewas ditembak. - Saat baku tembak di Bandung, sekitar pukul 15.00 anggota Densus 88 lainnya terlibat baku tembak di Limbung Batang, Kabupaten Kendal. Seorang terduga teroris tewas (Abu Roban), dua lainnya ditangkap hidup-hidup, yakni Puryanto dan Iwan. - Hampir bersamaan, sekitar pukul 17.00 polisi meringkus lima orang terduga teroris di Serpong, Pamulang, dan Meruya, Jakarta. Mereka adalah Faisal alias Boim, Endang, Agung, Agus Widharso, dan Iman. - Malamnya, Densus 88 terlibat baku tembak di Desa Kutowinangun, Kebumen, Jawa Tengah, sejak pukul 20.00, tidak lama setelah operasi di Bandung usai. Dalam baku tembak yang baru berakhir pukul 07.30 pagi (9/5), tiga terduga teroris tewas, yakni Bastari, Toni, dan Bayu alias Ucup. Empat lainnya selamat, yakni Farel, Wagiono, Slamet, dan Budi menyerah. Namun Slamet, kritis. (muhammad nur)


sekilas

22

p e ri s ti w a

1,5

Rp

M

di Kantong Kresek Dua pengusaha valuta asing (valas) mencoba menyelundupkan uang ke Singapura senilai Rp1,5 miliar pada 25 Maret lalu. Namun aksi ini berhasil digagalkan Bea Cukai (BC) Batam.

Berikut kronologinya: * 25 Maret 2013: - Seorang pria bernisial Jn membawa uang Rp969.500.000. EDISI 15, Minggu III MEI 2013

- Uang itu hendak ditukar dolar di Singapura. - Uang pecahan Rp100 ribu dikemas dalam kantong kresek biru. - BC curiga dan menahan pelaku dan barang bukti di Pelabuhan Batam Centre. - Pelaku melanggar pasal 34 UU No.8 tahun 2010. - Potensi kerugian negara Rp96.950.000.

* 16 Januari 2013: - sebelumnya aksi serupa dilakukan Lf. - Ia menyelundupkan uang Rp480 juta pecahan Rp100 ribu. - Tertangkap saat lewat di pelabuhan Harbourbay, Batuampar. - Kerugian negara Rp48 juta. - Bulan yang sama BC juga mengamankan penyelundup uang Dolar AS. - Pelaku didenda 10 persen. - Aksi serupa sudah sering terjadi di Batam. - Pelaku menyelundupkan uang agar tak kena pajak 10 persen. (muhammad nur)


23

mataair

Bawa ke Dalam Mimpi KALAU kita menginginkan sesuatu, mungkin dulu ketika kita masih kanak-kanak, saking inginnya kita, maka keinginan itu sampai terbawa mimpi. Ketika menghadapi satu soal yang sedemikian menyita perhatian, persoalan itu kadang-kadang juga, “terbawa ke dalam mimpi.� Mimpi bukan sekadar kembang tidur. Mimpi kadang bisa menjadi isyarat, pertanda, tentang seberapa besar keinginan kita pada sesuatu. Bukan sekadar ingin, tapi juga seberapa kuat kita mengupayakan agar keinginan itu menjadi tercapai. Maka, ketika memperjuangkan sesuatu yang kita tahu itu baik buat kita, maka bawalah ia ke dalam mimpi kita, sampai itu benar-benar terwujud. Jika belum memimpikannya, berarti keinginan kita, dan perjuangan kita belumlah benar-benar cukup untuk menjadikan mimpi itu menjadi ada. (gunung djiwa)

EDISI 15, Minggu III MEI 2013


24

media

Rusticus, Caesar dan Kebebasan Pers

D

uduk di ruang sidang parlemen, mencatat hasil-hasil persidangan, lalu menyiarkannya kepada khalayak melalui papan pengumuman, tak memuaskan Julius Rusticus. Rutinitas itu membuatnya gelisah. Ia ingin menulis berita yang berbeda, tentang kegiatan masyarakat dan kehidupan para petinggi negeri. Rusticus sehari-hari memang bekerja di parlemen Romawi. Suatu hari, penguasa negeri, Julius Caesar memerintahkan jajarannya agar mengumumkan semua agenda dan kegiatan parlemen kepada warga negara. Pengumuman itu ditempel di dinding parlemen. Untuk itu, para pegawai ditugaskan mencatat hasil-hasil persidangan dan kegiatan lainnya. Pengumuman tempelan itu disebut Acta Diurna. Para pencatat disebut diurnani. Rusticus adalah satu di antaranya. Acta Diurna, dalam berbagai literatur jurnalistik, diyakini sebagai cikal bakal jurnalistik di dunia. Tak dinyana, Acta Diurna disukai penduduk Romawi. Mereka antusias mengikuti segala macam informasi

EDISI 15, Minggu III MEI 2013

tentang parlemen. Seiring waktu, liputan para diurnani pun berkembang ke banyak aspek, mengikuti keinginan warga. Persaingan antar-diurnani untuk memperoleh berita besar pun tak terelakkan. Tetapi semua tetap di bawah kendali penuh Julius Caesar. Suatu hari, Rusticus mendapat kabar seorang menteri utama di pemerintahan Caesar bakal pindah rumah. Caesar meminta kepada para reporter diurnani agar tak memberitakan kepindahan tersebut, dengan alasan keamanan. Tapi, Rusticus yang gelisah dengan beritaberita rutin parlemen, mengabaikan perintah Caesar. Ia terusik. Sesuatu sedang disembunyikan. Maka, berita itu pun terbit di Acta Diurna. Caesar murka. Rusticus mesti naik ke tiang gantungan. Hidupnya berakhir tragis. Namun, upaya Rusticus menentang sikap otoriter Julius Caesar selalu dikenang sebagai tonggak awal perjuangan kebebasan pers. Rusticus merupakan korban jiwa pertama dalam dunia jurnalistik. Setelah Romawi ambruk, Eropa masuk dalam era gulita. Kegiatan jurnal-


25

media istik yang dipelopori Acta Diurna menghilang. Informasi hanya disiarkan dari mulut ke mulut, tidak lagi secara tertulis. Jurnalisme mengalami kemunduran besar. Tahun 1609, fajar menyingsing di Jerman, menyingkap zaman kegelapan Eropa. Adalah Avisa Relation, surat kabar pertama di negeri Bavaria itu, yang membawa perubahan. Informasi yang mereka sebarkan dicetak di atas kertas. Kehidupan jurnalistik kembali menggeliat di Benua Biru. Di Inggris muncul Oxford Gazette, yang tidak hanya dicetak tapi juga terbit secara teratur. Eksistensi pers yang makin kuat mengusik kenyamanan petinggi gereja-gereja di Eropa. Gereja mulai menerbitkan beragam aturan untuk mengontrol pers, mulai dari soal fitnah hingga subversif. Pembatasan-pembatasan tersebut mengundang tentangan dan protes Tahun 1644, John Milton muncul menggugat kontrol ketat gereja di Inggris terhadap pers. Ia membuat deklarasi yang dikenal dengan Areopagitica: A Defense of Unlicenced Printing. “Berilah saya kebebasan untuk bebas mengetahui, mengubah, dan memperdebatkan hati nurani di atas segala kemerdekaan,� kata John Milton. Pada abad 17 itu, pengaruh Milton sangat besar terhadap jurnalistik. Jurnalistik pada masa itu sudah tidak terbatas pada penyebaran informasi saja, tetapi sudah mempengaruhi publik dan kebijakan pemerintah. Perjuangan Milton menuntut kebebasan pers diteruskan John Enkine, yang meluncurkan The Rights Man, seabad kemudian. Ketika itu, terjadi peralihan di Eropa dari sistem pers otoriter ke liberal. Akan tetapi, pemerintah Inggris tetap gencar melakukan pengawasan terhadap kritik terbuka yang dilancarkan pada mereka. Kerajaan kerap mengajukan pers ke pengadilan dengan tuntutan fitnah dan menghasut. Keputusankeputusan hakim di pengadilan condong membela kerajaan, karena mereka diangkat kerajaan. Parlemen Inggris menutup kontroversi itu dengan menerbitkan Parliementary Act yang menjamin kebebasan pers. Setelah itu pers jauh lebih leluasa. Belakangan pers Inggris bahkan dikenal paling galak di dunia. (muhammad iqbal)

EDISI 15, Minggu III MEI 2013


26

media

Media

Sosial vs Media Massa S

elasa malam (7/5) lalu, ada sedikit kegaduhan di media sosial. Iwan Fals, “musisi Che Guevara”, legenda hidup musik Indonesia itu dikabarkan meninggal. Kabar ini menyebar berantai, dari BlackBerry satu ke yang lain. Kemudian berlanjut ke media sosial lain, seperti Facebook dan Twitter. Kabar ini pun sampai ke Iwan Fals, yang kemudian pukul 22.59, dia membantah isu itu lewat akunnya di Twitter. Namun, bantahan Iwan ini rupanya tak ampuh juga. Toh, kabar kematiannya itu tetap beredar hingga Rabu tengah hari. Hal ini menarik media massa daring untuk memberitakan. Karena bagaimanapun, Iwan adalah tokoh besar, yang namanya melekat kuat di masyarakat. Salah satu

EDISI 15, Minggu III MEI 2013

media tersebut adalah metrotvnews.com. Pada Rabu siang, mereka merilis berita dengan judul, “Dikabarkan Meninggal, Iwan Fals membantah via Twitter.” Akhirnya, seperti yang sudah diduga, keesokan harinya, atau Jumat, berita hoax akan kematian Iwan ini menghiasi media cetak. Dari sini kita bisa lihat alurnya, semula bersumber dari media sosial, lalu merambah ke media massa daring, dan akhirnya keluar di media massa cetak. Namun tak selamanya media sosial menjadi sumber (mempengaruhi) media massa, sering juga terjadi sebaliknya: media massa mempengaruhi media sosial. Sehingga ada anggapan, di era media sosial ini, media massa seolah memiliki tugas baru, menjadi hakim media sosial. Media massa menjadi harapan terakhir bagi masyarakat dalam mendapatkan kebenaran sebuah informasi. Tapi adakalanya posisi ini berbalik, yakni masyarakat menggunakan media sosial untuk menggali sisi lain dari berita di media massa. Sehingga tak jarang, mereka menghakimi media massa di media sosial, bila dirasa kurang lengkap atau adil dalam menyajikan informasi. Lalu muncul pertanyaan, seberapa kuatnya informasi di media sosial mempengaruhi redaksi? Jawabannya, cukup kuat. Khususnya pada tataran mencari “story behind the news”, dibandingkan hanya melaporkan apa yang terjadi di media sosial. Bagaimanapun juga, media sosial harus dihadapi secara kritis, karena aspek pertanggungjawabannya belum bisa dipastikan. Namun harus dipantau, karena apa yg


27

media terjadi di media sosial umumnya adalah cerminan yang terjadi di dunia nyata. Dalam kondisi di mana media sosial dan media massa saling mempengaruhi inilah, konsumen media menjadi sangat diuntungkan. Cepat atau lambat mereka, khususnya di perkotaan, akan menjelma menjadi konsumen rasional dan cerdas dalam memilah dan memilih berita mana yang sehat dan yang sesat. Paling tidak akan terbiasa mengecek sumber lain dari berita. Saya sebut “di perkotaan” mengingat di Indonesia, saat ini kesenjangan pengakses masih tinggi, belum sampai 50 persen. padahal, untuk memenuhi Millenium Development Goals pada tahun 2015, 50% masyarakat harus sudah dapat mengakses internet. Dampak lain, akan membuat masyarakat paham cara mengefektifkan penggunaan sosial media, dengan memisahkan apa yang perlu dan yang tidak perlu dibagikan atau broadcast, bahkan meralatnya. Terbukti, di media sosial, akan ada yang namanya koreksi terhadap informasi pada interval 2-3 hari. Inilah yang dinamakan sebagai “kecerdasan media sosial”. Media sosial seolah memberikan pesan, bahwa validasi sebuah informasi yang dicek dengan prosedur baku, adalah sebuah keharusan. Sehingga, lama kelamaan cara berpikir penggunanya akan terpola, bahwa saat mendapat informasi pertama, baik itu dari BBM ataupun Twitter, mereka tidak akan langsung gegabah membagi atau menyebarkannya, karena belum jelas kebenaran dan pertanggungjawabannya. Menghadapi perubahan pola pikir masyarakat di era internet ini, otomatis mengubah manajemen dan pola kerja wartawan di sebuah penerbitan atau penyiaran. Mau tak mau media harus beradaptasi dengan era digital ini. Yang paling utama, pekerja media tak bisa lagi memaksakan kehendaknya (baca: membodoh-bodohi pembaca atau pemirsanya) dengan merilis berita-berita yang sarat kepentingan tertentu. Karena media semacam ini akan segera ditinggalkan. Dengan demikian, tugas pengelola media beserta jurnalis di era ini lebih berat berlipat ganda daripada jurnalis di era media analog, saat masih disebut “kuli tinta”. Sampai-sampai praktisi media, Uni Lubis menyarankan agar tidak mengambil profesi wartawan bila tidak siap untuk menaati aturan yang semakin ketat. Karena di era di mana internet dan media sosial kian menggurita ini, telah mengubah empat hal dalam jurnalistik, yakni konten, cara kerja wartawan, struktur organisasi redaksi, dan relationship baik internal maupun eksternal. Bagaimana Internet mengubah konten media? Dalam acara tahunan Journalist Days 2013, dengan tema Digital Journalism: The Age of Information & Media

