INDONESIA
SHIPPING TIMES BULETIN INFORMASI PELAYARAN, PELABUHAN DAN LOGISTIK
No 93• Vol IX • Seniin 17
April 2017
KE PELABUHAN JOKOWI ‘KAN KEMBALI. DI DERMAGA PRIOK MINGGU PAGI
WAAH, DIRECT CALL MACET, MAKASSAR BISA KESALIP BITUNG
TELUK LAMONG LAYANI CURAH KERING INTERNASIONAL
TOL PRIOK DIPREDIKSI KURANGI TINGKAT KEMACETAN 40%
RUSIA KEPINCUT PELABUHAN LAEM CHABANG THAILAND
01
EMBANGUNAN jalan Tol Akses Tanjung Priok akhirnya rampung dan telah diresmikan pengoperasiannya oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Tol ini terbilang cukup vital karena dibangun di salah satu titik kemacetan terparah di Ibu Kota Jakarta. Menurut Ketua Umum Asosiasi Tol Indonesia (ATI) Fatchur Rochman kehadiran dari tol sepanjang 11,4 km ini sangat ditunggu-tunggu bagi perusahaan logistik maupun perusahaan lainnya. Sebab Pelabuhan Tanjung Priok menjadi gerbang arus masuk dan keluar peti kemas untuk Jakarta, Jawa Barat dan sekitarnya. “Tol ini besar dampaknya, dengan adanya tol ini truk dari pabrik di Cikarang, Bekasi daerah timur itu bisa langsung masuk ke pelabuhan. Karena dulu itu terputus tidak langsung masuk ke pelabuhan,” ujarnya, Minggu (16/4/2017). Sebelum adanya Tol Akses Priok, kendaraan besar yang hendak masuk ke Pelabuhan Tanjung Priok harus melalui jalan biasa. Sebab jalan Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) terputus sebelum memasuki Pelabuh Tanjung Priok. “Jadi harus keluar dan menggunakan jalan biasa di sekitarnya. Jadi macet sekali di sana, apa lagi yang lewat truk besar,” imbuhnya. Menurut Fatchur keberadaan Tol Akses Tanjung Priok maka akan mengurai kemacetan di daerah sekitar Tanjung Priok hingga 40%. Waktu untuk menuju pelabuhan juga diperkirakaan akan berkurang hingga setengah jam. “Bisa 40% mengurangi kemacetan di sana (jalan non tol menuju pelabuhan priok). Sebelumnya kan tidak bisa langsung. Kendaraan truk barang harus lewat jalan non tol karena tolnya belum tersambung. Itu yang menyebabkan kemacetan.,” tukasnya. Fathur menambahkan, dengan beroperasinya tol priok, beban para pengendara truk pengangkut peti kemas yang menuju Pelabuhan
foto: aktual.com
P
Tol Priok Diprediksi Kurangi Tingkat Kemacetan 40%
Tanjung Priok diyakini bisa berkurang. Sebab sebelum adanya tol tersebut mereka harus berpenat ria menghadapi kemacetan akut di wilayah tersebut. Menurutnya, sebelum adanya tol sepanjang 11,4 km itu pengendaran truk besar harus menghabiskan waktu 1 jam hanya untuk masuk ke pelabuhan. “Itu satu jam waktu minimal. Karena kan akses dari JORR terputus. Jarak sedekat itu saja 1 jam lamanya,” tuturnya. Jika dibandingkan dengan jalan kondisi normal, jarak sepanjang itu seharusnya bisa ditempuh dalam waktu 11 menit saja dengan kecepatan 90 km per jam. Namun karena tol dengan pelabuhan belum terhubung, maka para kendaraan besar harus tumpah ruah di jalan non tol sekitar pelabuhan. Fathur memperkirakan, waktu yang dibutuhkan kendaraan besar masuk ke Pelabuhan Tanjung Priok hanya setengah jam dari sambungan Tol JORR. Kemacetan di jalan non tol sekitar pelabuhan juga diperkirakan berkurang hingga 40%. “Untuk tol sependek itu hanya 11,4 km bisa percepat setengah jam itu sangat luar biasa. Terutama untuk kendaran yang sebesar itu,” tandasanya.*** DETIK.COM | DANANG SUGIANTO
