Pearl
Oktober 2014 - November 2014 Pearl Magazine | 24th Edition
Shaped by the Hands of God
MENGHIBUR MEREKA YANG PUTUS CINTA Bagaimanakah seharusnya berempati kepada mereka yang patah hati? LOVING YOUR GAY NEIGHBORS Mengasihi sesama tanpa menghakimi
TUHAN ATAS HATI YANG HANCUR Bagaimana cara Tuhan memulihkan dia yang hancur hati?
WALKING WITH THE
WOUNDED
License Some rights reserved by dixieroadrash
From The Desk of
Executive Assitance
www.majalahpearl.com
Hai para wanita yang dikasihi Allah,
B
agaimana kabar kalian, masih tetap semangat berjalan dalam kasih karunia Tuhan dan ada dalam komunitas ilahi? Kehidupan kekristenan kita tidak bisa sendirian, kita butuh orang lain terutama sesama tubuh Kristus untuk bisa saling melengkapi, membangun menuju keserupaan dengan Kristus. Di dalam komunitas kita, keluarga ilahi di manapun Tuhan tempatkan kita, seringkali kita bertemu orang-orang yang perlu dilayani. Mungkin mereka adalah orangorang yang, sama seperti kita, terluka. Setelah edisi sebelumnya Pearl sudah membahas how to spill grace when we’ve been hurt. Edisi kali ini akan membahas tentang bagaimana menjangkau/ melayani mereka (para wanita) yang ‘terluka’ baik secara fisik, emosi, mental atau rohani. Mungkin lewat pengalaman
kita, kita jadi bisa mengerti bagaimana menanangani mereka yang mengalami hal yang sama dengan kita. Tapi bagaimana dengan kondisi mereka yang belum pernah kita alami? Yuk, kita belajar sama-sama lewat artikel yang disajikan Pearl edisi kali ini! Semoga setelah membaca edisi ini, kita semakin diperlengkapi dalam melayani orang lain, melayani dengan kasih seperti Tuhan Yesus. Bless you!
Felisia Devi #024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
http://facebook.com/stephaniezenbooks
From the author of
One Last Chance AND Between the Raindrops:
Stephanie Zen love
When tries to find its way bacK Available at nearest bookstores! Tonton book trailernya di http://bit.ly/trailerAWTF
Single
CONTENTS Walking with the Wounded | Pearl Edisi 24
IN EVERY ISSUE
08
From The Desk of Felisia
The Team
Character Development
Dig Deeper
16
18
JOIN US!!
TEAM R E T I R W PEARL e details on Please se
1 8 1 e g - Pa
www.majalahpearl.com
10
The Designers
12
The Contributors
20 180
Bible Reading Plan
How to Connect
Photo’s source http://www.walls4me.com
02
IN THIS ISSUE
24 36 46 58 68
Menolong Para Lanjang
Menghibur Mereka yang Putus Cinta
Loving Your Gay Neighbors
Caringly Selfish
Surat Untuk Kakak
74 88 94 106 114 Liputan Retreat
Serving Special Parents for Special Children
Tuhan Atas Hati yang Hancur
Walking with Them Whom are Sick
Yesus dan Mereka yang Tidak Terluka
126 136 146 158 162 Menghibur Mereka yang Kehilangan
Melayani Mereka yang Kecewa
Tough Love
Book Review
Biografi: Bunda Teresa
166 168 174 Kesaksian
Kita dan Mereka yang Terluka
Meet a Sister: Megawati Wijaya
#024 (Oct #021 2014-Nov (Apr 2014-May 2014) | Walking 2014) | with Heal THe My Wounds Wounded
The
Vision Membangun
m a Te
generasi wanita yang menjalankan fungsinya sebagai wanita sejati, berkarakter Kristus dan mau dibentuk menjadi indah di mata Bapa dan sesama.
Mission Menyediakan
bacaan rohani yang biblical, practical dan sesuai dengan pergumulan generasi wanita Indonesia.
Viryani Kho Editor in chief
• Loves all things autumn • Meaningful, one-onone conversations • Smell of the grass after the rain • Sharing about an answered prayer • Looking at • Having tea time with loved ones • www.gabriellanie.blogspot.com
Mekar A. Pradipta Executive assistance
• Old fashioned • Books and literature • Countryside adventurer • Walking under the drizzle • Talking to dogs • Blowing out dandelions • Speculaas and camomile tea • All kinds of berries • Anything vintage and romantic • www.penaditanganbapa.blogspot.com
www.majalahpearl.com
Felisia Devi
Executive assistance
• The eldest from 4 sister • Treasure simple things • Quality time • Miss perfectionist • Enjoy learning something new • Love reading and writing • Adventure and nature • Acts than words • www.felhis.blogspot.com
Eunike Santosa Creative Director
• Adores the smell after rain • A cuppa hot camomile tea • Reading devotional woman books • Spending solitude quality time with Father • Listening to Christian music (any genre) • Would like to travel around Europe • Sleepover with bestiee • www.yukinike.blogspot.com
Alphaomega Pulcherima Rambang Public relations
• Sanguin melancholic • Loves reading, writing, singing and watching good movies • Introvert Sensing Feeling Judging• Simple person • A planner but sometimes being very spontaneous• www.megasthought.blogspot.com
Grace Suryani Features editors
• Wife of Steven Halim• Mother of Jane Angelina Halim • Loves to read • Eat Indonesian food • Playing piano • Spending time with family • Blue pink white red • ace #024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
THE
FEBE
SOEHARDJO {WEB COORDINATOR}
• Like any kind of green tea • Like the smell of rain • And to see rainbow(s) after • Spring is my fav season • Like all pastel colors, especially pink • Do not like chocolate • Love children and babies • Would like to go sailing and stargazing in ocean • 1 Thessalonians 5: 16-18 www.majalahpearl.com
D esi MELISSA
VEIBRINE
•Ordinary girl with extraordinary life for Jesus is in my life • Love to design • Love art&craft • love to have quality time with my lovely family and friends • Enjoy to write my diary and listening music • like to learn something new •
• Calm but loud sometime • Love white and soft colors • Bread, Chocolate and ice cream • Love beautiful scenery • Learning from others life• Live in Grace of God•
HALIM
melissahalim.blogspot.com Psalm 23
CLARASIA
Isaiah 43:1-4
ig n e rs RILIANA HALIM
• Love rainbow color • Love drawing, painting, art and craft • Love milk tea with sweet snack • Calm and always smile • Have Passion for Jesus • 2 Timothy 1:12
WIDIA
MICHELLE
TEJA
WIRNATA
and green tea • Dont like anything sweets except dark chocolate and ice cream • Love cooking and singing • Dont like tv series • Dream to travel around the world • Am an extrovert • Psalm 32:7
• sweet • keychain collector • chocolate lovers forever • drink like a camel • enjoy anime, manga, and artbooks • don't accept any form of durian • God is good • be.net/mielru 3 John 1:3
#024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with The Wounded
The CONTRIBUTORS Betsi Melisa Nelwan | Writer Lahir di Manado Mei 1988. Sekarang bekerja di perusahaan Security System Lax Teknologi Indonesia dan Memiliki seorang putri cantik bernama Kim. Kerinduannya bisa memberkati ibu-ibu muda dan bisa memberkati Rumah tangga rumah tangga lain, agar nama Yesus semakin dipermuliakan disetiap rumah tangga! Ayat favorit saya untuk saat ini: Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita. (1 Yohanes 4:19) Kunjungi blognya di: http://eternalloveee.blogspot.com/ Christine natalia | Writer Lulusan STIKOM LSPR jurusan Mass Communication ini lahir pada 14 Oktober 1991. Memiliki passion di dunia writing sejak 2009, dan memulai perjalanan menulisnya justru ketika putus cinta. Satu hal yang ia percaya, God can turn all things into good for those who love Him and live according to His purpose. You can check out her writings here 'storyaboutteen.blogspot.com' be blessed!
www.majalahpearl.com
Glory Ekasari | Writer Alumni dari desain komunikasi visual Universitas Pelita Harapan, dan saat ini sedang menempuh pendidikan pascasarjana di salah satu sekolah theologia di Jakarta. Ia melayani Tuhan dalam bidang musik dan pemberitaan firman. Kerinduannya adalah supaya pembaca diberkati lewat artikel yang ia tulis dalam majalah ini. Pelayanan lain yang ditekuninya secara pribadi adalah blogging, dapat dibaca di http://gloryekasari.wordpress.com. Leticia Seviraneta | Writer Leticia lahir di Jakarta 24 tahun yang lalu. Kerinduannya adalah untuk membangun heaven on earth melalui hubungan pernikahan dan keluarga yang memuliakan Tuhan. Ia rindu setiap individu, baik pria maupun wanita dapat bertumbuh menjadi pribadi yang beriman teguh kepada Tuhan dan bersinar seperti bintang di tengah dunia ini. Ia rindu setiap rumah tangga didirikan dibangun di atas hikmat dan takut akan Tuhan. Leticia sangat passionate dengan pembelajaran Firman Tuhan, ballet, dan musik. Melayani dalam pengajaran Alkitab dan blogging yang dapat dibaca di http://faithhopeandlove23.blogspot.com. Louisa Hartono | Writer Lahir di Semarang bulan Juli 1990. Saat ini sedang menyelesaikan pendidikan S2nya di Graduate Institute, Geneva, jurusan Master of Development Studies. Mengalami banyak pengalaman, pembentukan, penempaan juga mujizat dari Tuhan selama berada di Geneva. Kerinduannya adalah bekerja di bidang pemulihan keluarga dan pendidikan di Indonesia. Ayat favoritnya saat ini adalah Mazmur 33, 34, 91 dan 146.
#024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
Marcella Flaorenzia | Writer Lahir di Jakarta pada tanggal 9 Maret 1986 dan lahir baru di usia 12 tahun. Telah menyelesaikan pendidikan S1 (Sarjana Theologi) pada tahun 2007 dan saat ini ia melayani sebagai seorang Youth Pastor di gereja JKI Galilea, Jakarta serta membuka sebuah tempat bimbingan belajar anak yang diberi nama "Little Candles". Ia juga penulis buku R4J (Radical For Jesus), The Matter of Heart dan S.H.E (Single, Happy, Excellent)." Megawati Widjaja | Writer Lahir di Medan pada tanggal 22 Maret 1969, besar di Jakarta dan berdomisili di Singapore sejak Maret 2008. Menerima Tuhan Yesus sebagai juru selamat pribadi sejak SMA 1. Saat ini pelayanan sebagai pengurus di Komisi Wanita GPBB, dan anggota paduan suara. Berharap bisa membawa berkat bagi orang lain melalui peran sebagai ibu rumah tangga dan pelayan Tuhan dimanapun ditempatkan. Dr. Natalia | Writer Istri dari seorang dokter bernama Ivan. Mama dari seorang anak istimewa berumur 5 tahun. Tinggal di Rantau, kerja freelance sambil menjadi ibu rumah tangga. Nge-blog di http://nataliasetiadi.blogspot.com, isinya postingan tentang motherhood, pernikahan, anak berkebutuhan khusus (ADD/ADHD), dll. Silahkan mampir, terutama buat para ortu dari ABK, ada juga link ke blog-blog ABK. Saya juga rindu untuk bisa sharing dan berkomunitas dengan para ortu ABK yang cinta Tuhan.
www.majalahpearl.com
Poppy Noviana | Writer Poppy lahir di Jakarta, 24 tahun yang lalu. Berdomisili di Tangerang. Terpanggil untuk melayani di sebuah church community for children yaitu King’s Kid, Gereja Methodist Anugerah dan saat ini telah menyelesaikan S2 nya dalam bidang teknik tahun 2013. Menulis merupakan bagian penting dalam hidupnya, karena merupakan jalan baginya untuk menjadi dampak positive bagi sesama agar semua mengakui how great is our GOD! Theresia Hutapea | Writer Panggilannya Echa, lahir di Bandung 29 tahun lalu. Gelar keilmuan didapat dalam bidang desain & manajemen bisnis, pernah bekerja sebagai desainer, sekarang bekerja membantu usaha ayahnya dibidang microfinance. Melayani mahasiswa, terutama dalam pemuridan. Punya passion dengan dunia tulis menulis dan ingin menjadi writerpreneur sambil terus melayani anak muda. Biasa menulis di http://theresia-hutapea.blogspot.com/ Yunie Sutanto | Writer Yunie, sesuai namanya terlahir di bulan Juni di kota Solo, 30 tahun yang lalu. Saat ini menetap di Jakarta,telah menikah sejak tahun 2005 dan dikaruniai dua orang anak (6 tahun dan 2 tahun). Membaca buku dan menulis jadi passion buat ibu yg punya prinsip hidup "Segala sesuatu seijin Tuhan, tidak ada yang kebetulan dalam hidup ini."
#024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
CHARACTER Development
Tolerance
Girls, jumpa lagi di pojok Character Development! Majalah Pearl bulan ini mengangkat tema Walking With the Wound, oleh karena itu kita perlu belajar untuk mengembangkan karakter Tolerance. Bulan ini kita belajar mengenai Tolerance vs. Prejudice. Toleransi vs. Tanpa Tenggang Rasa. Character Development adalah sesuatu yang hanya bisa terjadi kalau kita mempratekkannya dengan tekun. Tujuan dari pojok ini BUKAN untuk dibaca tapi lebih untuk dipratekkan. : ) Kami dari tim redaksi rindu bahwa jika kita konsisten melakukan karakter yang ditampilkan tiap edisi, maka dalam setahun, para pembaca Pearl sudah berlatih mengembangkan 12 karakter. Wow, luar biasa ya! So, mari kita sama-sama belajar dan mempratekkannya. Bulan ini kita akan belajar karakter:
Tolerance vs Prejudice (Toleransi vs. Tanpa Tenggang Rasa)
>>
Definisi: menyadari bahwa setiap orang berada pada tingkatan yang berbeda dalam pembentukan karakter.
www.majalahpearl.com www.majalahpearl.com
Contoh Toleransi: -
Berfokus pada kekuatan tiap orang dan bukan kelemahan mereka. Saling bersabar satu dengan lain. Tidak mengolok-olok kelemahan orang lain. Bersikap sensitif terhadap pergumulan orang lain.
Manfaat Toleransi:
- Ketajaman membedakan: Kesadaran bahwa orang lain memiliki keyakinan dan taraf kedewasaan yang berbeda akan memampukan seseorang untuk peka pada kebutuhan sejati orang lain.
- Penerimaan: Orang yang lebih suka mengenali kebutuhan orang lain ketimbang menghakimi cacat karakternya menunjukkan kepedulian dan penerimaan. Orang yang menerima sesamanya akan memperoleh penerimaan serupa meskipun dirinya juga memiliki kekurangan.
Proyek Ketaatan:
Dalam sebulan ke depan saya akan : 1. Lebih memilih apa yang benar dibandingkan hal-hal yang populer di mata banyak orang. 2. Mengharapkan hal yang sama dari diri sendiri seperti yang saya harapkan dari orang lain. 3. Mencari cara-cara untuk menolong orang lain tumbuh semakin dewasa. 4. Menerima hal-hal yang tidak dapat diubah di dalam diriku dan diri orang lain. 5. Mendengarkan sebelum mengambil pendapat tertentu.
#024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
DIG
DEEP
Siapapun yang kita temui, apapun yang kita alami, bukanlah suatu kebetulan, termasuk bertemu dengan mereka yang terluka. Tuhan ijinkan hal itu supaya kita bisa melayani seperti Kristus sendiri telah melayani kita. Tapi tidak dipungkiri, melayani orang yang terluka tidak selalu mudah. Sehubungan dengan tema edisi kali ini Walking with the Wounded, bacaan Alkitab untuk dua bulan kedepan akan memperlengkapi kita untuk melayani orang-orang yang terluka. Bulan Oktober berisi ayat yang menghibur dan menguatkan. Bulan November merenungkan apa yang Allah atauYesus lakukan dan ajarkan dalam menolong mereka yang terluka.
PER
Let’s dig deeper!
25
www.majalahpearl.com
01
02
07
08
13
14
19
20
26
27
03
04
05
06
09
10
11
12
15
16
17
18
21
22
23
24
28
29
30
31
#024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
25
www.majalahpearl.com www.majalahpearl.com
01
02
07
08
13
14
19
20
26
27
03
04
05
06
09
10
11
12
15
16
17
18
21
22
23
24
28
29
30
31
#024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
Single
WRITTEN BY Alphaomega Pulcherima Rambang DESIGNED BY Michelle Wirnata
Menolong Para Lajang
www.majalahpearl.com
#024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
Single
M
enjadi seorang lajang tidak selalu nyaman, apalagi saat disalahpahami oleh orang-orang di sekelilingnya. Banyak kalimat-kalimat tidak sensitif seperti ini yang ditujukan buat para lajang: “Kapan kawin?” “Buruan kawinnnn….Nanti kalau keburu tua, susah lho melahirkan.” “Makanya diet, biar ada yang mau...” “Masa sih gak ada yang mau sama kamu, kamu aja yang pilih-pilih.” “Sudahlah, gak usah terlalu pemilih...” “Apa enaknya sih hidup sendiri melulu?”
antara mereka yang menikah dan melajang, walaupun sebenarnya mereka yang menikah tidak bermaksud melukai hati, menyakiti atau mengecilkan hati orang yang melajang. Mungkin saja pasangan yang menikah di usia muda tidak habis pikir mengapa para lajang tidak melakukan hal yang sama. Kadang, keluarga dan gereja juga tidak memahami para lajang dengan baik. Mereka membuat kaum lajang merasa tersisih dan terluka karena ketidakpahaman mereka. Kesalahpahaman ini tidak selalu mudah dipahami dan terkadang menyakitkan.
Serius. Kalimat-kalimat yang tidak sensitif maupun pandangan dan pemikiran dari orang-orang di sekelilingnya sering kali menjadikan mereka yang masih lajang tidak bisa maksimal menjalani musim yang sedang diberikan Tuhan kepadanya. Seringkali itu menjadikan mereka menghabiskan banyak waktu untuk berpikir apa yang salah dengan dirinya, apa yang kurang dari dirinya sehingga belum memiliki pasangan, melihat sekeliling untuk mencari pria potensial dan membuang waktunya yang berharga. Mereka lupa untuk berfokus pada Tuhan yang ingin menjadikan mereka single yang maksimal di tangan-Nya.
Bagaimana cara kita menolong para lajang yang mengalami tekanan seperti itu?
Kesalahpahaman ini sering terjadi di www.majalahpearl.com
1.
Mengetahui Kebenaran
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. Roma 12:2
S
ampai kita benar-benar memahami maksud dan tujuan Allah bagi para wanita lajang,
maka kita baru dapat menolong mereka untuk menjalani masa lajang maksimal. Mereka yang belum mengetahui kebenaran (yang mengaku Kristen sekalipun) sering menganggap bahwa tujuan akhir kehidupan hanya untuk melanjutkan keturunan, beranak cucu dan bertambah banyak. Belum lagi budaya di Indonesia menganggap aneh bila seorang wanita tidak menikah. Seolah-olah wanita dianggap lengkap hanya saat menikah dan memiliki anak. Pertama-tama kita harus mengubah pemikiran kita yang demikian, karena pemikiran yang demikian akan mempengaruhi cara kita memperlakukan para lajang. Bagaimana kita dapat menolong
#024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
Single mereka untuk menjadi lajang yang maksimal jika pemikiran kita sama dengan dunia? Kita perlu menyadari bahwa Allah menciptakan wanita tidak sekedar menjadi istri bagi seorang pria. Rancangan Allah jauh melebihi itu. Ya, Dia memang menjadikan seorang wanita sebagai penolong bagi pria, tapi simak ayat ini:
Sebab yang menjadi suamimu ialah Dia yang menjadikan engkau, TUHAN semesta alam nama-Nya; yang menjadi Penebusmu ialah Yang Mahakudus, Allah Israel, Ia disebut Allah seluruh bumi. Yesaya 54:5
www.majalahpearl.com
Aku ingin, supaya kamu hidup tanpa kekuatiran. Orang yang tidak beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara Tuhan, bagaimana Tuhan berkenan kepadanya. Orang yang beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi, bagaimana ia dapat menyenangkan isterinya,dan dengan demikian perhatiannya terbagi-bagi. Perempuan yang tidak bersuami dan anak-anak gadis memusatkan perhatian mereka pada perkara Tuhan, supaya tubuh dan jiwa mereka kudus. Tetapi perempuan yang bersuami memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi, bagaimana ia dapat menyenangkan suaminya. Semuanya ini kukatakan untuk kepentingan kamu sendiri, bukan untuk menghalang-halangi kamu dalam kebebasan kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu melakukan apa yang benar dan baik, dan melayani Tuhan tanpa gangguan. I Korintus 7:32-35
Melajang atau menikah hendaknya dipandang sebagai karunia dari Allah. Melajang ataupun menikah adalah kesempatan kita memuliakan Allah. Jika menikah adalah kesempatan dimana kita menjadi serupa seperti Kristus melalui pembentukan karakter sehari-hari bersama suami, maka melajang memberikan kesempatan bagi para lajang untuk memusatkan perhatian kepada Tuhan dan melayani-Nya tanpa gangguan. Saat kita memiliki pemikiran demikian, maka kita akan memandang para lajang dengan cara yang berbeda. Bukan dengan tatapan kasihan, atau pemikiran untuk menjadi mak comblang bagi mereka, tapi kita akan rindu melihat bagaimana pekerjaan-pekerjaan Allah dinyatakan melalui kehidupan lajang mereka.
2.
Berempati Terhadap Para Lajang
Dan akhirnya, hendaklah kamu semua seia sekata, seperasaan, mengasihi saudara-saudara, penyayang dan rendah hati. I Petrus 3:8
Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis! Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai! Roma 12:15-16
M
ustahil untuk mengasihi para lajang seperti diri sendiri jika kita tidak menempatkan diri kita pada posisinya, ya kan?
Ada tiga cara utama untuk meningkatkan kepekaan kita terhadap kebutuhan dan perasaan para lajang: 1) DENGARKAN MEREKA Dengan mendengarkan secara sungguh-sungguh kita akan mengetahui masalah apa yang dihadapi para lajang. Dan, semakin baik kita mendengarkan, semakin besar kemungkinan #024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
Single mereka membuka hati dan mengungkapkan perasaan mereka. Permasalahan para lajang bisa jadi berupa gambar diri yang rusak, kesepian, rasa iri terhadap mereka yang telah menikah, atau luka karena hubungan di masa lalu. Semua itu bisa menyebabkan trauma memulai hubungan yang baru, ketidakpercayaan terhadap lawan jenis, atau rasa tidak puas dan utuh saat tidak memiliki pasangan. Hanya jika kita mendengarkan mereka dengan seksama maka kita akan tahu bagaimana harus bertindak. 2) AMATI MEREKA Tidak semua orang akan secara terbuka memberi tahu kita apa yang mereka rasakan atau apa yang sedang mereka alami. Namun, seorang pengamat yang baik akan memperhatikan sewaktu seseorang tampak mengalami depresi, atau memiliki masalah. Jika kita mampu memahami masalah melalui pengamatan kita, maka kita akan mampu menolong orang lain. www.majalahpearl.com
3) GUNAKAN IMAJINASI KITA Cara paling ampuh untuk menggugah empati adalah dengan mengajukan pertanyaan kepada diri sendiri: ’Seandainya saya berada dalam situasi ini, bagaimana perasaan saya? Bagaimana saya akan bereaksi? Apa yang saya butuhkan?’ Ketiga teman Ayub terbukti tidak mampu menempatkan diri mereka pada posisi Ayub. Itulah sebabnya mereka mempersalahkan Ayub, menduga bahwa ia pasti telah melakukan dosa-dosa yang sebenarnya hanyalah
khayalan mereka sendiri. Tidak ada yang salah dengan menjadi lajang. Setiap pilihan, melajang ataupun menikah, atau bahkan hidup selibat adalah karunia Allah. Empati dapat membantu kita untuk menolong dan memahami orang lain. Jika kita harus memberi nasihat, kita mungkin akan melakukannya dengan cara yang jauh lebih simpatik kalau kita memahami perasaan orang lain. Mereka yang berempati selalu mengingatkan dirinya: ’Saya bisa berada dalam situasinya.’ atau
berpikir: ’Bagaimana dampaknya jika saya berkata seperti ini.’. Empati mendorong kita untuk menawarkan bantuan jika kita mampu melakukannya, meskipun tanpa diminta. Agar dapat mengasihi ”dengan perbuatan dan kebenaran”, kita mula-mula perlu mengerti kebutuhan khusus saudara kita yang masih lajang. Apakah kita mengamati dengan saksama kebutuhan saudari kita yang lajang dengan tujuan untuk membantu mereka? Itulah makna empati. #024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
Single
3.