EDISI 15, Minggu III MEI 2013

Literacy, Johannes Heru Margianto dari Kompas Cyber Media menjelaskan, pertama, continous deadline karena masyarakat ingin berita saat itu juga via Internet. Kedua, hypermedia non linear writing. Ketiga, multimedia berupa berita teks, audio, dan video. Berikutnya adalah customization. Sekarang, konsumen berita dapat lebih leluasa mencari jenis berita yang diinginkan. Internet juga meningkatkan audience involvement, artinya pembaca berita sekarang bisa mengintervensi lebih aktif. Dengan penjelasan di atas, maka di era ini, sudah tak bisa lagi jurnalis, utamanya media cetak, memberitakan sebuah informasi hanya sekadarnya saja, karena sudah pasti habis diberitakan via media sosial, online dan televisi. Ambil saja contohnya tentang meninggalnya Margareth Thatcher atau bom Boston, dalam sekejap seluruh dunia tahu, sebelum media cetak memberitakannya. Maka, bila mereka hanya memberitakan tanpa dilengkapi sisi lain dari peristiwa itu, maka sama saja bunuh diri. Hanya jurnalisme investigasi-lah, salah satu cara yang dapat mengungguli media sosial, karena investigasi berasal dari prosedur yang panjang, berbanding terbalik dengan media sosial atau daring yang serba instant. Selain itu, berita haruslah penting dan menarik agar dibaca orang, karena saat ini masyarakat sedang dilanda banjir informasi. Bayangkan, bila dua persen saja dari pengguna internet memposting status atau berita, maka akan ada 12 juta postingan yang ada di dunia maya. Pola kerja wartawan juga harus dengan cepat melakukan verifikasi dan konfirmasi guna validasi berita. Berita harus cepat, namun tetap akurat. Kecepatan, bukan berarti mengabaikan akurasi. Karena akurasi tergantung kepada skill dan sistem, bukan cepat atau lambatnya berita itu disampaikan. Contoh, ketika para jurnalis tidak menyaksikan secara langsung kejadian yang dibicarakan di media sosial, maka berita tersebut tidak akan dimuat, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Kecuali sudah diverifikasi dengan baik. Wartawan juga harus disiplin menjaga akurasi dari sumber, serta terbiasa melakukan cover both side. Googling pun sangat diperlukan sebagai pelengkap dari pencarian informasi, namun bukan sebagai sumber utama. Dulu memang ada dogma jurnalistik (cetak) tradisional yang berbunyi, “Get it first, but the first get it truth”. Namun saat ini, hal itu sudah berubah. Tak jadi yang pertama mengabarkan, tak mengapa, asal terpercaya, lengkap dan tuntas. Sekali lagi, supaya bertahan, media harus beradaptasi dengan era digital, agar tak ada lagi anggapan bahwa “zaman batu tidak berakhir karena kurangnya batu”. (riza fahlevi)


28

trend

Uniknya Gaya

Androgini

Editor: Fenny Ambaratih email : majalah@batampos.co.id

B

osan dengan penampilan feminin? Lupakan gaun, rok, dan berbagai pernak-pernik lainnya. Coba sesekali lirik gaya androgini, perpaduan antara gaya feminitas dan maskulin. Istilah Androgini berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani yaitu a??? (anĂŠr, yang berarti laki-laki) dan ???? (gunĂŠ, yang berarti perempuan) yang dapat merujuk kepada salah satu dari dua konsep terkait tentang gender

EDISI 15, Minggu III MEI 2013


29

Bahan kulit sudah lama digunakan manusia untuk membuat pakaian seperti jaket, sepatu, maupun tas. Untuk mendapatkan kesan maskulin, Anda dapat menggunakan jaket kulit hitam yang bisa dipadu dengan hotpants berbahan denim ini.

EDISI 15, Minggu III MEI 2013

trend


30

Blazer putih ini bisa dipadukan dengan kemben bewarna hitam. Untuk mempercantik penampilan, bisa ditambahkan high heels dengan warna yang senada. Busana ini bisa digunakan untuk acara kantor. EDISI 15, Minggu III MEI 2013

trend


31

trend

Ingin terkesan maskulin namun tetap terlihat seksi? Gunakan saja rompi tanpa inner. Anda pun bisa menambahkan gaya rambut yang disisir ke atas tanpa belahan. Gunakan hairspray untuk menambah kesan basah pada rambut.

EDISI 15, Minggu III MEI 2013


32

trend

Anda bisa bereksperimen dengan sepotong kemeja bewarna putih. Misalnya dengan menggabungkan rompi bewarna abu-abu ini dan celana potongan joki. Berikut, Anda bisa menambahkan high heels yang notabene sangat feminin tanpa menghilangkan kesan maskulin. ***

Fotografer : Taufik Hidayatullah Model : Putri Utami & Putri Sirag EDISI 15, Minggu III MEI 2013


creatrep

33

creativity & entrepreneur

Budi Editor: Ahmadi

email : majalah@batampos.co.id

Lazimnya berbisnis orientasinya adalah keuntungan. Tetapi bagi Budi, pemilik Kedai Kopi Bayantrie, bisnis tak sematamata soal laba. Misi sosial bisa dicemplungkan ke dalam bisnis tanpa merugi. EDISI 15, Minggu III MEI 2013

Pemilik Kedai Kopi Bayantrie

Misi Sosial di Sebuah Kedai Kopi


34

S

ejak pagi, Kedai Kopi Bayantrie dibuka dan melayani pelanggan yang ingin menikmati makanan dan minuman. Menu yang khas di sini adalah ayam penyet, lakse, gado-gado, dan gorengan jumbo. Kedai Kopi Bayantrie mengusung konsep kedai kopi moderen. Menyajikan menu-menu ikonik dan kopi khas yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Bahkan dari Singapura. Beberapa stall diletakkan di pojok kedai kopi ini. Salah satunya stall Roemah Lakse yang menyediakan beragam makanan khas Melayu. Kedai kopi ini buka hingga sore pukul 18.00. Menurut Budi, pemilik Kedai Kopi Bayantrie, ada ciri khas setiap menu di sini meski jenisnya sama dengan menu yang umum ditemukan di berbagai kedai kopi dan restoran. ''Beberapa macam makanan kami sediakan di sini. Tetapi di tempat kami yang ikonik dan ada ciri khas setiap makanan itu dengan harga yang standar,'' kata Budi. Kedai Kopi Bayantrie di Perumahan Hawai Garden Blok A No.1-3, Batam Centre, adalah tempat Budi memadukan bisnis dan sosial di dalamnya. Kedai ini dikelola Budi bersama rekannya, Noval Satria. Budi sebagai pemilik karena punya 'saham' lebih besar. Ruko tempat membuka usaha adalah miliknya. Dibuka September 2011 silam, Kedai Kopi Bayantrie, memang sudah mengusung misi sosial. ''Kami membuka kedai kopi ini untuk pelayanan dan berkaca dari pelayanan di beberapa kedai atau restoran

EDISI 15, Minggu III MEI 2013

creatrep creativity & entrepreneur

yang kami temukan. Kadang kita tidak puas dengan pelayanan mereka. Di sini kami mengutamakan pelayanan dan juga rasa, jadi orang (pelanggan) merasa seperti di rumah sendiri,'' jelas Budi. Ketika masuk dalam bisnis kuliner, kata Budi, sasaran mereka adalah konsumen kelas menengah ke bawah. Tetapi tidak terbatas juga untuk kelas menengah atas. Alasannya menjadikan kelas menengah sebagai sasaran, karena mereka melihat di mana-mana rumah makan dan restoran memberikan harga yang relatif mahal. ''Jadi kami memberikan harga yang standar tetapi kualitas makanan tetap enak,'' ujar alumni Batam Pos Entrepreneur School (BPES) ini. Dari sini Budi ingin menunjukkan misi sosial tersebut. Ujungnya, mereka tidak terlalu mengejar omset dan keuntungan yang begitu besar. Asal bisnis bisa jalan. Selain menunjukkan misi sosial tanpa mengejar keuntungan yang besar, Budi juga secara rutin memberikan makanan dari kedainya kepada anak-anak panti asuhan. Bersama rekannya, ia mengantarkan makanan ke sejumlah panti asuhan. ''Jadi kalau bicara sosial, tidak perlu memikirkan soal untung rugi. Kami tidak mengejar omset yang besar,'' katanya ketika ditanya omsetnya. Lalu dari mana ia bisa mendapatkan keuntungan untuk mengembangkan bisnisnya? Budi mengungkapkan, ia punya lini bisnis lainnya. Dari lini bisnis perdagan-


35

creatrep creativity & entrepreneur

Jadi kalau bicara sosial, tidak perlu memikirkan soal untung rugi. Kami tidak mengejar omset yang besar, gan inilah ia mendapatkan keuntungan, sehingga ia bisa menutupi kerugian jika ada. Namun, sejauh ini, kata dia, ia tidak merugi di bisnis kuliner. Buktinya, katanya lagi, ia baru saja membuka cabang Kedai Kopi Bayantrie di Komplek Citra Raya, Batuaji. Tepatnya di dekat Pasar Melayu. ''Kalau kedai kopi di Batuaji itu murni bisnis,'' katanya.*** EDISI 15, Minggu III MEI 2013


creatrep

36

Perhatikan lahan parkir Tempat yang ramai memang asyik dan berpotensi mengundang khalayak untuk datang ke tempat Anda. Tetapi perlu dipertimbangkan juga lahan parkir yang cukup luas dengan tempat yang mampu menampung cukup banyak pengunjung sekaligus, karena pada umumnya lahan parkir selalu menjadi masalah yang cukup pelik sampai saat ini. EDISI 15, Minggu III MEI 2013

Tips Sukses Memulai Usaha Kuliner

K

uliner merupakan salah satu jenis bisnis yang tak lekang oleh perkembangan zaman. Tak ayal, di mana-mana bisnis kuliner semakin menjamur mengikuti permintaan pasar yang sangat antusias. Ada yang menyajikan menu makanan tradisional daerah, ada pula yang memilih Chinese food, European food, bahkan tak jarang ada yang menyajikan aneka jajanan ringan atau malah minuman dan segala macam es. Menilik dari keuntungan yang dihasilkan, bisnis kuliner ini cukup menjanjikan karena pada umumnya keuntungan yang dihasilkan besar. Sebut saja b eberapa nama seperti McDonald, Burger King, KFC, dan sebagainya. Mereka menuai untung yang cukup besar hanya dari penjualan makanan mereka sampai akhirnya membuka cabang di beberapa lokasi agar dapat memenuhi permintaan pasar. Mengelola bisnis kuliner bukanlah hal yang mudah dan banyak tantangan yang harus kita lalui. Tak heran jika banyak pula pebisnis kuliner yang akhirnya gulung tikar karena tak mampu bersaing dengan rival-rival di dunia kuliner. Bahkan ada yang tak sempat mencicipi nikmatnya menuai untung di bisnis ini. Jika Anda sedang berkecimpung atau berniat membuka usaha kuliner, cermati beberapa tips sukses berikut ini:

creativity & entrepreneur

Lokasi Apakah Anda memilih daerah kampus, daerah anak sekolah atau perkantoran? Jika Anda membuka bisnis kuliner tentunya Anda harus mengikuti lahan di mana Anda mendirikan resto Anda. Jika memang terletak di daerah kampus, tentunya Anda harus mengikuti pangsa pasar Anda, para mahasiswa. Anda harus menyesuaikan jumlah porsi, serta harga yang pas untuk kantong mereka. Desain tempat Pengunjung adalah raja. Pada umumnya mereka bukan hanya sekedar mencari menu makanannya saja, tetapi juga suasana. Jadi buat setting ruangan dan suasana yang cozy agar mereka betah berkunjung di resto milik Anda. Harga Semakin murah semakin laris? Oh ya benarkah? Tentu tidak, malah terkadang makanan yang terlalu murah menimbulkan pertanyaan tersendiri bagi para konsumen. Apakah makanan itu sehat? Selama Anda menjaga kualitas dan bahan yang Anda gunakan, para pengunjung tentu akan menyadari dan tak keberatan membayar lebih untuk makanan lezat hasil karya Anda. Layanan yang memuaskan Jangan sembarang memilih pramusaji hanya berdasarkan gaji yang rendah. Tetapi pastikan bahwa pramusaji Anda berkualitas dan dapat membantu Anda menyajikan menu demi menu istimewa dan membuat pelanggan merasa nyaman dan betah dengan pelayanan yang Anda berikan.***


creatrep

37

creativity & entrepreneur

Bukan Mau

Jual Apa,

Tapi Siapa Yang Mau Beli? OLEH : Lisya Anggraini General Manager Batam Pos Entrepeneur School

M

Para pelaku usaha pemula adalah para start up. Disebut seperti itu, karena memang tengah menjalani tahapan awal berbisnis. Setiap pebisnis pasti melalui tahapan ini. Sebuah tangga pertama untuk menapaki tangga lanjutan bisnis berikutnya.

ereka, para start up ini, sangat mudah dikenali. Dari sisi operasional bisnis karena baru menjalankan bisnis, sebagian di antaranya cenderung menjalankan bisnis dengan “jalan saja� dulu. Walaupun sebagian lagi mempersiapkannya dengan rangkaian persiapan. Namun, persiapan yang dilakukan untuk operasionalnya. Fokus utama pada pembuatan produk dan jasa. Tak jarang, dalam pelaksanaan bisnis, masih serba kagok, belum lancer, termasuk melayani konsumen. Pemilik usaha atau para pelaku start up ini, mengkonsentrasikan diri untuk operasional bisnis. Inilah kelemahan utamanya dan sering dilakukan para start up. Naeem Zafar, pengajar entrepreneurship dari California punya nasehat penting untuk para start up. Dia menyarankan, para start up mesti menyusun rencana strategis bisnis. Tidak hanya terfokus pada penyiapan dan bersibuk dengan urusan membuat produk atau jasa saja. Ada hal-hal penting yang mesti diurusi selain urusan produksi, agar berhasil mengembangkan bisnis. Kesiapan itu, berupa kesanggupan untuk menjawab beberapa pertanyaan mendasar. Pertama, kemampuan untuk menjawab, apa tujuan menjadi pelaku usaha? Pertanyaan ini sangat menyasar jawaban tentang kebulatan tekad yang menuntut banyak resiko. Salah satu resikonya, kesediaan memberikan

