Pearl
Content
Page In This Issue
Pleasing God.....
22 38 52 64 70 78 90
.... As a student
98
Melatih Ketaatan Pada Anak page 98
page 22
.... in a Market Place
page 38
.... or Pleasing People
page 52
.... Through Difficult Times
page 64
.... Through Wedding Preparation
page 70
.... as a Housewife
page 78
.... Through Submission and Supporting Husband
page 90
112
Cantik (cerita pendek) page 112
In Every Issue
14 16 116 130 134
Character Development page 14
Dig Deeper page 16 Devotional page 116
Book Review page 130 How to Get Connected page 134
Christmas sketch vector by spoongraphics | Snowakes vector by vectooral
From the desk of Dear girls, Can’t believe it’s already December, which means Christmas is just around the corner! WOW! Sekali lagi kita akan merayakan kelahiran Juruselamat kita, Tuhan Yesus Kristus. Menyambut datangnya hari Natal, tentunya kita kembali mengingat–ingat kebaikan Tuhan, dan mensyukuri berkat Tuhan sepanjang tahun ini. Tak lupa juga kita tentunya mengucap syukur atas kasih karunia Tuhan yang rela datang ke dunia demi menebus kita dari dosa.
Edisi ini, tim Majalah Pearl hendak mengajak teman– teman untuk tidak hanya mensyukuri berkat dan kebaikan Tuhan, perlindungan dan kasih karunia Tuhan di saat kita mengalami kesusahan. Kami hendak mengajak teman–teman to take another step. Mari kita bersama– sama merenungkan dan berpikir bagaimana kita sebagai anak–anak Tuhan dapat memuliakan Nama Tuhan, dan menyukakan hati-Nya dalam dan melalui hidup kita. Bagaimana kita dapat menyukakan hati Tuhan melalui kapasitas dan posisi kita, baik sebagai seorang anak, istri, pekerja, bahkan sebagai seorang siswa. Bagaimana kita dapat membawa sukacita kepada Tuhan melalui ketaatan kita, bahkan melalui persiapan pernikahan! Mari teman–teman, kita sama–sama memuji Tuhan atas kebaikan dan kemurahan-Nya, serta menyukakan hatiNya in and through our lives. Blessings,
Shinta
Shinta Poulsen -Editor in Chief
S
hinta lahir di Jakarta 30 tahun yang lalu, dan lahir baru saat ia berusia 21 tahun. Sejak lahir baru, Shinta terpanggil dalam pelayanan misi dan telah melayani sejak tahun 2002. Shinta’s greatest desire adalah memakai talentanya untuk melayani dan memuliakan Nama Tuhan, khususnya dalam bidang literature dan pendidikan. Saat ini Shinta menikmati pelayanan barunya sebagai istri dan ibu rumah tangga, blogger, dan tim redaksi untuk Pearl Magazine.
Grace Halim -Executive assistance
G
race lahir di ibukota tercinta, Jakarta, 27 tahun yang lalu. Memulai pelayanan di bidang literature tahun 2001 lewat Glorianet. Tahun 2004 menerbitkan buku pertama, “The Puzzle of Teenage Life”. Lalu berturun–turut menerbitkan “The Puzzle of Jomblo Life”, 2006; “Tuhan mengapa Aku Harus ke China”, 2007; dan “Tuhan Masih Menulis Cerita Cinta, 2009. Visi hidup Grace: membangun generasi wanita Titus 2:3 – 5. Saat ini tinggal bersama suami tercinta di Singapore.
Lia Stoltzfus -Features editors
L
ia lahir di Jakarta 28 tahun lalu. Sejak lahir baru, Lia memiliki kerinduan memberi hidupnya untuk melayani Tuhan dalam bidang misi pendidikan untuk suku terabaikan. Sekarang bersama suami berdomisili di Chiangmai, Thailand dalam masa persiapan pelayanan. Ibu dari 2 anak ini juga terbeban dalam pelayanan pemulihan wanita khususnya wanita yang lahir dalam background keluarga yang kurang harmonis. Motto hidup Lia adalah menjadi a SIMPLE Christian with a BIG impact for others, especially her husband and children.
The Team T he Team
Louisa Hartono -Associate Editor
L
ouisa lahir di Semarang 22 tahun lalu dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru selamat pribadi pada saat berusia 18 tahun. Hal- hal yang paling banyak Tuhan ajarkan adalah mengenai hubungan percintaan yang kudus dan sesuai di mata Bapa, serta mengenai pentingnya untuk mengandalkan segala sesuatu padaNya. Kerinduannya adalah untuk melihat anak muda mempunyai hubungan percintaan yang seusia dengan Firman Allah dan bisa memakai masa lajang mereka secara maksimal.
Stephanie Gunawan -Public relations
S
tephanie lahir di Jakarta 26 tahun lalu, dan saat ini berdomisili di Jakarta. Stephanie terpanggil untuk melayani di bidang music dalam persekutuan gereja dan juga rindu melayani dalam bidang literature. Stephanie’s strongest desire is to have Jesus’ heart in her heart, to have His thoughts in her thoughts, and to have His speech on her lips. Saat ini, Stephanie menikmati hidup di bawah arahan Kristus untuk menjadi seorang pianis dan penulis yang lebih baik lagi karena Stephanie menyadari bahwa Jesus is her piano instructor and her writing inspirator.
Viryani Kho -Creative Director
V
iryani lahir di Jakarta, 22 tahun lalu. Kerinduan terbesarnya adalah menjadi impactful woman, in her words, in her action and in her faith. To be a woman after God’s own heart. Dimana teman-teman dan orang sekitarnya bisa melihat bedanya wanita yang berdiam dalam Allah disaat menghadapi cobaan dan masalah hidup karena selalu ada pengharapan kekal. Viryani senang belajar sesuatu yang berhubungan dengan art especially handmade or handcraft. To design and inspire others, so the name of the Lord can be lifted up higher and higher :)
Vision
Mission
Vision&Mission Membangun generasi wanita yang menjalankan fungsinya sebagai wanita sejati, berkarakter Kristus dan mau dibentuk menjadi indah di mata Bapa dan sesama.
Menyediakan bacaan rohani yang biblical dan practical dan sesuai dengan pergumulan generasi wanita Indonesia.
Eunike Santosa
L
ahir di Aachen 20 tahun yang lalu dan besar di kota pantai Makassar, Sebagai designer Allah, she is just a girl who want to make the world more beautiful according to His plan :) Sambil menjalani kehidupan sebagai mahasiswi design graďŹ s, dia melayani di persekutuan kampus dan gereja sebagai pemain musik. I can combine both things I love which are to design and to serve my God ^^
Febe Soehardjo
L
ahir di Surabaya 25 tahun yang lalu, dan sekarang berada di USA pursuing education jurusan Graphic Design. Menerima Yesus secara pribadi tahun 2006, banyak hal yang Tuhan ubahkan dalam hidupku dan saya yang dulu’nya berpikiran sempit, Tuhan buka pikiranku dengan FirmanNya. and He is still writing on it :)
Julia Rosmawi
I
love art. I have bachelor degree in visual communication from Swinburne University. And currently living in Rockford (US). I feel extremely grateful that I could serve God and in the same time doing my passion.
The Design T he Designers
D
Melissa Halim
L
ahir di Jakarta 21 tahun yang lalu. Saat ini kuliah DKV di Binus, dan juga pelayanan di Persekutuan Oikumene Binus. Ia rindu hidupnya bisa menyenangkan Tuhan dan sesama. Berharap dengan apapun yang ia kerjakan, bisa menjadi berkat bagi orang lain. Semua dari Tuhan, oleh Tuhan dan untuk Tuhan. To God be the glory!
Michelle Mielru
M
ahasiswi jurusan Desain Komunikasi Visual ini lahir di Medan pada tahun 1991. Lahir baru pada tanggal 20 Desember 2008 dan sangat gemar menggambar manga. Kerinduannya adalah dapat memberkati banyak orang melalui gambar maupun desain yang dibuatnya.
Veri Eden
L
ahir di Binjai 25 tahun yang lalu. mulai serius mengenal Tuhan sekitar 3 tahun lalu sejak dibawa ke Oikos, Singapore. Season comes season goes, sekarang dalam tahap season pembentukan karakter, sedang mencari tau what my calling is and wants to glorify Him in everything that I do :)
ners
Alphaomega Pulcherima Rambang |
- writer-
Biasa dipanggil “Mega�. Lahir di Jogja 27 tahun lalu dan sekarang bekerja di Kasongan, Kalimantan Tengah. Sejak bekerja melayani Tuhan di pemerintahan, punya kerinduan agar banyak anak Tuhan yang bekerja di bidang ini jadi dampak bagi bangsa kita, dan jadi Daniel/Yusuf/Ester/Debora di masa kini, yang taat dengan Tuhan, punya integritas dan mengasihi bangsanya. Baginya tidak ada hal kecil dalam hidup waktu menyadari Tuhan Yesus hadir. Segala sesuatu adalah tentang Tuhan, ayat favoritnya Roma 11:36.
Fiona Harjono | Berusia 28 tahun dan menikah dengan Ferry tahun 2009. Sekarang sudah dikarunia dua orang anak, Farren Benaiah (2Y1M) dan Farrah Abigail (1Y2M). Memiliki pengalaman menulis dimulai sejak duduk di bangku SMP melalui majalah dinding dan bulletin sekolah serta kolom Suara Hati Pelajar di Harian Umum Pikiran Rakyat Bandung. Saat ini bekerja sebagai ibu rumah tangga dan menetap di Jakarta.
- writer-
Glory Ekasari |
- writer-
Alumni dari desain komunikasi visual Universitas Pelita Harapan, dan saat ini sedang menempuh pendidikan pascasarjana di salah satu sekolah theologia di Jakarta. Ia melayani Tuhan dalam bidang musik dan pemberitaan ďŹ rman. Kerinduannya adalah supaya pembaca diberkati lewat artikel yang ia tulis dalam majalah ini. Pelayanan lain yang ditekuninya secara pribadi adalah blogging, dapat dibaca di http://gloryekasari.wordpress.com.
D
The Contribut T he Contributors
Kezia Margaret | Lahir pada tahun 1990. Mempunyai passion yang besar di dunia education dan jurnalistik. Saat ini Kezia sedang menikmati perjalanan hidup bersama Tuhan menuju visi besar yang Tuhan sudah berikan. Suka menulis di http://kezioong.blogspot.com dan sungguh menyadari bahwa Jesus is my writing inspirator.
Lasma Frida Manullang | Lasma (Mama) lahir di Serang, 27 tahun lalu. Moto hidupnya â€?Bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.â€? Ia melayani di bidang teater sambil menekuni hobi menulis dan menggambarnya. Kerinduan terbesarnya adalah tulisan-tulisan - writerďŹ ksinya bisa menjadi jawaban bagi banyak orang (terutama anak muda), termasuk naskahnaskahnya dalam pelayanan teater. Hasil perenungan dan karya-karya Lasma dapat dilihat di www.amsalfoje.cc.co.
tors
- writer-
- writer & editor-
Marcella Flaorenzia | Lahir di Jakarta pada tanggal 9 Maret 1986 dan lahiran baru di usia 12 tahun. Telah menyelesaikan pendidikan S1 (Sarjana Theologi) pada tahun 2007 dan saat ini ia melayani sebagai seorang Youth Pastor di gereja JKI Galilea, Jakarta serta membuka sebuah tempat bimbingan belajar anak yang diberi nama “Little Candles�. Ia juga penulis buku R4J (Radical For Jesus), The Matter of Heart dan S.H.E (Single, Happy, Excellent).�
Megawati Widjaja | Lahir di Medan pada tanggal 22 Maret 1969, besar di Jakarta dan berdomisili di Singapore sejak Maret 2008. Menerima Tuhan Yesus sebagai juru selamat pribadi sejak SMA 1. Saat ini pelayanan sebagai pengurus di Komisi Wanita GPBB, dan anggota paduan suara. Berharap bisa membawa berkat bagi orang lain melalui peran sebagai ibu rumah tangga dan pelayan Tuhan dimanapun ditempatkan.
- editor-
D
Th
Mekar Andaryani Pradipta | Akrab dipanggil Dita, lahir di Magelang, 26 tahun lalu. Kerinduannya yang terbesar adalah semakin mengenal dan mengalami Allah, serta terus diubahkan menjadi serupa Kristus. Baginya, orang yang sukses adalah orang yang mampu memenuhi panggilan/tujuan Tuhan bagi generasinya. Mimpinya adalah menulis buku puisi dan ďŹ ksi kristiani, genre yang jarang ditemui di Indonesia. Tulisan curhatnya bisa ditemukan di penaditanganbapa.blogspot.com.
- writer-
Poppy Noviana |
- writer-
Saat ini berusia 23 tahun dan sedang menempuh pendidikan pasca sarjana di Trisakti. Ia memiliki konsentrasi melayani Tuhan dalam bidang anak di sekolah minggu gereja methodist Anugerah. Kerinduannya untuk dapat memancarkan sikap terang dan garam bagi orang di sekitarnya merupakan motivasi utama dalam setiap pelayanannya. Menulis merupakan hobbynya, karena baginya talenta yang Tuhan tanamkan harus dikembangkan menjadi suatu wujud rasa syukur atas kemurahanNya.
Wiryawat Yap | Saat ini berusia 36 tahun. I'm just a simple woman yang berdomisili di Malang sebagai seorang ibu rumah tangga dan wirausaha. Memasak untuk suami tercinta dan putri kami, SheraďŹ na (2 tahun) adalah hobby saya selain menyanyi, berenang dan baca buku. - writer-
hee Con Contributors ntributo ntributo
character development Girls, jumpa lagi di pojok Character Development! Buat edisi NATAL dan menyenangkan hati Tuhan ini, kita akan belajar tentang faith. "Abraham percaya kepada Allah, dan karena kepercayaannya itu ia diterima oleh Allah sebagai orang yang menyenangkan hati Allah." Galatia 3 : 6 (BIS) Girls, hal yang membuat Allah tersenyum adalah ketika kita percaya kepada-Nya. Ketika kita beriman kepada-Nya. Karena itulah edisi ini kita akan belajar tentang iman :)
Character Development, ini adalah sesuatu yang hanya bisa terjadi kalau kita mempraktekkannya dengan tekun. So tujuan dari pojok ini BUKAN untuk dibaca tapi lebih untuk dipraktekkan. : ) Kami, dari tim redaksi rindu, bahwa jika kita konsisten melakukan karakter yang ditampilkan tiap edisi, maka dalam setahun, para pembaca Pearl sudah berlatih mengembangkan 12 karakter. Wow luar biasa ya! So mari kita sama-sama belajar dan mempraktekkannya. Bulan ini kita akan belajar karakter.
faith (iman)
Contoh faith:
O
Manfaat faith:
O
Proyek Ketaatan:
O
versus
presumption (menduga-duga)
Keyakinan bahwa tindakan berdasarkan karakter akan menghasilkan yang terbaik sekalipun saya belum memahaminya.
Tuhan meskipun terasa tidak masuk akal saat ini * Mempercayai kuatir akan masa depan * Tidak hari dengan sukacita karena tahu * Menjalani bahwa ada Bapa yang memelihara
Tuhan. * Perkenanan Tuhan senang ketika kita percaya penuh kepada-Nya.
* Kepastian. Iman memberi seseorang keyakinan untuk mengambil pertama karena menyadari Tuhan akan memimpin langkah berikutnya.
Dalam sebulan ke depan saya akan:
yang terbaik * Mengharapkan keputusan berdasarkan prinsip karakter * Mengambil dan bukan karena dorongan keadaan.
kebenaran, menolak dusta. * Mempercayai Mempercayai mereka yang sudah teruji karakternya. *
digeper de
Tim redaksi Majalah Pearl sangat rindu melihat wanita-wanita Allah yang terus bertumbuh dalam pengenalan akan Tuhan dan Firman-Nya. Dig Deeper adalah rubrik di mana kami akan mengajak teman-teman sekalian untuk bersamasama mengenali Firman Tuhan. Di setiap bulannya, kami akan mengenalkan tema baru yang akan kita baca bersama-sama mengenali Firman Tuhan.
Setiap orang percaya yang sungguh-sungguh mengasihi Tuhan pasti pernah mengalami kesedihan saat dia merasa gagal menyenangkan hati Tuhan. Bukan hanya kita yang hidup di abad ke-21 ini, tapi juga tokohtokoh dalam Alkitab yang, seperti kita, pernah jatuh dalam dosa dan mendukakan hati Tuhan. Tapi hal itu bukan berarti kita tidak bisa menyenangkan Tuhan, karena seperti orang tua yang menyayangi anaknya, Tuhanpun mengasihi kita dan memberi kita petunjuk tentang bagaimana hidup berkenan di hadapannya.
Di mana petunjuk itu kita dapatkan? Tentu dari Firman-Nya. Lewat Firman-Nya, Tuhan memimpin dan menuntun kita untuk hidup, sesuai tema majalah Pearl kali ini: Pleasing God. Dalam Dig Deeper kali ini, kita akan belajar dari Mazmur Daud, kisah hidup para patriakh, dan surat-surat dalam Perjanjian Baru. Selamat membaca Surat Cinta dari Tuhan! :)
http://revdonna.wordpress.com/2012/01/17/take-up-your-snow-shovel-and-follow-me-matthew-1624-nwv-new-wisconsin-version/
Bible Reading Plan Mazmur 119 adalah mazmur akrostik, yang berarti kata pertama dalam tiap kumpulan ayat mengikuti urutan huruf Ibrani (bahasa yang dipakai untuk menulis sebagian besar Perjanjian Lama). Sambil membaca dan merenungkan Firman Tuhan dalam Mazmur 119, kita bisa sekaligus belajar apa saja huruf Ibrani tersebut. Seru, kan? :D
1
2
3
4
Aleph
Bet
Gimel
Daleth
(huruf pertama dalam bahasa Ibrani)
huruf ke2. Istilah “alfabet� yg kita kenal skg berasal dr gabungan 2 kata: Aleph & Bet.)
