INDONESIA
SHIPPING TIMES BULETIN INFORMASI PELAYARAN, PELABUHAN DAN LOGISTIK
No 49 • Vol IX • Senin 27
Februari 2017
PRESIDEN JOKOWI:
NGURUS LOGISTIK TIDAK MUDAH, KITA BUTUH ASING
MENKO LUHUT: REKLAMASI TANJUNG BENOA TUNGGU KAJIAN BANK DUNIA
TUNGGU RIP KEMENHUB, PELINDO II CIREBON DISUNTIK RP1,2 TRILIUN
PELINDO II PILIH 2 OPSI UNTUK KONSOLIDASI KARGO CFS CENTER
TEKAN KERUGIAN, COSCO INTEGRASI GALANGAN KAPAL
01
Kuala Tanjung Diresmikan Akhir Tahun 2017
P
EMERINTAH lewat BUMN pelabuhan, PT Pelabuhan Indonesia I (Pelindo I), terus menggenjot pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung sebagai Pelabuhan Hub Internasional sebagaimana yang diharapkan. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan, dengan progres sudah mencapai 68%, pengembangan pelabuhan yang digadanggadang menjadi pesaing Singapura itu akan selesai sesuai target yakni akhir tahun ini. “Ini Kuala Tanjung sudah selesai 68%, dikerjakan 2015, kalau bekerja dicek terus, di-press, mereka bekerja, orang kita ini bisa. Akhir tahun sudah bisa diresmikan,” kata Jokowi di depan ribuan WNI yang memenuhi International Convention Center (ICC) Sydney, Australia, Minggu (26/2/2017). Selain itu, kata Jokowi, dirinya juga mengiinginkan BUMN-BUMN pengelola pelabuhan
foto: korankabar.com
Presiden Jokowi: Ngurus Logistik itu Tidak Mudah. Kita Butuh Asing
bisa menggandeng operator pelabuhan besar luar negeri. Tujunnya agar patner luar negeri BUMN bisa membawa kapal-kapal yang jadi pelanggan mereka bisa bersandar di pelabuhanpelabuhan Indonesia. “Saya ingin juga dari BUMN kerjasama dengan pelabuhan-pelabuhan besar, supaya mitra kerjanya masuk ke Indonesia, Pelindo dengan Port of Rotterdam, dengan Port of Dubai. Kalau enggak kerjasama atau kita sendiri sulit jadi besar. Karena perlu keahlian manajemen, mengelola logistik bukan hal yang mudah,” paparnya. Pembangunan pelabuhan merupakan bagian dari realisasi tol laut. Sekarang memang belum banyak, hanya pelabuhan Tanjung Priok yang rencananya akan jadi hub internasional sementara menunggu penyelesaian Kuala Tanjung.*** | DETIK.COM | RAY JORDAN |
penerbit: PT INDONESIA KREASI MEDIA » PeNYUNTING: Karnali Faisal » Tata letak: Givan J Setiawan » penyelaras naskah: Karnali Faisal, Agus Abdu Roza, Salsabila Miftahuzahra » Sirkulasi: Agus Abdu Roza » keuangan: Abdul Manaf ZA » Sekretaris Redaksi/Iklan: Mulke Choerunisa » Alamat Redaksi/ Sirkulasi: Jl Raya Enggano No 91 Tanjung Priok Jakarta Utara » Telp: 021-43924419, 021-4303083» FAKS: 021-43924419» contact person: Karnali Faisal HP 081289258955, WA 08128444457 » Email: karnali.faisal@gmail.com » Website: shippingforum.co.id
02
Senin 27 Februari 2017
INDONESIA SHIPPING TIMES
Menko Luhut: Reklamasi Tanjung Benoa Segera Dikaji Bank Dunia
INDONESIA SHIPPING TIMES
foto: Istimewa
M
ENKO Maritim Luhut Pandjaitan mengatakan masyarakat internasional mengapresiasi langkah-langkah yang diambil Indonesia dalam mengatasi masalah kelautan dan meminta Indonesia lebih berperan aktif dalam skala yang lebih besar. “Laut adalah masalah penting yang bukan saja menjadi masalah Indonesia tetapi juga masalah seluruh dunia. Yang menarik, mereka ingin melihat leadership Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar,” ujar Menko Luhut kepada wartawan disela acara World Ocean Forum pada hari Kamis (23/2) sesaat sebelum bertolak ke Jakarta. Menko Maritim juga melakukan pertemuan bilateral dengan beberapa delegasi seperti dari Uni Eropa, United Nations Environment Programme (UNEP), International Maritime International (IMO), Food and Agriculture Organization (FAO), Peter Thomson President of General Assembly United Nations, delegasi dari Kepulauan Solomon, dan delegasi Kepulauan Fiji. Menurut Menko Luhut, masalah lingkungan ini perlu penanganan segera dan komprehensif harus dikerjakan bersama demi kebaikan bersama. “Delegasi PBB tadi meminta inisiatif Indonesia dan mereka berjanji akan mendukung. Delegasi dari Uni Eropa juga meminta Indonesia mengadakan suatu pertemuan atau konferensi dan akhirnya kita sepakat untuk mengadakan “Ocean Action Forum” yang akan membuat action plan untuk masalah laut ini, antara lain seperti sampah plastik ini,” katanya. Ia mengatakan bahwa masyarakat Internasional melihat Indonesia bisa memainkan perannya dalam masalah-masalah internasional, walaupun menurutnya prioritas utama pemerintah tetap untuk masalah dalam negeri. Skema kemaritiman Saat ditanya tentang skema kemaritiman saat ini, ia mengatakan infrastruktur harus dilakukan karena belasan tahun pembangunan infrastruktur ini hampir terabaikan. “Dimasa lalu budget kita banyak digunakan untuk subsidi. Sekarang infrastruktur harus