penerbit: PT INDONESIA KREASI MEDIA » PeNYUNTING: Karnali Faisal » Tata letak: Givan J Setiawan » penyelaras naskah: Karnali Faisal, Agus Abdu Roza, Salsabila Miftahuzahra » Sirkulasi: Agus Abdu Roza » keuangan: Abdul Manaf ZA » Sekretaris Redaksi/Iklan: Mulke Choerunisa » Alamat Redaksi/ Sirkulasi: Jl Raya Enggano No 91 Tanjung Priok Jakarta Utara » Telp: 021-43924419, 021-4303083» FAKS: 021-43924419» contact person: Karnali Faisal HP 081289258955, WA 08128444457 » Email: karnali.faisal@gmail.com » Website: shippingforum.co.id
02
Senin 17 April 2017
INDONESIA SHIPPING TIMES
Jokowi Yakin Tol Akses Tanjung Priok Turunkan Biaya Logistik
D
ALAM acara peresminan Tol Priok, Presiden Joko Widodo mengatakan, tol sepanjang 11,4 kilometer ini akan menjadi salah satu infrastruktur yang mendukung peningkatan daya saing produk-produk Indonesia karena lokasinya langsung menuju pelabuhan terbesar di Indonesia. Diyakini Jokowi, biaya logistik yang selalu menjadi tantangan daya saing Indonesia dapat terus ditekan. “Saya ingin nanti tol-tol ini dimanfaatkan dalam rangka daya saing produk-produk Indonesia, dan seminggu lagi juga akan datang kapal besar 10 ribu TEUs yang akan mulai merapat ke Tanjung Priok. Ini kapal besar pertama yang datang di Tanjung Priok dan ini akan kita gunakan untuk meningkatkan daya saing,” kata Jokowi di Tol Akses Tanjung Priok, Jakarta, Sabtu 15 April 2017. Menurut dia, penurunan biaya logistik diharapkan bisa terwujud melalui percepatan proses pengiriman barang, baik kedatangan barang dari Indonesia maupun pengiriman barang ke luar pelabuhan Tanjung Priok hingga ekspor ke luar negeri. “Ini akan mempercepat proses pengiriman barang atau kedatangan barang dari dan ke Indonesia. Inilah terobosan-terobosan yang kita
INDONESIA SHIPPING TIMES
lakukan, dalam rangka daya saing produk-produk Indonesia ke luar negeri,” kata Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut. Dengan mulai berlabuhnya kapal 10 ribu TEUs tersebut, Jokowi berharap semua kontainer yang akan diekspor atau masuk ke dalam negeri tidak perlu lagi melalui tran-
shipment di Singapura. “Karena di sini sudah bisa merapat kapal besar. Saya ingat, ini sudah berpuluh tahun kita cita-citakan. Itu adalah awal daya saing dari produk-produk Indonesia karena biaya feed cost nya akan jauh lebih murah karena pelayanannya lebih baik dari kapal-kapal yang hadir di Pelabuhan Tanjung Priok,” ujarnya. Di tempat yang sama, Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Arie Setyadi Moerwanto, menambahkan, jika struktur jalan tol akses Priok yang ramah lingkungan ini akan terintegrasi dengan moda transportasi lain seperti laut, kereta api dan kendaraan darat lainnya. Dengan begitu, diharapkan bisa memudahkan para pelaku usaha untuk berganti moda transportasi saat mengangkut barang logistiknya. “Jalan tol ini akan dijadikan tol ramah lingkungan karena dilengkapi sound barrier (kedap suara). Walaupun sebelah ada rumah sakit tapi rumah sakit tersebut tidak akan terganggu. Nanti, kalau ada kekurangan nanti akan kita perbaiki,” katanya.*** VIVA.CO.ID | DUSEP MALIK Senin 17 April 2017
03
Ke Pelabuhan Jokowi ‘Kan Kembali, di Dermaga Priok Minggu Nanti foto: setkab.go.id
B
