JULI - AGUSTUS - SEPTEMBER 2020 VOL.7 NO.27
MAJALAH SAINS, BUDAYA DAN SPIRITUALITAS
www.majalahmataair.com
Meski segenap penjuru diselimuti salju dan beku, namun langit senantiasa biru Hilal setia menghias cakrawala, meski bulan tenggelam tersapu Di timur jiwa-jiwa cahaya ada, semua tampak samawi Ia pun bersabda, hari esok takkan lagi seperti hari ini
20
KONSEP PSIKOTERAPI BADIUZZAMAN SAID NURSI
25
TEKNOLOGI BAMBU RUNCING PADA VENT-1
36
MEMAHAMI HIKMAH AL-QUR’AN DAN SUNNAH DARI SUDUT TEKNOLOGI TELEKOMUNIKASI
DAFTAR ISI
27
Edisi
SPIRITUALITAS
JULI - SEPTEMBER 2020
04 ARTIKEL UTAMA . M. Fethullah Gülen Kesadaran Kolektif
28 BUKIT-BUKIT ZAMRUD KALBU Hayâ
49 TANYA - JAWAB
Sesuatu yang tak dapat dipungkiri bahwa hubungan ilmu dan amal memiliki peran penting dalam membantu manusia mencapai derajat ‘Insan Kamil’. Lantas bagaimana kita melihat hal ini dari perspektif Al-Qur’an?
BUDAYA 11 PSIKOLOGI . Prof. Dr. Muvaffak Ayvaz Mengembangkan Bakat dan Potensi Kepribadian PSIKOTERAPI. Assoc. Prof. Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi, dkk. Konsep Psikoterapi Badiuzzaman Said Nursi dalam Risalah Nur
20
SAINS 08 ANATOMI . Prof. Dr. Ömer Yıldız Keajaiban saat Bernapas ZOOLOGI . Prof. Dr. Atıf Yorulmaz Hewan Perasa Gempa
15
25 WAWANCARA . Dr. Ir. Syarif Hidayat, M.T. Teknologi Bambu Runcing pada Vent-1
32 SERI BUDI & ANEKA SATWA . Prof. Dr. Irfan Yılmaz Hai Budi.... Ini Aku Si Semut Mungil
36 TEKNOLOGI . Prof. Dr. Khoirul Anwar
Memahami Hikmah Al-Qur’an dan Sunnah pada Teknologi Telekomunikasi
41 ASTRONOMI . Prof. Dr. Zaghlul El-Najjar Cahaya Matahari dan Sinar Bulan
45 ETNOBIOLOGI . Dr. Muhammad Saqa ‘Id Negara Tubuh Manusia
52 KESEHATAN - ILMU PENGETAHUAN - TEKNOLOGI • Tangan Prostetik Pintar yang Mengombinasikan Kontrol Manusia dan Robot • Cara Efisien dan Organik untuk Mengubah Panas Menjadi Listrik • Ternyata Kucing juga Memiliki Ikatan dengan Manusia
EDITORIAL Salam Redaksi… Ketika seorang orientalis Jerman bernama Dr. Sigrid Hunke pada bukunya yang berjudul The Influence Exerted by The Arabs on The West berusaha membandingkan ilmu dari dua aspek, yakni ilmu dalam pandangan Islam dan ilmu dari pandangan Eropa di abad pertengahan; ia menyebutkan bagaimana Rasulullah telah menganjurkan pada setiap mukmin untuk menuntut ilmu, bahkan Beliau telah menjadikannya sebagai kewajiban agama. Betapa Rasul begitu menganjurkan para pengikutnya mengkaji makhluk hidup serta keajaibannya sebagai wasilah untuk mengetahui kekuasaan Sang Pencipta. Dari pandangan seorang pemikir Barat ini dapat dipahami bahwa sesungguhnya para ahli di luar Islam sekali pun memahami betapa memegang teguh dan menekuni asas-asas keilmuan adalah salah satu keunggulan peradaban Islam baik secara aturan dasar, maupun pada aplikasinya. Dalam hal ini, akan menjadi sebuah ketidakberuntungan jika kita yang berada dalam agama mulia ini sendiri, tidak bisa menyadari tentang pentingnya merenungkan tanda-tanda kebesaran Allah pada semua entitas di sekitar kita, meneliti lalu mengembangkannya menjadi ilmu pengetahuan yang setelah melalui proses berpikir dan bekerja, mewujudkannya dalam bentuk teknologi dan produk keilmuan yang akan memberikan kemanfaatan pada kehidupan di bumi ini. Maka beberapa artikel yang kami ketengahkan pada edisi ini seperti: Teknologi Bambu Runcing Pada Vent-I, Hikmah AlQur’an dan Sunnah dari Sudut Teknologi Telekomunikasi, Sinar Matahari dan Cahaya Bulan, Hewan Perasa Gempa, Keajaiban saat Bernapas, serta artikel Negara Tubuh Manusia, akan menyuguhkan kita informasi tentang beberapa perkembangan ilmu dan teknologi dari para ilmuwan muslim yang menjadi kebanggaan umat. Sesuatu yang istimewa, pada edisi ini adalah banyaknya tulisan psikologi yang semoga bisa membantu menjawab permasalahan masyarakat, terutama di masa pandemi seperti ini, seperti: Mengembangkan Bakat dan Potensi Kepribadian, Haya, dan tulisan istimewa dari Ustaz Hamid Fahmi Zarkasyi tentang Psikoterapi pada Kitab Risalah Nur. Semoga semua sajian ilmu kali ini akan dapat membawa kita pada melihat hubungan antara ilmu dan amal, serta peran pentingnya dalam membantu manusia mencapai derajat ‘Insan Kamil’. Jika masing masing individu dapat melihat pentingnya menghidupkan akar identitas kita ini, lalu membawanya ke tengah masyarakat, maka semoga setelahnya ‘Kesadaran Kolektif’ pun akan bisa diraih. Membaca Mata Air, kita bersama menuntut ilmu, bertekad mengamalkannya untuk membaca kehidupan dan hakikatnya…
ARTIKEL UTAMA
M. Fethullah Gülen
M
asa-masa paling kelam pada kehidupan masyarakat akan terlihat pada masa antara perubahan masyarakat sosial dan kelahirannya kembali. Persis seperti peristiwa “metamorfosis” yang dialami beberapa mahluk hidup, pada masa memperbarui diri, hal-hal seperti rasa sakit, kesulitan, kepedihan berantai; bahkan melepaskan beberapa hal agar hal lain dapat berkembang... ketegangan masyarakat yang didorong berbagai peristiwa, terjadinya masa sulit pada masyarakat maupun individu takkan bisa dielakkan. Terlebih lagi, jika pekerjaan yang dikerjakan tidak dilakukan berdasarkan asas-asas terpercaya yang telah dicobakan sebelumnya, akan bisa menempuhi kesalahan. Terkadang dapat terkalahkan pada perasaan nalar dan logika. Jika ada rencana-rencana yang dipikirkan untuk menyesuaikan ini dan itu, bisa keluar dari hal tersebut, sehingga kala proyek-proyek kecil dihimpitkan untuk berada pada kerangka sempit hingga memporak-porandakan keseluruhan keseimbangan umum, maka lalu kekhilafan imajinasi dan pemikiran umum tak bisa mencapai akal-khayalan sehingga akan berhadapan dengan berbagai kendala. Oleh karena itu, masyarakat, bahkan mereka yang memimpinnya dapat menyebabkan berbagai jenis kehancuran ketika semestinya mereka harus menggunakan mental dan logika, namun justru gerakan perasaan yang dipakai dalam mewujudkan sesuatu seperti yang sering kita lihat pada masa sekarang ini. Pada masa revolusi atau saat terbentuknya kembali sebuah masyarakat, biasanya titik
4
Mata Air
Juli - September 2020
“persamaan nasib” yang dialami adalah seperti peristiwa yang sudah banyak terlihat, ketika berkaitan dengan fasilitas-fasilitasnya, sering kita lihat kejadian di mana semua yang telah dicapai atau terwujud hingga saat itu menjadi hancur dan harus kembali dimulai dari awal lagi, hanya dikarenakan ambisi dan antusias berlebihan yang ada pada kelompok tertentu. Suatu kali pada masa-masa revolusi dan perubahan, individuindividu berada dalam sebuah keadaan berbeda daripada kondisi ketika masa normal: ada yang bergerak pada suatu tujuan tertentu, ada yang ingin mencapai suatu tempat tertentu, mereka menjadi mahluk yang berkelompok, benar-benar keluar dari keindividuannya dan tidak dapat dipisahkan dari kelompoknya membawa semua yang berada di sekitarnya menuju pada tujuan tertentu. Orang-orang yang pemikirannya telah mengalami perubahan seperti ini, bergerak di bawah pengaruh logika kelompoknya dan dudukberdiri dengan arahan darinya, bukan lagi dengan logika akal-kebiasaan dirinya. Logika ini, sebenarnya tidaklah sama dan benar-benar berbeda dengan “kesadaran kolektif” yang selama ini selalu kita sarankan, dan justru berlepas darinya dikarenakan cara pemahaman dan gerakannya, sementara kesadaran kolektif berciri khas dari cara berpikir-bergeraknya, hari ini maupun esoknya diperhitungkan bersama, melihat keseluruhan ataupun bagian sebagai sebuah kesatuan. Oleh karena hal ini lebih cenderung pada perasaan dan antusiasme belaka, juga merupakan hal yang dapat mengakibatkan ketidakseimbangan. Sementara “kesadaran
kolektif” berasaskan pada nalar, pertimbangan, disiplin dan kehati-hatian. Secara fisik, meskipun kondisi dan cara bersikap kedua hal ini dalam hal apa yang dijanjikannya bagi masa depan tampak serupa, namun yang satu seringkali menghasilkan hal-hal yang berseberangan dengan inti dan tujuan dari gerakan; sementara yang satunya lagi tak akan pernah dan bukanlah takaran bagi para pecundang, maupun para gadungan. Secara nasional, semangat dan dasar dari “kesadaran kolektif”, yang dianggap sebagai salah satu prinsip paling penting dari keberadaan dan kelangsungan hidup kita, selain keberlangsungan akhlak dan kehidupan sosial yang berjalan seimbang adalah karakter agama dan kepribadian Nasional kita. Dari sisi ini pula, dalam menanggapi perilaku keliru dan salah yang tampak pada gerakan massa, kesadaran kolektif yang berdisiplin dan penuh kehati-hatian akan membentuk perilaku penuh antusiasme dan perasaan dari individu, yang akan mencapai dan menunjukkan nilai-nilai luar biasa di atas rata-rata yang relatif berbeda jika dibandingkan dengan perilaku mereka pada kondisi biasa. Setiap masa, gerakan dan lompatan bagi masa depan yang bisa mewujudkan idealisme tinggi dan tujuan mulia, akan menjadikan individu-individu yang berada di dalamnya terbentuk, semakin matang, menjadi insan berjiwa sosial. Jika saja siapapun para perencana dari sebuah gerakan, lebih menghargai akal di depan perasaan, mengedepankan pertimbangan dan pengalaman di atas antusiasme serta mewujudkan setiap proyek-proyek mereka dalam cahaya pesan Ilahi, berulang kali bahkan kelompok-kelompok yang bergerak dengan nalar perasaan, sebagai perasaan dan pemikirannya masuk pada pengaruh gerakan logika dan pertimbangan, lalu mencapai pada aksi dan aktivitasnya dengan penuh kehatihatian dan pertimbangan, maka mereka akan mampu berada pada garis yang sama dengan orang-orang yang memiliki integritas dan moderat; sebagai pemikiran dan pertimbangannya orangorang yang berada di baris terdepan pun telah berbagi perasaan dan semangatnya dengan mereka hingga mampu membentuk sebuah sinergi bernilai tinggi. Dengan demikian, setiap masa ketika pemahaman ini dibagikan pada orang-orang yang tidak memiliki pemikiran dan
pertimbangan pada kesadaran dan persepsinya sekalipun, setelah terus-menerus diberikan pemahaman akan kesadaran kolektif pada takaran tertentu, dan dengan melewati proses pengembangan dan metamorfosis yang penting, masing-masing dari mereka dapat meningkat menjadi individu dari sebuah masyarakat ideal. Semua pembentukan yang berada dalam sebuah proses seperti ini, walaupun terlihat seperti berada dalam pengaruh sebuah kekuatan rahasia sekalipun, tetapi sebenarnya sangat mungkin untuk bisa mengembalikannya kembali pada sebuah sumber permulaan yang penting. Sumber ini dinutrisi dengan karakter dan kepribadian bangsa. Sejak dahulu hingga sekarang, berkat kepribadian bangsa seperti ini masyarakat telah berbagi perasaan dan pemikiran yang sama, duduk dan berdiri dengan pertimbangan yang sama, mengalami antusiasme yang sama, bertikai bagi nilai-nilai yang sama dan berlomba-lomba untuk mewujudkan idealisme yang sama pula. Ya, meskipun ada faktor dan pemicu lain atas individu dan kelompok masyarakat, namun mereka akan melemah ketika mencoba melewati relasi jiwa bangsa melalui akar maknanya sendiri. Selama individu-individu bangsa masih melanjutkan hubungannya dengan dinamika sejarah fisik-ruhani, maka orang-orang ini dengan kesadaran sejarahnya akan selalu masuk pada pergolakan jiwa para leluhurnya dan pada takaran persamaan satu tingkat lebih tinggi, mereka akan mampu menunjukkan sikap kepahlawanan serupa, sebuah cara berpikir baru, sebuah pandangan pada dunia yang baru dan meletakkan kriteria-kriteria yang benarbenar baru serta dapat berpengaruh pada sosial geografis dunia secara keseluruhan. Dalam hal ini, dari sisi sejarah perhitungan dengan dunia, sangat memungkinkan bagi kita untuk menunjukkan banyak sekali contoh pada garis yang membentang sejak kota Mutah hingga Qadisiyah, dari Malazgirt sampai ke Dardanella; sebagaimana stabilitas keseimbangan antar negara dari Madinah ke negeri Syam, dari Syam ke Baghdat, lalu kemudian dari sana hingga ke Istanbul, namun kita meyakini dunia firasat dan ilusi para pembaca, maka penjelasan pada hal ini kita cukupkan sampai di sini untuk melanjutkan pada hal berikutnya. Mata Air
Juli - September 2020
5
Saat ini, dapat dikatakan bahwa negara kita bersama-sama dengan dunia yang kita tinggali ini telah memasuki sebuah bagian perubahan dan perkembangan pada tataran permukaannya. Daripada harus mengalami berbagai revolusi bertubi-tubi, ketika kita sedang meniti masa depan seperti ini, jika ada upaya untuk menjaga jiwa bangsa, usaha untuk membawa individu maupun kelompok masyarakat pada sebuah pemahaman yang berporos pada cara-cara antisipasi dan kehati-hatian, tidak memberikan ruang gerak bagi pemikiran, kecenderungan dan aktivitas yang dapat mendorong kelompok masyarakat pada pergolakan dan provokasi, maka hal-hal tersebut adalah sebuah hal penting bahkan mungkin lebih penting dari usaha-usaha irsyad dan jihad yang ada saat ini. Massa yang dengan gampang mengubah cinta menjadi benci, merubah kebersamaan pada perpisahan, bergerak bersama lalu mudah jatuh pada ketidak teraturan dan kekosongan, tidak boleh diberikan kesempatan sama sekali untuk mendorong diri mereka sendiri maupun orangorang yang menjadi pengikutnya untuk masuk ke dalam kesesatan baik secara terburu-buru atau dikarenakan pengaruh dari sebagian jiwa-jiwa yang bertualang pada kesesatan. Sama sekali tidak boleh diberikan kesempatan pada mereka dan pandangan kita harus selalu ditujukan pada para duta yang secara tulus menyampaikan prinsip-prinsip Sunnah dan Al-Qur’an. Satu persatu, mereka dapat dikategorikan sebagai asas penerang kesadaran kolektif yang berporos pada Wahyu Ilahi ini, adalah orang-orang yang mampu menampakkan kerendahan hati, tawaduk dan rasa malu ketimbang pengakuan diri; lebih mementingkan orang lain daripada sibuk narsis dengan diri sendiri; menguasai prinsip pemikiran, mencari kemanfaatan sebesar-besarnya bagi masyarakat daripada hanya mencari keuntungan pribadi semata. Mereka ini begitu terkait pada nasib hari ini dan masa depan masyarakatnya, sehingga terkadang untuk menghadapi tantangan dari pemikiran patriotismenya ia harus “mengeram”, “bersarang” seperti induk ayam yang menjaga agar anak-anak ayam tak mendapatkan bahaya, menghadapi dengan bijak semua hinaan dan pelecehan yang mungkin tak bisa diterima akal sehat sembari berdzikir “Lâ hawla wala quwwata
6
Mata Air
Juli - September 2020
illa Billah”, memenjarakan semua perasaan dan semangatnya yang bergolak bagai magma dari sinar wajahnya, lalu seakan tak ada apa-apa mereka terus berlalu. Jika dibutuhkan mereka akan mengorbankan dirinya sendiri bagi orang lain dengan sikap ksatria dan berani berjalan terus menuju kematian, dengan jiwa-jiwa penuh perasaan seperti seorang pemadam kebakaran yang dengan senang hati melemparkan dirinya ke dalam kobaran api, melakukan pekerjaan dengan sebuah kesadaran untuk menjadikan apapun sebagai ibadah dan melaksanakannya pun dengan kekhusyukan bak sedang beribadah... tak pernah menunggu ucapan terima kasih atas apapun kebaikannya... akan menganggap dirinya bersikap tak setia dan bersikap tak pantas jika tak mampu berlari menolong seseorang yang butuh dibantu pada waktunya, bahkan tanpa ragu ia akan mempertanyakan ketidakmampuannya ini pada dirinya sendiri. Mereka akan selalu hidup dengan harapan... mendukung, mewujudkan semua rencana dan program-program yang diimpikannya berdasarkan harapannya itu, serta tak pernah kekurangan dalam mengevaluasi dinamika jasad dan maknawinya... dan setelah semua hal ini, mereka tak akan pernah masuk pada ekspektasi dalam bentuk apapun kecuali pada keridaan Allah dan pencapaian keikhlasan... akan selalu mengingat hadiah, imbalan ataupun pendapatan yang diterima dari khidmahnya sebagai sebuah pertimbangan istidraj1 ataupun “tahdîs-i ni’mat”2; mereka akan menelan ketakutannya, sebagaimana mereka pun menyenandungkan kebahagiaan pada nada lirih yang ditujukan pada Ilahi serta hidup sebagai insan yang matang dan selalu memikirkan akibat semua perbuatannya di akhirat kelak. Pada saat yang sama, mereka bukanlah orangorang yang kosong. Bersama-sama dengan sikap tawakal, berserah diri dan keyakinannya pada Allah, mereka tetap sangat peka dengan semua kejadian yang terjadi di sekitarnya; pribadi tegas dan reaktif sedalam kepekaannya tersebut. Tak pernah hanyut pada perasaan melankolis sedikitpun baik dalam pekerjaan dunia maupun akhiratnya, menimbang tindakan dan geraknya dalam kerangka perintah Ilahi, selalu memperhatikan tingkat kognisi humanisnya
pada akal dan logika, lalu membuat keputusan dan komentar dirinya sebagai makhluk ciptaan atas dasar ini, selalu menjauh dari sikap-sikap yang dapat mengakibatkan pertentangan antara benda dan peristiwa-peristiwa yang memperjelas tempat dan kedudukan kita sebagai makhluk di alam semesta dan senantiasa berusaha selaras dengan perintah-perintah penciptaan. Agar kita mampu melangkah penuh keyakinan menyongsong harapan yang kita nantikan tersebut, maka beberapa poin khusus berikut sangatlah penting: • Seluruh bangsa, terutama para intelektual, harus berdamai dengan masa lalu kita. • Semua bentuk pembaharuan dan proses transformasi yang kita rencanakan atas nama masa depan, harus dijadikan proyek yang berasaskan pada akar makna dan dinamika sejarah kita. • Sebuah masalah yang sangat penting seperti ini, sama sekali tidak boleh dinodai oleh politik atau dicampuradukkan dengan pertimbangan akan keuntungan pribadi. • Terlebih, di atas semuanya, kita harus berjalan dengan penuh kehati-hatian dan waspada atas kemungkinan hadirnya berbagai bentuk komplikasi pada tindakan dan aksi dari tujuan mulia ini; jangan pernah berikan ruang pada sikap-sikap petualangan dan semangat masa muda yang tak bertanggung jawab. Begitu ketatnya, hingga ketika harga diri dan kehormatan kita dipermalukan sekalipun, sikap reaktif harus tetap kita simpan pada ikatan kesabaran dan menahan diri untuk mengatupkan mulut rapat-rapat atas nama idealisme tujuan mulia yang kita perjuangkan • Sebelum menghancurkan sesuatu, harus dipertimbangkan dahulu apa yang akan dibangun di atas sesuatu yang dihancurkan tersebut, lalu jika memang ada, hancurkanlah yang sudah kuno, usang, dan tak lagi bisa dimanfaatkan. Senantiasa harus bergerak dalam tataran filosofi “menghancurkan untuk membangun”, maka sebelum menebas dan memotong sesuatu saat menghancurkannya, bangun, dirikanlah terlebih dahulu model maketnya. • Suburkan sikap tegas
dan penuh tindakan, ilmu, kebijaksanaan dan kewaspadaan pada semua pekerjaan yang dilakukan; lalu dukung dengan sifat penuh usaha dan kegigihan, eksplorasi dan kompetensi, agar apapun yang dibuat tak harus diikuti dengan penghancurannya. Saat ini kita berada di persimpangan jalan dan tak diragukan lagi bahwa kita dipertemukan pada titik “persamaan takdir”. Kita dapat membuat keberuntungan kita pada titik persamaan nasib yang di dunia terdiri dari beraneka bangsa ini menjadi lebih cemerlang dengan memahami hal dan posisi kita pada adab kesopanannya, seandainya kita bisa mengevaluasinya dengan prinsip para pemikir-pemikir besar, perencana hebat dan seperti pertimbangan para Nabi. Saya yakin sekali bahwa kesengsaraan kita saat ini, ketidakmampuan kita untuk berpegang pada sikap hemat, sosial, belum lagi pertarungan yang disebabkan kebobrokan luar dan dalam; kesemuanya ini akan mampu kita atasi. Kebisuan tak akan pernah abadi, semua peristiwa selalu menampakkan kenyataan ini. Malam takkan berlaku selamanya; takkan seperti itu dan akan datang suatu masa di mana semua yang hancur akan kembali diselubungi dengan kebahagiaan dan kesejahteraan, hal-hal yang dahulu dengan segala cobaannya pernah membuat kita menangis akan berubah menjadi tawa, malam-malam akan dikalahkan oleh siang dan di semua penjuru akan mulai memancarkan sinar tawanya. Berikut ini sebuah hikmah yang lebih umum dari proses runtuh dan kelahiran kita, pada perspektif dan tema tulisan yang berbeda: 1. Jika Allah ingin menambah azab akhirat yang akan dihadapi seseorang, maka Ia akan mengabulkan keinginan dan hasratnya di dunia. 2. Nikmat-nikmat Tuhan harus ditunjukkan pada orang lain dengan maksud untuk bersyukur. Penulis adalah seorang ulama dan cendekiawan muslim yang dinobatkan sebagai 100 orang paling berpengaruh versi Majalah Foreign Policy, aktif menulis buku dan artikel di berbagai media internasional. Hingga kini tercatat lebih dari 70 buku telah beliau tulis dan diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa.
Catatan : 1. Istidraj artinya kesenangan atau nikmat yang Allah berikan bisa pula berupa berupa kelapangan rezeki padahal yang diberi dalam keadaan terus menerus bermaksiat pada Allah. 2. Menjelaskan atau menceritakan nikmat-nikmat yang dikaruniakan oleh Allah dalam kerangka bersyukur pada-Nya.
Mata Air
Juli - September 2020
7
KEAJAIBAN
t a a s
BERNAPAS ANATOMI Prof. Dr. Ömer Yıldız
J
anin hidup dalam perut seorang ibu pada sebuah cairan khusus. Agar cairan ini tidak masuk dan memenuhi paru-parunya, maka janin tidak bernapas. Ketika lahir, bayi harus segera melakukan napas pertamanya. Kondisi lingkungan luar yang sangat berbeda dengan kondisi di dalam perut ibu menjadi sarana bagi bayi untuk mengambil napas pertamanya. Kondisi bayi yang membutuhkan oksigen, kedinginan, dan merasa kesakitan barangkali dapat diperhitungkan sebagai unsur-unsur penting yang memicu proses pengambilan napasnya, tetapi meski terdapat penelitian yang jumlahnya tak terhitung banyaknya, ilmu pengetahuan masih belum bisa mengetahui bagaimana proses pengambilan napas pertama pada bayi terjadi. Sang Maha Pencipta senantiasa menunjukkan bagaimana mukjizat-mukjizat terus terjadi pada tubuh seorang manusia setiap waktunya. Agar bisa bernapas, kontraksi diafragma dan perintah-perintah yang merangsang otot-otot pernapasan lainnya (sinyal elektrik) datang dari pusat pernapasan yang terdapat pada struktur di bagian bawah batang otak dan daerah yang ada di atasnya (medulla oblongata dan pons). Otototot pada tangan, lengan, dan betis tak akan bisa berkontraksi tanpa perintah dari otak. Otot ditempatkan untuk menjadi sebab bagi gerakangerakan yang kita lakukan. Akan tetapi, otot-otot pernapasan disampaikan melalui perintah-perintah ritmis di luar kehendak kita (bahkan saat kita tidur dan koma sekalipun). Perintah-perintah pada pusat pernapasan ini masih belum bisa dipahami bagaimana sumbernya.
