Indonesia Shipping Times Edisi 12 Juli 2017

Page 1

INDONESIA

SHIPPING TIMES BULETIN INFORMASI PELAYARAN, PELABUHAN DAN LOGISTIK

No 167• Vol IX • Rabu 12

Juli 2017

ANALISA PENGAMAT

MERGER PELAYARAN TAK SEMATA BISNIS, TAPI FAKTOR GEOPOLITIK GLOBAL CHINA DAN EROPA

KEMENHUB APRESIASI OPERATOR DAN MITRA KERJA ANGKUTAN LEBARAN

DJAKARTA LLOYD KUCURKAN DANA 900 MILIAR BUAT TAMBAH DUA KAPAL

PELINDO II KERUK PELABUHAN CIREBON , DRAFT MENJADI 7 METER

STARTUP LOGISTIK THAILAND MAKIN BERJAYA DI ASIA TENGGARA

01


Kemenhub Apresiasi Operator dan Mitra Kerja Angkutan Lebaran 2017 SHIPPINGFORUM.CO.ID

K

EMENTERIAN Perhubungan melalui Keputusan Menteri Nomor 626 Tahun 2017 memberikan Penghargaan pada Angkutan Lebaran Terpadu 2017 (1438 H). Pemberian Penghargaan terbagi dalam tiga kategori yakni pertamaTrophy, Plakat, dan Sertifikat. Seluruh kategori, sebanyak 111 penghargaan yang diberikan langsung oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, di Jakarta, Selasa (11/7/2017). Untuk sektor Perhubungan Laut, sebanyak empat operator memeroleh penghargaan kategori II yakni Plakat atas pemberian pelayanan jasa transportasi secara langsung kepada masyarakat dengan pencapaian hasil yang optimal. Pertama adalah operator pelabuhan pe-

numpang yang menyediakan mudik gratis antar moda, diberikan kepada PT Pelindo IV Cabang Makassar, Sulawesi Selatan. Selanjutnya operator angkutan laut yang mengangkut jumlah penumpang terbanyak yakni sebanyak 250.782 dan rata-rata penumpang naik terbesar pertama dengan jumlah 742 orang dan menggunakan 41 kapal, diberikan kepada PT Pelni. Penghargaan selanjutnya pada PT Baruna Jaya yang berhasil mengangkut 77.685. Terakhir diberikan kepada PT Dharma Lautan Utama yang berhasil mengangkut penumpang dengan rata-rata naik terbesar kedua dengan jumlah 313 orang dan mengoperasikan 13 kapal. Selain kategori II, sebanyak lima operator BUMN menerima penghagaan kategori III yakni PT Pelindo I, II, III, dan IV serta PT Pelni dan DPP INSA sebagai Mitra Kerja. Lancar dan Aman Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Pudji Hartanto yang sekaligus Koordinator Angkutan Lebaran (angleb) “Mudik Bareng Guyub Rukun” menyebutkan pada masa periode angleb berjalan lancar. “Alhamdulillah situasi KAMSELTIBCAR LANTAS aman dan lancar, angka kecelakaan lalu lintas turun 30,4% dan kemacetan tidak terjadi stuck/ berhenti lama,” katanya. Menurutnya, berkat koordinasi, kerja sama operasional yang sangat baik antar instansi dan pihak terkait maka digelar pemberian penghargaan dan apresiasi, dengan harapan semoga penyelenggaraan angleb tahun-tahun mendatang dapat lebih baik lagi. Penghargaan diberikan Menteri perhubungan Budi Karya Sumadi kepada para pejabat dan pemangku kepentingan terkait yang telah secara maksimal memberikan dukungan atas pelaksanaan penyelenggaraan angleb tahun. “Penghargaan diberikan kepada 111 Kementerian/ Lembaga, Perusahaan BUMN dan swasta serta mitra kerja,” tuturnya.*** BERITATRANS.COM |NAOMY

penerbit: PT INDONESIA KREASI MEDIA » PeNYUNTING: Karnali Faisal » Tata letak: Givan J Setiawan » penyelaras naskah: Karnali Faisal, Agus Abdu Roza, Salsabila Miftahuzahra » Sirkulasi: Agus Abdu Roza » keuangan: Abdul Manaf ZA » Sekretaris Redaksi/Iklan: Mulke Choerunisa » Alamat Redaksi/ Sirkulasi: Jl Raya Enggano No 91 Tanjung Priok Jakarta Utara » Telp: 021-43924419, 021-4303083» FAKS: 021-43924419» contact person: Karnali Faisal HP 081289258955, WA 08128444457 » Email: karnali.faisal@gmail.com » Website: shippingforum.co.id