dibangun, kalau tidak segera dibangun, cost kita masih akan tetap tinggi,” ujarnya. Sekarang subsidi dialihkan untuk biaya pendidikan, kesehatan dan pembangunan infrastruktur. Sekarang sudah mulai kelihatan hasilnya, harga-harga di Indonesia timur sudah mulai turun bahkan ada yang 22% turunnya. “Sampling di beberapa tempat tapi kan ini baru dua tahun. Jadi kalau kita terus melakukan hal ini, membangun jalan, bandar udara, pelabuhan laut dll, akan lebih terlihat lagi di tahun 2020,” ujarnya. Prioritas Kemaritiman lanjutnya, adalah pariwisata, perikanan dan energi. Menyinggung masalah reklamasi Tanjung Benoa, Menko Kemaritiman mengatakan Bank Dunia dan Universitas Udayana sedang mempersiapkan kerangka acuan kerja untuk membuat studi kelayakan. “Saya kira bulan depan kita sudah bisa menerima hasil awalnya dari mereka. Kajian ini dilakukan juga untuk pembangunan jalan lingkar Bali dan terminal kapal pesiar, yang selama ini masih menggunakan pelabuhan yang sama dengan kapal ferry,” ujarnya. Menurutnya banyak yang harus dilakukan untuk membuat Bali tetap menarik untuk wisatawan. “Kita harus sama-sama bekerja untuk membuat Bali tetap menarik,” katanya. *** | SHIPPINGFORUM.CO.ID | Senin 27 Februari 2017
03
Perketat Jembatan Timbang
Kurangi Kerusakan Jalan, Menhub Dorong Peralihan Truk ke Kapal Ro-Ro
M
ENTERI Perhubungan Budi Karya Sumadi mengaku puas dengan adanya rute penyebrangan kapal RoRo Tanjung Priok-Panjang, Lampung. Rute ini sendiri baru aktif sejak bulan puasa tahun lalu, sebagai alternatif penyeberangan dari pelabuhan Merak. Budi pun telah melihat langsung fasilitas dari salah satu kapal Ro-Ro yang bernama Mutiara Timur I. Menurutnya fasilitas yang ada bisa cukup memuaskan penumpang baik perorangan maupun truk yang ingin menyebrang. “Ini kapal ini saya pikir di atas ekspektasi saya. Artinya VIP-nya bagus, kantinnya bagus, kapalnya bagus segala macem. Sekarang sudah ada 3 kapal minimal dalam sehari. Artinya paling tidak ada 500 truk yang diangkut JakartaPanjang dan Panjang-Jakarta,” tuturnya di Dermaga Ex Presiden, Tanjung Priok, Jakarta, Minggu (26/2/2017). Kendati begitu menurut Budi masih ada beberapa perbaikan yang harus di lakukan. Salah satunya dengan menyediakan shuttle bus. Sebab pada kunjungannya hari ini, Budi mendapatkan keluhan dari salah satu penumpang karena jarak menuju dermaga tempat kapal besandar cukup jauh. “Kita bikin konsepnya di Mangga Dua misalnya, nanti ditarik ke sini. Nanti kita bisa kasih Damri atau PPD. Kita kasih free shuttlenya,” terangnya. Selain itu, menurut Budi rute penyebrangan itu juga masih minim promosi. Sebab tingkat okupansi kapal masih belum terisi penuh. “Promosi tuh belum dilakukan. Okupansi masih 60%. Penumpang 20%. Promosi akan kita lakukan baik perhubungan, Pelindo, dan swasta,” pungkasnya. Budi juga berencana akan memperketat pengawasan di jembatan timbang. Sebab selama ini masih banyak truk yang melintas di
04
Senin 27 Februari 2017
jalur darat melebihi batas berat dan volume yang ditentukan. “Kalau enggak ada law enforcement itu enggak ada yang bisa. Sebulan kita siapkan law enforcement, sebulan siapkan kapal yang cukup, sebulan siapkan beberapa hal lain,” tuturnya. Menurut Budi, jika para supir truk beralih menggunakan kapal Ro-Ro untuk jalur pengiriman juga akan meminimalisir potensi kerusakan jalan. Sebab berat bawaan dari truk yang melebihi batas tentunya akan cepat merusak kondisi jalan yang dilewati. “Kita tahu jalan selalu rusak, oleh karena itu saya akan tingkatkan ini,” imbuhnya. Menurut catatannya, setidaknya saat ini ada sekira 12 ribu unit truk yang berlalu-lalang dari Jakarta menuju Surabaya. Untuk itu saat ini Kemenhub berencana akan membuka jalur kapal Ro-Ro Jakarta-Surabaya yang ditargetkan bisa beroperasi seminggu sebelum bulan puasa tahun ini. Upaya tersebut merupakan salah satu langkah dari rencana besar pemerintah yang ingin memaksimalkan tol laut sebagai jalur logistik. “Karena memang sebagian barangbarang yang akan dikirim ke timur itu bisa jadi dari Jawa Barat atau Jawa Timur. Jadi saya mendorong sekali kegiatan tol laut supaya konsisten dari barat sampai timur itu menerus,” pungkasnya.*** | DETIK.COM | DANANG SUGIANTO |
INDONESIA SHIPPING TIMES
Kurangi Beban Jalan Pantura
Setelah Lampung, Ro-Ro JakartaSurabaya Beroperasi Mei 2017
S