Dorong Para Single Menjadi Maksimal
Sebab yang menjadi suamimu ialah Dia yang menjadikan engkau, TUHAN semesta alam nama-Nya; yang menjadi Penebusmu ialah Yang Mahakudus, Allah Israel, Ia disebut Allah seluruh bumi. Yesaya 54:5
www.majalahpearl.com
Istri yang cakap, siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih berharga daripada permata. Hati suaminya percaya kepadanya, suaminya tidak akan kekurangan keuntungan. Amsal 31:10-11
S
etiap wanita, baik ia melajang atau menikah adalah kepunyaan Allah, istri-Nya, kekasih hati-Nya. Allah ingin setiap wanita kepunyaan-Nya menonjol sebagai perempuan yang tahu bahwa
dia memiliki sesuatu yang berharga untuk diberikan kepada dunia. Setiap wanita baik yang lajang ataupun menikah adalah wanita cakap yang memancarkan kepercayaan penuh kepada mereka yang bergantung padanya. Kita dapat mendorong para single memanfaatkan potensi yang mereka miliki untuk melayani Allah, dengan cara: • PUJI MEREKA Setiap talenta yang mereka miliki dapat menjadi berlipat ganda di tangan Allah. Pujian-pujian atas kekuatan dan kemampuan mereka dalam bidang tertentu dapat menjadi pendorong bagi mereka melakukan pekerjaan yang memuliakan Allah. Contoh nyata, saya punya blog dan suka menuliskan beberapa cerita dan pengalaman saya, saat beberapa orang memuji tulisan saya dan menyatakan betapa mereka diberkati, saya semakin terdorong untuk meneruskan kegiatan tulis-menulis saya ^^V Saat seorang lajang merasa dapat melakukan sesuatu yang bermanfaat, dan apa yang dilakukannya menjadi berkat bagi orang lain, ia akan terdorong untuk melakukan lebih dan lebih lagi. Fokusnya bukan lagi terhadap statusnya yang melajang
tapi lebih pada kesempatan untuk berkarya dan memuliakan Tuhan. • AJAK MEREKA UNTUK MELAYANI TUHAN Beberapa wanita lajang di gerejaku menikmati pelayanannya sebagai guru sekolah Minggu setelah “dipaksaâ€? oleh beberapa penatua di gereja. Sangat penting bagi gereja maupun komunitas untuk melibatkan kaum lajang dalam pelayanan. Selain untuk mengembangkan talenta mereka, dengan terjun langsung melayani, mereka akan tahu dalam bidang apa Tuhan ingin mereka berkarya. Melalui kesempatan tersebut, mereka akan merasakan sendiri apakah mereka dapat maksimal dalam bidang pelayanan tersebut. Karena gak jarang, saat mereka merasa tidak maksimal dalam pelayanan tertentu, Tuhan tunjukkan bidang lain dimana mereka dapat maksimal. Kesempatan untuk melayani Tuhan bersama orang lain memberikan sukacita tersendiri, karena mereka disibukkan dengan pekerjaan Tuhan dan berfokus untuk memenuhi kebutuhan sesama dan gereja, bukannya hanya kesepian memikirkan kesendiriannya. #024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
Single
4.
Doakan Mereka
Aku mengucap syukur kepada Allahku, setiap kali aku mengingat engkau dalam doaku. Filemon 1:4
T
erdengar klise, namun setiap wanita lajang sungguh-sungguh memerlukan doa kita. Bukan sekedar doa supaya menemukan pasangan hidup yaaaaa‌.^^ Itu juga perlu, tapi sebenarnya, jauh lebih penting daripada itu, doakan mereka supaya www.majalahpearl.com
mereka menemukan tujuan hidup yang khusus diperuntukkan Allah bagi mereka. Supaya Allah sendiri yang menggenapi rencana-Nya atas para wanita lajang ini, saat mereka melajang, atau menikah, atau jika mereka hidup selibat pun nantinya. Doakan supaya Allah sendiri yang memberikan kemampuan, sukacita, ketaatan dan apapun yang mereka perlukan saat menjalani setiap musim yang ditentukan Allah. Gak peduli, menikah ataupun selibat nantinya, biarlah masa-masa lajang ‘sekarang’ maupun nanti, mereka tetap maksimal bagi kemuliaan Tuhan. Doakan mereka supaya menjadi maksimal dalam segala kesempatan yang Tuhan berikan. Doakan mereka agar tetap kudus. Doakan mereka apapun yang Tuhan taruhkan di hatimu untuk didoakan.
Kiranya kita semua mau dan dimampukan dipakai Allah untuk menolong saudara-saudari kita yang single dan menjadikan mereka yang terbaik sesuai rencana Tuhan. AMIN
#024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
Single
Menghibur Mere yang
PUTUS CIN
Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis! (Roma 12:15)
Written by: Alphaomega Pulcherima Rambang Design by: Evellyne
www.majalahpearl.com
http://www.magic4walls.com/wallpaper/sand-sea-nature-girl-sunset-20032.html
eka
NTA AMENNN!!! Memang harusnya itu yang kita lakukan ya saat kita hidup bersama orang lain, bahasa kerennyaBEREMPATI. Tapi seperti biasa, easy to say not easy to do. Ngga gampang berempati dengan mereka yang diputusin pacarnya, alias patah hati gara-gara di-PHK (Putus Hubungan Kasih), apalagi jika kita ngga pernah ngalamin seperti yang mereka alamin. Dalam hati pengen teriak gini: “IH, PATAH HATI AJA SAMPE SEGITUNYA?!! GAK USAH
#024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
Single
D
ulu saat ada teman yang patah hati, diam-diam aku memandang dengan sinis tingkah laku mereka. Ngapain sih berlagak seperti orang yang paling sengsara sedunia, padahal cowok kan ngga cuma satu, masih banyak cowok lain di dunia, belum lagi kalo dah patah hati pake acara ngga selera makan dan nangis melulu sampe berminggu-minggu. Lah, buat apa coba menyiksa diri kayak gitu. Heran deh melihat teman yang patah hati gara-gara diselingkuhin, terus menguras air mata lebih rajin daripada menguras bak mandi, hellloooowww‌. ^^’ Satu lagi yang aku ngga sukai dari orang yang patah hati adalah dulu aja waktu awal pacaran dunia serasa milik berdua, kemana-mana berdua, si dia jadi cowok terbaik termanis tercakep, ter-perfect di dunia, suka lupa sama teman, eh sekarang dah gini baru aja nyari temen :p Dan yang lebih speechless lagi kalau ada yang pengen mati alias bunuh diri gara-gara diputusin sama pacarnya. Nah, saat ada teman yang patah hati, sebagai teman yang baik kita biasanya akan berada disampingnya, lalu berusaha menghibur, menasehati dan mengeluarkan berbagai kata bijak sampai berbusa-busa dengan harapan si teman ini segera move on dan ngga berlarut dalam kesedihan, tapi dalam hati masih ngebatin kayak di atas, hayo ngakuuuu‌
www.majalahpearl.com
Pernah gitu ngga?Aku pernah. Aku merasa sebagai orang yang munafik deh, di mulut menghibur, tapi di hati ngata-ngatain kayak di atas! Ya gimana ya, aku memang ingin menghibur, tapi juga ngga suka melihat seseorang yang hanya karena patah hati lalu bersikap berlebihan seperti itu, berlarut-larut mengasihani dirinya dan melakukan berbagai hal yang bodoh.
Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik (Roma 12:9) Ternyata, bukan mengasihi namanya saat kita ingin si teman cepat move on tanpa memberikannya waktu untuk bersedih. Bagaimanapun, ini masalah hati yang terluka, ada perasaan yang tersakiti, ada harapan yang hilang, ada impian yang sirna, lalu mengapa kita memaksa orang untuk cepat sembuh tanpa melalui proses?
http://www.wisegeek.com/what-is-active-listening.htm
Bukan mengasihi namanya jika kita berusaha memakaikan sepatu ukuran kita pada orang lain, padahal setiap orang unik, dan ukuran sepatunya bisa jadi berbeda, sepatu kita belum tentu muat di kakinya, demikian juga sebaliknya. Hubungan setiap orang berbeda, “kedalaman” rasa orang berbeda, jumlah harapan yang ditaruhkan dalam hubungan berbeda, seberapa jauh langkah yang ditempuh berbeda, cara menjalaninya berbeda, so… jangan main pukul rata. Bukan mengasihi namanya jika kita memaksa orang lain “menelan” obat yang sama seperti yang kita minum saat putus dari pacar. Tuhan punya obat dan metode penyembuhan yang berbeda untuk setiap orang, karena setiap orang berbeda dan Dia tahu mana obat dan metode yang paling cocok. Bukan mengasihi namanya jika kita memaksa teman kita menerima hikmah yang sama dengan yang kita terima,
bukannya tidak mungkin Tuhan ingin mengajarkan sesuatu yang berbeda padanya. Bukan mengasihi namanya jika kita ingin orang lain memiliki respon yang sama dengan yang kita miliki. Bisa saja melalui peristiwa yang sama, karakter lain sedang dipertajam oleh Sang Empunya kehidupan, karena setiap orang unik. Bukan mengasihi namanya jika kita berbuat jahat dengan mulut kita dengan memaki mantan pacar teman kita, padahal sebenarnya bukan itu yang dibutuhkan teman kita. Percayalah, memaki-maki hanya membuat perasaan lega untuk sesaat :p Malah ujung-ujung ntar dia bilang,”Tapi aku masih sayang diaaaa..”. Ini akan membuat kita pengen jedutin kepala ke tembok. LOL
#024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
Single
did.blogspot.com/2012/05/listening.html
Marilah kita bersama-sama belajar mengasihi mereka yang baru saja mengakhiri hubungannya dengan kepekaan dan kasih yang dia perlukan. Mengasihi yang bukan dengan perkataan atau dengan lidah saja, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran. Bukan sesuatu yang mudah, memerlukan kepekaan untuk mengerti apa yang mereka alami. Kita perlu bersabar menunjukkan bahwa dunia gak berakhir saat mereka putus dari pacarnya, bahkan dalam kehilangannya, mereka dapat menemukan banyak hal yang berharga. Berikut beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk menunjukkan kasih kita pada mereka
1. Mendengarkan
Jikalau seseorang memberi jawab sebelum mendengar, itulah kebodohan dan kecelaannya. (Amsal 18:13) Seringnya nih ya, kita terburu-buru ingin menghibur dan memotivasi teman yang baru putus dengan kalimat yang kita kira akan menghiburnya, seperti: “Tuh kan, bener kan apa yang aku bilang, dia tu ngga beres. Udahlah, lupakan aja dia, gak usah dipikirin cowok kaya gitu, masih banyak cowok yang lebih baik�.
www.majalahpearl.com
Alamakkkk, mosok orang ngga boleh sedih sih, namanya juga ada perasaan yang harus diakhiri, ngga mungkinlah secepat itu menghilangkan kesedihan, ngga realistis. Penulis Amsal bilang ketika kita bicara tanpa berusaha mendengar dulu berarti itu BODOH dan MENDATANGKAN CELA. Hayooo, sapa yang pernah ngomong kayak di atas? *Angkat tangan* Iyeee‌ aku pernah melakukannya, dan aku ngga bangga karena pernah melakukannya. Karena memang patah hati ngga enak, awalnya berasa dunia runtuh loh :p Jadi, kalau menghadapi teman yang baru diputusin, siapkanlah telingamu lebih dibanding kamu menyiapkan mulutmu. Mereka lebih butuh telingamu untuk mendengarkan, apalagi saat-saat awal putus biasanya mereka lebih butuh didengerin daripada dinasehatin atau dikhotbahin. Mengasihi orang lain itu berarti mendengarkan mereka. Tentu saja, membutuhkan waktu dan usaha untuk memberikan perhatian kepada mereka dan mendengarkan apa yang mereka katakan. Secara, biasanya karena kita udah geregetan duluan melihat mereka seperti kaset rusak yang mengulang cerita berkali-kali, kita lebih sibuk memberikan kalimatkalimat yang dapat membuatnya segera move on.
Memilih untuk mendengarkan dibandingkan berusaha menghibur menunjukkan perhatian dan rasa hormat yang tulus. Mendengarkan, mungkin merupakan hal yang paling mereka butuhkan supaya memperoleh semangat kembali atau dapat melihat masalah dengan lebih jelas. Mari belajar mendengarkan seperti Allah sendiri yang telah menunjukkan bahwa kasih itu bersedia mendengarkan. Pastinya Allah yang sangat mengasihi dan mempedulikan mereka rindu mendengar mereka menyampaikan keluh-kesah dan tangisnya. Aku telah memerhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan aku telah mendengar seruan mereka (Keluaran 3:7) Jika Allah saja mau memperhatikan dan mendengar umatnya sebagai wujud kasihnya, mengapa kita tidak belajar dari-Nya dan melakukan yang sama.
#024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
Single
2. Berdoa
Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus. (Filipi 4:6-7) Bukan berarti kita langsung ngajak teman yang baru putus untuk berdoa ya. Kebayang gak sih, lagi nangisnangis dan sibuk cerita, langsung kita cut,�BERDOA DULU YOK!�. Krik.Krik.Krik. ^^’ Sebelum kita mengajak teman ini berdoa bersama, alangkah baiknya kita sendiri yang berdoa lebih dulu, sambil kita mendengarkan si teman ini bercerita, kita jangan sampai putus koneksi sama Tuhan, minta pertolongan-Nya untuk kita bisa menolong mereka dan mereka bisa mengalami Tuhan.
www.majalahpearl.com
Beberapa hal yang perlu kita doakan:
> Ketenangan dan damai sejahtera
bagi teman kita, karena kalau seseorang sedang kalut dan sedih luar biasa, ada kecenderungan untuk melakukan hal yang bodoh. Kita butuh Tuhan yang memelihara hati dan pikirannya, supaya walaupun sedih, dia tetap terbuka untuk mendengarkan suara Tuhan dan mau dikoreksi.
> Agar kita bisa berkata dan
merespon dengan tepat sesuai apa yang dibutuhkan. Hikmat Tuhan saja yang memampukan kita merespon dengan benar kebutuhan teman kita saat itu. Mungkin saat itu dia hanya butuh ditemani, atau hanya butuh dipeluk, atau didengarkan, kita ngga tahu dengan persis apa yang menjadi kebutuhannya, tapi Tuhan tahu. Kiranya Tuhan yang bekerja di dalam dan melalui kita untuk menunjukkan betapa Tuhan mengasihi teman kita.
3. Berbicara
Perkataan yang diucapkan tepat pada waktunya adalah seperti buah apel emas di pinggan perak (Amsal 25:11) Orang yang sedang terluka akan lebih sensitif. Sekalipun ada orang yang bermaksud baik untuk menyemangatinya dengan katakata motivasi , belum tentu hal itu bisa diterima. Kadang-kadang luka yang dialami seseorang dapat menutup telinganya terhadap katakata Allah yang penuh dengan pengharapan. Karenanya kita perlu mendengarkan dengan seksama saat teman mencurahkan isi hatinya dan meminta hikmat Tuhan untuk memperkatakan perkataan penghiburan yang tepat. Apa yang kita katakan akan menjadi sesuatu yang berharga dan menolong sang teman melalui masa-masa sukarnya jika perkataan itu tepat sasaran.
4. Melihat apa
yang tidak terlihat, mendengarkan apa yang tidak terucapkan. Seringkali, akibat dari berakhirnya sebuah hubungan tidak hanya masalah kesedihan, tapi bisa juga diikuti berbagai trauma yang mereka alami dan tidak dengan mudah diungkapkan, terkadang luka itu dapat berupa: ketidakpercayaan terhadap lawan jenis, gambar diri yang rusak, rasa takut untuk memulai hubungan yang baru, keinginan untuk hidup sendiri, tidak bersedia membuka diri, terlalu takut disakiti sehingga membatasi pergaulan, perasaan benci atau keinginan membalas dendamjika perkataan itu tepat sasaran.
http://www.magic4walls.com/wallpaper/girl-alone-silence-city-dawn-listen-hd-wallpaper-32453.html
#024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
Single Sebagai teman, kita perlu peka untuk memahami apa yang terjadi dan menolong mereka dengan memberikan dukungan yang diperlukan. Dan hal terpenting yang perlu diketahui mereka yang patah hati adalah:
TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orangorang yang remuk jiwanya. (Mazmur 34:19) Kiranya melalui peristiwa “diputusin� ini, mereka menyadari kalau Tuhan saja yang ngga pernah “mutusin� mereka, dan Tuhan jadi lebih dekat dari sebelumnya. Pada akhirnya peristiwa diputusin ini akan mendatangkan kebaikan saat dia mengasihi Tuhan, karena Allah pasti turut bekerja di dalamnya. Sebuah proses yang ngga mudah, dan bukan berlangsung sekejap mata. Karenanya dibutuhkan kesabaran saat mendampingi teman yang patah hati.
www.majalahpearl.com
5. Bersabar
Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya. (Pengkhotbah 3:1) Ketidak sabaran kita membuat kita bosan mendampingi mereka, apalagi saat teman kita mulai melakukan berbagai hal bodoh. Kita sih maunya dalam beberapa minggu teman kita sudah kembali menjadi pribadi yang sama seperti sebelum putus. Kita maunya mereka segera menjadi pribadi yang lebih kuat setelah diputusin. SEGERA. Tapi kita lupa, semua butuh proses. Biarkan teman kita menjalani proses yang harus dialaminya, jangan memaksakan langkah kita padanya. Setiap orang memiliki waktunya tersendiri. Kesabaranlah yang kita butuhkan waktu mendampingi mereka, biarkan mereka menjadi kuat pada waktunya.
“Akhir kata, http://www.magic4walls.com/wallpaper/mood-girl-dress-smile-summer-umbrella-happiness-14850.html
bersukacitalah dengan mereka yang jatuh cinta, dan menangislah dengan orang yang putus cinta!�
#024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
Single
Writen by Louisa Hartono Design by Melissa Halim
http://i.huffpost.com/gen/1707440/thumbs/o-GAY-MARRIAGE-HOLDING-HANDS-facebook.jpg
www.majalahpearl.com
“Aku gay”. Bayangkan bila suatu saat kita mendengar perkataan – atau pengakuan – seperti itu. Omongan itu bisa terucap dari siapa saja: anak kita, saudara kita, teman kita. Di Indonesia, masalah homoseksual masih merupakan hal yang sangat tabu untuk dibicarakan dan didiskusikan. Orang-orang yang bergumul dengan masalah ini hampir pasti akan dikucilkan masyarakat, dijauhi, digosipkan, atau bahkan mungkin, dibuang dan tidak diakui lagi oleh keluarga sendiri karena dianggap telah membawa aib bagi keluarga. Telah tertanam di benak masyarakat bahwa seseorang yang (bergumul dengan identitas) homoseksual (untuk selanjutnya akan digunakan istilah ‘gay’) adalah seseorang yang najis, kena kutuk, atau mungkin kelainan jiwa. Segala cara akan dilakukan untuk membawa orang yang bersangkutan (ybs) “kembali ke jalan yang benar”.
#024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
Single
Tidak bisa kita pungkiri, bahwa fenomena ini ada. Orang-orang gay di Indonesia banyak yang hidup sembunyi-sembunyi dan dalam kesendirian, kesunyian. Tidak banyak orang yang berani terang-terangan mengaku karena pasti akan diperbincangkan, dikucilkan, bahkan mungkin diasingkan. Sebagai orang yang percaya Kristus, bagaimana sikap kita bila ada teman, sahabat, atau saudara yang mengatakan hal ini kepada kita? Isu mengenai homoseksual adalah isu yang sangat sensitif dan tidak mudah untuk diperbincangkan. Masalah ini begitu kompleks dan meliputi banyak aspek. Sebagai orang yang pernah tinggal di Eropa dengan budaya yang jauh lebih terbuka dan memiliki banyak teman-teman gay, saya merasa terdorong untuk menuliskan artikel tentang hal ini. Walaupun demikian, saya bukan seorang pakar atau ahli. Selama dihadapkan dengan isu homoseksualitas yang dialami oleh teman-teman saya, saya memikirkan masalah ini cukup lama, dalam, dan serius. Saya tidak memiliki rumus jitu, juga tidak dapat menuliskan langkah-langkah taktis. Namun, dari pengalaman yang saya alami, kuncinya ada dua: terus mengasihi mereka dan jangan menghakimi.
www.majalahpearl.com
“Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing. Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap.”
(1 Kor 13:1,8)
“Janganlah kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi.”
(Mat 7:1)
Ketika saya berpikir artikel seperti apa yang harus saya tulis untuk berjalan bersama mereka yang terluka dan bergumul dengan homoseksualitas, saya menemukan artikel yang sungguh menarik dari website Six:11 Ministries, Proclaiming God’s identity and wholeness berjudul “Loving Your Gay Child” . Artikel ini ditulis untuk orang tua, akan tetapi saya menilai bahwa artikel ini juga sangat relevan bagi kita dan mereka yang mempunyai teman atau saudara gay, dan tidak tahu bagaimana harus menyikapi hal tersebut. Inti dari artikel sama dengan dua kunci yang saya tuliskan di atas. http://six11.wordpress.com/parents/loving-your-gay-child/, diaksestanggal 25 Agustus 2014
1
#024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
Single
1.
Jangan Menghakimi
Pergumulan dengan homoseksualitas adalah sesuatu yang sangat sensitif, vital, dan dalam. Ini bukan hanya menyangkut orientasi seksual seseorang, tetapi juga menyentuh identitas mereka yang paling dalam. ‘Pengalaman’ saya dengan teman-teman gay di Eropa membuktikan, bahwa saat kita menyerang atau menolak mereka yang gay, itu sama artinya dengan menolak pribadi mereka seutuhnya. Kita sama sekali tidak mengerti pergumulan macam apa yang mereka rasakan. Gejolak yang mereka rasakan begitu berat dan menekan, apalagi di budaya Asia dimana agama dan norma-norma masyarakat yang heteronormativitasnya berjalan sangat kuat2. Kita tidak tahu persis latar belakang kehidupan seseorang itu seperti apa, sehingga bukan tempat kita menghakimi dia karena menjadi gay.Tidak ada seorang pun yang suka dihakimi, apapun bentuk pergumulannya. Penghakiman tidak menjadikan seseorang berubah lebih baik, melainkan sebaliknya: penghakiman merupakan suatu bentuk penolakan tidak langsung terhadap seseorang. Sedihnya, ini yang kadang-kadang – bahkan mungkin sering – dilakukan
www.majalahpearl.com
oleh gereja (dalam artian orang-orang percaya sebagai gereja, bukan tempat bangunannya). Gereja seringkali lebih menunjukkan penghakiman terhadap orang homoseksual daripada kasih dan penerimaan. Bentuknya bermacam-macam, mulai dari diasingkan di gereja, dikutuk-kutuk masuk neraka, sampai demo di depan gereja sembari membentangkan spanduk bahwa orang gay akan masuk neraka. Salah seorang teman gay saya pernah mengatakan, dirinya pernah dibawa ke kamp perkemahan Kristen dimana ia didatangi pendeta yang mengadakan ritual ala ‘eksorsisme’ atau pengusiran roh jahat atas dirinya dengan tujuan agar ia tidak gay lagi. Saya hancur hati mendengarnya. Saya percaya, itu bukan sikap yang diinginkan Yesus. Kita adalah representasi Kristus. Kita mencerminkan siapa Allah yang kita sembah. Jika kita bersikap demikian terhadap mereka yang bergumul dengan homoseksualitas, tidak heran jika mereka melihat Allah sebagai Allah yang membenci orang-orang gay. Alih-alih membawa orang kepada Kristus, sikap orang percaya yang demikian justru menjauhkan orang dari Kristus.