Maz 119: 17-24
Maz 119: 25-32
Maz 119: 1-8
Maz 119: 9-16
9
10
11
12
Tet
Yod
Kaf
Lamed
Maz 119: 65-72
Maz 119: 73-80
Maz 119: 81-88
Maz 119: 89-96
17
18
19
20
Fe/Pe
Tsade
Qof
Resh
Maz119: 129-136
Maz 119: 137-144
Maz 119: 145-152
Maz 119: 153-160
25
26
27
28
Bersatu dan merendahkan diri seperti Kristus
Tetaplah kerjakan keselamatanmu
Rekan sepelayanan: Timotius & Epafroditus
Yang kukehendaki adalah...
Fil 2:1-11
Fil 2:12-18
Fil 2:19-30
Fil 3:1-16
desember: mazmur 119 dan surat filipi Jemaat Filipi adlh salah satu jemaat Kristen pertama di tanah Eropa, tepatnya Makedonia, bersama Tesalonika dan Berea. Menurut Paulus, jemaat ini sangat miskin, namun sangat murah hati (II Korintus 8:1-5). Bahkan ketika Paulus berada di penjara, mrk mengumpulkan uang utk dikirim pada Paulus melalui Epafroditus (Filipi 4:18). Surat Paulus kpd jemaat Filipi sgt bersahabat, penuh sukacita, & sarat dengan nasehat untuk hidup yg memuliakan Tuhan.
5
6
7
8
He
Waw
Zayin
Het
Maz 119: 33-40
Maz 119: 41-48
Maz 119: 49-56
Maz 119: 57-64
13
14
15
16
Mem
Nun
Samekh
Ayin
Maz 119: 97-104
Maz 119: 105-112
Maz 119: 113-120
Maz 119: 121-128
21
22
23
24
Shin/Sin
Taw
Salam, ucapan syukur & doa
Kesaksian Paulus dan nasehat
Maz 119: 161-168
Maz 119: 169-176
Fil 1:1-11
Fil 1:12-30
29
30
31
Berbagai nasehat
Berbagai nasehat
Kemurahan hati jemaat: Sukacita bagi pemimpin
Fil 3:17-4:3
Fil 4:4-9
Fil 4:10-23
Bible Reading Plan
Iman. Penulis surat Ibrani berkata, “Tanpa iman, tidak mungkin orang berkenan kepada Allah�
mereka percaya kepada Dia. Mereka berharap pada Allah dalam kesulitan, mereka bertahan dala
iman, agar hidup kita m
1
2
3
4
Nuh: Yg tdk bercela di antara yang rusak
Abraham: Kebenaran karena iman
Abraham: Lebih mengasihi Allah
Yakub: Ngotot mengejar Tuhan
Kej 22:1-19
Kej 32:22-32
Kej 6
Kej 15:1-6
9
10
11
12
Pinehas: Big NO to sin
Kasih kepada Allah adalah perintah yang utama
Kekudusan = Kemenangan
Bersyukur kepada Allah karena kebaikan-Nya
Ul 6
Ul 7
Ul 8
17
18
19
20
Yesus, persembahan yang sempurna
Ketekunan
Saksi-saksi iman
Bertekun dalam iman
Ibr 10:1-18
Ibr 10:19-39
Ibr 11
Ibr 12:1-13
Bil 25
25
26
27
28
Jangan memandang muka
Iman tanpa perbuatan pada hakekatnya adalah mati
Dosa karena lidah
Hikmat yang dari atas
Yak 3:1-12
Yak 3:13-18
Yak 2:1-13
Yak 2:14-26
januari: tokoh2 dlm pentateukh (5kitab pertama), daud, ibrani & yakobus
� (Ibrani 11:6). Tokoh-tokoh Alkitab berani taat kepada Allah, sekalipun resikonya besar, karena
am penderitaan, karena mereka percaya. Bulan ini kita akan belajar tentang iman dan buah-buah
menyenangkan Tuhan.
5
6
7
8
Yusuf: Komitmen kepada Allah
Yusuf: Pengampunan yang membebaskan
10 pengintai: Kalah oleh ketakutan
Kaleb & Yosua: Iman yang menyenangkan Tuhan
Kej 39
Kej 45:1-15
Bil 13
Bil 14
13
14
15
16
Taat dan bersyukur
Kebahagiaan orang yang diampuni dosanya
Puji-pujian kepada Allah Israel
Dalam perlindungan TUHAN
Ul 10:11-22
Maz 32
Maz 33
Maz 34
21
22
23
24
Serius dalam mengikut TUHAN
Nasehat dan doa selamat
Iman dan Hikmat
Pendengar atau pelaku
Ibr 12:14-29
Ibr 13
Yak 1:1-18
Yak 1:19-27
29
30
31
Hawa nafsu dan persahabatan dengan dunia
Hati-hati terhadap dosa ini!
Berbagai nasehat
Yak 4:1-10
Yak 4:11-5:6
Yak 5:7-20
Pleasing God As a Student Written by Louisa Hartono Designed by Eunike Santosa
Selama menghabiskan lebih dari 15 tahun saya bersekolah (6 tahun SD, 3 tahun SMP, 3 tahun SMA, 3,5 tahun kuliah S1, dan juga saat ini sedang meneruskan S2, belum lagi kalo ngitung 2 tahun di Taman Kanak-kanak), banyak orang mengatakan bahwa saya adalah murid yang pintar. Saya tentu sangat bersyukur kepada Tuhan atas karunia ini, saya tahu ini semua benar-benar anugerah-Nya semata. Saya sendiri gak merasa pintar; lebih tepatnya sih rajin ya, hehehe.
Banyak orang juga yang bertanya kepada saya, mulai dari temanteman sekolah sampai temanteman orang tua saya, apa sih rahasianya saya bisa pintar, selalu ranking 3 teratas, bisa cumlaude, bisa dapet penghargaan macemmacem, bahkan bisa dapat beasiswa untuk meneruskan studi di Geneva, Swiss. Di edisi kali ini, majalah Pearl mengambil topik Pleasing God, dan saya tergelitik untuk menulis topik tentang what we can do to please God as a student.
Yang saya bagikan dalam tulisan ini lebih ke arah pengalaman saya sendiri, daripada sekadar tips en trick apa yang harus dan tidak boleh dilakukan. So, what can we do as a student to please God? Here are some clues: :)
1. BETWEEN GOD&US Saya mengenal Tuhan Yesus itu setelah lulus SMA, yah kira-kira 2 bulan sebelum masuk kuliah. Bila saya melihat ke belakang, sungguh luar biasa penyertaanNya selama 12 tahun saya belajar (dari SD sampai SMA). Selama 12 tahun tersebut, saya sangat terbiasa untuk mengandalkan kekuatan dan kepintaran saya sendiri. Saya tahu saya pintar, dan bila saya dapat nilai bagus, itu memang sudah sepantasnya dan sewajarnya. Tapi justru selama kuliah S1-lah saya mulai belajar untuk menggantungkan semuanya dengan Tuhan, lebih-lebih di masa S2 ini, hehe.
2 Ayat yang Sangat Berharga dalam Hal ini adalah 2 Timotius 1:7 dan Yeremia 17:5-8, Karena Saya Mengalami itu Berkali-kali.
Saya sudah mengalami sendiri, kuasa Tuhan itu sungguh nyata bekerja justru ketika saya udah sepenuhnya nyerah, gak lagi mengandalkan kekuatan sendiri. Dan, dari situlah, saya bisa bersaksi. Kesaksian yang rasanya manis sekali, dimana tokoh utamanya adalah Yesus, bukan saya. “Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih, dan ketertiban.” 2 Timotius 1:7 “...Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada Tuhan! ...Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan!” Yeremia 17:5, 7
So, dalam hal ini, yang bisa saya bagikan untuk kalian sebagai murid adalah: selalu andalkan Tuhan dalam studi kalian! Jangan kayak saya yang kudu “dipentung” dulu sama Tuhan buat gak lagi menyombongkan kepintaran dan kekuatan saya hehe. Guys, Tuhan itu jauh lebih pinter daripada Albert Einstein! Lha wong Dia yang nyiptain otak kita. Suatu pagi, ayat di 1 Korintus 1:25 benar-benar menyentak saya. Disitu dikatakan, “Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya daripada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat daripada manusia.“ Wow! Pastor di gereja saya bilang, hal yang justru menghalangi manusia untuk berhubungan dengan Tuhan adalah kepintaran dan inteligensinya sendiri.
Hal terakhir yang ingin saya bagikan adalah dari Kolose 3:23, “Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.�
Gak usah dijelasin panjang lebar, kayaknya udah pada ngerti yah, hehehe :D Tuhan Yesus juga ingin kita berhasil sebagai murid. So, kalo kita belajar seperti untuk Tuhan, yah lakukanlah yang terbaik. It’s true that God will bless us. Tapi kalo kitanya juga gak pernah lakukan bagian kita, yaaa gimana bisa? We reap what we sow. Kalo gak pernah belajar, sering nitip absen, kerjain tugas telat-telatan, terus kita dapet nilai jelek, masa nyalahin Tuhan? Do our best and let God do the rest. Ada hal-hal tertentu yang kita udah berusaha semaksimal mungkin tapi masih gak bisa. Saya juga pernah mengalami ini. Lakukan hal-hal yang kita bisa, dan biarkan Tuhan melakukan hal-hal yang kita gak bisa, hehe.
Beranilah untuk do the extra miles. Jangan bolos, bisa ngatur waktu biar gak bangun kesiangan, duduk di depan, perhatiin (en kalo terbiasa en mau, catet) omongan dosen, dll. Bagi dan praktikkan ilmu yang sudah kita pelajari dalam pekerjaan, dan baktikan itu untuk masyarakat. Kalo kita bisa sepenuhnya menyadari bahwa kita ini belajar untuk Tuhan, pasti kita gak akan ogah-ogahan lagi. Kita tahu
untuk apa dan untuk siapa kita belajar. Dan belajar itu gak cuma baca en hapalin teks buku, guys. Belajar itu bisa dari banyak cara! Bisa dengan melakukan riset, ikut seminar/workshop, ikut pertukaran kebudayaan, jadi volunteer di NGO/ LSM, ataupun sekadar sharing pengalaman dengan orang-orang lain, dari situ kita juga belajar.
2. BETWEEN US&AUTHORITY Saya tertarik untuk membahas dosen dan guru-guru kita sebagai otoritas di sini. Ulasan mengenai orang tua akan saya bahas di poin tersendiri. Talking about pleasing God as a student, pasti yang langsung kepikiran di benak kita itu ya sekitaran gak nyontek, gak nyolong, berbuat baik kepada teman, dan gak ikut tawuran, hehe :p Tapi, baru-baru ini saya dan Kezia menyadari, ada satu hal yang sering tanpa sadar kita lakukan, tapi hal ini sangat tidak menyenangkan hati Allah :( Uh oh, apakah itu? Hal itu adalah... jeng jeng jeng... GOSIPIN DOSEN! Hayoooh. Siapa sih di antara kita yang gak pernah, bahkan satu kalipun, ngegosipin or ngomongin
dosen di belakang?? Saya tentu juga pernah (saya salut banget kalo kalian gak pernah ngomongin yang jelek-jelek soal dosen, hehe). Semasa saya S1, saya banyak sekali mendengar keluhan temanteman soal dosen A, B, dan C. Dan yang sering membuat kuping ini risih, adalah kalo ucapan-ucapan dari kebun binatang sudah mulai keluar. Gak jarang saya mendengar kutukan or sumpah serapah yang dialamatkan ke para dosen. Saya berusaha keras untuk gak ikut mengatangatai dosen-dosen saya, karena saya tahu, mereka adalah otoritas yang Tuhan tempatkan atas saya. Saat khotbah, Pastor saya sering bilang untuk menghormati otoritas. Berkat itu datangnya dari otoritas. Kemudian dia sering mengisahkan kisah Yusuf sebagai contoh.
“Gak jarang saya mendengar kutukan or sumpah serapah yang dialamatkan ke para dosen.“
Bagaimana cara kita menghormati dosen? Berikut adalah hal-hal simple yang bisa kita praktikkan: Jangan gosipin dosen! Respect our teachers. “Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu yang keluar dari mulutmu‌.â€? (Kolose 3:8). Sapalah beliau setiap kali kita berpapasan dengannya. Sesekali, ajak ngobrol juga soal hal-hal lain di luar pelajaran. Dosen juga manusia lho‌ Mereka pasti seneng juga kok diajak ngobrol :p Bukankah malah enak kalo punya temen dosen? Siapa tahu bisa dapet rekomendasi juga dari beliau, hehehe. Tapi lakukanlah dengan niat yang tulus guys... Jangan berbuat baik karena ada maunya aja. Gini-gini dosen juga pinter, beliau pasti bisa bedakan mana mahasiswa yang ngajak ngobrol dengan tulus dengan yang ada maunya doang.
Doakan mereka :) “Karena itu hendaklah kamu... saling mendoakan...“ (Yakobus 5:16). Jangan mengompor-ngompori temen untuk berbuat yang enggak-enggak terhadap dosen. Misalnya: demo, boikot buat gak dateng ke kelasnya ato buat gak ngumpulin tugas. Kalo ada masalah, seperti cara mengajarnya yang gak dimengerti, tugas yang terlalu menumpuk, ato deskripsi tugas yang gak jelas, bicarakan baik-baik dengan dosen. khusus dari dosen, selain aktif di kelas, usahakan untuk cari tahu ciri khas dosen tersebut. Misalnya, beliau tipe orang yang bagaimana? Lebih suka penjelasan yang lengkap dan panjang lebar, atau singkat, padat, en to the point? Apakah beliau gak suka kalo kita ngutip dari internet, en hanya dari buku saja? Apakah beliau senang kalo kita menganalisis hal-hal ekstra selain yang diperintahkan? Hal-hal seperti ini tentu akan membuat kita lebih mencolok dibanding mahasiswa lain, en of course, nilai ekstra!!
3.BETWEEN US&FRIENDS Nah, kali ini lebih ke arah hubungan dengan sesama. Saya percaya bahwa kita bisa menyenangkan Tuhan juga lewat hubungan dengan teman-teman kita, dan Tuhan ingin kita bisa jadi terang buat mereka, dan membawa jiwa masuk ke Kerajaan-Nya! ^^ Oke, selain prinsip umum bahwa kita harus selalu berbuat baik dan menyayangi sesama (jadi inget “jawaban wajib“ ala kalimat itu pas SD, wakakak), kita perlu tahu bahwa apa yang terlihat baik itu belum tentu BENAR. Heh, maksudnya gimana? Maksudnya, apa yang sip dan gaya hidup mereka. Kita teman-teman kita lakukan itu, harus hati-hati soal ini, karena sekalipun terlihat baik, belum dunia perkampusan dan per-setentu benar. Bukan hanya soal tin- kolah-an kan gak jauh-jauh sama dakan, tapi bisa jadi di soal prin- yang namanya gaul sama temen, hehe. Waktu kita juga dihabiskan lebih banyak di kampus daripada di rumah. Saya baru belajar banget soal ini di S2 sekarang. Di bidang akademik, hal paling simple yang bisa kita lakukan adalah: JANGAN TITIP ABSEN!! Hehehe. Ini sih pasti sering banget kita liat di kampus. Well, buat saya, titip absen sama aja dengan menipu. Karena kita sebenernya gak dateng ke kelas, tapi kita nyuruh temen menandatangani kehadiran kita sehingga kita dianggap hadir.
Kemudian untuk hal-hal di luar akademik. To share my experience, hampir seluruh teman-teman saya di Geneva ini adalah nonKristen. Mayoritas ya agnostic-atheist gitulah. Ada juga beberapa yang tahu Tuhan Yesus (seseorang bahkan mengaku kalo dia percaya bahwa Yesus itu Tuhan), tapi kadang-kadang dia masih pergi ke gunung buat berdoa *lhoooo*. Tapi, mereka semua baik-baik!! Sungguh sangat baik. Sering banget saya ngerasa, baiknya mereka itu kadang melebihi baiknya orang Kristen sendiri yang udah lahir baru. Kebaikan merekalah yang membuat saya sampe sekarang gak homesick disini. Mereka baik dan ramahramah; saya sering diundang untuk makan malam bersama atau pergi main. Mereka juga enak diajak ngobrol, dan ngasih saya tips-tips dalam pelajaran. Banyak dari mereka yang sebelumnya pernah kerja untuk NGO atau organisasi kemasyarakatan. Banyak yang idealis. Secara duniawi, itu baik gak? Of course itu baik! Tapi, saat saya jeli mengamati, gak sedikit hal-hal yang bertentangan dengan prinsip-prinsip Kerajaan Surga yang saya anut. Misalnya, tanpa bermaksud menghakimi, banyak dari mereka yang homoseksual ataupun mendukung homoseksual, atas nama hak-hak asasi manusia. Saya gak bermaksud membahas soal itu disini, karena itu luar biasa pelik dan kompleks. Dalam soal BGR (Boys Girls Relationship), juga banyak yang secara duniawi nampaknya baik dan normal-normal saja untuk dilakukan (contoh: tinggal bareng pacar!), tapi kita tahu itu gak benar di mata Allah.