02

Rabu, 12 Juli 2017

INDONESIA SHIPPING TIMES


Hingga, Awal Juli Sebanyak 22.279 Kapal Ikan Terdaftar di Kemenhub

S

EBAGAIMANA diatur dalam UndangUndang Pelayaran Nomor 17 Tahun 2008, setiap kapal dengan tonase kotor sekurangkurangnya GT 7 (7 Gross Tonnage) dapat didaftarkan di Indonesia oleh pemilik kepada Pejabat Pendaftar dan Pencatat Balik Nama Kapal yang ditetapkan oleh Menteri Perhubungan. Pendaftaran kapal menjadi wajib dilakukan oleh pemilik kapal ketika kapal tersebut akan digunakan untuk berlayar di laut, termasuk untuk 3 (tiga) jenis kapal yang tertuang dalam Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor : PK.201/1/6/DJPL-16 tentang Pembagian Jenis dan Tipe Kapal serta Pembagian Kode, yaitu Kapal Barang, Kapal Penumpang, dan Kapal Penangkap Ikan. Hingga 11 Juli 2017, kapal penangkap ikan yang sudah terdaftar dalam data base pendaftaran kapal berjumlah sebanyak 22.279 unit dengan total GT 1.739.940. Namun masih banyak ditemukan para nelayan pemilik kapal yang sulit mendaftar kapal secara online. Untuk itulah Kementerian Perhubungan cq. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut melalui Direktorat Perkapalan dan Kepelautan memfasilitasi para nelayan khususnya yang berada di wilayah Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan untuk membuat dokumen pendaftaran kapal. Kegiatan ini berlangsung di Kantor Kesyahbandaran Utama Makassar (11/72017), yang merupakan salah satu lokasi pendaftaran kapal paling dekat dengan wilayah Kabupaten Sinjai. Sementara itu, Direktur Jenderal Perhubungan Laut, A. Tonny Budiono mengungkapkan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk membantu proses percepatan pendaftaran kapal penangkap ikan secara online khususnya di wilayah Kabupaten Sinjai. “Banyak nelayan selaku pemilik kapal penangkap maupun pengangkut ikan yang belum bisa menyelesaikan proses pendaftaran kapal yang sudah berjalan secara online karena masih banyak masyarakat di sana yang kurang memahami sistem teknologi informasi dan karena itulah kami menurunkan tim untuk membantu para nelayan tersebut,” ujar Tonny dalam keterangan tertulis, Selasa (11/7/2017).

INDONESIA SHIPPING TIMES

Dengan adanya kegiatan seperti ini, lanjut Tonny, sebanyak 59 Gros Akta Pendaftaran Kapal atau salinan resmi dari akta asli, sudah dapat diselesaikan oleh Tim Percepatan Penyelesaian Dokumen Pendaftaran Kapal secara Online yang dibentuk oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan yang dibantu oleh Kepala Bidang Status Hukum Kapal beserta petugas operator pendaftaran kapal dari Kantor Kesyahbandaran Utama Makassar dalam waktu 2 (dua) hari. “Dalam 2 hari mulai dari proses verifikasi, penyusunan narasi akta, pencetakan minut akta pendaftaran, grosse akta pendaftaran dan daftar induk kapal hingga penjilidan (jahit akta) diperoleh 59 Grosse Akta Pendaftaran,” jelas Tonny. Adapun pelaksanaan kegiatan penerbitan dokumen pendaftaran kapal ini dihadiri oleh perwakilan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Ketua DPRD beserta Anggota DPRD Kabupaten Sinjai khususnya Komisi II yang membidangi Perizinan, Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Sinjai serta lebih dari 30 orang perwakilan dari masyarakat pemilik kapal dan para nelayan dari wilayah Kabupaten Sinjai. Sebagai informasi, saat ini pendaftaran kapal dapat dilakukan di kantor pelayanan satu atap Kementerian Perhubungan di Jakarta maupun di 51 lokasi pelabuhan sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 39 Tahun 2017 tentang Pendaftaran dan Kebangsaan Kapal. Lokasi-lokasi pelabuhan tersebut antara lain Ambon, Bagansiapi-api, Balikpapan, Banjarmasin, Banten, Batam, Belawan, Bengkulu/Pulau Baai, Benoa, Bitung, Cilacap, Cirebon, Dobo, Dumai, Gorontalo, Jambi/Talang Dukuh, Bulukumba, Jayapura, Kendari, Kupang/Tenau. Kemudian Pelabuhan Larantuka, Lembar, Lhokseumawe, Luwuk, Makassar, Manado, Manokwari, Maumere, Palembang, Panjang, Pantoloan/Donggala, Pekanbaru, Batang, Pontianak, Sabang, Samarinda, Sampit, Saumlaki, Sibolga, Sorong, Teluk Bayur, Ternate, Tanjung Emas, Tanjung Perak, Tanjung Priok, Tanjung Pinang, Tanjung Wangi/Meneng, Tual, Tarakan, dan Biringkasi.*** DETIK.COM | FADHLY F RACHMAN Rabu, 12 Juli 2017

03


Kemenhub Instruksikan Pelindo Beri Keringanan Tarif Layanan Kapal Pesiar KOMPAS.COM