IAYA logistik bakal ditekan lebih rendah lagi dengan kedatangan kapal besar berkapasitas 10 ribu TEUs pekan depan. Presiden Joko Widodo bakal menyambut langsung kedatangan kapal yang akan sandar di Pelabuhan Tanjung Priok itu. Jokowi menuturkan kapal milik perusahaan Prancis, Compagnie Maritime d’Affretement Compagnie Generali Maritime (CMA-CGM) itu menjadi kapal besar pertama yang datang ke pelabuhan tersebut setelah berpuluh-puluh tahun. Kehadiran kapal tersebut punya arti besar untuk mendukung kebijakan pemerintah menurunkan biaya logistik. ”Minggu depan akan ada sebuah kapal besar yang akan merapat ke Tanjung Priok. Itulah awal dari daya saing produk-produk Indonesia,” ujar Pesiden di Jakarta, Sabtu (15/4). Kapal CMA-CGM dengan kapasitas 10 ribu TEUs yang punya panjang 335 meter itu bisa menarik minat kapal besar lain untuk sandar ke pelabuhan di Indonesia. Sebab, selama ini kapal-kapal besar itu singgah di Singapura baru setelah itu barang dikirim ke Indonesia dengan kapal yang lebih kecil. ”Yang kita harapkan seluruh kontainer nanti tidak usah transit di Singapura. Semuanya bisa langsung ke pelabuhan-pelabuhan yang dituju,” ungkap Jokowi.
04
Senin 17 April 2017
Sebelumnya, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menuturkan, kehadiran kapal kontainer tersebut merupakan hasil kerja sama PT Pelabuhan Indonesia II dengan perusahaan pelayaran asal Perancis CMA-CGM. Perusuhaan tersebut berencana membuka service baru yakni Java South East Asia Express Services/ Java SEA Express Services/JAX Services. ”Service ini akan melayani rute Pelabuhan Tanjung Priok ke West Coast (LA dan Oakland) Amerika Serikat,” ujar dia. Pekan lalu sudah ada percobaan sandar bagi kapal CMA-CGM Titus sekaligus untuk mempersiapkan inagurasi yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo pada 23 April nanti. Diperkirakan, jumlah bongkar muat perdana untuk diangkut ke Amerika Serikat akan mencapai 2.300 TEUs. Sebanyak 22 persen diantaranya merupakan barang-barang dari sejumlah pelabuhan domestik di Indonesia. Bongkar muat bakal dikerjakan dalam waktu 24 jam dengan dengan empat unit Gantry Luffing Crane (GLC). Pelabuhan Tanjung Priok yang ditetapkan menjadi hub internasional itu bisa menghemat biaya logistik hingga 20 persen. Kapal yang biasanya sandar di Singapura tidak perlu lagi.*** JAWAPOS.COM | JUN MIA
INDONESIA SHIPPING TIMES
Tak Perlu Lewat Singapura, Kapal
Raksasa Bisa Langsung Bersandar di RI foto: merdeka.com
K
APAL raksasa dengan ukuran 10.000 TEUs pada pekan depan akan bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Kapal ini akan menjadi kapal terbesar pertama setelah pada minggu lalu kapal 8.500 TEUs bersandar di pelabuhan yang sama. Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Tonny Budiono menyebutkan, dengan demikian kapal-kapal bermuatan besar bisa langsung melakukan bongkar muat di Indonesia tanpa melewati Singapura. “Sebelumnya 5.000 TEUs pernah. Baru kali ini (langsung ke Indonesia), rata-rata Singapura,” tutur Tonny di Jakarta, Minggu (16/4/2017). Sebelumnya, karena tidak bisa langsung bersandar di RI, kapal-kapal raksasa dengan berbagai muatan dari seluruh dunia harus bersandar di Singapura. Setelah tiba di Singapura, muatan kontainer di kapal kemudian disebarkan ke negara-negara sekitar Singapura.