Saya tidak mengatakan, kita harus menjauhi mereka. Saya berteman baik dengan mereka semua, tapi saya juga sangat berhati-hati agar tidak kompromi dengan nilai-nilai itu. Hingga detik ini, saya masih terus belajar agar bisa jadi terang bagi mereka. Sudah beberapa kali iman saya dipertanyakan, seperti, “Kenapa kamu pergi ke gereja? Apa kamu orang yang religius? Kenapa kamu gak minum?” de el el. Seringkali saya gak tahu harus menjawab apa kecuali dengan ber-
J JJ
saksi bagaimana hidup saya sebelum dan sesudah mengenal Kristus. Kita memang harus jeli dalam hal ini karena gak mungkin kita bilang sama orang yang homoseksual, “Woi itu salah! Tobat dong! Ntar lu masuk neraka!” Hahaha. Saya rasa, yang paling bisa memenangkan mereka adalah kelakuan kita, dan bukan hanya khotbah atau cuap-cuap belaka…
J
J J
I know how hard it is to resist such kind of temptation and a heavy peer pressure. Tapi bukankah kita ini anak-anak terang, dan bukan lagi anak-anak dunia? Kalo kita gak berani tampil beda, bagaimana Kristus bisa dimenangkan lewat kelakuan kita? Saya juga sering merasa takut ditolak, takut gak punya temen, karena perbedaan prinsip yang kami anut. Tapi ayat di Yohanes 16:33, Yoh 15: 18-19, dan 1 Petrus 4:4, saya jadi dikuatkan lagi!
J
Yohanes 16:33
“…Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku (Yesus) telah “…Jikalau dunia membenci mengalahkan dunia.”
Yohanes 15:18-19
kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku daripada kamu. Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya tetapi karena kamu (=kita) bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu.”
1 Petrus 4:4 “Sebab itu mereka (orang-orang dunia) heran, bahwa kamu tidak turut mencemplungkan diri bersama-sama mereka di dalam kubangan ketidaksenonohan yang sama, dan mereka memfitnah kamu.”
4 . BETWEEN US&PARENTS Kolose 3:20 berkata, “Hai anak-anak, Taatilah orang tuamu dalam Segala Hal, karena itulah yang indah di dalam Tuhan.� Sekalipun poin ini ditaruh di nomer empat, bukan berarti ini kurang penting dibanding poin-poin di atas. Singkatnya, kita udah tahu lah ya bahwa soal urusan sekolah, kita belajar dengan tekun bukan hanya untuk diri kita, tapi juga untuk ortu. Ortu sudah sekolahin kita susah payah, mereka kerja banting tulang untuk membiayai kita. Of course kita ga boleh menyia-nyiakan setiap sen yang dicari ortu dengan susah payah. Ortu pasti ingin anak-anaknya berhasil. Jadi, lakukan tugas dan tanggung jawab kita sebagai anak dan murid dengan baik. Jangan siasiakan juga kepercayaan mereka,
misal-nya kita tawuran dan bukan belajar, duit kos dipake buat beli barang yang kurang berguna, ato uang jajan kita dipake sembarangan buat minum-minum dan sebagainya. Kita bersyukur kalo hingga detik ini, Tuhan masih memberkati ortu sehingga kita bisa sekolah. Dalam hal ini, mungkin kita semua udah tahu en hapal ngelotok di luar kepala. Tapi yang ingin saya tekankan disini adalah ketaatan kita terhadap ortu juga.
Selama ini saya mengira saya sudah dan selalu menjadi anak yang baik en nurut sama ortu. Tapi dalam soal akademik, saya baru saja sadar en belajar untuk taat sama ortu. Hal ini terjadi justru ketika saya mau masuk S2. Saat itu, ortu ingin saya terusin sekolah, tapi sayanya gak mau, hahaha. Soalnya waktu itu saya sudah mulai bisnis cokelat kecil-kecilan bareng dua temen saya,
en saya sudah terlanjur merasa enak bisa cari duit sendiri :p Saya berdebat cukup seru dengan papa saya, sampai-sampai papa dateng ke Bandung waktu itu khusus buat kasih saya pengertian en dengan tegas bilang, “Kamu harus S2, tinggalkan dulu bisnismu.â€? Saya waktu itu benar-benar bimbang, mau S2 atau enggak, sampe doa puasa segala en konsultasi dengan banyak orang. Satu hal yang saya lupakan adalah saya justru gak konsultasi dengan ortu‌ Akhirnya, saya berangkat ke Geneva untuk S2. Tapi bukan berarti saya S2 karena paksaan ortu. Saya menyadari bahwa saya seneng banget di S2 ini!!
P
I
Beberapa hari ini, ada adik-adik kelas saya yang cerita, kalau mereka ingin studi di luar negeri (LN), tapi ortu mereka melarang. Mereka tetap berusaha mencari info untuk sekolah di LN dan menunjukkan kepada ortu kalo mereka pasti bisa dan berhasil. Tapi yang membuat saya kagum adalah mereka tidak berontak ataupun protes, tapi tetap taat dengan apa kata ortu mereka. Mereka hanya akan pergi kalo restu dari ortu turun. Wow. Saya percaya, ketaatan mereka pasti akan membuahkan buah yang baik. (Ingat, berkat turunnya dari otoritas!)
Kasus yang lebih sulit biasanya dialami saat pilihan studi kita berbeda dengan pilihan ortu. Saya dulu juga ngalamin ini sebelum S1. Saya pingin ngambil jurusan Hubungan Internasional (HI), tapi papa saya pingin saya ambil kedokteran hahaha. Ngejomplang banget kan :p Tapi di lain pihak, gak sedikit temanteman saya yang kuliah jurusan X dengan terpaksa karena pilihan ortunya. Akibatnya, mereka kuliah dengan beban, gak enjoy, dan ada yang sampai stress and drop out. Saya bukan pakar pendidikan en I don’t know how to precisely give advice for any case. Saya cuma bisa bilang, jangan langsung berontak, tapi juga jangan langsung nge-iya-in pilihan ortu alias nurut buta. Bilang baik-baik dengan ortu kenapa kita ingin mengambil jurusan tertentu. Bicarakan dan jelaskan argumen kita baik-baik kenapa kita suka dengan jurusan ini. Kemudian, kalo restu dari ortu sudah turun, then show them that we indeed can make it! Dengan demikian ortu ga akan merasa ngeluarin duit dengan percuma. Dan kalopun ortu masih gak setuju, then always bring it to your prayer :D Tuhan bisa ubah dan lembutkan hati ortu untuk akhirnya merestui pilihan kita. Tapi kalopun jawabannya masih enggak, then just trust God and your parents. Pasti ada sesuatu yang baik di balik semua ini. Ketaatan kepada ortu selalu membuahkan hasil yang manis.
**** Akhir kata, saya ingin mengajak para pembaca untuk sama-sama berdoa untuk kondisi pendidikan di Indonesia. Di saat saya membuat tulisan ini, isu tentang pendidikan di Indonesia sedang hangathangatnya. Yang paling seru diperbincangkan dan menjadi topik yang sangat kontroversial tentang keputusan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud) bidang Pendidikan, Musliar Kaslim, untuk menghapus mata pelajaran bahasa Inggris dan IPA di tingkat SD. Isu lengkapnya, silakan baca di koran, hehehe. Mari kita doakan bangsa ini, agar bisa mengalami pemulihan dalam segala hal, termasuk bidang pendidikan. Agar ada orang yang bisa memenangkan dan mengambil alih dunia pendidikan bagi kerajaan-Nya. Indonesia dalam kemuliaan Tuhan!! AMEN.
AB
Pleasing God in
Market Place
(Right Attitude as Workers) Written by Mega Rambang Designed by Eunike Santosa
Selamat datang di dunia kerja!!! Bagi banyak orang, dunia kerja adalah tempat dimana mereka mencari nafkah alias uang. Tapi bagi anak-anak Tuhan, tempat bekerja bukan hanya tempatnya mencari uang. Dunia kerja adalah tempat istimewa yang sudah dipilihkan Tuhan baginya.
Mengapa istimewa? Tentu saja istimewa. Bayangkan saja, hampir sepertiga hari kita dihabiskan di tempat kerja (bahkan untuk beberapa orang, lebih banyak lagi). Tentunya tidak mungkin Tuhan menempatkan kita di sembarang tempat tanpa tujuan. Saat Dia tempatkan si A di kantor X, atau si B di kantor Y, Tuhan punya rencana. Dia menempatkan dengan detail setiap peristiwa, orang-orang yang kita temui, apapun yang terjadi dalam hidup kita. Singkatnya SEGALA SESUATUNYA untuk mendatangkan kemuliaan bagi-Nya.
“Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!” (Roma 11 : 36).
“SEGALA SESUATU” ini termasuk pekerjaan kita (yang terkadang menjengkelkan itu :p). Well, percaya atau tidak, pekerjaan kita penting bagi Tuhan. Pekerjaan kita adalah dari Tuhan, oleh Tuhan, dan untuk Tuhan. Singkatnya, pekerjaan kita adalah bagi kemuliaan Tuhan. Kita mengerjakannya hanya bagi Dia. Untuk kesenangan-Nya. Untuk kemuliaan-Nya. Jadi, bila kita tidak menyenangkan Tuhan saat bekerja, kita gagal. Sesederhana itu.
Pertanyaannya sekarang: Sudahkah apa yang kita lakukan di dalam pekerjaan kita menyenangkan Tuhan? Sudahkah kita memuliakan Dia? Sejujurnya, menyenangkan Tuhan di dalam pekerjaanku menjadi pergumulanku akhir-akhir ini. Bahkan seumur hidup mungkin. Seringkali aku mengeluh saat banyak pekerjaan, padahal Tuhan bilang agar aku mengucap syukur dalam segala hal. Terkadang aku membenci bosku untuk apa yang dia lakukan atau yang dia katakan, padahal Tuhan bilang supaya aku mengasihi sesamaku. Tak jarang, aku memperolok cara
kerja rekan-rekanku, meskipun hanya dalam hati, tapi aku tahu Tuhan tidak berkenan dengan apa yang aku lakukan. Mulutku tak bisa dikendalikan saat aku kesal pada apa yang terjadi di tempat kerjaku, parrraaahhhh... Aku mencuri jam kerjaku untuk melakukan hal-hal yang tak ada hubungannya dengan pekerjaanku saat atasanku tak melihat, misal: fesbukan, ngeblog dan teman-temannya.
Aku mendukakan Tuhan saat bekerja T_T
Aku yakin Tuhan sering kali mengerutkan dahi, atau geleng-geleng kepala melihat perilaku anak-anak-Nya di dunia kerja. Anak-anak-Nya yang seharusnya menjadi saksi-Nya di dunia, bukannya membuat-Nya tersenyum bangga, tapi mempermalukanNya. Haiss! Tobaaattt! Kita harus segera berubah dan meninggalkan manusia lama kita.
Dan menyenangkan Tuhan dalam pekerjaan kita dapat dimulai dengan:
1. Berdoa
Tetaplah berdoa. 1 Tes 5:17 (TB) Ayat tersebut tentunya ayat yang kita hapal di luar kepala, tetapi mempraktekkannya? Sudahkah kita berdoa tanpa henti? Seberapa banyak di antara kita yang berdoa kepada Tuhan DI SAAT BEKERJA? Eh, ini bukan yang merem di depan laptop trus berdoa yaaa... Maksudnya, kita berkomunikasi dengan Tuhan setiap saat, ngobrolngobrol sama Tuhan, pokoknya TIDAK MEMUTUS KOMUNIKASI KITA DENGANNYA. Kita memohon pada-Nya agar memberkati pekerjaan tangan kita saat itu, membicarakan pada-Nya apa yang kita kerjakan, meminta-Nya memampukan kita menjadi garam dan terang di kantor, membicarakan pimpinan dan rekan kerja kita, keadaan di kantor, masalah-masalah yang terjadi, mengatakan apa yang kita rasakan, dll. Komunikasi dengan Tuhan yang terusmenerus menjaga sikap dan hati kita dalam bekerja. Saat kita berdoa, Tuhan menjagai hati kita, sehingga hati kita senantiasa memancarkan kehidupan. Damai sejahteraNya memelihara hati dan pikiran kita. Allah mengendalikan respon kita. Kecenderungan kita kemudian ialah melakukan apa yang dikatakan Allah. Jika demikian yang kita lakukan, bukankah itu akan menyenangkan hati-Nya?
Orang-Orang yang Kita 2. Mengasihi Temui dalam Pekerjaan Dan hukum yang kedua bersama dengan itu, demikian: Hendaklah engkau mengasihi sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Matius 22:39
Ini berarti bersabar luar biasa dan bersikap manis pada klien yang marah-marah, bersikap ramah pada semua orang, tidak balas marah atau mendendam pada seseorang yang mempermalukan kita di kantor, bersikap sopan dan tidak melakukan cara-cara yang licik dalam bekerja, tidak pula iri pada kawan yang karirnya lebih cepat naik, dan masih banyak tindakan kasih yang bisa kita lakukan dalam pekerjaan kita. 1 Korintus 13 memberikan daftar lengkap bagaimana kita dapat mengasihi sesama kita ^^ Tentu saja tidak mudah mengasihi sesama yang sulit dikasihi (membayangkan seseorang? *winkwink*), hanya Allah saja yang memampukan kita untuk mengasihi. Yah, itulah mengapa kita perlu berdoa saat bekerja.
O, iya... ini yang sedang aku praktekan akhir-akhir ini:
Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu. Efesus 4:2
Belajar peduli pada pekerjaan rekan kita sekalipun itu bukan pekerjaan kita dan membantunya (dengan catatan, pekerjaan kita telah selesai tentunya ^^V), hal yang mudah sebenarnya, kalau kita mau. Karena percuma kita berkoar-koar mengasihi sesama tapi tidak menunjukkannya, karena kasih sebenarnya berbicara tentang tindakan. Maukah kita menunjukkan kasih kita pada sesama yang ada di lingkungan pekerjaan kita?
3. Menaati Firman Tuhan Apapun Resikonya What? Apa hubungannya menaati Tuhan dengan pekerjaan kita? I told you, the truth is di dalam pekerjaan kita akan menemukan situasi dimana kita harus memilih, menaati Firman Tuhan atau menentang Firman Tuhan.
Ingat Kisah Daniel, Hananya, Misael dan Azarya? Mereka memilih untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja saat SEMUA ORANG MEMILIH MENAJISKAN DIRINYA. Seharusnya mereka mendapat masalah kan? Tapiii... Allah mengaruniakan kasih sayang dari pemimpin pegawai istana. Nah, kalau kita teruskan membaca Kitab Daniel ini, sewaktu semua orang menyembah patung yang didirikan Raja Nebukadnezar, hanya Sadrakh, Mesakh dan Abednego yang menentang hal ini, walaupun ada ancaman akan dilemparkan dalam perapian yang menyala-nyala. Kita tahu akhir ceritanya, Allah menyelamatkan mereka, tapi MEREKA TIDAK TAHU. Sebelum dilemparkan ke perapian tersebut, mereka berkata:
Jika Allah kami yang puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyalanyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu. Daniel 3:17-18
Taatilah Firman Tuhan, berapa pun harganya. Sekalipun harganya adalah kehilangan pekerjaan, dicemooh orang, dimarahi pimpinan, dan berbagai hal yang tidak mengenakkan lainnya. Tuhan Yesus baik, Dia setia memberkati kehidupan mereka yang memilih untuk menaatiNya berapa pun harganya. Percayalah.
Jika engkau baik-baik mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan dengan setia segala perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka TUHAN, Allahmu, akan mengangkat engkau di atas segala bangsa di bumi. Segala berkat ini akan datang kepadamu dan menjadi bagianmu, jika engkau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu. 28:1-2 Dalam Ulangan 28:1-14, Allah berjanji akan memberikan segala berkatNya bagi mereka yang menaatiNya dengan setia ^^
atau Tidak Dilihat 4. Dilihat Orang Tetap Melakukan yang Sama Bekerja dengan Baik
Anak Tuhan tidak perlu diawasi dalam bekerja. Ada atau pun tidak ada orang yang mengawasi, dia tetap akan melakukan yang sama-MELAKUKAN PEKERJAANNYA DENGAN BAIK DAN BENAR. Pernah gak tuh ngeliat karyawan atau pegawai yang nyantai-nyantai atau malas-malasan saat tidak ada pimpinannya? Pernah gak tuh asyik-asyikan main game atau online pas bos gak ada, trus begitu bos ada langsung tuh sok sibuk. Kalau mau jadi orang yang berintegritas, gak boleh tuh BERSANDIWARA gitu ^^’ Kita bukan aktris yang harus memainkan peran saat ada penonton. Kalo kita orang-orang seperti ini must buruan TOBAT, why? Karena Firtu berkata dengan jelasnya begini:
Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia ini dalam segala hal, jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan mereka, melainkan dengan tulus hati karena takut akan Tuhan. Kolose 3:22 Anak Tuhan berdisiplin saat bekerja bukan untuk menyenangkan bosnya di dunia, tapi untuk menyenangkan TUHAN.
5. Rela Berjalan 2 Mil Susah lo mencari teladan seseorang yang benar-benar rela berjalan 2 mil, saat dipaksa berjalan 1 mil.
Dan siapa pun yang memaksa engkau berjalan satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil. Matius 5:41 Ini berbicara tentang memberikan yang terbaik. Orang percaya seharusnya tidak mengerjakan sesuatu apa adanya atau asal jadi saja. WE ALWAYS GIVING OUR BEST. Hanya yang terbaik. Karena menyadari, kita mengerjakan segala sesuatunya seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Dia tahu bosnya, bukanlah bos yang di dunia, tapi BIG BOSS-nya adalah BAPAnya di sorga, dan TUHAN layak mendapatkan yang terbaik. Mungkin kelihatannya ayat tadi merugikan banget ya, bikin makan hati juga. Kalo dipikir-pikir, sudah untung kita mau dipaksa berjalan satu mil, lah ini, pake nambah bonus 1 mil lagi. Sungguh melelahkan ^^’ Tapi saat kita menyadari upah yang menanti kita adalah dari TUHAN, aku percaya, kita pasti mampu melakukan yang terbaik. AMEN. Errr... bukan dengan kekuatan sendiri sih, hanya kekuatan-Nya semata yang memampukan kita.
Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima apa yang ditentukan bagimu sebagai upah, Kristus adalah tuan dan kamu hambanya. Kolose 3:23-24
6. Bekerja dengan Sepenuh Hati Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kolose 3:23 Lakukanlah segala pekerjaanmu dalam kasih! 1 Korintus 16:14
SEGALA PEKERJAAN DILAKUKAN DENGAN KASIH looo... ^^ Bayangkan semua pekerjaan yang kita lakukan di kantor dilakukan dalam kasih. Bukankah itu akan jadi kesaksian yang hebat bagi dunia ini? Tidak hanya yang terbaik yang Tuhan inginkan dalam pekerjaan kita, Dia ingin kita mengerjakannya SEPENUH HATI. Bukan hanya melakukan yang terbaik dengan seluruh usaha dan kemampuan, GOD IS SEEING OUR HEART. Bagaimana sikap hati kita sewaktu mengerjakannya, apakah di luar tampak giving my best, tapi jangan-jangan di hati ngedumel atau mengeluh tanpa henti.
Percuma mengerjakan sesuatu, tapi sikap hati kita gak SUKACITA. Nantinya kita akan merasa capek sendiri, dan pekerjaan itu gak akan jadi berkat, karena ujung-ujungnya apa yang di hati kita akan terpancar keluar. Kita tidak mengerjakannya sepenuh hati sehingga perkara sulit untuk memberikan yang terbaik. Kalau waktu bekerja terus dalam hati kita sudah gak suka atau mengeluh, yang melihat kita bekerja juga akan akan merasakan apa yang kita rasakan. Lihat saja orang yang asal bekerja mengerjakan pekerjaannya, bandingkan dengan orang yang mencintai pekerjaannya dan mengerjakan pekerjaannya dengan sungguh-sungguh! Which one do you like? Mana yang jadi berkat buatmu? Kamu ingin jadi orang yang mana? Silakan memilih! ^^ Mari kita kerjakan segala sesuatu untuk Tuhan dengan sepenuh hati ^^ Supaya orang lain melihat apa yang kita kerjakan dan memuliakan BAPA kita di Sorga, yang tidak hanya memberikan kemampuan untuk melakukan suatu pekerjaan, tapi juga sukacita dalam mengerjakannya.
Apapun Keadaan 7. Sesulit Tetap Menepati Apa yang Dikatakannya
Ini berbicara tentang kesesuaian antara apa yang dikatakan dan apa yang dikerjakannya. Sesulit apapun keadaan, dia akan berusaha menyelaraskan perbuatannya dengan perkataannya. Anak Tuhan seharusnya dapat dipercaya. Apa yang diperbuatnya seharusnya sesuai dengan apa yang dikatakannya. Saat kita berjanji menyelesaikan pekerjaan kita hari ini, tepatilah. Berusahalah semaksimal mungkin, bahkan jika keadaan tidak memungkinkan, tetaplah berjuang. Sungguh tidak mudah jadi orang yang berkomitmen dengan setiap apa yang dikatakan, apalagi kalau lingkungan menjadi sulit. Tapi mungkin membaca ayat-ayat ini dapat menguatkan kita.
Yang akhirnya dituntut Yang memandang hina dari pelayan-pelayan orang yang tersingkir, tetapi memuliakan orang yang takut yang demikian ialah akan Tuhan; yang berpegang bahwa ternyata mereka dapat dipercayai. 1 pada sumpah walaupun rugi. Korintus 4:2 Mazmur 15:4 Orang-orang yang dapat dipercaya memiliki nilai lebih dibandingkan orang lain, dan mereka jarang ditemukan di masa-masa sekarang. So, jadilah orang yang dapat dipercaya! TUHAN memperhitungkan apa yang dianggap dunia rugi menjadi keuntungan bagimu ^^V
Itu hanya sebagian kecil dari banyak hal yang dapat kita lakukan dalam pekerjaan kita yang dapat menyenangkan Tuhan. Masih banyak lagi. Jika kita memiliki persekutuan yang intim dengan Tuhan, kita akan dapati ternyata sangat mudah menyenangkan Tuhan. Secara alami, kita mengetahui hal-hal yang membuatNya tersenyum. Bahkan saat kita mulai dari hal yang sederhana-datang tepat waktu ke kantor, misalnya, itu pun menyenangkan hatiNya looo... Mari menyenangkan Tuhan dalam dunia kerja!\(“,)/
Written By: Poppy Noviana Design By: Melissa Halim
Saya adalah anak pertama dari sebuah keluarga kecil yang terdiri dari
Papa, Mama dan seorang adik. Sejak mengalami krisis moneter, keluarga semakin sulit ketika saya dan keluarga harus menerima kenyataan lan besar sekaligus ancaman bagi kami sekeluarga. Masa depan kami sepertinya akan suram. Masih teringat jelas waktu itu saya sedang dalam masa-masa menyelesaikan pendidikan SMP dan mau memasuki tingkat SMU, sehingga sangat banyak biaya yang dibutuhkan untuk biaya daftar ulang dan keperluan lainnya. Sulit rasanya, ditambah lagi posisi sebagai anak sulung yang dituntut untuk bertanggung jawab terhadap keluarga. Puji Tuhan, semua hal sulit yang saya alami merupakan cara Tuhan untuk membentuk karakter dan kedewasaan mental saya.
peran saya sebagai seorang siswa di sekolah, seorang sahabat di dalam pergaulan, seorang karyawan di kantor dan seorang pelayan di gereja, untuk dapat menyenangkan Tuhan dalam setiap peran yang saya lakukan.
1. Menjadi seorang siswa untuk menyenangkan Tuhan Saya sudah mengenal Tuhan sejak kecil. Puji Tuhan saya terlahir di tengah keluarga yang sudah percaya Tuhan. Tetapi ketika saya diperhadapkan pada situasi keuangan yang sulit, hubungan dengan Tuhan menjadi hal yang berbeda buat saya. Saat itu kehidupan saya sebagai seorang kristiani hanyalah sebagai rutinitas. Saya pergi ke gereja dan memiliki kehidupan rohani yang biasa-biasa saja dan tidak bertumhidup membuat saya merasa tidak sanggup dan menyerah untuk tetap bertahan, sehingga semakin hari hanya Tuhan saja yang dapat saya andalkan dalam setiap pergumulan yang ada. Pada saat mau memasuki SMU, akhirnya saya bergumul keras karena cita-cita saya untuk masuk sekolah negeri unggulan menjadi harapan yang tidak tercapai. Papa saya lebih mendukung agar saya
langsung bekerja. Menyenangkan sih buat saya secara pribadi, setidaknya saya masih didukung untuk melanjutkan pendidikan. Tapi, tetap saja itu bukan cita-cita yang saya harapkan, dan tuntutan untuk segera bekerja membuat saya jadi tertekan. Mulai memasuki semester perbahwa semua yang saya lakukan hanya sekedar untuk menyenangkan Papa. Tidak sama sekali saya lakukan dengan serius, sampai akhirnya saya memperoleh peringkat ke 32 dari 34 siswa. Rasanya malu dan minder jadinya, tetapi rencana Tuhan memang rancangan damai sejahtera, Dia menguatkan saya melalui sebuah kegiatan ekstrakurikuler cheerleaders yang akhirnya saya ikuti, karena hobby saya sejak kecil adalah menari.
Sesuatu yang sangat berharga bagi saya dalam melalui masa itu dan mengubahkan saya adalah ayat-ayat dari kitab Amsal yang mengajar dan menegur dengan tegas. Beberapa ayat yang menjadi kekuatan, dari Amsal 6:6-8 dan 1Timotius 4:12.
Dua peristiwa yang membuat ayat-ayat di atas sangat berharga adalah ayat ini mampu menguatkan saya di saat prestasi saya di kelas hancur akibat motivasi yang salah saat memutuskan untuk
“ hai pemalas, pergilah kepada
buruk membuat teman-teman sekelas meremehkan saya. Mereka juga tidak sungkan untuk memberitahu saya kunci jawaban untuk digunakan sebagai contekan di kelas saat ujian berlangsung. Ada yang mencari bocoran jawaban dan membagikannya, dan ada juga yang berbagi melalui SMS berantai. Tapi melalui situasi ini saya mengambil keputusan untuk belajar tekun. Setiap jam istirahat, saya luangkan waktu untuk membaca kembali pelajaran yang baru dijelaskan oleh guru di kelas.
semut, perhatikanlah lakunya
dan jadilah bijak: biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya atau penguasanya, ia
menyediakan rotinya di musim panas, dan mengumpulkan
makanannya pada waktupanen.� (amsal 6:6-8)
“jangan seorang pun
menganggap engkau rendah karena engkau muda. jadilah teladan bagi orang-orang
percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam
kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.� (1Ttimotius 4:12)
Selain itu, saya mulai membangun hubungan yang serius dengan Tuhan melalui saat teduh pagi dan renungan malam. Meskipun pada saat itu saya masih bolong-bolong untuk renungan, tapi sungguh motivasi yang salah itu semakin hari semakin bergeser dan akhirnya berubah menjadi sebuah tekad yang utuh. Tekad tersebut adalah keinginan untuk menjadi
teladan di tengah-tengah kondisi yang mudah membuat saya kompromi dengan dosa penipuan tek adalah menipu diri sendiri, karena bukan hasil upaya keras dari dalam diri melainkan hasil karya orang lain yang dijiplak. Pada saat itu saya diremehkan dengan opini-opini yang menyudutkan. Bahkan saya dianggap bukanlah seorang siswa yang berpengaruh, karena dari kalangan buruk dalam prestasi. Tapi hasil akhir-lah yang membuktikan. Saya mendapat peringkat ke-4 dan lulus dengan predikat sangat baik. Sungguh nyata didikan Tuhan bagi anak yang tidak menolak-Nya dan tidak bosan atas peringatan-Nya.
“hai anakku, janganlah engkau menolak didikan T uhan dan
janganlah engkau bosan akan peringatan- ya. karena T uhan memberi ajaran kepada yang
dikasihi- ya, seperti seorang bapa kepada anak yang disayangi.� (amsal 3:11-12)
Yang kedua, adalah ketika saya menjadi seorang anggota cheerleaders di sekolah. Saya merasa sangat malas sebenarnya untuk pergi ke sekolah. Sempat terpikir untuk berhenti saja, tapi dari situ saya berusaha memotivasi diri dengan membeli buku If High School is a Game, dengan maksud untuk merubah mindset, namun hal itu hanya sedikit membantu dan tidak bertahan lama. Akhirnya ketika saya bergumul kepada Tuhan tentang apa yang harus saya lakukan, saya menemukan jawaban, yaitu keputusan untuk masuk keanggotaan cheers. Tuhan mulai membangun karakter rajin dalam diri saya melalui kegiatan ini, karena setiap anggota dituntut untuk berlatih 3 kali seminggu dan selama 4 jam. Belum lagi pemanasan, bentakan keras dari senior dan pegel-pegel seluruh badan karena gerakan-gerakan senam lantai yang tidak mudah. Melalui ayat Amsal tadi saya diajarkan oleh Tuhan, bahwa semut aja bisa mengatur dirinya, bisa memiliki strategi untuk bertahan hidup menghadapi perubahan musim. Apalagi saya yang diberikan akal budi untuk berpikir dan talenta untuk menari oleh Tuhan, kenapa saya tidak maksimalkan potensi
selagi masih muda. Akhirnya menyabet piala demi piala pun kami lakukan, kekompakan tim dan strategi untuk menjaga semangat untuk sekolah saya peroleh seperti halnya semut. Dari kedua peristiwa yang saya sebutkan di atas, saya mangalami suatu terobosan, didikan Tuhan dan kuasa-Nya bekerja di saat saya mengalami kesulitan hidup. atas apa yang Tuhan izinkan terjadi bagi saya. Terobosan besar dalam diri saya dan pola pikir yang mau berjuang, semuanya bisa saya lakukan karena motivasi untuk menyenangkan Tuhan dalam peran sebagai seorang siswa. Jadi, terimalah didikan Tuhan dalam diri kalian, jangan menolak sumber hikmat dan pengetahuan, sehingga suatu terobosan bisa terjadi dalam diri kita jika kita ada di dalam Dia. Janji Tuhan adalah ya dan amin, oleh karena itu, ingatlah “Dengan bermalas-malas takkan tercapai yang diidamkan; dengan bekerja keras orang mendapat yang menghalangi kita untuk berhasil adalah kemalasan dari dalam diri sendiri.
2. Menjadi seorang sahabat untuk menyenangkan Tuhan Saya tertarik untuk membahas peran seorang sahabat di sini, karena menjadi seorang sahabat tidak sama seperti seorang teman. Bagi saya, teman itu sebatas hanya say hello dan interaksi singkat saat bertemu saja, tidak ada jalinan adalah hubungan dekat yang saling mendukung dan percaya sahabat adalah seseorang yang sangat dekat dan saling membangun rasa percaya, terbuka, dan mendukung dalam suka dan duka.
Talking about Pleasing God or Pleasing People, seringkali pergaulan yang terlalu bebas membuat kita kompromi dengan dosa. Hal ini diawali dari pengaruh buruk yang merusak kebiasaan baik seseorang, padahal Tuhan yang merupakan Sahabat sejati kita melarang hal itu. Menarik bagi saya untuk menceritakan mengenai peran sebagai seorang sahabat. Peristiwa ini terjadi saat saya berulang tahun
beberapa sahabat untuk datang. Saat itu saya berkenalan dengan seseorang yang akhirnya menjadi sahabat saya sampai saat ini. Dia adalah seorang wanita yang lebih dewasa dari saya, dan seorang yang aktif dalam pelayanan. Namun yang menyedihkan bagi saya adalah saat saya mengetahui bahwa sahabat saya ini menjalin hubungan gelap dengan seorang pria yang sudah menikah. Sulit bagi saya sebagai sahabatnya untuk menerima hal ini. Apapun yang saya katakan tidak pernah didengar dan berarti baginya.
untuk sekali ini aja. Akhirnya saya memutuskan untuk tetap tidak berbohong. Sederhana sih, tapi saya berusaha untuk waspada dan tidak kompromi dengan dosa kebohongan, karena Tuhan mengajarkan untuk berkata yang benar.
Pada satu ketika, saat saya janjian dengan dia untuk suatu acara ibadah, kami bertemu dan memiliki waktu bersama untuk bersekutu. Setelah acara selesai, dia mengatakan bahwa dia akan pergi untuk menemui pria itu sehingga dia tidak ikut pulang bersama dengan saya. Saat sampai di rumah dia berpesan pada saya melalui BBM, jika orangtuanya bertanya maka jawab saja kalau kita sedang jalan-jalan. Mungkin hal ini sederhana, tapi bagi saya awal dari kompromi dengan dosa adalah ketika saya menyetujui usulannya untuk membohongi orangtuanya. Saya menolak untuk berbohong, namun dia memohon
Firman Tuhan yang berkuasa seperti pedang bermata dua, sungguh mampu menunjukkan hal-hal yang benar bagi saya untuk
“jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak,
hendaklah kamu katakan: tidak. apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.� (matius 5:37)
Tuhan, ketika kita melakukan perintah-Nya maka Tuhan akan berkenan. “jika engkau baik-baik
mendengarkan suara uhan,
allahmu, dan melakukan dengan
setia segala perintah- ya yang kusampaikan kepadamu hari ini, maka uhan, llahmu, akan
mengangkat engkau di atas segala bangsa di bumi.� (ulangan 28:1)
3. Menjadi seorang pekerja yang menyenangkan Tuhan Nah, kali ini lebih ke arah peran sebagai seorang pekerja. Saya percaya bahwa kita bisa menyenangkan Tuhan juga lewat cara kerja kita di kantor. Selain menjadi seorang pekerja yang tidak pernah telat masuk kantor, seorang pekerja yang menyenangkan Tuhan adalah saat ia bisa menjadi terang dan garam di tengah-tengah lingkungan di mana ia ditempatkan. Mengapa bahwa bukan hanya atasan, tapi rekan sekerja, bahkan bawahan juga ikut ambil andil dalam menilai kita. Jadi jika kita bisa menjadi terang dan garam di lingkungan kerja kita, betapa disenangkannya hati Tuhan. Anak-Nya dinilai oleh semua orang dan dapat membawa dampak positif bagi lingkungan sekitarnya serta menjadi teladan bagi pekerja yang lain.
Selama 3,5 tahun saya menjalani pendidikan di perguruan tinggi swasta di Jakarta. Saat saya lulus dan mulai mengenal dunia kerja, ternyata banyak hal yang dapat membuat saya jatuh dalam dosa. Peristiwa yang saya alami adalah saat saya ditunjuk sebagai seorang tim pendukung untuk mempersiapkan data-data yang akan digunakan untuk audit. Tiba-tiba atasan saya mengutarakan bahwa nilai perolehan audit internal yang dilakukan oleh perusahaan harus diubah. Hal ini menjadi suatu kegelisahan tersendiri bagi saya, apakah saya harus mempertaruhkan reputasi saya di mata Tuhan sebagai seorang yang mau berusaha untuk jujur... pilihannya, mau kompromi dengan dosa atau tidak?
Awalnya saya menolak, namun saat itu atasan saya mengemukakan alasan-alasannya dan tentu ini adalah hal sulit bagi saya. Akhirnya dalam hitungan jam saya mengambil keputusan untuk mengubah isi nilai di dalamnya, dengan catatan disertai data-data pendukung. Namun tidak dapat dipungkiri peristiwa seperti ini membuat saya merasa bersalah selama beberapa waktu lamanya. Saya memohon pengampunan dan hikmat dari pada-Nya agar saya dimampukan berpikir dengan bijaksana terhadap kebenaran yang sesungguhya, sehingga dapat saya sikapi tanpa kompromi dan tegas, sekalipun tetap ada resiko. Tapi saya percaya melalui masalah ini, Tuhan memberi jalan bagi saya untuk berbahagia karena janji-Nya.