8
Mata Air
Juli - September 2020
Sinyal elektrik pada otak yang berkaitan dengan napas bermula bersamaan dengan proses kelahiran seeorang, berkat izin Allah Subhanahu wa ta’ala akan terus berlangsung hingga datangnya kematian. Hal ini dapat kita jelaskan dengan permisalan berikut: Misalnya Anda sedang berada di sebuah pulau tak berpenghuni dan tidak memiliki korek api. Supaya api yang sudah menyala tidak padam, sedemikian rupa kita akan terus menambahkan kayu bakar pada api tersebut. Mirip dengan hal ini, sinyal elektrik pada pusat pernapasan berpindah dari neuron yang satu ke neuron lainnya, menyampaikan pada otot-otot pernapasan dengan selang waktu tertentu dan di luar kesadaran, kita akan terus mengambil napas hingga kita meninggal kelak. Pada pusat pernapasan, terdapat tiga sub-pusat yang berbeda: 1. Kelompok pernapasan belakang (dorsal): dengan adanya sinyal-sinyal ritmis yang bersumber dari daerah ini, maka pernapasan saat istirahat dapat terjadi. Bagaimana sinyal-sinyal ritmis ini muncul di luar kehendak kita masih belum diketahui. Pada waktu istirahat, kontraksi pada otot diafragma pun sudah cukup. Alveolus pada paru-paru yang memiliki kurang lebih 300 juta gelembung udara, akan dipenuhi udara ketika kita menarik napas. Dindingnya amat tipis, dan ketika menggelembung, ia akan dapat meletus seperti balon yang ditiup berlebihan. Oleh karena itu, sinyal-sinyal yang berasal dari kelompok pernapasan dorsal berbeda dari sinyal-sinyal yang menuju otot-otot lainnya. Biasanya sinyal dari otak yang datang menuju otot bersifat kuat, sehingga otot akan segera berkontraksi ketika terstimulus
olehnya. Padahal proses mengembangnya paruparu lambat dan bertahap. Untuk mencegah robeknya alveolus, maka paru-paru akan mengembang perlahan. Hal ini disebut sebagai sinyal inspirasi landai Alveolus pada sistem pernapasan (ramp signal). Jika tidak ada sinyal inspirasi landai, maka hanya dengan satu stimulus saja, alveoli akan menggelembung dipenuhi udara sehingga dapat menyebabkan dindingnya robek. Dinding alveoli paru-paru benar-benar sangat tipis, karena hal ini membantu mempermudah pertukaran karbon dioksida dari darah ke udara dan oksigen dari udara ke darah. Allah subhânahu wa ta’âla menciptakan segala sesuatu terukur dan penuh dengan perhitungan. Tidak ada satu pun makhluk yang muncul dengan sendirinya ke dunia dan makhluk bukan pula karya ciptaan alam atau sebab-sebab yang tak memiliki kesadaran. Penempatan mekanisme-mekanisme ini pada tubuh manusia membutuhkan ilmu, kekuasaan, dan kehendak yang tanpa batas dan tanpa cela. 2. Kelompok pernapasan depan (ventral): Kelompok ini tidak aktif ketika pernapasan dalam kondisi istirahat. Ketika tidur atau dalam keadaan duduk dan tidak melakukan aktivitas apapun, yang akan aktif hanya kelompok pernapasan belakang (dorsal) dan otot diafragma. Kelompok pernapasan depan hanya berperan saat proses pengambilan napas yang dalam. Ketika berlari, berolahraga, naik tangga, ataupun mengerjakan aktivitas yang berat, kita memerlukan napas ekstra. Pada keadaan ini, hanya mengandalkan kontraksi diafragma saja tidaklah mencukupi sehingga otot-otot pernapasan yang terdapat pada dada depan juga perlu dilibatkan. 3. Pusat yang bertanggung jawab mengatur kecepatan pernapasan (Pusat pneumotaksik): Pusat pneumotaksik akan mengakhiri kegiatan bernapas yang dikelola oleh kelompok pernapasan belakang, yakni mempersingkat masa pengambilan napas tersebut. Apabila pusat pneumotaksik tak ada, sinyal inspirasi landai akan terus berlanjut dan orang tersebut akan mengakhiri proses pengambilan napas tanpa dapat menghembuskan napasnya. Pusat
pneumotaksik yang merupakan salah satu di antara nikmat tak terhingga yang diberikan kepada kita oleh Rabb yang Mahamulia, sehingga melalui mekanisme yang mempersingkat masa pengambilan napas, jumlah (frekuensi) napas kita pun bertambah. Apabila pusat pneumotaksik bekerja optimal, maka dalam satu menit kita dapat bernapas hingga 200 kali. Di sisi lain, apabila pusat pneumotaksik tidak bekerja, maka jumlah napas dalam satu menit dapat turun hingga 4 atau 5 kali saja. Artinya pusat pneumotaksik menghalangi terjadinya “apnea”. Apnea adalah keadaan di mana proses pernapasan berhenti disebabkan seseorang tidak mampu mengendalikan proses pengambilan napasnya dan hal tersebut dapat menyebabkan kematian. Sebuah keadaan yang memerlukan penanganan lebih lanjut. Di samping itu, pusat pneumotaksik mencegah kita mengambil napas dalam jangka panjang sekaligus mencegah pecahnya alveoli yang berdinding tipis sehingga dengan kondisi ini ia menjalankan tugas sangat fundamental. Dalam setiap hembusan napas sesungguhnya kita senantiasa berhadapan dengan banyak keajaiban. Sayangnya seringkali kita tidak menyadarinya. Akan tetapi, ketika masalah-masalah kesehatan seperti apnea atau pneumotoraks (terkumpulnya udara pada rongga pleura) muncul, barulah arti penting dari nikmat bernapas tersebut dapat dipahami. Pernapasan Ketika Bergerak dan Tidur Bergerak, bekerja, dan berolahraga menyebabkan napas kita lebih dalam dan lebih banyak. Kalau begitu, mengapa ketika kita berolahraga napas menjadi lebih dalam dan sering? Untuk mendukung manusia saat bergerak, terdapat dua mekanisme penting pada mekanisme pernapasan. Yang pertama: Ketika seseorang mulai beraktivitas, saat sinyal stimulus dikirimkan menuju otot, di waktu yang sama otak juga mengirimkan perintah ke pusat pernapasan. Jadi tanpa disadari, ketika seseorang memutuskan Mata Air
Juli - September 2020
9
ini akan terurai menjadi ion bikarbonat (HCO3-) dan hidrogen (H+). Area kemosensitif merespons kelebihan ion hidrogen ini dan bertanggung jawab menginformasikan keadaan abnormal tersebut pada pusat pernapasan. Oleh karena itu, apabila kadar karbon dioksida dalam darah bertambah atau pH jaringan otak menurun (kadar hidrogen bertambah), mekanisme pernapasan akan meningkatkan kedalaman dan kecepatan bernapas untuk mendorong pengeluaran karbon dioksida ke luar dari tubuh kita. Peningkatan kadar karbon dioksida dalam darah akan memicu koma yang dapat berakhir dengan kematian. Kedua, ia terdapat pada dinding pembuluh arteri (aorta dan karotis). Reseptor-reseptor kimia yang terdapat pada pembuluh arteri sangat sensitif terhadap pengurangan jumlah oksigen di dalam darah kita. Ketika kadar oksigen dalam darah berkurang, mereka akan segera mengirimkan informasi ini ke pusat pernapasan. Berkat hal ini, akan terjadi peningkatan kecepatan dan kedalaman pernapasan sehingga kekurangan jumlah oksigen dapat segera diatasi. Melalui mekanisme ini, seseorang dapat dengan mudah menangani kelebihan dan kekurangan oksigen ataupun karbon dioksida tanpa masalah, sehingga kita dibuat dapat melanjutkan kehidupan. Adalah menjadi tugas kita untuk mengetahui dan menyadari semua mekanisme ini serta bersyukur dikarenakan hal Pengendalian Kimiawi Pernapasan Sebagaimana telah dibahas sebelumnya, tersebut. meskipun seseorang sedang tidur ataupun Penulis adalah seorang ahli di bidang Metallurgi dan Material mengerjakan aktivitas berat, melalui pengaturan pola pernapasan maka konsentrasi oksigen dan karbondioksidanya akan senantiasa stabil. Apabila disebabkan suatu penyakit ataupun sebab lainnya kemudian terjadi penurunan jumlah oksigen Dalam setiap hembusan napas maupun kenaikan jumlah karbondioksida, maka pada saat itu reseptor-reseptor kimiawi tubuh sesungguhnya kita senantiasa berhadapan akan mengambil peran. Pada tubuh kita, reseptordengan banyak keajaiban. Hanya sayangnya reseptor kimiawi terdapat di dua tempat: Pertama, tepat pada bagian bawah pusat pernapasan di seringkali kita tidak menyadarinya. otak, yang disebut “area kemosensitif”. Bagian ini bertanggung jawab untuk menangani kadar karbon dioksida berlebihan dan kerusakan pada pH darah yang diakibatkan olehnya. Apabila kadar karbon dioksida darah berlebih, maka ia akan masuk ke jaringan otak. Pada otak, karbon dioksida akan berikatan dengan air dan membentuk asam karbonat (H2CO3). Di otak, asam karbonat untuk berlari, maka secara otomatis napasnya akan semakin dalam dan sering. Yang kedua: ketika seseorang mulai bergerak, sinyal yang sesuai dikirimkan dari persendian menuju pusat pernapasan. Jadi, karena proporsi kebutuhan oksigen lebih banyak saat beraktivitas, maka sinyal-sinyal tertentu yang sesuai dengan beratnya aktivitas yang kita kerjakan akan berangkat menuju pusat pernapasan yang ada di otak. Pengiriman sinyal ini berefek pada bertambahnya kecepatan dan kedalaman napas. Pengaruh dari dua mekanisme ini adalah stabilnya kadar oksigen, karbondioksida, dan pH darah seseorang saat sedang berolahraga ataupun melakukan aktivitas berat lainnya. Sedangkan pada waktu tidur, semua organ dan sistem tubuh kita juga beristirahat, sehingga pernapasan pun melambat. Peningkatan napas ketika beraktivitas serta penurunan napas ketika tidur, terjadi berkat pusat pernapasan yang ada di otak. Akan tetapi mekanisme seperti apa yang sebenarnya terjadi belum benar-benar diketahui dengan sempurna. Mirip dengan sinyal-sinyal ritmis pada jantung, tetapi melalui mekanisme yang betul-betul berbeda, pada pengiriman perintah-perintah ritmis menuju otot-otot pernapasan di mana ia mengatur kecepatan dan dalamnya pernapasan.
10
Mata Air
Juli - September 2020
PSIKOLOGI Prof. Dr. Muvaffak Ayvaz
Mengembangkan
BAKAT DAN POTENSI KEPRIBADIAN M
anusia terlahir ke dunia dengan dikaruniai benih-benih kemampuan atau bakat yang dianugerahkan Allah Jalla jalalahu kepadanya. Manusialah yang menentukan apakah ia akan mengembangkan atau justru memadamkannya, hingga mematikan potensi-potensi itu. Meskipun terdapat pewarisan dari keturunan yang buruk, sifat-sifat yang kurang baik, berada di bawah pengaruh sikap buruk orang tua, pengaruh buruk lingkungan, karakter fisik yang mungkin tidak kita sukai, status sosial ataupun kebutuhan psikologi yang tidak sempurna pemenuhannya, tetapi kita tetap memiliki kewajiban untuk mengembangkan potensi kepribadian yang tepat dan selalu berusaha memperindah akhlak kita, melalui perjuangan terus menerus melawan godaan nafsu. Menjadi umat dari Baginda Nabi yang dikirim untuk “menyempurnakan akhlak berarti kita harus senantiasa mengembangkan kepribadian sepanjang usia tanpa menjadikan hal apapun sebagai alasan untuk tidak melakukannya.”1
solusinya dengan mengikuti arahan dan saran dari buku-buku pengembangan diri. Sebagian besar saran dari buku-buku seperti ini biasanya hanya menonjolkan nasihat-nasihat yang bersifat materi; jika pun membahas hal-hal yang sifatnya rohani, ia hanya berfokus pada topik kebahagiaan dan kesuksesan saja. Untuk mencapai tujuantujuan duniawi diperlukan pangkat, jabatan, kekuatan, popularitas, dan kekayaan agar bisa menarik perhatian, lebih disukai dan dipuji. Agar dapat meraih hal-hal tersebut maka dibutuhkan pengembangan diri. Namun ketika segala hal yang bersifat materi seperti kekayaan, popularitas, dan pangkat jabatan tersebut diambil dari tangan kita, maka yang tersisa hanyalah karakter dan kepribadian. Untuk itu, yang akan sesuai dan kita butuhkan sebenarnya bukanlah pengembangan diri, melainkan pengembangan kepribadian (karakter). Pada tasawuf yang merupakan ilmu tentang keadaan nyata kondisi seseorang, individu akan dijauhkan dari sifat keakuan (egonya) agar meraih kepribadiannya (karakter). Menjadi insan kamil tak berhubungan dengan kemampuan materi, Mana yang Tepat, Pengembangan Diri ataukah melainkan berkaitan dengan kemampuan rohani Pengembangan Kepribadian? (maknawi) seseorang. Ia tidak bergantung pada Mereka yang ingin membuat perubahan kepintaran, melainkan pada kematangan kalbu dalam kehidupannya terkadang mencari dan jiwa. Mata Air
Juli - September 2020
11
Pendidikan berarti peningkatan manusia potensial menuju kemanusiaan yang hakiki
Pengembangan diri akan bertujuan melambungkan seseorang agar percaya hanya pada dirinya sendiri dengan memuja sikap-sikap seperti: kepercayaan diri, berdamai dengan diri sendiri, dan pembuktian diri. Hal ini dapat pula memperkuat rasa egoisme. Sedangkan mereka yang memberikan perhatiannya pada masalah kepribadian, akan memilih untuk tawakal daripada kepercayaan diri; mereka juga akan memilih nihil kedudukan dibandingkan pangkat jabatan. Mereka akan memandang orang yang bersaing dengannya bukan dengan pandangan dengki namun justru dengan keinginan positif agar bisa meraih hal-hal baik seperti orang tersebut. Mereka tidak berambisi, tetapi justru memiliki tekad kuat. Pada hal-hal yang bersifat materi, mereka akan menengok pada kondisi orang-orang yang berada di bawahnya. Sedangkan pada hal-hal yang bersifat rohani, mereka akan menatap pada yang di atasnya. Mereka selalu memperhatikan segala masukan dari orang lain yang bertujuan untuk mengenal serta mengingatkan dirinya tentang tugas-tugasnya.2 Konsep Kecerdasan Prof. Howard Gardner telah menjelaskan konsep kecerdasan pada sebuah dimensi berbeda dan menjelaskan bahwa kecerdasan manusia harus dipertimbangkan bukan hanya pada satu aspek saja melainkan pada berbagai dimensi yang berbeda. Berdasarkan hal ini, maka kecerdasan majemuk yang dimiliki
12
Mata Air
Juli - September 2020
manusia masing-masing adalah sebuah sarana pengantar yang sangat berpengaruh baginya untuk hidup, belajar, dan menjadi manusia yang sebenarnya. Para praktisi pengembangan diri mengembangkan kiat-kiat tentang bagaimana cara mengenali dan menggunakan delapan jenis kecerdasan yang dikemukakan oleh Gardner tersebut, demi meraih kesuksesan duniawi.3 Pada dunia kerja yang berfokus pada keuntungan duniawi, IQ (intellegence quotient) dan kapasitas teknis dibutuhkan untuk mencapai kesuksesan, tetapi hanya bergantung pada hal ini saja tidaklah cukup. Menurut penelitian, IQ hanya berkontribusi sebesar 20% saja dalam pencapaian kesuksesan. Selain itu ternyata penggabungan dari kecerdasan emosional (EQ) dengan kemampuan-kemampuan lain seperti kerja kelompok, kemampuan berkomunikasi, motivasi diri, pengendalian stres, dan pemecahan masalah tetap dibutuhkan untuk meraih kesuksesan. Hal ini menunjukkan bahwa kesuksesan sejati hanya bisa diwujudkan ketika bagian otak yang memproses perasaan (belahan otak kanan) dan bagian otak analitis (belahan otak kiri) berada dalam satu kesatuan yang saling menyempurnakan.”4 Peningkatan Diri menurut Pemikiran Islam Pengembangan diri dalam literatur Barat disandarkan pada dua asas, yaitu kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan emosi (EQ). Sedangkan dalam budaya Islam peningkatan diri adalah sebuah struktur yang memiliki banyak dimensi. Insan kamil pada terminologi ini akan sering kita jumpai pada konsep-konsep seperti penggunaan segala macam potensi sesuai tujuan penciptaannya () َما ُخلِ َق لَ ُه, mekanisme nafsu dan hati nurani, kalbu, ruh, yang tersembunyi, yang rahasia, latifah rabbaniyah, serta perjalanan dan suluk rohani. Muhammad Fethullah Gulen Hojaefendi memberi istilah “otak yang unik” pada orangorang yang berusaha memahami kebutuhan masa ia hidup, masyarakat, manusia, alam semesta, unsur-unsur, dan peristiwa, singkatnya mereka yang selalu berusaha memahami segala sesuatu, berusaha mempraktikkan pengetahuanpengetahuan teoritik yang dipahami, selalu berpikir, mengevaluasi, serta meneliti segala sesuatu dalam kerangka ini. Oleh karena orang-
orang seperti ini mengikat dirinya pada kecintaan atas hakikat, kegemaran pada ilmu pengetahuan, serta gairah terhadap penelitian, berkat izin Allah mereka dapat memecahkan banyak masalah; mereka akan meraih banyak keberhasilan tak terduga; kebuntuan berpikir akan terbuka serta dapat menjadi sarana bagi tercerahkannya masyarakat. Pada saat yang sama, orang-orang yang bisa mencapai level ini juga menghadapi beberapa bahaya potensial; yakni ia hanya mengedepankan kemampuannya sendiri seraya masuk ke berbagai perbedaan pandangan sehingga setiap masalah diatasi hanya dengan kecerdasan dan kapasitasnya sendiri, serta selalu mencari penyelesaian atas persoalan dengan pemahaman di atas permasalahan tersebut. Menurut Hojaefendi, prinsip dasar dari kesalahan berpikir yang mereka hadapi ini berasal dari kekurangan aspek tarbiyahnya. Di masa lalu, orang-orang yang aktif di dunia pengajaran di saat yang sama juga merupakan pendidik yang handal. Jadi, para murabbi yang hakiki adalah mereka yang cara duduk, berdiri, bersikap, keyakinan, pemikiran, dan pandangannya terhadap dunia menjadi teladan bagi orangorang di sekitarnya pada setiap aspeknya. Mereka mendidik masyarakat di sekitarnya bukan hanya dengan bahasa lisan namun dengan bahasa tubuh atau keadaanya. Akan tetapi, sangat sulit untuk mengatakan bahwasanya pendidikan di masa kini memiliki sistem pembelajaran dan pengajaran yang setara dengan hal itu. Meskipun pendidikan masa kini telah mencapai titik yang amat maju, akan tetapi keadaan tersebut tetap tidak akan mampu mengisi kekosongan yang ada dalam sistem pengajaran dan pembelajarannya. Pendidikan berarti peningkatan manusia potensial menuju kemanusiaan yang hakiki. Para pendidik ideal bagaikan pemahat yang mahir, ia harus memiliki kemampuan untuk dapat memunculkan pahatan monumen dari manusia yang dididiknya. Apabila “otak yang unik” tidak dididik di tangan pendidik yang handal serta tidak dibentuk dalam pengaruh mereka, maka mereka akan terperangkap ke dalam pemikiran psikologis: “hanya saya yang paling tahu mana yang terbaik”, dan akan menemukan kesulitan untuk mencapai kesepakatan pikiran serta mendapatkan manfaat dari keutamaan yang dimiliki oleh orang lain.”5
Peran Mekanisme Hati Nurani pada Perkembangan Manusia Hojaefendi Fethullah Gulen menekankan pentingnya َما ُخلِ َق لَ ُه, yaitu menggunakan segala sesuatu sesuai dengan tujuan penciptaannya. Mata dipergunakan untuk melihat kebenaran; telinga digunakan untuk mendengar kebenaran; kalbu digunakan untuk menghayati semangat kebenaran, atau segalanya diciptakan untuk “tafakur”, “tadabur”, dan “tazakur”. Semua ini diberikan agar digunakan sesuai fungsinya. Apabila organ-organ tersebut tidak digunakan sesuai fungsinya, maka dapat dikatakan jika orang tersebut hidup dalam keadaan buta, tuli, dan tidak berhati nurani. Kemudian dapat ditambahkan bahwasanya buta yang sesungguhnya adalah butanya mata hati, butanya mata terhadap latifah Rabbaniyah; buta rasa. Ketika melihat maka ia akan melihat lahiriahnya saja, tetapi ia buta ketika tak mampu melihat sesuai hakikatnya. Kebutaan dan ketidakmampuan melihat latar belakangnya, buta dan tidak mampu menyaksikan makna yang tersirat, kebutaan ketika tak mampu melihat halhal yang sifatnya subjektif dan objektif.”6 Dalam keadaan demikian, agar seorang manusia dapat menafakuri hakikat sebenarnya dari setiap unsur dan peristiwa, maka ia harus menggunakan organ penginderanya sesuai dengan fungsinya. Hanya dengan keadaan seperti ini ia dapat mengembangkan dirinya dan bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya. Orang yang tidak mampu menyaksikan sesuatu dengan nuraninya dan tidak mampu melihat latar belakang dari segala sesuatu yang dilihatnya adalah buta. Orang yang memiliki mata tetapi tidak mampu melihat adalah orang yang paling tidak beruntung dan merugi. Insan Kamil Insan kamil dijelaskan oleh Hojaefendi sebagai orang yang selalu mengejar ilmu pengetahuan yang dapat meningkatkan ufuk makrifat dan tekad untuk bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya. Oleh karena hidupnya Mata Air
Juli - September 2020
13
sesuai dengan akhlak yang terpuji, maka ia selalu menampilkan keindahan, melihat segala sesuatu dengan pancaran kebaikan, berpikir positif, mengemukakan kata-kata yang baik dan bermanfaat, serta mengerjakan aktivitas-aktivitas yang baik. Insan kamil dari segi hubungan dan campur tangannya dengan ciptaan dan berbagai peristiwa adalah khalifah Allah yang sesungguhnya di muka bumi ini. Semua orang itu kamil pada bingkainya masing-masing dan kesempurnaannya tersebut setara dengan kapasitas dan usaha untuk mengetahui bakat apa saja yang dimilikinya. Pada semua insan kamil, selain kemampuan lisan dan argumentasi pembuktian yang dimilikinya, pengetahuan dalam kebijaksanaannya juga sebuah kedalaman dan kekayaan cakrawala yang dimilikinya. Kealpaan di salah satunya dianggap sebagai kekurangan yang amat serius dalam pencapaian derajat kamil.7 “Menarbiyah manusia hanya pada sisi maknawi ataupun menerimanya sebagai mekanisme hati nuraninya saja adalah sebuah kekurangan atau dapat dikatakan setengahsetengah. Bayangkanlah, seorang manusia yang diliputi oleh kecintaan pada syahwat, kebencian, kemarahan, pangkat, dan jabatan. Maka segala sesuatu yang ia kerjakan dari semangatnya akan terbungkus oleh pengaruh hal-hal negatif tersebut. Hati nurani yang kondisinya demikian ibarat tangan yang terbelenggu, ia tidak akan bisa memberi manfaat dan pengaruh apapun. Insan yang demikian disebut sebagai seorang yang “tak berhati nurani” dalam makna yang sebenarnya. Manusia seperti ini sebagaimana ia tidak memiliki pengetahuan atas mekanisme hati nuraninya, maka ia tidak mungkin bisa meraih makna yang diungkapkan oleh nurani dan merasakan tujuan mulia atas tujuannya.”8 Menurut Fethullah Gulen Hojaefendi, seribu tahun yang lalu hakikat Islam telah didikotomikan menjadi tiga prinsip berbeda. Oleh karena itu, orang-orang kesulitan menemukan kebenaran. Tiga prinsip tersebut adalah: (1) Hal-hal khusus dasar yang menyusun ilmu-ilmu positif; (2) Hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan kalbu dan jiwa; serta (3) Ilmu-ilmu Islami yang menjadi dasar bagi madrasah-madrasah. Kemudian beliau membuat seruan sebagai berikut: “Ayo! Mari kita satukan tiga prinsip dasar ini pada pembangunan yang dimulai dari tenda, rumah, ataupun institusi kita
14
Mata Air
Juli - September 2020
sendiri. Pada saat yang sama, perhitungannya dari Allah subhānahu wa ta’āla, tiang-tiangnya telah didirikan oleh Rasulullah, kemudian dijaga oleh para salafussaleh, maka coraknya pun dibuat berdasarkan hal-hal ini. Mari kita raih kembali keindahan yang pernah dicapai di masa lalu, dengan izin dan inayah dari Allah subhânahu wa ta’âla. Pencapaian pada persoalan ini bergantung pada hal-hal tersebut.”9 Sistem ini adalah jalan yang harus diikuti agar manusia potensial berhasil menjadi insan hakiki dan dapat mencapai kekamilan. Akan tetapi, supaya manusia dapat menerima asas-asas ini dan bisa mencernanya dengan baik, bergantung pada usaha dan upayanya yang serius. Namun, pada beberapa kondisi khusus dapat terjadi hal-hal di luar kebiasaan dan seseorang dapat mencapai puncak kekamilan tersebut seketika. Ketika manusia mengikuti apa yang digariskan oleh sunatullah, maka hal itu akan menjadi syarat bagi terpenuhinya kehendak Ilahi sehingga pada akhirnya ia bisa mencapai derajat yang diharapkan. Apabila kita ingin menjadikan nilainilai agama sebagai bagian dari kedalaman tabiat dan karakter diri, maka kita harus sibuk terus menerus menutrisi diri dengan sumber-sumber nilainya tanpa jeda. Di mana pun kita berada, saat duduk maupun berdiri, kita harus senantiasa membicarakan Sang Maha Tercinta, Allah subhânahu wa ta’âla. Setiap pembicaraan dan diskusi kita harus dirajut pada semangat untuk senantiasa membahas tentang-Nya. Referensi: 1. Aynur Tukun, Şahsiyet Gelişimini Etkileyen Faktörler (Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Diri), www.degerlerkulubu.org 2. Idris Eren, Kişisel Gelişim mi, Kişilik Gelişimi mi? (Pengembangan Kepribadian atau Pengembangan Diri) insanvehayat.com/kisisel-gelisim-mi-kisilik-gelisimi-mi 3. Rum Tan, How to Harness & Develop Your Natural Strengths–Multiple Intelligences
Theory
smiletutor.sg/how-to-harness-develop-your-natural-
strengths-multiple-intelligences-theory 4. Mitos di antara Otak Kanan dan Otak Kiri, tedmem.org/mem-notlari/sol-beyinsag-beyin-miti 5. Fethullah Gülen, Cins Dimağlar ve Kabiliyetlerin İnkişafı, www.ozgurherkul.org/ kirik-testi/cins-dimaglar-ve-kabiliyetlerin-inkisafi 6. Fethullah Gülen, Ma Hulika Leh, www.herkul.org/tag/ma-hulike-leh 7. Fethullah Gülen, İnsan-ı Kâmil, fgulen.com/tr/fethullah-gulenin-butuneserleri/53-Kalbin-Zumrut-Tepeleri/1149-Fethullah-Gulen-Insan-i-Kamil 8. Fethullah Gülen, Nefis ve Vicdan Mekanizmaları, fgulen.com/tr/fethullahgulenin-butun-eserleri/132-Prizma/11590-fethullah-gulen-nefis-ve-vicdanmekanizmalari 9. Fethullah Gülen, Kelâm, Kudret ve Cuma Yamaçları, www.herkul.org/bamteli/ bamteli-kelam-kudret-ve-cuma-yamaclari 10. Fethullah Gülen, İslâm’ın İnsan Tabiatı İle Bütünleşmesi, www.herkul.org/kiriktesti/kirik-testi-islamin-insan-tabiati-ile-butunlesmesi
ZOOLOGI Prof. Dr. Atıf Yorulmaz
D
engan keterbatasan akal dan ilmunya beberapa hal tidak akan pernah bisa diketahui oleh manusia, misalnya: kapan kiamat akan terjadi, atau mengenai kunci gaib1 yang dalam Al Qur’an dinyatakan sebagai lima hal khusus yang tak akan pernah diketahui manusia. Beberapa peristiwa berada dalam batas-batas pengetahuan kita saat ini dan dapat diketahui dengan proses berpikir dan tafakkur. Sementara beberapa peristiwa dengan tingkat pengetahuan dan teknologi yang kita miliki saat ini masih belum memungkinkan untuk diketahui, namun kita akan bisa memahaminya di masa depan. Dengan mengambil kesimpulan dan membuat beberapa perkiraan dari identifikasi parameter-parameter yang dipengaruhi oleh perubahan iklim dan lingkungan lalu melakukan pencatatan atasnya, maka mungkin sebagian hal dapat kita ketahui. Beberapa peristiwa seperti mekarnya bunga-bunga di pohon atau rute perkiraan badai mungkin dapat diprediksi dengan memanfaatkan foto satelit. Meskipun tak seperti Kiamat Besar, peristiwaperistiwa goncangan bumi atau gempa yang seperti kiamat kecil adalah juga salah satu jenis bencana yang belum dapat diketahui dengan pasti hingga saat ini.