1
Heteronormativity artinya situasi dan kondisi dimana
#024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
Single
2. Kasihi mereka dengan kasih Kristus Bagaimana kita dapat mengasihi mereka dengan kasih Kristus? Berikut adalah beberapa hal yang bisa kita lakukan. Pertama, katakan bahwa kita tetap mengasihi mereka dan bahwa kita ada bagi mereka. Mengasihi mereka tidak berarti sama bahwa kita menyetujui tindakan dan perbuatan mereka (misalnya, melakukan hubungan seks sesama jenis). Atau istilahnya, hate the sin, but love the sinner.Saat ada seseorang yang mengakui bahwa mereka bergumul dengan hal ini, jangan menjauhi mereka. Ingat, dibutuhkan keberanian ynag luar biasa besar dari orang tersebut untuk tampil dan mengaku kepada kita apa yang mereka gumulkan. Hargai dan hormati kepercayaan mreka. Mereka bahkan mungkin telah mempersiapkan kemungkinan terburuk untuk ditolak sebagai teman atau tidak diakui lagi sebagai anak atau anggota keluarga. Wajar bila kita menjadi shock atas pengakuan tersebut dan tidak tahu apa yang harus kita katakan serta bagaimana kita harus bersikap. Situs Six:11 Ministries mengatakan demikian:
www.majalahpearl.com
http://www.freeimages.com/browse.phtml?f=view&id=1328515
So what do you say, then, to them? Here are some suggestions:I love you. You’re still my child [or my friend/brother/sister/etc]. I’ll be right by your side. How can I help you in this? What do you need from me? Responding to their comment holds a lot of weight to how future conversations go. Affirm them of your love and your presence. If you don’t understand what to say or do, tell them that you need time to process things. Assure them that you are not angry with them, or disappointed. Be honest, but be positive. They are extremely vulnerable right now. Lecturing them, questioning them, and quoting scripture at them is not what either one of you need at this momen.
#024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
Single
Ketidaktahuan dan keterkejutan kita adalah respon yang wajar. (Bahkan mereka yang bergumul dengan hal ini pun dibuat pusing, mulai dari kebingungan, ketakutan, bahkan di tahap penyangkalan maupun penolakan. Banyak dari mereka yang tidak mengerti dan frustrasi mengapa mereka bisa tertarik dengan sesama jenisnya.) Akui saja bahwa kita tidak tahu banyak atau mendalami pergumulan yang mereka alami, tetapi yakinkan bahwa kita tetap ada di sisi mereka dan bahwa kita mengasihi mereka apa adanya, walaupun mungkin sulit untuk pertama kalinya. Bagi mereka yang belum mengenal Kristus, fokus utama dalam “melayani” mereka adalah untuk mengenalkan mereka kepada kasih Kristus, bukan untuk “menyelamatkan dari ke-gay-an mereka”. Guys, ingat ini: lawan dari homoseksualitas bukanlah heteroseksualitas, melainkan kekudusan. Purity. Kita ini dipanggil untuk hidup kudus, karena Tuhan itu kudus (1 Petrus 1:16). Kekudusan memiliki standar yang sangat tinggi di mata Allah: bukan hanya kekudusan fisik alias bukan hanya gak ngeseks sebelum married, tapi juga kekudusan pikiran, hati, dan dalam bertutur kata. Menyedihkan memang, orang-orang yang gay dipandang lebih berdosa dan lebih buruk dibanding mereka yang misalnya melakukan KDRT, penyiksa anak, pelaku perdagangan manusia, dll. Dan kita merasa diri kita lebih kudus dibanding mereka. Tidak! Semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah. Hanya oleh karena kasih karunialah kita dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus (Roma 2:23-24). “Obat” dari homoseksual bukanlah mencoba – atau memaksa – untuk berhubungan dengan lawan jenis. Saya telah banyak
www.majalahpearl.com
mendengar cerita demikian, namun tidak ada yang berhasil. Mereka tetap merasa kosong dan ada sesuatu yang tidak terpenuhi. “Obat�nya ya hanya ditemukan di dalam Yesus. Yesusulah sumber identitas dan jati diri mereka, bukan orang lain, baik yang sesama jenis ataupun lawan jenis. Namun, tidak menutup kemungkinan bagi mereka yang telah menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat tetapi masih bergumul dengan homoseksualitas. Kita bisa menunjukkan bahwa kita mengasihi mereka dan terus mendorong dan mendukung mereka untuk terus bertumbuh di dalam Kristus. Mendukung disini bukan berarti mendukung dan menyetujui mereka untuk terus menjadi gay, melainkan mendukung agar mereka terus bertumbuh menjadi pribadi yang serupa dengan Kristus. Kita harus ingat bahwa hanya karena mereka gay, mereka tidak lantas menjadi orang yang berkurang kadar kekristenannya. Mereka juga anak-anak Kristus, yang bergumul dengan dosa seksualitas. Sama dengan kita semua yang bergumul dengan dosa pornografi, perzinahan, perjudian, minum-minuman keras, merokok, kleptomania, you name it. Kita semua adalah manusia berdosa. Hanya karena kasih karunia Kristuslah kita diselamatkan. Kita yang straight atau heteroseksual tidak lantas lebih suci daripada mereka! Ingatlah perkataan Yesus saat Ia membela wanita yang berzinah: “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.� (Yoh 8:7).
#024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
Single
Dalam salah satu diskusi, salah seorang contributor Pearl, Sarah Eliana, mengatakan hal ini: “Perlu diingat bahwa struggling with sin (bergumul dengan dosa) tidak sama dengan doing the sin (melakukan dosa). Just because they think they have same-sex attraction tidak berarti bahwa mereka sudah pasti berdosa dalam hal itu. Ilustrasinya: kalo ada orang yang klepto, tidak berarti dia pencuri. Tidak berarti setiap detik dia melakukan dosa. Seandainya dia melihat orang lain dan dia berdoa,"God please help me not to steal this! Help me to focus on you and you alone!", dan Tuhan bantu dia untuk lalu dari godaan utk mencuri, itu tidak berarti bahwa dia berdosa. Begitu juga dengan mereka yang gay. Mungkin mereka tiap saat tiap detik berdoa dan meminta bantuan Tuhan untuk tidak tergoda. Jadi tugas kita sebaga fellow follower of Christ haruslah mendukung mereka untuk terus fokus kepada Tuhan, dan tidak melabel mereka dengan sebutan-sebutan seperti "Gay Christian", because their identity in Christ should NOT be mixed with the sin they are still struggling with.�
www.majalahpearl.com
Akhirnya, percaya dan akui bahwa kesembuhan mungkin terjadi. Di dalam Kristus, tidak ada yang mustahil. Ingat bahwa yang mengubahkan seseorang adalah Roh Kudus, bukan kita sebagai manusia. Kita tidak bisa mengubah orang, apalagi dari dalam diri orang tersebut! Tugas kita bukanlah menghakimi. Tugas kita juga bukan mengubah orang gay menjadi “orang normal” (ngomong-ngomong, jangan pernah mengatakan “kamu ini nggak normal” kepada mereka yang gay. Hal ini sangat menyakitkan, tidak etis, dan juga tidak manusiawi. Mereka juga manusia normal). Tugas kita adalah berjalan bersama mereka, mendampingi mereka, sembari menunjukkan kasih Kristus. Tetaplah berdoa (1 Tes 5:17). Tetaplah berteman, jangan tolak mereka, justru ini adalah kesempatan yang baik untuk mengenalkan kasih Kristus!It is Jesus who heals, not us.
(Catatan: berikut adalah beberapa situs terpercaya yang mendiskusikan dengan cukup mendalam mengenai isu homoseksualitas dan pelayanan terhadap orang-orang gay: www.christopheryuan.com www.six11.wordpress.com www.desiringgod.org/all-resources/by-topic/homosexuality).
#024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
www.majalahpearl.com
Caringly
Selfish
written by Sarah Eliana / designed by Wdia Teja
Yup... judulnya sengaja begitu. "Caringly" is not even a word, I know! haha.. Plus it doesn't make sense, eh? Bagaimana bisa seseorang menjadi perhatian sekaligus menjadi egois pada waktu yang bersamaan? Not possible! Really? Let's discuss! =D #024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
Pernah ada momen pas gw SMP, pendeta gw ngomong gini "Sebagai orang Kristen, kita gak seharusnya nangis-nangis kayak orang ngga ada harapan waktu ada yang meninggal". Saya setuju, tapi juga gak setuju, Bingung kan? Hehe.. Well, gw setuju karena sebagai pengikut Kristus, kita semua memang memiliki jaminan hidup kekal. Tapi, gw tidak setuju kalo kita sebagai anak Tuhan ngga boleh nangis waktu ada yang meninggal. Meskipun benar kita memiliki harapan dalam Yesus, bukan berarti kita tidak boleh berduka. Ya, kita tahu satu hari nanti kita akan bertemu lagi di surga (kalo yg meninggal udah kenal Tuhan)...tapi, pastinya kita akan sedih karena kita tidak tahu sampai kapan kita akan bertemu seseorang yang telah meninggal itu lagi. Gw sendiri yang tidak bisa bertemu dengan keluarga di Indonesia satu tahun saja, kangen setengah mati, padahal tiap minggu gw telp ke bonyok, tiap hari chatting sama my siblings. Lah ini kalo ada yang meninggal? Boro-boro mau telpon. Jadi intinya... ya, memang kita memiliki harapan... tapi jangan kita meremehkan seseorang yang sedang bersedih (berduka).
www.majalahpearl.com
Contohnya dalam kisah Lazarus di Yohanes 11 : 17 - 35 , Tuhan Yesus datang ke kuburannya dan mereka semua menangis di situ. Apakah Yesus bilang "HAI ORANG ORANG TIDAK BERIMAN. KENAPA KAMU MENANGIS? Apakah kalian lupa kalo nanti kalian akan bertemu lagi dengan Lazarus?". Ngga tuh! Apa yang Yesus lakukan? He wept! WEPT! Wept itu bukan nangis biasa lho. Kalo dalam kamus, weep itu bersedih (grief) atau meratap (mourn). Nah... tapi lucunya, Yesus tuh tahu kalo memang bentar lagi Dia akan bangkitkan Lazarus dari kematian... tapi, kenapa dia juga ikut bersedih?? Alkitab memang tidak menjelaskan kenapa Yesus menangis, tapi itu menandakan bahwa bagaimana kepedulian dan kepenuhan kasih Yesus... Saya melihatnya bahwa waktu Tuhan melihat orang-orang itu menangis, Dia merasakan juga kesedihan mereka ... Dia merasakan duka mereka... Dia merasakan kesedihan mereka... Yesus mengerti keadaan mereka. Jadi, Dia menangis karena Dia memiliki belas kasihan bagi orang-orang yang berduka. Bukankah itu mengatakan sesuatu kepada kita? Bukankah itu contoh dari Tuhan sendiri bahwa Dia ingin kita memiliki rasa empati dan belas kasihan juga?
Tapi ada satu hal yang gw perhatiin waktu kita mau memberikan perhatian kepada mereka yang sedang bersedih adalah kita terlalu banyak berbicara basa basi. Coba deh perhatiin, biasanya kebanyakan dari mereka akan berkata "Semua akan baik-baik saja dan kita akan mendoakan kamu. Tuhan selalu ada disamping kamu.� bla bla bla... Tidak ada yang salah dari kata yang mereka ucapkan, tapi inget gak cerita tentang Ayub? Gimana awalnya teman-teman Ayub cuman duduk sama dia, menangis bersama mereka, dan Ayub ngerasa itu adalah hal yang sangat menguatkan dan menghibur buatnya. Kemudian ketika teman-teman Ayub mulai berbicara, yang sebenarnya dengan maksud untuk menguatkannya, ternyata malah jadi nyakitin dia. Jadi ingat ayat di:
Versi Inggrisnya dimengerti:
lebih
gampang
Proud fools talk too much; the words of the wise protect them.
Di dalam mulut orang bodoh ada rotan untuk punggungnya, tetapi orang bijak dipelihara oleh bibirnya. -Amsal 14:3#024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
"Kalo GUA gak ngomong apa-apa, ntar GUA dianggap gak care".
See it? Objek dari kalimat ini tentang GUE. ME. ME. and ME! Jadi kita menghibur karena diri sendiri atau benar-benar untuk mereka yang sedang bersedih? Kalo udah nongol pikiran seperti itu, berarti motivasi kita menghibur udah salah, karena terbukti yang dipikiran kita adalah HANYA Gue, Saya, me.. Me... ME..and M.E! Padahal seharusnya waktu kita menghibur ya motivasinya betul-betul harus murni untuk menghibur orang yang lagi sedih. Motivasi kita waktu menghibur harusnya bukan dari pikiran egois kita! (Oleh sebab itu saya memberi judul tulisan ini dengan "caringly selfish", karena sepertinya memang kita perhatian, tapi juga karena untuk kepentingan diri pada waktu bersamaan). Ya memang biarpun kita menghibur dengan selfish motivation kayak gitu, orang lain masih bisa merasa terhibur dan kebanyakan orang yang kita hibur tidak pernah tau motivasi kita yang sebenarnya saat menghiburnya. Seumur hidup, dia akan berpikir kamu adalah orang yang sangat perhatian... TAPI teman-teman perlu ketahui bahwa ada yang pasti mengetahui motivasi kalian, yaitu TUHAN. Dia mengetahui motivasi hati kita yang sebenarnya karena Dia bisa melihat sampai kedalaman hati kita! Firman Tuhan di Yeremia 17 : 10 bilang Aku, TUHAN, menyelidiki hati, batin manusia Kuuji. Setiap orang akan Kubalas menurut tingkah lakunya, dan Kuperlakukan sesuai dengan perbuatannya.
www.majalahpearl.com
Karena itu, teman-teman mari kita lakukan apa yang Galatia 6 : 2 katakan:
Hendaklah kalian saling membantu menanggung beban orang, supaya dengan demikian kalian mentaati perintah Kristus. Saling membantu menanggung beban. Kalo ada yang sedih ya hibur dia, dengan motivasi yang benar: baru itu dikatakan menanggung beban kesedihan orang itu. Kalo kita udah punya motivasi yang benar saat menghibur orang, kita doakan mereka dan Tuhan yang akan memberikan kita hikmat untuk memberikan kata-kata yang tepat untuk dikatakan dan dilakukan. =) Kata-kata sebagus apa pun, kalo asalnya dari hati kita yang tidak murni, tidak akan membuat orang itu benar-benar terhibur, mungkin kebanyakan malah akan menyakiti orang yang dihibur. Tapi kata-kata sesingkat apapun, kalo diucapkan dari hati yang rindu untuk menyampaikan kasih Tuhan, pasti deh akan sangat menghibur. Pengalaman pribadi gw, pernah waktu gw lagi sedih-sedihnya menghadapi suatu masalah, banyak orang yang berusaha menghibur gw,
tapi tahu gak apa yang paling membuat gue terhibur? Sebuah Pelukan! Atau kata-kata singkat "Sarah, kita akan doakan kamu dan Hubby". That's it! Kata-kata yang terlalu panjang malah bikin gw pusing, malah kadang-kadang nyakitin hati gw. Memang tidak semua bisa mengerti keadaan mereka yang sedang bersedih atau terluka, karena tidak sedang ada di posisi tersebut. Sehingga kalo kita berusaha menghibur dengan akal budi dan "kebijaksanaan" dari diri kita sendiri, apa yang kita katakan kebanyakan terdengar sangat dangkal saat diucapkan (kayak omongan-omongan teman-temannya Ayub deh). Kecuali kata-kata: "Aku akan berdoa untuk Anda", yang tentu saja harus diikuti tindakan nyata. Jika Anda mengatakan Anda akan berdoa, maka lebih baik Anda berdoa karena jika Anda tidak berdoa, itu berarti Anda baru saja berbohong! Uh oh!
#024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
Kenapa gw bilang hanya kata-kata itu (doain) yang gak terdengar dangkal? Karena waktu kita katakan kita akan berdoa, dan kita betul-betul doakan orang itu, itu menunjukkan bahwa kita percaya Tuhan memegang kendali, berdaulat dan kita menaruh harapan pada Dia ditempat pertama. Karena tahukah kalian, sebaik apapun kalian dalam menghibur, kalian tidak akan bisa menghibur sesempurna Tuhan menghibur: THE Great Comforter Himself! Jadi, ketika kita ingin menghibur orang, cari Dia! Biarkan pekerjaan Roh-Nya di dalam dan melalui kita. Jangan dengan kata-kata kita sendiri (yang mungkin terdengar dangkal atau bodoh ). Tapi, tentu saja, gw tidak mengatakan bahwa menghibur hanya dengan kata-kata ini saja. Nah, di sini adalah apa yang gw pikir akan sangat membantu ketika kita mencoba untuk menghibur seseorang:
1
Cek motivasi kita. Apakah betul-betul karena mau menghibur atau karena gak mau dianggap gak peduli dan perhatian?
2
Jika kita memiliki motivasi yang salah, berdoa! Minta Tuhan untuk mengampuni kita dan meminta Dia supaya memperbaharui hati kita dengan motivasi yang benar sesuai kehendak-Nya. Selanjutnya biar Tuhan yang akan memberikan kata-kata-Nya melalui mulut kita.
3 www.majalahpearl.com
Jika kita sudah yakin 100% Tuhan sudah menaruh kata-kata yang benar dalam mulut kita, jangan takut untuk mengatakannya karena itu adalah penghiburan langsung dari Tuhan ! =)
4 5
Jika kita tidak yakin bahwa Tuhan mau kita mengatakan sesuatu, mungkin memang itu yang Tuhan ingin kita lakukan: duduk diam, dan berada di sana untuk orang itu. Duduk, dan tidak mengatakan apa-apa. Taukah kalian, kalo lagi sedih, biasanya orang hanya ingin satu dari 2 hal: diam atau bicara. Entah mereka hanya ingin damai dan tenang, atau mereka ingin berbicara. Jika mereka ingin berbicara, maka demi kebaikan, BIARKAN mereka bicara. Tugas kita adalah untuk mendengarkan, memegang tangannya, memeluknya, dan berdoa untuk orang tersebut! =) Menawarkan penghiburan TANPA meremehkan rasa sakit dan berduka yang sedang mereka alami. Waktu mau menghibur orangutan, kita HARUS melakukannya dengan cinta dan kasih sayang untuk perasaan mereka yang berduka. Pastikan Anda memberitahu mereka bahwa tidak apa-apa untuk menangis, merasa sedih dan tidak apa-apa jika mereka merasa kehilangan orang yang sekarang ada di Surga. Semua yang mereka rasakan adalah wajar, manusiawi dan kita yang menghibur harus memastikan bahwa kita mengakui perasaan mereka. Gue suka comment Grace disalah satu tulisan yang pernah gue post. She said "kematian itu pasti menyedihkan buat semua orang, ngga terkecuali untuk kita, tapi betul-betul pengharapan di dalam Yesus bahwa SATU HARI NANTI, kita PASTI akan bertemu lagi itu benar-benar penghiburan yang sangaaatttt luar biasaaa...". See, Grace coba menempatkan kebenaran firman Allah dalam sana, tapi pada saat yang sama dia mengatakan tidak apa-apa untuk bersedih, berduka. Dia mengakui bahwa perasaan sedih memang sangat wajar rasakan.
#024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
7
6
Jangan menghakimi! Ada orang yang waktu lagi berduka, bisa nangis berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Ada juga yang jadi pendiam. Ada yang ngerasa bersalah. Ada yang teriak nanya kenapa ke Tuhan. Guys, jangan menghakimi!!! Mau dia teriak-teriak marah ke Tuhan kek. Mau dia diam total kek. Mau dia ketawa-ketawa kayak orang mabok kek. Itu bukan bagian kita untuk menghakimi. Misalnya comment "Ih... anaknya meninggal, dia malah BB-an mulu", or "Busett... dosa banget marah-marah ke Tuhan". No no! Don't judge. Just be there to comfort. That's it.
www.majalahpearl.com
Jangan bertanya sesuatu yang tidak sesuai waktunya, misalnya "Bagaimana dia meninggal?". Kalo orang yang sedang berduka atau terluka itu mau membicarakannya, dia akan menceritakannya, jadi jangan ditanya dulu hal-hal yang semakin membuat dia terluka! Lagian, kenapa kita bertanya? Apa manfaat dari kita mengetahui alasannya? Tidak ada bukan? Kebanyakan kita nanya hanya karena kita PENASARAN. Kita bertanya untuk memuaskan rasa penasaran kita, lagi-lagi itu selfish motivation. uh oh!
8 9
Offer long-term support. Jangan hanya memberi penghiburan pada awalnya saja, atau saat mereka baru saja mengalami musibah / masalah. Karena tidak ada orang yang bisa pulih secepat itu. Itu sebabnya gak CUKUP kita menghibur seseorang hanya satu hari atau di satu momen saja. Kita perlu memberikan dukungan terus-menerus dan doa. Tanyakan kepada mereka bagaimana kabar mereka, tetap berhubungan dengan mereka, menyebut mereka sekali-sekali, mengajak mereka pergi keluar, mengundang mereka ke tempat Anda untuk waktu teh atau makan malam, dll Tampilkan kasih Allah! =) Biasanya kita dipertemukan dengan orang yang mempunyai masalah / pergumulan yang sama yang pernah / sedang kita lewati, jadi kita bisa mengerti bagaimana perasaan mereka. Coba peka dengan hal ini..
Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan. Yesaya 41 : 10 #024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
Surat untuk Kakak Written By Alphaomega Pulcehrima Rambang Design By Veibrine Clarasia www.majalahpearl.com
Shalom Kak…
a. u? Lama tak bersu rm a b a k a p a , k a Hai K ertemu muka? b a g g n a it k a y n u Sudah berapa tah ya... Aku lupa. li a k a d a n u h ta ria, se Maaf, aku alpa ? Terakhir bersms k a k a m sa h si a lanmu m engingatmu m u k a li a k se se Apakah pergumu a any ku harus jujur, h a , u m n a k a o d en m ingat kamu. u k a i in ri a h n a d dalam doaku, u dan suami m a o d b a w ja en m h akah Tuhan suda p a , u h ta m. a g g n u Ak ginkan atau belu in n a li a k g n a y n Kak. Jangan , n a li a k i h si a g dengan jawaba en m hu, Tuhan Yesus Tapi yang aku ta , elukkenceng ;-) p # . .. a y a y n k li a sudah sejak lama i in k a n a i berpikir seb ik il em ulanmu untuk m enceritakannya. m h a d su k a k Aku tahu pergum a k ita wal perkenalan k a la w a i d n a k h a b rhat tentang cu u m a k p a ti o aan ng ikutan kesel lh anyakan pertany en m Kak, aku terkada s u er en m su yang teru teman sekantorm acam: ngga sensitif sem akkah?” “Sudah punya an akmu?” “Sudah berapa an ?” (Ya nunggu ” i? g la a p a u g g “Sudah isi belum n u juga hamil sih? N “Kok kamu belum g nanya kak). n a y a y t a m a o eg kantor yang se k a p a -b k hamil lah, b a p a b k ceritakan, ada Atau seperti kaka ilang: ya ajarin tuh....” sa lu er P sudah berumur b ? h si a g u gak sukses ju “Kenapa suamim depin orang a g n li a d en k s a p h le mungkin aku uda , u m a k mu menitikkan i a d k ja , a lo a ek K er m n a ep ak nya diam di d rang ini macam g -o g itu, tapi kamu ha n ra o , ck ck ck k anku. C air mata di hadap ya! Nyebelin!!! tn lu u m in h la o ek dis
#024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
Becanda sih becanda, tapi kok ngga mikir perasaan orang lain. Jangan dipedulikan, Kak, cuma bikin sakit hati. Punya anak seharusnya bukan sesuatu yang pantas disombongkan, tapi disyukuri. Dan sungguh ngga pantas hal kayak gitu buat becanda. Kakak ingat ngga kalau saat itu kakak juga bilang, kakak takut saat usia semakin bertambah dan akan semakin kecil kemungkinan kakak punya anak di usia lanjut, waktu itu kakak menangis, dan aku hanya bisa memeluk kakak, ngga tau harus ngomong apa, ngga tau harus menghibur gimana. Tapi sekarang aku mau bilang, ngga ada yang mustahil buat Tuhan kita, Kak ^^ Kakak juga percaya kan? I know, Kak, suara dunia bisa menyakitkan dan kejam. Seolah apa yang kita alami tidak cukup menyakitkan, mereka menggoreskan luka-luka dengan perkataan mereka. Seringkali aku dengar komentar yang menyakitkan dari orang-orang itu, mengerikan bagaimana manusia dengan gampangnya mengucapkan demikian tanpa sadar dampaknya bagi orang lain. Memang lebih baik mendengarkan suara Allah dibandingkan suara dunia ya. Kak...:p Tapi selama kita di dunia, yah apa boleh buat ya, kita pasti mendengar yang seperti itu. Kita yang harus memilih, apakah kita akan membiarkan diri kita disakiti atau tidak. Lagipula, apa yang menyakiti tetapi tidak membunuh kita, seharusnya menjadikan kita lebih kuat kan, Kak? Hahahahaha #menghiburdirijuga. Yang jelas, Kak, paling ngga kita bisa belajar kenapa kita kita harus lembut dalam berkata-kata, ya kan? Dengerin apa kata Tuhan aja, Kak. Perkatakan firmanNya, kan iman timbul dari pendengaran akan firman-Nya ^^
www.majalahpearl.com
Aku berdoa buatmu, Kak, supaya Kakak punya roh yang lemah lembut dan tenang, sehingga Kakak dapat tetap tenang, gak peduli apa perkataan orang, atau apa yang terjadi pada orang lain. Aku membayangkan menjadi dirimu, dan memang menyakitkan jika banyak orang tak sensitif berkata seenaknya. Terkadang aku juga sensi kalo ada yang menyinggung kenapa aku belum kawin, hahahaha.... Ada juga keinginan memiliki apa yang dimiliki orang lain (kalo dalam kasusku sih pengen menikah, hahahaha), ada rasa iri menyelinap, sepertinya akan susah bersukacita bersama dia yang memiliki apa yang ngga kita miliki. Huaaa....susah pasti, TAPI BISA! Ya kan, Kak? Aku percaya Tuhan beri Kakak kekuatan untuk tetap bersukacita bersama mereka yang telah dikaruniai anak. Memang terkadang terselip rasa iri melihat mereka yang memiliki apa yang tidak kita miliki, itu wajar kok, Kak, manusiawi. Tapi aku tahu Tuhan mampukan kakak untuk bersukacita. Aku pernah juga lho merasakan rasa iri pada teman-temanku yang telah memiliki anak, sedangkan aku, menikah saja belum ^^’ Kalo sudah kaya gitu aku akan mengingatkan diriku kalo kasih karunia Tuhan selalu cukup. Sekalipun di mata dunia kita terlihat berkekurangan karena belum memiliki anak, tapi sesungguhnya kita memiliki berlimpah, Dia cukup bagi kita. Tuhan yang memuaskan hati kita dengan kebaikan-Nya. Kita akan jadi wanita Allah yang tenang ya, Kak? Semangaatttt \(“,)/
#024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
Aku ngga tahu, Kak, apakah saat ini Kakak sudah punya anak atau belum, kita lama gak bertukar kabar. Yang jelas, kalau aku tahu Kakak sudah punya anak, wahhhh.... aku turut bersukacita. Selamat ya, Kak... Sungguh menyenangkan mengetahui Tuhan menjawab doa kita dengan jawaban “YA” ;-) Ngga hanya Kakak lho yang bersukacita, aku juga sangat bersukacita. Sungguh. Kupikir, inilah salah satu mengapa Tuhan mau kita bersyafaat buat orang lain, Dia mau kita turut merasakan sukacitanya saat tahu Tuhan masih menjawab doa. Melihat bagaimana Tuhan bekerja dan terlibat dalam hidup orang lain, mengerjakan banyak hal yang jauh melampaui apa yang pernah kita minta, pikirkan, dan doakan itu sesuatu yang luar biasa wowww..... Dan jika Tuhan belum menjawab doa kita dengan jawaban “YA”, Kakak tetap berdoa dan berharap sama Tuhan Yesus yaaaa…. Jangan berhenti berharap, Kak, pengharapanmu dalam Tuhan ngga akan mengecewakan kok. Selama kita melekat pada-Nya, kita ngga akan dikecewakan. Aku belajar tentang hal ini. Bukan karena kita pasti mendapatkan apa yang kita inginkan, tapi karena kita tahu sekalipun kita ngga mendapatkan, kita dimampukan-Nya untuk tetap bersukacita dan merasakan damai sejahtera-Nya yang melampaui segala akal. Orang-orang berkata kalau anaklah yang menjadi perekat hubungan suami dan istri. Well, dunia boleh bilang apa aja, tapi aku tahu, Kak, perekat suami istri dalam pernikahan Kristen adalah Allah kita. Kakak sempat merasa kuatir kalau suami Kakak akan menyalahkan dan meninggalkan Kakak lalu mencari wanita lain karena Kakak belum bisa memberikan anak, tapi aku percaya kok kalo Kakak dan suami pasti semakin kuat dan mengasihi satu sama lain selama kalian melekat pada Tuhan.