ETELAH berhasil membuka jalur penyeberangan kapal Ro-Ro Jakarta-Panjang, Lampung, Kementerian Perhubungan berniat akan membuka jalur penyeberangan lainnya. Salah satu jalur yang menjadi fokus utama saat ini adalah Jakarta-Surabaya. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menargetkan, rute Jakarta-Surabaya akan bisa dijalankan paling lambat seminggu sebelum bulan puasa tahun ini. Hal itu demi mengurai kemacetan di jalur darat saat musim mudik tiba. “Deadline seminggu sebelum puasa. Jadi kita akan coba tapi optimalnya seminggu sebelum puasa,” tuturnya di Tanjung Priok, Jakarta, Minggu (26/2/2017). Menurut Budi ada beberapa kendala yang harus dihadapi sebelum rute tersebut bisa dibuka. Seperti tarif, ketersediaan dan kecepatan kapal. Sebab dikhawatirkan jika lebih lama dibanding jalur darat, rute Jakarta-Surabaya akan sepi peminat. “Jakarta-Surabaya kalau dia menggunakan kapal lebih cepat dari 20 knot itu lebih cepat. Kalau kurang dari 20 knot memang lebih lambat. Tapi lebih lambat kalau cost lebih rendah tidak apaapa. Atau saya minta kepada ASDP nanti kepada swasta cari kapal yang punya kecepatan di atas 20 knot. Sehingga harga kompetitif tapi kecepatan tetap dapat,” imbuhnya. Jika rute penyebrangan Jakarta-Surabaya bisa terealisasikan, Budi memperkirakan bisa
INDONESIA SHIPPING TIMES
mengurangi kepadatan di jalur darat khususnya dari kendaraan truk. Sebab menurut catatan yang dimilikinya ada sekira 12 ribu unit truk yang bolak-balik Jakarta-Surabaya. “Teman-teman dari swasta bilang ada 12 ribu truk. Saya pikir kalau bisa 20% saja bagus untuk tahun pertama. Jadi 2.400 truk,” pungkasnya. Pantura Jawa Dalam kesempatan yang sama, Menhub juga menyebutkan akan terus berupaya memaksimalkan fungsi kapal roro (roll in rool off) untuk angkutan logistik. Hal ini mlihat tingkat kepadatan volume kendaraan yang terus meningkat tiap tahunnya. “Kita tahu sekarang jalan pantura selalu rusak. Oleh karenanya saya akan tingkatkan ini minggu ini kita akan bicarakan dengan Kementerian PU,” ujar Menhub. Kementerian Perhubungan rencananya akan buka rute Jakarta - Surabaya. Data pihak swasta menyebutkan bahwa volume kendaraan jelang puasa meningkat hingga 12.000 unit. Budi menargetkan dengan kapal roro JalartaSurabaya akan mengurangi volume angkutan hingga 20% atau setara dengan 2.400 truk pada tahun pertama. “Saya pikir 20% di tahun pertama itu sudah bagus,” tambahnya. Kapal roro rute Jakarta - Surabaya ini ditargetkan mulai beroperasi satu minggu jelang bulan Ramadhan. “Deadlinennya satu minggu sebelum puasa,” tukasnya. Saat ini kapal roro dimiliki oleh pihak swasta yaitu PT Atosim Lampung Pelayaran, sebanyak lima kapal. Ke depannya Pemerintah akan mengusahakan penyediaan kapal roro melalui PT ASDP Indonesia Ferry (Persero). *** | OKEZONE.COM | DETIK.COM |
Senin 27 Februari 2017
05
Sunda Kelapa Bakal Disulap Jad “Clarke Quay” Model Singapura
Bos Pelindo II Butuh Duit Rp5 Triliun/ Tahun Bangun Pelabuhan
P
T Pelabuhan Indonesia II (Persero) membutuhkan sekitar Rp 5 triliun pertahun untuk investasi pembangunan pelabuhan Tanjung Priok hingga 2020 mendatang. Direktur Utama Pelindo II, Elvyn G. Masassya mengatakan pengembangan pelabuhan menelan dana sekitar Rp 46 triliun untuk membangun infrastuktur dan suprastruktur yaitu peralatan dan sistem. Namun, penggunaannya tidak sekaligus melainkan secara bertahap. “Setiap tahun kami mengeluarkan untuk contruction cost, termasuk tahun ini sekitar Rp 5,2 triliun untuk capex-nya yang kami siapkan untuk membangun proyek strategis. Tentu ada tahapantahapannya. Kami menggunakan kas internal, namun jika dibutuhkan kami menggunakan dana eksternal baik melalui penerbitan surat utang atau melalui pinjaman perbankan. Kami sebagai BUMN harus mandiri,” kata dia. Saat ini, lanjut dia, dalam rencana bisnis perseroan, ada empat proyek strategis nasional terkait dengan pelabuhan. Pertama, pengembangan Tanjung Priuk yakni Proyek Kalibaru. Rencananya, ada lima pelabuhan baru yang disebut terminal. Pertama New Priok Container Terminal 1 (NPCT 1) yang sudah beroperasi September 2016 lalu. Menyusul akan dibangun dua lagi yaitu NPCT 2 dan NPCT 3 untuk peti kemas. “Sehingga, ada tiga terminal dan dua produk terminal yaitu produk terminal satu dan produk terminal dua. Produk terminal ini kami arahkan untuk liquid produk seperti oil, gas. Kami melihat di Indonesia ini dibutuhkan juga hub distribution untuk oil dan gas. Sehingga, kami support barang oil dan gas bisa lebih cepat,” kata dia. Menurut dia, kapasitas untuk seluruh terminal di Tanjung Priok saat ini sekitar 7 juta TEUs. Seiring pertumbuhan ekonomi, kebutuhan terminal baru juga meningkat. Dengan tiga terminal container yang masing-masing kapasitasnya 1,5 juta TEUs sehingga menjadi 4,5 juta TEUs, ditambah 7 juta TEUs jadi 11,5 juta TEUs. Kapasitas sebesar ini dinilai cukup untuk mengakogmodasi pertumbuhan ekspor-impor barang melalui pelabuhan Tanjung Priok sampai lima tahun ke depan.