Mata Air
Juli - September 2020
15
Dengan mengukur tingkat tekanan dan elastisitas bebatuan, serta melacak gerakan mikro patahan-patahan, maka sangat tidak sulit untuk memprediksi kemungkinan akan adanya gempa di masa depan, terutama sangat mungkin untuk menyatakan bahwa akan sering ada gempa di negara-negara yang berada pada lempeng tektonik aktif, tetapi tak mungkin untuk mengetahui lokasi dan waktu yang tepatnya. Bahkan jika tekanan, kompresi dan getarannya dapat diukur dengan menggunakan seismograf atau alat geologis serupa, tetap tidak mungkin untuk mengetahui mana permukaan yang akan rusak, kapan dan pada kekuatan berapa itu terjadi. Sebab-sebab fisik yang kita tunjukkan dalam bingkai penemuan ilmu geologi hanyalah satu dari tabir rahasia dari penciptaan Allah Jalla Jalâlahu. Sementara waktu dan tempat sebenarnya gempa akan terjadi hanya ada dalam pengetahuan dan kebijaksanaan Allah yang memiliki kekuatan dan ilmu untuk memindahkan seluruh kerak bumi. Dalam hal ini, dengan kebijaksanaan dan pengetahuan terbatas yang diberikan kepada kita, sembari menggunakan keuntungan sebagai khalifah di muka bumi, dapat dikatakan bahwa selain membangun gedung-gedung dengan fondasi kuat yang tak terlalu tinggi dan menggunakan teknik pembangunan yang benar, kita tak punya pilihan lain. Jika kita melakukan hal ini, kita akan dapat meminimalisasi kerusakan yang mungkin timbul akibat gempa bumi. Bersama dengan hal ini, usaha-usaha penelitian dan penemuan di laboratorium tentang beberapa hewan yang memiliki indra perasa khusus pada organnya, maupun hewan yang memiliki perilaku khusus sebelum terjadinya gempa meskipun tidak mengetahui secara langsung peristiwa apa yang akan terjadi setelahnya semakin meningkat. Sebenarnya ada banyak pengamatan dan kesimpulan yang dibuat nenek moyang kita berkaitan dengan hal ini, tapi tak satu pun yang telah terungkap sebagai bukti definitif pada takaran ilmiahnya. Ketika kita melihat sebuah peristiwa dengan pandangan objektif, bersamaan dengan determinasi yang dibuat walau tidak sepenuhnya relevan dan jelas, tetapi tidak pernah ada kepastian tentang waktu,
16
Mata Air
Juli - September 2020
tempat dan besarnya gempa. Banyak catatan di beberapa sumber yang menyatakan bahwa sebelum gempa terjadi tampak bahwa anjing, kucing, sapi, ayam, kelinci, dan beberapa hewan peliharaan serupa lainnya, serangga, burung, serta berbagai hewan laut menunjukkan perilaku di luar kebiasaan mereka. Akan tetapi hal ini tidak selalu disebabkan hanya karena adanya gempa saja, bisa pula dikarenakan oleh rasa lapar, keinginan untuk menakuti hewan lain yang menjadi saingannya, atau karena kondisi-kondisi tak menyenangkan lainnya. Semut dan Ular Hewan yang paling menarik perhatian ketika terjadi gempa adalah kelompok semut dan ular. Kita dapat lebih membahas keduanya dikarenakan anatomi dan karakteristik fisiologis yang mereka miliki. Meskipun kedua spesies ini tuli terhadap suara yang datang dari udara, tetapi bukti-bukti yang ada menunjukkan bahwa mereka memiliki sensitivitas terhadap suara, radiasi elektromagnetik, atau kebocoran gas dari dalam bumi. Pada surah di Al-Qur’an yang menggunakan nama semut (An-Naml), diceritakan bahwa semut dapat mengetahui kedatangan pasukan Nabi Sulaiman dari kejauhan dan mereka mengingatkan sesamanya agar jangan sampai terinjak, Ayat ini menunjukkan kepada kita bahwa mereka dapat memahami hal ini dari getaran yang dihasilkan derap kaki kuda pasukan tersebut pada permukaan tanah. Jika sebelum gempa terjadi terdapat peningkatan jumlah semut, banyak sarang yang ditinggalkan, dan jika mereka menunjukkan sikap seperti berjalan di atas api, berkumpul dalam bentuk rantai atau gugusan, jika ada peningkatan jumlah semut yang mati tanpa alasan yang jelas di sekitar gugusan tersebut, maka mungkin akan berguna untuk terus mengamati perilaku mereka secara serius. Tubuh Seperti Pusat Komunikasi Elektronik Meski tubuhnya kecil, semut mempunyai berbagai organ sensorik yang seolah menjadi sebuah pusat pengumpul dan evaluasi sinyal.
Gambar 1
Bersama dengan banyaknya mata di samping tubuhnya yang seperti kaca pembesar mini, mereka memiliki juga tiga mata kecil yang memungkinkannya untuk melihat intensitas dan polarisasi cahaya. Dengan mata seperti itu mereka dapat melihat pada arah 180 derajat ke sekitarnya. Semut dilengkapi sepasang antena berbentuk siku dan melengkung yang memungkinkannya untuk bisa menyadari semua jenis zat kimia yang ada di sekitarnya, dengan sel-sel reseptif yang dipakai untuk mencicip, mengendus dan merasakan kelembapan yang memainkan peran jauh lebih penting bagi hidup mereka. Bahkan beberapa spesies benar-benar bergantung pada antena ini untuk mempersepsikan apa yang dirasakannya sehingga mereka seperti buta. Ketika kita hanya memiliki satu lensa di mata, maka semut gurun memiliki hingga seribu keping lensa di matanya. Rüdiger Wehner dan koleganya dari Universitas Zurich menemukan bahwa ada 80 lensa mata semut yang mampu mendeteksi sinar pada spektrum ultraviolet dari berbagai titik langit yang berbeda. Lensa-lensa ini ditempatkan sejajar, yang jika satu diatur pada 180 derajat, maka yang lainnya 270 derajat. Ketika mereka tidak melihat ke arah matahari sekalipun, sel-sel khusus di mata mereka dapat menemukan arah dan menentukan kompas serta jarak perjalanan. Bulu-bulu yang Sensitif Sensitivitas bulu-bulu khusus di berbagai bagian pada kulit semut yang terbuat dari kitin dan menyelimuti Gambar 2 tubuhnya
seperti sebuah baju besi ini akan sangat mencengangkan pikiran kita (gambar 1). Bagian paling sensitif dari bulu-bulu perasa ini terutama di bagian antena dan bagian bawah kaki. Setiap helai bulu ini melekat pada kulit dengan sebuah sendi halus yang akan lepas hanya dikarenakan getaran kecil sekalipun. Sel sensorik di bawah bulu ini terhubung pada serat saraf, dan bahkan getaran terkecil dari bulu sensorik ini akan menyebabkan keluarnya sinyal perubahan kimia, dan semut akan “merasakannya”. Beberapa bulu bisa digerakkan oleh gelombang suara. Bulu-bulu ini berada dalam bentuk kelompok di beberapa area (Gambar 2). Dengan organ sensorik kompleks di kepalanya, semut dapat menangkap jutaan bahkan lebih bahan kimia dan sinyal cahaya, sinyal yang ditransmisikan oleh bulu sensitif yang ada di bawah mulut dan kaki, ketika dievaluasi bersama-sama otak yang mengandung 500.000 sel-sel saraf, memungkinkan mereka untuk mendeteksi adanya gempa di muka bumi. Pada 2009-2012 sebuah tim yang dipimpin oleh Gabriela Berberich dari Universitas DuisburgEssen, melakukan penelitian pada lebih dari 15.000 sarang semut merah hutan yang berada di sepanjang garis gempa bumi paling aktif dan paling besar di Jerman. Siang dan malam gerakan semut-semut itu diperhatikan melalui kamera video dan diproses menjadi perangkat lunak khusus, selain itu diperhatikan jika ada penyimpangan dari pola perilaku normalnya. Sebuah hasil yang menarik bahwa menurut tim ini, semut-semut tersebut aktif bergerak untuk mengerjakan pekerjaan rutin hariannya pada siang hari, sementara pada malamnya mereka beristirahat di sarang mereka. Namun tepat sebelum gempa terjadi, mereka tidak masuk ke sarangnya dan menghabiskan waktunya sepanjang malam menunggu di luar. Setelah gempa selesai, mereka tampak lebih santai dan kembali ke kehidupan normal. Yang lebih menarik adalah ternyata mereka tidak mengubah pola gerakan mereka pada gempa berskala kecil di bawah 2.0. Menurut Berberich, semut merah hutan (Pratensis Formica dan F. polyctena) dapat mendeteksi perubahan emisi gas dengan reseptor
Mata Air
Juli - September 2020
17
karbon dioksida yang ada pada antenanya, atau adanya perubahan kecil di medan magnet bumi dengan reseptor magnet yang ada pada beberapa bulu perasa yang mereka miliki. Selain itu, ada kemungkinan bahwa mereka juga memiliki organ perasa yang dapat merespon perubahan termal jangka pendek atau zat radioaktif. Tak Berkaki dan Bertangan namun Perasa Reaksi perilaku hewan terhadap gempa adalah sebuah topik yang cukup menarik perhatian di Cina sehingga banyak dibuat angket dan penelitian berkaitan dengan hal ini. Sejak tahun 1971 telah dibangun jaringan pusat-pusat penelitian pada berbagai daerah yang memiliki aktivitas sismik tinggi untuk mengevaluasi perilaku tak biasa dan anormal hewan untuk diamati oleh para peneliti. Sebagian besar penduduk Cina bekerja pada sektor pertanian. Sehingga lebih mudah bagi mereka untuk memperhatikan perilaku hewan karena kesehariannya memiliki hubungan dekat dengan hewan-hewan tersebut. Khususnya 24 jam sebelum gempa, mereka banyak menyaksikan perilaku tak biasa dari berbagai jenis hewan. Didapati bahwa pada gempa-gempa besar; tikus, ikan dan ular berperilaku aneh sejak tiga hari sebelumnya hingga beberapa jam atau menit sebelum gempa. Sebuah hal menarik terjadi, yakni sejak Desember 1974, selama 2 bulan terjadi hal-hal yang tak biasa pada hewan-hewan ini; ular-ular tampak seperti membunuh dirinya, mereka keluar dari tidur musim dinginnya dan tampak berkeliaran di atas salju, selain itu tikus-tikus pun keluar secara bergerombol. Para ahli yang melihat kejadian tak biasa ini menyimpulkan bahwa dalam waktu dekat akan terjadi gempa besar dan ternyata hal tersebut benar-benar terjadi. Pada Februari 1975 terjadi gempa di Haicheng. Pada awalnya sebuah rangkaian, lalu terjadi sebagian gempa kecil, lalu kemudian dilaporkan
18
Mata Air
Juli - September 2020
bahwa tampak ribuan hewan yang berperilaku aneh. Ular-ular terus menerus tampak di bawah salju, sementara sapi, kuda, babi dan anjing tampak gelisah. Akhirnya pada 4 Februari 1975 terjadi gempa dengan kekuatan 7.3 skala richter di kota Haicheng yang berhubungan dengan propinsi Liaoning di daerah timur laut Cina. Dikarenakan pengamatan yang amat luas pada hewan-hewan ini maka lebih sedikit korban yang timbul karena telah dilakukan peringatan terlebih dahulu. Hanya beberapa saat sebelumnya 1 juta penduduk Haicheng diungsikan berdasarkan perintah dari pihak berwenang. Maka hanya sedikit penduduk yang luka dan sekitar seribu penduduk meninggal dunia. Jika sebelumnya tidak ada tindakan pengungsian, diperkirakan jumlah korban jiwa dan luka dapat melewati 150.000 orang. Mungkin kita berpikir bahwa gempa Haicheng adalah satusatunya gempa besar di sepanjang sejarah yang tak memakan banyak korban. Dikatakan bahwa seorang ahli Geofisika Nasa bernama Friedmann Freund menemukan bahwa sebelum gempa terjadi, batu-batuan pada permukaan tektonik benua yang terhimpit oleh sebuah tekanan besar akan mengeluarkan potongan-potongan bermuatan elektrik ke sekitarnya. Potonganpotongan yang sampai ke permukaan bumi ini akan menyebabkan terjadinya molekul-molekul baru ketika bereaksi saat bertemu dengan udara atau air, misalnya jika bercampur dengan air akan menghasilkan zat hidrogen peroksida. Perubahan kimia ini, akan mempengaruhi keadaan organik air danau sehingga dianggap dapat meracuni hewan-hewan yang hidup di air. Meskipun para pengamat pendukung telah melihat adanya gerakan anormal terutama pada ular air dan katak, tetapi keadaan ini belum bisa dibuktikan. Akan tetapi ada banyak rekaman yang menunjukkan bahwa katak dan ular bergerak dengan sangat aktif beberapa waktu sebelum gempa terjadi. Ular dapat mendeteksi getaran dan radiasi inframerah, mungkin indra perasanya ini membantu mereka mendeteksi gelombang kejut lemah atau perubahan yang muncul pada medan elektromagnetik di daerah itu sebelum gempa kuat terjadi. Ahli Fisika Friedemann T. Freund pada tahun 1993 menunjukkan bahwa
batu yang berada di bawah tekanan akan memancarkan radiasi inframerah. Kondisi anormal inframerah tercatat oleh satelit NASA Terra sebelum gempa berkekuatan 7.9 skala richter terjadi pada 21 Januari 2001 di Bhuj, India. Ular yang berburu pada malam hari dan memiliki sensor seperti kamera termal untuk menangkap mangsa berdasarkan suhu tubuhnya diperkirakan telah melihat inframerah tekanan radiasi sebelum gempa terjadi. Organ sensor termal inframerah yang seperti kamera ini terletak di dalam cekungan antara hidung dan mata ular tersebut. Dulu karena ular tidak bereaksi dengan suara keras, maka banyak yang mengira ular adalah hewan yang tak bisa mendengar. Apalagi ular tidak memiliki telinga eksternal dan hanya memiliki tulang tunggal (Columella Auri) di telinga tengahnya sehinga banyak yang mengira mereka tidak bisa mengumpulkan suara dari udara. Namun, karena mereka memiliki telinga bagian dalam, maka ia harus mengevaluasi getaran yang datang dengan cara lain. Pada akhirnya sebuah studi yang dilakukan di Princeton menunjukkan bahwa ternyata ular memiliki kemampuan mendengar sangat tajam. Pengukuran dengan alat voltmeter yang dihubungkan pada saraf menunjukkan bahwa getaran dari udara mencapai telinga dalam melalui tulang rahang dan memberikan rangsangan pada otak mereka. Rupanya, kemampuan pendengaran ular disesuaikan dengan suara dan getaran yang dibuat oleh gerakan hewan yang lebih besar. Barulah setelah penelitian semakin berkembang, diketahui bahwa mereka mendeteksi suara melalui tekanan suara atau suara yang disebabkan oleh vibrasi mekanik. Pada percobaan suara dilakukan pengukuran respon listrik dari saraf kepala dan batang otak, diketahui bahwa ular dapat mendengar suara yang datang dengan frekuensi sangat tinggi. Tampak juga bahwa mereka dapat merespon suara 10.000 kali lebih ringan dari pada suara yang biasa didengar manusia. Tapi bagaimana sebenarnya getaran suara itu dikirimkan ke telinga bagian dalam ular? Tim peneliti mencoba mencari tahu apakah suara frekuensi rendah yang dihasilkan ketika sebuah bahan padat diangkut ditransmisikan dari tanah
menuju tubuh ular tersebut. Ketika studi lebih lanjut dilakukan, maka menjadi jelas terlihat bahwa getaran tengkorak kepala sama dengan intensitas minimum getaran mekanik yang dirasakan hewan, dan bahwa ular merespons getaran yang datang langsung dari udara ke kerangka kepalanya dan bukan bereaksi terhadap tekanan suara. Ular tidak mendengar suara-suara datang langsung dari udara. Tapi mereka merasakan suara itu dengan cara yang asing bagi kita. Ular tak hanya merasakan apa yang kita sebut sebagai suara, bahkan seluruh tubuhnya bertindak sebagai organ penerima getaran, dan otak mereka dapat memahami getaran ini sebagai suara. Kemungkinan tulang rusuk dan tulang belakang yang melekat pada manik-manik keratin dan melakukan kontak langsung dengan tanah berperan pula pada sistem komunikasi ini. Seandainya penelitian-penelitian seperti ini dilanjutkan, kita akan dapat melihat berbagai hikmah menakjubkan dan karya seni luar biasa, pada hewan-hewan lainnya pula. Serangga yang kita anggap makhluk hidup sederhana sesungguhnya merupakan perwujudan dari penciptaan struktur luar biasa dengan seribu satu hikmah dari Allah Jalla Jalâlahu, dan mungkin bisa menjadi sebab terbukanya dunia tafakur kita menjadi lebih luas lagi. Penulis adalah seorang profesor di bidang biologi dan aktif menulis beberapa buku tentang zoologi dan metode taksonomi Catatan : 1. Hal ini dapat dilihat pada tafsir Surah Lukman ayat 34.
Mata Air
Juli - September 2020
19
PSIKOTERAPI
Konsep Psikoterapi
Assoc. Prof. Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi, dkk.
BADIUZZAMAN SAID NURSI DALAM RISALAH NUR
M
anusia adalah makhluk yang terdiri dari dua entitas, fisik dan nonfisik (jiwa/rûh) yang saling melengkapi dan tak terpisahkan. Ketika manusia harus mempertahankan keseimbangan keduanya, ternyata menjaga dan mengobati penyakit nonfisik (psikis) lebih sulit dilakukan1 karena sifatnya yang tidak terlihat dan mudah berubah, ia dapat dipengaruhi maupun terpengaruh, dan ia juga mempunyai kecenderungan baik maupun buruk yang silih berganti memotivasi manusia untuk berbuat. Kemajuan sains dan teknologi yang telah memudahkan dan memberikan keluasan arus informasi bagi manusia, tetapi di sisi lain modernisasi telah pula membuat manusia mudah berbangga diri. Hal ini dikarenakan adanya faktor kemudahan dalam melakukan sesuatu dalam berbagai aspek kehidupan, yang kemudian mematikan rasa simpati dan empati. Penyakit psikis seperti iri dan dengki pun muncul sebagai salah satu efek darinya. Penyakit psikis yang sering didapati pada manusia adalah berbangga diri, sombong, iri, dengki, waswas, kikir, marah, dan lain sebagainya.2 Dalam Islam, penyakit-penyakit tersebut dianggap kronis, karena sangat memengaruhi kualitas beragama seseorang di ranah fundamental. Ia dapat merusak keikhlasan yang merupakan syarat utama diterimanya amal manusia; merusak kesabaran, rida dan tawakal
20
Mata Air
Juli - September 2020
sebagai inti dari sifat penghambaan manusia pada Allah, dan yang lebih serius lagi, manusia akan menjauh dari hakikat penciptaannya sehingga menjauh pula dari Tuhannya yang berakibat pada menurunnya kondisi psikis dengan sangat drastis. Pada puncaknya adalah rasa mudah berputus asa sehingga seluruh aktivitas hidup telah kehilangan nilai dan rûh-nya. Manusia tidak lagi mementingkan komunikasi, interaksi antar sesama, tenggang rasa, saling menghormati, menghargai, simpati serta empati. Padahal semua itu sangatlah penting dalam mempertahankan eksistensi manusia sebagai makhluk sosial. Maka tidak heran jika rasa putus asa yang menjangkit manusia membuatnya rela mengakhiri hidup sebelum waktunya. Fakta telah mencatat bahwa angka bunuh diri di kalangan masyarakat kini menyentuh angka yang sangat memprihatinkan.3 Problem Psikoterapi Barat Psikoanalisis Sigmund Freud memandang manusia sebagai makhluk yang digerakkan oleh ketidaksadaran dan insting dasar hewani, seperti: nafsu bereproduksi, nafsu makan, dan nafsu bertahan hidup.4 Manusia dalam pandangan Freud adalah makhluk yang dikuasai oleh ketidaksadaran dan sangat ditentukan oleh masa lalunya. Wilayah ini, dalam pandangan Freud dianggap sebagai pengendali psikis manusia.5 Sementara J.B. Waston dengan aliran Behaviour-nya, memandang manusia sebagai
makhluk netral. Artinya segala gangguan yang terjadi pada manusia merupakan respon mereka terhadap situasi yang dihadapinya. Aliran ini mengutamakan kejadian masa kini dan mengabaikan apa yang terjadi di masa lalu.6 Fokus utamanya adalah manusia dan lingkungan, dimana lingkungan menjadi faktor penentu kesehatan psikis. Selain itu, psikolog humanistik Abraham Maslow menganggap bahwa manusia pada dasarnya adalah makhluk baik yang aktif menentukan geraknya sendiri. Aliran ini memberikan penekanan pada aspek kemandirian manusia atau yang mereka sebut dengan man’s self sebagai suatu subjek berharga bagi pengalaman individu. Mereka menganggap bahwa perilaku manusia berasal dari kehendak bebas mutlak yang dimilikinya, sebagai respon dari keadaan sekitarnya.7 Psikologi Barat memandang manusia sebagai makhluk yang bergerak sendiri dengan kemampuannya. Pemahaman hakikat manusia terbatas hanya pada fisik atau materi yang nampak saja. Untuk itu, metode psikoterapi yang mereka kembangkan pun hanya berfokus pada materi. Memang diakui bahwa materi dapat memberikan pengaruh terhadap keberlangsungan hidup, tetapi ia bukanlah satu-satunya, melainkan hanya faktor kecil yang menjadi pelengkap kehidupan. Inilah yang menjadi titik perbedaan antara psikologi Barat dan Islam.8 Ibnu Sina mengatakan bahwa hakikat manusia ada pada rûh-nya. Ia menjelaskan bahwa, qalb, nafs, rûh, dan ‘aql semua itu adalah entitas yang berbeda, tetapi ketika menyentuh fisik manusia, keempat entitas tersebut menjadi satu. Itulah yang kemudian menjadi substansi spiritual dan inti manusia. Perbedaan nama, lanjut Ibnu Sina, terjadi karena ahwâl (kondisi) dan modus yang berbeda. Ketika bersentuhan dengan hal-hal intelegensi misalnya, entitas tersebut manjadi ‘aql. Kemudian, saat entitas tersebut mengatur fisik, maka ia menjadi nafs. Selanjutnya, ketika menerima intuitif, maka pada saat itu ia disebut qalb. Sedangkan saat entitas tersebut menjadi dirinya sendiri, maka ia disebut dengan rûh.9 Artinya perbedaan nama terjadi karena fungsi
dan keadaan tertentu, tetapi saat keempat unsur tersebut berada dalam tubuh manusia, mereka menjadi entitas yang tidak bisa dipisahkan. Sesungguhnya psikologi sangat terkait dengan unsur ketuhanan. Tuhan seharusnya menjadi subjek dan memengaruhi pandangan kajian psikologi, tanpa mengabaikan faktor eksternal yang menjadi salah satu hal yang memengaruhi perilaku manusia. Untuk itu, mengkaji manusia dengan tidak mengaitkan unsur ketuhanan merupakan tindakan yang sia-sia. Konsep Psikoterapi dalam Risalah Nur Mengkaji konsep psikologi tentunya diawali dengan kajian tentang manusia, terkhusus jiwanya. Ustaz Badiuzzaman Said Nursi dalam kitab Risalah Nur menyatakan bahwa manusia adalah makhluk yang diciptakan untuk beribadah, konsekuensinya adalah manusia dengan segala potensinya ditugaskan untuk dapat menjadikan setiap yang dilakukannya bernilai ibadah. Di saat yang sama, Allah melalui firman-Nya memberikan ganjaran kebaikan pada yang melakukannya, dan hukuman bagi yang melanggarnya di dunia maupun di akhirat. Inilah perbedaan konsep psikoterapi Barat dan Islam, bahwa Islam senantiasa menghadirkan akhirat sebagai orientasi tertinggi dalam segala aktivitas. Sedangkan Barat hanya fokus pada dunia, sehingga dalam memaknai manusia sangat terbatas pada apa yang dilihat, dirasakan, dan dialami secara fisik saja. Motivasi dalam psikoterapi adalah core atau inti darinya, seluruh metode dan teknik klinis akan menyertakan motivasi di dalamnya. Dalam Al-Qur`an, Allah menyebutkan bahwa Ia tidak akan mengingkari janji-Nya, kebaikan akan disampaikan bagi yang beribadah kepada-Nya, begitu pula hukuman akan dijatuhkan bagi yang melanggar-Nya. Di sinilah peran iman berfungsi, karena mengenal dan memahami Allah beserta janji-janji-Nya yang bersifat nonfisik tidak mudah untuk dijangkau manusia kecuali dengan imannya. Beliau berulang kali mengatakan bahwa sebaik-baik pekerjaan di zaman modern ini adalah mengabdi kepada iman. Mengabdi bukan berarti penghambaan, tetapi meletakkan