INDONESIA SHIPPING TIMES
“Nanti nyebar dikonsolidasi Singapura,” ujar Tonny. Namun, dengan dimungkinkannya kapal raksasa bersandar langsung di RI, maka lalulintas barang dari berbagai negara yang punya hubungan dagang dengan Indonesia bisa bersadar dengan rute langsung tanpa perlu lagi mampir di Singapura. Biaya logistik pun bisa dihemat dan menguntungkan pelaku industri di Indonesia. Tonny menambahkan, kapal raksasa bersandar di Indonesia dengan kapasitas di atas 5.000 TEUs merupakan kali pertama sepanjang sejarah. Tentunya otoritas pelabuhan pun perlu dipacu agar bisa disandarkan kapal besar. “Pertama kali, karena kan orang kalau dipacu kan itu jadi terealisasi,” tutur Tonny.*** DETIK.COM | ARDAN A CHANDRA
Senin 17 April 2017
05
Di Indonesia, Baru Pelabuhan Priok yang Bisa Disandari Kapal Raksasa foto: pikiranrakyat.com
P
ELABUHAN Tanjung Priok di Jakarta Utara pekan depan bakal kedatangan kapal raksasa berukuran 10.000 TEUs. Ini merupakan kapal terbesar pertama yang akan sandar di Indonesia setelah minggu lalu kapal kargo raksasa dengan kapasitas 8.500 TEUs, Compagnie Maritime d’Affretement-Compagnie Generali Maritime (CMA-CGM) tiba di Tanjung Priok. Sayangnya sampai saat ini, satu-satunya pelabuhan yang bisa disandari kapal raksasa hanya Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. “Baru (Tanjung) Priok saja, karena transhipmentnya. Itu kan harus pemahamannya harus benar-benar konsolidasi logistiknya,” tutur Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Tonny Budiono, Minggu (16/4/2017). Tonny menambahkan, muatan kontainer dalam kapal raksasa juga harus dimaksimalkan, sehingga bisa menekan biaya angkut dari neg-
06
Senin 17 April 2017
ara asal. Oleh sebab itu, manajemen dan daya tampung pelabuhan juga perlu ditingkatkan agar bisa disandari kapal raksasa. “Karena kalau kapal besar muatannya sedikit kan rugi, enggak imbang,” tutur Tonny. Bisa bersandarnya kapal raksasa di Pelabuhan Tanjung Priok tidak terlepas dari pengembangan pelabuhan yang sudah dilakukan. Pasalnya, untuk bisa disinggahi kapal raksasa, berbagai infrastruktur pelabuhan harus dilengkapi, mulai dari panjang dan kedalaman dermaga, hingga infrastruktur bongkar muat lainnya. “Pertama mungkin promosi kita kurang, itu juga infrastrukturnya belum memenuhi syarat, itu kan harus tergantung panjang dermaga dan kedalaman dermaga, sekarang sudah siap,” tutur Tonny.*** DETIK.COM | ARDAN A CHANDRA
INDONESIA SHIPPING TIMES
Tak Cukup Priok, Pelabuhan Patimban Harus Segera Dibangun foto: beritadaerah.co.id
P
ERKEMBANGAN bongkar muat barang ke depan tidak hanya bisa mengandalkan Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta Utara saja. Pembangunan pelabuhan baru dengan daya tampung yang mumpuni juga perlu dikebut. Salah satunya adalah pembangunan Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat. Pelabuhan Patimban sendiri rencananya akan dimulai pembangunannya pada awal 2018 mendatang dan terbagi ke dalam tiga tahap dan ditargetkan rampung secara keseluruhan pada tahun 2027 mendatang. “Pelabuhan Patimban harus segera dibangun sebagai pengganti (Pelabuhan) Tanjung Priok sebagai pelabuhan internasional,” jelas Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI), Zaldy Ilham Masita di Jakarta, Minggu (16/4/2017). Pembangunan Pelabuhan Patimban Subang, Jawa Barat menjadi salah satu infrastruktur yang