06
Senin 27 Februari 2017
“Di luar Tanjung Priok, kami juga mempunyai rencana membangun pelabuhan baru di Kijing, Kalimantan Barat. Konektivitas harus mencakup Indonesia Bagian Barat hingga Timur. Indonesia bagian Timur membutuhkan pelabuhan bertaraf internasional yang besar. Akses masuk-keluar barang bisa lebih mudah ke Indonesia bagian Timur melalui Pelabuhan Kijing dengan kapasitas perkiraan 2,5 juta TEUs,” ujar dia Sunda Kelapa Pengembangan juga akan dilakukan di Pelabuhan Sunda Kelapa. Pelabuhan yang bersejarah dan masih menjadi pelabuhan kapal-kapal barang, akan diubah menjadi pelabuhan dengan konsep “Heritage Port”. Menurut Elvyn, Pelabuhan Sunda Kelapa akan diubah menjadi tempat bernilai sejarah dan destinasi wisata, layaknya di Clarke Quay, Singapura. “Kita berencana mentransform pelabuhan Sunda Kelapa menjadi ‘Heritage Port’ yang sarat dengan sejarah dan daya tarik wisata. Pelabuhan ini sekarang jadi lokasi angkut barang skala kecil, padahal tempat ini punya nilai historis sejak zaman Jan Pieterzoon Coen 1828 lalu,” tuturnya. Dilanjutkannya, pelabuhan pertama Indonesia ini dalam kurun waktu tiga tahun ke depan akan dikembangkan dengan fasilitas kebudayaan juga pariwisata, seperti cafe atau resort. Pelabuhan ini juga ia harapkan dapat menjadi tempat yang layak untuk kapal pesiar berlabuh. “Sekarang memang sudah banyak orang yang menyadari Sunda Kelapa sebagai tempat wisata, anak-anak sekolah juga sering datang ke sana untuk belajar sejarah. Tapi, saya enggak mau itu hanya jadi sampingan. Ini harus dioptimalkan. Area tersebut jangan hanya jadi tempat tambal ban, sementara valuenya sangat tinggi,” tutur mantan Dirut BPJS Ketenagakerjaan tersebut. “Sekarang sudah didesain. Kita ingin Pelabuhan Sunda Kelapa bukan lagi port barang, tapi turis, karena kita sudah punya satu di Tanjung Priok. Dalam tiga tahun mudah-mudahan ini jadi,” pungkasnya.*** | SWA.CO.ID | OKEZONE.COM |
INDONESIA SHIPPING TIMES
Namarin: Tarif LCL Tidak Transparan
Pelindo II Pilih Dua Opsi Untuk Konsolidasi Kargo CFS Centre Priok
P
T Pelabuhan Indonesia/IPC memilih dua opsi guna merealisasikan fasilitas konsolidasi kargo atau container freight station/CFS centre untuk menangani barang impor berstatus less than container load (LCL) di pelabuhan Tanjung Priok. Direktur Operasi & Sistem Informasi PT.Pelindo II, Prasetyadi mengemukakan, opsi pertama,yakni mengoperasikan lapangan CDC Banda MTI dan APW Agung Raya sebagai lokasi pemusatan kargo impor jenis itu mulai triwulan ke dua tahun 2017. “Langkah ini ditempuh guna menyelesaikan persoalan layanan kargo impor LCL di Priok, dan sambil menunggu penyelesaian lokasi permanen yang sudah direncanakan yakni di eks pacific paint/lapangan Inggom,” ujarnya Minggu (26/02/2017). Sedangkan opsi yang kedua, kata dia, akan menggunakan lahan permanen eks pacific paint/Inggom jika sudah siap 100 persen. “Namun ini membutuhkan waktu masih cukup lama,” ujar dia.