Mata Air
Juli - September 2020
21
dedikasi yang tinggi terhadap iman. Seluruh perbuatan, pemikiran, keputusan, bahkan niat haruslah berdasarkan iman yang kuat. Ustad Nursi telah merumuskan penyakit-penyakit psikis yang diderita manusia modern saat ini, beserta solusi dan penanganan psikisnya. Beliau mengajukan kedinamisan Islam dalam menghadapi realita kehidupan melalui sebuah konsep dengan tiga ide dasar yang menjadi inti penanganan gejala psikis, yaitu pertama, mengabdikan diri kepada iman dan Al-Qur`an, kedua, menjaga keikhlasan, dan ketiga, menjaga persatuan umat dan bergabung dengan jama’ah. Ide-ide dasar ini yang selalu ditekankan Nursi pada banyak bagian pada karyanya sebagai sebuah hal yang berkaitan dengan psikoterapi. Penting dicatat bahwa ketiga ide dasar tersebut tidak dapat dipisahkan, semua harus diterapkan secara sistematis. Hal tersebut dikarenakan pengabdian diri terhadap iman adalah unsur terbesar dalam metode ini. Selanjutnya diikuti dengan keharusan menjaga keikhlasan dalam kehidupan yang nyata sebagai rûh, yang sekaligus merupakan kunci diterimanya pengabdian. Kemudian diakhiri dengan menjaga ukhuwah dan jemaah yang menjadi penopang kekuatan dalam pengabdian tersebut. Secara umum, dapat dilihat bahwa Nursi dalam hal ini tidak terpaku hanya dalam hal proses penyembuhan. Bahkan beliau cenderung mengabaikan penyakit psikis yang diderita seseorang, lalu mengalihkan perhatian orang itu pada aksi positif yang bermanfaat bagi kehidupan akhiratnya. Hal ini bukan berarti beliau mengabaikan problem psikis yang diderita seseorang, namun Ustaz Said Nursi berpendapat bahwa hal- hal negatif tidak perlu terlalu dipikirkan, tetapi kewajiban kita adalah berbuat baik di hadapan Allah. Dengan kata lain, dalam metode
22
Mata Air
Juli - September 2020
ini seseorang yang memiliki masalah psikis diarahkan untuk senantiasa menyibukkan diri dengan kegiatan-kegiatan bermanfaat yang dapat memupuk keimanannya, sehingga bersamaan dengan itu penyakit jiwanya pun terobati. Di antara penyakit jiwa yang mendapat perhatian dari Ustad Nursi dalam karyanya ini adalah: putus asa, berbangga diri, egois, dan berprasangka buruk. Menurut beliau jika seseorang merasa berputus asa, maka hendaknya ia menyadari bahwa Allah akan mencukupi segala kebutuhan hamba-Nya dan mengampuni segala dosanya. Untuk itu, hendaknya manusia menyadari betul bahwa sebenarnya berbagai problematika yang sedang dihadapinya adalah sarana untuk menemukan jalan kembali menuju Allah. Manusia tidak berhak mengeluh atas berbagai problematika kehidupan yang menimpanya, sebab segala sesuatu yang ada di muka bumi ini berada di bawah kekuasaan-Nya. Ustaz Nursi menganalogikan jika seorang model yang mendapat bayaran untuk memperkenalkan baju rancangan seorang desainer tak dapat memprotes atau mengeluhkan pakaian yang akan diperagakannya. Karena semua keinginan sang desainer sebagai perancang baju tersebut harus dipatuhinya sebagai balasan atas upah bayaran yang diberikannya. Maka Ustaz Nursi menjelaskan bahwa tubuh ini diberikan oleh Allah tanpa kita bayar sedikit pun. Karena itu, Allah mempunyai hak prerogatif terhadap apa yang telah diciptakannya.10 Hendaknya setiap manusia memandang kehidupan ini dengan kaca mata iman, maka ia pun akan segera menyadari bahwa pada hakikatnya ia tidak memiliki apa-apa, bahkan dirinya pun bukanlah miliknya, melainkan karunia Allah. Semua berjalan menurut kehendak-Nya, dengan demikian ia tidak akan takut menghadapi pahitnya kehidupan. Siapapun yang beriman kepada Allah, ia akan selalu bertawakal atas masa depan mereka dengan segala kemungkinan yang akan terjadi.11 Berbangga diri adalah pintu menuju penyakit psikis yang disebut riya’. Untuk itu, siapa pun yang mencari kemasyhuran (ketenaran, popularitas, jabatan kemuliaan di mata manusia), maka Ustaz
Nursi mengingatkan bahwa hal itu adalah sumber dari penyakit riya’ dan matinya hati. Maka jangan sampai terjerumus ke dalamnya agar tidak menjadi hamba bagi manusia. Namun jika memang seseorang dengan sengaja menjerumuskan diri ke dalamnya, maka katakan: innâ lillâhi wa innâ ilaihi râji’ûn.12 Hal ini menunjukkan bahwa riya’ adalah bentuk penghambaan diri kepada selain Allah, karena usaha yang dilakukan bukan untuk mencari rida-Nya, melainkan hanya mencari kemasyhuran. Langkah pertama yang harus ditempuh untuk mengobati penyakit gemar berbangga diri adalah menyadari bahwa seseorang tidaklah berhak atas dirinya. Oleh karena menurut ustaz Nursi setiap makhluk sangat lemah dalam segala hal dan kemampuannya sangat tergantung kepada Allah. maka hendaklah seorang Muslim mengucapkanlah lâ hawla wa lâ quwwata illâ billâh, lahu al-mulk wa lahu al-hamd.13 Ungkapan beliau ini memberi pesan bahwa di hadapan Sang Pencipta, manusia bukanlah apa-apa. Setiap napas yang terhirup, kenikmatan yang didapat, jabatan yang dimiliki, dan apa pun yang ada di dunia ini, semua itu adalah anugerah dan titipan Tuhan. Maka sangat tidak pantas jika seorang hamba merasa bangga terhadap apa yang telah dicapainya. Penyakit egoisme dapat diobati dengan menyadari bahwa diri kita tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan orang-orang terdahulu. Dalam konteks ini, Ustad Nursi mengingatkan bahwa janganlah sampai tertipu oleh usaha yang telah dikerjakan, sebab itu akan memicu lahirnya sifat ego, dengan demikian ia pun akan sadar bahwa apa yang ada di muka bumi ini adalah milik Allah. Selanjutnya untuk mengobati prasangka buruk, Ustad Nursi menjelaskan sesungguhnya perbuatan tersebut akan menutupi segala kebaikan dan hakikat segala suatu, ia akan
menjadikan siapapun melihat siang seperti malam, dan kenikmatan terlihat sebagai kemalangan.14 Ini menunjukkan bahwa prasangka buruk menjadi hijab atau penutup segala macam kebaikan. Lebih dari itu, bahwa penyakit tersebut akan membuat hati siapa pun merasa was-was berlebihan, kenikmatan terlihat seperti siksaan. Sehingga siapa pun yang terjangkit penyakit ini akan sulit mendapatkan kebahagiaan. Metode psikoterapi Nursi mengajarkan manusia bagaimana mengenal Allah dengan baik. Itulah mengapa Ustad Nursi mengatakan bahwa kebahagiaan hanya akan didapat jika kita mengenal Allah. Dalam konteks ini, ia mensyaratkan setidaknya ada empat langkah yang harus ditempuh untuk memperoleh kebahagiaan hidup, yang pertama adalah al-‘ajz, yakni dengan selalu merasa lemah dihadapan Allah, bukan kepada manusia. Dengan begitu seorang hamba selalu merasa membutuhkan-Nya. Artinya setiap manusia agar selalu bersandar, berdoa, mengandalkan kekuatan, kasih sayang, serta pertolongan-Nya. Kedua, al-faqr yaitu selalu merasa fakir (tidak memiliki apa-apa) di hadapan Allah. Sehingga dengan demikian manusia akan senantiasa butuh pencukupan dari-Nya, tanpa perasaan seperti ini hidup tidak akan berjalan. Langkah ini mendidik manusia untuk selalu qanâ’ah (merasa cukup) atas segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah. Ketiga, al-syafaqah, yaitu selalu merasa rindu kepada Allah, dan tidak memandang dirinya kecuali sebagai makhluk yang banyak memiliki kekurangan, kelemahan, serta kefakiran. Dengan demikian ia selalu menggantungkan diri terhadap kuasa Allah dalam setiap tindakan dan perbuatannya. Langkah ini akan membersihkan jiwa dari segala macam penyakit. Keempat, al-tafakkur, yaitu senantiasa berpikir tentang Allah dengan merenungkan setiap entitas yang telah diciptakan-Nya. Sebab segala sesuatu yang ada di alam semesta ini adalah bukti akan keberadaan Allah.15
Kemasyhuran di mata manusia adalah sumber dari penyakit riya’ dan matinya hati
Mata Air
Juli - September 2020
23
“Iman adalah obat
paling mujarab bagi seluruh penyakit jiwa Dari keempat langkah di atas, dapat dipahami bahwa fokus utama ustaz Nursi dalam mengatasi problem psikis adalah dengan memperbaiki kualitas keimanan, sebab iman adalah obat paling mujarab bagi seluruh penyakit jiwa. Itulah mengapa inti dari Risalah Nur adalah memperbaiki kualitas keimanan dan kembali kepada Al-Qur`an (inqâdz al-îmân wa khidmah Al-Qur`ân).16 Jika kemudian timbul pertanyaan mengapa harus kembali kepada Al-Qur`an? Maka jawabannya adalah karena Al-Qur`an senantiasa membimbing manusia kepada nilai-nilai keimanan. Sementara iman senantiasa menuntun manusia kepada fungsi dan tujuan dirinya.17 Iman dalam Risalah Nur diartikan sebagai sandaran, maksudnya seluruh manusia menggantungkan nasibnya dengan keimanannya. Hal ini karena iman menjadi sumber kekuatan maknawi dan sebagai jalan pembuka harapan yang mustahil jika ditelisik dari segi materi.18 Seperti dikatakan Muhsin Abdul Hamid bahwa pembaharuan pemikiran Islam haruslah dimulai dari masalah pokok yaitu iman; karena ia akan melahirkan perubahan total dalam kehidupan.19 Maka dengan memperbaiki kualitas keimanan, seseorang telah melakukan perubahan yang berarti bagi kehidupannya, serta menjauhkan jiwa dari berbagai penyakit. Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa kajian keimanan dalam psikoterapi ustaz Nursi mengajak manusia untuk selalu bertafakur. Karena dengan tafakur, manusia dapat menemukan hikmah dan nilai-nilai agung yang tersimpan dalam setiap perkara. Di samping itu, tafakur yang terarah oleh absolutisme wahyu akan membuat pelakunya mampu
24
Mata Air
Juli - September 2020
memotivasi dirinya secara maksimal, dengan kata lain bahwa dimensi akhirat yang diajarkan oleh wahyu Allah akan membuat pandangan manusia semakin luas, sehingga harapannya pun tidak terbatas. Akhirnya, mengetahui hakikat jiwa akan mengantarkan manusia menuju tangga-tangga keimanan. Dengan tidak berlebihan, penulis berasumsi bahwa metode imani yang digagas Ustad Nursi, barangkali dapat dijadikan alternatif untuk menyelesaikan masalah penyakit hati. Kajiannya mengenai iman menjadi penting, sebab iman menjadi pengendali bagi setiap perbuatan. Sebagai contoh jika seseorang beriman kepada Tuhan dengan segala sifat ke-Mahakuasaan-Nya, maka dia tidak akan melakukan sesuatu yang tidak disukai-Nya. Sebab ia percaya bahwa Tuhan melihat segala sesuatu yang dilakukan oleh hambanya. Di sini jelas bahwa iman menempati posisi penting di dalam kehidupan manusia. Ia tidak hanya menjadi motor penggerak, tetapi di saat yang sama keimanan juga menjadi pengendali bagi manusia dalam mengontrol hawa nafsunya. Assoc. Prof. Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi adalah Direktur-Pendiri INSISTS dan Wakil Rektor Universitas Darussalam Gontor Ponorogo Jawa Timur
Referensi : 1. Ibnu Miskawaih, Tahdzîb al-Akhlâq wa Tathîr al-A’râq, Ed. Ibnu al-Khatib, (Kairo: al-Mathba’ah al-Mishriyyah, 1398), 151. 2. Abdul Khaliq al-Sharbawi, The Degrees of Self, Terj. Muhammad Rois, (Jakarta: Zaman, 2012), 15-30. Lihat juga misalnya: Fuad Nashari, Agenda Psikologi Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002), 4. 3. Desy Susilawati, “Angka Bunuh Diri Anak Muda Meningkat”, dalam: www. republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-sehat/18/10/16/pgoqeo328-angkabunuh-diri-di-anak-muda-meningkat/diakses pada 09-Juli-2019. 4. Sigmund Freud, An Outline of Psychoanalysis, (New York: The Norton Library, 1949), 14-15. 5. Sigmund Freud, A General Introduction into Psychoanalysis, (Massachutes, Clark University, 1920), 175. 6. Sarlito Wirawan, Berkenalan dengan Aliran-Aliran dan Tokoh-Tokoh Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang, 2000), 129-133. 7. Gerring & Philip G. Zimbardo, Glossary of Psychological Term, (Boston: Allyn and Bacon, 2002), 500. 8. Sarlito Wirawan, Berkenalan dengan Aliran-Aliran dan Tokoh-Tokoh Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang, 2000), lihat juga Gerring & Philip G. Zimbardo, Glossary of Psychological Term, (Boston: Allyn and Bacon, 2002). 9. Syed Muhammad Naquib al-Attas Prolegomena to the Metaphysics of Islam: An Exposition on The Fundamental Elements of the Worldview of Islam, (Kuala Lumpur: ISTAC, 1995), 143. 10. Hakan Gok, ‘Said Nursi’s Arguments for the Existence of God in Risale-i Nur’, Disertasi Doktoral, (Durham: Durham University, 2015), 255. 11. Badiuzzaman Said Nursi, The Words: On the Nature and Purpose of Man, Life, and All Things, (Istanbul: Sozler Publication, 2004), 322. 12. Badiuzzaman Said Nursi, al-Matsnawî al-‘Arabî al-Nûrî, Terj. Ihsan Qashim alShalihi, (Istanbul: Dâr Sûzler li al-Nasyr, 2010), 176. 13. Ibid, 196 14. Ibid, 137-138 15. Ibid, 256-257 16. Badiuzzaman Said Nursi, Malâhiq, Terj. Ihsan Qashim al-Shalihi, (Istanbul: Dâr Sûzler li al-Nasyr, 2010), 245. 17. Badiuzzaman Said Nursi, al-Kalimât, Terj. Ihsan Qashim al-Shalihi, (Istanbul: Dâr Sûzler li al-Nasyr, 2010), 273. 18. Ibid 102-103. 19. Muhsin Abdul Hamid, Min Ma’âlim al-Tajdîd ‘inda al-Nûrsî, (Istanbul: Dâr Sûzler li al-Nasyr, 2002), 49-50.
TEKNOLOGI BAMBU RUNCING PADA doc : stei.itb.ac.id
WAWANCARA Dr. Ir. Syarif Hidayat, M.T.
C
OVID-19 yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 bersifat contagious, atau mudah menular. Virus yang masuk ke paru-paru akan mengakibatkan peradangan pada alveoli sehingga terlapisi oleh cairan. Alveoli bersinggungan langsung dengan kapiler darah yang membawa karbon dioksida, maka peradangannya dapat membuat pertukaran oksigen terhambat. Akibatnya, pasien mengalami hipoksia (kekurangan oksigen). Untuk mengatasinya, perlu dilakukan terapi oksigenasi. Pada kasus yang berat, perlu digunakan high flow oxygen. Terapi ini memerlukan high-flow nasal cannula (HFNC) dan continuous positive airway pressure (CPAP). Di dalam HFNC, udara dihumidifikasi dan dihangatkan sehingga dapat diterima tubuh pasien. Sementara, CPAP berfungsi untuk memberikan tekanan positif secara kontinu untuk membuka saluran pernapasan pasien. Alat yang dinamai Vent-I merupakan salah satu contoh CPAP atau ventilator. Sebelum pandemi ini, Indonesia belum mampu memproduksi ventilator sendiri dan mencukupi kebutuhannya dari impor, sehingga harganya dapat mencapai ratusan juta Rupiah. Padahal, di tengah pandemi ini rumah sakit harus menyediakan ventilator dalam jumlah banyak. Dengan hadirnya Vent-I hasil kreasi ITB, Unpad, dan YPM Salman ITB, kini rumah sakit bisa mendapatkan ventilator secara gratis. Lantas, bagaimanakah kisah di balik proses penemuan, pembuatan, hingga pengujian ventilator karya anak bangsa ini? Mari kita simak percakapan MATA AIR dengan Dr. Ir. Syarif Hidayat, M.T. ketua tim pembuatan Vent-I ini. T: Apakah bapak bisa bercerita sedikit latar belakang awal mula pembuatan mesin Vent-I ini ? J: Awalnya agak spiritualis juga, waktu itu hari kamis di akhir Maret, saya dan seorang pembina
Masjid Salman ITB sedang merumuskan format pengumuman pada jamaah bahwa esoknya pada hari Jumat tidak akan bisa diadakan salat Jumat berjamaah dikarenakan Covid-19. Kondisi ini membuat saya merasa sedih sekali. Ternyata kesedihan itu langsung dijawab Allah, tepat di depan ruang rapat ada pertanyaan dari salah satu staf tingkat manajer Masjid tentang apakah saya bisa buat spryer untuk disinfektan dan ventilator. Satu malam saya pelajari alhamdulilah keesokannya saya langsung jawab bisa. Saya berani jawab bisa karena jika Allah berkehendak apa yang tidak bisa kan? Beruntung saya punya pengalaman membuat kapal penggelar kabel laut yang sekarang beroperasi di Sulawesi dan Maluku. Maka akhirnya dengan adanya proses pembuatan mesin Vent-I ini Alhamdulillah di masjid Salman ITB selalu ada yang salat Jumat selama pandemi. T: Mengapa Bapak bertekad kuat sekali agar bisa membuat Mesin ini? J: Karena saya gundah dengan kondisi ITB yang mengawamkan diri. Jika masyarakat awam dengan pandemi ini wajar, tapi lembaga andalan seperti ITB juga lockdown sementara di dalamnya ada sumber-sumber yang bisa dipakai untuk mencari solusi pandemi ini, maka menurut saya itu berlebihan. Maka kondisi ini melahirkan ungkapan bahwa saya lebih memilih mati dalam kondisi berdiri, daripada mati memeluk lutut. Jangan sampai kita seperti tidak berdaya. Takut atau khawatir boleh, tapi jangan sampai kita didikte oleh rasa takut itu. T: Ternyata rasa gundah atau kepedihan dalam hati tersebut yang menjadi pendorong pada sebuah karya besar ya Pak? Apakah ada latar belakang masa kecil yang membuat Bapak punya sikap gigih tak gentar pada hambatan, sebuah sikap keilmuan yang sangat penting? Mata Air
Juli - September 2020
25
doc : itb.ac.id
J: Ya, dalam proses pembuatan Vent-I ini saya dipertemukan Allah pada banyak ilmuwan yang pintar, baik hati sekaligus berani. Saya berasal dari keluarga miskin bahkan tidak berpendidikan tinggi. Tapi ada yang luar biasa bagi saya, yakni saat kecil ibu saya biasa mendongeng cerita Kisah Nabi kepada saya dan kakak yang secara luar biasa telah membentuk karakter pada diri saya, dan sampai saat ini saya sangat percaya bahwa folklor atau dongeng dapat membentuk kepribadian seseorang, maka keberadaan folklor anak yang bagus sangat penting. Kalau kita mau suatu bangsa maju maka folklornya haruslah yang bisa mendorong anak untuk bisa bermimpi untuk menjadi pahlawan. Saya juga beruntung dikarunia tetangga orang baik. Sampai usia 8 tahun saya belum bersekolah, karena faktor ekonomi, tetapi Alhamdulillah bisa baca, hitung, dan lain-lain karena tetangga itu, Maka saat akhirnya bisa bersekolah pada hari ke dua saya langsung dinaikkan ke kelas dua. Saat di kelas dua itu saya sudah suka berjalan kaki ke perpustakaan wilayah propinsi yang cukup jauh dan jadi anggota perpustakaan tersebut. Kelas 4 SD saya sudah tamat baca buku-buku sejarah SMA, buku sastra dan lainnya sudah saya baca. Saya sangat ‘rakus’ membaca, bahkan saat SD saya bercita-cita jadi seorang filsuf. T: Masha Allah betapa bedanya orang yang suka membaca dan tidak ya Pak ? J : Alhamdulillah, Allah karuniakan kecerdasan di atas rata-rata anak umum sehingga saya selalu juara sejak SD walaupun kondisi gizi kurang. Saya ingat sekali, hanya bisa minum susu jika sakit. Di tengah kemiskinan seperti ini juga saya pernah dicubit oleh Ibu karena berani menerima pemberian makanan dari tetangga tanpa izin Ibu. T : Berarti konsep izzah (kehormatan diri) sudah ditanamkan dari kecil ya Pak ?
26
Mata Air
Juli - September 2020
J : Ya, saya yakin kalau menanamkan izzah itu adalah urusan orangtua, bukan urusan guru. Itulah bekal akhlak dari orangtua. T : Berkaitan dengan hal ini, apa sebenarnya permasalahan besar mengapa generasi muda kita sepertinya seringkali kita dapati masih tidak memiliki izzah atau harga diri dan martabatnya sendiri ? J : Kita hanyut bersama-sama, karena kalau sesuatu itu hanyut biasanya bersama-sama. Yang tidak, berarti menetang arus, dan biasanya yang menentang arus itu minoritas. Yang masuk surga juga minoritas. Maka berbahagialah jika kita minoritas, karena itu berarti kita berada di tataran yang berbeda dari yang umum, yang umum itu biasanya celaka. Al-Qur’an mengatakan bahwa yang mayoritas itu adalah biasanya yang lengah, tidak bersyukur, tidak berpikir, tidak beriman. Namun saat Al-Qur’an berbicara tentang surga, ia membicarakan penghuninya yang unggul tetapi minoritas. Maka tak usah takut menjadi minoritas dan tak perlu mengagung-agungkan angka. Sayangnya mindset seperti ini tidak dimiliki kebanyakan generasi muda. T: Lalu siapa yang bisa mengubahnya menurut Bapak? J : Allah selalu mengatakan bahwa setiap zaman akan dikirimkan utusannya. Allah Maha Pengasih, Dia takkan membiarkan kita hanyut, maka pada setiap masa akan ada seseorang yang memberikan suluh, cuma masalahnya biasanya para pemberi suluh, sebagaimana dulu Para Nabi dan Rasul, seringkali ditolak oleh masyarakatnya. Namun, kita tak boleh terjebak hanya dalam proses menunggu atau menanti, karena mereka yang terangkut adalah bukan menunggu secara pasif, tetapi mereka yang menyiapkan diri. Kesalahan para orangtua yang menyatakan ini adalah masa kebangkitan Islam adalah pada sikap mental menunggu bukan justru mempersiapkan, menyongsong kebangkitan tersebut. Harus secara menyeluruh dipersiapkan, jadi media-media seperti MATA AIR ini akan sangat dirindukan untuk memberikan sebuah pencerahan pada orangtua bahwa orangtualah yang memikul tugas untuk menanamkan budi pekerti atau sikap mental positif, dan di antaranya adalah juga membuat folklor-folklor atau cerita pengantar tidur anak yang bisa membantu memerangi tantangan yang dihadapi anak-anak di masa depan.