K

EMENTERIAN Perhubungan melalui Ditjen Perhubungan Laut untuk mendukung pertumbuhan pariwisatanya, memberikan keringanan untuk tarif jasa kepelabuhan untuk kapal yacht, super yacht dan kapal cruise. Menurut Direktur Jenderal Perhubungan Laut, A. Tonny Budiono, melalui siaran persnya, Jakarta, Selasa (11/7/2017) bahwa sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendatangkan devisa untuk negara sehingga harus didukung oleh semua pihak termasuk Kementerian Perhubungan dalam hal kemudahan sarana dan prasarana transportasi khususnya transportasi laut. Ia mengatakan, bahwa keberadaan kapalkapal wisata tentunya dapat mendukung dan meningkatkan sektor pariwisata Indonesia dan pihaknya telah mengeluarkan surat pemberian keringanan (diskon reduksi) tarif jasa kepelabuhanan bagi kapal Yacht, Kapal Super Yacht dan Kapal Cruise No: PP 002/5/14/ DJPL-17 pada tanggal 24 Mei 2017 yang ditujukan kepada para Direktur Utama PT. Pelabuhan Indonesia I s.d IV (persero). “Hal ini dilakukan untuk menarik kapal-kapal pesiar agar bersandar di Indonesia dan tentunya dapat bersaing dengan pelabuhan-pelabuhan di negara tetangga khususnya negara ASEAN,” sambung Tonny. Kepada PT. Pelindo I s.d. IV, Dirjen Tonny me-

04

Rabu, 12 Juli 2017

minta untuk memberikan keringanan tarif jasa kepelabuhanan terhadap kapal-kapal yacht, super yacht, dan cruise yang bersandar di pelabuhan yang dikelola oleh PT. Pelindo. Pemberian keringanan itu, kata Tonny sesuai dengan Peraturan Menteri (PM) No. 6 Tahun 2013 tentang Jenis, Struktur, dan Golongan Tarif Jasa Kepelabuhanan bahwa pemberian keringanan (diskon/reduksi), tarif diferensiasi, tarif progresif, tarif reward, dan penalti, diberikan oleh Badan Usaha Pelabuhan Secara Langsung. Dengan demikian, Dirjen Tonny juga berharap agar kedepannya sektor pariwisata dapat terus berkembang pesat untuk menunjang perekonomian negara. Ia pun juga menegaskan agar kendati diberikan keringanan (diskon reduksi) tarif jasa kepelabuhanan, keselamatan pelayaran juga harus diutamakan tanpa kompromi. “Jadi disamping pemberian keringanan tarif jasa kepelabuhanan untuk kapal Yacht, Super Yacht dan Cruise, kami tetap mengingatkan agar keselamatan pelayaran untuk diutamakan tanpa kompromi. Saya meminta jajaran Ditjen Perhubungan Laut untuk bekerja profesional dan disiplin agar pelayanan kapal wisata di pelabuhan dapat berjalan dengan baik dan lancar,” pungkas Tonny.*** INDUSTRY.CO.ID | CHODIJAH FEBRIYANI

INDONESIA SHIPPING TIMES


P

Biaya Sandar Di-discount, Kapal Cruise di Benoa Melonjak 34%

ELABUHAN Benoa di Denpasar, Bali Selatan mengalami kenaikan jumlah kunjungan kapal pesiar atau cruise ship yang mengangkut wisatawan mancanegara (wisman). Namun, itu pun masih jauh dari apa yang diproyeksi dan diharapkan bersandar oleh Kemenpar RI. Untuk lebih memantapkan jumlah kunjungan, berbagai permasalahan tentang bersandarnya kapal cruise di Indonesia satu persatu diurai oleh Kementerian Pariwisata, termasuk biaya sandar. Berbekal Indonesia Incorporated, sinergi bersama untuk menyelesaikan berbagai permasalahan tentang bersandarnya kapal cruise. “Syukur Alhamdulliah, sudah ada surat edaran dari Perhubungan Laut tentang discount biaya pelabuhan untuk cruise ship dan yacht,” kata Ketua Tim Percepatan Pengembangan Wisata Bahari Kemenpar Indroyono Soesilo. Pelabuhan Benoa berada di peringkat pertama dalam hal jumlah kunjungan kapal pesiar atau cruise mancanegara disusul oleh Pelabuhan Lembar, Nusa Tenggara Barat dan Pelabuhan Tanjung Mas Semarang. “Jumlah kunjungan kapal pesiar ke Pelabuhan Benoa, Denpasar sepanjang semester I/2017 mengalami kenaikan sebesar 34% jika dibandingkan dengan periode sama tahun 2016. Total kapal pesiar yang bersandar di pelabuhan terbesar di Bali ini sebanyak 38 unit, sedangkan pada periode sama tahun lalu 25 unit. Kunjungan kapal pesiar itu paling banyak pada Februari dan Maret, masing-masing sebanyak 10 unit kapal pesiar,” kata General Manager Pelindo III Benoa, Ardhy Wahyu Basuki. Kenaikan jumlah kapal pesiar itu juga berdampak positif terhadap peningkatan penumpang. Tercatat sebanyak 32.200 orang wisatawan mancanegara yang menggunakan cruise di Pelabuhan Benoa, dan sebanyak 32.052 penumpang turun. Jumlah penumpang yang turun tersebut meningkat 28% jika dibandingkan enam bulan pertama tahun lalu hanya 23.056