INDONESIA SHIPPING TIMES
Untuk itu, imbuhnya, pada tahap awal ini Pelindo II akan menjalankan opsi pertama tersebut sambil melakukan kajian yang akan dilakukan oleh konsultan independen. “Jika nantinya hasil kajian itu ternyata memutuskan agar ada fasilitas CFS centre yang permanen, ya kita akan percepat pembangunan di tempat semula yang sudah direncanakan yakni di lahan eks Inggom atau lahan eks pacific paint Priok,” paparnya. Sementara itu, Direktur National Maritime Institute (Namarin) Siswanto Rusdi, mengatakan polemik layanan kargo impor LCL di Priok bukan menyangkut persoalan fasilitas namun karena tidak transparannya tarif pelayanannya kepada publik yang selama ini dikutip forwarder konsolidator di Priok. “Selama ini kan gak transparan makanya kepentingan bisnis layanan kargo jenis ini sangat kental. Coba dong dipikirkan juga kepentingan konsumen yang terus menerus menanggung harga barang tinggi,”ujar dia.*** | BISNIS.COM | AKHMAD MABRORI | Senin 27 Februari 2017
07
Ekspor Sulsel Ditarget Meningkat 300%
Bos Pelindo IV Bangga Pelabuhan KTI Bisa Ekspor Langsung Negara Tujuan
D
IREKTUR Utama PT Pelindo IV (Persero) Doso Agung dalam pemaparan materinya mengatakan, selama ini Perseroan dan pemerintah daerah selalu bahu membahu dalam peningkatan ekspor barang, khususnya dari Sulsel. “Satu tahun yang lalu, tidak ada satu pun pelabuhan di KTI yang berani melakukan ekspor langsung. Tapi, Pelindo IV bersama pemerintah daerah kemudian sama-sama berjuang hingga kini beberapa pelabuhan di wilayah kami [Pelindo IV] telah melakukan ekspor langsung yang dimulai dari Pelabuhan Makassar,” papar Doso Agung dalam “Forum Implementasi Pengembangan Pasar Ekspor/Komoditas Unggulan Sulawesi Selatan di Pasar Dunia”, yang berlangsung di Swiss-Belhotel Makassar, Jumat (24/2/2017). Hadir dalam forum tersebut antara lain Kementerian Perdagangan RI, anggota DPR RI, Pemprov Sulsel, beberapa bupati dan wali kota di Sulsel, Pelindo IV, eksportir, pelaku UMKM, serta 35 atase perdagangan luar negeri. Doso menjelaskan, beberapa pelabuhan di KTI saat ini sudah mulai ekspor langsung melalui Pelabuhan Makassar, bekerjasama dengan perusahaan pelayaran asal Hongkong, SITC, yaitu Pelabuhan Bitung dan Jayapura. Menyusul Pelabuhan Pantoloan di Palu, Sulawesi Tengah dan Pelabuhan Samarinda dan Balikpapan di Kalimantan Timur. Serta nanti juga dari Pelabuhan Tarakan di Kalimantan Utara dan Pelabuhan Ambon di Maluku. Menurut Doso Agung, selama ini pihaknya telah mengkaji bahwa sebenarnya permasalahan tidak bisa dilakukan ekspor langsung bukan pada persoalan infrastruktur, tetapi lebih pada persoalan soft struktur atau regulasi yang ada. “Nah, setelah itu kami ubah bersama-sama, akhirnya kini ekspor langsung tidak menemui banyak kendala lagi.” Dia menceritakan, awal dilakukan ekspor langsung dari Pelabuhan Makassar, barang yang dikirim ketika itu hanya sebanyak 50 kontainer. Sekarang rerata sudah 500 kontainer per minggu. Ada barang lokal Sulsel, ada juga barang dari pelabuhan lain yang dikirim melalui Makassar. Selain itu, jika sebelumnya kapal yang membawa barang ke Jayapura selalu pulang dalam keadaan kosong tanpa membawa muatan, sejak
08
Senin 27 Februari 2017
pihaknya membuka jalur pengiriman barang langsung ke luar negeri dari Pelabuhan Jayapura, kini kapal yang kembali selalu berisi barang muatan berupa komoditas asli Papua, yaitu Kayu Merbau. Pihaknya juga akan terus mendorong pengusaha baik di Sulsel maupun di daerah lainnya di KTI, agar kedepan tidak lagi mengirim barang dalam bentuk bahan baku, tetapi harus sudah berbentuk barang jadi agar ada nilai tambah dari ekspor yang dilakukan. Meningkat 300% Sementara itu, Kementerian Perdagangan Republik Indonesia menyatakan mendukung target ekspor Sulawesi Selatan yang kedepan harus mencapai 300% melalui mapping atau pemetaan pasar ekspor/komoditas unggulan daerah ini di pasar dunia. Hal itu disampaikan Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan RI, Arlinda Menurutnya, saat ini Kemendag juga sedang memetakan berapa besar kran ekspor yang harus dibuka kembali. “Tahun lalu, secara nasional ekspor non migas kita memang mengalami penurunan. Tapi kita tidak perlu berkecil hati karena ada beberapa hal yang mengakibatkan penurunan tersebut, seperti harga komoditas yang memang sedang menurun,” katanya. Menurut dia, pihaknya yakin tahun ini ekspor non migas akan kembali mengalami peningkatan. Kemendag bahkan menargetkan, ekspor non migas di tahun ini harus meningkat sebesar 5,6%. Arlinda menyebutkan, meski kontribusi Sulsel masih kecil yaitu hanya 1,7% dari total ekspor nasional, namun Pemerintah akan terus mendukung usaha pemerintah daerah dan stakeholder di wilayah ini dalam upaya peningkatan ekspor. Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan selama ini dia sudah cukup berbangga, Sulsel telah menjadi contoh percepatan ekspor khususnya di Kawasan Timur Indonesia (KTI). “Hal itu akan terus ditingkatkan dengan memperbarui kerja sama perdagangan yang sudah ada selama ini,” kata Syahrul. Tahun ini tambah dia, pihaknya juga akan fokus pada masalah promosi dalam dan luar negeri, agar ekspor Sulsel terus meningkat.*** | SHIPPINGFORUM.CO.ID |