www.majalahpearl.com
Aku percaya kalian akan menjadi kesaksian bagi orang lain. Bagaimana kalian menghadapi pergumulan kalian. Sikap dan karakter kalian yang dibentuk Tuhan menjadi semakin indah akan menarik orang lain untuk semakin semakin mengagumi pekerjaan tangan-Nya di dalam kalian dan melalui kalian. Kalian akan menjadi alat untuk menyatakan kemuliaan-Nya. Aku terlalu percaya kalau Dia yang telah memulai pekerjaan baik di dalam kalian, akan mengakhirinya dengan setia. Kakak sayang, tetap sabar ya, semakin kuat dalam iman dan pengharapan di dalam Tuhan, dan jangan pernah kehilangan senyum manismu ^^ Tiap mengingatmu, aku selalu berdoa buatmu, Kak. Semoga kita bisa bertemu lagi ya... Aku rindu bertukar cerita denganmu. Alamak, panjang kali suratku kali ini, Kak :p Semoga kakak membacanya sampai selesai, hehehehe. Empat kali empat enam belas, sempat tidak sempat harus dibalas #maksa. Keep smiling kakak manissss ... Muachhhhh ... Tuhan Yesus memberkati.
Love, Adikmu
#024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
Single
Liputan www.majalahpearl.com
Retreat
Retreat
PERDANA
Pearl
S
iapa yang menyangka berawal dari majalah online, pada akhirnya bisa jadi sebuah Retreat? Tapi, tanggal 8-9 Agustus 2014 kemarin Majalah Pearl 1st Retreat was happened!!! Retreat ini sungguh menjadi bukti kebaikan Tuhan, apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, didengar oleh telinga, bahkan timbul di dalam hati, semuanya Tuhan sediakan untuk mereka yang mengasihi Dia.
Mau tahu gimana pekerjaan Tuhan selama proses persiapan sampai pelaksanaan Majalah Pearl 1st Retreat? Yuk, kita simak sharing dari para Panitia dan peserta retreat ini...
#024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
Single
Panitia Stephanie Gunawan
Retreat Pearl udah berlangsung! Wah, gak nyangka banget deh Majalah Pearl berhasil bikin retreat. Jujur, awalnya aku ragu apakah ini bakal jalan atau ga. Ternyata, walaupun peserta retreat gak kenal satu sama lain, retreat ini tetep jalan. Aku sendiri baru pertama kali ketemu dengan semua peserta (kecuali dengan bu ketua panitia, hehe). BUKANKAH PEKERJAAN TUHAN YESUS NYATA BANGET?! Aku bener2 kagum melihat Tuhan bekerja, membawa kami, para wanita, bersekutu dalam retreat ini. Thank you, Majalah Pearl! Teruskan pelayananmu bagi para wanita Allah. Aku percaya, kita (pengurus dan pembaca Majalah Pearl saat ini) akan berlalu, tapi firman-Nya gak akan pernah berlalu. Spread the Good News!
So blessed to know all the girls came for the retreat! Amazed to see the impact of Pearl Magazine sampe bisa ngadain retreat dan ada beberapa peserta yang terbang jauh-jauh dari Singapore, Surabaya dan ada yang dari pedalaman Kalimantan, khusus datang hanya untuk menghadiri retreat ini! I believe this is just a start, next year Pearl pasti bikin lagi ya! Hehe. Jadiin yearly event to equip the girls and send them out to impact the world with Godly values. I really believe this can be an awesome women movement in Indonesia. I wish the retreat was longer so I can impart more to the girls hahahah. Be bolder girls that leave the past behind, not afraid of the future and calling of God! Amin deh! Thank you Majalah Pearl for being faithful doing the work of the Lord, skarang kita udah liat buahnya.
www.majalahpearl.com
Nelly Handrianto
Viryani Kho
Buat aku pertama kali retreat ini dicetuskan, aku agak skeptis.. Yakin gak yah bakal jalan? Serius nih mau retreat? And as time goes by... YA AMPUN udah seminggu lagi, this is FOR REAL. Yang bikin aku skeptis itu karena kita semua panitia cuma saling kontak via socmed, bagi tugas, dealing etc. Kita meeting cuma satu kali, due our tight schedule. Aku dan pikiran kekhawatiranku adalah... Retreat yg biasa aku terjun, yang sering meeting aja masih banyak banget MISS-nya apalagi ini?? Tapi disana aku sadar, retreat ini ide Tuhan, jadi gak boleh rely fully sama manusia/panita/peserta tapi bener-bener trust His will. Salut sama peserta yg dateng jauh-jauh dari Singapore, Kalimantan, Surabaya. Salut juga buat mereka yang dateng sendirian tanpa kenal siapa-siapa. Nyata banget kan perkenanan dan kemurahan Tuhan di retreat ini? Jadi aku mulai nekankan ke diri sendiri dan panitia, ga papa kalo ga bisa sering-sering meeting, yang penting kita harus kuat di doa. Coz I believe prayer changes things! Seneng akhirnya bisa liat retreatnya come to pass, saya berharap semua peserta diberkati sebagaimana saya sebagai panitia sangat terbekati. To God be the glory!
Pertama kali aku denger Majalah Pearl mau ngadain retreat, I was so excited! Meskipun udah tau dari awal kalo aku bakalan ga bisa ikutan retreat.. hehe.. Awal aku tau soal retreat ini emang excited banget ya, tapi selama proses persiapannya, alamakk bikin keder juga lama2.. hahaha.. Banyak hal terjadi, dan semua “cuma� didiskusiin virtually. Hahaha.. Yang meeting face to face aja banyak miscommunication, apalagi yang virtual begini? Excited and doubt campur jadi satu kayak gado-gado. Ini yang bikin doa makin gencar! Wkwkwk.. Setelah denger sedikit testimony dari temen2 peserta dan panitia yang ikut retreat, bikin aku makin mupeng buat ikutan next Pearl’s retreat... hehehe.. Aku juga semakin percaya bahwa apapun yang Tuhan kehendaki, PASTI jadi. No matter what! Semoga next year bisa diadain retreat lagi ya temen-temen, dan doain juga supaya aku bisa ikutan.. hehehe..
Febe Soehardjo
#024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
Single
Felisia Devi
Masih gak percaya retreat majalah Pearl sudah terjadi. Awal memulai perencanaan retreat ini gak kebayang gimana, tapi akhirnya bener-bener terjadi dan I am blessed! Dari yang biasa kerjasama secara dunia maya, agak canggung kerja secara ketemu... haha.. tapi ternyata gak masalah karena emang udah nyambung, sudah satu hati, satu passion, satu misi. Ketemu para wanita dari berbagai dedominasi, yang punya kerinduan sama untuk bertumbuh itu amazing!! Retreat ini mengingatkan aku bahwa majalah Pearl ini sungguh dipakai Tuhan untuk melakukan pekerjaan-Nya, dan sungguh suatu kehormatan dan bersyukur aku bisa dipercaya ada dalam pelayanan ini. Aku yakin dan percaya Tuhan akan pakai lebih banyak wanita-wanita-Nya untuk membawa pengaruh dan berkat buat yang lain.
Pertama kali dengar Majalah Pearl ngadain retreat, aku dah excited banget. Dah lama gak retreat jadi seneng banget, secara kalo habis pulang retreat tuh kayak hape yang baru di-charge gitu, bener-bener jadi makin semangat dan dikuatin waktu kembali ke dunia yang kejam ini (tsaahhhh...), apalagi ngebayangin ketemu teman-teman dari berbagai penjuru yang baru ketemu di dunia maya aja dah heboh, apalagi ketemu beneran. Sayang banget aku gak bisa ikut karena ada kerjaan,tapi ya gimana lagi. Gak papa lah, tahun berikutnya pasti ada lagi (Aminnnn...). Yang jelas kalo ngeliat prosesnya, geleng-geleng deh, bener-bener Tuhan aja yang buat ini semua. Wong peserta, panitia dan pembicara cuma kordinasi lewat dunia maya, kok bisa aja ya jadi retreat kayak gini? Tuhan Yesus bener-bener baik #senyumlebar. Gak ada yang mustahil buat Dia. Sungguh mengucap syukur liat foto-foto dan kesaksian yang dishare teman-teman di fesbuk, semua bilang sangat diberkati, jadi ngiri deh. Eh, tapi aku sangat diberkati lo ngeliat kesaksian kalian. Terharu deh ngeliat pekerjaan Tuhan. Sungguh luar biasa. Seneng. Seneng. Seneng. Semoga tahun-tahun berikutnya akan ada retreat Majalah Pearl lagi, aku mau ikutttt.....!!! www.majalahpearl.com
Mega Rambang
Eunike Santosa
Retreat perdana Pearl, pas dicetusin, aku agak pesimis. Wong ngurusin majalahnya aja dah pontang-panting, lah ini mo ngurus retreat dengan panitia cuman segini? Hahahaha... Tapi Tuhan buktikan kalo saya salah BESAR! Melalui retreat ini terutama proses persiapannya, aku melihat bagaimana God is in control, not us (humans). Dan ketika Tuhan sudah menetapkan, maka itu akan terjadi walau di mata manusia itu tidak memungkinkan. I was so blessed with this retreat, especially kesempatan untuk melayani dengan wanita-wanita Allah. Ketemuan aja hampir ngga pernah, tapi pas retreat bener2 terasa yang namanya satu tubuh dalam Kristus, ada ‘perekat’ yang sangat kuat which is God. To see sisters in Christ saling mendoakan, saling merangkul, ketawa satu sama lain, this is really heaven on earth.
Sejak Majalah Pearl pertama kali didirikan, gw udah “bermimpi” kalau satu hari nanti akan ngadain retreat dengan para pembaca. Gak nyangka ternyata Tuhan kabulkan mimpi itu ditahun 2014 ini, ketika usia Pearl baru menginjak 3 tahun. Wow! Awalnya, gw cuman nulis di status (Facebook) pada bulan Maret 2014 kalau ada mimpi yang belum tercapai, yaitu mengadakan retreat Majalah Pearl. Ternyata, status ini disambut dengan senang oleh para anggota tim editorial Majalah Pearl. Sejak saat itulah kami mulai mendoakan dan memikirkan ide-ide untuk diadakannya retreat Majalah Pearl. Tuhan teramat baik, karena hanya dalam waktu 4 bulan panitia retreat berhasil mengatur semuanya dengan baik, mulai dari mencari lokasi yang baik hingga berkomunikasi dengan peserta retreat. Semua persiapan dan komunikasi dilakukan secara online, bahkan berdoa bersama pun dilakukan secara “online” melalui rumah masing2 pada waktu yang telah ditentukan. Semua ini berhasil betul2 hanya karena kebaikan dan keluarbiasaan Tuhan! All glory and honor to Him.
Sarah Eliana
#024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
Single
Grace Suryani Halim
Pertama, bener-bener ga nyangka kita bisa ngadaiin retreat. :0 It’s really beyond my imagination! Tapi Tuhan emang selalu memberi melebihi yang kita pikirkan, bukan? Trus bersyukur juga ngeliat antusiasme dari peserta, terutama yang datang sendiri dari tempat yang jauh. Itu perjuangan banget lah, namanya cewek ke WC aja maunya rame-rame, eh ini pergi retreat sendirian tanpa kenal siapa-siapa :0 Berharap tahun depan dan seterusnya bisa ada retreat lagi, jadi gue bisa ikut hehe..
Secara aku ini dominan sanguinis, begitu ide tentang retreat ini dilempar, langsung excited dan heboh banget. Tapi begitu prosesnya dimulai, weleh, sama sekali ngga punya bayangan retreat ini akan seperti apa. But thanks God, I have a wonderful team! Biarpun ngga pernah ketemu, setiap orang melakukan yang terbaik dan bersamasama menanggung beban, ngga ada yang namanya ini tugas si A ini tugas si B, yes, pembagian tugas tetep ada but the fact, we just did it together! Even di hari H ketika panitia cuma 5 orang, I was amazed by how the retreat could run so smooth. Seneng banget liat peserta yang luar biasa, yang emang committed buat ikut retreat dan ketemu Tuhan, seneng melihat mereka saling melayani satu sama lain, pribadi lepas pribadi. Intinya, kalo bukan karena Tuhan saja, ngga mungkin lah bisa kaya gitu^^ Next, aku berdoa Retreat Pearl bisa diadain regularly... Bisa menjangkau lebih banyak wanita dan semakin berdampak, to equip women to be blessings in their families, home church, and other communities.
www.majalahpearl.com
Mekar Andaryani Pradipta
Simak kumpulan foto2 yang lain di halaman berikut..
Peserta Poppy Noviana
I feel new... A new heart, a new spirit, a new soul, a new point. Kemarin bukan new years eve kan? I think so. Terimakasih Tuhan Yesus atas semua kasih-Mu dan berkatilah semua perantaramu yang telah memberikan berkat untuk kami, from glory to glory.
I thought I am alone... Setelah banyak kehilangan dalam hidupku dan terombang-ambing dalam ketidakpastian. 3 hari 2 malam, menyadari bahwa I am not alone... God loves me dan banyak saudari seiman. Super thanks to panitia retreat Majalah Pearl dan tentunya pada Tuhan yang sudah mengijinkan daku ikut retreat (awalnya waiting list)! I hope we can have another retreat, a mission trip or other activities to glorify His name!
Reni
#024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
Single
Day 1 Tiba di Sawangan, Depok.
www.majalahpearl.com
#024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
Single
Day 2 Ice breaking, praise and worship, retreat sessions, and Q&A session.
www.majalahpearl.com
#024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
Single
Day 3 Last day of retreat. Indeed, we knew that God is AWESOME! :)
www.majalahpearl.com
Thank you for your participation and hard work!
#024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
Parenting
- Serving -
Special Parents - for -
Special Children Written by Yunie Susanto Designed by Eunike Santosa
License Some rights reserved by kodomut
www.majalahpearl.com
P
ada tahun 2010, Badan Pusat Statistik memperkirakan jumlah penderita autisme diperkirakan 2,4 juta orang. Jumlah tersebut mengalami penambahan sekitar 500 orang setiap tahun, seperti dilansir situs tempo.co. Sementara itu, hasil survey The Centers for Disease Control and Prevention di tahun 2014 mengestimasi bahwa 1 dari 68 anak di AS didiagnosa Autism Spectrum Disorder (ASD). Jumlah ini meningkat dari rasio 1 berbanding 88 anak di tahun 2012. Belum lagi kalau kita bicara kebutuhan khusus lain seperti down syndrome, slow learner atau keterbatasan fisik. Melihat kondisi ini, bagaimana Gereja, secara institutional maupun komunitas, menjawab kebutuhan keluarga-keluarga yang memiliki anak berkebutuhan khusus?
Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya. Mzm 139:14 Demikianlah nats yang sering menghiasi ruang kelas sekolah minggu dan sering pula ayat ini menjadi ayat emas bagi para orang tua yang teguh berharap akan adanya mujizat kesembuhan bagi anak-anaknya! Acapkali pula kita dan keluarga anak berkebutuhan khusus ini sampai pada suatu titik dimana kita bertanyatanya dengan nada penuh penyesalan dan kecewa “Mengapa hal ini terjadi? Mengapa ia terlahir cacat? Kok Tuhan ijinkan hal ini sih? Sampai kapan anak ini terus begini?� Fase penolakan. Fase penyesalan. Fase kekecewaan. Saat kita menggali Firman Tuhan, apa kata Tuhan tentang hal ini?
#024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
Parenting Keluaran 4:11 Tetapi TUHAN berfirman kepadanya: “Siapakah yang membuat lidah manusia, siapakah yang membuat orang bisu atau tuli, membuat orang melihat atau buta; bukankah Aku, yakni TUHAN? Waktu itu Yesus sedang berjalan dan ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya. Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: “Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?” Jawab Yesus:
“Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaanpekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia.Yohanes 9:1-3 (penekanan ditambahkan) Kalau Tuhan mengijinkan seorang anak terlahir cacat, tentunya ada pekerjaan-pekerjaan-Nya yang harus dinyatakan di dalam anak ini. Tidak ada yang kebetulan, semuanya dalam rencana Tuhan. Hal ini seijin Tuhan. Setiap anak itu spesial! Namun, saat kita dianugerahi dengan karunia membesarkan (baca: mendidik)
License Some rights reserved by Colin Bowern
www.majalahpearl.com
seorang anak berkebutuhan khusus, maka si anak spesial ini membuat kita menjadi orang tua yang “spesial” juga! Dalam kondisi seperti itu, anugerah-Nya cukup buat anak-anak spesial ini dan buat para orang tua yang membesarkan (baca: mendidik) mereka dalam jalan yang “patut” bagi mereka. Tantangan yang berbeda namun anugerah-Nya pun berbeda!
anak berkebutuhan khusus. Kadang kita juga tidak mudah menerima orang tuanya. Diakui atau tidak, kita sering bersikap seperti muridmurid Yesus yang menganggap kondisi ini adalah karena dosa orang tua. Tapi jelas di Firman Tuhan, Yesus menunjukkan teladan yang baik, ketika kedaulatan-Nya ditunjukkan maka semua itu bertujuan untuk menyatakan pekerjaan-Nya. Ubah mindset kita, orang tua yang spesial itu bukanlah korban atau orang hukuman, mereka adalah alat Tuhan untuk menunjukkan pekerjaanNya di dunia.
“Special Children Make Their Parents Special Too”
Menyedihkan juga membaca statistik perceraian dalam keluarga yang memiliki anak kebutuhan khusus sangat tinggi, padahal “special children make their parents special too”- Anak berkebutuhan khusus (baca: anak spesial) membuat orang tua mereka spesial juga! Orangtua yang akan memiliki kesempatan untuk dibentuk sesuai dengan kehendak-Nya dalam menjalankan misi Ulangan 6, yang tentunya tantangan mendidik anak jadi lebih berat, karena banyak hambatan dan keterbatasan dari si anak. Kalau begitu, bagaimana mendukung para orang tua ini dalam mendidik dan menjalankan peran sebagai orangtua? Apa yang kira-kira bisa dilakukan untuk mendukung mereka?
1
Tidak Menghakimi
Tidak semuanya mudah menerima
2
Dukung Kerohanian Mereka
Tidak semua orang tua dengan anak yang berkebutuhan khusus memiliki waktu untuk aktif di dalam komunitas. Sering kali sebagian besar waktu mereka harus dihabiskan melayani anak-anak. Perhatian khusus seperti one on one fellowship dengan mereka akan sangat membantu, misalnya dengan berkomitmen sebagai partner doa atau responsibility sister. Salah satu hal yang bisa kita bangun dalam kehidupan oara orang tua ini adalah keterbukaan dengan orang lain. Tidak semua orang tua bisa menghadapi masyarakat dengan kondisi anak mereka yang #024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
Parenting berkebutuhan khusus. Tapi sampaikan kebenaran-kebenaran Allah, bahwa Allah rindu mereka menjadi alat-Nya untuk menyatakan pekerjaan Tuhan.
3
Support Group
4
Love
Karena kita tidak mengalami kondisi yang mereka alami, kadang kita bingung bagaimana melayani orang tua dengan anak berkebutuhan khusus. Tapi, sebuah support group dimana para orang tua dengan pergumulan yang sama bisa saling mendukung akan sangat membantu. Kalau kita tahu ada support group seperti ini, ajaklah para orang tua yang kita kenal untuk bergabung. Atau mungkin kita bisa mengusulkan ide ini ke pemimpin gereja untuk membuat support group seperti ini. their children
Tidak ada hal yang lebih melegakan bagi para orang tua ini, selain melihat anak mereka diterima oleh orang lain. Tunjukkan dukungan kita pada mereka dengan mengasihi anak-anak yang berkebutuhan khusus. Berikan perhatian, terima mereka apa adanya dengan kasih yang tanpa syarat. Kasih sayang adalah obat paling manjur buat anak spesial! Mereka begitu fasih berbahasa kasih! Walau nonverbal sekalipun, mereka tetap mengerti bahasa kasih, terutama dari orang tuanya!
www.majalahpearl.com
Lebih sering memeluk, membelai dan mengatakan “I love you� lewat berbagai cara yang bisa kita lakukan. Ketika kita melakukan ini, dalam waktu yang sama kita juga sedang melayani orang tuanya. Tentu saja pelayanan kepada orang tua dengan anak yang berkebutuhan
License Some rights reserved by Photonoumi
khusus tidak hanya ini. Setiap orang tua bisa memiliki kebutuhan yang berbeda. Kadang kebutuhan mereka bukanlah soal menangani anak mereka yang berkebutuhan khusus, kadang mengenai permasalahan dengan mertua yang kecewa, atau bisa juga masalah ekonomi. Semakin sering kita meluangkan waktu dengan
mereka, akan semakin mengerti pula kita akan kebutuhannya. Red. Penulis adalah orang tua dengan anak berkebutuhan khusus. Untuk orang tua spesial lainnya yang mau share soal dengan penulis dapat mengirimkan email ke agendaiburumahtangga@gmail.com. #024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
“TUHAN itu dekat
Tuh
kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan
Atas
orang-orang yang remuk jiwanya.�
Mazmur 34:19
www.majalahpearl.com
http://slowbuddy.com/photography/broken-heart-pictures/
yang
Ha
han Hati
ncur Written By: Glory
Design by : Evellyne
#024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
Rasa sakit itu nyata. Penolakan itu nyata. Patah hati itu nyata. Tapi penghiburan Tuhan itu nyata. Penyertaan-Nya nyata. Kasih-Nya juga nyata. Injil Lukas adalah Injil yang bernuansa lembut, menunjukkan kepada kita kasih setia Allah dalam Anak-Nya, Yesus Kristus. Ceritacerita tentang bagaimana Yesus berbelas kasihan dan menolong orangorang yang ditolak lingkungannya, yang tertindas, yang sakit, dan yang patah hati melimpah ruah dalam Injil ini. Lukas sangat yakin bahwa Tuhan mengasihi semua orang, termasuk mereka yang dianggap sampah masyarakat, orang kafir, kerasukan setan, dianggap sebagai orang yang dihukum Tuhan,
www.majalahpearl.com
bahkan mereka yang dianggap warga negara kelas dua – yaitu wanita dan anak-anak. Yesus menjangkau mereka semua. Ia merangkul mereka semua. Sementara kita membaca Injil Lukas dari awal sampai akhir, tidak sulit untuk melihat bahwa Yesus melukiskan kasih Allah yang melimpah kepada manusia dalam pasal 15, melalui tiga perumpamaan yang gamblang. Perumpamaanperumpamaan ini sangat indah dan sarat dengan makna. Saya mengajak pembaca untuk melihat ketiga perumpamaan ini lebih dekat.