INDONESIA SHIPPING TIMES
paling ditunggu keberadaannya. Pasalnya ada beberapa titik kemacetan menuju Pelabuhan Tanjung Priok, di sisi lain sebagian besar industri sudah tidak ada lagi di Jakarta. “Hampir 85% volume keluar masuk ke Tanjung Priok berasal dari luar DKI Jakarta,” tutur Zaldy. Dari sisi aksesibilitas angkutan barang, dengan adanya kereta barang dari Pelabuhan Tanjung Priok menuju Cikarang juga belum mampu untuk mempercepat mobilitas barang dari pelabuhan ke kawasan industri. “Setiap penambahan kapasitas pelabuhan akan membuat Jakarta tambah macet dan Tol Tanjung Priok tidak akan cukup apalagi kapasitas kereta api dari Tanjung Priok sangat terbatas,” kata Zaldy.*** DETIK.COM | ARDAN A CHANDRA Senin 17 April 2017
07
ADAN Usaha Milik Negara (BUMN) pelabuhan Pelindo III melalui anak usahanya PT Termialeluk Lamong (TTL), telah berhasil melakukan innovasi membangun terminal semi – otomatis dan ramah lingkungan. Sukses dengan bisnis pelayanan petikemas, kini TTL mulai menggarap pelayanan komoditas curah kering berkapasitas tinggi, menjadi primadona dan diharap mampu mengatrol eksistensinya, agar kapal – kapal asing terus berdatangan. Pada pembangunan tahap II, TTL telah menyelesaikan pembuatan dermaga curah kering beserta fasilitasnya. Uji coba peralatan dan fasilitas untuk melayani bongkar muat curah kering telah dilakukan awal bulan lalu dengan kedatangan kapal MV Giorgis bermuatan kedelai, sedang pelayanan perdana curah kering secara lengkap dan komersial, dimulai Kamis (13/4) lalu. MV Palona kapal Panamax panjang 229 m dan lebar 32.26 m berbendera Hongkong, merupakan kapal pertama yang melakukan pelayanan curah kering dengan membogkar kedelai menggunakan fasilitas dan peralatan lengkap di TTL. Untuk melayani bongkar/ muat curah kering bertaraf internasional, TTL memiliki fasilitas dan peralatan canggih dan ramah lingkungan, berupa 2 unit Grab Ship Unloader (GSU) berkapasitas 2.000 ton/jam sebagai andalan operasional curah, dilengkapi 2 jalur conveyor 1,3 km yang terhubung dengan silo dan gudang seluas 10Ha. Berdasar perhitungan, muatan 30.262 ton dariMV Palona, dapat diselesaikan dalam waktu 20 jam. Rumaji, Direktur Operasi TTL bersama staff khusus Otoritas Pelabuhan Tanjung Perak menyaksikan langsung proses bongkar kedelai asal USA tersebut. Jelas Rumaji: “Uji coba full facilities ini menandakan bahwa TTL sudah sangat siap melayani kapal-kapal curah kering berkapasitas besar. Kehadiran Tim Otoritas, diharap bisa jadi
08
Senin 17 April 2017
foto: google image
B
Terminal Teluk Lamong Layani Curah Kering Internasional
pendorong segera keluarnya Ijin Operasi alat dan fasilitas yang kami operasikan“. Menurut Rumaji, kapasitas gudang penyimpanan di lahan curah kering TTL mampu menampung 120.000 ton, sedang silo dapat menyimpan hingga 80.000 ton komoditi pangan sehingga total kapasitas gudang penumpukan mencapai 200.000 ton. Komoditi pangan yang dapat disimpan di silo berupa butiran kedelai, jagung, beras, dll. Selain iu, terdapat gudang penyimpan komoditi serbuk seperti soya bean meal (SBM), raw sugar dan lain-lain. Bisnis curah kering PT TTL menerapkan prinsip green port, hanya melayani muatan bersifat ramah lingkungan yaitu komoditi pangan. Bekerja sama dengan PT Nusa Prima Logistik, gabungan 3 perusahaan pangan (FKS, Charoen Pokphand, Japfa Comfeed) pemegang 70 % pasar pakan ternak dan manusia di Indonesia. TTL dikembangkan dalam empat tahap pembangunan, dan tahun 2017 berada pada tahap kedua. Dermaga curah kering yang mulai dioperasikan, memiliki panjang 250 meter dan lebar 80 meter, yang akan diperpanjang menjadi 500 meter pada pembangunan tahap berikutnya. Kedalaman kolam di dermaga curah kering TTL mencapai -14 LWS hingga dapat menampung kapal Panamax berkapasitas 50.000 – 80.000 DWT.*** TABLOIDMARITIM.COM | ERICK AM