INDONESIA SHIPPING TIMES
RIP Tunggu Kemenhub
Bakal Disuntik Rp1,2 Triliun, Pelindo II Cirebon Rintis B/M Kontainer
B
ISNIS pelabuhan Cirebon, Jawa Barat milik PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau Indonesia Port Corporation (IPC) hingga kini masih mengandalkan kegiatan angkutan curah, terutama batubara dan minyak goreng. Setiap hari kapal-kapal tug and barge yang memuat batubara dari berbagai daerah di Indonesia masuk dan keluar. “Kita masih andalkan angkutan batu bara,” kata General Manager PT Pelindo II ( Persero) cabang Cirebon Solihin. Namun, katanya, pihaknya saat ini sedang merintis untuk menambah pelayanan petikemas di Pelabuhan Cirebon. “Kami sedang merintis layanan peti kemas ini,” ujarnya. Saat ini, pelabuhan Cirebon memiliki lebar alur 5 m dengan draf 5.5 m yang artinya bisa melayani kapal kontainer dengan kapasitas angkut 200 TEUs. Untuk menampung kontainer itu, sudah tersedia lapangan penumpukan untuk container yard (C/Y) 10.000 meter. Adapun potensi muatan kontainernya antara lain berasal dari industri rotan (meubel) dan benang (garmen) serta industri lainnya. Diproyeksikan potensi konrainernya mencapai 2.000 hingga 5000 TEUs per bulan. Selain merintis layanan kontainer, Pelindo II juga sedang merancang terminal multipurpose dalam rangka pengembangan pelabuhan Cirebon yang masih menunggu disetujuinya Rencana Induk Pelabuhan (RIP) Cirebon dari Kementerian Perhubungan. Dalam pengembangan pelabuhan Cirebon terrsebut, PT Pelindo II siap menggelontorkan investasi senilai Rp 1,2 triliun yang berasal dari obligasi yang diterbitkanya belum lama ini. Menurut Solihin, pengembangan pelabuhan Cirebon tetap berlanjut karena sudah menjadi rencana besar perseroannya untuk menjadi perusahaan terbaik di Indonesia. Dia mengatakan di Pelabuhan Cirebon rencananya akan dikembangkan terminal multipurpose. “Kita akan bangun terminal multipurpose
INDONESIA SHIPPING TIMES
dengan mereklamasi laut, sekarang RIP-nya sudah diajukan ke Kementerian Perhubungan” katanya. Solihin menambahkan keberadaan pelabuhan Cirebon sangat strategis dalam menunjang pengembangan industri di kawasan ini mengingat saat ini industri di Jawa Barat mulai berkembang ke arah Cirebon. Pasca dibatalkanya rencana pembangunan Pelabuhan Cimalaya oleh Presiden Joko Widodo, operator pelabuhan PT Pelindo II langsung bergerak untuk merevitalisasi Pelabuhan Cirebon yang diproyeksikan bisa menggantikan peran Pelabuhan Cimalaya. Dalam pengembangan pelabuhan Cirebon, PT Pelindo II menggelontorkan investasi senilai Rp 1,2 triliun yang berasal dari obligasi yang diterbitkanya belum lama ini. Pelabuhan Cirebon terletak di Kota Cirebon, lintas utama pantai Utara Jawa Barat, kurang lebih 250 km dari Jakarta atau 130 km dari Bandung dan menjadi gerbang ekonomi laut bagi Jawa Barat. Pelabuhan Cirebon didukung oleh kedalaman kolam -7 m LWS. Sedangkan kapal yang memiliki draft diatas 7 meter dapat dilayani di daerah lego jangkar kurang lebih 5 – 10 km lepas pantai.*** | TRANSLOGTODAY.COM | HERRY LAZUARDI |
Senin 27 Februari 2017
09
Ini Dia, Penyebab Utama Tongkang dan Tug Boat Sering Kandas dan Hanyut
D
ERASNYA arus di perairan Indonesia serta cuaca yang buruk belakangan ini acap kali menjadi ancaman keselamatan bagi kapal-kapal yang tengah berlayar. Tidak terkecuali kapal-kapal tug boat. Juni lalu di perairan Tarakan, tug boat hanyut karena derasnya arus laut. Menanggapi banyaknya kejadian kapal tug boat yang kandas dan hanyut didorong arus atau angin saat menarik tongkang disebabkan oleh berbagai faktor eksternal dan juga dari Tug Boat itu sendiri, Ketua DPP INSA Zaenal Hasibuan mengatakan di Indonesia seolah sudah menjadi tradisi menggunakan Tug Boat berkekuatan 2000-2400 Horse Power untuk menarik Tongkang berbobot 7000 sampai 8000 ton. Dan itu secara teknik menjadi sebab kejadian-kejadian tersebut. Menurutnya, dalam dunia perkapalan terlebih di kegiatan pelayaran Offshore, requirement akan Bollard pull itu jauh lebih ketat di aplikasikan sehingga kejadian Tongkang hanyut relatif jarang terjadi. Untuk perkara tarik menarik beban yang biasa dilakukan kapal jenis Tug boat, perhitungan Bollard Pull menjadi sangat penting dimengerti oleh pelaku bisnis. “Bollard Pull adalah kemampuan kapal menarik beban secara keseluruhan dihasilkan dari kombinasi Kekuatan mesin dalam Horse Power, bentuk propeller (Fix Propeller ataupun Variable Pitch Propeller) dan penggunaan Kort Nozzle pada baling