INDONESIA SHIPPING TIMES

orang penumpang turun. Ardhy menambahkan, sebagai operator pelabuhan Benoa, perbaikan infrastruktur di pelabuhan ini juga terus dilakukan untuk semakin meningkatkan pelayanan terhadap cruise yang datang, salah satu dengan melakukan penambahan panjang Dermaga Timur yang awalnya 290 meter menjadi 340 meter. Juga rencana perluasan terminal penumpang internasional dengan luas total 4887 m2 sedangkan peruntukan luas area kedatangan 1000 m2, luas area keberangkatan 1238 m2 dan luas area bagasi/koper 750 m2. “Dengan penambahan panjang dermaga ini, pelabuhan ini menerima kedatangan kapal cruise yang besar dan panjang, tercatat kapal pesiar Norwegian Star menjadi kapal terpanjang yang bersandar di sini, yakni mencapai 295 meter,” lanjutnya. Kadisparda Bali Anak Agung Gede Yuniartha Putra mengharapkan jumlah kunjungan kapal pesiar di Benoa dapat terus meningkat untuk membantu mencapai target kunjungan wisman 5,5 juta pada tahun ini. “Penambahan fasilitas dan meningkatkan layanan terutama soal air bersih, pengolahan sampah, sampai fasilitas di terminal sehingga kapal-kapal cruise tidak pindah sandar ke negara tetangga,” ungkapnya. Kabar gembira ini langsung disamhut baik Menpar Arief Yahya. “Problem solved, dua masalah kelar tentang hidografi dan kali ini soal tarif pelabuhan untuk Yacht, Super Yacht dan Cruise Ship. Berarti, kini tinggal dua issue lagi yaitu tentang perpajakan dan High Cost Economy,” kata Menpar Arief Yahya. Masalah tarif, Menpar Arief Yahya paparkan data benchmark biaya sandar yang 10-15 persen lebih mahal daripada Singapore, Malaysia dan Hongkong. Inilah critical yang harus segera diselesaikan. “Regulasi penurunan tarif sudah keluar, bisa diadu dengan Singapura. Tinggal kita pantau di Pelindo I, II, III, IV,” pungkasnya. *** BALIPOST.COM Rabu, 12 Juli 2017

05


Bulan Depan Pelindo II Keruk Pelabuhan Cirebon, Draft Jadi 7 Meter CIREBONPORT.CO.ID

K

EDALAMAN alur pelayaran Pelabuhan Cirebon dipastikan dikeruk mencapai 7 meter pada bulan Agustus 2017, karena anggaran utuk itu juga sudah disiapkan oleh PT Pelindo II. Setelah pengerukan, Pelabuhan yang ada di kota Cirebon ini juga didorong untuk dapat melakukan kegiatan kontainerisasi, mengingat fasilitas pendukungnya sangat menunjang. “Lapangan penumpukan sudah siap, kedalaman alurnya dikeruk, kargonya juga cukup besar, jadi tinggal realisasi saja,” kata Direktur Komunikasi dan Pengembangan Usaha PT Pelindo II, Saptono Rahayu Irianto, beberapa waktu lalu. Sementara itu, Direktur Operasi PT Pelindo II Prasetyadi menyatakan, dalam rangka transhipment Jakarta, perseroan mendorong pengiriman kontainer dari berbagai pelabuhan di wilayah pelindo II, termasuk Cirebon bisa melalui pelabuhan Priok, menggunakan kapal besar. “Saat ini sudah ada direct call JakartaAmerika, nanti menyusul Priok-Eropa. Diharapkan program ini dapat dimanfaatkan oleh eksportir-importir, karena ongkosnya pasti lebih murah dibandingkan lewat Singapura,” katanya, Selasa (11/7).

06

Rabu, 12 Juli 2017

Prasetyadi juga membenarkan, bahwa pelabuhan Cirebon akan dikeruk untuk kedalaman 7 meter. “Kami juga sedang menjajaki pelayaran yang ingin membuka rute Cirebon-Tanjung Priok. Potensi muatannya cukup besar, selama ini menggunakan truk,” ujarnya. Rencana Induk Pelabuhan Sebelumnya, dalam kunjungan ke Pelabuhan Cirebon pada H+3 Lebaran lalu, Menteri Perhubungan RI, Budi Karya Sumadi meminta Pelindo II segera agar pengerukan pelabuhan. Menhub menegaskan Pelindo II tidak bertanya Rencana Induk Pelabuhan (RIP) kalau persoalan pengerukan belum dilakukan. Menurut Menhub, Pelabuhan Cirebon merupakan pelabuhan alrernatif untuk pengangkutan barang-barang non kontainer, seperti potensi batu bara, pakan ternak dan curah maupun padat. Dikatakannya, hingga saat ini terdapat masalah RIP yang sejak setahun lalu telah diproses tinggal menunggu penandatanganan Menteri Perhubungan. Ia mengungkapkan, melihat kondisi saat ini pelabuhan yang hanya memiliki kedalaman hanya 4 meter maka dari itu Pelindo II diharapkan untuk konsisten dalam menjalankan pengelolaan pelabuhan itu. “Jangan minta RIP dulu tapi bisnis yang sekarang tidak dilakukan. Harus segera lakukan pengerukan,” tandasnya.*** OCEANWEEK.CO.ID | FAJARNEWS.COM