INDONESIA SHIPPING TIMES
Program Direct Call Macet, Pelabuhan Makassar Bisa Disalip Bitung
P
ELABUHAN Makassar terancam kalah bersaing dengan Bitung. Posisi Bitung lebih strategis. Ketua Dewan Pemakai Jasa Angkutan Indonesia (Depalindo) Sulsel, Zainuddin Djalil, menjelaskan, jika pelabuhan di Bitung jadi hub pelabuhan internasional, maka dipastikan akan menjadi sentra perdagangan AsiaPasifik. Zainuddin bilang, Bitung juga akan menjadi simpul kegiatan ekspor. Pelabuhan Makassar terancam kalah bersaing. “Bitung akan menjadi pelabuhan singgah untuk komoditas di wilayah timur,” ujar Zainuddin, Jumat, 14 April. Kapal yang mengangkut komoditas ekspor dari Papua dan Maluku yang selama ini ke Makassar, sudah dipastikan mengalihkan pelayarannya ke Pelabuhan di Bitung. Tidak hanya Bitung, tetapi pelabuhan di Kalimantan juga disiapkan sebagai pelabuhan ekspor.
INDONESIA SHIPPING TIMES
Jika keduanya dijadikan pelabuhan ekspor, tentu akan kurang muatan di Makassar. “Program Direct Call pasti macet lagi, padahal Makassar ditetapkan pelabuhan utama di kawasan timur indonesia (KTI),” beber Zainuddin. Direktur Utama PT Pelindo IV (Persero), Doso Agung, menjelaskan, Pelabuhan Makassar tidak akan terganggu pasarnya oleh Bitung, lantaran masing-masing punya potensi pasar sendiri. Doso mengakui, secara geografis Pelabuhan Makassar memang kalah dari Bitung, sebab barang dari Papua, Maluku, dan Gorontalo, justru lebih esifien jika ke Bitung. “Jika ke Makassar, justru lebih jauh, ini akan memakan biaya besar. Akan tetapi, Makassar juga punya pasar sendiri,” katanya. Humas PT Pelindo IV, Anna Maryani, menambahkan, khusus barang dari Pelabuhan Makassar pangsa pasarnya tujuan Bangkok dan Tiongkok, sementara Bitung menuju Davao, Filipina. Menurut Anna, kedua pelabuhan ini memiliki keunggulan, sehingga diyakini tidak akan mengganggu pasar masing-masing. “Jadi saling menguatkan dan efisiensi perjalanan barang,” tambahnya.*** | FAJARONLINE.COM | Senin 17 April 2017
09
Lima Pelabuhan di Natuna Selesai Dibangun Tahun 2019 foto: mongabay.co.id
K
EMENTERIAN Perhubungan menyetujui usulan Dinas Perhubungan Natuna untuk pengembangan dua dari empat pelabuhan yang selama ini menjadi penggerak utama lalu lintas barang. Kepala Dinas Perhubungan Natuna Iskandar DJ mengatakan dua pelabuhan yang akan dikembangkan adalah Pelabuhan Selat Lampa dan Penagi. Sedangkan dua pelabuhan lagi yakni Pelabuhan Kelarik dan Teluk Buton dikembangkan belakangan karena baru diusulkan. Menurut Iskandar, pengembangan pelabuhan strategis di Natuna harus segera dilaksanakan agar ekonomi masyarakat bergerak cepat. Pengembangan pelabuhan tersebut di anggap perlu, mengingat Natuna sebagai daerah maritim di samping aktifitas bongkar muat barang di pelabuhan tersebut memang sudah ramai. “Empat yang diusulkan, tapi tahap awal di Selat Lampa dan Penagi dulu,” ujar Iskandar, kemarin. Lebih detil, pengembangan Pelabuhan Selat Lampa dan Penagi dimulai 2018 mendatangkan. Sedangkan dua pelabuhan lagi seperti Kelarik dan Teluk Buton masih dalam usulan. Iskandar menerangkan pengembangan