1
Perumpamaan Tentang Domba Yang Hilang:
Nilai Diri Kita di Mata Tuhan
“Siapakah di antara kamu,� Yesus memulai perumpamaan-Nya dengan sebuah pertanyaan retoris, “yang mempunyai seratus ekor domba, dan jikalau ia kehilangan seekor di antaranya, tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya?�
8.c
r1
bl m tu w.
ww
://
tp ht
Ya, siapa yang tidak berbuat demikian? Hati seorang gembala ada bersama domba-dombanya. Dia yang mengeluarkan mereka dari kandang, memelihara mereka, mencarikan sumber air bagi mereka, memberi mereka makan, merawat domba yang sakit, bahkan tidur di dekat kandang domba-domba itu pada waktu malam. Bila kita memiliki sesuatu yang begitu dekat dengan hati kita, akankah kita diam saja ketika hal yang berharga itu hilang? Bahkan Daud, ketika masih menjadi gembala, mempertaruhkan nyawanya dan bertarung dengan binatang buas demi domba-dombanya! 4/
e/
ag
/p ad
/s
es
ag
/im
om
#024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
Perumpamaan ini menunjukkan pada saya bahwa Tuhan kepikiran tentang saya. Dan ketika saya nyasar, Dia tidak mungkin tidak mencari saya. Demikian juga dengan orang-orang yang kita layani. Jiwa mereka berharga bagi Tuhan; hati mereka berharga bagi Tuhan; dan ketika mereka tersesat, Dia seperti gembala yang menempuh segala bahaya untuk mencari satu dombanya yang hilang – karena domba itu berharga di mata sang gembala. Tidak demikian bagi para pemuka agama ketika itu. Bagi kebanyakan dari mereka, orang Israel hanyalah angka, semacam nomor induk. Mereka tidak peduli pada masalah pribadi yang dihadapi setiap individu, karena, “Toh semua orang punya masalah, dan itu bukan urusan saya.� Ketika mereka melihat ada yang berbuat dosa, yang kena penyakit yang dianggap najis, atau yang menurut mereka tidak memenuhi syarat keagamaan, segera mereka memasukkan orang itu ke dalam daftar outcast. Zakheus si pemungut cukai, wanita yang pendarahan dua belas tahun, orangorang kusta, orang yang kerasukan setan di Gadara, seorang wanita Kanaan yang anaknya kerasukan setan, mereka direndahkan dan ditolak oleh komunitas mereka.
www.majalahpearl.com
Tapi Yesus tidak terhalang oleh dosa, kelemahan, atau penyakit. Dia tidak memandang mereka berdasarkan kelemahan mereka; Dia memandang mereka sebagai manusia – orang-orang yang tersesat. Dan Ia menempuh perjalanan dari surga ke bumi, jalan yang terjal menuju ke salib, untuk menyelamatkan setiap orang yang membutuhkan Juru Selamat. Karena satu manusia berharga bagi-Nya. Inilah berita baik yang bisa kita bawa bagi orang-orang yang merasa seperti domba yang tersesat, yang ditolak, yang berjuang sendirian, yang terikat oleh kelemahan: Mereka berharga bagi Yesus.
http://mysteryoftheiniquity.com/inspiration/lost-sheep/
“Inilah berita baik yang bisa kita bawa bagi orang-orang yang merasa seperti domba yang tersesat, yang ditolak, yang berjuang sendirian, yang terikat oleh kelemahan: Mereka berharga bagi Yesus.� #024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
Perumpamaan Tentang Dirham Yang Hilang: Usaha Tuhan Untuk Mendapatkan Kita
2
Satu dirham nilainya setara dengan upah pekerja dalam sehari. Jadi bila di Jakarta upah minimum regional adalah Rp 2.441.000,00 maka penghasilan seorang pekerja dalam sehari kira-kira Rp 97.640,00. Apa yang kita lakukan bila kehilangan selembar uang ratusan ribu? Kita tentu akan mencarinya, mencari dengan sungguh-sungguh sampai uang itu ditemukan.
Penekanan dalam perumpamaan dirham yang hilang ini adalah betapa sang wanita yang merasa kehilangan itu berusaha sekuat tenaga menemukan dirhamnya. www.majalahpearl.com
https://sangsabda.wordpress.com/tag/perumpamaan-tentang-dirham-yang-hilang/
Demikian pula dalam perumpamaan yang disampaikan oleh Tuhan Yesus. Wanita yang kehilangan satu dirham itu tidak berpikir, “Ah, hanya satu yang hilang, masih ada sembilan dirham.� Sama seperti gembala yang kehilangan satu dombanya tidak berpikir, “Ah, kan hanya satu yang hilang, masih ada sembilan puluh sembilan ekor domba lain.� Satu itu penting, satu itu berharga. Dan yang hilang itu harus dicari.
Ia “menyalakan pelita” – mungkin saat itu hari sudah gelap sehingga malammalam dia harus mencari dirhamnya. Ia “menyapu rumah.” Rumah di Timur Tengah pada masa itu tidak seperti rumah-rumah mewah yang serba kinclong pada zaman modern ini. Banyak debu yang harus dibersihkan. Selain itu wanita itu mungkin berharap dirhamnya ikut tersapu ke tempat yang terlihat oleh mata. Jadi malam-malam, dalam keadaan gelap, ia masih harus menyapu. Dan, “Ia mencarinya dengan cermat sampai ia menemukannya.” Ia tidak berhenti sampai dirham itu ditemukan. Sahabat, demikianlah gambaran pencarian Tuhan terhadap kita. Ketika saya masih berdosa, Dia datang ke dunia untuk saya, “untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang” (Luk. 19:10).
Dengan menghadapi bahaya permusuhan dari para pemimpin agama, Yesus menyembuhkan seorang yang mati sebelah tangannya pada hari Sabat. Dengan terang-terangan di rumah seorang Farisi, Yesus menerima seorang wanita yang mengurapi kakiNya dengan minyak wangi. Tanpa takut pada masyarakat sekitar, Yesus masuk ke rumah Zakheus dan makan di sana. Dan sendirian, Dia menghadapi salib, penghinaan dan penderitaan. Tidak ada yang dapat menghalangi Yesus untuk menjangkau kita. Inilah pegangan kita dalam melayani orang-orang yang terluka dalam hidup mereka. Bila Yesus rela datang dari surga ke bumi, dari palungan ke salib, demi keselamatan kekal kita, tidakkah sekarang, ketika kita melihat mereka yang terluka, kita menjangkau mereka sekuat tenaga, seperti yang Kristus lakukan? #024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
Seperti yang dinyatakan dalam sebuah lagu:
You came from heaven to earth to show the way From the earth to the cross, my debt You pay From the cross to the grave, from the grave to the sky Lord, I lift Your name on high
www.majalahpearl.com
Perumpamaan Tentang Anak Yang Hilang: Tangan Bapa Yang Terbuka
3
Domba yang hilang memang berharga. Dirham yang hilang memiliki nilai yang berharga. Tapi tentu tidak ada yang lebih berharga dari anak. Banyak buku telah ditulis tentang perumpamaan yang agung ini. Tidak ada perumpamaan lain yang melukiskan kasih Tuhan kepada kita dengan begitu kaya.
Bila anak itu bertanya, apa yang harus ia lakukan setelah ia terpuruk, dalam keadaan hina, dan mengalami kehancuran akibat dosa-dosanya?
http://www.hercampus.com/school/c-mich/5-reasons-why-moving-away-yourself-wonderful-idea
Kita semua tahu ceritanya. Seorang anak terang-terangan menghina bapanya dengan meminta warisan ketika sang bapa masih hidup. Lalu ia pergi berfoya-foya dan menghabiskan semua jatah warisannya. Setelah ia jatuh miskin dan hidup dalam keadaan hina, ia bertobat dan memutuskan untuk kembali kepada bapanya, sambil memikirkan kata-kata permohonan maaf yang akan ia sampaikan. Tapi sebelum ia sempat berkata apapun, sang bapa berlari menyambut anaknya yang hilang itu dan memeluknya, memulihkan statusnya sebagai ahli waris.
#024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
Jawabannya sederhana: Pulang, kembali ke rumah sang bapa. Bila orang yang kita layani bertanya, “Apa yang harus saya lakukan ketika hati saya hancur, saya tidak punya pengharapan, tidak ada yang memahami keadaan saya, saya tidak diterima oleh orang-orang di sekitar saya?” Jawabannya tetap sama: Datang kepada Bapa. Kita sudah mendengar apa yang Yesus katakan: “Marilah kepadaKu, semua yang letih, lesu, dan berbeban berat. Aku akan memberi kelegaan kepadamu” (Mat. 11:28). Dia menjanjikan kelegaan. Ketika kita merasa tidak bisa bernafas karena keadaan yang mencekik kita, datanglah kepada Yesus yang akan memberi kelegaan. Charles H. Spurgeon tumbuh di tengah keluarga Kristen yang taat. Tapi Charles remaja sadar bahwa ia belum punya hubungan sejati dengan Tuhan, dan ia selalu merasa terdakwa karena dosa-dosanya. Pada suatu hari Minggu di tahun 1850, karena terhadang badai salju, Charles tidak pergi ke gerejanya yang biasa namun singgah ke sebuah gereja kecil di dekat rumahnya. Gereja itu hanya terdiri dari beberapa orang saja, ditambah lagi pada hari Minggu itu pendeta gereja tersebut tidak dapat hadir, sehingga salah satu pengurus gereja menggatikannya berkhotbah. www.majalahpearl.com
Khotbahnya sangat sederhana, terambil dari Yesaya 45:22, “Berpalinglah kepada-Ku dan biarkanlah dirimu diselamatkan, hai ujung-ujung bumi!” Setelah sepuluh menit berkhotbah, orang itu kehabisan bahan. Namun kemudian dia melihat pada Charles, dan ia berkata, “Anak muda, kamu nampaknya sangat merana.” Charles terhenyak. Pengkhotbah itu meneruskan dengan tangan yang terangkat dan suara yang lantang, “Anak muda, berpalinglah kepada Yesus Kristus! Berpalinglah! Berpalinglah! Berpalinglah! Tidak ada yang lain yang harus kamu lakukan; hanya berpalinglah pada Yesus Kristus, dan berilah dirimu diselamatkan!” Spurgeon berkata, “Saya sudah memikirkan lima puluh hal yang harus saya lakukan supaya saya diselamatkan. Tapi ketika saya mendengar kata “berpalinglah,” betapa berharganya kata itu bagi saya!” Ia menyadari hanya satu hal yang perlu ia lakukan: Datang kepada Tuhan. Perumpamaan anak yang terhilang memberi kita sebuah janji dan kepastian dalam melayani orangorang yang terluka: Tuhan tidak akan menolak mereka yang datang kepadaNya dengan hati yang hancur. Ketika kita datang kepada-Nya, kita akan menemukan bahwa, dengan tangan yang terbuka, Ia telah menantikan kita.
Mazmur 51:19
http://nccmanado.blogspot.com/2013/11/7-hal-yang-diabaikan-dalam-perumpamaan.html
Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.
#024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
Devotional
Walking with
THEM Who Are Sick WRITTEN BY: CHRISTINENATALIA DESIGNED BY: EUNIKE SANTOSA
Believe it or not, each one of us are wounded people. Semua dari kita pernah sakit, beberapa ada yang masih sakit. Semua dari kita pernah terluka, beberapa ada yang masih terluka. Gue, puji Tuhannya bukan tipikal anak yang gampang sakit (selain pilek dan batuk dikit-dikit), selama 23 tahun hidup gue, gue cuma pernah rawat inap dua kali, pas lahir dan pas kena typus beberapa www.majalahpearl.com
tahun lalu. Selain itu, hidup gue secara hati, gue tipikal wanita yang sensitif dan emosional, melancholy you may say. Yang pasti berdampak sama bentuk hati gue yang mungkin udah agak abstrak. Believe it or not, perkara hati sangat berdampak dengan jasmaniah. Ketika gue lagi melankolis, terus maag gue lah kambuh, atau perut tiba-tiba mules,
License All rights reserved by d o l f i
#024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
Devotional dan sejenisnya. So in this article, if we’re talking about wounded, sakit, itu mengacu pada dua ya... The heart and the physical body. Waktu terima tema tentang ‘how to bless wounded people’, I suddenly remember one of my close friend pas zaman kuliah dulu. Temen gue ini awalnya sakit angkle biasa, namun karena telat diobati dan salah pengobatan juga (mungkin salah urut pas di sinshe), the angkle turned to tumor. Yes, serem. Gue sebagai temen deketnya shocked dan jujur aja bingung harus ngapain. Kita selalu ada rame-rame nemenin dia dari masih angkle sampai vonis dokter bilang dia tumor (meskipun jinak, tetep aja takut). Dari kakinya masih bengkak biasa sampai tibatiba menyusut (agak kurang paham kedokteran, tapi memang kakinya mengecil pas lagi sakit). Temen gue ini down banget, ditambah masalah keluarganya yang www.majalahpearl.com
menumpuk bikin dia hilang damai sejahtera dan sukacita. Ditambah tipikal introvert yang ia miliki membuat ia merasa semakin frustasi dengan hidupnya. As normal people do, we start thinking negatively about God. Kenapa begini, kenapa begitu, kenapa gue, apa Tuhan marah, gue salah apa. All those questions haunted my friend. As a friend, gue cuma bisa minjemin kuping untuk dia cerita, kasih penghiburan dan kekuatan lewat Firman Tuhan dan berusaha untuk selalu ada buat dia.
Ketika dia percaya bahwa apapun yang terjadi dalam hidupnya sudah melalui approval Tuhan dan Tuhan sedang melakukan project besar melalui hidupnya, ia mulai meresponi masalah yang terjadi dalam hidupnya dengan fully surrender.
License Some rights reserved by flashcurd
Tahun demi tahun berlalu, sampai sekarang pun bisa dibilang kakinya belum sembuh secara sempurna. Keluarganya juga belum harmonis seperti apa yang ia ingini. Tapi ada satu hal yang berbeda yang bisa gue lihat, dia mulai bisa menerima dirinya sendiri dengan segala kekurangannya. Dia mulai bisa ‘pasrah’ dan ‘menyerah’ untuk ikut kehendak Tuhan dan rencana Tuhan dalam hidupnya. Ketika dia percaya bahwa apapun yang terjadi dalam hidupnya sudah melalui approval Tuhan dan Tuhan sedang melakukan project
besar melalui hidupnya, ia mulai meresponi masalah yang terjadi dalam hidupnya dengan fully surrender. Hidup berdampingan dengan ‘wounded’ people mungkin memang tidaklah mudah, namun kita harus sadar, ada waktunya mereka yang terluka dan sakit dan membutuhkan perhatian kita, ada waktunya mungkin kita yang ada di posisi mereka. Kalau kamu memiliki teman atau sanak saudara atau anak mentor yang sedang terluka, ingatlah beberapa hal ini: #024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
1
Devotional
Guard your (and their) heart
License Some rights reserved by j0sh (www.pixael.com)
“Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan karena dari situlah terpancar kehidupan.� Milikilah hati seperti Kristus yang tidak menghakimi orang sembarangan. Jangan memiliki persepsi bahwa ia sakit karena dosa yang ia lakukan, penghakiman adalah milik Tuhan. Ingat Ayub? Ayub sakit bukan karena dia berdosa (seperti yang temantemannya pikirkan) tapi Ayub sakit karena Allah mengijinkan penyakit itu menjadi alat untuk menarik respon Ayub dan menyatakan kemuliaanNya. Jagalah hatimu agar apa yang
www.majalahpearl.com
keluar dari sana membawa kehidupan. Bantulah juga menjaga hati mereka agar mereka memiliki respon hati yang benar.
2
Be a Patient Listener
Mungkin ada waktunya kita kehilangan kesabaran untuk mendengar keluh kesah mereka, kadang kita sudah lelah dengan masalah yang kita miliki sehingga ketika mereka menuangkan perasaan negatifnya kepada kita, membuat kita semakin gerah. Tapi belajarlah seperti Kristus yang selelah apapun Ia, Ia tetap memiliki waktu bagi mereka
Pada akhirnya, semua berlandaskan KASIH. Mintalah Kasih Kristus mengalir dalam hati kita agar apapun yang kita lakukan, katakan, pikirkan, semua berasal dari Kasih Kristus. License Some rights reserved by loop_oh
yang sakit dan terluka. Kadang yang dibutuhkan seseorang adalah telinga yang mau mendengar.
3
Be a sincere encourager
Jadilah penyemangat! Biarkan sukacita yang Tuhan taruh di hatimu mengalir kepada mereka yang membutuhkan. Orang yang sakit dan sedang terluka biasanya akan cenderung mengasihani dirinya sendiri, menyalahkan dirinya. Jadilah orang yang terus memancarkan semangat dan pikiran-pikiran positif.
4
Love like Jesus
Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna (1 Korintus 13:2).
Is that you? Jika kamu adalah orang yang saat ini sedang terluka, khususnya secara hati, sadarilah bahwa: You still are loved Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita (Roma 8:38-39). Sesakit apapun kamu, kamu tetap dikasihi, Allah adalah Allah yang penuh kasih dan tidak ada satu hal pun yang dapat menghalangi kasih Allah dalam hidup kamu.
1.
Stop mengasihani diri sendiri Bagi beberapa orang tanpa disadari, mereka menikmati
2.
#024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
Devotional rasa kasihan. Mereka menikmati diperhatikan oleh orang lain dan mereka menikmati posisi ‘sakit-sakitan’ dalam hidupnya. Stop it! Kamu sudah ditebus oleh Darah Yesus and, let’s move on with our lives.
hidupnya akan melihat segala sesuatunya negatif. Hidupmu berharga! Let’s be joyful for it!
Self check Tidak ada salahnya kita melihat diri kita, mengecek hati kita, apakah kita memiliki Renungkan masalah hati dengan Firman orang lain, apakah kita Tuhan kecewa, marah, sakit Firman Tuhan adalah hati, kepahitan dengan pelita bagi kakimu orang lain? Apakah dan terang bagi masih ada kesalahan jalanmu. Berjalanlah di masa lalu yang kita mengarungi hidup biarkan memenjarakan ini bersama dengan hidup kita. Bereskan di Firman Tuhan. Baca hadapan Tuhan, akui dan renungkan Firman- semuanya dan biarkan Nya sehingga kita tahu Darah-Nya menyucikan respon seperti apa hidup setiap kita. yang seharusnya kita berikan. Living a healthy Bersukacita! lifestyle Amsal 17:22 Mari hidup sehat! berkata ‘Hati Aturlah pola makan, yang gembira adalah pola tidur, dan obat yang manjur, berolahragalah! Dengan tetapi semangat yang begitu tubuh kita patah mengeringkan akan menghasilkan tulang.’ Sadar atau hormon endorphin tidak sadar, orang yang membuat hidup yang tidak memiliki kita lebih bahagia, dan semangat dalam tentu saja, lebih sehat!
5.
4.
www.majalahpearl.com
6.
License Some rights reserved by minoru karamatsu(柄松 稔)
3.
Tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. Roma 8:39
#024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
Devotional
Writen by Natalia Setiadi Design by Melissa Halim
S etiap orang yang hidup di dunia tentu pernah mengalami sakit atau luka, baik fisik maupun batin. Namun, ada kalanya juga hidup sedang berjalan baik dan lancar bagi kita, sementara kita menyaksikan orang-orang di sekitar kita mengalami sakit dan luka. Selama tiga tahun pelayanan Yesus di dunia, Dia pun tidak hanya dikelilingi oleh orang-orang sakit, kerasukan setan, atau membutuhkan pertolongan. Banyak juga orang-orang yang “tidak sakit� dan “tidak membutuhkan pertolongan,� turut
www.majalahpearl.com
http://www.utrevents.com/wp-content/uploads/sites/3/2014/04/Friends.jpg
berdesak-desakan di sekeliling Yesus. Sebagian memang karena ingin mendengar ajaran-Nya, melihat mukjizat-mukjizat yang dibuat-Nya, sebagian karena ingin tahu atau kebetulan berada di sana, sebagian lainnya memang ingin mencari-cari kesalahan-Nya (seperti yang dilakukan oleh orang Farisi). Tetapi, benarkah orang-orang ini tidak sakit dan tidak membutuhkan pertolongan? Menarik untuk menyimak beberapa sikap orang-orang yang “tidak sakit� di sekeliling Yesus:
#024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
Devotional
1. Cemburu karena Yesus berdekatan dengan orang-orang berdosa. Bersungut-sungut. Merasa diri lebih baik daripada orang-orang berdosa.
Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya: “Ia menumpang di rumah orang berdosa” (Lukas 19:7) Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat bersungut-sungut kepada murid-murid Yesus, katanya: “Mengapa kamu makan dan minum bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?” (Lukas 5:30)
Lalu jawab Yesus kepada mereka, kata-Nya: “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat.” (Lukas 5:31-32) Terkadang orang “sehat” tidak menyadari bahwa dalam beberapa hal dirinya juga sakit, dan memerlukan tabib. Bukankah semua orang berdosa? Mengapa merasa diri lebih baik dari orang lain? Yesus datang untuk semua orang, karena semua orang telah berdosa. Karena itu Yesus mau memenuhi undangan dari orang berdosa, orang Farisi, pemungut cukai, juga orang-orang biasa.
www.majalahpearl.com
2. Mencari-cari kesalahan Yesus, mengritik tindakan Yesus menyembuhkan yang sakit. Menghakimi karena Yesus menyembuhkan di hari sabat.
Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang pada hari Sabat, supaya mereka dapat alasan untuk mempersalahkan Dia. (Lukas 6:7) Baca juga Lukas 9:50, Lukas 13:14, Lukas 14:4. Tidak seperti injil Markus dan Lukas, injil Yohanes sedikit sekali mengisahkan tentang mujizat penyembuhan yang dilakukan Yesus. Dan setiap kali menyebutkan mujizat penyembuhan, hampir selalu dikaitkan dengan penyembuhan di hari sabat.
Lalu Yesus berkata kepada ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi itu, kata-Nya: “Diperbolehkankah menyembuhkan orang pada hari Sabat atau tidak?” (Lukas 14:3) Kemudian Ia berkata kepada mereka: “Siapakah di antara kamu yang tidak segera menarik ke luar anaknya atau lembunya kalau terperosok ke dalam sebuah sumur, meskipun pada hari Sabat?” (Lukas 14:5) Dengan sabar, berulang-ulang, sering kali dilengkapi dengan perumpamaan-perumpamaan, Yesus menjelaskan tentang hakikat hukum Taurat ke-4 yang pada zaman Yesus sudah sangat rancu, menjadi adat kebiasaan yang sangat mengikat.
#024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
Devotional
3.Menjadi takut kepada Yesus, meminta Yesus pergi
meninggalkan mereka.