EDISI 15, Minggu III MEI 2013


38 energi, uang bahkan waktu. Dan jika jawabanya ingin memiliki waktu luang lebih banyak dibandingkan menjadi karyawan, ini adalah jawaban keliru! Jika pun ada pengusaha menyebutkan, mereka punya waktu luang lebih banyak dan bisa bersantai-santai, biasanya setelah melalui masa start up. Bisnis mereka sudah menembus periode growth atau bertumbuh. Kemampuan untuk merangkul pelanggan telah dibuktikan melalui omset dan laba serta asset usaha yang tidak lagi biasa-biasa saja. Semisal Bob Sadino. Meskipun lelaki yang hobi bercelana pendek itu kemana-mana, lebih banyak ngobrol santai di rumah atau kongkow-kongkow, usahanya tetap jalan. Bob sudah memiliki sistim yang telah mampu diterapkan di dalam bisnisnya, oleh tim yang dibentuk sesuai kebutuhan. Bahkan sudah memiliki nilai-nilai dalam perusahaannya yang menyebabkan perusahaannya kuat. Dulu dia mengetuk-ngetuk pintu rumah para ekspatriat di Kemang, menjajakan telur ayam! Juga Ruth, pemilik Ayam Penyet Ria Khas Bu Ruth, sekarang bisa berkata, “waktunya lebih banyak dihabiskan bersama anak dan cucu. Ngajak cucu berenang meskipun saya tidak bisa berenang, hanya rendam-rendam saja.� Selain itu, pergi liburan bersama suami ke tempattempat yang nyaman untuk dikunjungi berikut ibadah. Ia bisa santai dan menikmati waktu. Meskipun usaha kuliner ayam penyetnya, tersebar di berbagai kota di Indonesia, Malaysia, Singapura, Australia, dan tengah menyiapkan untuk masuk ke salah satu negara bagian di Amerika. Ia bisa menembus manca negara gara-gara Ayam Penyet! Namun, ketika menjalani masa start up, Ruth bekerja lebih dari 12 jam sehari. Naik ojek ke pasar subuh-subuh untuk belanja dan meracik bumbu sendiri! Pertanyaan kedua dari Naeem untuk para start up adalah sejauh mana kemampuan untuk mengenal kebutuhan produk atau jasa yang belum terpenuhi di pasar? Dan pebisnis lain tidak mengenal kebutuhan ini? Cara mengetahuinya, dengan tahu apa yang dibutuhkan oleh pasar. Kebutuhan pasar ini akan dipahami jika mampu mengenali persoalan atau problem apa saja yang masih belum diberikan solusinya. Kejelian, mengenal kebetuhan yang belum terpenuhi ini, menjadi ukuran penting yang harus dimiliki oleh para start up, ketika akan menjalankan usaha. Namun, kesalahan yang sering terjadi para start up, sering memulai bisnis dengan mengandalkan kemampuan membuat produk atau jasa. Dia tidak terlalu detil memahami apakah produk dan jasanya dibutuhkan ataukah tidak? Jika dibutuhkan sudah seberapa banyak pebisnis lain juga memberikan produk dan jasa yang sama? Pertanyaan ketiga, Naeem mengharuskan para start up EDISI 15, Minggu III MEI 2013

creatrep creativity & entrepreneur

harus mampu menjawab seberapa besar pangsa pasar yang hendak di sasar? Tepatnya calon pelanggan yang membutuhkan produk atau jasa yang akan dijualnya. Setidaknya mampu mengenal 10 pelanggan pertama yang mau membeli! Jika tidak, urungkan langkah membuat produk dan jasa. Seorang start up akan mendapatkan omset yang baik, jika peluang bisnis. Coba kita simak apa yang dilakukan warung Cabe Ijo Podomoro ketika awal membuka usahanya tiga tahun lalu. Warung yang mampu membuat pelanggannya berkenan antri menunggu pesanan lebih dari 30 menit, karena ramainya peminat yang datang. Ketika itu, para pedagang kuliner berbasis ayam di Batam, masih keranjingan menyediakan ayam penyet, meniru Ayam Penyet Ria Khas Bu Ruth, yang sedang laris-larisnya. Menyediakan ayam goreng yang dipenyet, dilengkapi sejumput sambal dari cabe merah dicampur terasi di piring kecil. Dan sayuran segar berupa lalapan. Makanya, hampir di setiap restoran hingga kaki lima menyediakan ayam penyet yang mirip-mirip. Pemilik Warung Cabe Ijo Podomoro tidak ikutan latah, karena ia jeli mengenal masih ada masalah berupa rasa, yang belum dijawab oleh pebisnis kuliner berbasis ayam goreng di Batam. Masalah itu, yakni rasa pedas! Dan ia sudah memperkirakan siapa-siapa yang akan datang ke warungnya untuk mengecap rasa pedas dari produk yang akan dijualnya. Warung ini mampu memahami kalau orang Batam juga mayoritas orang Indonesia cenderung menyukai rasa pedas. Untuk memenuhi kebutuhan rasa pedas itu, ia tidak tanggung-tanggung. Pekerja di warung ini mengulek dengan tangan cabe rawit hijau dan ditumis hanya setengah matang agar rasa segar dan pedas cabe rawit ijo masih terjaga. Lalu dicampurkan dengan ayam goreng yang sudah terlebih dulu dipenyet. Dihidangkan panaspanas.Bayangkan rasa pedasnya! Sasaran utama, pada awalnya adalah para pekerja yang ada di sekitar Nagoya yang membutuhkan makan siang dan makan malam. Makanya ia pun mematok harga yang cukup untuk ditembus oleh kantong mereka. Sekarang dijual satu porsi ayam goreng dan nasi Rp13 ribu. Kejeliannya membuahkan hasil, para pencari sensasi pedas baik siang maupun malam datang silih berganti ke warung yang hanya terletak di pinggiran jalan Nagoya dan di Tiban Center. Dan tidak hanya kalangan pekerja yang butuh makan siang dan makan malam, tetapi juga rombongan keluarga dan berbagai kalangan di kota ini. Keberhasilan ini memunculkan banyak pedagang latah, yang meniru solusi serupa yakni rasa pedas dari cabe rawit ijo! Masih ada empat pertanyaan Naeem lainnya, yang harus dijawab oleh para start up, jika ingin berhasil mengembangkan bisnis, dan akan dibahas pada tulisan berikutnya. ***


39

pix fotografia

Tanjunguma

Kampung Tua di Tengah Kota Foto: Yusuf Hidayat/Iman Wachyudi/Wijaya Satria

EDISI 15, Minggu III MEI 2013


40

pix fotografia

Kelurahan Tanjunguma masuk dalam peta kampung tua yang ditetapkan Pemerintah Kota Batam. Terletak tak jauh dari jantung perekonomian Batam, Jodoh-Nagoya, Tanjunguma seolah tak terusik perkembangan pesat kawasan-kawasan sekitarnya. Rumah-rumah pelantar di tepi laut tetap jadi pemandangan utama. EDISI 15, Minggu III MEI 2013


41

pix fotografia

Kehidupan warga tetap berjalan seperti biasa, seperti ketika Batam baru menggeliat sebagai kota dagang dan industri. Melaut untuk mencari ikan, masih jadi mata pencarian utama warga setempat. Jika laut sedang surut, Tanjunguma yang dipisahkan teluk kecil dengan kawasan Jodoh, sesungguhnya bisa ditempuh berjalan kaki. Tetapi, jalan yang terbentang penuh lumpur. Karena itu perjalanan warga tetap dilayani pancung yang merayap di atas air berlumpur. Inilah salah satu keunikan Tanjunguma.

EDISI 15, Minggu III MEI 2013


42

pix fotografia

Setiap bulan puasa, Tanjunguma adalah surga kuliner yang didatangi ribuan orang setiap hari. Di sini mudah didapat makanan laut, seperti ikan bakar, cumi bakar, udang, dan lain-lain, dengan harga murah. Tradisi itu pula yang membuat Tanjunguma masuk dalam peta wisata Kota Batam.

EDISI 15, Minggu III MEI 2013


43

pix fotografia

Tanjunguma dihuni beragam etnis dari berbagai wilayah Indonesia, termasuk etnis Tionghoa. Mereka telah menetap di sana sejak belasan hingga puluhan tahun silam. Meski heterogen, warga Tanjunguma hidap dalam harmoni. ***

EDISI 15, Minggu III MEI 2013


44

kutubkhanah

Syair Negeri Tambelan

Kolofon pada bagian akhir Syair Negeri Tambelan Koleksi Pusat Manuskrip Melayu, Perpustakaan Negara Malaysia.

Oleh: Aswandi Syahri

S

Nama Pulau Tambelan, di Kecamatan Tambelan, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau, kurang dikenal dalam khazanah manuskrip Melayu. Namun demikian, bukan berarti tak ada khazanah manuskrip Melayu tentang Pulau Tambelan atau manuskrip Melayu yang penah ditulis dan disalin di pulau itu.

alah satu khazanah manuskrip Melayu yang terkenal dan mencatat perihal Pulau Tambelan dan masyarakatnya adalah sebuah edisi cetak laporan perjalanan Raja Ali Kelana ketika inspeksi ke Pulau Tujuh pada 1896 berjudul Bahwa Inilah Cetera Yang Bernama Pohon Perhimpunan Pada Menya-

EDISI 15, Minggu III MEI 2013

takan Peri Perjalanan. Dicetak oleh Madba’ah al-Riauwiyah Pulau Penyengat pada tahun itu juga. Kutubkhanah kali ini akan memperkenalkan sebuah khazanah manuskrip Melayu yang lain tentang Pulau Tambelan pada akhir abad 19 yang berjudul Syair Negeri Tambelan (SNT).


45 Koleksi Pusat Manuskrip Melayu Manuskrip yang ditulis dalam bentuk syair ini pada mulanya adalah koleksi pribadi almarhum Wan Mohd Shaghir Abdullah, anak watan Pulau Midai dan merupakan kolektor penting manuskrip Melayu di Kuala Lumpur. Ia mendapatkannya dari Pontianak pada 20 Disember 2001 M. Kini, manuskrip ini adalah bagian dari koleksi Pusat Manuskrip Melayu (PMM) -Perpustakaan Negara Malaysia (PNM) dengan nomor katalog MSS 3137. Manuskrip Melayu ini sebenarnya tidak berjudul. Syair Negeri Tambelan adalah judul yang diberikan oleh PMM-PNM. Syair Negeri Tambelan milik PMM-PNM adalah bagian dari sebuah manuskrip yang ditulis pada 106 muka surat, dan mengandung dua buah syair. Ditulis menggunakan huruf Jawi atau huruf Arab Melayu tulisan tangan menggunakan tinta hitam pada kertas bergaris, atau buku tulis yang dipotong sedemikian rupa, dan dijilid dengan cara dijahit. Syair pertama yang mengawali Syair Negeri Tambelan adalah Syair Bab al-Nikah. Sebuah salinan bagian Bab al-Nikah dalam Kitab al-Nikah atau Syair Hukum Nikah atau Syair Suluh Pegawai karya Raja Ali Haji yang disalin oleh Datuk Petinggi Tambelan, dan kemudian disalin kembali oleh pengarang Syair Negeri Tambelan di Pulau Tambelan pada 24 Zulqaidah 1313 H bersamaan dengan 7 Mei 1896. Dalam manuskrip koleksi PMM yang berukuran 17 cm x 11 cm ini, Syair Negeri Tambelan dicantumkan pada muka surat 71 hingga muka surat 110. Sama seperti Syair Bab al-Nikah, syair ini ditulis menggunakan tinta hitam. Beberapa bagian kertas yang memuat Syair Negeri Tambelan kondisinya agak rusak karena air dan serangga, yang menyebabkan sejumlah huruf dalam bait-bait syair itu hilang. Oleh PMM-PNM manuskrip ini telah direstorasi. Meskipun demikian, tak dapat memulihkan bagian-bagian tulisan yang rusak dan hilang.

Karya Muhammad Umar Nama lengkap pengarang Syair Negeri Tambelan adalah Muhammad Umar bin Encik Harun. Biografi singkatnya pernah ditulis oleh Wan Mohd Shaghir Abdullah (2005). Ia lahir di Kampung Tambelan, Pontianak, pada 3 Jumadil Awal 1348 H bersamaan dengan 9 Desember 1929 M. Pontianak ketika itu dipimpin oleh Sultan Syarif Muhammad al-Kadrie (1895-1944). Sedangkan Kampung Tambelan di Pontianak pada masa itu masih dipimpin oleh tokoh yang membuka kampung tersebut yang bernama Abdulrahman atau Panglima Abdulrahman bergelar Datok Kaya Abdulrahman. EDISI 15, Minggu III MEI 2013

kutubkhanah Muhammad Umar bin Encik Harun wafat di Pontianak pada malam Ahad tanggal 28 Syafar 1342 H bersamaan dengan 4 Agustus 1929, dalam usia 73 tahun. Data biografis Muhammad Umar yang diungkap oleh Wan Mohd Shaghir Abdullah itu, berkait-kelindan dengan bagian bait-bait Syair Negeri Tambelan, yang menjelaskan sosok Muhammad Umar sebagai pengarangnya: “Jikalau tuan tahu akan orangnya/ Pontianak itu negerinya/ Sultan Mahmud nama Rajanya/ Bangsa sayid muda alimnya | Di Kampung Tambelan rumah tangganya/ Muhammad Umar nama yang punya/ Abdulrahman nama kepalanya/ Sewaktu itu hamba membuatnya”. Selain menulis Syair Negeri Tambelan dan menyalin ulang salinan Syair Bab al-Nikah, Muhammad Umar juga menghasilkan sejumlah manuskrip berjudul Jurnal Perlayan dan Petua Melayu serta sejumlah catatan tentang obat-obatan Melayu. Manuskrip Syair Negeri Tambelan ini selesai ditulis oleh Muhammad Umar ketika ia berada di Pulau Tambelan yang disebutnya sebagai Negeri Tambelan. Ketika itu, Tambelan dipimpin oleh dua orang Datuk (Datuk Daya dan Datuk Petinggi). Dalam bait-bait Syair Negeri Tambelan, Muhammad Umar menjelaskannya sebagai berikut: “Negeri itu Datuknya dua/ Yang di ulu satu di hilir yang kedua/ Tiada sama perintah dia/ Masing-masing menurutkan hawa.” Tarikh manuskrip ini selesai ditulis dijelaskan oleh Muhammad Umar secara ‘samar-samar’ di antara baitbait terakhir syair itu sebagai berikut: “Tamatlah syair harinya Ahad/ Di negeri Tambelan kita membuat/ Bulan Muharam tahun lebih ampat/ Orang negeri tiada sepakat.” Apakah makna larik “Bulan Muharam tahun lebih ampat”? Berdasarkan kolofon Syair Bab al-Nikah dan bait-bait Syair Negeri Tambelan, maka tarikh selesai penulisan Syair Negeri Tambelan yang dinyatakan secara berkia itu, dapat dijelaskan sebegai berikut: Pertama, syair ini ditulis pada akhir abad ke-19, ketika Kesultanan Pontianak diperintah oleh Sultan Syarif Muhammad al-Kadrie (1895-1944). Kedua, jika mengacu kepada kolofon Syair Bab alNikah yang selesai disalin pada 7 Mei 1896 (24 hari bulan zu-al-qa’idah malam Jumat pukul 12 kepada tahun sanah 1313), maka larik syair “Bulan Muharam tahun lebih ampat” bermakna Syair Negeri Tambelan selesai dibuat atau dikarang empat tahun setelah Syair Bab al-Nikah selesai disalin pada tahun 1317 H bersamaan dengan 1899 M. Bukti lain yang dapat menunjukkan bahwa syair ini selesai ditulis pada akhir abad ke-19 adalah penggunaan potong kertas bekas arsip surat (dokumen) tulisan tangan berbahasa Belanda bertarikh 29 Mei 1896, yang juga


46 dinyatakan pada bait terakhir syair ini. Potongan kertas arsip surat menggunakan kertas Eropa yang lebih lebal dari kertas untuk menuliskan manuskrip ini, digunakan sebagi penguat sampul (kulit) kitab.