10
Senin 17 April 2017
kedua pelabuhan tersebut mencakup melengkapi sarana pelabuhan seperti pembangunan gudang, terminal penumpang serta fasilitas pendukung lainnya. Bukan saja membangun kelengkapan sarana di pelabuhan, tapi Dishub juga mengusulkan pembangunan jalan aspal dari pelabuhan Selat Lampa tembus kampung Teluk Depih. Usulan pembangunan jalan tembus tersebut untuk mengantisipasi keselamatan dan kenyamanan transportasi darat, mengingat jalan yang ada saat ini kondisinya sangat membahayakan bagi pengguna jalan. “Jalan yang ada saat ini harus melintasi bukit Sekunyam sehingga jalanya terlalu curam. Sedangkan pembangunan jalan tembus Selat Lampa Teluk Depih dikerjakan tahun ini,” tutupnya. Sebelum 2019 Sebelumnya, Kementerian Perhubungan memastikan pembangunan tiga pelabuhan di beberapa lokasi di Natuna untuk mendukung konektivitas selesai sebelum 2019. Tiga pelabuhan di Natuna, yang bakal selesai sebelum 2019 tersebut yakni Pelabuhan Subi, Midai, dan Pulau Laut. Direktur Pelabuhan dan Pengerukan Kementerian Perhubungan Maurits M Sibarani mengatakan untuk mendukung konektivitas di Natuna, dari saat ini sudah terdapat Pelabuhan Sungai Lampa yang juga sudah dilayari kapal Pelni Bukit Raya, Kementerian juga melakukan pembangunan sejumlah pelabuhan lain yakni di Subi, Midai, dan Pulau Laut. Menurutnya, ketiga pelabuhan tersebut dipastikan akan selesai sebelum 2019. “Pelabuhan Midai dan Subi selesai tahun ini, tapi untuk Pulau Laut mudah-mudahan selesai tahun depan,” ujar dia belum lama ini. Sibarani menjelaskan untuk menyelesaikan pembangunan pelabuhan di Pulau Laut, menghadapi tantangan kondisi lapangan dengan karakter gelombang yang cukup kuat.*** SINDOBATAM.COM | SHOLEH ARIYANTO
INDONESIA SHIPPING TIMES
Bangun Labuan Bajo, Menteri Pariwisata Butuh Duit 300 Miliar foto: aktual.com
M
ENTERI Pariwisata Arief Yahya mengatakan pembangunan pelabuhan marina sebagai tempat berlabuh kapal pesiar internasional di Labuan Bajo, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur membutuhkan anggaran sebesar Rp300 miliar. “Kita butuh anggaran sekitar Rp300 miliar untuk menyiapkan pelabuhan marina di Labuan Bajo,” katanya kepada wartawan di Denpasar, Jumat 14 April 2017. Menteri Arief Yahya ikut menghadiri pertemuan dalam rangka pemantapan kerja sama pariwisata antara Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan operator kapal pesiar internasioal asal Amerika Serikat, Carnival di atas kapal pesiar Pasific Eden yang berlabuh di Benoa, Bali, Kamis 13 April. Turut hadir pula dalam pertemuan itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Gubernur NTT Frans Lebu Raya yang datang bersama sejumlah unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah. Menurut Menteri Arief, anggaran untuk pembangunan pelabuhan marina di Labuan Bajo sebagai salah satu dari 10 destinasi prioritas nasional itu bersumber dari kombinasi APBN dan pihak swasta. “Dengan anggaran itu kita akan persiapkan pelabuhan yang besar dan panjang di Labuan Bajo sehingga kapal-kapal pesiar internasional nantinya bisa berlabuh di sana,” tambahnya. Ia menambahkan kisaran anggaran Rp300
INDONESIA SHIPPING TIMES