INDONESIA SHIPPING TIMES


Ekonomi Lesu, Kinerja Pelabuhan Banjarmasin Tetap Alami Peningkatan BISNIS.COM

MAJALAHDERMAGA.CO.ID

M

ESKIPUN kondisi perekonomian Kalimantan Selatan terlihat lesu, namun tidak dengan Pelabuhan Banjarmasin yang terus melakukan pembenahan dan mengantisipasi lonjakan arus kedatangan petikemas. Dari data yang dihimpun, arus bongkar muat petikemas Pelabuhan Banjarmasin pada semester pertama tahun 2017 mengalami kenaikan sebesar 0,14 persen atau mencapai 202.676 TEUs dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2016 yang mencapai 202.385 TEUs. Namun jika dilihat dari jumlah boks petikemas pada semester pertama tahun 2017 mencapai 176.704 boks atau mengalami penurunan sebesar 0,9 persen jika dibandingkan dengan semester pertama tahun 2016 yang mencapai 178.302 boks. Rata-rata arus petikemas sebanyak 30 ribu TEUs dalam setiap bulannya dipengaruhi oleh kinerja peralatan bongkar muat yang mencapai 25 B/C/H (Box Crane Per Hour) dari target penetapan yaitu 23 B/C/H. Artinya, semakin tinggi

INDONESIA SHIPPING TIMES

kinerja Quay Crane, maka semakin tinggi jumlah petikemas yang dapat dibongkar/muat. Dalam hal Box Ship Per Hour/BSH, kinerja Pelabuhan Banjarmasin mencapai 26.8 B/S/H. Pencapaian tersebut diatas target KPI (Key Performance Indicator) serta RKAP 2017 yang hanya 25 B/S/H. Hal ini memberikan gambaran bahwa semakin tinggi kualitas bongkar muat petikemas oleh satu crane pada sebuah kapal maka makin tinggi pula kualitas pelayanan kapal yang dilayani dan diberikan pada pengguna jasa. “Dulu untuk melakukan kegiatan bongkar satu kapal membutuhkan waktu hingga 14 jam, namun dengan kemampuan sekarang yang mencapai 25 boks per jam bisa berkurang hingga 10 jam per kapal,� ujar Fariz Hariyoso selaku General Manager Pelindo III Banjarmasin. Selain itu dengan memiliki area penumpukan seluas 8 hektar, Pelabuhan Banjarmasin mampu menampung sekitar 167 ribu petikemas.*** MAJALAHDERMAGA.CO.ID | HAMID Rabu, 12 Juli 2017

07


Dibanding Negara Asing, Pelayaran Nasional Masih tertinggal OCEANWEEK.CO.ID

I

NDONESIA National Shipowners Association atau Asosiasi Perusahaan Pelayaran Nasional menyatakan sektor pelayaran di Indonesia masih tertinggal jika dibandingkan negara asing. “Ketertinggalan itu mulai dari pangsa pasar, jumlah armada, hingga modernisasi kapal,” kata Ketua INSA DPC Semarang Ridwan di Semarang, Selasa 11 Juli 2017. Menurut dia, dibandingkan dari sisi frekuensi kedatangannya, kapal asing lebih teratur dalam penjadwalannya dibandingkan kapal dalam negeri. Selain itu, yang menjadikan kapal Indonesia masih kalah saing adalah kontribusi kapal Indonesia untuk pengangkutan barang secara internasional masih kecil. Ridwan mengatakan berdasarkan data dari INSA, pada tahun 2016 ada sekitar 6 juta kapal kontainer yang mengangkut barang ke seluruh penjuru dunia. Dari total tersebut, kapal dari Indonesia hanya berkontribusi sebesar 6 persen. Ia menilai kondisi tersebut menjadi tantangan bagi Indonesia untuk meningkatkan kemampuan dan menggali potensi yang ada.