baling serta bentuk Hydro dynamic kapal itu sendiri,” jelasnya. Dia pun menjelaskan tentang rumus simpel perhitungan, walaupun secara akurat dan resmi Bollard Pull harus diuji dan dilakukan oleh Lembaga Independen yang kredibel ataupun Klas. Kapal dengan baling-baling fix tanpa Kort Nozzle (baling-baling terbuka) : BHP x 0,9 × 1,1 / 100 = (ton) Kapal dengan baling-baling fix dengan Kort Nozzle : BHP x 0,9 × 1,2 / 100 = (ton) Kapal dengan baling-baling Controlable Pitch Propeller tanpa Kort Nozzle: BHP x 0,9 x 1,25 / 100 = (ton) Kapal dengan baling baling Controlable Pitch Propeller dan Kort Nozzle: BHP x 0,9 × 1,4 / 100 = (ton) Apabila pengetesan Bollard Pull dilakukan dengan baik tetapi hasil yang didapat jauh dari perhitungan rumus tersebut maka kemungkinan ada beberapa hal yang tidak sesuai pada kapal dan keadaan saat pengetesan misalnya: Air terlalu dangkal, Tali pengetesan terlalu pendek, Draft yang tidak sesuai, ukuran baling baling yang tidak optimal dan beberapa hal lainnya. Sementara untuk mengetahui berapa kuat sebuah kapal menarik beban (tongkang/kapal lain) maka formula dibawah bisa dijadikan referensi untuk keadaan yang ideal dan aman. Bollard pull (tons) = [(D^2/3 * v^3)/7200 + (Cmv*B*D1)]*K Dimana: D = Displacement yang di towing(t) v = kecepatan towing dalam knots Cmw = Koeffisien untuk kecepatan angin rata-rata B = lebar towingan (m)
10
Senin 27 Februari 2017
D1 = Ketinggian area yang terpapar angin dari atas air, termasuk ketinggian muatan (m) K = Faktor 3 – 8, Catatan , Keadaan normal dengan kecepatan angin 4 Skala Beaufort (15 knot) V = 6 knots Cmw = 0,0025 K=>3 Contoh: Displacement Tongkang = 5500 Ton K=3 V = 6 knots Cmw = 0,0025 B = 24.4m D1 = 5 meter Dengan menggunakan rumus diatas, kita mendapatkan minimum Bollard Pull = 29.076 Ton Selanjutnya, apabila kita menggunakan perhitungan DNV berdasarkan kondisi diatas : Wave Resistance (Hs) = 2 meter (Fwave = 15.6 tons; Fmosses =0.528) Wind Resistance (Ws) = 20 knot (10 m/s where Fwind = 20.5 tons) Current = 0.5 meter (Fwave = 3.9 tons) Maka didapat Total Bollard Pull Requirement = Hs + Ws + Current = 40 Tons Sementara jika kita aplikasikan standard offshore dengan koefisien 0.75 maka kapal harus memiliki 53.33 Ton Bollard Pull (setara dengan 4000 BHP Towing Tugs). Tentu semua itu tergantung kepada keadaan pasar pelayaran setempat. Dengan kondisi sewa serendah keadaan seperti sekarang ini, mengaplikasikan kekuatan tug boat yang ideal akan berdampak kepada besarnya biaya dan kehilangan pelanggan, tetapi apabila terus membiasakan hal yang dibawah standard terjadi maka kecelakaan seperti kandas dan hanyut adalah masalah menunggu angin dan arus yang sedikit keras saja. Ketidak pahaman pasar dan stake holder dibidang ini perlu cepat di akhiri. Ini serupa dengan keadaan transportasi darat di negeri ini, dimana kita sering melihat Truk berjalan yang melebihi muatan, sehingga kecelakaan dan kerusakan jalan sering terjadi. Apabila benar-benar mengaplikasikan perhitungan Bollard pull yang ideal untuk menarik Tongkang/Kapal, akan didapat Rumus simpelnya sebagai berikut : 1 ton Bollard Pull dihasilkan dari 100 HP tenaga kapal dan setara dengan kemampuan menarik beban 100 Ton. Maka apabila ingin berada dalam keadaan yang aman pada segala kondisi cuaca, requirement soal bollard pull yang ideal harus diaplikasikan. Tidak heran apabila banyak tongkang 300 feet dengan muatan 7000 ton yang ditarik Tug boat 2000-2400 HP hanyut di Indonesia begitu terpapar angin dan arus yang lumayan kencang.*** | EMARITIM.COM |
INDONESIA SHIPPING TIMES
Ajak Generasi Muda Cintai Maritim
Menteri Susi: Poros Maritim Indonesia Bukan Cita-cita Ambisius
M
ENTERI Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengajak kalangan kampus meenjadi agen perubahan dari bangsa pertanian menjadi bangsa maritim. Mengutip siaran pers Kementerian Kelautan dan Perikanan, Minggu (26/12/2017), ajakan itu disampaikan Susi dalam orasi ilmiah pada wisuda ke-83 Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada Sabtu (25/2/2017). Sebagai negara maritim, kata dia, Indonesia harus mampu memprioritaskan pembangunan kelautan dan perikanan Indonesia. Untuk itu, partisipasi aktif akademisi diperlukan untuk pembangunan kelautan dan perikanan. “Saya meminta akademisi menjadi partisipan aktif, agen perubahan, yaitu mengubah bangsa kita menjadi bangsa yang tadinya agriculture menuju maritim,” ujar Susi. Dalam pandangannya, mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia bukanlah cita-cita ambisius. “Poros maritim itu bukan sekadar kegiatan di dalam negeri. Poros adalah sebuah titik tolak dari putaran ke mana mana. Sebagai negara maritim kita harus menjaga laut kita, karena laut merupakan masa depan bangsa,” ujarnya. Susi pun menceritakan perjuangan hidupnya dengan bermodalkan ijazah SMP.