Lalu seluruh penduduk daerah Gerasa meminta kepada Yesus, supaya Ia meninggalkan mereka, sebab mereka sangat ketakutan. (Lukas 8:37a) Maka takutlah mereka. .. Lalu mereka mendesak Yesus supaya Ia meninggalkan daerah mereka. (Markus 5:15b, 17) Maka naiklah Ia ke dalam perahu, lalu berlayar kembali. Dan orang yang telah ditinggalkan setan-setan itu meminta supaya ia diperkenankan menyertai-Nya. Tetapi Yesus menyuruh dia pergi, katanya: “Pulanglah ke rumahmu dan ceriterakanlah segala sesuatu yang telah diperbuat Allah atasmu.� Orang itu pun pergi mengelilingi seluruh kota dan memberitahukan segala apa yang telah diperbuat Yesus atas dirinya. (Lukas 8:37b-39) Yesus meninggalkan mereka, tetapi mengutus orang yang kerasukan roh jahat yang sudah dipulihkan itu untuk tetap tinggal di kota itu dan bersaksi. Yesus tidak pernah memaksa orang untuk menerima-Nya, ini konsisten dengan rencana awal penciptaan manusia, yaitu bahwa manusia akan diberi kehendak bebas untuk memilih apakah dia akan percaya dan mengikut Tuhan, atau tidak. Mengapa? Karena pilihan yang diambil dalam kebebasan adalah iman yang menyelamatkan. Tuhan tidak pernah menciptakan manusia seperti robot, secara otomatis menurut saja.Tetapi Yesus juga tidak membiarkan mereka begitu saja dalam penolakan mereka, melainkan mengutus hamba-Nya untuk bersaksi kepada mereka.
www.majalahpearl.com
4. Kehilangan pengharapan, putus asa, menghalangi orang
yang sakit kepada Yesus, menyuruh orang sakit itu menyerah saja.
... datanglah seorang dari keluarga kepala rumah ibadat itu dan berkata: “Anakmu sudah mati, jangan lagi engkau menyusah-nyusahkan Guru!” (Lukas 8:49, Markus 5:35) Yesus tidak menghiraukan perkataan mereka.Iamenguatkan orang yang sakit itu supaya tetap percaya dan beriman,bahkan memberikan janji bahwa orang yang sakit itu akan sembuh.
Tetapi Yesus mendengarnya dan berkata kepada Yairus: “Jangan takut, percaya saja, dan anakmu akan selamat.” (Lukas 8:50)
http://www.rickety.us/wp-content/uploads/2010/11/Jesus_Raising_The_Daughter_Of_Jairus.jpg
#024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
Devotional
5.Di tempat asal-Nya, mereka yang tidak mengalami dan
belum pernah melihat mukjizat-Nya, mempertanyakan Yesus, kemudian menjadi kecewa dan menolak Yesus.
Pada hari Sabat Ia mulai mengajar di rumah ibadat dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia dan mereka berkata: “Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya? Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?“Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. (Markus 6:2-3)
Yesusheran dan menyayangkan ketidakpercayaan mereka. Karena ketiadaan iman mereka, sedikit mukjizat yang Dia adakan di sana.
Ia tidak dapat mengadakan satu mujizat pun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya atas mereka. (Markus 6:5) Dengan iman, mukjizat terjadi, bukan sebaliknya! Itu sebabnya banyak orang mencibir atau skeptis melihat mukjizat, karena iman itu belum ada di dalam hati mereka. Sebaliknya, bagi orang yang sudah memiliki iman di dalam hatinya, mukjizat itu sungguh-sungguh nyata, dan karena iman pulalah mereka dimampukan bersyukur dan memuliakan Tuhan karena perbuatan-Nya yang ajaib.
www.majalahpearl.com
6.Terlalu berfokus pada masalah pribadi, sehingga tidak
dapat menangkap inti dari pesan dan ajaran Yesus.
Kemudian ternyata murid-murid Yesus lupa membawa roti, hanya sebuah saja yang ada pada mereka dalam perahu. Lalu Yesus memperingatkan mereka, kata-Nya: “Berjaga jagalah dan awaslah terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes.” Maka mereka berpikir-pikir dan seorang berkata kepada yang lain: “Itu dikatakan-Nya karena kita tidak mempunyai roti.” (Markus 8:14-16) Padahal mereka baru saja melihat mukjizat Yesus memberi makan lima ribu orang dengan hanya lima potong roti dan dua ekor ikan. Begitu pula kita bukan, cenderung cepat melupakan berkat bahkan mukjizat yang kita alami, dan pikiran kita pun segera beralih kembali pada hiruk pikuk hidup sehari-hari.
Panjang lebar Yesus menegur mereka! Dalam Markus 8:17-19, bisa dibilang Yesus curcol (ini kata saya aja :P). Dia menjelaskan dan mengingatkan tentang mukjizat-mukjizat yang telah Dia lakukan bagi mereka, agar mereka tetap percaya. Perikop diakhiri dengan ‘cape deh’ ala abad pertama:“Masihkah kamu belum mengerti?” (Markus 8:21b) Betapa pun repot dan banyaknya urusan hidup kita sehari-hari, pastikan kita tetap connect dengan Tuhan. Pastikan pikiran kita tetap melekat pada perkara-perkara yang di atas, supaya saat Tuhan bicara, kita nyambung, tidak tulalit.
#024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
Devotional
7.Menolong mereka yang sakit, membawa mereka kepada
Yesus, dengan usaha maksimal.
Lalu datanglah beberapa orang mengusung seorang lumpuh di atas tempat tidur; mereka berusaha membawa dia masuk dan meletakkannya di hadapan Yesus. Karena mereka tidak dapat membawanya masuk berhubung dengan banyaknya orang di situ, naiklah mereka ke atap rumah, lalu membongkar atap itu, dan menurunkan orang itu dengan tempat tidurnya ke tengah-tengah orang banyak tepat di depan Yesus. (Lukas 5:18-19; baca juga Markus 2:2-4)
Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia: “Hai saudara, dosamu sudah diampuni.� (Lukas 5:20) Yesus mengapresiasi iman orang-orang yang tidak terluka ini, dan karena iman mereka (bukan iman orang yang sakit itu!) teman mereka yang sakit beroleh mujizat disembuhkan dan dosa-dosanya diampuni. Alkitab tidak mencatat apakah orang sakit itu juga beriman atau tidak. Ingat, iman mendatangkan mukjizat, bukan sebaliknya. Orang sakit itu mendapat mukjizat, karena iman dari teman-temannya. Betapa luar biasanya memiliki teman-teman seperti ini!
www.majalahpearl.com
8. Memperoleh pencerahan, menjadi percaya, mendapatkan
rhema.
Mereka takjub dan tercengang dan berkata: “Ia menjadikan segala-galanya baik, yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berkata-kata.� (Markus 7:37) Alkitab tidak mencatatnya, perikop itu berakhir di ayat tersebut. Saat kita sedang tidak sakit ataupun terluka, bagaimanakah sikap kita terhadap orang-orang yang sakit dan memerlukan Yesus? Alangkah baiknya jika kita memiliki iman seperti teman-teman orang lumpuh di poin no. 7, yang imannya mendatangkan kesembuhan, pengampunan, dan pemulihan bagi saudara kita yang sakit. Apakah mukjizat-mukjizat Tuhan yang kita saksikan dialami oleh orang-orang di sekitar kita justru membuat kita bersungut-sungut dan iri hati? Atau bahkan membuat kita tidak percaya, kecewa dan menolak Tuhan? Ataukah kita peka melihat perbuatan-perbuatan ajaib Tuhan yang besar maupun yang “kecil� dengan mata iman, sehingga dengan menyaksikannya saja kita diberkati, dikuatkan, dan memuliakan Tuhan? Mari kita jujurdengan diri sendiri, apakah tanpa disadari, sebenarnya justru kita sedang sangat membutuhkan pertolongan Tuhan?
#024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
www.majalahpearl.com
#021 (Apr 2014-May 2014) | Heal My Wounds
Devotional
Ketika ada teman kita yang kehilangan orang terdekatnya, kadang kita bingung harus bagaimana menghibur mereka. Kita menginginkan mereka tidak lagi bersedih dan tetap kuat. Tapi, memangnya mereka yang kehilangan orang terkasihnya tidak boleh bersedih? Kan aneh. Lagipula, bagaimana kita bisa bersikap biasa seperti tidak terjadi apa-apa saat mereka yang menjadi bagian dalam hidup kita tiba-tiba tidak bisa kita temui?
Menghibur Mereka yang
Kehilangan Written by Mega Rambang Designed by Michelle Wirnata
www.majalahpearl.com
#024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with The Wounded
Devotional Ada beberapa ayat Alkitab yang biasanya diberikan kepada mereka yang baru mengalami kedukaan karena kehilangan orang terkasihnya, beberapa di antaranya:
Ayub 1:21 TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN! Mazmur 116:15 Berharga di mata TUHAN kematian semua orang yang dikasihi-Nya. Matius 5:4 Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. Mazmur 23:4 Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. 2 Korintus 5:1 Karena kami tahu, bahwa jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia. (Ada yang ingin menambahkan barangkali?^^)
www.majalahpearl.com
Tapi, cukupkah hanya memberikan ayat-ayat tersebut bagi mereka yang baru saja mengalami kedukaan ditinggal oleh orang yang penting dalam hidupnya? Well, dibutuhkan lebih dari sekedar SMS “bagus� atau ayat Alkitab saat berjalan bersama mereka yang baru saja kehilangan orang yang berarti dalam hidupnya. Yes, firman Tuhan berkuasa, dan pastinya banyak di antara kita yang pernah mengalami
saat-saat di mana firman Tuhan memberikan kekuatan dan penghiburan bagi kita yang sedang bersedih. Tidak ada yang salah dengan membagikan firman Tuhan. Itu hal yang sangat baik. Namun, marilah kita menjadi lebih peka saat berhadapan dengan mereka yang terluka. Saat kita mau berjalan bersama mereka yang terluka, mau tidak mau, suka tidak suka, kita perlu belajar menyelaraskan langkah
kita dan langkah mereka. Jangan paksa mereka mengikuti kecepatan langkah kita, ingat, mereka sedang terluka. Aku pernah berada dalam posisi orang yang berduka saat kematian papahku bertahun-tahun yang lalu, dan kejadian tersebut mengubah caraku merespon mereka yang juga berduka karena kematian orang yang dikasihinya. Saat itu, aku beberapa orang dipakai Tuhan untuk menunjukkan kasih dan penghiburan-Nya yang sempurna, sementara dari beberapa orang yang lain, Tuhan mengajarkanku bagaimana seharusnya di kemudian hari aku bersikap kepada mereka yang menghadapi kematian orang terkasihnya.
#024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with The Wounded
Devotional Dalam melayani mereka yang berduka karena kematian, ada beberapa hal yang dapat kita lakukan dan ingat:
1.
Berikan mereka waktu untuk berduka
”Jangan sedih ya, papahmu dah senang di sorga. Kamu harus kuat buat mamah dan adek-adekmu”. “Yang kuat ya bu, jangan menangis terus, kasihan anak-anak.” Pernah dengar kalimat serupa diucapkan pada mereka yang berduka
karena kematian? Aku pernah. Kalimat pertama pernah diucapkan padaku. Kalimat kedua pernah diucapkan pada mamahku. Kalimat tersebut tidak membuatku berhenti menangis ataupun bersedih. Aje gileeee… ini satu-satunya papahku yang kusayang, yang sudah mengasihi aku seumur hidupnya, yang udah merawat aku dan menafkahiku, yang sewaktu aku kecil melimpahiku dengan ciuman dan pelukan, yang menggendongku sampai aku masih SD, orang yang penting dalam hidupku gak akan bisa aku temui lagi dunia ini. Gimana mungkin gak sedih? Ingatkah ayat ini?
ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk menari; Pengkhotbah 3:4
www.majalahpearl.com
Adalah sangat tidak normal jika kita meminta mereka yang mengalami kehilangan karena kematian untuk tidak bersedih dan menangis. Jika kita melayani mereka yang berduka karena kematian, berikan kesempatan bagi mereka untuk berduka. Mereka perlu waktu untuk berduka, mereka perlu meluapkan kesedihannya karena tidak bisa bersama orang mereka kasihi di dunia ini, mereka tidak dapat bertemu orang terkasihnya entah sampai kapan. Sangat wajar untuk bersedih. Jangan coba-coba melarang mereka untuk bersedih apalagi meneteskan air matanya. Saat mereka baru saja kehilangan orang yang berharga dan dikasihinya adalah waktu bagi mereka menangis.
Bersikap biasa seperti tidak terjadi apa-apa apalagi tertawa jelas-jelas bukanlah respon yang normal. Saat kita melarang seseorang berduka saat mereka perlu berduka, itu akan menghalangi proses mereka sembuh dari luka hatinya yang telah ditinggalkan. Katakan kepada mereka, tidak apa-apa untuk menangis. Jangan biarkan mereka menyimpan air mata mereka. Menangis membantu mengurangi pedihnya kedukaan lho... Saat kita menghalangi seseorang berduka, kita akan membuat mereka merasa bersalah saat berduka. Padahal, coba pikir, Yesus saja bersedih saat Lazarus sahabatnya meninggal (Yohanes 11:35). #024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with The Wounded
Devotional
2. Berempati Bagi mereka yang pernah kehilangan orang terkasihnya karena kematian, mungkin tidak merasakan kesulitan sebesar mereka yang belum pernah mengalami kedukaan ini saat melayani mereka yang berduka. Secara, sama-sama sudah pernah merasakan. Tapi, mari kita belajar peka dengan membayangkan posisi mereka yang berduka. Bayangkan saat kita yang berada di posisi mereka. Misalnya, kita akan melayani seorang wanita yang suaminya meninggal tiba-tiba sementara dia tidak memiliki pekerjaan dan anak-anaknya masih kecil dan belum sekolah. Posisikan diri kita yang mengalami hal tersebut. Bagaimana? Terasakah kesedihan dan hancur hatinya ditinggal mati suami terkasih yang juga tulang punggung keluarga?
Bagaimana ia merasa tidak berdaya? Bagaimana ia merasa tidak memiliki pengharapan? Bagaimana dia khawatir tentang masa depan anak-anaknya? Memposisikan diri kita pada posisi mereka yang berduka menolong kita memahami kesedihan yang dialami. Hal ini benar-benar membuat kita berhati-hati saat berkatakata dan memampukan kita memilih dan melakukan hal yang tepat untuk menolong mereka. Saat kita berempati, secara alami, kita akan mengetahui kebutuhan orang yang kita layani, apakah hanya sekedar pelukan, atau perkataan,�Semua akan baik-baik saja bu, Tuhan memelihara hidup ibu dan anak-anak�. Mintalah hati yang lembut kepada Tuhan untuk turut merasakan apa yang dirasakan orang lain, supaya kita dapat menolong sesuai kebutuhan mereka.
Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis! Roma 12:15
www.majalahpearl.com
3.
Kunjungi Mereka Beberapa Waktu Setelah Penguburan
Saat baru saja kehilangan orang yang dikasihi, akan banyak orang yang datang saat penguburan, begitu pula beberapa hari setelah penguburan, tapi kita perlu tahu bahwa pergumulan sehubungan dengan kematian orang terkasih sebenarnya baru dimulai beberapa minggu setelah penguburan, dan pada saat itu, semua orang telah menghilang dari pandangan. Sediakan waktu untuk mengunjungi mereka jika kita ingin melayani mereka dengan sungguh.
Temani mereka melewati masa duka ini sembari mengingatkan diri sendiri kalau setiap orang memiliki waktu yang berbeda-beda untuk melewati masa berkabungnya. Sebagian besar orang tidak memahami perkabungan. Mereka yang berduka berusaha meyakinkan diri kalau semua akan kembali normal dalam satu atau dua bulan. Jika lebih lama dari itu biasanya mereka merasa tidak menangani kematian dengan baik, mereka merasa bukan "orang Kristen yang kuat". Terkadang, menitikkan air mata setelah mendengar lagu yang mengingatkan mereka akan orang yang dikasihi akan membingungkan dan membuat
Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Ibrani 10:24
#024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with The Wounded
Devotional mereka malu. Ini sangat salah. Kita perlu meyakinkan mereka kalau mereka tidak perlu malu, itu hal yang normal. Berduka bukanlah proses yang singkat. �Kita tidak bisa bilang, ’Sudahlah, lupakan saja,’�. Jangan pernah memaksakan seseorang untuk segera pulih dari kedukaannya. Telepon dan kunjungan setelah penguburan memberikan penghiburan tersendiri bagi mereka yang berduka. Biasanya saat anggota keluarga lain telah kembali ke tempat dan pekerjaan mereka, dan para sahabat serta tetangga telah kembali memusatkan perhatian kepada pergumulan mereka sendiri, maka mereka yang berduka akan merasakan kesepian. Seringkali saat inilah kenyataan kehilangan memukul mereka. Kunjungan kita dapat memberikan kesempatan untuk memunculkan pertanyaan sehubungan dengan duka cita mereka yang muncul atau membicarakan lagi hal-hal yang lampau. Hal ini memberikan perasaan lega bagi mereka yang berduka karena dapat berbagi kenangan mengenai orang yang dikasihinya bersama orang lain. Saat kita berkunjung, salah satu hal terpenting yang perlu kita siapkan adalah telinga dan hati yang mau mendengarkan mereka dengan sungguh, mereka butuh ditemani dan didengarkan lebih daripada masa-masa sebelumnya. Salah satu www.majalahpearl.com
tujuan utama melakukan kunjungan ini adalah untuk meyakinkan keluarga yang ditinggalkan bahwa mereka tidak dilupakan. Mereka tetap ada dalam pikiran dan doa kita. Tujuan lain kunjungan ini juga untuk menekankan bahwa kita selalu bersedia menolong.
4.
Doakan Mereka yang Berduka
Pada akhirnya, hanya Tuhan yang merupakan sumber segala penghiburan saja yang mampu memberikan penghiburan sempurna bagi mereka yang ditinggalkan orang yang dikasihinya. Kita hanyalah perpanjangan tangan-Nya untuk memeluk dan mengasihi mereka dalam duka yang sedang dialami. Mereka yang berduka perlu kita bawa sungguh-sungguh ke dalam doa kita, supaya Tuhan saja yang menguatkan dan menghibur mereka dengan kehadiran-Nya. Hanya Tuhan saja yang mampu menghapus air mata mereka dan memberikan mereka senyum pengharapan. Kiranya Tuhan yang meneguhkan iman, pengharapan, dan kasih mereka di dalam Tuhan, karena gak bisa dipungkiri, bagi mereka yang mengalami duka mendalam, berbagai pertanyaan yang
mengguncang iman mereka dapat muncul. Sering dijumpai, mereka yang berduka mempertanyakan kedaulatan Tuhan atas peristiwa yang terjadi, tak jarang pula mereka mempertanyakan mengapa Tuhan izinkan orang terkasihnya pergi mendahului mereka. Akan banyak pertanyaan ataupun pernyataan yang muncul dari mereka yang berduka saat kita mendampingi mereka, dan seringnya pertanyaan tersebut berkaitan erat dengan iman mereka kepada Tuhan yang mengizinkan duka ini terjadi. Saat kita melayani mereka dan pertanyaan-pertanyan itu muncul, hanya hikmat dari Tuhan saja yang memampukan kita menjawab dan merespon dengan benar. C.S. Lewis mengatakan ketika istrinya meninggal, dia kecewa kepada Allah untuk beberapa lama. Kemudian, pada saat dia telah puas menyalahkan Allah, Lewis merasakan tangan kasih Allah merangkul dia dengan cara yang tidak mungkin digambarkannya. Allah tidak marah apabila kita mengungkapkan perasaan kita apa adanya kepada Dia. Dia mendengarkan, ikut merasakan, dan memahami kita. Mintalah Tuhan sendiri untuk mengobati luka mereka yang berduka. Penghiburan ilahi tidak berarti air mata mereka akan kering, atau kesedihan mereka tiba-tiba berhenti. Ini adalah yang memiliki efek
menyembuhkan yang kuat. Penghibuaran ilahi berarti mereka akan merasakan Allah ada di sana di tengah air mata dan kesedihan mereka. Kita perlu berdoa supaya kehadiran Kristus ketika mereka berduka akan memimpin mereka dengan lembut melewati jalan yang harus ditempuh. Kehadiran Kristus justru lebih kuat dan lebih menghiburkan di saat mereka kehilangan orang yang kita kasihi. Kiranya dalam kehilangan mereka, mereka mendapatkanNya. Melayani mereka yang berduka karena kematian membutuhkan kesabaran dan hati yang mau turut merasakan apa yang mereka rasakan. Tidak mudah, apalagi jika kita tidak pernah merasakan duka yang sama, tapi dengan kasih Kristus, kita dimampukan melayani mereka. Selamat melayani ^^
Sebab itu sejak waktu kami mendengarnya, kami tiada berhenti-henti berdoa untuk kamu. Kami meminta, supaya kamu menerima segala hikmat dan pengertian yang benar, untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna Kolose 1:9
#024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with The Wounded
MELAYANI MEREKA yang
Kecewa
Written by Theresia Hutapea, Mekar Andaryani Pradipta Designed by Veibrine Clarasia
www.majalahpearl.com
http://www.somospacientes.com/wp-content/uploads/2013/12/estigma-trastornos-mentales.jpg
Gimana kalau kita menemui orang yang mengalami kekecewaan pada gereja? Apa yang bisa kita lakukan untuk melayani mereka?
#024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
“
Ngga ada Gereja yang sempurna, dan ngga ada juga hamba Tuhan yang sempurna.
�
www.majalahpearl.com
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/0/0e/Ramsowo,_ko%C5%9Bci%C3%B3%C5%82,_modlitwa.jpg
H
idup bergereja sama seperti hidup dalam keluarga. Ngga jarang terjadi hal-hal yang membuat orang-orang di dalamnya kecewa. Yang paling sering sih konflik antar pribadi, entah itu antara jemaat dan jemaat, jemaat dan pelayan, atau pelayan dan pemimpin/ hamba Tuhan. Jelas banget kalo ngga ada yang sempurna. Ngga ada Gereja yang sempurna, dan ngga ada juga hamba Tuhan yang sempurna.
Psalm 119:86 (AMP) I have seen that everything [human] has its limits and end [no matter how extensive, noble, and excellent]; but Your commandment is exceedingly broad and extends without limits [into eternity]
Yang sempurna Cuma Tuhan Yesus: pribadi-Nya, kasih-Nya, pengajaran-Nya... Hanya Dialah yang sempurna dalam semua kesempurnaan. Dia ada dalam Bapa, dan Bapa dalam Dia. Dia sempurna sama seperti Bapa-Nya sempurna.
Matthew 5:8 (MKJV) ..... as your Father in Heaven is perfect. #024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
Masalahnya, kekecewaan kalau tidak diresponi dengan benar bisa merembet jadi masalah yang lebih besar, seperti gosip, pertengkaran, dis-unity dan bahkan perpecahan gereja.
Lalu gimana kalau kita menemui
Wah, kok jadi serius banget sih. Eh tapi iya loh, bayangin kalau orang yang kecewa itu udah level Pemimpin, misalnya aja Wakil Gembala. Karena dia kecewa sama Gembala, dia bisa aja keluar gereja membawa jemaat pendukungnya trus bikin gereja baru. Oooppss!
1. Dengarkan dan hindari penghakiman
pada gereja? Apa yang bisa kita lakukan untuk melayani mereka?
Ketika ada yang menceritakan kekecewaannya kepada gereja, dengarkan tapi jangan menghakimi.
http://backgroundwallpaper.co/wp-content/uploads/2013/10/boy-child-children-cute-friendship-Favim.com-244776.jpg
www.majalahpearl.com
orang yang mengalami kekecewaan
“Ck, masa kaya gini aja jadi masalah sih? Ini kan kecil, cuman ditegur gitu doang!” ”Aah, udah pekerja kok masih kecewa, kaya anak kecil aja.” ”Jangan lama-lama kecewanya bisa jadi kamu malah terhilang loh.” ”Kamu sih terlalu memberhalakan Gereja! Tuh kan kecewa blabla..” Banyak hal yang bisa bikin orang kecewa, bisa jadi masalahnya sepele tapi yang bersangkutan belum cukup dewasa secara rohani untuk merespon dengan benar, jadi lebih memilih untuk kecewa. Yang penting adalah menangani kekecewaan itu, bekerja sama dengan mereka yang mengalami.
Bayangin, kalau orang yang kecewa justru menerima penghakiman, apa ngga makin kecewa? Yang ada, belum kita layani orangnya udah kabur duluan. Intinya sih jangan menyalahkan orang yang kecewa, ini bisa mendorong pada kekecewaan yang semakin dalam. Biarkan melalui kata-kata kita, teman/saudara/kenalan kita itu mendapatkan kesembuhan dan bisa melihat Kristus kembali nyata. Terus jaga hati mereka agar kekecewaan pada Gereja dan hamba Tuhan ngga berujung kekecewaan pada Tuhan juga.