miliar juga telah disiapkan pemerintah pusat dikombinasikan dengan swasta untuk pengembangan Bandara Komodo di Labuan Bajo. Gubernur NTT Frans Lebu Raya mengakui kerja sama pariwisata dengan Carnival itu telah didukung penuh pemerintah pusat melalui lintas kementerian terkait sehingga pariwisata Labuan Bajo akan menjadi bagian dari fokus pembangunan. “Pemerintah pusat akan membangun pelabuhan marina di Labuan Bajo serta berbagai infrastruktur pendukungnya sehingga menjadi home port berlabuhnya kapal pesiar internasional, “ kata gubermur dua periode itu. Lebu Raya mengatakan pembanguan pelabuhan marina ditargetkan akan selesai pada 2019. Menurutnya, Labuan Bajo menjadi pintu masuk wisatawan mancanegara yang datang dengan kapal pesiar, selanjutnya dapat menyinggahi berbagai destinasi wisata unggulan lainnya yang menyebar di sepanjang Pulau Flores, Lembata, Timor, Alor, dan Sumba. Jika kapal pesiar internasional dengan kapasitas muatan mencapai ribuan orang nantinya mulai berlabuh, maka wisatawan bisa turun langsung ke darat sehingga dampak secara ekonomi lebih dirasakan secara langsung oleh masyarakat di daerah wisata. “Ribuan wisatwaan bisa berjam-jam berkunjung ke daerah wisata di darat, dan tentu mereka akan berbelanja, makan, minum, sehingga ekonomi masyarakat bisa bergerak,” jelas dia. Persoalan selama ini, katanya, NTT belum memiliki pelabuhan marina yang representatif sehingga kapal-kapal pesiar internasional hanya melewati wilayah perairan Nusa Tenggara Timur atau tidak bisa berlabuh. Untuk itu, Lebu Raya berharap agar pembangunan pelabuhan marina di Labuan Bajo yang telah didukung penuh pemerintah pusat itu berjalan aman dan lancar sehingga pada 2019 mendatang kapal pesiar internasional sudah masuk ke Nusa Tenggara Timur.*** METROTVNEWS.COM | ANTARANEWS.COM Senin 17 April 2017
11
Kepincut Laem Chabang, Rusia Undang Thailand Manfaatkan Fasilitas Pelabuhan Vladivostok foto: worldmaritimenews.com
W
AKIL Gubernur Vladivostok, Rusia, Primorsky Sergey Nekhadev mengundang perusahaan-perusahaan Thailand untuk memanfaatkan pelabuhan di kawasan tersebut sebagai bagian dari kerja sama kedua negara. Harapan tersebut diungkapkan wakil gubernur saat bertemu dengan Duta Besar Thailand untuk Rusia, Dr Kriangsak Kittchaisaree, baru-baru ini. Menurutnya, para pengusaha Thailand bisa memanfaatkan Pelabuhan Vladivostok untuk melakukan kegiatan bisnis khususnya manufaktur suk cadang kendaraan. Rusia menjanjikan pembukaan akses yang lebih luas bagi Thailand untuk memasuki pasar di negara tersebut maupun ke kawasan China Utara. Sejauh ini, Rusia memang sudah menetapkan pelabuhan tersebut sebagai kawasan
12
Senin 17 April 2017
perdagangan bebas yang memberikan berbagai fasilitas seperti preferensi pajak, bea cukai, maupun biaya yang lebih rendah bagi kapal-kapal yang sandar di pelabuhan tersebut. Rusia tampaknya serius ingin menjalin kerja sama antarpelabuhan. Hal ini terlihat dari keinginan negara tersebut untuk membangun konektivitas dengan pelabuhan terbesar di Thailand, Laem Chabang. Rusia menganggap pelabuhan tersebut sangat strategis bagi pelayaran internasional khususnya yang memasuki kawasan Thailand. Pelabuhan yang berjarak 170 Km dari kota Bangkok atau 25 Km kawasan wisata Pattaya tersebut sejauh ini mampu melayani kapalkapal berukuran besar. *** SIBERIANTIMES.COM | KF
INDONESIA SHIPPING TIMES