“berbahagialah orang yang
dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang
empunya kerajaan surga.“ (matius 5:10)
4. Menjadi seorang pelayan yang menyenangkan Tuhan Suatu pagi, di hari Minggu pada bulan Oktober tahun 2010... Waktu itu saya sedang dalam masa-masa penyusunan skripsi untuk mendapat gelar sarjana. Masih teringat jelas, pada hari itu dibuka lowongan untuk menjadi seorang guru sekolah minggu di gereja kami. guru sekolah minggu adalah keinginan yang sudah lama saya pendam, namun itu tidak menjadi target saya di tahun 2010. Saya bergumul kepada Tuhan atas panggilan yang saya rasakan dan akhirnya saya memutuskan untuk mengikuti program pelatihannya. Saat itu saya rasa merupakan waktu yang sangat tepat karena sudah tidak banyak kegiatan di kampus yang perlu saya hadiri. mengikuti program pembelajaran dan puji Tuhan akhirnya saya dipercaya untuk memimpin pujian
dan menjadi wakil wali kelas untuk anak kelas 5 dan 6 SD. Hal ini bisa saya lakukan karena pertolongan Tuhan yang meneguhkan panggilan yang saya rasakan. Sebuah ayat yang menjadi pegangan yang selalu mengisi pikiran saya saat menjalani keputusan yang saya buat tersebut:
“kita tahu sekarang, bahwa llah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk
mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi
yaitu bagi mereka yang
ia,
terpanggil sesuai dengan rencana
llah.�
(roma 8:28)
Setelah menjadi seorang pelayan Tuhan selama kurang lebih 2 tahun, tentu banyak suka duka yang saya rasakan. Seringkali karena pelayanan ini bersifat non melalaikannya. Satu peristiwa yang saya alami, saat ada seorang pelayan sekolah minggu yang lupa atas tanggung jawabnya, padahal anak-anak sudah datang untuk beribadah. Akhirnya saya yang tidak dijadwalkan harus menggantikannya, padahal saya belum melakukan persiapan. Yang menyedihkan adalah saat saya menanyakan kepada salah satu anak didik saya. Apa kesan dan pesan kamu selama berada di sekolah minggu? Dan saya kaget mendengar ungkapan yang merasa banyak guru yang tidak siap dan sepertinya tidak serius untuk mengajar mereka. Hal ini menjadi suatu teguran keras. Saya merasa itu adalah saya dan saya akui saat menggantikan pelayan Tuhan lain yang tidak hadir, saya tidak memiliki persiapan apapun. Sedih sih, membayangkan kekecewaan anak-anak terhadap saya dan teman-teman yang juga melayani sebagai guru sekolah minggu. Tapi ini merupakan konsekuensi yang harus kami terima sebagai seorang
pelayan dan guru yang mau total dalam melaksanakan perannya. Dari peristiwa di atas, saya belajar untuk siaga. Mungkin mangkir dari pelayanan atau kurang persiapan tidak akan membuat saya dihukum di depan kelas atau dimarahi oleh pendeta, tapi dengan berlaku demikian saya merasa telah mengecewakan hati Tuhan dan tidak menghargai anugerah yang diberikan-Nya untuk melayani. Oleh sebab itu, saat ini saya mulai untuk mempersiapkan diri dengan lebih baik dan tidak lalai dalam jadwal yang telah dipercayakan, karena ketika saya siap, anak-anak pun akan merasakannya. So, jika ditunjuk lagi untuk menggantikan maka saya akan lebih siap kapanpun dibutuhkan.
Jadi, saya ingin mengajak para pembaca untuk bisa berani mengatakan “tidak” untuk hal-hal Tuhan, dan semakin giat membaca, merenungkan, dan melakuyakin dalam melangkah saat menjalani peran apapun di dalam untuk
menjalani
hidup
“ jikalau kamu menuruti
perintah-ku, kamu akan tinggal didalam kasih-ku, seperti ku
menuruti perintah apa-ku dan tinggal di dalam kasih- ya.” (yohanes 15 :10)
sesuai
berguna, baik untuk pengambilan keputusan bagi masa depan, dan untuk lingkungan sekitar kita. Untuk itu, jadilah anak Tuhan yang membawa pengaruh positif di manapun kita ditempatkan, dan tidak mudah dipengaruhi oleh hal–hal negatif.
Ayat di atas dengan jelas memberi teladan bagi kita. Sebab Tuhan lebih dulu memberi teladan kepada kita dengan menuruti perintah Bapa tanpa kompromi pada apapun. Mari kawan jadilah sahabat Allah, agar kita dilayakkan untuk tinggal dalam kasih-Nya!
“kamu adalah sahabat-ku,
jikalau kamu berbuat apa yang kuperintahkan kepadamu” (yohanes 15:14)
Written By: Kezia Margaret Design By: Melissa Halim
Beberapa hari yang lalu saya dan keluarga saya baru saja mengalami sebuah musibah. Kejadian yang sangat tidak terduga sebelumnya, kami nggak pernah membayangkan hal ini terjadi, terutama saya. Saya jadi bertanya-tanya ke Tuhan, “Tuhan kenapa Tuhan izinkan hal itu terjadi buat kami? Kenapa Tuhan?? Apa salah kami?? Apa salahku Tuhan?� Saat saya bertanya seperti itu, Tuhan diam, Dia tidak menjawab apa-apa. Saya semakin sedih dan juga trauma. Lalu saya mengambil waktu untuk berdiam dan merenung, saya sadar bahwa berjalan bersama Tuhan tidak menjadi jaminan bahwa hidup kita akan mulus-mulus saja, tidak mengalami hal-hal yang nggak enak. Namun terkadang Tuhan mengizinkan masalah datang menghampiri kita, kadangkala Tuhan izinkan kita mengalami kegagalan, cemooh, bahwa kita masih hidup, kita semua memiliki kemungkinan untuk mengalami hal-hal seperti itu. Lalu jika hidup kita tidak terlepas dari masalah, apa yang harus kita lakukan? Saya pernah membaca sebuah kutipan yang sedikit menyentil saya, kutipan itu kira-kira seperti ini, “Yang menjadi intinya bukan masalahnya namun bagaimana respon terhadap masalah tersebut.� Kesentil juga nggak?? Hehehe. Dari kutipan itu saya jadi belajar untuk terus berusaha memiliki respon yang benar. Memiliki respon hati yang menyenangkan hati Tuhan bukan malah menggerutu seperti bangsa Israel.
Respon seperti apa yang harus kita miliki ketika kita mengalami hal yang tidak enak?
1. Mengucap Syukur Apa?? Nggak salah nih koq point pertama mengucap syukur? Lagi mengalami hal yang nggak enak koq disuruh mengucap syukur??Well, saya nggak salah nulis koq :) Kita harus percaya bahwa setiap hal yang terjadi dalam hidup kita itu nggak ada yang kebetulan, nggak ada yang terjadi tanpa sepengetahuan Tuhan. Dia Allah yang Maha Kuasa, setiap kejadian yang terjadi dalam hidup kita itu dahsyat dan ajaib. Mempercayai bahwa setiap hal yang terjadi dalam hidup kita, baik yang positif dan negatif, baik yang senang maupun sedih membantu kita untuk bisa tetap mengucap syukur apapun yang terjadi. Terkadang Tuhan izinkan masalah terjadi untuk membuat kita lebih rendah hati, atau mungkin untuk mengikis karakter kita yang jelek, mungkin juga untuk membuat kita lebih sungguhsungguh percaya sama Tuhan. Mengucap syukur adalah bagian (tugas) yang harus kita lakukan. Hati yang penuh dengan ucapan syukur menandakan bahwa kita benar-benar mencintai Tuhan dalam segala hal, bukan hanya dalam keadaan baik, tapi dalam segala hal.
“Tthx od no matter what
happens. this is the way od wants you who belong to christ esus to live.�
1 thessalonians 5:18 (msg)
2. Tetap Tenang Nah ini yang lebih susyeh kayanya yaa. Lagi ada masalah koq disuruh tenang? Yes! Pertama-tama yuu kita baca dulu Mazmur 62:1-13. Seperti yang kita sama-sama tahu bahwa setelah Daud diurapi oleh Samuel untuk menjadi raja Israel selanjutnya, Daud tidak serta merta langsung naik menjadi raja Israel. Daud harus kabur supaya tidak dibunuh oleh Saul, Daud harus bersembunyi di dalam Gua Adulam, namun dalam perikop itu jelas Daud berkata, “Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku. Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah.� Orang yang punya hubungan dekat dengan Tuhan akan cenderung punya ketenangan dan damai sejahtera serta tidak mudah reaktif dalam menanggapi segala sesuatu. Ketika keadaan menjadi sangat rumit, sangat kisruh, jadilah tenang! Jadilah tenang supaya kita bisa berdoa. Jadilah tenang supaya pikiran kita menjadi jernih, jangan sampai emosi menguasai kita sehingga kita mengambil langkah yang salah. Orang yang sedang marah, sedang panik tidak bisa mengambil keputusan dengan benar. Jadi jika kita sedang mengalami masalah pastikan kita tidak dikuasai oleh emosi kita. Mintalah Tuhan memberikan damai sejahtera-Nya yang melampaui akal dan pikiran turun atas kita. Damai sejahtera yang tidak sama seperti yang dunia berikan, dunia hanya bisa memberikan damai ketika segala sesuatu sedang berjalan dengan baik. Tapi damai sejahtera dari Tuhan membuat kita memiliki ketenangan dan kedamaian walau kita sedang berada di dalam badai. " leave you peace. it is
y own peace
give you.
give you peace in a different way than the world does. so don't be troubled. don't be afraid.� john 14:27 (erv)
3. Menguatkan Iman dan Kepercayaan Kita Peristiwa yang kemarin saya alami membuat saya drop. Saya menjadi trauma, saya seringkali nangis ke Mama dan bilang, “Saya takut Ma, saya takut sekali.” Namun ada sebuah statement dari Mama saya yang berkesan di hati saya, saat itu mama saya bilang “Nggak usah takut, kita harus bersyukur lewat peristiwa ini kita bisa melihat pemeliharaan Tuhan atas kita, kita harus terus percaya bahwa Tuhan nggak pernah tinggalin kita, pemeliharaan Tuhan sempurna buat kita.” Dari statement tersebut, saya belajar untuk tetap mempercayai Tuhan apapun yang terjadi. Tetap percaya bahwa tangan Tuhan tidak kurang panjang untuk menolong anak-anakNya. Tetap percaya bahwa all things work together for our good. Kadangkala kita tidak mengerti apa maksud Tuhan dari masalah yang kita alami, tapi tetaplah percaya kepada-Nya. Mungkin bukan hari ini kita mengerti maksud tersebut, mungkin suatu hari nanti, mungkin untuk kebaikan kita atau juga mungkin karena kita mau dipakai jadi alat-Nya. Dia layak untuk kita percayai dalam segala hal. Mazmur mengatakan bahwa “Tuhan menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya; apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangan kita.” Yes! Jangan jadi tawar hati dan bersungutsungut, namun tetaplah percaya kepada Tuhan Yesus, pencipta alam semesta ini. Kalau dulu Tuhan melakukan mujizat yang begitu dahsyat buat bangsa Israel, percayalah bahwa hari ini Tuhan juga sanggup melakukan mujizat atas masalah-masalahmu.
Marilah kita sama-sama belajar untuk menyenangkan Tuhan lewat setiap respon yang kita berikan, tetaplah mengucap syukur atas setiap hal yang terjadi, ucaplah syukur kepadaNya sebagai salah satu bukti bahwa kita sungguh-sungguh mengasihi Tuhan. Jadilah tenang supaya kita bisa berdoa dan bisa mendengar suara-Nya, jadilah tenang supaya kita bisa berpikir dengan jernih dan tidak salah melangkah dan tetaplah percaya kepadaNya. Percayalah bahwa Dia jauh lebih besar dari setiap masalah yang kita hadapi, Dia terlalu sanggup menolong kita, jadi maukah kita percaya kepada-Nya? :)
Written By: Stephanie Gunawan Design By: Melissa Halim
S
aya menikah Desember ini!! Wow, wow!! ;D Benar seperti yang orang-orang bilang, nyiapin wedding itu gak gampang, tapi seru! Banyak pengalaman yang saya alami bersama pasangan. Kami pun dibentuk bersama. Dari awal, kami sangat ingin mempunyai sebuah pernikahan yang memuliakan Tuhan. Pernikahan di mana orang-orang bisa merasakan Tuhan hadir di tengah-tengahnya. Tentunya pernikahan tersebut bisa terwujud kalau selama masa persiapannya pun menyenangkan Tuhan. Ya gak? Kalau persiapannya udah acak-adut, penuh kemarahan, negative-thinking, nafsu dan rasa tidak puas, nanti pas hari-H pun yang ada pengantin bisa manyun, hehe‌ Kalau udah manyun, yang datang jadi ikut bete en gak merasakan sukacita. Gimana mau merasakan Tuhan hadir kalau sukacita aja udah ga ada? Nah, karena itulah saya dan pasangan pengen menyenangkan hati Tuhan Yesus gak cuman pas hari H, tapi juga sejak masa persiapannya. :) Selama persiapan, ada tiga hal di mana saya dan pasangan samasama belajar.
Pertama, tentang kekudusan. Apa lagi sih kalo bukan hal yang satu ini? Guys, susah lho jalanin komitmen “GAK SENTUHAN FISIK, GAK PELUKAN, GAK CIUMAN� sampai kami menikah. Ada kiatkiat yang diberikan di buku-buku. Seperti misalnya, menghindari gak berduaan di tempat sepi. Well, kenyataannya itu gak mungkin bisa dihindari 100%, bahkan 1000%! Gimana coba, saya dan pasangan harus siapin nama-nama undangan pernikahan kami, print label namanya, tapi komputernya ada di kamar kerja, sementara orang rumah juga pada sibuk. Apakah saya harus menyuruh salah satu dari mereka untuk nongkrongin kami print label nama sementara kerjaan mereka ditinggalkan? Rasanya gak mungkin. Kami pun sedang menyiapkan tempat tinggal dan semuanya ngomong tentang budget, budget dan budget. Apakah mungkin kami membicarakannya dengan diawasi orang lain? Susah bukan? Udah urusan uang, kami benar-benar mesti hitung berdua, berapa jumlah tabungan kami, bagaimana kami akan menggunakannya, pilih produk yang harga berapa, keuntungan/kerugiannya bagaimana, dll. It’s private and
bo! Pasti berduaan lagi di kamar kerja. Pergi ke vendorvendor juga pasti berdua di mobil. Siapa lagi yang mau pergi ngurusin pernikahan kami kalau bukan kami berdua? Jadi, saya rasa kiat ‘menghindari gak berduaan di tempat sepi’ makin sulit kalau sedang mempersiapkan pernikahan. Jujur, godaan pun makin besar. mental. Mengenai ciuman, ada kesempatan di mana kami jatuh. Tapi kami mau bangkit lagi dan mencegah hal itu terulang. Saya sendiri kecewa hal itu terjadi. Padahal, tadinya saya udah siap ‘pamer’ di blog bahwa saya berhasil melaksanakan
kiss is my wedding kiss. Udah ngebayangin nanti setelah hari H, bakal nulis kaya gitu dan siap ayatnya seperti ci Lia (another great writer in this magazine), dari 1 Korintus 4: 16 Sebab itu aku menasihatkan kamu: turutilah teladanku! Hehehe.. Ternyata gagal! Haha.. So, jangan ikuti teladan saya yah, emang udah yang paling bener: IKUTI TELADAN TUHAN YESUS!! Dari pengalaman itu saya pun belajar mengampuni pasangan saya dan juga diri saya sendiri. Sejauh ini, Tuhan Yesus tetap menjaga kami. Ia yang membantu kami untuk menyenangkan hati-Nya. :) Glory for Jesus!
1petrus 1:14-16
hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan
turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu, tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti ia yang
kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: kuduslah kamu, sebab ku kudus.
Kedua, tentang uang. Belajar mengatur keuangan berdua itu agak tricky. Hehe. Memang dasar manusia, kalau pakai uang sendiri, rasanya susaaah banget keluarnya. Tapi kalau pakai uang orang, pengennya memanfaatkan semaksimal mungkin. Ckck. Ceritanya begini. Kami bikin budget untuk setiap vendor (FYI, biaya pernikahan dipersiapkan oleh pihak pasangan saya). Misalnya bridal segini, kue pengantin segitu, kartu undangan sekian, dst... Nah kalau kami udah siapkan 4 juta rupiah untuk kue pengantin, saya rasanya pengen menghabiskan 4 juta-4 jutanya untuk kue pengantin. Kalau ada dana segitu untuk kue, kenapa saya harus cari kue yang lebih murah? Toh barang yang lain juga sudah ada budgetnya. Kenapa budget kue harus dipotong?
Then, I came across for a discussion with one of my sisters in Christ. Dia bilang, "Fani, cici merasa, sorry yah sebelumnya, kamu ada roh serakah." JEDEERR!!! Dia melanjutkan, "Kalau kamu udah budgetin 4 juta buat kue, bukan berarti kamu mesti pake 4 juta-4 jutanya kan. Kalau memang bisa ketemu kue yang oke dan harganya 3,5 juta, itu kan lebih baik. Kamu bisa simpen 500-ribunya dan pakai buat kepentingan yang lain." Pembicaraan itu membuat saya berpikir dan saya teringat pada ayat di Amsal 31:12.
ia berbuat baik
kepada suaminya
dan tidak berbuat jahat sepanjang umurnya.