Negeri Tambelan Akhir Abad 19 Syair Negeri Tambelan, adalah kisah nyata yang dialami dan disaksikan oleh Muhammad Umar selama sekitar lima hingga enam bulan berada di Pulau Tambelan. Ia bertolak dari Kampung Tambelan di Pontianak, menumpang perahu milik pedagang beras, tembakau, dan setarup (setaroh: sejenis herbal) bernama Haji Isa orang Serasan, yang akan berlayar ke Singapura via Tambelan.

kutubkhanah Semua transaksi jual-beli dilakukan di atas perahu milik pedagang yang datang secara berkala. Pada akhir abad ke-19 itu, selain dikunjungi oleh perahu pedagang Melayu seperti Haji Isa, Tambelan juga disinggahi oleh sejumlah perahu pedagang Cina, yang umumnya bermodal besar. Mereka menguasai perdagangan beras yang mereka jual di bawah harga pasar. Menurut Muhammad Umar, keadaan ini mematikan usaha pedagangan beras orang Melayu: “Kerana rugi beras dijualkan/ Perahu Cina ada di Tambelan/ Tiga ampat buah di dalam labuhan/ Membawa beras berpuluh koyan| Cina jual lapan gantang seringgit/ Orang membeli bukan sedikit/ Abis sebuah berjangkit/ Dengan kelapak kering tidak mungut ringgit. Selain perihal perdagangan, dalam bait-bait Syair Neg-

Foto pemandangan Negeri Tambelan di Pulau Tambelan tahun 1896 karya H.J.E. Schwartz.

Selama di Tambelan Muhammad Umar dan Haji Isa menumpang di rumah Muhammad Bakar, sambil menanti habis penjualan barang dagangan yang dibawa oleh Haji Isa dan mengumpulkan kelapak (kelapa dalam logat Tambelan) untuk dibawa ke Singapura. Muhammad Umar banyak menyaksikan dan mencatat berbagai peristiwa sosial-ekonomi yang terjadi selama ia berada di Tambelan pada akahir abad ke-19 itu. “Selama kita di Negeri Tambelan/ Sahabat handai manggil sekalian/ Ada pengantin ada yang kematian/ Begitulah di dalam lima anam bulan”. Bahkan ia juga sempat tampil bermain kesenian terbang dan rodat dalam sebuah pesta pernikahan seorang bernama Sulaiman di Kampung Melayu. Seperti dilaporkan oleh Raja Ali kelana dalam Pohon Perhimpunan, sistem perdaganagn di Tambelan ‘unik’. Tak ada pasar tempat pedagang dan pembeli berkumpul. EDISI 15, Minggu III MEI 2013

eri Tambelan, Muhammad Umar juga mencatat sejumlah peristiwa kriminal, seperti penikaman dan pencurian yang terjadi di Tambelan. Sebuah peristiwa pencurian yang menggemparkan penduduk Pulau Tambelan ketika itu adalah pencurian peti uang berisi dua ratus lima puluh ringgit milik Muhammad Yusuf di Kampung Ujung. Tersangkanya bernama Si Radat yang berasal dari Pulau Bunguran. Peti uang itu sempat disembunyikannya di dalam tanah, ditaruhnya di ilir ujungnya negeri. Dimasukkan di tanah malamnya hari. Atas perintah Datuk Petinggi, berbagai usaha dilakukan untuk menangkap Si Radat. Pencuri kelas kakap itu akhirnya dapat ditangkap oleh penduduk Pulau Tambelan dan dipasung oleh Datuk Petinggi untuk memaksanya menunjukkan dimana peti uang tersebut disembunyikan. ***


47

matabola

Antara Bambang,

PSSI dan Impian Kepri Lolos PON 2016

oleh : Ade Adran Syahlan

EDISI 15, Minggu III MEI 2013

"Cepat atau lambat, jersey merah-putih itu akan tanggal dari badanku. Tetapi satu hal yang pasti, lambang garuda itu akan tetap melekat di dada kiriku, tinggal di sana sampai akhir hayatku.�


48

K

alimat di atas, bukan dikutip dari akun twitter. Melainkan dari blog pribadi Bambang Pamungkas. Dia menuliskannya 22 Maret 2013 di sebuah apartemen di Paris. Tapi baru diupload ke blog www.BambangPamungkuas20. com pada 1 April 2013. Itu bagian penutup dari ungkapan hatinya untuk pensiun dari tim nasional Indonesia. Mengakhiri sejarah 13 tahun usahanya memberikan gelar juara bagi negara. Tak ada media mewawancarai langsung Bambang usai artikel itu bisa diakses di mana saja. Malah, media televisi lebih banyak mengutip tiap kalimat tulisannya yang memang mudah divisiaulisasikan. Betapa tidak, ternyata Bambang empat bulan sebelumnya telah memberikan sinyal bakal mundur. Kostum yang dia pakai, tak bertuliskan Bambang lagi saat Piala AFF 2012, tapi Pamungkas. Memang namanya juga, tapi itu juga bisa diartikan terakhir. Dengan penjelasan pengumumannya itu, Bambang sekaligus menjadi "duta perlawanan" terhadap siapa saja yang mengurus PSSI. Saat banyak pemain dan klub yang berafiliasi ke KPSI dan tak mau ikut timnas Piala AFF yang dilatih Nil Maizar, Bambang justru datang. Padahal, Persija klubnya, melarang seluruh pemainnya bergabung. Bambang menunjukkan pada semuanya, bahwa marwah negara di atas segala-galanya. Dan saat kini, sepak bola Indonesia sudah bersatu lagi, Bambang juga memberikan sinyal kepada kita semua bahwa bersatunya saat ini, masih pakai tanda petik. Alias ada sesuatu dibalik kepengurusan baru PSSI, meski Ketua Umumnya masih Djohar Arifin. Terutama terlalu mudahnya, mengganti pelatih timnas. Bahkan lembaga yang menggurus timnas, BTN pun mudah berganti-ganti kepengurusannya. Apalagi pada kebijakan yang ditelorkannya. Masih ingat jelang pertarungan timnas versus Arab Saudi 23 Maret lalu. Di detik-detik terakhir, terjadi pergantian pelatih dari Manuel Blanco kepada Rachmad Darmawan dan Jacksen F Tiago. Padahal, Manuel Blanco dikirim pemerintah Argentina sebagai perwujudan membantu pemerintah Indonesia untuk meningkatkan prestasi timnas senior. Seterusnya, Blanco diombangambing dengan dicarikan jalan yang tentu bakal ditolaknya, yakni melatih timnas junior. Padahal, Djohar Arifin selaku Ketua Umum PSSI pernah mengumumkan dalam jumpa pers, pelatih timnas senior itu Blanco. Pengumuman itu sendiri sempat mengejutkan, karena tanpa disampaikan kepada Nil Maizar yang justru masih pelatih timnas. Setelah bisa menyelesaikan kasus dengan Nil, kini PSSI akan menghadapi gugatan Blanco yang akan melaporkan kasusnya ke FIFA. BTN yang kini dipimpin La Nyalla Mattalitti sepertinya lebih tinggi kedudukannya dari PSSI. Atau malah, La Nyalla yang juga Wakil Ketua Umum PSSI itu, lebih tinggi kedudukannya dari Djohar Arifin? *** Ditarik lagi ke belakang, saat Kongres Luar Biasa (KLB)

EDISI 15, Minggu III MEI 2013

matabola PSSI 17 Maret 2013 yang disebut menyatukan itu, tak kurang ada 18 wakil Pengprov PSSI yang justru ganda. Satu kepengurusan, boleh ikut kongres. Satu lagi tidak, padahal mereka punya SK pengangkatan oleh Djohar Arifin. Salah satu yang mengalami itu, PSSI Kepri. Kepengurusan PSSI Kepri yang ber-SK Djohar Arifin yakni Roma Ardadan harus gigit jari karena tidak bisa ikut KLB. Justru Endy Maulidi yang punya suara. Padahal, kepengurusan Endy telah dianggap habis masa jabatannya oleh kubu Roma . Sedangkan Roma mengganggap dirinya telah dipilih secara demokratis oleh seluruh pengcab PSSI di Kepri dalam Musyawarah Provinsi Luar Biasa PSSI Kepri, 5 Juni 2012 lalu. Hingga saat ini, belum jelas apa penyelesaian dua kepengurusan PSSI Kepri tersebut. Tak seperti di provinsi lain, yang terus mencuat informasi cara penyelesaiannya. Baik melalui media massa atau pun gerakan dari kepengurusan itu. Di Kepri seperti air tenang tak beriak. Padahal, pengcab dibawahnya, atau pun klub yang akan mengikuti Divisi III, belum tahu mau ke pengurusan mana mereka berkiblat. Selayaknyalah, Kejelasan itu penting. Apalagi, saya PSSI Kepri tetap percaya bahwa visi dan misi seluruh pengurus PSSI Kepri itu memperbanmuaranya adalah bagaimana meloyak event kelloskan provinsi ini ke ajang sepak bola Pekan Olahraga Nasional (PON) ompok umur. pada 2016 mendatang di Jawa Barat. Baik untuk Karena, hanya di ajang PON itulah, sepak bola sebuah tim dipegang oleh sebuah Pengprov PSSI. Cabang olahraga sepmaupun futak bola, tak ada Kejuaraan Nasional sal yang juga (Kejurnas) seperti cabang olahraga lain digelar di PON yang tiap tahun digelar. Kejurnas cabang sepak bola adalah PON yang digelar tiap empat tahun sekali. Seharusnyalah dari sekarang memantau dan membentuk kerangka tim. Waktu yang tersisa tiga tahun, bukanlah waktu panjang, tapi pendek untuk menyiapkan sebuah tim yang pada 2016 nanti usia pemainnya di bawah 23 tahun. Selayaknyalah, PSSI Kepri memperbanyak event kelompok umur. Baik untuk sepak bola maupun futsal yang juga digelar di PON. Memantau pemainnya ke seluruh empat kabupaten dan dua kota yang ada, lalu membentuk tim dalam suatu pemusatan latihan rutin. Mari, jadikan anak-anak bola di seluruh Kepri dalam impiannya berkecamuk membela nama Kepri dan mencium lambang Provinsi Kepri di kostum tim Provinsi Kepri yang akan dipakainya pada 2016 mendatang. Sebelum akhirnya punya impian memakai kostum garuda seperti yang telah dilakoni dan diakhiri Bambang Pamungkas. Meskipun Bambang sendiri menyiratkan impian lain yang selalu ditulis pada dinding blognya. "Jangan pernah berhenti bermimpi..! Karena mungkin suatu saat nanti, mimpi kalian akan menjadi kenyataan."***


49

kiprah Juliansyah Penari & Koreografer Batam

Ciptakan

20 Tari,

Belajar dari Siapa

Saja Editor: Agnes Dhamayanti email : majalah@batampos.co.id

Berlatar pendidikan akuntansi, Juliansyah justru sukses sebagai koreografer. Tari kreasinya tampil sebagai juara berbagai parade tari. EDISI 15, Minggu III MEI 2013


50

A

kiprah

marahnya memuncak ketika tahu nasi yang dihidangkan di hadapannya basi. Lalu dicampakkanya beras yang ditanak calon istrinya itu. Dengan ekspresi murka, Juliansyah (28) dan tiga temannya, membuang nasi dalam empat dandang kosong hingga membentuk gundukan yang kemudian dikenal sebagai Pulau Subi, yaitu salah satu pulau di Kabupaten Natuna. Karena dibawakan dengan penuh ekspresi, tarian yang diberi judul Berbatas Nasi oh Pulau Subi dari sanggar Duta Santarina ini menjuarai parade tari tingkat Kota Batam, beberapa waktu lalu. Dan tanggal 18 Mei ini akan mewakili Batam di tingkat provinsi. Sebagai penari, Juliansyah mengaku puas dengan kemenangan ini. Ia pun bercerita tentang proses membuat tarian itu. ‘’Karena koreografer tarinya tidak tinggal di Batam dan hanya tiga hari di sini. Jadi saya diberi tanggungjawab selama proses latihan sampai tingkat provinsi,” kata pria yang sudah tiga tahun menjadi koreografer di Batam. Juliansyah, yang juga guru kesenian di SD dan SMP Tabgha dipercaya koreografer tersebut untuk memperhatikan detail setiap gerak penari pada saat koreografer itu pulang ke Pekanbaru. ‘’Saya disuruh mengajari ekspresi dan detail gerak setiap penarinya. Selain itu, saya juga memberi beberapa masukan. Karena kita yang menarikan. Jadi kita tahu

EDISI 15, Minggu III MEI 2013

bagian mana yang harus slow, agar tidak kehabisan napas,’’ kata lulusan SMK jurusan akuntasi. Untuk tari Berbatas Nasi oh Pulau Subi, ia membaginya menjadi tiga babak, babak pertama gerakannya lebih kepada gerakan-gerakan yang resah bingung. Babak kedua, gerakan-gerakan bahagia. Babak ketiga, gerakannya kebanyakan gerakan ketakutan dan kebimbangan. ‘’Semua gerakan itu dibuat oleh koreografer dari Pekanbaru. Saya hanya membantu melanjutkan,’’ kata pria kelahiran Medan 12 juli 1984. Sejak tiga tahun berkiprah sebagai koreografer dan penari, Juliansyah sudah menciptakan 20 tarian. Karya pertamanya, adalah tarian Melayu. ‘’Saya buat tari Melayu untuk Porseni SD Negeri di Tanjungpiayu. Alhamdulillah dapat juara 2 tingkat provinsi,’’ kata anak dari Suryana dan Altansyah Pasaribu.