2. Mengerti permasalahan dengan berimbang
Orang yang kecewa belum tentu benar. Jadi ada baiknya kita juga tidak terlalu cepat mengambil kesimpulan. Setiap orang bisa memiliki perspektifnya masingmasing, terutama mengenai apa dan siapa yang benar atau salah. Ada baiknya kita mendengar versi lain dari permasalahan tersebut. Semakin banyak informasi dari orangorang yang terlibat akan menolong kita mengerti apa sesungguhnya yang menjadi sumber permasalahan. Kalau kita sudah mengerti permasalahan dengan jernih, kita juga jadi tahu respon apa yang tepat dan perlu.
Usahakan juga supaya kita tetap netral. Melayani orang yang kecewa ngga berarti jadi pendukung orang itu. Kalau memang dia bersalah, nyatakan kesalahannya dan tegur dia dengan kasih. Bagian kita adalah menjadi jembatan yang membawa damai, bukannya jadi provokator yang bikin masalah tambah runyam.
3. Bantu sesuai porsi Ngga semua masalah bisa kita selesaikan. Kita bisa saja memberi nasehat, tapi kadang ada hal-hal yang berasa di luar kapasitas kita. Di dalam gereja pasti ada hierarkihierarki tertentu yang perlu kita ikuti. Kalau memang permasalahannya besar, jangan ragu untuk melibatkan para pemimpin: gembala kelompok kecil, ketua tim, atau bahkan gembala utama kalau memang diperlukan. Tapi, ketika akan melibatkan orang lain, lakukan dengan persetujuan orang yang kita layani. Jangan sampai kita justru jadi orang yang dianggap ngebuka rahasia orang lain. Jadilah orang yang bisa dipercaya termasuk dalam hal menyimpan rahasia. #024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
agar kita tidak ikut “hati-hati dalam kekecewaan yang sama. ” Kita juga perlu menekankan kalau yang bertanggung jawab menyelesaikan masalah, adalah mereka yang terlibat, bukan kita. Jadi, dorong orang yang kecewa itu untuk memiliki insiatif , entah itu melakukan rekonsiliasi, menghadap para pemimpin, atau mengubah perilaku.
4. Jangan ikut kecewa
Nah, poin yang ini bahaya banget nih. Bisa aja kita yang awalnya ngga tahu apa-apa, merasa gereja kita baik-baik aja, jadi seperti dibukakan tentang kelemahan gereja kita dan orang-orang di dalamnya. So, hati-hati agar kita tidak ikut dalam kekecewaan yang sama. Bisa jadi masalahnya berat, gereja yang pecah atau hamba Tuhan yang selama ini menginspirasi hidup jatuh dalam dosa. Untuk hal seperti itu kayanya sih ”wajar” untuk kecewa ya? Tentu tidak. Jangan juga kita mengiyakan semua hal yang dicurhatin dan malah kita ikut jadi kecewa. www.majalahpearl.com
5. Doakan Semua usaha kita untuk menolong orang lain ngga ada artinya kalau kita ngga berdoa. Kenapa? Karena yang paling penting adalah perubahan sikap hati. Dan Tuhan berkuasa mengubah hati. Sekalipun keadaan belum berubah, sikap hati yang benar akan mengubah respon seseorang. Dorong juga setiap orang yang kecewa untuk ikut berdoa. Kekecewaan kalau dibiarkan bisa jadi parah. Setiap kekecewaan perlu didoakan, apa yang membuat mereka kecewa, pahit, kesal, perlu didoakan terutama orang yang membuat kecewa.
Terakhir, saat melayani mereka yang kecewa, pahami bahwa setiap orang memiliki prosesnya masingmasing, ada yang sudah bisa makan makanan keras, ada yang masih perlu minum susu. Bagian kita adalah memberikan mereka porsi ‘obat’ yang diperlukan, tapi berikan kesempatan untuk mereka mencerna dan Tuhan bekerja.
http://www.hdwallpapersin.com/files/submissions/friendship_9-wallpaper-1366x768_126446735.jpg
#024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
Amsal 25:11 Perkataan yang diucapkan tepat pada waktunya adalah seperti buah apel emas di pinggan perak Ams 10:21a Bibir orang benar menggembalakan banyak orang www.majalahpearl.com
http://www.wallpaperhi.com/thumbnails/detail/20120621/photography%20leaves%20bokeh%202560x1600%20wallpaper_www.wallpaperhi.com_13.jpg
Biarlah dengan kata-kata yang tepat, dan kata-kata yang menggembalakan, setiap orang yang kecewa dapat memberi respon yang benar.
Keputusan ada ditangan mereka, mau tetep tinggal dalam kekecewaan, kepahitan atau belajar melepaskan semuanya dan melihat Tuhan sebagai yang terutama dan yang sempurna. #024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
TOUGH By tim editorial Majalah Pearl
S
elama ini mungkin banyak dari kita yang mengartikan kata �kasih� sebagai sesuatu yang lembut. Oleh karena itu, sepertinya kata tough love itu sedikit tidak masuk akal. Firman Tuhan memerintahkan kita untuk selalu mengasihi sesama kita. Saat ada yang terluka dan berduka, Tuhan memberi contoh bagi kita untuk menangis bersama dengan orang yang menangis, serta berduka bersama mereka. Tetapi taukah teman-teman bahwa Alkitab pun mengajarkan kita untuk
www.majalahpearl.com
mempraktekkan tough love. Mari kita perhatikan ayat – ayat berikut: Proverbs 13 : 24 He who spares the rod hates his son, but he who loves him is careful to discipline him. 2 Timothy 4:1-5 Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi penyataan-Nya dan demi
License All rights reserved by d o l f i
LOVE Kerajaan-Nya: Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran. Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng. Tetapi kuasailah dirimu
dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu! Jadi, apa arti dari tough love itu? Tough love adalah salah satu jenis kasih menggunakan cara disiplin dengan tujuan membantu orang yang sedang terjatuh/bergunul. Tough love juga bisa dalam bentuk teguran atau instruksi. Contohnya, kita menolak untuk mengartikan Firman Tuhan kepada teman yang kita lihat cenderung malas mencari tahu sendiri. #024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
Namun, kita tetap harus mengingat bahwa tough love sebaiknya tetap dilakukan dalam kasih. :) Mengapa tough love penting? Seperti tertulis dalam 1 Petrus 5:8, kita sebagai anak Tuhan selalu akan diserang secara spiritual oleh si iblis. Oleh karena itu, terkadang tough love sangat dibutuhkan untuk anak– anak Tuhan yang sepertinya sedang jatuh dan menuju kepada jalan kerusakan, terutama saat mereka yang seharusnya sudah dewasa secara iman, namun terus bergumul dengan masalah/dosa yang sama dalam waktu yang cukup lama. Terkadang tough love itu penting dilakukan kepada seseorang yang sebelumnya sudah pernah kita tegur secara baikbaik, namun tidak memberi respon/ tanggapan. Bapa kita di Surga akan melakukan apapun yang diperlukan untuk membentuk anak-anakNya www.majalahpearl.com
menjadi serupa dengan Kristus. Itulah sebabnya Allah perlu sering mendisiplin kita sebagai anak-anakNya, dan terkadang disiplin yang diberikan oleh-Nya disampaikan melalui orang–orang sekitar kita, baik spiritual mentors, teman pelayanan, atau orang tua. Semakin kita memahami Firman-Nya, akan lebih mudah bagi kita untuk menerima displin dan teguran dari-Nya dengan hati lapang dan mau diajar. Tuhan tidak ragu–ragu memberikan tough love agar anak – anak-Nya selalu terus bertumbuh didalam-Nya. Berikut ini, kita berbincang–bincang dengan tim editorial Majalah Pearl untuk membahas tough love lebih dalam lagi :)
Firman Tuhan mengatakan bahwa kita harus mengasihi, jadi... kapan sebaiknya kita memberikan tough love?
Grace
Saat kita merasa Tuhan memberi kita tuntunan untuk melakukan itu. Dasarnya harus dari tuntunan Roh Kudus, karena kalau ngga, kita bisa salah langkah. Dan ketika ada dorongan untuk melakukan tough love, kita juga harus terus berdoa meminta konfirmasi, hikmat, dan waktu yang tepat.
Kepada siapa kita bisa memberikan tough love?
VIRYANI
Menurutku pribadi, kita bisa memberikan tough love kepada teman, kerabat, anak binaan asal mereka yang statusnya bukan kristen mula-mula, alias mereka yang sudah kenal Tuhan (lahir baru) lama, tertanam dalam gereja serta aktif dalam melayani, yang sudah jelas TAU serta PAHAM bahwa Tuhan adalah satu-satunya jalan kebenaran dan hidup. Tough love bisa diberikan kepada mereka yang sudah paham betul akan nilai-nilai kristiani, tapi masih tetap jatuh bangun di area yang sama (padahal sudah tau sebenernya harus gimana), mengalami kejatuhan moral
(sex before marriage, drugs, alcohol). Tough love juga bisa diberikan kepada mereka yang tidak mau diajak berkomitmen untuk mengikut Tuhan lebih lagi. Terkadang banyak dari kita bertemu dengan tipe orang yang hanya menjadi Kristen pengikut, gak punya gereja tetap (gereja jalanjalan atau berjemaat di dua gereja), gak mau ambil bagian lebih dalam rumah Tuhan. Saya rasa, tough love dibutuhkan di area ini. Untuk menegaskan dengan kasih bahwa kita hanya dapat bertumbuh dan berbuah di satu tempat di mana kita akan dimuridkan.
Bagaimana jika saudara seiman tidak bisa menerima tough love yang kita berikan?
Dhieta
Menurut aku, sepanjang kita sudah memberikan tough love sesuai tuntunan Tuhan, maka respon saudara seiman kita sudah bukan bagian kita lagi. Responnya adalah tanggung jawab dia kepada Allah sebagai bagian dari proses pendewasaan iman dan karakternya. Tentunya ngga semua orang bisa langsung memberikan respon yang benar, kadang orang-orang butuh waktu buat menerima pendisiplinan. Dalam kondisi seperti ini, bagian kita adalah tetap mendoakan dan menjaga agar kasih kita tidak menjadi dingin.
#024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
Jika saudara seiman saya terus menerus jatuh dalam dosa yang sama atau bergumul terus menerus dengan masalah yang sama, apakah sebaiknya saya berbicara kepadanya? Apakah tough love adalah sesuatu yang bisa saya pakai dalam situasi ini?
EUNIKE
Pertama-tama doakan dulu, minta hikmat kebijakasanaan sorgawi dari Guru Besar di Surga. Pray for a heart of love, not judgement. Uji dahulu diri apa motivasi diri kita yang sebenarnya saat kita mau mengajak berbicara, apakah itu atas dasar kasih atau ingin menghakimi? Saya harus mengingatkan diri untuk tidak merasa lebih baik dari dia. Kemudian, disini pentingnya hikmat itu. Saya harus benar-benar mengenal seseorang tersebut secara baik. Misal mengenal karakternya, karena cara berbicara dengan orang plegmatis tentunya berbeda dengan orang kolerik bukan? Pikirkan juga dengan kata-kata yang akan digunakan, karena kata-kata punya peran yang sangat besar. Saat saya akan menegur seseorang, orang itu kemungkinan besar akan terluka, jadi harus pilih kata-kata dengan sebaik
www.majalahpearl.com
dan sebijak mungkin. Kalau sudah memikirkan hal-hal tersebut, barulah saya akan berbicara pada dia, pada ’WAKTU dan SAAT’ yang tepat. Pada akhirnya, inilah tough love itu, ketika kita �melukai� namun atas dasar kasih. After all, sebagai saudara seiman kita harus saling menajamkan, seperti Amsal 27:17 yang mengatakan besi menajamkan besi.
Bagaimana saya bisa tau kapan harus memakai tough love dan
tough love, apakah bersedia atau memang ada hati yang mau diajar/ dibentuk. Seperti yang dikatakan Eunike, kita harus mengenal baik orang tersebut, serta membutuhkan kepekaan kita untuk mengerti kehendak-Nya. Dan saat kita memutuskan untuk mau memakai tough love atau tidak, kita memiliki iman untuk melakukannya dan berdasarkan kasih Tuhan. Dan yang penting juga kita melakukan jangan karena terpaksa atau berat hati. 2 Kor 9:7 Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.
kapan untuk tidak memakai tough love?
FELISIA
Untuk hal ini tidak bisa digaris batasi secara aturan kepada siapa dan kapan tough love digunakan. Karena kita adalah anak-anak Tuhan, kita hidup mengandalkan Roh Kudus untuk menuntun kita dalam menjalani hidup ini, termasuk dalam memberikan tough love. Serta melihat juga seseorang yang kita mau berikan
Jika ada saudara seiman yang terjatuh dalam dosa atau bergumul dengan spiritual matters, siapa yang sebaiknya memberikan tough love kepada saudara seiman tersebut?
MEGA
Bicara mengenai siapa yang berhak atau gak berhak memberikan tough love, jika ada saudara seiman yang berbuat dosa maka SETIAP saudara seiman yang lain berhak menegur saudara se-imannya yang lain. Karena bukankah #024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
suatu dosa jika kita tahu berbuat baik tapi tidak melakukannya? Bukankah teguran juga salah satu bentuk kasih? Saat menegur tentunya dengan memperhatikan ayat-ayat ini: Matius 18:15-17 Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu, engkau telah mendapatnya kembali. Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan. Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai. Sebaiknya, mereka yang mangambil posisi menegur saudara seiman yang lain, hendaknya memeriksa dirinya terlebih dahulu apakah telah berusaha dengan sungguh-sungguh mengikuti teladan Yesus dalam hidupnya. Bukan berarti kita harus menjadi sempurna baru bisa menegur saudara seiman kita yang lain. Tapi, bukankah akan menjadi cemooh jika seseorang yang sehari-harinya tidak menjaga mulutnya dan berkata kotor lalu menegur saudara seiman lain yang berkata kotor?
www.majalahpearl.com
Apa yang seharusnya tidak dilakukan saat kita memberikan tough love?
SARAH
Tough love bukanlah alasan untuk melakukan abuse, baik physical maupun mental abuse. Alasan kita memberikan tough love adalah kasih. Memberikan tough love memang tidak mudah, karena gak semua orang bisa menerima tough love dengan kerendahan hati dan a teachable heart, karena itu motivasi dibalik tough love betul–betul harus karena kasih, bukan karena ingin menghakimi apalagi karena ingin menyakiti hati saudara seiman. Jangan pula memberikan tough love karena kita merasa lebih baik. The essence of tough love is love.
Seperti apa contoh tough love?
FEBE
In my perspective, contoh dari tough love yang paling sering kita liat di kehidupan sehari-hari adalah hubungan orangtua/orang dewasa dan anak ya. Sebagai guru sekolah minggu, tiap minggu pasti ada aja momen dimana aku berdebat sama anak-anak bimbingan yang selalu berontak saat dibilang ga boleh ngelakuin sesuatu. Yang sering aku alamin, saat ngelarang mereka bermain di parkiran gereja tanpa pengawasan orang dewasa. Buat ku, itu bahaya buat keselamatan mereka, tapi di mata mereka, aku jahat karena ga kasi mereka kesempatan untuk bermain diluar. Seperti kasus ini, I should be bold kalo mereka ga boleh main di luar tanpa pengawasan orang dewasa meskipun resikonya dibenci sama mereka dan dibilang jahat. Hehehe.. Tapi, ini bukan pembenaran juga buat aku bisa semena-mena kasi mereka larangan. Jika diperlukan, aku harus bisa memberitahu dan menjelaskan kepada mereka alasannya dengan kasih. Maksudnya? Tetep kasih mereka larangan dan alesannya, tapi ga sambil teriak-teriak ato pake ancam-ancaman gitu.. hehehe.. Contoh lain dari tough love adalah saat kita ’tega’ ngeliat sahabat kita sedih ato
susah karena kita memilih berbuat demikian, demi kebaikan sahabat kita itu. Ini ada pengalaman seseorang (sebut aja A) yang bercerita tentang sahabatnya (sebut aja B). Si B ini tiap gajian, duitnya selalu abis buat judi dan alkohol. Seringkali di akhir bulan, duit untuk makan aja kaga ada.. Alhasil, B suka pinjem duit sama teman-teman terdekatnya untuk biaya sehari-hari dia. Sebagai temen deket/sahabat, A ga mau kasi duit. Bukan karena B ga pernah tepatin janji bayar utang ato karena A ga peduli dengan hidup B, tapi A ga mau B terjerumus makin dalem. Jadinya, kalo B pinjem duit ke A, A akan kasih sesuatu berupa barang. Misal, dibeliin makanan, bahan makanan, atau barang kebutuhan lain. Itupun ga sering, supaya B menyadari dan mengerti kondisinya dan mau bertobat. Dari pengalaman orang tersebut aku banyak belajar, becoming yes man/woman doesn’t mean you love him/her. Memenuhi #024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
apa yang diinginkan seseorang bukan berarti kasih! Justru saat kita mengasihi orang tersebut, kita punya keberanian untuk say NO di kondisi yang tepat.
Pernahkah kamu menerima tough love dari orang lain? Bagaimana reaksimu?
Grace
Pernah donk. Hehe. Awalawal kesel juga, tapi setelah berdoa dan menenangkan diri, sadar
www.majalahpearl.com
bahwa apa yang orang itu lakukan buat kebaikkan, jadi lebih bisa menerima. Contoh tough love yang berkesan buat gue tuh dari suami gue, Tepen. Waktu itu kita belum lama menikah dan gue buat satu kesalahan. Lalu pas baikan, Tepen minta gue untuk minta maaf dan menyebutkan kenapa gue minta maaf. Waktu itu gue merasa tersinggung, emang ga cukup minta maaf aja? Kenapa harus beberin juga alasannya? Jadi Tepen maunya gue minta maaf seperti ini, �Hunny maaf ya. Aku minta maaf untuk blablabla (kesalahan 1) dan blablabla (kesalahan
2 dstnya). Keki lah gue. Tapi setelah reda, gue jadi ngeh maksud Tepen tuh baik. Dia mau gue bener-bener sadar kenapa gue minta maaf, apa yang salah sehingga lain kali gue ga begitu lagi.
Felisia
Pernah beberapa kali, yang pasti bikin terluka iya, apalagi dulu pertama kali dapet tough love banyak yang gak bisa aku terima. Mungkin karena tipe ku keras dan biasa harus tau dulu alesan kenapa serta tujuannya dalam melakukan sesuatu, jadi pas dikasih tough love itu rasanya nyebelin banget, ogahogahkan menjalaninya. Tapi pada akhirnya aku baru mengerti itu tough love sangat menolongku untuk bangkit, kembali kepada jalan-Nya dan menyadari tough love itu memang harus ada sebagai bagian hidup kita sesama orang percaya.
Sarah
Pernah buanget! Tough love emang gak gampang diterima, tentu waktu ditegur ada rasa kesal dan sedih. Tapi bersyukur Tuhan ingatkan untuk aku memiliki kerendahan hati dan hati yang mau diajar, karena itu lebih bisa menerima dengan hati terbuka tanpa
memberikan ’balasan’ kepada yang menegur, juga bisa bersyukur karena apa yang dia lakukan adalah karena dia peduli dan rindu melihat aku untuk terus tumbuh serupa Kristus.
Eunike
Pernah. Rasanya: terluka, shocked, dan malu. Tapi setelahnya, aku jadi mengerti ini buat kebaikan diri sendiri and supaya bisa menjadi lebih serupa dengan Kristus. Jadi diterima saja dan berusaha untuk berubah.
Febe
Hmmmm.. Semua orang pasti pernah nih. Huehehehehe.. Kalo aku sih, reaksi pertama pasti jadi makin batu alias makin susah dibilangin. Lol.. Tapi pasti aku pikirin ulang setiap omongannya. Saya percaya kalo Tuhan bisa pake siapapun untuk menegur kita.
Dhieta
Ketika salah satu saudari seiman menegur aku karena aku terlalu suka curhat. In that time, aku lagi suka sama orang dan tiap ngobrol sama saudariku ini aku cuma curhat tentang cowok itu. Satu hari, dia tegur dan dia bilang dia ga mau terima curhatan tentang cowok itu lagi. Hal ini menempelak banget, tapi setelah direnungin, bener juga, karena ketika aku cerita tentang pria #024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
itu, aku tidak peduli dengan apa yang terjadi pada orang lain. Aku jadi egois karena tidak mau mendengarkan orang lain. Dan yang jelas, curhatan aku bukan buat cari nasehat yang bijaksana tapi lebih karena aku suka aja ngomongin tuh cowok. Awalnya susah buat nahan diri ga curhat, tapi dari tough love yang dia beri itu aku belajar buat jadi cewek yang bijak, ga over extrovert, dan lebih peduli dengan orang lain.
Mega
Pernah dunk... Gak enak banget awalnya, gak terima, karena kupikir toh orang lain melakukan hal yang sama, bahkan ada yang lebih parah. Di depan orang itu sih aku iya–iya aja, tapi dalam hati berontak. Apalagi ada bagian karakter orang itu dan kelakuannya yang kupikir ”ngga banget”, lah ini ngapain ngurusin aku. Hehehe. Cuma karena aku membiasakan diri untuk berdiam dulu kalo marah, aku jadi merenungkan apa yang dibilang orang itu. Kena banget di bagian dia bilang, kita sebagai pengikut Kristus dituntut beda dari yang lain, apalagi waktu kita dipercaya jadi pemimpin dalam pelayanan. Berdoa sama Tuhan supaya gak kesel sama tu orang, dan Tuhan tunjukkan terlepas siapapun yang negur, omongannya bener kok, aku perlu berubah. Gak lama deh marahnya, malah jadi bersyukur karena orang itu mau negur. Asli, ditunjukkan ada yang salah sama kelakuan kita tuh naluri pertamanya
www.majalahpearl.com
pasti ngeles, ”Aku gak gitu kok.”. Beneran butuh kerendahan hati buat nerima teguran #sigh.
Viryani
Ketika saya ditegur, no hard feeling sih so far.
Mungkin karena kelemahan saya bukan di area penundukan diri, karena saya percaya betul, yang negor pasti peduli untuk kebaikan diri saya juga. Tapi saya tetep perlu belajar bagaimana bergumul dengan perasaan
bersalah dan malu. It’s like I talk to my self, �kok bisa ya ngelakuin sampe gitu, bikin malu ajah� Jadi ketika di tegor benernya its ok, tapi setelah itu kali ya yang perlu aku banyak belajar...
#024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
�Apa yang ingin Allah lakukan melalui saya sekarang?�
Judul Penulis TahunTerbit Penerbit Tebal www.majalahpearl.com
: You Were Born For This : Bruce Wilkinson : 2011 : ANDI : 284 halaman
S
etiap orang memiliki kebutuhan yang Allah rindu untuk memenuhinya. Bagaimana kalau Allah ingin melakukan mukjizat bagi orang lain melalui kita? Dalam buku ini, terdapat kumpulan cerita berbagai pengalaman dari mereka yang mau berkomitmen melakukan tugas dari Allah, untuk menjadi jawaban doa bagi orang-orang tertentu, melalui berbagai cara yang tidak pernah terbayangkan. Bruce meyakini hidup kita tidak akan lebih berarti dan lengkap tanpa mengalami Allah bekerja melalui kita, dengan cara mengubah hidup orang lain tepat di depan mata kita. Tidak ada yang dapat dibandingkan dengan kekaguman melihat kebaikan dan kemuliaan Allah dalam melakukan terobosan dan mengetahui bahwa kita ikut berperan di dalamnya. Dalam buku ini Bruce Wilkinson memberikan tujuh kunci utama untuk menjadi agen pengantar mukjizat bagi Allah. Tujuh kunci utama ini meliputi: kunci induk, kunci orangorang, kunci roh, kunci risiko, kunci uang, kunci impian dan kunci pengampunan.