T : Maka apakah izzah ini juga yang mendorong bapak untuk berpikir bahwa Indonesia harus punya ketahanan kesehatan di masa Covid dan membuat sendiri alat ventilator tanpa menunggu dari negara lain ? J : Persis, saya ikut merasa tersinggung dan berdosa saat kita mengalami kebakaran hutan, kekeringan dan banjir silih berganti karena kita terbiasa membeli kenyamanan hidup dengan ‘memperkosa’ alam. Sementara misalnya orang Jepang atau Kanada tidak seperti itu, mereka mencari cara agar hidup lebih nyaman melalui karya penemuan dan inovasi. Merusak alam adalah akhlak yang tak ada harga dirinya, saya tidak mau bangsa ini tak punya harga diri, maka ini yang melatari berbagai penemuan yang coba kami lakukan. T: Untuk tim Vent-I sendiri total berapa orang yang terlibat dan berapa biaya yang sudah dikumpulkan ? J : Tim inti sekitar 11 orang termasuk 3 orang dokter, mahasiswa ada 70 orang yang membantu pada proses awal dan sekarang sekitar 30 mahasiswa. Dana terkumpul hingga saat ini mencapai 12,5 milyar dari organisasi, korporasi, dan perorangan. T: Bagaimana perbandingan harga Vent-I dengan alat-alat yang dibuat di luar negri? J: Jadi begini, sebenarnya fungsi ventilator yang dibutuhkan oleh pasien Covid adalah fungsi yang paling sederhana. Awalnya saya mau membuat ventilator yang lengkap, tetapi oleh dokter yang ada di tim saya disarankan hanya membuat fungsi sederhananya saja. Maka harga bisa sangat efisien, sekitar ¼ harga ventilator biasa. T: Apakah ada peristiwa-peristiwa khusus atau cerita-cerita spiritual saat pembuatan, yang merupakan kemudahan dan pertolongan dari Allah? J: Begitu besar pertolongan Allah di balik pembuatan alat ini. Saya harus menceritakan bahwa saya sebenarnya selama 10 tahun ini menderita sebuah penyakit yang mengakibatkan saya sering terbangun malam karena banyak berkeringat, jadi saya biasa kurang tidur. Ternyata selama proses pembuatan vent-I ini selama berminggu-minggu harus tidur di masjid saya tidak sakit sedikitpun dan jadi terbiasa tak tidur untuk proses pembuatan tanpa mengalami kondisi drop. Seolah Allah sudah melatih saya dahulu
sebelumnya. Selain itu sering banyak orang yang tiba-tiba menolong secara finansial maupun ilmu, hingga kita tak pernah mengalami hambatan dari segi dana. Begitupun dari sisi perizinan selalu ada kemudahan dari Allah. Yang menarik program ini menjadi inklusif karena berawal di sebuah masjid namun jadi kebaikan bagi semua, Rahmatan lil’alamin. Tanpa direncanakan penerima unit pertama Vent-I adalah RS Advent. T: Apakah selama pembuatan mesin ini Bapak merasa sering mendapat Ilham dari Allah? J: Pernah suatu malam saya menangis karena terbentur suatu masalah motor mesin yang tidak bisa didapatkan. Lalu tiba-tiba seperti Allah menyusupkan ide pada kepala saya, saya teringat pada motor drone mainan anak-anak sepertinya bisa cocok dan kesediaan suplainya juga ada. Suatu ketika, dalam waktu dua jam saya harus mencari pengganti sebuah alat sensor yang rusak. Lalu harus mencari ide sederhana untuk menggantinya, saya terpaksa mencari cairan pengganti air pada alat ukur tekanan hanya dengan glycerin. Pada tahap awal bahkan pompa pun tidak ada sehingga kita harus membuat sendiri. Jadi ada 5 paten yang kita miliki berkaitan dengan beberapa unit bagian yang harus kita buat sendiri. Dan ada 2 paten baru yang akan didaftarkan lagi, maka saya menyebut Vent-I ini sebagai “Teknologi Bambu Runcing”, yang filosofinya seperti perjuangan bangsa dahulu yang bertekad untuk merdeka bukan dengan senjata canggih tapi dengan hal sederhana. Maka esensinya bukan pada kecanggihan alat tapi pada kebulatan tekad. T: Apa pesan bapak untuk pembaca MATA AIR? J: Tugas para insinyur adalah mengubah benda menjadi perkakas, sementara sastrawan merubah kata-kata menjadi kalimat yang menghibur dan menginspirasi. Maka sarjana harus berkarya bukan hanya berkata-kata. Bagi saya, dasar sastra dari kecil yang menginspirasi saya hingga seperti sekarang. Maka kalau kita ingin anakanak kita baik, perkuat literasi positif mereka sejak dini. Folklor atau cerita pengantar tidur sangat penting bagi anakanak. Berdasarkan wawancara Astri Katrini Alafta dengan Dr. Ir. Syarif Hidayat, M.T. pada tanggal 15 Agustus 2020. Dr. Syarif Hidayat adalah Lektor kepala di FTE-ITB yang mengepalai program Vent-I
Mata Air
Juli - September 2020
27
BUKIT-BUKIT ZAMRUD KALBU
M. Fethullah Gülen
Hayâ A
l-hayâ`, al-khajal, atau al-hisymah memiliki arti “rasa malu” dan “jengah”. Sementara dalam istilah sufinya, yang dimaksud dengan al-hayâ` adalah menjauhi segala yang tidak diinginkan atau diridai Allah karena takut dan segan kepada-Nya. Ketika sikap ini berpadu dengan perasaan malu yang telah ada secara naluriah dalam watak manusia, maka hal ini akan membentuk individu tersebut memegang nilai-nilai adab dan kehormatan secara lebih erat dan berhati-hati. Namun, tidak diragukan lagi bahwa perasaan malu ini akan sulit ditumbuhkan pada mereka yang pada dasarnya memang tidak memiliki perasaan seperti ini atau tinggal di tengah lingkungan yang membuatnya sengaja membuang rasa malu yang dimilikinya. Ya, berdasarkan beberapa indikator yang tercantum dalam uraian di atas, kita dapat membagi rasa malu menjadi dua macam, yaitu: 1. Malu yang bersifat naluriah (al-hayâ` al-fithriy atau al-hayâ` al-nafsiy), yaitu rasa malu yang menghalangi manusia melakukan hal-hal yang akan menjadi aib atau kehinaan baginya. 2. Malu yang tumbuh dari iman, yaitu malu yang membentuk sebuah kedalaman dalam melaksakan ajaran Islam. Ketika rasa malu yang bersifat naluriah ini menyerap nutrisi dari malu yang terkandung dalam ajaran Islam, maka ia akan tumbuh kuat menjadi benteng yang kokoh untuk menghadapi segala bentuk aib dan cela. Sementara jika seseorang hanya memiliki salah satu di antara kedua jenis rasa malu ini, maka bisa jadi ia akan ragu-ragu
28
Mata Air
Juli - September 2020
ketika menghadapi suatu kondisi tertentu hingga akan berbalik atau bahkan terperosok pada kebinasaan. Ya, sesungguhnya perasaan jengah yang ada dalam tabiat seseorang ini ada dengan kesadaran iman seperti yang dijelaskan dalam ayat: “Tidakkah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya?” (QS. al’Alaq [96]: 14), dan tidak akan berlangsung lama jika tidak dikuatkan dengan pemahaman tentang ihsan seperti yang dinyatakan oleh ayat: “Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kalian.” (QS. al-Nisa` [4]: 1); oleh karena baik keberadaan dan perkembangan rasa malu maupun kesinambungan serta kelangsungannya berhubungan erat dengan iman. Berkaitan dengan hal ini, dikatakan dalam sebuah hadis sahih: Suatu ketika Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wasallam lewat di dekat seseorang yang sedang mengecam saudaranya karena ia tidak tahu malu. Ia berkata: “Sesungguhnya engkau malu...” Sampai-sampai sepertinya ia berkata: “Ia telah membahayakan disebabkan dirimu...” Tapi Rasulullah lalu َ bersabda: َان ِ « دَعْ ُه فإِ َّن ْالحَ يَاءَ م َِن ْا ِإليمBiarkanlah ia, karena malu adalah sebagian dari iman.» Dalam hadis lain Rasulullah shallallâhu ‘alaihi َ َان ِب ْض ٌع وَ َس ْبع ُ اَ ِإليم wasallam bersabda: ُ وَ ْالحَ يَاء...ُون ُش ْعب ًَة ٌ َان ِ « ُش ْعبَة م َِن ْا ِإليمIman memiliki tujuh puluh lebih cabang, dan malu adalah satu cabang dari iman.»2 Berdasarkan uraian ini, dapat dikatakan bahwa rasa malu yang fitrah ada pada naluri
manusia, sebagaimana halnya benih bagus dan tersembunyi, yang ada dalam tabiat manusia, akan tumbuh dan kuat batang-cabangnya jika diberi nutrisi dan diperkuat dengan makrifat atau pengetahuan yang akan menjadikannya menjadi manusia sejati. Ketika rasa malu itu telah menjadi bagian dari kehidupan spiritual-rohaniah orang yang bersangkutan. Pada saat itu, rasa malu akan menjadi benteng kokoh dari segala bentuk dorongan nafsu yang muncul. Sebaliknya, jika rasa malu tidak dibesarkan dengan iman dan makrifat, tidak diperkokoh dengan ihsan, lalu justru didorong ke arah kekeringan, kebutaan, dan keterpurukan dalam hawa nafsu, maka tidak mustahil ia akan terperosok jatuh baik pada tataran individu maupun pada tataran masyarakat. Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wasallam yang menjadi kebanggaan alam semesta dan teladan bagi rasa malu, mengingatkan kita tentang masalah ini melalui sabda Beliau: اص َنعْ مَا شِ ْئ َت ْ « إِ َذا لَ ْم َت ْس َت ِح َفJika kau tidak merasa malu, maka berbuatlah sesukamu.»3 Kata “hayâ`” (malu) dan “hayâh” (kehidupan) adalah dua kata yang mirip satu sama lain. Kemiripan ini hanya mungkin terjadi dengan adanya kekuatan rasa malu yang muncul dan tumbuh di bawah lebatnya cucuran iman dan makrifat sehingga memungkinkan pemahaman tentang kalbu yang hidup akan bisa terwujud. Ya, hayâh (kehidupan) memang hanya akan ada dan berlanjut ketika ditegakkan dengan dinamikanya sendiri, sebagaimana halnya hayâ (rasa malu) juga akan hidup jika didirikan di atas dinamika yang sama. Karena jika tidak, maka bukan tidak mungkin kedua hal ini akan runtuh. Menurut Imam Junaid, rasa malu adalah: “Menyadari segala nikmat Allah baik secara materi maupun ruhani, sembari merasa gelisah atas kekurangan dan kesalahan diri.”4 Menurut Dzun Nun al-Mishri, yang dimaksud dengan “malu” adalah: Adanya perasaan pedih di dalam hati secara terus-menerus disebabkan tindakan-tindakan buruk, merasakannya lalu kemudian kembali mengontrol arahnya.5 Bagi ulama lain, malu adalah: pengaturan yang dilakukan seseorang terhadap hidupnya berdasarkan kesadaran bahwa Allah mampu
Ketika rasa malu telah menjadi bagian kehidupan spiritual rohaniah, maka ia akan menjadi benteng kokoh dari segala bentuk dorongan nafsu
melihat segala sesuatu, baik yang tampak maupun tersembunyi, serta menjadikan interaksi dirinya dengan Allah sebagai landasan utama bagi hidupnya. Dalam sebuah atsar disebutkan: Sulaiman al-Darani berkata: Allah azza wa jalla berfirman: “Sesungguhnya jika engkau malu kepada-Ku, maka kau akan membuat orang lain melupakan aibmu.”6 Tampaknya ada gunanya pula jika kita sebutkan di sini sebuah firman Allah subhânahu wa ta’âla kepada Nabi Isa alaihi salam: “Wahai Isa, nasehatilah dirimu terlebih dahulu. Jika ia (nafsumu) mendengarkan nasehat itu, maka nasehatilah orang lain. Tapi jika tidak, maka malulah engkau pada-Ku.”7 Selain itu, ada beberapa klasifikasi lain yang berhubungan dengan masalah rasa malu. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:
Mata Air
Juli - September 2020
29
-Hayâ` al-Zullah (malu akibat kesalahan) adalah rasa malu seperti yang dirasakan Nabi Adam alaihi salam hingga datang perintah untuk memohon ampunan. -Hayâ` al-Taqshîr (malu akibat kekurangan) adalah rasa malu seperti yang dimiliki para malaikat, yang selalu bertasbih siang dan malam tanpa henti, tetapi ternyata mereka berkata: مَا َ “ عَ َب ْد َنKami belum menyembah-Mu اك حَ َّق عِ بَا َدت َِك dengan sebenar-benarnya.“8 -Hayâ` al-Ijlâl (malu karena keagungan Allah) adalah rasa malu para ahli makrifat yang berkata َ “ َماعَ ر َْف َنKami belum kepada Allah: اك حَ َّق َمع ِْر َفت َِك mengenal-Mu dengan sebenar-benarnya”, diiringi dengan sikap takzim luar biasa yang mereka tunjukkan kepada Allah subhânahu wa ta’âla. -Hayâ` al-Haibah (malu karena segan) adalah rasa malu mereka yang memiliki spiritualitas tinggi (arbâb al-qalb wa al-rûh), yang merasa malu kepada Allah sehingga mereka terus mengembara pada cakrawala al-tajarrud sembari menafikan segala keinginan dan hasrat pribadi. -Hayâ` al-Minnah (malu karena kebaikan Allah) adalah rasa malu para Ahlul Yaqin yang senantiasa hidup sebagai dinamika “kedekatan dalam kejauhan“ dan “kejauhan dalam kedekatan», insan manusia yang dapat merasakan kedekatan abadi dalam kejauhan abadi pula. -Hayâ` ‹Adam al-Wafâ` (malu karena merasa tak mampu memenuhi kesetiaan) adalah rasa malu yang muncul dari rasa gelisah disebabkan ketidakmampuan memenuhi hak mahabbah yang layak kepada sang Kekasih Sejati, Allah subhânahu wa ta’âla. -Hayâ` al-Ikhlâl bi al-Ikhlâsh (malu karena tidak mampu bersikap ikhlas) adalah rasa malu yang muncul pada diri orang-orang yang merasa gundah karena khawatir tak mampu berdoa dan memohon dengan cara terbaik kepada Allah. -Hayâ` al-Ghirah (malu karena usaha yang tak terpenuhi) adalah rasa malu yang muncul pada jiwa-jiwa luhur yang menyadari bahwa mereka adalah makhluk terbaik, tapi merasa tak mampu mengimbangi kedudukan itu dengan amal perbuatan yang sesuai. Tingkatan malu yang pertama adalah rasa malu yang lahir dari pandangan manusia terhadap
30
Mata Air
Juli - September 2020
dirinya sendiri berdasarkan pandangan Allah. Muhasabah yang dilakukan manusia terhadap dirinya dengan standar dan tolok ukur yang Allah tetapkan pasti akan melahirkan rasa malu yang diiringi dengan kehati-hatian. Pada manusia seperti ini, kesadaran dan pikirannya akan selalu hidup. Tingkatan malu yang kedua adalah rasa malu yang berbanding lurus dengan kesadaran pada kedekatan (al-qurbah) dan kebersamaan (alma`iyyah) Ilahiah. Rasa malu seperti ini biasanya dimiliki mereka yang senantiasa mengembara pada cakrawala firman Allah: “dan Dia selalu bersama kalian di mana pun kalian berada“ (QS. al-Hadid: 4). Tentang hal ini Rasulullah bersabda: “Malulah kalian kepada Allah dengan malu yang sebenar-benarnya.“ Para sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, sungguh kami semua malu. Alhamdulillah.“ Rasulullah menyahut: “Bukan itu. Tetapi malu kepada Allah dengan sebenarbenarnya, yaitu ketika kepala menjaga apa yang disadarinya, perut menjaga apa yang mengisinya, dan mengingat kematian serta kebinasaan. Siapapun yang menginginkan akhirat, maka ia akan meninggalkan perhiasan dunia. Siapapun yang melakukan itu, maka sesungguhnya dia telah malu kepada Allah dengan malu yang sebenar-benarnya.“9 Tingkatan malu yang ketiga adalah ketika Anda mampu menggunakan intuisi pada kedalaman kesaksian terhadap kehidupan spiritual-rohaniah, lalu terus berada dalam keadaan seperti itu selama-lamanya, di bawah naungan sayap perjalanan rohani pada jalan yang menghantarkan ke tujuan “dan bahwasanya kepada Tuhanmulah kesudahan (segala sesuatu),” (QS. al-Najm [53]: 42). Nasib seseorang untuk meraih kemanusiaan sejati adalah pada ukuran rasa malunya. Jika seorang penempuh jalan kebenaran tidak mampu bertawajuh (bergerak ke arah) dan mengatur tindakannya di semua keadaan, baik positif maupun negatif, sesuai dengan tujuan akhirat, serta tidak juga mampu melakukan fana` secara sempurna dengan menafikan dirinya dari kehidupan dalam adab yang baik, maka di satu sisi keberadaannya adalah aib bagi dirinya sendiri,
dan juga beban berat bagi orang lain. Atas dasar Beliau menangis dan berkata: “Aku menangis inilah kemudian muncul syair berikut ini: bagi orang yang Allah merasa malu kepadanya (dikarenakan uban dan usianya), tapi dia tidak َ َ َ ْ ْ َ َ ْ َ merasa malu (berbuat dosa) kepada Allah (walau ُْش خ ْي ٌر * وَ ال ال ُّدنيَا إِذا ذ َه َب الحَ يَاء ِ فال وَ هللاِ مَا فِي ال َعي telah beruban dan renta).”11 Tidak, demi Allah, tak ada kebaikan dalam hidup Maka sebagai ringkasannya: maupun dunia, jika rasa malu sudah hilang10 Sesungguhnya Mahapemalu adalah salah satu Rasa malu adalah salah satu akhlak Ilahi asma Allah. Perintah untuk berakhlak dengan dan sebuah rahasia di antara sekian banyak akhlak-Nya pun sudah ada. Maka jika demikian, rahasia yang dimiliki Allah. Seandainya manusia mari lakukanlah.12 mengetahui ke manakah rasa malu ini terhubung, Wahai Allah sesungguhnya hamba berlindung maka mereka pasti akan bersikap secara lebih kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari cermat dan teliti. Berikut mari kita menukil sebuah hati yang tidak bisa khusyuk, dari doa yang tidak cerita sebagai pembelajaran: didengar, dan dari nafsu yang tiada kenyangnya. Diriwayatkan bahwa pada Hari Kiamat, Allah Wahai Allah, limpahkanlah selawat kepada menghisab seorang tua. Allah bertanya kepada makhluk-Mu yang terbaik, Muhammad, dan kakek itu: “Kenapa kau melakukan dosa-dosa kepada segenap keluarga serta sahabat Beliau. ini?” Namun ia menyangkal dengan mengatakan bahwa ia tidak pernah melakukan semua dosa Referensi: 1. Al-Bukhari, al-Îmân 16; Muslim, al-Îmân 59; Abu Daud, al-Adab 6. itu. Allah lalu berkata kepada para malaikat: 2. Muslim, al-Îmân 57, 58; al-Nasa`i, al-Îmân 16. Lihat: Dengan sedikit perbedaan: al-Bukhari, al-Îmân 3; Abu Daud, al-Sunnah 14. “Kalau begitu, bawalah dia ke dalam surga.” 3. Al-Bukhari, al-Anbiyâ` 54, al-Adab 78; Abu Daud, al-Adab 6; Ibnu Majah, al17. Pada saat itu malaikat berkata kepada Allah: 4. Zuhd Al-Risâlah, al-Qusyairi 345. “Wahai Allah, bukankah Engkau jauh lebih tahu 5. Al-Risâlah, al-Qusyairi 342: “Malu adalah adanya perasaan segan dan keji di dalam hati atas apa yang sudah engkau lakukan kepada Tuhanmu.” tentang dosa-dosa yang dilakukan orang ini?” 6. Syi’b al-Îmân, al-Baihaqi 6/150; Târîkh Dimasyq, Ibnu Asakir 34/150. 7. Al-Zuhd, Ibn Abi Ashim 54; Hilyah al-Auliyâ`, Abu Nu’aim 2/382; al-Musnad, Allah pun menyahut: “Ya. Tapi dia termasuk al-Dailami 1/144. al-Kabîr, al-Thabrani 2/184; al-Mustadrak, al-Hakim 4/629; Syi’b alumat Muhammad. Aku melihat uban di kepala 8. Al-Mu’jam Îmân, al-Baihaqi 1/183. dan jenggotnya, maka Aku malu menyampaikan 9. Al-Tirmidzi, al-Raqâiq 24; al-Musnad, Imam Ahmad 1/387. 10. Dîwân al-Hamasah, Abu Tamam 2/26. dosa-dosanya.” 11. Kanz al-’Ummâl, Ali al-Mutaqi 15/673, al-Hadits 42680. Lihat: Abu Daud, al-Hamam 1, al-Witr 23; al-Nasa`i, al-Ghusl 7. Rasulullah Dalam Kanz al-’Ummâl disebutkan sebuah 12. s.a.w. bersabda: “Sesungguhnya Tuhan kalian tabaraka wa ta’ala Mahapemalu lagi Mahapemurah. Dia merasa malu kepada hamba-Nya jika si hamba riwayat bahwa ketika Malaikat Jibril alaihi salam mengangkat kedua tangannya kepada-Nya lalu kedua tangan itu kembali dengan keadaan kosong. menyampaikan kabar ini pada Rasulullah, maka
Mata Air
Juli - September 2020
31
HAI BUDI.... Ini Aku Si Semut Mungil SERI BUDI & ANEKA SATWA Prof. Dr. İrfan Yılmaz
S
alam hormatku padamu Budi! Rasa terima kasih kuucapkan karena Kau menyadari keberadaanku, dan berusaha tak menginjakku. Betapa banyak kawan-kawan spesiesku yang mati di bawah injakan kakimu. Pernahkah kau memikirkannya? Kuyakin, tentu kau tak sengaja. Makhluk mungil sepertiku dan serangga kecil lainnya merupakan tanda kebesaran mengagumkan dari seni ciptaan, yang manusia takkan mampu membuatnya. Mungkin penciptaan mengagumkan ini bisa menjadi sumber ilham bagimu. Pembuatan jam mungil menuntut kemahiran luar biasa. Sulit menyusun komponennya yang amat kecil. Tapi dari segi ketelitian dan ketepatannya, tubuhku jauh lebih hebat daripada jam itu. Aku juga dianggap sebagai hewan terkuat di muka Bumi ini. Penciptaanku takkan bisa sempurna tanpa adanya ilmu yang luas dan kekuasaan tak terbatas dari Sang Pencipta. Kalian mungkin kaget bahwa aku dianggap makhluk terkuat. Namun jika kau telisik dari segi proporsi, sebenarnya perkataanku ini tidaklah aneh. Manusia hanya mampu mengangkat beban 1-2 kali lipat dari berat badannya. Namun dengan gigiku, aku mampu mengangkat beban 50 kali lipat dari berat badanku. Spesiesku terdiri dari kelompok yang dianggap sebagai gerombolan terbesar di antara spesies makhluk hidup yang ada. Setiap 40 kelahiran
32
Mata Air
Juli - September 2020
manusia setara dengan 700 juta kelahiran semut. Meski jumlah ini amat besar, namun kami tidak menyebabkan kerusakan di dunia ini. Karena kami sibuk mengerjakan kewajiban yang diembankan dengan penuh semangat dan kegigihan. Kami ada di seluruh permukaan Bumi, kecuali di kutub, karena kami memilih hidup di daerah bersuhu hangat. Kami adalah makhluk sosial yang berkoloni, hidup bersama dan melaksanakan kewajiban yang telah dibagi dengan penuh kesungguhan dan ketaatan, seraya dibekali pengetahuan dan kekuatan Ilahi. Kami membangun sebuah kawasan tinggal seperti kota besar yang ditinggali berjuta-juta semut. Kami juga memiliki lumbung makanan, rumah untuk pendidikan semut muda, serta benteng bagi para pasukan. Ada hingga 9.000 spesies kami, yang setiap spesies terkumpul berdasarkan cara hidup masingmasing. Ada yang menjadi pekerja kebersihan, petani, dan peternak hewan. Masing-masing memiliki sifat dan kelebihan bentuk tubuh berbeda untuk menjalankan kewajiban yang telah diberikan padanya. Mungkin keistimewaan terbesar kami terdapat pada ketelitian tata kelola kelompok, yang manusia sekalipun, tak mampu mewujudkannya. Kalian belum bisa mewujudkan masyarakat yang ideal, kecuali pada periode tertentu, seperti pada Periode Kenabian dan periode lain sejenisnya.
Kalian diciptakan dengan akal, perasaan, dan hati, tetapi kalian juga memiliki perasaan buruk dan nafsu yang senantiasa mengajak pada keburukan sebagai ujian bagi manusia, yang bisa menjadi penghalang ketika ia berusaha mewujudkan masyarakat ideal yang diinginkannya. Dengan kelemahan dan kepapaan yang ada, kami pun bersandar pada ilham Allah, serta pola hidup yang telah dirincikan-Nya, dengan penuh ketaatan tanpa sanggahan, tafsir, dan takwil apapun. Sehingga kami dimampukan mendirikan sistem kerajaan, negara, dan institusi yang sempurna dan penuh keteraturan. Kehidupan Sosial Kehidupan kami terbentuk berdasarkan wahyu Sang Pencipta yang bersandar pada prinsip penafian diri dan pengorbanan. Setiap individu menjalankan kewajiban tanpa ikut campur pada urusan selainnya. Kepentingan kelompok didahulukan dari kepentingan pribadi, demi tercapainya kehidupan sosial yang berprinsip “Kooperasi dan Koordinasi”. Perilaku yang dianggap sebagai sifat istimewa bagi manusia ini tak mungkin dapat ditafsirkan secara pasti oleh teori evolusi, maupun seleksi alam. Para pengusung teori evolusi berasumsi bahwa kami berevolusi 80 juta tahun yang lalu dari lebah darat menjadi semut, karena faktor bertahan hidup. Menurut mereka, dahulunya kami hidup sendiri-sendiri, tetapi lalu merasa bahwa hidup berkelompok memiliki keistimewaan dan faedah, maka kami pun berkata, ‘’Mari menjadi serangga kelompok, karena hidup berjamaah jauh lebih baik bagi kita daripada sendiri-sendiri’’. Baiklah, anggap saja kami menerima perdebatan bahwa kami sampai pada logika dan pemikiran ini lalu setuju untuk menjadi serangga kelompok. Namun bagaimana dengan kenyataan bahwa kami terdiri dari berbagai spesies berbeda, pembagian tugas berbeda, lalu pembagian misi yang membutuhkan keistimewaan dan alat tubuh yang khusus bagi setiap spesies demi mengerjakan tugas yang diembankan padanya, serta tak ketinggalan sisi mekanisme reproduksinya? Tentu, teori evolusi ini menjadi tak masuk akal karena kami tak memiliki semua ilmu itu, tak juga memiliki kemampuan untuk melakukan semua itu.
Bagaimana pula dengan pembagian tugas sedari awal penciptaan dan keberadaan kami; ada semut yang menjadi ratu, pekerja, dan juga prajurit? Bagaimana awal mula perbedaanperbedaan ini muncul? Siapa yang meyakinkan para semut pekerja agar mau dan bersedia menjadi pelayan serta pengurus bagi semut ratu? Karena menurut teori evolusi yang ada, semua individu hanya memikirkan dirinya semata. Dia akan senantiasa bertarung dan berkelahi dengan makhluk lain demi kelangsungan hidupnya. Siapa yang menentukan tugas penjagaan bagi semut prajurit? Tentu saja siapa lagi jika bukan ‘’Zat Pemilik Kekuatan yang Tak Berakhir’’, yang menggenggam ratusan juta individu ini di bawah kelompok yang saling bahu membahu. Ada kerajaan semut yang kekuasaannya terhampar hingga 2,5 – 3 km2. Setiap kerajaan terdiri dari 40-45 penduduk yang terkait satu sama lain, meski terdapat jutaan lebih ratu dan 300 juta semut pekerja. Mereka hidup dalam kedamaian tanpa konflik dan perpecahan. Ratu bertugas menetaskan telur sepanjang hidupnya demi kelangsungan dan kontinuitas bilik sarang. Terkadang terdapat lebih dari satu ratu dalam satu bilik. Semut jantan yang memiliki badan besar akan memindahkan benih mereka pada ratu melalui periode yang pendek. Setelah itu mereka akan pergi meninggalkan kehidupan ini. Pasukan kami dilengkapi senjata kimia khusus, dipersenjatai gigi dan kepala yang kuat. Tugasnya menjaga keamanan bilik. Mereka sama sekali tak berpikir untuk kudeta. Yang dipikirkan hanyalah kelangsungan masa depan negaranya tanpa terbersit untuk mendapatkan kemanfaatan atau cara-cara kotor untuk memberontak. Para pekerja yang bertanggung jawab atas kehidupan ekonomi negara kami adalah semut betina mandul yang tak bisa bertelur. Semut pekerja bertugas memberi makan dan melayani ratu serta janinnya. Sementara semut lain tekun menyiapkan tempat tinggal tambahan dan menggali terowongan bagi calon-calon semut yang akan lahir. Semut lainnya bertugas mencari sumber-sumber makanan. Ketika telah menemukannya, maka mereka akan mengabarkan posisinya pada semut lain. Ada juga kedudukan di antara semut prajurit dan pekerja yang tugasnya untuk membangun, mengumpulkan makanan, mendidik generasi Mata Air
Juli - September 2020
33
baru, dan menjaga keluarganya; serta kelompok khusus yang spesialisasinya untuk berekspansi dan mencari sumber makanan baru Pekerja yang Tulus Ekonomi kerajaan terletak pada pundak semut pekerja. Mereka menggunakan mulutnya yang bersenjatakan rahang kuat untuk menghancurkan dan meremukkan biji-biji gandum keras, menggiling, dan menyerahkannya pada kelompok semut pekerja lain agar dijadikan adonan dan disebarkan untuk dipanaskan di bawah terik Matahari dalam bentuk tablet tipis. Tablet itu lalu disimpan untuk persediaan makanan selama musim dingin berlangsung. Pengaturan Suhu dalam Bilik Ratusan bilik kami amat istimewa, karena adanya pengaturan suhu sangat teliti di dalamnya. Kami yang tidak pernah belajar ilmu tentang pengaruh cuaca, bahkan tidak mengetahui bagaimana seharusnya mengatur suhu yang sesuai, menemukan diri kami, dengan ilham Ilahi, dimampukan membuat suhu seimbang yang menakjubkan ini. Pembangunan bagian dalam bilik sesuai arah Matahari, pengaturannya berdasarkan bidang magnet Bumi, isolasi jendela untuk udara, pengaturan suhu cuaca di dalam bilik demi menjaga panas yang sesuai sepanjang hari. Kami tidak memiliki cukup ilmu untuk menentukan keputusan tentang pembukaan jendela baru bagi sirkulasi udara, atau tentang kontrol keseimbangan suhu panas dan dingin ketika ada konstruksi perluasan bilik agar dapat menampung anggota baru. Tidak juga ilmu tentang penentuan ukuran dan arah perluasan yang diinginkan dalam bentuk yang tidak akan menimbulkan masalah pada koloni kami. Stabilitas negara dan kedamaiannya berjalan atas ilham Ilahi yang samudera kekuasaan dan ilmunya tak bertepi. Ketika kami mengalami kelangkaan bahan makanan, misalnya, para semut pekerja akan berbondong-bondong menyajikan pelayanan dan alat makanan khusus. Mereka memiliki bentuk khusus pada lambung cadangannya yang dapat mengubah zat makanan menjadi bentuk khusus dengan mencampurkannya pada zat kimia tertentu.
34
Mata Air
Juli - September 2020
Dengannya, mereka dapat memberi makan semut-semut lain yang lemah dan kurus. Ketika musim paceklik berakhir, para semut pekerja akan kembali pada tugas semula. Perhatikanlah, bagaimana mungkin sebuah kerajaan yang terdiri dari 50 juta penduduk lebih dapat keluar dari permasalahan dan cobaan sulit semacam ini jika tidak ada pengorbanan seperti ini? Kami percaya pada motto: “Menggapai tujuan dengan jalan tercepat”. Kami mencari bahan makanan dengan mengikuti aroma yang ditinggalkan semut lainnya. Sarang kami tidak selalu berada di bawah tanah. Ada yang tinggal di atas tanah, ada pula yang di atas tumbuhan dan pepohonan. Semut yang tinggal di bawah tanah biasanya tidak bersayap. Mereka akan berubah menjadi semut yang beranak pinak dan bersayap ketika kepadatan penduduk membesar, terbang untuk membentuk koloni baru dan meninggalkan koloni lamanya. Pembuahan ratu oleh semut jantan terjadi sebelum kelompok itu mendarat ke tanah. Di sinilah peran para jantan berakhir dan mereka akan mati. Sementara semut ratu masih akan hidup dan bertelur sepanjang hidupnya. Sayap ratu semut lalu akan berguguran karena tidak lagi dibutuhkan. Demi menetaskan telurtelurnya dalam barisan, maka dibangunkan baginya ruang khusus. Setelah 6-8 minggu, telur itu akan menetas dan lahir semut pekerja yang memakan sekresi yang dikeluarkan oleh ratu. Tak berselang lama para semut pekerja itu akan mulai bekerja mendirikan bangunan dan menguatkan bilik serta tempat-tempat lain yang baru. Kami juga memiliki ingatan sangat kuat, hingga dapat mengingat potret keseluruhan tempat yang kami lalui sehingga dapat kembali pulang ke sarang meski telah jauh darinya. Kami sangat bergantung pada ingatan yang dianugerahkan oleh Sang Mahapenjaga itu. Selain itu, kami juga memiliki kemampuan memindahkan dan menyampaikan informasi di antara kami. Sebagaimana yang terdapat pada ayat 18-19 surat An-Naml, yang di dalamnya diceritakan bahwa Nabi Sulaiman memahami bahasa kami. Ya, setiap makhluk memiliki bahasanya masingmasing. Al-Qur’an secara eksplisit membahas bahasa burung, dan secara implisit tentang bahasa kami. Allah yang telah menurunkan AlQur’an agar kalian baca, renungkan, pahami,
dan gunakan sebagai pedoman untuk mengatur hidup, telah mengungkap di depan mata manusia hakikat-hakikat dan pengetahuan yang amat banyak, agar manusia sampai pada pemahaman yang tepat, syaratnya adalah memfokuskan pandangan sepenuh jiwa. Allah menamai salah satu surat Al-Qur’an dengan ‘’An-Naml’’. AlQur’an dianggap sebagai indeks bagi alam semesta dan entitas, lantas tidakkah penamaan ini mengisyaratkan pada sebuah hikmah besar?! Mengapa surat yang panjang itu dinamai dengan namaku, padahal aku hanya makhluk yang kecil? Mari bersama-sama kita pahami makna ayat ke-18 surat An-Naml ini, ‘’Hingga ketika mereka sampai di lembah semut, berkatalah seekor semut, “Wahai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak terinjak oleh (Nabi) Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari hal itu.” (QS. An-Naml: 18). Ada beberapa pemahamanku berdasarkan ayat di atas: 1. Kami memiliki bahasa khas kami sendiri. 2. Kami dipimpin dan diatur oleh ratu yang senantiasa memikirkan, menentukan keputusan, dan bekerja demi kemaslahatan kami, serta memiliki strategi kebijaksanaan dalam kepemimpinannya. 3. Kami bergerak sesuai arahan dan perintah yang diberikan, serta saling berkomunikasi. 4. Kami memiliki kehidupan sosial yang teratur dan kolektif. 5. Kami memiliki reporter, pembawa berita, serta petugas penegak aturan dan koloni. Meski kemampuanku terbatas tetapi ayat pendek ini membuatku sampai pada hakikat ini. Sementara manusia, dengan kemampuannya sebenarnya bisa merenungkan bahwasanya bumi bergetar dan memindahkan gelombang getaran di bawah kaki pasukan Nabi Sulaiman ‘alaihis salam, sehingga berita keberadaan mereka pun bisa sampai kepada kami, jika saja kalian memfokuskan pandangan dengan kacamata ilmu geologi dan biologi. Kami dapat merasakan getaran terkecil sekali pun di muka bumi ini, karena sarana dan kemampuan untuk merasakannya pada kaki dan sekujur tubuh kami, saat tak seorang pun memiliki kemampuan untuk mengetahui maupun memahaminya. Para ahli geologi, ahli gempa bumi, dan para
peneliti dunia hewan akhir-akhir ini baru bisa mengetahui alasan mengapa kami, keluar dari sarang dan meninggalkan koloni sebelum terjadi gempa bumi. Sebenarnya nenek moyang kalian jauh lebih peka dalam hal ini. Mereka tidak membangun rumah di tempat yang kami tidak membangun koloni di sana. Mereka paham bahwa kami tidak membangun sarang di atas tanah yang tidak stabil dan padu. Bahkan para arsitek gedung pencakar langit baru menemukan sarana murah bagi sistem pengaturan sirkulasi udara dan penjagaan suhu panas, sesuatu yang telah jauh kami gunakan sebelumnya. Para ilmuwan komputer juga menemukan solusi dan desain khusus keselamatan pengiriman tangki bahan bakar, juga penemuan bahan baku perubahan tanpa resiko kecelakaan. Semua penemuan yang mengatasnamakan kami mengadaptasi cara yang dipakai koloni kami dalam mengatur urusan dan negara. Yang membuatku sedih adalah bahwasanya kalian tidak menyadari hakikat-hakikat ini, padahal kalian disebut Ashabul Qur’an, meski telah ditekankan oleh ayat-ayat Allah tentang penting dan wajibnya membaca kitab alam semesta dan penciptaan, serta perenungan atasnya. Sementara makhluk selain kalian mampu mengetahui hakikat-hakikat ini. Semua spesies kami, baik yang memakan sisa bangkai hewan maupun tumbuh-tumbuhan menjalankan khidmah kebersihan yang sangat penting, pekerjaan pembersihan bumi dan mengubahnya tanpa menjadikannya sampah besar menakutkan. Untuk dapat menjalankan tugas ini, Tuhan membekali kami dengan sepasang rahang luar kuat berukuran besar yang berfungsi membawa makanan dan menggali tanah, serta rahang berukuran kecil yang berfungsi sebagai pemecah makanan dan pemotongnya. Kawanku manusia, kuharap setelah ini kalian bisa lebih berhati-hati saat melangkahkan kaki, demi makhluk mungil, tanda agung seni Ilahi ini. Kami juga berharap agar kalian tidak menginjak saudara-saudaraku lainnya dan memperlakukan mereka sebagaimana Nabi Sulaiman ‘alaihis salam dan nenek moyang kalian memperlakukannya. Salam hormat dan sampai jumpa... Prof. Dr. Irfan Yılmaz adalah seorang profesor dalam bidang biologi di Universitas Dokuz Eylul, Izmir.