51

kiprah

Selain itu, Juliansyah juga selalu diminta membuatkan tarian untuk pentas seni SMANSA. ‘’Saya memang hanya lulusan SMK Akuntansi, tapi saya suka menari. Saya bisa ciptakan tari dengan banyak membaca buku teknik dasar menari. Sharing dengan teman-teman. Saya juga suka nonton ‘show you think you can dance’ di Channel 5. Acara ini ajang kompetisi khusus dance. Saya suka dapat ide dari acara ini,’’ kata pria yang pernah menjadi juara 3 line dance Tingkat Nasional tahun 2012 dan juara 2 tingkat Nasional tahun 2013 ini. Karena sudah terbiasa menciptakan tarian, Juliansyah bisa menciptakan tarian dalam semalam. ‘’Malam saya dengerin musiknya, pagi sudah jadi EDISI 15, Minggu III MEI 2013

satu tarian,’’ kata pria yang pernah menjadi guru bahasa Inggris door to door. Kata Juliansyah, kepercayaan dirinya muncul dalam mencipta tarian, sejak anak didiknya sering menang lomba tari. Beragam tarian diciptakan Juliansyah mulai dari tari modern klasik (hip hop, R&B, kabaret) juga tradisional klasik dan tradisional kreasi. ‘’Karena suka menari, saya ingin bisa semua tarian. Saya pernah belajar dengan anak SMA, dia pintar menari breakdance. Jadi saya gak pilih-pilih. Asalkan saya bisa dapat ilmunya, pasti saya minta ajarin,’’ tutur Juliansyah yang juga menjadi koreografer di Sanggar Duta Santarina. ***


52

digistyle gl ass

Memotret dengan Kedipan Mata

Google terus mengembangkan proyek Google Glass dengan menanmkan sejumlah aplikasi canggih. Perkembangan terakhir dari proyek ini, munculnya aplikasi yang memungkinkan pengguna kaca mata Google mengambil foto hanya dengan kedipan sebelah mata. Klik. Gambar pun terekam dalam kaca mata. Winky, itulah nama aplikasi ini. Pengembang fitur Google Glass, Mike DiGiovanni, bekerja sama dengan perusahaan konsultasi digital, Roudarch Isobar. Dan pada Kamis, 2 Mei 2013, DiGiovanni mengumumkan aplikasi ini di Google+. Kata DiGiovanni, Winky diciptakan agar tidak menyulitkan si pemotret. ''Dengan mengedipkan mata, Anda nyaris tidak mengeluarkan tenaga.'' Dia juga menambahkan, Google Glass memiliki teknologi yang dapat membedakan antara kedipan sengaja dan kedipan yang terarah. Selain dengan kedipan, Google Glass juga mampu menjepret dengan sekali sentuhan saja. Pun hanya dengan perintah suara, “Oke kaca mata, ambil foto”. Maka, terfoto lah subyek yag diinginkan. Google Glass memang canggih. Tapi, tidak membuat semua kalangan senang dengan kehadirannya. Seperti organisasi online Stop The Cyborgs yang menginginkan

EDISI 15, Minggu III MEI 2013

pembatasan penggunaan kaca mata sekaligus kamera. Alasannya, kepedulian privasi. “Jika teknologi ini diluncurkan, akan membuka peluang pembajakan dan tercipta aplikasi yang menakutkan," ungkap Stop The Cbyerborgs" Orang-orang tidak lagi memiliki tanda peringatan kalau mereka tengah direkam.” David Jacobs, Dewan Perlindungan Konsumen, Pusat Informasi Privasi Elektronik Amerika Serikat, mengatakan, Google Glass dapat menimbulkan potensi pengintaian meluas. Tapi ia yakin, pengembang Google Glass akan memberikan aplikasi peringatan terhadap orang di sekitar pengguna kaca mata itu, bila proses memotret tengah dilakukan. DiGiovanni sendiri mengatakan bahwa Google Glass memiliki sistem peringatan. Seperti suara yang dikeluarkan Winky ketika hendak memotret. Orang-orang di sekitar pengguna Google Glass pun akan melihat cahaya lampu, dari kaca mata, setelah perekaman foto. "Kaca mata ini tidak akan menjadi hal yang menakutkan," kata DiGiovanni. "Karena waktu memotret atau merekam video, penggunanya harus memusatkan wajah ke objek yang dituju." (jpnn)


53

tourism w h e r e & out

Restoran Bumbu Desa

Mengembalikan Cita Rasa Nusantara

Editor: Fenny Ambaratih email : majalah@batampos.co.id

Didirikan sebagai wujud dedikasi dan apresiasi kepada para jagoan masak jaman dahulu, ibu-ibu dan pembantu-pembantu rumah yang telah berjasa dalam memperkaya khasanah dan cita rasa masakan Sunda, sehingga menjadi kekayaan keanekaragaman citarasa nusantara.

EDISI 15, Minggu III MEI 2013

foto - foto : arrazy aditya


54

tourism w h e r e & out

Itulah restoran Bumbu Desa yang terletak di bilangan Sungai Panas ini. Restoran berlantai tiga tersebut merupakan restoran Sunda yang menyajikan beragam menu otentik khas negeri Pasundan dengan menawarkan pengalaman bersantap dengan cara kontemporer. Beberapa gambar berukuran besar yang mengguratkan suasana pedesaaan tampak menghiasi ruangan restoran ini. Sebuah gambar melukiskan suasana bersantap para petani di pinggiran sawahnya, seolah-olah menunjukkan kenikmatan makan siang di alam terbuka.

B

egitulah kata-kata yang tertulis dan terpampang di salah satu dinding restoran ini. Kedengarannya memang cukup deklaratif. Menjelaskan bahwa alasan didirikannya restoran tersebut karena si pemilik restoran sangat berterima kasih pada para tukang masak zaman dulu yang pernah mewariskan cita rasa masakan Sunda seperti yang dikenal saat ini. Di sudut lain, terdapat kata-kata yang tak kalah menggelitik. 'Bagaimana pun juga, tetap kami...yang kampungan'. Rupanya pemilik dan staff restoran ini merasa bangga jika dicitrakan 'kampungan' dimana beberapa orang akan merasa tersinggung bila dikatakan demikian. Hmmm menarik bukan?

EDISI 15, Minggu III MEI 2013


55

tourism w h e r e & out

"Batam memang identik dengan makanan ala seafood yang memiliki kadar kolesterol yang tinggi. Kami di sini menawarkan makanan yang sehat dan rendah kolesterol khas bumbu desa," ujar Bowo, Marketing Manager Bumbu Desa. Para pengunjung akan ditawari untuk mencicipi menu andalan mereka, Gurame Pesmol, yakni gurame bakar yang dimasak dengan 14 rempah pilihan. Menu andalan lain adalah Ayam Bumbu Desa, ayam dengan resep rahasia dari kampung yang disajikan dengan sambal special. Bagi pengunjung yang mencintai rasa pedas, restoran ini juga menyediakan Sambel Gledek dan aneka sambel lainnya di salah satu pojok ruangan. Para pengunjung bisa mengambil sambal tersebut sesuka hati dengan menggunakan sebuah cobek kecil. "Didirikan sejak tahun 2004 di kota Bandung, Bumbu Desa adalah sebuah restoran yang mengadopsi sistem franchise. Restoran Bumbu Desa Batam merupakan cabang ke 52 dari seluruh restoran Bumbu Desa di Indonesia," terang Bowo. Dengan mengandalkan 3 orang chef asli Sunda serta bahan masakan alami alias organik, ia yakin bahwa restoran bumbu desa memiliki tempat di hati para pecinta kuliner di Batam. Selain menyediakan aneka ragam makanan Sunda, Bumbu Desa juga memiliki fasilitas yang lengkap. Restoran ini memiliki vIP room yang bisa dipakai oleh kalangan bisnis yang ingin melakukan rapat di restoran terse-

EDISI 15, Minggu III MEI 2013


56

but. Ruangan vIP ini dilengkapi dengan beberapa set meja dan kursi kantor, serta dilengkapi LCD untuk keperluan presentasi. Restoran Bumbu desa juga memiliki fasilitas WIFi dan Cafe. Beberapa set meja dan kursi di pasang di luar restoran. "Pada acara-acara tertentu, cafe ini bisa dibooking, seperti acara nonton bareng," tambah Bowo. Ia kemudian meminta beberapa waiter mengeluarkan beberapa menu baru mereka. Menu baru tersebut adalah Sup Ikan Bawal, Kepiting Lada Hitam, Sotong Crispy, dan dan Kepiting saos. "Kami membuatnya dengan bumbu rahasia kami, dan tidak menggunakan penyedap rasa," ujar Agus, kepala chef di restoran Bumbu Desa. Ia juga mengatakan bahwa ke depannya, Bumbu Desa akan menyajikan aneka tumpeng yang bisa diorder ke 0778 421 214.*** EDISI 15, Minggu III MEI 2013

tourism w h e r e & out


57

otomotif T

O

Y

O

T

A

Toyota FJ Cruiser

Sarana Nostalgia Penggila Hardtop oyota FJ Cruiser adalah mobil Sport Utility Vehicle (SUV) yang dibuat berdasarkan inspirasi dari Toyota Land Cruiser FJ40 atau Hardtop yang klasik dan legendaris. Sekadar kilas balik, FJ dikembangkan pada 60-an, dan sampai saat ini terus ada. FJ terbaru dikembangkan pada 90-an, kemudian Toyota mencoba mengembangkan Hardtop terbaru FJ Cruiser. FJ Cruiser sendiri diperkenalkan pada 2004 dan mulai diproduksi dari tahun 2006 untuk model tahun 2007. FJ Cruiser dibuat di pabrik truk Hino di Jepang. Pada tahun 2007 baru diluncurkan dan merambah pasar dunia termasuk Indonesia. Kemudian di pengujung tahun 2012, FJ Cruiser model terbaru dipamerkan dan dipasarkan lagi di Indonesia. Menggunakan platform Land Cruiser Prado, FJ Cruiser lebih besar dari SUV berukuran kompak lainnya seperti Toyota RAV4. Mesin yang digunakan FJ Cruiser adalah 1GR-FE 4.000 cc. FJ

EDISI 15, Minggu III MEI 2013

Pengguna Hardtop lawas bisa bernostalgia dengan Hardtop baru ini. Produk Toyota dengan nama FJ Cruiser ini, lebih kokoh. Editor: Ahmadi

email : majalah@batampos.co.id


58

otomotif T

O

Y

O

T

A

Yohan Effendi, marketing Showroom PT Nusa Jaya Mobilindo. Untuk pasar mobil Indonesia, FJ Cruiser disediakan dalam pilihan warna two tone dan monotone. Two tone memiliki warna yang berbeda untuk roof dan body. Untuk warna body disediakan delapan pilihan warna yaitu beige, blue, gray metallic, black dark green, dan grayish blue dengan atap warna putih. Sementara monotone (atap dan body hanya memiliki warna sama) pilihannya hanya dua yakni putih dan merah. Di Shoowroom PT Nusa Jaya Mobilindo di Komplek Villa Idaman Nomor 3 Baloi, Batam, tersedia two tone dengan warna body hitam dan atap putih. Di Batam, mobil ini dibanderol dengan harga Rp580 juta.*** Cruiser hadir dengan lampu depan bulat, emblem TOYOTA di grille, jendela melengkung di pilar belakang. Mobil ini menggunakan kaca lebar seperti FJ 40. Atap berwarna putih FJ Cruiser diambil dari khas FJ 40 klasik yang menggunakan atap fiber glass putih. Ban serep dipasang di pintu belakang. FJ Cruiser yang didatangkan langsung dari Jepang itu menggunakan velg 17 inci. Bagian dalamnya dipercantik dengan steering wheel audio dengan audio control. Desain interior depan luas dan nyaman. Formasi kursi yang lebih baik sehingga bisa mengarungi berbagai medan. Bagasi yang luas di bagian belakang kursi dilengkapi dengan rubbed cargo mat yang memungkinkan pengendara memuat lebih banyak barang. Pintu sampingnya unik karena dibuka dari dua sisi berlawanan. Seperti membuka lemari dua pintu. Melihat kendaraan tersebut akan bisa membuat pengguna Hardtop lawas bernostalgia. Desain FJ Cruiser tetap mempertahankan sisi kekokohan Toyora FJ. Toyota FJ Cruiser ini dikenal sebagai adventure-ready 4WD vehicle yang mengutamakan kualitas, daya tahan, dan keandalan. Nyaman dikendarai di berbagai medan off-road. ''Memang mobil ini dirancang untuk off-road,'' kata