#024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
Dan ternyata merupakan sukacita tersendiri berperan serta dalam mukjizat yang terjadi pada orang lain. Bruce menyampaikan berbagai pengalamannya saat ia dan banyak orang lain yang mau mengambil komitmen menjadi pengantar mukjizat Allah. Dan kita juga dapat dipakai Allah untuk mengantarkan mukjizat bagi orang lain di sekitar kita. Bukan dengan pertanyaan, ”Apa yang dapat saya lakukan?” melainkan dengan bertanya, ”Apa yang ingin Allah lakukan melalui saya sekarang?” Banyak kesaksian dari mereka yang dipakai Allah di buku ini yang membuat saya menyadari kalau Allah masih bekerja di balik layar merancangkan tempat dan waktu untuk terjadinya mukjizat. Allah mendorong orang yang diutus untuk berinteraksi dengan orang yang membutuhkan. Allah merancangkan peristiwa supaya ketika mukjizat terjadi, si penerima mengetahui bahwa Allah campur tangan secara khusus untuknya. Kita semua lahir untuk melakukan pekerjaan Allah dengan kuasa Allah. Jika dalam bukunya yang lain The Prayer of Jabez, Bruce Wilkinson menganjurkan satu pertanyaan pelayanan yang dapat kita tanyakan kepada orang lain:
www.majalahpearl.com
Allah menjawab doa umat-Nya melalui mereka yang bersedia dipakaiNya
”Bagaimana saya dapat menolong Anda?” yang menurutnya, sering kali dalam hidupnya pertanyaan ini telah membuka kesempatan untuk melakukan mukjizat. Maka dalam buku ini, Bruce bertanya “Berapa banyak di antara anda yang setidaknya satu kali dalam hidup ini, anda dengan jelas merasakan dorongan untuk berhenti dan menolong seseorang, tetapi anda tidak melakukannya?”. Seringkali Allah memberikan dorongan khusus kepada kita untuk melakukan sesuatu yang mungkin tidak masuk akal bagi orang lain, dan kita.
Membaca berbagai pengalaman yang ada di buku ini, saya menggelenggelengkan kepala, tak habis pikir, cara-Nya menggerakkan seseorang untuk menjadi agenNya sungguh gak terduga. Melakukan sekedar kebaikan berbeda dengan menjadi agen pengantar mukjizatNya. Saat kita menjadi agen Allah, ini digambarkan seperti seseorang memerlukan sebuah paket (kebutuhan) dan memintanya kepada Allah, lalu orang lain secara khusus dipakai Allah mengirimkan paket kepada orang itu. Dan tentunya, hanya Allah dan orang tersebut yang tahu apa yang dibutuhkan, kita tidak tahu sampai orang tersebut telah menerima apa yang jadi kebutuhannya. Secara spesifik, Allah menjawab doa umatNya melalui mereka yang bersedia dipakaiNya.
“Jadi, maukah kita menjadi agen pengantar mukjizat-Nya?� #024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
B
unda Teresa merupakan nama yang tidak asing lagi bagi banyak orang di berbagai belahan dunia. Beliau memberikan hidupnya untuk mengasihi orang-orang termiskin dari yang miskin, sebuah panggilan yang membuatnya meninggalkan kenyamanan dunia dan memperkenalkan kasih Kristus dengan cara yang luar biasa. Dilahirkan di Skopje, Albania pada 26 Agustus 1910 dengan nama Agnes Gonxha Bojaxhiu, Bunda Teresa merupakan anak bungsu dari Nikola dan Drana Bojaxhiu.
www.majalahpearl.com
Keluarganya merupakan keluarga Katolik yang taat dan terpandang. Setelah ayah Bunda Teresa meninggal ketika ia berusia 8 tahun, Bunda Teresa menjadi sangat dekat dengan ibunya yang memberikan pengaruh sangat besar dalam mengajarkan kasih sayang serta komitmen untuk melayani sesama. Drana Bojaxhiu selalu mengundang orang-orang miskin untuk makan bersamanya. Drana mengajarkan Bunda Teresa, “Anakku, jangan pernah makan dengan kenyang kecuali membaginya dengan orang lain.�
http://inspirationaldaily.wordpress.com/2011/12/31/do-it-anyway-mother-teresa/
Bunda
Teresa Written By: Leticia Seviraneta Design By : Evellyne
Di suatu retret gereja tahunan, Bunda Teresa yang saat itu berusia 12 tahun merasakan panggilannya untuk melayani Tuhan. Hal inilah yang mendorongnya enam tahun kemudian untuk menjadi biarawati Katolik dan pergi ke Irlandia dan bergabung dengan “Sisters of Loretto�, sebuah komunitas yang melayani di India. Di sinilah ia mendapatkan nama Bunda Teresa. Pada Mei 1931, Bunda Teresa diutus ke Kalkuta untuk mengajar SMA Santa Maria, sekolah khusus perempuan dari keluarga-keluarga miskin.
Ia belajar bahasa dan akhirnya dapat berbicara Bengali dan Hindi dengan fasih. Ia kemudian menjadi kepala sekolah dan senantiasa berdedikasi untuk menuntut murid-muridnya ke dalam hidup bersama Kristus. Namun panggilan Tuhan bagi Bunda Teresa tidak berhenti di situ. Pada 10 September 1946, Tuhan mengubah arah hidup Bunda Teresa. Tuhan menunjukkan bagaimana Kristus sedih akan kaum miskin yang ditolak, betapa ia menginginkan biarawatibiarawati India untuk menjadi api kasih Tuhan bagi yang miskin, sakit, sekarat, dan anak-anak kecil. #024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
Bunda Teresa dengan segera mewujudkan panggilan barunya dengan mendirikan sekolah terbuka dan rumah bagi yang sekarat. Ia meyakinkan pemerintah untuk mendukung dan memberi donasi untuk itu. Di tahun 1950, Ia mendirikan Missionary of Charity bersama 12 anggota lainnya yang merupakan guru-guru dan alumni sekolah Santa Maria. Semenjak donasi mulai berdatangan dari berbagai tempat di India dan juga belahan dunia lainnya, Bunda Teresa banyak mendirikan tempat untuk menampung para penderita kusta, panti asuhan, panti jompo,
klinik keluarga, dan klinik kesehatan. Dari yang semula melayani hanya 12 orang, pada tahun-tahun berikutnya Missionary of Charity berkembang hingga dapat melayani ribuan orang. Lembaga tersebut tersebar di seluruh dunia untuk melayani orang miskin dan terlantar. Bunda Teresa merupakan pahlawan bagi kaum tertindas. Pengabdiannya sepanjang hidupnya untuk membuat perbedaan di kehidupan mereka membuatnya memperoleh berbagai penghargaan kemanusiaan. Puncaknya pada tahun 1979, ia memperoleh Nobel Perdamaian serta uang sebesar $6,000 yang ia
“Life is meant to share. Ketika kita mau memenuhi panggilan Tuhan dalam hidup kita, Tuhan akan menyediakan sumber daya yang kita butuhkan.�
www.majalahpearl.com
sumbangkan kepada orang miskin di Kalkuta dan mampu memberi makan ratusan orang selama setahun penuh. Baginya, penghargaan duniawi hanya penting ketika penghargaan tersebut dapat menolong yang membutuhkan. Kehidupannya menunjukkan bahwa hidup kita lebih dari sekedar hidup untuk diri sendiri. Pada akhirnya, pelayanan bukanlah lagi tentang kekuatan kita, melainkan tentang kekuatan dan kemuliaan-Nya.
http://simplydehonian.com/2012/06/14/come-be-my-light/
#024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
Testimony
Kesaksian Written by: Betsi Melisa Nelwan Designed by: Eunike Santosa
License Some rights reserved by flashcurd
www.majalahpearl.com
Hai, nama saya Melisa, panggil saja Mel. Beberapa tahun yang lalu hubungan saya dengan saudara-saudara ipar agak sedikit terganggu. Kalau diceritakan mungkin akan panjang. Tapi intinya, kami (saya dan suami) merasa mereka agak mencampuri urusan kami. Permasalahan itu sempat membuat saya sakit hati dengan mereka.
Misalnya ketika permasalahan dengan saudara-saudara ipar saya tadi, Kak Febe ngga fokus denga siapa saya sakit hati, dia juga ngga tanya-tanya tentang kronologis kejadian. Dia lebih fokus dengan pertumbuhan rohani saya.
Saat melewati masa-masa itu, saya sering share dengan mentor rohani saya, Kak Febe. Mungkin dia adalah orang yang paling tau isi hati saya dan paling sering jadi tempat saya share segala sakit hati.
Satu nasehatnya yang selalu saya ingat: yg terpenting bukanlah masalah sakit hati yang sedang kita alami, tetapi bagaimana respon kita menghadapi itu dengan tetap taat dan tunduk pada kebenaran.
Beruntungnya, setiap kali saya cerita sesuatu, dia selalu menyampaikan kebenaran. Kadang kebenarankebenaran itu menyakitkan, tapi pada akhirnya saya belajar kalau kebenaran itu memerdekakan dan membentuk kita menjadi serupa dengan Kristus
Jadi saat melewati masa-masa itu, Kak Febe selalu mendorong saya memberi respon yang benar dan berkemenangan melewati itu semua. Dia rindu melihat saya menjadi serupa dengan Kristus :)
Satu hal yang saya kagumi dari Kak Febe, setiap kali saya cerita masalah sakit hati yang saya alami, ngga pernah sekalipun dia “kepo� dan tanya-tanya soal masalah itu..
Menurut saya, itulah yg seharusnya anak Tuhan lakukan saat melayani saudaranya, apapun masalah mereka. Kita perlu hati-hati agak kita tidak care dengan cara kepo, karena keduanya beda tipis. Dari kak Febe saya belajar agar saat melayani orang lain, kita tidak fokus pada masalah tapi terus menabur kebenaran. Saya percaya kebenarankebenaran yang kita tabur itu akan menghasilkan buah pada waktunya. #024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
Kita & mereka _ yang terluka Written by Felisia Devi Designed by Eunike Santosa
www.majalahpearl.com
mungkin selama ini tidak kita tidak kita sadari. Hidup di dunia ini sangat rentan untuk bisa terluka, masing-masing kita pun punya peluang untuk menjadi terluka. Dengan kenyataan ini, berarti kita membutuhkan pertolongan satu sama lain sebagai satu tubuh
License Some rights reserved by Visit St. Pete/Clearwater License Some rights reserved by Visit St. Pete/Clearwater
S
etelah membaca artikel-artikel edisi ini, apakah ada sesuatu pemikiran baru yang akan teman-teman lakukan untuk mereka mereka yang terluka? Karena banyak dari mereka yang sebenarnya ada disekitar kita, tapi
#024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
us ron Moller a h S y b d e eserv me rights r License So Kristus,
1 Samuel 16:7 (NIV)
But the Lord said to Samuel, “Do not consider his appearance or his height, for I have rejected him. The Lord does not look at the things people look at. People look at the outward appearance, but the Lord looks at the heart.�
atau alat Allah buat orang lain yang belum percaya. Kita dapat melakukan sesuatu buat mereka, supaya mereka mengetahui kebenaran yang akan menyembuhkan menyembuhkan dan membebaskan mereka.
Melihat Mereka seperti Tuhan Yesus Melihat Mereka
Melihat mereka yang terluka bukan saja kepada www.majalahpearl.com
apa yang kelihatan secara jasmani saja, tapi lebih kepada hati (1 Sam 16:7). Bukan sekedar memberi penilaian menurut pandangan terbatas atau pengalaman kita saja (menghakimi), tapi dapat melihat dari sudut pandang Allah. Karena jika memposisikan diri kita berada di dalam kondisi mereka, mungkin tanggapan kita belum tentu akan lebih baik dari respon yang mereka lakukan. Seperti saat Yesus
kesembuhan, jangan hanya berfokus menilai latar belakang mereka, kenapa mereka bisa begini dan begitu. Tapi berfokuslah untuk lebih mencari tau apa yang Tuhan mau lakukan dalam hidup seseorang untuk dipakai Tuhan menyatakan pekerjaanpekerjaanNya.
Memahami Mereka yang Terluka dengan Kasih Allah menyembuhkan orang buta yang sejak lahir (Yohanes 9), muridmurid sibuk berpikir kenapa orang itu bisa mengalami buta sejak lahir. Salah orang tuanya kah atau dosa orang buta itu, tapi Tuhan menjawab “Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaanpekerjaan Allah harus dinyatakan dalam dia.� (Yohanes 9:3) Seperti itu juga baiknya kita melihat mereka yang membutuhkan
Kebanyakan dari mereka yang terluka akan lebih sensitif dan cenderung mempunyai respon yang kurang baik, terutama terhadap sesuatu yang berhubungan dengan luka yang sedang mereka alami. Ibarat luka jatuh yang ada di tubuh kita,
bukan karena salah airnya, tapi karena luka itu harus disembuhkan. Begitu juga dengan mereka yang terluka, bukan sepenuhnya salah kita jika kita menemukan mereka yang berespon tidak mengenakan, tapi karena mereka memiliki luka yang sebenaranya harus disembuhkan. Miliki belas kasihan Allah untuk mereka, supaya kita bisa melihat mereka seperti Tuhan melihat mereka. Jadi kita bisa memaklumi respon mereka yang mungkin tidak mengenakan dan juga tidak terpancing untuk membalas dengan melakukan hal yang tidak benar. Tetap lah berespon sesuai kebenaran dan apa yang Roh Kudus
Amsal 24 : 29
Janganlah berkata: “Sebagaimana ia memperlakukan aku, demikian kuperlakukan dia. Aku membalas orang menurut perbuatannya� terkena air saja (yang dalam keadaan tidak luka tidak membuat sakit), akan akan terasa sangat sakit. Hal itu
ingatkan/gerakkan. Misalnya ada orang yang menjawab kita dengan nada jutek, otomatis kalau kita di jutekin
#024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
ya bikin keki, dan pengen jutekin balik, padahal sebenarnya kita tidak mau marah dan firman Tuhan juga bilang untuk kita tidak membalasnya. Belajarlah mengerti dan memahami mereka yang terluka, dan tidak membalaskannya lagi kepada orang tersebut atau orang lain. Jangan kita berespon berdasarkan apa yang orang lain lakukan, beresponlah karena memang kita sudah memutuskan untuk berespon dengan benar apapun yang terjadi. Meredamkan amarah dengan perkataan lembut, karena kita mengerti hati mereka terluka.
Amsal 15:1
Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang pedas membangkitkan amarah.
www.majalahpearl.com
Amsal 16:24
Perkataan yang menyenangkan adalah seperti sarang madu, manis bagi hati dan obat bagi tulang-tulang. Spirit kekecewaan cukup berhenti sampai di kita saja, karena kita mau berespon sesuai apa yang firman Tuhan ajarkan. Mereka yang masih bergumul dan terluka, biasanya karena keputusan mereka untuk tetap terbenam dalam luka itu atau karena mereka tidak mengetahui kebenaran. Doakan mereka membawa supaya mereka mengenal kebenaran supaya dapat disembuhkan dari luka mereka dan di merdekakan hidupnya. Selain kita berdoa dan memberitahu kebenaran itu kepada mereka, kita juga terlebih dahulu menjadi teladan, atau sama-sama belajar bagaimana menghadapi luka.
License Some rights reserved by saccodent #024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
Meet A Sister Megawati Wijaya Design by Veibrine Clarasia
K
ali ini, kita akan mengenal lebih jauh seorang wanita Allah yang ikut berkontribusi menjadikan majalah Pearl enak dibaca. Yes, salah satu editor kita, Megawati Wijaya, kali ini akan berbagi cerita tentang pengalamannya bersama Tuhan dan juga pelayanan di Majalah Pearl. Yuk, kita simak obrolan bareng Ci Mega...
www.majalahpearl.com
#024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
Halo Ci Mega, apa kabar? Pembaca Pearl pengen banget kenalan nih sama Cici. Bisa cerita dikit ga tentang biodata Cici? Saya lahir di Medan 22 Maret 1969 namun dibesarkan di Jakarta. Berasal dari keluarga non Kristen, telah menikah selama 19 tahun dan dianugerahi seorang putera berusia 17 tahun. Saya seorang ibu rumah tangga dan saat ini tinggal di Singapura sejak tahun 2008.
#2
#3
#1
Gimana sih ceritanya Cici bisa ikut melayani di Pearl? Berawal dari saya membaca salah satu buku karangan Grace Suryani, yang mungkin karena masih cetakan awal, saya temukan banyak kesalahan ejaan, tanda baca ataupun susunan kata. Kebetulan saya dan Grace saat itu sedang melayani di Paduan Suara yang sama dan ia meminta saya untuk membantu mengkoreksi kesalahan penulisan di bukunya tersebut sekaligus menawarkan pelayanan menjadi editor di majalah Pearl.
Lalu apa kesan yang didapat selama melayani di Pearl? Pertama-tama, sangat bersyukur kepada Tuhan, dengan kemampuan yang minim saya diberikan kesempatan untuk ikut melayani di majalah Pearl. Saya kagum ada begitu banyak adikadik yang sejak usia muda sudah melayani Tuhan dengan begitu bersemangat melalui bakat, pengalaman rohani dan kesaksian hidup mereka yang dituangkan melalui tulisan, pelayanan sebagai editor, graphic designer dan lain-lain. Seperti pembaca Pearl lain saya mendapatkan begitu banyak berkat dan pencerahan dari tulisan-tulisan yang sangat baik yang disumbangkan oleh penulispenulis muda berbakat yang bertempat tinggal di berbagai negara. Namun sempat juga saya merasa minder karena sebagai yang paling berumur justru yang paling tidak berbakat dan paling sedikit memberikan sumbangsih di majalah Pearl hahaha‌ ď Š www.majalahpearl.com
Selain melayani di Pearl, apa aja sih kesibukan cici? Saya melayani sebagai pengurus di Komisi Wanita GPBB Singapore, anggota Paduan Suara Pasutri dan Paduan Suara Gita Agape (PS. Komisi Wanita) serta membantu di tim Kelompok Kecil GPBB.
#4
#5 Nah, sekarang pertanyaan wajib nih, ci. Gimana ceritanya Cici bisa ketemu Tuhan Yesus secara pribadi? Saya dibaptis di gereja Katholik pada usia 17 tahun, kemudian disidi di GKY Pluit pada usia 26, namun merasakan kerohanian saya benar-benar bertumbuh dan mengalami perubahan hidup pada saat saya pindah ke Singapura 7 tahun yang lalu dimana saya menjadi full time home maker. Saya rasa pertemuan saya dengan Tuhan Yesus secara pribadi semuanya melalui proses.
#6
Setelah kenal Yesus pasti banyak dong pengalaman bersama Tuhan. Bisa share ngga pengalaman apa yang paling berkesan dan bagaimana pengalaman itu membentuk kehidupan rohani Cici? Salah satu dari sekian banyak pengalaman bersama Tuhan adalah menyaksikan bagaimana Roh Kudus bekerja sehingga kakak saya yang tinggal di Jakarta mau ikut katekisasi dan boleh menerima Tuhan Yesus sebagai juru selamat pribadi. Berawal dari sebuah percakapan singkat tentang anugerah keselamatan Tuhan Yesus, pada saat kami pulang ke Jakarta untuk berlibur dua tahun lalu. Ia kemudian bersedia didaftarkan untuk ikut katekisasi di home church kami di Jakarta dan walaupun kami dipisahkan oleh jarak, kami terus berkomunikasi dan memantau perjalanan imannya dimana sempat ia ingin mundur, namun hanya karena anugerah Tuhan semata ia akhirnya boleh dibaptis di awal Desember 2012. #024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
#7
Di dalam Yesus pasti ada perubahan hidup yang Cici rasakan. Ada ngga karakter-karakter Cici yang diproses dan diubahkan sama Tuhan? Ya banyak, salah satunya adalah mengenai kekhawatiran. Dulu saya adalah orang yang amat sangat khawatir akan segala hal terutama yang berhubungan dengan kepentingan anak, namun sekarang apabila menemui kesulitan, mengalami hal-hal yang tidak sesuai dengan yang saya inginkan atau rencanakan, saya tidak akan sepanik dulu, tidak sedih berkepanjangan, tapi saya mencoba melihat dari perspektif yang berbeda serta meyakini bahwa Tuhan punya rencana yang pasti lebih lebih baik yang mana sudah begitu sering terbukti apabila saya kilas balik perjalanan hidup saya. Demikian juga dengan karakter saya yang dahulu mudah putus asa, gampang menyerah/down apabila berada dalam satu pelayanan dengan orang-orang yang punya karakter yang kurang cocok dengan saya, namun sekarang saya tidak gampang men-judge orang lain sebelum mengetahui lebih jauh mengapa orang tersebut bersikap demikian serta menganggap kesempatan untuk bertemu dengan orang-orang tersebut akan semakin melatih kesabaran, tenggang rasa dan membuat saya lebih dewasa.
Terakhir nih, ci, ada ngga nasehat Cici buat para wanita Allah, khususnya para pembaca Pearl? Saya yakin para pembaca Pearl juga sama dengan saya mendapatkan banyak berkat, sukacita, pengenalan akan Tuhan Yesus yang semakin dalam melalui tulisan para penulis majalah Pearl. Teruslah setia menjadi pembaca Pearl supaya kita boleh bertumbuh bersama dalam pengenalan akan Tuhan Yesus serta mempraktekkannya dalam kehidupan kita dan juga alangkah baiknya apabila para pembaca yang memiliki talenta, pengalaman rohani bersama Tuhan Yesus, bisa ikut aktif melayani juga di Majalah Pearl. ď Š
www.majalahpearl.com
#8
http://www.magic4walls.com/wp-content/uploads/2014/02/mood-macro-swatch-times-heart-bokeh-close-up.jpg
Thank you, ci Mega untuk sharing dan juga pelayanannya di Pearl :D
#024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
H
ow to get
connected
Mari saksikan kebaikan Tuhan dalam hidupmu :) kami mengundang teman-teman untuk mengirimkan kesaksian dengan tema “Practicing hospitality”. Sejak menerima Tuhan, apakah adahal-hal baru karakter, kebiasaan hidup) yang Tuhan tanamkan dalam hidupmu? Apa perubahan terbesar yang kamu alami sejak menerima Tuhan Yesus sebagai Juru Selamat yang kekal? Layangkan kesaksianmu ke majalahpearl@gmail.com (kesaksian tidak lebih dari 1halaman kertas A4 please, Thanks!)
e’re looking for Web & Graphic Designer Please help us spread the news :) Currently we are looking graphic designer and website who are willing to use their talents, their time, and their creativity to serve the Lord. So if you are the person or you have any friends who love designing, please introduce this! Please send your sample of artworks to majalahpearl@gmail.com. And please kindly CC to viryani.kho@majalahpearl.com Each designer will design about two or three article maximum. One article is about 2 spread of A4. Which means the total you will be designing is approximately 4-6spread of A4 with the maximum time period 1week. And the website designer will help us to maintain our website :) Let’s inspire others through your design :) And Pearl magazine is free online magazine; we work willingly for God not for the money. To God be the glory :D www.majalahpearl.com
1
Kirim surat pendek berisi saran, kritik, ide atau encouragement (tidak lebih dari 10 kalimat) untuk redaksi Pearl. Suratmu ini nantinya akan dimuat di rubrik “suratpembaca.
on Facebook http://www.facebook.com/majalahpearl on Blogger http://www.majalahpearl.com
2
Kirim kesaksianmu untuk dimuat di rubric “kesaksian.� Khusus untuk rubrik kesaksian ini kami memberikan tema khusus yang berbeda di setiap edisi.
Follow Us!!!
Writers Kami sedang mencari penulis untuk bergabung bersama dengan tim, dengan kriteria-kriteria berikut ini: 1. Cinta Tuhan Yesus sepenuh hati, jiwa, dan raga. 2. Mau berkomitmen dan berdedikasi melayani serta punya visi misi dengan majalah Pearl. 3. Punya kerinduan agar wanita-wanita Indonesia lainnya merasakan kasih Kristus, sama seperti yang telah kita rasakan. 4. Mau menulis berdasarkan iman kristiani dan dengan dasar Alkitab. 5. Menyadari bahwa tidak ada insentif berupa apapun karena upah kita ada di surga dan bayaran telah kita terima di atas kayu salib dan kita sama-sama mau melayani Allah.
3
Have some questions? Kirimkan pertanyaanmu yang akan dijawab oleh beberapa anggota tim redaksi pearl.
Jika ada yang terpanggil, silakan mengirim email kepada kami majalahpearl@gmail.com. Dan dalam email kalian, mohon jelaskan serta cantumkan: * Biodata diri dan foto terbaru. * Bagaimana kalian akhirnya percaya dan terima Tuhan Yesus sebagai Juru Selamat kalian. * Alasan mengapa kalian ingin bergabung dalam tim penulis ini. * Bidang apakah biasa ditulis oleh kalian, serta bagian yang kalian bersedia tulis untuk kontribusi di Pearl? Devotion / single life / marriage life / parenting /social and politics/ economy/ bible reading / book review / pelayanan misi / karunia-karunia / sekolah minggu / musik rohani / peperangan roh / pelayanan ke rumah sakit / perjamuan kudus / karir / etc etc.. * Buat contoh tulisan kalian tentang God’s love dan beberapa referensi tulisan kalian. So, tertarik? Yuukk buruan gabuuunggg! #024 (Oct 2014-Nov 2014) | Walking with THe Wounded
Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis! -Roma 12:15