Saya menyimpulkan bahwa menghabiskan uang pasangan saya untuk keinginan saya pribadi, apalagi memanfaatkannya sampai berlebihan, termasuk perbuatan jahat. Saya gak mau jadi isteri yang jahat seperti itu. Saya mau jadi wanita seperti di Amsal 31. Ia berbuat baik kepada suaminya dan tidak berbuat jahat sepanjang umurnya. :) Sejak itu, saya benar-benar menghitung dengan teliti berapa biaya yang harus kami keluarkan untuk membiayai pernikahan. Bukan mentang-mentang biaya pernikahan ditanggung pasangan saya, saya pakai seenaknya. Jangan sampai demi memuaskan keinginan saya, kami sampai berhutang ke mana-mana. Saya mau setelah kami menikah, kami bisa punya kondisi keuangan yang cukup baik. Saya percaya, keputusan ini menyenangkan hati Yesusku. :) (Cerita lengkap tentang uang ini bisa dilihat di http://withintakapipisbrainandhea rt.blogspot.com/2012/08/save-his -money.html)
Yang terakhir, mengenai orang tua. Pernikahan bukan cuma penyatuan dua insan, tetapi juga merupakan penyatuan dua keluarga. Tentunya orang tua saya dan orang tua pasangan saya akan menjadi satu keluarga juga. Nah, yang bisa bikin rempong adalah pendapat mereka bisa berbeda. So far, saya bingung dengan tema warna pernikahan saya. Yah begitulah, warna-warna bisa memusingkan dan menimbulkan percekcokan. :D Tadinya warna yang saya pilih adalah putih dan hijau. Tapi, baju penerima tamu, pengapit, dan baju mami yang tersedia hanya seputar warna emas, pink, putih, jingga, ungu. Daripada semuanya harus bikin baru dengan warna putih-hijau, saya memutuskan ganti warna deh. Toh baju yang sudah ada juga bagus-bagus. Bisa save budget (masih inget kan sharing saya di atas tadi tentang uang? Hehe). Saya pertimbangkan pilihan yang tersedia di bridal. Kemudian saya cocokkan dengan warna baju mami saya. Maklum, mami saya punya 3 anak yang sudah menikah, jadi stock gaun dia udah lumayan banyak. Akhirnya saya putuskan warna pink dan emas.
Setelah memutuskan hal tersebut, saya pikir semua akan baik-baik saja. Pikiran saya: wah mami saya bisa pakai baju yang sebelumnya, jadi tidak usah bikin yang baru. Save budget berhasil! Tapi, gak disangka, tiba-tiba mami beli kain emas. Katanya untuk dibuat jadi gaun yang dia pakai di hari pernikahan saya. Oalaahh... Kaget... Ternyata si mami mau juga punya baju baru, tapi mungkin gak enak ngomongnya. Saya sampaikan hal ini ke pasangan saya. Saya bingung. Mau kecewa karena gak bisa save budget, atau senang karena mami saya sudah menyelesaikan proses pilih kain. Toh memang pada akhirnya baju mama pasangan saya harus dibuat juga, sebab ia belum ada gaun. Tinggal pilihan terakhirnya mau kembaran atau beda saja. Jadi, memang harus pilih kain juga. Hm.. hm.. mama pasangan saya memang tidak terlalu ribet, dia mudah saja setuju dengan kain pilihan mami saya. Jadi kain yang mami saya beli bisa dipakai dan pilihannya memang bagus. Setelah ngobrol, pasangan saya menegaskan, gak papa kok kalau kita bikin baru untuk keduanya. Gak ada salahnya. Save budget tapi kalau
malah melukai perasaan mami saya malahan gak enak. Justru inilah saatnya kami menunjukkan kasih kami ke mereka, bikinin baju baru. It’s a kind of showing our respect to them, too. :) Soal pilihan tanggal pernikahan. Saya dan pasangan sudah pilih beberapa pilihan tanggal. Tapi memang bingung antara tanggal A atau B. Saya merasa A lebih baik, pasangan saya merasa B lebih baik. Saya tanya mami saya. Puji Tuhan mami saya gak menyuruh saya harus pilih tanggal baik ke ‘orang pintar’ seperti tradisi keluarga keturunan Chinese pada umumnya. Saya yakin Tuhan Yesus bekerja dalam hal ini, terutama sejak mami terima Tuhan Yesus. :) Syukurlah saya bisa tetap memegang apa yang saya percayai bahwa semua hari adalah hari Tuhan, hari yang baik yang Ia ciptakan. Ia merasa pilihan A maupun B baik. Tinggal mama pasangan saya. Ternyata, mama pasangan saya memilih tanggal B. Nah, saya kan maunya tanggal A. Jadilah saya bergumul. Duh, gimana yah. Memang sih gak ada salahnya tanggal B, cuma beda satu minggu saja. Ini hanya ego saya nih. Padahal kelangsungannya gak akan jauh berbeda.
Mau ngalah gak nih sama calon mama mertua? Hehe. Saya putuskan, iya deh ngalah aja. Saya juga gak punya alasan yang penting untuk dipertahankan. Ini pun cara saya menghormati keinginan mama pasangan saya, dengan gak memaksakan keinginan saya. Dengan kata lain, saya berusaha mengasihi dan menghormati mama pasangan saya (yang udah gedein anaknya sedemikian rupa sehingga jadi pria yang ganteng dan bisa diandalkan ^^) dan pasangan saya juga ikut belajar mengasihi dan menghormati mami saya (too bad papa udah gak ada sejak 2002 :(, kena serangan jantung). Saya yakin menghormati kedua orang tua kami menyenangkan hati Tuhan. Kok yakin? Iya donk, kan Tuhan yang minta di Keluaran 20:12:
hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di
tanah yang diberikan uhan llahmu, kepadamu.
Pengalaman nyiapin wedding kami merupakan pengalaman belajar menyenangkan hati Tuhan Yesus. Dari segi kekudusan, kami mau menyenangkan hati Tuhan Yesus. Dari segi keuangan, kami mau menyenangkan hati Tuhan Yesus. Dari segi hubungan dengan orang tua, kami juga mau menyenangkan hati Tuhan Yesus. Kami mau persiapan ini akan membawa kami ke hari-H yang memuliakan Tuhan. Dan pastinya hari-hari kehidupan kami sebagai suami-isteri juga menyenangkan hati Tuhan. Doakan yah! ;)
Melatih Ketaatan Kepada Anak Written by: Fiona Harjono Design by: Julia Rosmawi Ketika saya menulis artikel ini, sejujurnya saya menulis setiap kalimat untuk diri saya sendiri {dan suami saya sebagai partner saya di dalam menjalani peran sebagai orang tua}. Sebagai orang tua muda yang “baru� memiliki anak selama kurang lebih dua tahun, kami masih banyak belajar untuk bagaimana melatih ketaatan kepada anak-anak kami yang masih batita. Kami masih melakukan banyak kesalahan, kami masih perlu banyak membaca, bertanya dan konsultasi dengan para orang tua yang sudah lebih berpengalaman, dan kami masih
sangat perlu banyak berdoa untuk pekerjaan besar ini, karena kami tahu bahwa perjalanan kami dalam melatih ketaatan kepada anak-anak kami masih sangat panjang. Setiap hari dan setiap saat, hanya dengan kasih karunia Tuhan kami belajar untuk menjadi orang tua yang memiliki hatinya Tuhan. Maka artikel ini saya tulis dari sebuah kerinduan kami untuk terus belajar sebagai orang tua dan memberkati para orang tua lain dengan dorongan semangat dan insipirasi yang kami terima. “ ata yang mengolok-olok ayah, dan enggan mendengarkan ibu, akan dipatuk gagak lembah dan dimakan anak rajawali� (Amsal 30:17)
M
Perkembangan teknologi yang semakin pesat seiring berjalannya waktu membuat informasi media semakin mudah diakses. Berbagai penawaran menarik dapat kita jumpai di mana pun; dalam gadget, media massa, televisi, radio, papan iklan, dan sebagainya. Para orang tua pun berlombalomba untuk memenuhi semua kebutuhan anakanak mereka dengan segala yang terbaik; mainan, makanan, pakaian, pendidikan, dan sebagainya. Tidak ada yang salah di dalam semua pemenuhan kebutuhan jasmani tersebut semuanya masih ada di dalam jalur yang benar, namun para orang tua jangan sampai lupa untuk memenuhi kebutuhan rohani anak-anak; jiwa dan roh mereka. Ketaatan merupakan salah satu kebutuhan utama jiwa dan roh seorang anak yang wajib diperhatikan para orang tua. Kegagalan orang tua dalam mengajarkan ketaatan kepada anak-anak akan
menyebabkan mereka sulit untuk taat kepada Allah, Tuhan dan Juruselamat hidup mereka. “Akhir kata dari segala yang didengar ialah: takutlah akan allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang� (pengkotbah 12:13-14) Di dalam proses mengajar dan melatih ketaatan kepada anak-anak, para orang tua perlu mengenal anak-anak mereka dan mengerti apa yang ada di dalam hati dan pikiran mereka. Para orang tua tidak dapat mengenal anak-anak mereka dengan baik jika anak-anak tidak berada di dekat orang tua untuk diajar dan dilatih. Allah sangat Menghargai Ketaatan karena ketaatan merupakan sebuah tanggung jawab besar yang harus dikerjakan oleh orang tua, maka para orang tua perlu mengerti prinsip dasar dalam menjalankan tugas dan fungsinya mendidik seorang anak. Hal ini sangat penting untuk dipahami karena Allah sangat menghargai sebuah ketaatan, bahkan sebuah ketaatan lebih berharga daripada banyak persembahan. Salah satu kisah dalam Alkitab yang bisa kita pelajari adalah kisah Raja Saul; seseorang yang dipilih dan diurapi oleh Tuhan untuk menjadi raja pertama bangsa Israel {1 Samuel 11:15}, bangsa pilihan Allah; seseorang yang gagah perkasa dan membawa bangsa Israel mengalami banyak kemenangan dalam peperangan; namun pada akhirnya Tuhan menolak dia menjadi raja Israel akibat ketidaktaatan.
Ketika tiba waktunya bangsa Israel memberikan korban persembahan kepada Allah, Nabi Samuel, yang memiliki otoritas untuk membawa persembahan kepada Allah, belum juga datang. Akibat desakan rakyatnya, maka Raja Saul mengambil inisiatif untuk membawa persembahan kepada Allah tanpa menunggu Nabi Samuel {1 Samuel 14}. Raja Saul juga tidak taat kepada perintah Allah untuk menumpas habis semua orang dan harta benda bangsa Amalek. Raja Saul membiarkan raja bangsa Amalek tetap hidup dan membawa harta benda bangsa Amalek yang terbaik untuk dijadikan persembahan kepada Allah. Apakah Allah senang dengan korban bakaran tersebut? Tidak. Ketaatan lebih berkenan kepada Allah dibandingkan korban bakaran. Tetapi jawab Samuel: “Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak dombadomba jantan�. {1 Samuel 15:22} “Ssebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih dari pada korban-korban bakaran.� (Hosea 6 : 6)
Kebenaran ini harus dipahami setiap orang tua agar anak-anak mereka juga menerima prinsip ini sebagai kebenaran, bahwa ketaatan merupakan hal yang penting dan sangat serius di mata Allah. Mengapa ketaatan itu sangat penting? 1. Ketaatan adalah perintah Tuhan “Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian. “ {Efesus 6:1-3} 2. Ketidaktaatan yang berulang-ulang adalah dosa “Sebab pendurhakaan adalah sama seperti dosa bertenung dan kedegilan adalah sama seperti me{1 Samuel 15:23a} 3. Ketaatan mendatangkan berkat (dan ketidaktaatan mendatangkan kutuk) “Hormatilah ayahmu dan ibumu--ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini: supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi.” {Efesus 6:2-3} “Segala berkat ini akan datang kepadamu dan menjadi bagianmu, jika engkau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu.. Tetapi jika engkau tidak mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan tidak melakukan dengan setia segala perintah dan ketetapan-Nya, yang kusampaikan kepadamu
pada hari ini, maka segala kutuk ini akan datang kepadamu dan mencapai engkau� {Ulangan 28:2, 15} Maka para orang tua perlu mengingat bahwa mengajarkan tentang Tuhan kepada anak-anak diawali dengan mengajarkan mereka mengenai ketaatan. Para orang tua perlu menyadari bahwa Tuhan sudah memberikan otoritas atas anak-anak kita agar kita dapat mengajar dan melatih mereka untuk hidup dalam jalan Tuhan sehingga memimpin anak-anak pada suatu hubungan yang kekal dengan Tuhan. Jika orang tua tidak mampu mengambil otoritas yang diberikan Tuhan secara optimal, maka pihak lain {budaya, media, dan orang lain} yang akan memanfaatkan otoritas itu untuk membentuk hidup anak-anak kita.
Definisi Ketaatan adalah melakukan perintah yang diberikan Tuhan atas hidup anak-anak dengan segera dan tanpa mengeluh. Ketaatan seperti ini mutlak diperlukan seorang anak untuk bertumbuh di dalam karakter dan cara hidup yang baik. Keberhasilan orang tua di dalam mendidik anak terutama dilihat dari kesediaan anak untuk taat. Pada saat pengarahan untuk acara penyerahan anak pertama kami di gereja lokal, pemimpin kami sempat mengatakan bahwa ujian terbesar orang tua di dalam hal keberhasilan mendidik anak adalah ketika
anak tersebut memilih pasangan hidup; apakah anak kita akan mendengarkan dan taat kepada pendapat kita sebagai orang tua, atau sebaliknya. Keputusan memilih pasangan hidup merupakan salah satu hal utama di dalam hidup seseorang, selain keputusan untuk menerima Tuhan sebagai Juru Selamat pribadi; maka saat itulah para orang tua akan menuai hasil dari apa yang sudah ditaburkan dalam hidup anak-anak. Tujuan utama para orang tua dalam mengajar dan melatih ketaatan adalah menghasilkan anak-anak yang memiliki karakter Kristus, anak-anak yang Ilahi; yaitu melatih mereka untuk memiliki hati dan pikiran seperti Kristus dan tubuh mereka melakukan apa yang Kristus lakukan.
Mengajar vs Melatih Di dalam mengharapkan ketaatan anak-anak, para orang tua tidak cukup sekedar mengajarkan ketaatan, namun perlu melatih ketaatan. Mengajar adalah memberikan kepada anak-anak mengenai informasi dan kebenaran yang mereka perlukan untuk hidup baik atau sukses. Melatih adalah memberikan kepada anak-anak disiplin untuk menerapkan apa yang sudah mereka pelajari.
Proses Melatih Ketaatan Ketaatan bukanlah sesuatu yang kita peroleh secara langsung, melainkan sesuatu yang harus diusahakan dan dilatih. Orang tua tidak bisa mengharapkan anak-anak mereka secara otomatis taat kepada perkataan orang tua dan Firman Allah jika orang tua tidak pernah melatih mereka melakukan itu. Karena menjadi orang tua adalah pekerjaan seumur hidup, maka tugas untuk melatih ketaatan kepada anak-anak juga harus dikerjakan selama kita hidup
menjadi orang tua dari anak-anak kita. Di sinilah orang tua perlu memahami cara melatih dan mengajarkan ketaatan kepada anak-anak sesuai usia mereka. Orang tua sangat memerlukan kesabaran dan konsistensi di dalam mengajarkan ketaatan. Tidak ada sebuah metoda cepat dan sebuah rumus pasti untuk membentuk seorang anak yang taat dalam waktu singkat. Allah menciptakan setiap pribadi secara unik; dengan karakter khusus, tingkat kedewasaan yang berbeda, kemampuan yang berbeda, ketertarikan yang berbeda; tidak ada satu orang pun yang sama persis dengan orang lainnya. “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu� (Amsal 22:6) Proses mengajar dan melatih ketaatan kepada anak-anak membutuhkan waktu dan tidak dapat dilepaskan dari tindakan disiplin yang kita berikan selama proses itu. Hal penting yang perlu disadari para orang tua adalah semua tindakan disiplin yang diberikan seharusnya diarahkan kepada hati anak, bukan kepada perilaku anak. Jika kita memperhatikan isi Alkitab, kita akan menemukan bagaimana Allah lebih memperhatikan ke-
pada hati manusia untuk mengasihi dan taat kepada-Nya karena Allah mengerti bahwa kita adalah manusia yang masih dalam proses bertumbuh menjadi dewasa dan membutuhkan waktu untuk memahami semua perintah-Nya. Maka ketika para orang tua memberikan tindakan disiplin kepada anak-anak, lihatlah kepada hati mereka. Apakah ketidaktaatan mereka akibat dari hati yang memberontak? Apakah mereka lelah? Apakah orang tua mengharapkan lebih banyak dari kemampuan anak-anak sesuai usia mereka? Saya dan suami pun masih terus belajar untuk memberikan tindakan disiplin yang tepat kepada anak-anak saya. Kami membuat kesalahan dan gagal berulang kali. Namun Firman Tuhan selalu mengingatkan kami bahwa kedewasaan adalah hasil dari sebuah proses. “Maturity is as a result of training, time, growth, heart and will.� {Sally Clarkson}
Keseimbangan antara Disiplin dan Kasih Tindakan disiplin sangat diperlukan saat para orang tua melatih dan mendorong anak-anak untuk bertumbuh menjadi seperti Tuhan karena hal itu akan membantu mereka untuk menemukan kasih karunia Allah di dalam hidup mereka. Dalam memberikan tindakan disiplin kepada anakanak, para orang tua perlu mencari dan meminta hikmat Tuhan setiap hari. Tindakan disiplin bukan hanya sekedar “boleh atau tidak boleh� – memukul, membentak, menghukum -, namun lebih mengenai persoalan untuk mendapatkan hati anak. Kisah kehidupan yang dijalani orang tua setiap hari akan memberikan dampak lebih besar dalam kehidupan anak-anak dibandingkan perkataan dan usaha kita untuk memberikan disiplin kepada mereka. Yesus melakukan hal yang sama kepada murid-mu-
rid-Nya, yaitu memberikan teladan hidup untuk ditaati dan diikuti oleh murid-murid. Para orang tua seharusnya tidak hanya memberitahukan kepada mereka apa yang seharusnya mereka lakukan, tapi juga menunjukkan kepada mereka bagaimana mereka harus melakukan hal itu. Disiplin adalah persoalan hubungan hati ke hati, sebuah interaksi spiritual yang berkelanjutan. Tentu hal itu tidak mudah! Menghabiskan banyak waktu, menuntut banyak pengorbanan, dan memerlukan ketekunan. Namun apa yang dilakukan para orang tua akan memiliki dampak yang kekal. Apa pun yang kita lakukan untuk kekekalan, iblis tidak akan suka. Iblis akan membuat para orang tua merasa lelah, merasa gagal, merasa putus ada, merasa bersalah, dan perasaan negatif lainnya. Kekerasan tidak akan pernah menolong kita untuk memperoleh hati seorang anak. Para orang tua perlu menggunakan hikmat untuk mengerti situasi, hati seorang anak, serta cara terbaik untuk bertindak. Beberapa kesalahan yang umum dilakukan orang tua di dalam melatih ketaatan kepada anak mereka seperti: anak jika tidak taat untuk sebuah ketaatan impang dari prinsip atau aturan demi ketaatan anak
Jangan pernah mendisiplin berdasarkan satu daftar kaku aturan-aturan tanpa mempertimbangkan keadaan-keadaan yang unik dan special. Pakailah hikmat dari Tuhan untuk mengaplikasikan disiplin dengan keadilan dan kasih sayang.