INDONESIA SHIPPING TIMES
Dengan ijazah itu, dia hanya mampu berjualan ikan. “Saya pulang kampung ke Pangandaran. Dari jualan ikan 5 kilo (kilogram), jadi 5 ton. Hingga lama-lama bisa ekspor,” kenangnya. Dia juga berpesan kepada ratusan wisudawan yang hadir untuk tidak malas dan mudah menyerah. Pada kesempatan yang sama, KKP menandatangani kesepakatan dengan UMM yang mencakup aspek pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat, serta aspek pemanfaatan sarana dan prasarana milik kedua pihak dalam menunjang kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi dan pengembangan kawasan pesisir. Penandatanganan kerja sama juga dilakukan KKP dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang mencakup pengembangan sumber daya kelautan dan perikanan yang mencakup fasilitasi pendukung penyelenggaraan pendidikan di bidang itu, peningkatan mutu dan kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan, peningkatan kapasitas sumber daya manusia di bidang kelautan dan perikanan, pertukaran tenaga ahli, pemanfaatan data dan informasi, serta pemanfaatan sarana dan prasarana.*** | BISNIS.COM | SRI MAS SARI |
Senin 27 Februari 2017
11
Tekan Kerugian, COSCO Gabung Semua Galangan Kapal Perusahaan foto: worldmaritimenews.com
P
ERUSAHAAN pelayaran asal China, COSCO Shipping Corporation berencana mengakuisisi galangan kapal milik anak perusahaan COSCO Corporation yang berbasis di Singapura. Berdasarkan rencana tersebut, China COSCO akan mengambil alih kepemilikan saham di COSCO Shipyard Group, COSCO (Nantong) Shipyard dan COSCO (Dalian) Shipyard. Akuisisi ini merupakan bagian dari rencana China COSCO untuk sentralisasi operasional dan manajemen bisnis galangan kapal. “Rencana akuisisi akan dikaji lebih lanjut dan diputuskan setelah proses ini selesai, termasuk masalah penilaian atas aset,� ungkap manajemen COSCO. Akhir tahun 2016 lalu, COSCO memutuskan untuk mengintegrasikan semua galangan ke dalam satu unit pengelola yaitu COSCO Shipping Heavy Industry (CSHI). Pasca pembentukan CSHI, tiga belas galangan kapal milik COSCO dikelola unit baru tersebut. Dengan langkah ini, CSHI telah menjadi unit galangan kapal terbesar ketiga di China. Disebutkan akuisisi bisnis galangan kapal COSCO Corporation ini dilakukan menyusul kondisi keuangan perusahaan di tahun 2016. Perusahaan tersebut membukukan rugi bersih sebesar 695.5 juta dolar AS. Angka kerugian ini
12
Senin 27 Februari 2017
meningkat dari tahun sebelumnya yang mencapai 651.8 juta dolar AS. Kerugian terbesar berasal dari pelayaran dan galangan kapal.*** Lelang Online Sementara itu, Taobao, situs belanja online asal China yang merupakan gabungan sistem Amazon dan eBay, dikabarkan berhasil menjual kapal tangker asal Singapura dengan harga 11,8 juta dolar AS atau setara Rp157 miliar, demikian menurut laporan Xinhua. Kapal tersebut dilelang oleh Guangzhou Maritime Court lewat media lelang Taobao Paimai. Pelelangan itu dilihat 33.000 kali dan mendapat 19 tawaran dari enam orang sebelum akhirnya terjual kepada Natalia Shipping yang berbasis di Malta. Kapal bernama Varada Blessing itu diikutkan dalam pelelangan untuk ketiga kalinya pada Desember lalu setelah dua kali gagal terjual. Selain penjualan kapal tangker, ada juga penjualan online lain yang tergolong aneh dan jarang, yaitu kota Bridgeville, California, yang dilelang di eBay seharga 1,7 miliar dolar AS pada 2002. Taobao juga pernah menjadi tempat pasar lelang aneh lainnya, termasuk penyewaan pacar, demikian CNET.*** | WORLDMARITIMENEWS | ANTARANEWS |
INDONESIA SHIPPING TIMES