2 minute read
Post-Disaster Temporary Shelter
Post-Disaster Temporary Shelter
Advertisement
Arsitektur vernakular masyarakat Kawa merupakan arsitektur yang sejatinya menaungi mereka melalui hidup didalam atap. Kepentingan atap ini yang kemudian menjadi titik berangkat efisiensi proposal desain dengan penggabungan sistem prefabrikasi sebagai skin (atap) dan teknologi craftmanship masyarakat sebagai bones (rangka).
Sebagai respon terhadap kebutuhan pembangunan cepat emergency shelter, material rangka keseluruhan menggunakan bambu sebagai material lokal yang mudah ditemukan, pun masyarakat Kawa sudah mahir dalam konstruksinya. Sedangkan, material atap yang menutupi keseluruhan massa menggunakan membran prefabrikasi dengan konsiderasi mudah dan cepat menutupi permukaan yang luas.
Kebutuhan Material
Metode Konstruksi
Transisi ke Permanen
Masyarakat tinggal di temporary shelter sembari Sa’O Kawa terbangun kembali. Masyarakat kembali tinggal di Sa’O seperti sedia kala.
Setelah Sa’O Kawa selesai dibangun ulang, shelter ini akan dialihfungsikan menjadi penginapan bagi turis yang berkunjung ke Kampung Kawa. Bangunan yang tadinya shelter ini akan berguna membantu ekonomi masyarakat Kawa.
Proses mengubah shelter ini menjadi penginapan dengan mengganti material atap membran dengan material yang bersifat lebih permanen yaitu atap rumbia dengan rangka atap dari bambu.