08

Rabu, 12 Juli 2017

“Kalau dari sisi potensinya sangat besar. Selama ini banyak produk dari Indonesia yang pangsa pasarnya negara asing, seperti tekstil, garmen, hingga sepatu,” katanya. Sedangkan dari sisi impor, industri dalam negeri juga masih sangat bergantung dengan bahan baku dari luar negeri. Oleh karena itu, aktivitas impor masih cukup tinggi. Mengenai pelayaran dalam negeri, masih ada perlindungan bagi kapal pelayaran dalam negeri melalui asal cabotage. “Melalui asas ini artinya kapal asing tidak bisa melayani pengiriman barang antar pulau di dalam kawasan Indonesia. Ini keuntungan bagi pelayaran dalam negeri,” katanya. Meski demikian, dari sisi internasional, dikatakannya, pelayaran Indonesia harus meningkatkan daya saing. Terkait hal itu, pihaknya berupaya mendorong pemerintah untuk bersama-sama mengatasi hal ini. “Tujuannya agar sektor pelayaran kita bisa bersaing di kancah internasional,” pungkas dia.*** ANTARANEWS.COM | METROTVNEWS.COM

INDONESIA SHIPPING TIMES


Djakarta Lloyd Kucurkan Dana Rp900 Miliar Tambah Dua Kapal BUMN.GO.ID

P

ERUSAHAAN pelayaran milik negara PT Djakarta Llyod (Persero) bakal menambah armada berupa dua kapal kargo kelas handymax dan 12 kapal tunda mulai tahun ini secara bertahap guna menopang ekspansi usaha. Direktur Utama Djakarta Lloyd, Suyoto, mengatakan perseroan membutuhkan pendanaan hingga Rp900 miliar untuk menambah armada. Dia menjelaskan, kapal kargo yang bakal dibeli diharapkan bisa didatangkan pada akhir Juli 2017 atau di awal Agustus 2017. “Kapasitasnya 50.000 DWT, jadi kami akan punya 4 kapal handymax,� ujarnya kepada Bisnis.com Selasa (11/7/2017). Suyoto menerangkan Djakarta Lloyd juga bakal membeli dua kapal tunda baru dan memesan sepuluh kapal tunda ke perusahaan galangan kapal nasional. Kapal-kapal tersebut bakal digunakan untuk mengerjakan kontrak yang bakal diperoleh perseroan dari PT Pelindo III (Persero). Menurut Suyoto, kontrak dari Pelindo III berdurasi 15 tahun dan bakal dimulai tahun ini. Adapun, naskah perjanjian kontrak telah disu-

INDONESIA SHIPPING TIMES

sun dan tinggal dilakukan teken kontrak perjanjian antara kedua belah pihak. Sebelum teken, perseroan dan Pelindo III bakal melakukan memeriksa kapal tunda yang bakal dibeli dari Korea Selatan. Nilai pembelian kapal per unit mencapai Rp65 miliar. Guna mendanai ekspansi, Djakarta Lloyd tengah melakukan negosiasi dengan calon kreditor antara lain PT Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia atau Indonesia Eximbank. Suyoto menyebut, perseroan menjajaki pinjaman sekitar Rp700 miliar hingga Rp800 miliar. Pinjaman tersebut dimungkinkan karena perusahaan pelayaran yang hampir ditutup karena terbelit utang ini telah mendapat penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp350 miliar dua tahun lalu. Untuk diketahui, Djakarta Lloyd telah menuntaskan restrukturisasi utang sebesar Rp1,5 triliun kepada para kreditor lewat skema konversi saham. Di samping itu, perseroan juga telah melakukan rasionalisasi jumlah karyawan dan penyelesaian utang pajak sebesar Rp100 miliar lewat program amnesti pajak.*** BISNIS.COM | RIVKI MAULANA Rabu, 12 Juli 2017

09


Waduh, Pelabuhan Dibiayai APBN Rp121 Miliar Terbengkalai di Kepri VIVA.CO.ID

P

ROYEK pembangunan Pelabuhan Dompak di Tanjungpinang, Kepulauan Riau, tampak terbengkalai. Pembangunan belum rampung, tetapi sudah banyak bagian yang rusak. Plafonnya rontok, kaca-kaca pecah, jembatan dermaga ambruk, dan lain-lain. Proyek pelabuhan itu dibiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) senilai Rp121 miliar melalui anggaran Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan. Dikerjakan dalam enam tahap pembangunan sejak 2010. Menurut Kepala Polres Tanjungpinang, Ajun Komisaris Besar Polisi Ardyanto Tedjo Baskoro, pemeriksaan Haryadi masih bersifat klarifikasi dan pemeriksaan dokumen proyek.

10

Rabu, 12 Juli 2017

Polisi juga memeriksa beberapa pihak yang berhubungan dengan proyek itu. “Kita telah memanggil sejumlah pihak terkait penyelidikan awal dugaan tindak pidana korupsi pembangunan proyek Pelabuhan Dompak yang telah terbengkalai dan mengalami kerusakan parah,� kata Ardyanto pada Selasa, 11 Juli 2017. Tim penyidik tindak pidana korupsi Polres Tanjungpinang mengaku harus kerja keras mengungkap dugaan korupsi pelabuhan itu karena hingga kini proyek belum pampung. Pelabuhan Dompak direncanakan sebagai pelabuhan kapal penumpang.*** VIVA.CO.ID | MOH ARIEF HIDAYAT