Mata Air
Juli - September 2020
35
HIKMAH AL-QUR’AN DAN SUNNAH DARI SUDUT TEKNOLOGI
TELEKOMUNIKASI
I
lmu Telekomunikasi dapat diibaratkan seperti sebuah pohon yang akarnya berupa ilmu fundamental telekomunikasi, seperti teori informasi, machine learning (mesin pembelajar), dan pemrosesan sinyal. Batangnya adalah teori coding; ranting dan daunnya adalah aplikasi serta piranti, sementara buahnya adalah produk atau teknologi yang dihasilkan. Invensi dan inovasi muncul berawal dari akar dan batang ini. Negara maju, biasanya memilih mengembangkan akar dan batang lebih daripada buahnya, karena ekonominya telah mapan, sehingga hikmah ilmu pengetahuan lebih mengarah pada kepuasan hidup. Jepang misalnya, menerapkan 60% biaya penelitian bagi ilmu-ilmu fundamental, sehingga banyak memiliki ilmuwan peraih nobel. Ilmuwan yang baik adalah yang dapat mengembangkan akar, yakni riset fundamentalnya dan bukan melulu hanya memikirkan keuntungan materi melalui produk yang dihasilkan. Jika tidak ada lagi ilmuwan yang mengembangkan ilmu-ilmu fundamental, ilmu pengetahuan dikhawatirkan akan mati, karena yang berkembang hanya riset yang sesuai dengan selera dan kebutuhan pasar, dan bukan riset yang dapat menguak rahasia alam berikut hikmahnya. Keseimbangan dalam dua manfaat ini perlu dijaga setiap saat, bahwa tidak baik jika semua riset harus fundamental, tetapi tidak baik juga jika semua riset hanya yang sesuai keinginan pasar. Secara umum, ilmu pengetahuan menjadi tidak berkembang dikarenakan dua hal, yakni (1) kurangnya keberanian dalam mengusulkan hal baru (dalam hal muamalah, bukan hal baru dalam agama), dan (2) kurangnya membaca-menulis. Kurangnya membaca menyebabkan wawasan kita sempit, sehingga takut mengusulkan hal baru. Ketika kita tidak memiliki keberanian, maka invensi dan inovasi tak bisa didapatkan. Betapa banyak data hasil riset yang bagus, tetapi tak bisa melahirkan ilmu baru karena tidak berani
36
Mata Air
Juli - September 2020
TEKNOLOGI Dr. Eng. Khoirul Anwar, S.T., M.Eng. mengambil kesimpulan dan hikmah. Saat seseorang mempelajari ilmu teknologi telekomunikasi, tidak banyak yang berpikir bahwa ilmu ini adalah sebuah pengetahuan yang dapat membawa pembelajarnya kepada hikmah. Padahal sesungguhnya pada ilmu ini, ada banyak hal yang bisa direnungkan dan membawa kita semakin dekat pada Sang Pencipta. Jika kita punya teknologi yang bagus namun iman kita tidak baik maka tak akan menghasilkan kebaikan yang paripurna, sebaliknya jika iman baik tapi tak menguasai ilmu dan teknologi yang tinggi, maka hal itu menjadikan kita kurang mulia. Generasi Manusia, Telekomunikasi dan Revolusi Industri Setelah Perang Dunia II hingga tahun 1960 generasi manusia disebut sebagai Baby Boomers, lalu dari tahun 60-80an disebut generasi X, selanjutnya dari tahun 80-2000 disebut generasi Y atau milenial. Generasi Alfa adalah generasi yang lahir setelah tahun 2010 hingga saat ini. Seiring perkembangan generasi ini, setiap 10 tahun, teknologi komunikasi pun mengalami pembaharuan. Pada tahun 80-an kita melihat lahirnya teknologi komunikasi analog generasi pertama (1G)-AMPS, pada tahun 90-an hadir generasi ke-2 (2G) GSM, lalu pada tahun 2000-an lahir generasi ke-3 (3G) WCDMA, pada 2010 lahir generasi ke-4 (4G) LTE, tahun 2020 lahir generasi ke-5 (5G) NR, dan in sya Allah pada 2030 akan lahir generasi ke-6 (6G). Di tahun 2040 yang merupakan tahun puncak bonus demografi bagi Indonesia kelak, semoga akan lahir generasi ke-7 (7G) yang menjadikan Indonesia Emas karena pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Teknologi 6G mulai diterapkan pada 2030, namun penelitiannya sudah dimulai sejak 2015. Saat sebuah generasi teknologi terbaru lahir (misalnya 5G), teknologi komunikasi yang lama (misalnya 4G) tidak serta merta berhenti. Dengan
demikian, setiap generasi memiliki puncak perkembangan teknologi yang berbeda, sehingga setiap generasi berbeda mungkin memiliki karakter yang berbeda pula. Inilah mungkin yang harus diteliti oleh peneliti bidang sosial, yaitu tentang apa pengaruh kehebatan perkembangan teknologi telekomunikasi terhadap sifat-sifat tiap generasi manusia tersebut?
Gambar 1. Revolusi Industri
Kurva S pada gbr.1 menunjukkan bahwa satu kali revolusi memerlukan waktu 100 tahun. Kurva ini diawali oleh sebuah penemuan di bidang sains dan teknologi baru, lalu diikuti akselerasi dalam ekonomi. Ketika kurva mulai melandai, menandakan sebuah inovasi baru1 dibutuhkan. Kata kunci setiap revolusi dinyatakan dalam 3M, yaitu Material, Machine, dan Model. Yang dimaksud dengan Model di sini adalah model bisnis, karena setiap revolusi industri memiliki model bisnis berbeda. Pada Revolusi Industri pertama materialnya adalah kain, mesinnya adalah alat tenun, sedangkan model bisnisnya adalah baju. Pada Revolusi Industri kedua materilnya adalah batu bara, mesinnya adalah mesin uap, dan model bisnisnya adalah transportasi. Pada Revolusi Industri ketiga materialnya adalah minyak, baja, dan listrik; mesinnya adalah mobil; model bisnisnya adalah pabrik. Pada Revolusi Industri keempat ini materinya adalah data, mesinnya adalah komputer, server, smartphone, sensor, serta IoT device; model bisnisnya adalah segala sesuatu yang bisa dilakukan di jaringan (networks), misalnya belanja online, taksi online, dan aplikasi online lainnya. Itulah alasan yang menjadi penjelasan bahwa siapa yang memegang data, dialah yang akan menguasai era ini. Suatu hal yang tidak bisa dipungkiri adalah bahwa teknologi menjadi salah satu mesin pertumbuhan ekonomi. Lebih dari 50% induk pertumbuhan ekonomi jangka panjang berasal dari perubahan teknologi.
Konsep Qana’ah Coding Pada Jaringan 5G dan 6G Teknologi 5G yang memiliki target kecepatan 20 gigabit/detik merupakan salah satu milestone pada peradaban dunia. Mainstream 5G di dunia terkonsentrasi pada perkotaan, sementara penerapannya di Indonesia yang akan dilakukan pada sekitar tahun 2022 mencakup wilayah rural pedesaan, bidang transportasi, agrikultural, lalu lintas, pengelolaan wilayah bencana, dan industri. Target pertama teknologi 5G adalah high speed, yang kedua adalah latensi di bawah 1 mili detik, dan target ketiganya adalah massive machine type communication. Standard 5G untuk target 1 telah selesai pada 2019, sedangkan standar target kedua dan ketiga pada 2020. Perbedaan setiap generasi teknologi telekomunikasi terletak pada gelombang dan frekuensinya. Teknologi 2G masih menggunakan gelombang dengan pita sempit atau narrowband, sedangkan 3G dan berikutnya mulai menggunakan pita lebar atau broadband. Teknologi 4G dan 5G menggunakan teknik orthogonal frequency division multiplexing (OFDM), yaitu teknik yang memperbolehkan terjadinya overlapping subcarrier. Saat nilai sebuah subcarrier berada di puncak, nilai subcarrier yang lain berada di titik nol, sehingga keduanya tidak saling menginferensi. Perbedaannya, 5G memiliki lebar subcarrier dan durasi waktu yang bervariasi dibandingkan dengan 4G. Oleh karena itu, 5G menjadi sangat fleksibel untuk berbagai aplikasi dengan kombinasi variasi kecepatan dan variasi delay. Teknolgi 6G bermotto “wireless at the speed of light” (komunikasi nirkabel berkecepatan cahaya), maksudnya adalah bahwa 6G memiliki kecepatan tinggi sekali di atas 1 tera bit per detik (Tbps), yang kemungkinan akan menggunakan gelombang cahaya, karena cahaya memiliki bandwidth yang sangat lebar hingga orde GHz. Jangan sampai terjadi kerancuan pemahaman ketika memahami lebar pita dan gelombang pembawa, karena keduanya sama-sama bersatuan Hz. Dengan perkembangan 5G dan 6G ini teknologi hologram akan sangat dimungkinkan, selain itu tele-operasi oleh dokter dan transportasi prioritas akan dapat dilakukan, misalnya ambulans dapat menjadi prioritas pertama pada transportasi sehingga memungkinkan mobil lain minggir saat ambulans akan datang. Transportasi prioritas ini menggunakan konsep coded random access (CRA) dan Raptor Coding yang merupakan salah Mata Air
Juli - September 2020
37
satu jenis dari Fountain Code yaitu sebuah sistem yang bisa beradaptasi dengan alam karena memiliki kemampuan rateless, yaitu coding rate berubah-ubah sesuai dengan kondisi alam. Jika sebuah transmisi tidak memiliki coding rate berubah di bawah kapasitas kanal, maka transmisi tersebut akan mengalami error. Contoh Fountain Codes ditunjukkan oleh gambar 2 yang menunjukkan bahwa setiap perangkat bisa mengalami kondisi channel berbeda karena berbeda lokasi atau waktu. Jika sebuah perangkat mengalami channel yang buruk, sehingga mengalami error, perangkat terebut harus rela menunggu beberapa saat untuk paket berikutnya sampai hingga dianggap cukup (tidak perlu menunggu seluruhnya), lalu mulai melakukan decoding dan deteksi. Konsep inilah yang disebut qona’ah, yaitu merasa cukup dengan pemberian Allah Subhânahu wa ta’âla. Device merasa cukup dengan paket yang diterima, dan langsung melakukan decoding, tanpa perlu menunggu semua paket diterima. Inilah kehebatan sebuah Rateless Fountain Codes. Ibarat seseorang yang membawa gelas untuk minum dari sebuah pancuran air, maka pancuran tersebut mampu membuat puas siapapun, baik untuk orang yang membawa gelas kecil maupun besar. Sebuah server dengan Fountain codes, mampu memberikan kepuasan atau service terbaik bagi device apapun, sesuai kondisi channel masing-masing.
Gambar 2. Konsep Fountain codes.
Jika ukuran gelas bisa digunakan sebagai durasi transmisi, maka gelas besar melambangkan kanal yang buruk, karena perlu waktu lama untuk bisa terisi sampai penuh, sedangkan gelas kecil melambangkan kanal yang baik, karena cepat terisi penuh. Bagaimana caranya agar apapun ukurannya, gelas bisa terisi penuh? Jawabannya adalah dengan membuat konsep fountain atau rateless, yaitu sebuah teknik yang menjadikan ukuran air yang terpancar beragam menyesuaikan ukuran gelas. Dalam teori coding, ini disebut Fountain Codes yang mampu menyesuaikan ukuran rate sesuai keadaan kapasitas kanal. Karena kesederhaaannya, Fountain codes (atau disebut LT codes) ternyata kadang tidak terlalu
38
Mata Air
Juli - September 2020
kuat, sehingga harus diproteksi lagi dengan coding lain yang disebut precoding misalnya, low density parity check (LDPC) codes atau low density generator matrix (LDGM). Konsep inilah yang kemudian melahirkan jenis coding baru yang disebut Raptor Codes seperti yang ditunjukkan gambar 3. Karya seperti Raptor Codes ini dipakai pada 5G beserta variannya, mungkin akan tetap dipakai pada telekomunikasi masa depan, seperti 6G atau 7G, karena kemampuannya akan dua hal, yaitu beradaptasi dengan kanal dan memastikan keandalan tinggi dengan melindungi bit yang tertinggal, seperti b3 pada gambar 3, untuk tetap terkirimkan.
Gambar 3: Raptor Codes yang dimampukan memastikan setiap bit, termasuk bit b3, terkirimkan.
Jika dua prinsip Fountain dan Raptor Codes ini direnungkan, maka menjadi penjelas tambahan tentang makna hadis Rasulullah tentang pentingnya sifat qana’ah. Dari Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh beruntung orang yang masuk Islam, ia diberi rezeki yang cukup dan diberikan oleh Allah sikap qana’ah (rasa cukup) terhadap pemberianNya” (HR. Tirmidzi). Makna merasa cukup atau qana’ah yang dipakai konsep Fountain Codes (Raptor Codes adalah varian dari Fountain Codes) ini menjadikan sistem telekomunikasi maksimal dalam kondisi apapun. Dalam telekomunikasi, sampai saat ini belum ada sistem yang memberikan hasil maksimal (memaksimalkan rate dan sekaligus mengurangi error), kecuali jika konsep qana’ah tadi dipakai. Dengan konsep qana’ah, saat sebuah receiver merasa cukup dengan parity check yang diterima, ia akan segera melakukan decoding tanpa menunggu seluruh parity check diterima penuh. Pada konsep transmisi konvensional, jika sebuah receiver tidak menerima sinyal, receiver tadi akan mengirimkan negatif acknowledgment (NACK) untuk meminta pengiriman ulang. Dengan sifat qana’ah, receiver tidak akan
meminta pengiriman ulang, tetapi menunggu beberapa saat untuk menerima parity berikutnya, lalu langsung melakukan decoding. Konsep ini akan bermanfaat di masa depan karena setiap receiver tidak perlu meminta pengiriman ulang paket atau parity check yang hilang, karena selain merepotkan transmitter, juga berpotensi menjadikan jaringan overload. Inspirasi Angka dari Al-Baqarah Ayat 261 untuk Konstruksi Raptor-Codes Baru Ketika membaca Q.S. Al-Baqarah ayat 261 yang artinya: “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui”, kita mungkin bertanya tentang maksud angka 1-7-100 dalam ayat ini. Kita yakin bahwa angka ini memiliki maksud tertentu, karena Allah tidak akan menciptakan hal yang siasia atau kebetulan. Semua hal diciptakan selalu dengan maksud tertentu. Gambar 4 menunjukkan proses Raptor Coding bertingkat dengan contoh R1=1/2, dan R2=1/2 yang menghasilkan total R=R1*R2=1/2*1/2=1/4, yaitu proses pengiriman informasi 2 bit [a, b] menggunakan 8 simbol [x1, x2, x3, x4, x5, x6, x7, x8] untuk memenuhi R= 2/8 atau 1/4.
telekomunikasi, yang biasanya dipakai untuk transmisi sinyal dari dan ke luar angkasa. Menurut ilmu telekomunikasi, R=1/700 memiliki nilai Shannon Limit dalam signal to noise power ratio (SNR) sebesar 10*log10 (2(1/7*1/00)-1)=30.04 dB. SNR ini bernilai negatif yang berarti bahwa sinyal masih bisa dideteksi meskipun tingkat kebisingan lebih tinggi dibandingkan dengan kekuatan sinyal. Penulis berharap bahwa sistem ini, jika berhasil dibuat, bisa dipakai untuk telekomunikasi antar-planet. Teori yang masih dalam proses penelitian ini, salah satu hasil awalnya ditunjukkan oleh gambar 5. Jika ternyata ditemukan bahwa nilai 1/7*1/100 ini menunjukkan angka perhitungan terbaik, maka penulis bermaksud mengajukannya sebagai dasar channel coding pada teknologi 6G, terutama untuk aplikasi zero-power communications, yaitu komunikasi yang meskipun dengan power yang hampir nol, tetapi tetap berhasil.
Gambar 5. Kinerja Bit-error-rate (BER) untuk Raptor codes menggunakan Gambar 4. Konstruksi Polar-LT
Ayat ini sangat menarik karena Allah menunjukkan bahwa ada dua level angka yang dipakai sebagai perumpamaan yaitu 1 menjadi 7 dan 1 menjadi 100, sehingga total menjadi 700. Apa kira-kira maksud Allah dengan tidak menjelaskannya secara langsung dari satu menjadi tujuh ratus? Penulis berusaha memahami makna ini dengan menerapkannya dalam ilmu telekomunikasi dengan coding bertingkat dua level, yaitu angka 1 menjadi 7 adalah rate R1=1/7 dan 1 menjadi 100 adalah rate R2=1/100, sehingga rate total menjadi R=R1*R2=1/7*1/100=1/700. Ini adalah nilai rate sangat rendah untuk transmisi
rate R=1/7*1/00=1/700.
Polar Coding bagi 5G dan Hadis Arbain No. 6 Hikmah selanjutnya yang bisa kita dapatkan adalah dari hadis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang menjelaskan tentang makanan halal dan haram. “Dari Abu Abdillah Nu’man bin Basyir r.a. berkata, Aku telah mendengar Rasulullah bersabda: ”Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas. Di antara keduanya ada perkara samar-samar (syubhat) yang tidak diketahui orang banyak. Barang siapa takut terhadap yang syubhat berarti dia telah menyelamatkan agamanya dan kehormatannya” (HR. Imam Bukhari dan Muslim). Mata Air
Juli - September 2020
39
Pada tahun 2009 Erdal Arıkan dari Turki akhirnya menemukan konsep dasar Polar Codes, yang telah ia teliti selama 10 tahun. Beliau mengatakan bahwa kanal yang awalnya samarsamar bisa dipolarisasi menjadi hitam sekali (buruk sekali) dan jernih sekali (baik sekali). Terlebih lagi, proses polarisasi pada Polar codes ini hanya menggunakan operasi sederhana, yaitu kombinari XOR, yang kompleksitasnya sangat rendah sehingga bisa dipakai untuk banyak aplikasi.2 Gambar 6 menunjukkan proses XOR dan polarisasi Polar Codes 8 bit yang berhasil mengubah kapasitas dari I(W)=0.5 menjadi I(W)=0.0039 (buruk sekali, mendekati nol) dan I(W)=0.9961 (baik sekali, mendekati satu). Sedangkan informasi diletakkan pada kanal yang baik-baik saja, misalnya I(W)={0.9961, 0.8789, 0.8086, 0.6836}.
Gambar 6. Proses polarisasi Polar Coding menurut E.ArIkan
Prinsip meletakkan informasi pada kanal yang baik-baik saja, yaitu I(W)={0.9961, 0.8789, 0.8086, 0.6836}, menunjukkan bahwa apa yang kita kerjakan dan makan harus sedemikian rupa sehingga hanya melalui dan menghasilkan hal-hal yang halal saja. Gambar 6 menunjukkan bahwa halal bernilai mendekati 0.9961 dengan ranking 1. Kanal ranking menunjukkan urutan pemakaian kanal. Kanal rangking 2, 3, 4 baru dipakai jika data 2, 3, 4 harus dikirimkan. Jika tidak, maka proses pengiriman cukup memakai kanal terbaik. Setelah diuji, Polar Codes ternyata menjadi satusatunya coding saat ini yang bisa mencapai Shannon limit secara teori. Coding lainnya sulit dibuktikan secara teori, baru dibuktikan secara eksperimen yang hasilnya mendekati (bukan mencapai) Shannon limit.
40
Mata Air
Juli - September 2020
Penelusuran atas beberapa perenungan ini membawa kita pada kebenaran bahwa “memikirkan tanda-tanda kebesaran Allah, baik ketika duduk maupun berdiri” sembari memperbanyak studi ayat-ayat Al-Qur’an dan hadis Rasulullah dapat mengarahkan kita pada penemuan (invensi) serta rekacipta (inovasi) dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan. Maka tak heran jika dalam kitab tafsir Al-Lama’at dikatakan bahwa semua Sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bahkan dalam hal yang sederhana sekalipun, berposisi seperti kompas yang menunjukkan arah laju kapal. Semuanya seperti kunci penerang yang menerangi jalanjalan gelap tak terhingga banyaknya.4 Terkait kontribusi dalam ilmu pengetahuan, prinsip amal jariyah tak boleh dilupakan. Amal jariyah sangat penting karena umur manusia sangat pendek. Jika kita meninggal, maka seluruh amalan akan terhenti. Kita tidak lagi mendapat pahala dari salat 5 waktu, karena sudah tidak bisa salat. Kita sudah tidak bisa mendapatkan pahala tilawah Al-Quran karena sudah tidak bisa lagi membaca Al-Qur’an. Cara terbaik untuk beramal yang sehingga seolah-olah kita memiliki umur panjang adalah dengan melakukan amal jariyah, karena pahalanya yang terus mengalir meskipun kita telah meninggal dunia. Salah satu amal jariyah terbaik adalah dengan berkontribusi besar pada penemuan teknologi yang bermanfaat bagi umat manusia. Sepanjang umat manusia menggunakannya, maka pahala terus mengalir seperti seolah kita masih hidup. Maka sangat penting untuk menggiatkan diri mempelajari ayat-ayat Allah dan Sunnah Rasulullah, sembari tekun melakukan penemuan dan pengembangan ilmu pengetahuan agar menjadi amal jariyah, karena semangat ini dapat menjadi energi besar yang mengantarkan seorang ilmuwan tak hanya tenar di bumi namun semoga juga tenar di antara penghuni langit. Dr. Eng. Khoirul Anwar adalah dosen tetap di Telkom University, Bandung dan Direktur di The University Center of Excellence for Advanced Intelligent Communications (AICOMS). Beliau dikenal sebagai pemilik paten teknologi broadband yang menjadi standard internasional ITU, baik untuk sistem teresterial (di bumi) maupun satelit (di luar angkasa). Patennya tentang double FFT juga menjadi konsep dasar pada teknologi uplink 4G LTE dan 5G NR. Referensi: 1. Malcolm Frank, Paul Roehrig and Ben Pring. What to do when machine do everything, Wiley, 2017 2. E.Arıkan. Systematic Polar Coding, IEEE Comm. Letters-Computer Science, 2011 3. Larry Hardesty. Explained: The Shannon limit, MIT News Office, January 19, 2010 4. Badiuzzaman Said Nursi. Al-Lamaat: Membumikan Inspirasi Ilahi, Risalah Nur Press, 2014
&
CAHAYA MATAHARI
ASTRONOMI Prof. Dr. Zaghlul El-Najjar
S
inar merupakan partikel yang terlihat dari kekuatan elektromagnet (listrik/ magnet) yang terdiri dari rantai-rantai saling terhubung dari gelombang foton, dan tak memiliki perbedaan antara satu sama lain melainkan dalam hal panjang gelombang dan tingkat frekuensinya. Sedangkan foton adalah partikel dasar atau kuantum radiasi elektromagnet. Gelombang spektrum elektromagnet memiliki variasi panjang gelombang yang berbeda. Ada sinar gamma, partikel berjuta-juta dari partikel meter bila dilihat dari segi pendeknya, serta gelombang radio dengan sejumlah kilometer bila dilihat dari segi panjangnya (radio atau gelombang nirkabel). Di antara dua batas ini terdapat sejumlah gelombang yang muncul sesuai pertambahan gelombang dari pendek ke panjangnya: sinar-x, sinar ultraviolet, cahaya yang tampak, dan juga radiasi inframerah. Mata manusia tak mampu menangkap gelombang-gelombang ini kecuali cahaya yang tampak saja, yang tingginya antara 4000-7000 angstrom (satu angstrom (Å) setara dengan 10-10 meter). Panjang gelombang berbanding terbalik dengan frekuensinya (yakni banyaknya gelombang dalam satu detiknya). Hasil dari perkalian dua kuantitas ini setara dengan kecepatan cahaya (sekitar 300,000 km/detik). Gelombang cahaya terlihat lebih cepat satu juta kali lipat daripada gelombang radio. Dengan demikian, panjang gelombangnya lebih pendek satu juta kali lipat daripada panjang gelombang radio.