EDISI 15, Minggu III MEI 2013


59

TERESA Cerpen: Italo Calvino

A

ku menjauh dari trotoar, berjalan mundur beberapa langkah dengan wajah tengadah, lalu dari tengah jalan, seraya mengatupkan kedua tangan agar membentuk corong di sekitar mulut, aku berteriak sekeras-kerasnya: “Teresa!” Bayangan tubuhku berusaha bersembunyi dari sinar bulan yang temaram, jatuh bagai gumpalan kelam di kaki. Seseorang melintas di jalan yang sama. Sekali lagi aku berteriak: “Teresa!” Pria asing yang barusan kebetulan lewat berkata, “Kalau kau tidak berteriak lebih keras, dia takkan mendengarnya. Mari kita berdua mencoba. Aku hitung sampai

EDISI 15, Minggu III MEI 2013

tekstasi c e rp e n


60

tiga, dan di hitungan ke-tiga kita teriak berbarengan.” Lalu ia memberi aba-aba: “Satu, dua, tiga.” Dan serentak kami menarik pita suara setinggi-tingginya: “Tereeeeeeeeeeeesaaa!” Sekelompok muda-mudi dalam jumlah yang tak terlalu banyak juga kebetulan melintas di jalan yang sama. Mereka baru saja kembali dari bioskop atau café di ujung jalan, dan tak sengaja melihat kami berdua yang sibuk teriak-teriak. Kata mereka, “Ayo, kami juga akan membantumu.” Setelah itu, mereka ikut berdiri di tengah jalan, dan beramai-ramai kami berteriak: “Te-reeesaaa!” Seorang lain kemudian melintas di jalan yang sama dan memutuskan untuk bergabung dengan kami; seperempat jam kemudian, ada sekitar dua puluh orang bergerombol di tengah jalan. Setiap beberapa menit, seseorang pasti mampir dan menyumbangkan suaranya. Ternyata, mengatur agar kami bisa berteriak ramairamai secara terpadu bukanlah hal yang mudah. Ada saja di antara kami yang mulai berteriak sebelum hitungan ke-tiga, atau yang berteriak terlalu panjang—meski, ujung-ujungnya, kami sukses menghasilkan teriakan yang lantang. Kami pun setuju bahwa saat meneriakkan nama Teresa, suku kata awalnya, “Te” harus diteriakkan dengan rendah dan panjang; suku kata tengahnya, “re”, tinggi dan panjang; sementara suku kata akhirnya, “sa”, rendah dan pendek. Hasilnya, lumayan. Hanya ada sedikit kekeliruan di antara mereka yang salah mencetuskan nada. Setelah berlatih sebanyak puluhan kali, kami pun mulai bisa menghasilkan teriakan terpadu; namun baru saja kami merasa puas terhadap hasil teriakan itu, seseorang mendadak melontarkan pertanyaan. Dari suaranya, kuperkirakan orang itu berkulit pucat dengan bintik-bintik pigmen tersebar di pipi. “Apa kau yakin dia ada di rumah?” tanya orang itu. “Tidak.” “Wah, repot kalau begitu,” sahut yang lain. “Apa kau lupa membawa kunci pintu?” “Sebenarnya,” kataku. “Aku bawa kok kunci pintu apartemen.” “Lantas,” kata mereka. “Kenapa kau tidak langsung naik saja?” “Aku tidak tinggal di sini,” kataku. “Aku tinggal di sisi kota yang lain.” “Nah, kalau begitu, siapa yang tinggal di sini?” tanya orang yang kulitnya pucat tadi. “Mana aku tahu,” kataku. Mendengar jawabanku, kerumunan orang di sekitarku tampak sedikit kecewa dan jengkel. “Tolong jelaskan pada kami,” kata seseorang yang suaranya agak tajam. “Sedang apa kau di sini memanggilmanggil nama Teresa?”

EDISI 15, Minggu III MEI 2013

tekstasi c e rp e n

“Menurutku, kita bisa memanggil nama lain atau mencoba tempat lain,” kataku. Kerumunan itu menunjukkan reaksi sangat kesal. “Kuharap kau tidak sedang mempermainkan kami,” ancam orang berkulit pucat tadi. “Apa,” kataku, tidak senang dituduh seenaknya. Aku menatap ke yang lain untuk menunjukkan niat baikku. Mereka bungkam seribu bahasa. Detik dan menit berlalu, wajah mereka memerah karena malu. “Oke,” kata seseorang dengan nada positif. “Lebih baik kita memanggil nama Teresa sekali lagi, lalu kita pulang.” Akhirnya, kami meneriakkan nama itu sekali lagi. “Satu, dua, tiga, Teresa!”—meski hasilnya kurang memuaskan. Setelah itu, kami pun berpencar pulang, ke arah yang berbeda-beda. Aku sudah membalikkan tubuh ke arah persimpangan ketika kudengar suara lain berteriak lantang: “Tee-reeesa!” Pasti ada di antara kami yang masih berdiri di jalan itu. Berteriak tak karuan. Dasar keras kepala.

Catatan: > Karya ini bertajuk “The Man Who Shouted Teresa”, ditulis oleh Italo Calvino, seorang jurnalis dan penulis fiksi pendek (juga novel) asal Italia. Pertama kali diterbitkan dalam koleksi fiksi pendek-nya yang berjudul “Numbers in the Dark” tahun 1996. >> Italo Calvino merupakan salah satu penulis Itali yang karyanya paling banyak diterjemahkan di seluruh dunia. Ia meninggal di usia 61 (tahun 1985). >>> Diterjemahkan Maggie Tiojakin. Hak Cipta © Italo Calvino, Fiksi Lotus 2010.


61

EDISI 15, Minggu III MEI 2013

tekstasi pui s i


62

tekstasi pui s i

Dua Sekawan BULAN menghamparkan gurun salju, di padang malam. Lelaki, kepada kawan sekawan, mengisahkan hidupnya: Keajaiban rebut tempat, mendengarkan ini percakapan: hati mereka telah bagai mendua, sama bersama jalan Hati yang seorang sesekali menoleh kebelakang Berkata ke hati sendiri: tapi aku tak seperti itu? Perempuan; lain perempuan; yang tiada, habis menyita seperti, itu seperti akhir dari segala yang segala: Hati yang seorang meneruskan, yang lain tinggal diam, tapi tak satu menemu Surga, dalam langkah bersendirian.

EDISI 15, Minggu III MEI 2013

Holandia dalam Ingatan MENGENANG Holandia Aku melihat sungai-sungai membentang meliuk menembusi, tak terbilang hamparan, tanah yang merendah, barisan pohon poplar memarkahi kakilangit, di sana nyaris tiada kutemukan kata tegak ringan bagai bulu hiasan; dan kekal-mengekallah dalam keluasan negeri petani menyandar ke hamparan desa-desa, riungan pepohonan, penggal pucuk menara kecil gereja dan pohon elma dalam rancangan kehijauan. Udara menggantung rendah dan matahari perlahan tertutup dalam lembab kabut mengelabu - menyeteru - membancuh dan di setiap distrik gemuruh suara air itu bencana yang tak berakhiran itu terdengar, mencekamkan.


63

tekstasi pui s i

Teluk Dipeluk Senja TENGOK

Saja Nanti Berbilang hanya hari lagi yang lalu direnggut masa lalu karena kuingin melupa kuserahkan diri-hati pada kehangatan kilauan anggur dan kegairahan; tapi apakah anggur itu? apakah pukauan mata-cinta yang menggamangkan itu? Terpadankankah pada riang tigapuluh kata-kata yang seucapan-seucapan tercuci oleh waktu? Biar lagi tak ada dendam-benci, tercadang mulutku dari penghinaan yang cemburu dan oceh kosong buntu dari kehampaan itu. Biar aku mencium ulur tangan dari tiap nyanyian! Dan jangan bisukan kenangan dari layar-layar tiga emas walau takdir mencemooh dan menilakan aku ini, si kain buruk ini.

EDISI 15, Minggu III MEI 2013

SENJA tiba. Bulan besar, bulan yang merah perlahan terambang dari garis gelombang di gigir ketimuran dipeluk teluk senja, nyaris tiada bernafas. Mimpi membonceng pada gelombang Menampak padaku yang berbeban segala hal-ihwal, yang tak terhasratkan, bertahun dalam ragu, aku bergelut merebut, kukira kebahagiaan mesti dipertanyakan dan hidup tanpa derita, apa ada harganya. O, betapa ini menakjubkan, bertahan dalam gempuran keraguan ini! dalam lindapan kenaungan palma malam Aku terasuk damai, terasuk tenteram.


64

segantang minda

Berapa Buat Saya, Bukan Foto Teh atau Foto Susu B

oleh: Muchid Albintani

ila boleh jujur sejujur-jujurnya. Saya, Anda atau kita semua dipastikan akan terus merasakan bingung, bimbang dan was-was. Apabila kita tidak merasakannya, dipastikan bukan orang Indonesia asli (maksudnya, bukan penduduk Indonesia). Kalau begitu apakah perasaan bingung, bimbang dan was-was yang saya alami memperlihatkan jika saya sebagai penduduk Indonesia? Segantang Minda sesungguhnya tak hendak menjawab pertanyaan tersebut sebagai orang Indonesia, melainkan sebagai penduduk Indonesia. Perbedaan antara orang dengan penduduk dalam konteks ini menjadi begitu signifikan. Ini disebabkan jika menjadi orang Indonesia, tetapi tidak memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP), bukanlah masalahnya. Yang menjadi masalahnya adalah apabila seseorang yang tinggal di Indonesia sekaligus pemilik KTP Indonesia. Ini baru masalahnya. Apa yang melatarbelakanginya? Yang menjadi altarnya adalah Surat Edaran Menteri Dalam Negeri (No 471.13/1826/SJ) tentang larangan memfotokopi e-KTP (maksudnya Kartu Tanda Penduduk Elektronik) berulang kali. Saya terkejut! Dalam surat edaran ini, larangan memfotokopi berulang-ulang dapat merusak chip yang berada di e-KTP. Sebab jika boleh dihitung, sudah puluhan kali saya memfotokopinya. Jujur, saya tidak tahu. Mengapa baru sekarang diberitahu? Begitu dalam hati saya bergumam. Menurut Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Bidang Teknologi Informasi, Energi, dan Material (TIEM), e-KTP dapat difotokopi, tanpa merusak chip yang ada di dalamnya. Salah seorang pakar dari lembaga pemerintah nondepartemen ini menjelasan, secara teknis tak masalah e-KTP difotokopi. Tapi kalau secara hukum, biar Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) yang menjelaskan, karena itu bukan ranah teknologi. Lalu bagaimana sikap saya, Anda atau kita dengan dua pandangan yang seolah-olah berbeda dan ambigu terse-

EDISI 15, Minggu III MEI 2013

but? Jelas dong bingung! Seolah-olah kesannya antara hukum (regulasi) dan teknologi berseberangan Padahal esensinya, semestinya kan bukan itu. Yang esensi dalam konteks ini hemat saya terfokus pada ketidakjelasan, ketidakcermatan dan ketidakhati-hatian yang bermuara pada sikap ketidakpastian dari lembaga pemerintah yang berwenang. Tidak lain opini publik akan mengarah pada satu titik: kan ini proyek! Di negeri ini lazim terdengar kalau semua yang berkenaan dengan proyek (fisik dan non fisik) yang mengedepan adalah cara berpikir: berapa buat saya. Memfoto Kopi, memfoto Susu atau memfoto Teh hanyalah bagian kecil dari kedinamikaan yang semuanya bermuara dari niat baik. Betapa tidak, persoalan terkait menajemen kependudukan belajar dari Malaysia dan Singapura, Indonesia tentu saja tertinggal jauh. Jangan dikatakan tak elok membandingkan antara Malaysia dan Singapura dengan Indonesia. Kedua nagara Asean ini penduduknya sedikit dan gampang diatur. Pendapat buruk sangka inilah yang harus dihindari. Pernahkah ditanya (untuk selanjutnya dilakukan penelitian) dalam hati para pemangku kepentingan di Singapura, Malaysia dan Indonesia terkait niat baik mereka? Opini terkait masalah jumlah penduduk dan besarnya wilayah, sehingga sulit mengatur hanyalah pepesan kosong (kalau kosong pasti tak ada isi). Apalagi membenturkan antara regulasi dan teknologi menjadi tidak substansi. Kalau boleh jujur sesungguhnya cara berpikir, “Berapa Buat Saya� yang sudah mendarah daging dan berkarat (membudaya) yang menjadikan bangsa di negeri ini (teristimewa para pemangku kepentingan) tidak lagi meyakini berbuat baik dan benar (hidup jujur), tidak dapat bertahan hidup. Terus terang (bukan terus gelap), Saya lebih suka memfoto Susu atau Teh saja. Mengapa Susu atau Teh? Kan, bukan Kopi? Bukan, ‘Berapa Buat Saya’. Suai! ***


65

B

intang film Drive Angry dan The Rum Diary ini terus dipepet oleh aktor Johnny Depp. Beredar kabar Depp akan menikahi Amber Heard. Menurut sumber, Depp pernah berseloroh ingin memiliki anak dari Amber. "Dia katakan kepada Amber ia ingin menikahinya," ujar sumber. Bekas teman kumpul kebo Vanessa Paradis ini berencana akan mengenalkan Heard kepada dua anaknya, Lily Rose dan Jack. Ia juga dikabarkan akan mendatangi orangtua Heard dalam waktu dekat ini. "Segera akan diperkenalkan oleh Depp. Amber pun mau," ujarnya. Keduanya kepergok sejumlah media sedang bermesraan di acara Rolling Stones, Hollywood. Tanpa malu, bintang Pirates of the Caribbean itu juga sempat merangkulnya. Sebelumnya, keduanya sengaja jarang mengumbar kemesraan di hadapan umum untuk menghormati Vanessa Paradis. Semula, Heard tidak ingin berkencan dengan sang aktor dan dianggap sebagai perusak hubungan. Namun, Depp berhasil membuat hati model seksi luluh dengan mengirimkan berbagai hadiah mewah dan sikap romantis setiap mereka bertemu. "Johnny dan Amber segera berkencan setelah dia berpisah dengan Vanessa. Pada awalnya, Amber sedikit khawatir,