INDONESIA SHIPPING TIMES


T

Startup Logistik Thailand Makin Berjaya di Asia Tenggara

HAILAND boleh dikata rajanya startup logistik Asia Tenggara. Di Indonesia saja, beberapa perusahaan logistik asal Negeri Gajah Putih ini mulai menancapkan kukunya meski baru seumur jagung. Ambil contoh Deliveree. Startup ini masuk ke Indonesia pada September 2015, tak lama setelah resmi beroperasi di Bangkok pada Maret tahun yang sama. Tak lama kemudian aCommerce ikut masuk. Hanya dalam kurun waktu satu tahun saja Indonesia langsung menjadi wilayah operasi regional terbesar aCommerce melewati pertumbuhan di Thailand yang notabene negara asalnya. Itu belum termasuk nama-nama lain yang sudah punya pasar besar di negerinya sendiri. Sebut saja Giztix dan Skootar. Dikutip dari Bangkok Post, Giztix, Skootar dan aCommerce bahkan masuk dalam jajaran 10 besar startup terbaik Thailand. Ada sejumlah faktor yang membuat startup logistik disana berkembang pesat. Pertama adalah posisi geografis yang ideal. Ketua Umum Asean Federation Forwarders Associations (AFFA) Yukki Nugrahawan Hanafi mengatakan, pelaku industri logistik disana diuntungkan karena berbatasan dengan Vietnam, Laos, Kamboja dan Myanmar. Kedua, regulasi pemerintah Thailand amat bersahabat bagi usaha rintisan. Salah satunya adalah regulasi yang memudahkan untuk kegiatan ekspor-impor yang didukung dengan pengawasan yang baik. Dukungan pemerintah tersebut menjadikan iklim usaha disana kondusif dan membuat startup logistik negara tersebut percaya diri untuk berekspansi. “Mereka bahkan ingin menjadi hub untuk produk-produk halal, bersaing dengan Malaysia. Padahal [populasi] muslim terbesar ada di Indonesia,� kata Yukki, Selasa (11/7/2017). Pemerintah setempat juga rutin menggelar event dan kompetisi startup untuk mencari bibitbibit baru. Contohnya adalah Startup Thailand 2017 Scale up Asia yang dihelat Juli ini. Event ini digagas oleh Kementerian Sains dan Teknologi Thailand.

INDONESIA SHIPPING TIMES

Ketiga, pendanaan yang berlimpah. Tahun lalu, Asosiasi Modal Ventura Thailand menyuntik dana usaha sebesar USD570 juta. Tahun ini, CVC Capital Partners Thailand berencana memberikan dana investasi untuk startup senilai USD250 juta. Selain itu, berdasarkan data Tech in Asia, nilai median dari kesepakatan pendanaan di ekosistem startup Thailand terus meningkat dari USD60.000 pada 2012 menjadi USD1,1 juta pada 2016. Jika diurutkan berdasarkan sektor usaha, startup logistik dan transportasi di negara monarki tersebut menduduki peringkat 4 dalam perolehan pendanaan sepanjang 2016. Hanya kalah dari sektor e-commerce, food tech dan fintech. Contoh nyata betapa besarnya pengaruh modal dalam ekspansi bisnis startup adalah Deliveree dan aCommerce. Saat masuk ke Indonesia, Deliveree disokong oleh dua investor besar yakni Inspire Ventures dan Ardent Capital. Deliveree mendapat kucuran dana sebanyak $2 juta atau sekitar Rp26 miliar. Demikian pula dengan aCommerce. Mereka berhasil mendapatkan dana dari salah satu putaran pendanaan seri A terbesar di Asia Tenggara dan mampu meraih value sebesar $24 miliar pada 2015. Tahun lalu, mereka lagi-lagi meraup dana seri B senilai $10 juta. Gelontoran dana tersebut menjadikan aCommerce sebagai startup logistik dengan pendanaan terbesar di Asia Tenggara. Wajar jika kemudian mereka mampu menggaet mitra retail raksasa seperti MatahariMall, PT Mitra Adiperkasa (MAP) dan L’Oreal. Geliat startup negeri jiran tersebut seharusnya menjadi perhatian pemerintah dan pelaku industri logistik Tanah Air. Apalagi Indonesia disebut-sebut sebagai pasar terbesar e-commerce Asia Tenggara. Bak dua sisi mata uang, e-commerce dan logistik adalah dua industri yang tak bisa dipisahkan. Namun bila diam saja, kelak Indonesia hanya menjadi pasar bagi perusahaan logistik asing.*** BISNIS.COM | ABDUL RAHMAN