Cahaya Putih dan Spektrum Cahaya putih merupakan percampuran antara gelombang dengan panjang gelombang tertentu yang berbeda-beda serta bercampur satu sama lain. Kita mungkin bisa menganalisisnya dengan cara melewatkannya pada sebuah prisma atau benda penganalisis spektrum lainnya. Kini kita dapat berkenalan dengan tujuh macam gelombang tersebut (yang sering kita kenal sebagai mejikuhibiniu: merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu). Spektrum yang memiliki panjang gelombang paling pendek adalah ungu (panjang gelombangnya mendekati 4000 angstrom), sedangkan yang paling panjang adalah spektrum merah (panjang gelombangnya mencapai 7000 angstrom). Di antara ungu dan merah, terdapat warna jingga, kuning, hijau, biru, dan warna-warna lain di antara tujuh warna tersebut yang berjenjang dari segi gradasinya. Mata manusia tak mampu membedakan warnawarna ini, kecuali tujuh warna tadi. Cahaya dan Struktur Matahari Energi Matahari berasal dari aktivitas penggabungan atom yang terjadi akibat penyatuan empat atom inti hidrogen untuk menghasilkan inti satu atom helium. Perbedaan massa dari kumpulan massa empat atom inti hidrogen dengan massa atom helium memunculkan energi (setara dengan 0,0282 satuan massa atom pada setiap interaksinya). Energi yang muncul dari aktivitas tersebut secara garis besar berbentuk sinar gamma (sekitar 96%) Mata Air
Juli - September 2020
41
Spektrum Elektromagnetik
dan sebagian kecil dalam bentuk neutrino (dalam batas 4%). Lalu secepatnya sinar gamma itu akan berubah menjadi panas ketika neutrino lepas, dan pada saat itu juga ia akan menghilang. Penelitian tentang Matahari mengisyaratkan bahwasanya bintang kecil ini telah mulai menyusun unsur kimiawinya yang kebanyakan berasal dari hidrogen (sekitar 90%) dan helium (9%) bersama dengan unsur-unsur kecil lain seperti karbon, nitrogen, dan juga oksigen (1%). Aktivitas penggabungan atom dalam inti Matahari merupakan hal yang sangat rumit. Hasil dari aktivitas ini adalah meningkatnya persentase helium pada inti Matahari dari 9% menjadi sekitar 30%, dan produksi energi Matahari direpresentasikan dalam bentuk spektrum elektromagnet yang membekali Bumi dan planetplanet lain di Sistem Tata Surya dengan energi yang mereka butuhkan. Spektrum yang terlihat dari gabungan spektrum energi elektromagnet yang muncul dari Matahari adalah apa yang kita kenal sebagai cahaya Matahari. Dengan begitu, cahaya berarti sebuah aliran foton yang muncul dari benda yang berkobar, panas, menyala, baik karena aktivitas penggabungan atom sebagaimana yang terjadi pada inti Matahari dan di dalam inti bintang langit lainnya, atau yang berasal dari benda yang mengeksitasi elektron dalam proses pemanasan listrik atau termal. Elektron lalu akan meloncat dari level energi tinggi menuju level yang lebih rendah. Perbedaan dari kedua level ini adalah jumlah energi yang terpancar darinya (quantum energy) dalam bentuk cahaya dan panas. Frekuensi gelombang cahaya yang muncul akan setara dengan kecepatan gerakan muatan yang berosilasi antara level atom yang berbeda, seperti elektron. Dengan demikian, sumber-sumber sinar adalah benda yang memiliki banyak kumpulan partikel elementer seperti elektron dan bahan
42
Mata Air
Juli - September 2020
penyusun utama materi lainnya yang terpengaruh melalui peningkatan suhu panas. Sumber cahaya terpenting menurut para ahli geologi adalah Matahari dan bahan bakarnya yang merupakan aktivitas penggabungan atom. Lampu listrik menghasilkan cahaya melalui pemanasan kabel dari tambang radiasi. Ketika suhu panas meningkat, maka jumlah cahaya yang beradiasi akan semakin tinggi dan rata-rata frekuensi gelombangnya pun meningkat. Dengan cara yang sama, lampu minyak terbakar oleh percikan apinya melalui minyak yang terbakar (seperti minyak zaitun), minyak tanah atau alkohol, sehingga memancar melalui frekuensi yang diserapnya. Ketika suhu panas meningkat, maka meningkat pula energi pancaran cahayanya. Hal ini dikarenakan bertambahnya jumlah cahaya yang bersumber darinya dan meningkatnya ratarata frekuensinya. Jadi, ketika sebuah benda dipanaskan, ia akan memancarkan kadar energi sesuai energi yang diserapnya dengan ketinggian suhu panas melalui perantara yang tersedia. Sifat visual suatu benda berbeda-beda sesuai tingkat kepanasannya. Hal itu dikarenakan getaran foton atau elektron menjadi sempurna sehingga menjalin ikatan besar pada gelombang spektrum elektromagnet satu sama lainnya, misalnya pada gelombang cahaya yang terlihat, sehingga berakibat pada munculnya penampakan tak terduga. Hal ini karena gelombang elektromagnet berhubungan erat dengan sumber dan juga reagennya. Ketika cahaya Matahari melewati lapisan Bumi melalui ozon, maka akan berpotensi mengalami berbagai aktivitas penyerapan, penyebaran, refleksi semua tebaran debu, tetesan kecil air dan uapnya, serta partikel-partikel udara yang ada dengan fokus yang relatif tinggi pada lapisan ozon tersebut. Setelah itu ia akan muncul dengan warna putih cemerlang yang membedakan waktu siang. Sinar Bulan Cahaya Matahari berpotensi mengalami berbagai aktivitas penyebaran dan pantulan ketika jatuh pada permukaan Bulan yang terlapisi oleh berbagai lapisan kaca tipis yang muncul akibat adanya tabrakan meteorit pada permukaannya, dan fusi parsial pada batu permukaan bulan karena
aktivitas tabrakan tersebut. Bulan dan planetplanet lain dalam Sistem Tata Surya merupakan benda buram yang tak memiliki cahaya, tetapi dapat dilihat dengan kemampuan mereka memantulkan cahaya Matahari, sehingga mereka pun tampak bersinar. Inilah yang membedakan antara cahaya Matahari dan sinar Bulan. Sinar Bulan muncul dari sebaran cahaya Matahari pada permukaannya melalui kekuatan yang diupayakan medan elektromagnet pada muatan listrik yang tercakup oleh semua gambar benda. Medan elektromagnet yang berosilasi pada cahaya Matahari yang jatuh akan menyebabkan energi perputaran tekanan pada muatan elektron yang menjadikannya berdiri secara konsisten bersama dengan frekuensi gelombang spektrum putih. Secara ilmiah ditetapkan bahwa muatan osilasi memancarkan cahaya ke seluruh penjuru arah –kecuali ke arah gerakannya– membenarkan aktivitas penyebaran cahaya, sebuah aktivitas yang bergantung pada jumlah, ukuran, struktur, bentuk, arah, interaksi seluruh partikel yang berdiri laksana aktivitas penyebaran satu sama lainnya, dan juga sifat panas serta dinamis pada bagian tengahnya yang menyebar ke dalam. Sebagaimana diketahui bahwa frekuensi cahaya jatuh setara dengan frekuensi pendar yang jatuh dekat di antara benang spektrum berbeda disebabkan gerakan benda yang menyebarkan cahaya jatuh kepadanya. Oleh karenanya, akan tiba benang spektrum pendar yang tersebar dengan bentuk yang lebih lemah daripada benang spektrum pendar yang jatuh dari cahaya Matahari.
۟ ضی َۤاء َو ۡٱل َق َم َر نُورا َو َق َّد َر ُۥه َم َناز َل لِ َتعۡ لَم َّ ﴿ه َو ٱلَّ ِذی َج َع َل ُ ُوا عَ َد َد َ ۡٱلشم ِ س ِ ۡ ۡ ۡ ُ َّ اب َما َخلَ َق ﴾ َصل ٱلـَٔایَـٰ ِت لِ َق ۡوم َیعۡ لَ ُمون ِّ ٱللُ َذ ٰ لِ َك إِ َّل ِبٱل َح ۚ ِّق یُ َف َ ۚ ٱلسِّ ِنینَ َوٱل ِح َس
‘’Dialah yang menjadikan Matahari bersinar dan Bulan bercahaya, dan Dialah yang menetapkan tempat-tempat orbitnya agar kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan benar. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaranNya) kepada orang-orang yang mengetahui.’’ (QS. Yunus [10]: 5) Di ayat lain Allah berfirman: ْ َ ً َ ﴿أَلَ ْم َت َروْ ا َكي يه َّن نُورً ا ٍ ْف َخلَ َق هللاُ َسب َْع َس َم َو ِ ات ِطبَاقا * َو َج َعل ال َق َم َر ِف َّ َ ﴾ْس ِس َراجً ا َ َو َج َعل الشم ‘’Tidakkah kauperhatikan bagaimana Allah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis? Dan menjadikan Bulan di dalamnya sebagai sinar dan Matahari sebagai cahaya?.’’ (QS. Nuh [71]: 15-16) Allah berfirman: ﴾َار َك الَّ ِذي َج َع َل ِفي السَّ َما ِء بُرُ وجً ا َو َج َع َل ِفي َها ِس َراجً ا َو َق َمرً ا ُم ِنيرً ا َ ﴿ َتب ‘’Mahasuci Allah yang menjadikan di langit gugusan bintang-bintang dan Dia juga menjadikan padanya Matahari serta Bulan yang bersinar.’’ (QS. Al-Furqan [25]: 61) Allah juga menyebutkan lawan dari kata gelap adalah sinar bukan cahaya di dalam banyak ayat, seperti ayat berikut,
َ ات َو ْا ُّ ض َو َج َع َل ْ َ ْألر َور ثُ َّم الَّ ِذين َ ات َوال ُّن ِ الظلُ َم ِ ﴿ال َح ْم ُد ِلِ الَّ ِذي َخلَ َق السَّ َما َو ُ ﴾ ََك َفرُ وا ِب َرب ِِّه ْم َي ْع ِدلون ‘’Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan langit dan Bumi, dan menjadikan gelap dan terang, namun demikian orang-orang kafir Pernyataan Al-Qur’an masih mempersekutukan Tuhan mereka dengan Berangkat dari hakikat ilmiah tersebut, sesuatu.’’ (QS. Al-An’am [6]: 1) yang membedakan antara cahaya yang keluar Dan Allah juga menyifati Matahari bahwasanya dari benda bercahaya dan yang berbinar dari ia ‘’terang benderang’’, sumbernya sendiri dalam suhu panas tinggi –yang ﴾﴿ َو َج َع ْل َنا ِس َراجً ا َو َّهاجً ا mencapai jutaan derajat celcius sebagaimana keadaan inti Matahari– dengan sinar yang ‘’Dan Kami jadikan pelita yang terang-benderang memantul dari benda dingin yang menerima (Matahari).’’ (QS. An-Naba’ [78]: 13) Ketika Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa binar cahaya tersebut sehingga memantulkan sinar, maka Al-Qur’an pun memfokuskan sallam disifati dengan ‘’siraj’’ (bercahaya dengan pembahasannya pada pembedaan yang amat cahaya yang bersumber dari dirinya sendiri) teliti antara cahaya Matahari dengan sinar Bulan. ditambah dengan sifat lain berupa ‘’munir’’ Matahari sebagai lampu dan bulan sebagai (memancarkan cahaya ke sekelilingnya), Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, pendarnya. Allah berfirman: Mata Air
Juli - September 2020
43
َ ﴿يَا أَ ُّي َها النَّب ُّي إنَّا أَرْ َس ْل َن َاعيًا إِلَى هللاِ ِبإِ ْذ ِن ِه ِ اه ًدا َو ُمب َِّشرً ا َو َن ِذيرً ا * َود ِ اك َش ِ ِ ﴾َو ِس َراجً ا ُم ِنيرً ا ‘’Wahai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu menjadi saksi, pembawa kabar gembira, pemberi peringatan, dan menjadi penyeru kepada (agama) Allah dengan izin-Nya dan sebagai cahaya yang menerangi.’’ (QS. Al-Ahzab [33]: 45-46) Ketika Allah menyifati api dengan sinar, Ia juga menyifati percikan yang keluar darinya dengan cahaya. Allah berfirman: َ َ ُ ُ َ َ﴿ َم َثلُ ُه ْم َك َم َث ِل الَّ ِذي اسْ َتوْ َق َد َنارً ا َفلَمَّا أ ور ِه ْم ِ ضا َء ْت َما َحوْ ل ُه ذهَ َب هللا ِبن َ ﴾ َْصرُ ون ٍ َو َت َر َك ُه ْم ِفي ُظلُ َم ِ ات ال ُيب ‘’Perumpamaan mereka seperti orang-orang yang menyalakan api, setelah menerangi sekelilingnya, Allah melenyapkan cahaya (yang menyinari) mereka dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat.’’ (QS. Al-Baqarah [2]: 17) Allah menyifati binar yang keluar dari kilat dengan cahaya, ُ ﴿ي ََكا ُد ْالبَرْ ُق ي َْخ َط َ َار ُه ْم ُكلَّ َما أ ضا َء لَ ُه ْم َم َشوْ ا ِفي ِه َوإِ َذا أَ ْظلَ َم عَ لَي ِْه ْم َ ْص َ ف أَب ﴾َقامُوا
‘’Hampir saja kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali (kilat itu) menyinari, mereka berjalan di bawah (sinar) itu, dan apabila gelap menerpa, mereka berhenti’’. (QS. Al-Baqarah [2]: 20) Allah juga menyifati minyak bahwasanya ia bersinar, dan menyifati percik binar yang keluar darinya dengan cahaya, َ ات َو ُ ُ َ ِ ْاألر ُصبَاح ْ صبَاحٌ ْال ِم ْ ور ِه َك ِم ْش َكا ٍة ِفي َها ِم ِ ﴿هللاُ نُورُ السَّ َما َو ِ ض َمثل ن َ ُ َ اجة َكأنَّ َها َكوْ َك ٌب ُدرِّ يٌّ ي ُّ اج ٍة َار َك ٍة َزيْتُو َن ٍة َ ُوق ُد ِم ْن َش َج َر ٍة ُمب َ الز َج َ ِفي ُز َج َُضي ُء َولَوْ لَ ْم َتم َْسسْ ُه َنارٌ نُورٌ عَ ل ُ َ َ َ ُ َ َ ُ َّي ب غ ور ن ى ي ا ه ْت ي ز د ا َك ي ة ال و ْر ٍ ِ َ ال َشرْ ِقيَّ ٍة ِ َ ٍ َ ِّ ُ ُ ُ َ َ ُ ْ ور ِه َم ْن ي ََشا ُء َوي ﴾اس َوهللا ِب ُكل َش ْي ٍء عَ لِي ٌم ِ ََّض ِر ُب هللا األمْثال لِلن ِ َي ْه ِدي هللا لِن ‘’Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan Bumi. Perumpamaan cahaya-Nya seperti sebuah lubang yang tidak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam tabung kaca, (dan) tabung kaca itu bagaikan bintang yang berkilauan, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkahi, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di timur dan tidak pula di barat, yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh oleh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah memberi petunjuk kepada cahaya-Nya bagi orang yang Dia kehendaki, dan
44
Mata Air
Juli - September 2020
Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.’’ (QS. An-Nur [24]: 35) Allah juga berfirman tentang sirnanya Matahari pada waktu petang melalui ayat berikut, ُ ِ﴿ق ْل أَ َرأَيْتُ ْم إِ ْن َج َع َل هللاُ عَ لَي ُْك ُم اللَّي َْل َسرْ َم ًدا إِلَى يَوْ ِم ْال ِقيَا َم ِة َم ْن إِلَ ٌه َغيْرُ هللا ْ ُ يَأ ِت َ ضيَا ٍء أَ َف ﴾ َال َتسْ َم ُعون ِ يك ْم ِب ‘’Katakanlah (Muhammad), ‘Bagaimana pendapatmu jika Allah menjadikan untukmu malam terus-menerus sampai Hari Kiamat. Siapakah tuhan selain Allah yang akan mendatangkan sinar terang kepadamu? Tidakkah kamu mendengar?” (QS. Al-Qashahs [28]: 71) Ketelitian mengagumkan dalam membedakan antara binar yang keluar dari sesuatu yang bercahaya dari sumbernya sendiri dan binar yang keluar dari sesuatu yang gelap, serta pancaran cahayanya pada permukaannya itu tak mungkin bersumber dari hal lain melainkan dari Allah semata, Yang Mahapencipta. Pembedaan yang teliti ini tak diketahui oleh para ilmuwan melainkan baru-baru ini saja, yakni dua abad yang lalu. Bahkan, masih banyak orang di masa ini yang belum menyadarinya pula. Allah Zat Mahasuci yang menurunkan Al-Qur’an dengan ilmu-Nya kepada Nabi penutup, Rasulullah Muhammad, berjanji akan menjaganya dan telah menjaganya selama 14 abad lebih dengan bahasa yang sama (Bahasa Arab) sejak diturunkan tanpa adanya tambahan maupun pengurangan satu huruf pun. Allah melestarikan kilau cahaya hakikat semesta dan sunatullah di dalamnya sebagai bukti atas kebenarannya, serta dalil bagi manusia zaman ini dan zaman setelahnya hingga akhir zaman. Maka, renungkan dan ambillah pelajaran, wahai orang-orang yang berakal! Puji Allah atas kenikmatan Islam yang diberikan, kenikmatan Al-Qur’an, serta pengutusan Nabi Muhammad sebagai saksi, pemberi kabar gembira dan berita peringatan serta penyeru kepada agama Allah atas izin-Nya yang penuh dengan cahaya yang memancar ke sekelilingnya. Semoga Allah senantiasa mencurahkan selawat, salam, dan berkah kepada Rasulullah, para Sahabat, dan juga orang-orang yang mengikuti petunjuk dan mengikuti seruannya hingga Hari Akhir kelak. Penulis adalah seorang Ilmuwan di bidang Geologi dan aktif menulis di berbagai media di Mesir
NEGARA T
ak dipungkiri bahwa setiap negara memiliki dasar-dasar dan fondasi yang membentuknya, seperti rakyat, pemimpin, aparat pemerintahan, juga batas wilayah. Sebuah negara takkan mampu berdiri tegak melainkan jika setiap komponennya (terutama rakyat dan pemimpin) menjalankan kewajibannya masing-masing. Setiap negara pasti memiliki badan pertahanan, badan keamanan, perangkat transportasi, satuan pertolongan dan perbaikan, pembangkit listrik, juga aparat pemerintahan yang mendapatkan informasi dan mengeluarkan perintah tertentu. Lalu apa pendapat Kalian, wahai manusia, jika kunyatakan bahwa semua komponen sebuah negara juga ada pada tubuhmu, dan bahwasanya tubuh manusia adalah sebuah negara yang sangat mandiri? Pusat pemerintahanmu, berada dalam otak, otak kecil, dan juga sumsum tulang belakang. Sedangkan kementrian dan penasihatnya berada pada sistem pencernaan yang bertugas mengubah makanan menjadi cairan mudah dicerna sehingga berubah menjadi energi yang membantu organ tubuh dan selnya bekerja. Transportasi kabel dan listrik adalah sistem sarafmu. Ia berjalan menuju otak dengan segala perangkat dan individu berupa sel agar dapat mengeluarkan perintah dan instruksi. Ia juga bertugas sebagai transportasi yang mengangkut dan menyebarkan makanan serta pasokan ke seluruh perangkat sel. Tentunya, semua proses itu berjalan melalui perantara darah. Para petugas kebersihanmu adalah saluran kemih yang bertugas membersihkan tubuh dari
ETNOBIOLOGI Dr. Muhammad Saqa ‘Id
berbagai sampah. Sedangkan telinga, mata, kulit, dan indra perasa bertugas sebagai perangkat pengintai dan badan intelijen. Selanjutnya ada juga kulit yang menjadi teritori wilayah bagi tubuhmu. Nah, mari kita simak lebih lanjut penjabaran singkat tentang masing-masing bagian tubuhmu dan tugas mereka. Pusat Pemerintahan Bagian ini terdapat pada otak, otak kecil, dan sumsum tulang belakang. Mereka mendapatkan informasi terkait bawahannya segera setelah suatu peristiwa terjadi. Mereka mengeluarkan perintah dan instruksi guna menghadapi peristiwa tersebut. Lalu perangkat-perangkat khusus akan bergerak menjalankan perintah itu dan masingmasing dari mereka akan bergerak sesuai tugas yang didapatkannya. Pusat pemerintahan ini berlindung dalam sebuah tengkorak yang kuat dan padat. Ia terhubung dengan semua perangkat tubuh melalui benang kecil nan tipis berbentuk dua helai benang yang saling berhadapan dan tersebar di seluruh tubuhmu. Salah satu benang itu membawa isyarat ke otak sementara yang lainnya akan membawanya dari otak (yang mengoordinasikan pekerjaan perangkat) serta memimpinnya. Proses itu terjadi melalui benang yang disebut “saraf”. Rakyat negara tubuh tersebut adalah sel-sel yang jumlahnya mencapai 300 ribu juta. Mengurus, memenuhi kebutuhan, serta melindungi rakyat yang berjumlah fantastis itu bukanlah perkara mudah. Oleh karena banyaknya jumlah divisi yang ada, maka sel-sel ini pun dikelompokan.
Mata Air
Juli - September 2020
45
Setiap kelompok akan mengurus divisinya masing-masing. Di antara mereka ada yang mengurus divisi pergerakan, divisi penglihatan, pendengaran, pemegangan, dan penciuman. Ada juga yang mengurus perkara agitasi. Kelompok lain ada yang menanggung tugas menghubungan pengalaman dengan pengalaman, kesan dengan kesan lalu menyimpannya ke dalam memori untuk kemudian dikembalikan lagi saat dibutuhkan. Kementerian Penyimpanan Logistik Di antara spesialisasi kementerian yang berupa sistem pencernaan ini adalah mengurus pengolahan makanan, pengubahannya menjadi bahan cair yang mudah ditelan, lalu pemindahannya ke sisi lain tubuh untuk selanjutnya didistribusikan pada sel-sel tubuh dan perangkat lainnya. Lambung akan mengeluarkan cairan pencernaan dan mengurai makanan hingga meleleh, lalu mengosongkannya dari lambung agar dapat mengeluarkan cairan-cairan pencernaan lain yang menyempurnakan proses pencernaan dan mengubahnya menjadi cairan susu yang mudah ditelan. Bulu-bulu tipis akan mengisapnya secara bergiliran dan menyerahkan giliran selanjutnya pada bulu-bulu darah agar disebarkan ke perangkat tubuh dan sel-selnya. Setiap sel hanya akan makan yang dibutuhkannya dan meninggalkan sisa bagi yang lainnya. Pada saat yang sama sampah yang ada akan dibuang agar dibawa menuju perangkat pembuangan, bisa berupa air seni, keringat, hembusan napas, maupun kotoran. Perangkat Pengintai Mata : Di bagian depan mata terdapat sebuah lensa yang di dalamnya terdapat bulatan kecil bernama ‘’pupil’’. Pupil bertugas mengatur cahaya yang keluar dari bagian luar mata, lalu mengangkutnya menuju ke fokus yang berada di belakang mata. Cahaya ini lalu diterjemahkan dalam saraf penglihatan menjadi sebuah gambar yang dengannya tubuh dapat memahami benda apa yang tengah berada di sekitarnya. Telinga : Telinga bagian luar menangkap getaran gelombang suara yang memecah udara dan memindahkannya ke telinga bagian dalam.
46
Mata Air
Juli - September 2020
Saat gelombang telah sampai ke telinga bagian dalam, maka ia akan berubah menjadi rangsangan sel yang melambung menuju bagian tertentu otak dan menerjemahkannya menjadi suara atau pun nada. Perangkat Pengangkut Perangkat ini berupa darah yang bertugas mengangkut zat-zat makanan menuju seluruh selsel tubuh. Di antara komponen terpenting yang akan kita bahas di sini antara lain: a. Sel darah merah yang berjumlah miliaran : Dalam satu milimeter kubik saja, rata-rata terdiri dari 5 juta sel darah merah. Ia merupakan sel mikroskopik yang tidak dapat dilihat melainkan dengan bantuan mikroskop. Diameternya mencapai 7 per 1000 mm. Dan ketebalannya sekitar 2 per 1000 mm. Allah telah menganugerahkan sel-sel ini keistimewaan fleksibilitas sehingga menjadikannya dapat masuk ke pembuluh kapiler terkecil sekalipun. Jumlah putaran sel menakjubkan ini mencapai 1500 putaran setiap harinya di dalam tubuh dan melakukan perjalanan sepanjang 1150 km selama hidupnya yang hanya berumur 120 hari saja. Begitulah, tak Ia tinggalkan sebuah perangkat, sel, maupun serat melainkan dibekalinya dengan oksigen memadai. Jumlah sel darah merah senantiasa berubah seiring waktu. Pada awal hari rendah, di akhir hari ia akan bertambah, dan akan kian bertambah saat dilakukan olahraga yang keras. Tugas sel darah merah adalah membawa makanan dari saluran pencernaan dan membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh sel tubuh. b. Pabrik dengan banyak pusat : Sumsum tulang dianggap sebagai pabrik besar yang membekali tubuh dengan sel darah merah yang umurnya mencapai 120 hari saja. Maka, dalam kurun waktu 120 hari akan selalu ada pergantian silih berganti dalam darah. Sedangkan jumlah sel darah merah yang memperbaharui diri dalam satu hari mencapai 240 miliar, atau dengan kata lain jumlah sel darah merah yang memperbaharui diri dalam kurun 120 hari setara dengan 120 x 240 = 28.800 miliar sel darah merah dalam keseluruhan darah. Kekuatan produksi besar sumsum tulang merah ini merupakan kekuatan biasa pada
kondisi biasa. Namun tubuh akan mengalami sebuah kondisi tidak biasa yang dibutuhkannya untuk melemahkan kekuatan ini. Sumsum diberikan kekuatan mencapai 6-7 kali lipat kekuatan biasanya sebelum tubuh akan menderita anemia (kekurangan darah) yang berakibat kurangnya jumlah eritrosit (sel darah merah yang mengandung hemoglobin). Oleh karena itu, kekuatan maksimum sumsum pada kondisi darurat adalah 240 miliar x 7 = 1.680 miliar eritrosit. Eritrosit berlebih akan disimpan di limpa yang bertugas sebagai pusat penyimpanan atau gudang yang mengeluarkan selsel dalam gelombang darah sesuai kebutuhan. Sebagaimana ia juga bertugas untuk mengumpulkan makanan sel-sel itu setelah kematiannya. Kita harus membicarakan tentang bilangan-bilangan miliaran ini seraya bertanya: ‘’Logiskah bila kita mengatakan bahwa ciptaan dan takaran itu adalah hasil dari sebuah aktivitas kebetulan semata?‘’ Perangkat Pertahanan atau Polisi Darah Perangkat ini berupa sel darah putih yang tak memiliki warna. Dia bergerak dalam darah dengan kekuatannya sendiri, yang berarti bergerak dengan gerakan darah atau kebalikannya. Ia senantiasa berada dalam keadaan siap siaga. Jumlah sel darah putih pada manusia dewasa biasa mencapai 4-10 ribu sel darah. Beberapa orang menamainya ‘’polisi darah’’, karena ia bertugas mengejar-ngejar para pelanggar aturan. Tubuh manusia mengandalkannya untuk menyumbat lubang pada saat darah mengalir keluar. Ketika sebuah mikroba datang dan menyerang tubuh, maka dia akan segera muncul untuk mengepung dan menyerangnya hingga mati. Dengan demikian, jika sebuah lubang pada tubuh terbuka, maka lapisan-lapisan yang
menempel pada darah sekitar lubang akan segera membeku atau menggumpal dan menjadi benteng penghalang agar tidak terjadi kebocoran darah ke luar tubuh. Para ilmuwan masih belum dapat mengidentifikasi umur sel darah ini hingga sekarang. Dia ibarat pasukan. Pasukan secara umum tidaklah berumur panjang dan akan tiba ajalnya saat terjadi peperangan demi menjaga tubuh kita agar tetap sehat. Sel darah putih tidak hanya bertarung melawan mikroba saja, namun padanya juga bergantung sebuah pekerjaan yang sangat penting, yakni mengurusi sel-sel yang telah dikonsumsi dan rusak. Ia senantiasa berdiri dalam jaringan tubuh dengan melakukan pembongkaran dan pembersihan tempat, guna memperluasnya dan membangun sel-sel yang baru bagi tubuh.