EDISI 15, Minggu III MEI 2013

gadagadu gak ada angin gak ada ujan

Amber Heard

Luluh Dipepet Johnny Depp karena dia tak ingin dilihat sebagai pengganti. Tapi Johnny berhasil memenangkan hati Amber dengan kemurahan hatinya yang terus memberikan hadiah. Johnny akan mengirimkan bunga segar dimanapun Amber berada. Dia juga membeli perhiasan mewah jutaan dolar," ungkap sumber. Selain dengan Depp, Heard juga masih berhubungan dengan pasangan sejenisnya, Tasya van Ree. Mereka sering terlihat bersama dalam acara pesta di Hollywood. (jpnn)


66

gadagadu gak ada angin gak ada ujan

A

ura Kasih melaksanakan ibadah umroh ke Mekkah untuk kedua kalinya. Keberangkatan kali ini sebagai ucapan syukur. Penyanyi dan pesinetron seksi ini mengatakan, perjalanan umrohnya kali ini mengingakan pada umroh pertamanya. Saat itu ia berangkat bersama rombongan almarhum Ustaz Jeffry Al Buchori (Uje). Itu umroh yang sangat berkesan. "Saya waktu itu umroh bareng Pipik, Uje, sama uminya juga. Jadi, dipandu banget harus apa dan gimana. Sekarang yang mandu bukan Uje lagi, jadi kehilangan banget," tutur Aura. Diceritakan, ia mengalami sakit karena virus badai pasir. Aura terpaksa melewatkan beberapa tahap ibadah. Uje menjadi salah satu orang yang berhasil meyakinkan Aura untuk meneruskan ibadahnya. "Lagi sakit, kok nggak sembuh-sembuh, sempat pengen pulang ke Jakarta. Uje dan yang lain nguatin banget, dikasih doa-doa, karena saya cerewet banget, home sick banget. Sempat pengen pulang sendirian, tapi mereka nguatin,� tutur pelantun Mari Bercinta dan Long Distance is Killing Me ini. Biasanya, artis yang menjalani umroh sekaligus dibarengi dengan niat ingin mengubah penampilan, namun tidak demikian dengan Aura. Menurutnya, penilaian tingkat ibadah umroh bukan pada penampilan. "Harus dari dalam hati. Saya juga nggak mau kalau habis umroh jilbaban tapi terus buka lagi. Dari segi pakaian jangan terlalu mencolok saja, saya standar sih," terang finalis Miss Indonesia 2007 ini. Yang jelas, ia sudah menyiapkan umrohnya kali ini dengan lebih baik. Aura sengaja mengosongkan jadwal pekerjaan selama tiga minggu. Aura bahkan sudah menyiapkan obat-obatan. Buku panduan dan doa-doa pun sudah ia tamatkan. "Semua doa harus diucapkan, sudah ada di list saya. Menikah juga termasuk di list saya," sebutnya sambil tersenyum. (jpnn)

EDISI 15, Minggu III MEI 2013

Aura Kasih

Kenangan dengan Almarhum Uje


67

gadagadu gak ada angin gak ada ujan

Lindsay Lohan

Minggat dari Panti

Rehabilitasi L

indsay Lohan (Lilo) kembali berulah. Kali ini ia nekat meninggalkan pusat rehabilitasi yang akan ditempatinya selama 90 hari ke depan. The Sun melansir, Lilo sepertinya sudah merasa takut setibanya di Morningside Recovery, Newport Beach, Kamis pekan lalu. Bintang film Mean Girls dan Liz & Dick ini mengatakan kepada petugas rehabilitasi dan banyak orang di sana, bahwa ia tak membutuhkan rehabilitasi. Lilo pun pergi mengunjungi sejumlah tempat di dekat pusat rehabilitasi. “Dia pergi berbelanja di toko elektronik kemudian dia berada di properti rehabilitasi selama beberapa menit,� ujar sumber. Ayah Lilo, Michael Lohan, mengatakan, putrinya dalam perjalanan kembali ke New York. Tentu saja hal ini tak EDISI 15, Minggu III MEI 2013

bisa dibiarkan begitu saja oleh pihak berwenang. Lilo diberi waktu 12 jam untuk kembali ke pusat rehabilitasi. Jika perintah ini tidak dipatuhi, maka pihak berwajib akan menangkap paksa. Sebelumnya isu kebangkrutan tengah menghantui artis 26 tahun ini. Lilo sempat dikabarkan diusir dari apartemen karena tak mampu membayar sewanya. Lilo dikirim ke panti rehabilitasi setelah pengadilan memutuskan bahwa ia harus menjalani perawatan selama 90 hari karena kasus tabrakan mobil, Juni 2012. Selama menjalani rehab, Lilo dilarang mengonsumsi adderall, obat yang biasa ia gunakan untuk mengatasi gangguan ADHD (penyakit hiperaktif) yang dideritanya. Sebab, obat tersebut sangat rentan untuk disalahgunakan. (jpnn)


68

gadagadu gak ada angin gak ada ujan

Marshanda

Menikmati Peran Ibu H

ari-hari Marshanda (Chaca) saat ini tak sesibuk seperti sebelum dia menikah dan punya anak. Berbeda pula saat Chaca dikenal wara-wiri di dunia sinetron. Meski begitu, ia tetap mengurus anaknya sendiri tanpa bantuan orang lain. “Sebenarnya nggak sering ditinggal. Aku sempat pakai babysitter, tapi sekarang sudah nggak. Karena aku lebih suka ngurus sendiri,” ujar istri presenter Ben Kasyafani kepada wartawan, baru-baru ini. “Sienna beratnya 5,8, terus sekarang sudah bisa tengkurap. Aku pengen videoin, tetapi pas siap divideoin nggak dapet,” tandasnya. Chaca yang sekarang berjilbab dan terlihat gemuk ini belum mau beraktivitas di lokasi syuting. Sebabnya ya karena keranjingan ngurus Sienna, putri pertama yang lahir akhir Januari lalu.”Nunggu Sienna usianya dua tahun dulu, baru aku balik lagi syuting,” ucapnya. Momen menjadi ibu jelas pengalaman baru untuk pesinetron Kisah Kasih di Sekolah ini. Ia tak merasa terbebani dengan padatnya kegiatan di rumah. “Bagi waktunya sejauh ini menyenangkan juga, ngurus Sienna, kuliah, urusin suami. Semua aktivitas aku jalanin sembari mengurus Sienna, menyenangkan banget,” katanya. Bukan hanya Chaca, suaminya Ben, juga ikut andil dalam soal mengurus buah hati mereka. “Ben luar biasa banget, dia benar-benar mau terlibat, misalnya aku mandi, makan dia mau gendong Sienna,” ujarnya. Meski sudah bertemu para penggemarnya berkali-kali, Chaca mengaku tak bosan-bosan memanjakan para fansnya. Malah, ia belum lama menggelar acara gathering yang diberi nama Marshed. “Aku dikasih kesempatan beberapa motivator. Mereka bilang, ‘kalo lo tuh bisa’. Ya udah deh aku bikin aja materi. Aku tambahin pendapat aku sendiri dan aku deliver ke peserta,” bebernya. Banyak fan yang menghadiri acara tersebut, mulai dari dalam negeri hingga luar negeri. “Ada yang dari Padang dan Malaysia. Dari Malaysia mereka sangat memperhatikan perkembangan karir aku dan mereka ngajak ketemuan. Akhirakhir ini aku kan sempet jadi pembicara, aku coba di depan fans untuk jadi pembicara,” paparnya. (jpnn)

EDISI 15, Minggu III MEI 2013


69

11

Pelajaran dari

Richard Branson

Richard Branson adalah seorang serial entrepreneur, pendiri grup Virgin, yang telah berhasil membangun lebih dari 400 perusahaan, mulai dari majalah mahasiswa hingga perjalanan ke luar angkasa untuk komersil. Dia bukan berasal dari keluarga yang kaya, Branson drop out saat umur 16 tahun karena mengalami kesulitan mencerna pelajaran di bangku sekolah. Berikut ialah sejumlah kebiasaan Branson, seperti dilansir dari iqmatrix: 1. Bersikap terbuka terhadap tantangan. Branson secara terus menerus membuka dirinya terhadap perubahan dalam berbagai hal. 2. Manfaatkan waktu dengan baik. Branson memiliki kesadaran tinggi tentang pentingnya waktu. Setiap detik yang berlalu ialah peluang untuk melakukan hal dengan lebih baik, menuju tujuan selanjutnya yang lebih tinggi dan luas. 3. Menikmati kehidupan. Meski terus bekerja, Branson tidak lupa untuk menikmati kehidupan. Ia mengaku terus mencari celah usaha baru, petualangan baru dan pengalaman di bidang lain. Ia yakin bahwa kehidupan harus selalu dinikmati hingga semaksimal mungkin atau kita sama sekali melewatkannya dan menyesal. 4. Bersenang-senang. Branson mengubah semua hal menjadi permainan. Menjadikan pekerjaan seolah-olah seperti sebuah permainan untuk bersenang-senang. 5. Mencoba hal baru. Branson selalu terlihat mencoba hal-hal EDISI 15, Minggu III MEI 2013

tips101 baru yang belum pernah ia lakukan atau alami sebelumnya. Setidaknya dalam hidup, ia pernah melakukannya sekali. 6. Menikmati pekerjaan. Karena Branson menggabungkan pekerjaan dengan bersenang-senang, ia bisa meningkatkan semangatnya dan memperkuat motivasinya untuk bekerja lebih keras, lebih lama sepanjang siang dan malam. 7. Membawa buku catatan. Ia terlihat selalu membawa buku catatan di saku untuk dapat menuliskan ide-ide proyek barunya, mengumpulkan umpan balik dari para pelanggan dan pegawai dan untuk menuliskan tujuan atau ambisi, pemikiran dan pengalamannya. Dengan menulis di buku catatan, ia dapat lebih mudah mengklarifikasi pemikirannya dan memberikan panduan dalam bekerja. 8. Berkumpul dengan orang-orang hebat. Dengan berkumpul bersama orang-orang brilian dan berdedikasi tinggi di bidang masing-masing, ia merasa mendapatkan bimbingan dalam membuat keputusan-keputusan krusial. Ia juga berkumpul dengan para kolega dan staf yang memiliki tujuan, prinsip dan minat yang sama. Orang-orang ini dengan sendirinya memberikan dukungan moral terhadap visi, misi dan segala usaha yang dilakukan Branson. 9. Menyisihkan waktu untuk membaca dan belajar. Ia sangat paham bahwa hikmah dan pelajaran biasa didapatkan dari kesalahan dan pengalaman pribadi. Selain itu, ia mengakui bahwa pelajaran bisa dialami melalui membaca. Membaca buku seolah menjadi jalan pintas untuk mempelajari sebanyak mungkin hikmah dalam waktu yang relatif lebih singkat daripada harus mempelajari dan mengalami secara langsung di lapangan. 10. Tidur sejenak dan merenung Agar bisa menyegarkan pikiran dan tubuh, Branson terbiasa untuk tidur singkat di sela-sela kesibukannya. Ia juga tidak ragu untuk luangkan waktu hanya untuk merenung tentang gairahnya dalam berbisnis. Dengan begitu, kreativitas dan ide-ide baru bisa terus bermunculan. 11. Menghadapi masalah secara langsung. Saat masalah timbul, Branson mengatasinya dengan sesegera mungkin dan secara agresif memastikan bahwa permasalahan kecil telah diselesaikan hingga ke akarakarnya agar tidak akan semakin memburuk di masa depan.


70

tips101

Tips Memilih S Asuransi Jiwa

1

Pertimbangkan usia Anda. Setidaknya ada tiga jenis asuransi jiwa, yang dibedakan berdasarkan usia, yaitu usia 20 tahunan, usia 30-40 tahun, usia 50 tahun ke atas. Apabila Anda baru lulus atau sedang duduk di bangku kuliah, disarankan untuk memilih jenis asuransi jiwa yang pertama. Selain itu, sebelum Anda pensiun, sebaiknya Anda membeli produk asuransi jiwa untuk usia 50 tahun ke atas.

EDISI 15, Minggu III MEI 2013

alah satu cara mengelola risiko dalam hidup adalah dengan memiliki asuransi sesuai dengan kebutuhan. Dengan asuransi, kita dan orang-orang terdekat, bisa terbantu secara finansial saat mengalami kesulitan. Karena manfaatnya bagi keluarga yang ditinggalkan, asuransi jiwa merupakan pilihan pengelolaan risiko yang sesuai bagi yang memiliki tanggungan. Agar bisa mendapat perlindungan maksimal, berikut hal yang perlu diperhatikan saat memilih asuransi jiwa dari Cigna:

2

4

Pilih asuransi yang mampu Anda beli. Ada baiknya Anda menentukan berapa premi yang mampu Anda bayar. Selain itu, buat anggaran bulanan untuk membayar asuransi jiwa. Maka dari itu, satu hal yang harus Anda terapkan adalah mengatur sistem pengeluaran Anda, agar tetap bisa memenuhi kebutuhan pokok yang lain.

Kumpulkan referensi. Mengumpulkan data dan informasi dari teman terdekat atau saudara yang telah memiliki asuransi jiwa, sangat penting agar paham plus minus masing-masing perusahaan. Selain itu, Anda bisa menemukan perusahaan asuransi terpercaya melalui internet, sehingga Anda akan mendapatkan informasi yang cukup.

3 Cari perusahaan asuransi terpercaya. Carilah perusahaan asuransi yang menawarkan asuransi jiwa dengan pilihan yang bervariasi dan dengan harga yang terjangkau. Menemukan dan mendaftar pada perusahaan asuransi yang tepat akan sangat menentukan kualitas dan pelayanan asuransi Anda dapatkan.