Rabu, 12 Juli 2017

11


Merger Pelayaran Tak Semata Bisnis, Tapi Faktor Geopolitik China Eropa

B

AGAIMANA masa depan industri pelayaran internasional? Apakah konsolidasi dalam bentuk merger atau akuisisi akan terus berlanjut? Lalu, perusahaan mana saja yang akan tetap survive di tahun 2020? Semua pertanyaan itu relevan dikemukakan. Bahkan dunia logistik punya jawaban yang seru atau mungkin juga terdengar lucu: hanya Tuhan yang tahu. Memang tidak ada yang benar-benar tahu, tapi jika kita menganalisa fenomena saat ini, sedikitnya ada tiga ‘fakta’ yang bisa dijadikan acuan untuk meramalkan masa depan industri pelayaran internasional. Toh, ketiga ‘fakta’ ini pun tetap menyisakan satu kemungkinan lain yang unpredictable alias sulit diprediksi. 1. Konsolidasi merupakan sebuah kebutuhan Hampir semua bisnis di rantai logistik saat ini mengalami kesulitan sebagai dampak konsolidasi yang dilakukan sejumlah perusahaan pelayaran. Menurunnya frekuensi pelayaran hingga berkurangnya call di pelabuhan-pelabuhan yang selama ini rutin dilakukan. Hal ini tidak terlepas dari semakin meningkatnya ukuran kapal yang membutuhan muatan lebih besar. Apalagi di tahun-tahun mendatang, jumlah kapal raksasa akan semakin banyak beroperasi. Konsekuensinya, kapal-kapal yang berukuran lebih kecil harus pensiun lebih dini atau hanya melayani jalur-jalur interinsuler. Pada gilirannya, ukuran kapal yang makin besar mempercepat konsolidasi di antara industri pelayaran. Di tahun 2020, diperkirakan hanya akan ada 6 operator pelayaran global. 2. Ekspansi COSCO Terus Berlanjut Ekspansi COSCO menjadi fenomena luar biasa. Di peringkat ke-6 terbesar dua tahun lalu, sekarang menjadi ke-4 terbesar dan akan jadi yang ke-3 pelayaran terbesar di dunia pasca mengakuisisi anak usaha OOCL. Diperkirakan, perusahaan pelayaran BUMN China ini akan terus berekspansi dengan mengakuisisi terminal dan perusahaan logistik China lainnya di seluruh dunia. Ekspansi ini bukan semata faktor bisnis, tapi juga geopolitik. China tidak hanya ingin mengamankan rantai pasok logistik dari hulu ke hilir tapi juga untuk memperkuat kehadiran angkatan lautnya 3. Persaingan Semakin Sengit di Uni Eropa Uni Eropa juga melakukan konsolidasi perusahaan pelayaran mereka. Ini diawali dari pemben-

12

Rabu, 12 Juli 2017

tukan aliansi yang dilakukan Maersk dan Hamburg Sud. Bukan satu hal yang tidak mungkin, dari sini konsolidasi akan terus berlanjut antara Maersk, MSC, dan CMA CGM. Uni Eropa sendiri diperkirakan menyetujui langkah konsolidasi tersebut. Persoalan justeru muncul dari China yang diperkirakan kurang setuju karena persaingan angkutan kontainer akan semakin ketat. Selain itu, faktor kekhawatiran Uni Eropa akan menguasai industri pelayaran yang dianggap kurang menguntungkan secara geopolitik. Di sisi lain, langkah Uni Eropa menyetujui konsolidasi tersebut bisai dianggap sebagai upaya membendung ekspansi perusahaan pelayaran China semisal COSCO yang mungkin saja mengambil alih perusahaan pelayaran Eropa. Yang menarik, selain giat berekspansi di luar, COSCO juga diperkirakan akan mempercepat akuisisi perusahaan-perusahaan pelayaran di negaranyaseperti OOCL, Evergreen, Yang Ming. Ini juga tak terlepas dari antisipasi perusahaan-perusahaan pelayaran Eropa mengakuisisi perusahaan pelayaran tersebut. Bagi COSCO, jika berhasil menguasasi OOCL dan Evergreen serta 25% saham CMA CGM, sudah dipastikan akan menjadi perusahaan pelayaran terbesar di dunia. Tidak hanya itu, meski minoritas di CMA CGM, secara de facto COSCO bakal menguasai Terminal Link, operator terminal yang sahamnya dimiliki 51% CMA CGM dan 49% China Merchants Holding. Karena sangat mungkin COSCO dan China Merchants Holding juga melakukan merger. Pertanyaannya, maukah CMA CGM melepas sahamnya kepada COSCO? Alhasil, sekarang ini kuncinya ada di CMA CGM. Jika pemerintah Prancis melakukan aksi proteksi dengan memborong saham CMA CGM karena menganggap perusahaan pelayaran tersebut sebagai aset bisnis strategis dan selanjutnya melakukan konsolidasi dengan Jerman, maka kita akan melihat peta kekuatan baru dalam industri pelayaran Eropa. Poros Prancis-Jerman bisa dianggap sebagai upaya menghalau ekspansi China dan sekaligus inisiasi terbentuknya aliansi penerbangan terbesar di dunia. Untuk mewujudkan hal ini, Presiden Prancis bisa segera melakunan lawatan ke Hamburg.*** | SHIPPINGEU | OLAF MERK | | HELLENICSHIPPINGNEWS.COM |

INDONESIA SHIPPING TIMES


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.