Semua komponen sebuah negara juga ada pada tubuhmu, dan bahwasanya tubuh manusia adalah sebuah negara yang sangat mandiri
Sistem Imun dan Kata Sandi Sistem imun memiliki kekuatan mengagumkan yang mampu membedakan antara kawan dan lawan. Di saat anggota tubuh lain tidak melawan, kita dapat melihat sistem imun melawan benda asing tersebut, seberapa pun ukurannya, saat masuk ke dalam daerah kekuasaan sistem imun yang amat ketat. Rahasia tersebut tersimpan pada sandi atau sidik gen yang terdapat pada pembentukan setiap sel tubuh, serta yang menuntut sistem imun untuk mengeluarkannya saat aktivitas dan penyerangannya terjadi. Ketika sel atau organ tersebut berhasil mengeluarkan kekuatan atau identitas aslinya, maka sistem imun akan meninggalkan dan membebaskannya. Namun jika organ atau sel tersebut gagal memasukkan
Mata Air
Juli - September 2020
47
kata sandinya, maka sistem imun akan memperlakukannya s e b a g a i m u s u h dan menyerangnya, sehingga menyebabkan bahaya berlipat ganda dalam tubuh yang dapat menyebabkan kematian. Dalam tubuh manusia terdapat 3 lapis pertahanan. Lapis pertahanan pertama terdapat pada kulit dan sekresinya yang berguna melawan jamur, dan air mata yang terdiri dari garam yang mampu melawan mikroba, yang dianggap sebagai kekuatan dari perangkat ini. Lapis pertahanan kedua terdapat pada sel getah bening yang bekerja pada jam siaga dan aktif, seakanakan pihak berwajib yang menjaga tubuh melalui penetrasi kuman pada benang pertahanan pertama. Lapis pertahanan ketiga adalah berupa jenis sel darah merah (sel kombatan). Produksinya akan sempurna dengan sangat cepat setelah ia mendapatkan pengetahuan yang tepat terkait jenis musuh yang tidak dapat ditaklukkan oleh lapis pertahanan sebelumnya agar mampu ia kalahkan. Sepertinya sistem imun pada manusia menyerupai sebuah pasukan berpangkat tinggi, pemimpin dan pabrik senjata, tim penyelidik, divisi penyerang, tim produksi, dan juga tim pelayan. Ketika ada kuman yang masuk ke dalam tubuh, maka tim penyelidik akan mengawasinya, mengungkap komponen kimiawinya, mematamatai, lalu mengambil sandi kimiawinya dan tidak menyerang namun mengembalikannya ke ‘’kelenjar getah bening’’ yang menyerupai pabrik senjata. Di sini unsur-unsur ini akan menyerahkan sandi-sandi pada sel-sel lain yang bertugas memproduksi senjata anti kuman. Ia lalu akan memproduksi senjata, setelahnya tiba giliran divisi kombatan untuk membawa senjata ini dan mengarah menuju kuman untuk menyerang dan mengalahkannya. Selanjutnya divisi pelayanan akan datang untuk membersihkan medan pertempuran dari sisa-sisa korban yang berguguran. Itu semua terjadi dengan koordinasi yang sangat menakjubkan dan kekuatan yang amat mengagumkan.
48
Mata Air
Juli - September 2020
Tambahan Trombosit Dia merupakan benda berukuran kecil dalam tubuh yang jumlahnya mencapai 150-300 ribu mm3, dengan panjang per satuannya tak lebih dari 0.003 mm. Tugasnya adalah mematri saat ada kondisi bahaya. Dia bertugas membekukan darah demi menghentikan pendarahan yang diakibatkan oleh luka dan semacamnya. Dia akan segera menuju pembuluh darah tempat darah mengalami kebocoran, lalu menambal dindingnya untuk menyumbatnya. Namun jika ukuran lukanya besar, maka akan ada kelompok lain yang khusus menangani kondisi darurat bernama trombosit yang bergerak menjalankan tugasnya. Dia akan melekatkan satu sama lain di bawah pengaruh enzim bernama trombus (darah beku yang menyumbat darah), yang dibawa oleh darah bahan bangunan baru secara berkesinambungan. Pertanyaan yang mungkin muncul di benak kita adalah: ‘’Kira-kira apa yang terjadi bila setiap divisi ini -jika karena sebab tertentu- bekerja di saat yang tidak tepat?” Seperti sebuah pekerjaan acak yang dapat menyebabkan munculnya permasalahan serius. Misalnya darah yang membeku di dalam pembuluh darah dan menyumpalnya. Oleh karenanya, di dalam darah terdapat divisi penyelamat lain berupa perangkat anti beku. Perangkat ini menjaga agar tidak muncul trombin pada darah. Karena hanya dengan munculnya trombinlah, maka perangkat anti beku akan bekerja menggagalkan proses itu secepatnya. Dari apa yang kita bahas di atas, maka jelaslah bahwa perangkat-perangkat ini sangatlah berbeda dan bermacam-macam jenisnya. Mereka bertugas untuk menjaga, memimpin, menolong ‘Negara Tubuh Manusia’ dari berbagai bahaya yang mungkin terjadi padanya. Wahai manusia... pastikan keselamatan pergerakan gelombangnya, yakinkan bahwa tidak ada perubahan pada susunannya, serta jagalah ia agar tetap bekerja sebagaimana mestinya. Penulis adalah seorang konsultan Kesehatan dan Dokter Bedah Mata di Mesir
TANYA-JAWAB
Sesuatu yang tak dapat dipungkiri bahwa hubungan ilmu dan amal memiliki peran penting dalam membantu manusia mencapai derajat ‘Insan Kamil’. Lantas bagaimana kita melihat hal ini dari perspektif Al-Qur’an?
T
idak mungkin kita dapat menjelaskan sebuah topik permasalahan yang telah ditulis di berbagai kitab selama bertahun-tahun lamanya secara mendetail hanya dalam atmosfer tanya-jawab yang singkat seperti ini. Namun, kita usahakan untuk dapat menjawabnya dalam ruang lingkup dua ayat berikut. Allah berfirman dalam Al-Qur’an, ‘’Perumpamaan orang-orang yang diberi tugas membawa Taurat kemudian tidak membawanya (tidak mengamalkannya) adalah seperti keledai yang memikul kitab-kitab yang tebal. Sangat buruk perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.’’ (QS. Al-Jumu’ah [62]: 5), dan ‘’Dan sekiranya Kami menghendaki, niscaya Kami tinggikan (derajat)nya dengan (ayat-ayat) itu, namun dia cenderung kepada dunia dan mengikuti keinginannya (yang rendah), maka perumpamaannya seperti anjing, jika kamu menghalaunya, maka dijulurkannya lidahnya, dan jika kamu membiarkannya, maka dia menjulurkan lidahnya (juga). Demikianlah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah kisah-kisah itu agar mereka berpikir.’’ (QS. Al-A’raf [7]: 176).
Mata Air
Juli - September 2020
49
Bila kita cermati lebih anjing yang duduk dengan Manusia dalam, sebagaimana merenggangkan kakinya, yang diciptakan yang bisa kita lihat, tidak juga kita diizinkan pada bagian awal ayat terburu-buru bangun dari mulia dan sempurna, tersebut Al-Qur’an sujud sebagaimana ayam tidak boleh menyerupai mengarahkan perhatian yang tengah mematuk kita pada penyerupaan makan, maupun tidak hewan, meski hanya orang-orang yang tak diperbolehkannya duduk dalam hal gerakannya dapat mempraktikkan seperti cara duduknya sekalipun ilmu yang didapatkan anjing. Semua hal ini karena dalam kehidupan seharimanusia yang diciptakan harinya dengan sebuah mulia dan sempurna tidak boleh perumpamaan. Alasan menyerupai hewan, meski dalam penyerupaan mereka dengan ’keledai hal gerakannya sekalipun. Ia haruslah yang membawa muatan’ mungkin karena memang hidup dengan senantiasa memandang ke depan hanya dapat digambarkan dengan ungkapan itu. mengarah pada akhiratnya. Karena pada saat seseorang tidak menggunakan Sebenarnya, ayat di atas menjelaskan tentang apa yang diketahuinya dalam kehidupan pribadi Ahli Kitab yang menghafalkan ayat Taurat namun maupun kehidupan bermasyarakat, maka ilmu tidak mempraktikkannya dalam kehidupan itu hanya akan menjadi beban yang tak terpikul mereka. Namun, meski kenyataannya seperti itu, olehnya. kita tidak boleh membebaskan diri dari makna Al-Qur’an dalam ayat lain secara jelas ayat ini dan berpikiran bahwa ayat tersebut menyerupakan manusia yang meski diciptakan hanya ditujukan kepada para Ahli Kitab semata. terbuka pada kebenaran dan hakikat namun Mereka yang berinteraksi dengan Al-Qur’an serta justru menutup mata pada kebenaran tersebut telah mencapai perintah Allah namun tidak dapat seperti seekor anjing. Ada baiknya kita sedikit membingkai kehidupannya pada ruh perintah membahas mengapa tipe orang seperti ini cahaya ini, maka walaupun ia adalah ahli Aldiserupakan dengan anjing dan perlu bagi kita Qur’an sekalipun namun seakan hanya menjadi untuk melihatnya dengan pandangan bahwa kuli panggul bagi Al-Qur’an semata, serta perlu perumpamaan ini adalah sebuah sebutan yang dikaji kembali kondisinya dalam kacamata hakikat mengandung kutukan. Saat kelelahan, anjing yang dijelaskan oleh ayat di atas. Tak ada cara lain akan menjulurkan lidahnya untuk menghilangkan yang lebih baik untuk menjelaskan kondisi orang rasa panas atau dahaganya. Saat marah, ia akan yang meskipun mempelajari dan mengajarkan menyeringai menunjukkan geliginya sebagai Al-Qur’an kepada orang lain namun tak mampu tanda kemarahan. Kalau begitu, seperti inilah mencapai kedalaman bersamanya melainkan gambaran kondisi orang yang tertutup dari dengan cara ini. kebenaran. Sejatinya, dengan perumpaan ini atau Saya yakin bahwa jika kita mengevaluasi dari perumpamaan lain yang mirip dengannya, kita kriteria akhlak, maka dapat dipastikan bahwa diseru untuk menjadi Insan Kamil. akhlak sebagian orang yang masuk dalam Misalnya dalam keadaan dan gerakan kategori kandungan ayat ini adalah akhlak keledai, saat salat, manusia diarahkan pada perilaku dan sebagian lainnya adalah akhlak anjing. manusiawi dengan menjauhi perilaku hewani. Misalnya, seseorang yang pengetahuannya luas Kita diperingatkan dari berbagai hal, mulai dari tetapi tidak dapat bermanfaat bagi makrifat dan tata cara berdiri, rukuk, hingga sujud; seperti tidak mahabah yang ada pada dirinya, maka dari dalam diperbolehkannya makmum untuk rukuk dan sujud perilakunya akan muncul karakteristik keledai. sebelum imam karena kemungkinan wajahnya Dalam kasus lain, jika ilmu yang dimiliki digunakan menyerupai keledai, lalu tidak boleh sujud seperti untuk menguasai atau mengelabui orang lain,
50
Mata Air
Juli - September 2020
memandang orang lain penuh kepongahan, maka bagi segala permasalahan yang ada dan hal ini jika diperhatikan dari sisi perilakunya tersebut ia dibutuhkan pula pada tarbiyah umum yang ada. akan terlihat seperti perilaku anjing. Padahal yang terpenting adalah kemampuan menjadi manusia yang sesungguhnya. Allah subhânahu wa ta’âla menciptakan kita sebagai manusia dan mengembankan kewajiban untuk Saat seseorang tidak dapat menjaganya dengan akhlak dan perilaku menggunakan apa yang kita. Karena menjaga kemanusiaan di dunia ini diketahuinya dalam kehidupan merupakan satu-satunya jaminan terpenting demi tetap bisa menjadi manusia kelak di alam baka. pribadi maupun kehidupan Manusia merupakan makhluk yang selalu bermasyarakat, maka ilmu itu berubah-ubah dengan mudah, bahkan dalam hanya akan menjadi beban sehari dapat berubah hingga empat kali. Setiap yang tak terpikul olehnya hari yang baru akan membuka cakrawala baru bagi manusia, serta membantunya agar dapat melihat hakikat diri dan sekitarnya. Misalnya, manusia yang melihat orang-orang di sekelilingnya sebagai musuh akan menganggap dirinya sedang berada di tengah gerombolan ular. Padahal sejatinya dialah yang telah menjadi ular itu dan hal ini menunjukkan bahwa dirinya telah diserang oleh nafsunya sendiri. Namun karena tidak rela mengakui bahwa hal itu berasal dari nafsunya sendiri, maka ia pun mencari ular, anjing, dan kalajengking itu pada diri orang-orang di sekitarnya... Ia terus mencari namun sayangnya, ular itu bercokol dalam dirinya, tapi tak jua berhasil menemukannya. Seharusnya ia cari ular itu pada dirinya sendiri, sebagaimana makna yang terkandung dalam ungkapan ‘’Musuh terbesarmu adalah nafsu yang berdiam di dalam dirimu’’. Dalam bingkai hakikat istighfar: Allâhumma anta rabbî, lâ ilâha illâ anta khalaqtanî wa anâ ‘abduka... ‘’Ya Allah, Engkaulah Tuhanku. Tiada Tuhan melainkan-Mu. Engkaulah yang menciptakanku dan aku adalah hamba-Mu’’, setiap orang harus tahu bahwa segala kesalahan datang dari nafsunya dan berusaha untuk menutupi kesalahan atau aib orang lain. Semua orang harus mengakui bahwa segala kesalahan dan kekeliruan muncul dari dirinya demi menghadirkan solusi bagi permasalahan-permasalahan yang seakan tak dapat teruraikan; melihat dirinya sebagai pusat keburukan sementara orang lain sebagai pusat bagi kebaikan. Pemahaman ini merupakan jalan penyelesaian
Mata Air
Juli - September 2020
51
Tangan Prostetik Pintar yang Mengombinasikan Kontrol Manusia dan Robot Memegang sebuah objek dengan tangan memang terlihat sangat mudah, tetapi hal itu akan menjadi sangat sulit bila misalnya, objek tersebut mudah tergelincir dan kita hanya memiliki beberapa milidetik saja untuk bereaksi. Saat ini para ilmuwan tengah mencoba sebuah pendekatan baru untuk mengembangkan sistem kontrol pada tangan robotik, khususnya yang digunakan oleh mereka yang tangannya telah diamputasi. Teknologi terbaru ini mampu mengombinasikan antara kontrol dan otomatisasi jari manusia untuk mengembangkan genggaman, serta manipulasinya dengan menggabungkan bidang rekayasa saraf (neuroengineering) dan robotik. Pendekatan antar bidang ini telah diuji pada tiga orang teramputasi dan tujuh yang tidak teramputasi. Ilmuwan neuroengineering berhasil mendapatkan gerakan jari yang diinginkan dari aktivitas otot pada bagian tubuh orang yang teramputasi, memungkinkan adanya kontrol jari individual tangan prostetik yang selama ini belum pernah dilakukan. Tim robotik lalu membuat tangan robotik yang dapat menggenggam sebuah objek dan mempertahankan kontak dengannya agar dapat menggenggamnya lebih kuat. Orang yang teramputasi pertama-tama menunjukkan serangkaian gerakan tangan untuk melatih algoritma melalui mesin paradigma pembelajaran. Hal ini mengajarkan pada algoritma untuk mengurai perhatian pengguna dan menerjemahkannya menjadi gerakan jari tangan pada tangan prostetik tersebut. Secara bersamaan sensor yang diletakkan pada pangkal bagian tubuh yang teramputasi akan mendeteksi aktivitas otot yang melatih algoritma agar mempelajari gerakan tangan manakah yang merespon pola aktivitas otot lainnya. Sekali saja gerakan jari yang diinginkan telah didapatkan, maka informasi ini akan dapat digunakan untuk mengontrol jari individual pada tangan prostetik. Saat pengguna mencoba menggenggam sebuah objek, maka robot akan segera memulai gerakan secara otomatis. Algoritma akan menyampaikan pada tangan prostetik agar mendekatkan jarinya saat sebuah benda telah memiliki kontak dengan sensor pada permukaan tangan. Genggaman otomatis ini didesain agar dapat mengambil kesimpulan tentang bentuk objek dan akan menggenggamnya berdasarkan informasi rabaan saja tanpa bantuan tanda visual. Tangan robotik ini memiliki kemampuan untuk bereaksi dalam waktu 400 milidetik, dan juga dilengkapi dengan sensor tekanan di sepanjang jarijarinya. Ia dapat bereaksi dan menstabilisasi objek sebelum otak benar-benar memahami bahwa sebuah objek akan jatuh tergelincir. Sementara waktu teknologi yang menjanjikan ini dapat digunakan dalam beberapa aplikasi neuro-prostetik seperti tangan prostetik bionik dan aplikasi brain-to-machine interfaces, namun masih banyak tantangan bagi teknologi ini untuk dapat diimplementasikan pada tangan prostetik yang tersedia di pasaran bagi orang-orang yang teramputasi. Hingga saat ini projek ini masih tengah diuji-coba dan terus dikembangkan. Zhuang et al. Shared human–robot proportional control of a dexterous myoelectric prosthesis. Nature Machine Intelligence, September 2019.
Cara Efisien dan Organik untuk Mengubah Panas Menjadi Listrik Penemuan terkini dapat membantu ilmuwan mengembangkan cara paling efisien dalam menghasilkan listrik dari panas yang mungkin saja dengan cara lain akan terbuang, seperti panas yang berasal dari knalpot, proses industri, dan limbah penyelidikan ruang angkasa. Pada prinsipnya, ladang magnetik dapat digunakan untuk menghasilkan listrik. Jika kita menggerakkan sebuah magnet melalui kumparan atau kabel, maka magnet itu akan mendorong dan menarik elektron sehingga menghasilkan arus listrik. Magnet sendiri tidak memiliki energi, namun ia dapat mengontrol arus energi melalui bidang magnet yang dibuatnya. Permasalahan utama terkait magnet adalah ketika sebuah magnet
52
Mata Air
Juli - September 2020
KESEHATAN - ILMU PENGETAHUAN - TEKNOLOGI dipanaskan, maka ia akan kehilangan kebanyakan properti magnetiknya dan menjadi paramagnet. Hingga penemuan ini diungkap, para ilmuwan dahulu percaya bahwa paramagnet tidak dapat digunakan untuk menghasilkan listrik. Dalam studi terbaru, para peneliti ternyata menemukan cara untuk mendesain termolistrik semi-konduktor yang dapat mengubah panas menjadi listrik. Partikel kecil pada paramagnet yang disebut paramagnon akhirnya memproduksi putaran yang cukup untuk mendorong elektron, hanya bagi sepersejuta dari sepersejuta detik, sepertinya cukup panjang untuk dapat menghasilkan energi layak paramagnet. Terobosan dalam pemahaman konvensional properti magnetik ini akan menuntun pada penelitian-penelitian lanjutan dalam hal bagaimana sebuah magnet dan energi dapat memengaruhi produksi listrik yang berpotensi memfasilitasi panas yang mungkin saja terbuang dan seringkali berbahaya bagi lingkungan. Zheng et al. Paramagnon drag in high thermoelectric figure of merit Li-doped MnTe. Science Advances, September 2019.
Ternyata Kucing juga Memiliki Ikatan dengan Manusia Sekian lama, anjing dianggap sebagai salah satu hewan teman terbaik manusia. Mereka sangat mudah bergaul, setia, dan patuh. Di sisi lain, kucing sering digambarkan sebagai hewan yang lebih suka menyendiri, misterius, dan mandiri. Namun, penelitian terbaru mengindikasikan bahwa sebenarnya kucing sangat terikat dengan pemiliknya sebagaimana keterikatan anjing pada tuannya. Cara paling ampuh untuk mempelajari perilaku keterikatan manusia adalah dengan mengobservasi respon bayi yang kembali bertemu dengan pengasuhnya di sebuah tempat yang baru setelah sekian lama tidak bertemu. Ketika pengasuhnya kembali, bayi yang merasa aman itu akan segera menghampiri dan leluasa berinteraksi dengannya. Sementara bayi yang tidak merasa nyaman akan menunjukkan sikap mendekatkan diri secara berlebihan atau bahkan upaya menjauhi. Percobaan ini telah dilakukan pada manusia, primata, dan anjing. Para peneliti memutuskan untuk mengadakan tes serupa pula pada kucing. Sejumlah 79 anak kucing dan 38 kucing dewasa beserta pengasuhnya dilibatkan. Selama percobaan dilakukan, seekor kucing dewasa atau anak kucing akan menghabiskan dua menit dalam sebuah kamar baru bersama pengasuhnya lalu dilanjutkan dua menit berikutnya seorang diri. Lalu mereka akan dipertemukan kembali selama dua menit selanjutnya. Respon kucing saat melihat tuannya kembali dapat diklasifikasikan sebagai bentuk kasih sayang. Hasil tes menunjukkan bahwa secara mencengangkan kucing sangat terikat dengan pemiliknya, sebagaimana hasil yang ditunjukkan pada penelitian bayi. Pada manusia, 65% bayi merasa aman dan sayang pada pengasuhnya. Ternyata kucing rumah dan bayi kucing mencerminkan hal serupa, sekitar 65% dari mereka terikat dengan pemiliknya. Setelah putaran pertama tes ini dilakukan, para peneliti memasukkan setengah dari kucing yang diikutkan dalam percobaan sebelumnya untuk mengikuti latihan dan kursus sosialisasi lanjutan. Sedangkan setengah lainnya menjadi kelompok kontrol. Para peneliti lalu menemukan hasil yang sama, bahwa pelatihan tersebut tidak memiliki efek pada perilaku ikatan kasih sayang anak-anak kucing terhadap pemiliknya. Hal ini mengindikasikan bahwa saat kucing telah membentuk sebuah ikatan, maka hal itu akan tetap ada sepanjang waktu. Keluwesan dalam bersosialisasi ini telah membantu memfasilitasi kemudahan spesies ini ketika berada dalam rumah manusia. Masih belum diketahui secara pasti faktor sebenarnya yang membentuk hubungan kucingkucing ini dengan pengasuhnya. Namun agaknya hal itu merupakan campuran rumit yang mengagumkan antara unsur-unsur genetik, kepribadian, dan juga pengalaman. Vitale et al. Attachment bonds between domestic cats and humans. Current Biology, September 2019.
Mata Air
Juli - September 2020
53
@majalahmataair mataairmagazine @majalahmataair majalah mata air
Penerbit: PT Ufuk Baru
Pendiri dan Pemimpin Umum : Edfian Noerdin, S.E., M.M.
Penasihat Redaksi dan Penerbitan Dr. Ali Ünsal
Dewan Penasihat : Abdul Kadir M. Baraja, Ir. Abdullah Farid Masyruf Ahmad Mukhlis Yusuf, Dr. Amany Lubis, Prof.Dr. Azyumardi Azra, Prof.Dr. Didik J. Rachbini, Prof.Dr. Emha Ainun Nadjib Fasli Jalal, Prof. Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi, Dr. Ilza Mayuni, Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, Prof.Dr. M. Luthfi Zuhdi, Dr. Suharyadi, Prof.Dr. Taufiq Ismail
Pemimpin Redaksi Astri Katrini Alafta, S.S., M.Ed.
Koresponden Amerika Hakan Yesilova Desain dan Penata Grafis Fredi Kurnianto
ATURAN PENULISAN Mata Air memublikasikan artikel-artikel yang mendorong penemuan ilmiah yang di dalamnya terdapat kontribusi bagi kemanusian; topik-topik ilmiah populer, budaya, dan spiritual yang memberikan pencerahan kepada pembaca dalam bahasa cinta dan santun, mendorong adanya dialog dan keharmonisan dalam masyarakat, mengedepankan perdamaian, nilai-nilai universal dan toleransi. Ulasan menggunakan bahasa bertutur apik, santun, dan sederhana tetapi mengena di hati pembacanya, mengangkat isu-isu baru dan kontemporer atau justru menjadi jawaban atas berbagai pertanyaan yang sering diajukan tetapi menggunakan analisa mendalam, yang bersifat agamis dan ilmiah populer. Cantumkan judul, nama lengkap, dan atau nama pena penulis, alamat, nomor telepon, alamat e-mail, latar belakang pendidikan, universitas afiliasi serta publikasi lainnya jika ada. Artikel tidak lebih dari 1.200 – 1.500 kata (maksimum 4 halaman). Jika ada gambar atau foto yang berkaitan dengan artikel harus dikirimkan berikut catatan atau keterangan foto tersebut. Editor berhak untuk mengedit dan mengoreksi semua tulisan yang masuk ke redaksi dengan tetap mempertahankan inti dari artikel tersebut. Jika banyak terdapat inkonsistensi gaya atau cara penulisan, maka artikel tersebut akan dikembalikan kepada penulis untuk direvisi atau ditinjau lebih lanjut dan selanjutnya dapat diajukan kembali. Semua artikel yang telah masuk ke meja redaksi tidak akan dikembalikan. Semua tulisan yang masuk harus asli atau original dan belum pernah dipublikasikan dalam bentuk apa pun terkecuali jika ada kesepakatan khusus antara penulis dan redaksi. Sumber, kutipan dan catatan kaki harus sesuai dengan kaidah ilmiah. Majalah ini ditujukan untuk pembaca umum. Pendapat dan pandangan yang diungkapkan oleh kontributor majalah adalah pendapat dan pandangan mereka sendiri sebagai penulis, dan tidak selalu mengekspresikan sudut pandang MATA AIR, sehingga editor tidak bertanggung jawab atas pandangan tersebut. Semua atau sebagian artikel dan atau tulisan yang telah dipublikasikan pada majalah ini dapat dikutip dengan mencantumkan judul artikel, edisi, dan nama majalah secara lengkap sebagai sumber kutipan. Tulisan dapat dikirimkan ke : redaksi@majalahmataair.co.id
TETES AIR DARI PEMBACA Para pembaca yang menginginkan tulisan, puisi, surat, maupun komentarnya dimuat di Majalah MATA AIR ataupun websitenya pada pojok “Tetes Air” dapat mengirimkannya langsung ke redaksi@majalahmataair.co.id atau ke website kami di: www.majalahmatair.co.id pada bagian “Kirim Artikel”.
BERLANGGANAN Alamat Perusahaan PT UFUK BARU: Phillips New Building Lt. 2 Jl. Buncit Raya, Kav. 99-100, RT/RW 001/007 Kel. Pejaten Barat, Kec. Pasar Minggu, Jakarta Selatan, 12510 Telp.: (+62 21) 747-180-39
E-mail: redaksi@majalahmataair.co.id info@majalahmataair.co.id
Percetakan : PT Ghalia Indonesia Printing Isi di luar tanggung jawab percetakan Semua gambar, visual, dan desain dibuat oleh Majalah Mata Air
ISSN 2354-7235 © All rights reserved.
Harga Normal 1 Tahun (4 edisi) Rp 240.000
Harga langganan Rp. 200.000 (termasuk ongkir)
Nama Lengkap : ...................................................................................... Alamat : ...................................................................................... ...................................................................................... ...................................................................................... ...................................................................................... Kode Pos : ...................................................................................... Telepon : ....................................................................................... Email : ....................................................................................... CARA PEMBAYARAN Transfer ke Bank Mandiri No Rekening : 070-00-2020212-8 Atas Nama : PT UFUK BARU
Anda dapat berlangganan Mata Air secara online di website :
www.majalahmataair.com
Jika kau miliki haluan pandangan, semoga terbentang luas jalanmu Agar kezaliman tenggelam, segera rentangkan sayap ke tiap penjuru Bertahun-tahun tak henti kita bertikai dalam kegelapan semu Kini waktunya membangun kubah cahaya di empat penjuru
RP 60.000