Paul M. Landis, di buku The Respponsibility of Parents in Teaching and Training Their Children berkata, “Konsistensi dengan kelembutan, sikap dan suara yang tenang, dan ketegasan, bukannya amarah dengan suara yang tinggi, akan lebih meyakinkan seorang anak tentang ketulusan dan tujuan kita”. Beberapa hal yang penting diketahui para orang tua mengenai disiplin: sebuah hubungan keluarga. Timotius merupakan salah satu contoh pemuda yang memiliki nenek dan ibu yang sudah memberikan investasi kekekalan dalam hidupnya. “Ssebab Aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang Aku yakin hidup juga di dalam dirimu.” (2 Timotius 1:5) untuk membawa manusia ke dalam pertobatan. Hal inilah yang perlu dilakukan para orang tua secara terusmenerus untuk melatih anak-anak di dalam ketaatan. “maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahannya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan?” (Roma 2:4) aatan karena akan datang waktunya kita akan menuai apa yang sudah kita tabur. “janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.” (Galatia 6:9)
Melatih Ketaatan kepada Anak-anak Melatih ketaatan kepada anak-anak dimulai dengan hubungan yang baik antara orang tua dan anak. Semakin baik hubungan orang tua dengan anak, maka semakin mudah anak bersikap taat kepada orang tua. Ketika orang tua memberikan sebuah instruksi, maka orang tua perlu mengharapkan anak memberikan respon langsung dan lengkap sesuai dengan apa yang dimaksudkan; tanpa menunda dan tanpa mengeluh. Jangan pernah takut untuk menetapkan standar yang tinggi dan memelihara standar itu. Ketika orang tua memberikan sebuah instruksi, jangan sekali-kali memberikan instruksi yang sebenarnya tidak dimaksudkan untuk ditaati atau dilakukan. Sediakan waktu untuk melatih anak-anak sampai dapat bertindak seperti yang orang tua inginkan mereka bertindak, dan sebagaimana orang tua percaya Tuhan juga menginginkan anak-anak bertindak, bukan sebagaimana orang lain atau budaya yang mengajar dan melatih anak-anak kita untuk bertindak. Para orang tua harus konsisten dengan instruksi yang diberikan untuk semua keadaan; tentu dengan tuntunan hikmat dari Tuhan yang perlu dicari para orang tua setiap saat. Konsistensi bukan berarti “melakukan hal yang sama persis kapada setiap anak� atau “mendisiplin dengan cara yang sama persis di setiap keadaan�. Tidak semua anak mempunyai kepribadian atau emosi yang sama. Konsistensi sebenarnya artinya setiap kali anak
memerlukan koreksi, kita sebagai orang tua akan bangkit dan melakukannya, dan tetap ada di situ untuk memimpin dan bertahan lebih lama dari anak kita sampai pesan kita dapat tersampaikan. Berusahalah keras untuk konsisten dengan tidak menutup mata pada hal apapun yang kita tahu bahwa kita perlu melakukan koreksi. Awal pelatihan instruksi sebaiknya dimulai secara pribadi dari dalam rumah; tidak di depan umum atau di tempat lain. “Ketika aku masih tinggal di rumah ayahku sebagai anak, lemah dan sebagai anak tunggal bagi ibuku, aku diajari ayahku, katanya kepadaku: “Biarlah hatimu memegang perkataanku; berpeganglah pada petunjuk-petunjukku, maka engkau akan hidup” {Amsal 4:3-8} Berikan waktu dan perhatian di dalam proses melatih ketaatan kepada anak-anak di dalam kegiatan rutinitas sehari-hari. Bangunlah suatu hubungan dengan mereka yang akan membantu mendorong mereka untuk mau mentaati kamu dan akhirnya Tuhan. Kepercayaan anak kepada orang tua sangat penting di dalam membantu orang tua untuk melatih ketaatan kepada anak. Maka bangunlah kepercayaan itu setiap hari. Bahasa tubuh yang bisa kita latih kepada anak-anak dalam merespon sebuah instruksi adalah memberikan jawaban “ya” disertai dengan menatap wajah orang tua pada level mata anak. Respon seperti ini merupakan salah satu cara yang selalu kami lakukan ketika memberikan instruksi atau menegur anak-anak. Sejak mereka berusia 1 tahun, hampir selalu mereka dapat merespon dengan jawaban “ya” dan menatap wajah kami, meskipun tidak selalu instruksi kami dilakukan secara
benar dan tepat. Seringkali kami harus berkali-kali melakukan hal yang sama untuk sebuah instruksi, namun kami yakin bahwa proses pelatihan yang konsisten akan memberikan hasil yang baik.
Kekanak-kanakan dan Kebodohan Seiring dengan pertambahan usia anak, para orang tua perlu membedakan latar belakang ketidak-taatan yang dilakukan anak; apakah karena sifat kekanak-kanakan (usia masih terlalu muda untuk mengerti instruksi yang diberikan)atau karena kebodohan (hati yang memberontak). Kekanak-kanakan adalah tindakan yang menunjukkan kepolosan {belum mengerti}, kesalahan yang tidak disengaja dan tidak ada niat memberontak. Kebodohan adalah kekerasan hati dan pemberontakan, baik secara terang-terangan maupun tidak; artinya ia mengerti kesalahannya dan dengan sengaja melakukannya lagi. Tahap-tahap tindakan koreksi yang sebaiknya dilakukan orang tua akibat ketidak-taatan karena kebodohan: 1. Kata-kata peringatan 2. Isolasi atau time-out 3. Kehilangan hak atau kesempatan sesuatu 4. Pukulan ringan Penting diingat para orang tua bahwa tujuan dari koreksi dan tindakan disiplin adalah agar hati anak berubah, sehingga kebodohan dan ketidak-taatan tidak menetap dalam hatinya dan tidak terulang kembali.
Faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan orang tua dalam memberikan koreksi dan tindakan disiplin kepada anak usia batita: 1. Frekuensi pelanggaran dalam periode tertentu 2. Jenis dan alasan pelanggaran anak 3. Konteks kejadian 4. Umur dan jenis anak Sikap orang tua saat melakukan tindakan koreksi dan disiplin kepada anak: Hati yang tenang dan berhikmat Tegas dan mantap Kegagalan utama orang tua di dalam melatih anak-anak adalah cepat menyerah dan tidak tegas.
Tongkat Didikan Metoda disiplin dengan menggunakan pukulan dengan tongkat didikan {atau sering dikenal dengan tongkat kasih} memiliki tujuan untuk menimbulkan rasa sakit dengan kekuatan terukur sehingga hati anak mengalami perubahan. “Tongkat dan teguran mendatangkan hikmat, tetapi anak yang dibiarkan mempermalukan ibunya� (Amsal 29:15) “siapa tidak menggunakan tongkat, benci kepada anaknya; tetapi siapa mengasihi anaknya, menghajar dia pada waktunya.� (Amsal 13:24)
Jika orang tua memilih untuk menggunakan tongkat didikan dalam tindakan koreksi dan disiplin, maka sebaiknya: Tidak dilakukan dalam keadaan emosi Tidak dilakukan di depan umum Memberi penjelasan kepada anak sebelum ia dipukul {dengan cara yang disesuaikan dengan usia anak} Tongkat dipukulkan pada bagian pantat anak dan harus menimbulkan rasa sakit Indikasi keberhasilan metoda tongkat didikan sebagai sarana koreksi dan disiplin kepada anak adalah dengan semakin berkurangnya penggunaan tongkat ini ketika usia anak semakin bertambah.
Kesimpulan
Mengajar dan melatih ketaatan kepada anak-anak dapat dirangkum menjadi dua konsep sederhana berikut: 1. Ketaatan adalah sebuah berkat. Ketaatan bukan lah sesuatu yang membawa kesulitan di dalam hidup manusia, malah sebaliknya, ketaatan selalu di dalam kebenaran selalu menghasilkan sukacita, damai, dan kebebasan. “TTaurat Tuhan itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan Tuhan itu teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman. TTitah Tuhan itu tepat, menyukakan hati; perintah Tuhan itu murni, membuat mata bercahaya. TTakut akan Tuhan itu suci, tetap ada untuk selamanya; hukum-hukum Tuhan itu benar, adil semuanya, lebih indah dari pada emas, bahkan dari pada banyak emas tua; dan lebih manis dari pada madu, bahkan dari pada madu tetesan dari sarang lebah. lagipula hamba-Mu diperingatkan oleh semuanya itu, dan orang yang berpegang padanya mendapat upah yang besar.� (Mazmur 19:8-12)
2. Ketaatan adalah sebuah respon Tidak hanya ketaatan mendatangkan suatu berkat, namun ketaatan juga selalu menjadi sebuah respon. Kasih karunia Allah tidak menghilangkan sebuah ketaatan, melainkan memberikan kita dorongan untuk memilki respon taat. Kita adalah penerima kasih karunia dan anugerah Allah tanpa syarat, dan satu-satunya respon yang perlu kita miliki adalah dengan taat kepada Allah yang telah menyelamatkan hidup kita. “karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata. Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keingina duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang mahabesar dan juruselamat kita Yjesus kristus, yang telah menyerahkan diri-nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik.� (Titus 2:11-14)
Mengajar dan melatih ketaatan kepada anakanak bukanlah pekerjaan mudah dan singkat; sangat dibutuhkan waktu dan proses terusmenerus tanpa lelah. Tidak ada satu pun rumus singkat untuk menghasilkan anak-anak yang taat secara langsung dan cepat. Namun “didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketenteraman kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu.” (Amsal 29:17 )
Referensi:
“Preparation for The Toddler Years” oleh Gary Ezzo & Anne Marie Ezzo via Modul Training Early Childhood by Parenting Life Team 2010 “Preparation for Parenting” oleh Gary Ezzo & Anne Marie Ezzo via Modul Training Early Childhood by Parenting Life Team 2010 Modul Training Early Childhood by Parenting Life Team 2010 Artikel “What does Obedience Have to Do with Freedom” oleh Ruth Schwenk via Mom Heart Artikel “Heartfelt Discipline – And a Giveaway!“ oleh Sally Clarkson via I Take Joy Artikel “The Balance between Grace and Discipline” oleh Sally Clarkson via I Take Joy “Raising Godly Tomatoes” oleh Elizabeth Krueger via Godly Parenting Groups
Becoming Like Noah Written by Mekar A. Pradipta Designed by Eunike Santosa
Di Pearl edisi kali ini, kita akan sama-sama merenungkan kehidupan Nuh. Nuh sendiri adalah salah satu teladan iman yang namanya tertulis dalam perikop mengenai iman di Galatia 11. Alkitab mencatatnya sebagai seorang pria yang mendapat kasih karunia di mata Tuhan (Kejadian 6:8). Dari kehidupan Nuh, kita bisa belajar mengenai karakter/sikap hidup yang menyenangkan Allah, yaitu:
1
. Kudus Allah ingin kita kudus, karena Dia adalah Allah yang kudus (I Petrus 1:16). Cara hidup kita menentukan apakah Allah disenangkan atau tidak. Tidak heran Efesus 5:15 memperingatkan kita untuk memperhatikan dengan seksama bagaimana kita hidup. Hidup yang menyenangkan Allah, tentu saja adalah hidup yang kudus sesuai standar Firman Tuhan. Sepanjang hidupnya, Nuh telah hidup dengan standar Firman, walaupun itu berarti dia harus menjadi ‘anomali’ di tengah masyarakat. “
Pada zaman Nuh, bumi telah rusak dan penuh dengan kekerasan (Kej 6:11). Saking kudus, karena parahnya, timbul penyesalan di hati Allah sehingga Ia berencana memusnahkan bumi ia adalah llah dengan air bah. Kondisi masyarakat dengan hidup yang rusak (Kej 6:12) ini berbandyang kudus� ing terbalik dengan hidup Nuh. Disebutkan 1 petrus 1:16 dalam Firman Tuhan bahwa Nuh hidup di tengah masyarakat yang kecenderungan hatinya selalu membuahkah kejahatan semata-mata (Kej 6:5). Namun, disebutkan pula bahwa Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya (Kej 9:1). Banyak orang bilang, di tengah dunia yang kondisinya semakin jauh dari standar Firman Allah, hidup kudus adalah sesuatu yang sulit dilakukan. Tapi Nuh melakukannya. llah ingin kita
2
. Taat Saat Allah memberi perintah yang tidak masuk akal, Nuh taat. Membaca kisah hidup Nuh di Kejadian 6 sampai dengan Kejadian 9, kita tidak akan menemukan respon negatif Nuh terhadap perintah Allah. Ia tidak mengajukan serangkaian kata ‘tapi’ untuk memprotes rencana Allah. Bahkan saat Allah menyuruhnya membuat bahtera, dengan detaildetail rumit dan penuh aturan, respon Nuh cuma satu: Nuh melakukan semuanya itu, tepat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya (Kej 6:22) Kadang kita beranggapan bahwa Allah sering menyuruh kita melakukan hal-hal yang sulit dan tidak masuk akal. Namun, Ia sendiri men-
jamin bahwa perintah yang Ia sampaikan kepada kita tidaklah terlalu sukar (Ulangan 30:11). Taat bukanlah soal sukar atau tidak, mustahil atau tidak. Taat adalah perkara apakah hati kita mau atau tidak. Dari Nuh, kita bisa belajar, bahwa kita seharusnya memberikan ketaatan yang utuh kepada Allah. Bayangkan, kalau misalnya Nuh membuat bahtera Allah secara asal, tanpa mengikuti ukuran-ukuran yang diberikan oleh Allah, bisa dipastikan bahtera yang ia buat tidak akan bertahan di tengah air bah. Kita seharusnya taat dalam segala hal dan dalam segala keadaan. Ketaatan yang tidak seratus persen sama artinya dengan ketidaktaatan.
3
. Bergaul dengan Allah Dalam kejadian 6:9, Nuh disebutkan sebagai pria yang hidupnya bergaul dengan Allah. Berbagai tuntutan kehidupan bisa saja membuat kita sibuk setiap hari. Namun, belajar dari Nuh, kunci untuk dapat bergaul dengan Allah adalah banyak melewatkan waktu di hadiratnya. Waktu-waktu teduh dalam doa, pem-
bacaan kitab suci, serta pujian dan penyembahan seharusnya menjadi prioritas kita. Saat Nuh keluar dari bahtera, hal pertama yang ia lakukan adalah membangun mezbah dan mempersembahkan korban bakaran (Kej 8:20). Ia tahu bahwa ia perlu mengawali segala sesuatu dengan datang kepada Allah.
Bergaul dengan Allah membuat kita bisa mengenal Allah. Sekarang kita tahu kenapa Nuh bisa memiliki iman yang demikian besar, untuk taat, sesuai dengan petunjuk Allah tentang sesuatu yang belum kelihatan (Ibr 11:7). Jawabannya cuma satu, karena Nuh mengenal siapa Allahnya. Ia tahu bahwa Allah tidak pernah berdusta. Ia tahu bahwa Firman Allah adalah benar. Ia tahu bahwa saat Allah memberi perintah maka Ia juga yang akan memampukan. Pengenalan akan Allah memberi Nuh fondasi yang kuat untuk dapat hidup benar dan taat di hadapan Allah.
*** Ketika Nuh hidup kudus, taat dan bergaul dengan Allah, kita tidak benar-benar tahu seperti apa respon orang-orang di sekeliling Nuh pada saat itu. Selama ini kita bisa menganggap Nuh ditertawakan, dianggap aneh atau bahkan dikucilkan. Tapi, Alkitab sebenarnya tidak menyebutkan semua hal itu. Hal ini mengingatkan kita bahwa pada akhirnya ini adalah tentang kita dan Allah. Dunia bisa saja tidak memberi kita alasan untuk hidup benar, tapi Allah seharusnya jadi satu-satunya alasan kita. Dunia bisa saja menyepelekan kita karena kebenaran yang kita hidupi, tapi pada akhirnya ini adalah tentang pendapat Allah mengenai kita. Dan Allah telah memberikan pendapatnya mengenai Nuh, “sebab Engkaulah yang Kulihat benar di hadapanKu di antara orang zaman ini.� (Kej 7:1) Saat ini kita diperhadapkan pada dua pilihan, membangkitkan penyesalan di hati Allah seperti orangorang yang sejaman dengan Nuh, atau mengukir senyum di wajah Allah seperti yang telah dilakukan oleh Nuh. Orang-orang pada jaman Nuh lebih memilih untuk mendukakan hati Allah dan menuai penghukuman, namun Nuh telah menghabiskan hidupnya untuk menyenangkan hati Allah, dan karena itu ia mendapatkan kasih karunia. Sikap hidup kita menunjukkan yang mana pilihan kita.