71

history

AlbertEinstein,

Begawan Fisika Dunia L

ahir di Jerman, fisikawan Albert Einstein mengembangkan teori terobosan pertamanya saat ia bekerja sebagai juru tulis di kantor Paten Swiss di Kota Bern. Setelah menulis empat artikel ilmiah yang diterbitkan pada tahun 1905, ia menjadi terkenal di seluruh dunia karena teori relativitas umum. Ia diganjar Hadiah Nobel tahun 1921 tentang fenomena yang dikenal sebagai efek fotolistrik. Einstein berpindah dari Jerman ke Amerika Serikat ketika Nazi mengambil alih kekuasaan di negara kelahirannya sebelum Perang Dunia II. Ia tinggal dan bekerja di Princeton, New Jersey, sampai akhir hayat. Berikut perjalanan hidup Einstein dari history.com:

EDISI 15, Minggu III MEI 2013


72

history Masa Keemasan Einstein (1905) Saat bekerja di Kantor Paten, Einstein melakukan beberapa pekerjaan yang paling kreatif dalam hidupnya, memproduksi tidak kurang dari empat artikel yang spektakuler pada tahun 1905 seorang diri. Dalam tulisan pertama, ia menerapkan teori kuantum (dikembangkan oleh fisikawan Jerman Max Planck) terhadap cahaya untuk menjelaskan fenomena yang dikenal sebagai efek fotolistrik, dimana material akan memancarkan partikel bermuatan listrik ketika terkena cahaya. Artikel kedua berisi bukti eksperimental Einstein tentang adanya atom, yang ia punya dengan menganalisis fenomena gerak Brown, di mana partikel-partikel kecil yang tersuspensi dalam air. Dalam artikel ketiga dan paling terkenal, berjudul "On the Electrodynamics of Moving Bodies", Einstein dihadapkan kontradiksi antara dua teori utama fisika: konsep Isaac Newton tentang ruang mutlak dan waktu serta ide James Clerk Maxwell bahwa kecepatan cahaya adalah konstan. Untuk melakukan hal ini, Einstein memperkenalkan teori relativitas khususnya yang menyatakan bahwa hukum fisika adalah sama bahkan untuk objek bergerak dalam frame inertial berbeda (yaitu pada kecepatan konstan relatif satu sama lain), dan bahwa kecepatan cahaya adalah konstan dalam semua kerangka inersia. Di bab keempat bukunya terdapat penjelasan tentang hubungan mendasar antara massa dan energi, padahal ilmuwan sebelumnya memiliki konsep tersebut secara terpisah. Di bab tersebut juga terdapat rumus Einstein yang terkenal, E=mc2 (dimana "c" adalah kecepatan konstan cahaya). Awal Kehidupan Einstein (1879-1904)

Lahir pada 14 Maret 1879 di Kota Ulm, Jerman selatan, Albert Einstein dibesarkan di sebuah keluarga Yahudi kelas menengah di Munich. Sejak kecil, Einstein terpesona oleh musik dan bahkan bisa memainkan biola, matematika dan ilmu pengetahuan. Ia putus sekolah tahun 1894 karena harus pindah ke Swiss. Ia kemudian melanjutkan sekolahnya di Swiss Federal Polytechnic Institute, Zurich. Tahun 1896, ia meninggalkan kewarganegaraan Jerman, dan berstatus tanpa kewarganegaraan hingga 1901 ketika ia menjadi warga negara Swiss secara resmi. Ketika kuliah di Zurich Polytechnic, Einstein jatuh cinta pada seorang mahasiswi cantik bernama Mileva Maric, tetapi orang tuanya menentang hubungan mereka karena ia tidak memiliki uang untuk menikah. Hingga akhirnya pasangan ini memiliki anak di luar pernikahan, Lieserl, yang lahir pada awal 1902. Hanya beberapa orang saja yang mengetahui tentang kehadiran anak ini. Setelah mendapatkan posisi sebagai juru tulis di Kantor Paten Swiss di Bern, Einstein kemudian menikahi Maric pada tahun 1903, mereka memiliki dua anak lagi, Hans Albert (lahir 1904) dan Eduard (lahir 1910). EDISI 15, Minggu III MEI 2013

E = mc

2


73 Dari Zurich ke Berlin (1906-1932) Einstein terus bekerja di Kantor Paten hingga 1909, ketika ia akhirnya menemukan pekerjaan full-time di University of Zurich. Pada tahun 1913, ia tiba di Universitas Berlin, di mana ia diangkat sebagai direktur dari Institut Kaiser Wilhelm untuk Fisika. Secara tak sengaja, ia bertemu dengan sepupunya, Elsa Lowenthal. Hubungan romantis pun terjalin. Ia akhirnya menikahi gadis tersebut setelah menceraikan Mileva. Pada tahun 1915, Einstein menerbitkan teori relativitas umum, yang dianggapnya sebagai masterpiece. Teori ini menjelaskan bahwa gravitasi, serta gerakan, dapat mempengaruhi waktu dan ruang. Menurut prinsip kesetaraan Eisntein, daya tarik gravitasi yang searah setara dengan akselerasi kecepatan dalam arah yang berlawanan. Jika cahaya dibengkokkan oleh akselerasi, pasti dapat dibengkokkan oleh gravitasi. Pada tahun 1919, dua ekspedisi dikirim untuk melakukan eksperimen selama gerhana matahari. Pada penelitian tersebut ditemukan bahwa cahaya dari bintang-bintang dapat dibelokkan atau dibengkokkan oleh gravitasi matahari seperti yang telah diprediksikan oleh Einstein. Teori relativitas umum adalah teori besar pertama gravitasi setelah teori Newton 250 tahun lalu. Dan hasilnya membuat seluruh dunia berdecak kagum. London Times memberitakan sebuah "Revolusi dalam Ilmu" dan "Teori Baru Semesta". Einstein mulai tur dunia, berbicara di depan ribuan orang di Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan Jepang. Pada tahun 1921, ia memenangkan Hadiah Nobel untuk karyanya pada efek fotolistrik, karena karyanya tentang relativitas tetap kontroversial pada saat itu. Einstein segera mulai membangun teori-teorinya untuk membentuk ilmu baru kosmologi, yang menyatakan bahwa alam semesta itu dinamis, bukan statis, dan mampu meluas dan berkontraksi.

history Einstein Pindah ke Amerika (1933-1939) Sejak terjadinya pertikaian antara kaum Yahudi dan kaum pasifis, Einstein menjadi target di Weimar Jerman, dimana banyak warga yang menderita keterpurukan ekonomi pasca-kekalahan dalam Perang Dunia. Pada Desember 1932, sebulan sebelum Adolf Hitler menjadi kanselir Jerman, Einstein membuat keputusan untuk pindah ke Amerika Serikat, dimana ia mengisi sebuah posisi di Institute for Advanced Study di Princeton, New Jersey. Sejak itu, ia tidak akan pernah lagi kembali ke negara asalnya. Istri Einstein, Elsa, kemudian meninggal pada tahun 1936. Dimana sang istri telah terlibat selama lebih dari satu dekade dalam upaya penemuan teori medan terpadu, yang menggabungkan semua hukum alam semesta dan fisika ke dalam satu kerangka. Dalam proses ini, Einstein menjadi semakin terisolasi dari banyak rekan-rekannya, yang memfokuskan diri pada teori kuantum dan implikasinya, bukan pada relativitas.

Akhir Kehidupan Einstein (1939-1955) Pada akhir 1930-an, teori Einstein, termasuk persamaan E=mc2, membantu pembentukan dasar dari pengembangan bom atom. Pada tahun 1939, atas desakan fisikawan Hungaria Leo Szilard, Einstein menulis surat kepada Presiden Franklin D. Roosevelt. Dalam surat tersebut ia memberikan pendapat agar sang presiden menyetujui pendanaan pengembangan uranium sebelum Jerman menang. Einstein, yang menjadi warga negara AS pada tahun 1940, tetapi tetap tidak melepaskan kewarganegaraan Swiss, tidak pernah diminta untuk berpartisipasi dalam Proyek Manhattan karena pemerintah AS khawatir dengan pandangan sosialis dan pasifis Einstein. Pada tahun 1952, Einstein menolak tawaran yang diberikan oleh David Ben-Gurion, Perdana Menteri Israel, untuk menjadi Presiden Israel. Hingga saat-saat terakhir hidupnya, Einstein melanjutkan usahanya mencari teori medan terpadu. Meskipun ia menerbitkan sebuah artikel tentang teori dalam Scientific American pada tahun 1950, artikel tersebut masih belum selesai saat ia meninggal, yaitu Aortic Aneurysm. Satu dekade setelah kematiannya, reputasi Einstein dan kiprahnya di dunia fisika semakin tumbuh.*** EDISI 15, Minggu III MEI 2013


EDISI 15, Minggu III MEI 2013

ilustrasi : Tonny R.

74

statistika


75 Petunjuk Minum Obat

Surat dari Tuhan

Ibu Dewi mendatangi dokter langganannya. Kali ini ia protes karena penyakit yang dideritanya tak kunjung sembuh.

Wawan sangat ingin melanjutkan sekolah, tetapi orang tuanya mampu lagi karena tak punya dana. Terlintas di benaknya untuk berkirim surat kepada Tuhan.

“Dok, saya protes! Kok penyakit saya nggak sembuhsembuh juga ya?” “Lho, bukankah Ibu sudah saya kasih petunjuk soal obat yang harus dibeli?” “Betul, Dok. Kata Dokter kan saya harus mengikuti petunjuk yang ada di kemasan Obat tersebut.” “Iya, kalau Ibu ikuti dengan benar petunjuknya, seharusnya penyakit Ibu bisa sembuh. Memangnya apa yang Ibu lakukan?” “Di bungkusan obat itu tertulis: Tutup dengan Rapat. Simpan di Tempat Sejuk dan Jauhkan dari Jangkauan Anak-anak. Petunjuk tersebut sudah saya laksanakan dengan benar. Begitu beli, obatnya langsung saya simpan di lemari pakaian. Anak-anak saya tidak ada yang tahu kalau saya menyimpan obat di sana.”

Hak Asuh Anak Sepasang suami istrinya tengah menghadiri sidang perceraian mereka. Materi sidang akan memutuskan siapa yang mendapat hak asuh anak. Sambil berteriak histeris dan melompat–lompat si istri berkata: “Yang Mulia, saya yang mengandung, melahirkan bayi itu ke dunia dengan kesakitan dan kesabaran saya. Anak itu harus menjadi hak asuh saya!” “Apa pembelaan Anda terhadap tuntutan istri Anda?” tanya hakim pada suami. Si suami diam sebentar, dengan nada datar ia berkata: “Yang mulia… Jika saya memasukkan koin ke mesin minuman Coca-Cola, mesinnya bergoyang sebentar dan minumannya keluar, menurut Pak Hakim, minumannya milik saya atau mesinnya?”

EDISI 15, Minggu III MEI 2013

Kepada Yth Tuhan di Surga Tuhan yang baik, saya mau melanjutkan sekolah, tapi orang tua saya tidak punya uang. Ibu saya juga sedang sakit, mau beli obat. Tuhan saya butuh uang Rp 20.000 untuk beli obat ibu, Rp 20.000 untuk bayar uang sekolah, Rp 10.000 untuk bayar seragam, dan uang buku Rp 10.000. Jadi semuanya Rp 60.000 Terima kasih Tuhan, saya tunggu kiriman uangnya. Lantas, Wawan pergi ke kantor pos untuk mengirim suratnya. Membaca tujuan surat tersebut, petugas kantor pos merasa iba sehingga tak tega mengembalikan suratnya. Bingung mau dikirim kemana, akhirnya petugas pos menyerahkan surat itu ke kantor polisi terdekat. Membaca isi surat itu, komandan polisi merasa kasihan dan berinisiatif mengumpulkan sumbangan dari anak buahnya. Tetapi dana yang terkumpul hanya Rp 55.000,Sang Komandan pun memasukkan uang yang terkumpul ke dalam amplop, dan menuliskan keterangan: “Dari Tuhan di Surga “ dan menyerahkan ke anak buahnya untuk dikirim ke Wawan. Wawan sangat senang menerima kiriman tersebut. ‘’Tuhan mengabulkan permintaanku,” gumamnya. Wawan bergegas mengambil kertas dan pensil, dan mulai menulis surat lagi : “Terima Kasih Tuhan, tapi lain kali kalau kirim uang jangan lewat Polisi, sebab akan dipotong Rp5 ribu.’’


76

EDISI 15, Minggu III MEI 2013

j’naka


77

EDISI 15, Minggu III MEI 2013


78

d facebook: majalahbatampos.co.i

twitter: @majalahBP

s.co.id email: majalah@batampo

DA R I S U D U T PA N DA N G L A I N

Diterbitkan Oleh: PT Sijori Interbintana Pers www.majalah.batampos.co.id Pemimpin umum / gm: Hasan Aspahani Pemimpin Redaksi: Muhammad Iqbal WAKIL Pemimpin Redaksi: M. Riza Fahlevi Redaktur Pelaksana: Muhammad Nur, Helmi YS (Desain) Asisten Redaktur Pelaksana: Agnes Damayanti. Redaktur/Editor: Ahmadi, Hasanul Safri, Yermia Riezki, Feni Ambaratih, Herry Dingin Sembiring Arrazy Aditya (Fotografer), Muhammad Syahrir (Desain) Tonny Richardo (Desain) Redaktur senior : Ade Adran Syahlan Lisya Anggraini sekretaris redaksi : Ummy Kalsum Chairman Rida K Liamsi CEO Makmur Direktur Utama Marganas Nainggolan Wakil Dirut Socrates Pemimpin Perusahaan Usep Rahmat Saifullah manager iklan Dewi Febsuri Alamat Redaksi, Pemasaran, Iklan dan EO: Gedung Graha Pena Batam, Lantai 2, telepon :(0778) 460000 (hunting), Fax (0778) 462162 dan (0778) 465111 Batam Center, Batam. Perwakilan Pekanbaru: Jalan Raya Pekanbaru-Bangkinang KM 10,5 Telpon (0761) 64634 Fax (0761) 64638. Perwakilan Jakarta: Gedung Indopos Lt. 6 Jl. Kebayoran 12 Jakarta Selatan, Telp. 021 - 53699560, 021-5333046. Perwakilan Tanjungpinang: Jalan Pramuka 3. Telepon (0771) 27714, 27715. Perwakilan Tanjungbalai Karimun: Jalan A Yani, Sungai Lakam, Telpon (0777) 323686, Fax (0777) 323685. Rekening PT. Sijori Interbintana Pers, NISP;090.010.011377, BPD Riau Cabang Batam Ac.00701.13.0044560. EDISI 15, Minggu III MEI 2013


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.