S ebab Engkaulah yang K ulihat B enar di H adapanku diantara O rang Z aman ini� “
- kejadian 7 : 1 -
Cantik
(Cerita Pendek) Written by: Lasma Frida Design by: Julia Rosmawi
Yang ini atau yang itu? Merah atau hijau? Nania memandang dua blouse kesayangannya yang ia lebarkan di atas ranjangnya. Inilah susahnya jadi perempuan, untuk bisa terlihat cantik saja harus memilih banyak pilihan. Nania kembali membuka lemarinya dan melihat apakah ada blouse lain yang bisa menjadi pilihan. Hitam, ia tidak mau. Hari ini ia ingin memakai pakaian dengan warna-warna yang cerah supaya wajahnya semakin terlihat menawan.
Warna ungu? Warna yang sedang digandrungi teman-temannya. Mungkin lebih baik dia pakai warna ungu? Tapi warna ungu yang mana? Dia punya 1 dress dan 2 blouse berwarna ungu. Dengan penuh antusias Nania mengeluarkan semua pakaiannya yang berwarna ungu dan melebarkannya di atas ranjang. Blouse yang berlengan panjang terlihat kuno, yang berlengan pendek membuatnya terlihat gemuk. Yang dress… Apa tidak terlalu formal? “…jangan berkepang-kepang.” Nania tertegun sebentar. Kalimat itu tibatiba terngiang di kepala dan hatinya. “Aku tidak akan mengepang rambut, kok,” Nania membalas dalam hatinya. Ya, memang dia tidak akan mengepang-ngepang rambutnya. Dress lengan panjang, atau lengan pendek? Nania kembali mengalihkan perhatiannya pada pakaian-pakaiannya yang bertebaran di atas tempat tidur. Matanya melirik pada blouse berwarna merah yang baru saja ia beli dari mall kemarin. Untuk membeli blouse itu ia harus memotong uang jajan bulanannya dan mulai hari ini ia harus menghemat banyak. Blouse itu sangat menggoda matan-
ya sejak pertama kali melihatnya dan rasanya harganya sangat pantas untuk blouse sebagus itu. Apalagi merknya adalah merk terkenal. Tidak semua teman kampusnya sanggup membeli blouse dengan merk seperti itu kecuali ada diskon sampai 90%. Apa sebaiknya ia memakai blouse itu? Pasti teman-teman akan kagum melihatnya. Pikiran Nania menerawang membayangkan wajah teman-temannya yang memandangnya dengan tidak percaya karena ia sanggup membeli blouse itu. Mereka semua pasti iri dan ingin memilikinya juga. “..pujian yang sia-sia.” Hati Nania tergelitik lagi. Kali ini ia tidak bisa mengabaikannya. Ia tahu Ia sedang menegurnya. “Aku tidak mencari pujian kok,” dalih Nania berbisik, entah pada siapa. Ia terdiam beberapa saat lalu memalingkan pandangannya dari blouse merah mahal itu. “Apa yang warna hijau saja ya?” Nania bertanya pada dirinya sendiri. Ah, sebenarnya acara hari ini hanya acara biasa kumpul dengan teman-teman komselnya, tapi memang ada yang istimewa. Felix akan datang bergabung untuk sekedar kumpul-kumpul dan kebersamaan. Nania sebenarnya tidak jatuh hati pada Felix. Ia hanya tertarik. Sungguh. Hanya sebatas tertarik. “…tertarik sudah cukup untuk menjadi alasan kamu bingung memilih baju.”
Nania menyeringai sekilas lalu memalingkan wajahnya dari semua pakaiannya yang berserakan. Entah kenapa memilih pakaian saja membuatnya merasa tidak enak hati. Mungkin ada yang salah dengan caranya memilih baju. “Fuuhhh…,” Nania menarik napas dalam dan merasa tak bersemangat. Ia jadi malas memilih pakaian. Ia jadi malas terlihat cantik. Ia jadi malas untuk mendandani dirinya. Rasanya kalau ia memilih apa pun tetap menjadi salah. Baiklah, itu memang hati nuraninya. Yang bicara itu hati nuraninya. Hati nuraninya yang selalu ingin melakukan yang benar di mata Tuhan. “Tapi apa salahnya ingin terlihat cantik?” tanya Nania, sedikit menggerutu. Nania bercermin dan memandang bayangannya. Ia tidak jelek dan lumayan manis. Tubuhnya tidak gemuk tetapi juga tidak kurus. Memakai pakaian apa saja pasti terlihat bagus di badannya. Banyak sekali teman-temannya yang iri dengan bentuk tubuhnya. Bahkan yang memuji pun
bukan hanya teman-teman wanitanya, tapi juga temanteman prianya. Mereka bilang Nania punya body yang Ok. Jadi, bukankah sudah sepatutnya ia bersyukur dengan mempersolek diri? “Arghh!!” Nania menggarukgaruk kepalanya, kesal. Rasanya pikirannya salah. Bukan begitu yang benar. Ia tahu pasti bukan pakaiannya yang salah. Ia selalu berusaha berpakaian pantas. Tidak aneh-aneh atau mengundang decak komentar orang. Motivasinya yang salah. Sedari tadi Tuhan ingin menegurnya tentang itu. Motivasi-motivasinya yang salah dalam berpakaian. Ia ingin dikagumi dan dipuji orang. Ingin memuaskan hatinya menerima setiap pujian dan pandangan kagum orang banyak. Ah, dasar gila hormat! Nania menggetok kepalanya sendiri. Sepatutnya ia memakai apa pun untuk menyenangkan hati Tuhan, bukan dirinya sendiri, atau pun orang
“kamu cantik.. cantik..
dari hatimu”
lain. Apalagi supaya pria-pria menatapnya. “Ya, Tuhan! Apa yang aku pikirkan!!?” Nania menengadah ke langit dan berseru pelan, menyadari kebodohannya. “Ampuni Nania, Tuhan.” Nania berbisik pelan. Ia benar-benar malu pada Roh Kudus, malu pada dirinya sendiri. Mengingat apa yang ia pikirkan tadi tentang pakaian-pakaiannya, rasanya ia ingin bersembunyi di balik selimutttt. Pukul 15.35, ia sudah terlambat. Tidak ada waktu lagi untuk mencoba semua baju. “Ah, Tuhan!! Nania harus pakai baju yang mana?! Tuhan suka yang mana?! Tuhan suka yang mana?!”, tanya Nania dalam hati sambil dengan mata terus memburu. Mata Nania terpaku pada kaos polo warna biru langitnya. Hanya kaos polo biasa. Tidak ada yang istimewa. Tidak terlalu kebesaran dan tidak ngepas di badan. Jika ia menunduk tidak akan menunjukkan kulit punggung bawahnya, apalagi ‘segitiga bermudanya’. Ia menyambar jeansnya yang bermodel paling sederhana, mengikat rambutnya menjadi ekor kuda. Padahal ia berencana mencatoknya agar jatuh lebih lurus dan indah. Dandanan pun hanya seadanya, bedak, lipgloss yang semula ia ingin memakai eyeliner, maskara, bahkan eyeshadow. Ia ingin terlihat istimewa hari ini, tapi ternyata ia jadi berpenampilan sederhana. Ya, sudahlah. “Kamu cantik..cantik..dari hatimu…” Senandung itu tiba-tiba keluar dari mulutnya. Hatinya jadi terasa lebih ringan.
“Hee!! Ini Nania??!! Mau kemana lo? Dekil bangettt!!” Nania mengerutkan mulutnya mendengar ledekan Titan salah satu teman komselnya yang memang ceplas ceplos. “Biasanya kan lo keliatan keren gimana geetooo.” “ Lagi mau kayak begini aja,” jawab Nania asal. Ia merasa malu karena tiba-tiba muncul dengan dandan yang super simpel dan tidak ada wah-wahnya seperti biasanya. “Ah, seperti ini juga cantik kok. Jadi kelihatan cantik alaminya.” “ Makasih Kakak!!” Nania langsung memeluk Rosa, kakak rohaninya dan memandangnya penuh rasa terima kasih. “Ayo, jalan! Filmnya udah mau dimulai!” Felix yang membelikan tiket untuk teman-teman komsel muncul dari dalam bioskop dan memamerkan tiket yang baru ia beli. “Filmnya udah mau mulai tapi masih banyak yang kosong. Puji Tuhan. Semoga Semua anakanak komsel langsung mengaminkan dan mengikuti Felix dari belakang. Nania membiarkan dirinya berjalan paling belakang. Ia melihat semua teman-teman komselnya dan menyadari satu hal. Ia teringat saatsaat ia begitu bingung memilih pakaian dan Roh Kudus menegurnya berkali-kali. Ia tercenung dan menyadari Tuhan sedang menyelamatkannya dari rasa malu. Temantemannya hanya memakai kaos oblong, celana 7/8 dan sendal santai. Bisa dibilang Nania paling rapih diantara mereka. Te-
man-teman komselnya memang selalu santai setiap kali mau pergi menonton. Kalau tadi dia memilih pakaian yang ia bingungkan dan berdandan dengan sangat ‘niat’, mungkin Titan akan meledeknya habis-habisan. Lebih dari itu, Nania melihat bahwa Bapa sedang mengajarkannya tentang berdandan sesuai tempat dan situasi. Menjadi anak perempuannya Tuhan yang bisa menempatkan diri dengan pas dan tidak berlebihan, tapi juga tidak kurang. Plok! Nania menepok jidatnya, pelan. Bahkan hal sekecil ini Tuhan ingin dirinya mengerti. “Nania, kok tepok jidat?” Kak Rosa menghampirinya dan merangkulnya dengan hangat. “Ga apa-apa, Kak. Tuhan itu baik ya.” Nania tersenyum sumringah. “Baru tahu yaaa?! Ayo cerita ada apa?!” “ Nanti aja, Kak, abis nonton. Hehehe..” Kamu cantik..cantik..dari hatimu…, Nania mendendangkan lagu itu sekali lagi di dalam hatinya. Ia merasa dirinya gadis paling cantik di dunia karena ada seseorang yang mengasihinya dengan luar biasa. Ah ya, toh bagi Dia, Nania
mau bangun tidur atau habis mandi, menangis atau tertawa, muda atau pun tua, masih mulus atau sudah keriput. Dia tetap akan mengatakan Nania cantik. Sangat cantik malah. Asal Nania tersenyum pada-Nya. Kamu cantik..cantik..dari hatimu‌,
1 petrus 3: 4
“...tetapi perhiasanmu ialah
manusia batiniah yang
tersembunyi dengan
perhiasan yang tidak binasa
yang berasal dari roh yang
lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata
Allah.�
s h e
single. happy. excellent Written by: Marcella Flaorenzia. Design by: eden.veri
http://favim.com/image/328385/
Akhirnya pada bulan Juni 2012
S.H.E lahir dari pengalaman pribadi
yang lalu, saya bisa meluncurkan
saya sebagai seorang wanita yang
buku
yang
telah menjalani masa single selama
berjudul S.H.E, yaitu singkatan
+ 26 tahun dan juga pergumulan
dari Single. Happy. Excellent.
saya dalam menantikan pasangan
Buku ini saya persembahkan
yang terbaik dari Tuhan. Buku ini
khusus untuk para single ladies :)
saya bagi ke dalam 3 bagian:
saya
yang
ke-3
2 1 single happy apa arti menjadi
wanita single yang sesungguhnya?
apakah kita bisa
3
excellent apakah seorang
tetep hidup bahagia
wanita single yang
single?
pasangan bisa hidup
sekalipun kita
Selain itu, di dalam buku ini kamu juga akan menemukan jawaban hasil survey dari beberapa pria Kristen tentang hal apa yang menurut mereka menarik dari seorang wanita single... Very interesting! :)
belum memiliki maksimal?
Keseluruhan isi buku ini intinya adalah tentang how to live a single life in God's way. Gimana supaya kita bisa jadi seorang wanita single yang utuh, tetep happy and juga excellent. Karena zaman sekarang banyak banget wanita single yang hidupnya gak bisa maksimal and selalu hidup dalam ketakutan (terutama takut gak dapet pasangan hidup, hihi..) That's why buku ini ditulis, supaya bisa memotivasi para single ladies untuk tetep hidup dalam panggilan Tuhan dan mempersiapkan hidup mereka sebaik mungkin sebelum mereka masuk ke dalam pernikahan.
This is not a perfect book! Jauh dari sempurna bahkan.. (buku yang sempurna cuma Alkitab doang soalnya.. Jadi jangan pernah baca buku ini kalo kalian belom baca Alkitab ya, haha..) but I pray supaya buku yang sederhana ini bisa memberkati hidup banyak wanita single. Kerinduan saya bukan untuk jadi best-seller book author atau jadi terkenal di seluruh dunia (lebay.com! :p), but saya rindu melihat kehidupan yang diubahkan. Saya rindu supaya setiap wanita yang membaca buku ini, mereka jadi bisa lebih mencintai kehidupan mereka dan mencintai Tuhan. Mereka bisa bersyukur dengan masa single mereka dan bisa say good-bye sama hubunganhubungan yang gak sehat. Gak galau-galau lagi.. dan mereka bisa kembali mengalami kasih Tuhan. That's my vision.. That's God's desire for every single woman!
C
so
are
you
single ?
“buku s.h.e bukan hanya akan membahas tentang
hubungan antara pria dan wanita, tetapi lebih menekankan tentang hubungan wanita dengan uhannya dan
t
juga bagaimana menjalani kehidupan yang maksimal sebagai seorang wanita single.”
bukan buku biasa! Menjadi seorang single yang maksimal adalah sebuah PILIHAN. Melalui buku ini, Marcella membagikan prinsip dan kebenaran Firman Tuhan tentang bagaimana menjadi seorang wanita single yang happy dan juga excellent. Marcella bukan hanya membagikan apa yang ia pelajari, tetapi juga hidup, pergumulan dan mimpi-mimpinya sebagai seorang single, yang saya yakin akan menjadi berkat.
Buku ini simple tapi penuh dengan inspirasi. Biblical tapi juga practical, and so ‘down to earth’… enak dibaca dan mudah dimengerti. Totally agree with everything in this book! I think every single woman should read this! Very recommended!
Yuliana Stoltzfus “Commited to Love” Blog’s Author
Untuk informasi lebih lengkap mengenai buku ini, kamu dapat mengunjungi S.H.E Facebook Page: http://www.facebook.com/singlehappyexcellent atau melalui e-mail ke: mizz_purplezz@yahoo.com :)
How to Get Connected
Yuk Ikutan aktif di majalah
Pearl !
1. Kirim surat pendek berisi saran, kritik, ide atau encouragement (tidak lebih dari 10 kalimat) untuk redaksi pearl. Suratmu ini nantinya akan dimuat di rubrik “surat pembaca.” 2. Kirim kesaksianmu untuk dimuat di rubric “kesaksian.” Khusus untuk rubric kesaksian ini kami memberikan tema khusus yang berbeda di setiap edisi. 3. Have some questions? Kirimkan pertanyaanmu yang akan dijawab oleh beberapa anggota tim redaksi Pearl. Mari saksikan kebaikan Tuhan dalam hidupmu :) kami mengundang teman-teman untuk mengirimkan kesaksian dengan tema “Relationship.” Sejak menerima Tuhan, apakah ada hal-hal baru (karakter, kebiasaan hidup) yang Tuhan tanamkan dalam hidupmu? Apa perubahan terbesar yang kamu alami sejak menerima Tuhan Yesus sebagai Juru Selamat yang kekal? Layangkan kesaksianmu ke majalahpearl@gmail.com (kesaksian tidak lebih dari 1 halaman kertas A4 please, Thanks!)
Courtesy of http://www.fotopedia.com/items/flickr-4157377568
te designer! Looking for graphic designer and websi Please help us spread the news :) Currently we are looking graphic designer and website who are willing to use their talents, their time, and their creativity to serve the Lord. So if you are the person or you have any friends who love designing, please introduce this! Please send your sample of artworks to majalahpearl@gmail. com. And please kindly CC to viryani.kho@majalahpearl.com. Each designer will design about two or three article maximum. One article is about 2 spread of A4. Which means the total you will be designing is approximately 4-6 spreads of A4 with the maximum time period 1 week. And the website designer will help us to maintain our website :) Let’s inspire others through your design :) And Pearl magazine is free online magazine; we work willingly for God not for the money. To God be the glory :D
Follow us on Facebook! http://www.facebook.com/majalahpearl
I had a birthday party, most everybody came.. They danced and ate and had a ball.. But no one spoke My name.. They gave each other presents, as nice as they could be.. People came from far and near, But no one mentioned Me.. The stores were filled with shoppers, The restaurants crowded out, But no one seemed to really know what the party was about.. They talked about a reindeer.. I think Rudolph was his name.. Then someone mentioned “Jesus”.. And they hung their heads in shame.. You see, it was My birthday! They didn’t even know.. That is why from heaven My heart is grieving so.. I came to earth from heaven on that first Christmas day-Born in a lowly manger from sin to show the way.. I died one day on Calvary, on a cruel Roman cross.. To save a world of sinners From a life of awful loss.. When you next have a party, with presents, friends and tree, Remember Me, your Savior.. Whose birth has set you free..
PS: I am coming again soon.
by Donald Arey, Sr.